• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASOSIATIF DAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASOSIATIF DAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PENGUJI

PERNYATAAN KEASLIAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah ... 4

C.Tujuan Penelitian ... 4

D.Manfaat Penelitian ... 4

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A.Perilaku Asosiatif ... 6

1. Pengertian Perilaku Asosiatif ...6

2. Faktor yang Memengaruhi Perilaku Asosiatif ... 6

3. Syarat-syarat Perilaku Asosiatif ... 7

4. Bentuk-Bentuk Perilaku Asosiatif...8

(2)

B.Prestasi Belajar ... 13

1. Pengertian Prestasi Belajar...13

2. Faktor-faktor yang memengaruhi Prestasi Belajar... 14

3. Fungsi-fungsi Prestasi Belajar... 16

C.Mahasiswa... ...17

D.Profil UPI...18

E. Kerangka Berpikir...19

F. Hipotesis Penelitian...22

BAB III METODE PENELITIAN ...23

A.Desain Penelitian...23

B.Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ... 23

C.Variabel Penelitian... 24

D.Instrumen Penelitian ... 25

E. Teknik Pengumpulan Data ...27

F. Teknik Analisis Data... 31

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 36

A.Gambaran Perilaku Asosiatif ...36

B.Gambaran Berdasarkan Aspek ...52

C.Gambaran Prestasi Belajar...42

D.Uji Korelasi Perilaku Asosiatif dan Prestasi Belajar...44

BAB V IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ...49

A.Implikasi ... 49

B. Rekomendasi ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 50

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(3)

ABSTRAK

Azhar Kharisma Muhammad (0907140). Hubungan antara Perilaku

Asosiatif dan Prestasi Belajar pada Mahasiswa Universitas Pendidikan

Indonesia (UPI). Skripsi. Departemen Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung (2015).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran hubungan antara

perilaku asosiatif dengan prestasi belajar pada mahasiswa UPI yang mengikuti

organisasi dan memiliki hubungan percintaan dengan lawan jenis. Penelitian

menggunakan pendekatan kuantitatif probabilitas dengan metode korelasional.

Responden penelitian adalah mahasiswa di UPI sebanyak 165 orang.

Pengukuran data dilakukan dengan metode kuesioner menggunakan instrumen

perilaku asosiatif dan IPK terakhir dari responden. Hasil penelitian

menunjukkan : 1) sebagian besar mahasiswa UPI memiliki perilaku asosiatif

pada kategori tinggi yaitu sebesar 51,5 % ; 2) sebagian besar responden

mendapatkan prestasi belajar yang baik sebesar 52,2 % ; 3) terdapat hubungan

yang positif antara interaksi sosial dengan prestasi belajar, dengan nilai

korelasi Spearman rho sebesar 0,172 atau pada tahapan korelasi sangat rendah.

Saran yang diberikan adalah peneliti selanjutnya meneliti faktor-faktor lain

yang berhubungan dengan prestasi belajar.

(4)

ABSTRACT

Relations between associative behavior and academic perfomance on students in UPI. Thesis Departement of Psychology Faculty Ilmu Pendidikan UPI, Bandung (2015).

The purpose of this research is to know the relations between associative behavior and academic performance on Students in UPI. Who participating in organization and romantic relationship reviewed from intracurricular, extracurricullar, and romantic relationship. This research is using quantitative probability approach with correlated methods research’respondents are 165 students in UPI.

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

A.Latar Belakang

Pada hakikatnya manusia merupakan makhluk yang memiliki dua fungsi,

yakni sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagai individu manusia

memiliki potensi dan keunikan masing-masing, sedangkan sebagai makhluk sosial

manusia memiliki kemampuan untuk bersosialiasi atau hidup bersama orang lain.

Semua kemampuan yang dimiliki manusia, baik kemampuan intelektual maupun

kemampuan bersosialisasi, perlu dikembangkan melalui proses belajar agar dapat

berperan sesuai dengan fungsinya (Effendy dan Malihah, 2011). Kemampuan

intelektual maupun kemampuan bersosialisasi ini dapat dikembangkan melalui

proses pendidikan. Berdasarkan UU No.20 Tahun 2003, pendidikan dimaknai

sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.

Perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga tinggi yang berperan

dalam pencapaian upaya pendidikan. Satu wujud pencapaian pendidikan adalah

prestasi belajar mahasiswa. Prestasi belajar adalah pengetahuan atau keterampilan

yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya dengan nilai tes atau angka

nilai yang diberikan pengajar (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005:895). Sejalan

dengan pendapat di atas, Winkel (2009) menyatakan prestasi belajar adalah suatu

bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan

kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Dalam penyelenggaraan

(6)

2

kenyataannya dalam setiap proses belajar mengajar menunjukkan tidak semua

peserta didik memperoleh prestasi belajar yang memuaskan.

Menurut Slameto (2004: 51), pada prinsipnya faktor yang memengaruhi

hasil belajar peserta didik berasal dari internal maupun eksternal. Faktor internal

mencakup keadaan fisiologis dan psikologis, sedangkan faktor eksternal meliputi

faktor sosial dan non sosial. Salah satu faktor lingkungan sosial yang turut

berperan dalam proses belajar peserta didik adalah lingkungan institusi

pendidikan. Syah (2005:152-153) menyatakan bahwa lingkungan institusi

pendidikan adalah lingkungan yang banyak memengaruhi kegiatan belajar peserta

didik. Dikatakan oleh Sukmadinata (2003:28), lingkungan institusi pendidikan

adalah faktor utama yang memengaruhi pendidikan, sehingga faktor lingkungan

institusi pendidikan yang mencakup interaksi sosial, memiliki peranan yang cukup

penting terhadap tingkat pencapaian belajar.

Relasi peserta didik dalam lingkungan institusi pendidikan dapat terjadi

antara peserta didik dengan peserta didik yang lainnya, dengan pengajar atau

dengan karyawan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Slameto (2003:68) yaitu relasi

peserta didik dengan peserta didik yang lainnya merupakan salah satu yang

memengaruhi proses pembelajaran. Relasi tersebut terjadi dalam kegiatan

intrakurikuler, kegiatan ekstrakurikuler maupun hubungan percintaan. Peserta

didik di lingkungan institusi pendidikan perguruan tinggi adalah mahasiswa.

Bonner (dalam Gerungan, 2004) mengatakan perilaku dalam relasi atau

hubungan terdapat perilaku asosiatif . Perilaku asosiatif adalah perilaku individu

dengan individu lain dalam hubungan yang positif seperti kerjasama, akomodasi

dan asimilasi. S. J. Karau & Williams (2013) berpendapat bahwa kerjasama dalam

kelompok belajar dapat meningkatkan motivasi individu dan meningkatkan

kekompakan untuk menyelesaikan masalah yang ada. Selain itu menurut Bonner

(dalam Gerungan,2004) mahasiswa juga akan menghadapi situasi ketika

teman-temannya sedang berkonflik di lingkungan pendidikannya, situasi tersebut

memungkinkan mahasiswa melakukan akomodasi atau perilaku meredakan

(7)

terjadi ini muncul pada saat melerai teman yang sedang debat kusir dalam kelas

maupun menjadi penggagas musyawarah dalam kegiatan berorganisasi saat terjadi

konflik. Schwarz dan Bless (2007) menyatakan bahwa asimilasi merupakan salah

satu bentuk perilaku yang dilakukan dalam membantu beradaptasi di lingkungan.

Perilaku asimilasi yaitu perilaku membaur dengan individu dari suku budaya lain.

Pada lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia terdapat mahasiswa dari suku

budaya yang berbeda, tentu memerlukan perilaku membaur dengan individu dari

budaya lain agar dapat beradaptasi dengan lingkungannya.

Mahasiswa yang berperilaku asosiatif diprediksi sering melakukan kerja

sama dan membaur dengan individu dari budaya lain dalam kegiatan di

lingkungan institusi pendidikannya. Terdapat penelitian yang pernah dilakukan

oleh Mulyana dan Rohmat (2010) dengan judul “ Mengembangkan Perilaku

Asosiatif Siswa SD Melalui Penerapan Pendekatan Bermain dalam Konteks

Pembelajaran Penjas”. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa mengembangkan

perilaku asosiatif dapat memengaruhi perkembangan afektif siswa SD.

Perkembangan afektif adalah perkembangan sikap sebagai salah satu aspek

penilaian dalam prestasi belajar mata pelajaran Penjas.

Penelitian yang dilakukan oleh Bankston (1998) menunjukkan kerjasama

antara mahasiswa keturunan Vietnam dengan saudara kandungnya berpengaruh

terhadap meningkatnya prestasi belajar mereka. Selain itu terdapat pula penelitian

Gevrek& Guvek (2015) di Jerman yang menyatakan bahwa kemampuan asimilasi

yang tinggi meningkatkan prestasi belajar siswa imigran asal amerika pada mata

pelajaran ekonomi.

Berdasarkan observasi dan wawancara pendahuluan terhadap beberapa

mahasiswa jurusan Psikologi UPI pada bulan Juni 2015, diketahui bahwa

mahasiswa yang senang melakukan kerjasama dalam bentuk belajar berkelompok

dan senang membaur dengan teman dari suku budaya lain dalam kegiatan

intrakurikuler maupun ekstrakurikuler mendapatkan prestasi belajar yang lebih

baik dibandingkan mahasiswa yang tidak senang melakukan kerjasama dan

(8)

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian sebelumnya, masalah yang berusaha dipecahkan

melalui penelitian ini adalah “Apakah terdapat hubungan antara perilaku asosiatif dengan prestasi belajar mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian , maka terdapat tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengidentifikasi apakah terdapat hubungan antara perilaku asosiatif

dengan prestasi belajar mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia?

D.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang bersifat teoritis

dan manfaat yang bersifat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis yang dapat diberikan oleh penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Memperkaya teori mengenai perilaku asosiatif dan prestasi belajar.

b. Memperkaya pengetahuan mengenai hubungan antara perilaku asosiatif

dengan prestasi belajar mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Manfaat praktis

Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa. Secara lebih

rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Bagi mahasiswa

Sebagai bahan pertimbangan untuk berperilaku asosiatif agar dapat

mencapai prestasi belajar yang diharapkan.

b. Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi menjadi acuan bagi penelitian

selanjutnya khususnya yang berkaitan dengan perilaku asosiatif dan prestasi

(9)

E. Struktur Organisasi Skripsi

Gambaran mengenai isi keseluruhan skripsi ini, dijelaskan dalam struktur

organisasi skripsi yang susunannya sebagai berikut:

1. Bab I Pendahuluan, terdiri atas latar belakang penelitian, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

2. Bab II Tinjauan Pustaka, terdiri atas kajian pustaka yang meliputi pengertian

perilaku asosiatif, faktor-faktor yang memengaruhi perilaku asosiatif,

syarat-syarat perilaku asosiatif, bentuk-bentuk perilaku asosiatif, pengertian prestasi

belajar, faktor-faktor yang memengaruhi prestasi belajar, fungsi prestasi belajar,

pengertian mahasiswa, kerangka berpikir dan hipotesis penelitian.

3. Bab III Metodologi Penelitian, terdiri atas lokasi dan subyek penelitian, desain

penelitian, variabel dan definisi operasional penelitian, instrumen penelitian,

proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis

data.

4. Bab IV Temuan dan Pembahasan penelitian, berisi uraian tentang hasil

penelitian yang telah dilaksanakan serta pembahasannya.

5. Bab V Kesimpulan, Implikasi, dan Rekomendasi, menyajikan kesimpulan

peneliti terhadap hasil analisis temuan peneliti beserta saran berdasarkan hasil

(10)

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan desain penelitian, lokasi, populasi dan sampel

penelitian, variabel penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data,

teknik analisis data, dan prosedur penelitian.

A. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan

kuantitatif. Pendekatan penelitian kuantitatif adalah penelitian dimana data

yang digunakan berwujud angka-angka (Riduwan, 2003: 32). Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Menurut

Narbuko, dkk (2005: 48) penelitian korelasi adalah penelitian yang

menyelidiki sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan

variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien

korelasi.

B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Universitas Pendidikan Indonesia

yang beralamat di JL. Dr.Setiabudhi No.229, Bandung. Penelitian ini

dilakukan di 12 himpunan jurusan yaitu Himpunan Pendidikan Bahasa

Inggris, Pendidikan Bahasa Sunda, Pendidikan Tata Boga, Pendidikan

Kesejahteraan Keluarga, Pendidikan Ilmu Komputer, Biologi, BK,

Psikologi, Pendidikan Geografi, Ilmu Komunikasi, Manajemen, dan Ilmu

Keperawatan.

2. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

Populasi dalam penelitian ini ialah mahasiswa Universitas

Pendidikan Indonesia yang mengikuti kegiatan intrakurikuler, mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler dan memiliki hubungan percintaan lawan jenis

dengan jumlah populasi yang tidak diketahui secara pasti. Populasi sendiri

(11)

obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik non-probability

sampling, yaitu metode pengambilan sampel dimana setiap anggota

populasi tidak memiliki peluang yang sama dijadikan sampel, dimana

representasi atau keterwakilan sampel tidak penting (Noor, 2011). Sampel

diambil dari orang-orang yang kebetulan bertemu dan dianggap cocok

dengan keinginan peneliti karena peneliti menggunakan teknik non

probability convenience sampling (Clark-Carter,2004). Sampel pada

penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia yang

berjumlah 165 orang.

Karakteristik dari mahasiswa UPI yang menjadi responden dalam

penelitian ini, diantaranya:

a. aktif mengikuti perkuliahan

b. mengikuti kegiatan himpunan jurusan

c. memiliki hubungan percintaan

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu perilaku asosiatif dan

prestasi belajar.

1. Definisi Operasional Perilaku Asosiatif .

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan perilaku asosiatif adalah

perilaku positif mahasiswa dalam sebuah hubungan pertemanan yang

meliputi:

a. Kerja Sama

Kemampuan mahasiswa untuk bekerja bersama-sama untuk mencapai

tujuan bersama.

b. Akomodasi

Kemampuan mahasiswa untuk meredakan masalah atau sengketa antara

(12)

25

c. Asimilasi

Kemampuan mahasiswa untuk membaur dengan teman berbeda budaya.

2. Definisi Operasional Prestasi Belajar

Dalam penelitian ini, prestasi belajar diartikan sebagai hasil belajar

yang diperoleh mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia. Prestasi

belajar diketahui dari nilai Indeks Prestasi Kumulatif yang didapat oleh setiap

mahasiswa.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk

mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2011:

148). Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.

Menurut Sugiyono (2011: 133) pada penelitian kuantitatif, media yang

digunakan untuk mengumpulkan data ialah dengan instrumen penelitian.

Kedua instrumen menggunakan pendekatan skala Likert. Togerson

mengatakan bahwa skala Likert dianggap sebagai pendekatan yang terpusat

pada subjek karena hanya subjek (orang) yang menerima skor-skor itu (dalam

Ihsan, 2009: 10). Instrumen penelitian yang digunakan adalah sebagai

berikut:

1. Instrumen Perilaku Asosiatif

Instrumen yang digunakan untuk mengukur perilaku asosiatif pada

ialah instrumen yang akan peneliti modifikasi sendiri berdasarkan teori

Bonner (dalam Gerungan, 2004). Instrumen berupa kuisioner terdiri atas

25 item penyataan yang terbagi ke dalam tiga bentuk dan tiga indikator.

Skala yang digunakan adalah skala Likert, yang terdiri dari lima pilihan

jawaban dengan skala 1 – 5.

Item-item yang disajikan berupa pernyataan yang bersifat favorable

dan unfavorable, serta penyusunan item dilakukan secara acak. Pernyataan

unfavorable adalah pernyataan yang mencerminkan perilaku yang tidak

menunjukkan kemampuan terhadap perilaku yang dimaksud. Sebaliknya,

pernyataan favorable adalah pernyataan yang mencerminkan perilaku yang

(13)

item unfavorable pada Tabel 3.1 ditandai dengan penulisan yang

ditebalkan untuk membedakan dengan no item favorable.

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Intrumen Perilaku Asosiatif

Perilaku Bentuk Indikator No. Item

Asosiatif

Kerjasama

Aktif dalam kegiatan yang dilakukan bersama-sama

Senang berkelompok

1,2,3,9,10,13, 15,16,23,24,29,32

Akomodasi

Aktif dalam meredakan dan berperan sebagai penengah dalam konflik

4,5,6,11,12, 17,25,26,27,30

Asimilasi

Mampu membaur dengan individu yang berbeda budaya.

7,8,14,18, 19,20,21,22,28,31

Dari setiap pernyataan, responden harus memilih satu dari lima

alternatif jawaban yang telah disediakan, sesuai dengan kondisi responden.

Dalam pengisian jawaban, dilakukan dengan memberikan tanda ceklis ()

pada kolom jawaban yang telah disediakan sesuai dengan jawaban yang

akan diberikan oleh responden. Pilihan jawaban yang peneliti sediakan,

yaitu Tidak Pernah, Jarang, Kadang-kadang, Sering, dan Selalu.

Pada Tabel 3.2 dijelaskan mengenai bobot nilai dari item favorable

dan unfavorable sebagai berikut:

Tabel 3.2

Skor Perilaku Asosiatif

Pilihan Jawaban Nilai Pernyataan

Favorable Unfavorable

Tidak Pernah 1 5

Jarang 2 4

Kadang-Kadang 3 3

Sering 4 2

Selalu 5 1

2. Instrumen Prestasi Belajar

(14)

27

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode dokumentasi.

Menurut Ridwan (2003) dokumentasi adalah pengambilan data yang

diperoleh melalui dokumen-dokumen.

Dalam penelitian ini dokumentasi digunakan untuk memperoleh data

variabel prestasi belajar yang diambil dari nilai Indeks Prestasi Kumulatif

(IPK) mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia yang menjadi responden.

Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah IPK dari KHS yang

kemudian di tulis ulang oleh responden ke dalam kuesioner peneliti.

Kemudian nilai-nilai tersebut dibagi ke dalam tiga kategori yaitu cum laude,

sangat memuaskan, dan memuaskan

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Validitas

a. Validitas Isi

Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur

apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2011: 173). Secara teknis

pengujian validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi

instrumen, atau matrik pengembangan instrumen. Dalam kisi-kisi itu

terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomor

butir (item) pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari

indikator. Dengan kisi-kisi instrumen itu maka pengujian validitas

dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis.

Setelah instrumen perilaku asosiatif selesai disusun, maka

selanjutnya dikonsultasikan dengan para ahli. Para ahli dimintai

pendapat mengenai instrumen kuisioner yang telah disusun, baik

mengenai pondasi instrumen berupa aspek dan indikator, mengenai

penyataan-pernyataan yang telah disusun, serta mengenai skala yang

digunakan untuk skoring. Ahli yang diminta untuk melakukan

judgement pada penelitian ini berjumlah dua orang, yaitu dua orang

dosen psikologi sosial. Para ahli memberikan rekomendasi yang

berbeda-beda, secara umum para ahli memberikan masukan mengenai

konteks isi dari pernyataan yang akan diberikan kepada responden,

(15)

perbaikan ini dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah

responden dalam memahami makna dari item pernyataan pada

kuisioner.

b. Analisis Item

Analisis item dilakukan melalui proses validitas isi dan juga

dengan pengujian diskriminasi item atau daya beda. Validitas isi

dilakukan sesuai dengan penjelasan di atas. Setelah validitas isi, maka

selanjutnya adalah dengan melakukan uji diskriminasi atau uji beda

item untuk memperoleh item yang layak. Item yang layak dan valid

adalah item yang memiliki daya beda atau daya diskriminasi item,

yaitu dengan kata lain item yang mampu membedakan antara individu

atau kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut

yang diukur.

Pengukuran uji diskriminasi item dilakukan dengan cara

mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item. Dari hasil

perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang

digunakan untuk mengukur tingkat daya beda suatu item dan untuk

menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak. Peneliti

menggunakan korelasi Bivariate Spearman Brown untuk melakukan

uji validitas. Spearman Brown digunakan untuk mengolah data

berjenis ordinal.

Dari hasil analisis didapat nilai korelasi antara skor item dengan

skor total. Menurut Azwar (2012: 148), item-item yang mencapai

koefisien korelasi rxy ≥ 0,30. Pada penelitian ini, batas koefisien

korelasi yang digunakan adalah 0,30.

c. Uji Reliabilitas

Setelah proses uji validitas dilakukan, maka proses yang

selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas pada

penelitian ini menggunakan konsistensi internal. Azwar (2009: 63)

(16)

29

memerlukan satu kali pengenaan sebuah tes kepada sekelompok

individu sebagai subjek (single trial administration). Oleh karena itu,

pendeketan ini mempunyai nilai praktis dan efisiensi yang tinggi.

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauhmana hasil suatu

pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2009: 4). Rentang koefisien

reliabilitas berada pada 0 – 1.00. semakin tinggi koefisien reliabilitas

mendekati angka 1.00 berarti semakin tinggi reliabilitas, dan

sebaliknya (Azwar, 2009: 10). Uji reliabilitas pada penelitian ini

menggunakan rumus Alpha Cronbach.

Menurut Guilford (Sugiyono, 2011: 172), kriteria koefisien

reliabilitas Alpha Cronbach dapat dikategorikan sebagai berikut:

Tabel 3.3

Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach

Kriteria Koefisien

Sangat Reliabel > 0.900 Reliabel 0.700 – 0.900 Cukup Reliabel 0.400 – 0.700 Kurang Reliabel 0.200 – 0.400

Tidak Reliabel < 0.200

Berdasarkan hasil perhitungan dari 100 responden yang

mengerjakan item uji coba, diperoleh indeks reliabilitas instrumen

perilaku asosiatif adalah sebesar 0.896 indeks tersebut menunjukkan

bahwa instrumen tersebut berada pada kategori reliabel dan dapat

digunakan dalam penelitian.

Tabel 3.4

Nilai Reliabilitas Instrumen Perilaku Asosiatif

Cronbach's Alpha

N of Items

(17)

Tabel 3.5

Hasil Pengembangan Instrumen Perilaku Asosiatif

Perilaku Aspek Indikator No. Item

Layak No Item tidak layak Asosiatif Kerjasama

Aktif dalam kegiatan yang dilakukan bersama-sama Senang berkelompok.

1,2,3,10,13,

15,16,23,24, 9,29,32

Akomodasi

Aktif dalam meredakan dan berperan sebagai penengah dalam konflik.

4,5,6,12,

17,25,26,27, 11,30

Asimilasi

Mampu membaur dengan individu yang berbeda budaya.

7,8,14,18,

19,20,21,22 28,31

d. Teknik Skoring

1). Kategorisasi Norma Instrumen Perilaku Asosiatif

Norma adalah pengelompokkan sebuah kelompok skala ke dalam

beberapa level ( Azwar, 2012). Pada penelitian ini data dari variabel

perilaku asosiatif dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu tinggi dan

rendah. Kriteria perilaku asosiatif ini dikelompokkan berdasarkan nilai

rata-rata kelompok X yang diperoleh dari perhitungan sebelumnya.

Pada tabel 3.6 terdapat rumus pembagian kategori untuk perilaku

asosiatif.

Tabel 3.6

Kategorisasi Skala Dua Level

(Azwar, 2012) Perhitungan Norma Norma Perilaku Asosiatif Kategorisasi

X μ X ≥ 92,02 Tinggi

(18)

31

Ket:

X = Skor masing-masing responden

μ = Rata-rata skor responden

2). Kriteria Nilai Prestasi Belajar

Berikut merupakan kategorisasi skor prestasi belajar berdasarkan

buku pedoman akademik Universitas Pendidikan Indonesia (2009).Tabel

kriteria nilai prestasi belajar dapat dilihat di tabel 3.7.

Tabel 3.7

Kriteria Nilai Prestasi Belajar

Kategorisasi Rentang IPK Skor Ordinal

Cum Laude 3,5- 4 3

Sangat

Memuaskan 2,8- 3,49

2

Memuaskan 2,5- 2,79 1

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data ditentukan berdasar pada bentuk data yang

dihasilkan serta jenis hipotesis. Hasil dari skala perilaku asosiatif berbentuk

data ideal dengan skala likert, dan pada prestasi belajar menghasilkan data

berbentuk skor data interval. Kemudian untuk kepentingan kategorisasi maka

skor pada variabel perilaku asosiatif diubah menjadi skor ordinal .

Setelah skor diperoleh, lalu dilakukan pengelompokkan. Pada

instrumen perilaku asosiatif dilakukan pengelompokkan menjadi tinggi dan

rendah. Sementara itu pada variabel prestasi belajar yang diperoleh adalah

data interval kemudian pengelompokkan dilanjutkan kepada kelompok cum

laude, sangat memuaskan dan memuaskan. Semua data yang didapatkan

diubah menjadi data ordinal. Hal ini diperbolehkan karena menurut Sugiarto

(19)

untuk kepentingan analisis data dapat diubah menjadi skala yang lebih rendah

yaitu skala nominal atau ordinal, namun tidak berlaku untuk kebalikannya.

Selanjutnya, dilakukan analisis data untuk memperoleh koefisien

korelasi. Pada penelitian ini, korelasi dilakukan terhadap perilaku asosiatif

dengan prestasi belajar. Teknik korelasi yang digunakan ialah dengan teknik

korelasi Spearman. Hipotesis pada penelitian ini berbentuk hipotesis asosiatif.

Penelitian ini menggunakan statistik inferensial. Statistik inferensial

adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan

hasilnya diberlakukan untuk populasi (Sugiyono, 2011: 209).

1. Uji Korelasi

Uji korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya suatu

hubungan antar variabel. Jika terdapat hubungan, seberapa eratnya

hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan tersebut (Arikunto, 2006:

0). Peneliti menggunakan uji korelasi koefisien Spearman. Syarat

digunakannya uji korelasi Spearman adalah kedua variabel merupakan

data ordinal. Peneliti menggunakan SPSS 15.0 untuk uji korelasi.

Setelah mengetahui nilai korelasinya, maka langkah selanjutnya ialah

menginterpretasikan koefisien korelasi tersebut sesuai pada tabel 3.8

(Sugiyono, 2011: 257):

Tabel 3.8

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval koefisien Tingkat hubungan

0,00 – 0,19 Sangat Rendah

0,20 – 0,39 Rendah

0,40 – 0,59 Sedang

0,60 – 0,79 Kuat

0,800 – 1,00 Sangat Kuat

Uji korelasi dilakukan pada perilaku asosiatif dengan prestasi

(20)

33

2. Uji Signifikansi

Signifikansi merupakan kemampuan untuk digeneralisasikan

dengan kesalahan tertentu (Sugiyono, 2011: 209). Uji signifikansi

dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi yang signifikan

antara variabel pertama dan variabel kedua. Untuk menguji signifikansi

hubungan, yaitu apakah hubungan yang ditemukan dapat berlaku untuk

seluruh populasi, maka perlu diuji signifikansinya. Uji signifikansi

dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 20.0. dengan tingkat

kesalahan, yaitu (alpha) = 0.05. Jika nilai Sig.<0.05, maka koefisien

korelasi tersebut signifikan, sehingga hasilnya dapat berlaku pada

populasi tersebut. Tetapi jika Sig.>0.05, maka korelasi tersebut tidak

signifikan. Hal tersebut diartikan bahwa terdapat suatu kesamaan dalam

suatu populasi yang menyebabkan data tidak bervariasi. Berikut ini

adalah kriteria signifikansi variabel:

Tabel 3.9

Kriteria Signifikansi Variabel

Kriteria

Probabilitas > 0,05 H0 diterima

Probabilitas < 0,05 H0 ditolak

Tahap selanjutnya adalah mencari nilai koefisien determinasi.

Koefisien determinasi adalah proporsi untuk menentukan terjadinya

persentase variansi bersama antara dua variabel yang diteliti (Susetyo,

2010). Koefisien determinasi adalah angka untuk mengetahui kontibusi

yang diberikan oleh satu variabel terhadap variabel lainnya (

Siregar,2013). Rumus koefisien determinasi dapat dilihat pada gambar

3.1

KD= x 100%

(Siregar, 2013)

Gambar 3.1

(21)

Keterangan:

KD : koefisien determinasi

r : koefisien korelasi

G.Prosedur Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian dibagi ke dalam beberapa tahapan sebagai

berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Peneliti melakukan studi pustaka untuk memperoleh gambaran yang

lebih jelas mengenai variabel-variabel yang akan diteliti.

b. Menetapkan desain penelitian dan instrumen yang akan digunakan.

c. Peneliti melakukan studi pendahuluan untuk memantapkan penelitian

berkaitan dengan variabel-variabel yang akan digunakan.

d. Menetapkan populasi dan sampel penelitian, serta teknik sampling

yang akan digunakan.

e. Menyusun proposal penelitian sesuai dengan judul yang akan diteliti.

f. Mengajukan proposal penelitian kepada Dewan Pembimbing Skripsi

untuk mendapatkan pengesahan.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Peneliti mendatangi selaku pihak yang menjadi penghubung peneliti

dengan responden di lapangan.

b. Peneliti bersama perwakilan membagikan kuisioner/angket di UPI dan

membagikan via online.

c. Proses pengisian angket dilakukan dengan pemberian arahan

mengenai cara pengisiannya.

3.Tahap Pengolahan Data

a. Verifikasi Data

Verifikasi data dilakukan dengan tujuan untuk mengecek kelengkapan

(22)

35

kekeliruan dan kekurangan data yang dibutuhkan untuk melakukan

proses pengolahan data.

b. Tabulasi Data

Tabulasi data adalah langkah dimana peneliti merekap semua data

yang diperoleh untuk kemudian dilakukan perhitungan dengan

menggunaan bantuan software SPSS versi 15.

c. Penyekoran Data

Setiap jenis data yang diperoleh dikelompokan ke dalam dua

kelompok, yaitu interaksi sosial dan prestasi belajar.

4. Tahap Penjelasan

a. Menampilkan hasil analisis penelitian.

b. Membahas hasil analisis penelitian berdasarkan teori yang

dipergunakan.

c. Membuat kesimpulan dari hasil penelitian serta mengajukan

rekomendasi untuk berbagai pihak yang terkait.

5. Bagan Rencana Penelitian

Tabel 3.10 merupakan uraian dari kegiatan-kegiatan dalam

penelitian ini disertai dengan keterangan waktu.

Tabel 3.10

Rencana Penelitian

No Waktu Kegiatan Keterangan

1 Maret 2014 Merumuskan permasalahan dan menentukan variabel penelitian

2 Maret – April 2014

Mengumpulkan materi-materi dan teori yang dapat mendukung fenomena dan variabel penelitian

3 Mei 2014 Melakukan studi pendahuluan kepada himpunan jurusan

4

21 Januari 2015 – 22 Februari 2015

(23)

5 Februari 2015 – Maret 2015

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rieneka Cipta.

Azwar, Saifuddin. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka

Belajar.

Baron, R.A. & Byrne, D.(2005). Psikologi Sosial. Jakarta:Erlangga

Bankston. (1998). “Sibling Cooperation and Scholastic Performance among Vietnamese Students: An Ethnic Social Relations Theory”. Journal of

Sociology. Vol 41 no 1.

Budiyono. (2003). Metode Penelitian Pendidikan. Solo: UNS Press.

Daswia. (2006). Hubungan Tingkat Kecemasan dengn Prestasi Belajar Siswa

Kelas VII Berdasarkan Jenis Kelaminnya. Skripsi. Bandung: UPI. Tidak

Diterbitkan.

De Genova, M.K, & Rice, P (2005). Intimate Relationships, Marriages, and

Families. New York: McGraw Hill.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Sistim Pendidikan Nasional. Jakarta :

Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.

Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Djamarah. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Dwi Siswoyo. (2007). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Effendy, R. dan Malihah, E. (2011). Panduan Kuliah Pendidikan Lingkungan

Sosial, Budaya dan Teknologi. Bandung: CV. Maulana Media Grafika.

Furqon. (2011). Statistika Terapan Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.

(25)

Gevrek, Eylem & Guven, Cahit (2015). “Childhood Academic Performance and

Adult Outcomes among American Immigrants”. Journal of Eastern

Economic. Vol 6.

Grissom, Dick. (2005). “Physical Fitness and Academic Achievment”. Journal

of Exercise Physiology.8.(1), 67-68.

Gudykunst, William B & Bella Mody(eds). (2002). Handbook of

International Inter Cultural Communication 2 Edition. Sage Publication.

Thousands Oaks.

Gwynne, A (2010). “Organizational Identity and Learning: A Psychodynamic

Perspective”. Journal Group Organizational Management. Vol 38, 3-35.

Hall, S. C & Lindzey, Gardner. (1993). Teori-teori Psikodinamik. Yogyakarta:

Kanisius.

Han, K (2012). “ Academic Performance and Cultural Adaptation of South Koreaan Parachute Kids”. Journal Educational Psychology dapat diakses di temple.edu.

Harackiewicz & Sansone. (2011).”Intrinsic and Extrinsic Motivation”. Journal Educational Psychology,100(3):200-210.

Hurlock, E.B. (2000). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Ihsan, Helli. (2009). Metode Skala Psikologi. Bandung: Tidak diterbitkan

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2009). Jakarta: PT. Media Pustaka Phoenix

(26)

Mulyana, D & Rohmat, D. (2010). “Mengembangkan Perilaku Asosiatif Siswa SD Melalui Penerapan Pendekatan Bermain dalam Konteks Pembelajaran Penjas”. Jurnal Pendidikan Teknologi Kejuruan, Vol 4 No.2.

Mulyono (2008). Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan.

Yogyakarta: Ar-ruz Media.

Narbuko, Cholid, dkk. (2005). Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Nazsir, Nasrullah. (2008). Psikologi Sosial. Bandung: Widya Pajajaran.

Notoatmodjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rieneka Cipta.

Novarida, Tegar. (2012). “Hubungan antara Regulasi Emosi dan Komunikasi Interpersonal dengan Kemampuan Bekerjasama pada Tim Basket SMA di

Surakarta yang Mengikuti Kompetisi Honda DBL (Development Basketball

League)”. Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa, Vol 1 No.3

Riduwan. (2003). Dasar-Dasar Statistik. Bandung: Alfabeta.

Santoso,Slamet. (2010). Teori-Teori Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Schwarz & Bless ( 2007). “Assimilation and Contrast in Social Psychology”.

Personality and Social Psychology Journal , Vol 18, 57-74.

Schubert & Hafner (2003). “Contrast from social stereotypes in automatic behavior”. Journal of experimental social psychology, Vol 39, 577-584.

Slameto. (2004). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:

Rieneka Cipta.

Snyder, Mark (2008). “Teaching Critical Thinking and Problem Solving Skills” Delta Pi Epsilon Journal, Vol 50 No 2, 90-99.

Soekanto, Soerjono. (2001). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Rajawali

(27)

Sugiarto. ( 2006). Metode Statistika Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta:

Gramedia Pustaka

Sugiyono. (2013). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2003). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya

Suryabrata, Sumadi. (2004). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Stauffer, Wayne. (2013). “The Effects of Cooperative Learning on the Academic Achievement, Social Interaction, Behavior, and Affect of Secondary English

and Social Studies Student.” Journal Educational Psychology

Syah, Muhibbin. (2005). Psikologi Pendidikan dalam Pendekatan Baru.

Bandung: Remaja Rosdakarya

Tim UPI. (2009). Pedoman Akademik. Tidak diterbitkan

Willis. (1989). Teori- Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.6 Kategorisasi Skala Dua Level
Tabel 3.7 Kriteria Nilai Prestasi Belajar
Tabel 3.8
+3

Referensi

Dokumen terkait

Efektivitas M odel Pembelajaran Teknik Think-Pair-Share Dalam M eningkatkan Kemampuan Takalum Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu:.

[r]

Implementasi Prinsip Transparansi Dalamsharia Governance Pada Pt. Kendala-kendala

Pemanfaatan Media Grup Facebook Dengan Teknik Akrostik Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Bebas.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Namun, pembelajaran Eksperimen dapat memberikan kenaikan rata-rata kemampuan menulis puisi yang lebih signifikan dibandingkan pembelajaran biasa, yaitu sebesar 22

Penerapan Metode Transportasi Dan Stepping Stone Untuk Mengoptimalkan Pemilihan Supllier Bahan Baku.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Sumber : Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah).. Predictors: (Constant), MLR(Z),AKB(X4),UDK(X3),UP(X5),Kom

Pengembangan daya tarik kawasan wisata bunga cihideung, kecamatan parongpong, Kabupaten bandung barat.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |