• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Tabel Tinjauan Penelitian Terdahulu. Metode Penelitian Regresi Linear berganda. Analisis regresi linear berganda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Tabel Tinjauan Penelitian Terdahulu. Metode Penelitian Regresi Linear berganda. Analisis regresi linear berganda"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Tabel Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama

Peneliti Judul Metode

Penelitian Hasil

Eka Ristiani (2015)

Pengaruh program k3 terhadap kinerja karyawan produksi Pt.

Brantasena Plantation Pelalawan

Regresi Linear berganda

Hasil Kesehatan & keselamatan kerja dan lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan bagian produksi pada PT. Surya Bratasena Plantation Pelalawan.

Besarnya pengaruh kesehatan &

keselamatan kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan adalah sebesar 52,4%.

Simbolon (2017)

Pengaruh Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan Kerja terhadap PT Dwi Lestari Nusantara

Analisis regresi linear berganda

hasil analisis K3 dan Lingkungan Kerja dapat dijadikan

pengukuran terhadap

peningkatan kinerja karyawan Divisi Coiled Tubing/N2 (CT/N2) PT. Dwi Lestari Nusantara

Diah (2017)

Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan kerja terhadap kinerja

karyawan PT.

Pertamina Asset 2 Prabumulih

Regresi Linear Berganda

Keselamatan dan kesehatan kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Pertamina Asset 2 Prabumulih, hal ini disebabkan K3 adalah pembawa rasa nyaman dan aman dalam bekerja dan kepercayaan yang tinggi akan mendorong peningkatan perilaku kerja melalui jaminan Kesehatan.

V.P.K.Len gkong(201 7)

Pengaruh keselamatan kerja dan

Regresi Linear Berganda

Hasil bahwa Secara simultan Kesehatan kerja (X1), Keselamatan kerja (X2), dan

(2)

Nama

Peneliti Judul Metode

Penelitian Hasil

lingkungan kerja terhadap produktivitas karyawan pada

PT. Air

Manado dengan menggunakan Analisis Regresi

Lingkungan kerja (X3) berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas karyawan (Y) PT. Air Manado, tetapi secara parsial Kesehatan Kerja (X1), dan Lingkungan Kerja (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel produktivitas karyawan (Y)

B. Landasan Teori 1. Kinerja Karyawan

a. Pengertian Kinerja Karyawan

Kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kulitas dan kuantitas yang dicapai seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya yang sesuai dengan tanggungan yang diberikan (Mangkunegara, 2009). Menurut (Rivai, 2015) memperjelas bahwa kinerja atau prestasi kerja adalah hasil atau tolak ukur keberhasilan seseorang selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas, seperti pencapaian hasil standar kerja, target dan sasaran yang telah ditentukan terlebih dahulu dan disepakati bersama.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan mempunyai keterkaitan dengan hasil kerja karyawan dalam suatu periode tertentu dalam suatu organisasi, hasil tersebut dapat berupa kuantitas, kualitas, dan ketepatan waktu.

(3)

b. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

Kinerja seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, berikut ini faktor faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan menurut Kuswandi (2004:27):

1) Lingkungan kerja

Lingkungan kerja yang kondusif merupakan faktor utama dalam meningkatkan kepuasan kerja karyawan, dan lingkungan kerja yang nyaman dapat meningkatkan kinerja, sebaliknya jika lingkungan kerja tidak memadai maka mampu menurunkan kinerja dan menurunkan motivasi kerja dari karyawan yang ada.

2) Kepemimpinan

Kepemimpinan memegang peran dalam sebuah usaha dalam mencapai tujuan yang telah dibuat. Baik tidaknya kepemimpinan akan menentukan hasil kinerja dari karyawan. Kepemimpinan yang harus mampu memberi gairah kepada karyawan agar mereka termotivasi, menjadi semangat dan disiplin dalam melaksanan tugas dan tanggung jawab mereka. Perusahaan yang ingin sukses harus menunjukan kepimpinan yang baik agar karyawan mempunyai gairah semangat untuk bekerja.

3) Motivasi

Keberhasilan pengelolaan sumberdaya manusia sangat ditentukan oleh perusahaan, karena itu manajer harus mempunyai cara untuk dapat meningkatkan dan mempertahankan kinerja karyawan, dengan cara memberikan motivasi agar dapat bekerja secara optimal

(4)

4) Kemampuan Karyawan

Karyawan dengan kemampuan teknis maupun operasional yang tinggi untuk sebuah tugas akan meningkatkan semangat kerjanya, karyawan akan termotivasi dan memiliki kinerja yang baik, jika mereka memiliki pengetahuan yang memadai terhadap tugas dan tanggung jawabnya, manajemen mengadakan upaya untuk meningkatkan pengetahuan karyawan baik melalui pelatihan, pendidikan normal, dan pengalaman 5) Kesehatan keselamatan Kerja

Kesehatan keselamatan kerja merupakan hal dasar pada perusahaan yang diterapkan dalam keseharian karyawan bekerja, dimana Kesehatan keselamatan kerja memiliki pengaruh penting terhadap kinerja perusahaan apabila kesehatan keselamatan kerja tidak diterapkan dengan benar karyawan akan merasa was was terhadap kecelakaan kerja yang mengintai mereka setiap saat, karyawan memerlukan perlindungan dan jaminan aman dalam melakukan pekerjaan. Karyawan yang merasa terlindungi dari kecelakaan kerja akan merasa aman dan tentram tidak perlu takut sehingga mereka bisa fokus dalam bekerja dan menghasilkan pekerjaan yang sesuai harapan.

a. Indikator Kinerja Karyawan

Anwar prabu mangkunegara (2009:75) mengemukakan indikator – indikator kinerja karyawan, yaitu :

1) Kualitas

(5)

Kualitas kerja adalah seberapa baik seorang karyawan mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan.

2) Kuantitas

Kuantitas kerja adalah seberapa lama seorang pegawai bekerja dalam satu harinya. Kuantitas kerja ini dapat dilihat dari kecepatan kerja setiap pegawai itu masing-masing.

3) Pelaksanaan tugas

Pelaksanaan Tugas adalah seberapa jauh karyawan mampu melakukan pekerjaannya dengan akurat atau tidak ada kesalahan.

4) Tanggung Jawab

Tanggung jawab terhadap pekerjaan adalah kesadaran akan kewajiban karyawan untuk melaksanakan pekerjaan yang diberikan perusahaan.

2. Kesehatan Keselamatan Kerja

a. Pengertian Kesehatan Keselamatan Kerja

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah kondisi atau faktor yang mempengaruhi dan dapat mempengaruhi kesehatan dan keselamatan pekerja atau pekerja lain ( termasuk pekerja sementara dan kontraktor), pengunjung atau setiap orang di tempat kerja (Ramli, 2013:62). Menurut (sayuti, 2013:196), kesehatan kerja yaitu kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, rasa sakit dan emosi,yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Sedangkan keselamatan pekerja adalah pengawasan terhadap mesin, orang, metode dan material yang mencakup

(6)

lingkungan kerja agar pekerja tidak mengalami cidera. Menurut (Yuli, 2005:211) pengertian dari Kesehatan Keselamatan Kerja adalah kegiatan yang menjamin terciptanya kondisi yang aman, terbebas dari gangguan mental dan fisik melalui pembinaan dan pelatihan, control dan pengarahan terhadap pelaksaan tugas karyawan dan pemberian bantuan sesuai dengan aturan yang berlaku.

Berdasarkan penjelasan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa Kesehatan Keselamatan Kerja adalah jaminan bagi para pekerja agar mendapatkan hak mereka dalam bekerja, yaitu hak memperoleh perlindungan dalam melakukan sebuah pekerjaan, tanpa merasa was-was tertimpa material ataupun insiden lain diluar dugaan.

b. Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Keselamatan Kerja

Para ahli menduga bahwa 4 dari 5 kecelakaan yang terjadi penyebabnya utamanya adalah human error, karena itu program keselamatan kerja harus banyak memusatkan pada aspek teknisnya. Sedangkan menurut (Manuaba, 2004:164) menyatakan bahwa penyebab-penyebab kecelakaan kerja adalah :

1) Perbuatan manusia yang tidak aman, misalnya a) Melaksanakan pekerjaan tanpa perintah.

b) Menjalankan alat-alat mesin diluar ketentuan.

c) Menyebabkan alat-alat keselamatan kerja tidak bekerja sebagaimana mestinya.

d) Cara Loading Dock barang dan penyimpanan yang kurang baik .

(7)

e) Memakai sikap atau posisi tubuh yang kurang baik.

2) Kondisi fisik dan mekanis yang tidak aman, misalnya a) Alat pengaman yang kurang memadai

b) Kurangnya pengamanan c) Adanya kondisi tidak aman d) Perhitungan yang kurang baik

e) Pengaturan proses kerja yang berbahaya atau mengandung resiko f) Penerangan,ventilasi kurang baik

g) Perencanaan proses kerja kurang

Berdasarkan analisis sebab kecelakaan yang terjadi pada umumnya disebabkan oleh perbuatan yang membahayakan. Adapun perbuatan yang membahayakan itu bersumber dari :

a) Tidak memakai alat-alat pelindung diri

b) Tidak memperhatikan posisi saat sedang bekerja c) Cara menggunakan a yang salah

d) Tata cara kerja dan ketertiban yang tidak dipatuhi.

Kecelakaan jarang disebabkan oleh suatu faktor, penggolongan menurut jenis akan dapat menunjukan peristiwa yang langsung mengakibatkan kecelakaan dan menyatakan bagaimana suatu benda atau zat menyebabkan terjadinya kecelakaan. Menurut organisasi perburuhan internasional, klasifikasi berdasakan jenis kecelakaan adalah :

a) Terjatuh

(8)

b) Tertimpa benda tajam

c) Tertumbuk atau terkena benda-benda d) Terjepit oleh benda

e) Gerakan-gerakan melebihi kemampuan f) Pengaruh suhu tinggi

g) Terkena konsleting listrik

h) Kontak dengan bahan-bahan berbahaya. (Suma’mur, 2005).

Peristiwa kecelakaan akan selalu disertai dengan merugikan materi ataupun penderitaan terhadap karyawan dan keluarganya. Menurut sifatnya kecelakaan dibagi atas 3 kejadian :

a) Luka ringan, apabila si korban kurang dari 3 minggu telah dapat bekerja kembali seperti biasa.

b) Luka berat, apabila si korban lebih dari 3 minggu baru dapat bekerja kembali.

c) Tewas/mati, apabila si korban meninggal 24 jam setelah kecelakaan.

Selain luka-luka dan kematian, kecelakaan kerja dapat pula mengakibatkan kerugian karena terganggunya aktivitas pekerja, kerusakan alat-alat, lingkugan dan menurunnya moral karyawan terutama bagi mereka yang langsung melihat terjadinya kecelakaan tersebut. Berdasarkan kerugian yang diderita oleh perusahaan biasanya dapat diukur dengan jumlah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan karena terjadinya kecelakaan.

c. Indikator Kesehatan Keselamatan Kerja

(9)

Menurut Sama’mur (2005) ada 4 indikator yang mempengaruhi kesehatan keselamatan kerja, indikator indikator tersebut harus dapat menjadi perhatian perusahaan dalam memperkerjakan para karyawannya.

Indikator indikator tersebut sebagai berikut :

1) Alat pelindung kerja 2) Ruang kerja yang aman 3) Penggunaan peralatan kerja 4) Ruang kerja yang sehat 3. Lingkungan Kerja

a. Pengertian Lingkungan Kerja

Siagian (2014:56) mengemukakan bahwa lingkungan kerja yaitu lingkungan dimana pegawai melakukan pekerjaannya sehari-hari. Sedangkan menurut Budi W. Soetjipto (2008:87) menyatakan bahwa lingkungan kerja adalah segala suatu atau unsur-unsur yang dapat mempengaruhi secara langsung atau tidak langsung terhadap organisasi atau perusahaan yang akan memberikan dampak baik atau buruk terhadap kinerja dan kepuasan kerja karyawan. Menurut Sedarmayanti (2013:23) berpendapat bahwa suatu tempat yang terdapat sebuah kelompok dimana di dalamnya terdapat beberapa fasilitas pendukung untuk mencapai tujuan perusahaan sesuai dengan visi dan misi perusahaan.

(10)

Dari beberapa pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan pada saat bekerja, baik yang berbentuk fisik maupun non fisik, yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas dan pekerjaannya sehari-hari.

b. Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja:

Menurut (Suwatno dan Priansa, 2011:163) secara umum lingkungan kerja terdiri dari lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja psikis.

1) Faktor Lingkungan Fisik

Faktor lingkungan fisik adalah lingkungan yang berada disekitar pekerja itu sndiri. Kondisi di lingkungan kerja dapat mempengaruhi keberhasilan karyawan yang meliputi:

a) Rencana Ruang Kerja.

Pengaturan dan tata letak peralatan kerja, hal ini berpengaruh besar terhadap kenyamanan dan tampilan kerja karyawan.

b) Rancangan Pekerjaan.

Meliputi peralatan kerja dan prosedur atau metode kerja, peralatan kerja yang tidak sesuai dengan pekerjaannya akan mempengaruhi kesehatan hasil kerja karyawan.

c). Kondisi Lingkungan Kerja.

(11)

Penerangan dan kebisingan sangat berhubungan dengan kenyamanan para pekerja dalam bekerja. Sirkulasi udara, suhu ruangan dan penerangan yang sesuai sangat mempengaruhi kondisi seseorang dalam menjalankan tugasnya.

d). Tingkat Visual Pripacy dan Acoustical Privacy.

Dalam tingkat pekerjaan tertentu membutuhkan tempat kerja yang dapat memberi privasi bagi karyawannya. Yang dimaksud privasi disini adalah sebagai “ keleluasan pribadi “ terhadapa hal-hal yang menyangkut dirinya dan kelompoknya. Sedangkan acoustical privasy berhubungan dengan pendengaran.

2) Faktor Lingkungan Psikis

Faktor lingkungan psikis yang menyangkut dengan hubungan sosial dan kepribadian. Kondisi psikis yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan adalah:

a) Pekerjaan Yang Berlebihan

Pekerjaan yang melebihi batas dengan waktu yang singkat atau terbatas dalam penyelesaian sebuah pekerjaan akan menimbulkan tekanan dan ketegangan terhadap karyawan, sehingga hasil yang didapat kurang maksimal.

b) Sistem Pengawasan Yang Buruk

(12)

Sistem pengawasan yang buruk dan tidak efisien dapat menimbulkan ketidak puasaan lainnya, yang berdampak kurangnya umpan balik prestasi kerja.

c) Frustasi

Frustasi dapat member dampak pada terhambatnya usaha dalam pencapaian tujuan, misalnya harapan perusahaan tidak sesuai dengan harapan karyawan, apanbila hal ini berlangsung terus menerus akan menimbulkan frustasi bagi karyawan.

d) Perubahan-Perubahan Dalam Segala Bentuk

Perubahan yang terjadi dalam pekerjaaan akan mempengaruhi cara orang-orang dalam bekerja, misalnya perubahan lingkungan kerja seperti perubahan pekerjaan, perubahan stuktur organisasi, dan pergantian kepemimpinan perusahaan.

e) Perselisihan Antara Pribadi Dan Kelompok

Hal ini terjadi apabila kedua belah pihak mempunyai tujuan yang sama dan bersaing untuk mencapai tujuan tersebut. Perselisihan ini dapat berdampak negatif yaitu terjadinya peselisihan dalam berkomunikasi, kurangnya kekompakan dan kerjasama. Sedangkan dampak positifnya adalah adanya usaha positif untuk mengatasi perselisihan ditempat kerja, diantaranya: persaingan, masalah status dan perbedaan antara individu.

(13)

Lingkungan kerja fisik maupun psikis keduanya sama pentingnya dalam sebuah organisasi, kedua lingkungan kerja ini tidak bisa dipisahkan. Apabila sebuah perusahaan hanya mengutamakan satu jenis lingkungan kerja, maka tidak akan tercipta lingkungan kerja yang kondusif, dan lingkungan kerja yang kurang baik membutuhkan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien dan akan menyebabkan perusahaan tersebut mengalami penurunan produktivitas kerja.

c. Indikator Lingkungan kerja

Menurut Budi W.Soetjipto (2009:87) indikator Lingkungan kerja diantaranya :

1) Dimensi fisik

Dimensi fisik diukur dengan menggunakan tujuh indikator yaitu : a) Pencahayaan

Pencahayaan yang cukup dan tidak menyilaukan akan membantu meingkatkan kinerja pegawainya.

b) Sirkulasi udara.

Sirkulasi udara yang baik akan menyegarkan fikiran. Sirkulasi udara yang cukup dalam ruangan kerja sangat diperlukan apabila ruangan tersebut penuh dengan karyawan.

c) Kebisingan.

(14)

Kebisingan mengganggu konsentrasi kerja karyawan, hal ini karena karyawan tidak bisa focus kepada pekerjaannya.

d) Warna.

Warna dapat berpengaruh terhadap semangat manusia, sebenarnya bukan warna saja yang diperhatikan tetapi komposisi warna pun harus diperhatikan. Apabila warna dari suatu ruangan mempunyai komposisi yang mempunyai karakter maupun pesan perubahan yang positif pun akan timbul baik perubahan mood atau secara sikap.

e) Fasilitas.

Fasilitas merupakan salah satu penunjang untuk karyawan dalam menjalankan aktivitasnya dalam bekerja.

2) Dimensi non fisik.

Dimensi non fisik diukur dengan mnggunakan tiga indikator : a) Hubungan yang harmonis.

Hubungan yang harmonis merupakan bentuk hubungan pribadi ke pribadi yang lain dalam suatu organisasi. Apabila tercipta hubungan yang harmonis dapat menguntungkan pihak perusahaan karena karyawan menjadi mudah berkomunikasi antar sesamanya tanpa rasa canggung.

b) Keamanan dalam pekerjaan.

(15)

Keamanan yang dapat diapatkan pekerja harus diperhatikan dalam lingkungan pekerjanaya, agar para pekerja dapat focus bekerja tanpa rasa gelisah akan sesuatu yang tidak aman.

4. Hubungan Antar Variabel

a. Hubungan Kesehatan Keselamatan Kerja dengan Kinerja Karyawan.

Keselamatan kerja adalah keadaan dimana tenaga kerja merasa aman dan nyaman, dengan perlakuan yang didapat dari lingkungan yang berpengaruh pada kualitas bekerja. perasaan nyaman mulai dari dalam diri tenaga kerja, apakah dia nyaman dengan peralatan yang ada, tata letak ruang kerja dan beban kerja yang diberikan saat bekerja. Menurut Dharma (2002 : 164), Tolak ukur kinerja bagi seorang manager proyek dapat dilihat dari beberapa jenis, salah satunya tentang keselamatan dan kesehatan kerja karyawan, atau seberapa sering karyawan melakukan kecelakaan kerja.

Dari definisi diatas kita bisa mengetahui bahwa kinerja yang baik tidak akan bisa tercapai apabila pekerja mengalami kecelakaan yang akan menghambat proses dan akan menurunkan hasil atau capaian yang harus di penuhi oleh karyawan. Semakin banyak karyawan yang mengalami kecelakaan maka akan mengurangi jumlah karyawan yang harus bekerja untuk memenuhi target atau tujuan perusahaan yang telah di tetapkan sehingga menimbulkan kurangnya tenaga kerja dan berdampak pada menurunnya pencapaian target. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin baik perusahaan dalam mencegah terjadinya kecelakaan kerja pada karyawan maka akan semakin mudah bagi perusahaan

(16)

dalam mencapai tujuan yang di tetapkan. Dan sebaliknya, apabila perusahaan tidak meminimalisir potensi terjadinya kecelakaan dalam arti perusahaan tidak mampu membuat suatu prosedur pencegahan kecelakaan kerja maka perusahaan akan sangat sulit mencapai tujuan dan perusahaan akan mengalami kerugian.

Sehingga jelas peran penting sebuah keselamatan kerja dan sangat berpengaruh terhadap hasil capaian atau kinerja karyawan. Dan keselamatan kerja sangat berhubungan erat dengan kinerja karyawan, jika seorang karyawan tidak mampu bekerja maka dia tidak bisa menghasilkan output dan menunjang keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan.

b. Hubungan Lingkungan Kerja dengan Kinerja Karyawan

Pengaruh lingkungan kerja merupakan hal yang tidak boleh dikesampingkan oleh perusahaan karena akan berdampak pada kinerja karyawan yang berpengaruh terhadap perusahaan. Pengaruh lingkungan kerja adalah segala sesuatu atau unsur-unsur yang dapat mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung terhadap organisasi atau perusahaan yang akan memberikan dampak baik ataupun buruk terhadap kinerja karyawan.

5. Kerangka Pikir dan Hipotesis 1. Kerangka Pemikiran

Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang

(17)

penting. Uma Sekaran (1992) dalam Sugiyono (2017). Berdasarkan teori di atas, maka dapat digambarkan kerangka berpikir sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 2. Perumusan Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2013).

a. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Dewi (2006), dalam skripsi

"Pengaruh Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Ecogreen Oleochemicals Medan Plant" menunjukan

K3 (X1):

X1.1 : Alat pelindung kerja X1.2 : Ruang Kerja yang aman X1.3 :penggunaan alat kerja X1.4 :Penerangan yang cukup X1,5 : Ruang kerja yang sehat (Sama’mur : 2005)

Lingkungan kerja (X2):

X2.1 : Cahaya X2.2 : Sirkulasi udara X2.3 : Warna X2.4 : Kebisingan X2.5 : Fasilitas

X2.6 : Hubungan harmonis X2.7 : Keamanan

(Budi W. Soetjipto, 2009)

Kinerja karyawan (Y):

Y1 : Kualitas Y2 : Kuantitas Y3 : Pelaksaan Tugas Y4 : Tanggung jawab (Mangkunegara : 2009) H3

(18)

bahwa kesehatan dan keselamatan kerja memiliki pengaruh positif terhadap kinerja dengan nilai koefisiensi regresi sebesar 0,306 dan memiliki t hitung sebesar 3,770 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001. Berdasarkan hasil pemaparan di atas, peneliti menyimpulkan sebuah hipotesis :

H1 : Kesehatan Keselamatan Kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Pembangunan Perumahan

b. prilian (2014) dalam penelitiannya dengan judul Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT Mitra Global Jimbaran Bali, menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan di PT Mitra Global Bali. Hal ini dilihat dari analisis kolerasi antara lingkungan kerja dengan kinerja karyawan diperoleh hasil koefisien kolerasi sebesar 0,804, yang berarti ada hubungan positif kuat antara lingkungan kerja dengan kinerja karyawan. Sedangkan pengaruh lingkungan kerja dapat diukur sebagai variasi persentase yang diperoleh hasil sebesar 64,6%, hal ini berarti menunjukkan bahwa lingkungan kerja yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan yaitu sebesar 64,6% dan sisanya sebesar 35,4%. .Berdasarkan hasil pemaparan hasil di atas, peneliti menyimpulkan sebuah hipotesis :

H2 : Lingkungan Kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan PT.

Pembangunan Perumahan

c. Ambarsari (2015) dalam penelitian dengan judul Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Keselamatan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada

(19)

Pt Total Bangun Persada Tbk, menyimpulkan bahwa variabel lingkungan kerja dan keselamatan kesehatan kerja berpengaruh secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan, dengan nilai probabilitasnya 0,000 jauh lebih kecil dari pada 0,05. Berdasarkan hasil pemaparan hasil di atas, peneliti menyimpulkan sebuah hipotesis :

H3 : Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Kerja berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan PT. Pembangunan Perumahan d. Simbolon (2017) dalam penelitiannya “Pengaruh K3 dan Lingkungan Kerja

terhadap Kinerja karyawan PT Dwi Lestari Nusantara” menyatakan bahwa K3 memeliki pengaruh lebih besar jika dibandingkan dengan Lingkungan kerja, menurut Malik (2013) pada penelitiannya juga menyatakan bahwa K3 lebih memiliki rpengaruh dibanding Lingkungan Kerja. Berdasarkan hasil pemaparan hasil hubungan antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasi di atas, peneliti menyimpulkan sebuah hipotesis

H4 : Keselamatan Kesehatan Kerja lebih memiliki pengaruh terdahap Kinerja Karyawan dibandingkan dengan Lingkungan Kerja

Referensi

Dokumen terkait

Di era modern ini, fashion menjadi gaya hidup (life style) yang sangat di minati. Perkembangan dunia fashion menjadi hal yang penting di berbagai kalangan baik kalangan muda

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum pemberian P 0,5 g/10 kg tanah dan 1 g/10 kg tanah atau setara dengan 100 kg/ha dan 200 kg/ha diberikan 5 kali

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa kualitas produk adalah suatu usaha untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan, dimana suatu

Merupakan kebanggaan tersendiri karena telah melalui perjuangan berat, akhirnya penulis dapat menyelesaikan sikripsi dengan judul” Upaya peningkatan hasil belajar

19 Namun hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian Mulyasari yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara besar uang saku dengan frekuensi konsumsi western

Berdasarkan perhitungan di atas, dapat diketahui tidak ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan setelah dilakukan proses penyembuhan dengan penyuluhan dalam hal

Dalam menganalisis faktor yang mempengaruhi meningkatnya penderita kanker serviks, metode analisis faktor dianggap sangat cocok untuk penelitian ini, disebabkan

Kepada staf dan seluruh dosen Fakultas Ilmu Kesehatan terkhusus Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah mengajarkan dan membimbing saya