• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELUANG PEMANFAATAN LIMBAH B3 dan Non B3 UNTUK SEKTOR PERTANIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PELUANG PEMANFAATAN LIMBAH B3 dan Non B3 UNTUK SEKTOR PERTANIAN"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

PELUANG PEMANFAATAN LIMBAH B3

danNon B3 UNTUK SEKTOR PERTANIAN

(2)

Outline Presentasi

2

Pendahuluan

Potensi Limbah B3 – Penggunaannya dalam Bidang Pertanian Pengertian dan DefinisiPupuk

Klasifikasi Pupuk

Peraturan tentang Pupuk dan PembenahTanah Fisibility Study

(3)

PENDAHULUAN

• PP. 22/2021: Limbah Non B3 yang dihasilkan dari

proses produksi wajib dikelola oleh penghasillimbah.

• Prinsip pengelolaan limbah Non B3: Reduce, Re- use dan Recycle.

• Peluang pemanfaatan Limbah non B3 tergolong

sangat besar karena volumenya besar dan potensial mengurangi biaya operasional perusahaan.

• Pemanfaatan limbah Non B3 untuk sektor pertanian

mempertimbangkan aspek keekonomian dan aspek

keamanan lingkungan

(4)

POTENSI LIMBAH Non B3

untuk Pertanian

No. Jenis Limbah B3 Volume (ton) %

1 Fly Ash dan Bottom Ash 113.349.665 58,70

2 Slag Nickel 80.539.700

3 Spent Bleaching Earth 3.815.276 1,98

4 Steel Slag 800.000 0,41

5 Iron Slag 700.000 0,36

Jumlah 166.480.329 85,21

Sumber : Diekstrak dari T.H. Mintarsih (KLHK)

Jumlah limbah Non B3 yang dihasilkan dan dikelola Th. 2021

(5)

Limbah B3

• Fly ash, slag baja, slag nikel dan sludge IPAL digolongkan dalam limbah B3 spesifik khusus (katagori 2) yang perlu didorong pemanfaatannya melalui mekanisme Reduce, Reuse dan Recycle (3R).

• Hasil analisis: Bahan tersebut diatas mengandung unsur- unsur yang diperlukan tanaman: Si, Ca, Mg, S, K, P, Al, Fe, Cu, Zn serta bahan organik untuk pembenah tanah dan kation polyvalen untuk menetralisir asam organik beracun.

• Limbah B3 juga terdeteksi mengandung logam berat dalam kadar yang bervariasi.

• Prinsip pemanfaatan limbah B3 untuk pertanianadalah bermanfaat secara agronomis, tetapi tidak berdampak buruk terhadap lingkungan.

(6)

No. Parameter Satuan Terak Baja Pugam Slag Nikel

1 P-total % 1.06 13.15 0,01

2 K2O % 0.2 0.08 0,02

3 CaO % 31.5 26.52 0,42

4 MgO % 5.7 10.88 38,9

5 S % - 0.56 0,02

6 Fe2O3 % 18.32 9.46 6,5

7 Al2O3 % 6.09 6.29 3,2

8 MnO % 1.65 0.83 0,53

9 SiO2 % 42 24 48

Karakteristik Limbah B3

Hasil analisis kandungan unsur pada terak baja, Pugam dan Slag Nikel

(7)

Hasil analisis logam berat terakbaja

No. Jenis Logam berat Unit Terak baja Pugam Slag Nikel TK-B

1 Arsen (As) ppm Td Td <1 500

2 Barium (Ba) ppm Td Td 12 6.250

3 Cadmium (Cd) ppm 4,5 1,6 <1 100

4 Chromium (Cr) ppm 394 96 <5 500

5 Tembaga (Cu) ppm 35,2 1.546 <1 750

6 Cobalt (Co) ppm 1,4 Td - -

7 Timbal (Pb) ppm 50,8 17,3 <1 1.500

8 Air raksa(Hg) ppm Td Td <0,05 75

9 Molybdenum (Mo) ppm Td Td - 1.000

10 Nickel (Ni) ppm Td Td 98 3.000

11 Timah (Sn) ppm Td Td - -

12 Selenium (Se) ppm Td Td <1 50

13 Perak (Ag) ppm Td Td <1 180

14 Seng (Zn) ppm 272,8 1.114 7 3.750

* TK-B = batas bawah total konsentrasi logam berat pada limbah B3 katagori 2

(8)

Kandungan Unsur Hara Pada FA

No. Parameter Unit FA Biomas

100%

FA Coal 100%

FA Mix Coal-Biomass

1 Kadar Air % 6,98 0,28 27,15

2 P2O5 % 1,26 1,12 1,38

3 K2O % 4,63 1,40 2,24

4 CaO % 7,53 5,74 20,04

5 MgO % 1,33 0,79 0,78

6 Na % 0,16 0,87 0,82

7 S % 0,26 1,39 1,60

8 Fe % 2,78 2,73 3,58

9 Al % 3,02 5,40 5,59

10 Mn ppm 417 248 256

11 B ppm 108 294 185

12 Silikat larut % 2,14 2,24 4,06

13 Silikat kasar % 81,55 66,26 66,68

14 Kemampuan Netralisasi setara CaCO3

% 18,88 38,81 22,16

15 Kadar Abu % 98,29 95,39 92,25

(9)

Kandungan Logam Berat pada FA

No. Jenis Logam Berat

Unit FA

Biomas 100%

FA Coal 100%

FA Mix Coal- Biomass

TK-B*

1 Timbal (Pb) ppm 91 268 142 1.500

2 Cadmium (Cd) ppm 5 8 3 100

3 Cobalt (Co) ppm 13 33 29 -

4 Nikel (Ni) ppm 8 33 17 3.000

5 Chromium (Cr) ppm 19 34 33 500

6 Arsen (As) ppm Td Td Td 500

7 Air raksa (Hg) ppm Td Td Td 75

8 Perak (Ag) ppm 3 4 1 180

9 Timah (Sn) ppm Td 14 14

10 Selenium (Se) ppm Td Td Td 50

11 Molybdenum (Mo) ppm 5 Td Td

12 Tembaga (Cu) ppm 78 64 69 750

13 Seng (Zn) ppm 105 115 78 3.750

* TK-B = batas bawah total konsentrasi logam berat pada limbah B3 katagori 2

(10)

Karakteristik limbah industri

Tabel 8. Kandungan hara limbah ekstraksi minyak (Hsieh and Hsieh, 1990)

Bahan ekstrak minyak N P2O5 K2O CaO MgO

---% ---

Wijen 6.20 1.26 0.70 3.02 1.13

Kedelai 4.72 1.85 1.66 0.39 0.51

Biji kedelai 5.89 1.81 1.94 0.38 0.50

Biji kapas 4.47 0.80 1.52 0.36 0.83

Kacang castor 4.68 0.89 1.25 0.98 0.93

Biji/rapeseed 4.55 0.87 1.39 1.18 0.86

Kelapa 3.12 0.57 2.23 0.25 0.66

Tepung beras 1.95 4.37 1.50 0.20 1.39

Tabel 9. Kandungan hara limbah rumah potongternak

Jenisbahan N P2O5 K2O CaO MgO

---%---

Darahhewan 12.6 0.16 0.22 0.28 0.17

Dagingbekicot 3.9 3.39 0.54 20.30 1.46

Cangkangkerang 0.2 0.14 0.02 28.84 0.75

Kulittelur 1.0 0.21 0.15 30.52 0.65

Tepungtulang 4.7 21.98 0.27 17.22 0.63

Sumber Hsieh and Hsieh(1990)

Tabel 10. Kandungan hara limbah perikanan laut (Zublena et al., 1996)

Bahan N P2O5 K2O Ca Mg S Cl

--- % ---

Apple pomace 0.2 0.2

Blood (dried) 12 to 15 3.0 0.3 0.6

Bone meal (raw) 3.5 22.0 22.0 0.6 0.2 0.2

Bone meal (steamed) 2.0 28.0 0.2 23.0 0.3 0.1

Brewers grains (wet) 0.9 0.5

Common crab waste 2.0 3.6 0.2

Compost (garden) varies with components and amendments

Tabel 11. Kandungan hara bahan arang dari limbah pertanian (Nurida et al., 2008) Jenisbahan

C-

organik C/N Asam hum at

Asa m fulf at

N P2O5 K2O

% ---%--- Tempurungkelapa 24.33 122 0.56 0.71 0.20 0.02 0.01

Kulit buahkakao 37.50 20 0.91 3.31 1.91 0.4 0.47

Tempurung kelapasawit 37.53 34 2.10 2.36 1.09 0.09 0.01

Sekampadi 35.98 49 0.79 1.57 0.73 0.14 0.03

Arangsekam 3.93 6 - - 0.66 .17 0.42

Tabel 13. Kandungan hara tandang kosong sawit (TKS) dan kompos TKS

Parameter Tandan Kosong Sawit Kompos TKS

C (%) 42.1 38.6

N (%) 0.9 1.3

C/N 49.7 38.7

P2O5(%) 0.1 0.3

K2O (%) 2.0 4.0

(11)

Potensi Lahan untuk Pertanian diIndonesia

No. Ekosistem Luas

(juta ha)

1 Lahan Kering Masam 107,4

2 Lahan Lebak 25,2

3 Lahan Rawa PsSurut 8,9

4 Lahan Gambut (Lebak dan Ps Surut) 14,9

• Lahan yang tersedia untuk pengembangan pertanian pada umumnya tergolong lahan marginal yang masam, status haranya rendah dan mengandung unsur beracun untuk tanaman.

• Lahan tersebut memerlukan amelioran dan pupuk untuk menjadikannya lahan produktif.

• Limbah B3/nonB3 bisa menjadi alternatif amelioran dan pupuk untuk yang murah untuk meningkatkan produktivitasnya.

(12)

• UU No. 12/1992

• Bahan kimia atau organisme yang berperan dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman langsung / tidak langsung

• PP NO. 8 / 2001:

• Pupuk anorganik adalah pupuk hasil proses

rekayasa kimia/ fisik/ biologis dan merupakan hasil industri/ pabrik

PENGERTIAN DAN DEFINISI

(13)

DEFINISIPERMENTAN

• Pupuk an-organik adalah pupuk hasil prosesrekayasa kimia/ fisik/ biologis danmerupakan hasil industri/

pabrik

• Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari bahan organik sisa tumbuhan dan atau kotoran hewan

dan/atau limbah organik yang dibuat melalui proses rekayasa biologis.

• Pembenah tanah adalah bahan-bahan sintetis atau

alami, organik atau mineral berbentuk padat atau cair

yang mampu memperbaiki sifat fisik dan/atau kimia

dan/atau biologi tanah.

(14)

KLASIFIKASIPUPUK

• Berdasar senyawa/bahan

• Pupuk anorganik

• Pupuk organik

• Pupuk hayati

• Berdasar sumber bahan/proses

• Pupuk alami

• Pupuk kimia/buatan

• Berdasar jumlah hara/bahan

• Pupuk tunggal

• Pupuk majemuk

(15)

STANDAR MUTU PUPUK

1. SNI Pupuk An-organik

2. Permentan No. 36/Permentan/ SR/10/2017 tentang Pendaftaran Pupuk An-organik

3. Permentan 01 Tahun 2019 tentang Pendaftaran Pupuk Organik, Pupuk Hayati, dan PembenahTanah

4. Kepmentan No. 261/KPTS/SR.310/M/4/2019 tentang Persyaratan Teknis Minimal Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah

5. Kepmentan No. 262/KPTS/SR.310/M/4/2019 tentang Lembaga Uji dan Uji Efektivitas Pupuk Organik, pupuk hayati, dan Pembenah Tanah

(16)

16

Permentan No. 36/Permentan/ SR/10/2017

• tentang Pendaftaran PupukAn-organik

(17)

PERSYARATAN TEKNIS MINIMAL PUPUK AN-ORGANIK – HARA MAKRO (PERMENTAN 36 TAHUN 2017)

17

(18)

PERSYARATAN TEKNIS MINIMAL PUPUK AN-ORGANIK – HARA MIKRO LANJUTAN...

18

(19)

PERSYARATAN TEKNIS MINIMAL PUPUK AN-ORGANIK–

HARA MAKRO-MIKRO CAMPURAN LANJUTAN...

19

(20)

PERSYARATAN TEKNIS MINIMAL PUPUK AN-ORGANIK – HARA MAKRO-MIKRO CAMPURAN LANJUTAN...

20

(21)

PERSYARATAN TEKNIS MINIMAL PUPUK ANORGANIK – HARA MAKRO- MIKRO CAMPURANLANJUTAN...

21

(22)

22

Kepmentan261/KPTS/SR.310/M/4/2019

• tentang Persyaratan Teknis Minimal Pupuk

Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah

(23)

PTM Pupuk OrganikPadat

23

(24)

PTM Pupuk OrganikCair

24

(25)

PTM Pupuk HayatiTunggal

25

(26)

PTM Pupuk Hayati Endomikoriza Arbuskular

26

(27)

PTM Pupuk Hayati Ektomikoriza

27

(28)

PTMPupuk Hayati Majemuk

28

(29)

PTM Pupuk

Pembenah Tanah Organik

29

(30)

PTM Pupuk Pembenah Tanah Fungsi Khusus

30

(31)

PTM

Pembenah Tanah Hayati

31

(32)

PTM Senyawa Humat

32

(33)

PEMANFAATAN LIMBAH B3 DAN NON B3 UNTUK PERTANIAN

33

(34)

PEMANFAATAN LIMBAH B3 DAN NON B3 UNTUK PERTANIAN

1. Limbah B3 dan Non B3 sebagai Pembenah Tanah (Amelioran):

1. Mengurangi kemasaman tanah

2. Menetralisir unsur/senyawa beracun 3. Memperbaiki struktur tanah

2. Limbah B3 dan Non B3 Sebagai Pupuk/Bahan baku pupuk 1. Mengandung Ca, Mg, K

2. Mengandung unsur mikro

3. Mengandung unsur benefecial Si*.

4. Meningkatkan Efisiensi Pemupukan

* Fly-ash Bottom ash (FABA) dan slag adalah sumber pupuk silika (Si) yang sangat potensial untuk tanaman tebu, padi dan jagung padatanah masam

(35)

35

Strategi Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3

1. Pemanfaatan Langsung tanpa diolah

2. Penghalusan untuk meningkatkan reaktivitas.

3. Aktivasi unsur-unsur yang bermanfaat untuk tanah dan tanaman.

4. Reduksi / Eleminasi unsur-unsur yangberbahaya 5. Pengayaan dengan bahan-bahan yang bersifat

sinergis

6. Dekomposisi bahan-bahan yang mengandung

bahan organik dengan C/N rasio tinggi.

(36)

PEMANFAATAN TERAK BAJA UNTUK PUPUK DAN PEMBENAH TANAH

DI LAHANGAMBUT

36

(37)

Pemanfaatan Terak Baja untukPupuk di Lahan Gambut

• Tanpa Amelioran dan pupuk, lahan gambut tidak produktif

• Pupuk Pugam yang dibuat dari bahan baku terak baja, sangat efektif

meningkatkan pertumbuhan tanaman di lahan gambut.

• Kacang tanah bisa menghasilkan polong bila diberikan pupuk Pugam dari terak baja

• Tanaman perkebunan seperti kelapa sawit dan karet tumbuh subur dengan aplikasi pupuk Pugam

(38)

Pengaruh Formula Pugam thd Pencucian Hara

• Pupuk konvensional (SP-36) mudah larut dan tercuci shg pemupukan tidak efisien.

• Perlakuan Pugam efektif

mengurangi pencucian N dan P

• Pugam memiliki sifat slow

release dan membentuk tapak jerapan positif pada gambut shg mampu menahan

pencucian P

(39)

Pugam Sebagai Amelioran

CO O O H

O F e

OO C

O H O

F

Oe

OH

2

O H

2

OH

H2O 2

COO H

O

H OCH

3

As.Vanilat

2 + 2Fe

Khelat H O2

• Kaya dengan kation polivalen yang mampu mengikat asam-asam fenolat monomer yang beracun membentuk senyawa komplek metal-organik.

• Bersifat basa, mengurangi kemasaman

• Membentuk tapak jerapan positif

• Mengikat air untuk mempertahankan kelembaban tanah

(40)

Pemanfaatan LIMBAH INDUSTRI OLEOCHEMICALS

sebagai Pembenah Tan ah

(41)

BAHAN BAKU INDUSTRI OLEOCHEMICALS

• Produk: Fatty Alcohol, Refined Glycerin, Fatty Acid

• Bahan Baku:

• Minyak Inti Sawit(CPKO)

• Minyak Kelapa (CNO)

• Bahan Penolong: HCl, Katalis (Ni, Fe/Cr Oksida),

NaOH, FeCl2, HCl, Filter Aid, Hydrazine, Ca(OH)2,

Na2CO3, Carbon aktif, tawas, kaporit,PbO, ZnO

(42)

FLORANIC SEBAGAI PEMBENAH TANAH

▪ Aplikasi Floranic B 5-20t/ha dan pukansapi 10t/ha meningkatkan pH tanah,P,K dan respirasi tanah dibanding kontrol

▪ Kadar Fe tersedia dalam tanah gambutcenderung meningkat, namun masih dalam batas yang

ditoleransi.

▪ Dosis Floranic optimum untuk tanaman jagung di tanah gambut tanjung Balai Sumatera Utara adalah 15t/ha Floranic B ditambah 75% NPK (300 kgUrea/ha+

75 kg SP-36/ha + 75 kg KCl/ha).

(43)

43

Hasil Penelitian Pemanfaatan Limbah lainnya:

1. Fly-Ash

2. Sludge Ipal 3. Blotong

4. Limbah Industri Penyedap Masakan SIPRAMIN 5. Limbah Cair Pabrik Gula

6. Limbah Cair Pabrik CPO

(44)

44

Pemanfaatan Fly Ash sebagai Amelioran

• Tanaman jagung pada tanah gambut sangat respon dengan penambahan fly ash sebagai amelioran

• Tanpa amelioran, pertumbuhan tanaman

jagung sangat terhambat karena asam-asam organik beracun.

• Air licit dianalisis tidak mengandung cemaran logam berat karena aplikasi fly-ash

(45)

45

Pemanfaatan Fly-Ash untukHTI

• Tan. Akasia yang diberi Fly-ash tumbuh lebih tinggi dan batang lebih besar.

• Aplikasi Fly-Ash tidak

menimbulkan cemaran logam berat pada air tanah

(46)

Lahangambutbisaproduktifbiladiberikan bahan pembenahtanah.

(47)

47

Pemanfaatan Sludge IPAL

• Sludge IPAL kaya dengan bahan organik serta unsur hara yang diperlukan tanaman.

• Sludge IPAL industri kelapa sawit dapat

dimanfaatkan langsung/tidak langsung untuk

tanaman kelapa sawit, maupun tanaman pangan.

• Blotong dari limbah industri gula adalahpembenah

tanah yang baik dan efektif untuk tanaman tebu,

tanaman pangan

(48)

PengaruhAplikasi POME thd Sifat Kimia Tanah

Perlakuan

P-tersedia P-total K2O pH KTK

ppm G.100g-1 Me.100g-

1

Inceptisol kontrol 39.8 115 108 6.9 20.9

Inceptisol 1bln 14.7 121 175 6.4 30.9

Inceptisol 2bln 11.0 104 259 6.2 33.6

Inceptisol 3bln - - - 5.4 -

Ultisol kontrol 13.7 72 75 5,8 17.4

Ultisol1bln 18.9 82 96 5.8 29.7

Ultisol 2bln 26.7 96 193 6.0 33.4

Ultisol 3bln 50.4 - - 6.2 -

Dosis Aplikasi: 10.000 L/ha

(49)

Aplikasi Limbah Industri PenyedapMasakan SIPRAMIN SebagaiPupuk

Penggunaan sipramin hingga 10

musim tanam terhadap hasil padi dan jagung pada pola padi-padi-jagung

pada dosis 2500 l/ha dan 5000 l/ha tidak berbeda nyata dengan perlakuan Urea Penggunaan sipramin setelah 4 tahun

tidak menyebabkan tanah menjadi keras apabila diberikan pada dosis <

4000 l/ha. Kemampuan tanah menahan air dan permeabilitas tanah tidak

berbeda nyata pada ddosis hingga 30.000l/ha

(50)

Pemanfaatan SampahKota

50

An-organik Organik

Dekomposer + Bioremediator logam berat

TidakLayak kompos

Layak kompos

Kompos

Abu

Landfill Pemilahan

Insinerator Pengomposan

Daur Ulang

Kompos dari bahan sampah kota dapat dimanfaatkan untuk pupuk organik tanaman hias, sayuran, tanaman pangan dan perkebunan

(51)

51

PENGARUH LIMBAH CAIR PABRIK GULA (TEBU) TERHADAP SIFAT TANAH DAN HASIL JAGUNG

Perlakuan BD Ruang pori total

Pori drainase Air tersedia

Permea bilitas

Stabilitas agregat

Indeks stab.

agrega t

Cepat Lambat

g.cc-1 %vol % %vol cm.jam-1 %

Kontrol(ai

r biasa) 0,92 65,13 27,4 4,47 8,93 3,28 52,4 55

LK2 0,96 63,90 - - 10,00 2,39 53,3 58,0

LK3 0,96 63,90 24,8 4,60 9,87 2,22 53,7 60,0

Limbah

diperkaya 0,94 64,4 24,4 4,70 10,33 1,15 55,7 66,0

Perlakuan pH P-total P-tersedia KTK

Mg.100g-1 ppm Cmol.kg-1

Kontrol (air biasa) 4,2 148 159,5 16,4

Limbah kolam 2(LK2) 4,2 193 215,4 18,0

Limbah kolam 3(LK3) 4,3 194 224,5 16,7

Limbah diperkaya 6,2 170 195,9 18,3

Perlakuan Hasil Biomassa

g pot-1 (2 tanaman) Kontrol

200kg.ha-1 SP36 + 2t.ha-1 Dolomit Limbah asli diperkaya (10.000L.ha-1)

34,4 b 33,7 b 42,1a

60,7 b 64,2 b 83,2 a

(52)

Perlakuan C N C/N P-tersedia P-total K2O pH KTK ---%--- ppm G.100g-1 Me.100g-1 Inceptisol kontrol 3.31 0.28 12 39.8 115 108 6.9 20.9 Inceptisol 1bln 3.06 0.30 10 14.7 121 175 6.4 30.9 Inceptisol 2bln 3.06 0.26 12 11.0 104 259 6.2 33.6

Inceptisol 3bln 3.25 0.28 12 - - - 5.4 -

Ultisol kontrol 1.52 0.18 8 13.7 72 75 5,8 17.4

Ultisol1bln 1.26 0.19 7 18.9 82 96 5.8 29.7

Ultisol 2bln 1.24 0.18 7 26.7 96 193 6.0 33.4

Ultisol 3bln 1.50 0.20 8 50.4 - - 6.2 -

PENGARUH LIMBAH CAIRPABRIK CPO TERHADAP SIFATTANAH

(53)

MEKANISME PENGUJIAN LIMBAH SEBAGAI PUPUK ATAU

PEMBENAH TANAH

Mendapatkan Ijin

pemanfaatan dari

Kementerian Lingkungan

Hidup dan Kehutanan

Penelitian

pemanfaatan limbah dg Badan Litbang Pertanian  hasil

pengujian akan digunakan sebagai

salah satu syarat pendaftaran di

Kementan :

1.Formulasi produk  uji mutu

2.Uji padatanaman non-pangan

uji

efektivitas

Mendaftar di Kementan

untuk

mendapatkan ijin peredaran

(54)

54

KESIMPULAN

1. Potensi limbah B3 dan Non B3 yang tidak berbahaya dapat dimanfaatkan sebagai amelioran dan pupuk untuk pertanian sangat besar  harga pupuk semakin mahal.

2. Limbah B3 dan Non B3 dapat dimanfaatkan langsung maupun tidak langsung dengan cara diolah dengan teknik formulasi pupuk dan pembenah tanah:

• proses pengolahan limbah sesuai aturan yang telah ditetapkan

• proses rekayasa formula agar memenuhi persyaratan mutu pupuk dan atau pembenah tanah

3. Pemanfaatan limbah B3/nonB3 harus memberi manfaat

efektif secara agronomis, tidak menurunkan kualitas produk, tidak menyebabkan pencemaran dan kerusakan lingkungan.

(55)

55

Lanjutan …

4. Limbah B3 katagori 2 terbukti efektif meningkatkan pertumbuhan tanaman pada lahan marginal dan tidak menyebabkan cemaran logam berat pada lingkungan.

5. FABA dan Slag adalah sumber pupuk Si paling potensial untuk komoditas tertentu pada lahanmasam.

(56)

TERIMAKASIH

Referensi

Dokumen terkait

Cup Sealer Semi Otomatis dapat menghasilkan hasil yang baik dengan variabel parameter penggepressan ditentukan pada kecepatan motor low (23,8 Rpm) dan temperatur

Pengawasan Ketenagakerjaan Terlaksananya Monev pelaksanaan Program Perlindungan dan pengembangan Lembaga Tenaga Kerja. 1 Keg BIDANG

Definisi bagi tajuk kajian Hubungan di antara Personaliti dan Efikasi Kendiri dalam kalangan Pelajar Sarjana dan Pelajar Doktor Falsafah bagi Program Bimbingan

Dengan memberikan dukungan, dorongan, membantu pekerjaan ibu, mengurangi beban mentalnya, menghindari membahas masalah emosi, dan segera memberikan penanganan yang tepat

penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang telah dilaksanakan dengan dua siklus.Subjek penelitian ini adalah siswa di kelas X-C Semester genap tahun ajaran

Kewenangan Propinsi sesuai dengan kedudukannya sebagai daerah otonom meliputi penyelenggaraan kewenangan pemerintahan otonom yang bersifat lintas Kabupaten/Kota dan

Sedangkan, hasil sintesa kedua karakteristik tersebut bisa disampaikan sebagai berikut : maksud perjalanan didominasi oleh perjalanan bekerja dan kuliah, moda sebelum

Kita dapat menentukan komponen kritis dari Mesin Pencuci dan Pemisah Tembaga ( MPPT) yang mana dalam pengamatan mempunyai frekuensi kerusakan paling tinggi,