• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah dikenal sejak awal 1970- an, dan dunia bisnis pada umumnya, yang berkontribusi pada kepatuhan terhadap peraturan hukum nilai pemangku kepentingan, penghargaan terhadap masyarakat dan lingkungan, dan kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan, adalah dunia sosial. situasi juga harus diperhitungkan untuk kebutuhan pemangku kepentingan, sebagai akibat dari tanggung jawab sosial perusahaan. Konsep tanggung jawab sosial perusahaan sebenarnya sudah ada sejak lama, namun bentuknya masih sebatas pemberian atau derma, dan seiring perkembangan zaman konsep ini telah mengambil bentuk program-program cinta lingkungan dengan mengutamakan pemberdayaan masyarakat. ruang kerja perusahaan.

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan (TJSL) atau lebih dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) telah menjadi wahana penting untuk mendukung pembangunan kota Malang karena keterbatasan anggaran. Oleh karena itu, Pemkot menyadari keterbatasan kemampuan Pemkot Malangsi dalam membiayai kebutuhan dana pembangunan kota, sehingga bagaimana anggaran program Pemkot Malangsi bekerja sama dengan beberapa partai politik atau dunia usaha. Pemerintah Kota Malang telah menetapkan beberapa strategi, antara lain memperkuat kerjasama pembangunan dengan menarik peran dunia usaha masyarakat, instansi pemerintah dan dana swasta.

Dalam upaya ini, pemerintah terus mendorong kegiatan berbagai pemangku kepentingan. Pembangunan tersebut menggunakan sumber dana yang tidak termasuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Sumber pendanaan non-APBD terutama berasal dari operasional keuangan dan non- perbankan perusahaan yang berlokasi di Kota Malang dan wilayah Malang.

(2)

2 Sebagian orang berpendapat bahwa penggunaan dana CSR didukung oleh pemerintah Malangsi karena bertujuan untuk membangun kota tanpa APBD.

Banyak perusahaan yang melaksanakan program tanggung jawab sosial, mendukung program CSR perusahaan, dan membentuk kegiatan CSR yang sinergis dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang dibuat oleh pemerintah Kota Malang. Namun, peraturan daerah (perda) yang mengatur sinergi ini belum ada. Oleh karena itu, orang-orang yang tidak bertanggung jawab lebih cenderung menyalahgunakan haknya atau dana non- APBD. Aspek pemerintahan regulasi CSR tidak dapat dikelola dan dikembangkan dengan baik dalam pelaksanaannya karena pengaturan administrasi yang belum ada belum optimal.

Pemerintah terus memperketat aspek regulasi dan kelembagaan lembaga keuangan seperti bank dan non-bank, serta berupaya mengoptimalkan kegiatan investasi swasta dan pemerintah agar dapat terkonsentrasi sesuai rencana.

RPJPMD. Peningkatan kerjasama antara pemerintah dan swasta yang lebih sistematis dan berkelanjutan memerlukan dukungan berkelanjutan dari semua pihak, termasuk sistem CSR (Corporate Social Responsibility).

Menurut Malang Post,beberapa taman modifikasi seperti Taman Merbabu, Taman Trunajaya, Taman Kunangkunang dan terakhir Hutan Kota Malabar telah direnovasi dengan menggunakan anggaran CSR. Wali Kota Malang H.M Anton mengatakan dalam berbagai adegan penggunaan dana CSR merupakan bagian dari upaya kreatif Pemkot Malang terkait pembangunan sekaligus pembatasan APBD. “Satu hal yang harus kita dorong adalah pengembangan CSR dalam bentuk rasa persatuan,” kata Anton. Tentu saja, tidak hanya untuk membangun taman. Karena satu-satunya strategi sementara menggunakan program CSR ini adalah perbaikan fasilitas umum dan pembangunan beberapa ruang terbuka hijau, dana CSR disediakan untuk tujuan pariwisata seperti bus sekolah dan pendidikan sosial di bus Malang City Tour (Masaito). Hal itu diputuskan oleh pemerintah Malang.

(3)

3 Penggunaan dana CSR bukan tanpa masalah, berjalan lancar, dan beberapa masalah mulai muncul dalam penggunaan dana tersebut. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Kota Malang berupaya membangun mesin anjungan tunai mandiri (ATM Drive Thru) di jalan menuju Malang City Square. Banyak yang mengatakan pembangunan anjungan tunai mandiri di jalan merupakan kompensasi yang diberikan pemerintah kota, karena BRI telah menghabiskan dana puluhan miliar rupiah untuk mempercantik wajah Lapangan Merdeka. Oleh karena itu, Dana CSR kini mulai menimbulkan pertanyaan tentang mekanisme dan aturan hukum.

Revitalisasi Hutan Kota Malabar dengan Dana CSR PT Otsuka juga mendapat perhatian dari pihak Arief Wicaksono DPRD Kota Malang mengenai lokasi penyaluran CSR. Politisi PDI-P dengan tegas mempertanyakan niat PT Otsuka Kabupaten Malang, Lawang, dalam memberikan CSR di Malang.

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan (TJSL) yang disebut Corporate Social Responsibility (CSR), kini menjadi wahana penting untuk mendukung pembangunan kota Malang.

.

Tabel 1

Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pada Pemerintah Kota Malang tahun 2013-2018

PROGRAM CSR KOTA MALANG 2013-2018 A. Proyek CSR pemberian hibah berupa dua bus

wisata untuk peningkatan pariwisata Kota Malang.

B. Revitalisasi taman kota Malabar di jalan Malabar Revitalisasi Taman Trunojoyo bagian selatan dan utara.

C. Pembangunan Taman Kunang-kunang di sepanjang jalan Jakarta

D. Program pembangunan SDM dengan memberikan lebih dari 600 unit CPU dan laptop layak pakai, dan ribuan perangkat elektronik untuk praktik Sekolah Menengah Kejuruan di Kota dan Kabupaten Malang

H. Program menata ulang tata ruang alun-alun merdeka Kota Malang

I. Sepeda Gantung Taman Merjosari

J. Program CSR dengan membangun sarana lampu penerangan Jalan Kertanegara dan lampu Penerangan Taman Singha.

K. Program CSR pemberian 1 unit bus wisata.

L. Program pembangunan SDM dengan mengadakan program kegiatan yang terkait ada empat bidang, diantaranya pendidikan, kesehatan, pemberdayaan lingkungan, dan infrastruktur dalam PKK dan kader posyandu di Kota Malang. Pemberdayaan PMKS

(4)

4

Sumber : Data Diolah Peneliti, 2018

Tabel di atas menunjukkan beberapa program CSR dari berbagai perusahaan dan badan usaha milik negara yang ditawarkan kepada Pemerintah Kota Malang. Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan, terdapat beberapa program yang dibutuhkan masyarakat untuk kepentingan pelayanan publik.

Ketentuan Peraturan CSR tersebut terdapat dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT). Menurut pasal 1.3 UU tersebut, CSR merupakan bentuk kewajiban perusahaan untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas hidup.

Penegasan kewajiban Dana CSR juga ditegaskan dalam pasal 74 yang mengatur bahwa sanksi diberikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan terkait. Undang-undang lain, yakni Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, juga dijelaskan dalam Pasal 34, yang akan dikenakan tindakan administratif secara tertulis jika penanam modal tidak memenuhi kewajibannya untuk memenuhi tanggung jawab sosial dan lingkungan.

Peringatan, pembatasan kegiatan usaha, pembekuan kegiatan usaha dan pembatalan kegiatan usaha. Menurut catatan

E. Melaksanakan program sosial yaitu dengan program bedah rumah layak huni di wilayah kedung kandang, telogo mas, dan sekitar pisang candi Kota Malang

F. Membangun Taman Merbabu

G. Pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan mewujudkan wisata baru kampung tematik warna-warni dan kampong biru arema wilayah jodipan Kota Malang

yang terjaring oleh Dinas Sosial dengan program pelatihan UKM yang diberikan modal.

M. Pemberdayaan PMKS yang terjaring oleh Dinas Sosial dengan program pelatihan UKM yang diberikan modal.

N. Program CSR dengan memberikan 1 unit bus sekolah.

O. Program pemberdayaan pengelolaan sampah ditingkat kelurahan melalui Bank sampah malang.

P. Program CSR dengan memberikan 1 unit bus wisata malang city tour.

(5)

5 Mvoice menjelaskan banyak utilitas publik berkomitmen untuk menggunakan dana CSR. Misalnya, direstorasi oleh CSR Torunojoyo Park Bench Group. Perusahaan juga membantu membangun taman di kawasan Jarandien.

Kami juga menggunakan dana CSR untuk merevitalisasi Hutan Kota Marabaru.

Kali ini Pemprov DKI bekerja sama dengan PT Otsuka Indonesia yang memproduksi minuman Pocari Sweat. Banyak taman lain, seperti Taman Singha Merjosari, Taman Slamet, Taman Keluarga Merbabu dan Alun-Alun Merdeka di Kota Malang, sejalan dengan tujuan CSR berbagai perusahaan. Topik CSR untuk fasilitas utilitas publik juga telah merambah ke pedesaan. Setidaknya beberapa desa seperti Kampung Putih, Kampung Tridi, Kampung Varnavarni dan Kampung Biru Arema telah menjalin kerjasama dengan CSR. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Fuwa telah mendapatkan kepercayaan dari banyak perusahaan sebagai target CSR. Di sisi lain, pada saat penulisan ini, belum ada peraturan daerah yang mengatur tentang penyebaran CSR. Sehingga ketika banyak anggota DPRD yang empuk memperhatikan dewan yang mengusulkan perda CSR, nanti akan ada alur yang sistematis dan mekanisme yang transparan akan muncul. Selain manfaat positif yang diperoleh Pemkot dengan menggunakan

Dana CSR, mekanisme pembelanjaan dana tersebut juga harus diatur secara on-site. DPRD Kota Malang terus membahas CSR (Corporate Social Responsibility) Raperda. Pada awal 2018, semua fraksi di KPU akan mempublikasikan pandangan umum mereka tentang sifat Raperda. Hal ini disampaikan kepada Malang Post kemarin oleh Ir IndraTjahyono, Ketua Pansus CSR La Peruda. Pak Indra yang juga ketua Komite A mengatakan, “Sidang pleno ini rencananya akan diadakan.” Letnan Kolonel A, Letnan Kolonel Sparuno, yang menerima kontak lain mengatakan sebagai berikut. sama disini. Ia menjelaskan, RaperdaCSR adalah urusan KPU. Targetnya, pembahasan bisa selesai dalam tahun ini. Bapak Suparno menjelaskan bahwa sudah saatnya Kota Malang merumuskan peraturan kebijakan berupa peraturan daerah yang mengatur mekanisme CSR. Selain memiliki payung hukum, perusahaan swasta yang akan melakukan kegiatan CSR di Malang terus berkembang. Sedangkan aturan

(6)

6 mewajibkan pelaku usaha memberikan kontribusi sekitar 2 persen untuk kesejahteraan masyarakat sekitar dalam bentuk program CSR.” Lanjut Suparno, pihaknya juga selama ini mengatakan CSR yang diberikan perusahaan kepada Malanci masih dalam bentuk. infrastruktur Masih banyak bidang yang perlu mendapat perhatian melalui program CSR, namun perusahaan tersebut menggunakan dana APBD untuk pemeliharaannya setelah melakukan kegiatan CSR dan menyerahkannya kepada pemerintah Malangsi. Fasilitas umum yang banyak biaya perawatannya menggunakan dana CSR, dan sebagian besar berupa taman kota yang efektif. Di sisi lain, aspek bermasalah dari pemerintah adalah mekanisme yang diusung selama ini tidak memiliki mekanisme pelaksanaan CSR dengan integrasi yang rendah karena regulasi di tingkat daerah dimana perusahaan saat ini melakukan kegiatan CSR terbatas.

Selain masalah implementasi CSR yang mempengaruhi setiap departemen di atas, implementasi CSR dari saat ini memiliki banyak masalah lain dan implikasi luas. Jika kebijakan perencanaan pembangunan pemerintah dan pelaksanaan program CSR tidak terintegrasi, maka tidak akan terencana, terintegrasi, dan tidak akan mencapai tujuan dengan baik. Perencana pembangunan pemerintah, beroperasi di bawah batas rencana yang ditetapkan oleh undang-undang, ini dilakukan, direncanakan, dikoordinasikan, dipantau dan dinilai dengan pemahaman dan kondisi lingkungan sasaran yang lebih baik meningkatkan program CSR.

Di sisi lain, pelaksana CSR perusahaan dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Akibatnya, pelaksanaan CSR tidak sesuai dengan tujuan.

Beberapa program, seperti pengentasan kemiskinan, penggorengan dan penguatan ekonomi lokal, yang dijalankan oleh tim CSR perusahaan seringkali bersaing dengan rencana dan program pemerintah daerah. Bahkan jika cocok, jadwal anggaran akan menghasilkan penganggaran ganda di tempat yang sama. Dengan melakukan ini sendiri, kami akan berusaha untuk membangun hubungan yang lebih baik dengan komunitas lingkungan yang menjadi tujuan CSR. Namun, tanpa

(7)

7 mengurangi aspek positif dari kegiatan CSR yang dilakukan selama ini, pelaksanaan CSR yang sebenarnya masih belum terduplikasi dan seringkali tidak berkelanjutan.

Hal ini karena tidak ada mekanisme perencanaan dan pelaksanaan yang sebenarnya selama jadwal program pemerintah dan kegiatan CSR perusahaan.

Berikut ini menjelaskan bagaimana Perusahaan berperilaku sesuai dengan hukum yang berlaku. Oleh karena itu, menerapkan strategi dan arah kebijakan yang tepat untuk meningkatkan efektivitas penggunaan CSR untuk mendukung keterlibatan dan pengembangan semua pemangku kepentingan di pemerintah, sektor swasta, akademisi dan masyarakat. CSR. Pemerintah daerah dapat mengarahkan pembangunan daerah dengan melibatkan pihak swasta (swasta) untuk kesejahteraan masyarakatnya melalui kebijakan publik. Corporate Social Responsibility (CSR) masih dianggap sebagai bagian dari kegiatan sosial perusahaan besar, dan saya percaya bahwa perusahaan yang tidak melakukan bisnis hanya di wilayah tertentu tidak memiliki kewajiban untuk terlibat dalam kegiatan CSR.

Namun, di sisi lain, pemerintah daerah juga memiliki keterbatasan, dan pengembangan beberapa bidang dapat tertunda atau melambat. Salah satu kemitraan yang bisa kita lakukan adalah membangun sumber daya manusia di daerah. Pemerintah daerah menggunakan kewenangannya untuk membangun kemitraan dengan pihak swasta untuk membangun sumber daya manusia (SDM) daerah (khususnya masyarakat adat daerah), dan kebutuhan sumber daya manusia di wilayah kota Malang. swasta dan pemerintah daerah serta pemerintah daerah yang sedang berjalan itu sendiri.

Beberapa kondisi yang perlu dipertimbangkan dalam kemitraan dengan bisnis dan pemerintah mencakup kondisi yang saling menguntungkan seperti demografi terkini dan data lainnya, dan rencana pembangunan yang disosialisasikan dengan baik untuk sektor swasta. Mengetahui rencana

(8)

8 pengembangan Melalui kegiatan dan program CSR, Anda dapat mengetahui persyaratan, kualifikasi dan spesifikasi SDM yang dapat disediakan oleh pihak swasta. Tidak hanya untuk pengembangan struktural, tetapi juga untuk pengembangan kualitatif sumber daya manusia. Menyediakan sarana dan prasarana pengentasan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, pendidikan, kesehatan, pengembangan usaha mikro, masyarakat, dan mendukung program perlindungan dan pembangunan lingkungan untuk negara yang nyaman, maju dan sejahtera. Kota Malang dipercaya banyak perusahaan sebagai sasaran penyaluran CSR. Kota Malang belum memiliki regulasi tingkat daerah terkait penyaluran CSR, Akan tetapi perlu diketahui perlu adanya integrasi dengan pemerintah daerah dalam menggunakan dana CSR itu sendiri supaya agar apa yang dibutuhkan pemerintah terbantukan tugasnya dengan bantuan CSR agar sebuah pembangunan yang di danai oleh swasta agar perencanaan program CSR tersebut terarah dan sesuai dengan yang dibutuhkan pemerintah saat ini. Atas latar belakang permasalahan itulah, peneliti mengambil judul “Pelaksanaan Program Corporate Social Responbility (CSR) Dalam Mendukung Program Pembangunan Daerah Kota Malang”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pelaksanaan program Corporate Social Responbility (CSR) dalam mendukung program pembangunan daerah Kota Malang?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian integrasi program CSR terhadap program pembangunan daerah kota malang dan implementasinya:

1. Untuk mengetahui informasi integrasi antar sector swasta dan pemerintah dalam pengelolaan tujuan program CSR.

2. Untuk mengetahui sejauh mana program CSR berjalan dan terintegrasi terhadapa pemerintah daerah yang akan menerima program tersebut lebih tepat

(9)

9 sasaran, sehingga dibuatlah program CSR yang akan membantu masyarakat dalam sector kesejahteraan masyarakat yang akan terlibat.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian ini dan tujuan yang ingin dicapai, maka peneliti berharap ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis diharapkan dapat menambah informasi atau ide konkrit bagi lembaga legislatif, pemerintah, ekonomi dan khususnya pengusaha tentang manfaat dari menjalankan tanggung jawabnya. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran ilmiah yang ilmiah bagi kemajuan ilmu pengetahuan pada umumnya dan penelitian pada khususnya.

2. Manfaat Praktis

Untuk perusahaan dapat mengurangi resiko dan tuduhan terhadap perilaku tidak pantas yang diterima perusahaan. Perusahaan yang menjalankan tanggungjawab sosialnya secara konsisten akan mendapatkan dukungan luas dari komunitas yang telah merasakan manfaat dari berbagai aktifitas yang dijalankannya.

Untuk masyarakat dapat mengetahui secara terperinci mengenai integrasi program CSR dan program pembangunan pemerintah sehingga mengetahui manfaat kegiatan CSR dan dapat ikut andil didalamnya.

E. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional 1. Definisi konseptual

Definisi konsep merupakan fisualisasi teori yang dapat ditarik dari sebuah latar belakang yang sudah dijabarkan dan meruakan teori-teori yang akan kita bahas. Bergerak berdasarkan latar belakang yang sudah ada, maka definisi konseptual akan diambil oleh peneliti yang sudah ada, maka definisi konseptual yang akan diambil oleh peneliti adalah sebagai berikut :

(10)

10 a. Program Corporate Social Responbilty (CSR)

Wibisono, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) adalah komitmen berkelanjutan oleh bisnis untuk bertindak secara etis dan berkontribusi pada pengembangan ekonomi komunitas mereka atau masyarakat luas sambil meningkatkan standar hidup. pekerja dan keluarganya. Corporate Social Responsibility (CSR) dapat diartikan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat. Sebagaimana dikemukakan di atas, definisi program CSR adalah bahwa pelaksanaan program CSR melibatkan partisipasi beberapa pemangku kepentingan termasuk dunia usaha, LSM, perguruan tinggi, tokoh masyarakat dan calon penerima manfaat CSR. Syarat pertama adalah perlunya melibatkan pemangku kepentingan dalam bentuk persetujuan atau dukungan terhadap pelaksanaan beberapa program tanggung jawab sosial lokal yang direncanakan oleh manajemen perusahaan untuk dilakukan dalam pelaksanaan program CSR. Kondisi kedua yang harus menciptakan pola hubungan yang jelas antar pemangku kepentingan adalah meningkatkan kualitas koordinasi dalam pelaksanaan program. Perencanaan Pembangunan

Riyadi dan Bratakusuma berpendapat bahwa konsep umum tentang perencanaan pembangunan adalah bahwa perencanaan pembangunan sebenarnya merupakan suatu proses yang berkesinambungan dari waktu ke waktu dengan melibatkan kebijaksanaan (policy) dari pembuat keputusan berdasarkan sumber daya yang tersedia dan disusun secara sistematis. Perencanaan pembangunan dapat diartikan proses atau tahap dalam merumuskan pilihan-pilihan pengambilan kebijakan yang tepat, dimana dalam tahapan ini dibutuhkan data dan fakta yang relevan sebagai dasar atau landasan bagi serangkaian alur yang sistematis yang bertujuan untuk terwujudnya kesejahteraan masyarakat

(11)

11 umum baik secara fisik maupun non fisik.1

Pemerintah menyusun rencana pembangunan daerah yang dirancang untuk meningkatkan kualitas rencana pembangunan daerah melalui data pembangunan yang relevan dan akurat. Sehingga dia bisa membantu di semua tahapan perencanaan pembangunan daerah. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan perencanaan pembangunan daerah akan sangat membantu tercapainya pembangunan daerah yang lebih optimal.

Melalui rangkaian kegiatan simulasi, penentuan arah kebijakan pembangunan dapat dimaksimalkan, sehingga upaya pengelolaan permasalahan dan hambatan pembangunan daerah dapat teratasi sejak awal.

b. Strategi Integrasi CSR

Strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang diikuti tindakan yang tujuannya adalah mencapai suatu target dan tujuan tertentu.

Istilah stragei dirumuskan sebagai suatu tujuan yang ingin dicapai dan upaya untuk mengkomunikasikan apa saja yang akan dikerjakan oleh siapa yang mengerjakan, dan bagaimana cara mengerjakannya, serta kepada siapa saja hal tersebut dikomunikasikan, dan hasil kinerja itu pun perlu dinilai. 2

c. Integrasi Program CSR dan Program Pembangunan Daerah

Menurut William, Penyesuaian antara program pemerintah dengan program tanggung jawab sosial perusahaan untuk mewujudkan sikronisasi program yang sesuai apa yang yang sudah disepakati antara pemangku kepentingan.Pembangunan Daerah yang diarahkan kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat merupakan tantangan yang besar bagi pemerintah baik tantangan dalam sinkronisasi antara kegiatan yang

1Bratakusumah, Deddy & Riyadi, 2005, Perencanaan Pembangunan Daerah, Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama, hlm. 30

2Assauri, Sofjan. 2013. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Rajawali Pers, hlm. 3

(12)

12 dilakukan oleh pihak swasta dan pihak pemerintah maupun keterbatasan pendanaan yang dimiliki oleh pemerintah.3

Integrasi program CSR dan program pembangunan pemerintah menjadi penting karena perencanaan pembangunan; a) kegiatan pemerintah yang terencana dan sistemik untuk mengendalikan dan mengatur proses pembangunan; b) cakupan jangka panjang, menengah dan tahunan; (c) memperhitungkan variabel-variabel yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan secara keseluruhan; d) memiliki tujuan pembangunan yang jelas sesuai dengan keinginan masyarakat.4

Kesimpulannya integrasi merupakan bagian penting untuk melakukan sebuah perencanaan program pembangunan daerah yang memiliki dukungan oleh sector swasta. Maka dari itu adanya beberapa pola atau kerjasama antar sektor swasta yang dapat mendukung suatu program daerah dalam hal perencanaan pembangunan.Dari sisi aspek perusahaan ini merupakan suatu bentuk tanggung jawab yang sudah diberikan aturan dari pemerintah sebagai wujud patuh terhadap aturan yang berlaku tentang tanggung jawab sosial.

2. Definisi Operasional

Berdasarkan adanya definsi konseptual yang sudah ada di atas, maka dapat ditarik sebuah definisi operasional yang merupakan cerminan dari rumusan masalah yang ada dan merupakan inti kajian lebih lanjut dari latar belakang yang sudah diambil oleh peneliti. Beberapa istilah kunci yang dipandang penting untuk didefinisikan adalah :

3Suharto, Edi, Pekerjaan Sosial di Dunia Industri: Memperkuat Tanggung jawab Sosial Perusahaan(Corporate Social Rensposibility), 2007, Bandung: Refika Aditama hlm. 15

4Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah.

(13)

13 a. Integrasi CSR dalam Proses Perencanaan Dan Masalah

Pembangunan Daerah

1) Mengidentifikasi perkembangan pembangunan dan budaya masyarakat;

2) Koordinasi mengenai Rencana Pembangunan Daerah;

3) Menentukan target sosial;

4) Kerjasama dengan kelompok masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat;

5) Melakukan evaluasi realisasi CSR.

b. Faktor-faktor Penghambat dan Pendukung Dalam Integrasi CSR dalam Proses Perencanaan Pembangunan Daerah

1) Faktor Penghambat

a) Bagi perusahaan sendiri CSR hanyalah sebagai community development bukan sebagai suatu bentuk tanggung jawab sosial sehingga pendanaan yang seringkali terhambat.

b) Terdapat kecenderungan dari pihak perusahaan untuk enggan melibatkan pemerintah dalam mengintegrasikan antara program CSR dengan Rencana Pembangunan Daerah.

c) Belum adanya regulasi pemerintah daerah yang belum dapat mengevaluasi kegiatan CSR secara menyeluruh

d) Peran stakeholder dalam mengimplementasikan kegiatan CSR yang belum maksimal.

2) Faktor Pendukung

a) Adanya penerimaan positif dari masyarakat setempat

b) Adanya komitmen dari pihak perusahaan untuk merealisasikan program CSR untuk pembangunan daerah.

c) Kerjasama yang baik dari internal perusahaan untuk mencapai target CSR

d) Adanya keterlibatan masyarakat dalam program tersebut.

(14)

14 F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Permasalahan yang akan peneliti kaji adalah masalah sosial dan dinamis.

Oleh karena itu, peneliti memutuskan untuk menggunakan metode penelitian kualitatif untuk menentukan cara mencari, mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data penelitian.

Penelitian kualitatif dilakukan kepada objek alamiah yang berkembang dengan alami dan apa adanya. Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah peneliti itu sendiri. Menurut Sugiyono, penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebuah instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan triangulasi, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekan makna dari pada generalisasi.5

Penelitian kualitatif ini dapat digunakan untuk memahami interaksi sosial, misalnya melalui wawancara mendalam untuk mengidentifikasi pola yang jelas.

2. Pendekatan Penelitian

Secara teoritis, format penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian kuantitatif. Perbedaannya adalah sulitnya merancang penelitian kualitatif karena pada umumnya penelitian kualitatif tidak terstruktur.

Selain itu, peneliti akan secara cermat mendeskripsikan fenomena yang terjadi terkait dengan bagaimana mengintegrasikan perencanaan program CSR dan program pembangunan di Kota Malang.

5Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, 2011, Bandung: Afabeta, hlm. 15

(15)

15 Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan gambaran besar tentang sesuatu dari sudut pandang orang yang diteliti Penelitian kualitatif berkaitan dengan gagasan, persepsi, pendapat, atau keyakinan orang yang diteliti.Penelitian dan tidak semuanya dapat diukur dengan angka. .

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti.

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah keseluruhan sumber daya manusia yang ada di wilayah kota Malang maka peneliti melakukan penelitian di berbagai macam subyek penelitian diantaranya yaitu sebagai berikut :

A. Badan Perencanaan Pembangunan Dan Penelitian Kota Malang B. Dinas Perumahan Dan Kawasan Permukiman Kota Malang C. Dinas Pekerjaan Umum Kota Malang

D. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang

4. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti melakukan penelitian dan untuk mendapatkan informasi dan data-data penting yang diperlukan guna menunjang hasil yang maksimal dalam melakukan penelitian. Penelitian ini dilakukan di Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Kota Malang yang berlokasi Jalan Gajah Mada No. 2A, Kidul Dalem, Klojen, Kota Malang.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah metode yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti memilih jenis penelitian kualitatif, sehingga data yang diperoleh harus teliti, jelas dan spesifik. segi tiga. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara.6

6Ibid, hlm. 16

(16)

16 a. Observasi

Observasi adalah pengamatan yang disengaja dan sistematis terhadap aktivitas individu atau subjek lain yang diselidiki. Jenis observasi meliputi observasi terstruktur, observasi tidak terstruktur, observasi partisipatif, dan observasi tidak partisipatif.

Dalam penelitian ini, tergantung pada objek penelitian, peneliti memilih subjek untuk berpartisipasi dalam observasi. Observasi partisipatif adalah teknik observasi dimana peneliti berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan oleh subjek yang diteliti. Observasi ini dicapai dengan observasi langsung dan pencatatan terhadap subjek penelitian.

Berkat itu peneliti dapat mengidentifikasi informan untuk dicari dan juga mengetahui lokasi, fungsi/kegiatan, alamat, nomor telepon calon informan untuk memudahkan pencarian informasi.

b. Wawancara

Dalam teknik pengumpulannya digunakan wawancara hampir seperti kuesioner. Wawancara itu sendiri dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu wawancara terstruktur, wawancara semi terstruktur dan wawancara mendalam.

Namun disini peneliti lebih memilih untuk melakukan wawancara mendalam, hal ini untuk mengumpulkan informasi yang kompleks yang terutama mencakup pendapat, pandangan dan pengalaman pribadi.

Untuk menghindari hilangnya informasi, peneliti meminta izin kepada informan untuk menggunakan alat perekam.Sebelum wawancara mendalam, peneliti menjelaskan atau memaparkan gambaran umum singkat, jelas dan mendasar tentang topik penelitian.

(17)

17 c. Dokumentasi

Dokumen menurut Sugiyono, merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.7Dokumen yang digunakan peneliti disini berupa foto, gambar, serta data-data. Hasil penelitian dari observasi dan wawancara akan semakin sah dan dapat dipercaya apabila didukung oleh foto-foto

d. Sumber Data dalam Penelitian Sumber data yang digunakan peneliti :8

1) Data primer adalah data berupa kata-kata atau perkataan, gerak tubuh atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dipercaya, yaitu subjek penelitian atau informan mengenai variabel yang diteliti, penelitian atau data yang diperoleh langsung dari responden.

2) Data sekunder adalah data yang diperoleh dari teknik pengumpulan data yang mendukung data primer. Dalam penelitian ini penulis peroleh dari hasil observasi dan studi pustaka. Cukuplah dikatakan, data sekunder ini dapat berasal dari dokumen gratis seperti tabel, catatan, SMS, foto dan lain-lain.

7Ibid.

8Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi, 2006, Jakarta : Rineka Cipta, hlm. 26

(18)

18 e. Teknik Analisis Data

Gambar 1.3.

Sumber : Sugiyono (2014) Sumber Teknik Data Kualitatif Miles danHuberman

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisa yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Reduksi data ini dapat dilakukan dengan memilih dasar-dasar dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dan mencari tema dan pola. Reduksi data juga dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan, pemusatan dan penyederhanaan, pengabstraksian dan transformasi data yang muncul dari catatan tertulis di lapangan dengan judul Integrasi Perencanaan Program CSR dan Program Pembangunan Daerah Kota Malang (studi pada: Pemerintahan Kota Malang).

Reduksi

D a t a Kesimpulan/

V e r i f i k a s i DataKesi

m p u l a n / V e r i f i k a s i

Penyajian

d a t a

(19)

19 2. Penyajian Data

Penyajian data dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan cara menyajikannya dalam suatu teks tertentu yang tersusun secara sistematis. Namun, hal ini dilakukan untuk membantu pembaca memahami hasil penelitian para akademisi terkait perencanaan program CSR dan program pengembangan wilayah (studi pada Pemerintah Kota Malang).

3. Verifikasi

Pada langkah terakhir ini peneliti melakukan validasi dimana peneliti menyimpulkan hasil penelitian, penelitian dianggap reliabel, jika ada bukti yang valid dan konsisten untuk itu, ketika melakukan penelitian, sangat penting untuk memvalidasi ulang data yang diperoleh dari sumber data yang ada. terkait dengan perencanaan program CSR dan Program Pembangunan Daerah Malang (penelitian: Pemerintah Kota Malang.

Gambar

Tabel  di  atas  menunjukkan  beberapa  program  CSR  dari  berbagai  perusahaan  dan  badan  usaha  milik  negara  yang  ditawarkan  kepada  Pemerintah  Kota  Malang

Referensi

Dokumen terkait

Luaran yang diharapkan dari pengerjaan tugas akhir ini adalah analisa model peramalan yang sesuai untuk data harga minyak mentah Indonesia serta hasil peramalan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada tiga belas dealer kendaraan bermotor di Kota Manado, mengenai pengaruh desentralisasi dan sistem akuntansi manajemen

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang disebut SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi,

Hasil penelitian yang diperoleh adalah kasus spondilitis tuberkulosis yang ditemukan pada tahun 2014 sebanyak 44 pasien.. Penyakit ini dapat menyerang segala jenis kelamin dan

 Executed 45-year concessions for 3 new toll roads in 2006 (Bogor Outer Ring Road, Semarang-Solo and Gempol-Pasuruan); 35- year concessions for 2 new toll roads in 2008 and

Hal ini juga terjadi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, meskipun secara umum mereka mempersepsikan mutunya lebih buruk, sehingga dimungkinkan akan berpengaruh pada

 penelitian yang yang terbagi terbagi menjadi menjadi 2 2 khuluk khuluk yaitu khuluk Sidoramping dan khuluk yaitu khuluk Sidoramping dan khuluk Lawu maka Penulis

ABSTRAK - Studi ini bertujuan untuk menentukan tingkat budaya baca masyarakat di Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat. Dengan menggunakan metode eksploratori berurutan