• Tidak ada hasil yang ditemukan

BADAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA KENDARI, 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BADAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA KENDARI, 2020"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

AKTUALISASI NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL

OPTIMALISASI SOSIALISASI ETIKA BERMEDIA SOSIAL YANG BIJAK DAN CERDAS MELALUI POSTER, MEME DAN VIDEO DI MEDIA SOSIAL FACEBOOK

DENGAN MENGGUNAKAN AKUN DINAS KOMINFO STATISTIK DAN PERSANDIAN KABUPATEN MUNA BARAT

OLEH

NAMA : LA ODE ADIDI, S.Kom

NIP. : 19900101 201903 1 017

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN LXXXIV

TAHUN 2020

BADAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KENDARI, 2020

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN AKTUALISASI

NAMA PESERTA : LA ODE ADIDI, S.Kom

NIP : 19900101 201903 1 017

JABATAN : ANALIS INFORMASI

UNIT KERJA : DINAS KOMINFO

JUDUL AKTUALISASI

OPTIMALISASI SOSIALISASI ETIKA BERMEDIA SOSIAL YANG BIJAK DAN CERDAS MELALUI POSTER, MEME DAN VIDEO DI MEDIA SOSIAL FACEBOOK

DENGAN MENGGUNAKAN AKUN DINAS KOMINFO STATISTIK DAN PERSANDIAN KABUPATEN MUNA BARAT

Disetujui untuk diseminarkan pada Seminar Aktualisasi Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Golongan III Angkatan LXXXIV Kelompok IX Tahun 2020 pada :

Hari/Tanggal : Sabtu, 11 Desember 2020

Pukul : 08.00 Sampai Selesai

Tempat : Hotel Athaya Kendari

Kendari, 11 Desember 2020

Coach,

KAFARUDIN, SE., MM.

NIP. 196908011994031014

Mentor,

MUHAMMAD NAAZIRUN, S.Pd, M.Pd NIP. 19690507 199903 1 011

(3)

HALAMAN PENGESAHAN AKTUALISASI

NAMA PESERTA : LA ODE ADIDI, S.Kom

NIP : 19900101 201903 1 017

JABATAN : ANALIS INFORMASI

UNIT KERJA : DINAS KOMINFO

JUDUL AKTUALISASI

“OPTIMALISASI SOSIALISASI ETIKA BERMEDIA SOSIAL YANG BIJAK DAN CERDAS MELALUI POSTER, MEME DAN VIDEO DI MEDIA SOSIAL FACEBOOK

DENGAN MENGGUNAKAN AKUN DINAS KOMINFO STATISTIK DAN PERSANDIAN KABUPATEN MUNA BARAT”

Telah diperbaiki sesuai dengan saran dan masukan : Penguji, Coach dan Mentor pada Seminar Aktualisasi dan disetujui untuk Aktualisasikan pada Tahapan Habituasi Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Golongan III Angkatan LXXXIV Kelompok IX Tahun 2020

Kendari, 11 Desember 2020 Coach,

KAFARUDIN, SE., MM.

NIP. 196908011994031014

Mentor,

MUHAMMAD NAAZIRUN, S.Pd, M.Pd NIP. 19690507 199903 1 011

Penguji,

JAYA BAKTI, SE.,MM.

NIP. 19671104 199603 1 003 MENGETAHUI :

KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA,

SYAHRUDDIN NURDIN, SE.

Pembina Utama Muda Go. IV/c NIP. 19660621 199012 1 001

(4)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

C. Manfaat ... 3

D. Ruang Lingkup Kegiatan Aktualisasi ... 3

BAB II GAMBARAN UMU ORGANISASI ... 6

A. Dasar hukum. ... 4

B. Visi, Misi dan Nilai Organisasi... 4

C. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi ... 4

D. Struktur Organisasi ... 7

E. Data-data pendukung Isu ... 8

F. Nilai-Nilai Dasar ASN ... 8

G. Nilai-Nilai Dasar Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI ... 14

H. Identifikasi Isu dan Analisis Dampaknya ... 18

BAB III RANCANGAN AKTUALISASI... 19

A. Identifikasi Isu ... 19

B. Pemilihan Isu Prioritas ... 19

C. Analis Penyebab Isu………. ... 20

D. Analisis Dampak Isu. ... 21

E. Gagasan pemecah Isu……… ... 22

F. Rancangan Aktualisasi ... 22

G. Aktualisasi ... 23

H. Perkiraan Hambatan dan Solusi ... 35

I. Rencana habituasi ... 36

J. Time Shedule Pelaksanaan Kegiatan ... 36

BAB III CAPAIAN AKTUALISASI ... 39

A. Deskripsi hasil Pelaksanaan Kegiatan ... 39

B. Hasil Aktualisasi ... 39

(5)

C. Nilai Dasar yang diterapkan dalam kegiatan Rutin Sehari-har ... 57

D. Analisis Capaian Aktualisasi ... 59

E. Faktor Keberhasilan ... 61

BAB IV PENUTUP ... 62

A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 62

C. Rencana Tindak Lanjut ... 62 DAFTAR PUSTAKA……….

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Azza Wajalla atas berkat, rahmat, dan hidayah-Nya Rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS di Dinas Komunikasi Informasi dan Persandian Kabupaten MUNA BARAT dapat terselesaikan dengan baik. Rancangan aktualisasi ini ditulis untuk memenuhi persyaratan kelulusan Pendidikan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III angkatan LXXXIV tahun 2020 Lingkup Pemerintah Kabupaten Muna Barat.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu dalam penulisan rancangan aktualisasi ini. Ucapan terima kasih tersebut penulis tujukan kepada:

1. Bapak Drs.ACHMAD LAMANI selaku P l t . Bupati MUNA BARAT yang telah mendukung pelaksanaan Pelatihan Dasar CPNS Lingkup Kabupaten MUNA BARAT

2. Ibu Dr. Hj. ENDANG ABBAS, SE., M.Si selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara beserta jajarannya yang telah melaksanakan kegi atan Pelatihan Dasar CPNS dengan sangat baik.

3. Bapak LA ODE MAHA JAYA.,SE.,M.Kes selaku Kepala BKPSDM Kabupaten Muna Barat yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Pelatihan Dasar CPNS 2020

4. Bapak MUHAMMAD NAAZIRUN.,S.Pd.,M.Pd Selaku Kepala Dinas Sekaligus mentor yang telah memberikan saran guna memperbaiki tulisan ini agar menjadi lebih baik

5. Bapak KAFARUDDIN, SE., M.Si sebagai pembimbing (coach) yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan, dan arahan kepada penulis selama penyelesaian rancangan aktualisasi ini;

6. Bapak JAYA BAKTI, SE.,MH selaku penguji yang telah banyak memberi saran dan masukan yang membangun dalam proses ujian presentasi kegiatan aktualisasi penulis

7. Para Widyaiswara dan Pendamping yang telah berbagi pengetahuan dan pengalaman hidup selama member materi dan pembelajaran

8. Istri tercinta Apri Lia Merlin, A.Md.Keb anak-anak tersayang Fatimah Azkia Az Zahra, Az Zahra Khairunnisa serta keluarga besar yang tiada henti memanjatkan doa demi kelancaran dan keberkahan profesi penulis

9. Rekan-rekan seperjuangan pelatihan dasar CPNS Golongan III angkatan LXXXIV Tahun 2020

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan rancangan aktualisasi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca dan pemerhati sangat diharapkan untuk penyempurnaan rancangan aktualisasi ini.

Wamelai , November 2020

Penulis

(7)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan sebuah profesi dimana seseorang dituntut untuk mengabdikan dirinya kepada negara dan menjadi pelayan masyarakat sesuai amanat dari Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam melaksanakan cita -cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara. Seorang ASN wajib memiliki karakter sebagai pelayan masyarakat yang baik dengan memiliki nilai-nilai PASTI, yakni Profesional, Akuntabel, Sinergi, Transp aran dan Inovatif. Selain itu, ASN harus berintegritas tinggi, netral, bebas dari korupsi, bersih dari kepentingan perorangan maupun kelompok serta menjunjung tinggi nilai - nilai dasar Pancasila. . Atas dasar nilai-nilai tersebut ASN diharapkan mampu melaksanakan fungsinya sesuai dengan Undang Undang Nom or 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara yakni sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa.

Menjadi seorang ASN tidaklah mud ah. Banyak proses yang harus dilewati. Mulai dari pendaftaran online hingga pelaksanaan tes 2 tahap berbasis CAT (Computer Assisted Tes).Setelah dinyatakan lulus,mengikuti orientasi dan menerima SK 80% barulah orang tersebut dapat dikatakan seorang Calon Aparatur Sipil Negara (CASN).Namun perjuangan belum berakhir.Sebelum diangkat menjadi ASN, Calon Aparatur Sipil Negara diwajibkan untuk mengikuti pelatihan dasar. Hal ini sesuai dengan peraturan yang tertuang dalam Peraturan Lembaga Administrasi Negara Re publik IndonesiaNo. 12 tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil sehingga latsar dilaksanakan dengan pola baru, dimana masa kegiatan berlangsung secara on-off-on kampus.Dengan adanya pola baru ini diharapkan dapat membentuk kader ASN berkualitas,memiliki prinsip dan nilai sesuai Undang -Undang No. 5 Tahun 2014 serta berlandaskan pada nilai -nilai dasar yang meliputi: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi atau biasa disingkat

“ANEKA”. Selain itu,dapat mengetahui kedudukan dan peran ASN dalam NKRI, dan menguasai kompetensi teknis bidang tugas, sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional

Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian adalah unsur pelaksana urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan di Bidang Komunikasi dan informatika, bidang statistik dan bidang persandian yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Penulis telah bertugas di Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian sejak Maret 2019. Dengan demikian penulis dalam prosesnya mendapati beb erapa permasalahan yang dirasa perlu untuk diselesaikan, diantaranya; (1) Belum adanya media kampanye bermedia sosial yang bijak dan cerdas di kantor Diskominfo Stadi dan di media sosial; (2) Belum tersedianya SDM bidang Teknologi Informasi Komputer sebagai backup urusan Teknologi

(8)

2

Informasi Diskominfo Stadi;(3) Belum rutinnya pengabaran informasi kebijakan pemerintah daerah melalui kanal media sosial Diskominfo Stadi.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka penulis memilih isu “Belum adanya media kampanye bermedia sosial yang bijak dan cerdas di kantor Diskominfo Stadi dan di media sosial”. Isu tersebut penulis nilai perlu untuk diselesaikan mengingat Kantor Diskominfo Stadi adalah perwakilan pemerintah daerah kabupaten dalam bidang informasi dan komunikasi, sehingga dengan demikian gerakan bijak bermedia sosial pemerintahan harus dimulai dari sana

Media sosial sangat bermanfaat untuk melakukan komunikasi, edukasi, rekreasi, promosi, diseminasi berinterkasi, dan lain-lain. Seiring perkembangan teknolo gi informasi yang kian pesat serta meningkatnya jumlah pengguna internet, media sosial telah menjadi salah satu sumber informasi yang paling akrab dengan masyarakat. Namun di sisi lain, media sosial sering digunakan oleh orang -orang yang tidak bertanggung jawab untuk menyebar konten-konten negatif seperti hoax, ujaran kebencian, fitnah, menghasut, dan lain-lain. Hal ini sangat berbahaya yang berpotensi memicu kebencian, kemarahan yang dapat menyebabkan disintegrasi bangsa dan p enggunanya dapat terlibat ke ranah hukum karena konflik komunikasi, provokasi atau pelanggaran UU Informasi Teknologi Elektronik (ITE) dan UU Informasi Keterbukaan Publik (IKP). Sosialisasi etika bermedia sosial, dan penggunaan internet secara umum dengan bijak adalah langkah dini untuk edukasi terhadap masyarakat agar terhindar dari hal-hal yang penulis sebutkan diatas

B. Tujuan a. Umum

Tujuan dari pembuatan rancangan aktualisasi ini adalah untuk menerapkan nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA) ditambah Pelayanan Publik, Manajemen ASN dan Whole of Government pada lingkungan Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kabupaten Muna Barat.

b. Khusus

Dengan adanya poster-poster kampanye bermedia sosial yang bijak dan cerdas baik itu di Kantor Dinas Komunikasi, Informasi dan Persandian Kabupaten Muna Barat maupun melalui internet diharapkan dapat mengedukasi masyarakat Muna Barat agar lebih beretika dalam bersosial media.

(9)

3 C. Manfaat

a. Manfaat Untuk Penulis

Mampu mengaktualisasi nilai-nilai dasar ASN yang meliputi akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti-korupsi (ANEKA) serta kedudukan dan peran ASN dalam NKRI (Whole of Government, Manajemen ASN dan Pelayanan Publik)

b. Manfaat Untuk Organisasi

Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian harus menjadi cikal dari gerakan bijak dan c erdas bermedia sosial, salah satunya dapat dimulai dengan adanya informasi dasar mengenai aturan bermedia sosial yang baik dan benar

c. Manfaat Untuk Masyarakat

Dengan adanya poster-poster kampanye bermedia sosial yang bijak, diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar bagi masyarakat yang harus di pahami dalam berinteraksi melalui media social.

D. Ruang Lingkup Kegiatan Aktualisasi

Kegiatan aktualisasi ini akan dilakukan pada unit kerja peserta pelatihan dasar CPNS Golongan III Angkatan LXXXIV, yaitu pada Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kabupaten Muna Barat.

Adapun ruang lingkup atau batasan rancangan kegiatan aktualisasi ini meliputi “ Penyediaan media kampanye bermedia sosial yang bijak dan cerdas di kantor Diskominfo &

Persandian Kabupaten Muna Barat maupun melalui media sosial dalam format gambar (poster) dan video.” Poster yang dimaksud terdiri dari berbagai jenis dan ukuran tergantung kondisi dimensi Kantor Diskominfo& Persandian Kabupaten Muna Barat.Dapat juga melalui akun media sosial Facebook Dinas Kominfo Muna Barat.

Waktu pelaksanaan aktualisasi ini akan dijalankan dalam satu bulan, mulai dari 08 November 2020 sampai tanggal 08 Desember 2020

(10)

4

BAB II

GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEPSI NILAI DASAR ASN DAN PERAN DAN KEDUDUKAN ASN DALAM NKRI

A. Dasar Hukum

Peraturan Bupati Nomor 22 Tahun 2017 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kabupaten Muna Barat.

B. Visi Misi Organisasi a. Visi

“Terwujudnya Penyelenggaraan Pemerintahan Yang Transparan Dan Akuntabel Serta Pelayanan Publik Yang Prima Berbasis Teknologi Informasi Demi Menuju Indragiri Hulu Sejahtera”

b. Misi

Untuk mencapai hal tersebut, ditetapkan misi sebagai berikut :

1. Meningkatkan pelayanan informasi komunikasi dan data elektronik yang cepat, akurat dan aktual.

2. Mengembangkan infrastruktur informasi komunikasi dan data elektronik Berbasis Teknologi.

3. Meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka penerapan konsep Open Government.

4. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas aparatur dalam penguasaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi

5. Mendorong partisipasi masyarakat melalui sarana komunikasi sosial, media informasi komunikasi,dan media massa

6. Mendorong masyarakat menggunakan teknologi informasi secara sehat dan bertanggung jawab

C. Tupoksi CPNS yang Bersangkutan

Bidang Pengelolaan Opini, Aspirasi Publik dan Informasi

Bidang Pengelolaan Opini, Aspirasi Publik dan Informasi mempunyai tugas Tugas Pengelolaan Bidang Opini, Aspirasi Publik dan Iformasi melaksanakan tugas penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengelolaan opini dan aspirasi publik di lingkup pemerintah daerah, pengelolaan informasi untuk mendukung kebijakan nasional dan pemerintah daerah, penyediaan konten lintas sektoral dan pengelolaan media komunikasi publik, pelayanan informasi publik, layanan hubungan media, penguatan kapasitas sumber daya komunikasi publik dan penyediaan akses informasi. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Pengelolaan Opini, Aspirasi Publik dan Informasi mempunyai fungsi sebagai berikut.

(11)

5

1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang pengelolaan opini dan aspirasi publik di lingkup Pemerintah Daerah, pengelolaan informasi untuk mendukung kebijakan nasional dan pemerintah daerah, penyediaan konten lintas sektoral dan pengelolaan media komunikasi publik, layanan hubungan media, penguatan kapasitas sumber daya komunikasi publik dan penyediaan akses informasi di kabupaten;

2. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan opini dan aspirasi publik di lingkup pemerintah daerah, pengelolaan informasi untuk mendukung kebijakan nasional dan pemerintah daerah, penyediaan konten lintas sektoral dan pengelolaan media komunikasi publik, layanan hubungan media, penguatan kapasitas sumber daya komunikasi publik dan penyediaan akses informasi di kabupaten

3. Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria penyelenggaraan di bidang pengelolaan opini dan aspirasi publik di lingkup pemerintah daerah, pengelolaan informasi untuk mendukung kebijakan nasional dan pemerintah daerah, penyediaan konten lintas sektoral dan pengelolaan media komunikasi publik, layanan hubungan media, penguatan kapasitas sumber daya komunikasi publik dan penyediaan akses informasi di kabupaten;

4. Penyiapan bahan pemberian bimbingan teknik dan supervisi di bidang pengelolaan opini dan aspirasi publik di lingkup pemerintah daerah, pengelolaan informasi untuk mendukung kebijakan nasional dan pemerintah daerah, penyediaan konten lintas sektoral dan pengelolaan media komunikasi publik, layanan hubungan media, penguatan kapasitas sumber daya komunikasi publik dan penyediaan akses informasi di kabupaten;

5. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengelolaan opini dan aspirasi publik di lingkup pemerintah daerah, pengelolaan informasi untuk mendukung kebijakan nasional dan pemerintah daerah, penyediaan konten lintas sektoral dan pengelolaan media komunikasi publik, pelayanan informasi publik, layanan hubungan media, penguatan kapasitas sumber daya komunikasi publik dan penyediaan akses informasi di kabupaten.

Seksi Pengelolaan Opini, Aspirasi Publik dan Informasi mempunyai tugas penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan terkait fungsi pengelolaan opini dan aspirasi publik di lingkup pemerintahan daerah, serta pengelolaan informasi untuk mendukung kebijakan nasional dan pemerintah daerah di kabupaten, Seksi Pengelolaan Opini, Aspirasi Publik dan Informasi mempunyai fungsi :

1. Menyelenggarakan layanan monitoring isu publik di media (media massa dan sosial);

2. Pengumpulan pendapat umum (survei, jajak pendapat), pengolahan aduan masyarakat, standarisasi pertukaran informasi untuk database informasi lintas sectoral:

3. Pemantauan tema komunikasi publik lintas sektoral lingkup nasional dan pemerintah daerah, pengolahan dan analisis data informasi untuk mendukung komunikasi publik lintas sektoral lingkup nasional dan daerah di kabupaten;

Seksi Penyediaan Konten Lintas Sektoral dan Penguatan Sumber Daya Komunikasi Publik mempunyai tugas penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan terkait fungsi penyediaan konten lintas sektoral dan pengelolaan media komunikasi publik, serta penguatan kapasitas sumber daya

(12)

6

komunikasi publik dan penyediaan akses informasi di kabupaten., Seksi Penyediaan Konten Lintas Sektoral dan Penguatan Sumber Daya Komunikasi Publik mempunyai fungsi sebagai berikut.

1. Menyelenggarakan layanan perencanaan komunikasi publik dan citra positif pemerintah daerah, pengemasan ulang konten nasional menjadi konten lokal, pembuatan konten lokal, pengelolaan saluran komunikasi milik pemerintah daerah/media internal, diseminasi informasi kebijakan melalui media pemerintah daerah dan non pemerintah daerah;

2. Pemberdayaan dan penyediaan akses informasi bagi media dan lembaga komunikasi publik, pengembangan sumber daya komunikasi publik di Kabupaten;

3. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya.

Seksi Pelayanan Informasi Publik dan Layanan Hubungan Media mempunyai tugas penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan terkait fungsi pelayanan informasi publik, serta layanan hubungan media di kabupaten, Seksi Pelayanan Informasi Publik dan Layanan Hubungan Media mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan layanan pengolahan informasi publik untuk implementasi Undang- Undang nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;

2. Pelayanan informasi publik untuk implementasi Undang-Undang nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, layanan pengaduan masyarakat;

3. Pengelolaan hubungan dengan media (media relations), penyediaan bahan komunikasi bagi pimpinan daerah (briefing notes, press release, backgrouders), di Kabupaten;

4. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya.tugasnya.

(13)

7 D. Struktur Organisasi

SEKRETARIAT MEMY WILLYSTIANI, S.Pi

Subag.

Perencanaan,Keuanga n, Aset & Evaluasi

Subag. Umum &

Kepegawaian WA BIYBA BENDAHARA

SAIDA

Bidang Pengelolaan Opini dan Aspirasi

Publik

ZAIBA, S.Pd.,M.Pd

Bidang Layanan &

Infrastruktur Dasar Data Center

SARYUL IZATU, S.Kel.,MM

Bidang Statistik

ABDUL HAKIM, SM.

Bidang Persandian

HAYONI, S.Si

Seksi Pengelolaan Opini Aspirasi Publik dan Informasi

Seksi Layanan Infrastruktur Dasar Data Center dan Pembangunan Internet

Seksi Statistik Sosial,

Produksi dan Distribusi Seksi Tata Kelola Persandian

Seksi Penyediaan Konten Linstas Sektoral & Penguatan

Sumber Daya Komunikasi Publik

Seksi Layanan Manajemen Data, Informasi dan Pengelolaan Aplikasi

Generik

Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

Seksi Operasional Pengamanan

Persandian

Seksi Pelayanan Informasi Publik dan Layanan

Hubungan Media

Seksi Layanan

Penyelenggaraan GCIO Seksi Integrasi pengolahan

dan Diseminasi Statistik

Seksi Pengawasan dan Evaluasi Penyelenggaraan

Persandian

KEPALA DINAS

MUHAMMAD NAAZIRUN, S.Pd, M.Pd

STAF

(14)

8 E. Data-data pendukung isu yang diangkat

Tabel 2.1 Nama-nama Pegawai di lingkung Dinas Kominfo beserta Jabatannya

F. Konsepsi Nilai-Nilai Dasar ASN

Nilai-nilai dasar ASN yang terdiri dari Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi yang disingkat ANEKA adalah karakter yang dibutuhkan untuk dapat mewujudkan fungsi Aparatur Sipil Negara se bagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik , serta perekat dan pemersatu bangsa. Adapun penjelasan singkat mengenai karakter ANEKA adalah sebagai berikut :

No Nama /NIP Pangkat/Gol Jabatan

1 MUHAMMAD NAAZIRUN, S.Pd, M.Pd / 19690507 199903 1 011

Pembina Tk. I, Gol. IV/b Kepala Dinas

2 MEMY WILLYSTIANI, S.Pi / 19711105 200502 2 002

Penata Tk. I, Gol. III/d Sekertaris Dinas

3 ZAIBA, S.Pd /

19701231 199803 2 023

Pembina, Gol. IV/a Kabid Opini &

Aspirasi Publik 4 HAYONI, S.Si /

19641231 108903 2 118

Pembina Gol. IV/a Kabid Persandian

5 ABDUL HAKIM, S.M / 19681231 198901 1 005

Penata Tk.I Gol III/d Kabid Statistik

6 SARYUL IZATU, S.Kel.,MM / 19830802 201001 1 014

Penata Gol.III/d Kabid Data Center 7 WA BIYBA / 19671231 198903

2 086

Penata Muda Tk.I Gol.III/b

Subag Umum &

Kepegawaian 8 HUSEN TASMAN, S.Pd., M.Pd /

19680331 199802 1 006

Pembina Tk. I, Gol.

IV/b

Staff

9 SAIDA /19701231 201410 2 003 Penata Gol.II/b Bendahara 10 LA ODE ADIDI, S.Kom /

19900101 201903 1 017

Staff

11 KADE AGUS SETIAWAN, S.Kom /

19950825 201903 1 010

Staff

12 LA ODE RAHMAT, S.Mat / 19941117 201903 1 011

Staff

(15)

9 1. Akuntabilitas

Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain:

- Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok dan pribadi.

- Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah keterlibatan ASN dalam politik praktis

- Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik

- Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.

Akuntabilitas berbeda dengan respo nsibilitas atau tanggung jawab, Akuntabilitas adalah kewajiban pertangg ungjawaban yang harus dicapai, sedangkan responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab. Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama, yaitu menyediakan kontrol demokr atis, mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuas aan serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas

Indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Kepemimpinan: Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpina n memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya;

2. Transparansi: Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi;

3. Integritas: Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan;

4. Tanggung Jawab: Kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban;

5. Keadilan: kondisi ke benaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang;

6. Kepercayaan: Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas

7. Keseimbangan: Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas;

8. Kejelasan: Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan, dan

9. Konsistensi: adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.

Terdapat beberapa aspek dalam akuntabilitas, antara lain:

1. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (accountability is a relationship);

2. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (accountability is results oriented) ; 3. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (accountability requires reporting);

4. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (accountability is meaningless without consequences); dan

(16)

10

5. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (accountability improves performance).

2. Nasionalisme

Nasionalisme adalah pemahaman mengenai nilai -nilai kebangsaan.Nasionalisme memiliki pokok kekuatan dalam menilai kecintaan individu terhadap bangsanya. Salah satu cara untuk menumbuhk an semangat nasionalisme adalah dengan menanamkan dan mengamalkan nilai -nilai Pancasila. Pengamalan nilai-nilai luhur yang terkandung didalamnya oleh setiap penyelenggara negara, baik di pusat maupun di daerah

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, ASN harus berpegang pada prinsip adil dan netral.Adil dalam artian tidak boleh berperilaku diskriminatif serta harus obyektif, jujur, transparan.Sementara bersikap netral adalah tidak memihak kepada salah satu kelompok atau golongan yang ada. Dengan bersikap netral dan adil dalam melaksanakan tugasnya, ASNakan mampu menciptakan kondisi yang aman, damai, dan tentram di lingkungan kerja dan masyarakat sekitar.

Seorang ASN dituntut untuk memiliki perilaku mencintai tanah air Indonesia (Nasionalisme) dan mengedepankan kepentingan nasional. Nasionalisme merupakan salah satu perwujudan dari fungsi ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa.Dalam menjalankan tugas, seorang ASN senantiasa harus mengutamakan dan mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa.Kepentingan kelompok, individu, golongan harus disingkirkan demi kepentingan yang lebih besa r yaitu kepentingan bangsa dan negara.

Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak mera sa rendah diri; mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa;

menumbuhkan sikap saling mencintai sesama man usia; mngembangkan sikap tenggang rasa.

(17)

11 3. Etika Publik

Etika Publik adalah refleksi tentang standar/ norma yang menentukan baik atau buruk, benar atau salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Etika merupakan sistem penilaian perilaku serta keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin adanya perlindungan hak -hak individu, mencakup cara-cara dalam pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal -hal yang baik dan yang buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nilai -nilai yang dianut. Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis

Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam pasal 4 Undang- undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN, yakni:

a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila;

b. Setia dan mempertahankan Undang -Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945 serta pemerintah yang sah;

c. Mengabdi kepada Negara dan raky at Indonesia;

d. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;

e. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;

f. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;

g. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;

h. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;

i. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah;

j. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;

k. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;

l. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;

m. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;

n. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan

o. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karir.

Setiap jenjang Pemerintahan memiliki lingkup kekuasaan masing -masing yang dipegang oleh pejabatnya.Semakin tinggi dan luas kekuasaan seorang pejabat, semakin

(18)

12

besar juga implikas i dari penggunaan kekuasaan bagi warga masyarakat. Oleh sebab itu, azas etika publik mensyaratkan agar setiap bentuk kekuasaan pejabat dibatasi dengan norma etika maupun norma hukum.

4. Komitmen Mutu

Paradigma pemerintah harus segera berubah, dari pola paternalisitik dan feodal yang selalu minta dilayani, menjadi pola pemerintahan yang siap melayani dan senantiasa mengedepankan kebutuhan dan keinginan masyarakat sebagai stakeholder pemerintah.Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab ASN semua harus dilaksanakan secara optimal agar dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat. Aspek utama yang menjadi target stakeholder adalah layanan yang komitmen pada mutu, melalui penyelenggaraan tugas secara efektif, efisien dan inovatif.

Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean governance) sudah menjadi keniscayaan di era reformasi saat ini.Berbagai upaya telah dilakukan untuk mewujudkan keniscayaan tersebut, namun dalam implementasinya masih belum sesuai dengan harapan.Penyele ngaraan pemerintahan yang berorientasi pada layanan prima sudah tidak bisa ditawar lagi ketika lembaga pemerintah ingin meningkatkan kepercayaan publik.

Komitmen mutu merupakan pemahaman konsep mengenai efektivitas, efisiensi, ino vasi, dan mutu penyelenggaraan pemerintah.Efektivitas merupakan sejauh mana sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang ditetapkan.Sementara efisien merupakan jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasi. Efisien ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, biay a, dan tenaga yang dibutuhkan untuk mencapai sebuah tujuan. Dari kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa karakterisitik utama yang dijadikan dasar untuk mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian target yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat memberikan kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan kegiatan. Sementara inovasi, muncul karena adanya dorongan kebutuhan organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi disekitarnya. Di sisi lain, mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen atau pengguna.

(19)

13

Nilai-nilai dasar komitmen mutu adalah efektivitas, efisiensi, inovasi, dan berorientasi pada mutu.

5. Anti Korupsi

Korupsi berasal dari bahasa latin coruptio dan corruptus yang berarti perbuatan yang tidak baik, buruk, dapat disuap dan tidak bermoral. Sedangkan tindak pidana korupsi berarti tindakan melanggar hukum yang dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja oleh seseorang atau sekelompok orang yang dapat dipertanggungjawabkan oleh Peraturan Perundang -undangan berdasarkan UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, bahwa korupsi adalah tindakan melawan hukum dengan melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Sedangka n pada UU No. 20 Tahun 2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi antara lain: (1) Kerugian Keuangan Negara, (2) suap - menyuap, (3) pemerasan, (4) perbuatan curang, (5) penggelapan dalam jabatan, (6) benturan kepentingan dalam pengadaan, dan (7) gratifikasi.

Anti korupsi dapat diidentifikasi ke dalam 9 (sembilan) nilai yang terdiri dari nilai -nilai anti korupsi, yaitu :

a. Kejujuran berasal dari kata jujur yang dapat didefinisikan sebagai sebuah tindakan maupun ucapan yang lurus, tidak berbohong dan tidak c urang.

b. Kepedulian adalah mengindahkan, memerhatikan dan menghiraukan. Rasa kepedulian dapat dilakukan terhadap lingkungan sekitar.

c. Kemandirian berarti dapat berdiri di atas kaki sendiri, artinya tidak banyak bergantung kepada orang lain dalam berbagai hal.

d. Kedisiplinan adalah ketaatan/kepatuhan kepada peraturan.

e. Tanggung Jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu.

f. Kerja keras didasari dengan adanya kemauan di dalam kemauan terkandung ketekadan, ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian keberani an.

g. Kesederhanaan yaitu dibiasakan untuk tidak hidup boros.

h. Keberanian dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran.

(20)

14

i. Keadilan adalah sama berat, tidak berat sebelah dan tidak memihak. Menempatkan segala sesuatu pada tempatnya.

G. Konsepsi Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI a. Manajemen ASN

Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.

Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:

1. Pegawai Negeri Sipil (PNS);dan

2. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)

PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat Pembina Kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Sedangkan PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.

Kedudukan ASN b erada di pusat, daerah, dan luar negeri. Namun demikian pegawai ASN merupakan satu kesatuan. Kesatuan bagi ASN ini sangat penting, mengingat dengan adanya desentralisasi dan otonomi daerah, sering terjadi adanya isu putra daerah yang hampir terjadi dimana - mana sehingga perkembangan birokrasi menjadi stagnan di daerah -daerah. Kondisi tersebut merupakan ancaman bagi kesatuan bangsa.

Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagaiberikut::

1. Pelaksana kebijakan publik;

2. Pelayan publik ;dan

3. Perekat dan pemersatu bangsa Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:

1. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

2. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas,dan 3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Selanjutnya peran dari Pegawai ASN: perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang professional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme

ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-

(21)

15

Undangan. Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut.

ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas. Pelayanan pub lik merupakan kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang -undangan bagi setiap warganegara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan. Oleh karena itu ASN dituntut untuk professional dalam memberikan pelayanan kepadamasyarakat.

ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. ASN senantiasa dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah. ASN senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta senan tiasa mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan. Dalam UU, ASN disebutkan bahwa dalam penyelenggaraan dan kebijakan manajemen ASN, salah satu diantaranya asas persatuan dan kesatuan. ASN harus senantiasa mengutamakan dan mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa (kepentingan bangsa dan negara di atas segalanya).

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk meng hasilkan Pegawai ASN yang profe sional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dannepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil negara yang unggul selaras dengan perkembanganjaman.

b. Whole of Government

Keberagaman Indonesia dalam konteks suku bangsa, agama, nilai dan k eyakinan menjadi khazanah kebhinekaan yang mempunyai dua sisi mata pedang yang berbeda satu sama lain. Sebagai sebuah bentuk kekayaan, maka kondisi majemuk bangsa merupakan sebuah realitas yang bisa menghadirkan potensi- potensi pendorong adanya pertumbuhan dan kerjasama. Namun di sisi lain, keberagaman juga menjadi ancaman ketika primordialisme dan ego sektor al menguat dan saling„mengalahkan‟.

Perbedaan-perbedaan orientasi sektor dalam pembangunan bisa menyebabkan tumbuhnya ego sektoral (mentalitas silo) yang mendorong perilaku dan nilai individu maupun kelompok yang menyempit pada kepentingan sektornya. Dalam konteks kesatuan

(22)

16

pembangunan dan negara, hal ini jelas merugikan, karena penguatan sektoral tanpa adanya nila-nilai kesatuan hanya akan menyebabkan perpecahan

Whole-of-Government atau disingkat WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan - urusan yang relevan

Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan, baik dari sisi penataan institusi formal maupun informal. Cara-cara ini pernah dipraktekkan oleh beberapa negara, termasuk Indonesia dalam level-level tertentu yaitu:

1. Penguatan koordinasi antar lembaga 2. Membentuk lembaga koordinasi khusus 3. Membentuk gugus tugas

4. Koalisi sosial

Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di tataran praktek antara lain adalah:

1. Kapasitas SDM dan institusi 2. Nilai dan budaya organisasi 3. Kepemimpinan

Praktek WoG dalam pelayanan publik dlakukan dengan menyatukan seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik. Jenis pelayanan publik yang dikenal yang dapat didekati oleh pendekatan WoG adalah:

1. Pelayanan yang bersifat adminisitratif, yaitu pelayanan publik yang

menghasilkan berbagai produk dokumen resmi yang dibutuhkan warga masyarakat.

2. Pelayanan jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang

dibutuhkan warga masyarakat: pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, perhubungan, dan lainnya.

3. Pelayanan barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan jenis barang yang

dibutuhkan warga masyarakat, seperti misalnya jalan, perumahan, jaringan telepon, listrik, air bersih, dan seterusnya.

4. Pelayanan regulatif, yaitu pelayanan melalui penegakan hukuman dan

peraturan perundang-undangan, maupun kebijakan publik yang mengatur sendi -sendi kehidupan masyarakat.

c. Pelayanan Publik

Pelayanan publik menurut Undang -Undang Nomor 25 Tahun 2009 adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan

(23)

17

sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Terdapat 3 unsur pe nting dalam hal pelayanan pub lik : 1. Organisasi Penyelenggara pelayanan publik

2. Penerima layanan (pelanggan)

3. Kepuasan yang diberikan dan atau d iterima oleh penerima layanan (pelanggan)

Berbagai literatur administrasi publik menyebutkan bahwa prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah :

1. Partisipatif 2. Transparan 3. Responsif

4. Tidak Diskriminatif 5. Mudah dan Murah 6. Efektif dan Efisien 7. Aksesibel

8. Akuntabel 9. Berkeadilan

Berbagai hal yang menjadi fundamen pelayanan publik :

1. Pelayanan publik merupakan hak warga Negara sebagai amanat konstitusi

2. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh warga negara 3. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal -hal yang strategis

bagi kemajuan bangsa dimasa yang akan d atang.

4. Pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi k ebutuhan-kebutuhan dasar warga negara sebagai manusia, akan tetapi juga berfungsi memb erikan perlindungan bagi warga negara.

Sikap pelayanan dapat digambarkan melalui 7P : 1. Passionate ( Bersemangat, antusias)

2. Progressive (Memakai cara yang terbaik) 3. Proactive (Antisipatif,proaktif tidak menunggu) 4. Prompt (Positif, tanpa curiga)

5. Patience (Rasa sabar)

6. Proporsional (Tidak mengada-ada) 7. Punctional (Tepat waktu)

(24)

18 H. Identifikasi Isu

Identifikasi Isu

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis di Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kabupaten Muna Barat ,terdapat beberapa isu yang perlu penyelesaian di antaranya;

1. Belum adanya media gerakan kampanye bermedia sosial yang bijak dan cerdas di kantor Diskominfo Stadi Kabupaten Muna Barat dan di media social;

2. Belum tersedianya SDM bidang Teknologi Informasi Komputer sebagai backup Urusan teknologi Informasi Diskominfo Stadi

3. Belum rutinnya pengabaran informasi kebijakan pemerintah daerah melalui kanal media social Diskominfo Stadi.

(25)

19 BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI A. Identifikasi Isu

Penulis telah bertugas di Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian sejak Maret 2019. Dengan demikian penulis dalam prosesnya mendapati beb erapa permasalahan yang dirasa perlu untuk diselesaikan, diantaranya; (1) Belum adanya media kampanye bermedia sosial yang bijak dan cerdas di kantor Diskominfo Stadi dan di media sosial; (2) Belum tersedianya SDM bidang Teknologi Informasi Komputer sebagai backup urusan Teknologi Informasi Diskominfo Stadi;(3) Belum rutinnya pengabaran informasi kebijakan pemerintah daerah melalui kanal media sosial Diskominfo Stadi.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka penulis memilih isu “Belum adanya media kampanye bermedia sosial yang bijak dan cerdas di kantor Diskominfo Stadi dan di media sosial”. Isu tersebut penulis nilai perlu untuk diselesaikan mengingat Kantor Diskominfo Stadi adalah perwakilan pemerintah daerah kabupaten dalam bidang informasi dan komunikasi, sehingga dengan demikian gerakan bijak bermedia sosial pemerintahan harus dimulai dari sana

Media sosial sangat bermanfaat untuk melakukan komunikasi, edukasi, rekreasi, promosi, diseminasi berinterkasi, dan lain-lain. Seiring perkembangan teknolo gi informasi yang kian pesat serta meningkatnya jumlah pengguna internet, media sosial telah menjadi salah satu sumber informasi yang paling akrab dengan masyarakat. Namun di sisi lain, media sosial sering digunakan oleh orang -orang yang tidak bertanggung jawab untuk menyebar konten-konten negatif seperti hoax, ujaran kebencian, fitnah, menghasut, dan lain-lain. Hal ini sangat berbahaya yang berpotensi memicu kebencian, kemarahan yang dapat menyebabkan disintegrasi bangsa dan p enggunanya dapat terlibat ke ranah hukum karena konflik komunikasi, provokasi atau pelanggaran UU Informasi Teknologi Elektronik (ITE) dan UU Informasi Keterbukaan Publik (IKP). Sosialisasi etika bermedia sosial, dan penggunaan internet secara umum dengan bijak adalah langkah dini untuk edukasi terhadap masyarakat agar terhindar dari hal-hal yang penulis sebutkan diatas

B. Pemilihan Isu Perioritas

Sebelum penetapan judul rencangan aktualisasi, terlebih dahulu dilakukan penetapan isu. Isu diambil dari hasil pengamatan ASN di instansi. Setelah menemukan isu tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi isu tersebut terkait kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan. Dari hasil identifikasi isu akan menghasilkan isu yang layak diangkat untuk dijadikan rancangan aktualisasi. Beberapa isu berikut ditemukan oleh penulis di Inspektorat Kabupaten Muna Barat terkait dengan penerapan nilai-nilai ANEKA, manajemen ASN dan Whole of Government. Identifikasi isu terkait kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.

(26)

20

Tabel 3.1 Identifikasi isu terkait kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan No Identifikasi Isu Kondisi saat ini Kondisi yang

diharapkan

1 Banyaknya Konten Media Sosial yang bernarasi Profokatif dan berita Hoax

Belum Optimalnya Sosialisasi Etika Bermedia Sosial Yang Bijak Dan Cerdas Melalui Poster, Meme dan Video Di Media Sosial Facebook Dengan Menggunakan Akun Dinas Kominfo Statistik Dan Persandian Kabupaten Muna Barat

Optimalnya Sosialisasi Etika Bermedia Sosial Yang Bijak Dan Cerdas Melalui Poster, Meme dan Video Di Media Sosial Facebook Dengan Menggunakan Akun Dinas Kominfo Statistik Dan Persandian Kabupaten Muna Barat

2 Sumber Daya

Manusia yang belum memadai

Belum tersedianya SDM bidang Teknologi Informasi Komputer sebagai backup Urusan teknologi

Informasi Diskominfo Stadi barang dan jasa

Tersedianya SDM bidang Teknologi Informasi Komputer sebagai backup Urusan teknologi Informasi Diskominfo Stadi barang dan jasa

3 Penggunaan media sebagai sarana Media Informasi

Pemerintah belum Efektif

Belum rutinnya pengabaran informasi kebijakan pemerintah daerah melalui kanal media sosial Diskominfo Stadi.

Rutinnya pengabaran informasi kebijakan pemerintah daerah melalui kanal media sosial Diskominfo Stadi.

Setelah isu diidentifikasi kemudian menentukan mana isu yang akan diangkat menjadi isu utama dan menjadi dasar dari kegiatan yang akan dilakukan selama habituasi

Berdasarkan identifikasi yang telah ditemukan, maka akan dilakukan analisis isu berdasarkan kriteria isu. Kriteria isu dapat diukur menggunakan metode APKL.

Unsur-unsur yang dinilai menggunakan metode APKL ini adalah Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Layak/ Kelayakan. Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang dibicarakan. Problematik artinya sebuah isu memiliki permasalahan yang kompleks sehingga harus segera dicarikan solusi permasalahannya. Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Kelayakan artinya isu yang diangkat masuk akal dan realistis untuk dipecahkan masalahnya.

C. Pemilihan Isu Priritas

Berikut ini adalah isu yang ada terkait dengan pelaksanaan tugas sebagai calon Analis Informasi dengan menggunakan metode APKL

(27)

21

Tabel 3.2 Penetapan Isu dengan Metode APKL

No Isu A K P L Total Peringkat

1.

Optimalisasi Sosialisasi Etika Bermedia Sosial Yang Bijak Dan Cerdas Melalui Poster, Meme dan Video Di Media Sosial Facebook Dengan Menggunakan Akun Dinas Kominfo Statistik Dan Persandian Kabupaten Muna Barat

5 5 5 4 18 I

2.

Belum tersedianya SDM bidang Teknologi Informasi Komputer sebagai backup Urusan teknologi Informasi Diskominfo Stadi

5 3 4 4 16 II

3.

Optimalisasi pengabaran informasi kebijakan pemerintah daerah melalui kanal media sosial Diskominfo Stadi

5 4 4 4 17 III

Keterangan :

Kriteria A (Aktual, Problematik, Kekhalayak, Layak) 1. Tidak Aktual, Problematik, Khalayak, Layak 2. Kurang Aktual, Problematik, Kekhalayak, Layak 3. Cukup Aktual, Problematik, Kekhalayak, Layak 4. Aktual, Problematik, Kekhalayak, Layak

5. Sangat Aktual, Problematik, Kekhalayak, Layak Isu Prioritas atau Isu Terpilih

Dari hasil analisis penetapan isu dengan metode APKL, maka isu terpilih adalah isu no 1 yaitu Belum adanya media gerakan kampanye bermedia sosial yang bijak dan cerdas di kantor Diskominfo Stadi Kabupaten Muna Barat dan di media sosial

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka isu yang penulis pilih untuk diangkat dan diselesaikan adalah: “Optimalisasi Sosialisasi Etika Bermedia Sosial Yang Bijak Dan Cerdas Melalui Poster, Meme dan Video Di Media Sosial Facebook Dengan Menggunakan Akun Dinas Kominfo Statistik Dan Persandian Kabupaten Muna Barat”

D. Analisis Dampak Isu

Dampak isu Belum adanya media gerakan kampanye bermedia sosial yang bijak dan cerdas di kantor Diskominfo Stadi Kabupaten Muna Barat dan di media social maka memiliki dampak yaitu:

1. Merosotnya tingkat kepuasan masyarakat tentang Kinerja Kominfo Stadi Muna Barat 2. Meningkatnya berita-berita Hoaks di media Sosial

3. Terjadinya perpecahan di masyarakat dengan menebarnya berita Hoaks

(28)

22

Belum adanya media gerakan kampanye Undang-undang ITE di kantor Diskominfo Stadi Kabupaten Muna Barat dan di media sosial disebabkan oleh kurangnya sosialisasi tentang tata cara bermedia social yang baik dan kurangnya pengetahuan masyarakat akan dampak dari bermedia social yang tidak bijak. Hal ini dapat menimbulkan konflik, sehingga perlu dilakukan upaya penanganan isu tersebut.

E. Gagasan Pemecah Isu

1. Mengumpulkan efek negative/dampak buruk dari berita Hoax

2. Mengumpulkan aturan-aturan bermedia social Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik

3. Mensosialisasikan Efek berita Hoax baik melalui Opini, Media Gambar dan Video melalui media Sosial

4. Mensosialisasikan Undang-undang Undang-undang ITE nomor 11 tahun 2008

(29)

36 H. Perkiraan Hambatan dan Solusi

Dalam pelaksanaan habituasi kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN di Inspektorat Kabupaten Muna Barat, terdapat kemungkinan adanya kendala atau hambatan yang berisiko menghambat kegiatan yang telah direncanakan sehingga rancangan kegiatan ini tidak dapat direalisasikan secara optimal atau target aktualisasi menjadi tidak tercapai. Oleh karena itu, diperlukan solusi untuk mengadapi kendala- kendala tersebut sehingga dapat meminimalisir dampak yang menghambat pelaksanaan rancangan kegiatan aktualisasi. Hambatan dan solusi dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi dapat dilihat pada tabel 3.3 di bawah ini.Tabel 3.3 Hambatan dan Alternatif Solusi dalam Melaksanakan Aktualisasi

No. Kegiatan Kendala Solusi

1. Melakukan

konsultasi dengan mentor dan pimpinan terkait isu dan gagasan yang dibuat.

Dalam melakukan konsultasi terkadang pimpinan tidak berada di tempat dikarenakan sedang melaksanakan tugas luar.

Melakukan konsultasi via phone degan

menggunakan bahasa yang sopan.

2. Pembuatan

Konten Video

Susah mengarahkan Siswa-siswa untuk berekting depan Kamera.

Mengulang-ulang Kegiatan sampai dapat hasil yang baik

3. Pelaksanaan

kegiatan sosialisasi

Padatnya Kegiatan

Peserata untuk sosialisasi

Memintah Guru Kelas agar memberikan waktu

4. Pelaksanaan

pelaporan

Penyusunan pelaporan terhambat karena banyaknya pekerjaan akhir tahun

Mengatur waktu kerja agar tidak tumpeng tindih

(30)

36 I. Rencana Habituasi

Pelaksanaan kegiatan Aktualisasi dengan menerapakan nilai-nilai dasar, peran dan kedudukan Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam Optimalisasi Sosialisasi Etika Bermedia Sosial Yang Baik Dan Bijak Melalui Poster, Meme dan Video Di Media Sosial Facebook Dengan Menggunakan Akun Dinas Kominfo Statistik Dan Persandian Kabupaten Muna Barat, tidak terlepas dari pelaksanaan habiatuasi yang dilakukan oleh peserta. Implementasi dari nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam bentuk Akuantabilitas,Nasionalisme, Etika publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi (ANEKA) yang terdapat dalam 7 (Kegiatan) kegiatan tepilih perlu dilakukan habituasi atau pembiasan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

J. Time Shedule Pelaksanaan Aktualisasi dan Habituasi

Pelaksanaan rencana aktualisasi akan dijadwalkan pada waktu tertentu dan memiliki output yang jelas agar mempermudah Calon Pegawai Negeri Sipil membuat laporan hasil aktualisasi. Berikut dibawah ini jadwal rencana kegiatan aktualisasi dapat dilihat pada Tabel 3.4.

(31)

36

(32)

No Kegiatan Output/Hasil Kontribusi terhadap Visi- Misi Organisasi

Penguatan Nilai Organisasi

1 2 4 6 7

1 a Akuntabilitas

Bahan yang di konsultasikan dapat dipertanggung jawabkan

b Nasionalisme

Materi persiapan dibuat dengan bahasa yang baik dan benar

c Etika Publik

Berkonsultasi dengan sikap yang sopan dan santun

d Komitmen Mutu

Materi yang ingin di konsultasikan dikoreksi untuk mencapai mutu yang baik

e Anti Korupsi

Materi diperoleh dari sumber yang terpercaya

2 a Akuntabilitas

Dalam menyampaikan rencana kegiatan dilakukan dengan prinsip kejelasan dan kesesuaian materi dengan tujuan b Nasionalisme

Dalam konsultasi rancangan dengan atasan diperoleh mufakat

c Etika Publik

Peserta melakukan konsultasi dengan ramah dan sopan santun kepada mentor

Tahapan

Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan

5 3

Tabel 1 Rencana Kegiatan “Melakukan konsultasi dengan mentor untuk mendapat persetujuan”

Koordinasi kepada atasan adalah koreksi terhadap laporan peserta.

Meningkatkan penyajian data yang lebih akurat

Melaporkan

Rancangan Aktualisasi yang akan dilaksanakan

Mendapat saran-saran mentor

Melakukan konsultasi dengan Mentor 1

Tersedianya materi yang akan dikonsultasikan Menyiapkan bahan

konsultasi

(33)

d Komitmen Mutu

Konsultasi Rencana dilakukan dengan jelas dan sesuai dengan isu yang diangkat e Anti Korupsi

Dalam menyampaikan rencana kegiatan menerapkan nilai-nilai kejujuran

3 a Akuntabilitas

Bahan yang telah dikoreksi benar-benar diperbaiki sebagai bentuk tanggung jawab b Nasionalisme

Dengan adanya surat persetujuan mentor apa yang dikerjakan dapat dipercaya, Materi yang telah dikoreksi dibuat dengan bahasa yang baik dan benar

c Etika Publik

Melakukan komunikasi dengan ramah dan sopan santun kepada mentor

d Komitmen Mutu

Surat persetujuan mentor dapat

membuktikan bahwa konsep telah diuji mutu.

e Anti Korupsi

Mendapat persetujuan dari mentor merupakan ketransparanan dan kedisiplinan Meminta persetujuan dari

mentor Persetujuan dari mentor

(34)

No Kegiatan Output/Hasil Kontribusi terhadap Visi- Misi Organisasi

Penguatan Nilai Organisasi

1 2 4 6 7

1 a Akuntabilitas

Sketsa dan perkiraan lokasi dibuat secara Hardcopy agar dapat dipertanggung jawabkan b Nasionalisme

Membutuhkan saran dan pendapat untuk lokasi yang paling baik (Sila-4)

c Etika Publik

Tetap memperhatikan etika d an kesopanan ketika melakukan pengamatan

d Komitmen Mutu

Pengamatan awal dilakukan agar mutu penempatan poster maksimal e Anti Korupsi

Pengamatan dilakukan secara mandiri

2 a Akuntabilitas

Ukuran ruang yang presisi dapat dipertanggung jawabkan b Nasionalisme

Membutuhkan saran dan pendapat untuk lokasi yang paling baik (Sila

4)

c Etika Publik

Pengukuran digunakan salah satu tujuannya agar poster d ibaca oleh semua kalangan usia.

d Komitmen Mutu

Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Informasi Kepada Masyarakat melalui Berbagai Media

Perencanaan Lokasi letak poster di lakukan untuk peningkatan kualitas informasi yang ingin disampaikan melalui konten poster

Tabel 2 Rencana Kegiatan “Melakukan pengamatan ruang dan lokasi penempatan poster, mengukur dimensi poster yang cocok”

Tahapan

Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan

3 5

Melakukan pengamatan Visual terhadap area perkiraan pemajangan poster

Sketsa Perkiraan Penempatan Poster 2 Melakukan

pengamatan ruang dan lokasi penempatan poster

Mengukur dimensi poster dengan dimensi ruang tempat poster akan di pajang

Ukuran masing-masing poster

(35)

Proporsi Ukuran Poster adalah bentuk Komitmen Mutu

e Anti Korupsi

Pengukuran sesuai kenyataannya berangkat dari nilai kejujuran

Gambar

Tabel 2.1 Nama-nama Pegawai di lingkung Dinas Kominfo beserta Jabatannya
Tabel 3.1 Identifikasi isu terkait kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan  No  Identifikasi Isu  Kondisi saat ini  Kondisi yang
Tabel 3.2 Penetapan Isu dengan Metode APKL
Tabel 1 Rencana Kegiatan “Melakukan konsultasi dengan mentor untuk mendapat persetujuan”
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini jelas tidak sesuai dengan ketentuan pada Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural

Rencana Kerja Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2020 ini merupakan pelaksanaan tahun keempat dari periode RPJMD

Model penilaian kinerja Aparatur Sipil Negara berbasis aplikasi mobile (K-Mob) memiliki parameter dan bobot nilai sebagai berikut : 1) Sasaran Kerja Pegawai (bobot 60%) yang

Kapasitas kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan diklat selama ini mungkin tidak memadai lagi dalam menghadapi perubahan tata nilai pergaulan global dan

Untuk menjawab bagaimana pemberdayaan sumber daya manusia aparatur pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tengah ditinjau dari aspek Nilai Kepemimpinan ( L eadership

Al hamdulillah Alloh SWT mudahkan bagi penulis untuk dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan judul “Analisis Pengembangan Kualitas Pegawai Negeri Sipil Pada

KESIMPULAN Strategi yang dibuat oleh Badan Kepegawaian Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam meningkatkan Indeks Profesionalitas Aparatur Sipil Negara Kabupaten Tanah Laut adalah

Hasil Analisis Koefisien Determinasi Dari hasil analisis pada tabel 6, faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja Aparatur Sipil Negara ASN menunjukkan bahwa nilai koefisien