• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA PEMBESARAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei Boone) DI CV. MEGA PRIMA AGRONUSA KABUPATEN PROBOLINGGO, JAWA TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA PEMBESARAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei Boone) DI CV. MEGA PRIMA AGRONUSA KABUPATEN PROBOLINGGO, JAWA TIMUR"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA PEMBESARAN UDANG VANAME

(Litopenaeus vannamei Boone) DI CV. MEGA PRIMA AGRONUSA

KABUPATEN PROBOLINGGO, JAWA TIMUR

TUGAS AKHIR

Oleh:

ERWIN 1522010442

JURUSAN BUDIDAYA PERIKANAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP

2018

(2)

2

(3)

3

(4)

4 PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjana disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Pangkep, 16 Agustus 2018 Yang menyatakan,

Erwin

(5)

5

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-Nya berupa pikiran dan kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan Pengalaman Kerja Praktik Mahasiswa (PKPM) serta menyusun Tugas Akhir yang berjudul “Pengelolaan Kualitas Air pada Pembesaran Udang Vaname Secara Intensif di CV. Mega Prima Agronusa Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi pada Jurusan Budidaya Perikanan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep. Salam dan shalawat beserta do’a senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, Manusia yang istimewa yang telah membawa jalan kebenaran di dunia ini dan sebagai suri tauladan yang baik. Selanjutnya, pada kesempatan ini ucapan terima kasih dan penghargaan setingi-tingginya ditujukan kepada orang-orang yang turut mendukung penyelesaian laporan tugas akhir ini antara lain :

1. Bapak Dr. Ir. Ridwan, M.P., selaku pembimbing pertama dan Ibu Dr.

Andriani, S.Pi., M.Si., selaku pembimbing anggota yang telah memberikan motivasi, arahan dan bimbingan mulai dari penyusunan proposal PKPM hingga penyelesaian laporan tugas akhir ini.

2. Bapak Mario Fenantius Marianus, A.Md.P selaku pembimbing lapangan daerah pertambakan CV. Mega Prima Agronusa Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur

3. Bapak Ir. Rimal Hamal, M.P., selaku Ketua Jurusan Budidaya Perikanan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

4. Kepada Bapak Dr. Ir. H. Darmawan, M.P selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

(6)

6 Terima kasih pula kepada kedua orang tua tercinta yang senantiasa memberikan dukungan baik berupa moril maupun materil serta beliau yang senantiasa mengiringi doa hingga penyelesaian studi ini. Terima kasih pula kepada semua saudaraku, sahabat karena keberadaanmu, pengorbanan, keikhlasan dan doamu menjadi motivasi ampuh bagi saya dalam meraih cita-cita ini. Kepada rekan-rekan angkatan XXVIII di Jurusan Budidaya Perikanan.

Semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi penulis dan berguna kepada yang memerlukannya, aamiin.

Pangkep, Agustus 2018

Penulis

Article I. DAFTA

Halaman

(7)

7

RINGKASAN

Erwin,1522010442. Pengelolaan Kualitas Air Pada Pembesaran Udang Vaname (Litopenaeus vannamei Bonne) di Tambak Intensif CV. Mega Prima Agronusa Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur dibimbing oleh Ridwan dan Andriani.

Udang vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu produk perikanan yang diharapkan mampu menghasilkan devisa bagi negara selain udang windu (Penaeus monodon). Daya tarik udang vaname ini terletak pada ketahanannya terhadap penyakit dan tingkat produktivitasnya yang tinggi. Salah satu faktor yang berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang yang dipelihara adalah kualitas air media budidaya.Udang akan tumbuh dengan baik pada lingkungan budidaya yang kualitas airnya baik. Karena itu, pengelolaan kualitas air media sangat diperlukan untuk mendukung keberhasilan budidaya udang vaname.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman dalam mengelolah kualitas air pada pembesaran udang vaname di tambak intensif. Hasil kegiatan ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan informasi yang bermanfaat bagi peningkatan produksi pembesaran udang vaname secara semi intensif.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dengan cara pengamatan di lapangan, wawancara dengan teknisi dan pembimbing lapangan, dan partisipasi aktif dengan terlibat langsung dalam rangkaian kegiatan PKPM untuk memperoleh data primer serta studi literatur dan laporan tahunan yang terkait untuk memperoleh data sekunder.

Teknik pengelolaan kualitas air pada budidaya udang vaname di tambak intensif CV. Mega Prima Agronusa Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur meliputi : Penyiapan air media (pengisian air dan sterilisasi), pengoperasian kincir, pengapuran, pengendalian bahan organik dan penumbuhan plankton (penggunaan probiotik dan pemberian molase), penyiponan, pergantian air dan monitoring kualitas. Nilai parameter kualitas air yang terukur meliputi suhu 29- 31oC, kecerahan 25-30 cm, salinitas 15-17 ppt, oksigen terlarut 4,9-7,5 ppm, dan total Vibrio 60 cfu/mL berada pada kisaran yang layak berdasarkan SNI 01-7246- 2006. Sedangkan nilai pH 8,0-8,7, bahan organik 98,59 ppm dan amonia 0,023 ppm lebih tinggi dari kisaran menurut SNI 01-7246-2006, tetapi masih dapat ditolerir oleh udang yang dibudidayakan. Produksi budidaya udang vaname dengan sistem Parsial pada petakan tambak seluas 1.300 m2 dengan penebaran 154.100 ekor di CV. Mega Prima Agronusa biomass 3.139 kg dengan tingkat kelangsungan hidup (SR) 97% , bobot rata-rata 25,6 gram (size 39 ekor/kg) jika dirata-ratakan memperoleh size kisaran 47 ekor/kg, rasio konversi pakan (FCR) 1,13 kg dengan lama pemeliharaan 107 hari.

.

... i

(8)

8 DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ...

i

HALAMAN PENGESAHAN ...

ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

RINGKASAN ... vii

DAFTAR ISI ... viii DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan dan Manfaat ... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi ... 3

2.2. Mofologi ... 4

2.3. Pertumbuhan Udang Vaname ... 5

2.4. Pengelolaan Kualits Air Tambak ... 5

2.4.1. Kualitas Air ... 5

2.4.2. Oksigen Terlarut ... 5

(9)

9

2.4.3. Derajat Keasaman (pH) ... 6

2.4.4. Suhu ... 7

2.4.5. Salinitas ... 7

2.4.6. Amonia ... 8

2.4.7. Kaptan (CaCO3) ... 8

2.4.8. Probiotik ... 9

III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat ... 10

3.2. Metode Pengumpulan Data ... 10

3.2.1. Observasi ... 10

3.2.2. Partisipasi Aktif ... 10

3.3. Alat dan Bahan ... 11

3.3.1. Alat ... 11

3.3.2. Bahan ... 12

3.4. Prosedur Kerja ... 12

3.4.1. Penyiapan air media ... 12

3.4.2. Aerasi ... 13

3.4.3. Pemberian Kaptan ... 14

3.4.4. Pengendalian Bahan Organik dan Penumbuhan Plankton ... 14

3.4.5. Penyiponan ... 15

3.4.6. Pergantian Air ... 16

3.4.7. Pengukuran Kualitas Air ... 16

(10)

10

3.5. Analisis Data ... 19

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kualitas Air ... 20

4.1.1. Oksigen Terlarut ... 20

4.1.2. pH Air ... 22

4.1.3. Suhu ... 24

4.1.4. Salinitas ... 26

4.1.5. Kecerahan ... 28

4.1.6. Amonia ... 29

4.1.7. Bahan Organik (TOM) ... 32

4.1.8. Vibrio sp ... 33

4.2. Produksi ... 34

4.2.1. Tingkat Kelangsungan Hidup (SR) ... 34

4.2.2. Berat Rata-rata ... 35

4.2.3. Rasio Konversi Pakan (FCR) ... 35

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 37

6.2. Saran ... 38

DAFTAR PUSTAKA ... 39

LAMPIRAN ... 43

(11)

11 RIWAYAT HIDUP ... 47

(12)

12 DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Kualitas Air Budidaya Udang Vaname ... 6 Tabel 2. Alat Yang Digunakan Selama Proses Pengelolaan Air Buidaya Udang Vaname ... 11 Tabel 3. Bahan Yang Digunakan Selama Proses Pengelolaan Air Budidaya

Udang Vaname ... 12 Tabel 4. Hasil Pengukuran Kualitas Air ... 20 Tabel 5. Hasil Produksi Udang Vaname CV. Mega Prima Agronusa ... 33

(13)

13 DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Morfologi udang vaname ... 4

Gambar 2. Hasil Pengukuran Oksigen Terlarut ... 21

Gambar 3. Hasil Pengukuran Suhu ... 24

Gambar 4. Hasil Pengukuran Derajat Keasaman ... 25

Gambar 5. Pengukuran Salinitas ... 27

Gambar 6. Pengukuran Kecerahan ... 29

(14)

14 DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Peta Lokasi CV. Mega Prima Agronusa ... 43

Lampiran 2. Sarana dan Prasarana CV. Mega Prima Agronusa ... 44

Lampiran 3. Pengukuran Kualitas Air di CV. Mega Prima Agronusa... 46

Lampiran 4. Data Hasil Panen CV. Mega Prima Agronusa ... 47

(15)

15

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Udang vaname merupakan salah satu jenis udang yang habitat aslinya di pantai dan laut Amerika Latin, seperti Mexico dan Puertorico. Di Indonesia mulai banyak petani tambak yang membudidayakan udang vaname, sebab udang jenis ini lebih banyak memiliki keunggulan dibandingkan jenis udang lain.

Keunggulan dari udang vaname terletak pada ketahanan terhadap penyakit, sskebutuhan kandungan protein yang relatif lebih rendah, pertumbuhan lebih cepat, toleran terhadap perubahan suhu air dan oksigen terlarut serta mampu memanfaatkan seluruh kolom air dibandingkan udang jenis lainnya.

Udang vaname merupakan salah satu jenis udang yang tidak terlalu sulit untuk dibudidayakan baik di bak maupun di tambak. Udang ini sangat toleran terhadap perubahan kadar garam sehingga dapat dipelihara pada media yang bersalinitas rendah. Untuk mendukung semua kegiatan budidaya tambak udang vaname, maka pengelolaan air harus selalu memenuhi standar parameter kualitas air untuk budidaya udang vaname. Parameter kualitas air meliputi salinitas, suhu, pH, oksigen terlarut, alkalinitas, nitrit, nitrat, ammonia, bahan organik dan fosfat.

Kualitas air tambak yang baik akan mendukung pertumbuhan dan perkembangan udang vaname secara optimal. Dalam budidaya udang vaname, menjaga kualitas air yang baik merupakan syarat mutlak kesuksesan budidaya.

Dilihat dari segi fisika, kimia dan biologi, air tambak mempunyai beberapa fungsi dalam menunjang kehidupan udang serta pakan alaminya. Parameter kualitas air adalah tolak ukur yang digunakan untuk mengetahui kualitas media pemeliharaan.

(16)

16 Berdasarkan hal tersebut di atas, maka pengelolaan kualitas air berperan penting dalam menentukan tingkat keberhasilan budidaya udang vaname. Karena itu, kualitas air pada budidaya udang vaname harus terkontrol dengan baik dan kontinyu (Haliman dan Adijaya, 2005).

1.2 Tujuan dan Manfaat

Tujuan penulisan tugas akhir ini untuk menguraikan teknik pengelolaan kualitas air pada pembesaran udang vaname di tambak intensif.

Manfaat penulisan tugas akhir ini adalah menjadi bahan informasi yang bermanfaat terhadap tingkat produksi udang vaname secara khusus dan pengembangan budidaya secara umum.

(17)

17

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi

Menurut Boone,1931. Klasifikasi Litopenaeus vannamei yaitu sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Crustacea

Subclass : Malacostraca

Order : Decapoda

Super family : Penaeoidea

Family : Penaeidae

Genus : Penaeus

Subgenus : Litopenaeus

Species : Litopenaeus vannamei

Udang vaname merupakan salah satu jenis udang yang memiliki pertumbuhan cepat dan nafsu makan yang tinggi, namun ukuran yang dicapai pada saat dewasa lebih kecil dbandingkan udang windu (Penaeus monodon), habitat aslinya adalah perairan Amerika Latin, tetapi spesies ini hidup dan tumbuh dengan baik di Indonesia. Dipilihnya udang vaname ini disebabkan beberapa faktor yaitu; (1) sangat diminati pasar Eropa, (2) lebih tahan terhadap penyakit dibanding udang lainya, (3) pertumbuhan lebih cepat dalam budidaya, (4) mempunyai toleransi terhadap parameter lingkungan (Haliman dan Adijaya, 2005).

(18)

18 2.2.Morfologi

Menurut Wyban dan Sweeny(1991), vaname secara morfologis dapat dibedakan dalam dua bagian yaitu bagian kepala yang menyatu dengan dada disebut chepalotorax dan bagian belakang perut disebut abdomen. Pada bagian kepala terdapat mata majemuk yang bertangkai (rostrum), dimana gerigi rostrum pada bagian atas biasanya terdiri dari sembilan buah dan bagian bawah terdiri dari tiga buah dan dilengkapi pula dengan sepasang antena yang panjang. Pada bagian perut terdapat lima pasang kaki renang (pleopoda) yang terletak di masing-masing ruas, sedangkan pada ruas keenam terdapat kaki renang yang telah berubah bentuk menjadi kipas (uropoda) yang ujungnya membentuk ujung ekor yang disebut dengan telson dan di bawahnya terdapat lubang dubur (anus). Alat kelamin jantan disebut petasma, yang terletak di antara kaki renang pertama, sedangkan alat kelamin udang betina disebut thelicum yang terletak antara kaki jalan dan kaki renang. Morfologi udang vaname serta bagian organ tubuhnya dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Morfologi Udang Vaname

2.3 Pertumbuhan Udang Vaname

(19)

19 Pertumbuhan adalah pertambahan bobot (panjang dan berat) yang dinyatakan dalam satuan gram/hari. Pertumbuhan dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan udang itu sendiri seperti umur dan sifat genetik udang (keturunan, kemampuan untuk memanfaatkan makanan dan ketahanan terhadap penyakit) sedangkan faktor luar merupakan faktor yang berkaitan dengan lingkungan tempat hidup ikan meliputi sifat fisika dan kimia air, ruang gerak dan ketersediaan makanan dari segi kualitas dan kuantitas (Mudjiman, 1998).

Seperti halnya antropoda lainnya, pertumbuhan udang vaname tergantung dua faktor yaitu frekuensi molting (waktu antara molting) dan pertumbuhan (berapa pertumbuhan pada setiap molting baru). Tubuh udang mempunyai carapace yang keras, sehingga pada setiap kali molting carapace terlepas, terjadi

pembagian cuticle antara carapace dan intracalary sclerite, dimana cephalothorax dan appendicanterior akan terbentuk. Carapace baru pada

awalnya lunak, tetapi jika ukuran udang sudah proporsional akan mengeras kembali, biasanya antara satu sampai dua hari.

2.4. Pengelolaan Kualitas Air Tambak 2.4.1. Kualitas air

Menurut Sulistinarto (2008), dalam budidaya udang ditambak, dinamika kualitas air merupakan faktor yang penting untuk dijaga mengingat bahwa air merupakan media hidup sekaligus sebagai habitat penyedia makanan alami serta sebagai tempat terkumpulnya limbah sisa-sisa metabolisme dan sisa pakan.

Beberapa parameter kualitas air yang perlu diperhatikan serta dimonitoring untuk

(20)

20 mengetahui dinamikanya yaitu: oksigen terlarut, salinitas, pH, suhu, alkalinitas, amoniak, nitrit, fosfat dan plankton (Suprapto, 2011).

Menurut Izhal, 2013. Parameter kualitas air tersebut akan mempengaruhi proses metabolisme tubuh udang, seperti keaktifan mencari pakan, proses pencernaan, dan pertumbuhan udang. Kisaran parameter kualitas air untuk pertumbuhan udang dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kualitas Air Untuk Budidaya Udang Vaname

Parameter Metode atau alat uji Waktu pengujian Angka referensi Kimia

DO DO Meter 22.00 > 3,5 ppm

pH pH Meter Pagi dan sore hari 7,5 – 8,5

Fisika

Suhu Termometer Pagi dan sore hari 28 – 300 C Salinitas Refraktometer Pagi dan Sore Hari 10 – 40 ppt

Kecerahan Secchi disk Siang hari 20 – 30 cm

Biologi

Bakteri Kultur Pagi hari 4 ltr

Plankton Media isolasi Pagi hari 15 x 105 sel/ml Sumber : Suprapto, 2011

2.4.2. Oksigen Terlarut

Kandungan oksigen terlarut atau Dissolved Oksygen (DO) mempengaruhi metabolisme tubuh udang. Kadar oksigen terlarut yang baik berkisar antara 4-6 ppm. Pada siang hari tambak akan memiliki angka DO yang cenderung tinggi karena ada fotosintesis fitoplankton yang menghasilkan oksigen, keadaan sebaliknya terjadi pada malam hari, namun demikian DO pada malam hari dianjurkan tidak kurang dari 3 ppm (Sulistinarto, 2008).

(21)

21 2.4.3. Derajat Keasaman (pH)

Derajat keasaman (pH) merupakan parameter air untuk mengetahui tingkat keasaman perairan. Buwono (1994), menyatakan bahwa air tambak memiliki pH ideal antara 7,5-8,5. Perubahan pH air umumnya dipengaruhi oleh sifat tanah.

2.4.4. Suhu air (oC)

Menurut Sulistinarto (2008), suhu air berpengaruh terhadap cepat atau lambatnya reaksi kimiawi air. Suhu optimal pertumbuhan udang antara 26-320C.

Jika suhu lebih dari angka optimum maka metabolisme dalam tubuh udang akan berlangsung cepat. Imbasnya pada kebutuhan oksigen terlarut meningkat. Suhu air tambak tergantung pada cuaca dan berpengaruh langsung terhadap nafsu makan udang. Pada suhu 26oC nafsu makan turun hingga 50%, suhu air terutama pada bagian dasar juga dipengaruhi oleh partikel-partikel tersuspensi yang biasanya dapat diukur dengan kecerahan air dengan secchidisk. Kepadatan partikel yang salah satunya kepadatan plankton pula akan menghalangi penetrasi cahaya yang masuk ke dasar tambak.

2.4.5. Salinitas (ppt)

Salinitas merupakan salah satu aspek kualitas air yang memegang peranan penting karena mempengaruhi pertumbuhan udang (Sulistinarto, 2008).

Selanjutnya dikatakan bahwa, udang yang berumur 1-2 bulan memerlukan kadar garam 15-25 ppt agar pertumbuhan dapat optimal. Setelah umur lebih dari 2 bulan pertumbuhan relatif baik dan kisaran salinitas yang dibutuhkan 5-30 ppt.

Pada musim kemarau kadar garam bisa mencapai 40 ppt.

(22)

22 2.4.6. Ammonia

Menurut Buwono (1994), amonia merupakan senyawa beracun hasil ekskresi atau pengeluaran kotoran yang berbentuk gas. Selain itu amonia bisa berasal dari pakan yang tidak dimakan oleh udang sehingga larut dalam air.

Amonia akan mengalami proses nitrifikasi dan dinitrifikasi sesuai siklus nitrogen dalam air sehingga menjadi nitrit (NO2) dan nitrat (NO3). Dalam proses nitrifikasi dan denitrifikasi dapat berjalan lancar bila tersedia bakteri nitrobacter dan nitrosomonas dalam jumlah yang cukup. Nitrobacter berperan mengubah amonia

menjadi nitrit, sedangkan nitrosomonas mengubah nitrit menjadi nitrat.

Untuk mengatasi kandungan amonia yang terlalu tinggi adalah dengan cara sebagai berikut:

1. Pergantian air secara bertahap dari petak reservoir, 2. Menggunakan plankton seperti Chlorella,

3. Aplikasi probiotik seperti nitrosomonas, nitrobacter, rhodococuss, bacillusdan lain-lain,

4. Aplikasi bahan yang dapat digunakan untuk mengabsorsiamonia seperti zeolit, arang atau karbon, formaline, yucca ekstract

2.4.7. Kaptan (CaCO3)

Kaptan atau kapur pertanian merupakan pupuk magnesium yang memiliki kadar tinggi dan baik digunakan untuk perikanan maupun tambak tanah, Fungsinya untuk mempertahankan alkalinitas dan menjaga kestabilan pH air, mengendalikan pertumbuhan plankton.

(23)

23 2.4.8. Probiotik

Menurut Sulistianarto (2008), keberadaan plankton dalam media air pemeliharaan udang vaname khususnya jenis fitoplankton yang menguntungkan dan persentase dominansi (keseimbangan) sangatlah dibutuhkan, baik dari segi keanekaragaman dan kelimpahannya.

Pembentukan warna air dengan menggunakan probiotik jenis super NB dan molase yang terlebih dahulu dikultur agar pada saat ditebar bakteri probiotik yang terkandung sudah dalam keadaaan siap untuk beroperasi. Penebaran probiotik dilakukan setiap hari sampai warna air terbentuk serta benur sudah siap untuk ditebar. Probiotik jenis super NB menjadi pilihan karena merupakan komposisi bakteri menguntungkan yang bekerja secara sinergis pada lingkungan tambak pembesaran udang, sehingga kondisi optimum pH air tercapai serta mampu menguraikan NH3 dan NO2- di air dan tanah dasar. Dengan demikian keseimbangan optimum ekologi tambak udang dapat tercipta dan membantu pertumbuhan serta memperkecil resiko timbulnya penyakit. Sebelum dilakukan penebaran pada kegiatan budidaya pembesaran udang vaname (Litopenaeus vannamei) warna air sudah harus terbentuk (CV. Mega Prima Agronusa, 2018).

(24)

24

III METODE

3.1. Waktu dan Tempat

Tugas akhir ini disusun berdasarkan hasil Pengalaman Kerja Praktik Mahasiswa (PKPM) yang telah dilaksanakan selama 3 bulan dari bulan Februari sampai Mei 2018 di CV. Mega Prima Agronusa, Gending, Probolinggo, Jawa Timur.

3.2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini yaitu melalui metode observasi dan metode partisipasi aktif untuk mendapatkan data primer dan data sekunder:

3.2.1. Metode observasi

Data yang diperoleh dengan cara mengamati, menghitung, atau mengukur secara langsung pada saat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan pengelolaan kualitas air dan wawancara langsung dengan pembimbing lapangan.

3.2.2. Partisipasi aktif

Data yang diperoleh dengan cara penelusuran literatur dan pustaka yang relevan dengan judul tugas akhir sebagai penunjang dari data primer.

(25)

25 3.3. Alat dan Bahan

3.3.1. Alat

Dalam menunjang keberhasilan Budidaya Udang Vaname maka perlu digunakan alat yang memadai adapun peralatan yang digunakan dalam pengelolaan kualitas air selama pemeliharaan di tambak CV. Mega Prima Agronusa dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Alat yang Digunakan selama Proses Pengelolaan Air Budidaya Udang vaname

No Alat Spesifikasi Kegunaan

1. Tambak 1.300 m2 Wadah budidaya

2. Kincir 2 HP Penyuplai oksigen

3. Ember 20 L Tempat pakan dan kapur

4. Anco 1x1 m Alat kontrol pakan dan kesehatan

udang

5. Pipa paralon 4 Dim Distribusi air ke saluran primer, sekunder dan tersier

6. DO Meter YSI 55 A Alat pengukur oksigen terlarut dan suhu

7. pH Meter Constant Alat pengukur pH air tambak 8. Handrefraktometer Atago Alat pengukur salinitas 9. Timbangan elektrik Sonic T18 Timbangan pakan dan kapur

10. Seser ر 35cm Alat pengangkat kelekap

11. Keranjang/Basket 50 kg Tempat udang pada saat panen 12. Pompa celup 8 inch Alat pemompa untuk pengisian dan

pengeluaran air pada tambak

13. Genset 100 Kva Pembangkit listrik

14. Wadah kultur (ember) 20 liter Wadah untuk kultur probiotik 15. Gayung/serok 1 liter Wadah penebaran pakan dan probiotik pada saat pemberian pakan

(26)

26 3.3.2. Bahan

Dalam menunjang keberhasilan Budidaya Udang Vaname penggunaan bahan sangat dibutuhkan dan menjadi faktor utama dalam pengelolaan kualitas air selama pemeliharaan di tambak CV. Mega Prima Agronusa Bahan yang digunakan selama pemeliharaan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3.Bahan yang digunakan selama proses pengelolaan air budidaya udang vaname

No Bahan Spesifikasi Kegunaan

1 Air Payau (Sumur bor) 17 ppt Media budidaya

2 Air tawar 0,5 ppt Penambahan Pada air petakan

tandon dan keperluan lainya 3 Kapur kaptan (CaCO3) Bubuk 1kg Meningkatkan pH air

4 Molase Cair Meningkatkan unsur karbon

5 Probiotik (aquazim) Bubuk Menguraikan bahan organik pada tambak dan memperbaiki kualitas air

6 Udang vaname 154.100 ekor Organisme budidaya

7 Kaporit Bubuk 30 ppm Menetralisir air

3.4. Prosedur Kerja

3.4.1. Penyiapan Air Media Pengisian Air

a. Alat dan bahan disiapkan

b. Ujung pipa pemasukan diberi saringan kasayang berukuran 0,25mm c. Kabel pompa disambungkan ke instalasi listrik.

d. Pompa dihidupkan dan air laut dari tandon dialirkan kedalam petakan tambak.

e. Petakan tambak diisi air sampai ketinggian 90 cm.

(27)

27 Sterilisasi Air

a. Alat dan bahan sterilisasi disiapkan

b. Kaporit sebanyak 60 kg (dosis ± 50 ppm) ditebar secara merata pada permukaan air media

c. Air di petakan tambak didiamkan selama 2 hari

3.4.2. Aerasi Pemasangan Kincir

a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

b. Komponen kincir yang terdiri atas pelampung, rangka, bevel gear box, dinamo (motor), square coupling, as (block), dudukan as, roda (wheel) dan penutup dinamo dirakit menjadi satu unit kincir.

c. Kincir diturunkan ke petakan tambak dan ditempatkan pada titik dan arah yang telah ditentukan kemudian dipatok agar tidak bergeser.

d. Dengan menggunakan obeng, kabel kincir disambungkan ke stop kontak (magnetic contactor) yang telah dipasang terlebih dahulu dan terhubung dengan instalasi listrik.

Pengoperasian Kincir

Dalam pengoperasian kincir pada tambak udang memiliki fungsi sebagai berikut :

a. Berfugsi sebagai pemasok oksigen di perairan tambak, dapat kita pahami kebutuhan oksigen untuk ekosistem sudah dipasok oleh fitoplankton namun kebutuhan oksigen tidak akan cukup untuk biota perairan ditambak dan proses yang terjadi didalamnya. Oksigen di perairan tidak hanya diperlukan dalam proses pernafasan tetapi juga proses fisik, kimia dan, biologi sehingga

(28)

28 keberadaan kincir mampu mengantisipasi kekurngaan oksigen yang bisa terjadi dalam keadaan tertentu hal itu sesuai dengan pendapat Igna (2018-02-07) b. Membantu mengarahkan kotoran dasar tambak ke pembuangan pusat sehingga

memudahkan proses dasar tambak.

c. Pengoperasian mampu membantu mengantisipasi perbedaan yang signifikan antara lapisan tambak bawah dan atas sehingga kualitas airnya relatif sama jika tidak dapat diantisipasi dapat megancam kehidupan udang didalam perairan tambak.

3.4.3. Pemberian Kaptan a. Alat dan bahan disiapkan

b. Kaptan (CaCO3) dimasukkan ke dalam ember clorin sebanyak 1 kg

c. Kaptan ditebar secara merata ke permukaan air dengan menggunakan gayung d. Dilakukan pada pagi hari pukul 09:00 Wib

3.4.4. Pengendalian Bahan Organik dan Penumbuhan Plankton Kultur dan Pemberian Probiotik (Bacillussubtilli sp.)

a. Alat dan bahan disiapkan kemudian disterilkan

b. Blong atau bak dicuci kemudian diisi air sebanyak 250 Liter.

c. Aquazym sebanyak 1,5 liter lalu dimasukkan kedalam bak yang berisi air kemudian diaduk hingga merata.

d. Probiotik dimasukkan kedalam bak untuk dikultur selama 24 jam.

e. Probiotik diaduk, dibiarkan hingga keesokan harinya untuk dipanen.

f. Probiotik ditebar secara merata pada petak pemeliharaan degan dosis 5 ppm.

(29)

29 Penebaran Molase

a. Alat dan bahan disiapkan

b. Molase ditimbang untuk memenuhi dosis 1 ppm

c. Molase dimasukkan kedalam ember kemudian diencerkan

d. Molase ditebar secara merata ke permukaan air petak pemeliharaan.

3.4.5. Penyiponan

a. Alat dan bahan disiapkan

b. Selang/Spiral dihubungkan pada pipa sentral

c. Pipa outlet ditutup dengan waring dan diikat dengan karet agar kotorn dari dasar tambak yang keluar tidak lansung terbuka

d. Pipa sentral bagian bawah ditutup dengan plastik agar dapat mengisap air e. Selang yang berbentuk spiral dilepas dan diisi air sampai tenggelam dan

dijepit dengn jari kaki jari jempol bagian ujung

f. Dilakukan penyiponan secara merata pda bagian sentral drage dan disissakan sedikit pasir yang ada dalam tambak hal tersebut membantu untuk media penumbuhan bakteri

g. Setelah selesai penyiponan buka plastik bagian bawah yang dipasang sebelumnya

h. Masukkan kembali selang yang berbentuk spiral ke ujung pipa sentral yng terpasang tegak

i. Waring pada outlet dibuka untuk melihat hasil penyiponan untuk mengetahui kondisi yang terkandung dalam petakan.

(30)

30 3.4.6. Pergantian Air

a. Alat dan bahan disiapkan

b. Air dari tandon dipompa masuk ke dalam saluran pemasukan air dan langsung dialirkan masuk dalam setiap petakan tambak.

c. Pergantian air dilakukan mulai pagi sampai malam hari dengan membuka satu papan penutup yang ada di pintu pengeluaran setinggi 5 cm.

d. Pergantian air dilakukan pada malam hari dengan frekuensi penambahan 5-10 cm

3.4.7. Pengukuran Kualitas Air Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen) a. DO meter disiapkan

b. Elektroda dimasukkan ke media budidaya sekitar 1 meter dari dasar tambak c. Tombol mode ditekan

d. Tombol power ditekan untuk menghidupkan DO meter

e. Jika nilai pada DO meter naik turun pada nilai yang sama maka itulah nilai oksigen terlarut pada media budidaya dan dicatat

f. Tombol power ditekan untuk menghentikan operasional alat g. Elektroda dicuci dengan aquades kemudian dilap dengan tissue Derajat Keasaman (pH)

a. pH meter disiapkan

b. Elektroda dimasukkan kedalam air media budidaya kemudian didiamkan selama 3-4 menit

c. Tombol mode ditekan

d. Tombol power ditekan untuk menghidupkan pH meter.

(31)

31 e. Nilai pH akan muncul di layar kemudian di catat.

f. Tombol power di tekan kembali untuk menghentikan operasional alat.

g. Elektroda di bilas dengan air kemudian dikeringkan dengan tissue.

Suhu (oC)

a. DO meter disiapkan

b. Tombol power ditekan untuk menghidupkan DO meter c. Tombol mode ditekan

d. Elektroda dimasukkan ke media budidaya sekitar 1 meter dari dasar tambak e. Nilai suhu muncul diujung kanan atas layar DO meter, kemudian dicatat f. Tombol power ditekan untuk menghentikan operasional alat

g. Elektroda dicuci dengan aquades kemudian dikeringkan dengan tissue.

Salinitas (ppt)

a. Hand refraktometer disiapkan.

b. Hand refraktometer dikalibrasi dengan menggunakan aquades pada bagian sensor kemudian dilap dengan tissu.

c. Sampel air diambil menggunakan jari tangan kemudian diteteskan pada bagian sensor Hand refractometer.

Kecerahan (cm) a. Secchidisk disiapkan

b. Secchidisk dicelupkan ke dalam air sampai dimana secchidisk masih terlihat Menurut Sulistinarto (2008), kecerahan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

(32)

32 𝑇1 + 𝑇2

2

T1 = Nilai pengamatan pertama saat secci disk diturunkan T2 = Nilai pengamatan kedua saat secci disk dinaikkan

Bahan organik

a. Sebanyak 25 ml sampel air ditambahkan dengan 25 ml aquades dalam beaker glass 200 ml.

b. Tambahkan 10 ml larutan KMnO4 0,01 N dan 5 ml H2SO46 N

c. Campuran tersebut dipanaskan di hot plate dan dibiarkan sampai mendidih selama 100 menit dan ditunggu sampai ada gumpalan-gumpalan kecil

d. Jika sebelum 10 menit warna sudah jernih maka ditambahkan 5-10 ml larutan KMnO4 0,01 N dan di didihkan kembali (penambahan larutan KMnO4 0,01 N ditambahkan dalam perhitungan)

e. Hot plate diturunkan dan ditambahkan 1 ml larutan Asam oksalat 0,01 N sampai berubah warna menjadi jernih

f. Selanjutnya dititrasi dengan larutan KMnO4 0,01 N sampai terjadi perubahan warna (misal A)

g. Untuk blanko dimasukkan 20 ml aquades dalam erlenmeyer 100 ml dan perlakuan seperti sampel serta catat volume titrasi dengan larutan KMnO4 0,01 N (misal B) dan perhitungan bahan organik total (A-B).

Menurut Suprapto (2008), bahan organik dapat ditentukan dengan rumus:

BOT (mg/L) = (𝑥−𝑦)𝑥 31,6 𝑥 0,01 𝑥 1000 𝑉𝑜𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑚𝑙)

X = Volume KMnO4 untuk sampel Y = Volume 0,01 = Konsentrasi KMnO4

31,6 = 1/5 dari BM (KMnO4

(33)

33 3.5. Analisis Data

Data disusun dalam bentuk tabel dan grafik dan dianalisis secara deskriptif.

Perubahan yang diamati adalah kualitas air Kecerahan, Suhu, pH, Salinitas, Oksigen Terlarut, Ammonia, Bahan organik tingkat produksi (tingkat kelangsungan hidup (SR), bobot rata-rata (size), dan rasio konversi pakan (FCR).

Gambar

Gambar 1 Morfologi Udang Vaname

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun nilai absorbansi yang dihasilkan oleh media umbi bengkuang dan tongkol jagung memperlihatkan bahwa kedua material tersebut memiliki potensi sebagai media

Akuntansi sumber daya manusia juga telah mengembangkan dari tradisi yang paralel dalam manajemen karyawan yang dikenal sebagai “aliran sumber daya manusia”

Delapan tujuan MDGs yang harus di laksanakan oleh setiap negara yang mendeklarasikannya yaitu; 1) menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, 2) mencapai pendidikan dasar

Penelitian dengan uji t bahwa variabel aset, jaminan dan persepsi suku bunga pinjaman perbankan secara signifikan berpengaruh parsial terhadap keputusan kredit

Plankton mempunyai banyak fungsi, antara lain sebagai pakan alami, penyangga (buffer) terhadap intensitas cahaya matahari dan sebagai indikator biologi dengan

Hal ini relevan dengan tekanan anggaran waktu sangat besar akan menyebabkan tingkat stres yang tinggi yang berpengaruh terhadap karakteristik personal auditor

resentasi Menampilkan sli'e presentasi !erisi >i'eo tentan" lan"ka%-lan"ka% 'an perinta% 'alam instalasi sistem operasi. RPP - Teknik Komputer

Udang vaname (Litopenaeus vannamei,bonne) merupakan salah satu jenis udang yang memiliki pertumbuhan cepat dan nafsu makan tinggi, namun ukuran yang dicapai pada saat