M. Andhis Abdillah, 2013
Karakteristik Hamba Allāh dalam Al-Qur`ān dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan Islam (Studi Tafsīr Q.S. Al-Furqān ayat 63-70)
KARAKTERISTIK HAMBA ALL H DALAM AL-QUR` N DAN IMPLIKASNYA TERHADAP PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISL M
(Studi Tafsīr Q.S. Al-Furq n ayat 63-70)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islām
Oleh:
M. ANDHIS ABDILLAH NIM: 0900398
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISL M FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
M. Andhis Abdillah, 2013
Karakteristik Hamba Allāh dalam Al-Qur`ān dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan Islam (Studi Tafsīr Q.S. Al-Furqān ayat 63-70)
KARAKTERISTIK HAMBA ALL H DALAM AL-QUR` N DAN IMPLIKASNYA TERHADAP PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISL M
(Studi Tafsīr Q.S. Al-Furq n ayat 63-70)
Oleh:
MUHAMAD ANDHIS ABDILLAH NIM: 0900398
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islām
MUHAMAD ANDHIS ABDILLAH
Universitas Pendidikan Indonesia Februari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI M. Andhis Abdillah
M. Andhis Abdillah, 2013
Karakteristik Hamba Allāh dalam Al-Qur`ān dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan Islam (Studi Tafsīr Q.S. Al-Furqān ayat 63-70)
KARAKTERISTIK HAMBA ALL H DALAM AL-QUR` N DAN IMPLIKASNYA TERHADAP PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISL M
(Studi Tafsīr Q.S. Al-Furq n ayat 63-70)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I
Dr. Aam Abdussalam, M.Pd. NIP: 1967 0402 198601 1 001
Pembimbing II
Drs. H. Fahrudin, M. Ag. NIP. 1959 1008 198803 1 003
Mengetahui:
Ketua Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Isl m Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. H. Endis Firdaus, M.Ag. NIP: 195703031988031001
Skripsi ini telah diuji pada:
Hari/Tanggal :.Kamis, 28 Februari 2013
Tempat : Gedung FPIPS UPI
M. Andhis Abdillah, 2013
Karakteristik Hamba Allāh dalam Al-Qur`ān dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan Islam (Studi Tafsīr Q.S. Al-Furqān ayat 63-70)
Ketua :
Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si.
NIP. 1970 0814 199402 1 001
Sekretaris :
Dr. H. Endis Firdaus, M.Ag.
NIP. 1957 0303 198803 1 001
Penguji :
Dr. H. Endis Firdaus, M.Ag.
NIP. 1957 0303 198803 1 001
Drs.A. Toto Suryana A, M.Pd
NIP. 1957 0417 198803 1 001
Dra. Kokom St. Komariah, M.Pd
NIP. 1962 0513 198803 2 002
PEDOMAN TRANSLITERASI
M. Andhis Abdillah, 2013
Karakteristik Hamba Allāh dalam Al-Qur`ān dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan Islam (Studi Tafsīr Q.S. Al-Furqān ayat 63-70)
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul; Karakteristik Hamba All h Dalam
Al-Qur` ndan Implikasnya Terhadap Pengembangan Pendidikan Isl m (Studi Tafsīr Q.S. Al-Furq n ayat 63-70). Skripsi ini, sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di
dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang
berlaku dalam tradisi keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi
yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika
keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya
ini.
Bandung, 26 Februari 2013 Yang Membuat Pernyataan,
M. Andhis Abdillah, 2013
Karakteristik Hamba Allāh dalam Al-Qur`ān dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan Islam (Studi Tafsīr Q.S. Al-Furqān ayat 63-70)
ABSTRAK
M. Andhis Abdillah (0900398). “ Karakteristik Hamba Allāh dalam Al-Qur`ān dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan Islam (Studi Tafsīr Q.S. Al-Furqān ayat 63-70)”. Di bawah bimbingan Dr. Aam Abdussalam M.Pd. dan Drs. Fahrudin M.Ag.
Pada era globalisasi ini, menghadirkan berbagai tuntutan perubahan dalam segala pola perilaku kehidupan yang menimbulkan ancaman dan tangtangan yang harus siap dihadapi. Dalam hal ini, pendidikan mempunyai arti penting untuk merespon ancaman dan tantangan tersebut, sehingga diharapkan menjadi motivator, dinamisator, dan filter untuk peningkatan kualitas hidup dan karakter anak bangsa. Sumber pendidikan Islām ialah Al-Qur`ān, karena memiliki nilai mutlak yang diturunkan dari Allāh SWT. Surat Al-Fur`qān ayat 63-70 merupakan bagian dari Al-Qur`ān yang menjelaskan tentang Karakteristik Hamba Allāh dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan Islam.
Bertolak dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti yaitu: (1) Bagaimanakah Karakteristik Hamba Allāh dalam Q.S. Al-Furqān ayat 63-70 dan (2) Implikasi Q.S. Al-Furqān ayat 63-70 terhadap Pengembangan Pendidikan Islām. Penelitian ini, menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode tafsīr mauḍū’ī`. Peneliti berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, dengan cara menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi bersifat komperatif dan korelatif.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode studi pustaka (Library Reseach). Data utama yang digunakan peneliti adalah Tafsīr Al-Misbah, Terjemah Tafsīr Fī ẓilāl Al-Qur'ān , Terjemah Tafsīr Al -Qurțubī, Terjemah Tafsīr Al-Aisar dan Terjemah Tafsīr Ibn Kaśīr. Sementara data penunjang yang digunakan berupa buku-buku dan media internet yang relevan dengan kajian penelitian. Adapun teknik analisis menggunakan kaidah dilālah al-lafẓ dan munāsabah.
Berdasarkan hasil penelitian di dalam skripsi ini, dijelaskan bahwa Karakteristik Hamba Allāh dalam Q.S. Al-Furqān ayat 63-70, yaitu: (1) Tawaḍu; (2) Șalat Qiyām al-Laīl ; (3) Berdoa; (4) Tidak Boros; (5) Tidak Kikir; (6) Tidak Musyrik (7) Tidak Membunuh; (8) Tidak Berzina; (9) Taūbat. Sembilan Karakteristik Hamba Allāh dalam Q.S. Al-Furqān [25] ayat 63-70 dan Implikasikan terhadap Pengembangan Pendidikan Islām dengan cara penjabaran atau operasionalisasi konkrit dari isi atau kandungan Al-Qur`ān dan Al-Sunnah yang diaplikasikan dalam kehidupan.
M. Andhis Abdillah, 2013
Karakteristik Hamba Allāh dalam Al-Qur`ān dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan Islam (Studi Tafsīr Q.S. Al-Furqān ayat 63-70)
ABSTRACT
M. Andhis Abdillah (0900398), “The Characteristics of the Servant of God in the Qur`ān and Implications toward the Development of Islāmic Education ( Study Tafsīr Q.S. Al-Furqān verses 63-70)”. Under the guidance of Dr. Aam Abdussalam M.Pd. and Drs. Fahrudin M.Ag.
This globalization era presented variety of demands for changes in every pattern of behavior that caused threats and challenges that have to be faced. In this case, education has a significant role to respond the threats and challenges. Hopefully, it can be motivator, dynamist, and filter to improve the quality of life and character of the nation. Al-Qur`ān is the source of Islāmic education, since it has absolute values derived from Allāh SWT. Suroh Al-Furqān verses 63-70 is a part of Al-Qur`ān that describe the characteristics of the Servant of God and The implications toward the Development of Islāmic Education.
Starting from the background above, the problems that were observed can be formulated as: (1) What the characteristics of the Servant of God stated in the Qur'an Al-Furqān verses 63-70 are, and (2) The implications of Al-Furqān verses 63-70 toward the Development of Islāmic Education. This study used qualitative approach and method tafsīr mauḍū`ī. The researcher attempted to explain the solutions based on the data by presenting, analyzing and interpreting the data comparatively and correlatively.
Literature method (Library Research) was used as the technique of data collection in this study. The main data used by the researcher are Tafsīr Al -Misbah, Translation of Tafsīr Fī ẓilāl Al-Qur’ān, Translation of Terjemah Tafsīr Al-Qurțubī, Translation of Tafsīr Al-Aisar and Translation of Tafsīr Ibn Kaśīr. While the supporting data were obtained from several books and internet media that were relevant to the research study. The data processing dilālah Al-Lafẓ and munāsabah.
The findings revealed that the characteristics of the Servant of God in the Qur'an Al-Furqān verses 63-70 are: (1) Tawaḍu, (2) Praying Qiyām al-Laīl, (3) Praying, (4) Not to be Wasteful, (5) Not to be Stingy, (6) No idolatrous (7 ) Do not Kill; (8) Do not commit adultery; (9) Repentance. Those nine characteristics of the Servant of God in Al-Furqān [25] verses 63-70 and Implications toward the Development of Islāmic Education by getting explanation or concrete operationalization of the content of Al-Qur`ān and As-Sunnah applied in our life.
M. Andhis Abdillah, 2013
Karakteristik Hamba Allāh dalam Al-Qur`ān dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan Islam (Studi Tafsīr Q.S. Al-Furqān ayat 63-70)
DAFTAR ISI
F. SISTEMATIKA PENULISAN ...7
BAB II KARAKTERISTIK HAMBA ALLĀH DAN PENDIDIKAN...8
A. ESENSI MANUSIA...8
1. Definisi Manusia...8
2. Penciptaan Manusia Perspektif Al-Qur` n...13
3. Hakekat Manusia Perspektif Al-Qur` n...24
4. Dimensi Manusia ...26
5. Kedudukan Manusia sebagai Khalīfah dan ‘Abd ... 29
B. MANUSIA DAN PENDIDIKAN ...38
1. Definisi Pendidikan...38
2. Hubungan Manusia dan Pendidikan ...38
3. Nilai-nilai Pendidikan Isl m...40
4. Landasan dan Tujuan Pendidikan Isl m...40
5. Prinsip Pendidikan Isl m ...44
BAB III METODE PENELITIAN...45
A. PENDEKATAN PENELITIAN...50 berdasarkan Perspektif Mufasīr...59
a. Q.S. Al-Furq n ayat 63...60
b. Q.S. Al-Furq n ayat 64...63
M. Andhis Abdillah, 2013
Karakteristik Hamba Allāh dalam Al-Qur`ān dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan Islam (Studi Tafsīr Q.S. Al-Furqān ayat 63-70)
d. Q.S. Al-Furq n ayat 67...68
e. Q.S. Al-Furq n ayat 68-69...71.
f. Q.S. Al-Furq n ayat 70...74
B. PEMBAHASAN...77
1. Analisis Karakteristik Hamba All h dalam Q.S. Al-Furq n [25] ayat 63-70 berdasarkan Perspektif Mufasīr...77
a. Q.S. Al-Furq n ayat 63...77
b. Q.S. Al-Furq nayat 64...80
c. Q.S. Al-Furq nayat 65-66...85
d. Q.S. Al-Furq n ayat 67...87
e. Q.S. Al-Furq n ayat 68-69...91
f. Q.S. Al-Furq n ayat 70...,...100
C. IMPLIKASI Q.S. AL-FURQ N [25] AYAT 63-70 TERHADAP PENGEMBANGAN PENDIDIKAN...107
1. Implikasi Filosofis...107
2. Implikasi Pedagogis- Teoritis...108
a. Tujuan Pendidikan...109
b. Subtansi Materi Pendidikan...110
c. Proses Pendidikan...111
d. Evaluasi Pendidik...117
3. Implikasi Praktis...122
BAB V ESIMPULAN DAN SARAN...126
A. KESIMPULAN...126
B. SARAN...128
DAFTAR PUSTAKA...130
RIWAYAT HIDUP...135
M. Andhis Abdillah, 2013
Karakteristik Hamba Allāh dalam Al-Qur`ān dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan Islam (Studi Tafsīr Q.S. Al-Furqān ayat 63-70)
DAFTAR TABEL
No Tabel Judul Tabel Hal
Tabel.3. 1. Langkah Penenlitian Kualitatif ...47
Tabel 3.3. Karakteristik Pendekatan Kualitatif (Sumber: Sugiyono) ...47
Tabel 3.2. Karakteristik Penelitian Kualitatif (Sumber: Satori) ...48
M. Andhis Abdillah, 2013
Karakteristik Hamba Allāh dalam Al-Qur`ān dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan Islam (Studi Tafsīr Q.S. Al-Furqān ayat 63-70)
DAFTAR GAMBAR
No Tabel Judul Gambar Hal
M. Andhis Abdillah, 2013
Karakteristik Hamba Allāh dalam Al-Qur`ān dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan Islam (Studi Tafsīr Q.S. Al-Furqān ayat 63-70)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada era globalisasi ini, menghadirkan berbagai tuntutan dan perubahan
dalam segala pola dan perilaku kehidupan. Dampak tersebut menimbulkan krisis
sosial yang harus siap dihadapi. Menurut Cahyani (2010: 224) bahwa, “Globalisasi berakibat pada turunnya rasa kepedulian masyarakat dalam berinteraksi. Kenyataan, menunjukkan hilangnya jati diri individu-individu
manusia Indonesia yang berakibat luntur dan rusaknya karakter bangsa”. Masalah
yang dihadapai saat ini, menurut Sauri (2010: 13) bahwa:
“Merebaknya KKN, kasus narkoba di kalangan pelajar dan mahasiswa, kasus kekerasan, geng motor, pornografi, tawuran, peristiwa perampokan yang dapat menimbulkan kekhawatiran mengancam eksistensi bangsa Indonesia yang telah pudar dan menghilangnya karakter bangsa.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengemukakan permasalahan-permasalahan
tindak pidana yang terjadi di Indonesia setiap tahunnya berdasarkan hasil
pengamatan, sebagai berikut ini:
Gambar 1.1. Tindak Pidana di Indonesia
Sumber: MABESPOLRI di http://www.bps.go.id
Kondisi seperti itu, tidak sesuai dengan tujuan penciptaan manusia yakni penyembahan kepada Allāh SWT. Penyembahan berarti ketundukan manusia kepada ajaran Allāh dalam menjalankan kehidupan di muka bumi, baik yang menyangkut hubungan vertikal (manusia dengan Allāh), maupun horizontal
(manusia dengan manusia dan alam semesta). Dalam hal ini, pendidikan
0 200 400
2004 2005 2007 2008 2009
TINDAK PIDANA
2
M. Andhis Abdillah, 2013
Karakteristik Hamba Allāh dalam Al-Qur`ān dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan Islam (Studi Tafsīr Q.S. Al-Furqān ayat 63-70)
mempunyai arti penting untuk merespon ancaman dan tantangan tersebut,
sehingga diharapkan menjadi motivator, dinamisator, dan filter untuk peningkatan
kualitas hidup dan karakter anak bangsa di masa kini dan masa depan. Hal ini,
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dalam UU No. 20 tahun 2003 bab II
pasal 3 yang isinya:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2007 [a] :243).
Nilai-nilai pendidikan yang harus ditanamkan pada anak bangsa adalah
bersumber dari Al-Qur`ān. Allāh SWT menciptakan manusia dan Dia pula yang
mendidik manusia. Isi pendidikan itu telah termaktub dalam wahyu-Nya. Tidak
ada persoalan, termasuk persoalan pendidikan, yang luput dari jangkauan
Al-Qur`ān. Menurut Muhammad Faḍil, bahwa:
“Pada hakekatnya Al-Qur`ān merupakan perbendaharaan yang besar untuk kebudayaan manusia, terutama bidang kerohanian. Kedudukan Al-Qur`ān sebagai sumber dan dasar belajar yang paling utama yang dapat mengatasi permasalahan karakter bangsa pada saat ini (Ramayulis, 2010: 123).
Menurut Mujib (2008: 32) bahwa, “Al-Qur`ān dijadikan sebagai sumber pendidikan Islām yang pertama dan utama karena memiliki nilai mutlak yang diturunkan dari Tuhan. Allāh SWT menciptakan manusia dan Dia pula yang mendidik manusia.
Menurut Asyafah (2010: 32) bahwa, “Bila kita hendak mengarahkan
pendidikan, membutuhkan karakter yang kuat pada peserta didik, model siapa
lagi yang memiliki karakter sempurna yakni Nabi Muhammad SAW”. Al-Qur`ān
adalah akhlak Nabi Muhammad SAW. Salah satu tujuan diturunkan Al-Qur`ān
adalah membina umat manusia, hingga manusia mampu menjalankan ajaran
3
M. Andhis Abdillah, 2013
Karakteristik Hamba Allāh dalam Al-Qur`ān dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan Islam (Studi Tafsīr Q.S. Al-Furqān ayat 63-70)
prilakunya hingga manusia mampu mencapai derajat yang tinggi dan mencapai sisi kemanusiaannya. Pada akhirnya, manusia mampu mencapai posisi insān kamil atau manusia yang sempurna, sebagaimana yang diharapkan Al-Qur`ān
(Jazuli, 2006:510). Sebagaimana firman Allāh SWT:
berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat pelajaran bagi orang-orang yang berpikir (Q.S. Șād [38]:29).Dari dua ayat di atas, memberikan isyarat bahwa pendidikan Islām cukup digali dari sumber autentik Islām, yaitu Al-Qur`ān. Nilai esensi Al-Qur`ān selamanya abadi dan selalu relevan pada setiap waktu dan zaman, tanpa ada
perubahan sama sekali. Al-Qur'ān mempunyai pengaruh yang mengagumkan bagi
hati manusia dan diakui oleh semua orang yang mendengarkannya dan sebagai
media ampuh untuk mengubah pikiran menjadi positif (Pedak, 2009:42- 43).
Bahasa Al-Qur`ān adalah suci, sebab Tuhan telah memilih untuk
menggunakannya sebagai alat komunikasi dan Tuhan selalu menyampaikan
petunjuk-Nya dalam bahasa yang mengepresikan kebenaran dalam bentuk yang
1Seluruh teks dan terjemah Al-Qur`ān dalam skripsi ini dikutip dari Al-Qur`ān in microsoft
4
M. Andhis Abdillah, 2013
Karakteristik Hamba Allāh dalam Al-Qur`ān dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan Islam (Studi Tafsīr Q.S. Al-Furqān ayat 63-70)
paling nyata (Chirzin,tt: 14 ). Sesungguhnya Al-Qur`ān telah menyeru dan
mengarahkan manusia untuk bisa memahami tujuan hidupnya yaitu ibadah kepada Allāh SWT.
Manusia merupakan subjek pendidikan dan sebagai objek pendidikan, karena
itu manusia memiliki sikap untuk dididik dan siap untuk mendidik. Namun
demikian, berhasil tidaknya usaha tersebut banyak tergantung pada jelas tidaknya
tujuan (Jalaludin, 2010:135).
Pengembangan berbagai potensi manusia (fițrah) dapat dilakukan dengan
kegiatan belajar, yaitu melalui berbagai institusi. Belajar yang dimaksud tidak
terfokus melalui pendidikan di sekolah saja, tetapi juga dapat dilakukan di luar
sekolah, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun lewat institusi sosial
keagamaan yang ada (Mujib, 2008:58).
Tujuan pendidikan, baik itu pada isinya ataupun rumusannya, tidak mungkin
dapat kita tetapkan tanpa pengertian dan pengetahuan yang tepat tentang
nilai-nilai. Membahas tentang nilai-nilai pendidikan, tentu akan lebih jelas kalau dilihat
melalui rumusan dan uraian tentang tujuan pendidikan yang tersimpul dalam
nilai-nilai pendidikan yang hendak diwujudkan di dalam pribadi anak didik (Jalaludin,
2010:140).
Pendidikan Islām merupakan pendidikan yang harus dilakukan secara sadar untuk mencapai tujuan yang jelas melalui syariat Islām. Pendidikan Islām bersifat universal dan hendaknya diarahkan untuk menyadarkan manusia bahwa diri
mereka adalah Hamba Tuhan yang berpungsi menghambakan diri kepada-Nya
(Sasono,87 : 1998). Nūr Syam mengemukakan bahwa:
Pendidikan secara praktis tidak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai, terutama yang meliputi kualitas kecerdasan, nilai ilmiah, nilai moral, dan nilai agama yang semuanya tersimpul dalam tujuan pendidikan, yakni membina kepribadian ideal (Jalaludin, 2010:140).
Berdasarkan uraian diatas, peneleti merasa tertarik untuk menganalisis nilai-
nilai pendidikan Al-Qur`ān agar dapat mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
5
M. Andhis Abdillah, 2013
Karakteristik Hamba Allāh dalam Al-Qur`ān dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan Islam (Studi Tafsīr Q.S. Al-Furqān ayat 63-70)
IMPLIKASNYA TERHADAP PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLĀM (STUDI TAFSĪR Q.S. AL-FURQĀN AYAT 63-70)”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, yang menjadi rumusan masalah
pokok, yaitu: “BAGAIMANAKAH KARAKTERISTIK HAMBA ALLĀH
Q.S. AL-FURQĀN AYAT 63-70 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLĀM?”.
Dari rumusan masalah masalah pokok di atas, dapat dijabarkan ke dalam sub
permaslahan, sebagai berikut:
1. Bagaimana Karakteristik Hamba Allāh dalam Q.S. Al-Furqān [25] ayat
63-70 ?
2. Bagaimana Implikasi Q.S. Al-Furqān ayat 63-70 terhadap Pengembangan Pendidikan Islām?
C. TUJUAN PENELITIAN
Dari batasan masalah tersebut, maka disusun tujuan dan manfaat dari
penelitian ini adalah:
1. Mengetahui Karakteristik Hamba Allāh dalam Q.S. Al-Furqān [25] ayat
63-70.
2. Mengetahui Implikasi Karakteristik Hamba Allāh dalam Q.S. Al-Furqān [25] ayat 63-70 terhadap Pengembangan Pendidikan Islām.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan pemikiran dalam kajian keilmuan pendidikan Islām dan sekaligus memperkaya khazanah keilmuan khususnya dalam bidang pendidikan.
2. Manfaat Praktis
Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti lain yang akan mengkaji lebih
6
M. Andhis Abdillah, 2013
Karakteristik Hamba Allāh dalam Al-Qur`ān dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan Islam (Studi Tafsīr Q.S. Al-Furqān ayat 63-70)
terhadap pengembangan Pendidikan Islām yang terkandung dalam Q.S. Al -Furqānayat 63-70 (Studi Tafsīr Q.S. Al-Furqān ayat 63-70).
E. KERANGKA PEMIKIRAN
Gambar 1.2.
Kerangka Berpikir Penelitian
Potret keadaan manusia saat ini, mengalami perubahan dalam segala pola dan
perilaku kehidupan yang menimbulkan krisis sosial. Hal ini diperlukan solusi
untuk memecahkan permasalahan tersebut. Pada gambar 1.2. dijelaskan peranan
Al-Qur`ān sebagai pedoman kehidupan manusia di muka bumi yang berisi wahyu Allāh SWT yang disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada umatnya.
Al-Qur`ān mengandung ajaran yang relevan untuk kehidupan manusia kapan
saja dan di mana saja. Al-Qur`ān sebagai kitab solusi permasalahan yang hadapi
saat ini. Maka dari itu, peneliti menganalisis isi kandungan Al-Qur`ān fokus
analisis ayat Q.S. Al-Furqān [25] ayat 63-70.
Setelah dipilih ayat yang akan dianalisis, peneliti menganalisis isi dengan metode mauḍū‟ī` yaitu metode yang ditempuh oleh seorang Mufassir dengan cara menghimpun seluruh ayat-ayat Al-Qur‟ān yang berbicara tentang suatu
tema serta mengarahkan kepada satu pengertian dan satu tujuan. Adapun tafsīr
yang dijadikan sebagai rujukan, antara lain; Tafsīr Al-Misbah, Terjemah Tafsīr Fī ẕilāl Al-Qur’ān, Terjemah Tafsīr Al-Qurțubī, Terjemah Tafsīr Al-Aisar dan Terjemah Tafsīr Ibn Kaśīr. Kajian analisis tafsir ini yaitu dengan cara
deskriptif-kompratif artinya membandingkan pandangan para Mufassir yang satu dengan
yang lain, mensintesiskan, kemudian penulis menyimpulkan dengan tujuan Q.S Al-Furqān Ayat
63-73
Pandangan Para Mufassir
Karakteristik Hamba Allāh
7
M. Andhis Abdillah, 2013
Karakteristik Hamba Allāh dalam Al-Qur`ān dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan Islam (Studi Tafsīr Q.S. Al-Furqān ayat 63-70)
menemukan Karakteristik Hamba Allāh yang termaktub dalam Q.S. Al-Fur‟qan [25] ayat 63-70. Kemudian peneliti, menganalisis lagi implikasinya terhadap pengembangan pendidikan Islām sebagai upaya mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman dan bertakwa.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Skripsi ini disusun pada bagian awal, yaitu Halaman Judul Skripsi, Halaman
Pengesahan, Halaman Motto, Halaman Pernyataan, Pedoman Translitrasi,
Abstrak, Abstract, Kata Pengantar, Ucapan Terima Kasih, Daftar Isi, Daftar
Tabel, dan Daftar Gambar.
BAB I. PENDAHULUAN, yaitu : Latar Belakang Pemilihan Judul, , Rumusan
Masalah, Kerangka Penelitian, Manfaat dan Tujuan Penelitian, dan Sistematika
Skripsi.
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, yaitu: Pertama, Esensi Manusia meliputi: Definisi
manusia, Penciptaan Manusia Perspektif Al-Qur`ān, Hakekat Manusia Perspektif
Al-Qur`ān, Dimensi Manusia, dan Kedudukan Manusia sebagai Khalifah dan „Abd, Kriteria Kepribadian Muslim. Kedua, Manusia dan Pendidikan meliputi; Definisi Pendidikan, Hubungan Manusia dan Pendidikan, Nilai-nilai Pendidikan Islām, Landasan dan Tujuan Pendidikan Islām, dan Prinsip Pendidikan Islām.
BAB 3 METODE PENELITIAN, yaitu: Pendekatan Penelitian, Metode
peneltitian, Sumber Data, Definisi operasional, Teknik Pengumpulan Data dan
Teknik Analisis Data.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN, yaitu: Karakteristik hamba Allāh dalam
Q.S. Al-Furqān ayat 63-70 berdasarkan pandangan para Mufassir, Analisis
Karakteristik Hamba Allāh dalam Q.S. Al-Furqān ayat 63-70 berdasarkan
Pandangan Para Mufassir, dan Analisis Implikasi Al-Furqān ayat 63-70 terhadap Pengembangan Pendidikan Islām.
BAB 5 PENUTUP, yaitu: Kesimpulan dari hasil yang dianalisis dan
Rekomendasi atau saran sebagai tindak lanjut dari pembuat skripsi.
M. Andhis Abdillah, 2013
Karakteristik Hamba Allāh dalam Al-Qur`ān dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan Islam (Studi Tafsīr Q.S. Al-Furqān ayat 63-70)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. PENDEKATAN PENELITIAN
Penelitian telah banyak didefinisikan oleh para ahli dalam bidang metodologi.
Para ahli yang dimaksud antara lain sebagat berikut:
1. Hill Way dalam bukunya Intrauction to Reseach mendefinisikan penelitian sebagai suatu metode studi yang bersifat hati-hati dan mendalam dari setiap bentuk fakta yang dapat dipercaya atas masalah tertentu guna mernbuat pemecahan masalah tersebut. 2. Winarno Surachmad mendefinisikan penelitian atau penyelidikan
sebagai kegiatan ilmiah mengumpulkan pengetahuan baru dari sumber-sumber utama, dengan tekanan tujuan pada penemuan prinsip-prinsip umum, serta mengadakan ramalan generalisasi di luar sampel yang diselidiki.
3. Soetrisno Hadi mendefinisikan, penelitian sebagai usaha untuk
menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran
pengetahuan, usaha yang dilakukan dengan menggunakan metode (Waluya, 2006: 61).
Penelitian adalah usaha atau pekerjaan untuk mencari kembali yang
dilakukan dengan suatu metode tertentu dan dengan hati-hati, sistematis serta
sempurna terhadap permasalahan atau menjawab problem (Subagyo, 1991:2).
Penelitian merupakan suatu proses sistematis dengan menggunakan urutan atau
prosedur yang tetap sebagai pedoman melakukan yang benar. Secara umum
penelitian ilmiah harus memenuhi langkah-langkah antara lain: 1) masalah atau
penelitian masalah, 2) telaah teoritis, 3) pengujian fakta dan 4) kesimpulan (satori
, 2010: 36). Penelitian itu dibedakan menjadi dua bagaian:
1. Penelitian dasar ( basic research), yaitu penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah atau dimaksudkan untuk menemukan bidang pengetahuan baru dan digunakan bukan untuk tujuan praktis tertentu.
46
M. Andhis Abdillah, 2013
Karakteristik Hamba Allāh dalam Al-Qur`ān dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan Islam (Studi Tafsīr Q.S. Al-Furqān ayat 63-70)
Secara umum penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan data
yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu
(Sukmadinata, 2010: 5). Penelitian hanya sekedar ingin mengetahui suatu proses
atau menemukan suatu rumusan baru dalam masalah tertentu diperlukan
penelitian dasar (Subagyo, 1991:9).
Penelitian pada hakekatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan
kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran (Moleong, 2010:49). Adapun
ciri dari penelitian ilmiah, yaitu:
1. Terhindar pengaruh-pengaruh yang membawa pemikiran subyektif. 2. Data yang diperoleh merupakan fakta yang ada di lokasi penelitian,
buka perkiraan atau dibuat sendiri (fiktif) atau berdasarkan angan-angan
3. Jujur tidak memutar balikan fakta, melihat segala yang ada secara faktual tanpa menutupi apa yang ada.
4. Berpijak dari obejetivitas, tidak mencari yang baik dengan meninggalkan hal-hal yang kurang baik namun relevan.
5. Pelaksanaan berpedoman pada langkah-langkah tertentu secara sistematik dan analisis (Subagyo, 1991:10)
Dalam penelitian ini, digunakan pendekatan kualitatif. Satori (2010:39)
mengemukakan bahwa:
Pendekatan kualitatif menekankan pada makna dibalik semuanya, definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu). Pendekatan kualitatif lebih mementingkan proses daripada hasil akhir, oleh karena itu urut-urutan kegiatan dapat berubah-rubah tergantung pada kondisi dan banyakya gejala-gejala yang ditemukan.
Menurut Sugiyono (2010:1-2) bahwa:
47
M. Andhis Abdillah, 2013
Karakteristik Hamba Allāh dalam Al-Qur`ān dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan Islam (Studi Tafsīr Q.S. Al-Furqān ayat 63-70)
Tahapan-tahapan penelitian kualitatif meliputi langkah-langka sebagai berikut:
Tabel.3. 1. Langkah Penenlitian Kualitatif Satori (2010:82)
Memilih topik kajian
Menentukan topik dengan mengkaji paradigma dan fenomena empirik
Menetapkan fokus inquiri
Menetukan unit analisis/kategori/ sub unit analisis Mengembangkan pertanyaan inquiri
Instrumentasi Menentukan teknik pengumpulan data
Memilih informant analisis dari tiap unit analisis Menyiapkan instrument pedoman Pengolahan data Reduksi data
Display Analisis
Hasil Penelitian Kesimpulan, implikasi, rekomendasi .
Tabel 3.2. Karakteristik Pendekatan Kualitatif Sugiyono (2010:11-12)
Desain
Umum Plesksibel
Berkembang dan muncul dalam peroses penelitian
Tujuan
Menemukan pola hubugan yang bersifat interaktif Menggambarkan realitas yang kompleks
Buku catatan, tape recorder, camera, handycam dan lain-lain
Data
Deskriptif
Dokumen pribadi, catatan lapangan, ucapan, dan tindakan responden, dokumen dan lain-lain
Sumber Data Kecil
48
M. Andhis Abdillah, 2013
Karakteristik Hamba Allāh dalam Al-Qur`ān dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan Islam (Studi Tafsīr Q.S. Al-Furqān ayat 63-70)
Purposive, snowball
Berkembang selama peroses penelitian
Analisis
Terus menerus sejak awal sampai akhir Induktif
Mencari pola, model, tema, teori
Hubungan dengan responden
Empati
Kedudukan sama bahkan sebagai guru Jangka lama
Usulan Desain
Singkat
Literatur yang digunakan bersifat sementara, tidak menjadi pegangan utama
Prosedur bersifat umum, seperti akan merencanakan topik Masalah bersifat sementara dan akan ditemukan setelah studi pendahuluan
Tidak dirumuskan hipotesis, karena justru akan menemukan hipotesis
Fokus penelitian ditetapkan setelah diperoleh data awal lapangan
Menurut Satori (2010:25-26) bahwa, “Penelitian kualitatif memiliki
karakteristik dengan mendesripsikan suatu keadaan yang sebenarnya, tetapi
laporannya bukan sekedar bentuk laporan atau kejadian tanpa suatu interpretasi
ilmiah”.
Penelitian kualitatif mengemukakan representasi dari kakarteristik penelitian
kualitatif yaitu, seperti terangkum dalam tabel berikut.
Tabel 3.3. Karakteristik Penelitian Kualitatif Satori (2010:32-33)
Desain Penelitian Emergent, berkembang saat
penelitian berlangsung sehingga desain awal bisa direvisi, dilengkapi dan dikembangkan lagi.
Permasalahan Dibatasi dan fokus studi yang
dikembangkan lagi menjadi kategori, sub kategori.
Teori yang digunakan Referensi untuk rujukan teori tidak mutlak harus teori, tetapi bisa berupa paradigma. Tujuannya tidak menguji teori/ membuktikan kebenaran suati teori.
49
M. Andhis Abdillah, 2013
Karakteristik Hamba Allāh dalam Al-Qur`ān dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan Islam (Studi Tafsīr Q.S. Al-Furqān ayat 63-70)
angka-angka yang dideskripsikan dan dimaknai, gambar, simbol-simbol, gaya/gerak/sikap/prilaku.
Sumber data Natural setting/natural alamiah,
wajar tanpa direkayasa. Peneliti mencari imformasi dari orang-orang atau dokumen yang tepat berada dalam lingkup situasi alamiah tersebut.
Populasi dan sampel Populasinya adalah situasi sosial berdasarkan fokus studi. Sampel adalah kasus yang kaya imformasi untuk diteliti secara mendalam yang obyeknya berupa narasumber yang diperoleh secara purposive
Instrumen penelitian Human Instrumen,. Peneliti
sebagai key intsrumen (instrumen inti) yang melakukan penelitan kualitatif dengan alat bantu buku catatan, tape, recorderr, handycam untuk menangkap situasi sosial dari orang-orang yang menjadi imforman yang bisa berkedudukan sebagai guru bagi peneliti yang mampu mendeskripsikan fokus studi.
Teknik pengumpulan data Data yang dikumpulkan melalui observasi partisipasi, studi dokumen, wawancara mendalam dan melakukan tringulasi.
Analisis data Sejak mengumpulkan data dan
dimulai dengan dimulai dari catatan lapangan dan memberikan refleksi terhadap data yang dicatat. Tingkat kepercayaan peniliti Tergantung kepada realiabitas peneliti dan rekam jejak proses penelitiannya.
Satori ( 2010: 33) mengemukakan bahwa, “Penelitian kualitatif terdiri dari
lima jenis, yaitu biografi, fenomenologi, grounded theory, etnografi, dan studi
kasus. Dalam penelitian ini, termasuk penelitian grounded theory karena peneliti
50
M. Andhis Abdillah, 2013
Karakteristik Hamba Allāh dalam Al-Qur`ān dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan Islam (Studi Tafsīr Q.S. Al-Furqān ayat 63-70)
teori. Sesuai dengan yang dikemukan satori (2010 :35) pendekatan grounded
theory mempunyai bebrapa aspek :
1. Tujuan penelitian adalah untuk menghasilkan sebuah teori dengan menggunakan orientasi pengembangan atau contruct oriented. 2. Prosedur yang digunakan benar-benar didiskusikan dan sistematik. 3. Peneliti menyajikan model visual, diagram, dan berkode dari teori 4. Bahasa dan kesannya ilmiah dan obyektif tapi berhubungan dengan
topik yang sensitif secara mencolok.
Grouded Theory berarti adanya suatu upaya untuk menemukan teori
berdasarkan data emfirik, bukan membangun secara deduktiflogis. Teori
berdasarkan data adalah kenyataan emfirik yang diolah, dianalisis, dimaknai dan
diangkat menjadi praktik terbaik berupa teori yang dapat dijadikan pedoman
pelaksanaan praktik bagi yang lainnya (Muhajir, 1998:87 dikutip dalam Satori,
2010: 40).
B. METODE PENELITIAN
Metode Penelitian merupakan suatu cara atau jalan untuk memperoleh
kembali pemecahan terhadap segala permasalahan (Subagyo, 1991:2). Kajian
penelitian dalam skripsi ini, ialah kajian nilai-nilai pendidikan Al-Qur`ān dalam
Q.S. Al-Furqān ayat 63-70.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode mauḍū’i. Menurut
Shihab (2007:117) bahwa ciri khusus metode mauḍū’ī` yang digunakan mufassir
diantaranya:
1) Mufassir mauḍū’ī`, dalam penafsirannya, tidak terikat dengan susunan ayat dalam musḥaf tetapi lebih terikat dengan urutan masa turunnya ayat atau kronologi kejadian.
2) Mufassir mauḍū’ī` tidak membahas segala segi permasalahan yang dikandung oleh satu ayat, tapi hanya yang berkaitan dengan pokok bahasan atau judul yang ditetapkannya.
3) Mufassir mauḍū’ī` berusaha untuk menuntaskan permasalahan-permasalahan yang menjadi pokok bahasannya.
Metode mauḍū’ī` yaitu metode yang ditempuh oleh seorang mufassir
51
M. Andhis Abdillah, 2013
Karakteristik Hamba Allāh dalam Al-Qur`ān dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan Islam (Studi Tafsīr Q.S. Al-Furqān ayat 63-70)
suatu tema serta mengarahkan kepada satu pengertian dan satu tujuan, sekalipun
ayat itu turun secara berbeda, tersebar pada berbagai surat dalam Al-Qur’ān dan
berbeda waktu dan tempat turunnya (Shihab, 2012: 69). Adapun
langkah-Iangkah yang ditempuh dalam metode mauḍu’ī ` ialah:
(1) menetapkan masalah yang akan dibahas (topik); (2) menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah tersebut; (3) menyusun runtutan ayat sesuai dengan masa turunnya, disertai pengetahuan tentang asbab an-nuzul-nya; (4) memahami korelasi ayat-ayat tersebut dalam suratnya masing-masing; (5) menyusun pembahasan dalam kerangka yang sempurna ; (6) melengkapi pembahasan dengan ḥadiś-ḥadiś yang relevan dengan pokok bahasan (7) mempelajari ayat-ayat tersebut secara keseluruhan dengan jalan menghimpun ayat-ayat yang mempunyai pengertian yang sama, atau mengumpulkan antara yang 'am (umum) dan
yang khaş (khusus), yang mutlak dan muqayyad (terikat), atau yang
pada lahirnya bertentangan sehingga kesemuanya bertema dengan satu muara, tanpa perbedaan atau pemaksaan (Ismail, 2003:18-19).
Selanjutnya, dalam memahami makna dan korelasi ayat Al-Qurān, peneliti
menganalisis penafsiran para mufassir, antra lain: Tafsīr Al-Misbah, Terjemah
Tafsīr Fī ẕilāl Al-Qur’ān, Terjemah Tafsīr Al-Qurțubī, Terjemah Tafsīr Al-Aisar dan Terjemah Tafsīr Ibn Kaśīr. Hal ini, digunakan untuk untuk menunjang dan
memperkaya pembahasan.
Penelitian metode mauḍu’ī di atas, termasuk ke dalam metode penelitian
deskriptif karena di dalamnya terdapat studi analisis isi kandungan Al-Qur`ān.
Sesuai dengan definisi penelitian deskriptif yang dikemukakan oleh Syaodih
(2005:76) bahwa:
Penelitian deskriptif ada beberapa variasi yaitu studi perkembangan, studi kasus, studi kemasyarakatan, studi perbandingan, studi hubungan, studi waktu dan gerak, studi lanjut, studi kecendrungan, analisis kegiatan, dan studi analisis isi atau dokumen, dan lain-lain.
Dengan demikian, metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah tafsīr mauḍū’i. Penelitian ini, termasuk ke dalam penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah
yang ada sekarang berdasarkan data-data, jadi isinya juga menyajikan data,
menganalisis dan menginterpretasi bersifat komperatif dan korelatif (Narbuko,
52
M. Andhis Abdillah, 2013
Karakteristik Hamba Allāh dalam Al-Qur`ān dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan Islam (Studi Tafsīr Q.S. Al-Furqān ayat 63-70)
Penelitian deskripif bertujuan untuk pemecahan masalah secara sistematis dan
faktual mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi. Adapun ciri-cirinya:
1. Pada umumnya bersifat menyajikan potret keadaan yang bisa mengajukan hipotesis atau tidak.
2. Merancang cara pendekatannya, hal ini meliputi macam datanya, penentuan sampelnya, penentuan metode pengumpulan datanya, melatih para tenaga lapangan dan sebagainya.
3. Mengumpulkan data.
4. Menyusun laporan (Arifin, 2012: 69).
C. SUMBER DATA
Data merupakan perwujudan dari imformasi dengan sengaja digali untuk
dikumpulkan guna mendeskripsikan suatu peristiwa atau kegiatan lainnya.
Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematik dengan memperhatikan
penggarisan yang telah ditentukan. Hal ini, dimaksudkan untuk menghindari data
yang tidak terpakai karena jauhnya informasi yang diperoleh dengan keperluan
(Subagyo, 1991:38).
Klasifikasi data terbagi menjadi dua, yaitu: 1) masyarakat secara langsung
dan 2) bahan-bahan kepustakaan. Data kualitatif terutama dalam penelitian yang
dipergunakan untuk permintaan imformasi yang bersifat menerangkan dalam
bentuk uraian, maka data tersebut tidak dapat diwujudkan dalam bentuk
angka-angka, melainkan dalam bentuk penjelasan yang menggambarkan keadaan,
proses, peristiwa tertentu (Subagyo, 1991:38).
Penelitian ini, termasuk kepada penelitian kepustakaan dimaksudkan untuk
mendapatkan informasi secara lengkap serta menentukan tindakan yang akan
diambil sebagai langkah penting dalam kegiata ilmiah. Peneltian kepustakaan
terbagai menjadi dua kategori:
1. Buku Utama, artinya buku yang berisi teori-teori, di mana teori yang ada dianggap penting dijadikan sebagai faktor penentu bagi pemikiran peneliti, dan juga sebgai konsepsi penelitian agar tidak menimbulkan adanya salah pengertian atau menghindari adanya
penafsīran lain dari luar yang telah digariskan oleh peneliti.
53
M. Andhis Abdillah, 2013
Karakteristik Hamba Allāh dalam Al-Qur`ān dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan Islam (Studi Tafsīr Q.S. Al-Furqān ayat 63-70)
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data utama dan data
penunjang. Sumber data utama adalah Tafsīr Al-Misbah, Terjemah Tafsīr Fī ẕilāl
Al-Qur’ān, Terjemah Tafsīr Al-Qurțubī, Terjemah Tafsīr Al-Aisar dan
Terjemah Tafsīr Ibn Kaśīr. Sementara sumber data penunjang yang digunakan berupa buku-buku dan media internet yang relevan dengan kajian penelitian.
D. PROSEDUR PENELITIAN
Tahapan dalam penelitian ini, meliputi dua tahap yaitu tahapan pertama
merupakan tahapan persiapan dan tahap kedua merupakan tahap pelaksanaan,
antara lain:
1. Tahap Persiapan
a. Menelaah literatur dan menentukan bahasan yang akan menjadi bahan
penulisan.
b. Menganalisis materi dan bimbingan proposal skripsi dengan dosen
pembimbing akademik .
c. Seminar proposal skripsi.
d. SK judul skripsi.
2. Tahapan Pelaksanaan
a. Bimbingan skripsi dengan dosen pembimbing (Dr. Aam Abdussalam
M.Pd. dan Drs. Fahrudin M.Ag.)
b. Menyusun sistematika penulisan skripsi.
c. Menyusun pembahasan dalam kerangka yang lebih detil dan lebih
sempurna (outline).
d. Melakukan pengumpulan data dengan metode studi kepustakaan sesuai
dengan kajian penelitian, yaitu fokus analisis Q.S. Al-Furqān [25] ayat
63-70. Sumber data utama adalah Tafsīr Al-Misbah, Terjemah Tafsīr Fī
54
M. Andhis Abdillah, 2013
Karakteristik Hamba Allāh dalam Al-Qur`ān dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan Islam (Studi Tafsīr Q.S. Al-Furqān ayat 63-70)
digunakan berupa buku-buku dan media internet yang relevan dengan
kajian penelitian.
e. Melakukan analisis data dengan metode komparatif perspektif para
mufassir terhadap kajian ayat Q.S. Al-Furān ayat 63-70.
f. Melengkapi pembahasan dengan penerangan sahabat.
g. Melengkapi pembahasan referensi lain yang terkait dengan
Karakteristik Hamba Allāh dan Implikasinya terhadap Pengembangan
Pendidikan Islām.
h. Menyimpulkan hasil akhir penelitian dan pembahasan skripsi.
i. Bimbingan persetujuan skripsi dari Bab I-V kepada dosen pembimbing.
j. Penyusunan pelaporan.
E. DEFINISI OPERASIONAL
1. Karakteristik hamba Allāh adalah ciri-ciri hamba Allāh, yang dimaksud
peneliti dalam kajian ayat Q.S. Al-Furqān [25] ayat 63-70 ialah hamba
Allāh yang takwa. Hamba Allāh yang senantiasa selalu menjalankan perintah Allāh dan menjauhi larangan-Nya.
2. Implikasi Q.S. Al-Furqān [25] ayat 63-70 terhadap pengembangan
pendidikan Islām adalah pengaruh/hubungan nilai-nilai pendidikan yang terkandung Q.S. Al-Furqān [25] ayat 63-70 terhadap pengembangan
pendidikan Islām.
3. Studi Tafsīr Q.S. Al-Furqān ayat 63-70 adalah metode menganalisis
kandungan Al-Qur`ān, fokus Q.S. Al-Furqān ayat 63-70 melalui metode
mauḍū’ī. Adapun sumber penelitian yang digunakan Tafsīr Al-Misbah, Terjemah Tafsīr Fī ẕilāl Al-Qur’ān, Terjemah Tafsīr Al-Qurțubī, Terjemah
Tafsīr Al-Aisar dan Terjemah TafsīrIbn Kaśīr.
F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
55
M. Andhis Abdillah, 2013
Karakteristik Hamba Allāh dalam Al-Qur`ān dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan Islam (Studi Tafsīr Q.S. Al-Furqān ayat 63-70)
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai pengaturan sebagai sumber
dan berbagai cara (Sugiyono, 2010:62).
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, menggunakan studi pustaka.
Dalam penelitian kepustakaan ini peneliti berhadapan langsung dengan teks atau
data angka dan bukan dengan pengetahuan langsung dari lapangan atau
saksi-mata berupa kejadian, orang atau benda-benda lainnya dan data pustaka bersifat
siap pakai. Artinya peneliti tidak pergi ke mana-mana, kecuali hanya berhadapan
langsung dengan bahan sumber yang sudah tersedia di perpustakaan (Zed,2008: 4).
Secara terinci, dapat diungkapkan bahwa tujuan dari penelahaan kepustakaan, yaitu:
1. Untuk menambah dan memperluas wawasan. 2. Mencetuskan suatu gambaran berbagai bentuk ide.
3. Mendapatkan imformasi lebih jauh dan yang telah berkembang. 4. Metode penelitian yang tepat guna keperluan operasional. 5. Mengimbangi gerak majunya ilmu pengetahuan.
6. Bahan dalam membuat kesimpulan penulisan akhir. 7. Supaya berpikir kritis.
8. Tidak mengurangi nilai keilmiahan dari hasil penelitian (Subagyo, 1991:112).
G. TEKNIK ANALISIS DATA
Menurut Satori (2010:78) ciri-ciri dari analisis data dalam peneltian kualitatiif
adalah :
1. Data dikumpukan tanpa intrumen. 2. Data muncul dalam bentuk kata-kata.
3. Bukan keputusan apriori dalam penyajian data.
4. Data bisa dalam bentuk macam- macam, bisa catatan lapangan, dokumen, catatan interview, rekaman tape, dan artifak.
5. Tabulasi dibatasi untuk membantu pengenalan pola, digunakan untuk mendukung pemaknaan kualitatif.
6. Makna diambil dan strategi kualitatif, sebagai peneliti yang terjun ke lapangan.
Analisis data kualitatif adalah berupa uraian dalam betuk prosa kemudian
dikaitkan dengan data lainnya untuk mendapatkan kejelasan terhadap suatu
kebenaran atau sebaliknya, sehingga memperoleh gambaran baru ataupun
56
M. Andhis Abdillah, 2013
Karakteristik Hamba Allāh dalam Al-Qur`ān dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan Islam (Studi Tafsīr Q.S. Al-Furqān ayat 63-70)
dilakukan berupa penjelasan-penjelasan bukan berupa angka-angka statistik atau
bentuk angka lainnya (Subagyo, 1991:106).
Tipe analisis penelitian ini adalah analisis konten. Analisis konten dimaksud
dalam penelitian ini, ialah analisis isi makna kandungan A-Qurān surat Al-Furqān
ayat 63-70. Menurut Holsti (Guba dan Lincoln, 1981:240 dalam Satori, 2010:157)
bahwa analisis isi adalah teknik apapun yang digunakan untuk menarik
kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik pesan, dan dilakukan secara
obyektif dan sistematis. Menurut Sugiyono (2010 :38-39) bahwa langkah-langkah
analisis data, yaitu:
1. Reduction (Reduksi data)
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, maka dari itu
peneliti perlu mencatat data yang diperoleh dengan teliti dan rinci karena semakin
lama penelitian di lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks
dan rumit. Untuk itu perlu segera dianalisis data melaui reduksi data. “Mereduksi
data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal
yang penting, dicari tema dan modelnya” (Sugiyono, 2010: 92). Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dari Al-Qur`ān yang terdiri dari 144 surat dan terdiri dari
6666 ayat. Kemudian peneliti memfokuskan kajian Al-Qur`ān dalam Surat
Al-Furqān ayat 63-70 dengan maksud mencari Karakteristik Hamba Allāh dan
Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan Islām.
2. Display (Penyajian data)
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah menyajikan
(mendisplay) data. Dalam penelitian kualitatif, “penyajian data bisa dilakukan
dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan
sejenisnya, dan teks yang bersifat naratif” (Sugiyono, 2010: 95). Dalam penelitian
57
M. Andhis Abdillah, 2013
Karakteristik Hamba Allāh dalam Al-Qur`ān dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan Islam (Studi Tafsīr Q.S. Al-Furqān ayat 63-70)
(petunjuk lafaz) dan munāsabah (korelasi/hubungan antar ayat ataupun antar
surat). Sehingga proses analisis dalam penelitian ini sebagai berikut:
1) Kajian analisis fokus terhadap Q.S. Al-Fur`ān ayat 63-70
2) Memberikan penjelasan terhadap data sesuai dengan penafsiran yang
telah dikemukan mufassir. Adapun tafsir yang digunakan, antara
lain: Tafsīr Al-Misbah, Terjemah Tafsīr Fī ẕilāl Al-Qur’ān,
Terjemah Tafsīr Al-Qurțubī, Terjemah Tafsīr Al-Aisar dan Terjemah Tafsīr Ibn Kaśīr. Kajian analisis tafsir ini yaitu dengan
Metode mauḍū’ī` yaitu metode yang ditempuh oleh seorang
mufassir dengan cara menghimpun seluruh ayat-ayat Al-Qur’ān
yang berbicara tentang suatu tema serta mengarahkan kepada satu
pengertian dan satu tujuan, sekalipun ayat itu turun secara berbeda,
tersebar pada berabagai surat dalam Al-Qur’ān dan berbeda waktu
dan tempat turunnya.
3) Menganalisis makna ayat dengan tujuan penulis untuk menemukan
Karakteristik Hamba Allāh dalam Q.S. Al-Fur`ān ayat 63-70.
4) Mencari dilālah al-lafẕ (petunjuk lafaẕ) dan munāsabah
(korelasi/hubungan antar ayat ataupun antar surat).
a) Dilālah al- lafẕ (petunjuk lafaẕ)
Dilālah al-lafẕi (petunjuk lafaẕ), terdiri dari:
(1) Muțabiyyah, yaitu bila istilah dikemukakan merupakan keseluruhan yang lengkap dan mencankup unsur yang harus ada.
(2) Taḍammuniyah, yaitu salah satu bagian yang
terkandung dalam keutuhan istilah itu. Meskipun hanya menggunakan salah satu unsur saja, namun sudah data menunjukan maksud yang dituju.
(3) Iltiḍamiyyah, yaitu bukan arti atau istilah yang sebenarnya. Tetapi merupakan sifat yang sudah lazim. (Syarifuddin, 2009:134 dikutif oleh Komariah, 2012:90).
58
M. Andhis Abdillah, 2013
Karakteristik Hamba Allāh dalam Al-Qur`ān dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan Islam (Studi Tafsīr Q.S. Al-Furqān ayat 63-70)
(1)Munāsabah antara ayat yang letaknya berdampingan. Menggunakan pola ta’kid (penguat), tafsīr (penjelas), dan
tasydīd.
(2)Munāsabah antar ayat dengan ayat dari surat yang lain dari segi makna (Anwar, 2000:92 dikutif oleh Komariah, 2012: 91).
3. Verification (Verifikasi)
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman
bahwa, “Penarikan kesimpulan dan verifikasi.Setelah penulis, menganalisis
melalui berbagai tahapan. Langkah selanjutnya penulis menyimpulkan secara
keseluruhan isi skripsi ini, sebagai jawaban dari rumusan masalah yang
M. Andhis Abdillah, 2013
Karakteristik Hamba Allāh dalam Al-Qur`ān dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan Islam (Studi Tafsīr Q.S. Al-Furqān ayat 63-70)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Pandangan Para Mufasīr dalam Tafsīr Al-Misbah, Tafsīr Fizdilalil Qurān, Terjemah Tafsīr Al-Qurțubī,Q.S. Tafsīr Aisar, dan Terjemah Tafsīr Ibnu Kaśīr terhadap Q.S. Al-Furqān [25] ayat 61-70 didalamnya menjelaskan tentang Karakteristik Hamba Allāh yang bertakwa, yaitu:
1) Tawaḍu, artinya yakni sifat hamba Allah yang rendah hati, tidak angkuh
atau kasar dan cara berjalannya harus tenang dan berwibawa.
2) Șalat Qiyām Al-Laīl, artinya hamba Allah yang selalu melaksanakan ibadah șalat di malam hari dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. 3) Selalu Berdoa, artinya hamba Allah yang senantiasa memanjatkan doa
(permohonan) kepada Allāh SWT supaya mendapatkan keridhoan-Nya. 4) Tidak Boros, artinya hamba Allah yang tidak boros dalam menggunakan
hartannya, senantiasa hidup sederhana.
5) Tidak Kikir, artinya hamba Allah yang tidak pelit dalam menafkahkan
hartanya kepada orang lain.
6) Tidak Musyrik, artinya hamba Allah yang tidak menyekutukan atau menduakan Allāh. Tidak menyembah dan meminta selain kepada Allāh 7) Tidak membunuh, artinya hamba Allah tidak membunuh selain haq (yang
dibenarkan hukum Islām).
8) Tidak berzina, artinya hamba Allah yang tidak melakukan hubungan
seksual di luar nikah.
127
M. Andhis Abdillah, 2013
Karakteristik Hamba Allāh dalam Al-Qur`ān dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan Islam (Studi Tafsīr Q.S. Al-Furqān ayat 63-70)
2. Implikasi Q.S. Al-Furqān [25] ayat 61-70 terhadap pengembangan pendidikan Islām. Sembilan Karakteristik Hamba Allāh dalam Q.S. Al-Furqān [25] ayat 63-70 dapat di implikasikan terhadap pengembangan pendidikan Islām,
yaitu:
a. Implikasi Filosofis
Dalam tinjauan filsafat, Karakteristik Hamba Allah dapat dijadikan sebagai
subtasi analisis seorang filsuf dalam upaya menemukan hakekat kebenaransebuah
sejalan dengan tahapan filsafat megurus kelompok ide-ide paling mendasar atau
dengan akar dari segala masalah. Ide-ide tersebut terdapat pada akar-akar dari
semua bahasa biasa, bahasa teknis dan khusus. Untuk itu filsafat tidak
memandang masalah secara objektif saja dengan sikap netral. Justru filsafat
bersikap positif terhadap dunia yang direnungi dengan perasaan mendalam.
b. Implikasi Pedagogis-teoritis
ImplikasiKarakteristik Hamba Allah dalam tinjauan pedagogis-teoritis dijadikan sebagai isi darikurikulum pendidikan Islām yang meliputi ; tujuan, subtansi (isi), proses dan evaluasi. Kurikulum tersebut dilakukan dengan cara
penjabaran atau operasionalisasi konkrit dari isi atau kandungan Al-Qur`ān dan
As-sunnah. Dalam hal ini, para pendidik berupaya membumikan Al-Qur`ān dan
al-sunnah dalam kehidupan setiap peserta didik.
c. Implikasi Praktis
Implikasi praktis adalah implikasi dalam tataran pelaksanaan di lapangan
bagaimana keberhasilan pendidikan yang dicapai.Keberhasilan pendidikan agama
merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, keluarga, dan masyarakat.
Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan National pasal 26 ayat I -2 bahwa pada dasarnya pendidikan
merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.
128
M. Andhis Abdillah, 2013
Karakteristik Hamba Allāh dalam Al-Qur`ān dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan Islam (Studi Tafsīr Q.S. Al-Furqān ayat 63-70)
sebelumnya, bahwa masalah pendidikan dewasa ini, yaitu (1) Pendidikan sebatas
formalitas; (2) Lemahnya kualitas pendidik; dan (3) Peranan sikap beragama di
sekolah belum terintegrasi. Bertolak dari masalah tersebut, maka upaya yang
harus dilakukan; 1) Penanaman kesadaran bahwa pendidikan Islām tidak sekedar
formalitas tetapi kewajiban mutlak; 2) Kualitas pendidikannya harus ditingkatkan
dengan cara penanaman kesadaran lebih mendalam; 3) Peranan kebijakan sekolah
harus dibenahi, salah-satunya ialah penambahan jam belajar PAI dan aktivitas
ekstrakulikuler keagaaman ditambahkan. Permasalahan tersebut, harus kita benahi
secepatnya kaitanyaberkenaan dengan pelaku pendidikan (pendidik dan peserta
didik), media pendidikan, pelaku pengambilan keputusan pendidikan dan
kurikulum pendidikan yang meliputi; 1) Tujuan pendidikan; (2) Subtasi materi
pendidikan; (3) Proses Pendidikan; (4) Evaluasi pendidikan.
B.SARAN
1. Kepada lembaga pendidikan untuk terus memperkaya khazanah keIslāmannya dengan menggunakan metode pendidikan Islām sebagai upaya pembentukan ahklak terpuji.
2. Kepada orangtua, diharapkan menerapkan nilai-nilai pendidikan Al-Qur`ān
kepada putera-puterinya.
3. Kepada lembaga pendidikan formal atau nonformal untuk menerapkan
metode dalam proses pembelajaran dengan tepat, khususnya dalam materi keimanan atau akidah Islām. Hal ini dipandang penting karena disamping efektivitas memilki nuturent effec positif untuk kepentingan pendidikan
karakter bangsa.
4. Kepada Kementrian Agama RI dan Kementrian Pendidikan Nasioanal untuk
mendukung dalam mempublikasikan nilai-nilai pendidikan Al-Qur`ān
melalui pelatihan, seminar, worshop dan penulisan jurnal ilmiah.
5. Kepada pemerintah untuk memberikan Al-Qur`ān terjemah atau Tafsīr
kepada seluruh keluarga muslim se-Indonesia secara gratis. Sebagai upaya
129
M. Andhis Abdillah, 2013
Karakteristik Hamba Allāh dalam Al-Qur`ān dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan Islam (Studi Tafsīr Q.S. Al-Furqān ayat 63-70)
6. Kepada Organisasi Keagamaan melalui peran para tokoh agama ikut serta
mendorong penegakan moral dan etika dengan cara mengayomi, membina
umatnya untuk menjalankan ajaran dan kaidah agamanya dengan benar.
7. Kepada pihak sekolah/ Universitas untuk mempertambah jam pelajaran PAI
M. Andhis Abdillah, 2013
Karakteristik Hamba Allāh dalam Al-Qur`ān dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan
Islam (Studi Tafsīr Q.S. Al-Furqān ayat 63-70)
DAFTAR PUSTAKA
___________ (2005). Al-Qur`ān dan Terjemahnya. Penerjemah: Tim Penerjemah
Musḥaf Al-Qur`ān Departemen Agama RI. Bandung: Jumānah al-Ali Art
(J-ART).
Ahmad, A. (2006). Dimensi Hukum Islam dalam Sistem Hukum Nasional :
Mengenang 65 tahun Prof. Dr. Busthanul Arifin, S.H. Jakarta: Gema
Insani.
Al-Birgawi, M. I. (2008). Al-Ťariqah Al-Muhammadiyah. (A. S. Rizal, Penerj.)
Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.
Al-Firdaus, T. (2007). Meneladani 99 Sifat Allah. Yogyakarta: Tiga Serangkai.
Al-Ghazali, M. (1991). Kaifa Nata ’Amal Ma’a Al-Qur’ān. (Tn. Penerj.)
Bandung: PT Mizan Pustaka.
Al-Jauziyah, I. Q. (2005). Al-Jawabul Kafi Liman Saala Anid Dawaaisy-syafi. (A.
Tarmudzi, Penerj.) Jakarta: Gema Insani Press.
Al-Jauziyah, I. Q. (2006). Al-Taubah Wa Al-Inabah. (A. H. al-Kattani, Penerj.)
Jakarta: Gema Insani Press.
Al-Jazairi, A. b. (2006). Tafsīr Al-Aisar. (A. M. M. Azhari Hatim., Penerj.)
Jakarta: Darusunah.
Al-Mishry, A. U. (2007). Al-Muraqabah, Al-Amanah, At-Tawadhu'Al-ḥayu. (I.
Asy-Syafii, Penerj.) Solo: Pustaka Arafah.
Al-Qurthubi. (2009). Al-Jami Li Al-hakam Al-Qurán. (M. M. Rida, Penerj.)
Jakarta: Pustaka Azzam.
Amir. (2009). Doa Mustajab . Jakarta: Citra Risalah.
Arifin, A., & Faqih, S. A. (2010). Al-Qur'ān Sang Mahkota Cahaya. Jakarta: PT
Elex Media Komputido.
As-said, M. (2011). Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta: Mitra Pustaka.
Asy’arie, M. (1992). Manusia Pembentuk Kebudayaan Dalam Al-Qurān.
Yogyakarta: Lembaga Studi Filsafat Islam (LESFI).
Asyafah, A. (2010). Metode Tadabur Quráni dalam Pembelajaran Agama Islam.
131
M. Andhis Abdillah, 2013
Karakteristik Hamba Allāh dalam Al-Qur`ān dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan
Islam (Studi Tafsīr Q.S. Al-Furqān ayat 63-70)
Asy-Syafi'i, A. (2006). Lubābut Tafsīr Min Ibn Katsir. (M. A. al-Atsari, Penerj.)
Bandung: Pustaka Iman.
Asy-Syafrowi, M. (2010). Shalat Tahajud dan Shalat Hajat:Cara Paling Efektif
Mengangkat Derajat. Yogyakarta: Mutiara Media.
Azwar, S. (2011). Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya). Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
BPS. (2012, Oktober 21). Diambil kembali dari
http://www.bps.go.id/tab_sub/view. php?kat =1&tabel=1
&daftar=1&id_subyek=34¬ab=1.
Cahyani, I. (2010). Pendidikan Karakter Bangsa Berbasis Budaya. Yohyakarta:
Kepel Press.
Chirzin, M. (Tt). Kearifan Al-Qur’ān. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Darji Darmodiharjo., S. Pokok-Pokok Filsafat Hukum: Apa dan Bagaimana
Filsafat Hukum Indonesi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.
Endraswara, S. (2006). Penelitian Kebudayaan : Ideologi, Epistemologi, dan
Apikasi. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
Fauzi, W. I. (2008). Fiqih Untuk Kelas IX MTs. Bandung: Grafindo Media
Prtama.
Gandhi, T. W. (2011). Filsafat Pendidikan ( Mazhab-Mazhab Filsafat
Pendidikan). Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Gymnastiar, A. (2004). Sebuah Nasihat Kecil. Jakarta: Republika.
Hardiman, B. (2007). Filsafat Fragmentaris. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Hermawan, A. (2005). Penelitian Bisnis. Jakarta: PT Grasindo.
Hidayat, M. S. (2009). Mengetuk Pintu Taubat. Jakarta: PT Buku Kita.
Himawan, A. H. (2007). Bukan Salah Tuhan Mengazab: Ketika Perzinaan
Menjadi Berhala Kehidupan. Solo: Tiga Serangkai.
Ismail, N. (2003). Perempuan dalam Pasungan: Bias Laki-laki dalam Penafsiran.
Yogyakarta: LkiS.
Jalaluddin., A. (2010). Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Jawas, Y. (2006). Syarah 'Aqidah Ahl Al-Sunnah wa Al-Jama'ah. Bogor: Pustaka
132
M. Andhis Abdillah, 2013
Karakteristik Hamba Allāh dalam Al-Qur`ān dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan
Islam (Studi Tafsīr Q.S. Al-Furqān ayat 63-70)
Jazuli, A. S. (2006). Hijrah dalam pandangan Al-Qur’ān. Jakarta: Gema insani
Press.
Komariah, S. (2012). Skripsi: Nilai-nilai Pendidikan Akhlak Dalam AL-Qur'an
(Studi Tafsir tentang Q.S. Al-Mujadalah ayt 11-13). Bandung: UPI
Bandung (Tidak diterbitkan).
Machali, R. (2009). Pedoman Bagi Penerjemah: Panduan Lengkap Bagi Anda
yang Igin Menjadi Penerjemah Profesional. Bandung: PT Mizan Pustaka.
Moleong, L. J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Muhammad. (2007). Al-Taubah Waẓifat Al-umur. (Muhibburahman, Penerj.)
Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i.
Muhammad. (2001). Bāyan As-syirki Waşailih.. (A. Haidar, Penerj.) Bandung:
Gema Insani Press.
Mujib, M. A., & Mudzakir, M. J. (2008). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Prenada
Media Group.
Narbuko. (2009). Metode Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Nasution. (2009). Asas-Asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.
Nasution. (1998). Manusia Menurut Al-Ghozali. Jakarta: Rajawali.
Othman, A. I. (1987). Manusia Menurut Al-Ghozali. Bandung: Pustaka.
Pedak, M. (2009). Mukzijat Terapi Qurān Untuk Hiidup Sukses. Jakarta: PT
Wahyu Media.
Prayitno. (2009). Dasar Teori dan Praksis Pendidikan. Surabaya: Grasindo.
Qardhawi, Y. (. (2009). Fiqh Al-Jihad Dirasaḥ Muqaranah Li Ahkamihi wa
Falsafatihi Fi Dhau Al-Qurān Wa Al-Sunnah. (I. M. Hakim, Penerj.)
Bandung: PT Mizan Pustaka.
Qardhawi, Y. (1999). Kaifa Nata ‘Amal Ma’al Al-Qur’āni Al-`Aẓīm. Jakarta:
Gema Insani Press.
Qomar, M. (Tt). Epistemologi Pendidikan Islam (Dari Metode Rasional Hingga
Metode Kritik). Jakarta: Erlangga.
Quthb, S. (2001). Fizhilalul Qurān. (A. yasin, & a. a. basyarahil, Penerj.) Jakarta:
133
M. Andhis Abdillah, 2013
Karakteristik Hamba Allāh dalam Al-Qur`ān dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan
Islam (Studi Tafsīr Q.S. Al-Furqān ayat 63-70)
Ramayulis. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Rasyid, D. (2000). Islam Dalam Berbagai Dimensi. Jakarta: Gema Insani Press.
Rasyidin. (2008). Falsafah Pendidikan Islam: Membangun Kerangka Ontologi,
Epsitimologi, dan Aksiologi Peraktik Pendidikan. Bandung: Media
Perintis.
Ridha, A. (2007). Hatta Tajidiina Man Yasfa’u Laki. (A. J. al-Kattani, & S. Hadi,
Penerj.) Gema Insani Press.
Roqib, M. (2009). Ilmu Pendidikan Islam: Pengembangan Pendidikan Integratif
Sekolah, Keluarga, dan masyarakat. Yogyakarta: LKiS.
Rosadisastra, A. (2007). Metode Tafsir Ayat- Ayat Sains & Sosial. Jakata: Sinar
Grafika Ofset.
Santoso, T. (2003). Membumikan Hukum Pidana Islam: Menegakan Syariat
dalam Wacana dan Agenda. Jakarta: Gema Insani.
Sasono, A. (1998). Solusi Islam atas Problematik Umat (ekonomi, pendidikan dan
dakwah). Jakarta: Gema Insani Press.
Satori, A. K. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sauri, S. (2010). Kudu Matuh Sangkan Matih Qurani. Bandung: Value Press
LPIPS UPI Bandung.
Shaleh, A. (Tt). Takwa &Hikmahnya Dalam Al-Qur’ān. Jakarta: Erlangga.
Shihab, M. Q. (2009). Tafsir Al-mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qurān
Volume 9. Jakarta: Lentera Hati.
Shihab, M. Q. (2007). Membumikan Al-Qur’ān: Fungsi dan Peran Wahyu Dalam
Kehidupan Masyarakat. Bandung: PT Mizan Pustaka.
Shihab, M. Q. (2008). Membumikan Al-Qurān : Fungsi dan Peran Wahyu dalam
Kehidupan Masyarakat. Bandung: Pustaka Mizan .
Soemabrata, I. (2006). Pesan-pesan numerik Al-Qurān II. Jakarta: Republika.
Solikhin, M. (2009). 17 Jalan Menggapai Mahkota Sufi. Yogyakarta: Mutiara
Media.
Subagyo, J. (1991). Metode Penelitian : Dalam Teori dan Praktik. Jakarta: PT
Melton Putra.