• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EARNING PER SHARE (EPS)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EARNING PER SHARE (EPS)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EARNING PER SHARE (EPS) PADA PERUSAHAAN JASA SUB SEKTOR TRANSPORTASI YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2012-2014

Utari Sasmita1, Yuhelmi2, Surya Dharma2. 1

Department of Management, Faculty of Economic, Bung Hatta University 2

Lecturer of Management Department, Faculty of Economic, Bung Hatta University E-mail : utari.sasmita.us@gmail.com, yuhelmis@yahoo.co.id, dan

Priyatama_surya@yahoo.com

Abstract

This research was done to know the influence from Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Turn Over (TATO) about Earning per Share (EPS). The sampel of this research is business of Transportation sub sektor service that is registered at Bursa Efek Indonesia (BEI) during the research time (2012-2014). The total sample in this research was 21 businesses. It used surfeted sampling technique. This research used an analysis doubled regression, the assumtion test and hypoteses test used T-test to examine coefficient of regression as partial and F-test is used to examine the effect was together with significant level 5%.The result of this research was Return On Equity (ROE), and Total Asset Turn Over (TATO) having the effect about Earning Per Share (EPS), on the other hand Debt to Equity Ratio (DER) no having effect about Earning Per Share (EPS). Both of them independen variable had effect about Earning Per Share (EPS).

Key word : Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Turn Over (TATO), Earning per Share (EPS).

1. PENDAHULUAN

Seiring dengan perkembangan zaman di Indonesia, salah satu sektor yang sangat dibutuhkan demi pembangunan negara adalah sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi. Sektor ini sangat penting, karena kodisi geografis Indonesia yang sangat membutuhkan adanya sarana trasportasi dan infrastruktur yang memadai. Sektor ini diperlukan demi terpenuhnya kebutuhan dalam pelaksanaan aktivitas ekonomi, distribusi kebutuhan

hidup masyarakat dan distribusi pemerataan penduduk dengan adanya aktivitas transmigrasi dan urbanisasi.

Dimana kondisi tersebut memicu kebutuhan masrayakat, perusahaan dan pelaku ekonomi lainnya untuk menggunakan jasa transportasi baik itu darat, laut, maupun udara. Sehingga transportasi sudah merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat yang tetap akan selalu digunakan hingga masa yang akan

(2)

2 datang. Berdasarkan ringkasan laporan keuangan sektor Infrastruktur, utilitas, dan transportasi yang telah dipublikasikan mulai dari tahun 2012 sampai 2014 maka didapatkan informasi rata-rata nilai Earning Per Share pada Tabel 1.1 berikut

Dari tabel dapat dilihat bahwa dari 5 subsektor yang terdapat pada sektor utilitas, infrastruktur dan transportasi ternyata re rata nilai EPS terendah terjadi pada sub sektor transportasi senilai 47,51 dan tertinggi senilai 161,36 pada sub sektor Kontruksi Non Bangunan. Dengan rata-rata sektor sebesar 110,93. Hal ini akan memberikan dampak buruk terhadap perusahaan, karena dengan nilai EPS yang

rendah akan menyebabkan pandangan investor pada perusahaan menjadi kurang baik dan ragu untuk menanamkan modal atau berinvestasi pada perusahaan transportasi tersebut. Berdasarkan itulah peneliti tertarik untuk memilih jasa transportasi sebagai objek dalam penelitian ini.

Menurut Salim (2010:83) Earning per Share merupakan salah satu indikator rasio perusahaan yang penting. Earning Per Share adalah laba yang diperoleh setiap satu lembar saham. Apabila laba per lembar saham perusahaan meningkat maka para pemegang saham akan tertarik untuk berinvestasi tetapi apabila laba per lembar saham kecil maka pemegang saham akan berpikir untuk menanamkan saham nya keperusahaan tersebut, karena apabila laba per lembar saham kecil maka investor akan berfikir apakah perusahaan memiliki hutang yang tinggi atau perusahaan tidak bisa mengelola asset yang dimiliki.

Dilihat dari rasio profitabilitas terdiri dari Return on Equity. Return on Equity merupakan salah satu rasio yang di gunakan investor dalam memprediksi Earning Per Share. Didalam penelitian Muhfiatun (2011) mengatakan semakin besar Return On Equity mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham. Return On Equity merupakan suatu rasio yang menunjukan

bagaimana perusahaan dapat menghasilkan laba dari pengelolaan modal yang dimilikinya. Dengan pengelolaan asset yang optimal, perusahaan akan menghasilkan laba yang besar, sehingga akan meningkatkan harga saham dan mempengaruhi EPS.

Dilihat dari rasio aktivitas terdiri dari Total Asset Turn Over. Total Asset Turn Over menggambarkan efektivitas penggunaan seluruh asset perusahaan

(3)

3 dalam rangka menghasilkan penjualan atau dengan kata lain berapa rupiah penjualan bersih yang dapat dihasilkan dari setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk asset perusahaan. Menurut Harahap (2009:308) rasio aktivitas menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasionalnya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian, dan kegiatan lainnya. Semakin tinggi nilai TATO akan semakin baik karena apabila rasio ini meningkat maka perusahaan tersebut akan dianggap efektif dalam mengelola assetnya.

Dilihat rasio Laverage terdiri dari Debt to Equity Ratio. Peningkatan hutang akan berpengaruh pada prospek pertumbuhana earning di masa mendatang, dengan asumsi bahwa penambahan hutang tersebut mampu menghasilkan return yang tinggi dari biaya hutangnya, sehingga laverage akan mempengaruhi harapan investor terhadap kemampuan perusahaan untuk menghasilkan earning dimasa mendatang, dalam penelitian ini rasio hutang diukur dengan Debt to Equity Ratio. Menurut Kasmir (2011: 157-158) Debt To Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan equitas, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah Return On Equity berpengaruh terhadap Earning Per Share perusahaan Transportasi di BEI?

2. Apakah Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap Earning Per Share perusahaan Transportasi di BEI? 3. Apakah Total Asset Turn Over

berpengaruh terhadap Earning Per Share perusahaan Transportasi di BEI?

2. LANDASAN TEORI DAN

PENGEMBANGAN HIPOTESIS a. Earning Per Share

Menurut Salim (2010 :83) earning per share merupakan salah satu indikator rasio perusahaan yang penting. EPS adalah laba bersih yang diperoleh setiap satu lembar saham dan dibagikan kepada pemegang saham (Tandelilin, 2010:373). Suatu perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan kekayaan pemegang sahamnya. Salah satu cara perusahaan memaksimalkan kekayaan pemegang saham adalah dengan Earning Per Share, apabila nilai EPS yang dibagikan perusahaan kepada pemegang saham tinggi maka hal ini akan menandakan bahwa perusahaan mampu memberikan kesejahteraaan kepada pemegang saham, dan begitu juga sebaliknya.

(4)

4 Menurut Sartono (2010:124), ROE mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Return On Equity merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar perusahaan dapat menghasilkan laba atau keuntungan dari hasil pengelolaan modal yang dimiliknya, baik modal sendiri maupun modal dari investor. Ratio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham (Halim dan Hanafi, 2010:85). Suatu perusahaan menjalan kegiatan operasionalnya adalah untuk menghasilkan laba yang bermanfaat bagi pemegang saham, ukuran keberhasilnya ini dapat dilihat apabila angka ROE berhasil dicapai.

c. Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang mengukur perbandingan total hutang dengan modal sendiri. Menurut Kasmir (2011:157-158) Debt to Equity Ratio digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas, dengan kata lain dimana rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang.

Menurut Syafri (2010:303) rasio DER menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar. Semakin besar DER akan menunjukan semakin besar

kewajiban yang akan di tanggung oleh perusahaan dan apabila nilai DER semakin kecil akan menunjukan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Jika rasio ini buruk, maka perusahaan akan memiliki masalah rill jangka panjang, salah satunya adalah masalah kebangkrutan.

d. Total Asset Turn Over (TATO)

Menurut Syamsuddin (2009: 221) total asset turn over merupakan suatu ukuran efektifitas pemanfaatan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Diartikan bahwa total assets turn over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari setiap rupiah aktiva. Menurut Riyanto (2001: 334), mengemukakan bahwa Total Asset Turn Over merupakan rasio yang mengukur bagaimana kemampuan dana dalam perusahaan yang tertanam di keseluruhan aktiva yang berputar dalam satu periode tertentu atau dengan kata lain kemampuan suatu modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue.

PENGEMBANGAN HIPOTESIS

1. Pengaruh Return On Equity terhadap Earning Per Share

Return on equity merupakan ukuran profitabilitas yang dilihat dari sudut pandang pemegang saham dan mengukur

(5)

5 tingkat pengembalian dari perusahaan (Hanafi,2004:112). Return On Equity merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar perusahaan dapat menghasilkan laba atau keuntungan dari hasil pengelolaan modal yang dimiliknya, baik modal sendiri maupun modal dari investor. Semakin tinggi return atau pengembalian yang diperoleh maka semakin baik perusahaan, karena pengembalian ekuitas yang tinggi pada perusahaan memungkinkan investor untuk menginvestasikan modal mereka kepada perusahaan untuk dikelola dan menghasilkan laba.

Penelitian yang dilakukan oleh Nugroho dan Ichsan (2011) membuktikan bahwa ada pengaruh positif ROE dengan EPS. Penelitian lain yang dilakukan oleh Muhfiatun (2011) membuktikan bahwa ada pengaruh positif ROE dengan EPS. Penelitian Diaz dan Jufrizen (2014) membuktikan bahwa berpengaruh positif ROE dengan EPS. Berdasarkan beberapa hasil penelitian terdahulu maka hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah H1: Return On Equity berpengaruh positif terhadap Earning Per Share.

2. Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Earning Per Share

Menurut Kasmir (2011: 157-158) Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digungakan untuk menilai utang dengan

equitas, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan hutang. Semakin besar DER akan menunjukan semakin besar kewajiban yang akan di tanggung oleh perusahaan dan apabila nilai DER semakin rendah akan menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya.

Meningkatnya hutang akan mengakibatkan peningkatan resiko bagi perusahaan sehingga kepercayaan investor terhadap prospek pertumbuhan perusahaan menjadi berkurang dan akan menciptakan harga saham rendah dan akan mengakibatkan EPS semakin kecil.

Penelitian yang dilkukan oleh chelmi (2011) membuktikan bahwa terdapat pengaruh negatif antara DER dengan EPS. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Nugroho dan Ichsan (2011) membuktikan bahwa terdapat pengaruh negatif antara DER dengan EPS. Berdasarkan beberapa hasil penelitian terdahulu maka hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah H2 : Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif Terhadap Earning Per Share. 3. Pengaruh Total Asset Turn Over

Terhadap Earning Per Share

Total Asset Turn Over merupakan bagian dari rasio aktivitas perusahaan. Rasio ini menunjukan bagaimana suatu perusahaan dalam mengelola keseluruhan asset yang dimiliki perusahaan secara

(6)

6 efektif untuk meningkatkan hasil penjualan bersih perusahaan. Menurut Harahap (2009:309), semakin besar rasio ini semakin baik karena perusahaan tersebut dianggap efektif dalam mengelola assetnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Rangga (2014) membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif antara TATO dengan EPS. Selanjutnya Penelitian yang dilakukan oleh Sutejo,dkk (2010) menunjukan bahwa Total Asset Turn Over berpengaruh positif terhadap Earning Per Share. Berdasarkan beberapa hasil penelitian terdahulu maka hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah

H3 : Total Asset Turn Over berpengaruh positif Terhadap Earning Per Share. 3. METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2010:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terjadi atas objek yang mempunyai kualitas dan karakter tertentu yang akan ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan akan ditarik kesimpulan. Dari definisi tersebut, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan Jasa Sub Sektor Transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama kurun waktu penelitian (2012 – 2014). Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 21 perusahaan.

Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini, digunakan sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel atau istilah lainnya adalah metode sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel, Sugiyono (2010;120). Sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 21 perusahaan.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder tentang laporan keuangan perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Data mengenai Return on Equity, Debt to Equity ratio, Total Asset Turn Over, diperoleh dari Annual Report IDX dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Periode penelitian dimulai tahun 2012 sampai 2014.

Identifikasi Variabel Penelitian

A. Variabel Dependen Earning Per Share (EPS)

Earning per share merupakan salah satu indikator rasio perusahaan yang penting. EPS adalah laba bersih yang diperoleh setiap satu lembar saham dan di bagikan kepada pemegang saham (Tandelilin, 2010: 373). Rumus yang digunakan dalam menghitung Earning Per Share adalah :

(7)

7 EPS =

B.Variabel Independen Return On Equity

Menurut Tandelilin (2001:240), ROE menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham. Return on equity yang tinggi menunjukan perusahaan telah efektif dalam mengelola modalnya dan meningkatkan minat dan kepercayaan investor untuk berinvestasi. Rumus ROE adalah sebagai berikut :

Debt to Equity Ratio

Debt to Equty Ratio merupakan perbandingan antara total hutang dengan total modal sendiri. Dimana menggambarkan seberapa besar perusahaan menggunakan hutang dalam struktur modalnya. Menurut Fahmi (2012:105) nilai DER yang semakin rendah semakin baik karena aman bagi kreditor saat likuidiasi. Rumus DER adalah sebagai berikut :

Total Asset Turn Over

Menurut Riyanto (2001: 334), mengemukakan bahwa Total Asset Turn Over merupakan rasio yang mengukur

bagaimana kemampuan dana dalam perusahaan yang tertanam di keseluruhan aktiva yang berputar dalam satu periode tertentu atau dengan kata lain kemampuan suatu modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue. Rumus TATO adalah sebagai berikut:

x 100%

Metode Analisis Data

Menurut Shochrol (2011:34), jika dalam penelitian terdapat dua atau lebih variabel independen, untuk melihat pengaruh hubungan antara variabel dependen terhadap variabel independenya digunakan metode analisis regresi linier berganda. Persamaan regresi yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Yit = a + b1 X1it+ b2 X2it + b3 X3it + e

Dimana :

Y it = Earning Per Share

X1 = Return On Equity

X2 = Debt to Equity Ratio

X3 = Total Asset Turn Over

e =standart error (variabel penggangu)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan tahapan pengelolaan data yang telah dilakukan maka diperoleh

(8)

8 ringkasan statistik deskriptif dari masing-masing variabel penelitian yang terdapat pada Tabel 2 berikut:

Pada Tabel 2 terlihat bahwa masing-masing variabel penelitian memiliki nilai maksimum yang terlalu tinggi, nilai minimum yang terlalu rendah dan masih jauh dari nilai rata-rata. Sehingga sesuai dengan statistik deskriptif dapat disimpulkan masing-masing variabel pada perusahaan yang dijadikan sampel relatif kurang baik.

Analisis Model Regresi dan Penguji Hipotesis

Setelah seluruh variabel berdistribusi normal dan terbebas dari masing-masing gejala asumsi klasik maka pembentukan model regresi linier berganda dengan menggunakan model pool least square dapat dilakukan.Salah satu model yang digunakan dalam pengujian model regresi adalah Fixed Effect Model. Hasil pengelolaan data dengan menggunakan alat analisis berupa program eview, maka dapat diperoleh hasil yang terlihat pada Tabel 3 berikut:

Pada Tabel 3 terlihat bahwa masing-masing variabel penelitian telah memiliki koefesien regresi yang dapat dibentuk kedalam sebuah model regresi berganda seperti berikut:

Y = -3.114178 + 0.636523x1 -1.828944x2

+ 75.92414x3

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama statistik pada variabel Return On Equity (X1) maka diperoleh nilai koefesien regresi bertanda positif sebesar 0.636523 dengan tingkat probability hasil pengujian t-statistik sebesar 0.0145. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa nilai probability sebesar 0.0145 <alpha 0.05 maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa Return On Equity berpengaruh terhadap Earning Per Share pada perusahaan jasa sub sektor transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Pengujian hipotesis kedua dilakukan menggunakan variabel Debt to

(9)

9 Equity Ratio (X2) diperoleh nilai koefesien regresi bertanda negatif sebesar 1.828944 dengan tingkat probability sebesar 0.7731. Hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai probability sebesar 0.7731>alpha 0.05 maka keputusannya adalah Ho diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap Earning Per Share pada perusahaan jasa sub sektor transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Pengujian hipotesis ketiga dilakukan dengan menggunakan variabel Total Asset Turn Over (X3) maka diperoleh nilai koefesien regresi bertanda positif sebesar 75.92414 dengan tingkat probability dari hasil pengujian t-statistik sebesar 0.0030. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai probability sebesar 0.0057 <alpha 0.05 maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa Total Asset Turn Over berpengaruh terhadap Earning Per Share pada perusahaan jasa sub sektor transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Pembahasan

1. Pengaruh Return On Equity ( ROE) Terhadap Earning Per Share (EPS)

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama ditemukan bahwa Return

On Equity berpengaruh terhadap Earning Per Share perusahaan jasa sub sektor transportasi yang terdaftar di BEI. Temuan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Karnata (2009) membuktikan bahwa adanya pengaruh positif Return On Equity terhadap Earning Per Share. Dimana menunjukan bahwa modal sendiri yang dihasilkan cukup produktif dan mampu berkontribusi secara nyata terhadap Earning Per Share. Hasil yang diperoleh dalam tahapan pengujian hipotesis ini sejalan dengan uraian teori maupun hipotesis yang diajukan dimana menyatakan bahwa apabila perusahaan mampu mengelola modal sendiri dengan baik atau efektif maka akan meningkat laba per lembar saham. Dengan asumsi jika perusahaan mampu mengelola modal yang dimiliki dan akan berdampak kepada laba per lembar saham yang akan dibagikan.

2. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Earning Per Share (EPS)

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua ditemukan bahwa Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap Earning Per Share perusahaan jasa sub sektor transportasi yang terdaftar di BEI. Temuan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pancawati, dkk (2004) membuktikan bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh negatifterhadap Earning Per

(10)

10 Share. Hasil yang diperoleh pada tahap pengujian hipotesis kedua tidak konsisten dengan uraian teori maupun hipotesis yang diajukan dimana menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio terbukti tidak signifikan terhadap Earning Per Share. Hal ini menunjukan bahwa baik tinggi atau rendahnya hutang perusahaan terhadap ekuitasnya tidak akan mempengaruhi Earning Per Share. Dengan asumsi perusahaan yang memiliki tingkat hutang yang tinggi dan memiliki kemampuan pelunasan hutang yang baik maka akan menjadi signal yang baik bagi investor, namun sebaliknya apabila memiliki tingkat hutang yang tinggi namun tidak memiliki pengelolaan yang baik maka minat investor akan berkurang dan akan berdampak terhadap harga saham dan pembagian atas laba per lembar saham perusahaan tersebut.

3. Pengaruh Total Asset Turn Over (TATO) Terhadap Earning Per Share (EPS)

Berdasarkan hasil hipotesis ketiga ditemukan bahwa Total Asset Turn Over berpengaruh terhadap Earning Per Share perusahaan jasa sub sektor transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Temuan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sutejo dkk (2010) membuktikan bahwa adanya pengaruh positif Total Asset Turn Over terhadap Earning Per Share. Hasil yang diperoleh

pada pegujian hipotesis ketiga konsisten dengan uraian teori maupun hipotesis yang diajukan dimana menunjukan bahwa apabila semakin tinggi nilai total asset turn over maka perusahaan mampu mengelola asset nya dengan baik dan akan mendorong semakin baik nya nilai Earning Per share. Dengan asumsi apabila adanya peningkat penjualan maka akan meningkatkan TATO dan pada akhirnya akan meningkatkan laba per lembar saham perusahaan.

Kesimpulan

Kesimpulan berisikan hasil–hasil yang diperoleh dari hasil pengelolaan data. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada pengujian hipotesis maka dapat diajukan sejumlah kesimpulan yang merupakan jawaban dari permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini yaitu:

1. Return On Equity (ROE) berpengaruh positif terhadap Earning Per Share (EPS) perusahaan jasa sub sektor transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif terhadap Earning Per Share (EPS) perusahaan jasa sub sektor transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Total Asset Turn Over (TATO) berpengaruh positif terhadap Earning

(11)

11 Per Share (EPS) perusahaan jasa sub sektor transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Keterbatasan Penelitian dan Saran

Penelitian ini tentunya masih memiliki keterbatasan penelitian dan saran yang dapat dijadikan pertimbangan bagi peneliti berikutnya agar mendapatkan hasil yang lebih baik. Keterbatasan dan saran tersebut diantaranya:

1. Data yang digunakan didalam penelitian ini memiliki keragaman data yang relatif tinggi pada variabel earning per share, return on equity, debt to equity ratio dan total asset turn over, sehingga mengakibatkan adanya sejumlah data yang outlier dan rentang variabel earning per share, return on equity, debt to equity ratio dan total asset turn over, mengalami kenaikan maupun penurunan yang sangat jauh dari tahun ke tahun. Hal ini akan menjadi berbahaya dalam pengambilan kesimpulan. Oleh sebab itu bagi penelitian dimasa mendatang disarankan untuk melakukan seleksi data melalui karakteristik sampel yang digunakan, agar variance data yang digunakan dimasa mendatang lebih cenderung homogen, sehingga akurasi hasil penelitian menjadi lebih baik. 2. Tersedia banyak sumber data atau

informasi untuk kepentingan analisis.

Penelitian ini menggunakan sumber data yang berasal dari publikasi Annual Report IDX, dimana hasil yang diperoleh belum tentu sama dengan hasil yang diperoleh dari sumber data lainnya. Oleh sebab itu penelitian selanjutnya disarankan untuk memeriksa konsistensi temuan dengan menggunakan sumber data yang berbeda.

3. Pada penelitian ini hanya menguji beberapa faktor yang mempengaruhi earning per share, yaitu return on equity, debt to equity ratio,dan total asset turn over. Oleh sebab itu disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk menambahkan variabel yang mempengaruhi earning per share agar meningkatkan akurasi hasil dan variabel yang mempengaruhi dimasa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Chelmi. 2013. Pengaruh Financial Leverage ratio terhadap Earning Per Share (EPS) pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011. Jurnal Universitas Martim Raja Ali Haji: Tanjung Pinang.

Diaz, Rafika dan Jufizen. 2014. Pengaruh Return On Equity (ROE) dan Return On Asset (ROA) terhadap Earning Per Share (EPS) pada perusahaan Asuransi yang Terdaftar di BEI. Jurnal Manajemen &Bisnis Volume 14Nomor 2. Universitas

(12)

12 Muhammadiyah Sumatera Utara.

Fahmi, Irham. 2012. Pengantar Manajemen Keuangan Teori Dan Soal Jawaban. Bandung : Alfabeta.

Halim dan Hanafi.2010. Analisa Belanja: Dasar-dasar perhitungan dalam keputusan keuangan. Cetakan kedua. Bina Aksara: Jakarta.

Hanafi, Mamduh. 2004. Manajemen Keuangan. Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Harahap, S. Sofyan. 2009. Analisis kritis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kasmir. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 4. PT. Raja Grafindo Persada.

Muhfiatun. 2011. Pengaruh Financial Leverage Dan Profitabilitas Terhadap Earning Per Share (EPS) Studi pada Perusahaan Yang Masuk Daftar Efek Syariah Tahun 2009. Jurnal Universitas Islam Sunan Kalijaga: Yogyakarta.

Nugroho, Herbirowo dan Ichsan, Taufikul. 2011. Pengaruh Return On Equity Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning Per Share, Study Kasus Pada Kelompok Industri Farmasi Yang Terdaftas Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, Vol 10, No.1,Juni 2011.

Pacawati, Juwarin dkk. 2011. Analisis variabel yang mempengaruhi Earning Per Share (EPS) pada perusahaan manufaktur yang tercatat di bursa efek jakarta.

Rangga, Sedana. 2014. Analisis Pengaruh Financial Leverage Ratio Dan Total Asset Turn Over Terhadap Earning Per Share (EPS) pada Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar Di BEI Periode 2008-2013.

Riyanto,Bambang.2001. Dasar–dasar pembelanajaan pesrusahaan. Yogyakarta :BPFE.

Salim, Joko. 2010. Cara Gampang Bermain Saham.Jakarta: Visi Media.

Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi ke 4. Yogyakarta: BPFE.

Shochrul, R. Ajija dkk.2011. Cara Cerdas Menguasai Eviews. Jakarta : Salemba Empat.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan ke-15. Bandung : Alfabeta.

Sutejo, dkk. 2010. Analisis Variabel yang Mempengaruhi Earning Per Share Pada Industri Food And Baverages yang Go Public Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Wacaba Vol.13, No.2, April 2010.

Syafri, Sofyan. 2010. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi Satu. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Syamsudin, Lukman. 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi Baru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Tandelilin Eduardus.2010. Portofolio Dan Investasi Teori Dan Aplikasi. Edisi Pertama. Yogyakarta : Kanisius.

Referensi

Dokumen terkait

Diskusi kelompok, berikan tanda (I), kegiatan yang dilakukan guru adalah memastikan anggota kelompok terdiri dari anak lambat dan cepat belajar agar yang cepat belajar dapat

Kesimpulan dari hasil temuan data peneliti adalah ada pengaruh dari tingkat pengetahuan label low fat high calcium terhadap tingkat kepercayaan pada produk susu

Leader / Manajer &#34;tidak hanya dapat menjadwalkan tugas ini, tetapi harus mempunyai waktu untuk menetapkan tujuan, Prioritas, mempertimbangkan hambatan, membekali

Dari beberapa alat analisis tersebut, dapat diketahui sektor mana saja yang termasuk ke dalam sektor unggulan yang ada di Kota Madiun sehingga Kota Madiun dapat lebih memfokuskan

Hal tersebut memberikan indikasi positif bahwa kegiatan pengabdian ini memberikan dampak yang baik sebagai permulaan untuk membangun motivasi guru dalam menulis

Secara keseluruhan capaian kinerja Utama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2020 sebesar 100,70% dapat dinyatakan berhasil. Hal ini dikarenakan indikator

Hasil analisis struktur yang diperlihatkan pada Gambar 13 menunjukkan bahwa terjadi konsentrasi tegangan yang sangat besar di beberapa lokasi plat, yang diperkirakan berada

Namun perlu juga dipahami bahwa Pasal 1869 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyatakan bahwa suatu akta yang karena tidak berkuasa atau tidak cakapnya