• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK LATIHAN CRUISE INTERVAL DENGAN AUSTRALIAN HEART-RATE REPEAT SEST TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN : Studi Eksperimen pada Atlet Perkumpulan Renang Five Stars SC Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DAMPAK LATIHAN CRUISE INTERVAL DENGAN AUSTRALIAN HEART-RATE REPEAT SEST TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN : Studi Eksperimen pada Atlet Perkumpulan Renang Five Stars SC Bandung."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

Arini Ayuningrias, 2014

Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan

DAMPAK LATIHAN CRUISE INTERVAL DENGAN AUSTRALIAN

HEART-RATE REPEAT SEST TERHADAP PENINGKATAN

KEMAMPUAN DAYA TAHAN

(Studi Eksperimen pada Atlet Perkumpulan Renang Five Stars SC Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh :

ARINI AYUNINGRIAS WULANDARI

1005866

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

(2)

Arini Ayuningrias, 2014

Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan

DAMPAK LATIHAN CRUISE INTERVAL DENGAN AUSTRALIAN

HEART-RATE REPEAT SEST TERHADAP PENINGKATAN

KEMAMPUAN DAYA TAHAN

(Studi Eksperimen pada Atlet Perkumpulan Renang Five Stars SC Bandung)

Oleh

Arini Ayuningrias W

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

© Arini Ayuningrias 2010 Universitas Pendidikan Indonesia

2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Arini Ayuningrias, 2014

Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan

LEMBAR PENGESAHAN

ARINI AYUNINGRIAS WULANDARI

DAMPAK LATIHAN CRUISE INTERVAL DENGAN AUSTRALIAN

HEART-RATE REPEAT SEST TERHADAP PENINGKATAN

KEMAMPUAN DAYA TAHAN

(Studi Eksperimen pada Atlet Perkumpulan Renang Five Stars SC Bandung)

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Drs. H. Dede Rohmat N, M.Pd. NIP. 196312091988031001

Pembimbing II

Drs. Basiran, M.Pd. NIP. 195611281986031004

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan

(4)

Arini Ayuningrias, 2014

Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Dampak Latihan

Cruise Interval dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest terhadap

Peningkatan Kemampuan Daya Tahan” ini beserta seluruh isinya adalah

benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan

dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam

masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi

yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran

terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain

terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Januari 2014

Yang membuat pernyataan,

(5)

Arini Ayuningrias, 2014

Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan

ABSTRAK

DAMPAK LATIHAN CRUISE INTERVAL DENGAN AUSTRALIAN

HEART-RATE REPEAT SEST TERHADAP PENINGKATAN

KEMAMPUAN DAYA TAHAN

(Studi Eksperimen pada Atlet Perkumpulan Renang Five Stars SC Bandung)

Dosen Pembimbing : Drs. H. Dede Rohmat N, M.Pd. Drs. Basiran, M.Pd.

Arini Ayuningrias* 2014

Skripsi ini dilatar belakangi dari pengamatan penulis pada beberapa faktor pendukung cabang olahraga renang. Salah satunya yang sangat penting dalam olahraga renang adalah metode latihan yang diberikan kepada atlet. Metode latihan yang dapat digunakan untuk melatih daya tahan adalah dengan metode latihan cruise interval dan metode latihan Australian heart-rate repeat sets. Kedua metode latihan ini mempunyai tingkat kesesuaian serta kelebihan dan kelemahan yang berbeda, tetapi kejelasan tentang pengaruh kedua metode latihan tersebut terhadap peningkatan kemampuan daya tahan dalam cabang olahraga renang belum terungkap secara jelas. Oleh karena itu menjadi penting untuk dilakukan penelitian mengenai masalah tersebut.

Tujuan dari penelitian yang penulis ajukan adalah melihat perbedaan dampak metode latihan cruise interval dan metode latihan Australian heart-rate repeat sets terhadap peningkatan kemampuan daya tahan.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dengan variabel bebas ke-1 adalah metode latihan cruise interval, variabel ke-2 adalah metode latihan Australian heart-rate repeat sets, dan variabel terikatnya adalah kemapuan daya tahan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah atlet dari Perkumpulan Renang Five Stars Swimming Club Bandung sebanyak 10 orang dengan menggunakan teknik sampling purposive, dan dibagi ke dalam dua kelompok dengan cara rangking.

Berdasarkan pengolahan data dan analisis data, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: metode latihan cruise interval dan metode latihan Australian heart-rate repeat sets memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan daya tahan. Serta metode latihan cruise interval memberikan dampak yang lebih signifikan terhadap peningkatan kemampuan daya tahan pada Atlet Perkumpulan Renang Five Stars Swimming Club Bandung bila dibandingkan dengan metode latihan Australian heart-rate repeat sets.

(6)

Arini Ayuningrias, 2014

Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan

ABSTRACT

THE IMPACT OF CRUISE INTERVAL EXERCISE AND AUSTRALIAN

HEART-RATE REPEAT SEST TO THE ATHLETE’S ENDURANCE

(Experimental Research in Perkumpulan Renang Five Stars SC’s Athletes, Bandung)

Instructors : Drs. H. Dede Rohmat N, M.Pd. Drs. Basiran, M.Pd.

Arini Ayuningrias* 2014

This research studies the supporting factors in competitive swimming, one of which is training method. Training methods that may be applied to practice endurance are cruise interval exercise and Australian heart-rate repeat set exercise. These methods have different rate of suitability and each method has its strengths and weaknesses. However, there is no clear evidence of how these methods affect the endurance of the athletes.

The aim of this research is to discover which exercise has better effect to the endurance of the athletes.

In this research I am using the experiment method, the subject of the experiment are KU IV athletes in Five Stars SC Bandung. There are ten people involved which will be divided into two groups.

The conclusion of the research will show that there is significant difference between cruise interval exercise and Australian heart-rate repeat sets exercise to the endurance of the athletes. Cruise interval exercise show a significant effect to Five Stars SC Bandung’s athletes compared to Australian heart-rate repeat sets exercise.

(7)

Arini Ayuningrias, 2014

Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas berkat

dan rahmat-Nya, sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini tepat

pada waktunya tanpa hambatan yang berarti.

Skripsi ini berjudul “Dampak Latihan Cruise Interval dengan Australian

Heart-Rate Repeat Sest terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan pada Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Pendidikan

Olahraga Dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini masih terdapat

banyak kekurangan, hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan dan pengalaman

penulis baik mengenai materi yang di bahas maupun tata cara penulisan skripsi

yang baik dan benar. Namun sebagai bahan perbaikan, penulis sangat menerima

kritik dan saran yang tentunya bersifat mendorong untuk kemajuan di kemudian

hari.

Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi semua pihak, khususnya bagi

penulis sendiri maupun bagi orang lain yang membacanya.

(8)

Arini Ayuningrias, 2014

Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillahirabbil’alamin, satu kata yang penulis utarakan untuk berterimakasih kepada Allah SWT yang telah memberikan bimbingan, rahmat,

serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Dampak Latihan Cruise Interval dengan Australian Heart-Rate

Repeat Sest terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan” untuk memenuhi prasyarat kelulusan tingkat Sarjana Strata-1 di Program Pendidikan

Kepelatihan Olahraga FPOK UPI.

Pada kesempatan ini, Perkenalkan penulis menyampaikan penghormatan dan

penghargaan yang besar serta mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada

1. Allah SWT, yang terus memberikan rahmat-Nya serta nikmat yang berlimpah

kepada penulis, semoga saya dapat selalu beribadah dengan baik untuk

membalasnya.

2. Kedua orangtua tercinta, Alm Tita Rustiati dan Triono Budhi Utomo, yang

telah memberikan doa penuh dengan ketulusan serta dorongan moril dan

materil tiada henti kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

3. Untuk adikku Rizka Prastiti dan Shanaz Suciati, yang selalu memberikan doa,

semangat serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Tanteku, Ine Agustine yang telah banyak memberikan pelajaran yang berharga

dalam menjalani kehidupan ini kepada penulis, serta bantuan secara moril dan

materil. Terima kasih atas doa, bantuan motivasi, dan nasehatnya yang sangat

berharga.

5. Dr. Yunyun Yudiana M.Pd, Dekan Fakultas Pendidikan Olahraga dan

Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

6. Drs. Sucipto, M.Kes, Ketua program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan

Rekreasi FPOK-UPI atas izin dan rekomendasinya untuk menyusun skripsi

ini.

7. Dr. H. R. Boyke Mulyana, M.Pd, Ketua jurusan Pendidikan Olahraga atas izin

(9)

Arini Ayuningrias, 2014

Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan

8. Drs. Dadan Mulyana, M.Pd, Dosen Pembimbing Akademik yang selalu

telaten menasehati dan mengarahkan penulis disetiap kesempatan, selama

studi perkuliahan sampai penulis menyelesaikan perkuliahan.

9. Drs. H. Dede Rohmat N, M.Pd selaku Dosen pembimbing I yang telah

membimbingan, mengarahkan, serta memotivasi dan memberikan

masukan-masukan kepada penulis sehingga memberikan kemudahan dalam pembuatan

skripsi ini.

10.Drs. Basiran, M.pd. selaku Dosen pembimbing II yang telah memberikan

arahan dalam teknik penulisan skripsi, serta memberikan dorongan motivasi

selama penyusunan skripsi ini.

11.Nida’ul Hidayah, M.Si, selaku Dosen Statistik yang selalu memberikan

bimbingan tentang pengolahan data penelitian sehingga penulis dapat

mengerti dan mengerjakan penelitian dengan baik.

12.Dahri dan Bapak Widi selaku staf jurusan yang senantiasa memberikan

bantuan, kemudahan dan kelancaran kepada penulis dalam penyusunan skripsi

ini.

13.Seluruh dosen jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga yang telah

memberikan ilmu yang sangat berharga selama penulis berkuliah di jurusan

Pendidikan Kepelatihan Olahraga FPOK UPI.

14.Seluruh Staf Dosen Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan UPI.

15.Ka Chaerul dan Tante Elis, selaku ketua dan pelatih PRI Five Stars SC

Bandung yang telah memberikan izin penelitian serta selalu memberikan

masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

16.Ka Irsan Sutedja, pelatih yang ga akan ada matinya dihati penulis.

Terimakasih hingga saat ini sudah membantu dan selalu memberikan

motivasi, dan setiap tutur katamu akan selalu diingat sampai kapapun oleh

penulis.

17.Para pelatih Five Stars SC Bandung, Aquarius Bandung (Ko Doni, Ka Aam,

Ka Dadang, Ka Aceng, Ka Yudhi, Ka Anggun, Ka Desi dan Ka Wahid) yang

telah turut serta membantu dalam memberikan masukan dan pelaksanaan

(10)

Arini Ayuningrias, 2014

Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan

18.Para atlet Five Stars Swimming Club Bandung yang telah bersedia menjadi

naracoba dalam pelaksanaan penelitian.

19.Teman perjuangan terbaik selama perkuliahan ini, Weni Puspitasari, Ni Eka

Dewi. Terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan selama ini,

pokonya “the best for you guys”.

20.Gengs di perkuliahan, Fauzan Achmad, Ni Eka Dewi, Weni Puspitasari,

Linggar Gurnita, Restu Widya, Rizaldo Septiano, Argian Rizki T, Dea Annisa,

Sarah Widya, Imam M, Lina (ogoh), Sari (oding), Mila N, Susanti. Mereka

adala orang-orang yang telah memberikan banyak pengalaman dan motivasi

dalam setiap masa-masa perkuliahan. Terimakasih yang paling besar buat

kalian ya kawan, semua kenangan bersama kalian itu tidak akan pernah

terlupakan.

21.Teman SMA yang kece banget, Ariyanto Wibisono, Anggi Hariyandi, Diah

Nareswari, Zaramitha Z, Mahisa Silmi, Aninda A, Yuri, Doni Iswanto,

Nunies. Terimakasih atas doa dan motivasi kalian semua kepada penulis, dan

berharap kita akan terus bersama.

22.Gengs Aquarius, Monalisa, Inggrid D, Jeni D, Julius G, Andy Fabian, Caca

Fabiola, Yesshi V, Triadi Fauzi, Peter, Mickhel Tjut, Janice Andayani, Jessie

Andayani, Mukti Aji, Fadhel Lulu, Melda, Nindya, Azalia Gerungan, Dimas.

23.Gengs Adjib, M.Dzikri A.A.G, Infan Setia, M.Arief R, Perli, Mukamal Sujud,

Jenius. Terimakasih atas segala hal yang kalian berikan pada masa

perkuliahan, semua itu benar-benar berarti.

24.Senior 2008, Indri Destiany, Aries Kutu, yang selalu membantu penulis dari

awal perkuliahan hingga akhir studi di PKO ini, terimakasih akang dan teteh

atas bimbingannya.

25.Bang Yusron, dan Ka Bocor terimakasih atas segala bimbingannya selama ini.

26.Junior 2011 & 2012, Patriana Nurmansyah, Aditya Erisyawan, Nurul Wimesta

(ui). Thanks banget sudah membantu penulis.

27.Keluarga besar Aquatik BS UPI, terimakasih sudah mengijinkan untuk

menjadi bagian dari kalian, pengalaman yang tidak pernah terlupakan selama

(11)

Arini Ayuningrias, 2014

Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan

28.Hima Jurusan Pendidikan Kepelatihan, terimakasih dengan pembelajaran yang

diberikan, itu semua bagian dari proses perjalanan yang benar-benar luar

biasa. Terimakasih para pengurus Hima Jurusan Pendidikan kepelatihan

per-2012/2013 khususnya sang Kahim (Ahdan) dan Bendahara (Ulantri).

29.Keluarga besar Kepelatihan 2010 sebagai keluarga saya selanjutnya,

khususnya PKO D & C, semoga tetap jaya dan abadi.

30.Teman-teman PPL SMA Negeri 9 Bandung dan rekan-rekan KKN

Karangmekar (Bodit, Daniel, Maskum, Dina oceu, Fine, Kania, Mba Dera,

Ratu, imam) terima kasih atas pengalaman yang berharga dan persahabatan

yang begitu indah.

31.Corpus Studiosorum Bandungense (Rinal, Sari, Iki, Tiara, Pael, Andra, Bang

Toni, Bang bob, Bang Engkun, Ka Isur, Bang Dally, Ka Caca, Nisa dan yang

lainnya) maaf tidak bisa disebutkan satu-persatu pokonya mah terima kasih

atas pengalaman yang begitu berharga yang kalian berikan pada penulis.

32.Kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu atas segala

bantuan dan kerjasamanya penulis ucapkan banyak terima kasih.

Semoga apa yang telah dicapai dengan segala perjuangan dan pengorbanan

ini mendapat ridho dari Allah SWT, dan terdorong oleh ketulusan hati

mudah-mudahan karya yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bandung, Januari 2014

Penulis,

(12)

Arini Ayuningrias, 2014

Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan

repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK...

KATA PENGANTAR...

UCAPAN TERIMA KASIH...

DAFTAR ISI...

DAFTAR TABEL...

DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR LAMPIRAN……….…….

BAB I PENDAHULUAN……….

1.1 Latar Belakang Masalah.………...

1.2 Perumusan Masalah.………..………...

1.3 Tujuan Penelitian.………...

1.4 Manfaat Penelitian………...

1.5 Definisi Operasional………...

1.6 Struktur Organisasi Penelitian………...

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

HIPOTESIS PENELITIAN………...

2.1 Hakekat Olahraga Renang………...

2.2 Hakekat Kondisi Fisik………

2.2.1Pengertian Konseptual Kondisi Fisik…………...

2.2.2Prinsip-prinsip Latihan…..………

2.2.3Norma Latihan……….………..

2.3 Karakteristik Kondisi Fisik Cabor Renang………..

2.4 Hakekat Daya Tahan………

2.5 Metode Latihan Daya Tahan……….

2.6 Cruise Interval……….

2.7 Australian Heart-Rate Repeat Sets………..

(13)

Arini Ayuningrias, 2014

Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan

repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.8 Kerangka Berfikir………...

2.8.1Dampak Metode Latihan Cruise Interval Terhadap

Peningkatan Kemampuan Daya Tahan…...……...

2.8.2Dampak Metode Australian Heart-Rate Repeat Sets Terhadap

Peningkatan Kemampuan Daya Tahan ………...

2.8.3Perbedaan Dampak antara Metode Latihan Cruise Interval

dengan Australian Heart-Rate Repeat Sets Terhadap

Peningkatan Kemampuan Daya Tahan ………...

2.9Hipotesis………..

BAB III METODE PENELITIAN……….

3.1 Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

3.1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian……….…………...

3.1.2 Populasi Penelitian……….

3.1.3 Sampel Penelitian………..

3.2 Desain Penelitian………..

3.3 Metode Penelitian ………...

3.4 Instrumen Penelitian………..

3.5 Prosedur Pelaksanaan Penelitian……….

3.6 Analisis Data….………..

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………...

4.1Pemaparan Data……….………...

4.2Pembahasan Data..……….

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….

5.1Kesimpulan ………...

5.2Saran ……….

DAFTAR PUSTAKA……….

LAMPIRAN……….

DAFTAR RIWAYAT HIDUP………..

(14)

Arini Ayuningrias, 2014

Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan

repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1

2.2

2.3

2.4

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

Tiga Sistem Dari ATP………...

Work Time At Maximal Effort (Approximate Distance)………

Perbedaan Antara Cruise Interval dengan Australian Heart-Rate

Repeat Sets ………...

Kelebihan dan Kekurangan Metode Cruise Interval dengan Metode Australian Heart-Rate Repeat Sets………...

Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku Tes Daya Tahan Kelompok...

Hasil Pengujian Kesamaan Dua Varians Kedua Kelompok……...

Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kedua Kelompok Sebelum

Eksperimen...

Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kedua Kelompok Setelah

Eksperimen...………...

Hasil Uji Signifikan Dari Kedua Bentuk Metode Latihan...

Data Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku Peningkatan Hasil

Latihan Kedua Kelompok...…...………...

27

28

41

42

56

57

57

58

58

(15)

Arini Ayuningrias, 2014

Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan

repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar dan Bagan Halaman

2.1

3.1

3.2

Heart-rate Training Zone...

Desain Penelitian Eksperimen...

Bagan Langkah-Langkah Pengambilan Data...

36

46

(16)

Arini Ayuningrias, 2014

Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan

repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Data Mentah Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok Cruise Interval...

Data Mentah Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok Australian Heart-Rate Repeat Sets...

Perhitungan Rata-rata Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok

Cruise Interval………..

Perhitungan Rata-rata Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok Australian Heart-Rate Repeat Sets...

Perhitungan Simpangan Baku Tes Awal dan Tes Akhir

Kelompok Cruise Interval...

Perhitungan Simpangan Baku Tes Awal dan Tes Akhir

Kelompok Australian Heart-Rate Repeat Sets...

Perhitungan Varians Kelompok Cruise Interval………

Perhitungan Varians Kelompok Australian Heart-Rate Repeat

Sets………...

Perhitungan Uji Normalitas Liliefors Awal Kelompok Latihan Cruise Interval....………...

Perhitungan Uji Normalitas Liliefors Akhir Kelompok Latihan Cruise Interval...

Perhitungan Uji Normalitas Liliefors Awal Kelompok Latihan Australian Heart-Rate Repeat Sets...……...

Perhitungan Uji Normalitas Liliefors Akhir Kelompok Latihan Australian Heart-Rate Repeat Sets...

Perhitungan Uji Normalitas Liliefors Gain Kelompok Latihan

Cruise Interval………..

Perhitungan Uji Normalitas Liliefors Gain Kelompok Latihan Australian Heart-Rate Repeat Sets...

(17)

Arini Ayuningrias, 2014

Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan

repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Perhitungan Uji Homogenitas Pre-Test Kedua

Kelompok...

Perhitungan Uji Homogenitas Post-Test Kedua

Kelompok...

Perhitungan Uji Homogenitas Gain Kedua

Kelompok...

Uji Kesamaan Dua Rata-rata Kelompok Latihan Cruise

Interval...

Uji Kesamaan Dua Rata-rata Kelompok Latihan Australian Heart-Rate Repeat Sets...

Uji Signifikasi Perbedaan Latihan Cruise Interval dan Latihan Australian Heart-Rate Repeat Sets Terhadap Peningkatan Kemapuan Daya Tahan...

Tabel Nilai Distribusi T...

Tabel Distribusi F...

Tabel Distribusi Normal ”Z”...

Tabel Nilai Kritis L Untuk Uji Liliefors...

Program Latihan Cruise Interval...

Program Latihan Australian Heart-Rate Repeat Sets...

Foto-Foto Penelitian...

Surat Keputusan Pengesajan Judul Skripsi.………...

Surat Izin Penelitian.………

Surat Keterangan Penelitian……..………..,..

(18)

Arini Ayuningrias, 2014

Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Penelitian

Olahraga renang adalah salah satu cabang olahraga yang diperlombakan

dalam jenis olahraga aquatik, yaitu jenis olahraga aquatik lainnya seperti loncat

indah, renang indah, polo air, dan renang perairan terbuka. Renang juga disebut

sebagai olahraga Olympic selain atletik dan senam, karena dalam setiap pesta

olahraga dunia yang mempertandingkan dan memperlombakan banyak cabang

olahraga salah satunya adalah cabang olahraga renang.

Renang termasuk salah satu cabang olahraga yang menarik dan sangat

bermanfaat bagi tubuh untuk memelihara kebugaran jasmani. Dalam masyarakat

renang lebih popular sebagai kegiatan untuk kepentingan rekreasi seperti di

daerah pantai, danau, atau sungai yang alamiah, namun pada umumnya renang

merupakan upaya mengapungkan atau mengangkat tubuh ke atas permukaan air.

Definisi renang menurut Arma Abdullah (Badruzaman, 2011:4) yaitu: “Renang

merupakan suatu jenis olahraga yang dilakukan di air tawar maupun air laut

dengan berupaya untuk mengangkat tubuhnya untuk mengapung agar dapat

bernafas dan bergerak baik maju maupun mundur”.

Dari perdapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa renang merupakan

cabang olahraga yang berbeda jika dibandingkan dengan cabang olahraga pada

umumnya, satu hal yang perlu dipahami bahwa olahraga renang merupakan

aktifitas gerak yang menarik dan khas dilakukan di air, kemampuan manusia

bergerak di air berbeda dengan kemampuan manusia sewaktu bergerak di darat,

apabila dicermati gerak tubuh manusia di darat dilakukan dalam posisi tegak atau

vertikal dipengaruhi gaya tarik bumi, sedangkan perenang yang bergerak di air

dalam posisi horizontal di bawah pengaruh gaya tarik bumi dikurangi oleh gaya

tekan air ke atas, tetapi pada kenyataannya tubuh manusia jauh lebih sesuai untuk

kegiatan di darat dari pada di air, namun bukan berarti kegiatan manusia harus

(19)

2

Arini Ayuningrias, 2014

Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan

Seiring dengan perkembangan jaman, olahraga renang semakin lama

semakin digemari oleh banyak orang, sehingga semakin berkembang dan tersebar

ke seluruh pelosok Negara di dunia dan salah satunya termasuk negara Indonesia

sehingga dibentuklah sebuah perserikatan renang internasional atau yang disebut

FINA (Federation Internationale de Natation Amateur), kemudian muncullah

organisasi-organisasi yang menaungi olahraga berenang di seluruh negara.

Dari tahun ketahun semakin berkembang dan menunjukan tendensi yang

terus meningkat. Sama halnya dengan berkembangnya olahraga renang di

Indonesia baik itu segi pembinaan maupun dari segi prestasi, salah satu

indikatornya adalah renang itu sendiri sudah menjadi suatu kebutuhan tersendiri

bagi semua kalangan masyarakat serta timbulnya kesadaran terhadap manfaat

yang bisa diperoleh dari berenang sehingga banyaknya perkumpulan renang di

setiap daerah yang berupaya membina dan mengembangkan renang sebagai

olahraga prestasi.

Mengingat cabang olahraga renang sebagai olahraga prestasi, adapun

empat gaya yang diperlombakan, baik dalam tingkat daerah, nasional, maupun

internasional yaitu gaya bebas, gaya dada, gaya punggung, dan gaya kupu-kupu.

Renang sebagai olahraga prestasi perlu penanganan yang lebih baik,

karena kondisi prestasi olahraga renang di Indonesia semakin menurun jika

dibandingkan dengan era 90-an. Penurunan prestasi tersebut dapat disebabkan

salah satunya adalah tidak sesuainya sistem dan metode pelatihan dengan tuntutan

pelatihan pada saat sekarang ini. Dengan regenerasi pada usia-usia muda

diharapkan olahraga renang ini dapat membantu meningkatkan kemajuan dan

perkembangan prestasi yang menyeluruh hingga taraf dunia.

Regenerasi adalah sesuatu yang sangat penting demi upaya terus

mempertahankan prestasi dibidang olahraga, termasuk dalam renang. Pentingnya

pembinaan renang pada masa-masa usia dini untuk dapat menghasilkan

perenang-perenang berbakat hingga ke tahapan senior.

Konteks olahraga prestasi, olahraga ini mengharuskan para atlet untuk

mampu mencetak waktu dengan secepat-cepatnya hingga garis finish. Rutinitas

(20)

3

Arini Ayuningrias, 2014

Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan

prestasi optimal. Pencapaian sebuah prestasi dilakukan melalui proses latihan

yang komprehensif, hal ini menunjukkan tujuan serta sasaran dari latihan ialah

untuk membantu atlet meningkatkan keterampilan dan prestasi yang semaksimal

mungkin.

Dalam pencapaian prestasi yang maksimal pada cabor renang diperlukan

faktor latihan yang optimal, terencana dan berkelanjutan. Seperti yang

dikemukakan oleh Bompa (1999:54) “…the stronger the physical foundation, the higher the technical, tactical, and psychological heights”. Maksudnya adapun

empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet,

yaitu latihan teknik, latihan taktik, latihan fisik, dan latihan mental.

Keempat aspek latihan tersebut haruslah sering dilatih dan harus

diajarkan secara serempak dengan batasan-batasan yang ada dalam latihan, namun

tidaklah mudah untuk memberikan satu batasan yang paling sempurna tentang

latihan tetapi salah satu batasan yang sederhana dapat diberikan untuk latihan

ialah latihan yang sistematis, berencana, menurut jadwal, menurut pola dan sistem

tertentu, metodis dari mudah ke sukar, latihan yang teratur, dari yang sederhana ke

yang lebih kompleks, dan melalui pengulangan-pegulangan yang konstan. Hal ini

menjelaskan keberhasilan seseorang dalam beradaptasi dengan tekanan fisik dan

mental yang ditemui dalam latihan yang disusun secara ilmiah dan sistematis akan

membantu atlet dalam beradaptasi dengan beban fisik yang dihadapinya dalam

suatu latihan yang terkontrol.

Olahraga renang kini mulai mengembangkan atau menyajikan suatu

pelatihan fisik yang efeknya pada mekanisme fisiologi tubuh manusia, pelatihan

tersebut dirancang untuk dapat menempatkan stress maksimum pada atlet.

Pelatihan ini menargetkan pada masing-masing tahapan utama metabolisme

energi dan aspek-aspek dalam kondisi fisik, seperti kekuatan, dan fleksibilitas

dengan prosedur pelatihan khusus yang dirancang untuk mengembangkan setiap

potensi yang optimal pada atlet.

Desain pelatihan yang harus berkembang dalam waktu yang paling

efektif, atlet harus menggunakan enam kategori pelatihan untuk memaksimalkan

(21)

4

Arini Ayuningrias, 2014

Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan

latihan pemulihan, latihan kekuatan dan power, serta latihan kelentukan. Seperti

yang dikemukakan oleh Maglischo (2003:417), mengenai fisiologi sistem yaitu :

“..categories of training to maximize the potential of the various physiological

system in their bodies; endurance training, sprint training, race-pace training,

recovery training, strength and power training, flexibility training”.

Masing-masing dari kategori memiliki peran penting, yang disetiap

kategori tersebut mempunyai proses pelatihan yang berbeda-beda tergantung dari

tujuan masing-masing kategori. Efek dari latihan yang diberikan oleh seorang

pelatih, diharapkan dapat membuat perubahan atau hasil, dengan cara membangun

latihan yang akan mencapai suatu tujuan latihan itu sendiri.

Lamanya latihan dapat diterjemahkan dengan jarak renang yang harus

ditempuh, tentunya daya tahan sangat dibutuhkan dalam olahraga renang, karena

pengembangan daya tahan ini memberikan dampak peningkatan sistem energi

aerobik dan anaerobik, tetapi penekanan yang lebih besar harus diberikan pada

energi aerobik karena pada masa permulaan energi aerobik ini terpakai antara

60% – 80%. Latihan daya tahan yang menekankan pada sistem aerobik akan

memperbaiki transportasi oksigen dan penggunaan oksigen oleh serat-serat otot.

Berkaitan dengan hal ini Prof.Santosa (2012:152) “batas olahdaya aerobik

minimal 70% selama aktivitas atau penampilannya, dan batas waktu minimal 8

menit tanpa-henti (non-stop)”.

Pemberian latihan daya tahan dalam perkembangan fisiologis, ini dapat

memberikan keuntungan lain untuk lebih mampu mengembangkan kemampuan

teknisnya pada saat latihan, secara bertahap dan dengan seiring berjalannya waktu

kemajuan fisiologis dan teknis seorang atlet memang membutuhkan waktu latihan

yang panjang.

Sistem olahdaya pada berenang ini membutuhkan kapabilitas aerobik dan

anaerobik tertentu. Berkembangnya daya tahan tubuh akan diikuti dengan

peningkatan efisiensi fungsional dari kardiovaskular, sistem metabolisme dan

sistem syaraf.

Menurut Bompa mengenai ergogenesis dalam daya tahan (1999:366) “the

(22)

5

Arini Ayuningrias, 2014

Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan

ergogenesis of the sport or the proportions between the anaerobic and aerobic

component”. Artinya metode untuk meningkatkan daya tahan untuk cabang

olahraga apapun ialah dengan mempertimbangkan ergogenesis (energi sistem)

pada setiap cabang olahraganya atau proporsi antara komponen aerobik dan

anaerobik.

Sehubungan dengan ahli yang di atas, Paulus (2012) mengatakan

“terdapat dua tujuan latihan daya tahan, yaitu untuk menekan denyut nadi istirahat (nadi basal) serendah mungkin dan mendorong denyut nadi kerja maksimal

setinggi mungkin”.

Dengan demikian cabang olahraga renang ini, sumber energinya

merupakan sumber energi aerob dan anaerob. Hal ini seperti yang dijelaskan

Santosa (2007:110) bahwa, ”Sesungguhnya tidak ada olahraga anaerobik murni

dan aerobik murni, yang ada ialah olahraga anaerobik dominan dan aerobik

dominan”.

Dari keseluruhan komponen dan tingkatan di atas, salah satu komponen

kondisi fisik yang sangat berperan dalam mencapai prestasi yang maksimal

adalah daya tahan aerobik dengan suatu tingkatan latihan ketahanan (daya tahan)

yang mendasar. Karena sebagian besar pelatih telah banyak membuat berbagai

macam bentuk latihan daya tahan sebagai komponen penting dalam program

latihan mereka. Adapun menurut Maglischo (2003:433), metode latihan dalam

daya tahan :

In this section i would like to discuss the values of different types of endurance training in common use. Of these is marathon and fartlek training, cruise interval, australian heart-rate repeat sets, descending speed repeat sets, descending rest repeat sets, shortest send-off repeat sets, mixed distance repeat sets, mixed speed repeat sets, mixed styles repeat sets, hypoxic training, and occlusion training. They are similiar in their effects and administration.

Arti dari pendapat tersebut ialah, bahwa dia akan membahas berbagai

jenis metode pelatihan dalam daya tahan, diantaranya adalah latihan maraton dan

fartlek, descending, istirahat pendek dalam setiap ulangan set, campuran daya

tahan set berulang, campuran kecepatan set berulang, campuran program

(23)

6

Arini Ayuningrias, 2014

Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan

Dalam penelitian ini, penulis memilih metode yang disinyalir dapat

meningkatkan kemampuan daya tahan yaitu dengan metode latihan cruise interval

dan australian heart rate repeat sets.

Metode australian heart-rate repeat sets yang dilaksanakan dalam

penelitian ini, metode ini terdiri dari satu set pengulangan, dengan melakukan

renang yang lebih cepat dalam periode istirahat menengah-panjang, dan selama

mengulangi setiap set perenang mengatur kecepatan dengan menghitung denyut

jantung. Mengenai australian heart-rate repeat sets, Maglischo (2003:438)

menerangkan : “…The method consists of a set of endurance repeat swum faster

than anaerobic threshold pace with a medium-length rest interval”.

Pernyataan mengindikasikan bahwa Heart-rate sets ini dirancang untuk

meningkatkan tingkat penghilangan laktat dari otot dan darah dengan gagasan

bahwa atlet akan berenang daya tahan set pada kecepatan yang akan mendorong

tingkat maksimum penghilangan laktat dari otot dan kemudian memberikan

rangsangan untuk meningkatkan mekanisme fisiologis.

Kelebihan dari australian heart-rate repeat sets ini ialah perenang dapat

mengatur tempo dengan denyut jantung. Kelemahan dari jenis pelatihan renang ini

belum cukup intens perkembanganya, banyak pelatih yang ragu akan penerapan

metode jenis latihan ini.

Cruise interval merupakan jenis batas-kecepatan berenang, maksudnya

dengan membagi latihan menjadi beberapa segmen yang dipisahkan oleh periode

pemulihan atau bisa diartikan suatu latihan yang diselingi oleh interval-interval

yang berupa masa-masa istirahat, seperti yang telah dijelaskan Bower (Maglischo,

2003:437) bahwa, ”...cruise interval designed to simulate basic endurance

training are designated cruise-plus, and those designed to simulate overload

endurance training are indicated by the term cruise-minus”.

Pernyataan tersebut maksudnya ialah metode cruise interval yang

dirancang untuk mensimulasikan latihan daya tahan dengan melakukan

penambahan atau pengurangan dalam interval istirahatnya.

Kelebihan dari jenis pelatihan cruise interval ini, perenang akan berlatih

(24)

7

Arini Ayuningrias, 2014

Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan

untuk meningkatkan daya tahan. Kekurangan dari cruise interval melelahkan

dalam melakukan latihan yang diakibatkan besarnya volume kerja dalam latihan.

Dua cara latihan tersebut yang telah dipaparkan di atas berbeda

metodenya, tetapi memiliki maksud yang sama. Kedua bentuk latihan ini

bertujuan untuk meningkatkan unsur kondisi fisik daya tahan. Hal tersebut

memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing sesuai dengan penerapannya.

Itulah hal-hal yang melatar belakangi penelitian ini dengan tujuan untuk

mengetahui dampak latihan cruise interval dan australian heart-rate repeat sets

terhadap peningkatan kemampuan daya tahan dalam cabang olahraga renang.

1. 2 Perumusan Masalah

Sebagaimana yang telah diungkapkan dalam latar belakang, maka

diperlukan rumusan masalah agar dapat menjelaskan masalah-masalah yang

sedang diteliti. Adapun penelitian yang harus di ungkapkan antara lain :

1. Apakah metode latihan cruise interval memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap peningkatan kemampuan daya tahan?

2. Apakah metode latihan australian heart-rate repeat sets memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan daya tahan?

3. Diantara metode latihan cruise interval dan australian heart rate repeat sets

manakah yang memberikan pengaruh lebih baik terhadap peningkatan

kemampuan daya tahan?

1. 3 Tujuan Penelitian

Penetapan tujuan dalam suatu kegiatan adalah penting sebagai awal untuk

kegiatan selanjutnya untuk mencapai tujuan penelitian. Dalam penilitian ini yang

menjadi tujuannya sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apakah latihan dengan metode cruise interval berpengaruh

(25)

8

Arini Ayuningrias, 2014

Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan

2. Untuk mengetahui apakah latihan dengan metode australian heart-rate repeat

sets berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kemampuan daya tahan.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan dari metode

cruise interval dan metode australian heart-rate repeat sets terhadap

peningkatan kemampuan daya tahan.

1. 4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, maka yang diharapkan

penulis melalui penelitian ini adalah manfaat secara teoritis dan secara praktis,

yang dipaparkan sebagai berikut:

1. Secara teoritis dapat dijadikan sumbangan informasi dan keilmuan yang

berarti atau sebagai bahan referensi dan rujukan bagi atlet, pelatih, dan

pembina di daerah-daerah terhadap pengembangan pendidikan pelatihan pada

umumnya dan cabang olahraga renang khususnya dalam latihan daya tahan.

2. Secara praktis dapat memberikan masukan bagi para pelatih, atau pihak-pihak

terkait, dan dijadikan acuan dalam pembinaan prestasi cabang olahraga renang

dalam meningkatkan kemampuan daya tahan umum serta hasil dari penilitian

ini dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

1. 5 Definisi Operasional

Dalam melakukan penelitian ini penulis mengajukan batasan masalah, hal

ini dilakukan agar dalam melakukan penelitian tidak terjadi penyimpangan yang

akhirnya akan mengakibatkan peluasan makna sehingga tujuan dari penelitian

tidak akan tercapai. Agar dalam penelitian tidak terjadi penyimpangan penafsiran

dalam masalah penelitian, maka penulis membatasi istilah yang digunakan dalam

penelitian ini, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Yang diteliti hanya perbandingan metode latihan cruise interval dengan

australian heart-rate repeat sets dalam cabang olahraga renang.

2. Variabel bebas, yaitu variabel yang mempengaruhi, dalam hal ini metode

(26)

9

Arini Ayuningrias, 2014

Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan

3. Variabel terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi, dalam hal ini peningkatan

kemampuan daya tahan.

4. Dampak. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan bahwa:

dampak adalah pengaruh kuat yang mendatangkan akibat (baik negatif

maupun positif). Yang dimaksud dampak dalam penelitian ini adalah

pengaruh metode latihan yang akan diberikan terhadap peningkatan

kemampuan kondisi fisik.

5. Metode. Dalam KBBI, metode adalah cara teratur yang digunakan unutk

melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki;

cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan

guna mencapai tujuan yang ditentukan.

6. Latihan. Menurut Harsono (1988:101) adalah: proses yang sistematis dari

berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari

kian menambah jumlah latihan atau pekerjaannya.

7. Cruise Interval. Menurut Bower (Maglischo 2003:437) adalah: cruise interval

designed to simulate basic endurance training are designated cruise-plus, and

those designed to simulate overload endurance training are indicated by the

term cruise-minus.

8. Australian Heart-Rate Repeat Sets. Menurut Maglischo (2003:438) adalah:

The method consists of a set of endurance repeat swum faster than anaerobic

threshold pace with a medium-length rest interval. The name for the set comes

from the fact that training speed are monitored by counting the athletes

heart-rates during the repeats.

9. Daya tahan. Menurut Harsono (1988:155) adalah: keadaan atau kondisi tubuh

yang mampu untuk bekerja untuk waktu yang lama, tanpa mengalami

kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut.

10.Daya tahan (kardiovaskular-aerobik). Menurut Harsono (1988:155) adalah:

kemampuan seseorang dalam mempergunakan system jantung, paru-paru dan

peredaran darahnya secara efektif dan efisien untuk menjalankan kerja secara

terus menerus yang melibatkan kontraksi sejumlah otot-otot dengan intensitas

(27)

10

Arini Ayuningrias, 2014

Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan

11.Daya tahan otot (anaerobik). Menurut Harsono (1988:162) adalah:

kemampuan seseorang dalam mempergunakan ototnya untuk berkontraksi

secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban tertentu.

1. 6 Struktur Organisasi Penelitian

Struktur organisasi berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab

dan bagian bab dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini struktur organisasi

penelitian dirinci sebagai berikut :

BAB I Memuat tentang pendahuluan yang berisi latar belakang penelitian,

identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat atau

signifikansi penelitian, dan sturktur penelitian.

BAB II Menerangkan tentang konsep, teori, dan pendapat para ahli terkait

dengan masalah yang diteliti dalam menyusun pertanyaan penelitian,

tujuan serta hipotesis.

BAB III Berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian termasuk

komponen yang lainnya seperti populasi dan sampel, variabel, dan

desain penelitian, instrument penelitian, prosedur pelaksanaan tes, dan

analisis data.

BAB IV Membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi

pengolahan data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan

masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, tujuan penelitian

dan pembahasan atau analisa temuan.

BAB V Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran yang memaparkan hasil

(28)

Arini Ayuningrias, 2014

Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan

repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

3. 1 Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

3. 1. 1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat di Kolam Renang Villa Setiabudi yang

berada di sebelah utara Kota Bandung yang dilakukan setiap hari selasa, kamis,

dan sabtu pada pukul 15.30 sampai selesai.

3. 1. 2Populasi Penelitian

Populasi adalah seluruh objek yang akan diteliti dan yang akan

memberikan informasi berdasarkan data yang terkumpul. Data-data diperoleh dari

hasil tes kelompok eksperimen, baik melalui tes awal maupun tes akhir. Mengenai pengertian populasi, Arikunto (2010:173) menjelaskan bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”, sedangkan menurut Sugiyono (2011:80) populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Maka dari penjelasan para ahli tersebut,

penulis menetapkan populasi dalam penelitian ini adalah atlet-atlet dari

Perkumpulan Renang Five Stars Swimming Club Bandung pada KU IV sebanyak

10 orang.

3. 1. 3Sampel Penelitian

Dalam suatu penelitian, populasi bisa merupakan kumpulan individu atau

objek dengan sifat-sifat umumnya. Sebagian yang diambil dari populasi disebut

sampel penelitian. Sampel merupakan sebagian dari populasi yang memiliki sifat

dan karakter yang sama sehingga betul-betul mewakili populasinya. Hal ini

seperti yang dijelaskan Surakhmad (2004:93) sebagai berikut:

(29)

45

Arini Ayuningrias, 2014

Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan

repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mempergunakan sebagian saja dari populasi yakni sebuah sampel yang dapat dipandang refresentatif terhadap populasi itu.

Sedangkan sampel penelitian menurut Sugiyono (2011:81) bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dalam penentuan jumlah sampel penelitian ini, penulis mengambil

sampel dengan menggunakan teknik sampling purposive. Sebagaimana dijelaskan

oleh Sugiyono (2011:85) bahwa “sampling purposive adalah teknik penentuan

sampel dengan pertimbangan tertentu”.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas mengenai teknik pengambilan

sampel, maka penentuan sampel didasarkan atas pertimbangan kelompok umur,

serta kemampuan atlet menguasai teknik gerakan renang dengan baik. Sehingga

diperoleh 10 orang atlet pada kelompok umur IV (10 tahun ke bawah) yang sudah

menguasai teknik gerakan renang. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh

Matjan (Ramdan, 2011:42) mengenai pembagian tahap usia dan tahap latihan bagi

olahragawan muda dalam cabang olahrga renang yaitu : “tahap persiapan 5-8

tahun, tahap pembangunan 9-14 tahun, dan tahap spesialisasi mulai dari usia 15 tahun”.

3. 2 Desain Penelitian

Didalam penelitian eksperimen terdapat beberapa macam desain

penelitian yang dapat digunakan. Desain penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Pre-test dan post-test group. Mengenai pre-test and post-test

group Sugiyono (2011:76) bahwa “terdapat dua kelompok yang dipilih secara

random kemudian diberi suatu pre-test untuk mengetahui keadaan awal, dan

diakhiri dengan post-test setelah treatment”.

Dalam penelitian ini, penulis mengambil desain penelitian yang sesuai

dengan tujuan penelitian. Desain penelitian yang digunakan adalah pre-test and

post-test group design. Sugiyono (2011:76) dapat digambarkan seperti di bawah

(30)

46

Arini Ayuningrias, 2014

Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan

repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Treatment

Kelompok A T1 X1 T2

[image:30.595.113.511.160.765.2]

Kelompok B T1 X2 T2

Gambar 3.1 Desain Eksperiment

Keterangan:

Kelompok A : Latihan menggunakan cruise interval

Kelompok B : Latihan menggunakan australian heart-rate repeat sets

T1 : Tes awal kelompok A dan kelompok B

T2 : Tes akhir kelompok A dan kelompok B

X1 : Latihan menggunakan cruise interval

X2 : Latihan menggunakan australian heart-rate repeat sets

Adapun prosedur dari desain tersebut adalah sebagai berikut :

1. Memilih subyek secara total dari suatu populasi.

2. Menggolongkannya menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang

menggunakan cruise interval dan kelompok yang menggunakan australian

heart-rate repeat sets. Caranya hasil tes awal di rangking, kemudian dibagi

menjadi dua kelompok yang memiliki kemampuan rata-ratanya seimbang.

3. Melakukan pre-test (T1) untuk mengukur variabel kedua kelompok itu,

kemudian menghitung mean masing-masing kelompok.

4. Mengontrol beberapa kondisi kedua kelompok itu agar tetap sama dan

memberikan perlakuan (X1 dan (X2) untuk jangka waktu 8 minggu.

5. Memberikan post-test (T2) kepada kedua kelompok itu untuk mengukur hasil

akhir latihan, kemudian menghitung meannya dari masing-masing kelompok.

6. Menghitung perbedaan antara hasil pre-test (T1) dan post-test (T2) untuk

masing-masing kelompok.

7. Membandingkan perbedaan-perbedaan tersebut untuk menentukan apakah

pemberian perlakuan (X1 dan X2) itu berkaitan dengan perubahan yang lebih

besar.

8. Menguji perbedaan tersebut apakah cukup berarti untuk menerima hipotesis

(31)

47

Arini Ayuningrias, 2014

Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan

repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk memperjelas tentang prosedur penelitian penulis menyimpulkan

[image:31.595.102.547.146.636.2]

dengan gambar berikut ini :

Gambar 3.2 Langkah-Langkah Penelitian

3. 3 Metode Penelitian

Dalam suatu metode penelitian perlu menetapkan suatu metode yang

sesuai dan dapat membantu mengungkapkan suatu permasalahan. Metode dalam

suatu penelitian merupakan salah satu cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan,

sedangkan dalam sebuah penelitian adalah untuk mengungkapkan,

menggambarkan, dan mengumpulkan hasil pemecahan masalah melalui cara POPULASI

SAMPEL

TES AWAL

TREATMENT/PERLAKUAN

LATIHAN MENGGUNAKAN AUSTRALIAN HEART-RATE

REPEAT SETS LATIHAN MENGGUNAKAN

CRUISE INTERVAL

TES AKHIR

ANALISIS DATA

(32)

48

Arini Ayuningrias, 2014

Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan

repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tertentu sesuai dengan prosedur penelitian yang dilakukan, dengan kata lain oleh

Sugiyono (2011:2) dijelaskan bahwa “Metode penelitian pada dasarnya

merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu”.

Ada beberapa metode penelitian atau cara yang sering digunakan orang

untuk mencari dan mendapatkan suatu jawaban dari suatu permasalahan,

diantaranya metode penelitian eksperimen, deskriptif dan tindakan.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan rangkaian kegiatan

percobaan dengan tujuan untuk menyelidiki sesuatu hal atau masalah sehingga

diperoleh data-data yang mampu memberi makna dari penelitian yang dilakukan.

Seperti yang dikemukakan oleh, Sugiyono (2011:6) bahwa “metode eksperimen

dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari

pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendalikan”.

Dalam penelitian Eksperimen peneliti mencari pengaruh paling sedikit

dari satu buah variabel bebas terhadap satu atau lebih variabel terikat. Variabel

bebas (independent variable) dalam penelitian eksperimen sering juga dinamakan

variabel eksperimen atau variabel treatment. Sedangkan variabel terikat

(dependent variable) dinamakan variabel kriteria atau hasil, karena menunjukan

hasil dari penelitian.

Karekteristik penelitian eksperimen yaitu penulis menentukan sifat

perlakuan (treatment apa yang akan terjadi pada subjek penelitian) kepada siapa

dan sejauh mana perlakuan ini harus diberikan. Setelah perlakuan diberikan

selama waktu tertentu, penulis kemudian mengobservasi atau mengukur

kelompok yang menerima perlakuan untuk mengetahui perbedaannya serta

dampak dari perlakuan yang diberikan.

Berdasarkan pada penjelasan tersebut diatas maka dalam kegiatan

penelitian yang menggunakan metode eksperimen, jelas harus ada variabel yang

diujicobakan. Pemanfaatan metode eksperimen dalam penelitian ini diharapkan

(33)

49

Arini Ayuningrias, 2014

Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan

repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

cruise interval dan australian heart-rate repeat sets dalam meningkatkan

kemampuan daya tahan.

3. 4 Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan suatu alat yang digunakan dalam penelitian. Hal ini diperjelas oleh Arikunto (2010:203) bahwa instrumen penelitian adalah “alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”.

Dalam mengumpulkan data diperlukan alat pengukur, sehingga dengan

alat ini akan mendapatkan data yang merupakan hasil pengukuran. Tes merupakan

suatu alat yang digunakan dalam memperoleh data dari suatu objek yang akan

diukur, sedangkan pengukuran merupakan suatu proses untuk memperoleh data.

Jenis instrumen yang digunakan untuk mengukur daya tahan yaitu berupa tes

renang T-1000, sesuai dengan yang dikemukakan Maglicho (2003:569), yaitu :

...of the test distance , the T-1000 may be an excellent test for reflecting a change in the slope of the velocity curve at blood lactate concentrations between 5 and 10 mmol/ L. As such, it could be used to evaluate changes in the slope of the linear portion of the lactate-velocity curve.

Dalam penelitian ini pengukuran dilakukan dua kali yaitu pada awal dan

akhir penelitian atau sebelum dan sesudah treatment diberikan. Jenis instrumen

yang digunakan adalah tes renang 1000 meter. Instrumen pengumpulan data

mengenai seberapa jauh perkembangan daya tahan menggunakan metode latihan

cruise interval dan Australian heart-rate repeat set.

3. 5 Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Lamanya masa latihan menjadi suatu hal yang penting dan akan

berpengaruh terhadap suatu hasil yang diperoleh. Penulis menetapkan batas waktu

untuk penelitian adalah 8 minggu, dengan 3 kali pertemuan dalam tiap minggunya

sehingga total adalah 24 kali pertemuan.

(34)

50

Arini Ayuningrias, 2014

Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan

repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tiga kali seminggu dan diselingi dengan satu hari istirahat untuk memberikan

kesempatan bagi otot dalam berkembang dan mengadaptasi diri pada hari isitirahat tersebut.” Untuk lamanya jangka waktu latihan selama 8 minggu berdasarkan pada Maglischo (2003:422) yang mengemukakan : “…endurance

training should be used extensively during the first 8 to 12 weeks”.

Latihan dilaksanakan 3 kali dalam semingu di Kolam Renang Villa

Setiabudi Bandung yaitu pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu di Kolam Renang

UPI Bandung pada waktu 16:30 sampai selesai. Masa latihan atau perlakukan

terhadap sampel dimulai dari tanggal 28 Oktober 2013 sampai 21 Desember 2013

dengan demikian jumlah latihan yang diberikan adalah sebanyak 22 kali, dengan

pre-test dan post-test 1 kali menjadikan total 24 kali pertemuan.

Agar mendapatkan hasil pengetesan yang objekktif, maka harus

dihindarkan kesalahan-kesalahan pelaksanaan tes. Data tersebut diperoleh pada

awal eksperimen sebagai data awal dan pada akhir eksperimen sebagai data akhir.

Tujuanya agar dapat mengetahui pengaruh hasil treatment yang telah diberikan

kepada dua kelompok.

Nama Tes : Test-1000

Tujuan : Untuk mengetahui kemampuaan daya tahan

Tes : Renang gaya bebas 1000 meter

Pelaksanaan Tes : Dilaksanakan sebelum dan sesudah treatment diberikan

Untuk mendapatkan data yang baik dalam penelitian ini, perlu adanya

perencanaan latihan atau program latihan yang menujang pada keberhasilan tujuan

latihan tersebut.

Dalam pelaksanaan penelitian ini, masing-masing kelompok sampel

diberikan satu bentuk latihan dengan bentuk latihan yang sama satu lainnya.

Kelompok A melakukan bentuk latihan menggunakan cruise interval, sedangkan

kelompok B melakukan bentuk latihan australian heart-rate repeat sets. Di

bawah ini program penelitian secara garis besar yang disusun oleh penulis:

1. Latihan Pemanasan

Latihan pemanasan sangat diperlukan dalam mempersiapkan tubuh

(35)

51

Arini Ayuningrias, 2014

Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan

repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

statis, setelah itu lari mengelilingi kolam sebanyak lima keliling dan diteruskan

dengan peregangan dinamis terutama ditujukan pada otot-otot dan sendi pada

tungkai. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan pemanasan di air

(warming-up).

2. Latihan Inti

Pengecekan denyut nadi adalah awal dalam melakukan latihan inti. Bila

denyut nadi sampel telah menujukan berada pada daerah latihan yaitu 120-130

kali per menit, maka ia telah siap untuk melakukan latihan inti. Pada latihan inti

masing-masing kelompok melakukan latihan yaitu kelompok A latihan

menggunakan cruise interval, dan kelompok B latihan menggunakan australian

heart-rate repeat sets. Kedua kelompok melaksanakan latihan sesuai dengan

program latihan yang penulis lampirkan.

3. Latihan Pendinginan

Latihan pendinginan adalah latihan penutup dalam tiap latihan, tujuannya

adalah untuk menurunkan suhu tubuh setelah selesai latihan. Bentuk latihan bisa

berupa lari-lari kecil, berenang rileks (lambat), peregangan pasif dan diikuti

pelemasan otot-otot, terutama otot yang dominan ketika melakukan latihan ini.

Frekuensi latihan dilakukan tiga kali dalam seminggu selama 8 minggu, jadi total

pertemuan latihan sebanyak 24 kali.

3. 6 Analisis Data

Data mentah yang telah dilakukan peneliti tidak akan ada gunanya jika

tidak dianalisa. Analisa data merupakan bagian yang sangat penting dalam metode

ilmiah. Karena dengan analisa tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna

dalam memecahkan masalah penelitian. Data mentah yang telah terkumpul

dipecahkan menjadi beberapa kelompok, serta dikatagorisasikan, dilakukan

manipulasi dan diproses sedemikian rupa sehingga data tersebut mempunyai

makna untuk menjawab masalah penelitian dan bermanfaat dalam menguji

hipotesa.

Pengumpulan data yang dimaksudkan untuk memperoleh hasil yang

(36)

52

Arini Ayuningrias, 2014

Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan

repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

metoda yang diberikan apakah terdapat perbedaan yang cukup berarti atau tidak

sama sekali, serta hasil metoda itu apakah ada kemajuan atau tidak.

Selanjutnya melakukan perhitungan secara statistika dari data-data yang

terkumpul melalui hasil tes akhir. Kemudian menyusun, mengolah dan

menganalisis data tersebut dengan menggunakan rumus-rumus statistik.

1. Menghitung skor rata-tata dari setiap kelompok sampel dengan rumus dari

Sudjana (1989: 62) :

Arti dari tanda- tanda tersebut adalah :

X = Nilai rata-rata yang dicapai

i

X = Skor yang diperoleh n = Jumlah sampel

∑ = “Sigma” yang berarti jumlah.

2. Menghitung simpangan baku, menurut Sudjana (1989: 94) :

√∑( )

Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah :

S = Simpangan baku yang dicari

n = Jumlah sampel

∑(X X )² = Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata 3. Menghitung T-Skor untuk waktu, Menurut Nurhasan (2008:50)

T-Skor = 50 + 10

Arti dari unsur-unsur tersebut di atas adalah :

T-Skor = skor standar yang dicari

X = skor yang diperoleh seseorang/peristiwa

X = nilai rata-rata

(37)

53

Arini Ayuningrias, 2014

Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan

repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Uji normalitas

Uji kenormalan bertujuan untuk mengetahui normal tidaknya data hasil

pengukuran. Uji yang digunakan adalah dengan uji kenormalan secara non

parametrik yang dikenal dengan nama Uji Liliefors (Lo).

Untuk pengujian tersebut ditempuh dengan menggunakan prosedur

sebagai berikut :

1) Menyusun data hasil pengamatan, yang dimulai dari nilai pengamatan

yang paling kecil sampai nilai pengamatan yang paling besar.

2) Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z dengan

pendekatan Z skor, yaitu: Z = ̅

3) Untuk tiap baku angka tersebut, dengan bantuan tabel distribusi normal

baku (tabel distribusi Z). Kemudian hitung peluang dari masing-masing

nilai X (Fzi) dengan ketentuan: jika nilai Z negatif, maka dalam

menetukan Fzi-nya adalah 0,5 – luas daerah distribusi Z pada tabel.

4) Menentukan proposi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat

kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi dengan

banyaknya sampel.

5) Hitung selisih antara F(zi) – S(zi) dan tentukan harga mutlaknya.

6) Ambilah harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak dari

seluruh sampel yang ada dan berilah simbol Lo.

7) Degan bantuan tabel nilai Kritis L untuk uji Liliefors, maka tentukanlah

nilai L.

8) Bandingkanlah nilai L tersebut dengan nilai Lo untuk menghitung

diterima atau ditolak hipotesisinya, dengan kriteria:  Terima Ho jika Lo < L α = Normal

 Tolak Ho jika Lo > L α = Tidak Normal 5. Menguji homogenitas

Dalam menguji homogen tidaknya data yang diperoleh dari 2 variansi,

penelitian melakukan pendekatan Uji Kesamaan Dua Variansi, dengan

(38)

54

Arini Ayuningrias, 2014

Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan

repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Varians terbesar

F =

Varians terkecil

Kriteria pengujian adalah : terima hipotesis jika F (1-α)(n-1) < F < F⁄ α (n1

-1,n2-1) dan tolak jika, F > F1/2α ( , ).

6. Pengujian signifikan peningkatan hasil latihan dengan uji kesamaan rata-rata

(skor berpasangan), penyelesaian statistikannya menggunakan uji t dengan

formulasi rumus :

̅ Untuk masing-masing kelompok

Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah :

t = nilai t hitung yang dicari ̅ = rata-rata nilai beda = simpangan baku n = jumlah sampel

Pasangan hipotesis yang akan diujji adalah :  Ho : µ = µ

 H1= µ ≠ µ

Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesisnya :

 Terima hipotesis (Ho) jika -t (1- 1/2 α) < t < t (1 - 1/2 α) dalam hal lain

hipotesis ditolak

7. Pengujian signifikan perbedaan peningkatan hasil dengan uji perbedaan

rata-rata satu pihak digunakan dengan uji t.

1) Pasangan hipotesis yang akan diuji adalah :

Ho : µ1 ≤ µ2, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara metode

latihan cruise interval dengan metode latihan australian

heart-rate repeat sets terhadap peningkatan kemampuan

daya tahan.

H1 : µ1 > µ2, latihan dengan menggunakan metode cruise interval lebih

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

(39)

55

Arini Ayuningrias, 2014

Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan

repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2) Pendekatan statistika yang digunakan adalah :

2 2 2 1 2 1 2 1 n S n S X X t    Keterangan :

t = t hitung

 1

X Skor rata-rata kelompok 1

Skor rata-rata kelompok 2

Variasi kelompok 1

Variasi kelompok 2

n1 = Banyaknya sampel kelompok 1

n2 = Banyaknya sampel kelompok 2

3) Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis :

 Terima hipotesis jika, thitung≤

1 1 2 2

 Tolak hipotesis jika, thitung >

1 1 2 2

4) Batas kritis dan penolakan hipotesis (H) nya :

Untuk α = 0,05; W1 = dan t1 = t1-α = 1 – 0,05 (n1); W1 = dan t2 = t1-α

= 1 – 0,05 (n2), da

Gambar

Tabel
Tabel Nilai Distribusi T.................................................................
Gambar 3.1 Desain Eksperiment
Gambar 3.2 Langkah-Langkah Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Dilarang memperbanyak dokumen ini tanpa izin pengendali dokumen atau wakil manajemen Departemen Statistika FMIPA IPB.. Hal

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Khusus..

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterampilan Komunikasi Lisan Pada Siswa Tunarungu Kelas Vii Di Slb Al-Ishlah Purwadadi Kabupaten Subang.. Universitas Pendidikan Indonesia

(STUDI KASUS TERHADAP PESERTA DIDIK SMA/MA DI JAMPANGTENGAH KABUPATEN

Perkembangan P edagogical Content Knowledge (Pck) Guru Peserta Kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (Mgmp) Ipa Di Kota Sumedang. Universitas Pendidikan Indonesia |

Dalam hal ini penulis hanya membuat alat yang disesuaikan dengan karakteristik khas bunyi gitar rock yang rangkaiannya dibuat sesederhana mungkin dengan biaya yang murah dan

Hasil pengujian menunjukkan bahwa empat sampel air minum yang diperiksa positif mengandung nitrit dengan kadar dibawah &lt;0,01.. Kadar tersebut masih jauh di bawah kadar

Perancangan sistem informasi rekam medis ini bertujuan untuk mempermudah dalam menginput dan mengolah data rekam medis serta menampilkan laporan yang dibutuhkan