• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN 2018 PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN 2018 PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM SKRIPSI"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM

(STUDI PADA INDUSTRI BARANG KONSUMSI SUB-SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA TAHUN 2011 – 2016)

disusun dan diajukan oleh : MUH. NUR AZIS

A21114321

DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2018

(2)

ii

SKRIPSI

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM

(STUDI PADA INDUSTRI BARANG KONSUMSI SUB-SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA TAHUN 2011 – 2016)

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

disusun dan diajukan oleh : MUH. NUR AZIS

A21114321

kepada

DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2018

(3)
(4)

iv

(5)
(6)

vi PRAKATA

Dengan memanjatkan Rasa Syukur Kepada Allah Swt karena atas limpahan berkahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul : PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM (STUDI PADA INDUSTRI BARANG KONSUMSI SUB SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2016). Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat penyusunan tugas akhir pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen Universitas Hasanuddin Makassar.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini, antara lain:

1. Kedua orang tua, Abd. Azis dan St. Hawang yang telah memberikan kasih sayang, motivasi dan selalu mendoakan agar skripsi dapat terselesaikan dengan baik.

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Rahman Kadir., SE., M.Si., CIPM. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.

3. Ibu Dr. Hj. Nurdjannah Hamid., SE., M. Agr. Selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.

4. Bapak Prof. Dr. Cepi Pahlevi, SE., M.Si. Selaku pembimbing I dan Bapak Drs. Muhammad Toaha., MBA. Selaku pembimbing II, yang telah meluangkan waktu memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis serta diskusi hingga terselesaikannya skripsi ini. Terimakasih atas segala ilmu yang telah diberikan baik sebagai dosen pembimbing maupun dosen pengajar dikelas. I got “Love Covers a multitude of sins”

(7)

vii penulis demi terselesaikannya skripsi ini.

6. Bapak Dr. Abdul Razak Munir, SE., M.Si., M.Mktg. Selaku penasehat akademik yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama perkuliahan.

7. Bapak/Ibu Dr. Fauziah Umar, SE., M.Si. Drs. Kasman Damang., ME.

Fahrina Mustafa., SE., M.Si dan Isnawati Osman, SE., MBuss selaku dosen terfavorit dan Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat dan motivasi kepada penulis selama menempuh pendidikan.

8. Bapak/Ibu Jajaran Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini dan membantu selama proses perkuliahan. Terkhusus kepada Pak Asmari, Pak Tamsir, Pak Dandu, Pak Safar, Bu Susi, Pak Arif, dan Pak Bur yang selalu memberikan bantuan kepada penulis dan kelancaran segala pengurusan berkas kelengkapan selama perkuliahan.

9. Kakak tercinta Hendra, Ilham, Irma, Idha, dan Andi atas segala bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Terimakasih kepada sahabatku yang membersamai sejak SMA Dimas Asshiddiq yang telah membantu, memotivasi dan mendengarkan keluh kesah penulis dalam penyelesaian skripsi.

11. Terimakasih kepada sahabatku yang membersamai sejak semester 1 Yuli Arnita yang memberikan dorongan kepada penulis agar menyelesaikan skripsi tepat waktu. You are the brighter days and I’m so lucky to have you.

(8)

viii

12. Terimakasih kepada sahabatku Bilqis Ratu Zhabrina yang selalu memberikan dukungan kepada penulis selama perkuliahan dan penulisan skripsi. Thanks a lot and find your own way yeah.

13. Sahabat- sahabatku The Guys, Furqan dan Ongky yang memberikan dukungan dan sahabat terbaik selama perkuliahan. Both of you are two of my favourite part in my campus life.

14. Sahabat- sahabatku Skripsweet, Astria, Ayu, Fatri, Lica, Iin, Sandi, Ririn, Pitto, Ismah, Nita, Yuli, Teem, Nadiah dan Amel yang memberikan motivasi dan tawa selama perkuliahan di kampus. All of you guys always in my memories and will be the best part in my life.

15. Sahabat- sahabatku RT14, Nanda, Nhia, Budi, Junjun, Nita, Ayu, Ongky, dan Samsul sebagai sahabat yang membersamai sejak semester 1 terimakasih atas kesederhanaan kalian dan liburannya setiap tahun.

16. Sahabat-sahabatku KaceKece Amel, Farid, dan Fathur yang telah mendukung dan memotivasi penulis selama menyelesaikan skripsi.

17. Keluarga Besar Utilma Unhas, Muhsin, Darul, Mashur, Azwar, Dian, Zek, Ama, Kak Faisal, Furqan, Ongky , dan seluruh anggota utilma serta adik- adik tercinta yang selalu memberikan kenyamanan dan rumah kedua bagi penulis untuk menghabiskan waktu luang.

18. Sahabat- sahabatku seperjuangan KKN 96 Desa Baruga, Bantaeng (Baruga Digoyang). Echa, Vini, Intan, Evi, Elisa, Pingky, Kak Yunita, dan Rima yang membersamai, memotivasi, dan mengajarkan bagaimana cara menghargai sebuah kehidupan dari hal-hal kecil. Thanks for your time guys, I hope I can see you on top.

19. Teman seperjuangan meraih prestasi pada berbagai kompetisi nasional maupun internasional Sandi, Icha Lintin, Eni, Agra, Hardi, dan Ismah.

(9)

ix sejak Maba.

21. Sahabat- sahabatku dari Prodi Akuntansi, Aan, Deti, Audi, Bilqis, dan Yopi atas segala kesediaannya mendengarkan keluh kesah penulis dan memberikan dukungan selama penulisan skripsi.

22. Pihak Bank Indonesia yang telah memberikan kesempatan untuk mendapatkan Beasiswa Unggulan dan bergengsi selama dua tahun dan juga teman-teman GenBI Unhas dan GenBI Sulsel.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih ada kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaa. Untuk itu dengan kerendahan hati, penulis terbuka menerima kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Makassar, 11 Februari 2018

Muh. Nur Azis

(10)

x ABSTRAK

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM

(STUDI PADA INDUSTRI BARANG KONSUMSI SUB-SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

2011 – 2016) Muh. Nur Azis

Cepi Pahlevi Muhammad Toaha

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari faktor fundamental keuangan terhadap return saham perusahaan industri barang konsumsi sub- sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2016. Variabel yang digunakan untuk mengukur fundamental keuangan adalah Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on equity (ROE), Total Asset Turnover (TATO) terhadap return saham perusahaan sebagai variable dependen. Populasi penelitian adalah perusahaan sub-sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2016 dengan total 17 perusahaan. Metode sampling adalah purposive sampling dengan jumlah sampel 11 perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda dan pengujian hipotesis (Uji F dan Ujit T) dengan tingkat signifikansi alpha 5%. Hasil dari penelitian ini, menunjukkan bahwa variabel CR, DER, TATO memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham.

Variabel ROE memiliki pengaruh yang positif dan signifikan. Berdasarkan hasil uji R square, 20.4% rerurn saham mampu dijelaskan oleh faktor fundamental keuangan.

Kata Kunci : Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Equity, Total Asset Turnover dan Return saham.

(11)

xi

(STUDY ON CONSUMER GOODS INDUSTRY SUB SECTOR FOOD AND BEVERAGES WHICH IS LISTED AT INDONESIA STOCK EXCHANGE IN

2011 – 2016) Muh. Nur Azis Cepi Pahlevi Muhammad Toaha

The purpose of this study is to find the effect of fundamental financial factor to stock return of the listed consumer goods industry sub-sector food and beverages companies at Indonesia Stock Exchange 2011-2016. Variables that are used to measure the fundamental factor are Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Equity (ROE), and Total Asset Turnover (TATO) to Stock Return as dependent variable. Population of this study is food and beverage sub sector companies at Indonesia Stock Exchange 2011-2016, with total of 17 companies. Sampling method used was purposive sampling with total of 11 companies. This research used multiple regression analysis method and hypothesis testing (F test and T test) with significant level of 5% alpha. The result of this study, shows that CR, DER, TATO have a negative and have not significant effect to stock return. ROE variable has a positive and significant effect to stock return. Based on the R square test, 20.4% stock return is explained by fundamental financial factors.

Keyword: Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Equity (ROE), Total Asset Turnover (TATO) and Stock Return.

(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN... v

PRAKATA ... vi

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Manfaat Penelitian ... 10

1.4.1. Kegunaan Teoritis ... 10

1.4.2. Kegunaan Praktis ... 10

1.5. Ruang Lingkup Batasan Penelitian ... 10

1.6. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 12

2.1.1 Pasar Modal ... 12

2.1.2 Konsep Investasi ... 13

2.1.3 Saham ... 14

2.1.4 Analisis Saham ...…….. 16

2.1.5 Rasio Keuangan ... 17

2.1.5.1 Rasio Likuiditas ... 18

2.1.5.2 Rasio Solvabilitas ... 19

2.1.5.3 Rasio Profitabilitas ... 21

2.1.5.4 Rasio Aktivitas ... 22

2.1.6 Faktor Fundamental Keuangan ... 23

(13)

xiii

2.1.6.4 Total Asset Turnover ... 26

2.1.7 Return Saham ... 27

2.2. Tinjauan Empirik ... 28

2.3. Kerangka Pemikiran ... 31

2.4. Hipotesis ... 35

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ... 36

3.2 Tempat dan Waktu ... 36

3.3 Populasi dan Sampel ... 36

3.4 Jenis dan Sumber Data ... 38

3.4.1 Jenis Data ... 38

3.4.2 Sumber Data ... 39

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 39

3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 39

3.7 Instrumen Penelitian ... 41

3.8 Analisis Data ... 42

3.8.1 Uji Asumsi Klasik ... 42

3.8.1.1 Uji Normalitas ... 42

3.8.1.2 Uji Multikolinieritas ... 42

3.8.1.3 Uji Autokorelasi ... 43

3.8.1.4 Uji Heteroskedastisitas ... 43

3.8.2 Analisis Regresi Berganda ... 44

3.8.3 Pengujian Hipotesis ... 45

3.8.3.1 Uji F (Uji Serempak/Simultan) ... 45

3.8.3.2 Uji T (Uji Parsial) ... 45

3.8.3.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia ... 47

4.2 Profil dan Sejarah Perusahaan... 48

4.3 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 57

4.4 Transformasi Data ... 58

4.5 Deteksi Outlier ... 59

4.6 Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Keuangan Terhadap Return Saham ... 61

4.6.1 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 61

4.6.1.1 Hasil Uji Normalitas ... 61

4.6.1.2 Hasil Uji Multikolinieritas ... 62

4.6.1.3 Hasil Uji Autokorelasi ... 63

(14)

xiv

4.6.1.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 64

4.6.2 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda ... 65

4.6.3 Pengujian Hipotesis ... 66

4.6.3.1 Hasil Uji Koefisien Regresi (Uji T) ... 66

4.6.3.2 Hasil Uji Koefisien Regresi (Uji F) ... 67

4.6.3.3 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 68

4.6.4 Hasil Pengujian Hipotesis ... 69

4.6.4.1 Pengaruh Current Ratio terhadap Return Saham (H1) ... 69

4.6.4.2 Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Return Saham (H2) ... 69

4.6.4.3 Pengaruh Return on Equity terhadap Return Saham (H3) ... 70

4.6.4.4 Pengaruh Total Asset Turnover terhadap Return Saham (H4) ... 71

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 72

5.2 Saran ... 73 DAFTAR PUSTAKA

(15)

xv

Tabel 3.1 Daftar Perusaahan Sampel ... 38

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel ... 41

Tabel 4.1 Deteksi Outlier ... 60

Tabel 4.2 Tabel Uji Normalitas (Non-Parametric Sample K-S) ... 62

Tabel 4.3 Tabel Hasil Uji Multikolinieritas ... 62

Tabel 4.4 Tabel Hasil Uji Autokorelasi ... 63

Tabel 4.5 Tabel Hasil Uji Regresi Berganda dan Uji T ... 65

Tabel 4.6 Tabel Uji F ... 67

Tabel 4.7 Tabel Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 68

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 34 Gambar 4.1 Grafik Hasil Uji Normalitas ... 61 Gambar 4.2 Grafik Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 64

(17)

xvii 1. Biodata

2. Data Laporan Keuangan Perusahaan Yang diikutkan dalam Penelitian 3. Hasil Perhitungan Rasio Keuangan dan Data Return Saham

4. Hasil Transformasi Data Setelah Outlier 5. Hasil Output SPSS

(18)
(19)

1 1.1 Latar Belakang

Kondisi perekonomian indonesia yang tumbuh pada kisaran 5% selama periode 2011-2016 (World Economic Outlook, 2017) menunjukkan peluang investasi yang menjanjikan. Setiap investor berupaya melakukan yang terbaik untuk menangkap peluang tersebut. Dalam memanfaatkan peluang tersebut, Investor ingin memaksimalkan keuntungan pada suatu investasi yang memberikan tingkat pengembalian (expected return) yang lebih tinggi dibandingkan dengan investasi lainnya. Sangat penting bagi seorang investor untuk dapat mengukur risiko dan return yang akan diterima ketika melakukan investasi, karena terkadang risiko yang ditanggung oleh seorang investor akan lebih besar dibandingkan dengan return yang diterimanya.

Menurut Gumanti (2011), Investasi berkaitan dengan mekanisme pasar modal menetapkan harga sekuritas dan mengetahui perilaku investor individu dalam memilih di antara berbagai macam aset keuangan berdasarkan tingkat kesukaannya pada risiko dan return. Harga pasar dari saham menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk dapat menciptakan laba dan membagikan dividen. Harga dari saham yang diperdagangkan di pasar modal dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal perusahaan berasal dari tingkat profitabilitas perusahaan di masa yang akan datang, sedangkan faktor eksternal dapat dipengaruhi oleh laju inflasi dan tingkat suku bunga bebas risiko (Husnan, 2001).

Salah satu hal yang menjadi motivasi investor dalam berinvestasi ialah return dan merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas

(20)

2

investasi yang dilakukannya (Tandelilin dalam Daniarto, 2013). Return memiliki beberapa komponen, yaitu (1) Capital Gain merupakan keuntungan bagi investor yang diperoleh dari kelebihan harga jual ketika membeli di pasar sekunder, dan (2) Yield, merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima investor secara periodik, misalnya berupa deviden atau bunga. Yield dinyatakan dalam persentase dari modal yang ditanamkan (Halim, 2003). Jadi, return merupakan keuntungan yang didapatkan dari dana yang ditanamkan pada sebuah investasi.

Ketidakpastian merupakan faktor utama yang akan ditanggung oleh investor ketika menginvestasikan dananya di pasar modal.

Setiap sekuritas dari perusahaan memiliki perbedaan tingkat return yang dihasilkan, dan terkadang investor tidak mendapatkan return dari sebuah sekuritas. Hal tersebut disebabkan oleh tingkat return dari sekuritas dipengaruhi berbagi faktor. Faktor yang berpengaruh ialah kondisi internal perusahaan yang melingkupi pengelolaan aset perusahaan dalam menghasilkan profitabilitas, strategi perusahaan dalam menjalankan bisnis, serta lingkungan bisnis dimana perusahaan tersebut beroperasi. Perusahaan dianggap gagal dalam mengelola bisnis ketika perusahaan tidak mampu membayar kewajibannya pada waktu jatuh tempo. Kondisi seperti ini menjadi tolak ukur dari investor melihat kondisi perusahaan ketika hendak menginvestasikan dananya.

Dalam melakukan analisis kondisi perusahaan ketika menjalankan bisnisnya dan menghasilkan laba, investor perlu memahami alat analisis yang digunakan untuk mengetahui tingkat return dari saham perusahaan. Analisis tersebut terbagi kedalam dua bagian, yakni analisis teknikal dan analisis fundamental. Pada proses analisisnya, analisis teknikal menunjukkan data historis pergerakan harga saham dan volume dari penjualan saham. Sementara, analisis fundamental menurut Jones (2014) terdiri dari beberapa tahap yakni analisis kondisi ekonomi,

(21)

analisis lingkungan industri dan analisis perusahaan. Analisis ekonomi menunjukkan kondisi perekonomian suatu negara tempat investor akan menanamkan kekayaannya, hal tersebut dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, dan suku bunga yang ada pada suatu negara. Analisis industri memberikan gambaran industri yang memiliki potensi yang menguntungkan dan memiliki prospek jangka panjang yang baik. Sementara, analisis perusahaan dapat membantu investor dalam menentukan perusahaan dengan kinerja keuangan dan tata kelola perusahaan yang dianggap memiliki prospek jangka panjang yang baik.

Peramalan yang akurat terhadap suatu sekuritas menjadi hal utama ketika investor hendak menginvestasikan dananya. Hal tersebut dilakukan oleh investor dengan beberapa alat prediksi agar tidak salah pilih dalam menentukan sekuritas yang layak untuk didanai. Investor melakukan prediksi dengan memperhatikan faktor fundamental dari perusahaan yang menerbitkan sekuritas. Rasio keuangan yang dihasilkan oleh laporan keuangan perusahaan digunakan untuk mengetahui kondisi fundamental perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Rasio keuangan adalah angka diperoleh untuk dapat menilai kinerja perusahaan berdasarkan perbandingan data dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang memiliki hubungan yang relevan dan signifikan (Harahap, 2009).

Pengukuran dengan menggunakan rasio keuangan dapat menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mencetak laba berdasarkan saham yang dimiliki.

Hal tersebut menunjukkan manfaat dari rasio keuangan dalam menilai kondisi fundamental perusahaan. Rasio keuangan dalam hal ini bersifat umum dan khusus, bersifat umum artinya rumus yang disajikan dapat diterapkan pada seluruh bentuk bisnis yang dalam laporan keuangannya menyajikan informasi

(22)

4

sesuai dengan format rumus yang tersedia. Adapun bersifat khusus yaitu rumus tersebut harus disesuaikan dengan bentuk sektor bisnis yang akan dianalisis.

Fundamental keuangan perusahaan yang dapat diukur dengan menggunakan rasio keuangan meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio aktivitas, dan rasio pasar. Pada dasarnya setiap rasio tersebut memiliki fungsi yang berbeda. Menurut Kasmir (2013) menyatakan bahwa kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo dapat diukur dengan rasio likuidtas. Menjadi penilaian fundamental seorang investor untuk dijadikan acuan dalam berinvestasi pada rasio likuiditas ialah nilai dari rasio lancar (Current Ratio), yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya ketika ditagih secara keseluruhan.

Sutrisno (2011) menyatakan bahwa rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannnya apabila perusahaan dilikuidasi atau dengan kata lain seberapa besar perusahaan tersebut dibiayai oleh utang. Rasio solvabilitas menjadi ukuran fundamental perusahaan dan investor, solvabilitas dalam hal ini dapat diukur dengan menggunakan rasio Total Utang Dibandingkan dengan Total Ekuitas (Debt to Equity Ratio), yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menyediakan modal sendiri pada setiap rupiah utang yang dimiliki.

Perusahaan pada umumnya mempunyai kepentingan utama yakni memperoleh laba. Akan tetapi laba yang besar, belum tentu mengukur kemampuan perusahaan telah bekerja secara efisien. Menjadi faktor fundamental untuk dapat mengetahui tingkat efisiensi perusahaan, hal tersebut dapat dilihat dari profitabilitas perusahaan. Fahmi (2011) menyatakan bahwa efektivitas perusahaan dalam memperoleh keuntungan yang berkaitan dengan

(23)

penjualan maupun investasi diukur dengan rasio profitabilitas. Profitabilitas perusahaan dalam hal ini dapat diukur dengan menggunakan ukuran tingkat pengembalian investasi (Return on Equity) yang mengukur seberapa besar efisiensi penggunaan modal sendiri pada perusahaan.

Pengelolaan aset perusahaan yang efisien tidak luput dari ukuran fundamental perusahaan, hal tersebut dapat dilihat dari aktivitas perusahaan.

Menurut Fahmi (2011) rasio aktivitas adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola sumberdaya yang dimiliki yang bertujuan sebagai penunjang aktivitas bisnis perusahaan. Dengan kata lain, semakin baik perusahaan memaksimalkan aktivitas yang dilakukan semakin baik pula hasil yang diperoleh. Rasio aktivitas dalam hal ini dapat diukur dengan Total Asset Turnover (TATO), yang menunjukkan perputaran total aktiva yang diukur dari volume penjualan.

Salah satu sektor yang menarik bagi investor untuk mengivestasikan dana yang dimiliki ialah pada sektor industri barang konsumsi sub-sektor makanan dan minuman. Hal tersebut tidak luput dari kinerja industri makanan dan minuman yang menunjukkan trend yang meningkat setiap tahunnya dan memberikan kontribusi yang besar terhadap laju pertumbuhan PDB di Indonesia. Berikut Laju pertumbuhan PDB tahunan atas dasar harga konstan dan berdasarkan lapangan usaha pada tahun 2014 - 2016 yang ada di Indonesia :

(24)

6

Tabel 1.1

LAJU PERTUMBUHAN PDB LAPANGAN USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN

No Lapangan Usaha (%) Tahun Pengamatan

2014 2015 2016

Industri Pengolahan 4.63 4.25 4.29

1 Industri Batu Bara dan Pengilangan Migas -2.11 -1.76 3.24 Industri Pengolahan Non Migas 5.61 5.04 5.61

1 Industri Makanan dan Minuman 9.49 7.54 8.46

2 Industri Pengolahan Tembakau 8.33 6.43 1.64

3 IndustriTekstil dan Pakaian Jadi 1.56 -4.79 -0.13 4 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas kaki 5.62 3.98 8.15 5 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Sejenisnya 6.12 -1.84 1.8 6

Industri Kertas , Percetakan dan Reproduksi

Media Rekaman 3.58 -0.11 2.16

7 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 4.04 7.36 5.48 8 Industri Karet, Barang dari Karet, dan Plastik 1.16 5.05 -8.34 9 Industri Barang Galian bukan Logam 2.41 6.18 5.46

10 Industri Logam Dasar 6.01 6.48 0.76

11

Industri Barang Logam; Komputer, Elektronik

dan Sejenisnya 2.94 7.83 4.34

12 Industri Mesin dan Perlengkapan 8.67 7.49 5.05

13 Industri Alat Angkutan 4.01 2.33 4.52

14 Industri Furnitur 3.6 5 0.47

15 Industri Pengolahan Lainnya 7.65 4.89 -2.91

PRODUK DOMESTIK BRUTO 5.02 4.79 5.02

Sumber : Kementerian Perindustrian, 2017

Dari data diatas menunjukkan bahwa kontribusi sub-sektor makanan dan minuman terhadap perekonomian memiliki rata-rata industri yang paling tinggi.

Pergerakan kenaikan maupun penurunan sangat dipengaruhi oleh kondisi permintaan dan penawaran pasar pada industri tersebut. Sangat menjanjikan bagi investor untuk dapat menangkap peluang menanamkan modal yang dimilikinya pada industri makanan dan minuman yang ada di indonesia.

Situasi pasar dengan berbagai kondisi yang dapat memberikan dampak yang berkelanjutan dan return kepada perusahaan, yang belum pasti dan tidak dapat diprediksi oleh perusahaan. Sehingga ketika perusahaan tidak mampu mengendalikan risiko tersebut akan menjadi risiko tak terkendali (uncontrollable

(25)

risk), dibutuhkan manajemen kontrol yang mengerti mengenai situasi tersebut.

Kondisi yang perlu dikontrol oleh perusahaan yaitu secara finansial maupun non finansial. Sehingga perlu analisa fundamental yang baik terhadap kondisi keuangan perusahaan.

Dengan menghitung rasio keuangan perusahaan dengan menggunakan Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Equity (ROE), dan Total Asset Turnover (TATO), investor dan perusahaan dapat melihat hubungan antara fundamental keuangan perusahaan dan return saham yang mampu dihasilkan oleh perusahaan pada industri barang konsumsi sub-sektor makanan dan minuman.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka penulis tuangkan dalam skripsi yang berjudul “PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM (STUDI PADA INDUSTRI BARANG KONSUMSI SUB-SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011 – 2016)”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan sebelumnya, maka pada penelitian ini dirumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan. Antara lain sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh faktor fundamental keuangan yang diukur dengan rasio likuiditas “Current Ratio” secara parsial terhadap return saham pada Industri Barang Konsumsi Sub-Sektor Makanan dan Minuman Tahun 2011-2016?

(26)

8

2. Bagaimana pengaruh faktor fundamental keuangan yang diukur dengan rasio solvabilitas “Debt To Equity Ratio” secara parsial terhadap return saham pada Industri Barang Konsumsi Sub-Sektor Makanan dan Minuman Tahun 2011-2016?

3. Bagaimana pengaruh faktor fundamental keuangan yang diukur dengan rasio profitabilitas “Return on Equity” secara parsial terhadap return saham pada Industri Barang Konsumsi Sub-Sektor Makanan dan Minuman Tahun 2011-2016?

4. Bagaimana pengaruh faktor fundamental keuangan yang diukur dengan rasio aktivitas “Total Asset Turnover” secara parsial terhadap return saham pada Industri Barang Konsumsi Sub-Sektor Makanan dan Minuman Tahun 2011-2016?

5. Bagaimana pengaruh faktor fundamental yang diukur dengan rasio likuiditas “Current Ratio”, rasio solvabilitas “Debt to Equity Ratio”, rasio profitabilitas “Return on Equity”, dan rasio aktivitas “Total Asset Turnover“ secara simultan terhadap return saham pada Industri Barang Konsumsi Sub-Sektor Makanan dan Minuman Tahun 2011-2016?

(27)

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh faktor fundamental keuangan yang diukur dengan rasio likuiditas “Current Ratio” secara parsial terhadap return saham pada Industri Barang Konsumsi Sub-Sektor Makanan dan Minuman Tahun 2011-2016.

2. Untuk mengetahui pengaruh faktor fundamental keuangan yang diukur dengan rasio solvabilitas “Debt To Equity Ratio” secara parsial terhadap return saham pada Industri Barang Konsumsi Sub-Sektor Makanan dan Minuman Tahun 2011-2016.

3. Untuk mengetahui pengaruh faktor fundamental keuangan yang diukur dengan rasioprofitabilitas “Return on Equity” secara parsial terhadap return saham pada Industri Barang Konsumsi Sub-Sektor Makanan dan Minuman Tahun 2011-2016.

4. Untuk mengetahui pengaruh faktor fundamental keuangan yang diukur dengan rasio aktivitas “Total Asset Turnover” secara parsial terhadap return saham pada Industri Barang Konsumsi Sub-Sektor Makanan dan Minuman Tahun 2011-2016.

5. Untuk mengetahui pengaruh faktor fundamental yang diukur dengan rasio likuiditas “Current Ratio”, rasio solvabilitas “Debt to Equity Ratio”, rasio profitabilitas “Return on Equity”, dan rasio aktivitas“Total Asset Turnover “secara simultan terhadap return saham pada Industri Barang Konsumsi Sub-Sektor Makanan dan Minuman Tahun 2011-2016.

(28)

10

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana informasi untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang faktor fundamental keuangan terhadap return saham pada industri barang konsumsi sub-sektor makanan dan minuman.

Selain itu, memberikan kontribusi sebagai bahan referensi untuk penelitian sejenis.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kegunaan bagi para investor untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam melakukan investasi pada industri barang konsumsi sub-sektor makanan dan minuman sehingga para investor dapat memilih alternatif saham yang kredibel yang dapat dibeli pada tingkat return tertentu.

1.5 Ruang Lingkup Batasan Penelitian

Batasan masalah dalam penulisan ini terbatas pada beberapa rasio keuangan yang dianggap dapat mengungkapkan fundamental keuangan perusahaan yang terdiri atas variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Equity, danTotal Asset Turnover, dalam hubungannya denganreturn saham pada industri barang konsumsi sub-sektor makanan dan minumanyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2016, yang dikaji secara serempak dari seluruh variabel, maupun secara parsial dari masing-masing variabel di atas.

(29)

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan laporan penelitian ini, sistematika penulisan disusun berdasarkan bab demi bab yang akan diuraikan sebagai berikut :

BAB I :PENDAHULUAN

Bab ini memuat tentang Latar belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat penelitian, Ruang Lingkup Penelitian, dan Sistematika Penulisan Skripsi.

BAB II :TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini memuat teori-teori yang digunakan sebagai tinjauan/landasan dalam menganalisis batasan masalah yang telah dikemukakan, kerangka pikir, dan hipotesis.

BAB III :METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang rancangan penelitian,tempat dan waktu, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, variabel penelitian dan definisi operasional variabel, instrumen penelitian, dan analisis data.

BAB IV :PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

Bab ini membahas analisis dalam penelitian serta berisi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang disebutkan dalam perumusan masalah.

BAB V :PENUTUP

Pada bab ini inti hasil dalam penelitian dari semua kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini di jelaskan secara ringkas.

(30)

12 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal

Pasar modal adalah tempat bertemunya antara pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas (Tandelilin, 2010). Dengan demikian, pasar modal dapat dikatakan sebagai lembaga intermediasi antara kedua pihak tersebut yang memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun yaitu saham dan obligasi. Sebagai lembaga intermediasi pasar modal memiliki peranan penting dan kontribusi terhadap perekonomian.

Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pengertian pasar modal dijelaskan lebih spesifik sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan Perdagangan Efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek tersebut.

Keberadaan pasar modal memberikan peluang bagi perusahaan publik untuk dapat memperoleh dana segar dari masyarakat dengan penjualan Efek saham melalui prosedur IPO (Initial Public Offering). Dengan demikian, pasar modal diharapkan dapat menjadi penggerak ativitas perekonomian dan menjadi alternatif bagi perusahaan mendanai usahanya.

(31)

Menurut Sunariyah (2000) yang membagi pasar modal kedalam empat bagian yang meliputi :

1. Pasar Perdana (Primary Market)

Penawaran saham dari perusahaan yang menerbitkan saham (emiten) kepada investor selama waktu yang ditetapkan oleh pihak yang menerbitkan sebelum saham tersebut diperdagangkan di pasar sekunder.

Pada pasar perdana, harga saham ditentukan oleh penjamin emisi dan perusahaan yang akan going public dengan pertimbangan analisis fundamental perusahaan tersebut.

2. Pasar Sekunder (Secondary Market)

Setelah melalui pasar perdana, pada pasar sekunder harga saham ditentukan oleh fluktuasi permintaan dan penawaran pasar antara pembeli dan penjual.

3. Pasar Ketiga (Third Market)

Tempat perdagangan saham diluar bursa saham (Over the Counter Market).

4. Pasar Keempat (Fourth Market)

Perdagangan efek antar investor atau pengalihan saham melalui perantara pedagang efek.

2.1.2 Konsep Investasi

Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi dengan mengalokasikan modal ke dalam bentuk aktiva produktif yang adapat menghasilkan manfaat atau keuntungan di masa yang akan datang (Harmono, 2011). Penundaan konsumsi dengan meningkatnya aktiva produktif yang dimiliki secara langsung meningkatkan utiliti total. Investasi pada aktiva dapat berbentuk

(32)

14

aktiva nyata (bangunan dan emas) atau berbentuk aktiva keuangan (surat berharga).

Menurut Jogiyanto (2010) Investasi kedalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung dan investasi tidak langsung. Investasi langsung dilakukan dengan membeli langsung aktiva yang dimiliki oleh perusahaan yang memperjualbelikan aktiva tersebut, sementara investasi tidak langsung dapat dilakukan dengan membeli saham perusahaan yang di perdangkan di bursa.

Selain untuk mendapatkan keuntungan, terdapat beberapa tujuan dari Investasi (Tandelilin, 2001) yaitu:

1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akandatang.

2. Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.

3. Untuk menghemat pajak. Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat.

2.1.3 Saham

Menurut Sjahrial (2012) Saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas atau yang biasa disebut emiten. Dengan demikian, saham merupakan surat berharga yang menunjukkan bukti kepemilikan seseorang terhadap perusahaan dan pemiliki tersebut memiliki hak atas perusahaan terhadap klaim aktiva, pembagian keuntungan dalam bentuk dividen jika dibagikan sesuai dengan pernyataan

(33)

saham yang dimiliki.

Saham (stock) dapat pula didefinisikan sebuah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan pada suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Perwujudan saham tertera pada selembar kertas, yang menunjukkan bahwa pemilik kertas tersebut merupakan pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan saham dalam suatu perusahaan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan sumber dana dalam perusahaan tersebut (Tjiptono, 2011).

Berdasarkan pada definisi tersebut dapat dikatakan bahwa saham merupakan surat bukti kepemilikan seseorang atau lembaga yang memiliki kekuatan hukum. Seorang investor, memiliki surat berharga pada suatu perusahaan berarti sama halnya memiliki perusahaan tersebut yang telah menerbitkan saham. Hal tersebut disebabkan untuk dapat memiliki surat berharga suatu perusahaan, seorang investor harus mengeluarkan dananya untuk mendanai operasi dari perusahaan tersebut. Dengan demikian, saham dapat pula diartikan sebagai imbal balik atas kesediaan investor melakukan penyertaan modal kedalam perusahaan.

Terdapat berbagai jenis saham yang diperdagangkan di pasar modal menurut Tandelilin (2010) yaitu:

1. Saham Biasa (Common Stock), menyatakan kepemilikan terhadap suatu perusahaan. Saham biasa merupakan sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan terhadap perusahaan. Pemiliki saham biasa memiliki hak dalam pengambilan kebijakan perusahaan yang dilakukan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

(34)

16

2. Saham Preferen (Preferred Stock), adalah jenis sekuritas ekuitas yang beberapa hal sama dengan saham biasa. Pembagian dividen kepada pemilik saham preferen didahulukan untuk dibagikan dibanding pemilik saham biasa.

2.1.4 Analisis Saham

Ketika hendak menginvestasikan dananya di pasar modal seoramng investor perlu melakukan analisis terhadap kondisi saham yang dipilihnya. Hal tersebut, merupakan upaya yang harus dilakukan investor agar tidak salah pilih terhadap saham yang di perdagangkan di bursa. Secara umum terdapat dua analisis atau pendekatan dalam melakukan analisis saham, yaitu analisis teknikal (technical analysis) dan analisis fundamental (fundamental analysis).

Menurut Sutrisno (2011), terdapat dua pendekatan dasar untuk melakukan analisis dan memilih saham yakni :

1. Analisis Teknikal (Technical Analysis), merupakan pendekatan dengan memperhatikan data historis harga saham yang ada di bursa dan hubungannya dengan trading volume yang terjadi serta kondisi perekonomian saat itu. Pada analisis ini hanya mempertimbangkan pergerakan harga saham perusahaan tanpa melihat kinerja perusahaan yang lainnya.

2. Analisis Fundamental (Fundamental Analysis), merupakan pendekatan analisis harga saham yang melihat kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan tersebut dapat dilihat dari perkembangan perusahaan, neraca perusahaan dan laba rugi, proyeksi usaha perusahaan.

(35)

2.1.5 Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan suatu alat analisis yang menunjukkan hubungan antara pos-pos pada laporan keuangan yang meliputi pos neraca, laba rugi, maupun kombinasi pada kedua laporan keuangan tersebut. Hasil yang ditunjukkan dari rasio keuangan memberikan gambaran kepada pihak manajemen perusahaan dalam mengambil langkah strategis maupun mengevaluasi kondisi perusahaan. Analisis Rasio Keuangan menurut Munawir (2010:106), adalah:

Future Oriented atau berorientasi pada masa depan, berarti dengan nilai dari analisis rasio keuangan dapat dipergunakan sebagai alat untuk meramalkan kondisi perusahaan. Dengan angka historis yang dihasilkan oleh analisis tersebut dapat digunakan sebagai dasar penyusunan laporan keuangan dan proyeksi sebagai bentuk perencanaan keuangan perusahaan dimasa yang akan datang.

Analisis Rasio Keuangan dapat dikelompokkan kedalam lima bagian kategori menurut Hanafi (2009) yaitu :

1. Rasio Likuiditas, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

2. Rasio Aktivitas, yaitu rasio yang mengukur sejauh mana efektifitas perusahaan pada penggunaan aset yang dimilikinya.

3. Rasio Solvabilitas, yaitu rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan perusahan memenuhi kewajiban jangka panjangnya.

4. Rasio Profitabilitas, yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

5. Rasio Pasar, yaitu rasio yang mengukur perkembangan nilai perusahan terhadap nilai buku yang dimiliki oleh perusahaan.

(36)

18

2.1.5.1 Rasio Likuiditas

Likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk dapat menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Pada rasio likuiditas dapat dihitung dengan informasi yang bersumber dari laporan keuangan dan dari pos-pos tertentu pada laporan keuangan. Rasio likuiditas dapat berbentuk dengan berapa kali atau dalam skala presentase.

Tujuan dan manfaat rasio likuiditas untuk perusahaan menurut Kasmir (2012) adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau utang yang secara jatuh tempo pada saat ditagih. Dengan demikian, menunjukkan kemampuan perusahaan melunasi utangnya sesuai batas waktu yang ditentukan.

2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan melunasi utangnya dengan menggunakan aktiva lancar. Dengan demikian, utang dibandingkan dengan aktiva lancar pada periode keuangan perusahaan.

3. Untuk mengukur kemampuan perusahaan melunasi kewajiban jangka pendeknya tanpa memperhatikan piutang.

4. Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan.

5. Untuk mengukur kampuan kas dalam menutupi utang lancar pada periode keuangan perusahaan.

6. Sebagai alat perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas dan utang perusahaan.

7. Untuk dapat melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu dengan memebandingkannya dengan periode sebelumnya.

(37)

8. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing-masing komponen yang ada di aktiva lancar dan utang lancar.

9. Menjadi pemicu bagi perusahaan untuk memperbaiki kinerjanya kedepan, dengan memperhatikan rasio likuiditas saat ini.

Hal yang paling penting ketika melakukan pengukuran rasio likuiditas tidak terletak pada besar maupun kecil akltiva lancar dan utang lancar yang dimiliki perusahaan, melainkan harus dilihat pada hubungan antara keduanya yang menunjukkan kemampuan aktiva lancar dalam mengembalikan utang. Salah satu yang menjadi tolak ukur dari rasio likuiditas ialah Current ratio, nilai CR yang rendah relatif lebih riskan, tetapi menunjukkan bahwa manajemen perusahaan telah mengoptimalkan operasi aktiva lancar yang dimiliki perusahaan (Djarwanto dalam Christine, 2012).

2.1.5.2 Rasio Solvabilitas

Kombinasi struktur modal yang ditentukan oleh perusahaan dengan proporsi utang (debt) dan modal sendiri (equity), menunjukkan keputusan yang telah ditentukan perusahaan dalam menentukan sumber dana untuk mendanai usahanya. Dana yang dimiliki perusahaan dengan dana eksternal merupakan dana ynag berasal dari para kreditur. Pemenuhan dana yang harus dibayarkan kepada kreditur merupakan utang bagi perusahaan.

Tujuan dan manfaat rasio solvabilitas untuk perusahaan menurut Kasmir (2012) adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya (kreditor). Dengan demikian, investor dapat melihat jumlah leverage yang dimiliki oleh perusahaan.

(38)

20

2. Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang bersifat tetap (seperti angsuran pinjaman termasuk bunga).

3. Untuk menilai keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal.

4. Untuk menilai seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang.

5. Untuk menilai seberapa besar pengaruh utang perusahaan terhadap pengelolaan aktiva.

6. Untuk menilai atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang.

7. Untuk menilai berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih, terdapat sekian kalinya modal sendiri yang dimiliki.

8. Tujuan lainnya.

Proporsi nilai debt yang tinggi terhadap equity akan meningkatkan risiko yang dimiliki oleh perusahaan. Teori Modigliani dan Miller yang lebih dikenal dengan proporsi II, dimana dikatakan bahwa laba yang diharapkan oleh pemegang saham akan meningkat dengan penggunaan utang dalam struktur modal perusahaan. Menurut Agnes dalam Yeye (2011), untuk mengukur tingkat solvabilitas perusahaan digunakan rasio leverage. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansialnya. Ketika perusahaan tersebut dilikuidasi, dengan demikian menunjukkan kemampuan solvabilitas untuk dapat menutupi utangnya. Debt untuk mendanai kegiatan semacam itu harus bersifat jangka panjang agar sesuai dengan jangka waktu aset yang diperoleh. Debt ratio tinjukkan dengan perbandigan debt to total capital, debt to equity ratio.

(39)

2.1.5.3 Rasio Profitabilitas

Laba yang dihasilkan oleh perusahaan menjadi tolak ukur keberhasilan suatu perusahaan. Hal tersebut, menjadi indikator bagi investor sebelum mereka menginvestasikan dananya. Bagi perusahaan, perolehan laba menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan untuk melanjutkan operasional perusahaan tersebut. Profitabilitas perusahaan mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba melalui operasional usahanya dengan menggunakan asset yang dimiliki oleh perusahaan.

Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan menurut Kasmir (2012), yaitu:

1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu.

2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.

3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.

4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.

5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjman maupun modal sendiri.

6. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri.

7. Dan tujuan lainnya.

Dalam menilai profitabilitas dapat dilihat dari berbagai aspek, yaitu Return on Equity (ROE), Return on Asset (ROA) dan Return on Investment (ROI).

Efektifitas manajemen dalam menggunakan total aktiva bersih yang tercatat dalam neraca dinilai dengan menghubungkan laba bersih dengan berbagai cara terhadap aktiva yang digunakan untuk dapat menghasilkan laba.

(40)

22

2.1.5.4 Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas perusahaan memerlukan pendanaan investasi guna mendanai operasional perusahaan. Pendanaan tersebut berupa aset yang bersifat jangka pendek (inventory and account receivable) dan jangka panjang (property, plan, and equipment). Rasio ini menggambarkan hubungan tingkat operasi perusahaan (sales) dengan aset yang diperlukan untuk dapat menunjang kegiatan tersebut.

Tujuan perhitungan rasio aktivitas menurut Kasmir (2012) adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode.

2. Untuk menghitung hari rata-rata penagihan piutang (days of receivable), di mana hasil perhitungan ini menunjukkan jumlah hari (berapa hari) piutang tersebut rata-rata tidak dapat ditagih.

3. Untuk menghitung berapa hari rata-rata sediaan tersimpan dalam gudang. Dengan demikian, dapat diketahui kapan persediaan harus diganti dengan melihat persediaan yang ada di gudang.

4. Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam modal kerja berputar dalam satu periode atau berapa penjualan yang dapat dicapai oleh setiap modal kerja yang digunakan (working capital turnover).

5. Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam suatu periode.

6. Untuk mengukur penggunaan semua aktiva perusahaan dibandingkan dengan penjualan.

(41)

Tingkat aktivitas perusahaan dapat menunjukkan efektifitas perusahaan tersebut. Semakin tinggi tingkat aktivitas perusahaan tersebut, semakin tinggi aliran kas yang ada pada perusahaan tersebut. Dengan demikian, kesempatan perusahaan untuk dapat bertumbuh semakin besar di masa yang akan datang.

2.1.6 Faktor Fundamental Keuangan

Analisis fundamental merupakan analisis yang digunakan untuk memprediksi besarnya tingkat return saham dengan mengestimasi nilai dari faktor fundamental yang berpengaruh terhadap return saham tersebut. Menurut Jogiyanto (2008) analisis fundamental merupakan analisis untuk menghitung nilai intrinsik saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan. Nilai tersebut yang diestimasi oleh para pemodal atau analis. Hasil tersebut dibandingkan dengan nilai pasar sekarang (current market price), sehingga dapat diketahui saham yang overvalued dan undervalued.

Dalam melakukan analisis fundamental didasarkan pada analisis keuangan yang tercermin pada rasio-rasio keuangan. Rasio likuiditas antara lain terdiri dari Current Ratio (CR), rasio solvabilitas terdiri dari Debt to Equity Ratio (DER), rasio profitabilitas terdiri dari Return on Equity (ROE) dan rasio aktivitas terdiri dari Total Asset Turnover (TATO).

(42)

24

2.1.6.1 Current Ratio (CR)

Current Ratio (CR) merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih (Kasmir, 2016). Sementara menurut Mamduh (2016) menerangkan bahwa “Current Ratio mengukur kemampuan perusahaan memenuhi utang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya (aktiva yang berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun atau satu siklus bisnis)”.

Berdasarkan pada hasil pengukuran rasio, ketika rasio rendah, dapat dikatakan nilai aktiva lancar tidak cukup untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Sementara, ketika rasio tinggi tidak pula menunjukkan bahwa perusahaan dalam kondisi yang baik. Hal tersebut dapat saja terjadi ketika pengelolaan kas tidak dikelola sebaik mungkin (Kasmir,2016).

Nilai dari Current Ratio mempunyai standar 2:1 atau 200% yang berarti current ratio perusahaan lebih dari 200% dinilai perusahan tersebut likuid, jika kurang dari 200% perusaahan tersebut dianggap tidak likuid (Danang, 2016).

Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜(CR) = 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 (Aktiva Lancar) 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠 (Utang Lancar)

(43)

2.1.6.2 Debt to Equity Ratio (DER)

Menurut Kasmir (2012) Debt to Equity Ratio (DER) berguna untuk mengetahui ukuran tingkat penggunaan utang terhadap ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. DER memberikan cerminan besaran jumlah utang yang mampu ditanggung oleh modal yang dimiliki perusahaan. Selain itu DER merupakan rasio yang mewakili solvabilitas/leverage yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat financial leverage (pengungkit utang keuangan) terhadap shareholder equity. Semakin tinggi nilai dari DER berarti menunjukkan kerentanan perusahaan terhadap fluktuasi perekonomian.

Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:

𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 (DER) = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡 (Total Utang) 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 (Total Modal Sendiri)

Menurut Bambang Riyanto dalam Anita (2014), pembiayaan dengan menggunakan utang memiliki 3 implikasi yaitu memperoleh dana dengan utang, kreditur memperhatikan ekuitas sebagai margin pengaman, tingkat pengembalian yang besar atas investasi yang didanai oleh utang menunjukkan semakin besar pengembalian atas modal pemilik. Nilai DER yang semakin besar menunjukkan bahwa struktur modal perusahaan memanfaatkan utang lebih besar dibandingkan dengan modal sendiri.

(44)

26

2.1.6.3 Return on Equity (ROE)

Menurut Tandelilin (2010), Return on Equity (ROE) umumnya dihitung dengan menggunakan ukuran kinerja berdasarkan akuntansi dan dihitung sebagai laba bersih perusahaan dibagi dengan total ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan dan pemegang saham biasa. Menurut Brigham dan Houston (2010), Return on Equity (ROE) merupakan rasio bersih terhadap ekuitas biasa mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham biasa.

Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dapat dikatakan bahwa Return on Equity (ROE) adalah pengembalian atas ekuitas saham biasa yang digunakan mengukur tingkat laba yang merupakan hasil investasi dari pemegang saham biasa.

Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:

𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 (ROE) = 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥 (Laba Bersih Setelah Pajak) 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 (Total Modal Sendiri)

2.1.6.4 Total Asset Turnover (TATO)

Total Asset Turnover (TATO) menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan menggunakan seluruh aktiva untuk dapat meningkatkan nilai penjualan dan meningkatkan laba perusahaan. Menurut Kasmir (2013) “Rasio total asset turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan dan mengukur seberapa besar jumlah penjualan yang diperoleh dari setiap rupiah aktiva yang dimiliki”.

Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 (TATO) = 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 (Penjualan) 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 (Total Aktiva)

(45)

Nilai dari TATO dipengaruhi oleh penjualan yang dibandingkan dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Dengan demikian, nilai TATO yang mengalami peningkatan merupakan dampak dari usaha perusahaan meningkatkan penjualannya. Rasio TATO yang tinggi menunjukkan kinerja manajemen perusahaan yang baik dalam mengelola perusahaan, sementara rasio TATO yang merendah mengindikasikan bahwa perusahaan perlu mengevaluasi strategi yang diterapkan oleh perusahaan.

2.1.7 Return Saham

Return merupakan selisih antara harga jual dengan harga beli (dalam persentase) ditambah kas lain (misalnya dividen). Definisi lain menjelaskan Return adalah keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan, individu, dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukannya (Fahmi, 2012).

Menurut Jogiyanto (2010) return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi, return dapat berupa return realisasian yang sudah terjadi atau return ekspektasian yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang.

Return realisasian (realized return) merupakan return yang telah terjadi.

Return realisasian dihitung menggunakan data historis (Jogiyanto, 2010). Return realisasian penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return realisasian atau return historis ini juga berguna sebagai dasar penentuan (expected return)dan risiko di masa mendatang.

Return ekspektasian (expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang (Jogiyanto, 2010). Berbeda dengan return realisasian yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasian sifatnya belum terjadi.

(46)

28

Ekspresi untuk menghitung return saham yang diterima selama periode tertentu t atas aset i berdasarkan data historis (persentase harga saham), sebagai berikut:

𝑅

𝑡

=

𝑃𝑖𝑡𝑃−𝑃𝑖𝑡−1

𝑖𝑡−1

di mana:

𝑅𝑖𝑡 = Return saham pada periode t

𝑃𝑖𝑡 = Harga atau nilai pada akhir periode t

𝑃𝑖𝑡−1 = Harga atau nilai pada periode sebelumnya (t-1)

2.2 Tinjauan Empirik

Terdapat beberapa penelitian yang mengkaji terkait faktor fundamental keuangan perusahaan terhadap return saham, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Iin Permatasari (2014)

Penelitian ini membahas mengenai “Pengaruh DER, CR, ROE, TATO terhadap return saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2013”. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa DER, CR, ROE, dan TATO secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.

Sementara, secara parsial hanya DER, dan ROE yang memiliki pengaruh positif dan signifikan.

(47)

2. Ria Lailiya Exa Permatasari (2014)

Penelitian ini membahas mengenai “Pengaruh CR, DER, TATO, dan ROA terhadap return saham perusahaan properti yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012”. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa CR, DER, TATO, dan ROA secara simultan tidak terdapat pengaruh terhadap return saham. Sementara, secara parsial hanya TATO yang memiliki pengaruh terhadap return saham.

3. Yulris Thamrin (2012)

Penelitian ini membahas mengenai “Analisis Current Ratio dan Debt to Equity Ratio terhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa CR dan DER, secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap return saham.

4. Nur Amalina (2014)

Penelitian ini membahas mengenai “Analisis pengaruh faktor-faktor fundamental terhadap return saham syariah pada perusahaan yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 2007-2011”. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa CR, TATO, DER, ROA, dan PBV secara simultan berpengaruh terhadap return saham. Sementara, secara parsial hanya ROA, DER, dan PBV yang berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.

5. Nur Fita Sari (2014)

Penelitian ini membahas mengenai “Analisis Pengaruh DER, CR, ROE, dan TAT terhadap return saham”. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa DER berpengaruh positif signifikan terhadap return saham, CR berpengaruh positif tidak siginifikan terhadap return saham,

(48)

30

ROE berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham, dan TAT berpengaruh positif terhadap return saham. Pada penelitian tersebut hanya TAT yang sesuai dengan hipotesis yang diajukan oleh penulis.

6. Wildan Arif Hermawan (2016)

Penelitian ini membahas mengenai “Analisis pengaruh faktor fundamental terhadap return sahan pada perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia”. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa EPS, NPM, dan PBV tidak berpengaruh terhadap return saham. Sementara, DER berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham.

Berdasarkan pada beberapa penelitian terdahulu terkait faktor fundamental keuangan terhadap return saham, terdapat berbagai variabel yang digunakan untuk mengukur tingkat return saham dan hasil penelitian masih sangat bervariasi. Sehingga masih dianggap perlu untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.

Pada penelitian ini, penulis memilih variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Equity, dan Total Asset Turnover.

(49)

2.3 Kerangka Pemikiran

Dari penjelasan teoritis hasil penelitian terdahulu maka yang menjadi variabel didalam penelitian ini adalah Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Equity, dan Total Asset Turnover sebagai variabel independen (bebas) dan Return Saham sebagai variabel dependen (variabel terikat). Penjelasan hubungan antar variabel dan menghasilkan kerangka pemikiran dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Current Ratio (CR) terhadap Return Saham

Nilai Current Ratio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya yang bersifat jangka pendek (Kasmir, 2016), menunjukkan kemampuan perusahaan yang baik. Investor sering menilai bahwa semakin besar nilai CR menunjukkan besarnya kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan operasionalnya terutama modal kerja (Sawir, 2005), untuk memaksimalkan nilai perusahaan dengan pengelolaan aktiva yang tepat dan dapat menjaga performa harga saham perusahaan. Harga saham yang menunjukkan performa yang tinggi menentukan tingkat return saham yang tinggi pula.

Sehingga terdapat hubungan antara Current ratio dan Return Saham.

Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Iin Permatasari (2014), Nur Amalina (2014), Nur Fita Sari (2014) dan Yulris Thamrin (2012) yang mengemukakan bahwa terdapat pengaruh CR terhadap return saham.

2. Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham

Kreditor akan lebih tertarik jika nilai DER lebih rendah. Semakin rendah nilai DER semakin tertarik seorang investor untuk menginvestasikan dananya di perusahaan (Horne dan Wachowicz, 2009). DER mengukur

(50)

32

kemampuan modal sendiri untuk dapat dijadikan jaminan semua utang yang dimiliki oleh perusahaan. Pengelolaan debt yang sesuai batas dapat mengakibatkan tax saving yang dapat meningkatkan arus kas perusahaan. Hal tersebut, dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

Sesuai dengan teori Modigliani dan Miller (MM), perusahaan akan semakin baik ketika menggunakan utang semakin besar. Ketika Performa perusahahn meningkat maka minat investor menjadi tinggi dan dampaknya terhadap return saham akan meningkat. Berdasarkan konsep tersebut maka dimungkinkan adanya hubungan antara DER terhadap Return Saham. Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Iin Permatasari (2014), Nur Amalina (2014), dan Yulris Thamrin (2012) yang mengemukakan bahwa terdapat pengaruh DER terhadap return saham.

3. Return on Equity (ROE) terhadap Return Saham

Return on equity (ROE) merupakan ukuran kemampuan perusahaan (emiten) dalam menghasilkan keuntungan dengan menggunakan modal sendiri. Berdasarkan pada pecking order theory, tingkat ROE yang tinggi berdampak pada rendahnya penggunaan modal eksternal. Penggunaan modal eksternal yang proporsional dapat menunjukkan efektifitas penggunaan dana internal yang besar. Semakin tinggi ROE juga menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik dan berdampak pada meningkatnya harga saham perusahaan (Prihantini, 2009). Jika harga saham semakin meningkat maka return saham juga akan meningkat, maka secara teoritis, sangat dimungkinkan ROE berpengaruh terhadap Return saham. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Iin Permatasari

(51)

(2014), yang menyatakan adanya hubungan antara ROE terhadap return saham.

4. Total Asset Turnover (TATO) terhadap Return Saham

Nilai TATO ditunjukkan oleh besarnya penjualan yang dihasilkan oleh perusahaan. Ketika penjualan perusahaan tinggi, maka laba yang dihasilkan perusahaan semakin tinggi pula. Dengan peningkatan penjualan dan laba yang dihasilkan perusahaan mempengaruhi minat investor untuk membeli saham perusahaan sehingga akan berdampak pada harga saham dan diharapkan akan meningkatkan return saham perusahaan. Sehingga dimungkinkan TATO memiliki pengaruh terhadap Return saham. Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian Iin Permatasari (2014), Ria (2014) dan Nur Fita Sari (2014) yang menyatakan adanya hubungan antara TATO terhadap return saham.

(52)

34

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran TATO

(X4) ROE (X3) DER (X2)

RETURN SAHAM

(Y) CR

(X1)

(53)

2.4 Hipotesis

Berdasarkan uraian pada kerangka pemikiran diatas dan untuk menjawab rumusan masalah, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Diduga Current Ratio (CR) berpengaruh secara parsial terhadap Return Saham.

H2 : Diduga Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh secara parsial terhadap Return Saham.

H3 : Diduga Return on Equity (ROE) berpengaruh secara parsial terhadap Return Saham.

H4 : Diduga Total Asset Turnover (TATO) berpengaruh secara parsial terhadap Return Saham.

H5 : Diduga secara bersama-sama Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Equity (ROE), dan Total Asset Turnover (TATO) berpengaruh secara simultan terhadap Return Saham.

(54)

36 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini disusun berdasarkan data laporan keuangan perusahaan industri barang konsumsi sub sektor makanan dan minuman, serta data harga saham tersebut selama periode penelitian tahun 2011-2016. Laporan keuangan dianalisis untuk melihat kinerja keuangan perusahaan secara fundamental dengan menggunakan variabel Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Equity (ROE), dan Total Asset Turnover (TATO). Kemudian dilihat hubungan antara variabel independen tersebut terhadap variabel dependen dengan menggunakan variabel return saham.

3.2 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan pada industri barang konsumsi sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mencatatkan laporan keuangannya selama periode penelitian 2011-2016 dengan metode electronic research, dan library research.

3.3 Populasi dan Sampel

Menurut Supranto (2008), populasi adalah kumpulan dari seluruh elemen sejenis tetapi dibedakan satu sama lain karena karakteristiknya. Populasi pada

(55)

penelitian ini adalam industri barang konsumsi sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Menurut Supranto (2008), sampel adalah sebagian dari populasi. Penarikan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan metode purpossive sampling, dengan kriteria sebagai berikut :

1. Perusahaan yang tergabung kedalam sub sektor makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2016.

2. Perusahaan melakukan publikasi laporan keuangan secara lengkap selama periode 2011-2016.

3. Perusahaan tidak melakukan delisting selama periode 2011-2016.

4. Perusahaan membukukan laba selama periode 2011-2016.

Dari total 17 perusahaan terdapat 11 perusahaan yang memenuhi kriteria, dengan periode pengamatan kinerja selama 6 tahun. Sehingga jumlah sampel keseluruhan ialah 66. Hal tersebut telah memenuhi batas minimal analisis kuantitatif yaitu 6 (skala ordinal), menurut Sunyoto (2011). Adapun sampel pada penelitian ini sebagai berikut :

Referensi

Dokumen terkait

Manfaat dari perencanaan ini adalah terbentuknya rencana penyaluran air limbah sesuai karakteristik air limbah di wilayah Kelurahan Kapasari, Kecamatan Genteng,

Tugas pengarah surat adalah menerima kartu kendali 1 dari bagian pencatat. surat dan menyimpannya ke dalam kotak kartu kendali sebagai

Dimana pada tahap awal mahasiswa akan mendapat pembekalan dan pelatihan tentang metode partisipatif dalam perencanaan dan pemberdayaan masyarakat

Bab IV adalah: Penulis dalam bab ini menjelaskan Tentang Analisa Data dari Unsur-unsur Persamaan dan Perbedaan dalam ajaran Awatara dalam Agama Hindu dan Tashawuf Islam dan titik

Ketika Yesus sedang dalam perjalanan, datanglah seorang muda menghampiri-Nya dan bertanya, apa yang harus dia perbuat untuk memperoleh hidup yang kekal? Menjawab

Berdasarkan pohon harapan diatas, dapat diketahui tujuan dari pemecahan masalah yaitu menumbuhkan spiritualitas pertanian serta menjaga keagamaan di Dusun Ngablak,

Dalam pengkajian sistem usahatani jagung di lahan kering Kecamatan Malo, Kabupaten Bojonegoro maupun di Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan, penerapan teknik budidaya jagung

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik organisasi bimbingan dan konseling, mendeskripsikan karakteristik proses pelayanan bimbingan dan konseling yang