PROPOSAL PROYEK SOSIAL PFmuda
Potensi Desa Wisata dan Edukasi Kebencanaan pada Desa Rawan Bencana di Kaki Gunung Merapi
Nama Tim Pengusul :
Dwi Pristiawati (Ketua) Ryansyah Ramadhan Adju (Wakil Ketua) M. Alka Taufiqqurrahman Annisa Salsabila
Nurcholida Aulya Nida
Tri Setya Ebah Kurnia
Nadifatul Fitri Aji Laksono
Kompetisi Proyek Sosial Program PFmuda Pertamina Foundation
2022
Profil Peserta PFmuda 2022
1 Nama Pengusul Dwi Pristiawati, S.Pd 2 Tempat/ Tgl Lahir Sangatta, 13 Juli 1998
3 Pendidikan Terakhir S1 Pendidikan Bahasa Inggris
4 Pekerjaan Mahasiswa
5 Telp dan Alamat Email Telp: 085225679102 Email : owipristia@gmail.com 6 Alamat Rumah Domisili JL. Anggrek 70A, Samirono, Caturtunggal, Sleman, DIY 7 Organisasi yang diikuti/
yang pernah diikuti
Ketua Bestari Pertiwi (aktif) / Anggota Sahabat Pulau Indonesia (aktif) / Koordinator Umum Arah Pemuda Indonesia (API) Januari 2021
8 Pengalaman pengerjaan Proyek Sosial
Pemberdayaan Dan Pengembangan Usaha Masyarakat Turgo Dengan Meningkatkan Perekonomian Melalui Pengolahan Coklat Pegagan, Kopi Dan Teh Turgo.
Edukasi anak-anak di Sumenep, Madura terkait pentingnya mengetahui Indonesia dan Meningkatkan Toleransi
9 Pernah ikut lomba Belum Pernah ikut lomba/ kompetisi
Proyek Sosial yang diajukan saat ini
Judul Proyek Sosial Potensi Desa Wisata dan Edukasi Kebencanaan pada Desa Rawan Bencana di Kaki Gunung Merapi Kategori Isu Sosial Ekonomi dan Kebencanaan
Lokasi Proyek Dukuh Turgo, Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY
Nilai Yang Diusulkan Rp. 30.260.000 Lama Proyek : 3 Bulan Anggota Tim Pengusul 1. Dwi Pristiawati
2. Ryansyah Ramadhan Adju 3. M. Alka Taufiqqurrahman 4. Annisa Salsabila
5. Nurcholida
6. Tri Setya 7. Ebah Kurnia 8. Aulya Nida 9. Nadifatul Fitri 10. Aji Laksono Mentor/ Pembimbing Nama: Telp :
Pekerjaan : Produk/ hasil dari
Poyek Sosial
Obyek wisata desa rawan bencana, pengembangan produk lokal kopi dan teh turgo, pemandu wisata dan kunjungan ke rumah peninggalan erupsi merapi pada tahun 1994.
Manfaat Proyek Bagi Masyarakat
Meningkatkan perekonomian masyarakat secara mandiri dengan cara mengelola potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia desa wisata rawan bencana
Potensi Desa Wisata dan Edukasi Kebencanaan pada Desa Rawan Bencana di Kaki Gunung Merapi
Bab-1: PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Gunung Merapi adalah salah satu gunung berapi yang aktif di Indonesia dimana terletak di antara Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Hidup di balik bayang-bayang gunung berapi yang aktif tentu rasanya seperti duduk di bom waktu, terutama ketika menyebut sang Gunung Merapi, gunung berapi yang mendominasi pusat pulau Jawa.
Apalagi, hingga tahun 2022, Gunung Merapi tidak henti-hentinya erupsi dan mengeluarkan lahar dingin, abu vulkanik bahkan lahar panas.
Masalah-masalah yang diakibatkan dari adanya erupsi Gunung Merapi juga merambah ke kehidupan masyarakat yang tinggal disekitarnya, salah satunya masyarakat di Desa Turgo yang berada di Kawasan Lereng Merapi, tepatnya di Padukuhan Turgo, Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman. Berada dalam radius kurang lebih 5 KM dari Gunung Merapi membuat Turgo termasuk Kawasan rawan bencana III dimana Kawasan tersebut sering terlanda awan panas, aliran lava pijar (guguran/lontaran material pijar), gas beracun menurut Peraturen Gubernur DIY tahun 2020 tentang Rencana Kontijensi Tingkat Provinsi Untuk Ancaman Erupsi Gunung Merapi.
Menjadi desa rawan bencana bukan berarti membuat masyarakat turgo pasrah lantas menyerah dengan kondisi geografisnya yang dekat dengan gunung Merapi karena masyarakat desa turgo memiliki potensi sumber daya alam yang besar jika dikelola dengan baik, apalagi struktur tanah yang berkualitas dan material batu maupun pasir yang melimpah ruah. Potensi pariwisata juga bisa dilihat dari keindahan alamnya mengingat bahwa Turgo berada pada posisi dataran tinggi dan perbukitan. Sejarah juga mencatat bahwa desa turgo pernah terkena erupsi hebat pada tahun 1994 dan hanya menyisakan 2 rumah. Hal tersebut bisa menjadi media edukasi sejarah yang tidak dapat ditemukan di daerah manapun, apalagi bangunan tersebut masih bisa dilihat dan disentuh hingga saat ini. Namun sayangnya potensi tersebut masih belum dikelola secara maksimal sehingga membutuhkan pemberdayaan dengan upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa (UU Nomer 6 Tahun 2014 Tentang Desa, Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 12)
Masyarakat desa turgo harus memiliki solusi untuk proses peningkatan Ekonomi sabagai pemenuhan kebutuhan Dasarnya maka masyarakat tidak hanya menggantungkan hidup dari hasil alam saja namun bisa mengelola sumber daya alam dan menyeimbangkannya dengan sumber daya manusia yang ada. Apalagi potensi masyarakat turgo tidak hanya ada di satu aspek melainkan pada aspek lingkungan, pariwisata, sejarah dan edukasi. Adanya Potensi desa wisata alam dan sejarah di desa turgo sebagai identitas diharapkan mampu meberikan dorongan bagi peningkatan ekonomi masyarakat dengan adanya wisatawan lokal maupun dari luar datang cukup potensial mengingat belum ada wisata desa sejarah adat selaian wisata alam dimana rencana kedepan akan kita padukan dengan beberapa hal yakni wisata keindahan alam, edukasi sejarah dan wisata desa.
Melalui proposal ini pengusul ingin melakukan pemberdayaan masyarakat melalui aspek lingkungan, pariwisata, sejarah dan pendidikan dengan mengembangkan wisata lokal
dimana masyarakat setempat menjadi pemandunya, pengenalan produk teh dan kopi khas turgo, kemudian edukasi juga kunjungan dua bangunan peninggalan erupsi Merapi pada tahun 1994 lalu sebagai media peningkatan ilmu pengetahuan dan informasi terkait kebencanaan baik untuk masyarakat lokal maupun turis asing sebagai salah satu ciri khas desa Turgo yang terletak di ujung barat provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka secara umum penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana mengelola potensi Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) di desa rawan bencana menjadi desa wisata yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Turgo dan juga edukasi kebencanaan kepada masyarakat umum?
C. Tujuan & Manfaat Proyek Sosial
Tujuan dan manfaat dari proyek sosial ini adalah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Turgo melalui pemberdayaan dan pengembangan usaha lokal yang dimiliki.
Selain itu, memberikan pelatihan kepada warga lokal mengenai standar operasional prosedur (SOP) menjadi pemandu wisata yang dapat mengerukasi pengunjung baik menuju wisata alam maupun kunjungan ke lokasi peninggalan erupsi pada tahun 1994. Hal ini dilakukan agar masyarakat dapat lebih dapat produktif, mandiri dan kompetitif untuk menghidupi keluarganya masing-masing. Dan melalui sumber daya alam dan sumber daya manusia tersebut diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat turgo itu sendiri.
Bab-2: METODE PELAKSANAAN A. Lokasi Proyek
Lokasi proyek sosial ini akan dilaksanakan di Desa Turgo, Desa yang terletak paling ujung barat daya di Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk menuju kelokasi Desa Turgo bisa di akses dengan menggunakan kendaraan roda 2 atau roda 4 yakni menempuh jarak kurang lebih 65 KM dari Bandara internasional Yogyakarta atau 30 Km dari pusat wisata nol km malioboro menuju jalan Palagan. Selain bisa di akses melalui jalan palagan, desa turgo juga bisa diakses melalui Jalan Kaliurang. Letaknya yang berada di daerah dingin dan juga memberikan pemandangan yang luar biasa secara otomatis akan menarik perhatian pengunjung baik wisatawan asing maupun lokal.
B. Waktu atau Jadwal Pelaksanaan
Untuk Proses Pembuatan Desa wisata rawan bencana Turgo, pengusul melalui Organisasi Bestari Pertiwi Menargetkan waktu selama 12 Minggu dari proses awal hingga proses pemberdayaan masyarakat dan pengembangan usaha hingga selesai sehingga dan siap untuk di promosikan ke publik.
Kegiatan
Minggu
Ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Survey dan Sosial Maping Perencanaan kegiatan
pemberdayaan Sosialisasi ke masyarakat
Serta Perizinan Kegiatan Pemberdayaan
Masyarakat Pelaksanaan Proyek Sosial Promosi Desa Wisata Evaluasi
C. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada pembangunan desa wisata rawan bencana adalah.
1. Pemberdayaan dan Pengembangan Usaha Lokal - Mesin Penggiling Kopi (Coffee Grinder)
- Alat pengering biji kopi - Nampan penjemur kopi - Kertas kemasan kopi - Kertas kemasan teh - Perekat Plastik - Cetak Stiker Produk
- Cetak Poster Promosi - Spanduk
2. Edukasi Kebencanaan - Cetak Foto Erupsi Merapi - Poster Mitigasi
- Alat Tulis
- Papan Petunjuk Arah - Paku
- Cat 3 Warna - Kuas Cat
- Peta Lokasi Edukasi - Papan Dada
- Pembuatan Video
D. Pelaksana Proyek (termasuk pelibatan masyarakat / lembaga, jika ada)
Nantinya pelaksanaan ini akan melibatkan banyak pihak dari pihak kecamatan, pihak desa, mayarakat lokal, tenaga ahli dan juga pemuda relawan Bestari Pertiwi dengan rentang usia 19-30 tahun untuk bekerja bersama-sama sesuai dengan tugasnya masing-masing.
Pihak kecamatan dan pihak desa dapat membantu mengurus administrasi dan perizinan secara resmi. Masyarakat lokal dapat membantu dengan menyediakan waktu untuk hadir dalam kegiatan pemberdayaan dan pengembangan masyarakat serta sukarela jika nantinya kopi dan teh lokal dijadikan sampel produk untuk pemasaran.
Tenaga ahli seperti pewarta bencana alam gunung Merapi maupun pengamat Merapi dapat membantu untuk memberikan edukasi atau bersama-sama membuat narasi terkait sejarah gunung Merapi. Terakhir, pemuda relawan Bestari Pertiwi akan bahu membahu untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan dalam pengembangan desa bencana ini.
E. Gambar Design Proyek/ Bagan
a. Bangunan peninggalan erupsi Merapi tahun 1994
b. Pengolahan Kopi Turgo
Sumber : dokumentasi Bestari Pertiwi
Bab-3: RENCANA PELAKSANAAN
A. Gambaran Detail Pelaksanaan Proyek (Rincian Kegiatan) Skema Pelaksanaan ;
B. Hasil Proyek Social (bentuk akhir / fungsi atau manfaat proyek social)
Adapun hasil dari proyek social dari desa wisata rawan bencana ini adalah menjadikan desa turgo sebagai desa wisata produktif, mandiri dan memiliki ekonomi yang stabil untuk menghidupi masyarakatnya. Desa wisata rawan bencana ini juga menjadi salah satu contoh desa yang dikagumi karena keindahan alamnya, disenangi karena keramahan masyarakatnya, dibanggakan karena produk lokal teh dan kopinya juga dicari karena sejarah yang tidak dapat ditemukan ditempat lainnya.
C. Penerima manfaat (pemanfaat langsung dan pemanfaat tidak langsung)
Penerima manfaat utama dan dirasakan secara langsung dari proyek sosial ini adalah masyarakat desa turgo sendiri karena dapat merasakan perekonomian yang sedikit demi sedikit dapat merangkak naik karena kemandirian dan produktifitasnya sendiri. Kemudian penerima manfaat secara tidak langsung adalah relawan Bestari Pertiwi yang mana manfaat ini akan dirasakan beberapa tahun kedepan melalui pengalaman, pengetahuan dan relasi yang didapatkan selama melakukan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat Turgo.
Administrasi Kecamatan
Bestari Pertiwi
Divisi Pariwisata Divisi Ekonomi Divisi Pendidikan
Masyarakat Desa Turgo
-Pemilik Usaha Lokal (Teh dan
Kopi) -Pemilik lahan
perkebunan -Tenaga Ahli -Saksi Erupsi Merapi 1994
Pemberdayaan dan Pengembangan
Promosi Parawisata
Bab-4: RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) A. Rincian Rencana Anggaran Biaya (RAB)
1. Biaya Bahan Baku
No Uraian Volome Harga
Satuan (Rp)
Jumlah
Pemberdayaan dan Pengembangan Usaha Lokal
1 Tampah Penjemur Kopi 25 buah 20.000 500.000
2 Tampah Penjemur Teh 25 buah 20.000 500.000
3 Mesin Pengering Biji Kopi
5 unit 2.000.000 10.000.000 4 Mesin Penggiling Kopi 5 unit 1.000.000 5.000.000 5 Mesin Perekat Plastik 5 unit 300.000 1.500.000 6 Plastik Kemasan Kopi 100 lembar 10.000 1.000.000 7 Plastik Kemasan Teh 100 lembar 10.000 1.000.000 8 Cetak Stiker Produk Kopi 100 lembar 5.000 500.000
Cetak Stiker Produk Teh 100 lembar 5.000 500.000 9 Cetak Brosur Promosi
Kopi
100 lembar 5.000 500.000 10 Cetak Brosur Promosi
Teh 100 lembar 5.000 500.000
11 Spanduk Promosi 5 Buah 50.000 250.000
Edukasi Kebencanaan
11 Cetak Foto A4 50 lembar 5.000 250.000
12 Cetak Poster Mitigasi 10 lembar 20.000 200.000 13 Papan Petunjuk Arah 10 papan 50.000 500.000
14 Peta Lokasi 10 lembar 20.000 200.000
14 Cat Warna Merah 3 kaleng 50.000 150.000
15 Cat Warna Kuning 3 kaleng 50.000 150.000
16 Cat Warna Hitam 3 kaleng 50.000 150.000
17 Kuas Cat 15 buah 10.000 150.000
18 Paku 1 kilogram 10.000 10.000
19 Papan Dada 10 buah 20.000 200.000
20 HVS 5 Rim 35.000 175.000
21 Pulpen 5 Lusin 15.000 75.000
TOTAL 23.960.000
2. Biaya Operasional
No Uraian Volume Harga
Satuan (Rp)
Jumlah
1 Jasa Edit Video
Dokumenter 3 Orang 1.000.000 3.000.000
2 Akomodasi Relawan 10 Orang 300.000 3.000.000 3 Biaya Transportasi 10 Orang 150.000 1.500.000
TOTAL 7.500.000
3. Jumlah semua biaya
No Uraian Jumlah
(Rp)
1 Biaya Bahan Baku 23.960.000 2 Biaya Operasional 7.500.000 TOTAL 31.260.000
B. Rekapitulasi Anggaran:
1. Anggaran yang diajukan ke PF : Rp. 31.260.000,- 2. Swadaya Masyarakat : Rp. 1.000.000,- Total Kebutuhan Anggaran : Rp. 30.260.000-
Bab-5: KEBERLANJUTAN PROYEK SOSIAL A. Gambaran Keberlanjutan Proyek Sosial
Setelah proyek pengelolaan potensi Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) di desa rawan bencana menjadi desa wisata yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Turgo dan juga edukasi kebencanaan kepada masyarakat umum, branding melalui media baik online maupun offline akan terus digencarkan oleh masyarakat turgo, relawan dan juga relasi bestari pertiwi di seluruh Indonesia, selain itu produk kopi dan teh turgo diupayakan untuk bekerjasama dengan seluruh toko oleh-oleh di Jogja dan juga fokus dengan market place sebagai media online untuk berjualan. Hal ini dilakukan agar perekonomian warga turgo terus tumbuh meskipun program telah selesai dilaksanakan.
B. Sumber dana untuk operasional Keberlanjutan
Setelah terlaksananya proyek ppengelolaan potensi Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) di desa rawan bencana menjadi desa wisata yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Turgo dan juga edukasi kebencanaan kepada masyarakat umum selanjutnya akan kembali kepada pemerintahan desa Turgo agar bisa dikelola dengan baik. Pihak pemerintahan desa juga nantinya akan bersinergi dari pihak kecamatan, kabupaten maupun berkolaborasi dengan pihak swasta demi menunjang desa wisata Turgo.
C. Pelaksana Pasca Proyek
Adapun pelaksana pasca proyek ini akan terus di lanjutkan dengan pemberdayaan masyarakat dengan menciptakan inovasi berupa produk lokal dan UMKM demi keberlanjutan ekonomi masyarakat yang produktif. Pemerintahan desa terus mendorong pembangunan yang di desa wisata rawan bencana serta menjalin hubungan dengan baik dengan stakeholder terkait. Berikutnya, relawan Bestari Pertiwi juga diminta untuk dapat mengembangkan potensi wisata di daerahnya masing-masing dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan, pengalaman, relasi dan sumber daya alam maupun manusia di daerah mereka masing-masing.
Bab-6: KESIMPULAN & PENUTUP A. Ukuran Keberhasilan Proyek
Ada beberapa yang akan menjadi tolak ukur keberhasilan ketika proyek sosial ini selesai dibuat yakni dari pemberdayaan, tumbuhnya ekonomi yang mandiri dan dari desa wisata itu sendiri serta banyaknya wisatawan lokal maupun dari luar daerah yang datang berkunjung untuk menikmati beberapa yang disajikan dari desa wisata adat.
B. Penutup
Dengan mengetahui potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia pada desa rawan bencana ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Turgo sendiri sehingga masyarakat dapat jauh lebih mandiri dalam menopang perekonomiannya. Selain itu, Desa Turgo juga dapat semakin dikenal masyarakat melalui produk kopi dan tehnya yang tersebar di seluruh kota Jogja bahkan Indonesia melalui media sosial market place maupun pembeli datang langsung. Oleh karena itu, tim Bestari Pertiwi telah mendesain sebuah project pengabdian untuk mengembangkan masyarakat Turgo menjadi lebih mandiri. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah adanya pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Sehingga hal ini sangat berpeluang untuk dipatenkan menjadi desa wisata yang memiliki daya tarik khusus di Indonesia.
Demikan proposal ini kami susun, dengan harapan menjadi pertimbangan Pertamina Foundation. Serta memperoleh tanggapan dari berbagai pihak yang turut peduli dan mendukung atas terselenggaranya kegiatan Pengembangan Potensi Desa Wisata dan Edukasi Kebencanaan pada Desa Rawan Bencana di Kaki Gunung Merapi. Atas perhatian dan kesempatannya, tim Bestari Pertiwi mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya.
Potensi Desa Wisata dan Edukasi Kebencanaan pada Desa Rawan Bencana di Kaki Gunung Merapi
Melalui proposal ini pengusul ingin melakukan pemberdayaan masyarakat melalui aspek lingkungan, pariwisata, sejarah dan pendidikan dengan mengembangkan wisata lokal dimana masyarakat setempat menjadi pemandunya, pengenalan produk teh dan kopi khas turgo, kemudian edukasi juga kunjungan dua bangunan peninggalan erupsi Merapi pada tahun 1994 lalu sebagai media peningkatan ilmu pengetahuan dan informasi terkait kebencanaan baik untuk masyarakat lokal maupun turis asing sebagai salah satu ciri khas desa Turgo yang terletak di ujung barat provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ini dengan estimasi biaya sebesar Rp. 31.260.000,- untuk melengkapi dan memenuhi kebutuhan dalam proses pembuatan kopi dan teh seperti penggiling kopi, kemasan, media branding dsb. Biaya tersebut juga akan digunakan untuk menunjang kegiatan edukasi budaya dan sejarah meletusnya Merapi pada tahun 1994 lalu yang hingga kini menjadi sejarah yang tidak dapat dilupakan masyarakat Turgo maupun warga Jogja sendiri.
Peningkatan Potensi Desa Wisata dan Edukasi Kebencanaan pada Desa Rawan Bencana di Kaki Gunung Merapi Juga diharapkan dapat menjadikan desa turgo sebagai desa wisata produktif, mandiri dan memiliki ekonomi yang stabil untuk menghidupi masyarakatnya. Desa wisata rawan bencana ini juga menjadi salah satu contoh desa yang dikagumi karena keindahan alamnya, disenangi karena keramahan masyarakatnya, dibanggakan karena produk lokal teh dan kopinya juga dicari karena sejarah yang tidak dapat ditemukan ditempat lainnya.
Keunggulan proyek ini adalah karakteristik masyarakat rawan bencana adalah selalu mengutamakan Eling lan Waspada (bahasa Jawa) yang berarti ingat dan tetap waspada.
Meskipun hidup diarea bencana masyarakat Turgo juga berhak hidup secara mandiri dan menghidupi perekonomiannya dibawah kaki Gunung Merapi.
(file terpisah, diupload terpisah dengan proposal di atas)
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Dwi Pristiawati No. KTP : 6408045307980001
Alamat : JL.Dayung No.04, Kutai Timur, Kalimatan timur Nomor Tlp : 085225679102
Dengan ini menyatakan bahwa proposal Proyek Sosial PFmuda 2022 dengan judul: Potensi Desa Wisata dan Edukasi Kebencanaan pada Desa Rawan Bencana di Kaki Gunung Merapi bersifat asli karya sendiri dan belum pernah mendapat kejuaraan dalam lomba/ kompetisi dan saat ini tidak sedang diikutkan lomba/ kompetisi di tempat lain.
Jika di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya yang sudah diterima ke Pertamina Foundation.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.
Yogyakarta, 19 /05/ 2022 Yang Menyatakan
(Dwi Pristiawati)