• Tidak ada hasil yang ditemukan

LUSIA OKTAVIANY NIRON, A.Md NIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LUSIA OKTAVIANY NIRON, A.Md NIP"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PROFIL KELOMPOK

KUB BENTUL DESA WATULIWUNG

OLEH :

LUSIA OKTAVIANY NIRON, A.Md NIP. 19781016 200903 2 005

PENYULUH KECAMATAN KANGAE KABUPATEN SIKKA

PROPINSI NTT DAFTAR ISI

(3)

i Cover Luar ……… i

ii Cover Dalam ……….. ii

iii Daftar Isi ………. iii

I. Sejarah Berdirinya Kelompok ……… 1

A. Latar Belakang ……… 1

B. Tujuan ………. 3

C. Visi dan Misi ……… 3

a. Visi ……… 3

b. Misi ………. 3

II. Data Dasar Kelompok ……….. 4

A. Nama dan Alamat Kelompok ……… 4

B. Peta Lokasi Kelompok ……… 4

C. Penumbuhan dan Peningkatan Kelas Kelompok ……… 4

III. Struktur Organisasi ……… 5

IV. Perkembangan Usaha Kelompok ………. 7

V. Dokumentasi Kegiatan ………. 10

VI. Penutup ……… 12

BAB I

SEJARAH PENDIRIAN KELOMPOK

A. Latar Belakang

Indonesia adalah Negara maritim yang memiliki wilayah perairannya lebih luas dibandingkan dengan daratannya. Letak geografis Indonesia sangat menguntungkan karena berada di tengah-tengah jalur perdagangan dunia, terletak di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik serta Benua Asia dan Benua Australia. Tidak hanya itu, sumber daya yang tersimpan di

(4)

dalam laut Indonesia ternyata amat potensial. Data Food and Agriculture Organization (FAO) 2015 menyebutkan bahwa Indonesia penghasil terbesar di dunia untuk produk rumput laut dan tuna. Indonesia juga menjadi penghasil kepiting dan udang terbesar kedua setelah China. Beragam produk unggulan perikanan tersebut tersebar di seluruh wilayah Nusantara. sebagai Negara kepulauan yang mempunyai lebih dari 17.000 pulau dan wilayah pantai sepanjang 80.000 km.

Propinsi Nusa Tenggara Timur memiliki hampir sekitar 566 pulau.

dengan luas perairan lautnya sekitar 200.000 km2 di luar perairan Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEEI). Beberapa laut yang terhampar adalah Laut Flores di Utara, Laut Sawu di tengah, Samudera Hindia di selatan dan Laut Timur di tenggara. Kabupaten Sikka merupakan bagian dari wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak di Daratan Flores. Berdasarkan posisi geografisnya, Kabupaten Sikka memiliki batas- batas:

a. Utara : Laut Flores b. Selatan : Laut Sawu c. Barat : Kabupaten Ende

d. Timur : Kabupaten Flores Timur

Secara astronomis, Kabupaten Sikka terletak antara 80 22’ sampai dengan 80 50º Lintang Selatan dan 121º 55′ 40″ sampai 122º 41′ 30″ Bujur Timur.

Kabupaten Sikka dengan Luas 7.553,24 km2, dan memiliki luas lautan 5.821,33km2 dengan panjang garis pantai 444,50 km. Sebanyak 21 Kecamatan yang ada di Kabupaten Sikka yang terdiri dari 18 pulau yang terdapat di pantai utara laut flores, 160 desa/ kelurahan, terdapat 66 Desa pesisir.

Kecamatan Kangae dengan luas wilayah 38,43 km2 terdiri dari 9 desa dan 4 diantaranya adalah desa pesisir yakni Desa Watumilok, Desa Tana Duen, Desa Watuliwung dan Desa Habi yang sebagian penduduknya bermatapencaharian sebagai nelayan. Keempat desa pesisir ini dengan hamparan laut yang sangat luas terkandung potensi sumber daya kelautan yang cukup besar dengan hasil tangkapan ikan pelagis kecil dan ikan pelagis besar.

Desa Watuliwung adalah desa pesisir yang sebagian kecil masyarakatnya bermatapencaharian sebagai nelayan yang mengandalkan kehidupannya dari hasil perikanan laut. Masyarakat nelayan adalah komponen kunci dalam pengelolaan pemanfaatan Sumberd Daya Laut disamping sebagai pengguna langsung. Masyarakat nelayan pada umumnya mereka adalah kelompok masyarakat tertinggal yang berada pada level paling bawah, baik tertinggal secara ekonomi, sosial maupun budaya karena penghasilan mereka masih tergantung pada kondisi alam, maka sulit bagi mereka untuk merubah kehidupannya menjadi lebih baik. Nelayan tradisional setiap saat berhadapan dengan ketidakpastian pendapatan dan tekanan musim paceklik ikan yang panjang tetapi mereka juga dihadapkan pada manejemen pengelolaan keuangan dan pemasaran hasil tangkapannya.

1

(5)

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk berusaha meningkatkan kesejahteraan nelayan baik berupa pemberian bantuan peralatan tangkap, akses permodalan maupun melalui program pemberdayaan masyarakat. Akan tetapi tidak semua program itu tepat sasaran dan hasil yang diperoleh belum sesuai yang diharapkan.

Masyarakat nelayan dalam hal ini juga memiliki pengetahuan, pengalaman dan informasi secara turun temurun. Namun informasi ini tidak dikelolah dan terdokumentasi dengan baik. Sadar akan keterbatasan data, informasi, modal dan ketidakpastian pendapatan maka beberapa kelompok- kelompok nelayan dengan latar belakang cara tangkap berbeda (nelayan pancing, pukat, ) bersepakat membuat satu wadah untuk mengaspirasikan keinginan mereka untuk menjaga dan melestarikan ketersediaan sumber daya kelautan dan perikanan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan.

Kelompok Usaha Bersama Perikanan tangkap adalah salah satu kelompok yang dibentuk berdasarkan hasil kesepakatan atau musyawarah seluruh anggota kelompok yang dilandasi oleh keinginan bersama untuk usaha bersama dan ditanggungjawabkan secara bersama guna meningkatkan pendapatan anggota. Kelompok usaha bersama perikanan tangkap diharapkan dapat mengakomodasi seluruh anggota kelompok nelayan (termasuk wanita dan anak – anak nelayan) dalam membangun kegiatan usaha yang saling menunjang menuju tercapainya efisiensi usaha kerja serta meningkatkan pendapatan keluarga nelayan. Pelaksanaan Kelompok Usaha Bersama (KUB) perikanan tangkap merupakan serangkaian kegiatan untuk memotifasi dan mendorong terbentuknya kelompok usaha bersama melalui berbagai kegiatan bimbingan dan pelatihan. Pemerintah berperan sebagai mitra kerja yang memberikan bimbingan dan pelatihan kepada nelayan agar mampu berperan aktif dan turut serta mengembangkan perikanan tangkap.

KUB atau Kelompok Usaha Bersama Bentul adalah sebuah wadah nelayan perikanan tangkap yang berada di Desa Watuliwung, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka, Propinsi Nusa Tenggara Timur, terbentuk atas kesadaran dan keinginan para anggotanya dengan keterbatasan masing- masing untuk saling membantu berbagi pengetahuan dan belajar memanajemen sebuah usaha agar bisa berkembang dan mandiri dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup nelayan yang jauh dari kemiskinan.

Kelompok ini secara kelembagaan di bentuk pada tanggal 29 Agustus 2013 dengan jumlah anggota 10 orang dan dalam perkembangannya saat ini tinggal 7 orang. Kelompok ini mengembangkan usaha di bidang perikanan tangkap dan saat ini masih aktif dan berjalan lancar. Dalam kegiatan penangkapan ikan laut, nelayan menggunakan metode alat tangkap hand line, panah dan jaring insang hanyut (gill net). Potensi kelautan dan perikanan di laut flores dan teluk maumere, kabupaten Sikka sangat melimpah untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya yang tentunya membutuhkan

2

(6)

penanganan serius oleh nelayan itu sendiri dan didukung oleh semua pihak terutama oleh pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah agar potensi yang besar ini bisa membawa manfaat bagi nelayan.

B. Tujuan

Kelompok Usaha Bersama Nelayan adalah kumpulan beberapa orang nelayan yang menhhimpun diri dalam satu wadah kelompok karena memiliki Tujuan yang sama yaitu :

1. Merupakan wadah dan sarana untuk meningkatkan kegiatan perikanandan sebagai wahana dalam penyerapan teknologi dan informasi yang bermanfaat bagi setiap anggota kelompok

2. Penegakan aturan pada praktik destruktif fishing (Bom dan Potasium) yang belum jelas

3. Tidak adanya wadah / tempat nelayan untuk menyelesaikan masalah- masalah nelayan

C. Visi dan Misi a. Visi :

Terciptanya kemandirian dan pemberdayaan nelayan dalam mewujudkan pemenuhan kebutuhan hidup dan peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat nelaya khususnya para nelayan kecil yang berorientasi pada pemberdayaan sosial, ekonomi dan ekologi.

b. Misi :

1. Membangun pribadi nelayan yang berwawasan luas terutama dalam bidang lingkungan dan kelautan.

2. Menumbuhkembangkan hasil tangkap kelompok nelayan kecil dan masyarakat.

3. Menggalakkan kegiatan pembinaan untuk meningkatkan kualitas nelayan kecil.

4. Meningkatkan kapasitas sikap dan keterampilan kelompok nelayan kecil dan masyarakat.

5. Menjalin kerjasama yang harmonis sesama nelayan kecil dan membangun aliansi strategis (jaringan) dengan berbagai pihak

BAB II

DATA DASAR KELOMPOK

A. Nama dan Alamat Kelompok Kelautan Dan Perikanan

 Nama : Bentul

 Nomor Badan Hukum : -

 Alamat : Nubaarat

 Desa : Watuliwung

 Kecamatan : Kangae

3

(7)

 Kabupaten /Kota : Sikka

 No. Tlp /Fax Sekretariat : -

 No.HP ketua Kelompok : -

 Email :

 Koodinat : -8.636271, 122.261151

B. Peta Lokasi KUB Bentul

Desa Watuliwung, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka

C. Penumbuhan dan peningkatan kelas kelompok

 Tanggal /bulan /tahun pendirian : 29 Agustus 2013

 Kelas kelompok : Pemula

 Nomor Sertifikat Pengukuhan : 11/KEP/DWL/2013 BAB. III

STRUKTUR ORGANISASI

Sturktur organisasi secara umum adalah sebuah susunan berbagai komponen atau unit – unit kerja dalam sebuah organisasi atau suatu susunan atau hubungan antara komponen, bagian –bagian dan posisi dalam sebuah organisasi.

Komponen yang ada dalam sebuah organisasi memiliki ketergantungan, sehingga KUB.

BENTUL

4

(8)

jika terdapat suatu komponen baik, maka akan berpengaruh kepada komponen yang lainya dan tentu akan berpengaruh juga kepada organisasi tersebut.

Struktur organisasi merupakan susunan dan hubungan antara setiap bagian maupun posisi yng terdapat pada sebuah organisasi dalam menjalankan kegiatan –kegiatannya dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Struktur organisasi dapat menggambarkan secara jelas pemisahan kegiatan dari pekerjaan antara yang satu dengan kegiatan yang lain dan juga bagaimana hubungan antara aktivitas dan fungsi yang dibatasi.

Dengan adanya sturktur organisasi maka kita bisa melihat pembagian kerja dan bagaimana fungsi atau kegiatan yang berbeda bisa di koordinasikan dengan baik. Selain itu, dengan adanya struktur tersebut maka kita bisa mengetahui beberapa spesialisi dari sebuah pekerjaan, saluran perintah, maupun penyampaian laporan.dalam penjelasan struktur tersebut terdapat hubungan antar komponen dan posisi yang ada didalamnya, dan semua komponen tersebut mengalami saling ketergantungan.

Struktur tersebut merupakan komponen penting yang harus ada dalam organisasi yang memuat terkait pembagian tugas dan tanggung jawab masing – masing, berikut sturktur organisasi Kelompok Usaha Bersama Bentul :

Pembina Kepala Dinas

Penyuluh perikanan Lusia Oktaviany Niron,

Ketua Kelompok Portasius Wuli

5

(9)

BAB. IV

PERKEMBANGAN USAHA KELOMPOK

Kegiatan penangkapan ikan merupakan aktivitas yang dilakukan untuk mendapatkan sejumlah hasil tangkapan yaitu berbagai jenis ikan untuk memenuhi permintaan sebagai sumber makanan dengan menggunakan berbagai jenis alat tangkap. Adanya permintaan menyebabkan terjadi siklus ekonomi di mana akan

Sekretaris Joseph Jerystianus

Bendahara Yohanes jefri

Anggota 1. Lukas Leping 2. Efariktus Epa 3. Laurensius

Plaron

4. Silvester Wodon

6

(10)

terjadi keuntungan dan kerugian sehungga aktivitas penangkapan dilakukan dengan meningkatkan hasil tangkapan ikan untuk meraih keuntungan yang sebesar-besarnya oleh pelaku usaha penangkapan ikan.

Aktivitas penangkapan ikan tentu saja didukung oleh teknologi penangkapan ikan yang memadai dan berwawasan lingkungan. Aktivitas penangkapan ikan oleh setiap jenis alat tangkap memiliki perbedaan dikarenakan setiap jenis alat tangkap konstruksi dan cara pengoperasian yang benar sehingga sesuai dengan perairan pada daerah-daerah penangkapan ikan.

Adapun permasalahan – permasalahan yang di hadapi KUB Bentul adalah kurang memadahinya alat penangkapan ikan, alat-alat navigasi serta armada tangkapan ikan sehingga mempengaruhi hasil tangkapan ikan.

Penangkapan

a. Jenis Usaha : Penangkapan

Bidang usaha utama kelompok usaha bersama (KUB) perikanan tangkap adalah usaha penangkapan ikan yang dilakukan dengan berbagai jenis alat tangkap yang secara legal diperbolehkan dan teknologinya di kuasai oleh anggota.

b. Jenis Alat Tangkap

Dalam menjaga kelestarian sumber daya perikanan maka di butuhkan alat penangkapan ikan yang ramah lingkungan dari segi pengoperasian alat penangkapan ikan, daerah penangkapan ikan dan lain sebagainya.

Pengembangan teknologi penangkapan ikan ditekankan pada teknologi penangkapan ikan yang ramah lingkungan dengan harapan dapat memanfaatkan sumber daya perikanan secara berkelanjutan. Alat tangkap yang ramah lingkungan adalah satu alat tangkap yang tidak memberikan dampak negatif terhadap lingkungan yaitu sejauh mana alat tangkap tersebut tidak merusak dasar perairan.

Jenis alat tangkap yang digunakan oleh kelompok Usaha Bersama Bentul adalah :

 Jaring Insang (Gill Net)

 Hand Line (Pancing Ulur)

 Panah

c. Komoditas Hasil Tangkap

 Ikan Selar

 Ikan Dasar/Ikan Batu d. Sarana Penangkapan N

o Nama

Anggota Kepemilikan Sarana Penangkapan Status kepemilikan Alat Jml Armada Jml Jenis Jml

7

(11)

tangkap Tangkap Mesin 1 Portasius

Wuli

Gill Net Panah

6 1

Sampan 1 - - Perorangan

2 Yoseph Jerystianus

Gill Net Hand Line

6

5 Sampan 1 - - Perorangan

3 Yohanes Jefri

Hand Line

5 - - Perorangan

4 Lukas

Leping

Gill Net Hand Line

3

6 Sampan 1 - - Perorangan

5 Efariktus Epa

Gill Net Hand Line

4 4

Sampan 1 - - Perorangan

6 Laurensius Plaron

Gill Net Hand Line

3 5

Sampan 1 - - Perorangan

7 Silvester Wodon

Gill Net Hand Line

6 4

Sampan 1 - Perorangan

e. Data Produksi dan Produktivitas Kelompok

No Komoditas Alat Tangkap Produksi

(ton/bln) Produktivitas

(ton/th) Keteranga n

1 Ikan Selar Gill Net 112 kg 1,12

2 Ikan Dasar/Ikan Batu

Panah/Pancin g

100 kg 400 kg

f. Aset Kelompok Perikanan

No Jenis Barang Jumlah Nama Pemilik Nominal (Rp)

1 Sampan 6 Anggota Kelompok

2 Gill Net 28 Anggota Kelompok

3 Pancing 29 Anggota Kelompok

4 Panah 1 Anggota Kelompok

g. Omset Usaha Anggota Kelompok

Omzet kelompok sebesar Rp. 210.000.000,- selama 1 tahun, dengan rincian : NO Nama Anggota Kelompok Omzet per tahun (Rp)

1 Portasius Wuli Pendapatann rata-rata per bulan untuk setiap orang dalam satu

kelompok sebesar Rp.

2.100.000. maka omset 2 Yoseph Jerystianus

3 Yohanes Jefri 4 Lukas Leping

8

(12)

kelompok dalam 1 bulan sebesar Rp. 21.000.000

5 Efariktus Epa 6 Laurensius Plaron 7 Silvester Wodon

Total 210.000.000

h. Program Kerja

 Pertemuan rutin/rembuk kelompok :ada 2 kali/bulan

Pertemuan kelompok rutin diadakan sebanyak 2 kali dalam 1 bulan.

Pertemuan kelompok bertujuan untuk mengevaluasi kegiatan penangkapan ikan serta membahas isu isu mengenai kegiatan penangkapan ikan serta cara pemecahan masalahnya.

 Pertemuan bulanan dengan Penyuluh : ada 2 kali/bulan

Pertemuan rutin bulanan dengan penyuluh perikanan sebanyak 2 kali dengan kelompok binaan. Tujuan pertemuan adalah untuk monitoring serta mengevaluasi kegiatan penangkapan ikan yang dilkukan oleh nelayan.

DOKUMENTASI KEGIATAN

Kunjungan ke anggota kelompok 9

(13)

Sosialisasi dan pendataan Kartu Asuransi Nelayan dan KUSUKA

Pertemuan rutin bulanan kelompok 10

(14)

BAB. V PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

 Usul

1. Kendala yang dihadapi nelayan sampai saat ini dalam kegiatan penangkapan ikan selain keadaan cuaca dan iklim yang tidak menentu adalah keterbatasan armada dan alat tangkap karna masyarakat nelayan masih menggunakan alat tangkap tradisonal sehingga daerah fising grounnya hanya berada di sekitar teluk Maumere. Hal ini sangat mempengaruhi peningkatan produksi perikanan nelayan karena keterbatasan ini kurang maksimalnya pemanfaatan potensi kelautan dan perikanan yang sangat melimpah di laut Flores.

2. Solusi yang dapat membantu nelayan untuk meningkatkan produksi perikanan tangkap adalah perlunya pembaharuan dan perbaikanla secara berkala terhadap alat-alat tangkap dan penguasaan musim ikan dengan jaring yang tepat. Pemerintah daerah perlu bekerjasama dengan pemerintah pusat atau daerah lain dalam penyediaan kapal dan alat tangkap ikan yang sesuai dengan karakteristik laut setempat. Hal ini perlu diimbangi dengan ketersediaan sarana pelabuhan yang strategis dan

Pembagian Kartu Asuransi Nelayan 11

(15)

aksesibel. Pemerintah juga perlu meningkatkan frekuensi penyuluhan perikanan kepada masyarakat pesisir.

 Saran

Supaya dapat meningkatkan produksi hasil tangkapan ikan maka dapat disarankan :

1. Perlunya penambahan teknologi dan infrastruktur dalam aktivitas produksi perikanan tangkap. Dengan adanya teknologi dan infrastruktur mampu menghasilkan tangkapan ikan yang maksimal. Selain itu, kegiatan pembinaan nelayan oleh Dinas Perikanan Kabupaten Sikka lebih diarahkan untuk membuka isolasi mental nelayan agar mampu memaksimalkan potensi perikanan yang ada dan memberikan diversifikasi usaha di bidang perikanan.

2. Program-program pemberdayaan yang dilakukan pemerintah seyogianya dilengkapi indikator keberhasilan. Saat ini belum tersedia data jumlah nelayan miskin, dan bagaimana perubahan komposisi jumlah nelayan miskin setelah ada program pemberdayaan, padahal data ini sangat penting sebagai ukuran efektivitas program pemerintah.

3. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti kelembagaan dan pengaturan kemitraan dalam usaha perikanan tangkap di Kabupaten Sikka. Selain itu, perlu diketahuinya keterpaduan sistem pemerintah pusat dan daerah dalam program pembangunan perikanan tangkap.

12

13

Referensi

Dokumen terkait

Operasi DFF pada dua buah gelombang kotak yang berbeda frekuensi menghasilkan sinyal yang memiliki beda frekuensi dari kedua sinyal tersebut. D-FF digunakan sebagai rangkaian

Dalam proses analisis data, dilakukan melalui dua tahap, yaitu analisis kesesuaian model teoritis dengan data empiris serta analisis pengaruh dan besar pengaruh regulasi

Nilai kecerahan dan oksigen terlarut yang rendah berbanding terbalik dengan konsentrasi karbon organik total dan fosfat terlarut pada suatu perairan yang berasal

PT Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 8 Surabaya bagian sumber daya manusia melayani dan memudahkan setiap kebutuhan pegawai dengan pembuatan surat izin cuti

Dari sisi keunikan, Nursi tidak lepas dari dasar tauhid yang tercermin dalam manifestasi-manifetasi Nama-Nama Indah Sang Pencipta (al-asma al-husna). Pandangan ini

Persentase hidup stek cabang bambu betung tertinggi ditemukan pada penggunaan media tanah dengan bahan stek yang telah memiliki akar adventif, yaitu sebesar

Tisdale (2009) mengungkapkan bahwa pelepasan bahan kimia oleh sel kanker dan sistem imun dari sel host dapat menyebabkan penurunan nafsu makan (anoreksia). S.N dengan LLA L1-B

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana membangun suatu sistem pendukung keputusan dengan metode ANP dan TOPSIS yang dapat membantu pengambil keputusan