• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG BANDUNG."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

Fanny Silviane, 2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN

KIARACONDONG KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Administrasi Pendidikan

Oleh: Fanny Silviane

1005805

DEPARTEMEN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

Fanny Silviane, 2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengaruh Kepemimpinan

Transformasional Terhadap Motivasi

Kerja Guru di Sekolah Dasar

Se-Kecamatan Kiaracondong Kota

Bandung

Oleh Fanny Silviane

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada FakultasIlmuPendidikan

© Fanny Silviane 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Fanny Silviane, 2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

FANNY SILVIANE 1005805

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN

KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I

Dr. Hj. Aan Komariah, M. Pd. NIP. 19700524 199402 2 001

Pembimbing II

Dr. Eka Prihatin, M. Pd. NIP. 19660712 200604 2 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

Fanny Silviane, 2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“… sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan

sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya

kamu berharap.”

(Q. S. Al-Insyirah ayat 6-8)

Apa pun yang Anda lakukan, lakukanlah dengan sebaik-baiknya.

Tidak ada keindahan dalam niat yang setengah-setengah, dan tidak ada

penghargaan bagi orang yang tidak bersungguh-sungguh.

Apa pun bidang Anda, jadilah ahlinya! (Mario teguh)

Menuruni gunung memang lebih mudah daripada mendaki, tetapi keindahan bukan terlihat di bawah, melainkan pada puncaknya (Arnold Bennett)

Kupersembahkan karya ini untuk orang tua,

sebagai tanda bakti dan cintaku

(5)

Fanny Silviane, 2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap

Motivasi Kerja Guru di Sekolah Dasar Se-Kecamatan Kiaracondong Bandung”. Fokus permasalahan penelitian ini yaitu untuk memperoleh gambaran secara empirik mengenai kepemimpinan transformasional, motivasi kerja guru, dan pengaruh kepemimpian transformasional terhadap motivasi kerja guru di Sekolah Dasar Se-Kecamatan Kiaracondong Bandung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif serta ditunjang dengan studi kepustakaan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode angket tertutup. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah guru pada Sekolah Dasar Se-Kecamatan Kiaracondong baik yang PNS maupun honorer, dengan jumlah sampel sebanyak 163 guru yang tersebar pada Sekolah Dasar Se-Kecamatan Kiaracondong. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus

Weight Means Score (WMS), gambaran umum variabel X (Kepemimpinan

(6)

Fanny Silviane, 2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

(7)

Fanny Silviane, 2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah tempat peneliti melakukan

penelitian tentang pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap

motivasi kerja guru. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar

Se-Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung yang berjumlah 32 Sekolah

Dasar.

2. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi Penelitian

Seperti yang dikemukakan oleh Susetyo (2010:139) bahwa

“Keseluruhan data atau objek yang diteliti berupa karakteristik tertentu

terhadap gejala, fenomena, peristiwa atau kejadian-kejadian

dinamakan dengan populasi.” Sedangkan menurut Sugiyono

(2013:117) mengemukakan bahwa, “Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Motivasi Kerja

Guru di Sekolah Dasar Se-Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung,

maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah para guru

yang melaksanakan tugas mengajar pada Sekolah Dasar di Kecamatan

Kiaracondong Kota Bandung.

(8)

Fanny Silviane, 2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1

Rekapitulasi Guru Sekolah Dasar

Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung Agustus 2014

NO NAMA SD JUMLAH GURU

1 SD Negeri Babakan Sari 1 11

2 SD Negeri Babakan Sari 2 11

3 SD Negeri Babakan Sari 3 13

4 SD Negeri Babakan Surabaya 1 26

5 SD Negeri Babakan Surabaya 2 28

6 SD Negeri Babakan Surabaya 3 19

7 SD Negeri Babakan Surabaya 4 33

8 SD Negeri Babakan Surabaya 5 10

9 SD Negeri Sekejati 1 10

10 SD Negeri Sekejati 2 12

11 SD Negeri Sekejati 3 13

12 SD Negeri Sekejati 4 12

13 SD Negeri Sekejati 6 9

14 SD Negeri Kiaracondong 3 17

15 SD Negeri Kiaracondong 5 26

16 SD Negeri Kiaracondong 7 15

17 SD Negeri Pindad 1 13

18 SD Negeri Pindad 2 14

19 SD Negeri Pindad 3 14

20 SD Negeri Sukapura 1 10

21 SD Negeri Sukapura 2 12

22 SD Negeri Sukapura 3 10

(9)

Fanny Silviane, 2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

24 SD Negeri Sukapura 5 9

25 SD Negeri Babakan Sentral 1 13

26 SD Negeri Babakan Sentral 2 9

27 SD Negeri Babakan Sentral 3 12

28 SD Negeri Babakan Sentral 4 12

29 SD Negeri Warungjambu 1 14

30 SD Negeri Warungjambu 2 12

31 SD Muhammadiyah 2 13

32 SDS Ignatius Slamet Riyadi 2 25

JUMLAH GURU 469

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Bandung

Dari tabel diatas maka dapat dilihat bahwa populasi keseluruhan

dari penelitian ini berjumlah 469 guru Sekolah Dasar di Kecamatan

Kiaracondong Kota Bandung.

b. Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil dari sebagian

data yang dianggap telah mewakili seluruh populasi. Pengambilan

sampel dilakukan apabila jumlah populasinya besar. Maka dari itu,

untuk mempermudah penelitian maka peneliti memerlukan sampel

penelitian yang merupakan sebagian dari populasi. Seperti yang

dikemukakan oleh Sugiyono (2013:118) yang mengatakan bahwa,

“sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Maka dari itu, sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan teknik Probability Sampling yang dimana menurut

Sugiyono (2013:120) teknik ini merupakan “teknik pengambilan

(10)

Fanny Silviane, 2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel”. Teknik ini lebih dikhususkan lagi pada Simple Random Sampling, dimana

pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu karena anggota

populasi bersifat homogen.

Untuk menentukan ukuran sampel penelitian, maka peneliti

menggunakan rumus Surakhmad (dalam Riduwan 2010:250), yang

berpendapat apabila ukuran populasi sebanyak kurang lebih dari 100,

maka pengambilan sampel sekurang-kurangnya 50% dari populasi.

Apabila ukuran populasi sama dengan atau lebih dari 1000, ukuran

sampel diharapkan sekurang-kurangnya 15% dari ukuran populasi.

Penentuan jumlah sampel dapat dirumuskan sebagai berikut:

S =

Keterangan :

S = jumlah sampel yang diambil n = jumlah populasi

Dalam penelitian ini, jumlah populasi sebanyak 469 orang

dimasukkan ke dalam rumus di atas sehingga diperoleh hasil :

S =

S =

S =

S = 15% + 0.59 . (35%)

(11)

Fanny Silviane, 2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jadi, jumlah sampel sebesar 469 x 35,65% = 167,19 dibulatkan

menjadi 167 orang

Setelah diketahui jumlah sampel keseluruhan 167 orang guru, maka

selanjutnya mengalokasikan dan menyebarkan satuan-satuan sampling

ini ke setiap Sekolah Dasar di Kecamatan Kiaracondong Kota

Bandung. Untuk mempermudah pengelolaan sampel (n) terhadap 32

Sekolah Dasar dilakukan secara proporsional dengan menggunakan

rumus seperti yang dikemukakan Sugiyono (dalam Ridwuan 2012:66),

yaitu:

Keterangan :

ni = jumlah sampel menurut stratum Ni = jumlah populasi menurut stratum N = jumlah populasi keseluruhan n = jumlah sampel seluruhnya

Berdasarkan rumus alokasi proporsional, diperoleh hasil

pengalokasian sampel seperti contoh untuk Sekolah Dasar Negeri

Babakan Sari 1 sebagai berikut:

Ni = 0,02 x 167

Ni = 3,34

(12)

Fanny Silviane, 2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam tabel berikut, dapat dilihat penyebaran sampel tiap sekolah

secara merata ke seluruh objek penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.2

Distribusi Populasi Penelitian Guru Sekolah Dasar Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung Bulan Agustus 2014

No Nama Sekolah Jumlah

Populasi Proporsi

Proporsi Tiap Sekolah

Sampel

1 SD Negeri Babakan Sari 1 11 11/469 0,023 x 167 3

2 SD Negeri Babakan Sari 2 11 11/469 0,023 x 167 3

3 SD Negeri Babakan Sari 3 13 13/469 0,027 x 167 4

4 SD Negeri Babakan Surabaya 1 26 26/469 0,055 x 167 9

5 SD Negeri Babakan Surabaya 2 28 28/469 0,059 x 167 10

6 SD Negeri Babakan Surabaya 3 19 19/469 0,045 x 167 7

7 SD Negeri Babakan Surabaya 4 33 33/469 0,070 x 167 11

8 SD Negeri Babakan Surabaya 5 10 10/469 0,021 x 167 3

9 SD Negeri Sekejati 1 10 10/469 0,021 x 167 3

10 SD Negeri Sekejati 2 12 12/469 0,025 x 167 4

11 SD Negeri Sekejati 3 13 13/469 0,027 x 167 4

12 SD Negeri Sekejati 4 12 12/469 0,025 x 167 4

13 SD Negeri Sekejati 6 9 9/469 0,019 x 167 3

14 SD Negeri Kiaracondong 3 17 17/469 0,036 x 167 6

15 SD Negeri Kiaracondong 5 26 26/469 0,055 x 167 9

16 SD Negeri Kiaracondong 7 15 15/469 0,031 x 167 5

17 SD Negeri Pindad 1 13 13/469 0,027 x 167 4

18 SD Negeri Pindad 2 14 14/469 0,029 x 167 9

(13)

Fanny Silviane, 2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

20 SD Negeri Sukapura 1 10 10/469 0,021 x 167 3

Dalam melakukan suatu penelitian ada baiknya untuk menentukan suatu

rancangan dan perencanaan penelitian dahulu agar penelitian yang dilakukan

dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu di dalam suatu penelitian

diperlukan desain penelitian. Menurut Umar (2008:6), mengemukakan bahwa

Desain penelitian adalah suatu rencana kerja yang terstruktur dalam hal hubungan-hubungan antarvariabel secara komprehensif, sedemikian rupa agar hasil risetnya dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan riset. Rencana tersebut mencakup hal-hal yang akan dilakukan periset, mulai dari membuat hipotesis dan implikasinya secara operasional sampai pada analisis akhir.

Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa desain penelitian

merupakan langkah-langkah untuk menuntun peneliti dalam melakukan proses

penelitian secara tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam melakukan penelitian

adalah sebagai berikut:

(14)

Fanny Silviane, 2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peneliti menentukan masalah-masalah sebagai fenomena untuk

dijadikan sebagai dasar penelitian serta mengumpulkan data-data di

lapangan dari berbagai sumber yang dapat menunjang proses penelitian.

2. Perumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari

jawabannya melalui pengumpulan data. Pada penelitian ini

masalah-masalah dirumuskan melalui suatu oertanyaanm yang akan diuji dengan

cara yang relevan.

3. Konsep dan teori

Untuk menjawab rumusan masalah, peneliti mencari teori-teori yang

relevan yang dapat digunakan untuk menjelaskan tentang variabel yang

akan diteliti.

4. Pengajuan hipotesis

Berdasarkan teori yang telah dikemukakan, selanjutnya peneliti

membuat kerangka berfikir yang akhirnya menghasilkan suatu hipotesis.

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang

belum dibuktikan kebenarannya.

5. Metode Penelitian

Setelah hipotesis diajukan, langkah berikutnya yaitu menentukan cara

atau metode yang akan digunakan agar hipotesis tersebut dapat teruji

secara empirik. Untuk melakukan hal itu diperlukan beberapa tahapan

seperti menentukan populasi dan sampel, menyusun istrumen penelitian,

teknik mengumpulan data, pengolahan data, dan menentukan teknik

analisis data. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang ditunjang dengan studi

kepustakaan.

6. Kesimpulan

Kesimpulan merupakan langkah terakhir dari suatu penelitian yang

(15)

Fanny Silviane, 2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

solusi dari masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk membuat

keputusan.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara atau teknik yang digunakan oleh

peneliti untuk memperoleh data dengan kegunaan dan tujuan tertentu. Seperti

yang diungkapkan oleh Sugiyono (2013:6) bahwa,

Metode Penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

Maka dari itu, untuk menemukan jawaban dari penelitian yang berjudul

“Pengaruh Kepemimpinan Transformasional terhadap Motivasi Kerja Guru di

Sekolah Dasar Se-Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung”, maka digunakan

metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

1. Metode Deskriptif

Metode deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk

menjelaskan atau mendeskripsikan suatu keadaan atau kejadian sekarang.

Sehingga apa yang dilaporkan merupakan suatu keadaan dari subjek dan

objek yang diteliti sesuai dengan apa adanya. Seperti yang dikemukakan

oleh Best (Sukardi, 2013:157) bahwa “penelitian deskriptif merupakan

metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi

objek sesuai dengan apa adanya”. Sedana dengan hal itu, Setyosari (2010:33), mengungkapkan bahwa

Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendesripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek, atau segala sesuatu yang berkaitan dengan variabel-variabel yang bisa dijelaskan baik dengan angka-angka maupun kata-kata.

(16)

Fanny Silviane, 2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain.

Penelitian dengan metode deskriptif mempunyai langkah penting

seperti yang diungkapkan oleh Sukardi (2013:158), yaitu:

a. Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode deskriptif.

b. Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas. c. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.

d. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan. e. Menentukan kerangka berfikir, dan pertanyaan penelitian atau

hipotesis penelitian.

f. Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen pengumpul data, dan menganalisis data. g. Mengumpulkan, mengorganisasi, dan menganalisis data dengan

menggunakan teknik statistika yang relevan. h. Membuat laporan penelitian.

2. Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan kuantitatif merupakan suatu pendekatan untuk meneliti

sampel tertentu dengan instrumen penelitian dan analisis data yang bersifat

statistika seperti yang diungkapkan oleh Azwar (2012:5) bahwa,

“Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika”.

Dengan pendekatan ini, akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok

atau signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti.

Sedana dengan pendapat yang dikemukakan oleh Azwar, Sugiyono

(2013:14) juga berpendapat bahwa:

(17)

Fanny Silviane, 2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Filsafat positivisme memandang realitas/gejala/fenomena itu dapat

diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan

gejala bersifat sebab akibat.

3. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan atau sering disebut juga studi bibliografi merupakan

proses penelusuran sumber-sumber tertulis berupa buku-buku,

laporan-laporan penelitian, jurnal dan sejenisnya yang berkaitan dengan masalah

yang diteliti untuk dijadikan bahan rujukan dalam mengkaji permasalahan

dalam penelitian.

Dengan melakukan studi kepustakaan, para peneliti mempunyai

pendalaman yang lebih luas dan mendalam terhadap permasalahan yang

hendak diteliti. Karena studi kepustakaan mempunyai beberapa peranan

seperti yang diungkapkan oleh Ary, dkk (dalam Sukardi, 2013:34), seperti:

a. Peneliti akan mengetahui batas-batas cakupan dari permasalahan. b. Dengan mengetahui teori yang berkaitan dengan permasalahan,

peneliti dapat menempatkan pertanyaan secara prespektif.

c. Dengan studi literatur, peneliti dapat membatasi pertanyaan yang diajukan dan menentukan konsep studi yang berkaitan erat dengan permasalahan.

d. Dengan studi literatur, peneliti dapat mengetahui dan menilai hasil-hasil penelitian yang sejenis yang mungkin kontradiktif antara satu penelitian dengan penelitian lainnya.

e. Melalui studi literatur, peneliti dapat menentukan pilihan metode penelitian yang tepat untuk memecahkan permasalahan.

f. Dengan studi literatur dapat dicegah atau dikurangi replikasi yang kurang bermanfaat dengan penelitian yang sudah dilakukan peneliti lainnya.

g. Dengan studi literatur, para peneliti dapat lebih yakin dalam menginterpretasikan hasil penelitian yang hendak dilakukannya.

Melalui studi kepustakaan ini, peneliti akan memperoleh dasar pijakan atau

fondasi untuk memperoleh tambahan informasi dan pengetahuan dalam

bentuk teori-teori yang dapat dijadikan landasan berfikir dalam mengkaji,

menganalisis dan memecahkan masalah yang diteliti.

(18)

Fanny Silviane, 2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nasir (1998:152), menjelaskan bahwa; “Definisi operasional adalah suatu

definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti

atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional”.

Berdasarkan definisi tersebut, maka peneliti dapat menarik kesimpulan

bahwa definisi operasional merupakan penjelasan definisi dari

variabel-variabel yang telah dipilih oleh peneliti. Adapun definisi operasional yang

berkaitan dengan penelitian ini antara lain:

1. Kepemimpinan Transformasional

Kepemimpinan transformasional adalah peranan kepala sekolah

sebagai pemimpin melalui perubahan dalam memberikan pengaruh kepada

guru dengan melakukan usaha memotivasi para guru untuk meningkatkan

kinerjanya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Bass

dan Avolio (dalam Komariah dan Triatna, 2004:79) mengusulkan empat

dimensi dalam kadar kepemimpinan transformasional antara lain:

Idealiced influence atau kharismatik, Inspirational motivation atau

inspiratif, Intellectual stimulation atau rangsangan intelektual, dan

Individualized consideration atau kepekaan individual. Keempat indikator

ini yang di dalam penelitian ini akan dijadikan tolok ukur dalam mengukur

kepemimpinan transformasional.

2. Motivasi Kerja

Motivasi yaitu suatu proses pemberian dorongan untuk mendorong

individu melakukan hal-hal yang dikerjakannya dengan baik untuk

mencapai tujuan dan keinginannya secara maksimal. Menurut Clyton

Alderfer, motivasi seseorang dapat diukur dari Existence (kebutuhan akan

eksistensi), Relatedness (kebutuhan untuk berhubungan dengan pihak

lain), Growth (kebutuhan akan berkembang). Ketiga indikator ini yang

akan dijadikan tolok ukur untuk mengukur motivasi kerja guru.

(19)

Fanny Silviane, 2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Sugiyono (2013:148) mengemukakan bahwa “instrumen

penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam

maupun sosial yang diamati.” Instrumen penelitian digunakan untuk

mengukur nilai variabel yang diteliti. Jumlah instrumen yang digunakan

tergantung dari jumlah variabel yang ditelitinya. Dalam penelitian ini,

instrumen yang digunakan sebanyak dua instrumen, yaitu instrumen variabel

X (kepemimpinan transformasional) dan variabel Y (motivasi kerja).

1. Variabel Penelitian dan Sumber Data Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel X

(kepemimpinan transformasional) dan variabel Y (motivasi kerja). Adapun

yang menjadi sumber data dari penelitian ini adalah guru-guru Sekolah

Dasar Se-Kecamatan Kiaracondong Bandung tanpa memandang status

sebagai guru PNS ataupun guru honorer. Para guru dipilih sebagai

responden untuk memberikan gambaran mengenai variabel-variabel yang

diteliti.

2. Teknik Pengukuran Variabel Penelitian

Untuk mengukur variabel-variabel yang ada di dalam penelitian ini,

maka disusunlah dua instrumen penelitian sesuai dengan variabel yang

diteliti yaitu variabel X (kepemimpinan transformasional) dan variabel Y

(motivasi kerja)

Karena instrumen penelitian akan digunakan untuk melakukan

pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat,

maka setiap instrumen harus memiliki skala. Skala pengukuran merupakan

kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang

pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut

bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan kuantitatif. Berbagai

skala yang sering digunakan ada lima macam, yaitu skala likert, skala

(20)

Fanny Silviane, 2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan skala likert, karena

skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,

2013:134). Untuk pengukurannya dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 3.3

Kriteria Skor Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Skor

Selalu (SL) 4

Sering (SR) 3

Kadang-Kadang (KD) 2

Tidak Pernah (TP) 1

Untuk mengisi instrumen penelitian ini bisa dilakukan dengan cara

responden memberikan tanda checklist (√) pada salah satu alternatif

jawaban untuk mengisi setiap item pernyataan.

3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Kisi-kisi instrumen penelitian dibuat untuk memudahkan dalam

penyusunan instrumen penelitian karena di dalam kisi-kisi instrumen akan

terlihat dimensi dan indikator dari masing-masing variabel yang akan

diteliti yang selanjutnya akan dijabarkan dalam bentuk pertanyaan sebagai

instrumen dari penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua buah kisi-kisi

instrumen yaitu kisi-kisi instrumen variabel X dan kisi-kisi instrumen

(21)

Fanny Silviane, 2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel X

Variabel Indikator Sub Indikator No Item

Kepemimpinan

Menjadi teladan bagi

bawahan

3, 4

Memperoleh dukungan dan

kepercayaan dari rekan kerja

Dapat membangkitkan sikap

optimis dan antusias bawahan

Mendorong bawahan untuk

inovatif dan kreatif

15, 16

Memberikan pendidikan dan

pelatihan

17, 18,

19

Kepekaan

individual

Memberikan perhatian secara

personal

20, 21,

(22)

Fanny Silviane, 2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Individualized

Pengakuan terhadap prestasi

bawahan

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel Y

Variabel Indikator Sub Indikator No Item

Motivasi Kerja

Memperoleh gaji yang sesuai 1,2

Kondisi kerja yang baik 3, 4, 5

Kebutuhan untuk

berhubungan

dengan pihak lain

(Relatedness)

Hubungan dengan rekan kerja 6, 7

Bekerjasama dengan rekan

kerja

8, 9, 10

Pemberian penghargaan

(reward)

11, 12

Pengakuan terhadap prestasi

kerja

13

Kebutuhan akan

berkembang

(Growth)

Tanggungjawab dalam setiap

(23)

Fanny Silviane, 2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Proses Pengembangan Instrumen

Sebelum instrumen penelitian ini disebarkan kepada responden atau objek

penelitian, ada baiknya instrumen tersebut diujicobakan dahulu untuk

mengetahui sejauh mana keakuratan instrumen yang dibuat oleh peneliti guna

memperoleh keberhasilan dalam penelitian. Instrumen ini diujicobakan kepada

responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden yang ada

di dalam penelitian. Hal ini dilakukan untuk menghindari beberapa kelemahan

dan kekurangan yang sering terjadi baik dari segi bahasa, dimensi dan

indikator dari masing-masing variabel, maupun pengukurannya. Selain itu, uji

coba instrumen ini juga berguna untuk memberi gambaran mengenai tingkat

validitas dan reliabilitas dari instrumen tersebut.

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang akan

digunakan untuk penelitian valid atau tidak, artinya pengujian dilakukan

untuk menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan dapat mengukur apa

yang hendak diukur dalam penelitian dengan tepat. Uji validitas dilakukan

dengan cara mengkorelasikan skor yang ada pada butir soal dengan skor

total.

Adapun rumus yang dipergunakan dalam pengujian validitas instrumen

ini adalah rumus dari Pearson yang disebut dengan rumus Pearson

Product Moment, sebagai berikut:

(Riduwan, 2013:98)

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y

n = jumlah responden

(24)

Fanny Silviane, 2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ∑ Y = skor total

∑ X2

= jumlah kuadran skor item X

∑ Y2

= jumlah kuadran skor item Y

Uji validitas ini dilakukan pada setiap item pertanyaan. Hasil koefisien

korelasi tersebut selanjutnya diuji signifikansi koefisien korelasinya

dengan menggunakan rumus berikut:

t

hitung = (Riduwan, 2013:98)

Keterangan:

t hitung = nilai thitung

r = koefisien korelasi hasil thitung

n = jumlah responden

Kriteria pengujian yaitu tiap butir item pada instrumen penelitian

dikatakan valid jika thitung lebih besar dari ttabel (thitung > ttabel). Sebaliknya

apabila thitung lebih kecil dari ttabel (thitung < ttabel) maka butir item tersebut

tidak valid.

Pengujian validitas instrumen penelitian dilakukan dengan

menyebarkan angket (kuisioner) di Sekolah Dasar Negeri Sindangsari 3-5

dan Sekolah Dasar Negeri Prakarsa 1-2 dengan total responden berjumlah

30 orang guru. Adapun hasil perhitungan dari uji validitas kedua variabel

penelitian adalah sebagai berikut:

a. Uji validitas variabel X (Kepemimpinan Transformasional)

Dengan perhitungan menggunakan rumus diatas, maka diperoleh

nilai untuk setiap itemnya sebagai berikut:

Tabel 3.6

Hasil Perhitungan Uji Validitas

(25)

Fanny Silviane, 2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No Koefisien

Korelasi Nilai thitung Nilai ttabel Keputusan

1 0,465 2.779 1.701 Valid

2 0,381 2.181 1.701 Valid

3 0,479 2.887 1.701 Valid

4 0,710 5.335 1.701 Valid

5 0,396 2.282 1.701 Valid

6 0,581 3.777 1.701 Valid

7 0,523 3.247 1.701 Valid

8 0,488 2.958 1.701 Valid

9 0,311 1.732 1.701 Valid

10 0,316 1.762 1.701 Valid

11 0,554 3.521 1.701 Valid

12 0,575 3.719 1.701 Valid

13 -0,026 -0.138 1.701 Tidak Valid (Buang)

14 -0,037 -2.121 1.701 Tidak Valid (Revisi)

15 0,066 0.350 1.701 Tidak Valid (Revisi)

16 0,021 0.111 1.701 Tidak Valid (Revisi)

17 0,277 1.525 1.701 Tidak Valid (Revisi)

18 0,341 1.919 1.701 Valid

19 -0,044 -0.233 1.701 Tidak Valid (Buang)

20 0,490 2.974 1.701 Valid

21 0,744 5.892 1.701 Valid

22 0,524 3.255 1.701 Valid

23 0,485 2.935 1.701 Valid

24 0,679 4.894 1.701 Valid

25 0,501 3.063 1.701 Valid

26 0,611 4.084 1.701 Valid

(26)

Fanny Silviane, 2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

28 0,316 1.762 1.701 Valid

29 0,648 4.502 1.701 Valid

Setelah dilakukan uji validitas terhadap angket variabel X

(kepemimpinan transformasional) dapat disimpulkan bahwa dari 29

item pertanyaan yang diajukan kepada 30 orang responden, 23 item

pertanyaan dinyatakan valid dan enam item pertanyaan dinyatakan

tidak valid. Maka dari itu, dua item yang tidak valid akan dihapus

karena item tersebut sudah terwakili. Sedangkan empat item yang tidak

valid lainnya tetap digunakan dan akan direvisi.

b. Uji validitas variabel Y (Motivasi Kerja)

Dengan perhitungan menggunakan rumus diatas, maka diperoleh

nilai untuk setiap itemnya sebagai berikut:

Tabel 3.7

Hasil Perhitungan Uji Validitas

Variabel Y (Motivasi Kerja)

No Koefisien

Korelasi Nilai thitung Nilai ttabel Keputusan

1 0,494 3.006 1.701 Valid

2 0,444 2.622 1.701 Valid

3 0,341 1.919 1.701 Valid

4 0,648 4.502 1.701 Valid

5 0,225 1.222 1.701 Tidak Valid (Buang)

6 0,642 4.431 1.701 Valid

7 0,568 3.652 1.701 Valid

8 0,173 0.929 1.701 Tidak Valid (Buang)

(27)

Fanny Silviane, 2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

10 0,634 4.338 1.701 Valid

11 0,547 3.458 1.701 Valid

12 0,511 3.146 1.701 Valid

13 0,672 4.802 1.701 Valid

14 0,696 5.129 1.701 Valid

15 0,725 5.570 1.701 Valid

16 0,809 7.283 1.701 Valid

17 0,542 3.413 1.701 Valid

18 0,519 3.213 1.701 Valid

19 0,811 5.350 1.701 Valid

20 0,665 4.712 1.701 Valid

21 0,605 4.021 1.701 Valid

Setelah dilakukan uji validitas terhadap angket variabel X

(kepemimpinan transformasional) dapat disimpulkan bahwa dari 21

item pertanyaan yang diajukan kepada 30 orang responden, 19 item

pertanyaan dinyatakan valid dan dua item pertanyaan dinyatakan tidak

valid. Maka dari itu, dua item yang tidak valid akan dihapus karena

item tersebut sudah terwakili.

2. Uji Reliabilitas

Setelah dilakukan uji validitas, langkah selanjutnya yaitu melakukan uji

reliabilitas untuk mengetahui sejauh mana instrumen dapat dipercaya

untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen itu sudah

dianggap baik. Reliabel artinya dapat dipercaya juga dapat diandalkan

sehingga jika beberapa kali diulang pun hasilnya akan tetap sama

(konstan).

Untuk menguji tingkat reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan

(28)

Fanny Silviane, 2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kali pengukuran. Rumus yang digunakan sebagaimana dikemukakan oleh

Riduwan (2013:115) sebagai berikut:

rn =

Dimana:

rn = nilai reliabilitas

= jumlah varians skor tiap item St = varians total

K = jumlah item

Dalam penghitungan uji reliabilitas ini, peneliti menggunakan metode

Alpha dengan bantuan microsoft excel, dengan hasil sebagai berikut:

a. Hasil Uji Reliabilitas Variabel X (Kepemimpinan Transformasional)

rn =

rn = (1,036) . (0,807)

rn = 0,836

Dari hasil perhitungan reliabilitas variabel X dengan menggunakan

metode Alpha diperoleh rhitung sebesar 0,836. Dengan rtabel dimana dk =

(n-1) = 30-1 = 29 pada taraf kepercayaan 5% adalah 0,367. Maka dapat

disimpulkan bahwa angket variabel X tentang kepemimpinan

transformasional adalah reliabel, karena rhitung (0,836) > rtabel (0,367).

b. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y (Motivasi Kerja)

rn =

rn = (1,050) . (0,848)

(29)

Fanny Silviane, 2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari hasil perhitungan reliabilitas variabel X dengan menggunakan

metode Alpha diperoleh rhitung sebesar 0,891. Dengan rtabel dimana dk =

(n-1) = 30-1 = 29 pada taraf kepercayaan 5% adalah 0,367. Maka dapat

disimpulkan bahwa angket variabel Y tentang motivasi kerja adalah

reliabel, karena rhitung (0,891) > rtabel (0,367).

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk memperoleh data serta

mengumpulkan informasi dan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk

penelitian. Kualitas dari penelitian salah satunya ditentukan oleh teknik atau

cara yang digunakan dalam pengumpulan data. Ketepatan dalam

menggunakan teknik dan cara dalam pengumpulan data akan menunjukan

kualitas dari data yang dihasilkan. Sugiyono (2013:193), mengemukakan

bahwa : ”...instrumen yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya, belum tentu

dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel, apabila instrumen tersebut

tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya”. Adapun teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Metode Dokumentasi

“Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2006:

231)”. Studi dokumentasi dibutuhkan untuk menunjang kelengkapan

data-data serta membantu dalam mempertajam kesimpulan yang akan diambil,

dengan memperoleh data langsung dari tempat penelitian, buku-buku yang

relevan, peraturan-peraturan atau kebijakan, laporan kegiatan, serta

sumber data lainnya yang relevan dengan penelitian.

(30)

Fanny Silviane, 2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2013:199)”. Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang efisien jika digunakan pada

penelitian dengan jumlah responden yang cukup besar dan tersebar di

wilayah yang luas. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dengan

skala (1-4).

Adapun keuntungan pengumpulan data dengan menggunakan angket

ini menurut Suharsimi Arikunto (2002:25) adalah sebagai berikut:

a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti

b. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden

c. Memberikan kemudahan untuk menganalisa alternative jawaban yang

ada

d. Pengumpulan data lebih efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga

e. Agar memperoleh jawaban-jawaban singkat dan objektif serta untuk

memudahkan tabulasi perhitungan.

H. Analisis Data

“Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah

data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul (Sugiyono,

2013:207)”. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data

berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan

variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti,

melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan

perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Dengan melakukan

analisis data, dapat diperoleh kesimpulan atas masalah yang diteliti, baik

berupa implikasi maupun rekomendasi untuk kebijakan selanjutnya. Adapun

tahap analisis data sebagai berikut:

(31)

Fanny Silviane, 2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada tahap pertama ini yang dilakukan adalah memeriksa dan

menyeleksi data yang terkumpul dari responden. Seleksi angket ini

dilakukan setelah semua data telah terkumpul. Hal ini sangat penting

untuk dilakukan untuk meyakinkan bahwa data-data yang telah terkumpul

telah memenuhi syarat untuk diolah dan siap diolah lebih lanjut.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menyeleksi angket ini yaitu memeriksa

apakah data dari seluruh responden telah terkumpul dan memeriksa

apakah semua pertanyaan/pernyataan telah dijawab sesuai dengan

petunjuk yang diberikan.

2. Klasifikasi data

Tahap selanjutnya yaitu klasifikasi data. Data yang telah terkumpul

diklasifikasikan berdasarkan variabel penelitian, yaitu variabel X dan

variabel Y yang dibentuk dalam sistem tabulasi atau dalam bentuk tabel.

Kemudian dilakukan pemberian skor pada setiap alternatif jawaban sesuai

dengan kriteria yang telah ditetapkan yaitu dengan menggunakan Skala

Likert. Pengklasifikasian ini dilakukan untuk mengetahui kecenderungan

skor-skor responden terhadap dua variabel yang diteliti.

3. Pengolahan Data

a. Uji Kecenderungan Umum Skor Responden Masing-Masing Variabel Dengan Rumus Weight Means Score (WMS)

Teknik Weight Means Score (WMS) digunakan untuk menghitung

dan menggambarkan kecenderungan dari masing-masing variabel

penelitian, sekaligus untuk menentukan kedudukan setiap item atau

indikator sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.

Dalam perhitungannya, peneliti menggunakan bantuan aplikasi

SPSS versi 17.0 for Windows untuk mengetahui gambaran deskriptif

hasil pengolahan data masing-masing variabel serta menggunakan

bantuan aplikasi Microsoft Excel. Adapun langkah-langkah yang

(32)

Fanny Silviane, 2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Memberikan bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban yang

dipilih.

2) Menghitung frekuensi dari setiap alternatif jawaban yang dipilih

3) Menjumlahkan nilai jawaban yang dipilih responden pada setiap

pertanyaan dan dikaitkan dengan bobot alternatif jawaban itu

sendiri.

4) Menghitung nilai rata-rata untuk setiap item pada masing-masing

kolom dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

= Rata-rata skor responden

= Jumlah skor dari setiap alternatif jawaban = Jumlah responden

5) Menentukan kriteria untuk setiap item dengan menggunakan

kriteria konsultasi hasil perhitungan WMS, sebagai berikut:

Tabel 3.8

Kriteria Konsultasi Hasil Perhitungan WMS

Nilai Keterangan

3,01 – 4,00 Sangat Baik

2,01 – 3,00 Baik

1,01 – 2,00 Cukup

0,01 – 1,00 Rendah

6) Mencocokan hasil perhitungan setiap variabel dengan kriteria

(33)

Fanny Silviane, 2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

variabel atau dengan kata lain mengetahui arah kecenderungan

masing-masing variabel.

b. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku Untuk Setiap Variabel

Untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku setiap variabel,

digunakan rumus seperti yang diungkapkan Riduwan (2013:131)

berikut:

Keterangan :

Ti = Skor baku Xi = Skor mentah S = Standar deviasi

= Rata-rata (mean)

Langkah-langkah yang ditempuh untuk mengubah skor mentah

menjadi skor baku, sebagaimana dikemukakan Riduwan (2013: 130),

sebagai berikut:

1) Menentukan skor mentah (skor terbesar dan terkecil)

2) Menentukan rentangan (R), yaitu skor terbesar dikurangi skor

terkecil

3) Menentukan banyaknya kelas (BK), dengan menggunakan Rumus

Sturgess yaitu: BK = 1 + 3,3 log n

4) Menentukan panjang kelas (i), dengan rumus:

i =

(34)

Fanny Silviane, 2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6) Menentukan rata-rata atau mean ( ), dengan rumus:

7) Menentukan standar deviasi (s), dengan rumus:

8) Mengubah skor mentah menjadi skor baku, berdasarkan rumus

yang telah ditentukan diatas.

c. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi data dilakukan untuk mengetahui normal

atau tidaknya penyebaran data. Hasil pengujiannya akan berpengaruh

terhadap teknik statistik yang digunakan untuk mengolah data

selanjutnya.

Adapun dalam perhitungannya, pengujian normalitas data

dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS versi 17.0 for Windows

dengan rumus One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Adapun

langkah-langkah dalam menghitung skor kecenderungan

masing-masing variabel (uji normalitas menggunakan SPSS versi 17.0),

sebagai berikut:

1) Buka program SPSS

2) Masukkan data mentah variabel X dan Y pada Data Variabel

3) Klik Variabel View. Pada Variabel View, kolom name pada baris

pertama diisi dengan variabel X dan baris kedua dengan variabel

Y, kolom decimal = 0, kolom label diisi dengan nama

(35)

Fanny Silviane, 2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4) Klik Analyze, sorot pada Nonparametric Test, kemudian klik

1-Sample K-S

5) Sorot variabel X pada kotak Test Variable List dengan mengklik

tanda

6) Klik options, kemudian pilih deskriptive pada Statistic dan Exclude

cases test by test, continue

7) Klik normal pada Test Distribution, lalu OK (lakukan kembali

untuk menghitung uji normalitas variabel Y)

Adapun dasar keputusan normalitas yang digunakan peneliti adalah

dengan melihat Asymptotic Significance 2-tailed pada tabel hasil uji

normalitas dengan bantuan program SPSS versi 17.0 for Windows.

Adapun hipotesis dan dasar keputusan menurut rumus Kolmogorov

Smirnov, sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat perbedaan antara distribusi data dengan

distribusi normal

Ha : Terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi

normal.

Dasar pengambilan keputusan dengan ketentuan berikut:

Nilai Asymp Sig 2-tailed > 0,05, maka Ho diterima, berarti tidak

terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal.

Nilai Asymp Sig 2-tailed < 0,05, maka Ha diterima, berarti

terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal.

4. Pengujian Hipotesis Penelitian a. Mencari Analisis Korelasi

Analisis korelasi ini digunakan untuk mengetahui arah dari

koefisien dan pengaruh antara variabel independen dan variabel

dependen. Teknik statistik yang digunakan akan bergantung pada hasil

(36)

Fanny Silviane, 2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah teknik statistik parametrik yang pengujian hipotesisnya

menggunakan rumus korelasi Person Product Moment (Riduwan,

2013:138).

Dalam pengolahannya, peneliti menggunakan bantuan SPSS versi

17.0 for Windows. Variabel yang akan dikorelasikan adalah variabel X

(independen) dan variabel Y (dependen), dan rxy merupakan hasilnya.

Selanjutnya, rxyhitung dibandingkan dengan rxytabel dengan taraf

kesalahan 5%. Bila rxyhitung > rxytabel dan bernilai positif, maka terdapat

hubungan yang positif sebesar angka hasil perhitungan tersebut.

Langkah selanjutnya yaitu menggunakan penafsiran klasifikasi dengan

menggunakan kriteria koefisien korelasi berdasarkan rxyhitung yang

dikemukakan oleh Riduwan (2012:138), sebagai berikut

Tabel 3.9

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

Adapun langkah-langkah untuk mencari koefisien korelasi dengan

menggunakan program SPSS sebagai berikut:

1) Buka program SPSS, destinasikan variabel view dan definisikan

(37)

Fanny Silviane, 2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kolom Name pada baris pertama isi dengan X dan baris kedua

isi dengan Y

Kolom Type isi dengan Numeric

Kolom Decimal = 0

Kolom Label untuk baris pertama diisi ketikan nama variabel X

dan baris kedua dengan ketikkan nama variabel Y

Kolom Label untuk baris pertama diisi ketikan nama variabel X

dan baris kedua dengan ketikkan nama variabel Y

Kolom Value dan Missing diisi dengan None

Kolom Coloumns diisi dengan 8

Kolom Align pilih Center

Kolom Measure pilih Scale

2) Aktifkan data view kemudian masukkan data baku variabel X dan

Y

3) Klik menu Analyze, kemudian pilih Correlate dan pilih Bivariate 4) Sorot variabel X dan Y, lalu pindahkan ke kotak variabel dengan

cara mengklik tanda

5) Tandai pilihan pada kotak pearson

6) Klik Option dan tandai pada kotak pilihan Mean and Standart

Deviation. Klik continue

7) Klik Ok

b. Analisis Koefisien Determinasi

Derajat determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya

kontribusi variabel X terhadap variabel Y. Adapun rumus yang dapat

digunakan seperti yang dikemukakan oleh Riduwan (2013:139)

sebagai berikut:

(38)

Fanny Silviane, 2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

KD = Koefisien determinasi yang dicari r2 = Koefisien Korelasi

Adapun untuk mencari nilai koefisien determinasi dengan

menggunakan program SPSS sebagai berikut:

1) Buka program SPSS

2) Aktifkan data view, masukkan data baku variabel X dan variabel Y

3) Klik Analyze, pilih Regresion, klik Linear

4) Pindahkan variabel X ke kotak independen dan variabel Y ke kotak

dependen

5) Klik Statistic, lalu centang Estimates, Model Fit, R Square,

Descriptive, klik continue

6) Klik Plots, masukkan SDRESID ke kotak Y dan ZPRED ke kotak X, lalu Next

7) Masukkan ZPRED ke kotak Y dan DEPENDENT ke kotak X

8) Pilih Histogram dan Normal Probability plot, klik continue

9) Klik save pada Predicted Value, pilih Unstandarized dan

Prediction Intervals, klik Mean dan Individu, lalu Continue

10)Klik Options, pastikan bahwa taksiran probability sebesar 0,05,

lalu klik continue dan Ok

Hasil R square yang akan digunakan untuk menghitung koefisien

determinasi ada pada Tabel Model Summary.

c. Uji Tingkat Signifikansi

Uji tingkat signifikansi dilakukan untuk menguji signifikansi hasil

korelasi variabel independen dan dependen dengan maksud untuk

mengetahui apakah hubungan yang ditemukan itu berlaku untuk

seluruh populasi (Sugiyono, 2013:257). Uji tingkat signifikansi

dilakukan dengan menggunakan rumus Uji Signifikansi Korelasi atau

(39)

Fanny Silviane, 2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

t = Nilai thitung

r = Koefisien korelasi hasil rhitung

n = Jumlah responden

Secara statistik, hipotesis dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

Ha : r ≠ 0 artinya ada pengaruh variabel X terhadap variabel

Y

Ho : r = 0 artinya tidak ada pengaruh antara variabel X

terhadap variabel Y

Kriteria untuk menerima atau menolak hipotesis adalah

menerima Ho jika thitung < ttabel dan menolak Ho jika thitung < ttabel.

Dalam uji tingkat signifikansi, tingkat kesalahan yang digunakan

peneliti adalah 5% (uji dua pihak) pada taraf signifikansi 95%, dengan

dk = n – 2. Dalam perhitungannya dengan menggunakan program

SPSS, langkah yang dilakukan sama dengan langkah untuk mencari

koefisien determinasi, namun hasilnya berada pada tabel Coefficient.

d. Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi didasari oleh adanya hubungan fungsional

atau hubungan sebab akibar variabel independen (X) dengan

variabel dependen (Y). Riduwan (2012:148) mengemukakan

bahwǎKegunaan regresi dalam penelitian salah satunya

untuk meramalkan atau memprediksi variabel terikat (Y) apabila

variabel bebas (X) diketahui̍. Dalam penelitian ini, rumus yang

digunakan adalah rumus regresi linier sederhana, karena

(40)

Fanny Silviane, 2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rumus regresi linier sederhana (Riduwan, 2013:148) sebagai

berikut:

Ŷ = a + bX

Keterangan:

Ŷ = Subjek variabel terikat yang diproyeksikan A = Nilai konstanta harga Y jika X = 0

B = Nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukkan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y

X = Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan

Untuk nilai a dan b dapat dicari dengan menggunakan rumus yang

dikemukakan oleh Riduwan (2013:148), sebagai berikut:

Dalam perhitungannya, peneliti menggunakan bantuan SPSS versi

17.0 for Windows. Adapun langkah-langkah perhitungannya sebagai

berikut:

1) Buka program SPSS

2) Aktifkan data view, masukkan data baku variabel X dan Y

3) Klik Analyze, pilih Regresion, klik Linear

4) Pindahkan variabel X ke kotak independen dan variabel Y ke kotak

dependen

5) Klik Statistic, lalu centang Estimates, Model fit, R Square,

(41)

Fanny Silviane, 2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6) Klik Plots, masukkan SDRESID ke kotak Y dan ZPRED ke kotak

X, lalu Next

7) Masukkan ZPRED ke kotak Y dan DEPENDENT ke kotak X

8) Pilih Histogram dan Normal Probability plot, klik continue

9) Klik save pada Predicted Value, pilih Unstandarized dan

Prediction Intervals, klik Mean dan Individu, lalu Continue

10)Klik Options, pastikan bahwa taksiran probability sebesar 0,05,

(42)

Fanny Silviane, 2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada tujuan penelitian dam merujuk pada konsep yang telah

dipaparkan serta berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, penelitian

yang berjudul “Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Motivasi

Kerja Guru di Sekolah Dasar Se-Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung”,

peneliti menarik kesimpulan bahwa:

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional di

Sekolah Dasar Se-Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung termasuk

dalam kategori sangat tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa kepala

sekolah telah berhasil menjadi seseorang yang memiliki kharisma,

inspiratif, kreatif serta perhatian kepada para guru melalui kepemimpinan

transformasional. Tingginya kepemimpinan transformasional di Sekolah

Dasar Se-Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung ditampakkan pula oleh

adanya nilai kecenderungan rata-rata dari setiap indikator yang berada

dalam kategori sangat tinggi.

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru di Sekolah Dasar Se-Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung memiliki motivasi kerja yang

sangat tinggi. Guru termotivasi dalam bekerja karena terpenuhinya

beberapa kebutuhan yaitu kebutuhan akan keberadaan (Existence),

kebutuhan untuk berhubungan dengan pihak lain (Relatedness), dan

kebutuhan akan berkembang (Growth) yang merupakan tolok ukur

motivasi kerja yang dilakukan oleh guru di Sekolah Dasar Se-Kecamatan

Kiaracondong Kota Bandung sehingga motivasi kerja yang

ditampilkannya sangat tinggi.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional di

(43)

Fanny Silviane, 2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

positif dan signifikan terhadap motivasi kerja guru, sedangkan sisanya

dipengaruhi oleh faktor lain. Dari pengujian hipotesis yang telah

dilakukan, didapatkan hasil bahwa hipotesis yang diajukan peneliti dapat

diterima, yang artinya bahwa “Terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan antara kepemimpinan transformasional dengan motivasi kerja

guru di Sekolah Dasar Se-Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung”.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil temuan penelitian, permasalahan, serta penjelasan dalam

bab sebelumnya maka ada beberapa saran atau rekomendasi diantaranya:

1. Secara keseluruhan implementasi kepemimpinan transformasional

termasuk dalam kategori sangat tinggi, namun masih ada kekurangan dan

kelemahan yang harus diperbaiki dan ditingkatkan oleh kepala sekolah

dilihat dari nilai rata-rata perhitungan Weight Mean Score (WMS) antara

lain menjadi motivator ide dan tindakan bagi guru dan memberikan

perhatian secara personal kepada guru. Kepala sekolah harus lebih bisa

menjadi sumber inspirasi bagi guru dalam melaksanakan setiap

pekerjaannya serta lebih intens melakukan pendekatan informal kepada

guru mengenai masalah pribadi agar hal tersebut tidak menghambat guru

dalam melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Selain itu, guru juga

harus bisa lebih terbuka mengenai berbagai masalah yang menghambat

pekerjaannya kepada rekan kerja terutama kepada kepala sekolah agar

kepala sekolah bisa membantu menyelesaian dari masalah tersebut.

2. Secara keseluruhan implementasi motivasi kerja guru termasuk dalam

kategori sangat tinggi. Namun, ada beberapa hal yang harus ditingkatkan

oleh guru maupun kepala sekolah. Mengacu pada hasil Weight Means

Score (WMS) bahwa faktor untuk mendapatkan penghargaan (reward)

memiliki hasil yang paling rendah diantara yang lainnya. Maka dari itu

diharapkan kepala sekolah bisa meningkatkan item terendah tersebut

(44)

Fanny Silviane, 2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang telah menyelesaikan pekerjaannya dengan baik agar guru semakin

termotivasi untuk bekerja dengan lebih baik.

3. Dari temuan peneliti dapat diketahui bahwa kepemimpinan

transformasional memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

motivasi kerja guru. Maka dari itu, hendaknya kepala sekolah maupun

guru mempertahankan, memperbaiki, serta meningkatkan kondisi tersebut

secara berkelanjutan sehingga akan memberikan pengaruh yang baik

kepada sekolah dalam mencapai tujuan dari pendidikan.

4. Penelitian ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan, salah satu yang

dirasakan yaitu dalam mengkaji permasalahan dilapangan. Terkadang

yang selama ini peneliti lihat di lapangan belum tentu menjadi

permasalahan. Maka dari itu peneliti menyarankan untuk peneliti

selanjutnya agar dapat meneliti, mengkaji, dan memperdalam kembali

mengenai kepemimpinan transformasional dan motivasi kerja. Salah satu

caranya misalnya dengan melakukan penelitian yang sama ditempat yang

berbeda lalu dikomparasikan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan

oleh peneliti karena hasil dari penelitian belum tentu sama jika diteliti di

tempat lain. Serta peneliti selanjutnya juga dapat meneliti faktor lain yang

dapat berpengaruh terhadap kedua variabel tersebut. Peneliti selanjutnya

juga diharapkan dapat melakukan penelitian dengan pendekatan kualitatif

agar memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai kemepimpinan

Gambar

Tabel 3.2
Tabel 3.3 Kriteria Skor Alternatif Jawaban
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel X
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel Y
+4

Referensi

Dokumen terkait

Adanya produk lain yang lebih menguntungkan (lebih murah dan lebih hemat), maka saya akan meninggalkan. IM3 Ya

Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru (selain itu misalkan dalam bentuk lembar kerja, tugas mencari materi dari buku paket atau buku-buku penunjang

Dalam ajaran agama islam orang tua atau keluarga bertanggung jawab penuh agar anaknya dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berguna sesuai dengan tujuan

Dalam reaktor dapat dibuat reaksi fusi antara dua isotop hidrogen, dengan dihasilkan energi. Energi ini bisa digunakan sebagai bahan

[r]

Penggunaan pendekatan pembelajaran tidak langsung serta pendekatan gabungan langsung dan tidak langsung dalam rangka meningkatkan kemampuan berpikir matematika

[r]

“Developing your teachers so that they live, breathe and deliver excellence in the classroom is the most powerful thing you can do to impact on the.. lives of the young people