• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN YANG BERBELANJA DI ALFAMART DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PERILAKU KONSUMEN YANG BERBELANJA DI ALFAMART DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN."

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh:

Hari Chrisdianto Wibisono 0812010017/ FE /EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL `VETERAN`

J AWA TIMUR

(2)

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN YANG BERBELANJ A DI

ALFAMART DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS

DISKRIMINAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan Dalam Memperoleh Gelar Sar jana Ekonomi

J ur usan Manajemen

Oleh:

Hari Chrisdianto Wibisono 0812010017/ FE /EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL `VETERAN`

J AWA TIMUR

2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(3)

ALFAMART DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS

DISKRIMINAN

Yang Diajukan Oleh

Hari Chrisdianto Wibisono 0812010017/ FE /EM

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh

Pembimbing Utama

Dra.EC.Malicha Tanggal: ………..

Mengetahui

Ketua Program Studi Fakultas Ekonomi

(4)

SKRIPSI

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN YANG BERBELANJ A DI

ALFAMART DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS

DISKRIMINAN

Yang diajukan

Hari Chrisdianto Wibisono 0812010017 / FE /EM

Disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Dr a.EC.Malicha Tanggal: ………..

Mengetahui

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Dr s. Ec. R. A. Suwaedi, MS

NIP.19600330198603100

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(5)

DISKRIMINAN

Disusun oleh:

Hari Chrisdianto Wibisono 0812010017/ FE /EM Telah Dipertahankan Dihadapan

Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur

pada tanggal.

Pembimbing Tim Penguji

Pembimbing Utama Ketua

Dra.EC.Malicha Dra.EC.Malicha

Sekretaris

Dr. Muhadjir Anwar,MM Anggota

Dra.EC.Kustini,Msi Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

(6)

i

2.2.1 Pengertian Pemasaran ... 10

2.2.2 Strategi Pemasaran ... 11

2.2.3 Perilaku Konsumen ... 12

2.2.4 Keputusan pembelian . ... 14

2.2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen ... 14

2.2.6 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 18

2.2.7 Konsumen ... 20

2.2.8 Segmentasi Pasar ... 21

2.2.9 Hubungan Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 21

2.3 Kerangka Konseptual ... 22

2.4 Hipotesis ... 23

BAB III : METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Variabel ... 23

3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 26

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 27

3.4 Teknik Analisis Data ... 28

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(7)

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi objek penelitian ... 33

4.1.1 Sejarah perusahaan ... 33

4.1.2 Visi, Misi dan Budaya ... 35

4.2 Deskripsi hasil penelitian ... 39

4.2.1 Deskripsi karakteristik responden ... 39

4.2.2 Deskripsi layout ... 40

4.2.3 Deskripsi kelengkapan barang ... 41

4.2.4 Deskripsi harga ... 42

4.2.5 Deskripsi pelayanan karyawan ... 43

4.2.6 Deskripsi promosi ... 44

4.2.7 Deskripsi image ... 45

4.3 Analisis Data ... 46

4.3.1 Uji Outlier ... 46

4.3.2 Uji Validitas ... 47

4.3.3 Uji Reabilitas ... 47

4.4 Analisis diskriminan ... 49

4.5 Analisis hasil penelitian ... 51

4.6 Pembahasan ... 52

BAB V : PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 56

5.2 Saran ... 57

(8)

iii DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 : Karakteristik responden jenis kelamin ... 39

Tabel 4.2 : Karakteristik responden pekerjan ... 39

Tabel 4.3.1 : Residuals Statistics ... 46

Tabel 4.3.2 : Item – Total Statistik ... 47

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(9)
(10)

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuisioner Lampiran 2 : Tabulsi Lampiran 3 : Diskriminan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(11)

Abstaksi

Alfamart merupakan toko yang dimiliki dan di kelola oleh terwaralaba yang di atur dengan perjanjian Waralaba dengan PT. Sumber Alfaria Trijaya (SAT). Toko ini memakai merek dagang dan sistem Alfamart. Konsep mini market merupakan konsep perdagangan eceran yang diciptakan oleh Alfamart yang dirancang untuk memuaskan para konsumen dalam pemenuhan kebutuhannya sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perilaku sering beli dan jarang beli pada konsumen, mengetahui variabel bebas yang membedakan perilaku konsumen.

Penelitian ini melakukan pengujian dengan model diskriminan.Manfaat penelitian ini memberikan informasi tentang kebutuhan yang diharapkan oleh konsumen, kepada Alfamart dalam mengambil kebijakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen, sehingga dapat memahami peluang pemasaran yang efektif. Tahap awal penelitian adalah mengidentifikasi populasi dan sampel, setelah itu dilakukan penyebaran kuisioner terhadap konsumen yang telah berbelanja diAlfamart dan yang tidak berbelanja di Alfamart. Tahap berikutnya melakukan pengujian instrumen dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Pengolahan data menggunakan analisis diskriminan.

Berdasarkan hasil pengolahan data, terdapat perbedaan perilaku antara konsumen yang sering berbelanja dengan yang jarang berbelanja. Yang paling membedakan adalah keramahan dan kesopanan karyawan.

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bisnis ritel saat ini mengalami perkembangan yang pesat, khususnya di Indonesia. Hal ini ditandai dngan makin banyak bermunculan bisnis ritel tradisional yang mulai membenahi diri menjadi bisnis ritel modern maupun bisnis ritel yang baru lahir. Hal ini pun menuntut bisnis ritel untuk mengubah pandangan lama pengelolaan ritel tradisional menjadi pandangan pengelolaan ritel modern. (Chr istina Whidya Utami (2010:3))

Perkembangan bisnis ritel di Indonesia dewasa ini sedang berkembang amat pesat. Munculnya ritel-ritel dunia di Indonesia makin menyemarakan keberadaan bisnis ini. Kebutuhan dan keinginan konsumen saat ini mengalami perubahan yang drastis, dimana dalam perkembanganya masyarakat menginginkan sarana dan kebutuhannya dekat dengan rumah. Hal inilah yang menyebabkan banyak peritel berusaha untuk membuka banyak gerai di banyak lokasi, demi memenuhi kebutuhan konsumennya. Saat ini telah banyak perusahaan ritel yang melayani konsumen dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Berbagai ritel berkembang baik hypermarket, departement-store, supermarket, minimarket, grosir, toko, dan sebagainya.

Berbagai ritel-ritel minimarket yang berkembang saat ini seperti Yomart, Alfamart, Indomart, Circle K, Omimart, dan pemain lokal lainnya. Dimana mereka saling bersaing dalam memperebutkan konsumen dengan membuka banyak Cabang. Meskipun dengan lokasi, segmen, dan produk yang hampir sama.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(13)

Untuk itulah setiap ritel minimarket berusaha memberikan kualitas pelayanan yang berbeda satu sama lain. Hal ini dimaksudkan agar mereka dapat membangun kepercayaan dimata pelanggan. Kualitas pelayanan bagi dunia usaha ritel sebenarnya adalah kunci yang membedakan suatu ritel dengan ritel lainnya (pesaing), dimana kualitas pelayanan memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan perusahaan (Chr istina Whidya Utami, 2010:294). Kualitas pelayanan adalah satu-satunya atribut yang secara langsung dan secara tidak langsung mempengaruhi kepercayaan, dan efeknya lebih kuat daripada atribut lain (Sunghyup Sean Hyun (2010:251)). Menur ut Farida J asfar (2009:48) Kualitas harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi konsumen. Hal ini berarti bahwa kualitas yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang atau persepsi pihak penyedia jasa, melainkan berdasarkan sudut pandang atau persepsi konsumen. Persepsi konsumen terhadap kualitas jasa (consumer perceived service

quality) merupakan penilaian menyeluruh atas kinerja suatu jasa dari sudut

pandang konsumen.

(14)

3

mempunyai peranan yang besar dalam menentukan kualitas produk dan kepuasan pelanggan.

Saat ini preferensi konsumen menjadi lebih kritis dalam memiliki barang dan jasa yang ditawarkan pasar baik dari segi merek, mutu, dan harga serta kualitas yang diberikan. Untuk itu perusahaan dapat menyesuaikan produk – produknya dengan preferensi konumen agar perusahaan dapat terus meningkatkan penjualan dan dapat mempertahaankan pelanggannya bahkan mungkin pelanggan baru.

Disisi lain bahwa tingkat persaingan usaha antara satu dengan yang lain telah menunjukkan intensitasnya serta mengkonsentrasikan diri merebut pangsa pasar dengan segala perkembangannya. Sebagai contoh Alfamart dan Indomart yang selalu berdekatan dengan maksud dimana ada Alfamart disitu pasti ada indomart, begitupun sebaliknya. Kedua perusahaan ini adalah salah satu contoh dari persaingan usaha yang ketat dalam merebut pangsa pasar.

Penelitian ini memilih Alfamart sebagai obyek penelitian karena Konsep mini market merupakan konsep perdagangan eceran yang diciptakan oleh Alfamart yang dirancang untuk memuaskan para konsumen, ditambah dengan adanya fasilitas - fasilitas pelengkap seperti tenant, parkir gratis, bahkan dengan adanya discount berbelanja dengan mengunakan kartu Aku, maka Alfamat benar - benar merupakan suatu alternative tempat belanja keluarga.

Alfamart memulai sejarahnya berdiri sebagai perusahaan dagang aneka produk oleh Djoko Susanto dan keluarga yang kemudian mayoritas kepemilikannya dijual kepada PT. HM Sampoerna pada Desember 1989. Struktur

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(15)

kepemilikan berubah menjadi 70% PT HM Sampoerna Tbk dan 30% PT Sigmantara Alfindo (keluarga Djoko Susanto). Alfamart pertama mulai beroperasi di Jl. Beringin Jaya, Karawaci, Tangerang, Banten. Jumlah gerai Alfamart bertumbuh pesat hingga Mei 2010, jumlah gerai Alfa sebanyak 4.000 gerai. Jumlah gerai melampui target Alfamart tahun ini. Alfamart sebelumnya menargetkan bisa membuka 600 gerai. Hingga tahun lalu, jumlah gerai mereka sebanyak 3.373.Alfa akan akan mengembangkan pembukaan gerai di beberapa wilayah Indonesia Timur.

Sur abaya, 18 April 2012.(htt p:/ / w ww.alfamart ku.com/ berita/ alfamart

-bekerjasama-dengan-pt -kereta-api-indonesia.ht ml)PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. yang menaungi jaringan minimarket Alfamart, terus menunjukkan eksistensinya dalam memberikan pelayanan terbaiknya kepada konsumen seperti yang dilakukan pada hari ini (Rabu, 18/4) di stasiun Gubeng, Surabaya dengan meluncurkan layanan terbarunya yakni melayani reservasi online kereta api di seluruh gerai Alfamart yang ada di Pulau Jawa, Sumatera, Bali dan Sulawesi.

Layanan hasil kerjasama dengan PT. Kereta Api Indonesia (KAI) ini tentu saja kian memudahkan masyarakat pengguna moda transportasi kereta api khususnya kelas eksekutif, bisnis dan kelas ekonomi komersial/AC. Bahkan, masyarakat juga bisa mendapatkan harga promo tiket kereta api.

(16)

5

kepada masyarakat sehingga kehadiran Alfamart nantinya benar-benar bisa bermanfaat,” tutur Hans Prawira, Managing Director Alfamart. Sementara bagi KAI sendiri kerjasama tersebut dalam rangka peningkatan pelayanan terbaiknya kepada konsumen kereta api. “Kami selalu berkomitmen untuk mengikuti irama kebutuhan pelanggan, untuk itu kami pun harus terus berinovasi terutama dalam memberikan kemudahan bagi konsumen untuk membeli atau memesan tiket kereta api,” kata Sulistyo Wimbo Hardjito, Direktur Komersial PT KAI.

Dengan dibukanya jasa layanan ini, maka masyarakat yang ingin bepergian menggunakan kereta api sudah dapat membeli tiket di seluruh gerai Alfamart di Pulau Jawa, Sumatera, Bali dan Sulawesi bahkan mereka dapat memesan tiket 90 hari sebelum keberangkatan.

Calon pengguna kereta api cukup mendatangi gerai Alfamart terdekat, datang ke meja kasir dengan memberikan data calon penumpang sesuai kartu identitas, alamat dan nomor telepon, nama kereta dan jenis kelas, jadwal waktu keberangkatan, stasiun asal dan tujuan serta jumlah penumpang (maksimal 4 orang). Setelah transaksi di Alfamart, calon penumpang akan mendapatkan struk kode booking yang dapat ditukarkan dengan tiket resmi kereta api di seluruh stasiun online.

“Selain kemudahan mendapatkan tiket kereta api di Alfamart, diharapkan kepada calon penumpang kereta api tidak membeli tiket melalui calo”, ujar Sugeng Priyono, VP Public Relations PT KAI.

Sementara itu, Hans berharap masyarakat calon pengguna kereta api untuk dapat memanfaatkan layanan ini dengan baik dan bisa mengatur waktu pemesanan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(17)

tiket kereta sehingga tidak sampai kehabisan tempat duduk atau mengantri di depan loket.

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. merupakan perusahaan pengelola minimarket Alfamart yang memiliki visi menjadi jaringan distribusi ritel terkemuka yang dimiliki oleh masyarakat luas, berorientasi kepada pemberdayaan pengusaha kecil, pemenuhan kebutuhan dan harapan konsumen, serta mampu bersaing secara global. Selain memberikan layanan penjualan tiket kereta api, Alfamart juga melayani pembayaran kredit motor yang untuk WOM Finance dan FIF serta pembayaran rekening listrik, penjualan token PLN dan pembayaran tagihan layanan PT Telekomunikasi Indonesia yang meliputi Tagihan telepon rumah, Speedy, Telkom Flexi, layanan TV Berlangganan Telkom Vision, Yes TV, Groovia.

Harga yang dijual Alfamart lebih mahal dari Indomart, karena Alfamart membeli dari distributor, sehingga harga yang dijualpun menjadi lebih mahal, Alfamart tidak memberikan pelayanan antar barang seperti Indomart, serta mobilitas konsumen, keamanan transaksi, kecepatan pelayanan, kesopanan karyawan, dan jam operasi yang panjang belum sesuai dengan harapan konsumen. Sumber : (http://yolavintage.blogspot.com/2011/04/perbedaan-antara-alfa-mart-dan-indomart.html dan http://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?tabID=61&src=k&id=147107).

(18)

7

tersebut terlihat jelas minat beli konsumen meningkat, saat Alfamart memanjakan konsumen dengan promo potongan harga pada item-item tertentu yang bekerjasama dengan Alfamart. Sumber : (www.alfamartku.com)

Menurut Santoso, Tjiptono (2001), dalam konteks kepuasan pelanggan, umumnya harapan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang akan diterimanya. Dengan demikian harapan pelanggan tentang apa yang melatar belakangi dua organisasi pada bisnis yang sama dapat dinilai berbeda oleh pelanggannya.

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan penulis ingin melihat pada Alfamart melalui penelitian ini dalam bentuk skripsi yang berjudul : “ANALISIS PERILAKU KONSUMEN YANG BERBELANJ A DI ALFAMART DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat perbedaan perilaku konsumen yang berbelanja dan jarang

berbelanja di Alfamart ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan yang mempengaruhi perilaku konsumen yang berbelanja dan jarang berbelanja di Alfamart.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(19)

1.4. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka manfaat yang hendak dicapai sehubungan dengan penelitian adalah: Manfaat penelitian:

1. Bagi institusi yang terkait

(20)

9

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian terdahulu

Berikut ini adalah hasil penelitian terdahulu, yaitu :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Suranto dan Anand Miftachur Riza (2005)

dengan judul “Penentuan Strategi Pemasaran berdasarkan Prilaku

konsumen Dengan Metode Diskriminan(kasus di PT.Gudang Rabat Alfa

Retelindo Solo)”. Dengan variabel layout, kelengkapan barang, harga,

musik, AC, lampu, pelayanan kasir, pelayanan karyawan, promosi, image. Dari hasil penelitian yang menggunakan analisis Diskriminan, bahwa terdapat perbedaan prilaku yang nyata antara konsumen yang sering berbelanja dan jarang berbelanja, variabel yang paling membedakan prilaku kedua kelompok pembeli tersebut adalah Harga (X3) dan AC (X1). 2. Penelitian yang dilakukan oleh Suryatmojo (2006) dengan judul”Analisis

Diskriminan Terhadap Prilaku PNS Administrasi UNS Berbelanja Di Toko

KPRI UNS Surakarta”. Dengan variabel target market, persediaan barang

ditoko, atmosphere(layout), harga barang yang dijual, promosi, lokasi toko. Dari hasil penelitian yang menggunakan analisis Diskriminan bahwa ada perbedaan prilaku berbelanja yang signifikan, antara perilaku PNS Administrasi UNS yang sering berbelanja dan yang jarang berbelanja di Toko KPRI UNS Surakarta,variabel yang membedakan adalah Promosi (X6).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(21)

3. Penelitian yang dilakukan oleh Febri Bowo L dengan judul “Penentuan

Strategi Pemasaran Terhadap Perilaku Konsumen”. Dengan variabel

produk, harga, distribusi, promosi. Dari hasil penelitian yang menggunakan analisis Diskriminan bahwa terdapat perbedaan antara konsumen yang berbelanja dan jarang berbelanja, variabel yang membedakan adalah produk (variasi barang) (X2), Image (kualitas barang) (X7), harga (X3), dan promosi (X6).

2.2. Landasan Teori

2.2.1.Pengertian Pemasaran

Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan. Dalam benyak perusahaan dewasa ini, pemasaran memegang peranan sebagai suatu faktor penting untuk tetap bertahan menjalankan usaha dan bergelut dalam dunia persaingan. Pemasaran merupakan faktor vital sebagai strategi pesrusahaan dalam menjalankan usahanya, yang terutama berhubungan dengan konsumen. Kata pemasaran sendiri berasal dari kata pasar, atau bias juga diartikan dengan mekanisme yang mempertemukan permintaan dan penawaran.

Pasar adalah sekumpulan pembeli dan penjual yang melakukan transaksi sebuah produk atau kelompok produk tertentu. (Kotler (2000:9).

Menurut Kotler ( 2002 : 9 ) “Pemasaran adalah proses sosial yang

(22)

11

inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produks yang bernilai dengan pihak lain”.

Menurut Fajar laksana (2008) “Pemasaran adalah segala kegiatan yang

menawarkan suatu produk untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen”. Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya pemasaran bukan hanya kegiatan menjual barang maupun jasa tetapi juga meliputi kegiatan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan dengan berusaha mempengaruhi konsumen untuk bersedia membeli barang dan jasa perusahaan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran produk yang bernilai. Hal ini sangat penting bagi manajer pemasaran untuk memahami tingkah laku konsumen tersebut. Sehingga perusahaan dapat mengembangkan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan produk secara lebih baik. Dengan mempelajari prilaku konsumen, manajer akan mengetahui kesempatan, mengidentifikasi, serta menentukan segmentasi pasar secara tepat dan akurat. 2.2.2.Strategi Pemasaran

Setiap fungsi manajemen memberikan kontribusi tertentu pada saat penyusuna strategi pada level yang berbeda. Pemasaran merupakan fungsi yang paling besar dengan lingkungan external, padahal perusahaan hanya memilki kendali yang terbatas pada lingkungan external. Oleh karena itu pemasaran memainkan peranan yang penting dalam pengembangan strategi.

Dalam peranan strateginya, pemasaran mencangkup setiap usaha untuk mencapai kesesuaian antara perusahaan dengan lingkungannya dalam rangka mencari pemecahan atas masalah penentuan dua pertimbangan pokok. Pertama,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(23)

bisnis apa yang digeluti perusahaan pada saat ini dan jenis bisnis apa yang dapat dimasuki di masa mendatang.

Kedua, bagai mana bisnis yang sudah dipilih tersebut dapat dijalankan dengan sukses dalam lingkungan yang kompetitif atas dasar perspektif produk, harga, promosi, dan distribusi untuk melayani pasar sasaran.

Dalam konteks penyusunan strategi, pemasaran memilki dua dimensi, yaitu dimensi saat ini dan dimensi masa yang akan datang. Dimensi saat ini berkaitan dengan hubungan yang telah ada antara perusahaaan dengan lingkungannya. Sedangkan dimensi yang akan datang mencangkup hubungan dimasa yang akan dating yang diharapkan akan dapat terjalin dan program tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.

Strategi pemasaran merupakan peryataan mengenai bagai mana sesuatu merek atau lini produk mencapai tujuannya. Ali Hasan (2008: 225) Strategi pemasaran yang baik harus dibangun atas dasar pemahaman bisnis yang kuat, dikombinasikan dengan pemahaman kebutuhan dan keinginan pelanggan, pesaing dan skills, dan core bisnis, termasuk para pemasok dan distributor.

Philip Kotler (2005: 220-225), Mengemukakan strategi pemasaran merupakan keputusan terpenting bagi pengecer yang berhubungan langsung dengan tingkat kepuasan konsumen.

2.2.3.Prilaku Konsumen

Menurut Swasta ( 1992 : 9 ) “Prilaku konsumen dapat didefinisikan

(24)

13

memdapatkan termasuk mempergunakan barang-barang dan jasa, keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut”.

Menurut Peter J. Paul dan jerry C. Olson ( 2000 : 6 ) “Prilaku konsumen

merupakan interaksi dinamis antara pengaruh dan kondisi prilaku dan kejadian di sekitar lingkungan di mana manusia melakukan aspek pertukaran dalam kehidupan mereka”.

Sumarwan (2003 : 25 ) dikutip dari blackwell dan miniard (1993 : 4) :

“kami mendefinisikan prilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan barang dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan” .

Menurut Philip Kotler (2005 : 201) “ prilaku konsumen adalah

mempelajari cara individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, memakai serta memanfaatkan barang, jasa, gagasan atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka”.

Faktor utama yang membuat hingga seseorang konsumen melakukan suatu kegiatan pembelian adalah untuk memenuhi kebutuhan. Kebutuhan yang dirasakan seringkali dibedakan berdasarkan kepada manfaat yang diharapkan dari pembelian dan penggunaan produk. Yaitu kebutuhan utilitarian konsumen membeli karena manfaat fungsional, kebutuhan ekspresive kebutuhan yang bersifat psikologis.

Dari empat jenis definisi di atas dilihat ada dua hal penting dari prilaku konsumen yaitu proses pengembalian keputusan dan kegiatan fisik yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatlkan dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(25)

mempergunakan barang-barang dan jasa secara ekonomis. Dengan kata lain prilaku konsumen adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku konsumen dalam arti tindakan-tindakan yang dilakukan untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu.

2.2.4.Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian menurut Schiffman dan Kanuk (2000 :437) adalah “the selection of an option from two or alternative choice”. Jadi, keputusan pembelian adalah suatu keputusan seseorang dimana dia memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada.

Menurut Paul Peter dan Jerry Olson (1999:162), “Keputusan pembelian adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya”.

Menurut Kotler (2005:202) yang dialih bahasa oleh Benyamin Molan, “Karakteristik pembeli dan proses pengambilan keputusannya akan menimbulkan keputusan pembelian”.

2.2.5.Faktor-faktor Yang Mempengar uhi Pr ilaku Pembelian Konsumen

Menurut Nugroho J.Setiadi, SE., MM. (2003) Faktor-faktor yang

mempengaruhi prilaku pembelian konsumen yaitu :

a.Faktor Kebudayaan

(26)

15

naluri, maka prilaku manusia umumnya dipelajari. Seorang anak yang sedang tumbuh mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi dan perilaku melalui suatu proses sosialisasi yang melibatkan keluarga dan lembaga-lembaga sosial penting lainnya.

Sub-budaya

Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya dibedakan menjadi empat jenis: Kelompok nasionalisme,

kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis.

Kelas Sosial

Adalah kelompok-kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan prilaku yang serupa.

b.Faktor Sosial

Pada umumnya konsumen sering meminta pendapat dari orang sekitas dan lingkungannya tentang produk apa yang harus dibeli. Karena itulah lingkungan sosial memberikan pengaruh terhadap prilaku konsumen. Faktor Sosial terdiri dari 3 bagian, yaitu : kelompok referensi, keluarga, dan peran.

• Kelompok acuan adalah semua kelompok yang memilki pengaruh

langsung maupun tidak langsung terhadap sikap / prilaku seseorang. Dengan pendapat yang diperoleh dari suatu kelompok maka konsumen dapat membuat keputusan konsumsi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(27)

• Keluarga dibedakan antara dua keluarga dalam kehidupan pembeli, yang

pertama:

1. Keluarga orientasi, yang merupakan orang tua seseorang.Dari orang tualah seseorang mendapatkan pandangan tentang agama, politik, ekonomi, dan merasakan ambisi nilai atau harga diri dan cinta.

2. Keluarga prokreasi, pasangan hidup anak-anak seseorang keluarga merupakan organisasi pembeli dan konsumen yang paling penting dalam suatu masyarakat dan telah teliti secara intensif.

• Peran, seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama

hidupnya. –keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasi dalam peran dan status.

c.Faktor Pribadi

• Umur dan Tahapan Dalam Siklus Hidup

Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga.Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya.

• Pekerjaan

Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.

• Keadaan Ekonomi

(28)

17

stabilitasnya, dan polanya), kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap mengeluarkan lawan menabung.

• Gaya Hidup

Pola hidup didunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang.Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang.

• Kepribadian dan Konsep Diri

Karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten.

d.Faktor Psikologis

Sikap pembelian psikologis dipengaruhi oleh empat facktor psikologis utama, yaitu : motivasi, persepsi, pembelajaran dan kepercayaan.

• Motivasi, beberapa kebutuhan bersifat biogenik, merupakan ini timbul dari

suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman. Sedangkan psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, harga diri atau kebutuhan diterima.

• Persepsi, proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan,

mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini.

• Pembelajaran, menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang

timbul dari pengalaman.

• Kepercayaan, suatu gagasan deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap

sesuatu.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(29)

2.2.6.Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Menurut Nugroho J.Setiadi,SE., MM. Proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian:

a.Pengenalan Masalah

Proses pembelian diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesugguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan internal dalam kasus pertama dari kebutuhan normal seseorang, yaitu rasa lapar, dahaga atau seks meningkat hingga suatu tingkatan tertentu dan berubah menjadi dorongan.

b.Pencarian Infor masi

Seorang konsumen yang timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak. Kita dapat membedakan dua tingkat yaitu keadaan tingkat pencarian informasi yang sedang-sedang saja yang disebut perhatian yang meningkat. Proses pencarian informasi secara aktif dimana ia mencari bahan-bahan bacaan, menelpon teman, dan melakukan kegiatan-kegiatan mencari untuk dipelajari dari orang lain. Umumnya jumlah aktivitas pencarian konsumen akan meningkat bersamaan dengan konsumen berpindah dari situasi pemecahan masalah yang terbatas ke pemecahan masalah yang ekstensif.

c. Evaluasi Alternatif

(30)

19

memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasarkan pada pertimbangan yang sadar dan rasional.

d.Keputusan Pembelian

Setelah mencari dan mengvaluasi berbagai alternative untuk memenuhi kebutuhan, konsumen pada titik tertentu harus memutuskan antara membeli atau tidak membeli, jika keputusan yang diambil adalah membeli, konsumen harus membuat rangkaian keputusan yang menyangkut merk, harga, tempat penjualan, warna, dan lain-lain.

e.Prilaku Sesudah Pembelian

Saat membeli suatu produk,bagi seorang konsumen akan mengalami tingkat kepuasan dan ketidakpuasan tertentu. Konsumen tersebut juga akan terlibat dalam tindakan sesudah pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat pemasar.

f.Kepuasan Sesudah Pembelian

Kepuasan atau ketidakkepuasan konsumen pada suatu produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen puas, maka ia akan memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk itu lagi. Sedangkan untuk konsumen yang tidak puas tersebut akan berusaha mengurangi ketidakpuasannya, karena kodrat manusia “untuk menciptakan keserasian, konsistensi, dan keselarasan diantara pendapat, pengetahuan dan nilai-nilai dalam dirinya”.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(31)

g.Penggunaan dan Pembuangan Sesudah Pembelian

Para pemasar juga harus mengontrol bagaimana pembeli menggunakan dan membuang suatu produk. Bila konsumen menemukan cara pemakaian dan penggunaan baru, ini haruslah menarik minat pemasar karena penggunaan baru tersebut dapat diiklankan. Bila konsumen menyimpan produk tersebut di lemari mereka, ini merupakan petunjuk bahwa produk tersebut kurang memuaskan dan konsumen tidak akan menjelaskan hal-hal yang kurang memuaskan dan tidak akan menjelaskan kepada orang lain. Apabila mereka membuangnya, terutama bila dapat merusak lingkungan seperti susu kaleng, minuman ringan dan popok bayi yang tahan lama. Pada akhirnya pemasar perlu mempelajari pemakaian dan pembuangan produk untuk mendapat isyarat-isyarat dari masalah dan peluang yang ada.

2.2.7.Konsumen.

Customer is person who uses goods, those which directly satisfy human

needs and desire yang dalam bahasa indonesia artinya adalah orang yang

menggunakan barang-barang secara langsung untuk mencukupi kebutuhan dan keinginan manusia (Umar, 1999).

(32)

21

2.2.8.Segmentasi Pasar.

Segmentasi pasar (Swastha ; 1990) didefinisikan sebagai kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen.

Rhenald Kasali, Proses mengkotak-kotakkan pasar yang heterogen kedalam potensial customer yang memiliki kesamaan kebutuhan dan kesamaan karakter yang memiliki respon yang sama dalam membelanjakan uangnya.

Menurut Kotler, Bowen dan Makens (2002, p.254), pasar terdiri dari pembeli dan pembeli berbeda-beda dalam berbagai hal yang bisa membeli dalam keinginan, sumber daya, lokasi, sikap membeli, dan kebiasaan membeli. Karena masing-masing memiliki kebutuhan dan keinginan yang unik, masing-masing pembeli merupakan pasar potensial tersendiri. Oleh sebab itu penjual idealnya mendisain program pemasarannya tersendiri bagi masing-masing pembeli. Segmentasi yang lengkap membutuhkan biaya yang tinggi, dan kebanyakan pelanggan tidak dapat membeli produk yang benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk itu, perusahaan mencari kelas-kelas pembeli yang lebih besar dengan kebutuhan produk atau tanggapan membeli yang berbeda-beda. Segmen pasar terdiri dari kelompok pelanggan yang memiliki seperangkat keinginan yang sama (Kotler, 2005), p.307.

2.2.9.Hubungan Faktor-Faktor yang Mempengar uhi Perilaku Konsumen • Produk, menurut Nugroho J.Setiadi, SE., MM. (2003) adalah segala

sesuatu baik yang bersifat fisik maupun non fisik yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(33)

• Kualitas pelayanan, yaitu tentang pelayanan kasir dan karyawan menurut

kotler (1996;578) bahwa setiap pelayanan adalah tindakan atau kegiatan

yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. • Harga, menurut william J.Stanton terjemahan Y.Yamanto (1989:308)

bahwa harga adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah jumlah barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya.

Promosi, menurut Nugroho J.Setiadi, SE., MM. (2003) adalah suatu

(34)

23

2.4. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

• Diduga terdapat perbedaan perilaku konsumen yang Sering Berbelanja dan

Jarang Berbelanja di Alfamart.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(35)

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional dan pengukuran variabel adalah pernyataan tentang definisi dan pengukuran variabel “penelitian secara operasional berdasarkan teori yang ada maupun pengalaman empiris.”

Sedangkan definisi pengukuran variabel yang digunakan dalam penulisan penelitian ini, antara lain terdiri dari :

a. Variabel terikat (Y) b. Variabel bebas (X) a.Perilaku Konsumen (Y)

Ditentukan sebagai variabel terikat (dependent variable), skor yang diperoleh dari hasil penelitian melalui kuesioner yang dilihat dari Individu setelah berbelanja di Alfamart.

Skala pengukuran yang digunakan dalam variabel ini adalah dengan menggunakan Skala Nominal. Menurut (Santoso, Tjiptono, 2001) variabel

dependent bertipe nominal (kategori)

• Kode 1 untuk sering berbelanja. • Kode 2 untuk jarang berbelanja.

b.Variabel Bebas (X)

1. Layout (X1), Tata letak atau desain yang digunakan menejer perusahaan

(36)

24

• Penataan barang (X1.1)

• Sirkulasi Udara (X1.2)

• Tata cahaya (X1.3)

2. Kelengkapan barang (X2), Merupakan penilaian pelanggan terhadap

ketersediaan produk atau ukuran produk yang ditawarkan. Variabel ini diukur dengan indikator:

• Persediaan barang di toko (X2.1)

• Variasi atau macam-macam barang (X2.2)

3. Harga (X3), Nilai pertukaran atas manfaat produk (bagi konsumen maupun

bagi produsen) yang umumnya dinyatakan dalam satuan uang. Variabel ini diukur dengan indikator:

• Harga yang bersaing (X3.1)

• Syarat pembayaran (X3.2)

4. Pelayanan karyawan (X4), Merupakan penilaian pelanggan tentang

karyawan dalam hal sikap responsif terhadap keluhan serta keinginan berbelanja pelanggan. Variabel ini diukur dengan indikator:

• Keramahan dan Kesopanan (X4.1)

• Kejujuran (X4.2)

5. Promosi (X5), Suatu usaha dari pemasar dalam menginformasikan dan

mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi atau pertukaran produk barang atau jasa yang dipasarkannya. Variabel ini diukur dengan indikator:

• Pemberian voucher belanja (X5.1)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(37)

• Pemberian hadiah atau diskon (X5.2)

6. Image (X6), Suatu kesan atau benak yang dimiliki oleh konsumen maupun

publik terhadap suatu minimarket sebagai suatu refleksi atas evaluasi. Variabel ini diukur dengan indikator:

• Reputasi toko (X6.1)

• Keamanan saat berbelanja (X6.2)

Sumber : Suranto dan Anand Miftachul Riza (2005)

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian variabel ini adalah skala interval yaitu jarak antara satu data dengan yang lain dan mempunyai bobot yang sama.

• kepuasan seseorang terhadap pelayanan suatu jasa dapat diberi skala

interval 1-2-3-4-5. Dimana nilai: – 1: sangat tidak setuju – 2: tidak setuju

(38)

26

3.2. Teknik Penentuan Sampel 1. Populasi

Dalam penelitian ini yang menjadi objek atau sasaran adalah para konsumen yang berbelanja dan jarang berbelanja di Alfamart Rungkut Madya Surabaya.

2. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara

Accidental Sampling, yaitu pengambilan sampel dengan memilih siapa yang

kebetulan ada atau dijumpai yang sedang berbelanja di Alfamart Rungkut Madya Surabaya, Penarikan sampel dilakukan dengan memperhatikan batasan umur kurang lebih 17th keatas.

Bila jumlah populasi tidak diketahui,maka alternatif rumus yang digunakan adalah

P x Q

n = (Z2

α

) 

d 2 .

Keterangan :

Za = Z tabel dengan tingkat signifikasi tertentu

P = Proporsi populasi yang diharapkan memiliki karakteristik tertentu

Q = Proporsi populasi yang diharpkan tidak memiliki karakteristik tertentu

d = Tingkat kesalahan yang dapat ditolerir (dinyatakan dalam %)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(39)

Dari study penjajakan terhadap 100 konsumen. Akan diambil 50% yang sering berbelanja dan 50% dari yang jarang berbelanja di Alfamart.

3.3.Teknik Pengumpulan Data a) J enis Data

Data Primer

Adalah data yang diperoleh dari sumbernya, diambil dan dicatat untuk pertama kalinya berupa kuesioner yang disebarkan kepada responden. b) Sumber Data

Sumber data diperoleh dari para konsumen yang berbelanja dan jarang berbelanja di alfamart Rungkut Madya 2.

c) Metode Pengumpulan Data • Wawancara

yaitu tanya jawab dengan pihak konsumen yang berbelanja dan jarang berbelanja di Alfamart

• Kuesioner

(40)

28

3.4.Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis dengan analisis Diskriminan, yaitu: Metode untuk menentukan skor komposit yang dihitung berdasarkan variable-variable yang melekat pada anggota sampel sehingga berdasarkan skor komposit tersebut kita bisa mengelompokkan anggota sampel ke dalam grup-grup tertentu. (Gudono, Ph.D ).

Keterangan:

Z = Dimensi ukuran baru yang merupakan skor komposit (gabungan) dari X1 dan X2.

w1 dan w2 = Bobot (weight) dari variabel X1 dan X2 yang membentuk Z.

Dalam penelitian ini dipergunakan analisis diskriminan untuk dua kelompok. Analisis data dilakukan dengan Komputer, Software SPSS.

Langkah analisis :

a. Memisahkan variabel ke dalam variabel dependent dan variabel independent . b. Analysis Case Processing Summary, tabel yang menyatakan bahwa responden (jumlah kasus atau baris SPSS) semuanya valid (sah) untuk di proses. Dapat mengetahui data yang hilang (missing).

c. Group Statistics, tabel yang menunjukkan jumlah responden yang mempunyai perilaku beberapa orang yang berbelanja dan jarang berbelanja.

d. Test of Equality Group Means, tabel yang menunjukkan apakah terdapat perbedaan yang signifikan untuk dua grup diskriminan dengan berdasar uji F.

Z = w1.X1 + w2.X2

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(41)

e. Variable Entered/Removed, tabel yang menyajikan dari tujuh variabel yang dianalisis, variabel mana yang dapat dimasukkan (entered) dalam persamaan diskriminan.

f. Variable in The Analysi, tabel yang berisi rangkaian proses tahap sebelumnya, mengenai pemilihan variabel satu persatu yang dimasukkan ke dalam model. g. Variable Not in The Analysis, tabel ini berisi ‘kebalikan’ dari tabel sebelumnya, yang memuat variabel yang akan dikeluarkan satu per-satu dari model.

h. Eigenvalues, interpretasi dari pengelompokkan variabel ke dalam satu atau lebih.

i. Wilk’s Lambda, mengindikasi perbedaan yang signifikan (nyata) antara kedua grup dalam model diskriminan berdasar angka Chi-Square.

j. Standardized Canonical Discriminant Function Coefficient, menentukan variabel mana yang akan masuk ke faktor mana, dasar pemasukan variabel dilihat pada besar korelasi kanonikal, dengan korelasi terbesar masuk ke faktor yang bersangkutan.

k. Structure Matrix, menunjukkan variabel yang paling membedakan perilaku pembeli.

l. Functions At Group Centroid, tabel ini mengelompokkan kedua grup dalam

function.

(42)

30

n. Classification Result, menunjukkan angka ketepatan prediksi dari model diskriminan. Pada umumnya ketepatan di atas 50% di anggap memadai atau valid.

3.5. Uji Kualitas Data 3.5.1. Uji Validitas

Menurut Pur bayu Budi Sentosa dan Ashar i (2005:247), ada dua uji kualitas data yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Uji Validitas adalah ukuran yang menunjukan sejauh mana instrumen pengukur mampu megukur apa yang diukur. Suatu instrumen dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Dengan kata lain, mampu memperoleh data yang tepat dari variabel yang diteliti. Misalnya, meteran dapat mengukur tinggi badan tepat (dalam hal ini tinggi badan adalah variabel penelitian).

3.5.2. Uji Reliabilitas

Setelah pengujian validitas, selanjutnya dilakukan pengujian reabilitas. Tujuan utama pengujian reabilitas adalah untuk mengetahui konsistensi atau keteraturan hasil pengukuran suatu instrumen tersebut digunakan lagi sebagai alat ukur suatu objek atau responden.

Untuk mengetahui apakah didalam pengujian instrumen reabilitas atau tidak menggunakan metode Alpha cronbach. Standar yang digunakan dalam menentukan reabilitas atau tidaknya suatu instrumen penelitian umumnya adalah perbandingan antara nilai r hitung product moment dengan r tabel pada taraf kepercayaan 95 % atau tingkat signifikan 5 %. Apabila Alpha hitung lebih besar

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(43)

dari pada r tabel dan Alpha hitung bernilai positif, maka suatu instrumen penelitian dapat disebut reliabel.

Tingkat reabilitas dengan metode Alpha Cronbach diukur berdasarkan skala Alpha 0 sampai dengan 1. Apabila skala tersebut dikelompokan didalam lima kelas dalam range yang sama, maka ukuran kemantapan Alpha dapat diinterprestasi seperti tabel berikut :

Tingkat Reabilitas Ber dasar kan Nilai Alpha

Alpha Tingkat Reabilitas

0,00 s.d 0,20 Kurang Reliabel

> 0,20 s.d 0,40 Agak Reliabel

> 0,40 s.d 0,60 Cukup Reliabel

> 0,60 s.d 0,80 Reliabel

> 0,80 s.d 1,00 Sangat Reliabel

Sumber : Trinton P. B (2006:248)

3.6.Uji Hipotesis

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan kelompok responden yang sering berbelanja dan yang jarang berbelanja.

Langkah-langkah adalah sebagai berikut: 1. Menentukan hipotesis

• Ho= Tidak ada perbedaan antara yang berbelanja dengan yang jarang

berbelanja.

• Ha= Ada perbedaan antara yang berbelanja dengan yang jarang

(44)

32

2. Tingkat signifikansi (α) yang digunakan, α = 5%

• Jika sig penelitian < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.

• Jika sig penelitian > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(45)

4.1. DESKRIPSI OBJ EK PENELITIAN 1. Sejar ah Perusahaan

Alfamart merupakan toko yang dimiliki dan di kelola oleh terwaralaba yang di atur dengan perjanjian Waralaba dengan PT. Sumber Alfaria Trijaya (SAT). Toko ini memakai merek dagang dan sistem Alfamart. Memulai berdiri sebagai perusahaan dagang aneka produk dengan nama Alfa Minimart oleh Djoko Susanto dan keluarga yang kemudian mayoritas kepemilikannya dijual kepada PT. HM Sampoerna pada Desember 1989. Struktur kepemilikan beralih Ke PT. Sumber Alfaria Trijaya dengan ke pemilikan saham terdiri dari 70% PT. HM Sampoerna Tbk dan 30% PT. Sigmantara Alfindo (keluarga Djoko Susanto). PT. Sumber Alfaria Trijaya (SAT) Yang berdiri pada tanggal 27 Juni 1999 merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perdangangan umum dan jasa eceran yang menyediakan kebutuhan pokok sehari-hari. Pada tanggal 18 Oktober 1999 toko pertama dibuka dengan nama Alfa Minimart di JL. Beringgin Raya, Karawaci, Tanggerang. Dan akhirnya pada tanggal 1 Januari 2003 nama “Alfa Minimart” diganti menjadi “Alfamart”. “ Jangan bermain di supermarket, apalagi

hypermarket. Persaingannya sangat ketat”, ucap Djoko Susanto, Preskom PT

(46)

34

berskala internasional dan bargaining power-nya sangat kuat” , ia

menambahkan.

Tampaknya karena meyakini hal seperti itu, Djoko Susanto menjual kepemilikannya di jaringan Alfa Supermarket kepada Carrefour. Selanjutnya dana hasil transaksi itu digunakan Djoko untuk fokus mengelola minimarket Alfamart dan Alfa Midi. Di luar dugaan, pertumbuhan Alfamart luar biasa. Saat ini sudah mencapai lebih dari 2.779 gerai, seperti hendak mengimbangi pertumbuhan jumlah gerai Indomaret pesaing utamanya yang juga tumbuh pesat.

Saat ini Alfamart telah berkembang di sepanjang pulau jawa dan Lampung Dari total jumlah tokonya yang telah mencapai 2.505 (Juni 2008), 532 toko diantaranya merupakan toko waralaba. Hingga Mei 2010, jumlah gerai Alfa sebanyak 4.000 gerai. Jumlah gerai melampui target Alfa tahun ini. Alfa sebelumnya menargetkan bisa membuka 600 gerai. Hingga tahun lalu, jumlah gerai mereka sebanyak 3.373. Alfa akan akan mengembangkan pembukaan gerai di beberapa wilayah Indonesia Timur. “ Kami sudah pasti buka di Makassar,” ujar Wakil Presiden Direktur AMRT Henryanto Komala dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Jumat (11/6). Selain itu, di Banjarmasin, Balikpapan dan Samarinda. Alfa juga akan merambah ke Sumatra Barat dan Pekanbaru, Riau.

Toko-toko waralaba tersebut telah dimilki oleh masyarakat, yang terdiri atas individu, organisasi social, BUMN, universitas, pondok pesantren, koperasi koperasi, dan masih banyak lagi. Dengan didukung oleh jaringanya, Alfamart ikut andil dalam membantu dan mengembangkan masyarakat di sekitarnya, dengan focus dibidang pendidikan, seni budaya, lingkungan dan olahraga, melalui paying

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(47)

besar bertajuk “ Alfamart Sahabat Indonesia” yang merupakan kependekan dari “ Alfamart Satu Hati berBagi unTuk Indonesia”.

2. Visi, Misi dan Budaya.

PT. Sumber Alfaria Trijaya (SAT), perusahaan bisnis yang menjalanjan usaha dibidang retail mempunyai visi, misi dan budaya antara lain sebagi berikut: 1. Visi.

"Menjadi jaringan distribusi retail terkemuka yang dimiliki oleh masyarakat luas, berorientasi kepada pemberdayaan pengusaha kecil, pemenuhan kebutuhan dan harapan konsumen, serta mampu bersaing secara global"

2. Misi.

1) Memberikan kepuasan kepada pelanggan / konsumen dengan berfokus pada produk dan pelayanan yang berkualitas unggul.

2) Selalu menjadi yang terbaik dalam segala hal yang dilakukan dan selalu menegakkan tingkah laku / etika bisnis yang tertinggi.

3) Ikut berpartisipasi dalam membangun negara dengan menumbuh kembangkan jiwa wiraswasta dan kemitraan usaha.

(48)

36

3. Budaya.

1) Integritas yang tinggi.

2) Inovasi untuk kemajuan yang lebih baik. 3) Kualitas & Produktivitas yang tertinggi. 4) Kerjasama Team.

5) Kepuasan pelanggan melalui standar pelayanan yang terbaik.

4. Str uktur Organisasi

Struktur organisasi Alfamart yangb digunakan adalah berbentuk garis, yang mana kekuasaan dan tangung jawab berada pada pimpinan tertinggi yaitu Direktur yang membawahi beberapa kepala bagian antara lain: Manager Personalia, Kepala Pramuniaga, Kepala Kasir, Kepala Toko, Kepala Gundang, Kepala Bagian Pembelian, Kepala Bagian Administrasi, dan Keuangan, Kasir, Pramuniaga, dan Cleaning Service.

Adapun pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap bagian adalah sebagai berikut:

a. Direktur

1) Mengawasi jalannya perusahaan 2) Menerima laporan dari administrasi. b. Manager Personalia

1) Mengurus kesehatan dan keamanan kerja karyawan 2) Mendapatkan calon karyawan yang bermutu

3) Menyeleksi calon karyawan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(49)

4) Mengurus administrasi pengajian c. Kepala bagian Pramuniaga

1) Mengontrol pekerjaan para pramuniaga 2) Mengecek masuknya barang kegudang

3) Mengecek tanggal kadaluarsanya barang dan pegembalan kegudang 4) Memberikan pelayanan kepada konsumen

5) Memberikan pengarahan cara-cara memajang barang 6) Mengontrol kebersihan toko

7) Mengatur pemberian izin cuti, jam makan, dan jam istirahat 8) Mengatur jadwal libur

9) Memeriksa absen karyawan d. Kepala bagian kasir

1) Memberikan modal kepada kasir 2) Memeriksa transaksi bank 3) Mengawasi pekerjaan kasir

4) Memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen e. Kepala bagian toko

1) Mengkoordinir dan menjalankan semua kegiatan oprasional toko

2) Mengkoordinir semua kegiatan yang diarahaka untuk semua pemenuhan kepuasan pelanggan dan miningkatkan jumlah pelanggan toko

3) Mengkoordinir dan mengelola personal toko f. Kepala bagian gudang

(50)

38

2) Menerima dan mengecek barang kiriman dari pemasok 3) Mengeluarkan barang dari gudang apabila sudah diberi harga 4) Mengatur bawahan agar bekerja denga efektif dan efisien 5) Mengontrol keluar masuknya barang dan mutu produk 6) Mengawasi kebersihan gudang

g. Kepal bagian pembelian

1) Mengetahui barang apa yang harus dibeli 2) Mengetahui jumlah barang yang dibeli 3) Mengetahui waktu pembelian

4) Mengetahui tempat pembelian produk 5) Mengetahui harga barang yang di beli

6) Mengetahui syarat-syarat penyerahan barang yang dibeli 7) Mengetahui kejujuran penjual

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(51)

4.2. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

4.2.1. Deskr ipsi Karakteristik Responden

Data mengenai keadaan responden dapat diketahui melalui jawaban responden dari pernyataan-pernyataan yang diajukan di dalam kuesioner yang telah diberikan. Dari jawaban-jawaban tersebut diketahui hal-hal seperti dibawah ini.

a. Pendidikan terakhir

Dari 106 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat diketahui pendidikan terakhir dari responden yakni pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Pendidikan t erakhir Jumlah Prosent ase (%)

1 SLTP 11 10,38

Dari 106 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat diketahui pekerjaan para responden yakni pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Pendidikan t erakhir Jumlah Prosent ase (%)

(52)

40

4.2.2. Deskr ipsi Layout

No. Pertanyaan Skor Jawaban Total

1 2 3 4 5

Berdasarkan tabel di atas diketahui sebagai berikut :

1. Indikator pertama dari Layout, yaitu penataan barang, mendapat respon terbanyak pada skor 4 dengan jumlah responden sebanyak 54 responden atau 50,9%, kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 3 dengan jumlah responden 21 atau 19,8%. Artinya, sebagian besar responden menjawab cukup baik yaitu sebanyak 54 responden atau 50,9%.

2. Indikator kedua dari Layout, yaitu sirkulasi udara, mendapat respon terbanyak pada skor 4 dengan jumlah responden sebanyak 40 responden atau 37,7%, kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 5 dengan jumlah responden 29 atau 27,4%. Artinya, sebagian besar responden menjawab cukup baik yaitu sebanyak 40 responden atau 37,7%.

3. Indikator ketiga dari Layout, yaitu tata cahaya, mendapat respon terbanyak pada skor 4 dengan jumlah responden sebanyak 46 responden atau

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(53)

43,4%, kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 5 dengan jumlah responden 34 atau 32,1%. Artinya, sebagian besar responden menjawab cukup baik yaitu sebanyak 46 responden atau 43,4%.

4.2.3. Deskr ipsi Kelengkapan Barang

No. Pertanyaan Skor Jawaban Total

1 2 3 4 5

Berdasarkan tabel di atas diketahui sebagai berikut:

1. Indikator pertama dari Kelengkapan barang, yaitu persediaan barang ditoko, mendapat respon terbanyak pada skor 4 dengan jumlah responden sebanyak 44 responden atau 41,5%, kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 3 dengan jumlah responden 33 atau 31,1%. Artinya, sebagian besar responden menjawab cukup baik yaitu sebanyak 44 responden atau 41,5%.

(54)

42

4.2.4. Deskr ipsi Harga

No. Pertanyaan Skor Jawaban Total

1 2 3 4 5

Berdasarkan tabel di atas diketahui sebagai berikut:

1. Indikator pertama dari Harga, yaitu harga yang bersaing, mendapat respon terbanyak pada skor 2 dengan jumlah responden sebanyak 28 responden atau 26,4%, kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 5 dengan jumlah responden 25 atau 23,6%. Artinya, sebagian besar responden menjawab cukup baik yaitu sebanyak 28 responden atau 26,4%.

2. Indikator kedua dari Harga, yaitu Syarat pembayaran, mendapat respon terbanyak pada skor 4 dengan jumlah responden sebanyak 54 responden atau 50,9%, kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 3 dengan jumlah responden 29 atau 27,4%. Artinya, sebagian besar responden menjawab cukup baik yaitu sebanyak 54 responden atau 50,9%.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(55)

4.2.5. Deskr ipsi Pelayanan Karyawan

No. Pertanyaan Skor Jawaban Total

1 2 3 4 5

Berdasarkan tabel di atas diketahui sebagai berikut:

1. Indikator pertama dari Pelayanan karyawan yaitu keramahan dan

kesopanan, mendapat respon terbanyak pada skor 4 dengan jumlah responden sebanyak 37 responden atau 34,9%, kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 3 dengan jumlah responden 30 atau 28,3%. Artinya, sebagian besar responden menjawab cukup baik yaitu sebanyak 37 responden atau 34,9%.

(56)

44

4.2.6. Deskr ipsi Promosi

No. Pertanyaan Skor Jawaban Total

1 2 3 4 5

Berdasarkan tabel di atas diketahui sebagai berikut:

1. Indikator pertama dari Promosi yaitu pemberian voucher belanja,

mendapat respon terbanyak pada skor 4 dengan jumlah responden sebanyak 37 responden atau 34,9%, kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 3 dengan jumlah responden 28 atau 26,4%. Artinya, sebagian besar responden menjawab cukup baik yaitu sebanyak 37 responden atau 34,9%.

2. Indikator kedua dari Promosi, yaitu pemberian hadiah atau diskon, mendapat respon terbanyak pada skor 4 dengan jumlah responden sebanyak 32 responden atau 30,2%, kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 2 dengan jumlah responden 27 atau 25,5%. Artinya, sebagian besar responden menjawab cukup baik yaitu sebanyak 32 responden atau 30,2%.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(57)

4.2.7. Deskr ipsi Image

No. Pertanyaan Skor Jawaban Total

1 2 3 4 5

Berdasarkan tabel di atas diketahui sebagai berikut:

1. Indikator pertama dari Image, yaitu Reputasi toko, mendapat respon

terbanyak pada skor 4 dengan jumlah responden sebanyak 55 responden atau 51,9%, kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 5 dengan jumlah responden 29 atau 27,4%. Artinya, sebagian besar responden menjawab cukup baik yaitu sebanyak 55 responden atau 51,9%.

2. Indikator kedua dari Image, yaitu keamanan saat berbelanja, mendapat

(58)

46

4.3. Analisis Data 4.3.1. Uji Outlier

Terdapat outlier apabila Mahal. Distance Maximum > Prob. & Jumlah variabel [=CHIINV(0,001;4) : dicari melalui Excel] = 18,466

Tabel 4.3.1

Residuals Stat ist icsa

M inim um M aximum M ean

St d.

Deviat ion N

Predicted Value 17.9574 92.4664 53.5000 26.95828 106

St d. Predict ed Value -1.318 1.445 .000 1.000 106

St andard Error of

Predicted Value 2.742 9.640 5.784 1.494 106

Adjust ed Predicted Value 17.3035 91.5621 53.5959 26.91015 106

Residual -2.65078E1 28.20926 .00000 14.77897 106

St d. Residual -1.670 1.777 .000 .931 106

St ud. Residual -1.809 1.841 -.003 .994 106

Delet ed Residual -3.20637E1 32.06039 -.09588 16.89928 106

St ud. Delet ed Residual -1.832 1.866 -.002 1.000 106

M ahal. Dist ance 2.143 33.728 13.868 7.738 106

Cook's Dist ance .000 .066 .010 .012 106

Cent ered Leverage Value .020 .359 .132 .074 106

a. Dependent Variable: DATA Sumber:Lampiran

Nilai Mahal. Distance Maximum 33,728 yang lebih KECIL dari 36,123 Berarti tidak terdapat outlier pada data tersebut, oleh karena itu data ini mempunyai kualitas yang baik dan dapat dilanjutkan untuk diolah lebih lanjut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(59)

4.3.2. Uji Validitas

Sumber:Lampiran

Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai corrected item total correlation (r hitung) dengan r tabel dengan derajat bebas (degree of frededom) = n-2 = 106-2 = 104 dan α = 0,05 (5%) adalah 0,1918. Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa seluruh indikator dinyatakan valid karena nilai corrected item total correlation (r hitung) yang dihasilkan untuk seluruh indikator lebih besar dan r tabel (0,1918).

4.3.3. Uji Reabilitas

(60)

48

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.849 13

Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa seluruh item pernyataan ( INDIKATOR) dinyatakan Reliabel karena nilai Cronbach Alpha yang dihasilkan untuk seluruh item pernytaan (indikator) lebih besar dari 0,60.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(61)

4.4. Analisis Diskr iminan

A. Analisis Ceses Processing Summary

Analysis Case Processing Summary

Unw eight ed Cases N Percent

Valid 106 100.0

Excluded M issing or out -of-range

group codes 0 .0

At least one missing

discrim inating variable 0 .0

Both missing or out -of-range group codes and at least one

Dari tabel analysis cases summary diketahui bahwa sejumlah 106 responden yang terdiri 53 responden yang sering berbelanja dan 53 responden yang jarang berbelanja dalam penelitian ini kesemuanya valid.

B. Wilk’s Lambda

(62)

50

C. Test of Equality of Group Means

Tests of Equality of Group Means

Wilks' Lambda F df1 df2 Sig.

Dari tabel tersebut, diketahui bahwa, indikator X2.1, X2.2, X3.1, X4.1, X4.2, X5.1, X5.2 DAN X6.2 berbeda secara signifikan karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti ada perbedaan antara konsumen yang sering berbelanja dengan yang jarang berbelanja dipengaruhi oleh indikator X2.1, X2.2, X3.1, X4.1, X4.2, X5.1, X5.2 DAN X6.2.

a. First 1 canonical discrim inant funct ions w ere used in the analysis.

Sumber:Lampiran

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(63)

Diketahui angka canonical correlation adalah 0,514 yang apabila dikuadratkan menjadi 0,2641. Hal ini berarti 26,41 % perilaku konsumen berbelanja dipengaruhi oleh indikator X2.1, X2.2, X3.1, X4.1, X4.2, X5.1, X5.2 DAN X6.2 sedang sisanya 73,59 % tidak dipengaruhi oleh indikator X2.1, X2.2, X3.1, X4.1, X4.2, X5.1, X5.2 DAN X6.2.

4.5. Analisa Hasil Penelitian

Dari hasil analisis diskriminan diatas diketahui bahwa terdapat perbedaan antara perilaku konsumen yang sering berbelanja dan jarang berbelanja. Variabel yang membedakan adalah Kelengkapan barang (X2) dengan indikator persediaan barang di toko (X2.1) dan variasi produk (X2.2), Harga (X3) dengan indikator harga yang bersaing (X3.1), Pelayanan karyawan (X4) dengan indikator keramahan atau kesopanan (X4.1) dan kejujuran (X4.2), Promosi (X5) dengan indikator pemberian voucer belanja (X5.1) dan pemberian hadiah atau diskon (X5.2) , image (X6) dengan indikator keamanan saat berbelanja (X6.2).

(64)

52

a. 72.6% of original grouped cases correctly classified.

Sumber:Lampiran

Mengklasifikasikan observasi di masa datang mendatang ke dalam satu dari dua model perilaku Berbelanja. Berdasarkan hasil klasifikasi pada tabel di atas, sejumlah 77 responden (39 + 38) telah diklasifikasikan secara benar dan sejumlah 29 (14+15) responden/observasi diklasifikasikan salah. Jadi ketepatan klasifikasi adalah 77/106 atau 72,6 % dan kesimpulan nya adalah baik.

4.6. Pembahasan

Konsumen mengambil banyak macam keputusan membeli setiap hari. Kebanyakan perusahaan meneliti keputusan membeli konsumen secara amat rinci untuk menjawab pertanyaan mengenai yang dibeli konsumen, dimana mereka membeli, bagaimana dan berapa banyak mereka membeli serta mengapa mereka membeli. Strategi pemasaran diyakini mempunyai peranan yang besar dalam menentukan sering beli dan jarang belinya konsumen.

Setiap fungsi strategi pemasaran memberikan kontribusi tertentu pada saat penyusunan strategi pada level yang berbeda. Pemasaran merupakan fungsi yang paling besar dengan lingkungan external, padahal perusahaan hanya memilki kendali yang terbatas pada lingkungan external. Oleh karena itu pemasaran memainkan peranan yang penting dalam pengembangan strategi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(65)

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suranto dan Anand Miftachur Riza (2005) dengan judul “Penentuan Strategi pemasran berdasarkan prilaku konsumen dengan metode diskriminan” dimana Terdapat perbedaan perilaku yang nyata antara konsumen yang sering berbelanja dengan mereka yang jarang berbelanja di PT. Gudang Rabat Alfa Retailindo. Strategi pemasran yang dibuat oleh PT. Gudang Rabat Alfa Retailindo terutama harga dan AC merupakan variable yang paling dominan dalam membedakan prilaku konsumennya.

Hal ini juga ikut mendukung penelitian terdahulu oleh Suryatmojo (2006) dengan judul “Analisis Diskriminan Terhadap Perilaku PNS Administrasi UNS Berbelanja di Toko KPRI UNS Surakarta” juga menujukan hasil ada perbedaan perilaku berbelanja yang signifikan, antara perilaku PNS Administrasi yang sering berbelanja dengan yang jarang berbelanja ditoko KPRI UNS Surakarta.

Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Febri Bowo L (2005) dengan judul “Penentuan Strategi Pemasaran Terhadap Perilaku Konsumen”. Dengan variabel produk, harga, distribusi, promosi. Dari hasil penelitian yang menggunakan analisis Diskriminan bahwa terdapat perbedaan antara konsumen yang berbelanja dan jarang berbelanja, variabel yang membedakan adalah produk (variasi barang), Image (kualitas barang), harga , dan promosi.

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan perilaku yang nyata antara konsumen yang sering berbelanja dan jarang berbelanja di Alfamart.

(66)

54

orang, SMU 50 orang, S1 27 orang, dan lain-lain sebanyak 18 0rang. Diukur dari kalangan pekerjaan PNS sebanyak 8 orang, swasta 53 orang, wiraswasta 24 orang dan yang belum bekerja sebanyak 21 orang. Responden terbanyak dari kalangan pendidikan terakhir adalah SMU dan dari kalangan pekerjaan adalah Swasta.

Yang paling membedakan adalah keramahan dan kesopanan karyawan, karena kualitas pelayanan adalah satu-satunya atribut yang secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi kepercayaan, dan efeknya lebih kuat daripada atribut lain. Sedangkan variabel lainnya adalah Kelengkapan barang, Harga, Promosi, dan Image.

Kelengkapan barang merupakan penilaian pelanggan terhadap ketersediaan produk serta sejumlah kategori barang-barang yang berada di adalam toko. Harga merupakan faktor promosi utama dan harus diputuskan dalam kaitanya dengan pasar sasaran, bauran keragaman produk dan layanan, pesaingnya. Pelayanan karyawan merupakan penilaian pelanggan tentang kinerja karyawan dalam hal sikap responsif terhadap keluhan serta keinginan pelanggan. Promosi adalah suatu usaha dari pemasar dalam menginformasikan dan mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi atau pertukaran produk barang atau jasa yang dipasarkannya. Image yaitu suatu kesan atau benak yang dimiliki konsumen terhadap suatu minimarket sebagai suatu refleksi atas evaluasi. Reputasi toko bukan salah satu pilihan konsumen, karena konsumen tidak melihat dari segi tokonya melainkan barang yang tersedia ditoko tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(67)

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perbedaan perilaku yang nyata antara konsumen yang sering berbelanja dengan yang jarang berbelanja di Alfamart Rungkut Madya Surabaya adalah Kelengkapan barang, Harga, Pelayanan karyawan, Promosi, dan Image. 2. Keramahan dan Kesopanan paling membedakan perilaku konsumen ‘sering

beli’ atau ‘jarang beli’. Karena kualitas pelayanan adalah satu-satunya atribut yang secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi kepercayaan, dan efeknya lebih kuat daripada atribut lain.

3. Model Diskriminan yang ada ternyata valid dan dapat digunakan, variabel ini

Gambar

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.3.1
Tabel 4.3.2 Item-Total Statistics

Referensi

Dokumen terkait

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.. Silicon Carbide

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber... Kriptografi adalah

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.... SISTEM SIRKULASI

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber... 5 BAB I

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber... Setiap kebijakan diambil berhubungan dengan perhitungan dan pengolahan

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber... menerima pesan teks