PRA RENCANA PABRIK
Disusun Oleh :
INTAN AULIA HARWINA PUTRI
0931010010
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
PRA RENCANA PABRIK
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Jurusan Teknik Kimia
Disusun Oleh :
INTAN AULIA HARWINA PUTRI
0931010010
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
rahmat-Nya kepada kita semua, sehingga kami diberikan kekuatan dan kelancaran
dalam menyelesaikan Tra rencana pabrik kami yang berjudul “Pabrik Asam
Oksalat dari Tepung Cassava dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat”.
Adapun penyusunan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang
harus ditempuh dalam kurikulum program studi S-1 Teknik Kimia dan untuk
memperoleh gelar Sarjana Teknik Kimia di Fakultas Teknologi Industri UPN
“Veteran” Jawa Timur, Surabaya.
Tugas Akhir yang kami tersusun atas kerjasama dan berkat bantuan dari
berbagai pihak.Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN
“Veteran” Jawa Timur.
2. Ibu Ir. Retno Dewati, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia UPN
“Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Ir. Suprihatin,MT selaku sekretaris jurusan Teknik Kimia
UPN”Veteran” Jawa Timur.
4. Ibu Ir.Sri Risnoyatiningsih, MT selaku Dosen Pembimbing Pra Rencana
Pabrik.
Rencana Pabrik.
Akhir kata, kami menyampaikan maaf atas kesalahan yang terdapat dalam
laporan tugas akhir ini, semoga dapat memenuhi syarat akademis dan bermanfaat
bagi kita semua. Kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan
penyusun berikutnya, penyusun mengucapkan terima kasih.
Surabaya, Mei 2013
INTISARI ……….……….... iv
DAFTAR ISI ……….……… vi
DAFTAR TABEL .….……….. vii
DAFTAR GAMBAR …………..………. viii
BAB I PENDAHULUAN ……….……….………….. I-1
BAB II SELEKSI DAN URAIAN PROSES …..………….…………. II-1
BAB III NERACA MASSA ……….………..……… III-1
BAB IV NERACA PANAS ………...……… IV-1
BAB V SPESIFIKASI ALAT ……..……….………… V-1
BAB VI PERENCANAAN ALAT UTAMA ………..………... VI-1
BAB VII INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA …....… VII-1
BAB VIII UTILITAS ……….………...….……… VIII-1
BAB IX LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK ………. IX-1
BAB X ORGANISASI PERUSAHAAN ………..……… X-1
BAB XI ANALISA EKONOMI ………..………... XI-1
BAB XII PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN ……..……… XII-1
Tabel I.1 Kapasitas Produksi Asam Oksalat …....……….. I – 7
Tabel II.1 Perbandingan Proses ...…....……….. II – 8
Tabel II.1 Perbandingan Bahan Baku ...…....……….. II – 9
Tabel VII.1 Instrumentasi pada Pabrik ………... VII-5
Tabel VIII.3 Kebutuhan Listrik Untuk Peralatan Proses Dan Utilitas ... VIII-54
Tabel VIII.4 Kebutuhan Listrik Untuk Penerangan Ruang Pabrik Dan
Daerah Proses ……….………... VIII-55
Tabel IX.1 Pembagian Luas Pabrik ……….………... IX - 7
Tabel X.1 Jadwal Kerja Karyawan Proses ……….……... X - 10
Tabel X.2 Perincian Jumlah Tenaga Kerja Dan Gaji …….……... X - 12
Tabel XI.4.1 Tabel Biaya Produksi ...…... XI-7
Tabel XI.4.2Modal Sendiri Pada Tahun Konstruksi ... XI-8
Tabel XI.4.3Modal Pinjaman dan Tahun Konstruksi ... XI-8
Tabel XI.4.4Tabel Cash Flow ……….……….………… XI - 9
Tabel XI.5Internal Rate Of Return ....……….……….………… XI - 11
Tabel XI.6Rate On Equity……….……….…………... XI – 12
Gambar II.1.1 Diagram Alir Pembuatan Asam Oksalat dengan Proses
Sintesis Natrium Format .…….……….…..… II - 3
Gambar II.1.2 Diagram Alir Pembuatan Asam Oksalat dengan Proses
Fermentasi …………...…….……….…..… II - 4
Gambar II.1.3 Diagram Alir Pembuatan Asam Oksalat dengan Proses
Peleburan Alkali ..………….…....……….…… IX - 5
Gambar II.1.4 Diagram Alir Pembuatan Asam Oksalat dengan Proses
Oksidasi Karbohidrat Dengan Asam Nitrat...……… IX - 9
Gambar IX.1 Lay Out Pabrik ……….……….………… IX - 8
Gambar IX.2 Peta Lokasi Pabrik ….………….…..……….……… IX - 9
Gambar IX.3 Lay Out Peralatan Pabrik ……….………. IX - 10
Gambar X.1 Struktur Organisasi Perusahaan ……….………… X - 14
70.000 ton/tahun. Asam oksalat merupakan bahan kimia yang banyak digunakan
pada industri kimia, pewarnaan, industri logam.
Secara singkat uraian proses dari pabrik asam oksalat sebagai
berikut: Pertama – tama Tepung Cassava dihidrolisa menjadi glukosa, kemudian
dinetralisasi dan dipisahkan dengan impurities. Kemudian dioksidasi pada reaktor
membentuk asam oksalat kemudian dipekatkan pada evaporator, dikristalkan pada
crystallizer dan dikeringkan pada rotary dryer dan siap untuk dipasarkan.
Pabrik ini rencana didirikan di daerah Tanjung Bintang, Provinsi
Lampung ( Sumatera Selatan ) dan beroperasi selama 330 hari/tahun dengan
data-data sebagai berikut :
- Kapasitas produksi : 70.000 ton/tahun
- Bahan yang digunakan : Tepung Cassava
- Sistem operasi : Kontinyu
- Waktu operasi : 330 hari/tahun ; 24 jam/hari
Analisa ekonomi :
- Masa konstruksi : 2 tahun
- Umur pabrik : 10 tahun
- FCI : Rp. 149.208.206.903
- WCI : Rp. 80.258.722.472
- TCI : Rp. 230.067.238.065
- Biaya bahan baku ( 1 tahun ) : Rp. 485.154.186.977
- Biaya utilitas : Rp. 223.157.137.975,20
- Hasil penjualan : Rp 1.002.535.435.440
- Bunga bank : 15 %
- ROE : 57,11 %
- POP : 2,6 tahun
- IRR : 40,02 %
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada era globalisasi, persaingan ekonomi antar negara semakin ketat. Di
kawasan Asia Tenggara, Indonesia harus menghadapi begitu banyak pesaing,
termasuk Vietnam sebagai negara yang lebih muda. Pada tahun 2006 yang lalu,
berdasarkan data dari Asian Development Bank (ADB), pertumbuhan ekonomi
Indonesia mencapai 5,5%. Angka ini lebih kecil daripada Vietnam (8%),
Singapura (7,9%), dan Malaysia (5,9%) (www.adb.org). Melihat kenyataan
tersebut, Indonesia sebaiknya mulai mengatasi ketertinggalan ini dengan
pengembangan industri berbasis sumber daya alam.
Salah satu bentuk pengembangan industri berbasis sumber daya alam
adalah pemanfaatan tepung cassava sebagai bahan baku industri asam oksalat.
Berdasarkan data dari FAO, pada tahun 2005, Indonesia merupakan negara
penghasil cassava terbesar keempat di dunia dengan produktivitas mencapai lebih
dari 20 juta ton per tahun (www.fao.org). Berdasarkan fakta ini, maka tidak ada
kekhawatiran akan kekurangan bahan baku bagi pengembangan industri asam
oksalat dari tepung cassava.
I.2. Manfaat
Asam oksalat dan garamnya juga digunakan untuk pewarnaan wool. Asam
pewarnaan. Ammonium oksalat juga digunakan sebagai pencetakan
Vigoreus pada wool, dan juga terdiri dari mordan (zat kimia) pewarna.
Metal Treatment: Asam oksalat digunakan pada industri logam untuk
menghilangkan kotoran-kotoran yang menempel pada permukaan logam
yang akan di cat. Hal ini dilakukan karena kotoran tersebut dapat
menimbulkan korosi pada permukaan logam setelah proses pengecatan
selesai dilakukan.
Oxalate Coatings: Pelapisan oksalat telah digunakan secara umum, karena
asam oksalat dapat digunakan untuk melapisi logam stainless stell, nickel
alloy, kromium dan titanium. Sedangkan lapisan lain seperti phosphate
tidak dapat bertahan lama apabila dibandingkan dengan menggunakan
pelapisan oksalat.
1.3. Perkembangan Industri
Pertama kali asam oksalat diproduksi oleh Carl W. Scheele pada tahun
1776 dengan cara mengoksidasi gula (glukosa) dengan asam nitrat. Namun tidak
berhasil dikembangkan sebagai proses yang menguntungkan hingga seperempat
dari dua puluh negara. Kemajuan dalam mengolah kembali asam nitrat yang
digunakan untuk mengoksidasi glukosa menyebabkan metode ini menjadi
teknologi pengembangan yang berhasil. I.G.Faben dari Jerman memproduksi 150
diikuti. Jepang juga mengembangkan teknologi lain dalam pembuatan asam
oksalat dengan cara mengoksidasi ethylene glikol dengan asam nitrat yang
dilakukan oleh dua perusahaan besar yaitu “Mitsubishi Gas Chemical Co. dan
Ube Industries,Ltd
1.4. Sifat Bahan Baku dan Produk
1.4.1. Sifat Bahan Utama
A. Tepung Cassava
Komposisi: Karbohidrat/pati = 80 %
Air = 10 %
Serat = 8,5 %
Protein = 0,9 %
Lemak = 0,6 %
( PT.SSS, Lampung )
1.4.2. Sifat Bahan Pembantu
A. Asam Nitrat / HNO3 (50%-70%) Sifat fisika dan kimia:
- Rumus Molekul = HNO3
- Berat Molekul = 63,012 g/mol
- Tekanan uap = 48 mmHg (20 °C)
Komposisi Asam Nitrat
Komponen % berat
HNO3 65 %
H2O 35 %
100%
Suplier PT. MANGGALA INDAH MAKMUR, Bandar Lampung
B. Asam Sulfat / H2SO4 (95% - 98%) Sifat fisika dan kimia:
- Rumus Molekul = H2SO4
- Berat molekul = 98,08 g/mol
- Specific gravity = 1,841 - Titik didih = 340 C
- Titik beku = 10,35 °C
- Tekanan uap = 1 mmHg (145,8 °C)
- Cairan kental tidak berwarna
- Tidak berbau
H2SO4 = 98,0 %
H2O = 2,0 %
Total = 100,0 %
supplier PT. Petrokimia Gresik
C. Vanadium Pentoksida ( V2O5 )
Sifat fisika dan kimia:
- Berat molekul = 181,88 g/gmol
- Specific gravity = 3,36 (18 C/ 4 °C)
- Titik didih = 1750 C
- Titik lebur = 690 C
- Tekanan uap = 0 mmHg (20 °C)
- Merupakan serbuk yang berwarna kuning kecokelatan
- Tidak berbau
- Kelarutan dalam air sangat kecil (0,1% - 1%)
D. H2O
Sifat fisika dan kimia:
- Berat molekul = 18,02 g/gmol
- Titik beku = 0 C
- Tekanan uap = 17,5 mmHg (20 °C)
- Tidak berwarna
- Tidak berbau
- Merupakan zat yang tidak berbahaya
1.4.3. Sifat Produk
A. Asam oksalat dihidrat / (COOH)2.2 H2O (99% - 100%)
- Berat molekul = 126,07 g/gmol
- Specific gravity = 1,65 (18,5 C/ 4 C)
- Titik didih = 149 C
- Titik leleh = 101,5 C
- Tekanan uap < 0,001 mmHg (20 C)
1.5. Aspek Ekonomi
Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam pendirian pabrik asam oksalat adalah kapasitas pabrik supaya pabrik yang akan didirikan nanti dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri dan meningkatkan jumlah eksport. Kebutuhan asam oksalat dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Hal ini bisa dilihat pada tabel
Tahun Kapasitas Produksi ( Ton / tahun )
2007 30.628 2008 35.303 2009 40.480 2010 40.640 2011 45.000 2012 45.000 Sumber : Desperindag
Berdasarkan tabel diatas, dapat dibuat grafik hubungan antara kebutuhan produk dengan tahun produksi.
Gambar I.1.Grafik Kapasitas Produksi di Indonesia
Dari grafik diatas dengan metode regenerasi linier, maka didapat
persamaan untuk mencari kebutuhan pada tahun tertentu dengan persamaan : y =
2.889 x - 5.745.485
Keterangan : y = Kapasitas Produksi
mendapat kapasitas pada tahun 2013 : x = 2013 dimasukkan kedalam persamaan
y = 2.889 x - 5.745.485
y = 2.889 ( 2013 ) - 5.745.485
y = 70.072 ton/tahun
SELEKSI DAN URAIAN PROSES
II.1. Macam Proses
Secara umum, ada 4 macam proses pembuatan asam oksalat dengan bahan
dasar yang berbeda, yaitu:
1. Sintesis dari Natrium Format
2. Fermentasi glukosa
3. Peleburan alkali
4. Oksidasi karbohidrat dengan HNO3
II.1.1. Sintesis Dari Natrium Format
Pada proses pembuatan asam oksalat dari natrium format, bahan yang
dipakai adalah CO, Ca(OH)2, H2SO4, dan NaOH. Proses utama pembuatan asam
oksalat meliputi:
▪ Pembuatan, pemurnian dan pengempaan gas
Udara panas direaksikan dengan kokas membentuk gas batubara, yang
memiliki komponen utama CO, N2, CO2, debu dan limbah gas lainnya.
Kokas + udara panas CO + N2 +CO2 + debu + limbah gas
Gas CO bertekanan direaksikan dengan larutan NaOH pada suhu 200oC
menjadi natrium formiat HCOONa.
NaOH + CO HCOONa
▪ Proses Dehidrogenasi
HCOONa diurai menjadi Na2C2O4 dan gas hidrogen dengan reaksi sebagai
berikut :
2 HCOONa (COONa)2 + H2
▪ Proses pengolahan plumbite
Timbal sulfat (PbSO4) bereaksi dengan Na2C2O4 menghasilkan natrium sulfat
(Na2SO4) dan timbal oksalat (PbC2O4) yang tidak larut.
(COONa)2 + PbSO4 Na2SO4 + PbC2O4
Melalui pencucian dengan air, maka Na2SO4 dan PbC2O4 akan terpisahkan.
▪ Proses pengasaman
Dalam proses pengasaman, PbC2O4 bereaksi dengan asam sulfat membentuk
asam oksalat H2C2O4 dan PbSO4 yang tidak larut.
PbC2O4 + H2SO4 (COOH)2 + PbSO4
▪ Pengkristalan dan pengeringan H2C2O4
Larutan asam oksalat dipanaskan, diuapkan dan diembunkan untuk
Gambar II.1.1. Diagram Alir Pembuatan Asam Oksalat dengan Proses Sintesis Natrium
Format.
II.1.2. Fermentasi Glukosa
Proses ini menggunakan jamur untuk menguraikan glukosa menjadi asam
oksalat. Jamur yang digunakan pada proses ini adalah Aspergillus niger yang
beroperasi optimum pada pH 4,5. Produk yang diperoleh kemudian disaring,
diasamkan, dan dihilangkan warnanya. Setelah itu, produk dinaikkan
konsentrasinya dengan evaporator dan hasilnya dikristalkan. Hasil dari
pengkristalan dikeringkan untuk meminimalkan kadar air dalam produk. Yield
Make-up liquor
NaOH Natrium
Format
Autoklaf Precipitator
Acidifier Filter
Crystallizer
Dryer H2SO4 encer
CaSO4
Asam Oksalat Dihidrat Filter
Gambar II.1.2. Diagram Alir Pembuatan Asam Oksalat dengan Proses Fermentasi
II.1.3. Peleburan Alkali
Proses ini menggunakan bahan baku berupa bahan yang mengandung
selulosa tinggi, misal serbuk gergaji, sekam, tongkol jagung, dan lain-lain. Bahan
ini dilebur dengan sodium hidroksida dan/atau potasium hidroksida pada suhu 240
– 285 0C. Produk yang diperoleh direaksikan dengan kapur untuk mengikat
oksalat dengan kalsium. Produk ini kemudian direaksikan dengan asam sulfat
untuk membentuk asam oksalat.
Reaksi-reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
H2SO4
Gypsum Ca(OH)2
Cake
Fermentasi Fermentor Pengendap
Filter Reaktor
Filter
Acidifier Filter Evaporator
Crystallizer Filter
Dryer
CaC2O4 + H2SO4 CaSO4 + H2C2O4
Konversi yang diperoleh dari proses ini kurang dari 45 % dengan
kemurnian produk sebesar 60 %.
Gambar II.1.3. Diagram Alir Pembuatan Asam Oksalat dengan Proses Peleburan Asetic and
Acidifier Liming
Cara ini ditemukan oleh Scheele pada tahun 1776. Karbohidrat yang dapat
digunakan pada proses ini antara lain : glukosa, , pati gandum, pati kentang,
tapioka, molasses, dan lain-lain. Karbohidrat dihidrolisis terlebih dahulu untuk
mendapatkan glukosa dengan reaksi:
(C6H10O5)n + n H2O → n C6H12O6
starch glukosa
Asam oksalat dapat diperoleh dengan oksidasi kabohidrat seperti
glukosa, sukrosa, pati, dekstrin, dan selulosa dengan asam nitrat. Fusi alkali
(natrium hidroksida) karbohidrat juga menghasilkan asam oksalat.
Reaksi ( keyes : 552 )
C6H12O6 6HNO3 V 2O5 3C2H2O4 6H2O 6NO
Secara umum digunakan starch 85% ( onggok starch powder ) tredispersi
dengan cara dibuat slurry yang mengandung asam oksalat sekitar 11% dalam
larutan pada suhu larutan 167-176 oF ( 75 – 80 oC ). Setelah beberapa kali refluk
( 6 jam ), strach akan terhidrolisamenjadi glukosa. Larutan yang terhidrolisa
dengan komposisi 50% asam sulfat, 5% asam oksalat, dan 0,005% vanadium
pentaoxida. Larutan tersebut kemudian dipanaskan sampai suhu 160oF ( 71o C )
disertai pengadukan dalam sebuah reaktor. Asam nitrat dengan kadar 65-95%
ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam reaktor. Untuk mempertahankan suhu
sampai dengan 160OC ( 71oC ), dapat juga dibantu dengan pendinginan luar.
Setelah proses oksidasi, larutan kemudian dikristalkan pada kristalizer
dengan suhu kristalisasi 75-90o F ( 23,9 – 32,2 oC ). Asam oksalat kristal
kemudian dikeringkan pada dryer dengan kemurnian 97 – 99%.
Gambar II.1.4. Diagram Alir Pembuatan Asam Oksalat dengan Proses Oksidasi
Karbohidrat Dengan Asam nitrat
Glukosa Reaktor
Kristalizer Filter
Solution Tank Kristalizer
Filter Dryer
Oxalic Acid Dihidrat
Air Mother Liquor
Tabel II.1. Perbandingan Proses
Parameter
Macam Proses
Proses
natrium
formiat
Fermentasi Peleburan
dengan
alkali
Oksidasi dengan
asam nitrat
Bahan baku HCOONa Gula Selulosa Glukosa
Katalis - - - V2O5
Suhu Reaktor 380 0C - 285 0C 71 0C
Tekanan Reaktor 1 atm 1 atm 1 atm 1 atm
Kemurnian 50 % - 60 % 99 %
Yield - - < 45 % 95 – 97 %
Berdasarkan aspek-aspek di atas, maka pada pembuatan asam oksalat ini dipilih
proses oksidasi dengan asam nitrat berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
sebagai berikut:
a. Teknik proses pembuatan paling ekonomis. (Kirk Othmer, hal 621)
b. Suhu operasi yang digunakan relatif rendah sehingga tidak diperlukan kalor
yang tinggi.
Tabel II.2. Perbandingan Bahan Baku
Molasses Ampas Tapioka Tepung Tapioka Tepung Cassava
Komposisi Gula: 77%
baku tepung cassava dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. Dari segi kandungan karbohidrat, tepung cassava memiliki lebih banyak
kandungan karbohidrat daripada molasses dan ampas tapioka sehingga tepung
cassava mempunyai rating lebih bagus.
b. Meskipun kandungan karbohidrat dalam tepung tapioka lebih banyak daripada
kandungan karbohidrat dalam tepung cassava tetapi dilihat dari segi harga,
Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan asam oksalat berupa
tepung cassava dan asam nitrat 65 % dengan menggunakan katalis vanadium
pentoksida. Secara garis besar, proses pembuatan asam oksalat dari tepung
cassava terdiri dari tahap persiapan bahan baku, tahap reaksi, tahap pemisahan dan pemurnian, serta tahap penanganan produk.
II.4.1. Tahap Persiapan Bahan Baku
Tepung cassava diangkut screw conveyor (J-112) masuk ke bucket
elevator (J-113) untuk diangkut ke dalam silo (F-114) kemudian masuk ke dalam
tangki hidrolisa (R-210). Tepung cassava selanjutnya dihidrolisis pada suhu 75oC
selama 6 jam, setelah itu di netralisasi untuk menghilangkan kelebihan asam sulfat
pada tangki netralisasi (R-220). Produk yang didapat dipisahkan dari impuritisnya
dengan menggunakan Rotary Drum Vacum Filter (H-230). Setelah itu, produk
yang telah murni tersebut dipompa ke dalam reaktor (R-240) untuk direaksikan
dengan asam nitrat.
II.4.2. Tahap Reaksi
Pada tangki hidrolisa (R-210) terjadi reaksi perubahan pati/karbohidrat
menjadi glukosa. Reaksi yang terjadi adalah:
(C6H10O5)n + n H2O → n C6H12O6
filter (H-320), glukosa yang diperoleh dipompa ke dalam reaktor (R-240) untuk direaksikan dengan HNO3 menggunakan katalis V2O5 dengan reaksi:
NO
dan tekanan 1 atm. Reaksi berlangsung secara endotermis, sehingga reaktor
memerlukan steam yang dialirkan melalui jacket supaya suhunya konstan sebesar
71oC. yield sebesar 95 – 97 %. Hasil dari reaktor berupa asam oksalat yang
berbentuk slurry dan gas NO. Slurry yang berupa asam oksalat dialirkan ke dalam
centrifuge 1 (H-310) untuk memisahkan katalis dari larutan induk, sedangkan gas
yang dihasilkan dialirkan ke pengolahan gas.
II.4.3. Tahap Pemisahan dan Pemurnian
Larutan asam oksalat dari reaktor (R-240) yang telah dipisahkan dari
katalisnya dialirkan ke evaporator (V-320) untuk dipekatkan sampai kadar asam
oksalat dalam slurry mencapai 30%, Slurry selanjutnya dikristalkan dengan cara
menurunkan suhunya menjadi 30oC menggunakan air pendingin yang melewati
jaket pada tangki kristaliser. Kristal yang terbentuk kemudian dipisahkan dari
larutan induk dengan menggunakan centrifuge 2 (H-330) dan filtrat yang
diperoleh di-recycle ke dalam evaporator (R-320). Kristal yang terbentuk
screw cooling conveyor (J-344) dalam tangki penyimpanan (F-350).
II.2.4. Tahap Penanganan Produk
Produk asam oksalat dari tangki penyimpanan (F-350) siap untuk dikemas dan
NERACA MASSA
Kapasitas = 70.000 ton/tahun
Waktu operasi = 24 jam/hari ( 1 tahun = 330 hari )
Satuan massa = kilogram
1. HYDROLIZER ( R-210)
Masuk Keluar
Komposisi Kg/Jam Komposisi Kg/Jam
Tepung cassava dari F-111
Produk ke R-220
C6H10O5 2651,5282 C6H12O6 2504,2088
Protein 29,8297 C6H10O5 397,7292
Lemak 19,8865 Protein 29,8297
Serat kasar 281,7249 Lemak 19,8865
Masuk Keluar
Protein 29,8297 Protein 29,8297
Lemak 19,8865 Lemak 19,8865
Serat kasar 281,7249 Serat kasar 281,7249
H2O 434,8215 H2O 451,4069
Masuk Keluar
Komposisi Kg/Jam Komposisi Kg/Jam
Produk dari R-220 Cake ke F-232
C6H10O5 397,7292 C6H10O5 397,7292
Protein 29,8297 Protein 29,8297
Lemak 19,8865 Lemak 19,8865
Serat kasar 281,7249 Serat kasar 281,7249
H2O 451,4069 H2O 45,1407
pencuci 260,9833
Masuk Keluar
3033,9452 9751,9811
Jumlah 11328,5817 Jumlah 11328,5817
5. KOLOM ABSORBER
Masuk keluar
Komposisi Kg/jam Komposisi Kg/jam
Masuk Keluar
Komposisi Kg/Jam Komposisi Kg/Jam
Produk dari R-240 Filtrat ke E-320
C2H2O4 2365,3476 C2H2O4 2318,0407
C6H12O6 676,1364 C6H12O6 662,6136
HNO3 2323,6241 HNO3 2277,1516
H2O 4386,7603 H2O 4299,0251
V2O5 0,1127 9556,8310
9751,9811
Padatan
V2O5 0,1127
C2H2O4 47,3070
C6H12O6 13,5227
HNO3 46,4725
H2O 87,7352
195,1501
Masuk Keluar
Komposisi Kg/Jam Komposisi Kg/Jam
Filtrat dari H-310
Filtrat ke S-325
C2H2O4 2318,0407 C2H2O4 2318,0407
C6H12O6 662,6136 C6H12O6 662,6136
HNO3 2277,1516 HNO3 2277,1516
H2O 4299,0251 H2O 1754,8295
Jumlah 9556,8310 Jumlah 9556,8310
8. CRYSTALLIZER
Masuk Keluar
Komposisi Kg/Jam Komposisi Kg/Jam
Filtrat dari E-320
Masuk Keluar
Komposisi Kg/Jam Komposisi Kg/Jam
Produk dari S-325
Mother Liquor ke E-320
C2H2O4.2H2O 3239,6790 C2H2O4 41,7247
C2H2O4 46,3608 C6H12O6 596,3523
C6H12O6 662,6136 HNO3 2049,4364
HNO3 2277,1516 H2O 708,1474
H2O 786,8304 3395,6608
7012,6354
Produk ke B-340
C2H2O4.2H2O 3239,6790
C2H2O4 4,6361
C6H12O6 66,2614
HNO3 227,7152
H2O 78,6830
3616,9746
Masuk Keluar
Komposisi Kg/Jam Komposisi Kg/Jam
Produk dari H-330
Produk kristal ke J-345 Produk kristal ke H-343
Masuk Keluar
Komposisi Kg/Jam Komposisi Kg/Jam
Produk kristal dari B-340
Produk kristal ke J-345
Jumlah 78,6830 Jumlah 78,6830
12. COOLING CONVEYOR
Masuk Keluar
Komposisi Kg/jam Komposisi Kg/jam
Produk dari B-340 Produk kristal ke J-345
C2H2O4.2H2O 3207,2822 C2H2O4.2H2O 3239,3550
Masuk Keluar
Komponen Kg/jam Komponen Kg/jam
Fresh feed dari H-310 Mother liquor dari H-330
NERACA PANAS
Komponen Kcal/jam Komponen Kcal/jam
H Tepung cassava dari F-111
H Produk ke R-220
C6H10O5 4542,6360 C6H12O6 37563,1313
Protein 69,1942 C6H10O5 7218,7856
Lemak 24,6095 Protein 645,8128
Serat kasar 482,9569 Lemak 229,6886
H2O 1657,2051 Serat kasar 4507,5980
ΔH Reaksi 9960735,3280 Q terserap 9897173,9722
Masuk Keluar
Komponen Kcal/jam Komponen Kcal/jam
H H2SO4 dari F-115
Jumlah 239,4431 Jumlah 239,4431
3. Cooler
Masuk Keluar
Komponen Kcal/jam Komponen Kcal/jam
H Produk dari R-210
Produk ke R-220
C6H10O5 7218,7856 C6H10O5 635,9690
Protein 645,8128 Protein 64,5813
Lemak 229,6886 Lemak 22,9689
Serat kasar 4507,5980 Serat kasar 450,7598
H2O 21741,0746 H2O 2174,1075
Masuk Keluar
Komponen Kcal/jam Komponen Kcal/jam
H Filtrat dari R-230
Jumlah 9751060,2511 Jumlah 10447564,5547
5. Absorber
Masuk Keluar
Komponen Kcal/jam Komponen Kcal/jam
H Gas dari R-240
4732,7444 HNO3
52973,5303
6. Heater Udara
Masuk Keluar
Komponen Kcal/jam Komponen Kcal/jam
H udara dari G-246
5004,0251 Udara
Jumlah 48196,6627 Jumlah 48196,6627
7. Evaporator
Masuk Keluar
Komponen Kcal/jam Komponen Kcal/jam
H Produk dari H-310
HNO3 65729,9801 HNO3 107168,4458
H2O 197755,1565 H2O 131612,2159
Masuk Keluar
Komponen Kcal/jam Komponen Kcal/jam
H uap air dari E-320
Jumlah 140672390,7442 Jumlah 140672390,7442
9. Kristalizer
Masuk Keluar
Komponen Kcal/jam Komponen Kcal/jam
H Produk dari E-320
Q crstallization 217278,9316 Q terserap 504597,4556
Masuk Keluar
Komponen Kcal/jam Komponen Kcal/jam
H Produk dari H-330
HNO3 5001,1941 HNO3 9287,9320
H2O 2753,9064 H2O 2108,8048
Jumlah 276750,3569 Jumlah 276750,3569
11. Heater Udara
Masuk Keluar
Komponen Kcal/jam Komponen Kcal/jam
Udara dari G-341
Udara panas ke B-340
Udara
3252,7665 Udara panas 227204,5872
Masuk Keluar
Komponen Kcal/jam Komponen Kcal/jam
H Produk dari B-340 H produk keluar ke J-345
C2H2O4.2H2O 75467,3500 C2H2O4.2H2O 11610,3615
C2H2O4 88,6046 C2H2O4 13,6315
C6H12O6 1291,0966 C6H12O6 198,7841
HNO3 9287,9320 HNO3 1428,9126
H2O 2108,8048 H2O 324,4315
88244,7879
13576,1212 H produk dari H-343
Q terserap 78559,2117
C2H2O4.2H2O 786,9245
C2H2O4 0,9239
H2O 3102,6967
3890,5451
SPESIFIKASI PERALATAN
1. Gudang Tepung Cassava ( F – 111 )
Fungsi : Menampung bahan baku tepung cassava dari supplier
Bahan konstruksi : Beton
Spesifikasi :
Kapasitas : 5445 m3
Bentuk : Prisma segi empat
Ukuran : Panjang = 22 m
Lebar = 22 m
Tinggi = 11 m
Jumlah : 1 buah
2. Screw conveyor-1 (J-112)
Fungsi : Membawa tepung cassava dari gudang ke
bucket elevator
Type : Plain Spouts or Chutes
Spesifikasi :
Kapasitas : 215.9955 ft3/jam
Panjang : 30 ft
Kecepatan putaran : 16 rpm
Power : 2.2 hp
Jumlah : 1 buah
3. Bucket Elevator-1 (J-113)
Fungsi : Memindahkan tepung cassava dari screw conveyor
ke silo
Type : Continous Discharge Bucket elevator
Spesifikasi :
Kapasitas maksimum : 14 ton/jam
Ukuran : 6 in x 4 in x 4 ¼ in
Bucket spacing : 12 in
Tinggi elevator : 25 ft
Ukuran feed maksimum : 3/4 in
Putaran head shaft : 43 rpm
Bucket speed : 225 ft/menit
Lebar belt : 7 in
Power total : 4 hp
4. Silo Tepung Cassava (F-114)
Fungsi : Menampung tepung cassava sebelum masuk rector
Type : Silinder tegak dengan tutup atas plat dan bawah
conis
Bahan konstruksi : Carboon steel SA-283 Grade C
Spesifikasi :
Volume : 101.276 cuft
Diameter : 46.859 in = 3.90 ft
Tinggi : 8.937 ft
Tebal shell : 3/16 in
Tebal tutup atas : 1/4 in
Tebal tutup bawah : 3/16 in
5. Tangki Penyimpan H2SO4 (F-115)
Fungsi : Menampung larutan H2SO4 98%.
Type : Silinder tegak, tutup bawah datar dan tutup atas dishead
Bahan konstruksi : Carboon Steel SA-283 Grade C
Spesifikasi :
Volume : 538 cuft = 15 m3
Diameter : 7 ft
Tinggi : 13.3 ft
Tebal tutup atas : 3/16 in
Tebal tutup bawah : 1/4 in
6. Pompa (L-116).
Fungsi : Mengalirkan H2SO4 ke Reaktor.
Type : Centrifugal pump.
Bahan : Commercial steel.
Spesifikasi :
Rate volumetrik : 31. 9528 gpm
Total dynamic head : 30.43 ft.lbf/lbm
Effisiensi motor : 80%
Power : 1.5 hp
Jumlah : 1 buah
7. Heater (E-117)
Fungsi : Memanaskan bahan sampai 75oC.
Type : 1-2 shell and tube heat exchanger (fixed tube)
Bahan konstruksi : Carboon steel
Spesifikasi :
Tube : OD : 3/4 in ; 16 BWG
Panjang : 16 ft
Jumlah tube : 52
Passes : 2
Shell : ID : 17 ¼ in
Passes : 1
Heat exchanger area,A : 163.32 ft2
: 15.73 m2
Jumlah exchanger : 1 buah
8. Reaktor (R-210)
Fungsi : Tempat menghidrolisis pati menjadi glukosa
Type : Silinder tegak, tutup atas dishead dan tutup bawah conis
Dilengkapi dengan pengaduk dan jaket pendingin.
Bahan konstruksi : Carboon steel SA-283 Grade C.
Spesifikasi :
Dimensi shell
Diameter shell : 8 ft = 91.8 in
Tinggi shell : 15 ft = 183.6 in
Tebal shell : 3/16 in
Tinggi tutup atas : 0.7730 ft
Tinggi tutup bawah : 0.912 ft
Sistem Pengaduk
Diameter impeller : 2.55 ft
Panjang blade : 0.64 ft
Lebar blade : 0.12 ff
Power motor : 9 hp
Sistem Pemanasi
Diameter shell : 8.0256 ft
Tinggi jaket : 9 ft
Jaket spacing : 0.31 in
Tebal jaket : 3/16 in
9. Pompa (L-211)
Fungsi : Mengalirkan larutan hidrolisa ke tangki netralisasi.
Type : Reciproating pump.
Bahan : Commercial steel.
Spesifikasi :
Kapasitas : 11.2583 gpm
Total dynamic head : 30.04 ft.lbf/lbm.
Effisiensi motor : 80%
Power : 1.5 hp
10.Cooler (E-212)
Fungsi : Mendinginkan bahan sampai suhu 30oC.
Type : Double pipe exchanger.
Operasi : Continuous
Bahan : Stainless steel
Spesifikasi :
Ukuran : 3 x 2 in
Jumlah hairpin : 3
L hairpin : 20 ft
Ud : 3.3765 Btu/j.ft2oF
Rd : 0.0075 J.ft2/Btu.
Larutan panas : Annulus
Air pendingin : Inner pipe
Dimensi :
Annulus : Dout : 3.068 in
Din : 2.38 in
ΔP : 1.153 psi
Pipa : Diameter : 2.067 in
ΔP : 3.035 psi
11.Tangki Netralisasi (R-220).
Fungsi : Tempat menetralisasikan asam sulfat berlebih.
Type : Silinder tegak,tutup atas dishead dan tutup bawah conis
dilengkapi dengan pengaduk.
Bahan konstruksi : Carboon Steel SA-283 Grade C.
Spesifikasi :
Dimensi shell
Diameter shell : 6 ft = 67.7 in
Tinggi shell : 11 ft = 135.3 in
Tebal shell : 3/16 in
Dimensi tutup
Dimensi tutup atas (dishead) : 1/4 in
Tinggi tutup atas : 0.8281 ft
Tebal tutup bawah (conis) : 3/16 in
Tinggi tutup bawah : 0.6216 ft
Sistem Pengaduk
Diameter impeller : 1.88 ft
Panjang blade : 0.47 ft
Lebar blade : 0.38 ft
Power motor : 7 hp
12.Pompa (L-221).
Fungsi : Mengalirkan larutan netralisasi ke rotary drum vacum
filter.
Type : Reciproating pump.
Bahan : Commercial steel.
Spesifikasi :
Kapasitas : 11.4311 gpm
Total dynamic head : 30.04 ft.lbf/lbm.
Effisiensi motor : 80%
Power : 1.5 hp
Jumlah : 1 buah
13.Tangki Pengencer NaOH (M-222).
Fungsi : Tempat mengencerkan NaOH
Type : Silinder tegak,tutup atas dishead dan tutup bawah conis
dilengkapi dengan pengaduk.
Bahan konstruksi : Carboon Steel SA-283 Grade C.
Spesifikasi :
Dimensi shell
Diameter shell : 1.5 ft = 18 in
Tinggi shell : 3 ft = 33.6 in
Dimensi tutup
Dimensi tutup atas (dishead) : 1/4 in
Tinggi tutup atas : 0.8281 ft
Tebal tutup bawah (conis) : 3/16 in
Tinggi tutup bawah : 0.0534 ft
Sistem Pengaduk
Diameter impeller : 0.47 ft
Panjang blade : 0.12 ft
Lebar blade : 0.09 ft
Power motor : 1.5 hp
Jumlah : 1 buah.
14.Pompa (L-223).
Fungsi : Mengalirkan larutan NaOH ke Tangki Netralisasi
Type : Centrifugal pump.
Bahan : Commercial steel.
Spesifikasi :
Kapasitas : 8.3178 gpm
Total dynamic head : 30.01 ft.lbf/lbm.
Effisiensi motor : 80%
Power : 1.5 hp
15.Rotary Drum vacuum Filter (H-230)
Fungsi : Memisahkan cake dan filtrat dari tangki netralisasi.
Type : Rotary drum
Spesifikasi :
Kapasitas : 98.429 gpm
Panjang Drum : 20 ft
Diameter : 10 ft
Luas permukaan : 620 ft
Effisiensi motor : 80%
Power : 4 hp
Jumlah : 1 buah
16.Pompa (L-231).
Fungsi : Mengalirkan filtrat ke reaktor (R-140)
Type : Centrifugal pump.
Bahan : Commercial steel.
Spesifikasi :
Kapasitas : 8.2720 gpm
Total dynamic head : 30.02 ft.lbf/lbm.
Effisiensi motor : 80%
Power : 1.5 hp
17.Tangki Penampung Cake (F-232).
Fungsi : Menampung cake dari rotary drum vacuum filter
Type :Silinder tegak dengan tutup atas bawah dishead
Bahan konstruksi :Carboon steel SA-283 grade C
Spesifikasi :
Diameter : 96 in
Tinggi : 25.1 ft = 301.043 in
Tebal shell : 3/16 in
Tebal tutup atas : 1/4 in
Tebal tutup bawah : 1/4 in
18.Reaktor (R-240).
Perhitungan dan Penjelasan pada Bab VI Perencanaan Alat Utama.
Spesifikasi :
Dimensi shell
Diameter shell : 7 ft = 81.4 in
Tinggi shell : 14 ft = 162.8 in
Tebal shell : 3/16 in
Tinggi tutup atas : 0.9191 ft
Tinggi tutup bawah : 0.7748 ft
Sistem Pengaduk
Dipakai impeller jenis turbin dengan 6 buah flat blade dengan 2 buah impeller
Panjang blade : 0.57 ft
Lebar blade : 0.45 ft
Power motor : 15 hp
Sistem Pemanasi
Diameter shell : 7.1584 ft
Tinggi jaket : 11 ft
Jaket spacing : 0. 01 in
Tebal jaket : 3/16 in
19.Pompa (L-241).
Fungsi : Mengalirkan larutan produk ke centrifuge.
Type : Centrifugal pump.
Bahan : Commercial steel.
Spesifikasi :
Kapasitas : 34.1880 gpm
Total dynamic head : 30.01 ft.lbf/lbm.
Effisiensi motor : 80%
Power : 1.5 hp
20.Tangki Penyimpan HNO3 (F-242).
Fungsi : Menampung larutan HNO3 65%.
Type : Silinder tegak, tutup bawah datar dan tutup atas dishead
Bahan konstruksi : Carboon Steel SA-283 Grade C
Spesifikasi :
Kapasitas : 7925 cuft = 224 m3
Diameter : 17 ft
Tinggi : 34.7 ft
Tebal shell : 5/16 in
Tebal tutup atas : 3/16 in
Tebal tutup bawah : 1/4 in
21.Pompa (F-223).
Fungsi : Mengalirkan larutan HNO3 ke Reaktor
Type : Centrifugal pump.
Bahan : Commercial steel.
Spesifikasi :
Kapasitas : 18.0089 gpm
Total dynamic head : 30.03 ft.lbf/lbm.
Effisiensi motor : 80%
Power : 1.5 hp
22.Silo V2O5 (F-224).
Fungsi : Menampung katalis V2O5 dari supplier.
Type :Silinder tegak,tutup atas datar dan tutup bawah conis.
Bahan konstruksi : Carboon Steel SA-283 Grade C.
Spesifikasi :
Volume : 253372.26 cuft = 7170.4370 m3
Diameter : 48 ft
Tinggi : 142.7 ft
Tebal shell : 3/16 in
Tebal tutup atas : 3/16 in
Tebal tutup bawah : 3/16 in
Jumlah : 1 buah
23.Absorber (B-245).
Fungsi :Mengurangi konsentrasi gas buang dengan H2O
Type : Packed Bed
Bahan konstruksi : Carboon Steel
Spesifikasi :
Ukuran ring : 25 mm
Diameter tangki : 0.76 ft
Diameter tutup : 0.76 ft
Tebal shell : 3/16 in
Tebal tutup atas : 3/16 in
Tebal tutup bawah : 3/16 in
Jumlah : 1 buah
24.Blower (G-246).
Fungsi : Memasukkan udara ke absorber (B-146)
Type : Centrifugal Blower
Bahan : Commercial Steel.
Spesifikasi :
Rate volumetrik : 203.1405 cuft/menit
Adiabatic head : 15.000 ft.lbf/lbm gas
Effisiensi motor : 80%
Power : 1 hp
Jumlah : 1 buah.
25.Heater (E-247).
Fungsi : Memanaskan udara sampai 71oC.
Type : 1-2 shell and tube heat exchanger (fixed tube)
Bahan konstruksi : Carboon steel
Spesifikasi :
Panjang : 16 ft
Pitch : 1 in square
Jumlah tube : 97
Passes : 2
Shell : ID : 17 ¼ in
Passes : 1
Heat exchanger area,A : 304.66 ft2
: 28.3036 m2
Jumlah exchanger : 1 buah
26.Tangki Penampung HNO3 (F-248).
Fungsi : Menampung HNO3 hasil dari absorber
Type :Silinder tegak dengan tutup atas bawah dishead
Bahan konstruksi :Carboon steel SA-283 grade C
Spesifikasi :
Diameter : 26 ft = 313 in
Tinggi : 39 ft = 469 in
Tebal shell : 3/8 in
Tebal tutup atas : 3/8 in
Tebal tutup bawah : 1/4 in
27.Centrifuge-1 (H-310).
Fungsi : Memisahkan katalis V2O5 dari produk R-140
Type : Tromol centrifuge.
Bahan konstruksi : Carboon Steel.
Spesifikasi :
Kapasitas maksimum : 200 gpm
Diameter : 24 in
Speed : 4000 rpm
Centrifugal force : 5500 lbf/ft2
Power motor : 7.5 hp
28.Pompa (L-311).
Fungsi : Mengalirkan produk dari centrifuge ke evaporator.
Type : Centrifugal pump.
Bahan : Commercial steel.
Spesifikasi :
Kapasitas : 11.4681 gpm
Total dynamic head : 30.01 ft.lbf/lbm.
Effisiensi motor : 80%
Power : 1.5 hp
29.Evaporator (E-320).
Fungsi : Memekatkan Asam oksalat
Type : Standart Vertical Tube Evaporator.
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA-203 Grade C (2 ½ NI)
Spesifikasi :
Bagian Shell
Diameter Evaporator: 13 ft
Tinggi shell : 26 ft
Tebal shell : 3/16 in
Tebal tutup shell : 1/4 in
Tube Calandria
Ukuran : 4 in sch , 40 standart IPS
OD : 4.5 in
ID : 4.026 in
Panjang tube : 12 ft
Jumlah tube : 1538 buah
Jumlah evaporator: 1 buah
30.Pompa (L-321).
Fungsi : Mengalirkan produk dari evaporator ke kristaliser.
Type : Centrifugal pump.
Spesifikasi :
Kapasitas : 22.2684 gpm
Total dynamic head : 30.02 ft.lbf/lbm.
Effisiensi motor : 80%
Power : 1.5 hp
Jumlah : 1 buah
31.Barometic Condensor (E-322).
Fungsi : Untuk menjaga kondisi vakum dan mengembunkan vapor
dari evaporator.
Type : Multi Jet Spray.
Bahan kontruksi : Carboon steel SA-283 Grade C
Spesifikasi :
Diameter : 2.325 ft
Tinggi kolom : 36.087 ft
Luas penampang : 4.341 ft2
Kebutuhan air pendingin : 193043.3780 kg/jam.
32.Jet ejector (G-323).
Fungsi : Menarik gas-gas yang tidak terkondensasi pada barometik
kondensor
Type : Single Stage Jet.
Bahan konstruksi : Carboon Steel SA-283 Grade C
Spesifikasi :
Panjang : 2 in
Kebutuhan steam : 90.718 kg/jam
Waktu Evakuasi : 10 menit.
Jumlah : 1 buah
33.Hot Well (F-324).
Fungsi : Untuk menampung kondensat dari barometik kondensor
dan steam ejector.
Type : Balok terbuka.
Bahan konstruksi : Carboon Steel SA-283 Grade C.
Spesifikasi :
Panjang : 7.73 ft
Lebar : 3.87 ft
Tinggi : 3.87 ft
34.Kristaliser (S-325).
Fungsi : Mengkristalkan Asam Oksalat dengan pendingin.
Type : Swenson-Walker Crystalizer
Spesifikasi :
Kapasitas : 255.0689 cuft.
Diameter : 4.4110 ft.
Panjang : 14.6886 ft
Luas Cooling area : 248.6688 ft2/ft3
Power : 4 hp
35.Centrifuge-2 (H-330).
Fungsi : Memisahkan mother liquor dari produk.
Type : Tromol centrifuge.
Bahan konstruksi : Carboon Steel.
Spesifikasi :
Kapasitas maksimum : 200 gpm
Diameter : 24 in
Speed : 4000 rpm
Centrifugal force : 5500 lbf/ft2
Power motor : 7.5 hp
36.Screw conveyor-2 (J-331).
Fungsi : Membawa kristal Asam Oksalat ke Rotary dryer.
Type : Plain Spouts or Chutes
Spesifikasi :
Kapasitas : 237.6197 ft3/jam
Panjang : 30 ft
Diameter : 10 in
Kecepatan putaran : 16 rpm
Power : 1 hp
Jumlah : 1 buah
37.Pompa (L-332).
Fungsi : Mengalirkan mother liquor dari centrifuge ke evaporator.
Type : Centrifugal pump.
Bahan : Commercial steel.
Spesifikasi :
Kapasitas : 11.4861 gpm
Total dynamic head : 30.01 ft.lbf/lbm.
Effisiensi motor : 80%
Power : 1.5 hp
38.Rotary Dryer (B-340).
Fungsi : Mengeringkan kristal asam oksalat dengan bantuan
udara panas.
Type : Rotary drum with flight.
Spesifikasi :
Kapasitas : 3538.2916 kg/jam
Isolasi : Batu isolasi.
Diameter : 5.52 m
Panjang : 9 m
Tebal isolasi : 4 in
Tebal shell : 3/16 in
Tinggi bahan : 2.7118 ft
Sudut rotary : 1o
Time of passes : 40.3 menit.
Jumlah flight : 13 buah.
Power : 63 hp
Jumlah : 1 buah.
39.Blower (G-341)
Fungsi : Memasukkan udara ke absorber
Type : Centrifugal Blower
Spesifikasi :
Rate volumetrik : 12.2284 cuft/menit
Adiabatic head : 15.000 ft.lbf/lbm gas
Effisiensi motor : 80%
Power : 1 hp
Jumlah : 1 buah.
40.Heater (E-342)
Fungsi : Memanaskan udara sampai 100oC.
Type : 1-2 shell and tube heat exchanger (fixed tube)
Bahan konstruksi : Carboon steel
Spesifikasi :
Tube : OD : 3/4 in ; 16 BWG
Panjang : 16 ft
Pitch : 1 in square
Jumlah tube : 90
Passes : 2
Shell : ID : 17 ¼ in
Passes : 1
Heat exchanger area,A : 282.67 ft2
: 26.261 m2
41.Cyclone (H-343)
Fungsi : Memisahkan padatan yang terikut udara
Type : Van Tongeren Cyclone.
Spesifikasi :
Kapasitas : 4.9844 cuft/dt
Diameter shell : 0.000009 ft
Tebal shell : 3/16 in
Tebal tutup atas : 3/16 in
Tebal tutup bawah : 3/16 in
42.Cooling conveyor (J-344).
Fungsi : Mendinginkan kristal asam oksalat sampai 35oC
Type : Plain Spouts or Chutes
Spesifikasi :
Kapasitas : 237.1696 ft3/jam
Panjang : 30 ft
Diameter : 10 in
Kecepatan putaran : 16 rpm
Tebal jaket : 2 in
Power : 1 hp
43.Bucket Elevator-2 (J-345).
Fungsi : Memindahkan kristal asam oksalat ke tangki
penampung (F-350)
Type : Continous Discharge Bucket elevator
Spesifikasi :
Kapasitas maksimum : 14 ton/jam
Ukuran : 6 in x 4 in x 4 ¼ in
Bucket spacing : 12 in
Tinggi elevator : 25 ft
Ukuran feed maksimum : 3/4 in
Putaran head shaft : 43 rpm
Bucket speed : 225 ft/menit
Lebar belt : 7 in
Power total : 4 hp
Jumlah : 1 buah
44.Silo Produk Asam Oksalat (F-350).
Fungsi : Menampung kristal asam oksalat sebelum
pengemasan.
Type : Silinder tegak dengan tutup atas plat dan bawah
conis
Spesifikasi :
Volume : 1.2776 cuft = 0.0361 m3
Diameter : 0.8556 in
Tinggi : 2.4467 ft
Tebal shell : 3/16 in
Tebal tutup atas : 1/4 in
BAB VI
PERENCANAAN ALAT UTAMA
VI. 1. Keterangan Alat
Nama Alat : Reaktor (R-240)
Fungsi : Tempat mereaksikan glukosa dan asam nitrat menjadi
Asam oksalat dengan katalis V2O5 .
Type : Silinder tegak,tutup atas dishead dan tutup bawah conical
dilengkapi dengan pengaduk dan jaket pemanas.
VI. 2.Prinsip Kerja
Berdasarkan pertimbangan fase zat yang bereaksi dan kapasitas produksi,
maka digunakan reaktor berpengaduk (mixed flow) dan reaktor pipa alir (plig
flow). Pada reaktor ini glukosa dan asam nitrat merupakan fase zat cair dan V2O5
merupakan fase padat, maka dipilih jenis reaktor berpengaduk (mixed flow)
untuk mempermudah dan mempercepat kontak reaksi. Reaktor ini berupa silinder
tegak dengan tutup atas dishead dan tutup bawah conical yang dilengkapi
pengaduk dan jaket pemanas.
Pertama-tama glukosa dan asam nitrat dimasukan pada reaktor setelah itu
V2O5 masuk reaktor, kemudian reaktor dipanaskan selama 2 jam kemudian
terbentuk asam oksalat.
VI.3. Kondisi Operasi.
Tekanan operasi : 1 atm (Tekanan atmosphere = 14.963 psia)
Suhu operasi : 71oC
Rate feed masuk (Dari Neraca Massa ) :
Komponen Berat Fraksi berat ρ bahan (gr/cc)
C6H12O6 2253.7879 0.1988 1.5400
HNO3 5634.4697 0.4969 1.3770
V2O5 0.1127 0.0000 6.0000
H2O 3449.9438 0.3043 1.0000
11338.3141 1.0000
ρ campuran =
x
62.43 = …. lb/cuft ( 1 gr/cc = 62.43 lb/cuft)ρ campuran = 78.6038 lb/cuft
Rate massa = 11338.3141 kg/jam
= 24989.6443 lb/jam
Rate Volumetrik = 317.9192cuft/jam
VI.4.Dasar Perencanaan
1. Perencanaan Dimensi Reaktor.
2. Perencanaan Sistem Pengaduk
VI.4.1.Perencanaan Dimensi Reaktor.
Bentuk Reaktor = Silinder tegak, tutup atas dishead dan tutup bawah
conical.
Waktu Operasi = 2 jam
Rate Volumetrik = 319.9192cuft/jam
ρ campuran = 78.6038 lb/cuft
Volume bahan = rate volumetrik x waktu tinggal
=319.9192cuft/jam x 2 jam
= 635.8383cuft
Asumsi volume bahan (liquid) mengisi 80% volume tangki, sehingga volume
ruang kosong sebesar 20% dan digunakan 1 buah tangki.
Volume tangki =
=
794.7979 cuftMenentukan ukuran tangki dan ketebalannya.
Diambil dimensi ratio = 2 (Ulrich ; T.4-27, hal 248)
Volume tangki =
x
D2 x 2D794.7979 =
x
D2 x 2DD3 = 311.9582
D = 6.7821ft = 81.3854 in = 2.0346 m
H = 13.5642 ft = 162.7709 in
(D maksimum = 4, Ulrich ; T.4-18).
Penentuan tebal shell :
Tebal shell berdasarkan ASME code untuk cylindrical tank :
T min =
+ C (Brownell & Young,pers 13.1 ; hal 254)
Dengan : Tmin = tebal shell minimum ; in
P = tekanan tangki ; psi
ri = jari-jari tangki ; in (1/2D)
C = faktor korosi ; in (diambil 1/8)
f = stress allowable , bahan konstruksi Carboon stell
SA-283, maka f = 12650 psi
P operasi = P hydrostatic = ρ x g x H
=
= 5.9233 psi
P design diambil 10% lebih besar dari P operasi untuk faktor keamanan.
P design = 1.1 x 5.9233 x = 6.5157 psi
R = 1/2D = 40.6927 in
Tmin =
+
0.125= 0.1512 in (Digunakan t = 3/16)
Dimensi tutup atas, standard dishead :
C a
t r
ID sf
b icr OA
Untuk D = 81 in dengan ts = 3/16 in
Rc = 84 in ; icr = 5 7/8 in (Brownell & Young, T.5-7)
Digunakan persamaan 13.12 dari Brownel & Young.
Tebal Standart torispherical dishead ( atas ) :
Th =
+ C (Brownell & Young,pers 13.12)
Dengan : th = tebal dishead minimum ; in
P = tekanan tangki ; psi
rc = crown radius ; in
C = faktor korosi ; in
E = faktor pengelasan , digunakan double welded butt joint
Faktor pengelasan , E = 0.8
F = stress allowabl, bahan konstruksi carbon steel SA-283
Grade C, f = 12650.
P design = 6.5157 psi
th =
= 0.214 (Digunakan t = 1/4)
h =
√
= 11.029 in = 0.9191 ftTutup bawah, conis :
Tebal conical =
+ C
(Brownell & Young,hal 118, ASME Code)
Dengan α = 1/2 sudut conis = = 15o
tc =
+ 0.125
= 0.1521 in = (Digunakan tc = 3/16 in )
Tinggi conical :
h = (Hesse, pers 4-17)
Keterangan :
α
= 1/2 sudut conis ; 15oD = diameter tangki ; ft
maka h =
= 0.7748 ft
VI.4.2.Perencanaan Sistem Pengaduk
Dipakai impeller jenis turbin dengan 6 buah flat blade (Perry 6ed; p 299).
Diameter impeller (Da) = 1/3 Diameter tangki = 2.2607 ft
Lebar blade (w) = 0.2 diameter impeller = 0.4521 ft
Panjang blade = 0.25 diameter impeller = 0.5652 ft
Penentuan putaran pengaduk :
V = π x Da x N (Joshi ; hal 399)
Keterangan : V = peripheral speed ; m/menit.
Untuk pengaduk jenis turbin :peripheral speed =
200-250 m/menit (Joshi ; hal 389)
Da E
J H
Da = diameter pengaduk ; m
N = putaran pengaduk ; rpm
Diambil putaran pengaduk, N = 90 rpm = 1.5 rps
Da = 2.2607 ft = 0.6891 m
V = 3.14 x 90 x 0.6891
= 199.8195 m /menit = 200 m/menit (memenuhi range 200-250 m/menit)
Penentuan Jumlah pengaduk :
Jumlah impeller =
(Joshi ; hal 389)
=
= 2 buah
Jarak antar pengaduk = (1-1.5) diameter pengaduk (Joshi ; hal 389).
= 1.5 x 2.2607
= 3.3911 ft
Bilangan Reynolds, Nre :
ρ campuran = 78.6038 lb/cuft
µcampuran = 0.0439 lb/ft.dt
Nre = = 13726.4588
Karena Nre > 10000, maka digunakan baffle (Perry 6ed ; hal 19-8)
Untuk Nre > 10000 diperlukan 4 buah baffle, sudut 90o (Perry 6ed ; hal 19-8)
Lebar baffle,J = J/Dt = 1/12
Lebar baffle,J = 1/12 Dt = 0.5652 ft
Untuk Nre > 10000 perhitungan power digunakan persamaan Ludwig ; hal 190 :
P =
Keterangan :
P = power ; hp
K = faktor mixer (turbin) ; 6.3 (Ludwig,vol.T-5 ; hal 192)
g = konstanta gravitasi ; 32.2 ft/dt2 x lbm/lbf
ρ = densitas ; lb/cuft
D = diameter impeller ; ft
P =
=
3055.4571 lb.ft/dt= 5.5544 hp
Untuk 2 buah impeler, maka power input = 11.1107 hp
Perhitungan losses pengaduk :
Gland losses ( kebocoran tenaga akibat poros dan bearing ) = 10% (Joshi;399)
Gland losses 10% = 10% x 11.1107 = 1.1111 hp
Power input dengan gland losses = 11.1107 + 1.1111 = 12.2218 hp
Transmission system losses = 20 % (Joshi; 399)
Transmission system losses = 20% x 12.2218 = 2.4444 hp
Power input dengan transmission system losses = 12.2218 + 2.4444 = 15 hp
VI.4.3.Perencanaan Sistem Pemanas.
Perhitungan jaket :
Perhitungan sistem penjagaan suhu (Kern ; hal 719)
Dari neraca panas,suhu yang dijaga = 71oC
Q = 972820.436 kkal/jam = 2144679.933 Btu/jam
Suhu masuk rata-rata = 30oC = 86oF
Suhu keluar produk = 71oC = 160oF
ΔT = (T2– T1) = (160o - 86o)F = 74 oF.
Kebutuhan steam = 14867.3204 kg/jam = 32776.7920 lb/jam.
Densitas = 62.43 lb/cuft
Rate volumetric =
= 525.0166 cuft/jam = 0.1458 cuft/dt.
Asumsi kecepatan aliran = 10 ft/dt (Kern,T.12 ; hal 845).
Luas penampang =
= 0.0146 ft
2
Keterangan :
D2 = Diameter dalam jaket.
D1 =Diameter luar bejana = D bejana + (2 x tebal shell)
= 6.7821 + 2 x 0.1875
= 7.1571 ft.
Luas penampang = x (D22– D12).
0.0157 = x (D22– 7.30962).
D22 = 51.2429
D2 = 7.1584 ft
Jaket spacing = =
= 0.000649 ft = 0.0078 in
Penentuan tebal jaket :
Tebal jaket berdasarkan ASME Code untuk cylindrical :
t min =
Keterangan :
t min = tebal shell minimum ; in
ri = tekanan tangki ; in (1/2 D)
C = faktor korosi ; in (diambil 1/8)
E = faktor pengelasan digunakan double welded butt joint faktor pengelasan
E = 0.8
f = stress allowable bahan konstruksi Carboon steel SA-283, maka
= 12650 psi.
r = 1/2D = 3.5792 ft
t min =
+ 0.125
= 0.1273 (Digunakan t = 3/16 in).
Perhitungan tinggi jaket :
UD = 550 ft (Kern, Tabel 8)
A =
=
= 316.5277ft
A conis = √ (Hesse,pers 4-19)
Keterangan :
m = 12 in = 1 ft
h = tinggi conical = 0.7748 ft
d = inside diameter jaket = 7.1584 ft
D = outside diameter jaket = OD + (2 x tebal jaket ) = 7.5951 ft.
A conis = √
= 58.11 ft2
A jaket = A shell + A conis
316.5277 = (π x 7.1584 h ) + 58.11
258.4191 = 22 h
h = 11 ft
Spesifikasi :
Nama Alat : REAKTOR (R-240)
Fungsi : Tempat Tempat mereaksikan glukosa dan asam nitrat
Type : Silinder tegak,tutup atas dishead dan tutup bawah
conical dilengkapi dengan pengaduk dan jaket pemanas.
Operasi : Continous.
Dimensi Shell
Diameter Shell, inside : 7 ft = 81.4 in
Tinggi Shell : 14 ft = 162.8 in
Tebal Shell : 3/16 in
Dimensi Tutup
Dimensi tutup atas(dishead) : 1/4 in
Tinggi tutup atas : 0.9191 ft
Tebal tutup bawah (conis) : 3/16 in
Bahan konstruksi : Carboon steel SA-283 grade C
(Brownell & Young, 253)
Sistem Pengaduk
Dipakai impeller jenis turbin dengan 6 buah flat dengan 2 buah impeller.
Panjang blade : 0.57 ft
Power Motor : 15 hp
Sistem Pemanas
Diameter jaket : 7.1584 ft
Tinggi jaket : 11 ft
Jaket spacing : 0.0 1 in
INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA
VII.1. Instrumentasi
Dalam proses industri kimia, instrumentasi mempunyai
peranan yang sangat penting dalam pengendalian suatu rangkaian
proses. Instrumentasi disini berfungsi sebagai alat ukur yang terdiri dari
indikator (penunjuk), pencatat dan alat kontrol (pengendali). Adapun
kondisi operasi dari suatu peralatan yang diatur oleh instrumentasi
adalah suhu, tekanan, rate aliran, tinggi cairan/ padatan dalam suatu
tangki dan sebagainya.
Pengendalian peralatan suatu proses bisa dilakukan secara
otomatis. Pengendalian secara manual digunakan apabila pengendalian
dari proses sepenuhnya ditangani oleh tenaga manusia. Pengendalian
proses dilakukan secara otomatis apabila pengaturan peralatan proses
cukup rumit atau memerlukan pengontrolan yang tepat dan tidak
memungkinkan untuk dilakukan secara manual, biaya pengoperasian
dari alat control lebih murah dibanding dengan biaya secara manual.
Disamping itu pengendalian secara otomatis mempunyai beberapa
keuntungan, antara lain :
1. mengurangi kebutuhan tenaga kerja.
Oleh karena itu dalam perencanaan pendirian pabrik ini,
pengoperasian peralatan proses labih cenderung menggunakan alat
kontrol otomatis. Namun demikian tenaga kerja masih sangat
diperlukan dalam pengawasan proses.
Alat instrumentasi otomatis ini dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Sensing / Primary Element.
Alat control ini langsung merasakan adanya perubahan pada
variabel yang diukur, misalnya temperatur. Primary Element
merubah energi yang dirasakan dari medium yang sedang
dikontrol menjadi signal yang bisa dibaca (yaitu dengan tekanan
fluida).
2. Receiving Element / Elemen Pengontrol.
Alat control ini akan mengevaluasi signal yang didapat dari
sensing element dan diubah menjadi skala yang bisa dibaca,
digambarkan dan dibaca oleh error detector. Dengan demikian
sumber energi bisa diatur sesuai dengan perubahan-perubahan
yang terjadi.
3. Transmiting Element.
Alat kontrol ini berfungsi sebagai pembawa signal dari sensing
element ke receiving element.
yang diinginkan, dan apabila terdapat perbedaan, alat ini akan
mengirimkan signal error. Amplifier akan digunakan sebagai penguat
signal yang dihasilkan oleh error detector jika signal yang akan
dikeluarkan lemah. Motor Operator Signal Error yang dihasilkan harus
diubah sesuai dengan kondisi yang diinginkan, yaitu dengan
penambahan variabel manipulasi. Kebanyakan sistem kontrol
memerlukan operator atau motor untuk menjalankan Final Control
Element. Final Control Element untuk mengoreksi harga variabel
manipulasi.
A. Pemilihan Instrumentasi
Untuk dapat menentukan jenis instrumentasi yang digunakan
pada suatu peralatan, terlebih dahulu perlu ditinjau kondisi operasi,
sehingga diketahui input dan output yang dapat dikontrol. Pemakaian
instrumentasi harus menguntungkan baik ditinjau dari segi proses
maupun segi ekonomi.
Kriteria meliputi :
1. Mudah dalam pengawasan dan pengaturan
( Level, Range dan Fungsi dari alat instrumentasi, ketelitian hasil
pengukuran)
( Konstruksi material, Pengaruh yang ditimbulkan terhadap kondisi
operasi proses yang berlangsung )
4. Harga peralatan relatif murah dengan kualitas yang memadai dan
mudah diperoleh di pasaran.
B. Macam-macam Instrumentasi
1. Pengatur suhu
a. T.I. ( Temperatur Indikator)
Fungsi : Penunjuk suhu
b. T.C. (Temperatur Controller)
Fungsi : Mengendalikan suhu agar dapat dipertahankan pada harga
yang telah ditentukan.
2. Pengatur tekanan
a. P.I. ( Pressure Indikator)
Fungsi : Penunjuk tekanan
b. P.C.( Pressure Controller)
Fungsi : Mengatur tekanan agar dapat dipertahankan pada harga yang
diperlukan.
3. Pengatur aliran
a. F.C. ( Flow Controller )