• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMISI INFORMASI PROVINSI SULAWESI BARAT. PUTUSAN Nomor : 027/XI/KI-SB/PS-A/ IDENTITAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KOMISI INFORMASI PROVINSI SULAWESI BARAT. PUTUSAN Nomor : 027/XI/KI-SB/PS-A/ IDENTITAS"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

KOMISI INFORMASI PROVINSI SULAWESI BARAT

PUTUSAN

Nomor : 027/XI/KI-SB/PS-A/2019 1. IDENTITAS

[1.1] Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Barat yang menerima, memeriksa dan menjatuhkan putusan dalam Sengketa Informasi Publik dengan Nomor Registrasi : 030/REG-PSI/KI-SB/IX/2019, yang diajukan oleh :

Nama : LSM Lintas Pemburu Keadilan

Alamat : Desa Saluassing, Kecamatan Bambang, Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat

Selanjutnya disebut sebagai Pemohon,

yang dalam persidangan awal dihadiri oleh Roberth P.selaku Pimpinan Umum LSM Lintas Pemburu Keadilan

Terhadap

Nama : Kepala Desa Banea Kecamatan, Sumarorong Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawasi Barat.

Alamat : Desa Banea, Kecamatan Sumarorong, Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat.

Selanjutnya disebut sebagai Termohon.

Yang dalam persidangan dihadiri oleh Thomas Kepala Desa Banea, dan didampingi oleh Rosi Nurwardani, S.STP dan Harun Nirwan P.B.,S.STP, MM. selaku kuasanya berdasarkan surat kuasa nomor 401/SK-DB/X/2019, ditanda tangani oleh Thomas selaku Kepala Desa Banea.

[1.2] Telah membaca permohonan Pemohon;

Telah mendengar keterangan Pemohon;

(2)

Telah memeriksa surat-surat Pemohon;

Telah memeriksa bukti-bukti Pemohon; dan Telah memeriksa bukti-bukti Termohon.

2. DUDUK PERKARA

A. Pendahuluan

[2.1] Bahwa pada tanggal 4 September 2019, Pemohon telah mengajukan permohonan penyelesaian sengketa informasi publik kepada Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Barat, yang diterima pada tanggal yang sama dan terdaftar di Kepaniteraan dengan Nomor Registrasi : 030/REG-PSI/KI-SB/IX/2019.

Kronologi

[2.2] Bahwa pada tanggal 2 Maret 2019,Pemohon telah mengajukan permohonan permintaan informasi publik melalui surat kepada Kepala Desa Banea Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa, dan telah diterima pada tanggal 2 Maret 2019 oleh Mama Ita, dengan permintaan berupa salinan informasi tentangDokumen penggunaan Dana Desa TA. 2017 dan TA. 2018, perencanaan dan pertanggung jawaban penggunaan dana ADD dan DDS yang jumlahnya mencapai ± 2 Milyar;

[2.3] Bahwa permohonan permintaan informasi yang diajukan oleh Pemohon sebagaimana diuraikan pada paragraf [2.2], sampai batas waktu yang ditentukan, tidak mendapatkan tanggapan atau jawaban dari Termohon;

[2.4] Bahwa selanjutnya pada tanggal 27April 2019 , Pemohon mengajukan surat keberatan kepada Kepala Desa Banea Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa selaku pimpinan badan publik,atas tidak ditanggapinya permohonan permintaan informasi, dan surat keberatan tersebut diterima pada tanggal 10 Mei 2019 oleh Turun;

(3)

[2.5] Bahwa hingga berakhirnya jangka waktu untuk memberikan tanggapan atau jawaban atas keberatan dari Pemohon sebagaimana dimaksud pada paragraf [2.4], yang bersangkutan juga tidak memberikan tanggapan atau jawaban.

[2.6] Bahwa atas dasar sebagaimana dimaksud pada paragraph [2.5], pada tanggal 4 September 2019 Pemohon mengajukan permohonan penyelesaian sengketa informasi publik kepada Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Barat, diterima oleh Kepaniteraan pada tanggal yang sama dan selanjutnya diproses dan diberikan Nomor Registrasi: 030/REG-PSI/KI-SB/IX/2019;

[2.7] Bahwa, Pada tanggal 14 Oktober 2019 dilaksanakan sidang di Kantor Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Barat dengan agenda Pemeriksaan Awal yang dihadiri oleh Pemohon dan tidak dihadiri oleh Termohon, selanjutnya untuk memberi kesempatan kepada termohon kembali dilakukan pemanggilan oleh panitera dan persidangan ditunda sampai pada tanggal 29 Oktober 2019;

[2.8] Bahwa pada tanggal 29 Oktober 2019 kembali dilaksanakan sidang lanjutan diKantor Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Barat dengan agenda Lanjutan Pemeriksaan Awal, dihadiri oleh pemohon dan termohon;

[2.9] Bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan awal pada sidang tanggal 29 Oktober 2019 Majelis Komisioner berkesimpulan untuk menunda sidang dan akan dilanjutkan kembali pada tanggal 12 Nopember 2019 dengan agenda Putusan Sela.

Alasan atau Tujuan Permohonan Informasi Publik

[2.10] Bahwa alasan atau tujuan Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik atas perkara a quosebab Termohon tidak menanggapi surat permohonan informasi dan keberatan Pemohon;

Petitum

[2.11] Pemohonmeminta kepada Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Baratmelalui putusannya agar memerintahkan Termohon membuka informasi yang dimohonkan oleh Pemohon dengan mempertimbangkan dan mengutamakan asas cepat, tepat, biaya ringan dan sederhana;

(4)

B. Alat Bukti

Keterangan Pemohon

[2.12] Menimbang bahwa dalam persidangan lanjutanpemeriksaan awal pada tanggal 29 Oktober 2019, Pemohon telah menyampaikan keterangan sebagai berikut :

1. Membenarkan bahwa telah menyampaikan surat permintaan informasi dengan nomor surat 015/LSM-LPK/III/2019 Kepada Kepala Desa Banea Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa tertanggal2 Maret 2019 dan diterima pada tanggal 2 Maret 2019 oleh Mama Ita, dengan permintaan informasi berupa dokumen penggunaan Dana Desa TA.2017 dan TA.2018, perencanaan dan pertanggungjawaban penggunaan dana ADD dan DDS yang jumlahnya mencapai ± 2 Milyar.

2. Bahwa Pemohon menunggu jawaban dari Termohon sejak diajukannya surat permohonan informasi, namun pemohon tidak mendapat tanggapan secara tertulis dalam jangka sepuluh hari hari kerja, dengan dasar tersebut Pemohon mengajukan Surat Keberatan kepada Kepala Desa Banea Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa tertanggal 27 April 2019 dan diterima oleh Turun pada tanggal 10 Mei 2019;

3. Bahwa Termohon tidak menjawab atau menanggapi surat keberatan yang diajukan oleh Pemohon, sehingga Pemohon mengajukan surat permohonan penyelesaian sengketa informasi kepada Komisi Informasi (KI) Provinsi Sulawesi pada tanggal 4 September 2019, dan diterima oleh kepanitraan KI Provinsi Sulawesi Barat pada tanggal yang sama yakni tanggal 4 September 2019;

4. Bahwa dalam hal pendistribusian surat permintaan informasi dan surat keberatan ke Termohon dilaksanakan oleh anggotanya yang khusus bekerja dilapangan sehingga Pemohon tidak begitu mengetahui proses sesungguhnya, apakah surat sampai ditangan pemerintah desa atau tidak sehingga hal ini akan dijadikan sebagai pembelajaran.

5. Adapun tujuan Pemohon untuk meminta informasi berupa dokumen adalah untuk memantau apakah hasil pembangunan yang telah dilaksanakan dan

(5)

dipertanggungjawabkan oleh Desa Banea sesuai dengan perencanaan dan dokumen penganggaran, apabila tidak sesuai maka lembaganya akan meneruskan hal ini kepada penegak hukum.

Surat-Surat Pemohon

[2.13] Bahwa Pemohon telah mengajukan bukti berupa surat-surat tertulis, sebagai berikut :

Surat P-1 Fotocopy Surat Permohonan Informasi Publik yang ditandatangani oleh Roberth Pariakan selaku Pimpinan Umum Lembaga Swadaya Masyarakat Lintas Pemburu Keadilan bertanggal 2 Maret 2019, yang ditujukan kepada Kepala Desa Banea, Kabupaten Mamasa, beserta lembaran penerimaan surat yang ditandatangani oleh Mama Ita tertanggal 2 Maret 2019.

Surat P-2 Fotocopy Surat Keberatanyang ditandatangani oleh Roberth Pariakan selaku Pimpinan Umum Lembaga Swadaya Masyarakat Lintas Pemburu Keadilan bertanggal 27 April 2019, yang ditujukan kepada Kepala Desa Banea, Kabupaten Mamasa, beserta lembaran penerimaan surat yang ditandatangani olehTuruntertanggal 10 Mei 2019.

Surat P-3 Fotocopy Surat Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik ke Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Barat bertanggal 4 September 2019.

Surat P-4 Fotocopy Akta Pendirian Lembaga Swadaya Masyarakat Lintas Pembutu Keadilan, yang dibuat oleh Notaris Abu Afief Waris, SH .dengannomor akta : 01bertanggal 8 Juli 2019.

Surat P-5 Fotocopy Pengesahan Pendirian Badan Hukum Perkumpulan Lembaga Swadaya Masyarakat Lintas Pembutu Keadilan oleh Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia dengan nomor AHU-0008885.ah.01.07 tahun 2019, bertanggal 29 Agustus 2019.

Surat P-6 Fotocopy identitas Kartu Tanda Penduduk atas nama Roberth P Nomor KTP 7604043407680001 dengan alamat Lingkungan Pande Bassi, Sulewatang, Polewali.

(6)

Kesimpulan Pemohon

[2.14] Menimbang bahwa Pemohon tidak mengajukan kesimpulan Keterangan Termohon

[2.15] Menimbang bahwa dalam persidangan pada tanggal 29 Oktober 2019 Termohon memeberikan keterangan sebagai berikut:

1. Termohon membenarkan telah menerima surat permintaan informasi dari Lembaga Swadaya Masyarakat Lintas Pemburu Keadilannamun tidak diberikan karena bukan Pemohon sendiri yang datang selaku pimpinan tetapi anggotanya yang lain.

2. Termohon tidak mengetahui adanya surat keberatan tersebut karena sampai saat ini belum pernah menerima dan membaca fisiknya apalagi penerima surat atas nama Turun tidak terdaftar atau tidak bekerja di kantor Desa Banea.

3. Terhadap adanya persidangan di Komisi Informasi, Termohon menyerahkan sepenuhnya kepeda kuasa Termohon untuk mengikuti persidangan sampai tuntas dan mengambil langkah yang dianggap perlu.

Surat-surat Termohon

[2.16] Bahwa Termohon tidak mengajukan bukti-bukti :

Surat T-1 Surat Kuasa yang diterbitkan tanggal 24 Oktober 2019 nomor :401/SK-DB/X/2019, dengan pemberi kuasa Thomas selaku Kepala Desa Banea, Kabupaten Mamasa, dengan penerima kuasa atas nama Rosi Nurwardani S, STP selaku Kepala Bidang Pemerintahan Desa dan Sarana Prasarana Desa di Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Mamasa dan Harun Nirwandi, S,STP, MM selaku Kepala Seksi Kelembagaan Kerjasama Desa dan Sarana Prasarana di Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Mamasa.

Kesimpulan Termohon

[2.17] Menimbang bahwa Termohontidak mengajukan kesimpulan.

(7)

3. PERTIMBANGAN HUKUM

[3.1] Menimbang bahwa maksud dan tujuan permohonan sesungguhnya adalah mengenai Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik, sebagaimana diatur pasal 35 ayat (1) huruf c, Undang-undang No.14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, selanjutnya disebut UU KIP,juncto pasal 5 huruf b Pasal 13 dan Pasal 36 ayat (1) dan (2) Perki No 1 Tahun 2013;

[3.2] Menimbang bahwa sebelum memasuki pokok permohonan, berdasarkan pasal 36 ayat (1) Perki No 1 Tahun 2013, Majelis Komisioner terlebih dahulu akan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

1. Kewenangan Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Barat untuk memeriksa dan menjatuhkan putusan terhadap permohonan a quo ;

2. Kedudukan hukum atau legal standing Pemohon sebagai yang mengajukan Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik ;

3. Kedudukanhukum atau legal standing Termohon sebagai Badan Publik dalam sengketa informasi publik ;

4. Batas waktu pengajuan permohonan penyelesaian sengketa informasi publik.

Bahwa terhadap keempat hal tersebut, Majelis Komisioner memberikan pendapat sebagai berikut :

A. Kewenangan Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Barat

[3.3] Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 4, Pasal 1 angka 5, pasal 26 ayat (1) huruf a, Pasal 37 ayat (1) UU KIP, juncto Pasal 5 dan pasal 6 Perki No. 1 Tahun 2013, dimana pada pokoknya mengatur bahwa Komisi Informasi berwenang menyelesaikan sengketa informasi publik.

[3.4] Menimbang, bahwa permohonan a quo merupakan permohonan penyelesaian sengketa informasi publik yang menyangkut penolakan atas permintaan informasi berdasarkan alasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 35 ayat (1) huruf c UU KIP,juncto Pasal 5 huruf b Perki N o. 1 Tahun 2013.

[3.5] Menimbangpada pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa tertuang bahwa Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut

(8)

dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus pemerintahan, kepentingan msayarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sitem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

[3.6] Menimbang pada pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa tertuang bahwa Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam system pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

[3.7] Menimbang pada pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa tertuang bahwa Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.

[3.8] Menimbang bahwa pada pasal 5 UU nomor 6 tahun 2014 tentang Desa menyatakan Desa berkedudukan di wilayah Kabupaten/Kota.

[3.9] Menimbang bahwa pada bagian penjelasan Pasal 6 aya t(3) Perki No.1 Tahun 2013 menyatakan: yang dimaksud dengan Badan Publik kabupaten/kota adalah Badan Publik yang lingkup kerjanya mencakup kabupaten/kota setempat atau lembaga tingkat kabupaten/kota dari suatu lembaga yang hierarkis. Contoh:

Pemerintah Kabupaten/Kota, DPRD kabupaten/kota, Pemerintah Desa, Pengadilan tingkat pertama, Komando Distrik Militer, BUMD tingkat kabupaten/kota, Partai Politik tingkat kabupaten/kota, organisasi non pemerintah tingkat kabupaten/kota.

[3.10] Menimbang bahwa Termohon adalah Kepala Desa Banea Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa yang merupakan aparatur Pemerintah Desa, sehinggaberdasarkan Pasal 27 ayat (3) UU KIP, juncto Pasal 6 ayat (2) dan pasal (4) Perki No. 1 Tahun 2013, pada pokoknya mengatur bahwa Komisi Informasi Provinsi berwenang menyelesaikan sengketa informasi publik yang menyangkut Badan Publik tingkat provinsi dan Badan Publik tingkat kabupaten/kota dalam hal Komisi Informasi Kabupaten/Kota belum terbentuk.

(9)

[3.11] Menimbang bahwa berdasarkan uraian pada paragraf [3.5] sampai dengan paragraf [3.10], Majelis Komisioner berpendapat bahwa Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Barat berwenang memeriksa, memutus dan menjatuhkan putusan terhadap permohonan a quo.

B. Kedudukan Hukum / Legal Standing Pemohon

[3.12] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan-ketentuan : Pasal 1 angka 12 UU KIP

Pemohon Informasi Publik adalah warga negara dan/atau badan hukum Indonesia yang mengajukan permintaan informasi publik sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

Pasal 1 angka 7 Perki No. 1 Tahun 2013

Pemohon penyelesaian sengketa informasi publik yang selanjutnyadisebut Pemohon adalah Pemohon atau pengguna informasi publik yang mengajukan Permohonan kepada Komisi Informasi.

Pasal 11 ayat (1) huruf a Perki No. 1 Tahun 2013

Pemohon wajib menyertakan dokumen kelengkapan Permohonan sebagai berikut:

a. identitas Pemohon yang sah, yaitu:

1. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk, Paspor atau identitas lain yang sah yang dapat membuktikan Pemohon adalah warga negara Indonesia; atau

2. Anggaran dasar yang telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan telah tercatat di Berita Negara Republik Indonesia dalam hal Pemohon adalah Badan Hukum.

3. Surat kuasa dan Fotocopy Kartu Tanda Penduduk pemberi kuasa dalam hal Pemohon mewakili kelompok orang.

b. permohonan informasi kepada Badan Publik, yaitu:

1. Surat permohonan, formulir permohonan, tanda terima atau tanda pemberian/pengajuan permohonan informasi; dan/atau

2. Surat pemberitahuan tertulis dari Badan Publik atas permohonan informasi.

c. keberatan kepada Badan Publik, yaitu:

1. Surat tanggapan tertulis atas keberatan Pemohon oleh atasan PPID; atau

(10)

2. Surat pengajuan keberatan disertai tanda pemberian/pengajuan, tanda pengiriman atau tanda terima; dan

3. Dokumen lainnya, bila dipandang perlu.

[3.13] Menimbang, bahwa Pemohon dalam permohonan penyelesaian sengketa informasi publik, yang telah didaftarkan pada kepaniteraan Komisi Informasi Sulawesi Barat telah melampirkan dokumen sebagai berikut :

a. Fotocopy Akta Pendirian Lembaga Swadaya Masyarakat Lintas Pembutu Keadilan, yang dibuat oleh Notaris Abu Afief Waris, SH .dengannomor akta : 01bertanggal 8 Juli 2019. Vide Bukti [P-4];

b. Foto copy Pengesahan Pendirian Badan Hukum Perkumpulan Lembaga Swadaya Masyarakat Lintas Pembutu Keadilan oleh Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia dengan nomor AHU-0008885.ah.01.07 tahun 2019, bertanggal 29 Agustus 2019. Vide Bukti [P-5]; dan

c. Fotocopy identitas Kartu Tanda Penduduk atas nama Roberth P Nomor KTP 7604043407680001 dengan alamat Lingkungan Pande Bassi, Sulewatang, Polewali. Vide Bukti [P-6].

[3.14] Menimbang bahwadipersidangan telah didengarkan pulaketerangan Pemohon yang pada pokoknya menerangkan jika Pemohon mewakili Lembaga LSM Lintas Pemburu Keadilan dalam mengajukan permohonan penyelesaian sengketa informasi publik a quo.

[3.15] Menimbang bahwa Pemohon merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat sebagaimana keterangan dipersidangan didukung dengan bukti [P-4] dan[P-5]

sehingga syarat-syarat formil Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi harus tunduk pada ketentuan Pasal 11 ayat (1) huruf a angka 2 Perki No. 1 tahun 2013.

[3.16] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan pada Pasal 11 ayat (1) huruf a angka 2 Perki No. 1 tahun 2013 telah menegaskan Pemohon wajib menyertakan dokumen kelengkapan Permohonan berupa identitas Pemohon yang sah yaitu:Anggaran dasar yang telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan telah tercatat di Berita Negara Republik Indonesia dalam hal Pemohon adalah Badan Hukum.

(11)

[3.17] Menimbang, bahwa bukti [P-4] berupa FotocopyAkta Pendirian Lembaga Swadaya Masyarakat Lintas Pemburu Keadilan, yang dibuat oleh Notaris Abu Afief Waris, SH . dengan nomor akta : 01bertanggal 8 Juli 2019, yang didalamnya termuat Anggaran Dasar lembaga yang telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sehingga syarat formil dokumen kelengkapan Pemohon sebagaimana ketentuan Pasal 11 ayat (1) huruf a angka 2 Perki No. 1 Tahun 2013 terpenuhi.

[3.18] Menimbang bahwa berdasarkan uraian paragraf [3.12] sampai dengan paragraf [3.17], Majelis Komisioner berpendapat bahwa Pemohon memenuhi syarat kududukan hukum atau legal standing sebagai Pemohon penyelesaian sengketa informasi publik dalam sengketa a quo.

C. Kedudukan Hukum / Legal Standing Termohon

[3.19] Menimbang bahwa kedudukan hukum Termohon dalam sengketa a quo telah diuraikan dan dipertimbangkan pada bagian kewenangan Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Barat paragraf [3.5] sampai dengan [3.10], Pertimbangan tersebut berlaku secara mutatis mutandis dalam menguraikan dan mempertimbangkan kedudukan hukum Termohon.

[3.20] Menimbang berdasarkan paragraf [3.19], Majelis Komisioner berpendapat bahwa Termohon memenuhi syarat kedudukan hukum atau legal standing sebagai Termohon penyelesaian sengketa informasi publik dalam sengketa a quo.

D. Batas Waktu Pengajuan Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi [3.21] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan-ketentuan :

Pasal 22 ayat (7) UU KIP

Paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak diterimanya permintaan, Badan Publik yangbersangkutan wajib menyampaikan pemberitahuan tertulis yang berisikan : a. informasi yang diminta berada di bawah penguasaannya ataupun tidak;

b. badan Publik wajib memberitahukan Badan Publik yang menguasai informasi yang diminta apabila informasi yang diminta tidak berada di bawah penguasaannya dan Badan Publik yang menerima permintaan mengetahui keberadaan informasi yang diminta;

(12)

c. badan Publik wajib memberitahukan Badan Publik yang menguasai informasi yang diminta apabila informasi yang diminta tidak berada di bawah penguasaannya dan Badan Publik yang menerima permintaan mengetahui keberadaan informasi yang diminta;

d. penerimaan atau penolakan permintaan dengan alasan yang tercantum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17

e. dalam hal permintaan diterima seluruhnya atau sebagian dicantumkan materiinformasi yang akan diberikan;

f. dalam hal suatu dokumen mengandung materi yang dikecualikan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 17, maka informasi yang dikecualikan tersebut dapatdihitamkan dengan disertai alasan dan materinya;

g. alat penyampaian dan format informasi yang akan diberikan; dan/atau h. biaya serta cara pembayaran untuk memperoleh informasi yang diminta.

Pasal 35 ayat (1) UU KIP

Setiap Pemohon Informasi Publik dapat mengajukan keberatan secara tertulis kepadaatasan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi berdasarkan alasan berikut:

a. penolakan atas permintaan informasi berdasarkan alasan pengecualian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17;

b. tidak disediakannya informasi berkala sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9;

c. tidak ditanggapinya permintaan informasi;

d. permintaan informasi tidak ditanggapi sebagaimana yang diminta;

e. tidak dipenuhinya permintaan informasi;

f. pengenaan biaya yang tidak wajar; dan/atau

g. penyampaian informasi yang melebihi waktu yang diatur dalam undang- undang ini

Pasal 36 ayat (1) UU KIP

Keberatan diajukan oleh Pemohon Informasi Publik dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja setelah ditemukannya alasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 35 ayat (1)

(13)

Pasal 36 ayat (2) UU KIP

Atasan pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1) memberikan tanggapanatas keberatan yang diajukan oleh Pemohon Informasi Publik dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak diterimanya keberatan secara tertulis.

Pasal 37 ayat (2) UU KIP

Upaya penyelesaian Sengketa Informasi Publik diajukan dalam waktu paling lambat 14(empat belas) hari kerja setelah diterimanya tanggapan tertulis dari atasan pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (2).

Pasal 13 huruf a Perki No. 1 Tahun 2013

Permohonan diajukan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggapan tertulis atas keberatan dari atasan PPID diterima oleh Pemohon.

[3.22] Menimbang berdasarkan kronologi sebagaimana yang terurai pada paragraf [2.2] dan paragraf [2.6], dan persidangan pada tanggal 29 Oktober 2019 sebagaimana dijelaskan pada paragraph [2.15] ditemukan fakta sebagai berikut : 1. bahwa Pemohon telah menandatangani surat permintaan informasi ke

Termohon pada tanggal 2 Maret 2019 dan diterima oleh Termohon pada tanggal 2 Maret 2019, berdasarkan vide bukti [P-1].

2. bahwa berdasarkan uraian angka 1, waktu yang dimiliki oleh Termohon untuk menjawab surat Pemohon adalah 10 (sepuluh) hari kerja sebagaimana diatur dalam pasal 22 ayat (7) UU KIP sehingga paling lambat tanggal 20 Maret 2019 Termohon sudah harus menjawabnya.

3. bahwa batas waktu tanggapan/jawaban Termohon atas permintaan informasi tanggal 20 Maret 2019 sebagaimana diuraikan pada angka 2, Termohon tidak memberikan jawaban atau tanggapan sehingga Pemohon dapat mengajukan keberatan dalam jangkah 30 (tiga puluh) hari kerja atau tepatnya dari tanggal 21 Maret 2019 sampai tanggal 15 Mei 2019 sebagaimana telah diatur/ditetapkan pada pasal 36 ayat (1) UU KIP yang telah diuraikan pada pada paragraph [3.21]

(14)

4. Pemohon mengajukan surat keberatan pada tanggal 27 April 2019, dan diterima oleh Turun tanggal 10 Mei 2019, berdasarkan bukti [P-2];

5. Bahwa dalam keterangannya Termohon menerangkan tidak pernah menerima surat keberatan yang ajukan oleh Pemohon;

6. Bahwa Pemohon mengajukan sengketa informasi pada tanggal 4 Sepetember 2019 Vide bukti [P-2].

[3.23] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan pada pasal 37 ayat (2) UU KIP menjelaskan “Upaya penyelesaian Sengketa Informasi Publik diajukan dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah diterimanya tanggapan tertulis dari atasan pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (2),” jika merujuk pada ketentuan ini maka memperhatikan uraian sebagaimana dimaksud pada paragraf [3.22] angka 4, dimana Pemohon telah mengajukan surat keberatan pada tanggal 27 April 2019 dan diterima oleh Turun tanggal 10 Mei 2019, sehingga Termohon atau badan publik memiliki waktu untuk menjawab surat keberatan tersebut paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sebagaimana diatur dalam ketentuan pada pasal 36 ayat (2) UU KIP atau tepat pada tanggal 9 Juli 2019. Dari tanggal tersebut bilamana Pemohon tidak menerimanya maka sudah dapat mengajukan surat penyelesaian sengketa informasi publik ke Komisi Informasi sebagaimana diatur pada 37 ayat (2) UU KIP sehingga Pemohon sudah harus mengajukannya paling lambat 14 hari kerja atau tepatnya pada tanggal 1 Agustus 2019, namun sesuai vide bukti [P-3], Pemohon mengajukannya pada tanggal 4 September 2019, sehingga melebihi jangka waktu jangka waktu yang ditentukan.

[3.24] Menimbang bahwa berdasarkan uraian pada paragraf [3.21] sampai dengan uraian pada paragraf [3.23], Majelis Komisioner berpendapat bahwa jangka waktu pengajuan surat penyelesaian sengketa informasi publik oleh Pemohon ke Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Barat adalah tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan ditentukan dalam pasal 37 ayat (2) UU KIP, sehingga dinyatakan tidak memenuhi syarat batas waktu pengajuan permohonan penyelesaian sengeketa informasi publik.

(15)

[3.25] Menimbang ketentuan-ketentuan :

Pasal 36 Perki Nomor 1 tahun 2013 tentang PPSIP

(1) Pada hari pertama sidang, Majelis Komisioner memeriksa : a. Kewenangan Komisi Informasi;

b. Kedudukan hukum (legal standing) Pemohon untuk mengajukan permohonan penyelesaian sengketa informasi;

c. Kedudukan hukum termohon sebagai badan public didalam sengketa informasi;

d. Batas waktu pengajuan permohonan sengketa informasi

(2) Dalam hal permohonan tidak memenuhi salah satu ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Majelis Komisioner dapat menjatuhkan putusan selau untuk menerima ataupun menolak permohonan.

(3) Dalam hal Majelis berpendapat tidak perlu menjatuhkan putusan sela, maka proses pemeriksaan dapat dilanjutkan dan diputus bersamaan dengan putusan akhir.

[3.26] Menimbang bahwa terhadap perkara a quo, Majelis tidak melanjutkan proses persidangan ke tahapan pokok perkara dengan alasan tidak terpenuhinya jangka waktu sebagaimana diuraikan pada paragraf [3.23] dan [3.24], sehingga Majelis Komisioner memutuskan untuk melakukan putusan sela.

E. Pokok Permohonan

[3.27] Menimbang bahwa pokok permohonan pada perkara a quo sesungguhnya adalah Sengketa Informasi Publik antara Pemohon dengan Termohon mengenai informasi yang dimohonkan sebagaimana dijelaskan pada bagian kronologi di paragraf [2.2] sampai dengan paragraf [2.9].

[3.28] Menimbang berdasarkan fakta dipersidangan yang tidak dibantah oleh Pemohon dan menjadi fakta hukum bahwa jangka waktu yang diajukan oleh Pemohon sebagaimana telah dijelaskan pada paragraf [3.23] adalah tidak terpenuhi sehingga Majelis Komisioner perlu menjatuhkan Putusan Sela dengan tidak lagi mempertimbangkan pokok-pokok perkara a quo.

(16)

4. KESIMPULAN

[4.1] Berdasarkan seluruh uraian, pertimbangan dan fakta hukum yang telah dijelaskan, Majelis berkesimpulan :

1. Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Barat berwenang untuk menerima, memeriksa dan memutus permohonan a quo.

2. Pemohon memiliki kedudukan hukum atau legal standing untuk mengajukan permohonan dalam sengketa a quo.

3. Termohon memiliki kedudukan hukum atau legal standing sebagai Termohon dalam sengketa a quo.

4. Batas waktu pengajuan permohonan penyelesaian sengketa informasi publik tidak terpenuhi sebagaimana yang diatur dan ditentukan dalam UU KIP dan Perki No. 1 Tahun 2013.

5. AMAR PUTUSAN

[5.1] Menyatakan bahwa permohon Pemohon tidak dapat diterima

Demikian diputuskan dalam rapat Permusyawaratan Majelis Komisioner oleh Andry Pramono selaku Ketua merangkap Anggota, Andi Fachriady Kusno dan Dulhaj Muchtar Mahmud, masing-masing sebagai anggota, pada hari senin, tanggal 11 Nopember 2019 dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari ini Selasa tanggal 12 Nopember 2019 oleh Majelis Komisioner yang nama-namanya tersebut diatas, dengan didampingi oleh Hj. Rosdiana B, sebagai Panitera Pengganti serta tidak dihadiri oleh Pemohon dan dihadiri Termohon.

(17)

KETUA MAJELIS ttd

(ANDRY PRAMONO)

ANGGOTA MAJELIS ttd

( ANDI FACHRIADY KUSNO )

ANGGOTA MAJELIS ttd

(DULHAJ MUCHTAR MAHMUD )

PANITERA PENGGANTI ttd

( Hj. ROSDIANA B.)

Untuk salinan Putusan ini sah dan sesuai dengan aslinya, diumumkan kepada masyarakat berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan ketentuan pasal 59 ayat (4) dan ayat (5) Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 tahun 2013 tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik.

Dikeluarkan di Mamuju

Pada Tanggal : 14 November 2019 PANITERA

DARMAWATI JUSUF

Referensi

Dokumen terkait

Ketua Tim Peneliti wajib membuat Surat Pernyataan Tidak Ada Aset (untuk yang tidak ada aset)/Berita Acara Serah Terima Aset (untuk yang memiliki aset) mengikuti format yang

(1) Upaya penyelesaian Sengketa Informasi Publik diajukan kepada Komisi Informasi Pusat dan/atau Komisi Informasi provinsi dan/atau Komisi Informasi

16 Putusan Komisi Informasi Pusat, Nomor 057/XII/KIP-PS-M-A/2015, h.. Mediasi, namun tidak menghasilkan kesepakatan antar kedua belah pihak yang berperkara. 2) Bahwa,

[3.31] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan pada pasal 37 ayat (2) UU KIP menjelaskan “Upaya penyelesaian Sengketa Informasi Publik diajukan dalam waktu paling lambat 14

TAM mengasumsikan bahwa penerimaan teknologi informasi oleh individu dipengaruhi oleh dua variabel utama yaitu: persepsi mengenai kegunaan atau perceived of usefulness (PU)

[2.3] Bahwa hingga batas waktu yang ditentukan dalam memberikan jawaban/tanggapan informasi yang dimohonkan oleh Pemohon, Sekretaris Desa Bumiayu Kecamatan

(1) Upaya penyelesaian Sengketa Informasi Publik diajukan kepada Komisi Informasi Pusat dan/atau Komisi Informasi provinsi dan/atau Komisi Informasi kabupaten/kota

(1) Upaya penyelesaian Sengketa Informasi Publik diajukan kepada Komisi Informasi Pusat dan/atau Komisi Informasi provinsi dan/atau Komisi Informasi