• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh penggunaan model pembelajarn berbasis masalah terhadap tingkat kesadaran akan nilai globalisasi pada mata pelajaran PKn kelas IV SD Kanisius Kadirojo tahun ajaran 2012 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh penggunaan model pembelajarn berbasis masalah terhadap tingkat kesadaran akan nilai globalisasi pada mata pelajaran PKn kelas IV SD Kanisius Kadirojo tahun ajaran 2012 2013"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP TINGKAT KESADARAN AKAN NILAI

GLOBALISASI PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD KANISIUS KADIROJO TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh :

Elsa Serafina Mayang Lakshita NIM : 091134040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ilmiah sederhana ini Penulis persembahkan kepada :

1. Bunda Maria dan Tuhan Yesus karena telah memberikan kasih karunia didalam hidup ini

2. Bapak dan Mama yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada saya sampai saat ini.

3. Adik-adik yang telah mendukung saya selama ini.

(5)

v

MOTTO

Keberhasilan bukan diukur dengan apa yang sudah Anda capai, melainkan dengan tantangan yang Anda hadapi dan keteguhan hati Anda untuk menjalani perjuangan

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagai layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 20 November 2013 Penulis,

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Elsa Serafina Mayang Lakshita

NIM : 091134040

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul :

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP TINGKAT KESADARAN AKAN NILAI

GLOBALISASI PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD KANISIUS KADIROJO TAHUN AJARAN 2012/2013

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 20 November 2013 Yang menyatakan,

(8)

viii

ABSTRAK

Lakshita, Elsa Serafina Mayang. (2013). Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Tingkat Kesadaran Akan Nilai Globalisasi Pada Mata Pelajaran PKn Kelas IV SD Kanisius Kadirojo Tahun Ajaran 2012/2013. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Kata kunci : Mata pelajaran PKn, Model Pembelajaran Masalah, Nilai Globalisasi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kesadaran akan nilai globalisasi menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas IV SD Kanisius Kadirojo 2012/2013.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental tipe non-equivalent control design. Subjek penelitian ini adalah kelas IV SD Negeri Sinduadi (Kelompok kontrol) dan siswa kelas IVA SD Kanisius Kadirojo sebagai kelas eksperimen. Pengumpulan data dilakukan dengan memberi kuesioner untuk pretest dan posttest. Pengumpulan data ini kemudian diolah menggunakan program SPSS 18 for Windows dengan menggunakan tahap untuk kedua kelompok tersebut yakni: 1) uji homogenitas skor pretest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, 2) uji perbandingan skor pretest ke posttest.

(9)

ix ABSTRACT

Lakshita, Elsa Serafina Mayang. 2013. The Effect of Using Problem-Based Learning To Level of Awareness of The Value of Globalization on The Subjects of PKn At SD Kanisius Kadirojo Yogyakarta Grade IV. Yogyakarta: Sanata Dharma University.

Keywords: PKn, problem-based learning model, globalization value

This research is intended to discover the increase of globalization awareness using problem based-learning model toward students at SD Kanisius Kadirojo grade IV year 2012/2013.

The research that used was non-equivalent control design experimental research. The subject of this research was the students of SD Negeri Sinduadi grade IV (controled group) and the students of SD Kanisius Kadirojo grade IV as the experimental class. The data was collected by giving pre-test and post-test in form of questionnaire. The data was processed by using SPSS 18 for Windows program by using two steps; (1) pre-test score of homogeneity test between controled group and experimental group, (2) comparison test from pre-test to post-test.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih karunia yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Skripsi ini berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN MODEL

PEMBELAJARAN BERBASISMASALAH TERHADAP TINGKAT

KESADARAN AKAN NILAI GLOBALISASI PADA MATA PELAJARAN

PKn KELAS IV SD KANISIUS KADIROJO TAHUN AJARAN 2012/2013

ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata I Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan selesai dengan baik dari dukungan, bimbingan, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rohandi, Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST ., M.A., selaku Ketua Program studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Drs. Paulus Wahana, M.Hum selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing dan membantu sehingga karya ilmiah ini dapat selesai. 4. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A., selaku dosen pembimbing II

yang telah membimbing, membantu dengan sabar dan memberikan dukungan penulis sehingga karya ilmiah ini dapat selesai.

5. Theresia Yunia S., S.Pd., M.Hum., sebagai dosen III yang telah memberikan saran dan masukan untuk penyelesaian skripsi ini.

6. Th. Supartinah, selaku kepala SDK Kadirojo yang telah memberikan ijin dalam melakukan penelitian di SDK Kadirojo.

7. St. Padmonohadi, selaku guru mitra SD penelitian yang sudah banyak membantu sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.

(11)

xi 9. Bapak, Mama, Adik-adik dan saudara yang mendukung dalam segala bentuk dan selalu memotivasi dalam mengerjakan karya ilmiah ini sehingga karya ilmiah ini dapat selesai.

10.Teman-teman satu kelompok payung PKn (Brigitta, Chatarina, Desi, Putri, Vitalis, Ima, Nia dan Nila) yang banyak membantu dalam melaksanakan penelitian dan memberikan dukungan dalam mengerjakan karya ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulis karya ilmiah ini. Namun, penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang akan melakukan penelitian ilmiah.

(12)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... .. vii

ABSTRAK ... viii

(13)

xiii

2.1.3.1 Pengertian PBM ... 14

2.1.3.2 Karakteristik PBM ... 15

2.1.3.3 Langkah PBM ... 17

2.1.4 Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ... 19

2.1.4.1 Pengertian PKn ... 19

2.1.4.2 Tujuan PKn ... 21

2.1.4.3 Ruang Lingkup PKn ... 21

2.1.4.4 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PKn di SD ... . 22

2.2Materi Globalisasi SD ... 23

2.2.1 Pengertian Globalisasi ... 23

2.2.2 Proses Globalisasi ... 24

2.2.3 Tanda dan Ciri Globalisasi ... 24

2.2.4 Pengaruh Globalisasi di Lingkungan ... 25

2.2.5 Pengaruh Globalisasi Positif dan Negatif ... 27

2.2.6 Upaya Penanggulangi Globalisasi ... 27

2.2.7 Sikap Menghadapi Globalisasi ... 28

2.3Hasil Penelitian Sebelumnya ... 29

3.4 Langkah-Langkah Penelitian ... 36

(14)

xiv

3.8.2 Uji Statistik ... 49

3.8.2.1 Uji Homogenitas Skor Pretest ... 49

3.8.2.2 Uji Perbedaan Skor Pretest Dan Posttest ... 49

3.8.2.3 Uji Perbandingan Selisih Skor Posttest ke Pretest ... 50

BAB IV ... 51

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

4.1Hasil Penelitian ... 51

4.1.1 Peningkatan Penggunaan Model PBM terhadap Kesadaran siswa ... 51

4.1.2 Uji Normalitas Data ... 52

4.1.3 Uji Homogenitas Skor Pretest Antara Kelompok Kontrol dan Eksperimen .... 54

4.1.4 Uji Perbandingan Skor Pretest ke Posttest ... 55

4.2 Pembahasan... 59

BAB V ... 62

KESIMPULAN DAN SARAN ... 62

5.1Kesimpulan ... 62

5.2Keterbatasan Penelitian ... 63

5.3Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 64

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Langkah-langkah PBM ... 17

Tabel 2. Pengaruh Perlakuan ... 34

Tabel 3. Jadwal Penelitian ... 36

Tabel 4. Penjabaran Indikator ... 43

Tabel 5. Kisi-kisi Indstrumen Kuesioner ... 44

Tabel 6. Validitas Instrumen ... 45

Tabel 7. Hasil Uji Validitas Instrumen ... 46

Tabel 8. Kriteria Koefisien Reliabilitas. ... 47

Tabel 9. Reliabilitas ... 47

Tabel 10. Hasil Uji Normalitas ... 53

Tabel 11. Perbandingan Skor pretest ... 55

Tabel 12. Perbandingan Skor Pretest ke Postest ... 57

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Silabus Kelompok Eksperimen ... 68

Lampiran 2 : RPP Kelompok Eksperimen ... 73

Lampiran 3 : Kuesioner ... 83

Lampiran 4 : Analisis SPSS ... 87

Lampiran 5 : Uji Validitas ... 89

Lampiran 6 : Uji Reliabilitas ... 90

Lampiran 7 : Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol ... 91

Lampiran 8 : Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen ... 93

Lampiran 9 : Lembar Kuesioner Validitas Siswa ... 95

Lampiran 10 : Lembar Kuesioner Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol ... 97

Lampiran 11 : Lembar Kuesioner Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen .. 99

Lampiran 12 : Lembar Kerja Siswa ... 103

Lampiran 13 : Refleksi Siswa Setelah mengikuti Pembelajaran ... 107

Lampiran 14 : Foto-Foto Penelitian ... 109

Lampiran 15 : Surat Izin Penelitian ... 111

Lampiran 16 : Surat Keterangan Penelitian ... 112

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada BAB I ini akan dikemukakan latar belakang penelitian, rumusan masalah, definisi operasional, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

1.1Latar Belakang Penelitian

Sardiman (dalam Rukiyati, 2008:203) pendidikan adalah suatu proses secara sadar dan terencana untuk membelajarkan peserta didik dan masyarakat dalam rangka membangun watak dan peradaban manusia yang bermartabat. Dengan pendidikan diharapkan ketercapaian tujuan pendidikan. Siswoyo (2011:28) tujuan pendidikan adalah “untuk berkembangnya potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Agar tercipta pendidikan yang ideal, setiap peserta didik memiliki kesadaran karena kesadaran memungkinkan siswa memiliki nilai untuk menyusun rencana dengan sengaja, mempertimbangkan sisi postif dan negatif suatu situasi sebelum mengambil tindakan atau membiarkan keadaan mereda sendiri, dan lebih selektif dalam menentukan arah untuk meraih tujuan (Given, 2007:213).

(19)

dapat berkomunikasi lancar dengan orang tuanya tetapi orang tua kurang memberi arahan yang baik kepada anaknya sehingga ditemukan adanya kasus tentang gambar/video mesum ditemukan di handphone sehingga dapat merusak moral penerus bangsa. Di bidang makanan di tandai dengan berbagai jenis makanan instan seperti makanan ringan yang diproduksi oleh pabrik yang bentuk dan kemasannya menarik dan juga beredar luas mie instan, pizza, dan nugget. Dari segi kesehatan, makanan cepat saji mempunyai efek yang kurang baik dalam kesehatan manusia apabila dikonsumsi secara berlebihan. Diharapkan sekolah dan orang tua memberikan bimbingan untuk menuntun perkembangan kepribadian siswa dalam menumbuhkan kesadaran siswa dalam nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila (Sukmadinata, 2007:29)

(20)

aktif ikut terlibat dalam pengalaman belajar. Pembelajaran hendaknya divariasikan dengan menggunakan model-model pembelajaran yang inovatif sehingga siswa merasa gembira mengikuti pembelajaran, siswa dapat berpartisipasi secara aktif dan terdorong memiliki rasa ingin tahu ketika pembelajaran berlangsung. Salah satu model pembelajaran inovatif yang digunakan dalam pembelajaran dikelas adalah model pembelajaran berbasis masalah (PBM). Model pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai bahan pembelajaran siswa. Siswa diharapkan mampu menemukan pemecahan masalah dalam proses belajar. Pembelajaran berbasis masalah dapat merangsang siswa untuk berpikir kritis dalam menghadapi masalah dan siswa dapat menemukan solusi yang tepat yang terjadi pada kehidupan nyata yang terdapat pada pembelajaran yang berlangsung di kelas (Rusman, 2011 : 229).

(21)

Oleh karena itu diperlukan kesadaran dan menyikapi globalisasi dengan selektif, siswa diharapkan bisa mampu merefleksikan diri kemudian menarik kesimpulan terhadap nilai-nilai yang bisa dipetik sesuai dengan nilai pancasila sesuai dengan kehidupan sehari-hari.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti merumuskan ke masalah, sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dapat berpengaruh pada tingkat kesadaran siswa akan nilai globalisasi terhadap siswa kelas IV SD K Kadirojo Tahun ajaran 2012/2013?

2. Apakah kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah memiliki kesadaran akan nilai globalisasi yang lebih tinggi daripada menggunakan metode ceramah?

1.3 Definisi Operasional

1. Kesadaran

Kesadaran adalah suatu kesadaran diri atas perbuatannya, mampu memilih dan memilah mana yang baik dan buruk kemudian mampu merefleksikannya.

2. Nilai

(22)

3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Model pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang menyajikan realita tentang masalah yang ada, kemudian siswa berpikir kritis untuk mencari solusi, dan siswa menentukan sikap terhadap masalah tersebut.

1.4 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui pengaruh tingkat kesadaran peningkatan kesadaran siswa akan nilai globalisasi, setelah mengikuti pembelajaran PKn dengan model pembelajaran berbasis masalah kelas IV SD K Kadirojo Tahun Ajaran 2012 / 2013.

2. Mengetahui apakah kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah memiliki kesadaran akan nilai globalisasi lebih yang tinggi daripada menggunakan pembelajaran dengan metode ceramah.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis

(23)

2. Bagi guru

Hasil Penelitian ini diharapkan mampu memberikan variasi model pengajaran yang dapat meningkatkan pembelajaran yang lebih menarik dan menjadikan suasana yang kondusif khususnya pelajaran PKn.

3. Bagi sekolah

Laporan ini dapat menambah wawasan untuk para pendidik tentang model pembelajaran dan menambah referensi perpustakaan di sekolah. 4. Bagi siswa

(24)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini membahaskajian pustaka, hasil penelitian terdahulu, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kesadaran

Kesadaran berasal dari kata sadar yang mendapat imbuhan ke – an yang berarti insyaf; yakin; merasa; tahu dan mengerti; 1. Keinsyafan; keadaan mengerti: ~ akan harga dirinya timbul karena ia diperlakukan secara tidak adil; 2. Hal yang dirasakan atau dialami oleh seseorang (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008 :765).

Given (2007:213) kesadaran berarti memahami beragam perasaan, pikiran, hasrat, tindakan, reaksi, dan secara sadar memanipulasi. Tanpa kesadaran, akan merespon dunia di dalam dan diluar eksistensi kita dengan refleks otomatis, hampir sama seperti perut kita ketika mencerna makanan tanpa arahan dari kita. Dengan kata lain, akan berlaku seperti ubur-ubur saat berenang tanpa berpikir di lautan kehidupan. Kesadaran memungkinkan memiliki niat untuk menyusun rencana dengan sengaja, mempertimbangkan sisi positif dan negatif suatu situasi sebelum mengambil tindakan untuk mencapai tujuan.

(25)

dalam memahami realitas dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi terhadap realitas. Kesadaran yang dimiliki manusia kesadaran dalam diri, akan diri sesama, masa silam, dan kemungkinan masa depannya.

Suhatman (2009:67) kesadaran sangat diperlukan dalam pengembangan pribadi intektual siswa dalam kehidupan sekarang dan maupun kemudian hari. Kesadaran kritis dan berpikir kritis dapat dibangun melalui pendidikan di sekolah dan secara khusus melalui kegiatan belajar dan pembelajaran. Untuk menumbuhkan kesadaran kritis serta berpikir kritis siswa dengan menempatkan siswa sebagai subjek, maka hal-hal berikut perlu diperhatikan guru sebagai berikut :

1. Pembelajaran dikelas harus berubah dari berpusat kepada kepada guru menjadi berpusat kepada siswa.

2. Guru berperan sebagai fasilitator untuk melayani siswa dalam membelajarkan siswa dan membuat siswa mengalami serta menyukai belajar. Untuk itu guru senantiasa belajar terus menerus mengaktualisasi diri, memperluas dan memperdalam pengetahuan agar efektif dalam memfasilitasi siswa dalam belajar.

3. Mengajar dengan mengembangkan metode dialogis dalam diskusi, memberi kesempatan pada siswa, memberi kesempatan pada siswa untuk berpikir dan mengendapkan pengetahuannya, memberi kesempatan untuk bertanya, berdebat, bereksplorasi untuk menemukan suatu pemahaman yang baru.

(26)

demikian merangsang otak untuk dapat menerima pengetahuan/pemahaman baru lebih cepat.

5. Membuat perencanaan, persiapkan dengan media yang dapat membantu siswa dalam mengalami belajar, menemukan dan merumuskan sendiri pengetahuannya.

6. Guru berperan sebagai agen perubahan dengan berani mengubah paradigma berpikirnya yaitu menjauhkan diri dari ketakutan dan keengganan mengubah cara mengajarnya yang tidak selektif serta bersikap terbuka.

7. Kesadaran kritis akan terbentuk jika siswa merasa bebas dalam berpikir, berpendapat dan mengekspresikan diri dalam suasana belajar yang terbuka, tidak banyak aturan-aturan yang membelenggu, multinilai, multikebenaran, diperbolehkan salah, menerapkan metode ilmiah. Guru tidak menggurui karena guru dan siswa setara.

8. Kesadaran kritis akan membentuk pola pemahaman konsep yang kuat bukan sekedar menghafal, mampu untuk mencerna pengetahuan dengan mendalam, memiliki cara berpikir kritis menghadapi masalah-masalah sehari-hari dalam kehidupan. Pembelajaran dengan membangun kesadaran kritis akan menghasilkan pembelajaran yang bermutu.

(27)

mempertimbangkan sisi positif dan negatif suatu situasi sebelum mengambil tindakan untuk mencapai tujuan. Kesadaran yang dimiliki manusia kesadaran dalam diri, akan diri sesama, masa silam, dan kemungkinan masa depannya. Guru mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kesadaran kritis siswa membentuk pola pemahaman konsep yang kuat bukan sekedar menghafal, mampu untuk mencerna pengetahuan dengan mendalam, memiliki cara berpikir kritis menghadapi masalah-masalah sehari-hari dalam kehidupan. Pembelajaran dengan membangun kesadaran kritis akan menghasilkan pembelajaran yang bermutu.

2.1.2 Nilai

2.1.2.1 Pengertian Nilai

Syarbaini (2011:33) nilai adalah sesuatu yang berharga, berguna, indah, memperkaya batin, dan menyadarkan manusia akan harkat dan martabatnya. Nilai bersumber pada budi yang berfungsi mendorong dan mengarahkan sikap dan perilaku manusia. Nilai sebagai suatu sistem (sistem nilai) merupakan salah satu wujud kebudayaan, di samping sistem sosial dan karya. Cita-cita, gagasan, konsep, ide tentang sesuatu adalah wujud kebudayaan sebagai sistem nilai.

Rukiyati (2008:59) nilai dipakai untuk menunjuk kata benda abstrak yang artinya “keberhargaan” (worth) atau kebaikan (goodness). Disamping itu juga

(28)

Nilai suatu sifat atau kualitas yang membuat sesuatu berharga, layak diinginkan atau dikehendaki, dipuji, dihormati dan dijunjung tinggi pantas dicari, diupayakan dan cita-citakan perwujudannya, merupakan pemandu dan pengarah hidup kita sebagai manusia. Berdasarkan sistem nilai yang kita miliki dan kita anut, kita memberikan arah, tujuan dan makna pada diri dan keseluruhan hidup kita. Dengan kata lain, berdasar sistem nilai yang kita memiliki dan dalam kenyataan kita hayati, akhirnya kita membentuk identitas diri kita sebagai manusia dan bahkan menentukan nasib keabadian kita (Wahana, 2004:5).

Dapat disimpulkan nilai adalah bersumber pada budi yang dipakai, diperlukan, mendorong dan mengarahkan segala sikap, tingkah laku dan perbuatannya. Nilai sebagai suatu sistem (sistem nilai) merupakan salah satu wujud kebudayaan, di samping sistem sosial dan karya. Cita-cita, gagasan, konsep, ide tentang sesuatu adalah wujud kebudayaan sebagai sistem nilai. Dengan kata lain, berdasar sistem nilai yang kita memiliki dan dalam kenyataan kita hayati, akhirnya kita membentuk identitas diri kita sebagai manusia dan bahkan menentukan nasib keabadian kita.

2.1.2.2 Jenis – Jenis Nilai

Dalam kaitannya dengan penjabarannya, nilai dapat dikelompokkan ada tiga macam, yaitu nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis (Syarbaini, 2011:35-36) yaitu :

1. Nilai dasar

(29)

karena menyangkut kenyataan objektif dari segala sesuatu. Contohnya hakikat Tuhan, manusia, atau makhluk lainnya. Apabila nilai dasar itu berkaitan dengan hakikat Tuhan, maka nilai dasar itu bersifat mutlak, karena Tuhan adalah kausa prima (penyebab pertama), dan segala sesuatu yang diciptakan berasal dari kehendak Tuhan. Nilai dasar itu juga berkaitan dengan hakikat manusia, maka nilai-nilai tersebut harus bersumber kepada hakikat kemanusiaan itu dijabarkan dalam norma hukum yang dapat diistilahkan dengan hak dasar (hak asasi manusia).

2. Nilai Instrumental

Nilai instrumental ialah nilai yang menjadi pedoman pelaksanaan dari nilai dasar. Nilai dasar belum dapat bermakna sepenuhnya apabila nilai dasar tersebut belum memiliki formasi serta parameter atau ukuran yang jelas dan konkret. Apabila nilai instrumental itu berkaitan dengan tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari, maka nilai tersebut akan menjadi norma moral. Akan tetapi, jika nilai instrumental itu berkaitan dengan suatu organisasi atau Negara, maka nilai-nilai instrumental itu merupakan suatu arahan kebijakan atau strategi yang bersumber pada nilai dasar, sehingga dapat juga dikatakan bahwa nilai instrumental itu merupakan suatu eksplisitasi dari nilai dasar.

3. Nilai Praksis

(30)

Dapat disimpulkan dari jenis-jenis nilai bahwa nilai dasar, nilai instrumental dan nilai praksis saling berkaitan karena Nilai dasar itu berkaitan dengan hakikat manusia, maka nilai-nilai tersebut harus bersumber kepada hakikat kemanusiaan itu dijabarkan dalam norma hukum yang dapat diistilahkan dengan hak dasar (hak asasi manusia). Nilai instrumental ialah nilai yang menjadi pedoman pelaksanaan dari nilai dasar sehingga dapat juga dikatakan bahwa nilai instrumental itu merupakan suatu eksplisitasi dari nilai dasar. Nilai praksis merupakan pelaksanaan secara nyata dari nilai-nilai dasar dan nilai instrumental. Berhubung fungsinya sebagai penjabaran dari nilai dasar dan nilai instrumental, maka nilai praksis dijiwai oleh nilai-nilai dasar dan instrumental tersebut.

2.1.2.3 Pendidikan Nilai

Menurut Suparno (dalam Rahmanto, 2005:92) pendidikan nilai dapat disebut pendidikan budi pekerti, asal budi pekerti dimengerti secara lebih luas, bukan sekedar nilai sopan santun. Pendidikan nilai ini terutama harus berisi tentang penghargaan pada nilai kemanusiaan, penghargaan atas hak asasi manusia, penghargaan pada perbedaan, kemampuan hidup dalam perbedaan, persaudaraan, sopan santun, demokrasi, kejujuran, tanggung jawab, keadilan, daya juang, kerohanian dan kelestarian alam. Secara umum nilai-nilai itu akan membangun keselarasan hidup kita, baik dengan Tuhan, dengan sesama, dan dengan alam semesta tempat hidup kita.

(31)

dari seluruh usaha pendidikan. Pendidikan tidak hanya mau mengembangkan ilmu, ketrampilan, teknologi, tetapi juga ingin mengembangkan aspek-aspek lainnya: kepribadian, etik moral dan lain-lain, yang kesemuannya dapat disebut pendidikan nilai.

Dapat disimpulkan pendidikan nilai dapat disebut pendidikan budi pekerti, asal budi pekerti dimengerti secara lebih luas, bukan sekedar nilai sopan santun. Penanaman dan pengembangan nilai-nilai dalam diri seseorang. Pendidikan tidak hanya mau mengembangkan ilmu, ketrampilan, teknologi, tetapi juga ingin mengembangkan aspek-aspek lainnya: kepribadian, etik moral dan lain-lain, yang kesemuanya dapat disebut pendidikan nilai.

2.1.3 Model Pembelajaran Berbasis Masalah

2.1.3.1 Pengertian Model Pembelajaran Masalah

Dewey (dalam Tritanto, 2009:91) belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dengan respon, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberikan masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah, sedangkan sitem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik. Pengalaman siswa yang diperoleh dari lingkungan akan menjadikan kepadanya bahan dan materi guna memperoleh pengertian serta bisa dijadikan pedoman dan tujuan belajarnya.

(32)

diselesaikan. Aspek yang disajikan tentu saja hal-hal yang sesuai dengan pengalaman dalam kehidupan siswa, sehingga masalah yang ditimbulkan menjadi masalah yang kontekstual. Pembelajaran melalui pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian pendekatan kegiatan belajar yang diharapkan dapat memperdayakan siswa untuk menjadi seorang individu yang mandiri dan mampu menghadapi setiap permasalahan dalam hidupnya dikemudian hari.

Menurut Ratumanan (dalam Tritanto, 2009:92), belajar berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun komplek.

Dapat disimpulkan pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian pendekatan kegiatan belajar yang diharapkan dapat memperdayakan siswa untuk menjadi seorang individu yang mandiri dan mampu menghadapi setiap permasalahan dalam hidupnya dikemudian hari. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun komplek.

2.1.3.2 Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah

Rusman (2011:232) karakteristik pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut :

(33)

b) Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak terstruktur;

c) Permasalahan membutuhkan perspektif ganda artinya memperoleh pandangan yang bervariasi dalam menanggapi masalah;

d) Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar;

e) Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama artinya mengarahkan diri pada masalah yang dihadapi;

f) Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam PBM; g) Belajar adalah kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif;

h) Pengembangan ketrampilan inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan;

i) Keterbukaan proses dalam PBM meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar; dan

(34)

2.1.3.3 Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah

Menurut Ibrahim, Nur dan Ismail (dalam Rusman, 2011:243) Tabel 1. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah

Fase Langkah-langkah PBM Tingkah Laku Guru

1. Orientasi siswa pada masalah

Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, dan memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah.

2. Mengorganisir siswa dalam belajar

Membantu siswa dalam mendefinisikan dan mengorganisir tugas-tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

3.

Membimbing penyelidikan individual maupun

kelompok

Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mengadakan penjelasan dan pemecahan masalah.

4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka membagi berbagi tugas dengan temannya.

5.

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang digunakan.

Kelebihan dan kelemahan pembelajaran berbasis masalah (PBM) a. Kelebihan

Sanjaya (2006:218-219) kelebihan pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut :

1) Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.

(35)

3) Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.

4) Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.

5) Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan, disamping itu juga dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya.

6) Melalui pemecahan masalah bisa mempertimbangkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran dasarnya merupakan cara berpikir dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku.

7) Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa karena dapat menjadikan siswa berpikir kritis, mandiri dan mampu menghadapi setiap permasalahan dalam hidupnya. 8) Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa

untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dan pengetahuan baru.

(36)

10) Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk terus-menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.

b. Kelemahan

Menurut Sanjaya (2011:219) kelemahan pembelajaran berbasis masalah adalah :

1) Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak memiliki kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit dipecahkan, maka mereka akan merasa malas untuk mencoba.

2) Keberhasilan strategi pembelajaran melalui pembelajaran berbasis masalah membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.

2.1.4 Pendidikan Kewarganegaraan

2.1.4.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

(37)
(38)

2.1.4.2 Tujuan PKn

Wiharyanto (2008:5) tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah:

1. Mengantarkan peserta didik memiliki wawasan kesadaran bernegara untuk bela Negara dan memiliki pola pikir, pola sikap, dan pola perilaku untuk cinta tanah air.

2. Menumbuhkankembangkan wawasan kebangsaan, kesadaran berbangsa dan bernegara pada diri peserta didik, sehingga terbentuk daya tangkal sebagai ketahanan nasional.

3. Peserta didik dapat menerapakan nilai-nilai luhur Pancasila dalam menciptakan ketahanan nasional, serta

4. Peserta didik mampu menuangkan pemikiran berdasarkan nilai-nilai Pancasila dalam menganalisa permasalahan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2.1.4.3 Ruang Lingkup Mata pelajaran PKn

Ruang lingkup mata pelajaran PKn meliputi aspek-aspek sebagai berikut (Fathurrohman dan Wuri 2011: 8-9):

1. Persatuan dan Kesatuan Bangsa, meliputi: hidup rukun dalam perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, keutuhan NKRI, partisipasi dalam pembelaan Negara, sikap positif terhadap NKRI, keterbukaan dan jaminan keadilan.

(39)

3. Pancasila, meliputi : Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara. Pengalaman nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka 4. Hak Asasi Manusia, meliputi: hak dan kewajiaban anak, hak dan

kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM, pemajuan, penghormatan, dan perlindungan HAM.

5. Norma, Hukum dan Peraturan, meliputi : tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku dalam masyarakat, peraturan-peraturan daerah,norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional. 6. Konstitusi Negara, meliputi: Proklamasi Kemerdekaan dan konstitusi yang

pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar Negara dan konstitusi.

7. Kekuasaan dan politik, meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan system politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.

8. Globalisasi, meliputi globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi.

2.1.4.4 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PKn di SD

(40)

sederhana pengaruh globalisasi di lingkungan, dan 4.3 Menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi yang terjadi di lingkungannya.

2.2 Materi Globalisasi

2.2.1 Pengertian Globalisasi

Menurut Syarbaini (2011:190), globalisasi merupakan suatu proses untuk meletakkan dunia di bawah satu unit yang sama tanpa dibatasi oleh kedudukan geografi suatu negara. Melalui proses ini dunia tidak lagi mempunyai perbatasan dengan ruang udara dan terbuka luas untuk dimasuki oleh berbagai informasi yang disalurkan melalui media komunikasi, seperti internet, media elektronik dan teknologi cyber. Perkembangan ini memungkinkan hubungan antara sebuah negara dengan negara lain dan hubungan sesama manusia dilakukan secara singkat.

Bestari (2008:79) mengemukakan kata "globalisasi" diambil dari kata globeyang artinya bola bumi tiruan atau dunia tiruan. Kemudian, kata globe menjadi global, yang berarti universal atau keseluruhan yang saling berkaitan. Jadi, globalisasi adalah proses menyatunya warga dunia secara umum dan menyeluruh menjadi kelompok masyarakat.

(41)

memungkinkan hubungan antara sebuah negara dengan negara lain dan hubungan sesama manusia dilakukan secara singkat.

2.2.2 Proses Globalisasi

Robertson (dalam Syarbaini, 2011:191) ada empat unsur yang menyebabkan proses globalisasi, yaitu sebagai berikut :

a. Individu yang menimbulkan individualisasi.

b. Masyarakat nasional, yaitu menimbulkan pembentukan masyarakat sebagai negara bangsa yang modern.

c. Sistem masyarakat internasional, saling ketergantungan antarbangsa dalam berbagai pengaturan.

d. Kemanusiaan, yang menimbulkan humanisasi yang tidak membedakan ras, kelas, dan gender dalam kaitan dengan kesempatan hak setiap manusia.

2.2.3 Tanda-Tanda dan Ciri-Ciri Globalisasi

Menurut Nugraha (2012:61), tanda-tanda globalisasi dapat dilihat dari hal hal berikut ini :

a. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. b. Komunikasi yang semakin canggih.

(42)

Ciri-ciri yang menandakan berkembangnya globalisasi sebagai berikut : a. Adanya sikap ketergantungan suatu negara dengan negara lain, seperti

ketergantungan dalam bidang ekonomi.

b. Adanya persamaan masalah yang dihadapi oleh negara-negara di dunia, seperti pemanasan global, krisis dunia dan lain sebagainya.

c. Berkembangnya teknologi yang mampu meniadakan batas-batas geografis suatu negara.

d. Meningkatkan proses interaksi kultural melalui perkembangan media massa terutama televisi, film, musik dan berita.

2.2.4 Pengaruh Globalisasi di Lingkungan Sekitar

Nugraha (2012:61-62), budaya asing yang masuk ke Indonesia dapat mempengaruhi perilaku masyarakat dalam kehidupan sehari-hari tanpa disadari dan dapat dilihat dari hal-hal berikut ini :

a. Gaya Hidup

Masyarakat cenderung memilih menerapkan gaya hidup modern daripada gaya hidup tradisional. Alasan mengapa masyarakat memilih gaya hidup modern adalah karena semuanya serba mudah, cepat, dan ekonomis. Gencarnya iklan mempengaruhi keinginan masyarakat untuk memiliki suatu barang mutakhir. Orang berlomba-lomba memiliki barang baru guna meningkatkan gengsi.

b. Makanan

(43)

membuat dan memasaknya. Contoh makanan yang ada karena globalisasi: pizza, spagheti, burger, hot dog, hamburger, sushi, steak, dan donat. Contoh minuman: Sprite, Fanta dll.

c. Pakaian

Masyarakat di negara berkembang biasanya suka meniru perkembangan model dari negara maju, sehingga mendorong industri pakaian berkembang pesat. Contoh : baju jas yang merupakan budaya bangsa barat sudah digunakan oleh sebagian masyarakat kita pada acara-acara resmi atau resepsi. Begitu pula dengan celana jeans dan Tshirt. Masyarakat kita sudah terbiasa menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.

d. Komunikasi

Komunikasi juga merupakan contoh pengaruh dari globalisasi.

Komunikasi adalah suatu hubungan seseorang dengan orang lain.

Komunikasi dapat dilakukan dengan dua orang atau lebih. Dahulu

komunikasi antara wilayah menggunakan jasa pos yaitu surat yang

sampainya bisa mencapai satu sampai dua hari, kemudian berkembang

dengan telepon rumah. Namun, sekarang ini di era globalisasi jika akan

berkomunikasi baik satu arah maupun dua arah dengan orang lain yang

berbeda wilayah sangat mudah, cepat, dan murah. Sarana yang digunakan

misalnya teleponkabel, telepon seluler, internet, e-mail. Dengan adanya

alat komunikasi yang canggih kita dapat melakukan hubungan dengan

(44)

2.2.5 Pengaruh Globalisasi dilihat dari segi positif dan segi negatif

Dewi (2008:45), dari segi positif diantaranya sebagai berikut ini: a. Kemajuan di bidang komunikasi dan transportasi.

b. Meningkatnya perekonomian masyarakat dalam suatu negara.

c. Meluasnya pasar untuk produk dalam negeri.

d. Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih

baik.

e. Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi. Sedangkan segi negatifnya dari adanya globalisasi antara lain:

a. Gaya hidup bebas, narkoba, dan kekerasan menjadi mudah masuk dalam

kehidupan masyarakat Indonesia.

b. Masyarakat cenderung mementingkan diri sendiri.

c. Karena banyaknya barang yang dijual, maka masyarakat menjadi

konsumtif.

2.2.6 Upaya Penanggulangan Globalisasi

Nugraha (2012:62), untuk mengatasi pengaruh globalisasi diperlukan upaya-upaya untuk menanggulanginya. Adapun upaya penanggulangan globalisasi dapat diterapkan di berbagai lingkungan kehidupan, yaitu sebagai berikut.

a. Lingkungan Keluarga

(45)

menerapkan aturan yang tegas pada setiap keluarga tanpa mengurangi kasih sayang, memberi keteladanan, dan berusaha menciptakan komunikasi yang baik antar anggota keluarga.

b. Lingkungan Sekolah

Sekolah perlu menekankan pelajaran budi pekerti serta pengetahuan tentang globalisasi. Dengan demikian, siswa tidak terjerumus dalam perilaku negatif akibat globalisasi. Untuk itu, peranan orang tua, guru, serta siswa sangat diperlukan.

c. Lingkungan Masyarakat dan lingkungan keagamaan

Peran tokoh masyarakat dan agama sangat diperlukan dan diharapkan mampu menjadi contoh bagi umat atau anggota masyarakat. Nasehat atau saran-saran yang diberikan tokoh masyarakat atau agama akan mampu mempengaruhi pola kehidupan masyarakat.

d. Lingkungan Pemerintahan dan Negara

Pemerintah merupakan salah satu lembaga yang berwenang mengeluarkan peraturan atau hukum. Misalnya, peraturan yang melarang merokok ditempat umum, larangan minum-minuman keras. Mewujudkan pemerintah dapat melakukannya melalui lembaga peradilan, kepolisian.

2.2.7 Menentukan Sikap dalam Menghadapi Pengaruh Globalisasi

Ada beberapa sikap yang harus dimiliki masyarakat Indonesia dalam menghadapi pengaruh globalisasi (Nugraha 2012:63) sebagai berikut :

(46)

b) Mempertebal keimanan dan meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

c) Mencintai dan menggunakan produk dalam negeri.

d) Mencintai kebudayaan bangsa sendiri daripada kebudayaan asing. e) Melestarikan budaya bangsa baik seni maupun adat istiadat.

2.3 Hasil Penelitian yang sebelumnya

Dalam penelitian ini, peneliti akan memaparkan beberapa hasil penelitian yang relevan.

(47)
(48)

penggunaan model PBM berpengaruh terhadap kesadaran siswa akan nilai globalisasi dan seberapa besar pengaruh dari model yang digunakan dalam penelitian terkait dengan apa yang dipelajari.

2.4 Kerangka Berpikir

(49)

Pembelajaraan PKn tentang globalisasi di kelas IV akan sangat menarik apabila siswa mengalami pembelajaran itu sendiri dan mendapat pengalaman tentang nilai yang dapat dipetik dari setiap permasalahan, maka dari itu metode PBM baik digunakan dalam penelitian ini. Pengaruh globalisasi memang sangat beragam dan meliputi banyak aspek, contohnya gaya hidup, komunikasi, transportasi, teknologi, makanan dan minuman. Peningkatan kualitas belajar siswa, yang ditandai dengan peningkatan partisipasi siswa dalam belajar, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kesadaran siswa akan nilai terkait dengan materi globalisasi. Usaha peningkatan kualitas belajar siswa tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah (PBM).

Dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah (PBM) siswa dapat bekerjasama dalam kelompok untuk memecahkan masalah serta merefleksikan permasalahan dan menyadari akan nilai globalisasi.

2.5 Hipotesis Statistik

2.4.1 Penggunaan model PBM berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kesadaran siswa akan nilai globalisasi kelas IV SD Kanisius Kadirojo Tahun Ajaran 2012/2013. Hi diterima H0 ditolak.

(50)

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada Bab III ini akan diuraikan tentang jenis penelitian, populasi dan sampel, jadwal pengambilan data, rencana tindakan, variabel penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, uji validitas dan realiabilitas, dan teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

(51)

treatment yang telah dilakukan pada kelas eksperimen. Menghitung selisih antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan cara: ( O2-O1)-(O4-O3). Desain penelitian jenis ini digambarkan dengan gambar berikut ini

Tabel 2. Pengaruh Perlakuan

Keterangan :

X1 = Perlakuan atau treatment penerapan menggunakan metode ceramah X2 = Perlakuan atau treatment penerapan menggunakan model

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) O1 = Rerata pretest kelompok eksperimen O2= Rerata posttest kelompok eksperimen O3 = Rerata pretest kelompok kontrol O4 = Rerata posttest kelompok kontrol

3.2 Populasi dan Sampel

Sugiyono (2010:297) mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SD di DIY yang memperoleh pembelajaran PKn tentang globalisasi.

O1 X1 O2

(52)

Sugiyono (2010:297), mengemukakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi tertentu. Sampel penelitian ini ada dua kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD K Kadirojo beralamatkan di Kadirojo, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta sebagai kelas eksperimen. Untuk kelas kontrol dilaksanakan di SD N Sinduadi 1 beralamatkan di Jalan Magelang km 06 Karang anyar no 59.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah senua siswa kelas IV SD K Kadirojo yang berjumlah 43 siswa sebagai kelas eksperimen. Sedangkan kelas kontrol adalah SD N Sinduadi dengan jumlah 31 siswa.

3. Objek Penelitian

(53)

3.3 Jadwal Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari – Juli 2013. Berikut adalah susunan jadwal kegiatan yang telah dibuat peneliti dalam melakukan penelitian :

(54)

bekerja dalam beberapa kelompok. Penelitian ini akan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Memilih SK (Standar Kompetensi) serta KD (Kompetensi Dasar) terkait dengan mata pelajaran PKn di SD yang tersedia pada semestar genap tahun 2012/2013, khususnya yang akan diselenggarakan mulai bulan februari 2013, yaitu : untuk kelas IV memilih SD “Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya”.

2. Menggali nilai-nilai yang termuat dalam materi pembelajaran yang berhubungan dengan Standar Kompetensi globalisasi.

3. Menyusun instrumen kuesioner untuk mengukur tingkat kesadaran siswa akan nilai globalisasi.

4. Melakukan uji validitas serta uji reliabilitas terkait dengan instrumen yang selanjutnya dapat memperoleh butir-butir instrumen yang valid dan reliabel untuk digunakan dalam penelitian.

5. Menyebarkan instrumen kuesioner yang telah valid dan reliabel untuk kelas kontrol maupun kelas eksperimen, sebelum kegiatan pembelajaran PKn, untuk mengetahui tingkat kesadaran siswa tentang nilai globalisasi. 6. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) PKn berdasarkan

SK yang dipilih dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBM).

7. Melaksanakan kegiatan pembelajaran PKn sesuai dengan RPP yang telah disusun termasuk menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. 8. Menyebarkan instrumen yang telah valid dan reliabel untuk kelas kontrol

(55)

mengetahui tingkat kesadaran siswa akan nilai setelah pembelajaran PKn dilakukan.

9. Mengumpulkan data berdasarkan instrumen yang telah disebarkan baik sebelum maupun sesudah pembelajaran PKn dilakukan.

10.Melakukan pengolahan data untuk mengetahui :

a. Deskripsi tentang tingkat kesadaran siswa akan nilai terkait dengan materi globalisasi yang dibahas baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen sebelum dilakukan pembelajaran PKn.

b. Deskripsi tentang tingkat kesadaran siswa akan nilai terkait dengan materi globalisasi yang dibahas baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen setelah dilakukan pembelajaran PKn.

c. Membandingkan antara tingkat kesadaran siswa akan nilai terkait materi globalisasi sebelum pembelajaran PKn dilakukan dengan pembelajaran PKn setelah dilakukan.

d. Membandingkan tingkat kesadaran akan nilai setelah pembelajaran PKn dilakukan antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen.

3.5 Variabel Penelitian

(56)

1. Variabel independent (bebas)

Sugiyono (2010:61) mengemukakan bahwa variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat), dalam penelitian ini variabel independennya adalah model pembelajaran berbasis masalah (PBM). 2. Variabel dependent (terikat)

Sugiyono (2010:61) mengemukakan bahwa variabel terikat merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel dependent adalah kesadaran siswa akan nilai globalisasi.

Variabel independen Variabel dependen

Gambar 1 : Variabel independen dan Variabel dependen

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner yang akan digunakan sebagai pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pretest dilakukan oleh kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum pembelajaran dilaksanakan. Pretest dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan skor pretest pada kelompok kontrol dan eksperimen. Pada kelompok kontrol, posttest tidak menggunakan perlakuan / treatment PBM setelah pembelajaran, sedangkan posttest dilakukan pada kelas eksperimen dengan menggunakan model PBM dilaksanakan, dan posttest setelah

(57)

pembelajaran. Penelitian ini berdasarkan materi globalisasi pada Standar Kompetensi (SK) 4. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya dan Kompetensi Dasar (KD) 4.1 memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkungannya dan KD 4.3 menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi yang terjadi di lingkungannya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner.

Menurut Margono (2007:167), kuesioner merupakan suatu alat pengumpul informasi dengan cara meyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis oleh responden. Kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur / responden (Mustaqim, 2011: 171).

Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini merupakan kuesioner berstruktur atau kuesioner tertutup. Kuesioner berstruktur berisi pernyataan-pernyataan yang disertai dengan pilihan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut (Furchan, 2007: 260). Pada penelitian ini, responden membubuhkan tanda cek (√) pada kolom yang telah sesuai dengan pilihannya.

(58)

Setuju (SS)”, “Setuju (S)”, “Tidak Setuju (TS)”, “ Sangat Tidak Setuju (STS)”. Dalam penelitian ini seharusnya menggunakan lima alternatif yaitu “Ragu-Ragu

(RG)” tetapi bagi anak sekolah dasar kata ragu-ragu belum bisa dipahami dalam mengisi kuesioner sehingga tidak digunakan. Berikut ini skor untuk pernyataan favorable dan pernyataan unfavorable:

1) Pernyataan favorable, dengan pilihan jawaban dan skor: a. Sangat Setuju (SS) : skor 4

b. Setuju (S) : skor 3

c. Kurang Setuju (KS) : skor 2 d. Tidak Setuju (TS) : skor 1 2) Pernyataan unfavorable, dengan pilihan jawaban dan skor:

a. Sangat Setuju (SS) : skor 1

b. Setuju (S) : skor 2

c. Kurang Setuju (KS) : skor 3 d. Tidak Setuju (TS) : skor 4

Berikut ini kisi-kisi dari kuesioner pengembangan yang akan digunakan untuk membuat instrumen penelitian.

1. Indikator

a. Menyadari akan adanya nilai sebagai kualitas yang perlu diusahakan. b. Menyadari akan peranan nilai yang menjadi daya tarik manusia untuk

mewujudkannya.

(59)

d. Menyadari sikap yang diperlukan demi terwujudnya nilai yang diharapkan.

(60)

2. Penjabaran Indikator

Tabel 4 : Penjabaran Indikator

No Penjabaran Indikator

Favorable Unfavorable

1. Menyadari akan adanya nilai sebagai kualitas yang perlu diusahakan

Globalisasi memperlancar hubungan manusia yang satu dengan yang lain

Globalisasi adalah proses yang merusak moral bangsa Globalisasi bisa memperlancar

kerjasama antar masyarakat dunia

Globalisasi adalah masuknya pengaruh budaya barat ke Negara-negara lain Makanan cepat saji (KFC, Pizza Hut,

dll) adalah makanan yang tidak sehat

Saya suka sekali mengkonsumsi makanan cepat saji karena praktis

Saya menyadari internet dapat memperluas wawasan pengetahuan

Saya menggunakan internet untuk membuka permainan online dan hal-hal

yang tidak bermanfaat

Tarian tradisional adalah tarian kuno yang tidak layak dipelajari

Membeli pakaian buatan Indonesia Pakaian buatan luar negeri lebih baik daripada buatan dalam negeri dengan rapi agar nyaman dilihat orang

lain

Saya memakai seragam sekolah tidak sesuai dengan aturan/tata tertib sekolah

Mempelajari tarian negeri sendiri

dengan tekun Malu mempelajari tarian negeri sendiri Saya menyisihkan uang jajan untuk

ditabung Saya selalu menghabiskan uang jajan Saya bersemangat untuk mempelajari

tarian tradisional Indonesia Tarian tradisional kurang menarik 3. Menyadari akan

Merawat semua baju yang saya miliki

agar terlihat rapih Saya tidak pernah mencuci baju Mengambil nilai-nilai positif dari siaran

TV

Mencontoh hal-hal yang buruk dari siaran TV

Sebelum membeli pakaian harus di daftar terlebih dahulu sesuai dengan

kebutuhan

Saya suka menghabiskan uang untuk membeli baju baru

Saya biasa mengatur jam belajar dengan baik

Senang menonton TV secara berlebihan

Menggunakan internet sesuai dengan

tujuan yang positif Internet membuat saya malas berpikir Memiliki sikap ramah dan hormat

terhadap orang lain

Saya tidak suka membantu orang lain yang kesusahan

5. Menyadari tindakan yang perlu dilakukan demi terwujudnya

Kebudayaan luar negeri layak kita tolak

Saya menggunakan telepon dengan

seperlunya Menggunakan telepon dengan boros Bangga menggunakan pakaian batik

sebagai produk dalam negeri

(61)

3. Kisi-kisi instrumen kuesioner

Tabel 5 : Kisi-kisi instrumen kuesioner

No Indikator Favorable Unfavorable

1. Menyadari akan adanya nilai sebagai kualitas yang perlu diusahakan

1, 6, 15, 19, 20, 21, 22

23, 28, 37, 41, 42, 43, 44 2. Menyadari akan peranan nilai yang menjadi

daya tarik manusia untuk mewujudkannya

2, 7, 11, 16 24, 29, 33, 38

3. Menyadari akan sarana-sarana / penunjang / wujud serta cara-cara yang perlu diusahakan demi terwujudnya nilai yang akan dituju

3, 8, 12 25, 30, 34

4. Menyadari sikap / sebelum melakukan yang diperlukan demi terwujudnya nilai yang diharapkan

4, 9, 13, 17 26, 31, 35, 39

5. Menyadari tindakan yang perlu dilakukan demi terwujudnya nilai yang menjadi tujuan

5, 10, 14, 18, 27, 32, 36, 40

Jumlah 22 22

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.7.1 Validitas

(62)

konstruk dan validitas isi. Untuk menguji validitas konstruk, dapat digunakan pendapat dari ahli (experts judgment).experts judgment dilakukan oleh dosen pembimbing dan guru PKn. Validitas isi untuk mengukur pengaruh kesadaran siswa akan nilai globalisasi, Menurut (Sugiyono, 2010:177). Untuk mempermudah perhitungan validitas isi peneliti menggunakan program SPSS 16 untuk menghitung kuesioner kesadaran dan menggunakan SPSS 18 untuk menghitung peningkatan kesadaran, dengan hasil perhitungan sebagai berikut :

Tabel 6 : Tabel Validitas Instrumen

No Indikator adanya nilai sebagai kualitas yang perlu 5 Menyadari tindakan

(63)

Tabel 7 : Hasil Uji Validitas Instrumen Menggunakan SPSS

Item Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Keputusan

1 0,119 0,524 Tidak Valid

(64)

menyatakan bahwa korelasinya signifikan pada tingkat signifikansi 5% dapat dikatakan nilai probabilitas hubungan sedang yang berarti kesalahan terbesar adalah 5%, dan bintang dua (**) signifikan pada tingkat signifikansi 1% (probabilitas hubungannya sangat tinggi) yang berarti kesalahan terbesar 1%.

3.7.2 Reliabilitas

Masidjo (1995 : 209), yang dimaksudkan dengan reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukan konsistensi dan ketelitian hasil. Suatu tes yang reliabel akan menunjukan ketepatan dan ketelitian hasil dalam satu atau berbagai pengukuran.

Dengan demikian suatu tes dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu dan kesempatan yang berbeda. Peneliti menggunakan SPSS 18 for windows dalam perhitungan validitas dan reliabilitas. Berikut tabel kriteria koefisien reliabilitas untuk memberi arti terhadap koefisien reliabilitas yang diperoleh (Masidjo, 1995:209):

Tabel 8: Kriteria Koefisien Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kualifikasi

0,91 – 1,00 Sangat tinggi

0,71 – 0,90 Tinggi

0,41 – 0,70 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

negatif – 0,20 Sangat rendah

Tabel 9 : Tabel Reliabilitas

SD N Adisucipto 1 Cronbach Alpha Kualifikasi

(65)

Tabel di atas menunjukkan harga Alpha Cronbach’s untuk instrumen yang digunakan sebesar 0,869 kualifikasinya yaitu tinggi sehingga instrumen yang dibuat dapat digunakan karena sudah memenuhi syarat instrumen yang valid dan reliabel.

3.8 Teknik Analisis Data

Data yang diolah dengan menggunakan program komputer SPSS Statistic 18 for Windows. Teknik analisis data dilakukan dengan cara berikut:

3.8.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui apakah distribusi data tersebut normal atau tidak (Priyatno 2012:132). Metode pengambilan keputusan untuk uji normalitas sebagai berikut :

a. Jika harga sig. (2-tailed)> 0,05 maka data berdisribusi normal. Karena data terdistribusi normal maka teknik analisis selanjutnya menggunakan teknik statistik parametrik dalam hal ini dapat digunakan independent samples t-test atau paired samples t-t-test.

b. Jika harga sig. (2-tailed)< 0,05 maka data berdisribusi tidak normal. Karena data terdistribusi tidak normal maka teknik analisis selanjutnya menggunakan teknik statistik nonparametrik dalam hal ini dapat digunakan Mann-Whitney atau Wilcoxon.

(66)

3.8.2 Uji Statistik

3.8.2.1 Uji Homogenitas skor pretest atau uji persamaan skor pretest

Uji Homogenitas antara pretest kelompok kontrol dan pretest kelompok eksperimen. Uji homogenitas data pre-test berfungsi dan dilakukan untuk mengetahui apakah skor pre-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai titik pijak yang sama atau berbeda. Kriteria untuk menilai persamaan data sebagai berikut:

1) Jika sig.(2-tailed) > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pre-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dengan kata lain kedua kelompok data memiliki persamaan.

2) Jika sig.(2-tailed)< 0,05, maka terdapat perbedaan yang signifikan antara pre-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dengan kata lain kedua kelompok data tidak terdapat persamaan atau berbeda.

3.8.2.2 Uji perbedaan data pretest dan posttest

Uji perbedaan data test dilakukan untuk mengetahui apakah skor pre-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai titik pijak yang sama atau berbeda. Kriteria untuk menilai persamaan data sebagai berikut:

1) Jika sig.(2-tailed)> 0,05, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pre-test dan post-test, dengan kata lain tidak ada kenaikan yang signifikan antara nilai pre-test ke post-test.

(67)

3.8.2.3 Uji perbandingan selisih skor post-test ke pre-test

Uji selisih skor dilakukan jika terdapat perbedaan antara skor pre-test kelompok kontrol dan kelompok ekserimen, atau dengan kata lain kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tidak berasal dari titik pijak yang sama sehingga tidak digunakan analisis pengaruh perlakuan namun menggunakan perhitungan selisih skor pre-test dan post-test pada masing-masing kelompok. Kriteria untuk menarik kesimpulan sebagai berikut:

1) Jika sig.(2-tailed) > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada skor post-test kelompok kontrol dan eksperimen, dengan kata lain penggunaan metode PBM tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kesadaran siswa.

(68)

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV akan dibahas hasil penelitian untuk mengetahui peningkatan penggunaan model Pemecahan Berbasis Masalah terhadap kesadaran siswa akan nilai globalisasi. Hasil penelitian akan menjelaskan deskripsi data dan analisis data yang dilakukan.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Peningkatan Penggunaan Model Pemecahan Berbasis Masalah

terhadap Kesadaran siswa

Penelitian payung ini tentang peningkatan kesadaran siswa akan nilai globalisasi pada siswa kelas IV SD dalam penggunaan model pemecahan berbasis masalah pada matapelajaran Pkn. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan dua kelompok untuk dibandingkan. Kelompok tersebut terdiri dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen pada kelas IV SD K Kadirojo dan kelompok kontrol pada kelas IV SD N Sinduadi. Kelompok eksperimen merupakan kelompok yang mendapatkan perlakuan/treatment, bentuk perlakuan/treatment yaitu penerapan model pemecahan berbasis masalah sedangkan kelompok kontrol merupakan kelompok yang tidak mendapat perlakuan/treatment, bentuk perlakuan yaitu penerapan metode ceramah dan dilakukan oleh guru mitra.

(69)

kesadaran siswa akan nilai globlisasi yang bertujuan mengukur kemampuan awal siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 2) Setelah diberikan pretest pada kedua kelompok baik di kelompok kontrol maupun eksperimen diberi materi pelajaran yang sama dengan perbedaan treatment. Kelompok kontrol menggunakan metode ceramah dan tanya jawab selama pembelajaran berlangsung. Kelompok eksperimen menggunakan model pemecahan berbasis masalah selama pelajaran berlangsung. 3) Pada akhir pertemuan dan setelah semua materi sudah tersampaikan seluruhnya, maka kedua kelompok diberikan posttest. Posttest berupa kuesioner atau angket yang akan diteliti berjumlah dua puluh lima pernyataan yang berisi kesadaran siswa akan nilai globalisasi yang bertujuan mengukur kemampuan akhir antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama seperti dalam pretest. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan sikap sadar akan nilai globalisasi yang diberikan dalam pelajaran PKn dan untuk membandingkan hasil yang diperoleh antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

4.1.2 Uji Normalitas Data

(70)

1. Jika nilai signifikansi atau harga sig. (2-tailed)> 0,05 , distribusi data dikatakan normal.

2. Jika nilai signifikansi atau harga sig. (2-tailed)< 0,05 , distribusi data dikatakan tidak normal.

Hasil perhitungan uji normalitas pretest dan posttest dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 10: Hasil uji normalitas data pretest dan posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

No Aspek Hasil Signifikansi Keterangan

1 Rerata skor Pretest kelompok kontrol 0,924 Normal

2 Rerata skor Posttest kelompok kontrol 0,203 Normal

3 Rerata skor Pretest kelompok eksperimen 0,338 Normal

4 Rerata skor Posttest kelompok eksperimen 0,496 Normal

(71)

4.1.3 Uji Homogenitas Skor Pretest Antara Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

Analisis perbandingan skor pretest kedua kelompok dapat dilakukan setelah menguji normalitas data. Uji perbandingan skor pretest bertujuan untuk mengetahui kondisi awal atau titik pijak antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terdapat perbedaan kemampuan atau tidak. Jika memiliki kondisi awal yang sama maka dapat dilakukan perbandingan antara skor kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Analisis statistik yang digunakan adalah statistic paramerik dalam hal ini independent sampel t-test . Uji independent sample t-test digunakan karena data memiliki distribusi yang normal yaitu hargasig. (2-tailed) diatas 0,05. Harga sig. (2-tailed) pada pretest kelompok kontrol yaitu 0,924 dan kelompok eksperimen 0,338. Analisis data dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95%.

Analsis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut:

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

H0 : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut (Yulius, 2010:85):

Gambar

Gambar 2. Perbandingan skor pretest  keposttestkelompok kontrol dan eksperimen ............
Tabel 1. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah
Tabel 2.  Pengaruh Perlakuan
Tabel 3 : Jadwal Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian sebelumnya mengenai katalis berbasis pengemban β -zeolit untuk konversi sitronelal telah banyak dilaporkan, antara lain adalah Ni/Zr-beta (Nie et

Normalitas Perubahan Warna Serbuk Daun Jati Muda Saat Pelarutan dan Setelah Didiamkan 9 jam. Tests

Dari hasil penelitian, sanitasi menggunakan EAW selama 5 menit dan 10 menit memberikan kualitas sensori yang lebih baik sampai pada hari kelima masa penyimpanan

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi dengan judul “

Langkah-langkah penelitian yang dilakukan terhadap bursting test elbow dalam metode virtual dengan Metode Elemen Hingga menggunakan software ANSYS Workbench dan

Adapun tujuan khususnya yaitu (1) Mengidentifikasi karakteristik ibu, pengasuh TPA dan anak, (2) Mengidentifikasi aktivitas pengasuhan yang dilakukan ibu (pada hari

Dari uji aktivitas menggunakan uji ANOVA formula 3 dengan dengan perbandinga 3:1 yang terdiri dari ekstrak etanol seledri 7,5 % dan daun teh hijau 2,5 %, memiliki

Kelas Users digunakan untuk menyimpan seluruh data users , kelas BiayaDokter akan menyimpan data biaya dokter, kelas KuotaJamkes akan menyimpan data kuota jaminan