• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. LANDASAN TEORI. Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "2. LANDASAN TEORI. Universitas Kristen Petra"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

2. LANDASAN TEORI

2.1 Kemajuan Layanan e-Filing

Direktur Teknologi Informasi Perpajakan Ditjen Pajak Iwan Djuniardi menyatakan bahwa sejak diluncurkan pada tahun 2004 perkembangan sistem e- filing terus mengalami kemajuan. Menurut Iwan Djuniardi pada tahun 2004, wajib pajak hanya dapat mengakses sistem e-filing melalui perusahaan penyedia jasa aplikasi (Application Service Provider) seperti www.pajakku.com, www.laporpajak.com, www.layananpajak.com serta www.spt.co.id. Sejak tahun 2012 wajib pajak telah dapat mengakses sistem e-filing melalui website resmi Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id) (Syukro, 2013).

Pada tahun 2015 wajib pajak dapat menggunakan e-filing dalam penyampaian SPT melalui aplikasi mobile android untuk e-filing Surat Pemberitahuan (SPT) 1770 SS. Aplikasi ini dapat memberikan kemudahan dalam pengisian dan penyampaian SPT karena wajib pajak dapat lebih praktis menggunakan android yang mudah dibawa kemana-mana, sehingga tidak perlu menggunakan perangkat komputer untuk menggunakan e-filing. Aplikasi e-filing dapat diunduh melalui aplikasi android yaitu Play Store dengan kata kunci ‘efiling 1770 SS’ atau melalui browser dengan menggunakan link https://play.google.com/store/apps/details?id=id.go.pajak.efiling.

(Kemenkeu, 2015)

Untuk meningkatkan kualitas layanan e-filing, Direktorat Jenderal Pajak menyediakan tutorial penggunaan e-filing untuk SPT 1770 S dan SPT 1770 SS.

Tutorial tersebut dapat diakses oleh wajib pajak melalui website https://www.youtube.com/watch?v=schkzpG3Vcc untuk SPT 1770 SS.

Sedangkan untuk tutorial SPT 1770 S melalui website https://www.youtube.com/watch?v=KrStHZiA3_Y.

2.2 Definisi e-Filing

Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-1 /PJ/2014

(2)

Perpanjangan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan yang dilakukan secara online yang real time melalui website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id) atau Penyedia Jasa Aplikasi (Application Service Provider/ASP).

e-Filing merupakan sistem pelaporan SPT yang menggunakan internet tanpa melalui pihak lain dan tanpa biaya. e-Filing yang dibuat oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) bertujuan untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi wajib pajak dalam pelaporan SPT kepada DJP. Dengan adanya sistem e-filing wajib pajak tidak perlu untuk menunggu antrian panjang di lokasi dropbox maupun Kantor Pelayanan Pajak (KPP).

Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-1 /PJ/2014 Pasal 2, wajib pajak yang memenuhi kriteria untuk menyampaikan SPT Tahunan 1770S dan 1770SS dapat menyampaikan SPT Tahunan secara e-filing melalui website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id).

1. SPT Tahunan Orang Pribadi Formulir 1770S

Bagi wajib pajak yang mempunyai penghasilan dari satu atau lebih pemberi kerja; dari dalam negeri lainnya; dan/atau yang dikenakan Pajak Penghasilan final dan/atau bersifat final).

2. SPT Tahunan Orang Pribadi Formulir 1770SS

Bagi wajib pajak yang mempunyai penghasilan hanya dari satu pemberi kerja dengan jumlah penghasilan bruto dari pekerjaan tidak lebih dari Rp 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah) setahun dan tidak mempunyai penghasilan lain kecuali penghasilan berupa bunga bank dan/atau bunga koperasi).

Beberapa manfaat yang diperoleh dari penggunaan e-filing :

1. Penyampaian SPT dapat dilakukan secara cepat, aman, dan kapan saja selama 24 (dua puluh empat) jam sehari dan 7 (tujuh) hari seminggu.

2. Murah, tidak dikenakan biaya pada saat pelaporan SPT;

3. Penghitungan dilakukan secara tepat karena menggunakan sistem komputer;

4. Kemudahan dalam mengisi SPT karena pengisian SPT dalam bentuk wizard;

5. Data yang disampaikan WP selalu lengkap karena ada validasi pengisian

(3)

6. Ramah lingkungan dengan mengurangi penggunaan kertas; dan

7. Dokumen pelengkap (fotokopi Formulir 1721 A1/A2 atau bukti potong PPh, SSP Lembar ke-3 PPh Pasal 29, Surat Kuasa Khusus, perhitungan PPh terutang bagi WP Kawin Pisah Harta dan/atau mempunyai NPWP sendiri, fotokopi Bukti Pembayaran Zakat) tidak perlu dikirim lagi kecuali diminta oleh KPP melalui Account Representative (AR).

(Sumber : http://www.pajak.go.id/content/mudahnya-pelaporan-pajak-melalui-e- filing-0)

2.3 Definisi Electronic Filing Identification Number (e-FIN)

Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-1/PJ/2014 Pasal 1, e-FIN adalah nomor identitas yang diterbitkan oleh Kantror Pelayanan Pajak kepada wajib pajak yang mengajukan permohonan untuk melaksanakan e-filing.

Permohonan e-FIN disampaikan secara langsung ke Kantor Pelayanan Pajak terdekat menggunakan formulir sesuai dengan lampiran PER-1/PJ/2014 dan menyertakan :

1. Kartu identitas asli wajib pajak atau kuasanya untuk ditunjukkan kepada petugas pajak;

2. Fotokopi identitas diri wajib pajak dan fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atau surat keterangan terdaftar wajib pajak.

3. Surat kuasa khusus bermaterai sebagai lampiran formulir permohonan e- FIN dalam hal permohonan disampaikan oleh kuasa wajib pajak.

2.4 Tata Cara Penggunaan e-Filing

Beberapa tahapan untuk menyampaikan SPT menggunakan e-filing :

1. Mengajukan permohonan Electronic Filing Identification Number (e-FIN) ke Kantor Pelayanan Pajak.

Permohonan pengajuan e-FIN dianggap benar dan lengkap apabila nama dan NPWP yang tercantum sesuai dengan nama dan NPWP dalam master file nasional DJP serta, telah memenuhi berkas yang diperlukan dalam pemohonan sesuai dengan PER-1/PJ/2014. KPP menerbitkan e-FIN paling lama satu hari

(4)

disampaikan secara langsung kepada wajib pajak atau kuasa wajib pajak.

2. Mendaftarkan diri melalui website Direktorat Jenderal Pajak setelah wajib pajak mendapatkan e-FIN.

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-1 /PJ/2014 Pasal 5 ayat (1) menjelaskan bahwa wajib pajak yang telah mendapatkan e-FIN harus mendaftarkan diri melalui website Direktorat Jenderal Pajak paling lama 30 (tiga puluh) hari kalender sejak diterbitkannya e-FIN. Dalam Pasal 5 ayat (2) pendaftaran tersebut dilakukan dengan mencantumkan alamat e-mail dan nomor handphone untuk pengiriman kode verifikasi, notifikasi dan Bukti Penerimaan Elektronik.

Pada Pasal 5 ayat (3), apabila wajib pajak yang telah mendapatkan e-FIN tidak mendaftarkan diri sampai batas waktu yang telah ditentukan, maka e-FIN yang telah diterbitkan tidak dapat gunakan. Apabila wajib pajak tidak melakukan aktivasi e-FIN maka e-FIN yang diperoleh akan hangus. Dalam kasus ini, wajib pajak orang pribadi dapat mengajukan kembali permohonan e-FIN kepada KPP.

3. Mengisi e-SPT pada aplikasi e-Filing di situs Direktorat Jenderal Pajak.

Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-1 /PJ/2014 Pasal 6 ayat (1), wajib pajak yang telah mendaftarkan diri dapat menyampaikan SPT secara e-filing dengan cara mengisi aplikasi e-SPT dengan benar, lengkap dan jelas. Apabila hasil pengisian aplikasi e-SPT menunjukkan kurang bayar, maka wajib pajak harus melakukan pembayaran kekurangan pajak penghasilan tersebut kepada bank persepsi sebelum melakukan pelaporan SPT Tahunan (Rachmawati, 2014). Setelah kurang bayar dilunasi, wajib pajak harus mencantumkan Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) atas pembayaran pada pengisian aplikasi e-SPT. Hal ini diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-1 /PJ/2014 Pasal 6 ayat (2).

Wajib pajak yang telah mengisi aplikasi e-SPT dapat meminta kode verifikasi pada website Direktorat Jenderal Pajak. Kode verifikasi tersebut digunakan sebagai tanda tangan elektronik atau digital.

(5)

4. Mengirim SPT secara online apabila telah lengkap dimana seluruh elemen data digitalnya telah diisi.

5. Setelah itu wajib pajak akan menerima notifikasi atas penyampaian SPT Tahunan dan bukti penerimaan elektronik akan disampaikan kepada wajib pajak melalui alamat email. Bukti penerimaan elektronik sebagai tanda terima penyampaian SPT Tahunan.

Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-1 /PJ/2014 Pasal 1, bukti penerimaan elektronik adalah informasi yang meliputi nama, Nomor Pokok Wajib Pajak, tanggal, jam, Nomor Tanda Terima Elektronik (NTTE) yang tertera pada hasil cetakan bukti penerimaan dalam hal e-filing dilakukan melalui website Direktorat Jenderal Pajak atau informasi yang meliputi nama, Nomor Pokok Wajib Pajak, tanggal, jam, Nomor Tanda Terima Elektronik (NTTE) dan Nomor Transaksi Pengiriman ASP (NTPA) serta nama Perusahaan Jasa Aplikasi (ASP), yang tertera pada hasil cetakan SPT Induk dalam hal e-filing dilakukan melalui Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service Provider (ASP).

Wajib pajak orang pribadi yang menggunakan e-filing, tidak perlu lagi menyatumkan keterangan dan/atau dokumen lain terkait SPT Tahunan.

Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-1 /PJ/2014 Pasal 7, wajib pajak perlu untuk menyimpan keterangan dan/atau dokumen lain tersebut.

Dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-1 /PJ/2014 Pasal 8 menyatakan bahwa penyampaian SPT Tahunan secara e-filing melalui website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id) dapat dilakukan setiap saat dengan standar waktu Indonesia Bagian Barat. Surat Pemberitahuan yang disampaikan secara elektronik dapat disampaikan selama 24 (dua puluh empat) jam sehari dan 7 (tujuh) hari seminggu, apabila pada akhir batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan yang jatuh pada hari libur, dianggap disampaikan tepat waktu.

(Sumber:http://www.pajak.go.id/content/seri-kup-surat-pemberitahuan-dan-batas- pembayaran-pajak)

(6)

2.5 Technology Acceptance Model (TAM)

Technology Acceptance Model (TAM) adalah model yang diperkenalkan oleh Fred D. Davis. TAM merupakan teori yang pengembangan dari Theory Reasoned Action (TRA) yang dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen. Tujuan dari TAM yaitu memberikan penjelasan terhadap faktor-faktor yang menjadi penentu penerimaan sistem informasi yang lebih umum sifatnya, sehingga dapat menjelaskan perilaku pengguna. Model TAM menjelaskan perilaku pengguna teknologi informasi yang ditentukan oleh niat penggunaan (behavioral intention) dalam menggunakan teknologi informasi. Niat penggunaan teknologi informasi juga ditentukan oleh sikap terhadap penggunaan (attitude toward using) dan persepsi kegunaan (perceived usefulness). Persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan menentukan sikap terhadap penggunaan (attitude toward using).

TAM mendeskripsikan terdapat dua faktor yang mempengaruhi penerimaan teknologi. Faktor pertama adalah persepsi kegunaan (perceived usefulness).

Persepsi Sedangkan faktor kedua adalah persepsi kemudahan dalam penggunaan teknologi (perceived ease of use). Model TAM ini secara lebih jelas menggambarkan bahwa penerimaan penggunaan teknologi informasi dipengaruhi oleh kegunaan dan kemudahan penggunaan.

Hasil penelitian Davis (1989) yaitu penggunaan suatu sistem (komputer) dapat diprediksi cukup baik dari niat (intention). Selain itu, penelitian Davis (1989) menyatakan persepsi kegunaan (perceived usefulness) merupakan faktor utama yang menentukan niat penggunaan. Sedangkan persepsi kemudahan (perceived ease of use) menjadi faktor penentu kedua terhadap niat penggunaan.

Gambar 2.1 Model Technology Acceptance Model Sumber : Davis (1989)

(7)

Teori TAM kemudian digunakan oleh beberapa orang peneliti, salah satunya yaitu Taylor dan Todd (1995). Taylor dan Todd (1995) melakukan penelitian mengenai penggunaan sistem computing resource center. Dalam penelitiannya menggunakan model penelitian yang didasarkan pada dua teori, TAM dan TPB. Untuk variabel yang berasal dari teori TAM terdiri dari persepsi kemudahan (perceived ease of use) dan persepsi kegunaan (perceived usefulness).

Hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa kedua faktor dari TAM tersebut berpengaruh terhadap niat penggunaan (behavioral intention) melalui variabel sikap (attitude).

2.6 Theory Planned Behavior (TPB)

Theory Planned Behavior (TPB) adalah teori yang berhubungan dengan keyakinan (belief) dan tingkah laku (behavior). Teori ini merupakan konsep yang diusulkan oleh Icek Ajzen dan dikembangkan dari Theory of Reasoned Action (TRA). Perbedaan mendasar model TPB dengan TRA yaitu adanya tambahan satu elemen yang disebut Perceived Behavioral Control (PBC), sehingga terdapat tiga faktor yang mempengaruhi niat (intention) antara lain sikap (attitude), norma subjektif (subjective norms) dan persepsi kemampuan mengontrol (perceived behavioral control).

Teori TPB menjelaskan korelasi antara PBC dengan sikap (attitude), norma subjektif (subjective norm) dan persepsi kemampuan mengontrol (perceived behavioral control) dalam mempengaruhi seseorang untuk melakukan dorongan untuk berperilaku. Ada tiga jenis keyakinan (belief) yang mempengaruhi perilaku seseorang dalam teori TPB. Pertama, keyakinan berperilaku (behavioral belief).

Behavioral belief adalah keyakinan individu terhadap konsekuensi dari perilaku tertentu. Behavioral belief akan menghasilkan sikap (attitude). Kedua, keyakinan normatif (normative belief) yang akan menghasilkan norma subjektif (subjective norms). Ketiga, keyakinan kontrol (control belief) adalah keyakinan individu tentang adanya faktor yang dapat memfasilitasi atau menghambat kinerja perilaku.

Control belief akan menghasilkan persepsi kemampuan mengontrol (perceived behavioral control).

(8)

Gambar 2.2 Model Theory Planned Behavior Sumber : Ajzen (1991)

Dalam penelitian Taylor dan Todd (1995) variabel-variabel dari teori TPB yaitu norma subjektif (subjective norms) dan persepsi kemampuan mengontrol (perceived behavioral control). Variabel norma suhjektif (subjective norms) dipengaruhi oleh peer influence dan superior’s influence. Sedangkan perceived behavioral control dipengaruhi self efficacy, resource facilitating conditions dan technology facilitating conditions. Kedua variabel TPB tersebut berpengaruh terhadap niat penggunaan (behavioral intention) computing resource center.

2.7 Persepsi Kegunaan (Perceived Usefulness)

Persepsi kegunaan (perceived usefulness) adalah adalah suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa suatu penggunaan teknologi akan meningkatkan kinerja dalam pekerjaannya (Davis, 1989). Davis (1989) menyatakan bahwa persepsi kegunaan merupakan faktor utama yang menentukan niat penggunaan teknologi. Dalam konteks e-filing di penelitian ini, persepsi kegunaan (perceived usefulness) diartikan sebagai seberapa besar manfaat sistem e-filing bagi wajib pajak dalam proses pelaporan SPT. Oleh karena itu, besarnya manfaat yang diperoleh mempengaruhi niat wajib pajak dalam menggunakan sistem tersebut.

Menurut Venkatesh dan Davis (2000) terdapat beberapa dimensi dari persepsi kegunaan yaitu, meningkatkan kinerja, produktivitas, efektivitas dan bermanfaat.

(9)

Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu yang digunakan dalam penelitian ini dan manfaat yang diperoleh pengguna e-filing, indikator dari persepsi kegunaan yaitu :

1. Menghemat waktu adalah wajib pajak dapat menghemat waktu karena tidak perlu untuk mengantri di kantor pajak untuk melaporkan pajak.

2. Akurat adalah penghitungan untuk data-data perpajakan secara tepat karena menggunakan sistem komputer dan adanya validasi untuk kelengkapan data dalam pelaporan pajak.

3. Menghemat Biaya adalah pelaporan pajak melalui e-filing tidak dikenakan biaya dan wajib pajak tidak perlu mengeluarkan biaya pos untuk pengiriman biaya.

4. Dapat dilakukan setiap saat adalah pelaporan pajak dengan e-filing dapat dilakukan dimana saja. Hal itu pun didukung dengan adanya aplikasi android SPT 1770 SS sehingga wajib pajak dapat menggunakannya dimana saja.

5. Bermanfaat adalah penilaian wajib pajak bahwa e-filing sangat berguna.

2.8 Persepsi kemudahan (Perceived Ease of Use)

Persepsi kemudahan (perceived usefulness) adalah ukuran dimana seseorang percaya bahwa teknologi dapat dengan mudah digunakan dan dipahami. Persepsi kemudahan merupakan faktor kedua yang menjadi penentu penggunaan teknologi setelah persepsi kegunaan (Davis, 1989).

Berdasarkan pengertian tersebut, persepsi penggunaan merupakan keyakinan atau penilaian seseorang bahwa sistem e-Filing tidak merepotkan saat akan digunakan dan mudah dipahami. Ketika seseorang menilai dan meyakini bahwa suatu sistem e-filing mudah digunakan maka dia akan berniat menggunakannya. Sebaliknya ketika seseorang menilai dan meyakini bahwa suatu sistem informasi tidak mudah digunakan maka dia tidak akan berniat untuk menggunakannya.

(10)

Menurut Venkatesh dan Davis (2000: 201) dimensi persepsi kemudahan sebagai berikut :

1. Interaksi individu dengan sistem jelas dan mudah dimengerti (clear and understandable).

2. Tidak dibutuhkan banyak usaha untuk berinteraksi dengan sistem tersebut (does not require a lot of mental effort).

3. Sistem mudah digunakan (easy to use).

4. Mudah mengoperasikan sistem sesuai dengan apa yang ingin individu kerjakan (easy to get the system to do what he/she wants to do).

Bedasarkan beberapa penelitian terdahulu yang digunakan dalam penelitian ini, persepsi kemudahan dalam penggunaan e-filing dalam penelitian ini terdiri dari beberapa indikator antara lain :

1. Mudah dipelajari adalah penilaian wajib pajak mengenai cara penggunaan sistem e-filing dapat mudah dipelajari berdasarkan instruksi yang ada. Selain itu, merupakan penilaian wajib pajak bahwa e-filing dapat mudah dikuasai penggunaannya.

2. Mudah digunakan adalah penilaian wajib pajak dengan menggunakan e- filing dapat dengan mudah menginput dan mengoreksi data-data perpajakan yang digunakan dalam pelaporan pajak.

3. Tampilan sistem jelas adalah penilaian wajib pajak mengenai tampilan e- filing dapat mudah dibaca sehingga mudah untuk dipahami.

4. Tidak dibutuhkan banyak usaha untuk berinteraksi dengan sistem adalah penilaian wajib pajak yang berkaitan dengan sistem e-filing dapat diakses dengan mudah.

2.9 Norma Subjektif (Subjective Norms)

Menurut Ajzen (1991) norma subjektif (subjective norms) mengacu pada tekanan sosial yang dirasakan untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku.

Tekanan sosial yang dimaksud adalah adanya pengaruh oleh orang lain atau kelompok tertentu yang menjadi pertimbangan seseorang untuk melakukan suatu perilaku tertentu.

(11)

yang mempengaruhi niat (intention). Norma subjektif dipengaruhi oleh kepercayaan-kepercayaan normatif (normative belief). Normative belief adalah kepercayaan individu terhadap pandangan dan penerimaan oleh orang lain terhadap suatu perilaku yang dilakukan individu tersebut.

Indikator norma subjektif (subjective norms) berdasarkan beberapa penelitian terdahulu seperti Susanto (2011), Lu, Huang dan Lo (2010) dan Fu, Farn dan Chao (2006)

1. Superior’s influence adalah adanya saran dari atasan dimana ia bekerja untuk menggunakan e-filing.

2. Peer’s Influence adalah adanya saran dari rekan kerja untuk menggunakan e-filing.

3. Pengaruh keluarga adalah adanya saran dari anggota keluarga untuk menggunakan e-filing.

2.10 Persepsi Kemampuan Mengontrol (Perceived Behavioral Control)

Dalam TPB, Ajzen menyatakan persepsi kemampuan mengontrol (perceived behavioral control) adalah perasaan atau persepsi seseorang mengenai adanya dukungan atau hambatan mewujudkan suatu perilaku tertentu. Dukungan atau hambatan yang dimaksud mengenai ketersediaan sumberdaya berupa peralatan, kompatibilitas, kompetensi, dan kesempatan yang mempengaruhi perwujudan suatu perilaku. Individu yang mempunyai persepsi kemampuan mengontrol (perceived behavioral control) yang tinggi akan terus terdorong dan berusaha untuk berhasil karena individu tersebut yakin dengan sumberdaya dan kesempatan yang ada, maka kesulitan yang dihadapinya dapat diatasi.

PBC diuraikan menjadi dua faktor yaitu faktor internal dari individu dan faktor eksternal. Faktor internal dari individu adalah self-eficacy. Self efficacy berhubungan dengan persepsi kemampuan (perceived ability) (Fu, Farn dan Chao, 2006). Self efficacy adalah keyakinan individu terhadap kemampuan dirinya untuk melakukan tugas atau tindakan dalam mencapai suatu hasil tertentu. Sedangkan faktor eksternal yaitu kondisi fasilitas (facilitating condition). Facilitating conditions merupakan tingkat dimana seseorang percaya bahwa adanya

(12)

Menurut Fu, Farn dan Chao (2006) kondisi fasilitas terbagi menjadi dua yaitu, Resource Facilitating Conditions (RFC) dan Technology Facilitating Conditions (TFC). Apabila tidak adanya fasilitas seperti peralatan komputer dan instruksi (dukungan secara teknis) akan menghambat penggunaan suatu teknologi atau sistem sehingga memungkinkan wajib pajak tidak menerima atau menggunakan sistem e-filing.

2.11 Sikap Terhadap Penggunaan (Attitude Toward Using)

Menurut Fishbein dan Ajzen (1975) sikap (attitude) adalah perasaan yang dirasakan individu untuk menerima atau menolak suatu objek atau perilaku.

Dalam TAM, sikap terhadap penggunaan (attitude toward using) merupakan sikap terhadap penggunaan sistem yang berbentuk penerimaan atau penolakan sebagai dampak apabila seseorang menggunakan suatu teknologi dalam pekerjaannya. Sikap yang dapat timbul adalah positif atau negatif. Dengan demikian sikap terhadap penggunaan (attitude toward using) dapat menununjukkan yang dirasakan oleh wajib pajak dalam menggunakan e-filing, apakah wajib pajak menyukai (menerima) sistem tersebut atau tidak. Apabila sikap yang ditunjukkan wajib pajak adalah positif berarti niat penggunaan e-filing semakin tinggi.

Menurut Suki dan Ramayah (2010), dan Lu, Huang dan Lo (2010) indikator dari sikap terhadap penggunaan (attitude toward using) terdiri dari :

1. Metode atau ide yang baik adalah penilaian wajib pajak bahwa menggunakan e-filing merupakan metode yang baik dalam melaporkan pajak.

2. Disukai adalah penilaian bahwa menggunakan e-filing disukai oleh wajib pajak untuk melaporkan pajaknya.

3. Menyenangkan adalah penilaian wajib pajak bahwa menggunakan e- filing akan menjadi pengalaman yang menyenangkan.

2.12 Niat Penggunaan e-Filing (Intention to Use e-Filing)

Dalam TPB, niat penggunaan adalah suatu ukuran mengenai kemauan

(13)

prediktor terbaik untuk mengetahui tindakan yang akan dilakukan oleh seseorang.

Niat penggunaan digunakan sebagai variabel yang menjelaskan penggunaan suatu sistem (Tarnay et al, 2012). Dalam konteks e-filing, niat penggunaan merupakan ukuran kemungkinan penerapan sistem e-filing oleh wajib pajak dalam penyampaian surat pemberitahuan.

Dalam penelitian Fu, Farn dan Chao (2006) indikator untuk mengukur niat penggunaan e-filing adalah sebagai berikut :

1. Berencana atau melanjutkan penggunaan adalah adanya rencana penggunaan e-filing bagi wajib pajak yang belum menggunakannya.

Sedangkan bagi wajib pajak yang telah menggunakan e-filing akan melanjutkannya di masa mendatang.

2. Menjadi prioritas adalah wajib pajak lebih memilih menggunakan e- filing dibandingkan secara manual dalam melaporkan pajaknya.

3. Menginformasikan kepada orang lain adalah wajib pajak akan merekomendasikan kepada orang lain untuk menggunakan e-filing.

2.13 Kajian Penelitian Terdahulu

Wang (2002) meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan e-filing di Taiwan. Wang (2002) menggunakan dasar teori TAM dan mengenalkan perceived credibility sebagai faktor baru dalam penggunaan e-filing.

Selain itu, dalam penelitiannya juga menguji computer self efficacy terhadap niat penggunaan sistem e-filing. Penelitian Wang (2002) menyimpulkan bahwa perceived usefulness, perceived ease of use dan perceived credibility mempengaruhi niat penggunaan e-filing, dimana persepsi kemudahan mempunyai pengaruh yang kuat dibandingkan dengan persepsi kegunaan dan perceived credibility. Hasil penelitiannya juga menyatakan bahwa adanya pengaruh computer self efficacy berpengaruh signifikan pada variabel perceived usefulness dan perceived ease of use, sedangkan berpengaruh negatif terhadap perceived credibility.

Fu, Farn dan Chao (2006) melakukan penelitian di Taiwan mengenai faktor yang mempengaruhi niat penggunaan e-filing. Dalam penelitiannya Fu, Farn dan

(14)

Chao (2006) menyatakan bahwa compatibility berpengaruh signifikan terhadap perceived usefulness dan perceived ease of use. Serta, perceived ease of use berpengaruh signifikan pada perceived usefulness. Untuk variabel perceived usefulness dan perceived behavioral control (technology facilitating conditions dan resource facilitating conditions) menjadi faktor penentu niat penggunaan e- filing. Sedangkan variabel perceived risk tidak mempunyai pengaruh pada niat penggunaan. Variabel perceived ease of use, subjective norms dan self efficacy tidak berpengaruh signifikan terhadap niat penggunaan e-filing dikarenakan electronic taxpayers telah mempunyai kemampuan teknologi informasi sehingga memiliki lebih banyak pilihan dan merasa bebas untuk memilih menggunakan e- filing.

Azmi dan Bee (2010) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan e-filing di Malaysia. Penelitian yang dilakukan menghasilkan variabel persepsi kegunaan, persepsi kemudahan berpengaruh signifikan terhadap niat penggunaan e-filing. Serta, persepsi kemudahan berpengaruh signifikan terhadap persepsi kegunaan. Persepsi kegunaan merupakan faktor penentu yang kuat dibandingan persepsi kemudahan dan persepsi kemudahan berpengaruh signifikan terhadap persepsi kegunaan. Perceived risk berpengaruh signifikan terhadap niat penggunaan e-filing. Selain itu, penelitian Azmi dan Bee (2010) juga menguji hubungan perceived risk dengan persepsi kegunaan dimana hasilnya berpengaruh signifikan dan perceived risk tidak berpengaruh signifikan terhadap persepsi kemudahan.

Suki dan Ramayah (2010) melakukan penelitian mengenai penerimaan e- government di Malaysia. Variabel-variabel yang digunakan perceived usefulness, perceived ease of use, compatibility, social influences, self efficacy, facilitating conditions, attitude, subjective norms dan perceived behavioral control. Hasil penelitian Suki dan Ramayah (2010) menunjukkan perceived usefulness, perceived ease of use dan compatibility berpengaruh signifikan pada attitude.

External influence tidak berpengaruh signifikan terhadap subjective norms.

Sedangkan interpersonal influence berpengaruh signifikan terhadap subjective nomrs. Self efficacy dan facilitating condition berpengaruh negatif terhadap

(15)

signifikan terhadap niat penggunaan. Perceived behavioral control berpengaruh negatif terhadap niat penggunaan dikarenakan responden mampu menggunakan sistem e-government dengan sumber daya (resources), pengetahuan dan kemampuan yang mereka miliki.

Lu, Huang dan Lo (2010) meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan e-filing oleh wajib pajak di Taiwan. Hasil Lu, Huang dan Lo (2010) menunjukkan attitude adalah faktor utama yang mempengaruhi niat penggunaan online tax filing. Attitude juga dipengaruhi perceived usefulness, perceived ease of use, tax equity, social norm dan moral norm. Niat penggunaan online tax filing mempengaruhi online tax filing behavior secara signifikan.

Penelitian Lu, Huang dan Lo (2010) menyimpulkan TAM dan TPB dapat berhasil diintegrasikan untuk menjelaskan online tax filing behavior dan ditemukannya korelasi antara faktor-faktor TAM dan TPB.

Tallaha, Shukor dan Hassan (2014) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi niat penggunaan e-filing di Malaysia setelah empat tahun penerapannya. Dalam penelitiannya, Tallaha, Shukor dan Hassan (2014) menggunakan dasar teori Technology Acceptance Model (TAM), Theory Planned Behavior (TPB) dan menambahkan konsep pengetahuan pajak. Hasil penelitiannya menunjukkan perceived usefulness, perceived ease of use dan subjective norms berpengaruh signifikan terhadap niat penggunaan e-filing.

Sedangkan untuk variabel perceived behavioral control tidak berpengaruh signifikan terhadap niat penggunaan e-filing dikarenakan penggunaan komputer dan internet telah menjadi bagian dari keseharian mereka sehingga wajib pajak orang pribadi dapat mempergunakan sistem e-filing atau fasilitas e-government lainnya tanpa hambatan. Selain itu, Inland Revenue Board Malaysia (IRBM) sebagai lembaga yang bertanggungjawab atas pemunggutan pajak di Malaysia telah memberikan sosialisasi penerapan e-filing sejak 2006. Hal itu menyebabkan variabel pengetahuan pajak pun tidak berpengaruh signifikan pada niat penggunaan e-filing. Hal disebabkan responden dalam penelitian Tallaha, Shukor dan Hassan (2014) mempunyai pengetahuan pajak pada tingkat medium, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan pajak tidak menjadi faktor penentu wajib

(16)

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

No Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1 Wang (2002) Variabel Independen :

a. Computer Sel-Eficacy b. Perceived Ease of

Use

c. Perceived Usefulness d. Perceived Credibility Variabel Dependen : a. Behavioral Intention to use the electronic tax filing systems

1. Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness dan Perceived Credibility

berpengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention.

2. Computer Self-Eficacy

berpengaruh signifikan terhadap Perceived Ease of Use dan Perceived Usefulness.

3. Computer Self-Eficacy berpengaruh negatif terhadap Perceived Credibility.

2 Fu, Farn dan Chao (2006)

Variabel Independen : a. Compatibility b. Perceived Ease of

Use

c. Perceived Usefulness d. Subjective Norms e. Self Efficacy

f. Resouce Facilitating Conditions

g. Technology facilitating Conditions h. Perceived Risk

Variabel Dependen : a. Behavioral Intention

to use electronic tax filing

1. Compatibility berpengaruh signifikan terhadap Perceived Ease of Use dan Perceived Usefulness.

2. Perceived Ease of Use

berpengaruh signifikan terhadap Perceived Usefulness.

3. Perceived usefulness dan Perceived Behavioral Control (Technology Facilitating Conditions dan Resource Facilitating Conditions) berpengaruh terhadap Behavioral Intention.

4. Perceived Risk tidak berpengaruh terhadap Behavioral Intention.

5. Perceived Ease of Use, Subjective Norms dan Self Efficacy tidak berpengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention.

(17)

3 Azmi dan Bee (2010)

Variabel Independen : a. Perceived Ease of

Use

b. Perceived Usefulness c. Perceived Risk

Variabel Dependen : a. Behavioral Intention

to use the electronic tax filing systems

1. Perceived Usefulness dan Perceived Ease of Use

berpengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention.

2. Perceived Risk berpengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention.

3. Perceived Risk berpengaruh signifikan terhadap Perceived Usefulness.

4. Perceived Risk tidak

berpengaruh signifikan terhadap Perceived Ease of Use.

4 Suki dan Ramayah (2010)

Variabel Independen : a. Perceived Usefulness b. Perceived Ease of

Use

c. Compatibility d. Social Influences e. Self Efficacy f. Facilitating

Conditions g. Subjective Norms h. Attitude

i. Perceived Behavioral Control

Variabel Dependen : a. Intention to Use e-

Government Service

1. Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use dan Compatibility berpengaruh signifikan terhadap Attitude.

2. External influence (Social Influences) tidak berpengaruh signifikan terhadap subjective norms.

3. Interpersonal Influence (Social Influences) berpengaruh signifikan terhadap subjective nomrs.

4. Self efficacy dan Facilitating condition berpengaruh negatif terhadap Perceived Behavioral Control.

5. Attitude dan Subjective Norms berpengaruh signifikan terhadap Intention to Use.

6. Perceived Behavioral control berpengaruh negatif terhadap Intention to Use.

5 Lu, Huang dan Lo (2010)

Variabel Independen : a. Perceived Usefulness b. Perceived Ease of

Use

c. Tax Equity d. Social Norms e. Moral Norms

f. Perceived Behavioral Control

1. Perceived Usefulness

berpengaruh signifikan terhadap Perceived Behavioral Control dan Attitude.

2. Perceived Ease of Use

berpengaruh signifikan terhadap Perceived Usefulness, Perceived Behavioral Control dan

Attitude.

(18)

Variabel Dependen : a. Online Tax Filing

Intention

b. Online Tax Filing Behavior

Attitude dan Subjective Norms.

4. Tax Equity berpengaruh signifikan terhadap Attitude.

5. Online Tax Filing Intention dipengaruhi oleh Perceived Behavioral Control, Subjective Norms dan Attitude.

6. Online Tax Filing Intention berpengaruh signifikan terhadap Online Tax Filing Behavior.

6 Tallaha, Shukor dan Hassan (2014)

Variabel Independen : a. Perceived Usefulness b. Perceived Ease of

Use

c. Subjective Norms d. Perceived Behavioral

Control e. Tax General

Knowledge

Variabel Dependen : a. Intention to Use e-

Filing

1. Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use dan Subjective Norms berpengaruh signifikan terhadap Intention to Use e- Filing.

2. Perceived Behavioral Control dan Tax General Knowldege tidak berpengaruh signifikan terhadap Intention to Use e- Filing.

2.14 Hipotesis Penelitian

2.14.1 Persepsi Kegunaan (Perceived Usefulness)

Penelitian yang dilakukan oleh Fu, Farn dan Chao (2006), dan Tallaha, Shukor dan Hassan (2014) menunjukkan bahwa persepsi kegunaan (perceived usefulness) berpengaruh signifikan terhadap niat penggunaan e-filing oleh wajib pajak. Hasil penelitian Azmi dan Bee (2010) menyatakan persepsi kegunaan merupakan faktor yang paling kuat mempengaruhi niat penggunaan e-filing secara signifikan. Sedangkan penelitian Wang (2002) di Taiwan menyimpulkan persepsi kegunaan tidak menjadi faktor yang paling kuat dibandingkan variabel penelitian lainnya yang digunakan. Berdasarkan uraian tersebut diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut :

H1 : Persepsi kegunaan (perceived usefulness) berpengaruh terhadap niat penggunaan e-filing (intention to use e-filing) oleh wajib pajak.

(19)

Suki dan Ramayah (2010) menyimpulkan persepsi kegunaan (perceived usefulness) berpengaruh signifikan terhadap sikap (attitude) dalam penerimaan e- government di Malaysia. Penelitian yang dilakukan oleh Lu, Huang dan Lo (2010) menyatakan bahwa sikap terhadap penggunaan (attitude toward using) merupakan faktor utama yang mempengaruhi penerimaan online tax filing oleh wajib pajak di Taiwan. Variabel sikap terhadap penggunaan (attitude toward using) dipengaruhi oleh persepsi kegunaan (perceived usefulness). Hal tersebut menunjukkan penelitiannya menghasilkan kesimpulan yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Suki dan Ramayah (2010). Berdasarkan uraian tersebut diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut :

H2 : Persepsi kegunaan (perceived usefulness) berpengaruh terhadap sikap penggunaan (attitude toward using) e-filing oleh wajib pajak.

2.14.2 Persepsi Kemudahan (Perceived Ease of Use)

Fu, Farn dan Chao (2006) menyatakan bahwa adanya pengaruh signifikan variabel persepsi kemudahan (perceived ease of use) terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness). Hasil penelitian Fu, Farn dan Chao (2006) didukung Azmi dan Bee (2010) karena menyimpulkan hal yang sama yaitu adanya hubungan antara persepsi kemudahan (perceived ease of use) pada persepsi kegunaan (perceived usefulness). Wajib pajak dapat menyelesaikan pengisian SPT dengan cepat (perceived usefulness) melalui online tax filing ketika persepsi kemudahan (perceived ease of use) yang dirasakan oleh wajib pajak tinggi (Lu, Huang dan Lo, 2010). Berdasarkan uraian tersebut diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut :

H3 : Persepsi kemudahan (perceived ease of use) berpengaruh terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) dalam penggunaan e-filing oleh wajib pajak.

(20)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan yang dilakukan Lu, Huang dan Lo (2010) menunjukkan variabel sikap (attitude) berpengaruh terhadap sikap terhadap penggunaan (attitude toward using) e-filing. Hal ini menunjukkan bahwa penerimaan terhadap e-filing tinggi. Ketika wajib pajak menilai sistem e-filing mudah digunakan, maka wajib pajak akan bersikap positif terhadap adanya sistem e-filing yang digunakan dalam pelaporan pajak Berdasarkan uraian tersebut diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut :

H4 : Persepsi kemudahan (perceived ease of use) berpengaruh terhadap sikap penggunaan e-filing (attitude toward using) oleh wajib pajak.

2.14.3 Sikap Terhadap Penggunaan (Attitude Toward Using)

Ketika wajib pajak mempunyai sikap positif terhadap penggunaan e-filing dan dimana sistem e-filing dapat memberikan keuntungan, maka niat penggunaan sistem e-filing pun tinggi (Lu, Huang dan Lo, 2010). Berdasarkan hal tersebut disimpulkan bahwa dalam penelitian Lu, Huang dan Lo (2010) menunjukkan sikap (attitude) merupakan faktor utama yang mempengaruhi niat penggunaan e- filing di Taiwan. Penelitian Suki dan Ramayah (2010) pun menyimpulkan bahwa sikap terhadap penggunaan (attitude toward using) berpengaruh pada niat penggunaan e-government di Malaysia. Berdasarkan uraian tersebut diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut :

H5 : Sikap penggunaan (attitude toward using) berpengaruh terhadap niat penggunaan e-filing (intention to use e-filing) oleh wajib pajak.

2.14.4 Norma Subjektif (Subjective Norms)

Hasil penelitian Tallaha, Shukor dan Hassan (2014), Suki dan Ramayah (2010), dan Lu, Huang dan Lo (2010) menunjukkan variabel norma subjektif berpengaruh signifikan terhadap niat penggunaan. Sedangkan penelitian Fu, Farn dan Chao (2006) menyimpulkan bahwa norma subjektif tidak berpengaruh signifikan pada niat penggunaan e-filing bagi electronic taxpayers. Hal itu dikarenakan electronic taxpayers telah mempunyai kemampuan mengenai teknologi informasi sehingga wajib pajak bebas dalam memilih untuk

(21)

menggunakan atau tidak menggunakan e-filing dalam pelaporan pajak.

Berdasarkan uraian tersebut diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut :

H6 : Norma subjektif (subjective norms) berpengaruh terhadap niat penggunaan e-filing (intention to use e-filing) oleh wajib pajak.

2.14.5 Persepsi Kemampuan Mengontrol (Perceived Behavioral Control) Fu, Farn dan Chao (2006) menunjukkan variabel persepsi kemampuan mengontrol (perceived behavioral control) berpengaruh signifikan terhadap niat penggunaan e-filing. Penelitian yang dilakukan Tallaha, Shukor dan Hassan (2014) dan menyimpulkan hasil yang berbeda dari penelitian sebelumnya dimana persepsi kemampuan mengontrol (perceived behavioral control) tidak berpengaruh signifikan terhadap niat penggunaan e-filing. Sedangkan menurut Suki dan Ramayah (2010) persepsi kemampuan mengontrol (perceived behavioral control) berhubungan negatif dengan niat penggunaan dikarenakan responden mampu menggunakan sistem e-government dengan sumber daya (resources), pengetahuan dan kemampuan yang mereka miliki. Berdasarkan uraian tersebut diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut :

H7 : Persepsi kemampuan mengontrol (perceived behavioral control) berpengaruh terhadap niat penggunaan e-filing (intention to use e-filing) oleh wajib pajak.

Referensi

Dokumen terkait

Kemudahan penggunaan (Perceived ease of use), manfaat menggunakan internet banking dan Informasi yang diterima berpengaruh signifikan terhadap minat untuk menggunakan

Road Map penelitian yang berjudul “Pembuatan Matriks Hidroksiapatit-Kitosan untuk Bahan Baku Filamen Tulang Buatan dari Limbah Cangkang Rajungan (Portunus Pelagicus) dengan

Perbedaan yang tampak antara media baru dan yang lama adalah dari segi penggunaan secara individual yaitu melalui tingkat interaktif penggunaan media yang diindikasikan oleh

Kedua GT akan run back dan satu dari damper pembunagan turbin gas untuk simple cycle ditutup.setelah damper pembungan gas GT tertutup kemudian HRSG HP/LP MSVs

Secara umum Adsorpsi didefinisikan sebagai suatu proses  penggumpalan substansi terlarut ( soluble ) yang ada dalam larutan, oleh permukaan zat atau  benda penyerap, dimana

[r]

yang berkembang di Jawa umumnya berarah barat-timur, maka secara teoritis dapat diinterpretasikan kelu- rusan struktur dengan arah barat- timur sebagai sesar naik

Begitu operasi berjalan, akan tercipta sejumlah lapangan pekerjaan permanen terkait dengan operasi di instalasi dan opsi/fasilitas teknis yang dikembangkan