• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penulis menggunakan metode Penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menggali secara mendalam sumber-sumber informasi yang akan diteliti. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses dan makna.

Landasan teori digunakan sebagai alat bantu, menemukan fakta dilapangan agar fokus penelitian sejalan dengan fakta di lapangan. Penelitian kualitatif dalam pengumpulan data biasanya menggunakan metode observasi, pencatatan, dan wawancara.

A. Jenis dan Lokasi Penelitian 1. Jenis Penelitian

Dalam Tesis ini, penulis menggunakan Penelitian deskriptif analisis, yaitu metode pengumpulan, penyusunan dan analisis data, kemudian menjelaskannya. Dengan demikian, Penelitian akan dilakukan dengan cara

menggali sumber-sumber informasi yang ada dilapangan atau Penelitian lapangan (field receach).

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sulawesi selatan atau tepatnya merujuk pada pusat informasi Penelitian di kantor Dewan Pengurus Wilayah Prtai Kebangkitan Bangsa (DPW PKB SUL-SEL) di jalan Toddopuli Raya Timur No. 7. Paropo, Kec. Panakukan, Kota Makassar

B. Pendekatan Dua Metodologi 1. Pendekatan

a. Sosiologis

Pendekatan sosiologis merupakan pendekatan yang menyelidiki mengenai proses-proses sosial yang terjadi pada masyarakat. Sosiologi sosiologi merupakan pengetahuan yang didasari oleh realitas empiris yang masuk akal dan tidak bertindak secara spekultatif. Sosiologi juga menjadi ilmu yang membatasi diri terhadap penilan. Pendekatan Sosiologi berupaya mendeskripsikan keadaan masayarakat lengkap menggunakan struktur, lapisan dan berbagai gejala sosial lainnya yang saling berkaitan.18

Melalui pendekatan sosioligis penulis melihat pemikiran-pemikiran Abdurraman Wahid dalam struktur kemasyarakatan memberi dampak baik terutama dalam pemikiran tantang Negara, pluralime dan berbagai pemikiran yang berkaitan dengan Partai Kebangkitan Bangsa. Sikap dan pemikiran-pemikiran Abdurraman wahid lahir dari lingkungan yang sangat kuat terhadap agama Islam. Melaui pendekatan sosiologis kiranya kita

18 H. Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam (Jakarta; PT Raja Grafindo Persada, 2010), h. 39.

dapat mengungkap kehidupan Abdurraman wahid serta pemikiran-pemikirannya.

b. Politik

Pendekatan politik merupakan sebuah konsepsi yang memuat ketentuan tentang siapa yang mesti menjalankan kewenangan serta melaksanakan tanggungjawab Negara. Politik pada sifatnya seperti keadilan, musyawarah, yang digunakan untuk memutuskan perkara kehidupa.19 Umumnya dalam kalangan masyarakat Islam permasalahan politik dan Islam tidak begitu menarik. Karena disebabkan pemahaman tentang ajaran Islam tentang politik itu kurang diminati oleh masyarakat islam itu sendiri.

Menurut Kontowijoyo bahwa banyak pemeluk Islam kurang menayadari arti kehadiran agama, bahwa agama merupakan sebuah lembaga yang memiliki pemahaman, kepentingan dan tujuan-tujuan politik sendiri.20

Melalui pendekatan politik inilah penulis melihat pemikiran Abdurraman Wahid berdasarkan pemahaman politik sepanjang karir Abdurrahman Wahid menjabat sebagai presisden maupun dalam mendirikan sebuah partai. Berdasarkan latar belakang Abdurraman Wahid yang besar dari kalangan pesantren dan lingkungan Nahdathul Ulama tentu keputusan-keputusan politik Abdurraman Wahid tidak pernah lepas dari pemikiran Islam selama hidup Abdurrahman Wahid.

19 H. Abuddin Nata “Metodologi Studi Islam, h. 316.

20 H. Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam . h. 317.

Melalui pendekatan politik Abdurrahman Wahid yang ada dibuku-buku menjadi sumber data dan menjadi rujukan untuk peneliti. Melalui pendekatan politik Abdurrahman Wahid mampu memberi sebuah gagasan dan konsep-konsep yang lahir di tengah-tengan masyarakat atau kondisi sosial yang melatarinya. Sehubungan dengan Penelitian ini mengkaji secara mendalam pemikiran politik Abdurraman wahid yang berawal dari lingkungan atau kondisi sosial yang mengintarinya.

2. Metode.

a. Metode Observasi

Observasi meruapakan salah satu medote pengumpulan data selain dari metode wawancara dalam Penelitian kualitatif. Observasi dalam arti yang sederhana adalah pengamatan langsung kelapangan atau meninjau lokasi Penelitian. Zainal Arifin berpendapat bahwa observasi adalah sebuah proses yang diawali dengan pengamatan kemudian selanjutnya melakukan pencatatan secara sistematis, objektif, logis dan rasional terhadap kondisi sosial yang terjadi dilapangan baik kondisi secara alami maupun kondisi yang direncanakan. Metode observasi umumnya adalah tindakan keseharian manusia yang melakukan pengamatan dengan panca indra seperti mata dan panca indra lainnya. Melakukan penyidikan secara menyeluruh, sistematis, dan terarah dengan mengukur waktu kejadian yang berlangsung dilapangan merupakan bagian dari Observasi.21

Dalam melakukan observasi maka alat-alat yang gunakan adalah kamera untuk mengambil gambar sebagai bukti dokementasi peneliti saat dilapangan. Wawancara juga merupakan sebuah teknik yang dipakai oleh para peneliti dalam meyusun data penelitian. Wawancara secara sederhana

21 Iryana,Teknik Pengumpulan Data Metode Kualitatif (Sorong : Stain Sorong), h. 11.

dapat diartikan sebuah proses interaksi antara peneliti atau pewawancara dengan narasumber sebagai pemberi informasi terkait Penelitian melalui komunikasi langsung. Metode wawancara lebih dikenal sebagai proses pengumpulan informasi melalui proses tanya jawab pribadi pewawancara dengan diwawancarai untuk keperluan Penelitian dengan menggunakan pedoman wawancara

b. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi lebih menekankan informasi faktual yang dapat diperoleh berupa buku harian, surat, file foto, hasil rapat, cendra mata dalan lain-lain. Darta yang berupa dokemen dapat digunakan untuk melakukan penyedikan untuk mendaptkan informasi yang pernah terjadi sebelumnya.

Para peneliti harus mempunyai kepakaan teoritis untuk dapat menginterpretasikan dokemen secara menyeluruh untuk dapat dipahami secara baik.

Metode dokementasi memiliki arti tatacara dalam menyusun sebuah informasi menjadi data dengan cara mencatat informasi-informasi yang sudah ada. Metode dokumentasi adalah suatu cara untuk memperoleh dan mengumpulakan data dengan menelusuri kejadian-kejadian yang telah terjadi. Dokumen mengenai kejadian dalam situasi sosial, peristiwa, biografi seseorang, atapun lembaga organisasi yang berguna dalam Penelitian kualitatif. Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulakan data dari peninggalan yang berupa arsif juga termasuk buku-buku yang berisi teori, pendapat, sejarah, budaya, politik dan lain-lain yang berkaitan dengan masalah Penelitian. Dalam Penelitian kualitatif metode dokumentasi atau pengumpulan data adalah hal yang paling utama untuk memberi bukti

secara logis dan rasional atas hipotesis atau justru memberikan pendapat, teori atas kritik hipotesi atau malah mendukung hipotesis.

c. Wawancara

Wawancara dilakukan biasanya secara personal maupun berbentuk kelektif untuk mendapatkan data informasi yang valid. Tujuan wawancara mencatat opini, perasaan, emosi, dan sesuatu yang berhungan terhadap Penelitian yang dilakukan sebagai sumber informasi. Peneliti harus mendapatkan data sebanyak mungkin agar dapat memahami budaya melalui bahasa ekspresi oleh para narasumber, menggali lebih dalam atau bahkan melakukan klarifikasi untuk mendaptkan hal-hal yang belum diketahui. Buku, pulpen, alat perekam suara sebagai alat yang paling penting yang harus disiapkan untuk memcatat informasi pada saat melakukan proses wawancara.

d. Sumber Data a. Data

Data merupakan sekumpulan keterangan berupa fakta yang berbentuk simbol, angka, kata-kata atapun kalimat. Data dapat diperoleh melalui serangkaian proses pencarian serta observasi yang tepat berdasarkan sumber-sumber tertentu. Secara sederhana data dapat diartikan sebagai suatu kumpulan keterangan dasar yang berasal dari objek Penelitian ataupun kejadian.

Data ini dalam penelitian ini terdiri atas ;

1. Primer yaitu data melakukan observasi di lapangan dan wawancara kepada responden atau tokoh-tokoh yang terlibat dalam Partai Kebangkitan Bangsa. Penelitian ini menelusuri secara mendalam, melakukan penggalian data dengan cara mengobservasi secara

saksama, mendengarkan secara baik dan benar setiap penjelasan informan pada saat wawancara berlangsung. Melakukan rekaman suara dalam proses wawancara sebagai pengumpulan data. Penelitian awal melakukan pengamatan dilokasi Penelitian dan menentukan informan yang akan diwawancarai. Mengambil dokumentasi sebagai penguat pelengkap data Penelitian.

2. Seekunder yakni menganisis literature-literatur yang berkaitan dengan Penelitian sebagai sumber data, terumata dalam bahasa Indonesia juga dalam berbahasa asing yang terdapat pada buku-buku maupun jurnal yang berkaitan dengan pembahasan pemikiran Abdurrahman Wahid yang akan Abdurrahman Wahidnalisis. Dalam peneltdAbdurrahman Wahidn awal peneliti meminta beberapa dokumen yang berkaitan dengan penelitian Partai Kebangkitan Bangsa di kantor pengurus Dewan Pengurus Partai Kebangkitan Bangsa.

c. Teknik Analisi Data

Teknik analisis data adalah upaya menemukan dan menata secara teratur catatan hasil dari observasi, wawancara, dan lainnya dalam meningkatkan pemahaman peneliti terhadap kasus yang sedang diteliti untuk disajikan sebagai sebagai temuan bagi orang lain. Diperlukan sebuah analisis dalam berupaya mencari makna untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman.22

Teknik analisis data adalah sebuah cara dalam menganalisa data untuk menjadi keterangan yang meliki makna. Lebih lanjut analisis data

22 Ahmad Rijali , “Analisis Data Kualitatif”, Al-Hadhara 17, No 33 (2018): h. 84.

merupakan sebuah medote analisis data adalah metode memproses data menjadi sebuah informasi. Dalam analisis data peneliti berupaya mendapatkan pemakanaan yang sederhana mudah dipahami Saat melakukan suatu Penelitian, sehingga Penelitian tersebut menjadi sebuah solusi atas permasalahan yang sedang dikerjakan. Setelah data terkumpul dari berbagai sumber maka dilakukan analisis data untuk melahirkan informasi baru sebagai bagian dari proses Penelitian. Dalam hal ini pemikiran Abdurraman wahid peneliti memakai metode analisis data untuk melahirkan pengetahuan faktual yang aptudet sehingga pemikiran Abdurraman Wahid tetap ada sebagai nilai perjuangan dalam Partai Kebangkitan Bangsa.

Teknik analisis data dalam meneliti pemikiran Abdurraman Wahid akan melihat sejauhmana kolerasi pemikiran Abdurraman Wahid dengan perkembangan Partai Kebangkitan Bangsa di Indonesia. Pemikiran Abdurraman Wahid tidak pernah lepas dari Partai Kebangkitan Bangsa sebagai wadah untuk mewujudkan pemikiran dalam bantuk praktis.

Puncaknya ketika Abdurraman Wahid terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia melalui partai yang didirikan yakni Partai Kebangkitan Bangsa.

Sampai hari ini Partai Kebangkitan Bangsa tetap menjadi wadah yang menampung aspirasi masyarakat sebagaimana yang perjuangkan oleh Abdurraman wahid.

28 BAB II

BIOGRAFI ABDURRAHMAN WAHID

A. Sosio Kultur Tempat Kelahiran Abdurrahman Wahid

K.H. Abdurrahman Wahid memiliki nama asli Abdurrahman Wahid Ad-Dakhil, kemudian masyhur dengan panggilan Gus Dur. Abdurrahman Wahid lahir di Jombang, Jawa Timur pada 7 September 1940 dan meninggal pada umur 69 tahun di Jakarta pada tanggal 30 Desember 2009. Abdurrahman Wahid dimakamkan bersebelahan dengan kakek dan ayahnya di kompleks pesantren Tebu Ireng, Jombang.23

Abdurrahman Wahid adalah putra pertama dari enam bersaudara pasangan KH. Wahid Hasyim dan Hj. Solichah. Ayahnya adalah putra dari KH. Hasyim Asy‟ari, pendiri organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU) sekaligus pendiri pondok pesantren Tebu Ireng, Jombang, sedangkan ibunya adalah putri dari KH. Bisri Syamsuri yang menjadi pendiri pondok pesantren Denanyar Jombang.

Sejak kecil, Abdurrahman Wahid gemar membaca dan rajin memanfaatkan perpustakaan pribadi ayahnya. Selain itu, Abdurrahman Wahid juga aktif berkunjung ke perpustakaan umum di Jakarta. Pada usia belasan tahun, Abdurrahman Wahid telah akrab dengan berbagai majalah, surat kabar, dan novel.

Disamping membaca, Abdurrahman Wahid memiliki hobi bermain bola, catur, dan musik. Kegemaran Abdurrahman Wahid terhadap sepak bola membuatnya pernah diminta bertindak sebagai komentator sepak bola di televisi. Kegemaran

23Greg Barton, Biografi Gus Dur Aouthorizetd Bhiografie of Abdurrahman Wahid (Yogyakarta; LKiS, 2016), h. 51.

lainnya adalah menonton bioskop, sehingga Abdurrahman Wahid sangat mengapresiasi dunia film.

Ayah Abdurrahman Wahid meninggal dalam kecelakaan pada bulan April 1953. Waktu itu, Abdurrahman Wahid bersama ayahnya sedang dalam perjalanan ke Jawa Barat untuk meresmikan madrasah baru (lembaga pendidikan berbasis Islam). Abdurrahman Wahid dapat diselamatkan dalam kecelakaan tersebut, akan tetapi ayahnya meninggal dunia. Peristiwa itu sangat mempengaruhi kehidupannya dan menjadi pijakan Abdurrahman Wahid untuk semangat belajar serta Abdurrahman Wahid merasa bertanggungjawab terhadap NU di masa mendatang.

Abdurrahman Wahid menikah dengan Sinta Nuriyah yang merupakan santrinya ketika mengajar di Tambak Beras. Mereka menikah sewaktu Nuriyah akan memasuki studi di DDIN Sunan Kalijaga (sekarang UIN Sunan Kalijaga).

Pada tahun tersebut, Abdurrahman Wahid masih dalam proses studi di Baghdad (Irak), sehigga tidak dapat pulang ke Indonesia. Permasalahan jarak itulah yang menyebabkan pernikahan mereka berlangsung melalui perkawinan wali atau perkawinan jarak jauh. Wakil Abdurrahman Wahid dalam pernikahannya adalah kakeknya sendiri, yaitu Bisri Syamsuri yang pada saat itu telah berusia 81 tahun.

Pernikahan tersebut berlangsung pada tanggal 11 Juli 1968.

Setelah kepulangan Abdurrahman Wahid dari studinya di luar negeri, tepatnya pada bulan September 1971, pesta pernikahan Abdurrahman Wahid dan Nuriyah baru bisa berlangsung. Dari pernikahan dengan Nuriyah tersebut, Abdurrahman Wahid memperoleh empat orang putri. Mereka adalah Alisa

Quthrun ada Munawaroh (Lisa), Zannuba Arifah Chafsof (Yeni), Anita Hayyatunnufus dan Inayah Wulandari.

Sepulang dari rantau Abdurrahman Wahid mengajar di Fakultas Ushuluddin, Universitas Hasyim Asy‟ari, Jombang. Sebuah perguruan tinggi Islam yang didirikan pada tahun 1969. Di Universitas ini, Abdurrahman Wahid mengajar Teologi dan beberapa ilmu agama. Selain itu, Abdurrahman Wahid kembali mengurus NU sebagai Dewan Syuri‟ah Nasional NU. Hal ini dilakukan untuk memenuhi permintaan kakeknya, Bisri Syamsuri.24

B. Latar belakang pendidikan Abdurrahman Wahid

Abdurrahman Wahid alias Gus Dur telah lancar baca Al-Qur‟an pada usia 5 tahun walaupun selain membaca Al-qu‟an Abdurrahman Wahid juga hobi membaca berbagai buku. Pada saat ayahnya diangkat sebagai Mentri Agama di tahun 1949 Abdurrahman Wahid sekeluarga pindah ke Jakarta yang membuatnya menyelesaikan sekolahnya di sana. Olehnya ayah Abdurrahman Wahid diikutkan les privat bahasa Belanda yang pada saat itu guru lesnya adalah seorang muallaf Jerman bernama Willem Buhel. Pada saat di Jakarta pernah memenankan karya tulis ilmiah.

Sedari kecil Abdurrahman Wahid memiliki hobbi membaca serta menggunakan perpustakaan pribadi ayahnya sebagai tempat untuk memperluas cakrawala wawasannya. Disisi lain Abdurrahman Wahid juga sering berkunjung ke perpustakaan umum di Jakarta. Meskipun usia pada saat ini masih belasan tahun, ternyata Abdurrahman Wahid telah banyak membaca berbagai sumber

24Greg Barton, Biografi Gus Dur Aouthorizetd Bhiografie of Abdurrahman Wahid .h. 65

keilmuan seperti buku-buku, surat, kabar, majalah, hingga novel. Abdurrahman Wahid juga memiliki hobbi lain seperti bermain catur, bermain bola, serta mendalami, berbagai jenis music khususnya musik-musik eropa dikarenakan dahulu sewaktu belajar bahasa Belanda sang guru terbiasa memperdengarkan musik-musik klasik.

Pada suatu hari ketika Abdurrahman Wahid mengunjungi Jawa Barat dalam rangka meresmikan sebuah madrasah baru, Abdurrahman Wahid dan ayahnya yang mengakibatkan ayahnya meninggal di titik itulah menjadi dorongan buat Abdurrahman Wahid untuk merubah perjalan hidupnya karena rasa kehilangan ayahnya yang membuatnya mandiri secara mental dimasa-masa mendatang.

Pada tahun 1954 Abdurrahman Wahid gagal dalam ujiannya pada sekolah ekonomi pertama dan karena hal itu Abdurrahman Wahid dikirim ke Yogyakarta untuk melanjutkan sekolahnya pada bangku sekolah SMP. Di Yogya Abdurrahman Wahid tinggal bersama teman ayahnya yang bernama Kiai Junairi yang merupakan tokoh Muhammadiyah. Hal tersebut bertolak belakang dengan latar belakang keluarga Abdurrahman Wahid yang merupakan keluarga Nahdiyin, dimana antara NU dan Muhammadiyah memiliki perbedaan dalam mempersepsi keislaman serta praktek kepercayaan yang terintegrasi dalam kebudayaan Indonesia.

Pada saat Abdurrahman Wahid di Yogya. Abdurrahman Wahid belajar bahasa Inggris yang membuatnya mengeyam beberap buku dalam bahasa Inggris.

Disamping itu juga meningkatkan kemampuan verbal bahasa Inggrisnya dengan

senantiasa mendengarkan siaran radio Voice of America dan BBC London. Tak hanya itu Abdurrahman Wahid sering berpetualang dari satu tokoh buku ke tokoh buku lainnya dalam rangka mengayakan wawasannya dengan membeli buku-buku filsafat seperti buku karangan Plato dan Aristoteles. Begitupun buku-buku kiri seperti Das Capital karya Karl Marx beserta buku Lenin yang berjudul What Is To Be Done. Abdurrahman Wahid juga sangat tertarik dengan karya-karya Lenin

yang lain seperti Inpantel Communisem dan Little Red Book- Mo. 25

Tak lupa juga tetap tak ingin membuat keilmuan santrinya stagnan, Abdurrahman Wahid tetap memperdalam ilmu-ilmu keislaman di Pondok Pesantren Al-Munawwir terletak di Krapyak Yogyakarta. Di pesantren tersebut Abdurrahman Wahid belajar bahasa Arab pada K.H. Ma‟sum. Pada saat itu kemampuan bahasa Arab Abdurrahman Wahid sebenarnya sudah cukup bagus namun, masih terbilang fasif. Pembelajaran Pondok Pesantren Al-Munawwir tersebut berhasil melejitkan kemampuan bahasa Arabnya disaat yang sama pada waktu itu Abdurrahman Wahid telah menguasai bahasa Inggris dengan baik serta bahasa Prancis dan Belanda.

Setelah tamat pada sekolah pertama ditahun 1957, Abdurrahman Wahid secara penuh mengikuti proses pembelajaran di Pesantren Tegal Rejo Magelang Jawa Tengah. Abdurrahman Wahid berguru pada Kiai Khudori yang merupakan tokoh NU di Magelang. Pada saat itu Abdurrahman Wahid juga belajar paruh waktu di Pesantren Den Anyar Jombang dimana kakenya dari pihak ibu Kiai Bisri

25 Greg Barton, Biografi Gus Dur Aouthorizetd Bhiografie of Abdurrahman Wahid . h. 78

Syansuri menjadi gurunya. Abdurrahman Wahid menyelesaikan pendidikanya pada tahun 1959.

Selepas Abdurrahman Wahid belajar di Pesantren Tegal Rejo, Abdurrahman Wahid kemudian kembali ke Jombang untuk belajar di Pesantren Tambak Beras di bawah asuhan KH. Wahab Chasbullah, dan menyelesaikan proses belajarnya sampai tahun 1963. Selain menimba ilmu di pondok Pesantren Tambak Beras Abdurrahman Wahid juga mulai mengajar bahkan Abdurrahman Wahid menjadi kepala sekolah.

Selama masa tersebut Abdurrahman Wahid kerap berkunjung ke Pondok Pesantren Krapyak dimana dibimbing oleh K.H Ali Ma‟sum pada masa itulah Abdurrahman Wahid senantiasa berkontenplasi dalam studinya dalam Sastra Arab klasik. Dikalangan para kiai menganggap Abdurrahman Wahid sebagai siswa yang brilian, dikarenakan kekuatan ingatannya yang cemerlang meskipun hal yang unik melekat padanya dikarenakan Abdurrahman Wahid seringkali malas dan kurang disiplin dalam studi formalnya. Abdurrahman Wahid naik ke tanah suci Mekkah untuk ibadah haji pada saat berusia 22 tahun dan dimasa itu Abdurrahman Wahid memiliki keinginan untuk melanjutkan studinya di Timur Tengah. dan bernisiatif untuk belajar di Universitas Al-Azhar Mesir.

Dalam pergumulannya pada studi di Universitas Al-Azhar, Abdurrahman Wahid sangat merasa sangat kecewa karena ternayata harus mengulang kembali materi perkuliahan yang jauh sebelumnya telah dialami semenjak di pondok pesantren. Untuk menutupi kekecewaanya Abdurrahman Wahid mencoba mengarungi keilmuan lainnya dengan mengunjungi perpustakaan dan pusat

pelayanan informasi Amerika serta tokoh-tokoh buku yang menawarkan oase keilmuan yang belum pernah didapatkan. Pada saat studi di Al-Azhar Abdurrahman Wahid kurang berpartisipasi dalam merampungkan proses perkulihannya dengan tidak teraturnya mengahadiri absensi perkuliahan. Hal ini dikarenakan Abdurrahman Wahid merasa bahwa hampir seluruh materi yang dipelajari di Universitas tersebut telah dipelajari selama mondok di pesantren.

Pada salah satu mata kuliah inti tidak lolos yang mengakibatkan Abdurrahman Wahid harus mengulang proses perkuliahan tanpa adanya lagi tanggungan beasiswa. Namun Abdurrahman Wahid mendapatkan kabar baik yakni penawaran beasiswa univesitas Baghdad Irak. Di universitas tersebut intelektualitas Abdurrahman Wahid semakin meningkat Abdurrahman Wahid mendisiplinkan diri dalam mengikuti proses perkuliahan serta merasa nyaman karena Abdurrahman Wahid berinteraksi langsung dengan masyarakat muslim klasik yang kaji secara empiris dengan metodologi yang tajam.

Abdurrahman Wahid mendalami bahasa Prancis pada pusat kebudayaan Prancis serta bekerja pada perusahaan tekstil yang berasal dari Eropa.

Abdurrahman Wahid menyelesaikan studinya pada tahun 1970 dan pindah ke Eropa dalam rangka mencari pengalaman selama hampir setahun dan kembali ke tanah air 1971.

Abdurrahman Wahid menikahi Sinta Nuriyah yang merupakan muridnya dengan cara pernikahan jarak jauh karena waktu itu Abdurrahman Wahid telah menjalankan studinya di Bagdhad Irak. Pada tahun 1969 Abdurrahman Wahid mengajar Theologi dan ilmu-ilmu keagamaan fakultas Ushuluddin Universitas

Hasyim Asyari Jombang, pada saat yang sama Abdurrahman Wahid menjadi salah satu anggota syuriah NU. Namun perannya sebagai anggota syuriah NU menuntutnya bekerja di Jakarta yang membuatnya merintis sebuah pesantren Ciganjur.26

Di tahun 1980 Abdurrahman Wahid mendapat amanah baru sebagai wakil katib syuriah NU dan pada saat itu pula menjabat sebagai Ketua Dewan Kesenian Jakarta. juga pernah dimandatkan sebagai ketua Forum Demokrasi yang anggota-anggotanya terdiri atas kaum nasionalis dan juga non muslim. Abdurrahman Wahid pernah menjadi Ketua PB NU selama 15 tahun, dan di posisi inilah dialektika pemikiran Abdurrahman Wahid mengalami tantangan serta peningkatan. Perannya sebagai Ketua PB NU membuatnya harus terjung membahas masalah-masalah agama, sosial, dan politik. Selain sebagai Ketua PB NU di juga terjun langsung pada beberapa LSM beberapa tokoh nasional seperti Aswab Mahasin, Adi Sasono, serta Rian Raharjo.

Pengalamannya di beberapa lembaga sosial, LSM, serta forum-forum diskusi membuat peningkatan intelektualitasnya menjadi bertambah serta dapat menjadi ajang untuk menyebarkan pemikiran-pemikirannya yang cemerlang.

Abdurrahman Wahid terlibat aktif dalam LP3ES (Lembaga Pengkajian Pengetahun Pendidikan Ekonomi dan Sosial), dimana perannya sangat sentral sebagai penanggungjawab penerbitan Jurnal Prisma yang selama beberapa tahun menjadi rujukan ilmu pengetahuan sosial yang utama di Indonesia. Peran lainnya adalah sebagai kontributor dalam setiap penerbitan jurnal.

26Greg Barton, Biografi Gus Dur Aouthorizetd Bhiografie of Abdurrahman Wahid .h. 89.

Pengalaman politik berawal ketika Abdurrahman Wahid menjabat anggota MPR-RI pada pemilu 1987. Pada tahun 1998 terkena stroke yang berdampak pada kornea matanya sehingga mengalami gangguan penglihatan. Kondisinya tersebut berhenti dari berbagai aktivitas terlebih dari aktivitas membaca dan kegiatan lainnya seperti sepak bola dan menonton wayang. Meskipun penyakitya tersebut sama sekali tidak mengurangi ingatannya dan hal tersebut terbukti dengan

Pengalaman politik berawal ketika Abdurrahman Wahid menjabat anggota MPR-RI pada pemilu 1987. Pada tahun 1998 terkena stroke yang berdampak pada kornea matanya sehingga mengalami gangguan penglihatan. Kondisinya tersebut berhenti dari berbagai aktivitas terlebih dari aktivitas membaca dan kegiatan lainnya seperti sepak bola dan menonton wayang. Meskipun penyakitya tersebut sama sekali tidak mengurangi ingatannya dan hal tersebut terbukti dengan

Dokumen terkait