RELOKASI PASAR WARUNGKONDANG KABUPATEN CIANJUR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Departemen Pendidikan Geografi
Oleh
RIZKI YULISTIANI
(1100054)
DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
RELOKASI PASAR WARUNGKONDANG KABUPATEN CIANJUR
Oleh
Rizki Yulistiani
1100054
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Rizki Yulistiani 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
ABSTRAK
RELOKASI PASAR WARUNGKONDANG KABUPATEN CIANJUR
Pembimbing I : Prof. Dr. Hj. Enok Maryani, MS.
Pembimbing II : Bagja Waluya, S.Pd., M. Pd.
Oleh : Rizki Yulistiani (1100054)
Relokasi Pasar Warungkondang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dapat memberikan dampak terhadap keberlangsungan pelayanan bagi pengunjung Pasar Warungkondang. Karena itu, diperlukan analisa kebijakan dilihat dari pelayanan pasar yang akan mempengaruhi respon pengunjung pasar. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pelayanan pasar dan melihat pengaruh pada respon pengunjung, dengan mengacu pada jarak, aksesibiltas, dan sarana prasarana. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling dengan jumlah sampel 98 orang yang terdiri atas pedagang dan pembeli. Analisis data yang digunakan dalam menganalisis lokasi menggunakan teori pusat dari Christaller, sedangkan untuk respon menggunakan skala likert. Hasil penelitian menunjukan bahwa pasar tidak cukup strategis namun cukup ideal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, namun sulit dijangkau oleh angkutan kota, sehingga berpengaruh kepada minat belanja pengunjung dan pendapatan pedagang. Disisi lain, pengunjung mmerasa nyaman berbelanja di pasar, karena dilengkapi oleh fasilitas. Karena itu, diharapkan dengan adanya relokasi keberadaan angkutan kota akan mempermudah masyarakat untuk menjangkau pasar.
ABSTRACT
RELOCATON MARKET WARUNGKONDANG KABUPATEN CIANJUR
Adviser I : Prof. Dr. Hj. Enok Maryani, MS.
Adviser II : Bagja Waluya, S.Pd., M. Pd.
By : Rizki Yulistiani (1100054)
Relocation warungkondang market made by local governments to give impact on the sustainability of service for the visitors warungkondang. Because it, required analysis of policy in terms of service markets will affect the visitors response. The purpose of this research to analyze services market and identify the effects in the visitors, with reference to the distance, aksesibiltas, and infrastructure. Methods used is the method descriptive. Using techniques the sample accidental sampling of 98 the sample which consists of traders and buyers. Analysis of data used to analyze the using the center of Christaller theory, while for a use likert scale. The results showed that the market is not quite strategic but only ideal to meet the people needs, but it is hard reached by city transport, so this had an impact on spending visitors and interest income of traders. On the other side, visitors feel comfortable shopping at a market, because it is equipped performed at. Because it, it is expected relocation the city transport it would ease the community to access the market.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN
ABSTRAK ... i
ABTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Rumusan Masalah ... 6
D. Tujuan ... 6
E. Manfaat ... 6
F. Sistematika Penulisan... 7
G. Acuan Penelitian Sebelumnya... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Pasar dalam Perekonomian ... 13
B. Fasilitas Pasar ... 15
C. Aksesibilitas Menuju Pusat Pelayanan... 19
D. Teori Lokasi untuk Pasar ... 21
E. Respon ... 26
F. Penggunaan Konsep Geografi dalam Kajian Pasar ... 31
A. Lokasi Penelitian ... 32
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 32
C. Metode Pendekatan Penelitian ... 34
D. Variabel Penelitian ... 35
E. Definisi Operasional... 35
F. Teknik Pengumpulan Data ... 36
G. Teknik Pengolahan Data ... 36
H. Teknik Analisis Data ... 37
I. Alur Penelitian ... 44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 45
B. Relokasi Pasar Warungkondang ... 57
C. Pembahasan ... 88
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 94
B. Rekomendasi ... 95
DAFTAR PUSTAKA ... 96
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Pasar Tradisional di Kabupaten Cianjur ... 2
Tabel 1.2 Acuan Penelitian Sebelumnya ... 9
Tabel 2.1 Jumlah Kamar mandi Sesuai Jumlah Pedagang ... 19
Tabel 2.2. Standar Jarak dalam Kota ... 20
Tabel 3.1 Variabel Penelitian ... 35
Tabel 3.2 Korelasi antara Nilai RCI dengan Kondisi Jalan ... 39
Tabel 3.3 Kategori Jalan Sesuai dengan Nilai IRI ... 39
Tabel 3.4 Kesesuaian Sarana dan Prasaran Pasar ... 40
Tabel 3.5 Persentase Hasil Penelitian ... 41
Tabel 3.6 Alternatif Jawaban Menggunakan Skala Likert (Respon Relokasi) ... 42
Tabel 3.7 Alternatif Jawaban Menggunakan Skala Liker (Respon Fasilitas) 42 Tabel 3.8 Kriteria Interpretasi Skor ... 43
Tabel 4.1 Luas Wilayah Setiap Desa di Kecamatan Warungkondang... 45
Tabel 4.2 Luas Penggunaan Lahan Kecamatan Warungkondang tahun 2010 (Ha)... 46
Tabel 4.3 Jumlah Penduduk di Kecamatan Warungkondang ... 49
Tabel 4.4. Komposisi penduduk bedasakan mata pencaharian ... 49
Tabel 4.5 Informan Bedasarkan Jenis Kelamin ... 50
Tabel 4.6 Informan Berdasarkan Usia ... 50
Tabel 4.8 Informan Berdasarkan Tingkat Pendapatan ... 51
Tabel 4.9 Informan berdasarkan domisili tinggal ... 51
Tabel 4.10 Informan berdasarkan status kependudukan ... 51
Tabel 4.11 Informan Berdasarkan Lama Berdagang ... 52
Tabel 4.12 Informan Berdasarkan Barang yang Dijual ... 52
Tabel 4.13 Informan Berdasarkan Asal Barang yang Dijual ... 52
Tabel 4.14 Informan Bedasarkan Jenis Kelamin ... 53
Tabel 4.15 Informan Berdasarkan Usia ... 53
Tabel 4.16 Informan Berdasarka Tingkat Pendidikan ... 53
Tabel 4.17 Informan Berdasarkan Tingkat Pendapatan ... 54
Tabel 4.18 Informan Berdasarkan Mata Pencaharian ... 54
Tabel 4.19 Informan berdasarkan domisili tinggal ... 54
Tabel 4.20 Informan berdasarkan status kependudukan ... 55
Tabel 4.21 Informan Bedasarkan Tujuan Berbelanja ... 55
Tabel 4.22 Informan Berdasarkan Frekuensi Berbelanja Setiap Bulan ... 55
Tabel 4.23 Informan Berdasarkan Barang yang akan Dibeli ... 55
Tabel 4.24 Informan Berdasarkan Kelengkapan dan Kebutuhan Barang ... 56
Tabel 4.25 Informan Berdasarkan Kisaran Harga... 56
Tabel 4.26 Informasi Berdasarkan Alternatif Berbelanja ... 56
Tabel 4.27 Jarak dan waktu yang Ditempu Menuju Pasar ... 57
Tabel 4.28 Jarak yang Ditempuh Pengunjung ... 57
Tabel 4.29 Waktu Tempu Pengunjung Pasar ... 58
pasar ... 58
Tabel 4.31 Daftar rute angkutan umum dan biaya angkutan yang melintas . Di Kecamatan Warungkondang dan Pasar Warungkondang ... 60
Tabel 4.32 Hasil survey biaya angkutan pengunjung Pasar Warungkondang ... 60
Tabel 4.33 Kondisi Jalan di Sekitar Pasar Warungkondang ... 61
Tabel 4.34 Jarak yang Ditempuh Oleh Responden (Km) ... 63
Tabel 4.35 Jumlah Penduduk yang Terpengaruh Fungsi Pasar ... 64
Tabel 4.36 Komponen Perhitungan Kelayakan TPS... 65
Tabel 4.37 Hasil Kesesuaian Fasilitas Pasar Warungkondang ... 69
Tabel 4.38 Respon Pedagang terhadap Kelayakan Fasilitas ... 70
Tabel 4.39 Persepsi terhadap Sosialisasi Relokasi yang Dilakukan Pemerintah... 71
Tabel 4.40 Persepsi terhadap Jangkauan Pasar ... 72
Tabel 4.41 Persepsi mengenai Kenyamanan Fasilitas Pasar Warungkondang ... 72
Tabel 4.42 Persepsi mengenai Dampak Relokasi Pasar... 74
Tabel 4.43 Rekapitulasi Persepsi Masyarakat Terhadap Relokasi Pasar ... 75
Tabel 4.44 Sikap Pedagang terhadap adanya Penataan Pasar ... 77
Tabel 4.45 Sikap Pedagang terhadap keinginan berdagang di Pasar Warungkondang ... 78
Tabel 4.46 Rekapitulasi Sikap Pedagang terhadap Relokasi Pasar... 78
Tabel 4.48 Rekapitulasi Respon Pedagang ... 79
Tabel 4.49 Persepsi terhadap Sosialisasi Relokasi Pasar oleh Pemerintah Daerah ... 80
Tabel 4.50 Persepsi terhadap Jangkauan Pasar ... 81
Tabel 4.51 Persepsi mengenai Kenyamanan Fasilitas Pasar Warungkondang ... 81
Tabel 4.52 Persepsi Mengenai Dampak Relokasi Pasar ... 82
Tabel 4.53 Rekapitulasi Persepsi Pembeli Tentang Relokasi Pasar ... 83
Tabel 4.54 Sikap Pembeli Terhadap Adanya Penataan Pasar ... 85
Tabel 4.55 Sikap Pembeli terhadap Keinginan Berbelanja di Pasar Warungkondang ... 86
Tabel 4.56 Rekapitulasi Sikap Pembeli terhadap Relokasi ... 87
Tabel 4.57 Perilaku Pembeli Setelah Adanya Relokasi ... 88
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pembentukan Heksagonal Christaller ... 20
Gambar 2.2 Tempat Sentral Berhierarki K-3 ... 21
Gambar 2.3 Tempat Sentral Berhierarki K-4 ... 21
Gambar 2.4 Tempat Sentral Berhierarki K-7 ... 22
Gambar 3.1 Alur Penelitian... 44
Gambar 4.1 Peta Wilayah Persebaran Pengunjung Pasar ... 47
Gambar 4.2 Peta Kemiringan Lereng Wilayah Sebaran ... 48
Gambar 4.3 Peta Lokasi Pemberhentian Angkutan kota (Angkot) ... 59
Gambar 4.4 Pangkalan Ojek Disekitar Pasar ... 61
Gambar 4.5 Peta Persebaran Pengunjung Pasar ... 62
Gambar 4.6 Tempat Parkir Pasar Warungkondang... 66
Gambar 4.7 Tempat Pembuangan Sampah Sementara ... 67
Gambar 4.8 Tempat Aliran Limbah dan Bak Penampungan Limbah ... 67
Gambar 4.9 Lubang Penyerapan dan Septictank ... 67
Gambar 4.10 Kamar Mandi Didalam Pasar ... 68
Gambar 4.11 Kondisi Air dan Fasilitas Penampungan Air ... 68
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perdagangan merupakan proses tukar-menukar barang dan jasa dari penjual
kepada pembeli, hal ini menimbulkan interaksi diantara suatu tempat menuju
daerah lainnya yang menghasilkan sebuah pergerakan, baik pergerakan barang,
hingga mobilitas penduduk menuju pusat perdagangan. Aktivitas perdagangan
terus terjadi diakibatkan oleh usaha masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya.
Hingga saat ini pusat perdagangan dan aktivitas ekonomi masyarakat bertumpu di
pasar, selaras dengan pernyataan mengenai pasar menjadi bagian penting dalam
kehidupan masyarakat yang diungkapkan oleh Hidayat (1984, hlm. 14) bahwa
pasar secara sosial ekonomi diartikan sebagai “pusat sosial ekonomi suatu
lingkungan, dimana penduduk dapat memenuhi kebutuhannya, terutama
kebutuhan akan barang-barang pokok sehari-hari dan atau kebutuhan akan jasa
(service) dalam bentuk pedagang eceran. Dengan besarnya peran pasar bagi
aktivitas ekonomi, tentunya berpengaruh terhadap pembangunan ekonomi, dan
perkembangan wilayah setempat”.
Target utama dari sebuah pembangunan adalah masyarakat, pencapaian
pembangunan wilayah dapat tercapai dari keberhasilan mengatur dan
mengefesiensikan guna tata ruang yang ada. Sesuai dengan Peraturan Daerah
(Perda) No. 17 tahun 2002 mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Cianjur, yang bertujuan dalam rangka perwujudan pengembangan
daerah yang berorientasi meminimalisasi kesenjangan masyarakat, dengan cara
mendorong laju perkembangan perekonomian berbasis pertanian, dan pariwisata
yang diperkuat oleh pengembangan industri, perdagangan, dan jasa sesuai dengan
potensi sumber daya yang tersedia serta tetap memperhatikan daya tampung dan
daya lingkungan, artinya dalam mensukseskan pembangunan wilayah, dan
mengembangkan sebuah sektor harus disertai dengan mengembangkan di sektor
ekonomi, karena sektor ekonomi merupakan salah satu indikator pembangunan
kawasan pengembangan, artinya setiap kecamatan dijadikan sebagai wilayah
pengembangan, seperti pengembangan pertanian, zona perlindungan, aktivitas
ekonomi, dan jasa, sehingga setiap kecamatan memiliki kawasan perkotaan yang
merupakan pusat pemerintahan, dan pusat aktivitas masyarakat termasuk
ekonomi.
Pentingnya aktivitas perdagangan dan jasa bagi masyarakat menjadikan
sektor ini menjadi salah satu yang diandalkan oleh masyarakat Kabupaten Cianjur
dalam usaha peningkatan ekonomi. Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur
tahun 2013 menunjukan sektor ini menempati posisi kedua terbesar penghasil
PDRB Kabupaten Cianjur setelah pertanian yaitu sebesar 6.898.115,80. Dengan
adanya kawasan perkotaan disetiap kecamatan akan memberikan kesempatan
masyarakat untuk mengembangkan potensi ekonomi di suatu wilayah.
Sebagai pusat aktivitas ekonomi masyarakat, pasar ini memiliki fungsi dan
peran yang sangat penting bagi masyarakat, terutama pasar tradisional yang
berada dekat dengan masyarakat yang menyediakan kebutuhan masyarakat seperti
pangan, sandang, dan beberapa kebutuhan lainnya. Keberadaan pasar tradisional
ini masih penting bagi masyarakat karena pasar tradisional dapat menjangkau
semua kalangan masyarakat.
Kabupaten Cianjur saat ini memiliki 15 pasar tradisional yang dikelola oleh
Pemerintah Daerah (Pemda), dan berikut merupakan pasar di Kabupaten Cianjur.
Tabel 1.1
Daftar No Nama Pasar Rakyat Status Bangunan Pasar
1 Pasar Warungkondang Permanen
2 Pasar Cibeber Permanen
3 Pasar Pagelaran Semi Permanen
4 Pasar Sukanagara Semi Permanen
5 Pasar Sindangbarang Semi Permanen
6 Pasar Cidaun Semi Permanen
7 Pasar Hewan Sanggar/terbuka
8 Pasar Bojongmeron Permanen
9 Pasar Induk/Ampera Permanen
10 Pasar Muka Permanen
11 Pasar Cikalong Permanen
12 Pasar Ciranjang Permanen
13 Pasar Cipanas Permanen
14 Pasar Cibodas Semi Permanen
Tradisional di Kabupaten Cianjur
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cianjur
keberadaan pasar tradisional ini sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi di Kabupaten Cianjur terutama memberikan sumbangan bagi
pertumbuhan dan pembangunan kecamatan.
Kota kecamatan yang memiliki perkembangan pesat salah satunya adalah
Kecamatan Warungkondang, sebagai salah satu jalur lintas yang menghubungkan
dua kabupaten yaitu Kabupaten Cianjur, sebagai salah kecamatan yang
berkembang Kecamatan Warungkondang memiliki pasar tradisional yang
awalnya berada strategis diantara jalan utama penghubung dua kabupaten
tersebut. Kebutuhan akan ruang semakin besar dengan berkembangnya wilayah
dan penduduk, didasarkan atas daya dukung yang ada disebuah tempat maka
penataan ruang wajib dilakukan agar sebuah ruang dapat dimanfaatkan dengan
efisien sesuai dengan acuan penataan ruang, yang diantaranya adalah RTRW dan
RDTR (Rencana Detail Tata Ruang) yang dimiliki oleh setiap kawasan perkotaan.
Mengacu pada ketidaksesuaian antara RDTR wilayah perkotaan Warungkondang,
maka dikeluarkan SK mengenai relokasi pasar No. 272 tahun 2011, keputusan ini
dikeluarkan dengan beberapa pertimbangan yang telah dikaji oleh Pemerintah
Kabupaten Cianjur.
Selain tidak sesuai dengan RDTR wilayah perkotaan Warungkondang,
relokasi ini dilakukan berkaitan dengan lokasi pasar tradisional sebelumnya di
persimpangan jalan raya utama Cianjur dan Sukabumi, hal ini memberikan
kecenderungan msasalah, terutama berhubungan dengan tidak tersedianya fasilitas
lapangan parkir dan bongkar muat barang, menjadikan jalan raya menjadi tempat
parkir dan bongkar muat barang dan memberikan kecenderungan penghambatan
arus lalu lintas di jalan nasional yang menghubungkan dua kabupaten tersebut,
sementara keberadaan fasilitas pasar sangat dibutuhkan untuk memberikan
kenyamanan bagi pengunjung, tentunya dengan syarat sarana dan prasarana pasar.
menjadi tidak layak, dan tidak memungkinkan penyediaan fasilitas tersebut,
karena membutuhkan perluasan pasar, dan akan bersinggungan dengan
pemukiman masyarakat.
Relokasi pasar tersebut dibangun di Desa Cikaroya yang terletak ± 600
meter dari lokasi sebelumnya, dan dibangun diatas tanah dengan luas ± 4.548
meter persegi, lokasi ini telah dibangun dengan kelengkapan fasilitas pendukung
operasional pasar, pemberian zona barang kebutuhan yang dapat dibeli serta tata
bangunan pasar, hal tersebut menjadikan Pasar Warungkondang kini menjadi
pasar percontohan Jawa Barat. Pasar Warungkondang termasuk pasar tradisional
kelas I menilik syarat-syarat yang dikeluarkan oleh beberapa peraturan
pemerintah di beberapa kabupaten, diantaranya Kota Yogyakarka (Dinas
Pengelola Pasar Kota Yogyakarta, 2009, 16), dan Kabupaten Sleman, beberapa
syarat tersebut diantaranya pasar memiliki luas ±2.000 meter, dan dilengkapi oleh
fasilitas tempat parkir, bongkar muat barang, tempat promosi, sarana
pengamanan, sarana pengelola kebersihan, sarana air bersih, instalasi listrik, dan
radio pasar. Relokasi yang dilakukan diharapkan akan menambah daya beli
masyarakat, baik masyarakat di sekitar Kecamatan Warungkondang, maupun
wilayah kecamatan lainnya yang berdekatan dengan Pasar Warungkondang.
Saat sebuah relokasi dilakukan, akan terjadi sebuah transisi bagi masyarakat
yang telah biasa berbelanja pada lokasi pasar sebelumnya, hal ini dapat
menimbulkan keuntungan maupun kecenderungan masalah. Lokasi pasar saat ini
berada cukup jauh dari jalan utama menjadi hambatan untuk menuju lokasi pasar,
dan hingga saat ini belum ada trayek angkutan kota untuk menjangkau lokasi
pasar tersebut, serta kemudahan akses menuju pusat kota Cianjur untuk
menjangkau Pasar Induk Cianjur.
Saat relokasi dilaksanakan, maka terjadilah pengalihan pusat masyarakat.
Pasar sebagai pusat ekonomi masyarakat harus bisa menjangkau kegiatan
masyarakat sekitarnya, hal ini menjadikan letak pasar dimungkinkan dapat
dijangkau oleh seluruh masyarakat di sekitarnya. Pasar harus ditempatkan pada
lokasi yang strategis, agar aktivitas ekonomi masyarakat tetap stabil dalam upaya
kegiatan masyarakat, terutama aktivitas ekonomi, dikatakan oleh Sirojuzilam
(2006, hlm. 22) bahwa “lokasi adalah suat penjelasan yang dikaitkan dengan tata
ruang dari suatu kegiatan ekonomi. Hal ini selalu dikaitkan pula dengan alokasi
geografis dari sumber daya yang terbatas yang pada gilirannya akan berpengaruh
dan berdampak terhadap lokasi berbagai aktivitas baik ekonomi atau sosial”.
Menurut Christaller dalam Sumaatmadja (1988, hlm. 121) menyatakan
in reality such as points are settlement of different sizes whose strategic central locations allow a maximum number of people to participate in the activities which take place there as well as to consume the goods and services they produce such settlement are reffered to as central place. Thus, theory relating to them is known as central place theory.
Dijelaskan oleh Diana (2003), bahwa faktor-faktor penentu berkembangnya
lokasi perdagangan meliputi jumlah penduduk (daerah layanan) yang tergantung
pada faktor fisik yang mempengaruhi daya tarik suatu fasilitas perdagangan,
aksesibilitas (kemudahan pencapaian lokasi), keterkaitan spasial, jarak (adanya
kecenderungan untuk berbelanja pada pusat yang dominan, namun jaraknya
dekat), dan kelengkapan fasilitas perdagangan, dengan keadaan itu diperkirakan
akan mempengaruhi terhadap minat masyarakat dalam berbelanja. Relokasi yang
terjadi dapat berdampak positif maupun negatif, namun lokasi yang dapat
dijangkau yang diperlukan oleh masyarakat, karena lokasi yang dapat dijangkau
oleh masyarakat akan menimbulkan intensifnya aktivitas dan interaksi masyarakat
yang akan membawa pada terpenuhinya setiap kebutuhan masyarakat, dan lokasi
yang didatangi oleh banyak masyarakat akan membawa dampak baik bagi penjual
yang berada di pasar tersebut.
Pernyataan diatas memberikan asumsi bahwa lokasi strategis dan
kelengkapan fasilitas merupakan hal yang penting dari perkembangan lokasi
perdagangan, mengingat lokasi perdagangan sangat penting dan memberikan
keuntungan bagi penjual dan pembeli yang berada di sekitar Pasar
Warungkondang. Saat sebuah kebijakan pemerintah diambil dengan melakukan
relokasi maka dibutuhkan suatu evaluasi dari kebijakan yang diambil, karena
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas yang telah diuraikan oleh penulis, maka dari itu
penulis melakukan identifikasi terhadap masalah tersebut yang akan dikaji pada
penelitian ini. Identifikasi masalah ini disusun sebagai acuan kerja dalam
penelitian, adapun identifikasi masalah sebagai berikut.
1. Pasar Warungkondang yang relative jauh dari jalan utama (±600 meter),
dengan belum tersedianya angkutan kota untuk menjangkau lokasi.
2. Kemudahan akses menuju pusat kota Cianjur menimbulkan kecdenderungan
untuk lebih memilih berbelanja ke Pasar Induk Cianjur dibandingkan ke
Pasar Warungkondang.
3. Pada kenyataannya, pasar rakyat merupakan pusat ekonomi masyarakat
dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat, sehingga harus dapat
menjangkau kegiatan masyarakat yang berada di sekitarnya, dan pasar harus
ditempatkan di posisi yang strategis dengan jangkauan masyarakat.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelayanan Pasar Warungkondang Kabupaten Cianjur terhadap
masyarakat sekitar?
2. Bagaimana pengaruh pelayanan pasar terhadap respon pengunjung pasca
relokasi Pasar Warungkondang dilakukan
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis pelayanan Pasar Warungkondang Kabupaten Cianjur
terhadap masyarakat sekitar
2. Untuk mendeskripsikan pengaruh yang terjadi pada pengunjung dengan
pelayanan di Pasar Warungkondang Kabupaten Cianjur
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi pembaca, sebagai pengetahuan mengenai proses relokasi Pasar
2. Bagi pemerintah, sebagai bahan informasi, dan masukan bagi penentuan
kebijakan relokasi selanjutnya, terutama penentuan jangkauan pasar sebagai
aktivitas ekonomi masyarakat.
3. Bagi peneliti, sebagai referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya
mengenai Pasar Warungkondang.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi skripsi ini berisi rincian tentang urutan penulisan dari
setiap bab dan bagian bab yaitu sebagai berikut:
1. Bab I Pendahuluan
Pada bab I skripsi ini membahas uraian tentang latar belakang penelitian,
penelitian ini berdasarkan data-data, fakta-fakta sumber referensi dan
permasalahan yang terjadi yaitu relokasi Pasar Warungkondang yang terjadi.
Identifikasi masalah penelitian, dalam penelitian ini terdapat beberapa masalah
yang dapat diidentifikasi sehingga peneliti dapat menentukan batasan masalah
mengenai relokasi pasar yang terjadi.
Rumusan masalah, dalam penelitian ini terdapat beberapa rumusan masalah
mengenai hal yang terkait dengan relokasi pasar, yang diantaranya mengenai
jangkauan lokasi pasar dengan penduduk, lalu dihubungkan dengan fasilitas yang
telah dibangun, sehingga akan tergambarkan minat masyarakat untuk berbelanja
pasca relokasi terjadi.
Tujuan penelitian, menjelaskan tentang tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini berdasarkan poin-poin dalam rumusan masalah.
Manfaat penelitian, dalam penelitian ini terdiri dari manfaat teoritis dan
manfaat praktis.
Struktur organisasi skripsi, berisi rincian tentang urutan penulisan dari
setiap bab dan bagian bab.
2. Bab II Kajian Pustaka
Pada bab II dalam penelitian ini berisi uraian tentang kajian pustaka
mengenai teori-teori yang relevan dan memperkuat penelitian ini.
Pada bab III menyajikan mengenai metode penelitian yang menjelaskan
lokasi, populasi dan sampel penelitian, metode dan pendekatan penelitian,
variabel penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, tahapan
penelitian, istrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, dan teknik
pengolahan serta analisis data.
4. Bab IV Hasil dan Pembahasan
Pada bab IV, disajikan deskripsi lokasi penelitian, hasil penelitian dan
pembahasan mengenai pengolahan data atau analisis data untuk menghasilkan
temuan dari masalah penelitian, jawaban penelitian, hipotesis, tujuan penelitian,
dan pembahasan atau analisis temuan.
5. Bab V Kesimpulan dan Saran
Pada bab V, dijelasan secara singkat mengenai penafsiran dan pemaknaan
peneliti terhadap hasil analisis temuan peneliti dan rekomendasi untuk penelitian
berikutnya.
6. Daftar Pustaka
Berisi mengenai semua sumber tertulis yang relevan dalam penelitian ini,
berupa buku, jurnal, artikel, dan sumber-sumber lain. Dalam penulisan daftar
pustaka ini menggunakan sistem penulisan APA (American Psychological
Association) berdasarkan pedoman penulisan karya ilmiah UPI tahun 2014/2015.
7. Lampiran-lampiran
Berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian ini. Setiap lampiran
diberi nomor urut sesuai dengan urutan penggunaannya dan diberi judul untuk
G. Acuan Penelitian Sebelumnya
Tabel 1.2 Acuan penelitian yang relevan
No Nama Peneliti Tahun
Peneliain Judul Masalah Tujuan Metode Penelitian Hasil Penelitian
pendapatan
Relokasi yang dilakukan oleh pemerintah
dilakukan agar
lingkungan pasar menjadi nyaman, dan hal ini
dirasakan oleh
besar-besaran, dan pasar studi kasus di Pasar Sampangan
pedagang belum terbiasa
dengan zonasi
penempatan pedagang, dan penempatan dirasakan dampak negatifnya oleh pedagang yang berada di setuju, alasan setuju, serta keinginan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Warungkondang. Data RDTR
Perkotaan Warungkondang Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Kabupaten Cianjur
tahun 2013 mendeskripsikan Kecamatan Warungkondang terletak secara
astronomis di koordinat 1060 55’ 00” – 1070 15’ 00” BT, dan 6055’ 00”, dengan
batas administrasi sebagai berikut:
sebelah utara : Kecamatan Cugenang
sebelah barat : Kecamatan Gekbrong
sebelah timur : Kecamatan Cilaku
sebelah selatan : Kecamatan Cibeber
Adapun pertimbangan yang menjadikan dasar wilayah Kecamatan
Warungkondang dijadikan sebagai lokasi penelitian karena Kecamatan
Warungkondang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Cianjur yang
mengalami perkembangan pembangunan yang cukup pesat. Jalur Kecamatan
Warungkondang ini menghubungkan dua kabupaten yaitu Kabupaten Cianjur
dan Kabupaten Sukabumi, yang merupakan jalur lintas provinsi, sementara itu
dari sektor perdagangan saat ini Pasar Warungkondang dijadikan sebagai salah
satu pasar percontohan yang berada di Jawa Barat
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Sugiyono (2012, hlm. 117) menyatakan “populasi adalah wilayah
generalisasi terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu, ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan”. Berdasarkan pernyataan tersebut bahwa populasi terdiri atas suatu
objek, dan subjek yang berpengaruh pada fenomena geosfer yang terjadi. Pada
a. Populasi Wilayah
Populasi wilayah dari penelitian ini tidak dibatasi oleh keberadaan batas
administrasi selama merupakan pengunjung pasar, maka sejauh itulah batas
pelayanan dari Pasar Warungkondang.
b. Populasi Manusia
Populasi manusia dari penelitian ini pengunjung (pembeli ataupun pemilik
kios ataupun los) dan penduduk yang berada di Kecamatan Warungkondang.
Menurut kepala Pasar Warungkondang menyatakan bahwa setiap harinya,
diperkirakan jumlah pengunjung mencapai 5000 orang setiap harinya, dengan
jumlah pedagang sebanyak 258.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti. Cara
menentukan sampel yang digunakan adalah menggunakan aksidental sampling,
yaitu menanyakan kepada masyarakat mengenai aksesibilitas menuju pasar dan
beberapa hal yang ada kaitannya dengan penelitian.
Jumlah sampel yang akan dijadikan responden dapat dihitung dengan rumus
Slovin (Sugiyono, 2012, hlm. 81). Rumus Slovin yaitu sebagai berikut.
Keterangan:
n : jumlah elemen/anggota sampel
N : jumlah elemen/anggota populasi
e : error level (tingkat kesalahan) dengan catatan umumnya digunakan 1% atau 0,01; 5% atau 0,05; atau 10% atau 0,1)
Dalam penentuan sampel menggunakan tingkat kesalahan (error level)
Untuk sampel pengunjung pasar dengan tingkat kesalahan 10 %
= 98, 03 dibulatkan 98 orang
untuk pembagian sampel antara pembeli dan pemilik kios/los menggunakan
proportional random sampling, dengan proporsi 50%, dengan demikian untuk
pembeli 49 orang, dan pemilik kios/los 49 orang. Teknik pengambilan sampel
dilakukan dengan cara accidental sampling.
C. Metode dan pendekatan penelitian
1. Metode Penelitian
Sugiyono (2009, hlm. 2) menyatakan bahwa “Metode penelitian pada
dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu
diperhatikan yaitu, ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Adapun metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, karena penelitian ini
manghasilkan penggambaran pengaruh yang dirasakan oleh pengunjung pasca
relokasi pasar yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Cianjur. Adapun
pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara survei di lapangan.
2. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, pendekatan geografi yang digunakan adalah
pendekatan wilayah, karena dalam penelitian ini fokus utama adalah lokasi baru
untuk relokasi Pasar Warungkondang, yang memiliki karakteristik yang berbeda
fungsinya dari wilayah sekitarnya. Dalam penelitian ini terdapat hirarki yang
menunjukan kawasan perdagangan sebagai salah satu dari unsur kawasan
perkotaan. Dengan konsep geografi yang digunakan, diantaranya konsep lokasi,
D. Variable penelitian
Tabel 3.1 Variabel Penelitian
Variabel X
(Pelayanan Pasar
Warungkondang)
1. Lokasi strategis
2. Jarak
3. Aksesibilitas
4. Sarana dan
Prasarana
E. Definisi Operasional
1. Relokasi
Lokasi merupakan penanda dari suatu tempat. Menurut Sumaatmadja (1988,
hlm.118) “lokasi suatu benda atau suatu gejala dalam ruang dapat menjelaskan
dan dapat memberikan kejelasan pada benda atau gejala geografi yang
bersangkutan secara lebih jauh lagi”. Lokasi disini merupakan tempat yang
menjadi relokasi dari Pasar Warungkondang. Dalam hal ini relokasi dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah suatu proses pemindahan tempat dari tempa asal
ke tujuan ( KBBI, 2002), relokasi disini merupakan relokasi Pasar
Warungkondang. Sementara itu menurut Bintarto (1986), analisa geografi
menekankan pada tiga aspek yaitu jarak (distance), interaksi (interction), dan
movement. Dalam proses relokasi juga pentingnya masyarakat yang akan menjadi
pengguna pasar tersebut. Dalam proses relokasi jangkauan, keberadaan fasilitas,
dan perubahan minat pasca relokasi harus diperhitungkan agar dapat dievaluasi
apakah relokasi itu layak atau tidak.
2. Pasar Warungkondang
Variabel Y
(Respon)
1. Persepsi
2. Sikap
Pasar Warungkondang merupakan salah satu pusat aktivitas ekonomi
masyarakat di Kecamatan Warungkondang, yang menjadi jalur utama Sukabumi
dan Cianjur sehingga menjadi penyangga perekonomian di Kabupaten Cianjur.
F. Teknik pengumpulan data
Dalam rangka mendapatkan data dan informasi yang sesuai dengan masalah
dan tujuan penelitian, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
1. Observasi Lapangan, yaitu melakukan pengamatan secara langsung untuk
mendapatkan data primer yang actual dan secara langsung sesuai dengan
yang diharapkan.
2. Studi Literature, studi literature yaitu mempelajari buku, data Monografi
yang berkaitan dengan masalah yang dibahas, baik pendapatnya sebagai
teori maupun sebagai pembanding dalam pemecahan masalah ini.
3. Angket, Pengumpulan data penelitian menggunakan kuesioner dikemukakan
oleh Sugiyono (2009, hlm. 142) bahwa:
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.
4. Dokumentasi, yaitu mencari data berupa catatan, dokumen, foto, sebagai
pelengkap data primer yang ditemukan di lapangan.
G. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah mengacu
dari Pabundu (2005, hlm 91) yaitu :
1. Editing data, data yang terkumpul di baca kembali kemudian diperbaiki jika
ada hal-hal yang masih kurang. Data yang akan diolah lebih lanjut adalah
data yang cukup baik dan relevan terhadap tujuan penelitian.
2. Coding, pengklasifikasian atau pengelompokan jawaban menurut macamnya
diketahui apakah data tersebut sudah memenuhi terhadap pertanyaan
peneliti.
3. Entry, dilakukan setelah coding data dimana setelah diklasifikasikan data
dimasukan kedalam kolom-kolom yang terdapat pada Ms Exel 2013.
4. Tabulasi, hasil dari coding dan entry, data-data yang sudah terkumpul
didalam tabel kemudian dapat menghasilkan angka-angka sehingga dapat
dihitung jumlah masalah dalam berbagai kategori kemudian ditampilkan
dalam bentuk tabel.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data digunakan untuk menganalisis data yang telah terhimpun
sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan. Dalam penelitian ini teknik yang
digunakan adalah sebagai berikut:
1. Analisis Lokasi
Analisis lokasi yang dimaksudkan dilakukan untuk melihat lokasi pasar
yang sentral yang dapat digunakan oleh masyarakan Kecamatan Warungkondang,
maka digunakan analisis lokasi sentarl dari Christaller. Teori Christaller ini dapat
digunakan untuk menganalisis pusat-pusat pelayanan dan kegiatan ekonomi yang
sudah ada terhadap daerah sekitarnya, juga dapat digunakan untuk merencanakan
suatu lokasi kegiatan, seperti perencanaan lokasi pusat perniagaan, pasar, rumah
sakit, sekolah, dan pelayanan sosial lainnya (Sumaatmadja, 1988, hlm. 125-126).
Dalam kaitannya pasar menggunakan asas K = 3, artinya sepertiga masyarakat
yang ada di sebuah wilayah akan terpengaruh oleh keberadaan pasar.
Perhitungan Christaller tergantung atas Range (jarak yang ditempuh) dan
Threshold (ambang penduduk minimum), sehingga dapat disimpulkan jawaban
sebuah tempat strategis atau tidak.
a. Range
Daldjoeni (1996, hlm.153) menerangkan range merupakan penggambaran
kesanggupan seseorang untuk menjangkau suatu tempat, dalam relokasi ini ange
dapat diambil dari rerata jangkauan setiap responden menuju pasar, dengan
Jika mayoritas pembeli sangat setuju dengan lokasi baru, maka range pasar > rerata jarak tempuh responden
Jika mayoritas pembeli netral dengan lokasi baru, maka range = rerata jarak tempuh responden
Jika mayoritas pembeli sangat tidak setuju, maka range < rerata jarak yang ditempuh oleh responden.
b. Threshold
Threshold menurut Saraswati (2012) merupakan ambang penduduk minimal
yang dibutuhkan untuk mendukung penawaran dan jasa, termasuk agar pasar
dapat beroperasi dibandingkan dengan sepertiga jumlah penduduk di sebuah desa
karena perdagangan menggunakan asas K=3, dengan ketentuan sebagai berikut.
Jika angka total > angka threshold maka pasar akan terus hidup namun tidak akan mampu melayani kebutuhan semua penduduk. Harus dibuka
pasar lain agar dapat memenuhi kebutuhan tersebut
Jika angka total = angka threshold maka pasar aka terus hidup, dan kebutuhan semua penduduk akan terpenuhi. Ini adalah kondisi yang ideal
Jika angka total < angka threshold maka pasar tidak akan bertahan lama karena pembeli yang dibutuhkan oleh pedagang tidak terpenuhi
2. Analisis Kelayakan Fasilitas
Dalam kelayakan fasilitas, sesuai dengan standar pelayanan umum yang
dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum, dapat diukur kelayakan dari
jalan, dan sanitasi (meliputi pengelolaan air limbah, pengurangan, dan
pengangkutan sampah, serta drainase).
a. Jalan, berhubungan dengan pergerakan dari satu tempat menuju tempat yang
lain, termasuk berhubungan dengan jarak, interaksi, dan pergerakan.
Semakin besar interaksi dan pergerakan yang terjadi, semakin baik kualitas
dan kemudahan dalam akses jalan, semakin baik akses jalan tentunya
menjadi daya tarik seseorang untuk melakukan aktivitas di tempat tersebut,
dalam penentuan kualitas konektivitas berdasarkan IRI (International
Roughness Index) sesuai dengan standar pelayanan umum Dinas Pekerjaan
Keterangan :
IRI = nilai tingkat kualitas konektivitas
RCI = Road Conditional Index (skala 0-10)
Tabel 3.2 Korelasi antara Nilai RCI dengan Kondisi Jalan
No Jenis Permukaan Kondisi yang ditinjau secara
visual Nilai RCI
1
Jalan tanah dengan drainase yang jelek dan semua tipe permukaan yang tidak diperhatikan sama sekali
Tidak bias dilalui 0-2
2
Semua tipe perkerasan yang tidak diperhatikan sejak lama (4-5 tahun atau lebih)
Rusak berat, banyak lubang,
Pen. Mac. Lama Latasbum lama, Tanah/Batu Kerkil gravel kondisi baik dan sedang
Rusak, bergelombang,
banyak lubang 3-4
4 Pen.Mac. setelah pemakaian 2 tahun, Lastabum lama
Agak rusak, kadang-kadang ada lubang, permukaan jalan tidak rata
4-5
5 Pen.Mac. baru, lasbutag setelah pemakaian 2 tahun
Cukup, tidak ada atau edikit sekali lubang, permukaan jalan agak tidak rata
5-6
6 Lapis tiopis lama dari hotmix,
latasbum baru, latasbug baru Baik 6-7
7 Hotmix stelah 2 tahun, hotmix
tipis diatas Pen.Mac. Sangat baik umumnya rata 7-8
8
Hotmix baru (lataston, laston) (peningkatan dengan
menggunakan lebih dari 1 lapis).
Sangat rata dan teratur 8-10
Sumber : Silvia Sukirman (1995)
Berdasarkan nilai IRI, yang diambil, maka klasifikasi tingkat kualitas jalan
aspal dikategorikan sebagai berikut.
No Kategori Jalan Nilai IRI
1 Baik ≤ 4
2 Sedang >4 dan ≤8
3 Rusak >8 dan ≤12
4 Rusak Berat >12
Sumber : SPM Dinas PU 2014
b. Persentase pengangkutan sampah menurut SPM Dinas Pekerjaan Umum
2014
Keterangan:
A = jumlah penduduk yang dilayani melalui kegiatan
pengangkutan sampah
B = jumlah total penduduk perkotaan (jiwa)
Besaran A, dapat dihitung dengan rumus
Keterangan:
C = kapasitas kendaraan pengangkut (m3/unit) D = jumlah ritasi (kali/hari)
E = jumlah truk (unit)
F= timbulan sampah (liter/jiwa/hari), menurut SNI timbulan sampah 2,65/liter/jiwa/hari)
Ketentuan dalam SPM (Standar pelayanan Minimal) dalam Dinas Pekerjaan
Umum untuk besaran stnadar pengangkutan sampah di satu wilayah indikator
minimal tercapainya adalah 70 %.
c. Sarana dan Prasarana
Dalam analisis ini menggunakan kesesuaian indikator sarana dan prasarana
sesuai syarat pasar sehat menurut KMK No. 519 tahun 2008, mencakup area
parkir, pengelolaan sampah, selokan/drainase, pengelolaan air limbah, kamar
dengan cara skoring dan dipersentasikan dengan tiga kategori yang yang ditujukan
Tabel 3.4, dengan perhitungan sebagai berikut
Tabel 3.4 Kesesuaian Sarana dan Prasarana Pasar
No Persentase Kesesuaian Kategori
1 0 – 33 % Tidak Sesuai
2 34 – 67 % Cukup Sesuai
3 68 – 100 % Sesuai
3. Analisis Statistika
Analisis statistik adslah analisis yang digunakan untuk mengaetahui
kecenderugan-kecenderungan jawaban responden yang digunakan berdasarkan
metode persentase menurut Santoso (2001, hlm 299) dengan rumus sebagai
berikut:
Presentasi =�/�� %
Keterangan:
P = persentase
F = data yang didapatkan
n = Jumlah seluruh data
100% = Bilangan konstanta
Angka yang dimasukan ke dalam rumus diatas merupakan data yang
diperoleh dari hasil jawaban responden atas pertanyaan yang diajukan. Hasil
perhitungan tersebut kemudian dibandingkan dengan kriteria yang telah
ditentukan.
Kriteria penjabaran mengenai nilai persentase yang akan dihasilkan dari
penghitungan yaitu menggunakan persentase hasil penelitian yang dikemukakan
oleh Effendi dan Manning (1991, hlm. 263) yang dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Persentase Hasil Penelitian
Persentase Kriteria
75% - 99% Sebagian besar
51% - 74% Lebih dari setengahnya
50% Setengahnya
25% - 49% Kurang dari setengahnya
1% - 24% Sebagian kecil
0% Tidak ada / tidak seorangpun
Sumber : Effendi dan Manning (dalam Mahardika, 2014, hlm 49)
4. Skala Likert
Skala likert menurut Riduwan (2009, hlm 87) digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau
gejala sosial. Dalam penelitian ini menggunakan skala likert untuk menganalisis
pendapat dan persepsi pengunjung pasar yang terdiri atas pedagang dan pembeli
mengenai kondisi sarana dan prasarana pasar dan relokasi yang terjadi di Pasar
Warungkondang. Pengukuran berdasarkan indikator yang telah diturunkan dari
variabel menggunakan skala 1-5 dengan keterangan yang dihubungkan sesuai
jawaban, adapun skala likert ditampilkan pada Tabel 3.6
Tabel 3.6 Alternatif jawaban menggunakan Skala Likert (Respon Relokasi)
Indikator
Nilai/Kategori Jawaban
Sangat
Setuju Setuju Netral
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Pernyataan
Positif 5 4 3 2 1
Pernyataan
Negatif 1 2 3 4 5
Sumber : Ulber (2009, hal 229)
Tabel 3.7 Alternatif jawaban menggunakan Skala Likert
(Respon Fasilitas)
Indikator Nilai/Kategori Jawaban
Layak Layak Layak Layak
Pernyataan
Positif 5 4 3 2 1
Angket yang telah disebar dan diisi oleh pengunjung pasar selanjutnya
jawaban di tabulasi dan didapat kecenderungan atas jawaban pengunjung tersebut.
Angket yang berisikan tabel dengan item sarana dan prasarana yang kemudian
diukur menggunakan skala Likert akan diolah dalam perhitungan yaitu
Pernyataan Positif
Skor Indeks = ((F1x1)+(F2x2)+(F3x3)+(F4x4)+(F5x5))
Keterangan
F1 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 1 (Sangat Tidak Setuju)
F2 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 2 (Tidak Setuju)
F3 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 3 (Netral)
F4 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 4 (Setuju)
F5 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 5 (Sangat Setuju)
Pernyataan Negatif
Skor Indeks = ((F1x1)+(F2x2)+(F3x3)+(F4x4)+(F5x5))
Keterangan
F1 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 1 (Sangat Setuju)
F2 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 2 (Setuju)
F3 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 3 (Netral)
F4 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 4 (Tidak Setuju)
F5 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 5 (Sangat Tidak Setuju)
Untuk melihat sikap dan persepsi masyarakat secara keseluruhan, dilakukan
dengan langkah-langkah berikut :
1) Menentukan total skor maksimal : skor tertinggi x jumlah responden
2) Menentukan total skor minimal : skor terendah x jumlah responden
3) Persentase skor : (total skor : nilai maksimal) x 100
Hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka selanjutnya adalah
dilakukan dalam analisis dari setiap jawaban responden yang dijadikan sampel
penelitian, persentase hasil akumulasi skala Likert yang akan ditunjukan pada
Tabel 3.8.
Tabel 3.8 Kriteria Interpretasi Skor
Angka 0%-20% Sangat lemah
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
1. Lokasi Pasar Warungkondang saat ini pasca relokasi berada pada posisi
yang tidak cukup strategis sebagai unit pelayanan utama, karena tidak berada
posisi sentral diantara unit layanan kecil yang berada di sekitar masyarakat.
Letaknya berada di ±600 meter dari lokasi sebelumnya yang berada di dekat jalan
provinsi yang menghubungkan Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Sukabumi.
Pasar Warungkondang berada di posisi tidak sentral dengan posisi persebaran
pengunjung Pasar Warungkondang, hanya mendekati posisi sentral, sehingga
dapat dikatakan tidak cukup strategis bagi pengunjung di sekitarnya, adapun
pertimbangan bagi pembeli untuk berbelanja adalah melihat kelengkapan dari
barang yang dijual, harga yang relatif sama dengan wilayah lain, dan tentunya
dekat dengan tempat tinggal. Saat ini keberadaan pasar dinilai cukup ideal bagi
masyarakat Kecamatan Warungkondang.
Jarak yang ditempuh oleh pembeli beragam, dan pembeli tidak keberatan
untuk menempuh jarak lebih jauh dari sebelumnya untuk mencapai pasar, dengan
catatan akses angkutan kota segera melewati pasar, dengan kemudahan tersebut
akan menambah daya tarik masyarakat untuk menuju Pasar Warungkondang,
terutama dengan adanya fasilitas yang nyaman bagi pembeli, karena fasilitas yang
nyaman akan membawa kenyamanan dan keamanan bagi pembeli mauun
pedagang. Hanya saja yang dikeluhkan oleh pedagang adalah tidak tersedianya
hydran pemadam kebakaran di pasar tersebut, hydran merupakan komponen
penting dalam bangunan terutama bangunan sebesar Pasar Warungkondang,
mereka takut bahwa kejadian tahun 2010 akan terulang kembali.
2. Respon masyarakat mengenai relokasi pasar beragam, respon terdiri atas
respon pedagang dan pembeli, respon pembeli tergolong cukup, pedagang
beranggapan bahwa relokasi ini akan membawa dampak negative bagi mereka,
pedagang beanggapan bahwa pembeli lebih banyak berbelanja ke Pasar Induk
Cianjur yang memiliki akses angkutan kota. Hingga saat ini mereka masih
menunggu perkembangan Pasar Warungkondang, dan belum mengambil
keputusan untuk pindah ataupun tidak, hanya saja mereka ingin Pasar
Warungkondang terlewati oleh angkutan kota sehngga mempermudah bagi
pembeli dan pedagang.
Respon pembeli teradap relokasi, mereka menyambut baik dengan adanya
relokasi, karena mereka merasakan lokasi saat ini sangat nyaman dan aman untuk
dikunjungi, namun hampir sama dengan pedagang, mereka mengeluhkan akses
angkutan kota, mereka tidak keberatan dengan jarak yang ditempuh lebih jauh 600
meter bila kemudahan akses menuju pasar didapat. Kenyamanan fasilitas dan
akses yang mendukung akan menambah daya tarik bagi pembeli dan merupakan
hal yang penting bagi kemajuan Pasar Warungkondang.
B. Rekomendasi
Adapun rekomendasi dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Pemerintah harus segera bergerak cepat agar pasar dapat ramai kembali,
dengan mengubah rute angukutan kota, agar pasar terlewati oleh mobil
angkutan kota, sehingga dapat membawa keuntungan bagi pedagang dan
pembeli, dan tindak tegas bagi mobil angkutan kota yang tidak ingin
melewati pasar.
2. Pihak pengelola pasar segera meminta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
untuk menyediakan hydran pemadam api sebagai komponen penting dari
bangunan pasar.
3. Pedagang harus bekerja sama dengan pemerintah untuk meramaikan suasana
pasar, bisa dengan mengadao kan berbagai acara ataupun event dan
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Abdurrachman, M. 1988. Geografi perilaku : Suatu Pengantar Studi Tentang
Persepsi Lingkungan. Jakarta : Depdikbud
Adisasmita, R. 2008. Pengembangan Wilayah : Konsep dan Teori. Yogyakarta : Graha Ilmu
Agung S, Mahardika. 2014. Eksistensi Industri Keripik Pisang di Provinsi Lampung. Skripsi UPI. Bandung : Tidak dipublikasikan
Ahmadi, Abu. 1992. Psikologi Umum. Jakarta : Rineka Cipta
Azwar Syarifudin.(1995) Sikap Manusia Teori dan Pengukuranya. Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Adiyandya, Made S. 2015. Thesis : Analisis tingkat efektifitasa dan daya saing
program revitalisasi pasar tradisional di Pasar Agung Paninjoan. Denpasar :
Universitas Udayana (tidak dipublikasikan)
Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur. 2011. Kabupaten Cianjur Dalam Angka. Cianjur : BPS Kabupaten Cianjur
Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur. 2013. Kabupaten Cianjur Dalam Angka. Cianjur : BPS Kabupaten Cianjur
Diana, A dan Tjipto, F. 2003. Total Quality Management. Yogyakarta : Andi
Daldjoeni, N. 1992. Geografi Desa dan Kota. Bandung : Alumni
Daldjoeni, N. 1992. Geografi Baru (Organisasi Keruangan dalam Teori dan Praktek. Bandung : Alumni
Hidayat, A. 1986. Pedoman untuk Pembangunan Perumahan Sederhana. Jakarta : Departemen Pekerjaan Umum
Jayadinata, J. 1999. Tata Guna Tanah Dalam Perencanaan Pedesaan, Perkotaan,
dan Wilayah. Bandung : ITB Press
Kencanawati, T. 1998. Alih bahasa : Penerjemah berdasar makn. Pedoman untuk
Pemanduan Antarbahasa. Jakarta : Arcan
Kartono, K. 1996. Psikologi Umum. Bandung : Mandar
Maryani, E. 2014 Modul Geografi Pariwisata. Bandung : Tidak dipublikasikan
Purwanto, H. 1998. Pwngantar Perilaku Manusia untuk Keperawatan. Medan : USU
Press.
Riduwan. 2011. Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta
Sardiman, AM. 1992. Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta : CV Rajawali
Santoso, Singgih. 2001. Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta : PT. Alex Media Komputindo
Sirojulzilam.2006. Teori Lokasi. Medan : USU Press.
Soemanto, W. 1998. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Sugiyah. 2001. Partisipasi Komite Sekolah dalam Penyelenggaraan RSBI di Sekolah
SDN Wates. Thesis Universitas Negeri Yogya.
Sugiyono.2009. Metode Penelitiaan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alpabeta
Sugiyono.2012. Metode Penelitiaan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alpabeta
Sukirman, S.1995.Perkerasan Lentur Jalan Raya. Bandung : Nova
Sumaatmadja, Nursyid. 1988. Studi Geografi Suatu pendekatan dan Analisa
Geografi. Bandung: Alumni
Sumaatmadja, Nursyid. 1988. Geografi Pembangunan. Jakarta : Dinas Pendidikan Nasional
Sumaryadi, I Nyoman. 2010. Sosiologi Pemerintahan dan Perspektif Pelayanan
Pemberdayaan, Interaksi,dan Sistem Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia.
Bogor : Ghalia Indonesia
Surastopo Hadisumarno dan Bintarto. (1986). Metode Analisa Geografi. Jakarta : LP3ES
Tarigan, Robinson. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta : Bumi
Aksara
Tarigan, Robinson. 2005. Ekonomi Regional : Teori dan Aplikasi. Jakarta : Bumi Aksara
Thomas, Richard S. 1974. The Geography of Economic Activity. New York : McGraw-Hill
Tim Penyusun Perda RDTR. Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan
Warungkondang. Cianjur: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Kabupaten
Cianjur
Triutomo, S. 2001. Pengembangan Wlayah melalaui Pembentukan Kawasan
Ekonomi Terpadu dalam Tiga Pilar Pengembangan Wilayah. Jakarta : BPPT
Ulber, S. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT Refika Aditama
Walgito, Bimo. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andioofset
Wirawan, Sarwono. 1992. Psikologi Lingkungan.Jakarta.Grasindo
Yunus, Hadi S. 2010. Metodologi Penelitian Wilayah Kontemporer. Yogyakarta :Pustaka Pelajar
Sumber Jurnal
Friedman dan Alonso. 2008. Regional Development Planning : A READER. New Zealand Geografer. Vol. 23 hlm. 179
Umam, Khairul,dkk. 2012. Pola Distribusi Spasial dan Daya Lahan Fasilitas
Perbankan di Kabupaten Kudus. Geo Image. Vol. 10.
Sumber Peraturan Pemerintahan
Badan Pemerintah Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Cianjur
Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informasi (Dishubkominfo) Kabupaten Cianjur
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Cianjur
Keputusan Menteri Kesehatan No. 519 tahun 2008
Peraturan Daerah Dinas Pengelolaan Pasar Kota No. 16 Tahun 2009
Peraturan Daerah No. 17 Tahun 2012 mengenai RTRW Kabupaten Cianjur
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 20 Tahun 2012
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 mengenai Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 70/M-DAG/PER/12/12013 Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor 03-1733-2004 mngenai Tata Cara
Perencanaan Perumahan di Perkotaan. SK Relokasi Pasar No. 272 Tahun 2011
UU Republik Indonesia No. 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan
UU Republik Indonesia No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
Sumber Internet :
_________. 2013. Teori Christaller (Central Place Theory. [oline].
www.wikipedia.com ( 5 November 2015)
Dewi, Utami dan F. Winarni. 2012. Jurnal : Pengembangan Pasar Tradisional
Menghadapi Gempuran Pasar Modern. [online].
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Utami%20Dewi,%20M.PP/P
ENGEMBANGAN%20PASAR%20TRADISIONAL.pdf (2 April 2015)
Fathir. 2013. Cara Menghitung Skala Likert. [online]. https://fathirphoto.wordpress.com/2013/09/24/cara-menghitung-skala-likert/ (15 Januari 2015)
Hertanto, Henrik Boby. 2012. Penentuan Lokasi Pasar. [online].
http://geoenviron.blogspot.com/2012/10/teori-lokasi-kegiatan-perdagangan.html (2 Februari 2015)
Khoirunnisa, Nurfitri. 2012. Teori Tempat Pusat Christaller. [online].
http://nurfitriekhoirunnisa.blogspot.com/2012/10/teori-tempat-pusat-christaller.html (16 Januari 2015)
Maulani, Puri. 2013. Perencanaan dan Pembangunan Wilayah dan Kota : Konsep,
Teori, Interaksi. [online]. http://perpustakaancyber.blogspot.com (2 April 2015).
Nugraha, S. 2007. Penentuan ukuran sample memakai rumus slovin dan tabel
krejcie-morgan: telaah konsep dan aplikasinya. [online]. http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/penentuan
_ukuran_sampel_memakai_rumus_slovin.pdf (3 Mei 2015)
Saraswati, R. 2013. Teori Konsep Metode Teknik Analisis. [online]
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/ratna.saraswati/material/teorikonsepmet odeteknikanalisis.pdf (Diunduh 5 November 2015)
Setiawan, Agnas. 2013. Central Place Theory. [online]. http://agnazgeograph.wordpress.com (5 November 2015)
Suwardo. 2012. Tingkat Kerataan. [online]