• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PEMROSESAN IINFORMASI GAYA PROGRAM ACARA SUARA ANDA BERBASIS KOMUNIKASI INTERAKSIONAL DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PEMROSESAN IINFORMASI GAYA PROGRAM ACARA SUARA ANDA BERBASIS KOMUNIKASI INTERAKSIONAL DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA."

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PEMROSESAN IINFORMASI GAYA PROGRAM ACARA SUARA ANDA BERBASIS KOMUNIKASI

INTERAKSIONAL DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

oleh

Diena San Fauziya

NIM 1101215

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

BANDUNG

2013

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PEMROSESAN INFORMASI GAYA PROGRAM ACARA SUARA ANDA BERBASIS

KOMUNIKASI INTERAKSIONAL DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA

Oleh

Diena San Fauziya

S.Pd UPI Bandung, 2010

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

©Diena San Fauziya 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengembangan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional dalam Pembelajaran Berbicara”. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya mengoptimalkan pembelajaran berbicara sebagai salah satu keterampilan berbahasa yang dianggap paling fungsional dalam kehidupan sehari-hari; serta adanya program acara Suara Anda yang sejalan dengan pemrosesan informasi dan komunikasi interaksional yang dianggap memiliki karakteristik unggul untuk mengoptimalkan pembelajaran berbicara. Berlandaskan ketiga komponen tersebut, dikembangkan sebuah model pembelajaran dan diujicobakan di SMA Negeri 12 Bandung.

Penelitian ini bertujuan untuk merancang sebuah alternatif model pembelajaran yang dapat mengoptimalkan pembelajaran berbicara.

Untuk mencapai tujuan tersebut, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penngembangan atau yang populer disebut dengan R&D. Dengan metode tersebut, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumenter mengenai landasan-landasan pengembangan, angket dan wawancara untuk menjaring tanggapan dari siswa dan observer mengenai penggunaan model yang dikembangkan, observasi untuk menilai jalannya proses pembelajaran dengan model yang dikembangkan, dan tes untuk mengukur kemampuan berbicara sebelum dan sesudah penggunaan model yang dikembangkan.

Berdasarkan hasil temuan dan analisis, diperoleh simpulan bahwa model yang dikembangkan disajikan dalam sebuah skenario pembelajaran dengan prosedur mulai dari pemberian motivasi, pemahaman, pemerolehan, penahanan/retensi, proses mengingat kembali, generalisasi, perlakuan, dan umpan balik. Komponen yang perlu diperhatikan dalam model ini adalah pemilihan bahan, media, dan komunikasi interaktif antara guru dan siswa.

Untuk menguji efektivitas model yang dikembangkan, dilakukan evaluasi berupa tes awal dan tes akhir. Dari penghitungan hasil evaluasi diketahui bahwa model yang dikembangkan dinilai efektif karena adanya peningkatan rata-rata yang cukup signifikan antara kemampuan awal dan kemampuan akhir siswa dalam berbicara, yakni 65,5 menjadi 84,2. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis melalui uji t diperoleh simpulan bahwa H0 ditolak karena thitung > ttabel (9,43 >

(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah Penelitian ... 7

1.3 Rumusan Masalah Penelitian ... 8

1.4 Tujuan Penelitian ... 9

1.5 Manfaat Penelitian ... 9

1.6 Anggapan Dasar ... 11

1.7 Hipotesis ... 12

1.8 Metode dan Teknik Penelitian ... 12

1.9 Definisi Operasional ... 13

BAB II MODEL PEMBELAJARAN PEMROSESAN INFORMASI, PROGRAM ACARA SUARA ANDA, KOMUNIKASI INTERAKSIONAL DAN PEMBELAJARAN BERBICARA ... 15

2.1Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi ... 15

2.1.1 Hakikat Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi ... 15

2.1.2 Pemrosesan Informasi dan Kognitivisme ... 17

(7)

2.1.4 Prinsip-Prinsip Pemrosesan Informasi ... 22

2.1.5 Fase Proses Pembelajaran Pemrosesan Informasi ... 23

2.1.6 Kejadian Instruksional dalam Pemrosesan Informasi... 26

2.1.7 Implikasi Model Pemrosesan Informasi dalam Pembelajaran... 29

2.1.8 Model Interaksi dalam Pembelajaran Pemrosesan Informasi ... 30

2.1.9 Pola Pembelajaran Pemrosesan Informasi ... 31

2.1.10 Ciri Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi ... 32

2.2Program Acara Suara Anda ... 34

2.2.1 Penayangan Program Acara Suara Anda ... 34

2.2.2 Prosedur Program Acara Suara Anda ... 35

2.2.3 Inovasi Program Acara Suara Anda ... 35

2.2.4 Pilihan Berita dalam Program Acara Suara Anda ... 36

2.3Komunikasi Interaksional ... 38

2.3.1 Hakikat Komunikasi Interaksional ... 38

2.3.2 Komponen-Komponen dalam Komunikasi Interaksional ... 40

2.3.3 Pola-Pola Hubungan Interaksi ... 41

2.4Pembelajaran Berbicara ... 43

2.4.1 Hakikat Pembelajaran Berbicara ... 43

2.4.2 Tujuan Pembelajaran Berbicara ... 46

2.4.3 Karakteristik Pembelajaran Berbicara ... 46

2.4.4 Kriteria Pemilihan Bahan Pembelajaran Berbicara ... 47

2.4.5 Media Pembelajaran Berbicara ... 48

2.4.6 Kriteria Penilaian Pembelajaran Berbicara ... 51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 54

3.1Metode Penelitian... 54

3.2Desain Penelitian ... 55

3.3Prosedur Penelitian... 58

(8)

3.5Subjek dan Sumber Data Penelitian ... 60

3.6Teknik Pengumpulan Data ... 61

3.7Instrumen Penelitian... 63

3.8Teknik Pengolahan Data ... 65

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN ... 67

4.1Analisis Profil Program Acara Suara Anda ... 67

4.2Analisis Landasan Pengembangan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional ... 78

4.2.1 Rasional ... 78

4.2.2 Landasan Pengembangan Model ... 81

4.2.2.1Landasan Yuridis ... 81

4.2.2.2Landasan Empiris ... 85

4.2.2.3Landasan Teoretis ... 87

4.3Pengembangan Model Awal Model Pembelajaran PIPASA-KI dalam Pembelajaran Berbicara ... 94

4.3.1 Prinsip Dasar Model ... 95

4.3.2 Syntaks ... 96

4.3.3 Evaluasi... 98

4.3.4 Rancangan Model Awal Model Pembelajaran PIPASA-KI dalam Pembelajaran Berbicara ... 98

4.3.4.1Perencanaan Desain Awal Model Pembelajaran PIPASA-KI ... 98

4.3.4.2Prosedur Pembelajaran ... 103

4.3.4.3Evaluasi ... 105

4.4Model Revisi Model Pembelajaran PIPASA-KI dalam Pembelajaran Berbicara ... 106

4.4.1 Validasi Berdasarkan Timbangan Pakar (Judgment Expert) ... 106

(9)

4.4.3 Perencanaan Model Revisi Model Pembelajaran PIPASA-KI ... 108

4.4.3.1Prosedur Pembelajaran ... 114

4.4.3.2Evaluasi ... 117

4.4.3.3Sistem Sosial ... 118

4.4.3.4Dampak Instruksional dan Dampak Penyerta ... 118

4.4.3.5Uji Coba Model pada Kelompok Terbatas ... 121

4.4.4 Analisis Proses dan Hasil Uji Coba Model... 125

4.4.4.1Deskripsi dan Analisis Penilaian Proses Pembelajaran ... 125

4.4.4.2Deskripsi dan Analisis Kemampuan Berbicara Siswa ... 129

4.4.4.3Deskripsi Tanggapan Observer dan Siswa ... 131

4.4.5 Revisi Model Berdasarkan Uji Coba Terbatas ... 132

4.5Evaluasi Model pada Uji Coba Luas ... 134

4.5.1 Kemampuan Awal Siswa ... 135

4.5.1.1Tes Kemampuan Awal ... 135

4.5.1.2Profil Kemampuan Awal Siswa ... 137

4.5.2 Penerapan Model Pembelajaran PIPASA-KI dalam Pembelajaran Berbicara ... 142

4.5.3 Kemampuan Akhir Siswa ... 144

4.5.3.1Tes Kemampuan Akhir Siswa ... 145

4.5.3.2Profil Kemampuan Akhir Siswa ... 147

4.5.4 Deskripsi Tanggapan Observer dan Siswa ... 153

4.5.4.1Tanggapan Observer ... 154

4.5.4.2 Tanggapan Siswa ... 158

4.6Uji Efektivitas Model Pembelajaran PIPASA-KI ... 160

4.6.1 Uji Persyaratan... 160

4.6.1.1Uji Reliabilitas Antarpenimbang ... 160

4.6.1.2Uji Normalitas Data ... 162

4.6.2 Uji Hipotesis ... 163

(10)

BAB V PENUTUP ... 168

5.1 Simpulan ... 168

5.2 Rekomendasi ... 172

DAFTAR PUSTAKA ... 174

LAMPIRAN ... 178

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Berbicara

(Memberikan Kritik) ... 44

Tabel 4.1 Hasil Kajian Program Acara Suara Anda ... 67

Tabel 4.2 Kajian Program Acara Suara Anda Selasa, 29 Januari 2013 ... 69

Tabel 4.3 Kajian Program Acara Suara Anda Rabu, 30 Januari 2013 ... 71

Tabel 4.4 Kajian Program Acara Suara Anda Selasa, 5 Februari 2013 ... 73

Tabel 4.5 Kegiatan Guru dan Siswa ... 102

Tabel 4.6 Kegiatan Guru dan Siswa (Revisi) ... 113

Tabel 4.7 Penilaian Kegiatan Guru pada Uji Coba Terbatas ... 126

Tabel 4.8 Penilaian Kegiatan Siswa pada Uji Coba Terbatas ... 128

Tabel 4.9 Hasil Kemampuan Berbicara Siswa dalam Uji Coba Terbatas .... 130

Tabel 4.10 Kategori Kemampuan Siswa ... 130

Tabel 4.11 Nilai Kemampuan Awal Siswa dalam Berbicara ... 135

Tabel 4.12 Nilai Kemampuan Akhir Siswa dalam Berbicara ... 146

Tabel 4.13 Penilaian Kegiatan Guru pada Uji Coba Luas ... 154

Tabel 4.14 Penilaian Kegiatan Siswa pada Uji Coba Luas ... 158

Tabel 4.15 Tabel Kumulatif Angket Siswa ... 157

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kejadian-Kejadian Belajar ... 24

Gambar 2.2 Hubungan antara Fase-fase dan Kejadian-kejadian Instruksi Menurut Gagne ... 28

Gambar 2.3 Kerucut Pengalaman ... 49

Gambar 3.1 Desain Uji Coba Keefektifan Model ... 57

Gambar 3.2 Alur Pola Pikir/Paradigma Penelitian ... 59

Gambar 4.1 Kerangka Operasional Model Pembelajaran PIPASA-KI dalam Pembelajaran Berbicara ... 119

Gambar 4.2 Grafik Penilaian Kegiatan Guru pada Uji Coba Terbatas ... 127

Gambar 4.3 Grafik Penilaian Kegiatan Siswa pada Uji Coba Terbatas ... 129

Gambar 4.4 Persentase Kemampuan Awal Siswa dalam Berbicara ... 137

Gambar 4.5 Persentase Kemampuan Akhir Siswa dalam Berbicara ... 147

Gambar 4.6 Grafik Penilaian Kegiatan Guru pada Uji Coba Luas ... 155

Gambar 4.7 Grafik Penilaian Kegiatan Siswa pada Uji Coba Luas ... 159

Gambar 4.8 Perbandingan Tingkat Persetujuan terhadap Pernyataan dalam Angket ... 158

Gambar 4.9 Hasil Perhitungan Uji Antarpenimbang Nilai Pretes ... 160

Gambar 4.10 Hasil Penghitungan Uji Antarpenimbang Nilai Postes ... 161

(13)
(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keputusan Pembimbing Tesis ...178

Lampiran 2 Surat Pernyataan ...180

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian ...184

Lampiran 4 Data Program Acara Suara Anda ...185

Lampiran 5 Analisis Informasi dan Komunikasi Program Acara Suara Anda ...197

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...203

Lampiran 7 Pedoman Observasi Pembelajaran ...214

Lampiran 8 Soal Tes Berbicara ...217

Lampiran 9 Kriteria Penilaian Berbicara ...218

Lampiran 10 Angket ...220

Lampiran 11 Pedoman Wawancara ...222

Lampiran 12 Transkrip Berbicara (Memberikan Kritik) Pretes ...223

Lampiran 13 Transkrip Berbicara(Memberikan Kritik) Postes ...228

Lampiran 14 Penilaian Kemampuan Awal ...234

Lampiran 15 Penilaian Kemampuan Akhir ...238

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Bahasa merupakan salah satu modal utama dalam kehidupan. Oleh

karena itulah, bahasa menjadi salah satu pelajaran yang wajib dipelajari di setiap

jenjang pendidikan. Secara gamblang BSNP (2006:107) menerangkan bahwa

bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan

emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

mempelajari semua bidang studi. Pernyataan tersebut secara jelas menerangkan

bahwa bahasa memiliki peranan penting dalam pembelajaran.

Lebih lanjut, BSNP (2006:107) menerangkan bahwa pembelajaran

bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan

budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam

masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta

menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

Semakin jelaslah bahwa pembelajaran bahasa merupakan salah satu kegiatan

penting yang harus dijalani oleh setiap peserta didik. Pentingnya pembelajaran

bahasa ini terbukti dari ketetapan BSNP yang memasukkan mata pelajaran

bahasa, khususnya mata pelajajaran Bahasa Indonesia ke dalam setiap jenjang

pendidikan, termasuk SMA (Sekolah Menengah Atas).

Bahasa Indonesia memang patut dijadikan mata pelajaran wajib di setiap

jenjang. Hal ini berkenaan dengan peran bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional

yang tentu digunakan dalam kehidupan bermasyarakat. BSNP (2006:107)

menyatakan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia salah satunya diarahkan untuk

meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa

Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis.

Sesuai dengan hasil pengembangan BSNP, pembelajaran pada setiap

(16)

2

telah ditetapkan, begitu pula dengan mata pelajaran bahasa Indonesia. Standar

kompetensi dan kompetensi dasar inilah yang kemudian juga menjadi arahan guru

dan siswa dalam pembelajaran.

Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, standar kompetensi dituangkan

ke dalam empat keterampilan berbahasa, yakni menyimak, berbicara, membaca

dan menulis. Setiap standar kompetensi tersebut kemudian dikembangkan ke

dalam kompetensi dasar yang sesuai dengan setiap standar kompetensi.

Semua kompetensi yang tercantum dalam mata pelajaran Bahasa

Indonesia yang telah distandarkan memiliki kepentingan dan tujuan umum yang

sama, yakni salah satunya adalah agar peserta didik terampil berkomunikasi

secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan

maupun tulis (BSNP, 2006:110). Namun kemudian, keterampilan berbicara

menjadi satu keterampilan yang dianggap perlu mendapat perhatian lebih

dibandingkan dengan keterampilan lainnya. Hal ini dilatarbelakangi oleh begitu

pentingnya keterampilan berbicara sebagai bentuk berbahasa produktif secara

lisan yang dinilai lebih efektif digunakan dalam berkomunikasi dan

menyampaikan pendapat. Pernyataan tersebut diperkuat oleh pernyataan

Nurgiyantoro (2009:277) yakni bahwa bahasa lisan lebih fungsional dalam

kehidupan sehari-hari.

Dalam pembelajaran di kelas, kompetensi berbicara ternyata menjadi

salah satu kompetensi yang masih sulit dikuasai oleh siswa. Hal ini terlihat dari

hasil penelitian Effendi (2006:2) yang menyatakan bahwa pembelajaran

keterampilan berbicara masih terlihat fakum, di antaranya siswa masih memiliki

rasa malu dalam mengungkapkan gagasan, tidak ada keberanian tampil di kelas,

dan belum adanya rasa percaya diri pada diri siswa.

Selain dari hasil penelitian terdahulu, penulis juga menganggap bahwa

pembelajaran berbicara memang masih belum berjalan secara efektif. Keadaan

tersebut tergambar dari hasil wawancara dengan beberapa guru yang menyatakan

(17)

3

saat pembelajaran berbicara, hanya beberapa siswa saja yang berkesempatan dan

mampu berbicara.

Sebagai contoh, dalam pembelajaran berbicara di SMA kelas X dengan

standar kompetensi 10 yakni mengungkapkan komentar terhadap informasi dari

berbagai sumber dan dengan kompetensi dasar 10.1 yakni memberikan kritik

terhadap informasi dari media cetak atau elektronik, hanya beberapa siswa saja

yang melakukan pembelajaran berbicara secara aktif. Sementara itu, siswa lainnya

hanya sebagai pembelajar pasif, yakni hanya mendengarkan temannya berbicara.

Padahal sesungguhnya, pembelajaran berbicara merupakan kegiatan aktif

produktif. Pembelajaran tersebut akan bermakna ketika setiap peserta didik

mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar berbicara.

Berkenaan dengan masalah di atas, pembelajaran berbicara untuk

kompetensi ini diakui guru dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah

dialokasikan. Pada nyatanya, alokasi waktu tersebut tidak dimanfaatkan

semaksimal mungkin, sehingga mengakibatkan pembelajaran yang kurang

optimal. Penggunaan alokasi waktu tersebut, secara langsung berdampak pada

penguasaan kompetensi bagi setiap siswa yang pada akhirnya tidak mendapatkan

penilaian yang merata.

Lebih lanjut, secara terus terang beberapa guru berpendapat bahwa

sesungguhnya kondisi pembelajaran seperti yang telah diuraikan bukan hanya

semata-mata masalah alokasi waktu. Mereka mengemukakan bahwa

sesungguhnya ketidakberhasilan pembelajaran terletak pada siswa itu sendiri.

Guru telah memberikan kesempatan bagi siapa saja yang mau berbicara. Namun,

permasalahan muncul ketika hanya sebagian kecil siswa saja yang mau ikut aktif

berbicara, sementara yang lainnya hanya sebagai pendengar.

Ditelisik lebih jauh, permasalahan tersebut muncul karena adanya

ketidakmampuan siswa dalam mengaplikasikan dan mempraktikkan kegiatan

berbicara. Satu nilai lebih untuk siswa aktif yang tidak dimiliki siswa pasif adalah

(18)

4

menjadi faktor ketidakberhasilan pembelajaran berbicara yang dirasakan siswa

adalah sulitnya mengungkapkan gagasan dengan bahasa yang teratur.

Selain permasalahan di atas, muncul permasalahan lain yang

melatarbelakangi kurang optimalnya pembelajaran berbicara di dalam kelas. Salah

satunya adalah kurangnya motivasi dalam diri siswa akan pentingnya

keterampilan berbicara dalam kehidupan sehari-hari. Mereka cenderung tidak

menyadari bahwa terampil berbicara bukan sekadar menyampaikan maksud,

melainkan juga bagaimana maksud tersebut dapat diterima oleh pendengar.

Karena hal itu, pada akhirnya banyak dari mereka yang seolah merasa tidak perlu

melakukan pembelajaran berbicara secara aktif. Padahal, untuk memperoleh

keterampilan berbicara mereka harus melakukan praktik berbicara.

Uraian permasalahan-permasalahan di atas pada akhirnya memberikan

gambaran bahwa dari pihak guru, keterampilan berbicara menjadi kompetensi

yang dinilai sulit dan rumit untuk diajarkan secara merata karena beberapa faktor.

Pertama, guru merasa sulit memberikan kesempatan yang sama kepada setiap

siswa karena selalu ada siswa yang aktif berbicara dan yang enggan berbicara.

Kedua, guru merasa sulit melakukan penilaian objektif kepada setiap individu

karena dinilai membutuhkan banyak waktu. Sementara itu, dari pihak siswa

permasalahan muncul dari aspek motivasi berbicara.

Permasalahan di atas sangat penting dan wajib diatasi karena hal tersebut

akan berdampak besar pada keterampilan berbicara siswa. Semua siswa harus

mendapatkan kesempatan yang sama dan semuanya juga harus mendapatkan

penilaian. Kesempatan yang merata untuk setiap siswa sangat penting karena itu

menjadi modal awal bagi mereka untuk memiliki keterampilan berbicara.

Penilaian pada setiap siswa juga penting karena itu sebagai bentuk evaluasi agar

dapat melakukan refleksi untuk menguasai sebuah keterampilan.

Seperti yang kita ketahui bersama, pembelajaran berbicara merupakan

sebuah pembelajaran yang sangat penting karena bersifat praktis dan tentu sangat

(19)

5

modal awal seseorang untuk dapat berinteraksi. Orang yang mampu bahkan

terampil berbicara tentu akan mendapatkan apresiasi lebih baik dari

lingkungannya. Oleh karena itulah, permasalahan-permasalahan yang telah

diuraikan sebelumnya perlu diatasi secara serius.

Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan yang telah diuraikan

adalah dengan menerapkan sebuah model pembelajaran yang tepat dalam

pembelajaran tersebut. Hal ini sejalan dengan pemikiran Aunurrahman (2012:143)

yang menyatakan bahwa penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat

mendorong tumbuhnya rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan

meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan

kepada siswa untuk memahami pelajaran, sehingga memungkinkan siswa

mencapai hasil belajar yang lebih baik.

Model yang dianggap tepat untuk mengatasi permasalahan yang telah

diuraikan sebelumnya adalah model yang bukan hanya berorientasi pada proses,

melainkan juga yang sekaligus berorientasi pada hasil yang dapat diukur dengan

nilai. Sebagaimana yang diuraikan Aunurrahman (2012:143) yang menyatakan

bahwa ukuran keberhasilan mengajar guru utamanya terletak pada terjadi tidaknya

peningkatan hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba mengembangkan sebuah

model pembelajaran yang dipadukan dengan salah satu gaya program acara

televisi yang diyakini akan mampu mengatasi permasalahan yang muncul. Model

pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran pemrosesan informasi yang

merupakan sebuah model pembelajaran yang berdasar pada teori belajar kognitif.

Sementara gaya program acara sebagai salah satu dasar pengembangan model

pembelajaran ini merupakan program acara berita dengan nama Suara Anda yang

tayang di stasiun televisi Metro TV. Program acara Suara Anda merupakan salah

satu program acara televisi yang dinilai efektif dalam kegiatan berbicara yang

(20)

6

Berdasarkan penelusuran, model pemrosesan informasi telah digunakan

dalam beberapa penelitian, di antaranya adalah dalam penelitian peningkatan

keterampilan menyimak yang dilakukan oleh Nadelia (2008). Berdasarkan hasil

penelitian, pemrosesan informasi berhasil meningkatkan keterampilan menyimak

(2008:1-5). Selain itu, penelitian lainnya adalah yang dilakukan Utami (2011).

Utami menggunakan model pemrosesan informasi dalam upaya meningkatkan

hasil belajar pada muatan lokal TIK. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

model pemrosesan informasi rumpun pencapaian konsep efektif meningkatkan

hasil belajar siswa dalam aspek mengingat (C1), memahami (C2), dan

menerapkan (C3) pada muatan lokal TIK (Utami, 2011:115-116).

Penelitian mengenai penerapan model pemrosesan informasi juga telah

dilakukan oleh Jalaludin (2011) dalam pembelajaran menulis karangan. Hasilnya,

model pemrosesan informasi ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam

menulis karangan.

Sementara itu, mengenai program acara Suara Anda telah dianalisis dan

menjadi objek dalam beberapa penelitian. Analisis singkat mengenai keseluruhan

program acara ini dilakukan oleh Fadillah (2011) dan Saputro (2012). Hasil dari

analisis Fadillah (2011) menyebutkan bahwa melalui acara Suara Anda ini

masyarakat menjadi punya wadah untuk mengeluarkan aspirasinya. Selain itu,

acara ini juga cukup memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia yang haus akan

berita-berita aktual dan terkini. Saputro (2012) menyebutkan bahwa program

acara Suara Anda merupakan program yang yang menarik dan variatif serta

memberikan motivasi untuk berani berpendapat.

Selain dua hasil analisis di atas, penelitian mengenai acara Suara Anda

juga dilakukan oleh Novianti (2007) dengan judul Pengaruh Daya Tarik

Tayangan Berita Suara Anda di Metro TV terhadap Tindakan Menonton Berita.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tayangan Suara Anda di Metro TV dapat

meningkatkan tindakan menonton masyarakat metropolitan. Dikaitkan dengan

(21)

7

keterampilan menyimak. Namun, tidak dapat dimungkiri bahwa berkenaan

dengan hasil analisis yang telah diuraikan sebelumnya bahwa acara Suara Anda

ini juga berkaitan erat dengan keterampilan berbicara.

Acara ini memang merupakan program berita yang berbeda dengan

kebanyakan berita. Pada dasarnya, program acara ini mengajak pemirsa untuk

berinteraksi langsung dan dengan beberapa metode bahkan teknik pembawa acara

merangsang pemirsa untuk memberikan komentar. Dengan demikian, pemirsa

sebagai penyimak secara nyata juga menjadi seorang pembicara. Oleh karena itu,

berdasarkan hasil analisis dan penelitian terdahulu yang telah diuraikan

sebelumnya, program ini akan menarik untuk diadaptasi dan kemudian

dikembangkan menjadi sebuah model pembelajaran yang efektif digunakan dalam

pembelajaran berbicara.

Selain hal itu, pengembangan model yang dilakukan juga didasarkan

pada teori komunikasi tertentu, yakni model komunikasi interaksional. Model

komunikasi merupakan model yang mendukung dasar pengembangan karena

memiliki prinsip yang sejalan dengan model yang akan dikembangkan.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan dan

pertimbangan-pertimbangan di atas, penelitian ini difokuskan pada konsep pemrosesan

informasi, gaya program acara Suara Anda, komunikasi interaksional, serta

berbicara dalam hal menanggapi dan memberikan kritik. Berdasarkan fokus-fokus

penelitian tersebut, judul dari penelitian ini adalah “Pengembangan Model

Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis

Komunikasi Interaksional dalam Pembelajaran Berbicara”.

1.2 Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas, ada beberapa

masalah yang muncul yang kemudian penting untuk diteliti. Masalah-masalah

tersebut berkenaan dengan bagaimana caranya merancang pembelajaran,

(22)

8

BSNP yakni meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam

bahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat diwujudkan.

Masalah selanjutnya adalah mengenai bentuk rancangan model

pembelajaran pemrosesan informasi gaya program acara Suara Anda berbasis

komunikasi interaksional sebagai salah satu model pengembangan yang

diharapkan dapat menjadi alternatif model pembelajaran berbicara. Selain itu,

mengenai bagaimana penggunaan model pembelajaran pemrosesan informasi

gaya program acara Suara Anda berbasis komunikasi interaksional.

Yang menjadi permasalahan lain yang muncul sebagai bagian dari uraian

latar belakang adalah mengenai tanggapan guru dan siswa terhadap penggunaan

model pembelajaran pemrosesan informasi gaya program acara Suara Anda

berbasis komunikasi interaksional. Selain itu, masalah yang patut diteliti adalah

mengenai pengaruh yang muncul dari penerapan model tersebut berkenaan

dengan prestasi berbicara siswa.

1.3 Rumusan Masalah Penelitian

Untuk memperjelas permasalahan yang diteliti, masalah-masalah

dirumuskan sebagai berikut.

1) Bagaimanakah profil Program Acara Suara Anda sebagai salah satu landasan

pengembangan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program

Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional dalam pembelajaran

berbicara?

2) Bagaimanakah rancangan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya

Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional dalam

pembelajaran berbicara?

3) Bagaimanakah penggunaan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya

Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional di kelas X

(23)

9

4) Bagaimanakah tanggapan guru dan siswa terhadap penggunaan Model

Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda

Berbasis Komunikasi Interaksional?

5) Apakah Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara

Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional efektif digunakan untuk

pembelajaran berbicara?

1.4 Tujuan Penelitian

Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan sebuah

pengembangan model pembelajaran sebagai salah satu alternatif model

pembelajaran yang dapat digunakan, khususnya dalam pembelajaran berbicara.

Adapun model pembelajaran itu adalah Model Pembelajaran Pemrosesan

Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional

Sementara itu, secara khusus, tujuan penelitian ini adalah untuk:

1) mengetahui profil program acara Suara Anda sebagai salah satu landasan

dalam pengembangan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya

Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional dalam

pembelajaran berbicara;

2) mendeskripsikan rancangan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya

Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional dalam

pembelajaran berbicara;

3) mengetahui penggunaan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya

Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional di SMAN 12

Bandung;

4) mengetahui tanggapan guru dan siswa terhadap penggunaan Model

Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda

(24)

10

5) mengetahui efektivitas penggunaan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi

Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional dalam

peningkatan kemampuan berbicara siswa.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik yang

bersifat teoretis, maupun yang bersifat praktis. Adapun manfaat-manfaat yang

diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan model

pembelajaran yang efektif digunakan dalam pembelajaran, khususnya dalam

pembelajaran berbicara. Pemrosesan informasi sebagai model teori belajar

dapat dikembangkan dengan pengombinasian konsep-konsep lain sebagai

model pembelajaran yang praktis. Program acara Suara Anda yang notabene

tayangan televisi ternyata dapat dimanfaatkan sebagai konsep pembelajaran di

dalam kelas. Begitu juga dengan komunikasi interaksional yang merupakan

model komunikasi dapat menjadi dasar pengembangan model pembelajaran.

2) Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan mampu menjadi sebuah solusi dalam

mengatasi masalah praktik pembelajaran berbicara di dalam kelas, baik itu

untuk pihak guru, pihak siswa, maupun untuk praktisi-praktisi dan

peneliti-peneliti di bidang pembelajaran.

a. Untuk guru, penelitian ini diharapkan:

(1) memberikan petunjuk praktis tentang alternatif model pembelajaran

dalam mengoptimalkan kegiatan pembelajaran berbicara;

(2) menjadi sebuah solusi dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang

(25)

11

b. Untuk siswa, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan:

(1) kualitas pembelajaran berbicara melalui alternatif model

pembelajaran;

(2) kemampuan siswa dalam berbicara, khususnya dalam menanggapi dan

memberikan kritik.

c. Untuk peneliti-peneliti, penelitian ini diharapkan menjadi peluang

penelitian lanjutan atau penelitian terkait lain yang sejenis untuk

menemukan dan meningkatkan hasil pembelajaran yang lebih baik dan

(26)

12

1.6 Anggapan Dasar

Penelitian ini dilandasi oleh beberapa anggapan dasar, yakni sebagai

berikut.

1) Dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi yang kemudian

diolah sehingga menghasilkan output dalam bentuk hasil belajar (Rusman,

2012:139). Pernyataan tersebut menjadi salah satu dasar penelitian dan

menjadi dasar pengusungan model pemrosesan informasi sebagai model yang

dikembangkan. Hal ini dilandasi oleh alur kegiatan pembelajaran itu sendiri,

yakni dari input ke proses dan pada akhirnya menghasilkan output. Dalam

pembelajaran, yang menjadi input adalah informasi, kemudian informasi

tersebut diolah dalam proses, ketika informasi sebagai input pembelajaran

telah diproses, maka keluarlah output sebagai hasil dari pembelajaran.

2) Siswa merupakan pencari yang aktif dan pemroses informasi (Schunk,

2012:230). Yang dimaksud pencari yang aktif adalah bahwa orang tidak

selalu memberikan respon hanya jika ada stimulus yang datang. Namun,

orang menyeleksi dan memerhatikan aspek-aspek dari lingkungan,

mentransformasi dan mengulang informasi, menghubungkan

informasi-informasi yang baru dengan pengetahuan-pengetahuan yang telah diperoleh

sebelumnya, dan mengorganisasikan pengetahuan itu untuk membuatnya

bermakna atau dapat dipahami (Mayer dalam Schunk, 2012:230). Pernyataan

tersebut mengindikasikan bahwa setiap orang memiliki pengetahuan dasar

atas suatu hal dan pengetahuan itulah yang kemudian diaktifkan dan

dikeluarkan kembali untuk mendukung apa yang sedang dipelajari atau

dibicarakan saat itu. Proses pemrosesan informasi adalah bagaimana cara

seseorang menyimpan dan menarik kembali pengetahuan yang dimilikinya.

3) Berbicara sebagai salah satu bentuk komunikasi secara lisan merupakan

bentuk interaksi yang ditandai dengan adanya proses aksi-reaksi. Dari

pernyataan tersebut dapat diuraikan bahwa berbicara merupakan suatu bentuk

(27)

13

Dengan kata lain informasi merupakan suatu pesan yang diterima sebelum

penyampaian ide atu gagasan itu dilakukan. Anggapan dasar ini sejalan

dengan anggapan dasar yang pertama yakni bahwa suatu kegiatan didasari

oleh adanya input yang kemudian diperoses sehingga akhirnya menghasilkan

output. Berkaitan dengan pernyataan-pernyataan yang telah diuraikan,

berbicara dalam bentuk interaksi setidaknya terjadi di antara dua komunikator

dan berlangsung dua arah.

4) Proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat

mampu menghasilkan hasil pembelajaran yang optimal.

1.7 Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah bahwa model

pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis

Komunikasi Interaksional efektif digunakan dalam pembelajaran berbicara.

Dengan kata lain, berikut ini hipotesis kerja (Ha) dan hipotesis nol/nihilnya (Ho).

Ha : Model pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara

Anda Berbasis Komunikasi Interaksional efektif digunakan dalam

pembelajaran berbicara.

Ho : Model pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara

Anda Berbasis Komunikasi Interaksional tidak efektif digunakan dalam

pembelajaran berbicara.

1.8 Metode dan Teknik Penelitian

Sebagai bentuk cara pemecahan masalah untuk mencapai tujuan yang

telah dikemukakan, metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah penelitian dan pengembangan atau yang lebih dikenal dengan sebutan

research and development (R&D). Pengertian penelitian pengembangan menurut

Borg & Gall (Setyosari, 2010:194) adalah suatu proses yang dipakai untuk

(28)

14

penelitian atau proses pengembangan ini terdiri atas kajian tentang temuan

penelitian produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan

temuan-temuan tersebut, melakukan uji coba lapangan sesuai dengan latar di

mana produk tersebut akan dipakai, serta melakukan revisi terhadap hasil uji

lapangan.

Dalam penelitian ini, kajian dilakukan terhadap teori-teori berkenaan

dengan model pemrosesan informasi dan komunikasi interaksional, kajian juga

dilakukan terhadap program acara Suara Anda. Kajian ini dimaksudkan untuk

dijadikan dasar dan landasan dalam penelitian dan pengembangan model

pembelajaran pemrosesan informasi gaya program acara Suara Anda berbasis

komunikasi interaksional dalam pembelajaran berbicara. Selanjutnya, hasil dari

penyusunan awal ini berupa model hipotetik yang kemudian diujicobakan.

Uji coba model dilakukan pada siswa kelas X SMAN 12 Bandung.

Berdasarkan hasi uji coba, model selanjutnya dikaji dan direvisi terutama yang

berkenaan dengan kelemahan dan kekurangan. Kegiatan ini bertujuan untuk

menyempurnakan model sampai pada yang diharapkan.

Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan melalui teknik

studi dokumentasi, observasi, angket, wawancara, dan tes berbicara. Pengolahan

data dilakukan dengan dua cara, yakni analisis kualitatif dan analisis kuantitatif,

sesuai dengan karakteristik setiap data. Uraian lebih lengkap mengenai metode

penelitian ini dijelaskan pada bab III.

1.9 Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dan menyamakan persepsi atas

beberapa istilah yang menjadi variabel penelitian, berikut ini dijelaskan

masing-masing definisi dari istilah-istilah itu secara operasional.

1) Model pembelajaran pemrosesan informasi merupakan salah satu model

(29)

15

pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi yang kemudian diolah

sehingga menghasilkan output dalam bentuk hasil belajar.

2) Program acara Suara Anda merupakan salah satu program acara berita yang tayang di Metro TV setiap hari Senin, Selasa, Kamis, dan Jum’at pukul 20.05-21.00. Program acara ini menayangkan berita secara interaktif melalui

telepon.

3) Komunikasi interaksional merupakan model komunikasi yang menekankan

terjadinya interaksi dua arah antara para komunikator dengan umpan balik

(feedback) atau tanggapan terhadap suatu pesan sebagai elemen pentingnya.

4) Kemampuan berbicara pada dasarnya adalah mengungkapkan pikiran berupa

tanggapan dan kritikan atas suatu informasi secara lisan. Kemampuan

berbicara ditinjau dari beberapa aspek, yakni (1) bahasa; (2) isi; (3)

(30)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bagian ini akan diuraikan masalah metodologi yang digunakan

dalam penelitian, mulai dari metode, desain, prosedur, paradigma, subjek dan

sumber data, teknik pengumpulan data, instrumen, hingga teknik pengolahan data

penelitian.

3.1 Metode Penelitian

Untuk mencapai tujuan yang telah dikemukakan pada bagian

sebelumnya, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian dan pengembangan atau yang lebih dikenal dengan sebutan research

and development (R&D). Pengertian penelitian pengembangan menurut Borg &

Gall (Setyosari, 2010:194) adalah suatu proses yang dipakai untuk

mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Langkah-langkah

penelitian atau proses pengembangan ini terdiri atas kajian tentang temuan

penelitian produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan

temuan-temuan tersebut, melakukan uji coba lapangan sesuai dengan latar di

mana produk tersebut akan dipakai, serta melakukan revisi terhadap hasil uji

lapangan.

Langkah yang pertama dilakukan adalah menggali, menganalisis, dan

mengkaji model pembelajaran pemrosesan informasi, program acara Suara Anda,

serta model komunikasi interaksional. Penganalisasan dan pengkajian ini

dilakukan sebagai dasar dari pengembangan model yang dilakukan dalam

penelitian. Selain itu, penganalisisan juga dilakukan pada kebutuhan siswa dan

guru dalam pembelajaran berbicara. Kedua hal inilah yang menjadi dasar dari

penelitian.

Langkah selanjutnya adalah mengembangkan produk berupa model

(31)

55

interaksional. Pengembangkan model ini dilakukan dengan memperhatikan

beberapa komponen model pembelajaran seperti yang dikemukakan Dahlan

(1990:26-29), yakni adanya penetapan syntaks, sistem sosial yang dikembangkan,

prinsip reaksi, sistem penunjang, dan dampak, baik instruksional maupun

penyerta.

Produk dari pengembangan ini merupakan model awal/model hipotetik.

Model hipotetik ini divalidasi berdasarkan timbangan (judgment) pakar.

Model yang telah divalidasi kemudian diujicobakan. Uji coba dilakukan

untuk melihat kelemahan dan kelebihan model tersebut. Hasil uji coba selanjutnya

menjadi bahan refleksi untuk kemudian direvisi. Model revisi inilah yang

kemudian menjadi produk pengembangan model.

Langkah-langkah tersebut secara umum terdiri atas dua tahapan

penelitian, yakni kegiatan awal berupa pengkajian teori dan analisis kebutuhan

melalui studi deskriptif serta kegiatan pengujicobaan melalui studi eksperimen.

Melalui studi eksperimen inilah peneliti dapat melihat penggunaan dan hasil

penerapan model yang dikembangkan.

3.2 Desain Penelitian

Desain atau rancangan penelitian dan pengembangan yang dilakukan

adalah model prosedural. Setyosari (2010:200) mendefinisikan model prosedural

sebagai model deskriptif yang menggambarkan alur atau langkah-langkah

prosedural yang harus diikuti untuk menghasilkan suatu produk tertentu.

Pemilihan rancangan atau model seperti ini sesuai dengan pernyataan Setyosari

(2010:200) yakni model prosedural ini biasa dijumpai dalam model rancangan

sistem pembelajaran.

Adapun prosedur yang dilalui terdiri atas tiga tahapan, yakni sebagai

berikut.

(32)

56

Pada tahap ini, peneliti melakukan studi awal yang meliputi analisis teori

berupa konsep-konsep model pemrosesan informasi, komunikasi interaksional,

serta analisis program acara Suara Anda. Selain itu, kegiatan yang dilakukan pada

tahap ini adalah analisis kebutuhan siswa dan guru sekaitan dengan pembelajaran

berbicara. Kegiatan-kegiatan ini dilakukan sebagai dasar pencarian dan

pengumpulan data untuk dijadikan bahan bagi tahapan selanjutnya, yakni

pengembangan model hipotetik.

2) Tahap kedua, pengembangan model awal/model hipotetik

Berdasarkan data yang terkumpul dari tahap pertama, pada tahap kedua

ini peneliti melakukan pengembangan model hipotetik sebagai model awal. Model

hipotetik ini berupa Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program

Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional (PIPASA-KI) dalam

Pembelajaran Berbicara.

Model hipotetik ini dirancang dalam bentuk desain model pembelajaran

berupa prinsip-prinsip dan langkah-langkah pembelajaran. Model hipotetik ini

selanjutnya divalidasi melalui timbangan pakar. Pemilihan pakar sebagai tim

validasi didasarkan pada kepakaran dalam disiplin ilmu Bahasa Indonesia,

khususnya dalam bidang berbicara; pengalaman dalam bidang pendidikan dan

pengajaran Bahasa Indonesia; dan kepakaran dalam bidang metodologi penelitian,

khususnya dalam bidang instrumen penelitian yang berkaitan dengan konsep

model pembelajaran dan pembelajaran berbicara.

Model hipotetik yang diusung dalam penelitian ini secara umum berdasar

pada langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut.

a) Motivasi

Motivasi merupakan faktor penting dalam pembelajaran, sehingga

motivasi harus dimiliki siswa sebelum proses pembelajaran

dilakukan.

(33)

57

Pemahaman dan pemerolehan adalah fase utama dalam model ini.

Siswa dituntut untuk memperoleh informasi dan memahaminya

sebagai dasar pembelajaran.

c) Penahanan

Hasil pemahaman dan pemerolehan pembelajaran yang telah

dilakukan ditahan dalam memori agar dapat digunakan dalam

kesempatan selanjutnya.

d) Ingatan kembali

Ketika ada rangsangan yang diterima, maka informasi yang

tersimpan dikeluarkan kembali sebagai bentuk respon terhadap

rangsangan tersebut.

e) Generalisasi

Pengalaman belajar atau hasil pembelajaran dapat digunakan dalam

keadaan dan kepentingan tertentu. Pembelajaran berbicara

merupakan pembelajaran yang bersifat praktis yang tentu akan

digunakan dalam kegiatan sehari-hari. Oleh karena itu, pengalaman

belajar berbicara tentu dapat digunakan dalam keadaan umum, bukan

hanya dalam situasi pembelajaran bahasa.

f) Perlakuan

Perlakuan merupakan perubahan tingkah laku antara sebelum dan

sesudah proses pembelajaran. Oleh karena itu, model ini

menekankan adanya perbedaan tingkah laku siswa, mana kala jika

sebelum penerapan model siswa tidak ikut berpartisipasi aktif dalam

pembelajaran, setelah penerapan model siswa menjadi berpatisipasi

aktif.

g) Umpan balik (feedback)

Siswa memperoleh umpan balik dari guru maupun dari siswa lain

(34)

58

3) Tahap ketiga, uji coba model

Pada tahap ketiga ini, model hipotetik yang sudah dirancang dan sudah

divalidasi diujicobakan. Uji coba dilakukan pada siswa kelas X SMAN 12

Bandung. Hasil uji coba kemudian dikaji dan dianalisis untuk kemudian dilihat

keunggulan dan kelemahannya. Hasil tersebut menjadi bahan refleksi untuk

selanjutnya direvisi agar menjadi model yang lebih sempurna. Model hasil revisi

ini kemudian diujicobakan lagi untuk melihat keefektifannya dalam pembelajaran

berbicara. Model inilah yang kemudian menjadi produk dalam penelitian dan

pengembangan ini.

Uji coba untuk mengukur keefektifan model ini dilakukan dengan

metode eksperimen. Desain yang digunakan adalam one group pretest-postest

design. Desain ini dipilih karena sesuai dengan tujuan dan latar penelitian yang

telah ditetapkan sebelumnya. Fraenkel & Wallen (2008:265)

tindakan/pengamatan/tes tidak hanya dilakukan setelah perlakuan (treatment),

tetapi juga sebelumnya. Dengan demikian, hasil perlakuan dapat diketahui lebih

akurat karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.

Jika dilihat dalam bentuk gambar, berikut ini gambar untuk desain uji

[image:34.595.111.511.194.607.2]

coba yang digunakan.

Gambar 3.1

Desain Uji Coba Keefektifan Model

O Pretes

X Treatment

O Posttest

3.3 Prosedur Penelitian

Adapun prosedur atau langkah-langkah yang dilalui dalam penelitian ini

(35)

59

(Setyosari, 2010:201-204). Terdapat sepuluh langkah dalam rancangan ini, yakni

sebagai berikut.

1. Analisis kebutuhan, melakukan analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan

program atau produk yang akan dikembangkan.

2. Analisis pembelajaran, melakukan analisis pembelajaran yang mencakup

keterampilan, proses, prosedur, dan tugas-tugas belajar untuk mencapai

tujuan pembelajaran.

3. Analisis pebelajar dan konteks, menganalisis pebelajar dan konteks yang

mencakup kemampuan, sikap, dan karakteristik awal pebelajar dalam latar

pembelajaran.

4. Tujuan umum dan khusus, menjabarkan tujuan umum ke dalam tujuan yang

lebih spesifik yang berupa rumusan tujuan unjuk kerja atau operasional.

5. Mengembangkan instrumen, mengembangkan instrumen assessment yang

secara langsung berkaitan dengan tujuan khusus, operasional.

6. Mengembangkan strategi pembelajaran, mengembangkan strategi

pembelajaran yang secara spesifik untuk membantu pebelajar untuk mencapai

tujuan.

7. Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran, mengembangkan dan

memilih bahan pembelajaran yang dalam hal ini dapat berupa pilihanpilihan

informasi dalam bentuk tayangan berita, serta media penunjang lainnya.

8. Merancang dan melakukan evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang

dilaksanakan oleh pengembang selama proses, prosedur, program atau produk

yang dikembangkan. Atau, evaluasi formatif ini dilakukan pada saat proses

pembelajaran berlangsung dengan maksud untuk mendukung proses

peningkatan efektivitas.

9. Melakukan revisi, revisi dilakukan terhadap proses (pembelajaran), prosedur,

program atau produk dikaitkan dengan langkah-langkah sebelumnya.

10. Evaluasi sumatif, setelah program atau proses pengembangan selesai

(36)

60

Diena San Fauzia, 2013

Pengembangan Model Pembelajaran Pemrosesan Iinformasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional Dalam Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dilaksanakan dengan tujuan untuk menentukan tingkat efektivitas program

secara keseluruhan dibandingkan dengan program lain.

Setyosari (2010:202) menyatakan bahwa untuk keperluan pengembangan

peneliti hanya menggunakan sampai pada langkah kedelapan, yaitu evaluasi

formatif di mana rancangan, proses, atau program sudah dianggap selesai.

Langkah-langkah tersebut dibedakan dalam dua tahap, yakni studi

deskriptif kualitatif dan kemudian dilanjutkan dengan penerapan ujicoba terbatas

desain model dengan menerapkan pendekatan studi kuantitatif melalui rancangan

pos-tes pada satu kelompok (One-Group Post-Test Design). Alasan pemilihan

rancangan ini adalah karena dari awal sesuai latar belakang berdasarkan observasi

awal subjek penelitian ditetapkan pada satu kelompok saja.

3.4 Paradigma Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan (Research

and Development). Sementara itu, model yang dikembangkan adalah model

pembelajaran pemrosesan informasi gaya program acara Suara Anda berbasis

pada komunikasi interaksional sebagai salah satu model komunikasi. Pengambilan

model pemrosesan informasi dan komunikasi interaksional sebagai dasar

pengembangan model dilatarbelakangi oleh keterkaitan penggunaan model dalam

pembelajaran, yakni pembelajaran berbicara yang merupakan salah satu bentuk

komunikasi secara lisan.

Paradigma penelitian ini digambarkan dalam bagan alur pikir penelitian

[image:36.595.117.511.644.838.2]

berikut.

Gambar 3.1

Alur Pola Pikir/Paradigma Penelitian

(37)

61

Diadaptasi dari Setyosari (2010:205)

3.5 Subjek dan Sumber Data Penelitian

Subjek yang sekaligus menjadi sumber data penelitian dalam penelitian

ini adalah dokumen-dokumen terkait dengan model yang dikembangkan, yakni

model pemrosesan informasi, program acara Suara Anda, serta komunikasi

interaksional. Subjek penelitian lainnya adalah siswa-siswa SMAN 12 Bandung,

khususnya kelas X sebagai subjek uji coba model yang telah dikembangkan.

Pemilihan subjek ini didasari oleh observasi awal yang menyatakan bahwa subjek

tersebut memerlukan penanganan dalam pembelajaran berbicara, khususnya

memberikan kritik. Adapun pemilihan subjek dikhususkan pada siswa kelas X

berkaitan dengan standar kompetensi berbicara dengan kompetensi dasar

memberikan kritik tercantum dalam standar isi untuk tingkatan kelas X.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Data awal yang diperlukan dalam penelitian ini adalah teori-teori

mengenai konsep model pembelajaran pemrosesan informasi, model komunikasi

interaksional, dan informasi mengenai program acara Suara Anda. Selanjutnya,

data yang diperlukan berupa hasil uji coba model dalam pembelajaran berbicara,

meliputi hasil observasi pembelajaran, nilai pembelajaran berbicara siswa, serta

tanggapan-tanggapan siswa dan guru mengenai penggunaan model uji coba dalam

(38)

62

Untuk mengumpulkan data-data tersebut, teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah sebagai berikut.

1) Studi dokumenter

Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan data teori mengenai konsep model

pembelajaran pemrosesan informasi, model komunikasi interaksional, dan

informasi mengenai program acara Suara Anda. Sukmadinata (2007:221)

mengemukakan bahwa studi dokumenter (documentary study) merupakan

suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis

dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun eektronik.

Untuk mengumpulkan data mengenai model pembelajaran pemrosesan

informasi dan komunikasi interaksional, dokumen yang digunakan berupa

dokumen-dokumen tertulis, yakni buku-buku dan bahan bacaan yang

berkenaan dengan kedua teori tersebut. Sementara itu, untuk mendapatkan

data mengenai program acara Suara Anda, dokumen yang digunakan adalah

dokumen dari media eektronik yakni televisi. Hal ini disebabkan karena

program acara ini merupakan program acara yang tayang di televisi.

Meskipun demikian, untuk menunjang dan memperkuat data yang

dikumpulkan tetap digunakan dokumen tertulis berupa hasil-hasil analisis dan

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.

Data-data yang diperoleh bukan sekadar disajikan dalam bentuk

kutipan-kutipan, melainkan dianalisis dan dikembangkan sesuai dengan data yang

diperlukan sebagai dasar pengembangan model. Data-data mentah diuraikan

dalam bab II. Melalui data mentah itulah kemudian disusun data yang

diperlukan. Hal ini sejalan dengan konsep yang dikemukakan Sukmadinata

(2007:222) yakni yang dilaporkan dalam penelitian adalah hasil analisis

terhadap dokumen-dokumen, bukan dokumen-dokumen mentah.

(39)

63

Teknik ini digunakan untuk menjaring data berupa tanggapan-tanggapan

seputar penggunaan model pembelajaran PIPASA-KI dalam pembelajaran

berbicara. Responden dalam teknik pengumpulan data ini adalah siswa.

Angket yang disebarkan berupa angket dengan pertanyaan-pertanyaan

tertutup. Peneliti merumuskan beberapa pertanyaan dengan disertai beberapa

pilihan jawaban, sehingga responden tinggal memilih salah satu jawaban

yang dinggap sesuai dengan apa yang dialami/dirasakannya.

3) Wawancara

Teknik ini digunakan untuk menjaring data mengenai pendapat observer

tentang model pembelajaran PIPASA-KI dalam pembelajaran berbicara.

Adapun dari teknik pengumpulan seperti ini, aspek-aspek yang hendak diukur

adalah (1) keefektifan model, (2) pengimplementasian model dalam

pembelajaran, (3) hambatan yang dirasakan, (4) keunggulan dan kelemahan

model, (5) saran/masukan untuk perbaikan model, serta (6) kemungkinan

penggunaan model untuk pembelajaran keterampilan berbahasa lainnya.

Sasaran sebagai sumber data dengan teknik wawancara ini adalah observer

yang secara langsung mengobservasi penggunaan model pembelajaran

PIPASA-KI dalam pembelajaran berbicara.

4) Observasi

Teknik ini digunakan untuk menjaring data berupa profil kondisi kelas dan

pembelajaran ketika proses pembelajaran berlangsung. Teknik ini merupakan

teknik penilaian proses pembelajaran. Seperti yang telah diuraikan bahwa

dalam penelitian ini yang dinilai bukan saja hasil pembelajarannya,

melainkan juga proses pembelajaran itu sendiri. Adapun aspek-aspek yang

diukur melalui teknik ini adalah (1) perangkat pembelajaran, (2) proses

pembelajaran, serta (3) perilaku siswa. Teknik ini dilakukan dengan mengacu

pada instrumen berupa lembar observasi yang telah disediakan. Selain itu,

disediakan pula instrumen berupa rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai

(40)

64

pengumpulan data dengan teknik ini adalah dua orang guru mata pelajaran

Bahasa Indonesia tingkat SMA. Observer melakukan penilaian dengan format

pedoman observasi yang telah divalidasi oleh pakar (dua pakar adalah dosen

pada pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia). Format

terlampir.

5) Tes

Teknik ini merupakan teknik terakhir dalam pengumpulan data. Teknik tes

digunakan untuk menjaring data hasil pembelajaran. Tes dilakukan dua kali,

yakni sebelum dan sesudah penerapan model atau tes awal dan tes akhir.

Hasil tes kemampuan awal dan hasil tes kemampuan akhir dinilai oleh tiga

orang penilai; dua penilai adalah guru mata pelajaran bahasa Indonesia di

tingkat SMA dan satu penilai adalah penulis sendiri. Penilaian dilakukan

dengan mengacu pada pedoman penilaian yang telah disusun berdasarkan

kriteria penilaian pembelajaran berbicara. Pedoman penilaian ini telah

divalidasi oleh pakar (dua pakar adalah dosen pada pada Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia). Format terlampir.

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2012:102). Menurutnya,

jumlah instrumen penelitian ini tergantung pada jumlah variabel penelitian yang

telah ditetapkan untuk diteliti. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka instrumen

penelitian ini terdiri atas instrumen untuk mengukur model pembelajaran

pemrosesan informasi gaya program acara Suara Anda berbasis komunikasi

interaksional dan instrumen untuk mengukur kemampuan berbicara siswa dalam

menanggapi dan memberikan kritik atas suatu informasi.

Metode yang digunakan dalam pengembangan model pemrosesan

informasi gaya program acara Suara Anda berbasis komunikasi interaksional

(41)

65

bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian jenis ini adalah peneliti itu

sendiri. Untuk melakukan validasi terhadap hal tersebut maka harus dilakukan

evaluasi diri seberapa jauh pemahaman terhadap metode kualitatif, penguasaan

teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan dan bekal

memasuki lapangan.

Selain hal itu, telah diuraikan sebelumnya berkenaan dengan

pengumpulan data mengenai konsep model pembelajaran PIPASA-KI, teknik

yang digunakan adalah studi dokumenter. Oleh karena itu, instrumen yang

diperlukan adalah teori-teori mengenai konsep awal dan konsep dasar model

pemrosesan informasi, gaya program acara Suara Anda, serta komunikasi

interaksional. Teori-teori tersebut telah diuraikan dalam bab II.

Metode penelitian yang digunakan untuk mengukur keterampilan dasar

berbicara siswa dalam menanggapi dan memberikan kritik terhadap suatu

informasi adalah jenis metode penelitian kuantitatif. Yang menjadi instrumen

untuk pengumpulan data ini adalah lembar kriteria penilaian pembelajaran

berbicara. Penilaian dilakukan dengan memperhatikan kompetensi dasar yang

dibidik, yakni memberikan kritik terhadap informasi.

Berdasarkan hal itu, aspek-aspek umum yang diukur adalah cara

menanggapi/memberikan kritik dengan mengacu pada aspek bahasa, isi,

performansi, dan isi. Aspek bahasa dibedakan atas dua kelompok, yakni menjadi

bahasa (1) dan bahasa (2). Bahasa (1) terdiri atas kosakata tepat dan luas, sturktur

kalimat runtut, bahasa baik dan sopan, serta singkat, jelas, padat dan tdak

berbelit-belit. Bahasa (2) terdiri atas volume suara jelas, berbicara dengan lancar/tidak

terbata-bata, intonasi tepat, dan jeda sesuai. Aspek lainnya adalah isi. Aspek ini

terdiri atas apa yang dibicarakan sesuai dengan topik, gagasan disertai alasan,

bertujuan menyampaikan masalah bukan mengejek, serta ide orisinal. Aspek

pengorganisasian isi terdiri atas adanya pendahuluan, pengungkapan kelebihan,

pengungkapan kekurangan, perbaikan/solusi/ serta penutup. Aspek terakhir adalah

(42)

66

gerak-gerik wajar/tidak menganggu, gaya pengucapan lugas/tidak kaku, serta

ekspresi mendukung apa yang dibicarakan.

Lebih lanjut, meskipun menurut Sugiyono (2012:102) jumlah instrumen

yang digunakan sesuai dengan jumlah variabel, dalam penelitian ini terdapat

beberapa instrumen tambahan sebagai pendukung penelitian. Instrumen ini

disusun berdasarkan pada teknik pengumpulan data yang diperukan dan teknik

pengumpulan data yang telah ditetapkan. Instrumen-instrumen tersebut telah

diuraikan pada bagian teknik pengumpulan data. Instrumen yang digunakan telah

divalidasi oleh pakar, yakni dua orang dosen pada Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia. Format terlampir.

3.8 Teknik Pengolahan Data

Telah diuraikan sebelumnya bahwa data dalam penelitian ini terdiri atas

data kualitatif dan data kuantitatif. Dalam pengolahan data, teknik yang digunakan

disesuaikan dengan jenis pada masing-masing data. Data kualitatif diolah dengan

menggunakan teknik analisis kualitatif dengan disertai pertimbangan dan

penilaian pakar. Sementara itu, data kuantitatif akan diolah dengan menggunakan

teknik perhitungan-perhitungan statistik.

Secara lebih lengkap, prosedur pengolahan data dalam penelitian ini

diuraikan sebagai berikut.

1) Tahap pertama: identifikasi, kajian dan pengembangan model Pemrosesan

Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi

Interaksional dalam pembelajaran berbicara, meliputi: (a) pengembangan

model bahan ajar; (b) model kegiatan belajar mengajar; serta (c) penilaian

pembelajaran. Untuk memperoleh ketiga hal tersebut dilakukan analisis

kualitatif-teoretis yang berkenaan dengan konsep-konsep komunikasi

interaksional, pembelajaran berbicara, serta prototipe model pembelajaran

(43)

67

2) Tahap kedua: validasi model oleh pakar dan uji coba model. Pada tahap ini,

model yang sudah dirancang divalidasi oleh pakar. Validasi dilakukan dengan

cara memeriksa dan mendiskusikan model awal tadi. Berdasarkan

masukan-masukan pakar, model kemudian direvisi. Hasil revisi ini kemudian

diujicobakan pada subjek terbatas. Hasil dari uji coba ini kemudian dianalisis.

Berdasarkan hasil analisis, model diperbaiki dan disesuaikan untuk kemudian

diujicobakan pada subjek yang lebih luas.

3) Tahap ketiga: uji efektivitas model. Pada tahap ini, model berdasarkan revisi

pakar dan uji coba subjek terbatas diujicobakan pada subjek yang lebih luas.

Untuk melihat efektivitas penggunaan model, kelompok subjek dites

kemampuan awalnya, kemudian dilakukan pembelajaran dengan penerapan

model yang dikembangkan dan dites kemampuan akhirnya.

Dalam uji ini, pengolahan data dilakukan dengan perhitungan statistik.

Sebelum uji efektivitas (uji hipotesis), terlebih dahulu dilakukan uji

persyaratan analisis, yakni uji reliabilitas antarpenimbang dan uji normalitas.

Uji reliabilitas antarpenimbang berfungsi untuk mengukur tingkat ketepatan

atau keajegan dari pengukuran. Sebetulnya uji ini bukanlah uji persyaratan

hipotesis, namun sebagai uji untuk mengetahui kesamaan penilaian

kemampuan berbicara siswa dari tiga penilai. Normalitas berfungsi untuk

menguji normal tidaknya sebaran data penelitian atau dengan kata lain, untuk

mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau

tidak (Susetyo, 2010:172).

Selanjutnya, teknik pengolahan data menggunakan rumus uji t. Penggunaan

rumus uji t dilakukan untuk mengetahui keefektifan penggunaan model

pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda dalam

pembelajaran berbicara. Uji efektivitas yang merupakan uji hipotesis ini

dilakukan dengan perhitungan menggunakan rumus pengujian perbedaan dua

rata-rata populasi berhubungan (Susetyo, 2010:208-211). Rumus dan

(44)

BAB V

PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir dalam tulisan ini. Oleh karena itulah, bab

ini diberi judul penutup. Bab ini terdiri atas dua subbab, yakni simpulan dan

rekomendasi.

5.1 Simpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian, diperoleh

beberapa simpulan yang dapat menjawab rumusan-rumusan masalah yang

diajukan sebelumnya. Pertama, profil program acara Suara Anda menampilkan

karakteristik yang lebih banyak memiliki kelebihan untuk dapat diadaptasi

menjadi sebuah gaya pembelajaran. Kelebihan-kelebihan tersebut berkenaan

dengan pilihan berita sebagai bahan ajar yang dapat membangkitkan minat belajar

siswa serta memberikan informasi yang luas; komunikasi dua arah yang dinilai

lebih efektif dibandingkan hanya satu arah; serta pengalokasian waktu yang lebih

efektif. Meskipun demikian, terdapat sedikit kekurangan terutama mengenai

media penayangan yang mungkin tidak semua sekolah memilikinya. Namun

demikian, dalam penelitian ini media tersebut terpenuhi karena sekolah telah

memiliki fasilitas yang lengkap.

Kedua, rancangan model pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya

Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional dalam

pembelajaran berbicara berlandaskan pada tiga landasan, yakni (1) landasan

yuridis; (2) landasan empiris; dan (3) landasan teoretis. Landasan yuridis yang

mendasari rancangan model ini adalah UU No. 20 tahun 2003 mengenai Sistem

Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 mengenai Standar

Nasional Pendidikan, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi dan Nomor 23 tahun 2006 tentang

(45)

169

standar-standar peraturan dan harapan akan pendidikan dan pembelajaran.

Standar-standar tersebut kemudian menjurus pada pembelajaran berbicara dalam

hal memberikan kritik yang menjadi salah satu kompetensi dasar yang harus

dikuasai oleh siswa kelas X SMA.

Landasan empiris yang mendasari rancangan model ini adalah bahwa ada

kenyataan di lapangan yang memberikan ilustrasi bahwa harapan-harapan yang

telah distandarkan belum mampu dikuasai siswa secara merata. Belum

terpenuhinya harapan-harapan tersebut bukan hanya dalam lingkup kemampuan

siswa dalam mencapai kompetensi dasar berbicara, namun juga dalam lingkup

pelaksanaan pembelajaran, mulai dari perencanaan, pelaksanaannya itu sendiri,

hingga pada proses penilaian. Lingkup-lingkup tersebut berkaitan dengan

pemilihan model yang dilakukan guru untuk pembelajaran. Bukan hanya itu saja,

mengacu pada landasan yuridis, pemilihan model ini harus betul-betul

direncanakan guru agar proses pembelajaran yang dilakukan dapat berjalan secara

optimal. Leih jauh lagi, ternyata penggunaan model bukan hanya didasarkan pada

pemilihan, tetapi bahwa guru harus mampu merancang dan mempersiapkan model

agar pembelajaran berjalan optimal.

Landasan teoretis yang mendasari penyusunan rancangan model terdiri

atas teori pemrosesan informasi, teori program acara Suara Anda, dan teori

komunikasi interaksional. Pada dasarnya pemrosesan informasi mengacu pada

peranan kognitif seseorang dalam mengolah suatu informasi. Pembelajaran

berdasarkan pemrosesan informasi ini menekankan bahwa pembelajaran

setidaknya memiliki empat komponen, yakni perhatian, persepsi, memori jangka

pendek, dan memori jangka panjang. Sementara itu, teori program acara Suara

Anda mengacu pada prosedur program tersebut bahwa beberapa pilihan berita

sangatlah penting sebagai sumber informasi dan penayangannya harus dilakukan

semenarik mungkin. Adapun landasan teori komunikasi interaksional mengacu

pada hubungan komunikasi yang bersifat dua arah, ada komunikan dan

(46)

170

Dari landasan-landasan tersebut, akhirnya jadilah sebuah rancangan

model pembelajaran yang d

Gambar

Gambar 3.1 Desain Uji Coba Keefektifan Model
Gambar 3.1 Alur Pola Pikir/Paradigma Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Oksigen terlarut merupakan suatu faktor yang sangat penting di dalam. ekosistem air, terutama sekali dibutuhkan untuk proses respirasi bagi

Berdasarkan perbedaan bendi di Kota Pariaman dengan delman di Yogyakarta dapat diketahui bahwa bendi Kota Pariaman belum membuat penumpang nyaman dan dilihat

Pemeriksaan diagnostik ini juga dap'at memengaruhi kebutuhan eliminasi urine, khususnya prosedur-prosedur yang berhubungan dengan tindakan pemeriksaan saluran kemih

Hambatan-hambatan dan alternatif yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan yang sering terjadi pada pembukaan dan penutupan Rekening Tabungan Haji di Bank BTN Cabang

Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Studi Magister Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dengan judul: “Pengaruh

berlaku di Indonesia, Perusahaan menghitung, menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terhutang. Efektif pada tahun pajak 2008 dan tahun-tahun

Timor-Leste bounderies through traditional adres role (Study case of Naktuka village and3. Oecusse

Kelompok gharimin (orang yang berhutang), yang dimaksuda dengan orang yang berhutang adalah mereka yang karena kegiatannya terhadap umat akhirnya