PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PEMROSESAN IINFORMASI GAYA PROGRAM ACARA SUARA ANDA BERBASIS KOMUNIKASI
INTERAKSIONAL DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
oleh
Diena San Fauziya
NIM 1101215
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
SEKOLAH PASCASARJANA
BANDUNG
2013
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PEMROSESAN INFORMASI GAYA PROGRAM ACARA SUARA ANDA BERBASIS
KOMUNIKASI INTERAKSIONAL DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA
Oleh
Diena San Fauziya
S.Pd UPI Bandung, 2010
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
©Diena San Fauziya 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Pengembangan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional dalam Pembelajaran Berbicara”. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya mengoptimalkan pembelajaran berbicara sebagai salah satu keterampilan berbahasa yang dianggap paling fungsional dalam kehidupan sehari-hari; serta adanya program acara Suara Anda yang sejalan dengan pemrosesan informasi dan komunikasi interaksional yang dianggap memiliki karakteristik unggul untuk mengoptimalkan pembelajaran berbicara. Berlandaskan ketiga komponen tersebut, dikembangkan sebuah model pembelajaran dan diujicobakan di SMA Negeri 12 Bandung.
Penelitian ini bertujuan untuk merancang sebuah alternatif model pembelajaran yang dapat mengoptimalkan pembelajaran berbicara.
Untuk mencapai tujuan tersebut, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penngembangan atau yang populer disebut dengan R&D. Dengan metode tersebut, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumenter mengenai landasan-landasan pengembangan, angket dan wawancara untuk menjaring tanggapan dari siswa dan observer mengenai penggunaan model yang dikembangkan, observasi untuk menilai jalannya proses pembelajaran dengan model yang dikembangkan, dan tes untuk mengukur kemampuan berbicara sebelum dan sesudah penggunaan model yang dikembangkan.
Berdasarkan hasil temuan dan analisis, diperoleh simpulan bahwa model yang dikembangkan disajikan dalam sebuah skenario pembelajaran dengan prosedur mulai dari pemberian motivasi, pemahaman, pemerolehan, penahanan/retensi, proses mengingat kembali, generalisasi, perlakuan, dan umpan balik. Komponen yang perlu diperhatikan dalam model ini adalah pemilihan bahan, media, dan komunikasi interaktif antara guru dan siswa.
Untuk menguji efektivitas model yang dikembangkan, dilakukan evaluasi berupa tes awal dan tes akhir. Dari penghitungan hasil evaluasi diketahui bahwa model yang dikembangkan dinilai efektif karena adanya peningkatan rata-rata yang cukup signifikan antara kemampuan awal dan kemampuan akhir siswa dalam berbicara, yakni 65,5 menjadi 84,2. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis melalui uji t diperoleh simpulan bahwa H0 ditolak karena thitung > ttabel (9,43 >
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
UCAPAN TERIMA KASIH ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah Penelitian ... 7
1.3 Rumusan Masalah Penelitian ... 8
1.4 Tujuan Penelitian ... 9
1.5 Manfaat Penelitian ... 9
1.6 Anggapan Dasar ... 11
1.7 Hipotesis ... 12
1.8 Metode dan Teknik Penelitian ... 12
1.9 Definisi Operasional ... 13
BAB II MODEL PEMBELAJARAN PEMROSESAN INFORMASI, PROGRAM ACARA SUARA ANDA, KOMUNIKASI INTERAKSIONAL DAN PEMBELAJARAN BERBICARA ... 15
2.1Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi ... 15
2.1.1 Hakikat Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi ... 15
2.1.2 Pemrosesan Informasi dan Kognitivisme ... 17
2.1.4 Prinsip-Prinsip Pemrosesan Informasi ... 22
2.1.5 Fase Proses Pembelajaran Pemrosesan Informasi ... 23
2.1.6 Kejadian Instruksional dalam Pemrosesan Informasi... 26
2.1.7 Implikasi Model Pemrosesan Informasi dalam Pembelajaran... 29
2.1.8 Model Interaksi dalam Pembelajaran Pemrosesan Informasi ... 30
2.1.9 Pola Pembelajaran Pemrosesan Informasi ... 31
2.1.10 Ciri Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi ... 32
2.2Program Acara Suara Anda ... 34
2.2.1 Penayangan Program Acara Suara Anda ... 34
2.2.2 Prosedur Program Acara Suara Anda ... 35
2.2.3 Inovasi Program Acara Suara Anda ... 35
2.2.4 Pilihan Berita dalam Program Acara Suara Anda ... 36
2.3Komunikasi Interaksional ... 38
2.3.1 Hakikat Komunikasi Interaksional ... 38
2.3.2 Komponen-Komponen dalam Komunikasi Interaksional ... 40
2.3.3 Pola-Pola Hubungan Interaksi ... 41
2.4Pembelajaran Berbicara ... 43
2.4.1 Hakikat Pembelajaran Berbicara ... 43
2.4.2 Tujuan Pembelajaran Berbicara ... 46
2.4.3 Karakteristik Pembelajaran Berbicara ... 46
2.4.4 Kriteria Pemilihan Bahan Pembelajaran Berbicara ... 47
2.4.5 Media Pembelajaran Berbicara ... 48
2.4.6 Kriteria Penilaian Pembelajaran Berbicara ... 51
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 54
3.1Metode Penelitian... 54
3.2Desain Penelitian ... 55
3.3Prosedur Penelitian... 58
3.5Subjek dan Sumber Data Penelitian ... 60
3.6Teknik Pengumpulan Data ... 61
3.7Instrumen Penelitian... 63
3.8Teknik Pengolahan Data ... 65
BAB IV ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN ... 67
4.1Analisis Profil Program Acara Suara Anda ... 67
4.2Analisis Landasan Pengembangan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional ... 78
4.2.1 Rasional ... 78
4.2.2 Landasan Pengembangan Model ... 81
4.2.2.1Landasan Yuridis ... 81
4.2.2.2Landasan Empiris ... 85
4.2.2.3Landasan Teoretis ... 87
4.3Pengembangan Model Awal Model Pembelajaran PIPASA-KI dalam Pembelajaran Berbicara ... 94
4.3.1 Prinsip Dasar Model ... 95
4.3.2 Syntaks ... 96
4.3.3 Evaluasi... 98
4.3.4 Rancangan Model Awal Model Pembelajaran PIPASA-KI dalam Pembelajaran Berbicara ... 98
4.3.4.1Perencanaan Desain Awal Model Pembelajaran PIPASA-KI ... 98
4.3.4.2Prosedur Pembelajaran ... 103
4.3.4.3Evaluasi ... 105
4.4Model Revisi Model Pembelajaran PIPASA-KI dalam Pembelajaran Berbicara ... 106
4.4.1 Validasi Berdasarkan Timbangan Pakar (Judgment Expert) ... 106
4.4.3 Perencanaan Model Revisi Model Pembelajaran PIPASA-KI ... 108
4.4.3.1Prosedur Pembelajaran ... 114
4.4.3.2Evaluasi ... 117
4.4.3.3Sistem Sosial ... 118
4.4.3.4Dampak Instruksional dan Dampak Penyerta ... 118
4.4.3.5Uji Coba Model pada Kelompok Terbatas ... 121
4.4.4 Analisis Proses dan Hasil Uji Coba Model... 125
4.4.4.1Deskripsi dan Analisis Penilaian Proses Pembelajaran ... 125
4.4.4.2Deskripsi dan Analisis Kemampuan Berbicara Siswa ... 129
4.4.4.3Deskripsi Tanggapan Observer dan Siswa ... 131
4.4.5 Revisi Model Berdasarkan Uji Coba Terbatas ... 132
4.5Evaluasi Model pada Uji Coba Luas ... 134
4.5.1 Kemampuan Awal Siswa ... 135
4.5.1.1Tes Kemampuan Awal ... 135
4.5.1.2Profil Kemampuan Awal Siswa ... 137
4.5.2 Penerapan Model Pembelajaran PIPASA-KI dalam Pembelajaran Berbicara ... 142
4.5.3 Kemampuan Akhir Siswa ... 144
4.5.3.1Tes Kemampuan Akhir Siswa ... 145
4.5.3.2Profil Kemampuan Akhir Siswa ... 147
4.5.4 Deskripsi Tanggapan Observer dan Siswa ... 153
4.5.4.1Tanggapan Observer ... 154
4.5.4.2 Tanggapan Siswa ... 158
4.6Uji Efektivitas Model Pembelajaran PIPASA-KI ... 160
4.6.1 Uji Persyaratan... 160
4.6.1.1Uji Reliabilitas Antarpenimbang ... 160
4.6.1.2Uji Normalitas Data ... 162
4.6.2 Uji Hipotesis ... 163
BAB V PENUTUP ... 168
5.1 Simpulan ... 168
5.2 Rekomendasi ... 172
DAFTAR PUSTAKA ... 174
LAMPIRAN ... 178
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Berbicara
(Memberikan Kritik) ... 44
Tabel 4.1 Hasil Kajian Program Acara Suara Anda ... 67
Tabel 4.2 Kajian Program Acara Suara Anda Selasa, 29 Januari 2013 ... 69
Tabel 4.3 Kajian Program Acara Suara Anda Rabu, 30 Januari 2013 ... 71
Tabel 4.4 Kajian Program Acara Suara Anda Selasa, 5 Februari 2013 ... 73
Tabel 4.5 Kegiatan Guru dan Siswa ... 102
Tabel 4.6 Kegiatan Guru dan Siswa (Revisi) ... 113
Tabel 4.7 Penilaian Kegiatan Guru pada Uji Coba Terbatas ... 126
Tabel 4.8 Penilaian Kegiatan Siswa pada Uji Coba Terbatas ... 128
Tabel 4.9 Hasil Kemampuan Berbicara Siswa dalam Uji Coba Terbatas .... 130
Tabel 4.10 Kategori Kemampuan Siswa ... 130
Tabel 4.11 Nilai Kemampuan Awal Siswa dalam Berbicara ... 135
Tabel 4.12 Nilai Kemampuan Akhir Siswa dalam Berbicara ... 146
Tabel 4.13 Penilaian Kegiatan Guru pada Uji Coba Luas ... 154
Tabel 4.14 Penilaian Kegiatan Siswa pada Uji Coba Luas ... 158
Tabel 4.15 Tabel Kumulatif Angket Siswa ... 157
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kejadian-Kejadian Belajar ... 24
Gambar 2.2 Hubungan antara Fase-fase dan Kejadian-kejadian Instruksi Menurut Gagne ... 28
Gambar 2.3 Kerucut Pengalaman ... 49
Gambar 3.1 Desain Uji Coba Keefektifan Model ... 57
Gambar 3.2 Alur Pola Pikir/Paradigma Penelitian ... 59
Gambar 4.1 Kerangka Operasional Model Pembelajaran PIPASA-KI dalam Pembelajaran Berbicara ... 119
Gambar 4.2 Grafik Penilaian Kegiatan Guru pada Uji Coba Terbatas ... 127
Gambar 4.3 Grafik Penilaian Kegiatan Siswa pada Uji Coba Terbatas ... 129
Gambar 4.4 Persentase Kemampuan Awal Siswa dalam Berbicara ... 137
Gambar 4.5 Persentase Kemampuan Akhir Siswa dalam Berbicara ... 147
Gambar 4.6 Grafik Penilaian Kegiatan Guru pada Uji Coba Luas ... 155
Gambar 4.7 Grafik Penilaian Kegiatan Siswa pada Uji Coba Luas ... 159
Gambar 4.8 Perbandingan Tingkat Persetujuan terhadap Pernyataan dalam Angket ... 158
Gambar 4.9 Hasil Perhitungan Uji Antarpenimbang Nilai Pretes ... 160
Gambar 4.10 Hasil Penghitungan Uji Antarpenimbang Nilai Postes ... 161
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Keputusan Pembimbing Tesis ...178
Lampiran 2 Surat Pernyataan ...180
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian ...184
Lampiran 4 Data Program Acara Suara Anda ...185
Lampiran 5 Analisis Informasi dan Komunikasi Program Acara Suara Anda ...197
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...203
Lampiran 7 Pedoman Observasi Pembelajaran ...214
Lampiran 8 Soal Tes Berbicara ...217
Lampiran 9 Kriteria Penilaian Berbicara ...218
Lampiran 10 Angket ...220
Lampiran 11 Pedoman Wawancara ...222
Lampiran 12 Transkrip Berbicara (Memberikan Kritik) Pretes ...223
Lampiran 13 Transkrip Berbicara(Memberikan Kritik) Postes ...228
Lampiran 14 Penilaian Kemampuan Awal ...234
Lampiran 15 Penilaian Kemampuan Akhir ...238
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Bahasa merupakan salah satu modal utama dalam kehidupan. Oleh
karena itulah, bahasa menjadi salah satu pelajaran yang wajib dipelajari di setiap
jenjang pendidikan. Secara gamblang BSNP (2006:107) menerangkan bahwa
bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan
emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam
mempelajari semua bidang studi. Pernyataan tersebut secara jelas menerangkan
bahwa bahasa memiliki peranan penting dalam pembelajaran.
Lebih lanjut, BSNP (2006:107) menerangkan bahwa pembelajaran
bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan
budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam
masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta
menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.
Semakin jelaslah bahwa pembelajaran bahasa merupakan salah satu kegiatan
penting yang harus dijalani oleh setiap peserta didik. Pentingnya pembelajaran
bahasa ini terbukti dari ketetapan BSNP yang memasukkan mata pelajaran
bahasa, khususnya mata pelajajaran Bahasa Indonesia ke dalam setiap jenjang
pendidikan, termasuk SMA (Sekolah Menengah Atas).
Bahasa Indonesia memang patut dijadikan mata pelajaran wajib di setiap
jenjang. Hal ini berkenaan dengan peran bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
yang tentu digunakan dalam kehidupan bermasyarakat. BSNP (2006:107)
menyatakan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia salah satunya diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa
Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis.
Sesuai dengan hasil pengembangan BSNP, pembelajaran pada setiap
2
telah ditetapkan, begitu pula dengan mata pelajaran bahasa Indonesia. Standar
kompetensi dan kompetensi dasar inilah yang kemudian juga menjadi arahan guru
dan siswa dalam pembelajaran.
Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, standar kompetensi dituangkan
ke dalam empat keterampilan berbahasa, yakni menyimak, berbicara, membaca
dan menulis. Setiap standar kompetensi tersebut kemudian dikembangkan ke
dalam kompetensi dasar yang sesuai dengan setiap standar kompetensi.
Semua kompetensi yang tercantum dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia yang telah distandarkan memiliki kepentingan dan tujuan umum yang
sama, yakni salah satunya adalah agar peserta didik terampil berkomunikasi
secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan
maupun tulis (BSNP, 2006:110). Namun kemudian, keterampilan berbicara
menjadi satu keterampilan yang dianggap perlu mendapat perhatian lebih
dibandingkan dengan keterampilan lainnya. Hal ini dilatarbelakangi oleh begitu
pentingnya keterampilan berbicara sebagai bentuk berbahasa produktif secara
lisan yang dinilai lebih efektif digunakan dalam berkomunikasi dan
menyampaikan pendapat. Pernyataan tersebut diperkuat oleh pernyataan
Nurgiyantoro (2009:277) yakni bahwa bahasa lisan lebih fungsional dalam
kehidupan sehari-hari.
Dalam pembelajaran di kelas, kompetensi berbicara ternyata menjadi
salah satu kompetensi yang masih sulit dikuasai oleh siswa. Hal ini terlihat dari
hasil penelitian Effendi (2006:2) yang menyatakan bahwa pembelajaran
keterampilan berbicara masih terlihat fakum, di antaranya siswa masih memiliki
rasa malu dalam mengungkapkan gagasan, tidak ada keberanian tampil di kelas,
dan belum adanya rasa percaya diri pada diri siswa.
Selain dari hasil penelitian terdahulu, penulis juga menganggap bahwa
pembelajaran berbicara memang masih belum berjalan secara efektif. Keadaan
tersebut tergambar dari hasil wawancara dengan beberapa guru yang menyatakan
3
saat pembelajaran berbicara, hanya beberapa siswa saja yang berkesempatan dan
mampu berbicara.
Sebagai contoh, dalam pembelajaran berbicara di SMA kelas X dengan
standar kompetensi 10 yakni mengungkapkan komentar terhadap informasi dari
berbagai sumber dan dengan kompetensi dasar 10.1 yakni memberikan kritik
terhadap informasi dari media cetak atau elektronik, hanya beberapa siswa saja
yang melakukan pembelajaran berbicara secara aktif. Sementara itu, siswa lainnya
hanya sebagai pembelajar pasif, yakni hanya mendengarkan temannya berbicara.
Padahal sesungguhnya, pembelajaran berbicara merupakan kegiatan aktif
produktif. Pembelajaran tersebut akan bermakna ketika setiap peserta didik
mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar berbicara.
Berkenaan dengan masalah di atas, pembelajaran berbicara untuk
kompetensi ini diakui guru dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah
dialokasikan. Pada nyatanya, alokasi waktu tersebut tidak dimanfaatkan
semaksimal mungkin, sehingga mengakibatkan pembelajaran yang kurang
optimal. Penggunaan alokasi waktu tersebut, secara langsung berdampak pada
penguasaan kompetensi bagi setiap siswa yang pada akhirnya tidak mendapatkan
penilaian yang merata.
Lebih lanjut, secara terus terang beberapa guru berpendapat bahwa
sesungguhnya kondisi pembelajaran seperti yang telah diuraikan bukan hanya
semata-mata masalah alokasi waktu. Mereka mengemukakan bahwa
sesungguhnya ketidakberhasilan pembelajaran terletak pada siswa itu sendiri.
Guru telah memberikan kesempatan bagi siapa saja yang mau berbicara. Namun,
permasalahan muncul ketika hanya sebagian kecil siswa saja yang mau ikut aktif
berbicara, sementara yang lainnya hanya sebagai pendengar.
Ditelisik lebih jauh, permasalahan tersebut muncul karena adanya
ketidakmampuan siswa dalam mengaplikasikan dan mempraktikkan kegiatan
berbicara. Satu nilai lebih untuk siswa aktif yang tidak dimiliki siswa pasif adalah
4
menjadi faktor ketidakberhasilan pembelajaran berbicara yang dirasakan siswa
adalah sulitnya mengungkapkan gagasan dengan bahasa yang teratur.
Selain permasalahan di atas, muncul permasalahan lain yang
melatarbelakangi kurang optimalnya pembelajaran berbicara di dalam kelas. Salah
satunya adalah kurangnya motivasi dalam diri siswa akan pentingnya
keterampilan berbicara dalam kehidupan sehari-hari. Mereka cenderung tidak
menyadari bahwa terampil berbicara bukan sekadar menyampaikan maksud,
melainkan juga bagaimana maksud tersebut dapat diterima oleh pendengar.
Karena hal itu, pada akhirnya banyak dari mereka yang seolah merasa tidak perlu
melakukan pembelajaran berbicara secara aktif. Padahal, untuk memperoleh
keterampilan berbicara mereka harus melakukan praktik berbicara.
Uraian permasalahan-permasalahan di atas pada akhirnya memberikan
gambaran bahwa dari pihak guru, keterampilan berbicara menjadi kompetensi
yang dinilai sulit dan rumit untuk diajarkan secara merata karena beberapa faktor.
Pertama, guru merasa sulit memberikan kesempatan yang sama kepada setiap
siswa karena selalu ada siswa yang aktif berbicara dan yang enggan berbicara.
Kedua, guru merasa sulit melakukan penilaian objektif kepada setiap individu
karena dinilai membutuhkan banyak waktu. Sementara itu, dari pihak siswa
permasalahan muncul dari aspek motivasi berbicara.
Permasalahan di atas sangat penting dan wajib diatasi karena hal tersebut
akan berdampak besar pada keterampilan berbicara siswa. Semua siswa harus
mendapatkan kesempatan yang sama dan semuanya juga harus mendapatkan
penilaian. Kesempatan yang merata untuk setiap siswa sangat penting karena itu
menjadi modal awal bagi mereka untuk memiliki keterampilan berbicara.
Penilaian pada setiap siswa juga penting karena itu sebagai bentuk evaluasi agar
dapat melakukan refleksi untuk menguasai sebuah keterampilan.
Seperti yang kita ketahui bersama, pembelajaran berbicara merupakan
sebuah pembelajaran yang sangat penting karena bersifat praktis dan tentu sangat
5
modal awal seseorang untuk dapat berinteraksi. Orang yang mampu bahkan
terampil berbicara tentu akan mendapatkan apresiasi lebih baik dari
lingkungannya. Oleh karena itulah, permasalahan-permasalahan yang telah
diuraikan sebelumnya perlu diatasi secara serius.
Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan yang telah diuraikan
adalah dengan menerapkan sebuah model pembelajaran yang tepat dalam
pembelajaran tersebut. Hal ini sejalan dengan pemikiran Aunurrahman (2012:143)
yang menyatakan bahwa penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat
mendorong tumbuhnya rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan
meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan
kepada siswa untuk memahami pelajaran, sehingga memungkinkan siswa
mencapai hasil belajar yang lebih baik.
Model yang dianggap tepat untuk mengatasi permasalahan yang telah
diuraikan sebelumnya adalah model yang bukan hanya berorientasi pada proses,
melainkan juga yang sekaligus berorientasi pada hasil yang dapat diukur dengan
nilai. Sebagaimana yang diuraikan Aunurrahman (2012:143) yang menyatakan
bahwa ukuran keberhasilan mengajar guru utamanya terletak pada terjadi tidaknya
peningkatan hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba mengembangkan sebuah
model pembelajaran yang dipadukan dengan salah satu gaya program acara
televisi yang diyakini akan mampu mengatasi permasalahan yang muncul. Model
pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran pemrosesan informasi yang
merupakan sebuah model pembelajaran yang berdasar pada teori belajar kognitif.
Sementara gaya program acara sebagai salah satu dasar pengembangan model
pembelajaran ini merupakan program acara berita dengan nama Suara Anda yang
tayang di stasiun televisi Metro TV. Program acara Suara Anda merupakan salah
satu program acara televisi yang dinilai efektif dalam kegiatan berbicara yang
6
Berdasarkan penelusuran, model pemrosesan informasi telah digunakan
dalam beberapa penelitian, di antaranya adalah dalam penelitian peningkatan
keterampilan menyimak yang dilakukan oleh Nadelia (2008). Berdasarkan hasil
penelitian, pemrosesan informasi berhasil meningkatkan keterampilan menyimak
(2008:1-5). Selain itu, penelitian lainnya adalah yang dilakukan Utami (2011).
Utami menggunakan model pemrosesan informasi dalam upaya meningkatkan
hasil belajar pada muatan lokal TIK. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
model pemrosesan informasi rumpun pencapaian konsep efektif meningkatkan
hasil belajar siswa dalam aspek mengingat (C1), memahami (C2), dan
menerapkan (C3) pada muatan lokal TIK (Utami, 2011:115-116).
Penelitian mengenai penerapan model pemrosesan informasi juga telah
dilakukan oleh Jalaludin (2011) dalam pembelajaran menulis karangan. Hasilnya,
model pemrosesan informasi ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
menulis karangan.
Sementara itu, mengenai program acara Suara Anda telah dianalisis dan
menjadi objek dalam beberapa penelitian. Analisis singkat mengenai keseluruhan
program acara ini dilakukan oleh Fadillah (2011) dan Saputro (2012). Hasil dari
analisis Fadillah (2011) menyebutkan bahwa melalui acara Suara Anda ini
masyarakat menjadi punya wadah untuk mengeluarkan aspirasinya. Selain itu,
acara ini juga cukup memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia yang haus akan
berita-berita aktual dan terkini. Saputro (2012) menyebutkan bahwa program
acara Suara Anda merupakan program yang yang menarik dan variatif serta
memberikan motivasi untuk berani berpendapat.
Selain dua hasil analisis di atas, penelitian mengenai acara Suara Anda
juga dilakukan oleh Novianti (2007) dengan judul Pengaruh Daya Tarik
Tayangan Berita Suara Anda di Metro TV terhadap Tindakan Menonton Berita.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tayangan Suara Anda di Metro TV dapat
meningkatkan tindakan menonton masyarakat metropolitan. Dikaitkan dengan
7
keterampilan menyimak. Namun, tidak dapat dimungkiri bahwa berkenaan
dengan hasil analisis yang telah diuraikan sebelumnya bahwa acara Suara Anda
ini juga berkaitan erat dengan keterampilan berbicara.
Acara ini memang merupakan program berita yang berbeda dengan
kebanyakan berita. Pada dasarnya, program acara ini mengajak pemirsa untuk
berinteraksi langsung dan dengan beberapa metode bahkan teknik pembawa acara
merangsang pemirsa untuk memberikan komentar. Dengan demikian, pemirsa
sebagai penyimak secara nyata juga menjadi seorang pembicara. Oleh karena itu,
berdasarkan hasil analisis dan penelitian terdahulu yang telah diuraikan
sebelumnya, program ini akan menarik untuk diadaptasi dan kemudian
dikembangkan menjadi sebuah model pembelajaran yang efektif digunakan dalam
pembelajaran berbicara.
Selain hal itu, pengembangan model yang dilakukan juga didasarkan
pada teori komunikasi tertentu, yakni model komunikasi interaksional. Model
komunikasi merupakan model yang mendukung dasar pengembangan karena
memiliki prinsip yang sejalan dengan model yang akan dikembangkan.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan dan
pertimbangan-pertimbangan di atas, penelitian ini difokuskan pada konsep pemrosesan
informasi, gaya program acara Suara Anda, komunikasi interaksional, serta
berbicara dalam hal menanggapi dan memberikan kritik. Berdasarkan fokus-fokus
penelitian tersebut, judul dari penelitian ini adalah “Pengembangan Model
Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis
Komunikasi Interaksional dalam Pembelajaran Berbicara”.
1.2 Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas, ada beberapa
masalah yang muncul yang kemudian penting untuk diteliti. Masalah-masalah
tersebut berkenaan dengan bagaimana caranya merancang pembelajaran,
8
BSNP yakni meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam
bahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat diwujudkan.
Masalah selanjutnya adalah mengenai bentuk rancangan model
pembelajaran pemrosesan informasi gaya program acara Suara Anda berbasis
komunikasi interaksional sebagai salah satu model pengembangan yang
diharapkan dapat menjadi alternatif model pembelajaran berbicara. Selain itu,
mengenai bagaimana penggunaan model pembelajaran pemrosesan informasi
gaya program acara Suara Anda berbasis komunikasi interaksional.
Yang menjadi permasalahan lain yang muncul sebagai bagian dari uraian
latar belakang adalah mengenai tanggapan guru dan siswa terhadap penggunaan
model pembelajaran pemrosesan informasi gaya program acara Suara Anda
berbasis komunikasi interaksional. Selain itu, masalah yang patut diteliti adalah
mengenai pengaruh yang muncul dari penerapan model tersebut berkenaan
dengan prestasi berbicara siswa.
1.3 Rumusan Masalah Penelitian
Untuk memperjelas permasalahan yang diteliti, masalah-masalah
dirumuskan sebagai berikut.
1) Bagaimanakah profil Program Acara Suara Anda sebagai salah satu landasan
pengembangan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program
Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional dalam pembelajaran
berbicara?
2) Bagaimanakah rancangan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya
Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional dalam
pembelajaran berbicara?
3) Bagaimanakah penggunaan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya
Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional di kelas X
9
4) Bagaimanakah tanggapan guru dan siswa terhadap penggunaan Model
Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda
Berbasis Komunikasi Interaksional?
5) Apakah Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara
Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional efektif digunakan untuk
pembelajaran berbicara?
1.4 Tujuan Penelitian
Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan sebuah
pengembangan model pembelajaran sebagai salah satu alternatif model
pembelajaran yang dapat digunakan, khususnya dalam pembelajaran berbicara.
Adapun model pembelajaran itu adalah Model Pembelajaran Pemrosesan
Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional
Sementara itu, secara khusus, tujuan penelitian ini adalah untuk:
1) mengetahui profil program acara Suara Anda sebagai salah satu landasan
dalam pengembangan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya
Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional dalam
pembelajaran berbicara;
2) mendeskripsikan rancangan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya
Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional dalam
pembelajaran berbicara;
3) mengetahui penggunaan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya
Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional di SMAN 12
Bandung;
4) mengetahui tanggapan guru dan siswa terhadap penggunaan Model
Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda
10
5) mengetahui efektivitas penggunaan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi
Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional dalam
peningkatan kemampuan berbicara siswa.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik yang
bersifat teoretis, maupun yang bersifat praktis. Adapun manfaat-manfaat yang
diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan model
pembelajaran yang efektif digunakan dalam pembelajaran, khususnya dalam
pembelajaran berbicara. Pemrosesan informasi sebagai model teori belajar
dapat dikembangkan dengan pengombinasian konsep-konsep lain sebagai
model pembelajaran yang praktis. Program acara Suara Anda yang notabene
tayangan televisi ternyata dapat dimanfaatkan sebagai konsep pembelajaran di
dalam kelas. Begitu juga dengan komunikasi interaksional yang merupakan
model komunikasi dapat menjadi dasar pengembangan model pembelajaran.
2) Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan mampu menjadi sebuah solusi dalam
mengatasi masalah praktik pembelajaran berbicara di dalam kelas, baik itu
untuk pihak guru, pihak siswa, maupun untuk praktisi-praktisi dan
peneliti-peneliti di bidang pembelajaran.
a. Untuk guru, penelitian ini diharapkan:
(1) memberikan petunjuk praktis tentang alternatif model pembelajaran
dalam mengoptimalkan kegiatan pembelajaran berbicara;
(2) menjadi sebuah solusi dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang
11
b. Untuk siswa, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan:
(1) kualitas pembelajaran berbicara melalui alternatif model
pembelajaran;
(2) kemampuan siswa dalam berbicara, khususnya dalam menanggapi dan
memberikan kritik.
c. Untuk peneliti-peneliti, penelitian ini diharapkan menjadi peluang
penelitian lanjutan atau penelitian terkait lain yang sejenis untuk
menemukan dan meningkatkan hasil pembelajaran yang lebih baik dan
12
1.6 Anggapan Dasar
Penelitian ini dilandasi oleh beberapa anggapan dasar, yakni sebagai
berikut.
1) Dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi yang kemudian
diolah sehingga menghasilkan output dalam bentuk hasil belajar (Rusman,
2012:139). Pernyataan tersebut menjadi salah satu dasar penelitian dan
menjadi dasar pengusungan model pemrosesan informasi sebagai model yang
dikembangkan. Hal ini dilandasi oleh alur kegiatan pembelajaran itu sendiri,
yakni dari input ke proses dan pada akhirnya menghasilkan output. Dalam
pembelajaran, yang menjadi input adalah informasi, kemudian informasi
tersebut diolah dalam proses, ketika informasi sebagai input pembelajaran
telah diproses, maka keluarlah output sebagai hasil dari pembelajaran.
2) Siswa merupakan pencari yang aktif dan pemroses informasi (Schunk,
2012:230). Yang dimaksud pencari yang aktif adalah bahwa orang tidak
selalu memberikan respon hanya jika ada stimulus yang datang. Namun,
orang menyeleksi dan memerhatikan aspek-aspek dari lingkungan,
mentransformasi dan mengulang informasi, menghubungkan
informasi-informasi yang baru dengan pengetahuan-pengetahuan yang telah diperoleh
sebelumnya, dan mengorganisasikan pengetahuan itu untuk membuatnya
bermakna atau dapat dipahami (Mayer dalam Schunk, 2012:230). Pernyataan
tersebut mengindikasikan bahwa setiap orang memiliki pengetahuan dasar
atas suatu hal dan pengetahuan itulah yang kemudian diaktifkan dan
dikeluarkan kembali untuk mendukung apa yang sedang dipelajari atau
dibicarakan saat itu. Proses pemrosesan informasi adalah bagaimana cara
seseorang menyimpan dan menarik kembali pengetahuan yang dimilikinya.
3) Berbicara sebagai salah satu bentuk komunikasi secara lisan merupakan
bentuk interaksi yang ditandai dengan adanya proses aksi-reaksi. Dari
pernyataan tersebut dapat diuraikan bahwa berbicara merupakan suatu bentuk
13
Dengan kata lain informasi merupakan suatu pesan yang diterima sebelum
penyampaian ide atu gagasan itu dilakukan. Anggapan dasar ini sejalan
dengan anggapan dasar yang pertama yakni bahwa suatu kegiatan didasari
oleh adanya input yang kemudian diperoses sehingga akhirnya menghasilkan
output. Berkaitan dengan pernyataan-pernyataan yang telah diuraikan,
berbicara dalam bentuk interaksi setidaknya terjadi di antara dua komunikator
dan berlangsung dua arah.
4) Proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat
mampu menghasilkan hasil pembelajaran yang optimal.
1.7 Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah bahwa model
pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis
Komunikasi Interaksional efektif digunakan dalam pembelajaran berbicara.
Dengan kata lain, berikut ini hipotesis kerja (Ha) dan hipotesis nol/nihilnya (Ho).
Ha : Model pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara
Anda Berbasis Komunikasi Interaksional efektif digunakan dalam
pembelajaran berbicara.
Ho : Model pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara
Anda Berbasis Komunikasi Interaksional tidak efektif digunakan dalam
pembelajaran berbicara.
1.8 Metode dan Teknik Penelitian
Sebagai bentuk cara pemecahan masalah untuk mencapai tujuan yang
telah dikemukakan, metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian dan pengembangan atau yang lebih dikenal dengan sebutan
research and development (R&D). Pengertian penelitian pengembangan menurut
Borg & Gall (Setyosari, 2010:194) adalah suatu proses yang dipakai untuk
14
penelitian atau proses pengembangan ini terdiri atas kajian tentang temuan
penelitian produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan
temuan-temuan tersebut, melakukan uji coba lapangan sesuai dengan latar di
mana produk tersebut akan dipakai, serta melakukan revisi terhadap hasil uji
lapangan.
Dalam penelitian ini, kajian dilakukan terhadap teori-teori berkenaan
dengan model pemrosesan informasi dan komunikasi interaksional, kajian juga
dilakukan terhadap program acara Suara Anda. Kajian ini dimaksudkan untuk
dijadikan dasar dan landasan dalam penelitian dan pengembangan model
pembelajaran pemrosesan informasi gaya program acara Suara Anda berbasis
komunikasi interaksional dalam pembelajaran berbicara. Selanjutnya, hasil dari
penyusunan awal ini berupa model hipotetik yang kemudian diujicobakan.
Uji coba model dilakukan pada siswa kelas X SMAN 12 Bandung.
Berdasarkan hasi uji coba, model selanjutnya dikaji dan direvisi terutama yang
berkenaan dengan kelemahan dan kekurangan. Kegiatan ini bertujuan untuk
menyempurnakan model sampai pada yang diharapkan.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan melalui teknik
studi dokumentasi, observasi, angket, wawancara, dan tes berbicara. Pengolahan
data dilakukan dengan dua cara, yakni analisis kualitatif dan analisis kuantitatif,
sesuai dengan karakteristik setiap data. Uraian lebih lengkap mengenai metode
penelitian ini dijelaskan pada bab III.
1.9 Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dan menyamakan persepsi atas
beberapa istilah yang menjadi variabel penelitian, berikut ini dijelaskan
masing-masing definisi dari istilah-istilah itu secara operasional.
1) Model pembelajaran pemrosesan informasi merupakan salah satu model
15
pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi yang kemudian diolah
sehingga menghasilkan output dalam bentuk hasil belajar.
2) Program acara Suara Anda merupakan salah satu program acara berita yang tayang di Metro TV setiap hari Senin, Selasa, Kamis, dan Jum’at pukul 20.05-21.00. Program acara ini menayangkan berita secara interaktif melalui
telepon.
3) Komunikasi interaksional merupakan model komunikasi yang menekankan
terjadinya interaksi dua arah antara para komunikator dengan umpan balik
(feedback) atau tanggapan terhadap suatu pesan sebagai elemen pentingnya.
4) Kemampuan berbicara pada dasarnya adalah mengungkapkan pikiran berupa
tanggapan dan kritikan atas suatu informasi secara lisan. Kemampuan
berbicara ditinjau dari beberapa aspek, yakni (1) bahasa; (2) isi; (3)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bagian ini akan diuraikan masalah metodologi yang digunakan
dalam penelitian, mulai dari metode, desain, prosedur, paradigma, subjek dan
sumber data, teknik pengumpulan data, instrumen, hingga teknik pengolahan data
penelitian.
3.1 Metode Penelitian
Untuk mencapai tujuan yang telah dikemukakan pada bagian
sebelumnya, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian dan pengembangan atau yang lebih dikenal dengan sebutan research
and development (R&D). Pengertian penelitian pengembangan menurut Borg &
Gall (Setyosari, 2010:194) adalah suatu proses yang dipakai untuk
mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Langkah-langkah
penelitian atau proses pengembangan ini terdiri atas kajian tentang temuan
penelitian produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan
temuan-temuan tersebut, melakukan uji coba lapangan sesuai dengan latar di
mana produk tersebut akan dipakai, serta melakukan revisi terhadap hasil uji
lapangan.
Langkah yang pertama dilakukan adalah menggali, menganalisis, dan
mengkaji model pembelajaran pemrosesan informasi, program acara Suara Anda,
serta model komunikasi interaksional. Penganalisasan dan pengkajian ini
dilakukan sebagai dasar dari pengembangan model yang dilakukan dalam
penelitian. Selain itu, penganalisisan juga dilakukan pada kebutuhan siswa dan
guru dalam pembelajaran berbicara. Kedua hal inilah yang menjadi dasar dari
penelitian.
Langkah selanjutnya adalah mengembangkan produk berupa model
55
interaksional. Pengembangkan model ini dilakukan dengan memperhatikan
beberapa komponen model pembelajaran seperti yang dikemukakan Dahlan
(1990:26-29), yakni adanya penetapan syntaks, sistem sosial yang dikembangkan,
prinsip reaksi, sistem penunjang, dan dampak, baik instruksional maupun
penyerta.
Produk dari pengembangan ini merupakan model awal/model hipotetik.
Model hipotetik ini divalidasi berdasarkan timbangan (judgment) pakar.
Model yang telah divalidasi kemudian diujicobakan. Uji coba dilakukan
untuk melihat kelemahan dan kelebihan model tersebut. Hasil uji coba selanjutnya
menjadi bahan refleksi untuk kemudian direvisi. Model revisi inilah yang
kemudian menjadi produk pengembangan model.
Langkah-langkah tersebut secara umum terdiri atas dua tahapan
penelitian, yakni kegiatan awal berupa pengkajian teori dan analisis kebutuhan
melalui studi deskriptif serta kegiatan pengujicobaan melalui studi eksperimen.
Melalui studi eksperimen inilah peneliti dapat melihat penggunaan dan hasil
penerapan model yang dikembangkan.
3.2 Desain Penelitian
Desain atau rancangan penelitian dan pengembangan yang dilakukan
adalah model prosedural. Setyosari (2010:200) mendefinisikan model prosedural
sebagai model deskriptif yang menggambarkan alur atau langkah-langkah
prosedural yang harus diikuti untuk menghasilkan suatu produk tertentu.
Pemilihan rancangan atau model seperti ini sesuai dengan pernyataan Setyosari
(2010:200) yakni model prosedural ini biasa dijumpai dalam model rancangan
sistem pembelajaran.
Adapun prosedur yang dilalui terdiri atas tiga tahapan, yakni sebagai
berikut.
56
Pada tahap ini, peneliti melakukan studi awal yang meliputi analisis teori
berupa konsep-konsep model pemrosesan informasi, komunikasi interaksional,
serta analisis program acara Suara Anda. Selain itu, kegiatan yang dilakukan pada
tahap ini adalah analisis kebutuhan siswa dan guru sekaitan dengan pembelajaran
berbicara. Kegiatan-kegiatan ini dilakukan sebagai dasar pencarian dan
pengumpulan data untuk dijadikan bahan bagi tahapan selanjutnya, yakni
pengembangan model hipotetik.
2) Tahap kedua, pengembangan model awal/model hipotetik
Berdasarkan data yang terkumpul dari tahap pertama, pada tahap kedua
ini peneliti melakukan pengembangan model hipotetik sebagai model awal. Model
hipotetik ini berupa Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program
Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional (PIPASA-KI) dalam
Pembelajaran Berbicara.
Model hipotetik ini dirancang dalam bentuk desain model pembelajaran
berupa prinsip-prinsip dan langkah-langkah pembelajaran. Model hipotetik ini
selanjutnya divalidasi melalui timbangan pakar. Pemilihan pakar sebagai tim
validasi didasarkan pada kepakaran dalam disiplin ilmu Bahasa Indonesia,
khususnya dalam bidang berbicara; pengalaman dalam bidang pendidikan dan
pengajaran Bahasa Indonesia; dan kepakaran dalam bidang metodologi penelitian,
khususnya dalam bidang instrumen penelitian yang berkaitan dengan konsep
model pembelajaran dan pembelajaran berbicara.
Model hipotetik yang diusung dalam penelitian ini secara umum berdasar
pada langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut.
a) Motivasi
Motivasi merupakan faktor penting dalam pembelajaran, sehingga
motivasi harus dimiliki siswa sebelum proses pembelajaran
dilakukan.
57
Pemahaman dan pemerolehan adalah fase utama dalam model ini.
Siswa dituntut untuk memperoleh informasi dan memahaminya
sebagai dasar pembelajaran.
c) Penahanan
Hasil pemahaman dan pemerolehan pembelajaran yang telah
dilakukan ditahan dalam memori agar dapat digunakan dalam
kesempatan selanjutnya.
d) Ingatan kembali
Ketika ada rangsangan yang diterima, maka informasi yang
tersimpan dikeluarkan kembali sebagai bentuk respon terhadap
rangsangan tersebut.
e) Generalisasi
Pengalaman belajar atau hasil pembelajaran dapat digunakan dalam
keadaan dan kepentingan tertentu. Pembelajaran berbicara
merupakan pembelajaran yang bersifat praktis yang tentu akan
digunakan dalam kegiatan sehari-hari. Oleh karena itu, pengalaman
belajar berbicara tentu dapat digunakan dalam keadaan umum, bukan
hanya dalam situasi pembelajaran bahasa.
f) Perlakuan
Perlakuan merupakan perubahan tingkah laku antara sebelum dan
sesudah proses pembelajaran. Oleh karena itu, model ini
menekankan adanya perbedaan tingkah laku siswa, mana kala jika
sebelum penerapan model siswa tidak ikut berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran, setelah penerapan model siswa menjadi berpatisipasi
aktif.
g) Umpan balik (feedback)
Siswa memperoleh umpan balik dari guru maupun dari siswa lain
58
3) Tahap ketiga, uji coba model
Pada tahap ketiga ini, model hipotetik yang sudah dirancang dan sudah
divalidasi diujicobakan. Uji coba dilakukan pada siswa kelas X SMAN 12
Bandung. Hasil uji coba kemudian dikaji dan dianalisis untuk kemudian dilihat
keunggulan dan kelemahannya. Hasil tersebut menjadi bahan refleksi untuk
selanjutnya direvisi agar menjadi model yang lebih sempurna. Model hasil revisi
ini kemudian diujicobakan lagi untuk melihat keefektifannya dalam pembelajaran
berbicara. Model inilah yang kemudian menjadi produk dalam penelitian dan
pengembangan ini.
Uji coba untuk mengukur keefektifan model ini dilakukan dengan
metode eksperimen. Desain yang digunakan adalam one group pretest-postest
design. Desain ini dipilih karena sesuai dengan tujuan dan latar penelitian yang
telah ditetapkan sebelumnya. Fraenkel & Wallen (2008:265)
tindakan/pengamatan/tes tidak hanya dilakukan setelah perlakuan (treatment),
tetapi juga sebelumnya. Dengan demikian, hasil perlakuan dapat diketahui lebih
akurat karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
Jika dilihat dalam bentuk gambar, berikut ini gambar untuk desain uji
[image:34.595.111.511.194.607.2]coba yang digunakan.
Gambar 3.1
Desain Uji Coba Keefektifan Model
O Pretes
X Treatment
O Posttest
3.3 Prosedur Penelitian
Adapun prosedur atau langkah-langkah yang dilalui dalam penelitian ini
59
(Setyosari, 2010:201-204). Terdapat sepuluh langkah dalam rancangan ini, yakni
sebagai berikut.
1. Analisis kebutuhan, melakukan analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan
program atau produk yang akan dikembangkan.
2. Analisis pembelajaran, melakukan analisis pembelajaran yang mencakup
keterampilan, proses, prosedur, dan tugas-tugas belajar untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
3. Analisis pebelajar dan konteks, menganalisis pebelajar dan konteks yang
mencakup kemampuan, sikap, dan karakteristik awal pebelajar dalam latar
pembelajaran.
4. Tujuan umum dan khusus, menjabarkan tujuan umum ke dalam tujuan yang
lebih spesifik yang berupa rumusan tujuan unjuk kerja atau operasional.
5. Mengembangkan instrumen, mengembangkan instrumen assessment yang
secara langsung berkaitan dengan tujuan khusus, operasional.
6. Mengembangkan strategi pembelajaran, mengembangkan strategi
pembelajaran yang secara spesifik untuk membantu pebelajar untuk mencapai
tujuan.
7. Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran, mengembangkan dan
memilih bahan pembelajaran yang dalam hal ini dapat berupa pilihanpilihan
informasi dalam bentuk tayangan berita, serta media penunjang lainnya.
8. Merancang dan melakukan evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang
dilaksanakan oleh pengembang selama proses, prosedur, program atau produk
yang dikembangkan. Atau, evaluasi formatif ini dilakukan pada saat proses
pembelajaran berlangsung dengan maksud untuk mendukung proses
peningkatan efektivitas.
9. Melakukan revisi, revisi dilakukan terhadap proses (pembelajaran), prosedur,
program atau produk dikaitkan dengan langkah-langkah sebelumnya.
10. Evaluasi sumatif, setelah program atau proses pengembangan selesai
60
Diena San Fauzia, 2013
Pengembangan Model Pembelajaran Pemrosesan Iinformasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional Dalam Pembelajaran Berbicara
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dilaksanakan dengan tujuan untuk menentukan tingkat efektivitas program
secara keseluruhan dibandingkan dengan program lain.
Setyosari (2010:202) menyatakan bahwa untuk keperluan pengembangan
peneliti hanya menggunakan sampai pada langkah kedelapan, yaitu evaluasi
formatif di mana rancangan, proses, atau program sudah dianggap selesai.
Langkah-langkah tersebut dibedakan dalam dua tahap, yakni studi
deskriptif kualitatif dan kemudian dilanjutkan dengan penerapan ujicoba terbatas
desain model dengan menerapkan pendekatan studi kuantitatif melalui rancangan
pos-tes pada satu kelompok (One-Group Post-Test Design). Alasan pemilihan
rancangan ini adalah karena dari awal sesuai latar belakang berdasarkan observasi
awal subjek penelitian ditetapkan pada satu kelompok saja.
3.4 Paradigma Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan (Research
and Development). Sementara itu, model yang dikembangkan adalah model
pembelajaran pemrosesan informasi gaya program acara Suara Anda berbasis
pada komunikasi interaksional sebagai salah satu model komunikasi. Pengambilan
model pemrosesan informasi dan komunikasi interaksional sebagai dasar
pengembangan model dilatarbelakangi oleh keterkaitan penggunaan model dalam
pembelajaran, yakni pembelajaran berbicara yang merupakan salah satu bentuk
komunikasi secara lisan.
Paradigma penelitian ini digambarkan dalam bagan alur pikir penelitian
[image:36.595.117.511.644.838.2]berikut.
Gambar 3.1
Alur Pola Pikir/Paradigma Penelitian
61
Diadaptasi dari Setyosari (2010:205)
3.5 Subjek dan Sumber Data Penelitian
Subjek yang sekaligus menjadi sumber data penelitian dalam penelitian
ini adalah dokumen-dokumen terkait dengan model yang dikembangkan, yakni
model pemrosesan informasi, program acara Suara Anda, serta komunikasi
interaksional. Subjek penelitian lainnya adalah siswa-siswa SMAN 12 Bandung,
khususnya kelas X sebagai subjek uji coba model yang telah dikembangkan.
Pemilihan subjek ini didasari oleh observasi awal yang menyatakan bahwa subjek
tersebut memerlukan penanganan dalam pembelajaran berbicara, khususnya
memberikan kritik. Adapun pemilihan subjek dikhususkan pada siswa kelas X
berkaitan dengan standar kompetensi berbicara dengan kompetensi dasar
memberikan kritik tercantum dalam standar isi untuk tingkatan kelas X.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Data awal yang diperlukan dalam penelitian ini adalah teori-teori
mengenai konsep model pembelajaran pemrosesan informasi, model komunikasi
interaksional, dan informasi mengenai program acara Suara Anda. Selanjutnya,
data yang diperlukan berupa hasil uji coba model dalam pembelajaran berbicara,
meliputi hasil observasi pembelajaran, nilai pembelajaran berbicara siswa, serta
tanggapan-tanggapan siswa dan guru mengenai penggunaan model uji coba dalam
62
Untuk mengumpulkan data-data tersebut, teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah sebagai berikut.
1) Studi dokumenter
Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan data teori mengenai konsep model
pembelajaran pemrosesan informasi, model komunikasi interaksional, dan
informasi mengenai program acara Suara Anda. Sukmadinata (2007:221)
mengemukakan bahwa studi dokumenter (documentary study) merupakan
suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis
dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun eektronik.
Untuk mengumpulkan data mengenai model pembelajaran pemrosesan
informasi dan komunikasi interaksional, dokumen yang digunakan berupa
dokumen-dokumen tertulis, yakni buku-buku dan bahan bacaan yang
berkenaan dengan kedua teori tersebut. Sementara itu, untuk mendapatkan
data mengenai program acara Suara Anda, dokumen yang digunakan adalah
dokumen dari media eektronik yakni televisi. Hal ini disebabkan karena
program acara ini merupakan program acara yang tayang di televisi.
Meskipun demikian, untuk menunjang dan memperkuat data yang
dikumpulkan tetap digunakan dokumen tertulis berupa hasil-hasil analisis dan
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
Data-data yang diperoleh bukan sekadar disajikan dalam bentuk
kutipan-kutipan, melainkan dianalisis dan dikembangkan sesuai dengan data yang
diperlukan sebagai dasar pengembangan model. Data-data mentah diuraikan
dalam bab II. Melalui data mentah itulah kemudian disusun data yang
diperlukan. Hal ini sejalan dengan konsep yang dikemukakan Sukmadinata
(2007:222) yakni yang dilaporkan dalam penelitian adalah hasil analisis
terhadap dokumen-dokumen, bukan dokumen-dokumen mentah.
63
Teknik ini digunakan untuk menjaring data berupa tanggapan-tanggapan
seputar penggunaan model pembelajaran PIPASA-KI dalam pembelajaran
berbicara. Responden dalam teknik pengumpulan data ini adalah siswa.
Angket yang disebarkan berupa angket dengan pertanyaan-pertanyaan
tertutup. Peneliti merumuskan beberapa pertanyaan dengan disertai beberapa
pilihan jawaban, sehingga responden tinggal memilih salah satu jawaban
yang dinggap sesuai dengan apa yang dialami/dirasakannya.
3) Wawancara
Teknik ini digunakan untuk menjaring data mengenai pendapat observer
tentang model pembelajaran PIPASA-KI dalam pembelajaran berbicara.
Adapun dari teknik pengumpulan seperti ini, aspek-aspek yang hendak diukur
adalah (1) keefektifan model, (2) pengimplementasian model dalam
pembelajaran, (3) hambatan yang dirasakan, (4) keunggulan dan kelemahan
model, (5) saran/masukan untuk perbaikan model, serta (6) kemungkinan
penggunaan model untuk pembelajaran keterampilan berbahasa lainnya.
Sasaran sebagai sumber data dengan teknik wawancara ini adalah observer
yang secara langsung mengobservasi penggunaan model pembelajaran
PIPASA-KI dalam pembelajaran berbicara.
4) Observasi
Teknik ini digunakan untuk menjaring data berupa profil kondisi kelas dan
pembelajaran ketika proses pembelajaran berlangsung. Teknik ini merupakan
teknik penilaian proses pembelajaran. Seperti yang telah diuraikan bahwa
dalam penelitian ini yang dinilai bukan saja hasil pembelajarannya,
melainkan juga proses pembelajaran itu sendiri. Adapun aspek-aspek yang
diukur melalui teknik ini adalah (1) perangkat pembelajaran, (2) proses
pembelajaran, serta (3) perilaku siswa. Teknik ini dilakukan dengan mengacu
pada instrumen berupa lembar observasi yang telah disediakan. Selain itu,
disediakan pula instrumen berupa rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai
64
pengumpulan data dengan teknik ini adalah dua orang guru mata pelajaran
Bahasa Indonesia tingkat SMA. Observer melakukan penilaian dengan format
pedoman observasi yang telah divalidasi oleh pakar (dua pakar adalah dosen
pada pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia). Format
terlampir.
5) Tes
Teknik ini merupakan teknik terakhir dalam pengumpulan data. Teknik tes
digunakan untuk menjaring data hasil pembelajaran. Tes dilakukan dua kali,
yakni sebelum dan sesudah penerapan model atau tes awal dan tes akhir.
Hasil tes kemampuan awal dan hasil tes kemampuan akhir dinilai oleh tiga
orang penilai; dua penilai adalah guru mata pelajaran bahasa Indonesia di
tingkat SMA dan satu penilai adalah penulis sendiri. Penilaian dilakukan
dengan mengacu pada pedoman penilaian yang telah disusun berdasarkan
kriteria penilaian pembelajaran berbicara. Pedoman penilaian ini telah
divalidasi oleh pakar (dua pakar adalah dosen pada pada Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia). Format terlampir.
3.7 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2012:102). Menurutnya,
jumlah instrumen penelitian ini tergantung pada jumlah variabel penelitian yang
telah ditetapkan untuk diteliti. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka instrumen
penelitian ini terdiri atas instrumen untuk mengukur model pembelajaran
pemrosesan informasi gaya program acara Suara Anda berbasis komunikasi
interaksional dan instrumen untuk mengukur kemampuan berbicara siswa dalam
menanggapi dan memberikan kritik atas suatu informasi.
Metode yang digunakan dalam pengembangan model pemrosesan
informasi gaya program acara Suara Anda berbasis komunikasi interaksional
65
bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian jenis ini adalah peneliti itu
sendiri. Untuk melakukan validasi terhadap hal tersebut maka harus dilakukan
evaluasi diri seberapa jauh pemahaman terhadap metode kualitatif, penguasaan
teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan dan bekal
memasuki lapangan.
Selain hal itu, telah diuraikan sebelumnya berkenaan dengan
pengumpulan data mengenai konsep model pembelajaran PIPASA-KI, teknik
yang digunakan adalah studi dokumenter. Oleh karena itu, instrumen yang
diperlukan adalah teori-teori mengenai konsep awal dan konsep dasar model
pemrosesan informasi, gaya program acara Suara Anda, serta komunikasi
interaksional. Teori-teori tersebut telah diuraikan dalam bab II.
Metode penelitian yang digunakan untuk mengukur keterampilan dasar
berbicara siswa dalam menanggapi dan memberikan kritik terhadap suatu
informasi adalah jenis metode penelitian kuantitatif. Yang menjadi instrumen
untuk pengumpulan data ini adalah lembar kriteria penilaian pembelajaran
berbicara. Penilaian dilakukan dengan memperhatikan kompetensi dasar yang
dibidik, yakni memberikan kritik terhadap informasi.
Berdasarkan hal itu, aspek-aspek umum yang diukur adalah cara
menanggapi/memberikan kritik dengan mengacu pada aspek bahasa, isi,
performansi, dan isi. Aspek bahasa dibedakan atas dua kelompok, yakni menjadi
bahasa (1) dan bahasa (2). Bahasa (1) terdiri atas kosakata tepat dan luas, sturktur
kalimat runtut, bahasa baik dan sopan, serta singkat, jelas, padat dan tdak
berbelit-belit. Bahasa (2) terdiri atas volume suara jelas, berbicara dengan lancar/tidak
terbata-bata, intonasi tepat, dan jeda sesuai. Aspek lainnya adalah isi. Aspek ini
terdiri atas apa yang dibicarakan sesuai dengan topik, gagasan disertai alasan,
bertujuan menyampaikan masalah bukan mengejek, serta ide orisinal. Aspek
pengorganisasian isi terdiri atas adanya pendahuluan, pengungkapan kelebihan,
pengungkapan kekurangan, perbaikan/solusi/ serta penutup. Aspek terakhir adalah
66
gerak-gerik wajar/tidak menganggu, gaya pengucapan lugas/tidak kaku, serta
ekspresi mendukung apa yang dibicarakan.
Lebih lanjut, meskipun menurut Sugiyono (2012:102) jumlah instrumen
yang digunakan sesuai dengan jumlah variabel, dalam penelitian ini terdapat
beberapa instrumen tambahan sebagai pendukung penelitian. Instrumen ini
disusun berdasarkan pada teknik pengumpulan data yang diperukan dan teknik
pengumpulan data yang telah ditetapkan. Instrumen-instrumen tersebut telah
diuraikan pada bagian teknik pengumpulan data. Instrumen yang digunakan telah
divalidasi oleh pakar, yakni dua orang dosen pada Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia. Format terlampir.
3.8 Teknik Pengolahan Data
Telah diuraikan sebelumnya bahwa data dalam penelitian ini terdiri atas
data kualitatif dan data kuantitatif. Dalam pengolahan data, teknik yang digunakan
disesuaikan dengan jenis pada masing-masing data. Data kualitatif diolah dengan
menggunakan teknik analisis kualitatif dengan disertai pertimbangan dan
penilaian pakar. Sementara itu, data kuantitatif akan diolah dengan menggunakan
teknik perhitungan-perhitungan statistik.
Secara lebih lengkap, prosedur pengolahan data dalam penelitian ini
diuraikan sebagai berikut.
1) Tahap pertama: identifikasi, kajian dan pengembangan model Pemrosesan
Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi
Interaksional dalam pembelajaran berbicara, meliputi: (a) pengembangan
model bahan ajar; (b) model kegiatan belajar mengajar; serta (c) penilaian
pembelajaran. Untuk memperoleh ketiga hal tersebut dilakukan analisis
kualitatif-teoretis yang berkenaan dengan konsep-konsep komunikasi
interaksional, pembelajaran berbicara, serta prototipe model pembelajaran
67
2) Tahap kedua: validasi model oleh pakar dan uji coba model. Pada tahap ini,
model yang sudah dirancang divalidasi oleh pakar. Validasi dilakukan dengan
cara memeriksa dan mendiskusikan model awal tadi. Berdasarkan
masukan-masukan pakar, model kemudian direvisi. Hasil revisi ini kemudian
diujicobakan pada subjek terbatas. Hasil dari uji coba ini kemudian dianalisis.
Berdasarkan hasil analisis, model diperbaiki dan disesuaikan untuk kemudian
diujicobakan pada subjek yang lebih luas.
3) Tahap ketiga: uji efektivitas model. Pada tahap ini, model berdasarkan revisi
pakar dan uji coba subjek terbatas diujicobakan pada subjek yang lebih luas.
Untuk melihat efektivitas penggunaan model, kelompok subjek dites
kemampuan awalnya, kemudian dilakukan pembelajaran dengan penerapan
model yang dikembangkan dan dites kemampuan akhirnya.
Dalam uji ini, pengolahan data dilakukan dengan perhitungan statistik.
Sebelum uji efektivitas (uji hipotesis), terlebih dahulu dilakukan uji
persyaratan analisis, yakni uji reliabilitas antarpenimbang dan uji normalitas.
Uji reliabilitas antarpenimbang berfungsi untuk mengukur tingkat ketepatan
atau keajegan dari pengukuran. Sebetulnya uji ini bukanlah uji persyaratan
hipotesis, namun sebagai uji untuk mengetahui kesamaan penilaian
kemampuan berbicara siswa dari tiga penilai. Normalitas berfungsi untuk
menguji normal tidaknya sebaran data penelitian atau dengan kata lain, untuk
mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau
tidak (Susetyo, 2010:172).
Selanjutnya, teknik pengolahan data menggunakan rumus uji t. Penggunaan
rumus uji t dilakukan untuk mengetahui keefektifan penggunaan model
pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda dalam
pembelajaran berbicara. Uji efektivitas yang merupakan uji hipotesis ini
dilakukan dengan perhitungan menggunakan rumus pengujian perbedaan dua
rata-rata populasi berhubungan (Susetyo, 2010:208-211). Rumus dan
BAB V
PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir dalam tulisan ini. Oleh karena itulah, bab
ini diberi judul penutup. Bab ini terdiri atas dua subbab, yakni simpulan dan
rekomendasi.
5.1 Simpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian, diperoleh
beberapa simpulan yang dapat menjawab rumusan-rumusan masalah yang
diajukan sebelumnya. Pertama, profil program acara Suara Anda menampilkan
karakteristik yang lebih banyak memiliki kelebihan untuk dapat diadaptasi
menjadi sebuah gaya pembelajaran. Kelebihan-kelebihan tersebut berkenaan
dengan pilihan berita sebagai bahan ajar yang dapat membangkitkan minat belajar
siswa serta memberikan informasi yang luas; komunikasi dua arah yang dinilai
lebih efektif dibandingkan hanya satu arah; serta pengalokasian waktu yang lebih
efektif. Meskipun demikian, terdapat sedikit kekurangan terutama mengenai
media penayangan yang mungkin tidak semua sekolah memilikinya. Namun
demikian, dalam penelitian ini media tersebut terpenuhi karena sekolah telah
memiliki fasilitas yang lengkap.
Kedua, rancangan model pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya
Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional dalam
pembelajaran berbicara berlandaskan pada tiga landasan, yakni (1) landasan
yuridis; (2) landasan empiris; dan (3) landasan teoretis. Landasan yuridis yang
mendasari rancangan model ini adalah UU No. 20 tahun 2003 mengenai Sistem
Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 mengenai Standar
Nasional Pendidikan, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi dan Nomor 23 tahun 2006 tentang
169
standar-standar peraturan dan harapan akan pendidikan dan pembelajaran.
Standar-standar tersebut kemudian menjurus pada pembelajaran berbicara dalam
hal memberikan kritik yang menjadi salah satu kompetensi dasar yang harus
dikuasai oleh siswa kelas X SMA.
Landasan empiris yang mendasari rancangan model ini adalah bahwa ada
kenyataan di lapangan yang memberikan ilustrasi bahwa harapan-harapan yang
telah distandarkan belum mampu dikuasai siswa secara merata. Belum
terpenuhinya harapan-harapan tersebut bukan hanya dalam lingkup kemampuan
siswa dalam mencapai kompetensi dasar berbicara, namun juga dalam lingkup
pelaksanaan pembelajaran, mulai dari perencanaan, pelaksanaannya itu sendiri,
hingga pada proses penilaian. Lingkup-lingkup tersebut berkaitan dengan
pemilihan model yang dilakukan guru untuk pembelajaran. Bukan hanya itu saja,
mengacu pada landasan yuridis, pemilihan model ini harus betul-betul
direncanakan guru agar proses pembelajaran yang dilakukan dapat berjalan secara
optimal. Leih jauh lagi, ternyata penggunaan model bukan hanya didasarkan pada
pemilihan, tetapi bahwa guru harus mampu merancang dan mempersiapkan model
agar pembelajaran berjalan optimal.
Landasan teoretis yang mendasari penyusunan rancangan model terdiri
atas teori pemrosesan informasi, teori program acara Suara Anda, dan teori
komunikasi interaksional. Pada dasarnya pemrosesan informasi mengacu pada
peranan kognitif seseorang dalam mengolah suatu informasi. Pembelajaran
berdasarkan pemrosesan informasi ini menekankan bahwa pembelajaran
setidaknya memiliki empat komponen, yakni perhatian, persepsi, memori jangka
pendek, dan memori jangka panjang. Sementara itu, teori program acara Suara
Anda mengacu pada prosedur program tersebut bahwa beberapa pilihan berita
sangatlah penting sebagai sumber informasi dan penayangannya harus dilakukan
semenarik mungkin. Adapun landasan teori komunikasi interaksional mengacu
pada hubungan komunikasi yang bersifat dua arah, ada komunikan dan
170
Dari landasan-landasan tersebut, akhirnya jadilah sebuah rancangan
model pembelajaran yang d