• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUTUSAN NOMOR : 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021 KOMISI INFORMASI PROVINSI LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PUTUSAN NOMOR : 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021 KOMISI INFORMASI PROVINSI LAMPUNG"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

Hal 1 dari 62 Halaman

PUTUSAN Sengketa Nomor : 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021

PUTUSAN

NOMOR : 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021 KOMISI INFORMASI PROVINSI LAMPUNG

1. IDENTITAS

[1.1] Komisi Informasi Provinsi Lampung yang menerima, memeriksa, dan memutus Sengketa Informasi Publik Nomor : 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021 yang diajukan oleh :

Nama : Riksan Aripin

Alamat : Jl KH Ahmad Dahlan No. 60 Kelurahan Pahoman Kecamatan Enggal Kota Bandar Lampung

Yang dalam persidangan ini dihadiri oleh Riksan Aripin selanjutnya disebut sebagai Pemohon,

Terhadap

Nama : Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Bengkulu dan Lampung

Alamat : Jl. Pangeran Emir M Noer No. 5A, Kel Sumur Putri Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung

Yang dalam persidangan ini dihadiri oleh :

1. Siti Arabia NIP 19880105 201502 2 003 2. Deny Aria Putra NIP 19780924 200002 1 001

Berdasarkan Surat tugas Nomor :ST-3339/WPJ.28/BG.01/2021 tanggal 6 September 2021 dari atas nama Kepala Kantor wilayah Dewi Herawati selaku kepala Bagian umum dan Surat Tugas Nomor :ST-4249.28/2021 tanggal 9 November 2021 selanjutnya disebut sebagai Termohon.

[1.2] Telah membaca surat Permohonan Pemohon;

Telah mendengar dan membaca keterangan tertulis Pemohon;

Telah mendengar dan membaca jawaban tertulis Termohon:

Telah memeriksa bukti-bukti dari Pemohon dan Termohon;

Telah mendengar dan membaca keterangan tertulis Ahli;

Telah membaca kesimpulan dari Pemohon dan Termohon

SALINAN

(2)

Hal 2 dari 62 Halaman

PUTUSAN Sengketa Nomor : 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021

2. DUDUK PERKARA

A. Pendahuluan

[2.1] Bahwa Pemohon telah mengajukan permohonan penyelesaian sengketa informasi publik pada tanggal 25 Juni 2021 yang diterima dan terdaftar di Kepaniteraan Komisi Informasi Provinsi Lampung pada tanggal 25 Juni 2021 dengan Nomor register : 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021.

Kronologi

[2.2] Bahwa pada tanggal 8 Mei 2021, Pemohon mengajukan permohonan informasi melalui email yang ditujukan kepada Termohon, yang diterima pada tanggal dan hari yang sama. Adapun Informasi yang diminta Pemohon yaitu salinan Keputusan/Laporan Pemeriksaan Bukper PT. Domus Jaya tahun 2013

[2.3] Bahwa dikarenakan tidak mendapatkan jawaban atas permohonan informasi sebagaimana dimaksud dalam paragraf [2.2] Pemohon mengajukan surat keberatan kepada Termohon melalui email tanggal 28 Mei 2021.

[2.4] Bahwa berdasarkan surat Nomor: S-1631/WKN.05/KNL.03/2019 tanggal 26 Maret 2019 Termohon memberikan tanggapan atas keberatan Pemohon sebagai berikut :

Terkait pemeriksaan bukti permulaan PT. Domus Jaya Tahun pajak 2013, sudah pernah diberikan penjelasan kepada Pemohon melalui surat nomor :

a. S-46/WPJ.28/2021 tanggal 3 februari 2021 hal permohonan surat Keputusan/Laporan pemeriksaan Bukti Permulaan.

b. S-116/WPJ.28/2021 tanggal 26 maret 2021 hal jawaban atas Pengaduan (fotokopi surat sebagaimana terlampir)

2). Berdasarkan surat Kepala Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Lampung nomor B/0189/LM.37-09/0004.2021/V/2021 tanggal 06 Mei 2021 perihal penutupan Laporan yang ditujukan kepada Pemohon dan tembusannya disampaikan kepada kami dinyatakan bahwa tidak ditemukan maladministrasi yang dilakukan oleh kantor Wilayah DJP Bengkulu dan Lampung.

3) Berdasarkan Laporan Pemeriksaan Ombudsman Republik Indonesia nomor : 004/LM/I/2021BDL tanggal 3 Mei 2021 dalam bab IV pendapa ombudsman Butir 4.6 bahwa pelapor tidak memiliki legal standing terhadap PT. Domus Jaya sejak tanggal 1 juli 2020 (sesuai akte perubahan Notaris Iman Santosa, SH. Nomor 1 tanggal 1 juli 2020), sehingga saat ini yang dapat mewakili Wajib Pajak PT. Domus Jaya terkait hasil pemeriksaan Bukti Permulaan terhadap PT. Domus Jaya untuk Tahun Pajak 2013 oleh pihak kantor wilayah Direktorat Pajak Bengkulu dan

(3)

Hal 3 dari 62 Halaman

PUTUSAN Sengketa Nomor : 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021

Lampung adalah Saudara Aman dan Saudara Ronald Wijaya selaku pengurus.

4). Sesuai dengan ketentuan pasal 34 ayat (1) UU KUP dan penjelasannya, setiap pejabat dilarang memberitahukan kepada pihak lain kerahasian Wajib Pajak yang menyangkut masalah perpajakan. Oleh karena itu Termohon tidak dapat memberikan penjelasan terkait pemenuhan kewajiban perpajakan PT. Domus Jaya kepada Pemohon,

5). Terkait dengan Keterbukaan Informasi publik sebagaimana dimaksud Undang Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan informasi Publik, berdasarkan Pasal 11 ayat (2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 129/PMK.01/2019 tentang Pedoman Layanan Informasi Publik oleh Pejabat Pengelola informasi dan Dokumentasi Kementrian keuangan dan perangkat pejabat pengelola informasi dan dan Dokumentasi Kementerian keuangan, Permohonan informasi Publik dikementrian keuangan dapat dilakukan secara tertulis dengan mengisi formulir permohonan informasi publik sesuai dengan format sebagaimana terlampir.

[2.5] Bahwa Komisi Informasi Provinsi Lampung telah melaksanakan sidang Pemeriksaan awal pada tanggal 7 September 2021, 14 September 2021, 23 September 2021, dan pemeriksaan Pokok Sengketa 10 November 2021, 24 November 2021, 2 Desember 2021 serta Mediasi pada tanggal 8 dan 15 Oktober 2021.

Tujuan Permohonan Informasi Publik

[2.6] Bahwa Pemohon mengajukan permohonan Informasi Publik adalah untuk kepentingan hukum Pemohon.

Alasan Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik

[2.7] Bahwa Pemohon mengajukan permohonan penyelesaian Sengketa Informasi Publik dalam perkara a quo karena permintaan informasi yang ditanggapi tidak sebagaimana yang diminta dan tidak dipenuhinya permintaan informasi.

Petitum

[2.8] Meminta kepada Komisi Informasi Provinsi Lampung untuk menyelesaikan Sengketa Informasi Publik antara Pemohon dengan Termohon.

(4)

Hal 4 dari 62 Halaman

PUTUSAN Sengketa Nomor : 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021

Alat Bukti Pemohon

[2.9] Bahwa Pemohon mengajukan alat bukti sebagai berikut : No. Bukti Jenis Bukti

Bukti P-1 Salinan Kartu Tanda Penduduk atas nama :

Riksan Aripin No KTP : 1871031006750008 Bukti-P-2 Salinan NPWP 08.504.265.3-324.000

Bukti P-3 Salinan Surat Permohonan Informasi tanggal 8 mei 2021 Bukti P-4 Salinan surat keberatan tanggal 28 Mei 2021

Bukti P-5 Bukti Teken Kontrak, invoice dan faktur Pajak Bukti P-6 Pemblokiran Rekening Rekening Bank

Bukti P-7 Pernyataan Patio dan tri

Bukti P-8 Bukti Kirim Laporan Penyelesaian

Bukti P-9 Bukti Pembayaran dan Pengungkapan ketidakbenaran

Bukti P-10 Akta Pendirian PT. Domus jaya – Notaris Nazaironi Asibriyha Bukti P-11 Akta Pemidahan saham dari aripin ke Riksan Aripin notaries

Djoni

Bukti P-12 Akta Pemindahan saham dari Riksan ke AJP – Notaris Imam Santosa

Bukti P-13 Penyampaian tertulis mengenai jawaban Termohon Sengketa Informasi Nomor Perkara

Bukti P-14 Bukti Email ke DJP tg 4 maret 2021 dan 12 Maret 2021 Bukti p-15 Notulen ; Pengaduan Bukper PT. Domus jaya

Keterangan Tertulis Pemohon

Bahwa pemohon menyampaikan keterangan tertulis tanggal 14 September 2021 terhadap sengketa sebagai berikut :

Memenuhi permintaan Yang Mulia Majelis Komisioner dalam Sengketa Informasi Di dalam Sidang Majelis memerintahkan untuk memberikan tanggapan tertulis yang disampaikan dalam persidangan Selasa, 14 September 2021 yaitu Menanggapi Jawaban dari termohon.

A. Aspek Formal Permohonan

1. Bahwa Riksan Aripin berdomisili di Provinsi Bandar Lampung.

Kantor Kanwil DJP Bengkulu & Lampung juga berdomisili di Provinsi Lampung.

2. Bahwa Kepala Kanwil DJP Bengkulu dan Lampung merupakan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi dan Wilayah Hukum Kanwil DJP Bengkulu dan Lampung meliputi Provinsi Lampung yang berwenang mengelola segala

(5)

Hal 5 dari 62 Halaman

PUTUSAN Sengketa Nomor : 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021

bentuk informasi dan dokumentasi di wilayah hukumnya (Tingkat Provinsi)

Sehingga segala bentuk sengketa informasi publik di Wilayah Hukum Kanwil DJP Bengkulu dan Lampung Dapat dimintakan penyelesaiannya kepada Komisi Informasi Provinsi , Khususnya untuk sengketa ini adalah Komisi Informasi Provinsi Lampung

Sesuai dengan PERKI 1/2013, Pasal 6 ayat (2):

“Komisi Informasi Provinsi berwenang menyelesaikan sengketa informasi publik yang menyangkut badan publik tingkat Provinsi”

3. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik menggarisbawahi dengan tebal bahwa salah satu elemen penting dalam mewujudkan penyelenggaraan negara yang terbuka adalah hak publik untuk memperoleh Informasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Karena itu Komisi Informasi Lampung sangat berwenang untuk membuka sengketa informasi ini; dimana tujuan sudah jelas dan konkrit.

Faktanya : Surat keputusan hasil pemeriksaan Bukti Permulaan PT. Domus Jaya ada di kantor kanwil DJP Bengkulu & Lampung dan

Surat dari Ombudsman ditulis dan dikirim oleh Ombudsman Lampung B. Tuduhan bahwa Permohonan diajukan dengan itikad tidak baik

1. Menurut termohon, bahwa permohonan a quo diajukan dengan itikad tidak baik dengan tujuan mengganggu jalannya proses penyelesaian sengketa adalah tidak benar. Dan termohon tidak dapat membuktikan tuduhan tersebut

Sebagaimana Pasal 4 ayat (1) s.d. (3) PERKI 1/2013 yang berbunyi : Pasal 4

(1) Para pihak yang mengajukan permohonan penyelesaian sengketa informasi publik wajib mengikuti proses penyelesaian sengketa informasi publik dengan sungguh-sungguh dan itikad baik

(2) Komisi Informasi tidak wajib menanggapi permohonan yang tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh dan itikad baik.

(3) Yang dimaksud dengan permohonan yang tidak dilakukan dengan sungguh- sungguh dan itikad baik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah

:

a. Melakukan permohonan dalam jumlah yang besar sekaligus atau berulang- ulang namun tidak memiliki tujuan yang jelas atau tidak memiliki relevansi dengan tujuan permohonan

b. Melakukan permohonan dengan tujuan untuk mengganggu proses penyelesaian sengketa

c. Melakukan pelecehan kepada petugas penyelesaian sengketa dengan perlakuan diluar prosedur penyelesaian sengketa

Faktanya : Pemohon secara bersungguh-sungguh mendatangi sendiri Komisi Informasi dan membuktikan dengan hadir langsung di dalam persidangan. Serta mengikuti semua alur dan prosedur penyelesaian sengketa sebagai persyaratan permohonan penyelesaian sengketa.

(6)

Hal 6 dari 62 Halaman

PUTUSAN Sengketa Nomor : 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021

Dan pemohon mengirimkan pengaduan ke berbagai pihak justru adalah sebagai bentuk ketidakseriusan termohon, untuk menyelesaikan sengketa yang terjadi selama ini. Dibuktikan dengan seringkali tidak merespon surat dari pemohon serta menutup laporan pemohon secara sepihak tanpa adanya konfirmasi dan pemeriksaan terlebih dahulu tentang pokok laporan pengaduan yang disampaikan.

Sehingga ada kesan untuk menutup-nutupi.

Serta yang dianggap email pribadi oleh termohon adalah email dengan domain pajak.go.id yang alamat e-mail tersebut adalah merupakan milik Dirjen Pajak, bahkan salah satunya memang diberikan oleh bagian sekretaris Kanwil DJP Bengkulu dan Lampung.

Semua pengaduan tersebut tidak ada penyelesaiannya dan tidak pernah ada yang mengkonfirmasi pokok pengaduan kepada termohon untuk membuktikannya

C. Tanggapan Pokok Sengketa

Walaupun nantinya akan kami uraikan secara detail dalam persidangan pembahasan pokok sengketa, sedikit kami tanggapi beberapa hal sbb :

1. Legal standing Pemohon

Riksan Aripin adalah direktur dan pengurus PT. Domus Jaya dari tahun 2010 sampai 1 Juli 2020.

Riksan Aripin adalah operational manager dan pengurus PT. Domus Jaya dari 1 Juli 2020 sampai 29 Desember 2020.

Sebagai contoh dimana seorang pasien diperiksa oleh dokter; hasil pemeriksaan tersebut seharusnya diberikan kepada pasien yang diperiksa. Dengan memberikannya ke Pak Ronald Wijaya / Pak Aman surat keputusan yaitu hasil pemeriksaan bukti permulaan PT. Domus Jaya tahun pajak 2013, Kanwil DJP Bengkulu & Lampung diduga telah melakukan kesalahan dan diduga telah melanggar kode etik.

Mengingat dimana pemeriksaan bukti permulaan PT. Domus Jaya tahun 2013;

subjeknya adalah Penanggung pajak pada masa tahun pajak yang diperiksa sehingga apabila ada kesalahan pidana, yang tuntut/dihukum adalah penanggung pajak/pengurus (individu) bukan perusahaan.

a) Setelah tanggal 1 Juli 2020, Pemohon masih seringkali diminta untuk hadir di Kanwil DJP Bengkulu dan Lampung untuk penyelesaian pemeriksaan BUKPER tahun pajak 2013

2. Data Yang Dirahasiakan

Salah satu alasan untuk tidak memberikan Hasil Pemeriksaan (ataupun surat keputusan) kepada bapak Riksan Aripin yaitu : Pasal 34 ayat 1 UU KUP adalah kurang tepat.

Yaitu, karena pasal 34 ayat 1 UU KUP tersebut dimaksudkan adalah melarang Setiap Pejabat untuk memberitahukan kepada pihak lain “Segala Sesuatu yang diketahui atau diberitahukan kepadanya oleh Wajib Pajak”.

(7)

Hal 7 dari 62 Halaman

PUTUSAN Sengketa Nomor : 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021

Jadi Objek yang tidak boleh diberitahukan kepada pihak lain adalah Data yang bersumber dari Wajib Pajak yang diperiksa itu sendiri (Bukanlah hasil pemeriksaan Pada pasal 34 UU Nomor 28 Tahun 2007 Setiap pejabat, baik petugas pajak maupun mereka yang melakukan tugas di bidang perpajakan dilarang mengungkapkan kerahasiaan Wajib Pajak yang menyangkut masalah perpajakan, antara lain:

1. Surat Pemberitahuan, laporan keuangan, dan lain-lain yang dilaporkan oleh Wajib Pajak;

2. Data yang diperoleh dalam rangka pelaksanaan pemeriksaan;

3. Dokumen dan/atau data yang diperoleh dari pihak ketiga yang bersifat rahasia;

4. Dokumen dan/atau rahasia Wajib Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkenaan.

Surat Keputusan yang dimohon oleh Riksan Aripin tidak tergolong atas 4 jenis data yang perlu dirahasiakan.

Dalam rangka pengawasan kepatuhan pelaksanaan kewajiban perpajakan sebagai konsekuensi penerapan sistem self assessment, data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan yang bersumber dari instansi pemerintah, lembaga, asosiasi, dan pihak lain sangat diperlukan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Data dan informasi dimaksud adalah data dan informasi orang pribadi atau badan yang dapat menggambarkan kegiatan atau usaha, peredaran usaha, penghasilan dan/atau kekayaan yang bersangkutan, termasuk informasi mengenai nasabah debitur, data transaksi keuangan dan lalu lintas devisa, kartu kredit, serta laporan keuangan dan/atau laporan kegiatan usaha yang disampaikan kepada instansi lain di luar Direktorat Jenderal Pajak.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa :

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan tentang pengertian dari rahasia jabatan. Bahwa pejabat atau tenaga ahli diwajibkan untuk memberitahukan dan menjelaskan rahasia wajib pajak yang diketahuinya kepada pihak lain apabila memenuhi unsur sebagai berikut :

Sebagai saksi atau saksi ahli dalam sidang pengadilan.

Memberikan keterangan kepada pihak lain yang ditetapkan Menteri Keuangan Untuk kepentingan Negara.

Untuk pemeriksaan perkara pidana/perdata atas permintaan hakim dengan izin tertulis Menteri Keuangan.

Riksan Aripin adalah pengurus PT. Domus Jaya yang diperiksa bukti permulaan;

karena itu Kanwil DJP Bengkulu & Lampung WAJIB memberi surat keputusan hasil pemeriksaan kepada Riksan Aripin. Bukan Sdr. Aman dan/atau Ronald Wijaya.

Fakta dalam persidangan di Komisi Informasi Lampung tanggal 07 September 2021;

1. Anggota Majelis Komisioner menanyakan apakah perubahan data pengurus

(8)

Hal 8 dari 62 Halaman

PUTUSAN Sengketa Nomor : 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021

di dalam system DJP sudah pernah diajukan perubahan oleh pengurus yang baru

? Jika sudah kapan ?

Tapi termohon tidak bisa menjawab, dengan alasan akan memeriksa data terlebih dahulu di KPP.

Sedangkan ini adalah merupakan poin yang sangat penting, yang selama ini terkesan disembunyikan.

2. Pemohon juga mengajukan pertanyaan kepada termohon Kanwil DJP Bengkulu & Lampung YANG TIDAK DIJAWAB. Saya akan mengulang disini dengan tambahan:

Apakah jika menurut termohon Kanwil DJP Bengkulu & Lampung; bahwa penanggung pajak bisa langsung beralih, ketika saham beralih dan/atau kepengurusan di ubah di Notaris?

Jika Ya, dimanakah ketentuan tersebut?

Seandainya pihak termohon bilang benar, berarti dengan semudah itu untuk meloloskan para pengemplang pajak dengan cara membuat akta peralihan.

Sebagai contoh; Jika memang boleh, banyak yang akan membuat jasa penyediaan direksi.

Dimana perusahaan yang banyak hutang kepada negara bisa dengan segera mengganti direksi untuk menghindari bayar hutang/pajak

Alat Bukti Termohon

[2.10] Bahwa Termohon mengajukan alat bukti sebagai berikut:

No. Bukti Jenis Bukti

Bukti T-1 Salinan UU Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan umum dan tata cara perpajakan

Bukti T-2 Salinan UU Nomor 14 tahun 2008

Bukti T-3 Salinan Peraturan Pemerintah Nomor 61 tahun 2010

Bukti T-4 Salinan KEP-4/PPID/2020 tentang klasifikasi Informasi Kementrian Keuangan

Bukti T-5 Surat edaran Dirjen pajak Nomor SE :02/PJ/2017 tentang petunjuk pelaksanaan Peraturan menteri Keuangan Nomor : 229/PMK.03/2014 tentang Persyaratan serta Pelaksanaan Hak dan Kewajiban seorang Kuasa

Bukti T-6 Laporan Pemeriksaan Ombudsman RI nomor 004/LM/I/2021/BDL

Bukti T-7 Salinan putusan pengadilan Pajak nomor: PUT- 007682.99/2020/PP/M.X/VIIB

(9)

Hal 9 dari 62 Halaman

PUTUSAN Sengketa Nomor : 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021

Bukti T-8 Akta notaris nomor 1 tanggal 1 juli 2020 PT. Domus Jaya

Keterangan Tertulis Termohon

Bahwa Termohon menyampaikan keterangan tertulis tanggal 9 September 2021 sebagai berikut :

(10)

Hal 10 dari 62 Halaman

PUTUSAN Sengketa Nomor : 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021

(11)

Hal 11 dari 62 Halaman

PUTUSAN Sengketa Nomor : 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021

(12)

Hal 12 dari 62 Halaman

PUTUSAN Sengketa Nomor : 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021

(13)

Hal 13 dari 62 Halaman

PUTUSAN Sengketa Nomor : 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021

(14)

Hal 14 dari 62 Halaman

PUTUSAN Sengketa Nomor : 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021

(15)

Hal 15 dari 62 Halaman

PUTUSAN Sengketa Nomor : 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021

(16)

Hal 16 dari 62 Halaman

PUTUSAN Sengketa Nomor : 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021

(17)

Hal 17 dari 62 Halaman

PUTUSAN Sengketa Nomor : 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021

(18)

Hal 18 dari 62 Halaman

PUTUSAN Sengketa Nomor : 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021

(19)

Hal 19 dari 62 Halaman

PUTUSAN Sengketa Nomor : 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021

(20)

Hal 20 dari 62 Halaman

PUTUSAN Sengketa Nomor : 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021

(21)

Hal 21 dari 62 Halaman

PUTUSAN Sengketa Nomor : 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021

(22)

Hal 22 dari 62 Halaman

PUTUSAN Sengketa Nomor : 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021

Keterangan Ahli

[2.11] Menimbang bahwa dalam persidangan tanggal 24 November 2021 Pemohon mengajukan 1 (satu) orang ahli bernama Henry Kurniawan Yuza Pekerjaan Konsultan Pajak dan Konsultan Hukum Perpajakan berdasarkan surat nomor: II/01/KIP/2021 tanggal 12 November 2021 dan menyampaikan keterangan secara lisan dan tertulis

[2.12] Menimbang bahwa ahli menyampaikan keterangan secara tertulis pada tanggal 2 Desember 2021 yang pada pokoknya sama dengan keterangan lisan, guna Memenuhi permintaan Yang Mulia Majelis Sidang Komisi Informasi Provinsi Lampung, sebagai berikut :

A. Dasar hukum dan Penjelasan

1. Pasal 1 nomor 25 dan 26, UU KUP no.6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang no. 16 Tahun 2009

Pasal 1 nomor 6, PMK 239/PMK.03/2014 Tentang Tata Cara Pemeriksaan Bukti Permulaan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan

Definisi Pemeriksaan adalah :

"Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan."

Definisi Bukti Permulaan adalah :

"Bukti Permulaan adalah keadaan, perbuatan, dan/atau bukti berupa keterangan, tulisan, atau benda yang dapat memberikan petunjuk adanya dugaan kuat bahwa sedang atau telah terjadi suatu tindak pidana di bidang perpajakan yang dilakukan oleh siapa saja yang dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara."

Penjelasan :

Pemeriksaan BUKPER adalah Pemeriksaan yang dilakukan untuk menemukan unsur Pidana Perpajakan yang diancam oleh ketentuan Pidana UU KUP pasal 38, 39 ayat (1), 39 ayat (3), 39A, 41A, 41B, 41C, 43

yang di tiap pasal Pidana tersebut menyebutkan yang diancam adalah "setiap orang"

Oleh karena itu Badan Hukum/Perusahaan tidak termasuk yang diancam, melainkan Saudara Riksan Aripin adalah salah satu yang disebut dalam undang- undang tersebut.

(23)

Hal 23 dari 62 Halaman

PUTUSAN Sengketa Nomor : 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021

Pasal 43A, UU KUP no.6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang no. 16 Tahun 2009

Ayat (1) : Direktur Jenderal Pajak berdasarkan informasi, data, laporan, dan pengaduan berwenang melakukan pemeriksaan Bukti Permulaan sebelum dilakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan.

Ayat (2) : Dalam hal terdapat indikasi tindak pidana di bidang perpajakan yang menyangkut petugas DJP, Menteri Keuangan dapat menugasi unit pemeriksa internal di lingkungan Depkeu untuk melakukan pemeriksaan Bukti Permulaan.

Ayat (3) : Apabila dari bukti permulaan ditemukan unsur tindak pidana korupsi, pegawai DJP yang tersangkut wajib diproses menurut ketentuan hukum Tindak Pidana Korupsi.

Ayat (4) : Tata cara pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana di bidang perpajakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan atau Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan

Penjelasan :

PMK 239/PMK.03/2014 yang berisi 40 Pasal adalah merupakan salahsatu Prosedur pemeriksaan BUKPER yang diamanatkan Undang-undang, tercermin pada UU KUP pasal 43A ayat (4) yang menyebutkan aturan dan/atau dasar pemeriksaan harus berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan

1. Pasal 8 ayat (3), UU KUP no.6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang no. 16 Tahun 2009

“Walaupun telah dilakukan tindakan pemeriksaan, tetapi belum dilakukan tindakan penyidikan mengenai adanya ketidakbenaran yang dilakukan wajib pajak sebagaimana dimaksud dalam pasal 38, terhadap ketidakbenaran perbuatan wajib pajak tersebut tidak akan dilakukan penyidikan, apabila Wajib Pajak dengan kemauan sendiri mengungkapkan ketidakbenaran perbuatannya tersebut dengan disertai pelunasan kekurangan pembayaranjumlah pajak yang sebenarnya terutang beserta sanksi administrasi berupa denda 150% (seratus lima puluh persen) dari jumlah pajak yang kurang bayar.

Penjelasan :

Dapat dilakukan sebagai jalan pintas untuk penghentian proses peningkatan Keuangan pemeriksaan Bukper ke Penyidikan jika masih dalam jangka waktu proses Pemeriksaan Pemeriksaan dan itu pun hanya dapat menggugurkan tuntutan pidana pasal 38 UU KUP

2. Pasal 52 UU RI no.30 tahun 2014 (Tentang Administrasi Pemerintahan) Mengenai syarat syahnya keputusan

Ayat (1) : a. Ditetapkan oleh Pejabat Yang Berwenang, b. Dibuat sesuai Prosedur, c. Substansi yg sesuai dengan Objek Keputusan

(24)

Hal 24 dari 62 Halaman

PUTUSAN Sengketa Nomor : 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021

Ayat (2) : Sah sebagaimana dimaksud ayat (1) didasarkan ketentuan Perundang- undangan dan AUPB

Penjelasan :

Setiap keputusan yang diterbitkan, agar tidak cacat yuridis harus memenuhi ketiga unsur di Pasal 52 ayat (1)

Oleh karena itu karena terperiksa dapat diancam pasal pidana perpajakan, terperiksa saudar Riksan Aripin berkepentingan untuk mengetahui keputusan Pemeriksaan Bukper terhadap dirinya.

3. Pasal 1 nomor 28, UU KUP no.6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang no. 16 Tahun 2009

Pasal 1 nomor 3, UU NO.19 tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa Sebagaimana telah diubah dengan UU No.19 TAHUN 2000

Definisi Penanggung Pajak sbb :

“Penanggung Pajak adalah orang pribadi atau badan yang bertanggung jawab atas pembayaran pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak dan memenuhi kewajiban Wajib Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan”

Penjelasan :

Jawaban termohon untuk menolak untuk memberikan Keputusan Pemeriksaan Bukper dikarenakan saudara Riksan Aripin bukanlah Penanggung Pajak setelah 1 Juli 2020 kurang tepat, karena saudara Riksan Aripin masih bertanggungjawab terhadap pembayaran pajak dan termasuk Wakil dari PT Domus Jaya

4. Pasal 32, UU KUP no.6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang no. 16 Tahun 2009

Ayat (1) : "Dalam menjalankan hak dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, Wajib pajak diwakili dalam hal : a.

Badan oleh pengurus; b. badan yang dinyatakan pailit oleh kurator; c. badan dalam pembubaran oleh orang atau badan yang ditugasi untuk melakukan pemberesan;

d. badan dalam likuidasi oleh likuidator; e. suatu warisan yang belum terbagi oleh salahsatu ahli warisnya, pelaksana wasiatnya atau yang mengurus harta peninggalannya; atau f. anak yang belum dewasa atau orang yang berada dalam pengampuan oleh wali atau pengampunya"

Ayat (2) : "Wakil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggungjawab secara pribadi dan/atau secara renteng atas pembayaran pajak terhutang, kecuali apabila dapat membuktikan dan meyakinkan Direktur Jenderal Pajak bahwa mereka dalam kedudukannya benar-benar tidak mungkin untuk dibebani tanggungjawab atas pajak yang terhutang tersebut"

(25)

Hal 25 dari 62 Halaman

PUTUSAN Sengketa Nomor : 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021

Ayat (4) : "termasuk dalam pengertian pengurus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah orang yang nyata-nyata mempunyai wewenang ikut menentukan kebijaksanaan dan/atau mengambil keputusan dalam menjalankan perusahaan"

Penjelasan :

Jika Saudara Riksan Aripin dapat membuktikan bahwa beliau memang masih mempunyai wewenang untuk ikut menentukan kebijaksanaan dan/atau keputusan dalam menjalankan PT. Domus setelah tanggal 1 Juli 2020 (misalnya : Menandatangani Cheque, Penandatanganan Kontrak, Penandatanganan SPT Pajak dll, maka beliau masih merupakan Wakil dan Penanggung Pajak yang berhak diberikan keputusan pemeriksaan Bukper PT. Domus Jaya

5. Pasal 34 ayat (1), UU KUP no.6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang no. 16 Tahun 2009

Penjelasan :

Pasal 34 ayat (1), UU KUP tersebut dimaksudkan adalah melarang Setiap Pejabat untuk memberitahukan kepada pihak lain “Segala Sesuatu yang diketahui atau diberitahukan kepadanya oleh Wajib Pajak”

Jadi Objek yang tidak boleh diberitahukan kepada pihak lain adalah Data yang bersumber dari Wajib Pajak yang diperiksa itu sendiri (Bukanlah hasil pemeriksaan 6. Kesimpulan :

a. Pada Pemeriksaan BUKPER terhadap PT. Domus Jaya, terdapat dugaan pelanggaran ketentuan PMK 239/PMK.03/2014, padahal PMK tersebut merupakan salahsatu unsur Yuridis sahnya keputusan yang menyangkut prosedur pemeriksaannya.

Sehingga saudara Riksan Aripin yang saat itu masih merupakan salahsatu Wakil/Pengurus serta Penanggung Pajak PT. Domus Jaya mempunyai hak untuk menerima Keputusan Pemeriksaan Bukper tersebut

b. Menurut Pasal 1 no. 28 dan asal 32 UU KUP no.6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang no. 16 Tahun 2009

Jika dikaitkan dengan bukti-bukti yang ada, Bahwa Saudara Riksan Aripin masih merupakan salahsatu Penanggung Pajak PT. Domus Jaya sampai 31 Des 2020 Dikuatkan dengan Proses Upaya Penagihan Paksa terhadap Utang Pajak PT.

Domus Jaya dengan tindakan Kepala KPP Prata Natar yang memblokir Rekening Pribadi saudara Riksan Aripin di bulan September 2020.

c. Terkait Pasal 34 ayat (1), UU KUP no.6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang no. 16 Tahun 2009

Bahwa Surat Keputusan Bukper tidak termasuk dokumen yang dirahasiakan menurut pasal tersebut dikarenakan sumber/asal dokumen yang dimaksud berbeda.

(26)

Hal 26 dari 62 Halaman

PUTUSAN Sengketa Nomor : 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021

Demikian penyampaian tertulis ini disampaikan dengan harapan agar Yang Mulia Majelis Hakim dapat menjadikannya pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang seadil-adilnya.

3. KESIMPULAN PARA PIHAK

Kesimpulan Pemohon

[3.1] Menimbang bahwa pada tanggal 2 Desember 2021, Pemohon menyampaikan kesimpulan sebagai berikut :

Memenuhi permintaan Yang Mulia Majelis Komisioner dalam Sengketa Informasi Di dalam Sidang Majelis memerintahkan untuk memberikan tanggapan tertulis yang disampaikan dalam persidangan Selasa, 02 Desember 2021 yaitu Menanggapi Jawaban dari termohon.

A. Aspek Formal Permohonan

1. Bahwa Riksan Aripin berdomisili di Provinsi Bandar Lampung.

Kantor Kanwil DJP Bengkulu & Lampung juga berdomisili di Provinsi Lampung.

2. Bahwa Kepala Kanwil DJP Bengkulu dan Lampung merupakan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi dan Wilayah Hukum Kanwil DJP Bengkulu dan Lampung meliputi Provinsi Lampung yang berwenang mengelola segala bentuk informasi dan dokumentasi di wilayah hukumnya (Tingkat Provinsi)

Sehingga segala bentuk sengketa informasi publik di Wilayah Hukum Kanwil DJP Bengkulu dan Lampung Dapat dimintakan penyelesaiannya kepada Komisi Informasi Provinsi, Khususnya untuk sengketa ini adalah Komisi Informasi Provinsi Lampung

Sesuai dengan PERKI 1/2013, Pasal 6 ayat (2):

“Komisi Informasi Provinsi berwenang menyelesaikan sengketa informasi publik yang menyangkut badan publik tingkat Provinsi”

3. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik menggarisbawahi dengan tebal bahwa salah satu elemen penting dalam mewujudkan penyelenggaraan negara yang terbuka adalah hak publik untuk memperoleh Informasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Karena itu Komisi Informasi Lampung sangat berwenang untuk membuka sengketa informasi ini; dimana tujuan sudah jelas dan konkrit.

Faktanya : Surat keputusan hasil pemeriksaan Bukti Permulaan PT. Domus Jaya ada di kantor kanwil DJP Bengkulu & Lampung dan

Surat dari Ombudsman ditulis dan dikirim oleh Ombudsman Lampung B. Tuduhan bahwa Permohonan diajukan dengan itikad tidak baik

1. Menurut termohon, bahwa permohonan a quo diajukan dengan itikad tidak baik dengan tujuan mengganggu jalannya proses penyelesaian sengketa adalah

(27)

Hal 27 dari 62 Halaman

PUTUSAN Sengketa Nomor : 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021

tidak benar. Dan termohon tidak dapat membuktikan tuduhan tersebut Sebagaimana Pasal 4 ayat (1) s.d. (3) PERKI 1/2013 yang berbunyi :

Pasal 4

(1) Para pihak yang mengajukan permohonan penyelesaian sengketa informasi publik wajib mengikuti proses penyelesaian sengketa informasi publik dengan sungguh-sungguh dan itikad baik

(2) Komisi Informasi tidak wajib menanggapi permohonan yang tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh dan itikad baik.

(3) Yang dimaksud dengan permohonan yang tidak dilakukan dengan sungguh- sungguh dan itikad baik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah :

a. Melakukan permohonan dalam jumlah yang besar sekaligus atau berulang- ulang namun tidak memiliki tujuan yang jelas atau tidak memiliki relevansi dengan tujuan permohonan

b. Melakukan permohonan dengan tujuan untuk mengganggu proses penyelesaian sengketa

c. Melakukan pelecehan kepada petugas penyelesaian sengketa dengan perlakuan diluar prosedur penyelesaian sengketa

Faktanya : Pemohon secara bersungguh-sungguh mendatangi sendiri Komisi Informasi dan membuktikan dengan hadir langsung di dalam persidangan. Serta mengikuti semua alur dan prosedur penyelesaian sengketa sebagai persyaratan permohonan penyelesaian sengketa.

Dan pemohon mengirimkan pengaduan ke berbagai pihak justru adalah sebagai bentuk ketidakseriusan termohon, untuk menyelesaikan sengketa yang terjadi selama ini. Dibuktikan dengan seringkali tidak merespon surat dari pemohon serta menutup laporan pemohon secara sepihak tanpa adanya konfirmasi dan pemeriksaan terlebih dahulu tentang pokok laporan pengaduan yang disampaikan.

Sehingga ada kesan untuk menutup-nutupi.

Serta yang dianggap email pribadi oleh termohon adalah email dengan domain pajak.go.id yang alamat e-mail tersebut adalah merupakan milik Dirjen Pajak, bahkan salah satunya memang diberikan oleh bagian sekretaris Kanwil DJP Bengkulu dan Lampung.

Semua pengaduan tersebut tidak ada penyelesaiannya dan tidak pernah ada yang mengkonfirmasi pokok pengaduan kepada termohon untuk membuktikannya

C. Tanggapan Pokok Sengketa

Untuk diuraikan secara detail dalam persidangan pembahasan pokok sengketa, kami tanggapi beberapa hal sbb

1. Legal standing Pemohon

Riksan Aripin adalah direktur dan pengurus PT. Domus Jaya dari tahun 2010 sampai 1 Juli 2020.

Riksan Aripin adalah operational manager dan pengurus PT. Domus Jaya dari 1 Juli 2020 sampai 29 Desember 2020.

Definisi pengurus

(28)

Hal 28 dari 62 Halaman

PUTUSAN Sengketa Nomor : 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021

Didalam Penjelasan Pasal 32 ayat (4) UU KUP dinyatakan bahwa yang termasuk pengertian Pengurus adalah orang yang nyata-nyata mempunyai wewenang ikut menentukan kebijakan dan/atau mengambil keputusan dalam menjalankan perusahaan. Maksud dari orang yang nyata-nyata mempunyai wewenang dijelaskan dalam Pasal 32 ayat (4) yaitu orang yang nyata-nyata mempunyai wewenang dalam menentukan kebijaksanaan dan/atau mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan perusahaan, Misalnya berwenang menandatangani kontrak dengan pihak ketiga, menandatangani cek, dan sebagainya walaupun orang tersebut tidak tercantum namanya dalam susunan pengurus yang tertera dalam akte pendirian maupun akte perubahan,termasuk dalam pengertian pengurus.

Ketentuan dalam ayat ini berlaku pula bagi komisaris dan pemegang saham mayoritas atau pengendali sehingga berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa seluruh dewan direksi, dewan komisaris, pemegang saham pengendali dan orang yang nyata-nyata berwenang dalam menjalankan kegiatan perusahaan adalah merupakan pihak yang berperan atas nama perusahaan dalam menjalankan kewajiban pajaknya termasuk menandatangani SPT. Berhalangnya salah satu Pengurus dapat digantikan anggota dewan direksi lainnya atau dewan komisaris atau pihak-pihak yang berwenang tersebut dapat menandatangani SPT tanpa perlu surat kuasa atau surat perwakilan.

Faktanya :

a) Riksan Aripin yang tanda tangan kontrak penjualan, invoice dan SPT PT.

Domus Jaya. Bukti terlampir.

b) Surat kuasa untuk Riksan Aripin yang tanda tangan SPT PT. Domus Jaya untuk tahun 2020 adalah surat perjanjian. Dengan adanya pembayaran dan pengungkapan ketidakbenaran dari Pak Aman dan Pak Ronald Wijaya atas pemeriksaan Bukti Permulaan Domus Jaya tahun pajak 2013, Pak Aman telah melampaui wewenangnya dan juga telah melanggar surat kuasa tersebut.Dengan pelanggaran perjanjian tersebut, telah mengakibatkan butuhnya dikoreksi laporan keuangan PT. Domus Jaya. Karena telah tertuang di dalam Akta perubahaan saham di 01 Juli 2020, dimana Riksan Aripin bertanggung jawab atas laporan uang waktu berjabat di PT. Domus Jaya; Riksan Aripin mendapati kerugian secara materi dimana pihak Pak Aman bisa menagih uang yang dibayar olehnya.

c) Pada tanggal 9 Juli 2021, Riksan Aripin masih menandatangani Pakta Integritas di Pengadilan Pajak dan menunjuk Kuasa Pengadilan Pajak di Pengadilan Pajak untuk melakukan gugatan sidang pengadilan pajak mewakili PT.

Domus Jaya terhadap Dirjen Pajak untuk tahun Pajak 2016. Dan gugatan memenuhi ketentuan Formal serta Perkara gugatan tersebut terus berlanjut sampai selesai persidangan di tahun 2021.

Jadi pemohon adalah benar sebagai Penanggung Pajak pada masa pajak sejak tahun 2010 sampai dengan Akhir tahun 2020

(29)

Hal 29 dari 62 Halaman

PUTUSAN Sengketa Nomor : 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021

Sebagai contoh dimana seorang pasien diperiksa oleh dokter; hasil pemeriksaan tersebut seharusnya diberikan kepada pasien yang diperiksa. Dengan memberikannya ke Pak Ronald Wijaya / Pak Aman surat keputusan yaitu hasil pemeriksaan bukti permulaan PT. Domus Jaya tahun pajak 2013, Kanwil DJP Bengkulu & Lampung diduga telah melakukan kesalahan dan diduga telah melanggar kode etik.

Mengingat dimana pemeriksaan bukti permulaan PT. Domus Jaya tahun 2013;

subjeknya adalah Penanggung pajak pada masa tahun pajak yang diperiksa sehingga apabila ada kesalahan pidana, yang tuntut/dihukum adalah penanggung pajak/pengurus (individu) bukan perusahaan.

d) Setelah tanggal 1 Juli 2020, Pemohon masih seringkali diminta untuk hadir di Kanwil DJP Bengkulu dan Lampung untuk penyelesaian pemeriksaan BUKPER tahun pajak 2013

1. Putusan Pengadilan Pajak Nomor PUT-007682.99/2020/PP/M.XVIIIB untuk sengketa perpajakan antara PT. Domus Jaya dan DJP (tahun pajak 2016)

Termohon menyatakan bahwa mendasarkan surat putusan pengadilan pajak, pemohon tidak mempunyai legal standing. Berikut kami tanggapi:

a) Sengketa perpajakan PT. Domus Jaya dengan DJP di tahun pajak 2016 dan tahun pajak 2013 berbeda; tahun pajak 2016 adalah pemeriksaan pajak biasa, dan pembayar pajak adalah badan hukum yaitu PT DOMUS JAYA. Sedangkan tahun pajak 2013 adalah Pemeriksaan Bukti Permulaan (BUKPER) yang mengarah ke pidana dan kepada perseorangan; yaitu

pemegang kepengurusan/penyelenggara atau penanggung pajak masa/tahun pajak pemeriksaannya.

b) Pakta integritas yg menyangkut tanggung jawab proses persidangan tetap Riksan Aripin. Pakta integritas adalah bukti komitmen dan tanggung jawab dalam proses persidangan sampai dengan putusan. Dibebankan kepada Riksan Aripin

c) Dalam Pengajuan Surat Gugatan yang diterima Pengadilan Pajak adalah surat kuasa khusus a/n Riksan Aripin.

Sedangkan Asli Surat Kuasa Ronald tidak diperlukan dalam Proses Persidangan.

Yang dibutuhkan hanya copy, sebagai penguat. Dokumen asli surat kuasa Ronald saat ini masih ada di Pak Henry Kurniawan (lengkap).

Di dalam pemeriksaan di persidangan juga; surat kuasa khusus Ronald Wijaya hanya disusulkan copynya (hanya diperlukan untuk menguatkan putusan terhadap

(30)

Hal 30 dari 62 Halaman

PUTUSAN Sengketa Nomor : 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021

PT. Domus Jaya yang nantinya sebagai pembayar pajak atas putusan yang dikeluarkan Pengadilan Pajak)

Faktanya :

a) Di tanggal 04 November 2020, Pak Agus Pramono selaku kepala kantor KPP Pratama Natar menjawab surat sanggahan atas pemblokiran bank. Ini adalah bukti bahwa DJP mengakui Riksan Aripin sebagai penanggung pajak terkait PT. Domus Jaya; dimana rekening bank Riksan Aripin diblokir karena urusan PT. Domus Jaya (BUKTI P-6).

Dimana Riksan Aripin sebagai wajib pajak membutuhkan keabsahan hukum, kita butuh konsistensi dalam kepastian seorang wajib pajak adalah penanggung pajak atau bukan.

2. Data Yang Dirahasiakan

Salah satu alasan untuk tidak memberikan Hasil Pemeriksaan (ataupun surat keputusan) kepada bapak Riksan Aripin yaitu : Pasal 34 ayat 1 UU KUP adalah kurang tepat.

Yaitu, karena pasal 34 ayat 1 UU KUP tersebut dimaksudkan adalah melarang Setiap Pejabat untuk memberitahukan kepada pihak lain “Segala Sesuatu yang diketahui atau diberitahukan kepadanya oleh Wajib Pajak”.

Jadi Objek yang tidak boleh diberitahukan kepada pihak lain adalah Data yang bersumber dari Wajib Pajak yang diperiksa itu sendiri (Bukanlah hasil pemeriksaan)

Pada pasal 34 UU Nomor 28 Tahun 2007 Setiap pejabat, baik petugas pajak maupun mereka yang melakukan tugas di bidang perpajakan dilarang mengungkapkan kerahasiaan Wajib Pajak yang menyangkut masalah perpajakan, antara lain:

1. Surat Pemberitahuan, laporan keuangan, dan lain-lain yang dilaporkan oleh Wajib Pajak;

2. Data yang diperoleh dalam rangka pelaksanaan pemeriksaan;

3. Dokumen dan/atau data yang diperoleh dari pihak ketiga yang bersifat rahasia;

4. Dokumen dan/atau rahasia Wajib Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkenaan.

Surat Keputusan yang dimohon oleh Riksan Aripin tidak tergolong atas 4 jenis data yang perlu dirahasiakan.

Dalam rangka pengawasan kepatuhan pelaksanaan kewajiban perpajakan sebagai konsekuensi penerapan sistem self assessment, data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan yang bersumber dari instansi pemerintah, lembaga, asosiasi, dan pihak lain sangat diperlukan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Data dan informasi dimaksud adalah data dan informasi orang pribadi atau badan yang dapat menggambarkan kegiatan atau usaha, peredaran usaha, penghasilan dan/atau kekayaan yang bersangkutan, termasuk informasi mengenai nasabah debitur, data transaksi keuangan dan lalu lintas devisa, kartu kredit, serta laporan keuangan dan/atau laporan kegiatan usaha yang disampaikan kepada instansi lain di luar Direktorat Jenderal Pajak.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa :

(31)

Hal 31 dari 62 Halaman

PUTUSAN Sengketa Nomor : 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan tentang pengertian dari rahasia jabatan. Bahwa pejabat atau tenaga ahli diwajibkan untuk memberitahukan dan menjelaskan rahasia wajib pajak yang diketahuinya kepada pihak lain apabila memenuhi unsur sebagai berikut :

Sebagai saksi atau saksi ahli dalam sidang pengadilan.

Memberikan keterangan kepada pihak lain yang ditetapkan Menteri Keuangan Untuk kepentingan Negara.

Untuk pemeriksaan perkara pidana/perdata atas permintaan hakim dengan izin tertulis Menteri Keuangan.

Riksan Aripin adalah pengurus PT. Domus Jaya yang diperiksa bukti permulaan; karena itu Kanwil DJP Bengkulu & Lampung W AJIB member surat keputusan hasil pemeriksaan kepada Riksan Aripin. Bukan Sdr. Aman dan/atau Ronald Wijaya.

Fakta dalam persidangan di Komisi Informasi Lampung tanggal 07 September 2021;

1. Anggota Majelis Komisioner menanyakan apakah perubahan data pengurus di dalam system DJP sudah pernah diajukan perubahan oleh pengurus yang baru

? Jika sudah kapan ?

Tapi termohon tidak bisa menjawab, dengan alasan akan memeriksa data terlebih dahulu di KPP.

Sedangkan ini adalah merupakan poin yang sangat penting, yang selama ini terkesan disembunyikan.

2. Pemohon juga mengajukan pertanyaan kepada termohon Kanwil DJP Bengkulu & Lampung YANG TIDAK DIJAWAB. Saya akan mengulang disini dengan tambahan:

Apakah jika menurut termohon Kanwil DJP Bengkulu & Lampung; bahwa penanggung pajak bisa langsung beralih, ketika saham beralih dan/atau kepengurusan di ubah di Notaris?

Jika Ya, dimanakah ketentuan tersebut?

Seandainya pihak termohon bilang benar, berarti dengan semudah itu untuk meloloskan para pengemplang pajak dengan cara membuat akta peralihan.

Sebagai contoh; Jika memang boleh, banyak yang akan membuat jasa penyediaan direksi.

Dimana perusahaan yang banyak hutang kepada negara bisa dengan segera mengganti direksi untuk menghindari bayar hutang/pajak

Demikian penyampaian tertulis ini disampaikan mengenai jawaban termohon sengketa Informasi Nomor Perkara : 006/VI/PJ/KIProv-LPG-PS-A/2021 dengan harapan agar Yang Mulia Majelis Komisioner dapat memberikan putusan seadil- adilnya.

(32)

Hal 32 dari 62 Halaman

PUTUSAN Sengketa Nomor : 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021

Kesimpulan Termohon

[3.2] Menimbang bahwa pada tanggal 2 Desember 2021, Termohon menyampaikan Keterangan Tertulis sebagai berikut :

Kami yang bertanda tangan di bawah ini, berdasarkan Surat Kuasa Khusus Kepala Kanwil DJP Bengkulu dan Lampung, selaku Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Tingkat II Direktorat Jenderal Pajak Nomor: SKU- 001 /WPJ.28/2021 tanggal 6 September 2021, karenanya dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pemberi Kuasa sebagai Termohon, dalam sengketa informasi Nomor: 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021 di Komisi Informasi Provinsi Lampung, dengan ini menyampaikan kesimpulan sebagai berikut:

Bahwa Informasi yang Dimohonkan oleh Pemohon Merupakan informasi yang Dikecualikan Berdasarkan Pasal 17 huruf a dan j Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik Karena Merupakan Informasi yang Dirahasiakan Berdasarkan Ketentuan Pasal 34 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 (“UU KUP”).

A. TANGGAPAN TERHADAP BUKTI

1. Bahwa bukti yang diserahkan Pemohon tidak dapat membuktikan bahwa Pemohon memiliki legal standing terhadap PT.Domus Jaya, sehingga dokumen yang dimohonkan termasuk informasi yang dikecualikan terhadap Pemohon.

2. Bahwa Termohon telah menjelaskan kepada Pemohon dalam surat nomor S-46/WPJ.28/2021 tanggal 3 Februari 2021 terhadap pemeriksaan bukti permulaan PT. Domus Jaya tahun 2013 telah diberikan keputusan dan disampaikan kepada pengurus perusahaan yaitu Aman selaku Direktur Utama PT.

Domus Jaya dan Ronald WIdjaya selaku Direktur PT Domus Jaya.

3. Bahwa dalam surat nomor S-116/WPJ.28/2021 tanggal 26 Maret 2021 yang ditujukan kepada Pemohon dijelaskan sesuai dengan surat pernyataan yang ditandatangani oleh Aman dan Ronald Widjaya tanggal 4 Februari 2021 menyatakan bahwa:

a. Kami adalah pemilik dan pengurus PT. Domus Jaya;

(33)

Hal 33 dari 62 Halaman

PUTUSAN Sengketa Nomor : 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021

b. Saat ini Riksan Aripin tidak memiliki wewenang apapun terkait PT. Domus Jaya;

c. Kami telah menggunakan hak melakukan pengungkapan sesuai dengan ketentuan Pasal 8 ayat (3) UU KUP untuk pemeriksaan bukti permulaan PT.

Domus Jaya tahun 2013;

d. Kami telah menerima putusan DJP atas pemeriksaan bukti permulaan PT.

Domus Jaya tahun 2013 dan menyatakan bahwa kewajiban perpajakan PT.

Domus Jaya tahun 2013 telah selesai;

e. Tidak seorang pun yang berhak menanyakan pemeriksaan bukti permulaan PT. Domus Jaya tahun 2013, kecuali kami;

f. Kepada instansi pemerintah kami meminta agar tidak melayani pertanyaan/pengaduan/keluhan/permintaan terkait pemeriksaaan bukti permulaan PT. Domus Jaya tahun 2013.

4. Bahwa Pemohon tidak memiliki legal standing sejak tanggal 1 Juli 2020 karena kepemilikan/pengurus sudah beralih ke Aman dan Ronald Widjaya selaku Direktur Utama dan Direktur PT. Domus Jaya sehingga pada tanggal 1 Juli 2020 Pemohon memperoleh Surat Penunjukan yang ditandatangani oleh Aman selaku Direktur Utama PT. Domus Jaya pada tanggal 1 juli 2020 perihal menandatangani Faktur Pajak tahun 2020. Kewenangan yang dimiliki Pemohon hanyalah sebatas kuasa menandatangani yang di berikan Aman dan penunjukan ini bukan berarti yang bersangkutan memiliki kedudukan hukum sebagai Pengurus karena kewenangan Pengurus melekat pada Aman dan Ronald selaku pemilik / pengurus.

Dalam konteks perundang-undangan perpajakan sebagaimana diatur dalam Pasal 6 Perdirjen Pajak Nomor Per-24/PJ/2012, kuasa menandatangani faktur dapat didelegasikan kepada pegawai yang ditunjuk oleh PKP dan lazim dilakukan oleh manajer/ staf perusahaan yang bertugas di bidang administrasi keuangan.

Sesuai dengan surat edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-02/PJ/2017 tanggal 31 Januari 2017 tentang petunjuk pelaksanaan PMK Nomor 229/PMK.03/2014 tentang persyaratan serta pelaksanaan hak dan kewajiban Seorang Kuasa dalam bagian E angka 4 huruf a disebutkan bahwa Pengurus merupakan orang yang bertanggung jawab penuh atas kepengurusan badan untuk kepentingan badan dan sesuai maksud dan tujuan badan, serta dapat mewakili badan baik didalam maupun diluar pengadilan, yang dibuktikan dengan dokumen berupa akta pendirian dan/atau dokumen lain yang dipersamakan.

Termasuk dalam pengertian pengurus untuk Wajib Pajak Badan adalah orang

(34)

Hal 34 dari 62 Halaman

PUTUSAN Sengketa Nomor : 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021

yang terbukti nyata-nyata mempunyai wewenang dalam menentukan kebijaksanaan dan/atau mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan perusahaan serta orang yang diberi wewenang untuk menjalankan pengurusan perusahaan untuk kepentingan perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan, dimana kedua hal tersebut dibuktikan dengan surat keterangan dari pimpinan yang berwenang yng menjelaskan keadaan demikian.

5. Bahwa Rekening Pemohon, PT.Aman Jaya Perdana Aripin, Ronald Widjaya, Aman, PT. Domus Jaya diblokir oleh KPP Pratama Natar tanggal 18 September 2020 karena PT.Domus Jaya memiliki utang pajak.

Tindakan pemblokiran ini dilakukan bukan oleh Termohon tetapi oleh pihak KPP Pratama Natar terhadap pihak yang dianggap memiliki keterkaitan dengan tunggakan PT. Domus Jaya. Keterkaitan tersebut tidak serta merta menjadikan Termohon memiliki legal standing sebagai pengurus dan juga bukan merupakan bukti yang menunjukan pemohon berkedudukan sebagai pengurus.

Dapat kami sampaikan pula bahwa pemblokiran adalah upaya penagihan aktif terhadap pihak-pihak terkait dalam rangka pencairan tunggakan pajak. Undang- Undang Perpajakan telah memfasilitasi melalui Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (selanjutnya disebut UU KUP) yang mengatur bahwa Gugatan Wajib Pajak atau Penanggung Pajak terhadap Pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (pemblokiran), atau Pengumuman Lelang dapat diajukan kepada badan peradilan pajak apabila ada pihak yang merasa tidak seharusnya untuk dibebankan sebagai pihak yang memililki kewajiban.

6. Bahwa kedudukan Pemohon (manager operasional PT. Domus Jaya), Patio, dan Tri merupakan pegawai PT. Domus Jaya yang tidak memiliki wewenang sebagai pengurus. Sesuai dengan ketentuan pasal 32 ayat 1 UU KUP, pemenuhan hak dan kewajiban perpajakan untuk wajib pajak badan diwakili oleh Pengurus. Sejak tanggal 1 Juli 2020 yang menjadi pengurus adalah Aman dan Ronald Widjaya sehingga pemenuhan hak dan kewajiban perpajakan menjadi wewenang Aman dan Ronald Widjaya dan Penggunaan hak pasal 8 ayat 3 UU KUP dilakukan oleh Aman dan Ronal Widjaya adalah kewenangan UU yang diberikan kepada pengrus dan tidak memerlukan persetujuan siapapun, termasuk pegawai perusahaan.

(35)

Hal 35 dari 62 Halaman

PUTUSAN Sengketa Nomor : 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021

7. Bahwa bukti kirim Laporan Penyelesaian bukti permulaan PT. Domus Jaya tahun pajak 2013 (versi Pemohon) dari Pemohon kepada Termohon tidak dikenal dalam kegiatan pemeriksaan bukti permulaan dan bukan materi sengketa di Komisi Informasi Publik.

8. Bahwa notulen pertemuan tanggal 6 April 2021 tidak dapat dijadikan bukti karena dari awal moderator menyatakan bahwa tidak diperkenankan merekam jalannya persidangan.

9. Bahwa Pemohon telah melaporkan ke Ombudsman dengan registrasi nomor 0004/LM/I/2021/BDL mengenai dugaan maladministrasi berupa penyimpangan prosedur oleh Pihak Kantor Wilayah DJP Bengkulu dan Lampung dalam melakukan pemeriksaan bukti permulaan terhadap PT.Domus Jaya tahun Pajak 2013 dan berdasarkan Laporan Pemeriksaan Ombudsman Republik Indonesia nomor 004/LM/I/2021/BDL tanggal 3 Mei 2021 Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Lampung berpendapat tidak ditemukan maladministrasi dan Riksan Aripin tidak memiliki legal standing PT Domus Jaya sejak tanggal 1 Juli 2020.

10. Bahwa Pemohon memberikan dokumen surat kuasa khusus nomor 001 tanggal 6 Juli 2020 yang isinya “Memberikan kuasa kepada Henry Kurniawan Yuza untuk mewakili atau mendampingi, termasuk menghadiri sidang dan menandatangani surat-surat yang berkaitan dengan gugatan terhadap keputusan Direktorat Jenderal Pajak nomor 01305/NKEB/PJ.WPJ.28/2020 tanggal 11 Juni 2020” faktanya berdasarkan Putusan Pengadilan Pajak nomor PUT.007668.99/2020/PP/M. XVIIIB Tahun 2021 atas gugatan terhadap keputusan Direktorat Jenderal Pajak nomor 01305/NKEB/PJ.WPJ.28/2020 tanggal 11 Juni 2020 yaitu: Henry Kurniawan Yuza hadir di persidangan atas kuasa dari Ronald Widjaya selaku Direktur PT.Domus Jaya berdasarkan surat kuasa khusus nomor 02-a tanggal 7 Juli 2020

Berdasarkan putusan tersebut terlihat bahwa Pengadilan Pajak hanya mengakui kuasa khusus nomor 02-a tanggal 7 Juli 2020 yang di berikan Ronal Widjaya dan Surat kuasa khusus nomor 001 tanggal 6 Juli 2020 tidak dijadikan sebagai dasar pemeriksaan gugatan PT.Domus Jaya atas keputusan Direktorat Jenderal Pajak nomor 01305/NKEB/PJ.WPJ.28/2020 tanggal 11 Juni 2020

B. TANGGAPAN TERHADAP AHLI

1. Bahwa Termohon keberatan dengan Ahli yang dihadirkan oleh Pemohon Sebagaimana Pasal 54 ayat (1) s.d. (5) PERKI 1/2013 yang berbunyi:

(36)

Hal 36 dari 62 Halaman

PUTUSAN Sengketa Nomor : 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021

(1) Ahli dapat diajukan oleh Pemohon, Termohon, dan Majelis Komisioner;

(2) Keterangan ahli yang dapat dipertimbangkan oleh Majelis Komisioner adalah keterangan yang diberikan oleh orang yang memiliki keahlian mengenai hal yang dipersengketakan dan tidak memiliki kepentingan yang bersifat pribadi dengan para pihak yang berperkara;

(3) Majelis Komisioner dapat menolak ahli yang diajukan apabila:

a. sengketa yang dihadapi bersifat sederhana sehingga tidak memerlukan keterangan ahli;

b. ahli dianggap memiliki kepentingan yang bersifat pribadi dengan salah satu atau para pihak; atau

c. keahliannya tidak relevan atau diragukan.

(4) Pemeriksaan ahli dimulai dengan menanyakan identitas, keahliannya, dan kesediaannya diambil sumpah atau janji menurut agama dan kepercayaannya untuk memberikan keterangan sesuai dengan keahliannya.

(5) Majelis Komisioner mengambil sumpah ahli dengan dibantu oleh juru sumpah.

2. Bahwa jelas berdasarkan Pasal 54 ayat (2) s.d. (3) PERKI 1/2013 keterangan Ahli tidak dapat dipertimbangkan karena Ahli jelas memiliki kepentingan terhadap Pemohon dalam sengketa ini yaitu:

a. Pada tanggal 10 Februari 2020 Ahli yang diajukan oleh Pemohon memperoleh surat kuasa khusus yang ditandatangani oleh Pemohon untuk mewakili/mendampingi Pemohon berkaitan dengan surat panggilan untuk memberikan keterangan terkait dengan pemeriksaan bukti permulaan PT Domus Jaya nomor Print.BP-002/WPJ.28/2017.;

b. Ahli yang diajukan oleh Pemohon membalas pengaduan yang dibuat oleh Pemohon melalui email yang dibuat tanggal 10 Mei 2021 dengan menyampaikan balasan email pada tanggal 15 Mei 2021. Bahkan dalam balasan email tersebut, Ahli yang diajukan oleh Pemohon mengkait-kaitkan pemeriksaan PT Domus Jaya dengan WP lainnya yang tidak berhubungan.

c. Pendapat Ahli tanggal 28 agustus 2020 dijadikan sebagai dasar berbagai pengaduan oleh Pemohon ke berbagai pihak;

d. Dalam pertemuan tanggal 6 April 2021, Ahli datang menghadiri pertemuan, padahal dalam undangan yang disampaikan kepada Pemohon jelas-jelas

(37)

Hal 37 dari 62 Halaman

PUTUSAN Sengketa Nomor : 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021

disebutkan bahwa Pemohon diundang untuk hadir tepat waktu, tidak diwakilkan dan tidak membawa pendamping;

e. Dalam pertemuan tanggal 6 April 2021 yang bersifat tertutup, terkait berbagai pengaduan Pemohon menyatakan;

− Meminta Ahli menjelaskan dengan alasan Pemohon tidak mengerti;

− Semua Pengaduan yang dibuat sudah dikonsultasikan dengan Ahli;

3. Bahwa berdasarkan uraian diatas jelas Ahli memiliki kepentingan kepada Pemohon sehingga Termohon meminta kepada Majelis Hakim untuk tidak mempertimbangkan keterangan Ahli di Persidangan tanggal 24 November 2021.

4. Bahwa Ahli menjelaskan terkait Pengurus Sesuai dengan ketentuan pasal 32 UU KUP, dalam hal ini Ahli tidak memahami secara utuh yang dimaksud dengan pasal 32 UU KUP, sebagaimana Pasal 32 ayat (1) s.d. (4) yang berbunyi:

(1) Dalam menjalankan hak dan memenuhi kewajiban menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, Wajib Pajak diwakili, dalam hal:

a. Badan oleh pengurus;

b. Badan dalam pembubaran atau pailit oleh orang atau Badan yang dibebani dengan pemberesan;

c. suatu warisan yang belum terbagi oleh salah seorang ahli warisnya, palaksana wasiatnya atau yang mengurus harta peninggalannya;

d. anak yang belum dewasa atau orang yang berada dalam pengampuan oleh wali atau pengampuannya.

(2) Wakil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggungjawab secara pribadi dan/atau secara renteng atas pembayaran pajak yang terutang, kecuali apabila dapat membuktikan dan meyakinkan Direktur Jenderal Pajak bahwa mereka dalam kedudukannya benar-benar tidak mungkin untuk dibebani tanggung jawab atas pajak yang terutang tersebut;

(3) Orang pribadi atau badan dapat menunjuk seorang kuasa dengan surat kuasa khusus untuk menjalankan hak dan memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan;

(3a) Persyaratan serta pelaksanaan hak dan kewajiban kuasa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;

(38)

Hal 38 dari 62 Halaman

PUTUSAN Sengketa Nomor : 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021

(4) Termasuk dalam pengertian pengurus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah orang yang nyata-nyata mempunyai wewenang ikut menentukan kebijaksanaan dan/atau mengambil keputusan dalam menjalankan perusahaan.

5. Bahwa Ahli dalam kesaksiannya menyebutkan Pemohon termasuk pengurus dengan mendasarkan dalil pada Pasal 32 ayat (4) UU KUP. Hal ini menunjukan Ahli terburu-buru mengambil kesimpulan dan tidak cermat dalam memahami Pasal 32 ayat (4). Jelas dalam pasal 32 ayat (4) mencantumkan frasa

“nyata-nyata” yang merupakan suatu keadaan atau kondisi yang sejatinya harus dibuktikan terlebih dahulu.

Dalam rangka membuktikan kondisi sebagaimana dimaksud dan menghindari perselisihan dalam praktek dilapangan, telah diterbitkan surat edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-02/PJ/2017 tanggal 31 Januari 2017 tentang petunjuk pelaksanaan PMK Nomor 229/PMK.03/2014 tentang persyaratan serta pelaksanaan hak dan kewajiban Seorang Kuasa. Pada bagian E angka 4 huruf a disebutkan bahwa Pengurus merupakan orang yang bertanggung jawab penuh atas kepengurusan badan untuk kepentingan badan dan sesuai maksud dan tujuan badan, serta dapat mewakili badan baik didalam maupun diluar pengadilan, yang dibuktikan dengan dokumen berupa akta pendirian dan/atau dokumen lain yang dipersamakan. Termasuk dalam pengertian pengurus untuk Wajib Pajak Badan adalah orang yang terbukti nyata-nyata mempunyai wewenang dalam menentukan kebijaksanaan dan/atau mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan perusahaan serta orang yang diberi wewenang untuk menjalankan pengurusan perusahaan untuk kepentingan perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan, dimana kedua hal tersebut dibuktikan dengan surat keterangan dari pimpinan yang berwenang yang menjelaskan keadaan demikian.

Dengan demikian, menjadi jelas dan terang bahwa untuk dapat membuktikan sebagai pihak yang “nyata-nyata” mempunyai wewenang sesuai pasal 32 ayat (4) UU KUP, harus dibuktikan terlebih dahulu dengan surat keterangan dari pimpinan yang berwenang yang menjelaskan keadaan demikian.

6. Bahwa berdasarkan Pasal 8 ayat (3) UU KUP “walaupun telah dilakukan tindakan pemeriksaan, tetapi belum dilakukan tindakan penyidikan mengenai adanya ketidakbenaran yang dilakukan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38, terhadap ketidakbenaran perbuatan Wajib Pajak tersebut tidak akan

(39)

Hal 39 dari 62 Halaman

PUTUSAN Sengketa Nomor : 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021

dilakukan penyidikan, apabila Wajib Pajak dengan kemauan sendiri mengungkapkan ketidakbenaran perbuatannya tersebut ... dst.

7. Bahwa Wajib Pajak PT Domus Jaya telah melaksanakan haknya sebagaimana diatur dalam Pasal 8 ayat (3) UU KUP atas kemauan sendiri yang dilakukan oleh Pengurus PT. Domus Jaya sebagaimana tercantum dalam akta nomor 1 Notaris Iman Santosa tanggal 1 Juli 2020 yaitu Ronald Widjaya. Terhadap hal tersebut telah diterbitkan keputusan dan disampaikan kepada Pengurus PT Domus Jaya yaitu Aman dan Ronald Widjaya. Hal ini juga telah dijelaskan dengan Surat Termohon kepada Pemohon Nomor S-46/WPJ.28/2021 tanggal 3 Februari 2021 bahwa terhadap pemeriksaan bukti permulaan PT. Domus Jaya tahun 2013 telah diberikan keputusan dan disampaikan kepada pengurus perusahaan yaitu Aman selaku Direktur Utama PT. Domus Jaya dan Ronald WIdjaya selaku Direktur PT Domus Jaya.

8. Bahwa Pasal 34 UU KUP secara jelas mengatur mengenai kerahasiaan data Wajib Pajak sebagai berikut:

(1) Setiap pejabat dilarang memberitahukan kepada pihak lain segala sesuatu yang diketahui atau diberitahukan kepadanya oleh Wajib Pajak dalam rangka jabatan atau pekerjaannya untuk menjalankan ketentuan peraturan perUndang-Undangan perpajakan.

(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku juga terhadap tenaga ahli yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak untuk membantu dalam pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

(2a) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) adalah:

a. pejabat dan tenaga ahli yang bertindak sebagai saksi atau ahli dalam sidang pengadilan; atau

b. pejabat dan/atau tenaga ahli yang ditetapkan Menteri Keuangan untuk memberikan keterangan kepada pejabat lembaga negara atau instansi Pemerintah yang berwenang melakukan pemeriksaan dalam bidang keuangan negara

(3) Untuk kepentingan negara, Menteri Keuangan berwenang memberi izin tertulis kepada pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan tenaga ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (2) supaya memberikan keterangan dan memperlihatkan bukti tertulis dari atau tentang Wajib Pajak kepada pihak yang ditunjuk.

(4) Untuk kepentingan pemeriksaan di pengadilan dalam perkara pidana atau perdata, atas permintaan Hakim sesuai dengan Hukum Acara Pidana dan Hukum Acara Perdata, Menteri Keuangan dapat memberi izin tertulis kepada pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan tenaga ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (2), untuk memberikan dan memperlihatkan bukti tertulis dan keterangan Wajib Pajak yang ada padanya.

(5) Permintaan hakim sebagaimana dimaksud pada ayat (4) harus menyebutkan nama tersangka atau nama tergugat, keterangan yang diminta, serta kaitan antara perkara pidana atau perdata yang bersangkutan dengan keterangan yang diminta.

(40)

Hal 40 dari 62 Halaman

PUTUSAN Sengketa Nomor : 006/VI/KIProv-LPG-PS-A/2021

9. Bahwa Ahli menyatakan jika dokumen yang dimohonkan Pemohon bukan merupakan rahasia jabatan sehingga dapat diberikan kepada Pemohon karena bukan sesuatu yang diberitahukan oleh Wajib Pajak dan tidak termasuk kategori rahasia jabatan sebagaimana diatur dalam Pasal 34 ayat (1) UU KUP. Sekali lagi hal ini menunjukan ketidakcermatan ahli dalam memahami peraturan perundang- undangan perpajakan. Jelas tercantum kata “atau” dalam konstruksi pasal 34 ayat (1) KUP untuk memisahkan dua unsur yang berbeda. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang menjadi lingkup rahasia jabatan bukan hanya “hal yang diberitahukan oleh wajib pajak” namun termasuk “segala sesuatu yang diketahui”

yang tidak bersumber dari pemberitahuan wajib pajak.

10. Bahwa dalam penjelasan UU KUP pasal 34 ayat (1) dinyatakan bahwa Setiap pejabat, baik petugas pajak maupun mereka yang melakukan tugas di bidang perpajakan dilarang mengungkapkan kerahasiaan Wajib Pajak yang menyangkut masalah perpajakan, antara lain:

a. Surat Pemberitahuan, laporan keuangan, dan lain-lain yang dilaporkan oleh Wajib Pajak;

b. data yang diperoleh dalam rangka pelaksanaan pemeriksaan;

c. dokumen dan/atau data yang diperoleh dari pihak ketiga yang bersifat rahasia;

d. dokumen dan/atau rahasia Wajib Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkenaan.

11. Bahwa jelas dokumen yang dimohonkan Pemohon memuat/berisikan data yang diperoleh dalam rangka pelaksanaan pemeriksaan dan termasuk rahasia jabatan sesuai dengan Pasal 34 ayat (1).

12. Berdasarkan uraian tersebut di atas, menjadi terang dan tidak terbantahkan keterangan ahli MENYESATKAN dan tidak dapat dijadikan pertimbangan karena ahli memiliki kepentingan terhadap pemohon dan kurang cakap dalam memahami peraturan perpajakan.

a. ANALISIS YURIDIS FORMAL

1. Bahwa dokumen yang dimohonkan Pemohon adalah Surat Keputusan/

Salinan Laporan Pemeriksaan Bukper PT.Domus Jaya 2013. Dapat kami sampaikan bahwa Pemeriksaan Pajak dilaksanakan berdasarkan instruksi dari Kepala Unit Pelaksana Pemeriksaan kepada petugas pemeriksa untuk

Referensi

Dokumen terkait

[3.31] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan pada pasal 37 ayat (2) UU KIP menjelaskan “Upaya penyelesaian Sengketa Informasi Publik diajukan dalam waktu paling lambat 14

[3.4] Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 12, Pasal 35 ayat (1) huruf c, Pasal 36 ayat (1), Pasal 37 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang

[3.7] Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 22, Pasal 35, Pasal 36 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 37 UU KIP juncto Pasal 5 huruf b; Pasal 13, Perki Nomor 1 Tahun 2013 (Perki PPSIP)

[4.7] Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 10 dan angka 12, Pasal 35 ayat (1) huruf d dan g UU KIP juncto Pasal 1 angka 8 dan angka 9, Pasal 30 ayat (1) huruf c dan

[4.5] Menimbang bahwa permohonan a quo merupakan Permohonan Penyelesaian sengketa Informasi Publik yang menyangkut Pemohon tidak puas terhadap tanggapan atas keberatan yang

[3.6] Menimbang bahwa Termohon adalah Komisi Informasi Pusat Republik Indonesia maka Komisi Informasi Provinsi Banten merujuk kepada berdasarkan Pasal 8 ayat (1)

[4.5] Menimbang bahwa permohonan a quo merupakan Permohonan Penyelesaian sengketa Informasi Publik yang menyangkut Pemohon tidak mendapatkan tanggapan atas keberatan

[3.2] Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 12, Pasal 35 ayat (1) huruf d, Pasal 36 ayat (1), Pasal 37 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang