• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMIKIRAN ABDURRAHMAN WAHID DALAM GERAKAN POLITIK PARTAI KEBANGKITAN BANGSA (PKB) SULAWESI SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PEMIKIRAN ABDURRAHMAN WAHID DALAM GERAKAN POLITIK PARTAI KEBANGKITAN BANGSA (PKB) SULAWESI SELATAN"

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)

PEMIKIRAN ABDURRAHMAN WAHID DALAM GERAKAN POLITIK PARTAI KEBANGKITAN BANGSA (PKB)

SULAWESI SELATAN

Tesis

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Magister Agama (M.Ag.) Jurusan Pemikiran Islam

pada Pascasarjana UIN Alauddin Makassar

Oleh:

MUHAMMAD TAUFIK NIM: 80100218022

PASCASARJANA UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2021

(2)

i

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Muhammad taufik

NIM : 80100218022

Tempat/Tgl. Lahir : Majene, 09 April 1992 Jurusan : Pemikiran Islam Fakultas/Program : Pascasarjana

Alamat : Jalan Mannuruki 1 No. 22 Tamalate

Judul : Pemikiran Abdurrahman Wahid Dalam Gerakan Politik Partai Kebangitan Bangsa (PKB) Sulawesi Selatan

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa tesis ini benar adalah hasil karya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka tesis dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Makassar, Februari 2022 Penyusun,

Muhammad Taufik NIM: 50400117063

(3)

ii

PENGESAHAN TESIS

Tesis dengan judul “Pemikiran Abdurrahman Wahid Dalam Gerakan Politik Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sulawesi Selatan” yang disusun oleh Saudara Muhammad Taufik, NIM: 80100218022, telah diuji dan dipertahankan dalam sidang Munaqasyah yang diselenggarakan pada hari Rabu, 02 Februari 2022 Masehi, dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dalam bidang Pemikiran Islam pada Pascasarjana UIN Alauddin Makassar.

PROMOTOR:

1. Dr. H. Barsihannor, M.Ag. ( )

KOPROMOTOR:

1. Dr. H. Nurman Said, M.A ( )

PENGUJI:

1. Dr. Firdaus Muhammad, M.A ( )

2. Dr. Syahrir Karim, Ph.D ( )

3. Dr. H. Barsihannor, M.Ag. ( )

4. Dr. H. Nurman Said, M.A ( )

Makassar, 02 Februari 2022

(4)

iii

KATA PENGANTAR

مْيِحَّرلا ِنَْحَّْرلا ِللها ِمْسِب

لَع ُمَلاَّسلاَو ُةَلاَّصلاَو ،ِنيِّدلاَو اَيْ نُّدلا ِروُمُأ ىَلَع ُْينِعَتْسَن ِهِبَو ،َينِمَلاَعْلا ِّبَر ِهَّلِل ُدْمَْلْا َى ِدْعَ ب اَّمَأ ،َينِع َم ْجَأ ِهِبْحَصَو ِهِلآ َىلَعَو َينِلَسْرُم لا ِفَرْشَأ

Segala puji penyusun panjatkan ke hadirat Allah swt., atas segala karunia dan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Pemikiran Abdurrahman Wahid Dalam Gerakan Politik Partai Kebangitan Bangsa (PKB) Sulawesi Selatan” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar master pada program pascasarjana konsentrasi Pemikiran Islam.

Salawat serta salam senantiasa dicurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw., yang telah menggulingkan kemungkaran dan menggelar permadani-permadani kebaikan, sehingga kita dapat merasakan nikmat Islam.

Penyusun menyadari bahwa selama perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini, tak lepas dari bantuan banyak pihak. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan banyak terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Prof. H. Hamdan Juhannis, M.A, Ph.D., selaku Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr. Mardan M.Ag., selaku Wakil Rektor I, Prof. Dr.

Wahyuddin Naro, M.Pd., selaku Wakil Rektor II, Prof. Dr. Darussalam, M.Ag., selaku Wakil Rektor III, dan Dr. H. Kamaluddin Abunawas, M.Ag, selaku Wakil Rektor IV, beserta seluruh staf UIN Alauddin Makassar.

(5)

iv

2. Dr. H. Indo Santalia, M.Ag. selaku Ketua prodi Dirasyah Islamiyah dan Dr.

Laode Ismail, M.Ag selaku Sekretaris prodi Dirasyah Islamiyah yang senantiasa memberikan dukungan kepada penyusun dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Dr. H. Barsihannor, M.Ag. selaku pembimbing I dan Dr. H. Nurman Said, M.A. selaku pembimbing II yang senantiasa ikhlas untuk meluangkan waktunya dalam membimbing dan mengarahkan penyusun hingga tesis ini selesai disusun.

4. Dr. Firdaus Muhammad, MA., selaku penguji I dan Dr. Syahrir Karim, Ph.D., selaku penguji II yang senantiasa memberikan masukan dan kritikan yang membangun kepada penyusun dalam penyusunan tesis ini.

5. Segenap dosen Pascasarjana UIN Alauddin Makassar terutama bagi dosen Pemikiran Islam yang telah banyak membagikan ilmu yang dimiliki selama proses perkuliahan beserta jajaran staf akademik dan staf jurusan yang juga banyak membantu dalam pengurusan penyusunan tesis ini.

6. Jajaran Dewan Pengurus Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa (DPW PKB).

yang memberi ruang bagi penyusun dalam mengeksplorasi pemikiran Abdurrahman Wahid melalui diskusi dan wawancara bersama kader-kader partai PKB di Sulawesi Selatan sehingga penyusun mendapatkan informasi sebagai bahan dalam menyusun tesis ini.

7. Terkhusus Kepada orang tua saya Bapak Nurdin dan Ibu Hauwa yang selalu memberikan motivasi kepada penyusun, baik berupa materi, dukungan secara mental berupa perhatian, cinta dan sayang serta banyak doa yang selalu dikirimkan sehingga penyusun dapat lebih semangat dalam menyelesaikan tesis.

(6)

v

8. Nurul Fitriani istri tercinta yang selalu menemani dengan sabar, ikhlas selama menyusun tesis ini sampai selesai.

Akhirnya penyusun berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan segala partisipasi semua pihak yang tidak sempat tertuang di dalam penulisan ini.

Semoga memperoleh imbalan yang berlipat ganda dari Allah swt. Aamiin.

Makassar, Februari 2022 Penyusun,

Muhamaad Taufik NIM: 80100218022

(7)

vi DAFTAR ISI

JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ... ix

ABSTRAK ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1-25 A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ... 9

D. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus ... 10

E. Kajian Pustaka ... 16

F. Metodologi Penelitian ... 20

BAB II BIOGRAFI ABDURRAHMAN WAHID ... 28-41 A. Sosio Kultur tempat Kelahiran Abdurrahman Wahid ... 28

B. Latar Belakang Pendidikan Abdurrahman Wahid ... 30

C. Karya Akademik Abdurrahman Wahid ... 36

D. Aktivitas dan Karir Politik ... 38

BAB III PROFIL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA ... 42-61 A. Profil Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ... 42

B. Ideologi Partai PKB ... 44

C. Visi dan Misi Partai PKB ... 47

D. Asas, Prinsip Perjuangan dan Mabda‟ Siayasih PKB ... 51

E. Peran PKB dalam Dinamika Politik Bangsa ... 58

(8)

vii

BAB IV PENGARUH PEMIKIRAN POLITIK

ABDURRAHMAN WAHID TERHADAP PKB DI

SULS-SEL ... 62-114 A. Konsep Pemikiran Politik Abdurrahman Wahid Pada Partai

Kebangkitan Bangsa di Sul-Sel ... 62 B. Kaitan Pemikiran Abdurrahman Wahid dengan Visi Politik

PKB Sulawesi Selatan ... 95 C. Pengaruh Pemikiran Politik Abdurrahman Wahid

Terhadap Kebijakan Politik PKB Sulawesi Selatan ... 103

BAB V PENUTUP ... 115-116 A. Kesimpulan ... 115 B. Implikasi Penelitian ... 116

DAFTAR PUSTAKA ... 117 LAMPIRAN-LAMPIRAN ...

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...

(9)

viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN DAN SINGKATAN

A. Transliterasi Arab-Latin

Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf latin dapat dilihat pada tabel berikut:

1. Konsonan

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

ا Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan

ب Ba B Be

ت Ta T Te

ث Tsa ṡ es (dengan titik di atas)

ج Jim J Je

ح Ha H ha (dengan titik di

bawah)

خ Kha Kh ka dan ha

د Dal D De

ذ Zal Ż zet (dengan titik di atas)

ر Ra R Er

ز Za Z Zet

س Sin S Es

ش Syin Sy es dan ye

ص Shad Ṣ es (dengan titik di

bawah)

ض Dhad Ḍ de (dengan titik di

bawah)

ط Tha Ṭ te (dengan titik di

bawah)

(10)

ix

ظ Dza Ẓ zet (dengan titik di

bawah)

ع „ain „ apostrof

terbaik

غ Gain G Eg

ف Fa F Ef

ق Qaf Q Qi

ك Kaf K Ka

ل Lam L Ei

م Mim M Em

ن Nun N En

و Wawu W We

ه Ha H Ha

أ Hamza

h

‟ Apostrof

ي ya‟ Y Ye

Hamzah yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda apapun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda( ).

2. Vokal

Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai berikut:

Tanda Nama Huruf Latin Nama

◌ َ Fathah A A

(11)

x

◌ َ Kasrah I I

◌ َ Dammah U U

Vokal rangkap bahasa Arabyang lambangnya berupa gabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu :

3. Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu :

4. Ta Marbutah

Transliterasi untuk ta marbutah ada dua, yaitu: ta marbutah yang hidup atau mendapat harkat fathah, kasrah, dan dammah, yang transliterasinya adalah

Tanda Nama Huruf Latin Nama

ي ◌ َ fathah dan ya Ai a dan i و ◌ َ fathah dan wau Au a dan u

Harkat dan Huruf

Nama Huruf dan Tanda

Nama ي / ا ,◌ َ fathah dan

alif atau ya

A

a dan garis di atas

ي ◌ َ kasrah dan

ya I

i dan garis di atas

و ◌ َ dammah dan

wau U

u dan garis di atas

(12)

xi

[t]. Sedangkanta marbutah yang mati atau mendapat harkat sukun transliterasinya adalah [h].

Kalau pada kata yang berakhir dengan ta marbutah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta marbutah itu transliterasinya dengan [h].

5. Syaddah (Tasydid)

Syaddah atau tasydidyang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda tasydid (◌), dalam transliterasinya ini dilambangkan dengan perulangan huruf (konsonan ganda) yang diberi tanda syaddah.

Jika huruf يber-tasydiddi akhir sebuah kata dan didahului oleh huruf kasrah( َي), maka ia ditransliterasikan seperti huruf maddah(i).

6. Kata Sandang

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf ﻻ (alif lam ma‟arifah).Dalam pedoman transliterasi ini, kata sandang ditransliterasi seperti biasa, al-, baik ketika ia di ikuti oleh huruf syamsiah Maupun huruf qamariah. Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung yang mengikutinya.Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan garis mendatar (-).

7. Hamzah

Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrop (,) hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.

(13)

xii

8. Penulisan Kata Arab yang Lazim digunakan dalam Bahasa Indonesia Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata,istilah atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari perbendaharaan bahasa Indonesia, atau sudah sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya kata Al-Qur‟an (dari al- Qur‟an), sunnah,khususdan umum.Namun, bila kata-katatersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka mereka harus ditransliterasi secara utuh.

9. Lafz al-Jalalah (ﷲ)

Kata “Allah” yang didahului partikel seperti huruf jarr dan huruf lainnya atau berkedudukan sebagai mudaf ilaih (frase nominal), ditransliterasi tanpa huruf hamzah.

Adapun ta marbutah di akhir kata yang disandarkan kepada lafz a- ljalalah,ditransliterasi dengan huruf [t].

10. Kapital

Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital (All caps), dalam transliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai ketentuan tentang penggunaan huruf kapital berdasarkan pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku (EYD).

Huruf kapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal nama dari (orang, tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf kapital (AL-). Ketentuan yang sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul referensi yang didahului oleh kata sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun dalam catatan rujukan (CK,DP, CDK, dan DR).

(14)

xiii B. Daftar Singkatan

Beberapa singkatan yang dilakukan adalah:

swt. = subhanahu Wa ta ala

saw. = sallallahu „alaihu Wa sallam

QS.../...:4 = QS al-Baqarah/2:4 atau QS Ali-„Imran/3:4 PKB = Partai Kebangkitan Bangsa

LSM = Lembaga Swadaya Masyarakat

(15)

xiv ABSTRAK Nama : Muhammad Taufik

NIM : 80100218022

Judul : Pemikiran Abdurrahman Wahid Dalam Gerakan Politik Partai .Kebangitan Bangsa (PKB) Sulawesi Selatan

Penelitian bertujuan untuk menjawab permasalahan: (1) Konsep pemikiran politik Abdurrahman Wahid. (2) Kaitan pemikiran Abdurrahman Wahid dengan visi politik PKB. (3) Pengaruh pemikiran Politik Abdurrahman Wahid terhadap kebijakan politik PKB Sulawesi Selatan.

Jenis penelitian adalah kualitatif dengan pendekatan penelitian yakni pendekatan sosiologis dan politik. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan konsep pemikiran Abdurrahman Wahid merujuk pada ajaran nilai-nilai Islam keindonesiaan yang dibingkai dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar. Pemikiran Abdurrahman wahid menjadi visi politik PKB tentang negara, nasionalisme, pluralism, dapat dilihat melalui kebijakan-kebijakan PKB di Sulawesi Selatan yang merujuk pada pemikiran Abdurrahman Wahid. Negara hadir memberikan fasilitas terhadap masyarakat.

Pelaksanaan kegiatan dialog lintas Agama, berbagi sembako dalam kegiatan duka bersama sebagai cerminan rasa nasionalisme dan humanisme. Kegiatan pendampingan kepada masyarakat untuk mendapatkan kebebasan beragama sesuai kepercayaan yang diyakininya sebagai sikap pluralisme.

Implikasi penelitian ini menjawab perlunya indikasi pemikiran Abdurrahman Wahid dalam gerakan PKB Sul-Sel sebagai konsep pemikiran yang sangat baik untuk dilaksanakan demi kemajuan berbangsa dan bernegara. Salah satu contohnya adalah lahirnya kelompok kajian dengan nama Gemasaba, Lakumham dan Garda Bangsa.

Kata Kunci : PKB, Islam, Negara, Nasionalisme, Pluralisme

(16)

ABSTRACT Name : Muhammad Taufik

Reg. Number : 80100218022

Tittle : Abdurrahman Wahid's Thoughts in the Political Movement of Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) in South Sulawesi

The major objective of this research was to investigate the thoughts of Abdurrahman Wahid related to the political movement of PKB in South Sulawesi.

Therefore, several research questions were asked in this study: (1) What is the concept of Abdurrahman Wahid's political thought? (2) What is the relationship between Abdurrahman Wahid's thoughts and PKB's political vision? (3) What are the influences of Abdurrahman Wahid's political thoughts on the political policies of PKB in South Sulawesi? Based on these aforementioned questions, this research attempted to find out: (1) Abdurrahman Wahid's concept of political thoughts, (2) The relationship between Abdurrahman Wahid's thoughts and the political vision of the PKB, and (3) The influences of Abdurrahman Wahid's political thoughts on the political policies of PKB in South Sulawesi.

The method used for this research was a qualitative method by using sociological and political approaches. The data collection method used were observation, interviews, and documentation. The data analysis was further conducted by using the three stages of data condensation, data display, and data conclusion drawing.

The findings of this research indicated that the thoughts of Abdurrahman Wahid were based on the Islamic and national values and in line with Pancasila and constitutions. The thoughts of Abdurrahman Wahid were also in accordance with PKB's political vision in terms of the state, nationalism, and pluralism.

Therefore, PKB's political policies in South Sulawesi were to be based on Abdurrahman Wahid's thoughts. The poin made was that the state should provide facilities to the citizens. Hence, the activities such as food distribtuin has been consistently done by the party. Besides, interfaith dialogue activities had also been conducted to build mutual respects among religious belivers. As a result, people with different beliefs could understand the value of diversity and live in a harmony despite their differences.

As implications, it is expected that Abdurrahman Wahid’s thoughts should be taken as the based of PKB programs in South Sulawesi for the progress of the nation and state. In this case, a good community should be created to discuss Abdurrahman Wahid’s thoughts and run various decent programs such as the Gemasaba community.

Key Words: PKB, Islam, State, Nationalism, Pluralism

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah bangsa yang religius dengan kepercayaan keagamaan yang beragam, yang meliputi Hindu, Buddha, Kristen, Khonghucu dan Islam.

Namun, disetiap agama mempunyai pemahaman yang berbeda sehingga muncul paham kegamaan yang bermacam-macam. Dalam agama Islam terdapat banyak kelompok yang mempunyai pemahaman kegamaan yang berbeda misalnya, Ahmadiyah,Syi‟ah,Muhammadiyah,Salafiyyah dan Nahdatul Ulama. Paham keagamaan ini bersifat tradisional maupun yang lebih modern. Perbedaan paham keagaamaan ini menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang plural, bangsa yang beragam kepercayaan, yang diakui oleh Pancasila dan UUD 1945.1

Keragaman Indonesia mejadi tema yang sangat penting, karena studi tentang keragaman merupakan studi yang menarik untuk dijkaji. Diskusi terkait keragaman ini kadang menggunakan istilah multikulturalisme atau pluralisme bahkan kadang kedua istilah tersebut dipertukarkan padahal secara teoretis kedua istilah itu berasal dari latar belakang sejarah yang berbeda. Multikulturalisme berkaitan erat dengan keragaman dari sisi antropologis sedangkan pluralisme berkaitan dengan keyakinan.2 Indonesia dengan latar belakang sejarah memiliki kekayaan intelektual dari sisi kebudayaan yang hingga kini masih merupakan

1Musa Soim, Analiasis Pemikiran Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Tentang Partai Islam di Indonesia (Semarang: UIN Walisongo, 2018), h. 2.

2Anggraeni Kusumamawardani “Nasionalisme”, Jurnal Multikulturalisme, Vol. 2.(Yo kyakarta UIN Sunan Kalijaga), h. 75.

(18)

objek penelitian yang menarik. Studi tentang kebudayaan atau lintas kebudayaan menunjukkan selama berabad-abad peradaban sebagai tonggak kebudayaan senantiasa bergulir. Beberapa ratus tahun silam siapa yang menyangka bahwa agama yang ada sekarang minoritas pernah menjadi agama adikuasa pada saat pemerintahan Majapahit. Agama Hindu yang menjadi agama yang cukup minor di negeri ini pada faktanya pernah menjadi agama resmi kerajaan yang menaklukkan Nusantara. Begitu pula dengan agama Buddha salah satu peninggalannya pernah masuk dalam cagar budaya dunia yakni Candi Borobudur juga pernah menjadi salah satu agama yang besar pengaruhnya dalam peradaban Nusantara.3

Dialektika peradaban yang bergulir dari waktu ke waktu setelah melewati ujian zaman memiliki masa keemasan dengan peradaban yang besar runtuh pada akhirnya. Namun kontribusi peradaban itulah yang menjadi khazanah sejarah suatu bangsa yang juga menjadi bukti bahwa arus pemikiran dalam suatu kelompok tidak stagnan, senantiasa berdinamika dan akan selalu berevolusi melalui tantangan zaman yang dihadapinya. Peradaban senantiasa menciptakan pengetahuan baru dari berbagai bidang pemikiran. Salah satunya adalah pemikiran terkait nasionalisme sebagai bagian dari peradaban yang telah diciptakan oleh suatu bangsa.

Nasionalisme pada dasarnya adalah batas imajiner yang mendapatkan konvensi oleh hukum internasional. Meskipun Indonesia di banyak batas teritorialnya yang berhubungan dengan negara-negara tetangga, namun selalu saja ada hal yang menjadi ciri khasnya sebagai Indonesia. Hal itu disebabkan karena

3Ali Masykur Musa, Pemikiran dan Sikap Politik Abdurrahman Wahid (Jakarta; Penerbit Erlangga), h. 51

(19)

pembangunan rasa nasionalisme dan patriotisme yang telah terbentuk selama bertahun-tahun. Proses Indonesianisasi masyarakat adalah proses yang membutuhkan waktu yang tidak singkat, bergulir seiring dengan bagaimana negara memanamkan doktrin keindonesiaan lewat beragam cara salah satunya adalah pendidikan. Hal itu penting untuk menjaga identitas bangsa Indonesia ditengah gempuran perang klaim. Salah satunya terkait dengan kisruh klaim kepemilikan pulau oleh Indonesia vs Malaysia atau Indonesia vs China. Jadi, internalisasi keindonesiaan kedalam benak rakyat Indonesia merupakan hal yang sangat penting.4

Kemerdekaan Indonesia tidak diperoleh dalam waktu singkat. Para pahlawan dan pejuang prakemerdekaan Indonesia telah berkorban secara fisik maupun secara mental. Para pejuang yang berkorban melalui jalur peran pemikiran adalah mereka yang berupaya mengedukasi masyarakat Indonesia dengan ilmu pengetahuan yang berimplikasi pada kesadaran untuk terbebas dari penjajahan. Ada begitu banyak pejuang pemikiran yang lahir untuk membebaskan belenggu penjajahan dari sisi pemikiran seperti apa yang dilakukan HOS Cokroaminoto, Ki Hajar Dewantara, KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asyari.

Mereka sangat berkontribusi bagi masyarakat Indonesia pra kemerdekaan.

Setelah kemerdekaan apakah Indonesia telah terbebas sebenar-benarnya dari penjajahan? Jawabannya jelas tidak, karena perjuangan mengisi kemerdekaan tidak kalah sulitnya dengan perjuangan merebut kemerdekaan. Perjuangan akan lebih panjang karena harus melawan ketertinggalan pada masayarakat juga

4 Azhari Daud, Gus Dur : Nasionalis Plusturalis, Jurnal Kajian Kebudayaan dan Demokrasi pesantren Ciganjur VI,(2010), h. 24

(20)

perpolitikan dalam negeri kadang tak sejalan dengan nilai-nilai konstitusi yang berlaku.

Pasca runtuhnya Orde Lama, Indonesia menghadapi situasi yang cukup sulit didalam dimensi kehidupan. Stagnasi berbagai lini terjadi karena kekuasaan tunggal Orde Baru begitu menghegemoni sehingga dalam perpolitikan Indonesia masyarakat dikenalkan oleh satu warna politik saja yakni politik Orde Baru. Hal itu berlangsung sangat lama karena keengganan lawan politik Orde Baru untuk mengkritik penguasa yang efeknya berdampak buruk bagi pribadi sang pengkritik.

Almarhum Munir adalah contoh konkrit bagaimana rezim Orde Baru membungkam kebebasan berpendapat dimasanya.

Oase demokrasi seakan hadir pasca tumbangnya Orde Baru namun masalah tidak selesai pada titik itu. Karena kepentingan-kepentingan yang terbungkam dimasa Orde Baru muncul kepermukaan. Tendensi hasrat berpolitik begitu liarnya memainkan peran hingga pada titik dimana Negara ternyata juga tidak sedang baik-baik saja. Masa-masa kritis itulah bangsa Indonesia membutuhkan sosok negarawan dalam mengatasi konflik kepentingan. Negara dengan heterogenitas yang cukup beragam ini menjadi terancam persatuannya karena ideologi demokrasi membuka ruang yang seluas-luasnya namun pada saat yang sama membutuhkan kontrol agar demokrasi berjalan dengan cara yang tepat.

Dalam perjalanan mencapai kemerdekaan sudah sangat jelas kontribusi pemikiran memiliki andil yang sangat besar, terlebih dalam perpolitikan Indonesia, kepentingan antara satu pihak dengan pihak yang lain kadang tak sejalan dengan cita-cita kemedekaan. Untuk itu proses mengindonesiakan kembali

(21)

konsep perpolitikan Indonesia menjadi langkah yang luhur demi menyelamatkan bangsa.

Indonesia memiliki banyak tokoh yang berkontribusi bidang pemikiran politik kenegaraan baik tokoh nasional maupun tokoh agama yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Meskipun mereka mempunyai pandangan politik berbeda namun tidak menjadi sebuah alasan untuk tidak bersatu dalam kemajuan Indonesia menjadi suatu bangsa.5 Salah satu di antara banyak tokoh adalah Abdurrahman Wahid yang telah popular dengan sapaan Gus Dur.

Abdurrahman Wahid adalah salah satu dari banyaknya tokoh masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai pemikir, penulis, dan politikus Islam. Banyak dari karya dan tindakannya dalam melakukan pembaharuan pemikiran Islam di tanah air membuat Abdurrahman Wahid dikenal saat ini sebagai seorang tokoh intelektual muslim paling berpengaruh di Indonesia. Abdurrahman Wahid adalah seorang aktivis yang memperjuangkan Hak Asasi Manusia (HAM) dan membela prinsip-prinsip persamaan di depan hukum dan konstitusi. Abdurrahman Wahid bertujuan melindungi warga negara dari tirani dan kesewenang-wenangan penguasa, tercermin dalam 9 6 nilai utama Abdurrahman Wahid ajaran yang dimiliki tentang unsur terpenting bagi kemanusiaan Indonesia yaitu pembebasan.7

Pemikiran Abdurrahman Wahid banyak membicarakan tentang konsep Islam yang berkaitan dengan sistem kenegaraan, juga memberi pandangan

5 Nurhidayah ,K.H. Abdurrahman Wahid (Analisis terhadap pemikiran dan Peranan Politiknya di Indonesia) (Makassar; UIN Alauddin 2013), h. 1.

6 Ketauhidan, kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, pembebasan, kesederhanaan, persaudaraan, kesatriaan, dan kearifan tradisi.

7Abdurrahman Wahid, Islam Kosmopolitian Nilai-nilai Indonesia dan Transformasi Kebudayaan (Jakarta; The Wahid Institute, 2007), h. 3-4.

(22)

terhadap kebudayaan, politik, ideologi, demokrasi, juga tak kalah penting adalah berbicara tentang kemanusiaan yang dibingkai dalam konsep pluralisme. Tak heran jika Abdurrahman Wahid mewakili banyak masyarakat menyuarakan kritik terhadap pemerintahan Orde Baru yang melanggar hak masyarakat.8

Hubungan Islam dan Negara dalam perspektif Abdurrahman Wahid yang menjelaskan ajaran tantang Negara dalam Islam tak mempunyai dasar yang jelas.

Islam lebih mengedepankan pengajaran nilai-nilai keadilan untuk menuju masyarakat makmur, ini adalah kehendak Islam. Terpenting bagi Abdurrahman Wahid adalah terpenuhinya tiga kriteria, yaitu: Pertama, mengutamakan prinsip musyawarah. Kedua, keadilan ditegakkan. Ketiga, adanya jaminan kebebasan (alhuriyyah).9

Ide-ide Abdurrahman wahid selalu didasarkan pada prinsip tujuan, kinerja, dan pencapaiannya. Abdurrahman Wahid menyakini bahwa tujuan bernegara demi kesejahteraan masyarakat mengisi nilai-nilai moralitas dalam menjalani kehidupan sehingga martabat kemanusiaan manusia dapat tercapai karena manusialah yang menjadi objek penyejahteraan hidup.

Pandangan dan sikap tersebut tampaknya juga memengaruhi kecenderungan Abdurrahman Wahid untuk mengadopsi pendekatan kultural dalam implementasi struktural sosialisasi dan pelembagaan Islam. Menurutnya, ajaran Islam lebih utama sebagai kekuatan politik namun tidak sebagai ideologi,

8 Ana Riwanti Dewi, Pemikiran Gus Dur tentang Nasionalisme dan Multikulturalisme (Yogyakarta; Universitas Shanata Dharma, 2017), h. 2.

9 Indo Santalia, “K.H. Abdurraman Wahid: Agama, Negara, Pluralisme, dan Pribumisasi,” Al-adyan 1, No. 2 (2015): h 139.

(23)

sehingga Islam dalam konteks kehidupan bernegara hanya menjadi landasan etika moral. Abdurrahman Wahid tidak ingin orang lain menjadi terpinggirkan atau warga kelas dua melalui sosialisasi Islam. Untuk menyatukan pemikiran tersebut, Abdurraman Wahid mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada 23 Juni 1998. Partai ini merupakan sayap politik dari Nahdhatul Ulama dibawah kepemimpinanan Abdurrahman Wahid. Partai inilah yang nantinya mengantarkan Adurrahman Wahid pada puncak kepresidenan Republik Indonesia pada pemilihan secara demokratis tahun 1999.10

Meski tumbuh dari Nahdhatul Ulama, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tidak menjadikan Islam sebagai ideologi partainya, atau lebih tepatnya sebagai partai Islam. Kehadiran PKB merupakan kelanjutan dari pemikiran dan gerakan Nahdhatul Ulama yang berlandaskan ilmu Islam moderat dan ke-Indonesiaan multikultural. PKB memiliki platform sebagai partai yang terbuka melibatkan kalangan non-muslim dalam struktur partai yang ikut andil dalam perpolitikan di Indonesia. Partai yang berpusat di ibu kota Jakarta memiliki basis di daerah- daerah seluruh Indonesia. Salah satunya adalah Dewan Pengurus Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa Sulawesi Selatan.

PKB Sulawesi selatan yang berpusat di kota Makassar mempunyai peran yang cukup besar dalam memperluas pengaruh pemikiran Abdurrahman Wahid di bagian timur Indonesia. Sejak berdiri DPW PKB Sulawesi Selatan diketuai oleh Dr. Mukhtar Nur Jaya dan menjadi anggota DPR RI periode 1999-2002 hingga

10 Esty Ekawati, “Institusionalisasi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Pasca Pemilihan Umun 2009”, Polentir 2. No 1 (2016): h. 47.

(24)

sekarang kepemimipinan bapak Arsyad Azhar tentu PKB mengalami pasang surut perjuangan kendati kondisi masyarakat yang senatiasa berubah. Pendirian pengurus wilayah tentu tidak lepas dari pengaruh tokoh Abdurrahman Wahid.

Rumusan program kerja dan sikap politik PKB sulsel sebagai payambung lidah rakyat untuk kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat sebagimana yang diingini oleh Abdurrahman Wahid. Namun tentu perlu diterliti apakah pengaruh sosok Abdurrahman Wahid benar menjadi dasar perjuangan kader-kader PKB dalam melakukan melakukan manuver politik di Sulawesi selatan.

Sebagaimana diketahui figuritas Abdurrahman Wahid sebagai tokoh nasional atau negarawan tentu tak lepas dari pengikutnya yang begitu meneladaninya meskipun garis ketokohannya paling banyak terpusat di Jawa Timur sebagai daerah tanah kelahirannya. Bahkan tidak sedikit dari masyarakat Jawa Timur yang menganggapnya sebagai wali atau tokoh suci. Hal ini menurut penulis akan memiliki dampak jika ditinjau lebih lebar dari sisi pengaruhnya terhadap lokalitas ketokohannya. Hal ini dikarenakan unsur primordialisme disetiap daerah seiring waktu bersipat stagnan disaat yang sama pengaruh piguritas seseorang bersipat dinamis terlebih dalam dimensi politik yang mana kepentingan lebih memainkan peran dalam menentukan banyak hal. Sebagai contoh, ketokohan Bunya Hamka pada masyarakat Sumatra jelas akan berbeda ketimbang ketokohannya pada masyarakat Papua. Untuk itu hal yang menjadi titik perhatian penulis adalah apakah pemikiran politik seorang tokoh akan tetap bertahan dan berlaku secara universal di tengah konstalasi politik yang begitu dinamis. Atas dasar pemikiran tersebut penulis tertarik mengangkat judul

(25)

penelitian yaitu “Pemikiran Politik Abdurrahman Wahid dalam Gerakan Politik Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sulawesi Selatan.

]

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah, sebagai berikut;

1. Bagaimana konsep pemikiran politik Abdurrahman Wahid?

2. Bagaimana kaitan pemikiran Abdurrahman Wahid dengan visi politik PKB?

3. Bagaimana pengaruh pemikiran Politik Abdurrahman Wahid terhadap kebijakan politik PKB Sulawesi Selatan?

C. Tujuan Penelitian a. Tujuan,

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui konsep pemikiran politik Abdurrahman Wahid

2. Untuk mengetaui kaitan pemikiran Abdurrahman Wahid dengan visi politik PKB

3. Untuk mengetahui pengaruh pemikiran Politik Abdurrahman Wahid terhadap kebijakan politik PKB Sulawesi Selatan

b. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan setidaknya dua kegunaan, yaitu untuk pengembangan ilmiah (teoritis) juga untuk kepentingan terapan (praktis).

(26)

a. Untuk pengembangan ilmiah, membahas dan mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan tesis tersebut, akan menambah khazanah ilmu pengetahuan tentang pemikiran seorang tokoh bangsa yang dapat dijadikan panutan dalam mengambil transformasi ilmu pengetahuan. Meningkatkan wawasan kebangsaaan dari setiap pemikiran-pemikiran yang dikemukakan oleh Abdurrahman Wahid hingga melahirkan cendekia-cendekia yang baru dalam memperpangjang jalannya kehidupan berbangsa dan bernegara.

b. Kegunaan praktis yaitu dengan mengetahui pemikiran Abdurrahman Wahid, diharapkan politik di Indonesia dapat mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan, serta politik Indonesia memanusian manusia sebagai tergambar dan menjadi ciri yang melekat dari sosok Abdurraman Wahid.

D. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus a. Fokus Penelitian

Fokus Penelitian ini adalah pemikiran Abdurrahman Wahid tentang negara, nasionalisme dan pluralisme di Indonesia. Konsep-konsep pemikiran Abdurrahman Wahid menjadi tema sangat penting untuk Abdurrahman Wahidngkat karena perkembangan Partai Kebangkitan Bangsa hari ini tak pernah lepas dari sumbangsi pemikiran Abdurrahman Wahid.

b. Deskripsi fokus

Beberapa hal perlu diuraikan dalam pembahasan ini baik secara akurat ataupun mendalam adalah fokus Penelitian yang akan dilakukan, sehingga pembahasan ini dapat dipahami dengan mudah, yaitu ;

(27)

a) Pemikiran Relasi Islam dan Negara

Peneliti berupaya menjabarkan pemikiran Abdurrahman Wahid tantang Islam dan Negara yang nantinya menjadi pokok bahasan dalam tesis ini. Peneliti akan mengeksplorasi lebih mendalam pemikiran Abdurraham wahid kaitannya dengan agama dan Negara begitu juga sebaliknya. Pemikiran islam terhadap Negara menurut Abdurraham Wahid lebih kepada persoalan konsep kenegaraan yang dianggap tidak memiliki konsep baku terhadap suksesi kepemimpinan. Hingga muncul penolakan Abdurraham Wahid terhadap pemerintahan suatu Negara berdasrkan ideologi agama alam arti mendirikan Negara islam. Agama dan Negara saling berkaitan satu sama lain juga tidak boleh dipisahkan. Karena ajaran agama atau islam hanyalah sebagai kepercayaan yang dianggap sebagai prioritas yang berskala individu dalam artian pengamalan tentang agama hanyalah persoalan privat saja. Sedangkan Negara persoalan yang kompleks dan senantiasa berubah sehingga ajaran agama bukanlah sesuatu yang mutlak dijalankan oleh Negara. Akan tetapi warga Negara harus patuh dan tunduk terhadap aturan-aturan Negara yang sudah disepakati.

Ajaran agama juga lebih mengedepankan persoalan etika moral yang harus dipahami oleh seperangkat Negara atau orang-orang terpilih untuk menjalankan Negara.

b) Nasionalisme merupakan sebuah gerakan untuk mencintai tanah air.

Nasionalisme tumbuh dari invidu-invidu masyarakat hingga menciptakan rasa persatuan terhadap negara. Mencintai tanah air menjadi pondasi dasar

(28)

untuk terus menjaga kedaulatan Negara. Rasa cinta tanah air menjadi sebuah gerakan semangat untuk memupuk solidaritas bersama. Melakukan pengabAbdurrahman Wahidn terhadap Negara salah satu bukti mencintai tanah air dengan cara mendirikan organisasi-organisasi untuk menghimpun masyarakat untuk melakukan kegiatan positif. PKB sebuah partai yang senangtiasa mengkapanyekan rasa nasionalisme ditengah- tengah masyarakat dengan jargon Habbul Waton Minal Iman cinta tanah air sebagian dari iman. PKB mengisi berbagai macam kegiatan politik dalam masyarakat dengan melakukan pendidikan, dialog kebangsaan, dialog antar ummat beragama, seminar tentang perempuan, berbagi kepada masyarakat kurang mampu kegiatan tersebut merupakan cerminan dari gerakan cinta kepada tanah air atau nasionalisme.

c) Pluralisme

Pemeliti mencoba menjabarkan arti pluralisme secara singkat sebagai diskrifsi focus peneliti. Pluralisme merupakan sebuah ajaran yang menjelaskan kedudukan manusia dalam lingkup sosial bermasayarakat.

Baik kaitannya dengan latar belakang seseorang, kelompok seseorang maupun agama seseorang. Ajaran pluralisme merupakan ajaran yang sangat penting untuk diketahui atau dipelajari oleh masyarakat. Karena ajaran pluralisme nantinya akan melahirkan masyarakat yang dinamis dan harmonis. Pluralisme ajaran tentang perharhargaan terhadap perbedaaan.

Menghormati satu sama lain di tengah-tengah masayarakat dari latar belakangan yang berbeda-beda. Ajaran pluralisme inilah yang senantisa

(29)

diperjuangkan oleh Abdurrhaman Wahid. Melihat Negara Indonesia yang emiliki pulau, bahasa, kebudayaan yang sangat banyak dan beragam butuh sebuah pemikiran yang dapat untuk menyatukan sebauh perbedaan itu untuk saling memahami satu sama lain. Menyatukan disini bukan satu poros atau bukan satu warna akan tetapi menyatukan dalam artian saling menghormati perbedaan dalam satu naungan Negara kesatuan republik Indonesia. Sehingga perbedaan itu akan melahirkan tatanan Negara yang demokrasi serta melahirkan humanisme atau lebih menjungjung tinggi kemanusiaan.

d) Politik dan Gerakan Politik

Politik berasal dari bahasa yunani politea yang berarti dari, untuk, atau yang berkitan dengan warga negara, merupakan proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Kata politik juga berasal dari bahasa romawi ars politica yang berarti kemahiran tentang masalah-masalah kenegaraan. Dalam bahasa arab istlah politik berasal dari kata siyasah yang berarti mengurus kepentingan seseorang.

Igbol/Secara terminologis kata politik merujuk pada pengertian usaha untuk memperoleh kekuasaan, memperbesar atau memperluas, serta mempertahankan kekuasaan. Disisi lain politik juga dapat menjadi satu rangkaian tujuan yang hendak dicapai atau cara-cara tertentu untuk mencapai tujuan tertentu yang mengarah pada kebijakan seperti politik luar negeri, politik dalam negeri, dan politik keuangan. Selanjutnya politik

(30)

juga dapat bermakna pengaturan urusan masyarakat dalam segala aspek kehidupan. Makna politik dapat Abdurrahman Wahidrahkan keberbagai persepsi yang dapat berkonotasi negatif atau positif. Hal ini disebakan orientasi politik bisa digunakan untuk meraih dan mempertahankan kekuasaan dengan cara yang baik atau buruk sesuai dengan pemimpin dan elit yang berkuasa. Disisi lain defenisi politik dapat berorientasi pada politik pelayanan terhadap masyarakat yang mana posisi pemimpin sebagai orang yang berpolitik merupakan pelayan masayarakat.

Pada dasarnya partai politik merupakan sebuah kelompok yang terorganisir dimana anggotanya memiliki tujuan, cita-cita, serta nilai yang sama untuk memperoleh kekukasan, merebut, dan mempertahankan kedudukan politik dengan cara konstitusionil demi melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka ketika berkuasa. Menurut Carl J. friedch mengatakan bahwa partai politik ialah sekelompok orang-orang yang terorganisir secara stabil serta bertujuan untuk merebut dan mempertahankan penguasaan pemerintahan bagi segenap anggota-anggota partainya yang dengan penguasaan tersebut memberikan kepada anggota partainya kepentingan yang bersipat materil ataupun ideal. Menurut R.H.

Soltau, partai politik adalah sekelompok warga negara sedikit atau banyak terorganisir dan bertindak sebagai satu intitas politik yang nantinya akan memiliki kepentingan dan kebijakan saat mereka merebut kekuasaan.

Menurut Sigmund Neumann, partai politik ialah organisasi yang terdiri atas aktifis-aktifis politik yang berusaha untuk mendapatkan

(31)

kekuasaan dalam pemeritahan dengan cara merebut dukungan masarakat dengan melewati kompetisi politik dengan golonga-golongan politik lainnya yang memiliki pandangan yang berbeda-beda.

Partai politik pada dasarnya berbeda dengan gerakan politik.

Perbedaanya terletak pada perubahan-perubahan yang dicanankan oleh gerakan politik lebih beriorentasi kepada pengembangan ideologi tanpa ada kepentingan yang didasarkan kepada perjuangan politik pada tataran konstitusionalisme, artinya pada umumnya gerakan politik tidak mendaftarkan diri untuk ikut serta dalam pemilihan umum.

Partai PKB merupakan partai politik untuk menghimpun warga NU yang ingin meyalurkan hasrat politiknya. PKB sendiri lahir karena ada desakan dari warga NU sehingga Abdurrahman Wahid berupaya mendirikan karena Abdurrahman Wahid juga memiliki pemikiran yang sama ingin mendirikan sebuah partai politik. Gerakan politik PKB lebih bertujuan kepada masyarakat sehingga melahirkan sebuah skema politik Rahmatan lil alamin yaitu kehadiran kader-kader PKB ditengah-tengah

masyarakat untuk membantu segala persoalan yang dihadapinya.

e) Partai Kebangkitan Bangsa

Partai Kebangkitan Bangsa adalah sebuah partai politik berideologi moderat di Indonesia. Partai ini didirikan di Jakarta pada tanggal 23 Juli 1998 (29 Rabi‟ul Awal 1419 H) yang dideklarasikan oleh para kiai-kiai Nahdatul Ulama seperti Abdurrahman Wahid, A. Muhith Muzadi, Munasir Ilyas, A. Mustafa Bisri, Ilyas Ruchiat, dan Munasir Ali. Partai

(32)

Kebangkitan Bangsa memiliki banyak pengurus wilayah tersebar di Indonesia salah satu adalah pengurus wilayah Sulawesi Selatan.

Adapun susunan pengurus Partai PKB Sulawesi Selatan : Ketua : KH. Anwar Sadat Bin Abdul Malik

Wakil Ketua : 1. Haruna

2. Rizal Syariuddin 3. Andi Tenriliweng 4. Muh. Nurdin Nani Sekretaris : Wahyuddin

Wakil Sekretaris : H. Isnaad Ibrahim Bendahara : Dahran

E. Kajian Pustaka

Tujuan kajian pustaka memberikan penjelasan terkait pedoman referensi sumber dalam menyusun Penelitian karya tulis ilmiah. Terdapat beberapa jurnal maupun buku yang berkaitan dengan judul Tesis : Pengaruh Pemikiran Politik Abdurrahman Wahid dalam Gerakan Politik Partai Kebangkitan Bangsa di Sulawesi Selatan.

Jurnal pemikiran politik islam “Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam Menjawab Tantangan Multikulturalisme di Indonesia : Studi Kasus Papua” di tulis oleh Nevy Rusmarina dan Ahmad Sholahuddin. dalam tulisan tersebut peran PKB sangat penting di Negara Indonesia dalam meniti konsep multikulturalisme yang berawal dari pemikiran Abdurrahman wahid. PKB menjadi satu-satunya partai

(33)

patut diteladani dalam peranan politik yang berpokus kepada kemaslahatan ummat. Melalui konsep multikulturalisme yang Abdurrahman Wahidrtikan sebagai masyarakat yang berada dalam kondisi menerima atas realitas kondisi keneragaman baik suku, agama, ras, dan budaya yang sama hak dan derajatnya.11

Buku “ Islam Kosmopolitan Nilai-nilai Indonesia dan Transformasi Kebudayaan” yang dikarang oleh Abdurraman Wahid yang diterbitkan oleh

Wahid Institut, 2007 . Dalam buku ini Abdurrahman Wahid mengupayakan agar Islam memberikan kesempatan kerja yang lebih luas bagi semua orang tanpa dibatasi oleh apapun, seperti identitas politik atau etnis. Artikel-artikel dalam buku ini disusun dengan gaya bahasa yang sederhana dan mudah dipahami banyak orang. Abdurrahman Wahid sedang dalam proses menAbdurrahman Wahidgnosa situasi nasional dan permasalahan umat melalui tulisan-tulisannya, yang juga dAbdurrahman Wahid hadirkan dengan ide-ide yang berani dan konstruktif. Segala sesuatu yang dilakukan Abdurrahman Wahid tidak lebih dari upaya membawa kehidupan masyarakat dan negara yang berkemajuan lebih menguntungkan, mendapatkan keadilan yang layak didepan hukum demi menciptakan keharmonisan dalam masyarakat yang Abdurrahman Wahid perjuangkan. Dalam buku ini, Islam Abdurrahman Wahid menginginkan pelunya harmonisasi sesama manusia meskipun lahir dari kalangan yang berbeda-beda.12

Buku “ Tuhan Tak Perlu Dibela” karangan Abdurrahman Wahid terbitan LkiS, tahun 1999. Buku ini merupakan kumpulan dari berbagai artikel yang di

11 Nevy Rusmarina dan Ahmad Sholahuddin “Nevy Rusmarina dan Ahmad Sholahuddin”

Politea : Jurnal Pemikiran Islam, Vol. 3, No1 (2020)

12Abdurrahman Wahid, Islam Kosmopolitan Nilai-Nilai Indonesia dan Transformasi Kebudayaan (Jakarta : The Wahid Institut, 2007)

(34)

tulis oleh Abdurraman Wahid di Majalah Tempo. Di buku ini Abdurrahman Wahid mengunkapkan pikiran-pikirannya mengenai Agama Islam kaitannya dengan negara. Juga berbicara perihal demokrasi, kebudayaan, ideologi dan politik. Meskipun hanya berupa potongan-potongan tulisan pendek namun urgensi pemikiran Abdurrahman Wahid memberi nilai tersendiri terhadap perpolitikan di Indonesia.13

Buku “Pemikiran dan Sikap Politik Abdurraman Wahid”, Erlangga di tahun 2010 ditulis oleh Ali Maskur Musa. Buku ini berbicara akar pemikiran Abdurrahman Wahid yang ingin mewujudkan tindakan dan bukanlah sesuatu yang keliru. Justru tindakan dan pemikiran Abdurrahman Wahid senantiasa diimplementasikan berupa nilai-nilai Islam dalam kehidupan bermasyarakat.14

Buku “Prisma Pemikiran Abdurrahman Wahid”, terbitan tahun 2010 oleh penerbit Lkis Yogyakarta ditulis oleh Abdurraman wahid. Buku ini banyak membicarakan pemikiran Abdurrahman Wahid terkait hubungan Negara dan agama, negara dan gerakan keagamaan, hak asasi manusia, budaya dan integritas nasional pesantren. Dalam buku ini, masalahnya adalah kehadiran keberadaan orang-orang yang dibangun berdasarkan kebebasan, argumen dan juga penegasan kepastian ideologi, partai politik, opini filosofis dan agama..15

Buku “Islam, Politik, dan Kebangsaan”, ditulis oleh Mahfud MD tahun 2010, diterbitkan oleh LkiS Yogyakarta. Buku ini memuat tulisan ide-ide brilian dan pemikiran-pemikiran Abdurrahman Wahid mengenai hubungan Islam dan

13Abdurrahman Wahid , Tuhan tak Perlu di Bela (Yogyakarta; LkiS, 1999)

14Ali Masykur Musa, Pemikiran dan Sikap Politik Gus Dur (Jakarta; Penerbit Erlangga, 2010)

15Abdurraman Wahid , Prisma Pemikiran Gusdur (Yogyakarta; Lkis Yogyakarta, 2010)

(35)

keIndonesiaan. Memahami sosok Abdurrahman Wahid dalam pemikirannya diperlukan sikap yang arif karena kerap kali ide-ide Abdurrahman Wahid menimbulkan kontroversi di kalangan awam. Buku ini dituangkan oleh penulis dengan menilai sosok Abdurrahman Wahid secara utuh melalui keakraban penulis dalam kehidupan sehari-harinya.16

Buku “ Islamku Islam Anda Islam Kita” ditulis oleh Abdurraman Wahid pada 2006 diterbitkan oleh The Wahid Institud. Dalam buku ini dijelaskan pandangan politik Abdurraman Wahid, yakni pandangan terhadap negara Islam, Islam dan Pancasila, serta orientasi Islam dalam bernegara. Ide-ide besar dari pemikiran politik dalam buku Islamku Islam Anda Islam Kita merupakan dukungan Abdurrahman Wahid terkait Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Sehingga umat Islam tidak mempunyai kewajiban dalam mendirikan Negara Islam di Indonesia.17

Setelah melakukan pencarian rujukan dari beberapa buku, peneliti melihat bahwa belum ada yang menjelaskan secara rinci maupun sistematis mengenai pengaruh pemikiran Abdurrahman Wahid dalam gerakan politik Partai Kebangkitan Bangsa. Dalam hal ini penulis memandang perlu untuk membahas pengaruh pemikiran Abdurrahman Wahid terutama dalam lingkup Partai Kebangkitan Bangsa di Sulawesi Selatan. Wilayah Sulawesi Selatan juga tak kalah penting dalam dinamika politik Indonesia. Luas wilayah dan keragaman budaya masyarakat menjadi objek utama perlu dikaji dan diteliti. Penomena yang terjadi dalam masyarakat menyoal problematika yang sering dihadapi terkhusus

16Mahfud MD , Islam, Politik, dan kekuasaan (Yogyakarta; Lkis Yogyakarta, 2010)

17Abdurramah Wahid, Islamku Islam Anda Islam Kit (Jakarta : The Wahid Institud, 2006)

(36)

Sulawesi Selatan. misalnya : persoalan kemiskinan, aksi terorisme, hak-hak kaum minoritas (tolotang, aluk todolo di Toraja dan Kajang), pendidikan, pertanian, dan banyak lagi persoalan yang ada didalam masayarakat. Dari semua persolan yang dihadapi oleh masyarakat pemikiran Abdurrahman Wahid mencoba hadir melalui wadah PKB untuk menemukan solusi segala permasalahan yang dihadapi masyarakat.

Pada penulisan Tesis ini dibahas pemikiran Abdurrahman Wahid yang berupaya diwujudkan dalam gerakan politik Partai Kebangkitan Bangsa. Melihat sejauh mana pengaruh Abdurrahman Wahid dalam politik Partai Kebangkitan Bangsa, dalam hal ideologi, korelasi agama dengan politik dan orientasi politik Partai Kebangkitan Bangsa di Sulawesi Selatan serta prakteknya.

F. Metodologi Penelitian

Penulis menggunakan metode Penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menggali secara mendalam sumber-sumber informasi yang akan diteliti. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses dan makna.

Landasan teori digunakan sebagai alat bantu, menemukan fakta dilapangan agar fokus penelitian sejalan dengan fakta di lapangan. Penelitian kualitatif dalam pengumpulan data biasanya menggunakan metode observasi, pencatatan, dan wawancara.

A. Jenis dan Lokasi Penelitian 1. Jenis Penelitian

Dalam Tesis ini, penulis menggunakan Penelitian deskriptif analisis, yaitu metode pengumpulan, penyusunan dan analisis data, kemudian menjelaskannya. Dengan demikian, Penelitian akan dilakukan dengan cara

(37)

menggali sumber-sumber informasi yang ada dilapangan atau Penelitian lapangan (field receach).

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sulawesi selatan atau tepatnya merujuk pada pusat informasi Penelitian di kantor Dewan Pengurus Wilayah Prtai Kebangkitan Bangsa (DPW PKB SUL-SEL) di jalan Toddopuli Raya Timur No. 7. Paropo, Kec. Panakukan, Kota Makassar

B. Pendekatan Dua Metodologi 1. Pendekatan

a. Sosiologis

Pendekatan sosiologis merupakan pendekatan yang menyelidiki mengenai proses-proses sosial yang terjadi pada masyarakat. Sosiologi sosiologi merupakan pengetahuan yang didasari oleh realitas empiris yang masuk akal dan tidak bertindak secara spekultatif. Sosiologi juga menjadi ilmu yang membatasi diri terhadap penilan. Pendekatan Sosiologi berupaya mendeskripsikan keadaan masayarakat lengkap menggunakan struktur, lapisan dan berbagai gejala sosial lainnya yang saling berkaitan.18

Melalui pendekatan sosioligis penulis melihat pemikiran-pemikiran Abdurraman Wahid dalam struktur kemasyarakatan memberi dampak baik terutama dalam pemikiran tantang Negara, pluralime dan berbagai pemikiran yang berkaitan dengan Partai Kebangkitan Bangsa. Sikap dan pemikiran-pemikiran Abdurraman wahid lahir dari lingkungan yang sangat kuat terhadap agama Islam. Melaui pendekatan sosiologis kiranya kita

18 H. Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam (Jakarta; PT Raja Grafindo Persada, 2010), h. 39.

(38)

dapat mengungkap kehidupan Abdurraman wahid serta pemikiran- pemikirannya.

b. Politik

Pendekatan politik merupakan sebuah konsepsi yang memuat ketentuan tentang siapa yang mesti menjalankan kewenangan serta melaksanakan tanggungjawab Negara. Politik pada sifatnya seperti keadilan, musyawarah, yang digunakan untuk memutuskan perkara kehidupa.19 Umumnya dalam kalangan masyarakat Islam permasalahan politik dan Islam tidak begitu menarik. Karena disebabkan pemahaman tentang ajaran Islam tentang politik itu kurang diminati oleh masyarakat islam itu sendiri.

Menurut Kontowijoyo bahwa banyak pemeluk Islam kurang menayadari arti kehadiran agama, bahwa agama merupakan sebuah lembaga yang memiliki pemahaman, kepentingan dan tujuan-tujuan politik sendiri.20

Melalui pendekatan politik inilah penulis melihat pemikiran Abdurraman Wahid berdasarkan pemahaman politik sepanjang karir Abdurrahman Wahid menjabat sebagai presisden maupun dalam mendirikan sebuah partai. Berdasarkan latar belakang Abdurraman Wahid yang besar dari kalangan pesantren dan lingkungan Nahdathul Ulama tentu keputusan-keputusan politik Abdurraman Wahid tidak pernah lepas dari pemikiran Islam selama hidup Abdurrahman Wahid.

19 H. Abuddin Nata “Metodologi Studi Islam, h. 316.

20 H. Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam . h. 317.

(39)

Melalui pendekatan politik Abdurrahman Wahid yang ada dibuku- buku menjadi sumber data dan menjadi rujukan untuk peneliti. Melalui pendekatan politik Abdurrahman Wahid mampu memberi sebuah gagasan dan konsep-konsep yang lahir di tengah-tengan masyarakat atau kondisi sosial yang melatarinya. Sehubungan dengan Penelitian ini mengkaji secara mendalam pemikiran politik Abdurraman wahid yang berawal dari lingkungan atau kondisi sosial yang mengintarinya.

2. Metode.

a. Metode Observasi

Observasi meruapakan salah satu medote pengumpulan data selain dari metode wawancara dalam Penelitian kualitatif. Observasi dalam arti yang sederhana adalah pengamatan langsung kelapangan atau meninjau lokasi Penelitian. Zainal Arifin berpendapat bahwa observasi adalah sebuah proses yang diawali dengan pengamatan kemudian selanjutnya melakukan pencatatan secara sistematis, objektif, logis dan rasional terhadap kondisi sosial yang terjadi dilapangan baik kondisi secara alami maupun kondisi yang direncanakan. Metode observasi umumnya adalah tindakan keseharian manusia yang melakukan pengamatan dengan panca indra seperti mata dan panca indra lainnya. Melakukan penyidikan secara menyeluruh, sistematis, dan terarah dengan mengukur waktu kejadian yang berlangsung dilapangan merupakan bagian dari Observasi.21

Dalam melakukan observasi maka alat-alat yang gunakan adalah kamera untuk mengambil gambar sebagai bukti dokementasi peneliti saat dilapangan. Wawancara juga merupakan sebuah teknik yang dipakai oleh para peneliti dalam meyusun data penelitian. Wawancara secara sederhana

21 Iryana,Teknik Pengumpulan Data Metode Kualitatif (Sorong : Stain Sorong), h. 11.

(40)

dapat diartikan sebuah proses interaksi antara peneliti atau pewawancara dengan narasumber sebagai pemberi informasi terkait Penelitian melalui komunikasi langsung. Metode wawancara lebih dikenal sebagai proses pengumpulan informasi melalui proses tanya jawab pribadi pewawancara dengan diwawancarai untuk keperluan Penelitian dengan menggunakan pedoman wawancara

b. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi lebih menekankan informasi faktual yang dapat diperoleh berupa buku harian, surat, file foto, hasil rapat, cendra mata dalan lain-lain. Darta yang berupa dokemen dapat digunakan untuk melakukan penyedikan untuk mendaptkan informasi yang pernah terjadi sebelumnya.

Para peneliti harus mempunyai kepakaan teoritis untuk dapat menginterpretasikan dokemen secara menyeluruh untuk dapat dipahami secara baik.

Metode dokementasi memiliki arti tatacara dalam menyusun sebuah informasi menjadi data dengan cara mencatat informasi-informasi yang sudah ada. Metode dokumentasi adalah suatu cara untuk memperoleh dan mengumpulakan data dengan menelusuri kejadian-kejadian yang telah terjadi. Dokumen mengenai kejadian dalam situasi sosial, peristiwa, biografi seseorang, atapun lembaga organisasi yang berguna dalam Penelitian kualitatif. Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulakan data dari peninggalan yang berupa arsif juga termasuk buku-buku yang berisi teori, pendapat, sejarah, budaya, politik dan lain-lain yang berkaitan dengan masalah Penelitian. Dalam Penelitian kualitatif metode dokumentasi atau pengumpulan data adalah hal yang paling utama untuk memberi bukti

(41)

secara logis dan rasional atas hipotesis atau justru memberikan pendapat, teori atas kritik hipotesi atau malah mendukung hipotesis.

c. Wawancara

Wawancara dilakukan biasanya secara personal maupun berbentuk kelektif untuk mendapatkan data informasi yang valid. Tujuan wawancara mencatat opini, perasaan, emosi, dan sesuatu yang berhungan terhadap Penelitian yang dilakukan sebagai sumber informasi. Peneliti harus mendapatkan data sebanyak mungkin agar dapat memahami budaya melalui bahasa ekspresi oleh para narasumber, menggali lebih dalam atau bahkan melakukan klarifikasi untuk mendaptkan hal-hal yang belum diketahui. Buku, pulpen, alat perekam suara sebagai alat yang paling penting yang harus disiapkan untuk memcatat informasi pada saat melakukan proses wawancara.

d. Sumber Data a. Data

Data merupakan sekumpulan keterangan berupa fakta yang berbentuk simbol, angka, kata-kata atapun kalimat. Data dapat diperoleh melalui serangkaian proses pencarian serta observasi yang tepat berdasarkan sumber-sumber tertentu. Secara sederhana data dapat diartikan sebagai suatu kumpulan keterangan dasar yang berasal dari objek Penelitian ataupun kejadian.

Data ini dalam penelitian ini terdiri atas ;

1. Primer yaitu data melakukan observasi di lapangan dan wawancara kepada responden atau tokoh-tokoh yang terlibat dalam Partai Kebangkitan Bangsa. Penelitian ini menelusuri secara mendalam, melakukan penggalian data dengan cara mengobservasi secara

(42)

saksama, mendengarkan secara baik dan benar setiap penjelasan informan pada saat wawancara berlangsung. Melakukan rekaman suara dalam proses wawancara sebagai pengumpulan data. Penelitian awal melakukan pengamatan dilokasi Penelitian dan menentukan informan yang akan diwawancarai. Mengambil dokumentasi sebagai penguat pelengkap data Penelitian.

2. Seekunder yakni menganisis literature-literatur yang berkaitan dengan Penelitian sebagai sumber data, terumata dalam bahasa Indonesia juga dalam berbahasa asing yang terdapat pada buku-buku maupun jurnal yang berkaitan dengan pembahasan pemikiran Abdurrahman Wahid yang akan Abdurrahman Wahidnalisis. Dalam peneltdAbdurrahman Wahidn awal peneliti meminta beberapa dokumen yang berkaitan dengan penelitian Partai Kebangkitan Bangsa di kantor pengurus Dewan Pengurus Partai Kebangkitan Bangsa.

c. Teknik Analisi Data

Teknik analisis data adalah upaya menemukan dan menata secara teratur catatan hasil dari observasi, wawancara, dan lainnya dalam meningkatkan pemahaman peneliti terhadap kasus yang sedang diteliti untuk disajikan sebagai sebagai temuan bagi orang lain. Diperlukan sebuah analisis dalam berupaya mencari makna untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman.22

Teknik analisis data adalah sebuah cara dalam menganalisa data untuk menjadi keterangan yang meliki makna. Lebih lanjut analisis data

22 Ahmad Rijali , “Analisis Data Kualitatif”, Al-Hadhara 17, No 33 (2018): h. 84.

(43)

merupakan sebuah medote analisis data adalah metode memproses data menjadi sebuah informasi. Dalam analisis data peneliti berupaya mendapatkan pemakanaan yang sederhana mudah dipahami Saat melakukan suatu Penelitian, sehingga Penelitian tersebut menjadi sebuah solusi atas permasalahan yang sedang dikerjakan. Setelah data terkumpul dari berbagai sumber maka dilakukan analisis data untuk melahirkan informasi baru sebagai bagian dari proses Penelitian. Dalam hal ini pemikiran Abdurraman wahid peneliti memakai metode analisis data untuk melahirkan pengetahuan faktual yang aptudet sehingga pemikiran Abdurraman Wahid tetap ada sebagai nilai perjuangan dalam Partai Kebangkitan Bangsa.

Teknik analisis data dalam meneliti pemikiran Abdurraman Wahid akan melihat sejauhmana kolerasi pemikiran Abdurraman Wahid dengan perkembangan Partai Kebangkitan Bangsa di Indonesia. Pemikiran Abdurraman Wahid tidak pernah lepas dari Partai Kebangkitan Bangsa sebagai wadah untuk mewujudkan pemikiran dalam bantuk praktis.

Puncaknya ketika Abdurraman Wahid terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia melalui partai yang didirikan yakni Partai Kebangkitan Bangsa.

Sampai hari ini Partai Kebangkitan Bangsa tetap menjadi wadah yang menampung aspirasi masyarakat sebagaimana yang perjuangkan oleh Abdurraman wahid.

(44)

28 BAB II

BIOGRAFI ABDURRAHMAN WAHID

A. Sosio Kultur Tempat Kelahiran Abdurrahman Wahid

K.H. Abdurrahman Wahid memiliki nama asli Abdurrahman Wahid Ad- Dakhil, kemudian masyhur dengan panggilan Gus Dur. Abdurrahman Wahid lahir di Jombang, Jawa Timur pada 7 September 1940 dan meninggal pada umur 69 tahun di Jakarta pada tanggal 30 Desember 2009. Abdurrahman Wahid dimakamkan bersebelahan dengan kakek dan ayahnya di kompleks pesantren Tebu Ireng, Jombang.23

Abdurrahman Wahid adalah putra pertama dari enam bersaudara pasangan KH. Wahid Hasyim dan Hj. Solichah. Ayahnya adalah putra dari KH. Hasyim Asy‟ari, pendiri organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU) sekaligus pendiri pondok pesantren Tebu Ireng, Jombang, sedangkan ibunya adalah putri dari KH. Bisri Syamsuri yang menjadi pendiri pondok pesantren Denanyar Jombang.

Sejak kecil, Abdurrahman Wahid gemar membaca dan rajin memanfaatkan perpustakaan pribadi ayahnya. Selain itu, Abdurrahman Wahid juga aktif berkunjung ke perpustakaan umum di Jakarta. Pada usia belasan tahun, Abdurrahman Wahid telah akrab dengan berbagai majalah, surat kabar, dan novel.

Disamping membaca, Abdurrahman Wahid memiliki hobi bermain bola, catur, dan musik. Kegemaran Abdurrahman Wahid terhadap sepak bola membuatnya pernah diminta bertindak sebagai komentator sepak bola di televisi. Kegemaran

23Greg Barton, Biografi Gus Dur Aouthorizetd Bhiografie of Abdurrahman Wahid (Yogyakarta; LKiS, 2016), h. 51.

(45)

lainnya adalah menonton bioskop, sehingga Abdurrahman Wahid sangat mengapresiasi dunia film.

Ayah Abdurrahman Wahid meninggal dalam kecelakaan pada bulan April 1953. Waktu itu, Abdurrahman Wahid bersama ayahnya sedang dalam perjalanan ke Jawa Barat untuk meresmikan madrasah baru (lembaga pendidikan berbasis Islam). Abdurrahman Wahid dapat diselamatkan dalam kecelakaan tersebut, akan tetapi ayahnya meninggal dunia. Peristiwa itu sangat mempengaruhi kehidupannya dan menjadi pijakan Abdurrahman Wahid untuk semangat belajar serta Abdurrahman Wahid merasa bertanggungjawab terhadap NU di masa mendatang.

Abdurrahman Wahid menikah dengan Sinta Nuriyah yang merupakan santrinya ketika mengajar di Tambak Beras. Mereka menikah sewaktu Nuriyah akan memasuki studi di DDIN Sunan Kalijaga (sekarang UIN Sunan Kalijaga).

Pada tahun tersebut, Abdurrahman Wahid masih dalam proses studi di Baghdad (Irak), sehigga tidak dapat pulang ke Indonesia. Permasalahan jarak itulah yang menyebabkan pernikahan mereka berlangsung melalui perkawinan wali atau perkawinan jarak jauh. Wakil Abdurrahman Wahid dalam pernikahannya adalah kakeknya sendiri, yaitu Bisri Syamsuri yang pada saat itu telah berusia 81 tahun.

Pernikahan tersebut berlangsung pada tanggal 11 Juli 1968.

Setelah kepulangan Abdurrahman Wahid dari studinya di luar negeri, tepatnya pada bulan September 1971, pesta pernikahan Abdurrahman Wahid dan Nuriyah baru bisa berlangsung. Dari pernikahan dengan Nuriyah tersebut, Abdurrahman Wahid memperoleh empat orang putri. Mereka adalah Alisa

(46)

Quthrun ada Munawaroh (Lisa), Zannuba Arifah Chafsof (Yeni), Anita Hayyatunnufus dan Inayah Wulandari.

Sepulang dari rantau Abdurrahman Wahid mengajar di Fakultas Ushuluddin, Universitas Hasyim Asy‟ari, Jombang. Sebuah perguruan tinggi Islam yang didirikan pada tahun 1969. Di Universitas ini, Abdurrahman Wahid mengajar Teologi dan beberapa ilmu agama. Selain itu, Abdurrahman Wahid kembali mengurus NU sebagai Dewan Syuri‟ah Nasional NU. Hal ini dilakukan untuk memenuhi permintaan kakeknya, Bisri Syamsuri.24

B. Latar belakang pendidikan Abdurrahman Wahid

Abdurrahman Wahid alias Gus Dur telah lancar baca Al-Qur‟an pada usia 5 tahun walaupun selain membaca Al-qu‟an Abdurrahman Wahid juga hobi membaca berbagai buku. Pada saat ayahnya diangkat sebagai Mentri Agama di tahun 1949 Abdurrahman Wahid sekeluarga pindah ke Jakarta yang membuatnya menyelesaikan sekolahnya di sana. Olehnya ayah Abdurrahman Wahid diikutkan les privat bahasa Belanda yang pada saat itu guru lesnya adalah seorang muallaf Jerman bernama Willem Buhel. Pada saat di Jakarta pernah memenankan karya tulis ilmiah.

Sedari kecil Abdurrahman Wahid memiliki hobbi membaca serta menggunakan perpustakaan pribadi ayahnya sebagai tempat untuk memperluas cakrawala wawasannya. Disisi lain Abdurrahman Wahid juga sering berkunjung ke perpustakaan umum di Jakarta. Meskipun usia pada saat ini masih belasan tahun, ternyata Abdurrahman Wahid telah banyak membaca berbagai sumber

24Greg Barton, Biografi Gus Dur Aouthorizetd Bhiografie of Abdurrahman Wahid .h. 65

Referensi

Dokumen terkait

Dengan memasukkan seluruh aset perusahaan berarti perusahaan berarti perusahaan tidak hanya terfokus pada suatu tipe investor saja yaitu investor dalam bentuk saham namun

Apabila terjadi perubahan ketentuan Polis mengenai tapi tidak terbatas pada ketentuan manfaat, biaya, dan risiko akan diberitahukan kepada Pemegang Polis melalui nomor atau

Selain itu tugas auditor di Inspektorat Kabupaten Banyuwangi merupakan rutinitas yang diulang untuk setiap periode kerja auditor yaitu memeriksa seluruh SKPD yang ada di

x memberikan penjelasan tentang proses pembelajaran yang akan dilakuykan dan tujuan yang akan dicapai. x Melakukan proses pretest dengan alokasi waktu 10 menit. x Siswa

Memperhatikan potensi hijauan dan pakan yang banyak tersedia pada ke dua desa lokasi kelompok peternak, serta pemanfaatan waktu per hari per petani rata-rata hanya 2,3

Kriteria Penilaian Kualitas Hasil Kerja Pemberian Angka Kredit bagi Analis Kebijakan Ahli Pertama sampai dengan Analis Kebijakan Ahli Utama yang melaksanakan kegiatan sub unsur

Spekulasi Dalam Jual Beli Saham Syariah di Bursa Efek Indonesia Cabang Semarang” disusun dilatarbelakangi dengan adanya praktik spekulasi yaitu dengan

3HQHOLWLDQ EHUWXMXDQ XQWXN PHQJNDML SHUNHPEDQJDQ GDQ NRQWULEXVL VXEVHNWRU SHULNDQDQ WHUKDGDS SHUHNRQRPLDQ 3'5% NDEXSDWHQ 5RNDQ +LOLU 8QWXN GDSDW WHUFDSDLQ\D WXMXDQ WHUVHEXW