• Tidak ada hasil yang ditemukan

QANUN KOTA SABANG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS DAERAH KOTA SABANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "QANUN KOTA SABANG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS DAERAH KOTA SABANG"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBARAN DAERAH KOTA SABANG TAHUN 2008

Nomor 4 QANUN KOTA SABANG

NOMOR 4 TAHUN 2008

TENTANG

SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS DAERAH KOTA SABANG

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SABANG,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dua kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, dipandang perlu menata kembali Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah sesuai dengan karakteristik, potensi, kebutuhan, dan kemampuan Daerah;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Qanun Kota Sabang tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kota Sabang;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1965 tentang Pembentukan Kotapraja Sabang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 7 Drt Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten di Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2758);

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);

3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Propinsi Daerah Istimewa Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 172, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3893);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dua kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

(2)

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan

Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633);

7. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4866);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

10.Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4594);

11.Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4171);

12.Qanun Aceh Nomor 3 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pembentukan Qanun (Lembaran Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2007 Nomor 03).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KOTA SABANG Dan

WALIKOTA SABANG

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : QANUN KOTA SABANG TENTANG SUSUNAN

ORGANISASI DAN TATAKERJA DINAS-DINAS DAERAH KOTA SABANG.

(3)

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Dalam Qanun ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kota Sabang.

2. Pemerintahan Kota adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah Kota dan Dewan Perwakilan Rakyat Kota sesuai dengan fungsi dan kewenangan masing-masing.

3. Pemerintah Kota Sabang yang selanjutnya disebut Pemerintah Kota Sabang adalah unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah Kota yang terdiri atas Walikota dan Perangkat Daerah Kota Sabang.

4. Walikota adalah Walikota Sabang.

5. Wakil Walikota adalah Wakil Walikota Sabang.

6. Dewan Perwakilan Rakyat Kota selanjutnya disebut DPRK adalah Dewan Perwakilan Rakyat Kota Sabang.

7. Sekretariat Daerah yang selanjutnya disebut Setda adalah Sekretariat Daerah Kota Sabang.

8. Sekretaris Daerah yang selanjutnya disebut Sekda adalah Sekretaris Daerah Kota Sabang.

9. Perangkat Daerah Kota adalah unsur pembantu Walikota dalam penyelenggaraan pemerintahan Kota yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat, Dinas dan Lembaga Teknis Daerah Kota Sabang.

10.Dinas Daerah yang selanjutnya disebut Dinas adalah Dinas Daerah Kota Sabang. 11.Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kota Sabang.

12.Kepala Bidang adalah Kepala Bidang pada Dinas Daerah di lingkungan Pemerintah Kota Sabang.

13.Kepala Subbagian adalah Kepala Subbagian pada Dinas Daerah di lingkungan Pemerintah Kota Sabang.

14.Kepala Seksi adalah Kepala Seksi pada Dinas Daerah di lingkungan Pemerintah Kota Sabang.

15.Unit Pelaksana Teknis Dinas selanjutnya disebut UPTD adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kota Sabang sebagai unsur pelaksana operasional di lapangan.

16.Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas yang selanjutnya disebut Kepala UPTD adalah Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Kota Sabang.

17.Eselon adalah tingkatan jabatan struktural.

18.Kelompok Jabatan Fungsional adalah sejumlah tenaga trampil, dengan jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam beberapa kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.

BAB II PEMBENTUKAN

Pasal 2

Dengan qanun ini dibentuk susunan organisasi dan tatakerja Dinas, sebagai berikut: a. Dinas Syariat Islam;

b. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah; c. Dinas Pekerjaan Umum;

d. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah; e. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika;

f. Dinas Pendidikan; g. Dinas Kesehatan;

h. Dinas Kelautan, Perikanan dan Pertanian;

i. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk; j. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;

k. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata; dan l. Dinas Pemuda dan Olahraga.

(4)

BAB III

KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI

Pasal 3 (1) Dinas merupakan unsur pelaksana otonomi daerah.

(2) Dinas mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintahan Kota berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan.

(3) Dinas dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;

b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan

d. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bagian Kesatu Dinas Syariat Islam

Paragraf 1

Susunan dan Kedudukan Pasal 4

(1) Susunan organisasi Dinas Syariat Islam, terdiri dari : a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat;

c. Bidang Dakwah dan Peribadatan;

d. Bidang Pengembangan Sumber Daya Syariat Islam; e. Bidang Bina Hukum Syariat Islam;

f. Bidang Pembinaan dan Pengembangan Dayah; g. UPTD;

h. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Sekretariat, terdiri dari:

a. Subbagian Umum dan Kepegawaian; b. Subbagian Program dan Pelaporan; c. Subbagian Keuangan.

(3) Bidang Dakwah dan Peribadatan, terdiri dari: a. Seksi Dakwah dan Syiar Islam;

b. Seksi Penataan Sarana Peribadatan dan Pranata Keagamaan. (4) Bidang Pengembangan Sumber Daya Syariat Islam, terdiri dari:

a. Seksi Pembinaan Tenaga Keagamaan dan Wawasan Syariat Islam; b. Seksi Pembinaan Sumber Daya Kelembagaan.

(5) Bidang Bina Hukum Syariat Islam, terdiri dari:

a. Seksi Bimbingan, Penyuluhan Hukum dan Syariat Islam; b. Seksi Kerjasama Antar Lembaga Penegakan Hukum. (6) Bidang Pembinaan dan Pengembangan Dayah, terdiri dari:

a. Seksi Sarana dan Prasarana;

(5)

Pasal 5

(1) Dinas Syariat Islam adalah unsur pelaksana otonomi khusus daerah di bidang pelaksanaan syariat Islamdan pengembangan dayah.

(2) Dinas Syariat Islam dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekda.

Paragraf 2

Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan Pasal 6

Dinas Syariat Islam mempunyai tugas melaksanakan urusan umum dan khusus pemerintahan kota di bidang pelaksanaan syariat Islam dan pengembangan dayah sesuai peraturan perundang undangan.

Pasal 7

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Dinas Syariat Islam menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan urusan ketatausahaan Dinas;

b. penyusunan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang;

c. pelaksanaan tugas penelitian, pemantauan, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan syariat islam dan pembinaan dayah;

d. pelaksanaan tugas penyiapan rancangan peraturan dan produk hukum lainnya tentang pelaksanaan syariat Islam pembinaan dayah;

e. pelaksanaan pembinaan dakwah, peribadatan, penataan sarana dan prasarana serta penyemarakan syiar Islam;

f. pelaksanaan bimbingan, pembinaan dan penyuluhan pelaksanaan syariat Islam dan pembinaan dayah;

g. pembinaan dan peningkatan sumber daya manusia di bidang pelaksanaan syariat islam dan pembinaan dayah;

h. pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan atau lembaga terkait lainnya di bidang pelaksanaan syariat Islam dan pembinaan dayah;

i. pembinaan UPTD;

j. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Pasal 8

Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Dinas Syariat Islam mempunyai kewenangan:

a. menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan di lingkungan Dinas Syariat Islam dan Pembinaan Dayah;

b. merencanakan program di bidang syariat Islam dan pembinaan dayah; c. melestarikan nilai-nilai islami;

d. melakukan penelitian dan pengembangan di bidang pelaksanaan syariat Islam dan pembinaan dayah;

e. mengawasi dan membimbing pelaksanaan syariat Islam;

f. melakukan koordinasi dengan lembaga-lembaga penegakan hukum syariat; g. melakukan pembinaan pendidikan dayah modern dan tradisional; dan

(6)

Bagian Kedua

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah

Paragraf 1

Susunan dan Kedudukan Pasal 9

(1) Susunan organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah, terdiri dari:

a. Kepala Dinas; b. Sekretariat;

c. Bidang Pendapatan; d. Bidang Anggaran; e. Bidang Aset Daerah; f. Bidang Perbendaharaan; g. Bidang Akuntansi; h. UPTD; dan

i. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Sekretariat, terdiri dari:

a. Subbagian Umum dan Kepegawaian; b. Subbagian Perundang-undangan; c. Subbagian Keuangan dan Program. (3) Bidang Pendapatan, terdiri dari:

a. Seksi Pendataan dan Penetapan. b. Seksi Penagihan dan Pelaporan. c. Seksi Dana Perimbangan. (4) Bidang Anggaran, terdiri dari:

a. Seksi Penyusunan Anggaran; b. Seski Anggaran Pembiayaan; c. Seksi Pengendalian Anggaran; (5) Bidang Aset Daerah, terdiri dari:

a. Seksi Pengadaan dan Pemeliharaan;

b. Seksi Pemanfaatan dan Pengendalian Aset;

c. Seksi Penataan dan Sistem Informatika Aset Daerah. (6) Bidang Perbendaharaan, terdiri dari :

a. Seksi Belanja Langsung b. Seksi Belanja Tidak Langsung c. Seksi Verifikasi

(7) Bidang Akuntansi, terdiri dari:

a. Seksi Akuntansi Pendapatan dan Belanja Daerah; b. Seksi Pembukuan

c. Seksi Perhitungan dan Pelaporan Keuangan; Pasal 10

(1) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah merupakan unsur pelaksana Pemerintah Kota di bidang pengelolaan keuangan dan kekayaan daerah. (2) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah dipimpin oleh

Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekda.

(7)

Paragraf 2

Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan Pasal 11

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah mempunyai tugas melaksanakan urusan umum pemerintah kota di bidang Pengelolaan Keuangan dan kekayaan daerah.

Pasal 12

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, Dinas

Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan keuangan dan kekayaan daerah; b. penyusunan rancangan APBK dan rancangan perubahan APBK;

c. pelaksanaan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dengan qanun; d. pelaksanaan fungsi bendahara umum daerah;

e. penyusunan laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBK;

f. pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan atau lembaga terkait lainnya di bidang pengelolaan keuangan dan kekayaan daerah;

g. pembinaan UPTD; dan

h. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan bidang tugasnya.

Pasal 13

Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah mempunyai kewenangan: a. menyiapkan kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBK;

b. mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran; c. melakukan pengendalian pelaksanaan APBK;

d. memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran kas daerah;

e. melaksanakan pemungutan pajak daerah;

f. memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBK oleh BANK dan atau Lembaga Keuangan lainnya yang telah ditunjuk;

g. mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan APBK; h. menyimpan uang daerah;

i. melaksanakan penempatan uang daerah dan mengelola/ menatausahakan investasi; j. melakukan pembayaran berdasarkan permintaan Pejabat Pengguna Anggaran atas

beban rekening Kas Umum Daerah;

k. menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian jaminan atas nama Pemerintah Kota;

l. melaksanakan pemberian pinjaman atas nama Pemerintah Kota; m. mengelola utang piutang daerah;

n. melakukan penagihan piutang daerah;

o. melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah; p. menyajikan informatika keuangan daerah; dan

q. mempersiapkan Kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milik daerah.

(8)

Bagian Ketiga Dinas Pekerjaan Umum

Paragraf 1

Susunan dan Kedudukan Pasal 14

(1) Susunan organisasi Dinas Pekerjaan Umum, terdiri dari: a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat;

c. Bidang Bina Marga; d. Bidang Cipta Karya; e. Bidang Tata Kota;

f. Bidang Perencanaan, Penelitian, dan Pengujian; g. UPTD;

h. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Sekretariat, terdiri dari:

a. Subbagian Umum dan Kepegawaian; b. Subbagian Keuangan;

c. Subbagian Peralatan dan Perbekalan. (3) Bidang Bina Marga, terdiri dari:

a. Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan; b. Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan. (4) Bidang Cipta Karya, terdiri dari:

a. Seksi Pengembangan Permukiman; b. Seksi Tata Bangunan dan Lingkungan; c. Seksi Air Bersih.

(5) Bidang Tata Kota, terdiri dari: a. Seksi Tata Ruang;

b. Seksi Pengawasan Bangunan.

(6) Bidang Perencanaan, Penelitian dan Pengujian, terdiri dari: a. Seksi Perencanaan;

b. Seksi Penelitian dan Pengujian.

Pasal 15

(1) Dinas Pekerjaan Umum adalah unsur pelaksana pemerintah Kota di bidang bina marga, cipta karya, tata kota, perencanaan, penelitian dan pengujian.

(2) Dinas Pekerjaan Umum dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekda.

Pasal 16

Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan umum pemerintah kota di bidang bina marga, cipta karya, tata kota, perencanaan, penelitian dan pengujian.

Pasal 17

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, Dinas Pekerjaan Umum, menyelenggarakan fungsi:

(9)

a. perumusan kebijakan teknis di bidang bina marga, cipta karya, tata kota, perencanaan, penelitian dan pengujian;

b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang bina marga, cipta karya, tata kota, perencanaan, penelitian dan pengujian;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang bina marga, cipta karya, tata kota, perencanaan, penelitian dan pengujian;

d. pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan atau lembaga terkait lainnya di bidang bina marga, cipta karya, tata kota, perencanaan, penelitian dan pengujian;

e. pembinaan UPTD; dan

f. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan bidang tugasnya.

Pasal 18

Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud pada Pasal 17, Dinas Pekerjaan Umum mempunyai kewenangan :

a. merencanakan pembangunan dan pemeliharaan jalan, jembatan, bangunan dan permukiman;

b. menyusun dan menetapkan jaringan transportasi jalan Kota;

c. melaksanakan pengawasan dan pengendalian teknis di bidang bina marga dan cipta karya;

d. melaksanakan penanganan penanggulangan kerusakan jalan, jembatan, bangunan dan permukiman akibat bencana;

e. melakukan pengujian jalan, jembatan dan pengembangan konstruksi;

f. melaksanakan pengembangan bina marga serta pengaturan pelayanan jasa pengujian mutu kontruksi;

g. merencanakan pembangunan dan pemeliharaan prasarana dan sarana perkotaan permukiman kawasan, lingkungan wilayah dan kota;

h. menyiapkan tata ruang Kota;

i. melaksanakan pengawasan dan pengendalian teknis di bidang pembangunan gedung; j. melakukan penelitian dan bimbingan pembangunan di bidang perumahan dan

permukiman;

k. menyusun dan menetapkan kawasan jaringan penyediaan air bersih, air limbah dan drainase;

l. memberikan rekomendasi dan mengawasi izin mendirikan bangunan sesuai peraturan perundang-undangan; dan

m. memberi rekomendasi pembangunan gedung baru dan mengubah atau membongkar bangunan-bangunan yang bersejarah serta mengadakan perubahan dan pembongkaran bangunan-bangunan yang tidak layak huni.

Bagian keempat

Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

Paragraf 1

Susunan dan Kedudukan Pasal 19

(1) Susunan organisasi Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, terdiri dari:

a. Kepala Dinas; b. Sekretariat;

c. Bidang Perindustrian; d. Bidang Perdagangan; e. Bidang Koperasi;

(10)

g. UPTD; dan

h. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Sekretariat, terdiri dari:

a. Subbagian Umum dan Kepegawaian; b. Subbagian Program dan Pelaporan; c. Subbagian Keuangan.

(3) Bidang Perindustrian, terdiri dari: a. Seksi Bina Industri;

b. Seksi Industri Rumah Tangga dan Kerajinan; c. Seksi Pengawasan dan Pengendalian Mutu. (4) Bidang Perdagangan, terdiri dari: dan investasi

a. Seksi Bina Perdagangan dan Metrologi; b. Seksi Perlindungan Konsumen; dan Investasi

c. Seksi Pembinaan Pasar. (5) Bidang Koperasi, terdiri dari:

a. Seksi Bina Kelembagaan dan Usaha Koperasi; b. Seksi Koperasi Usaha Pertanian;

c. Seksi Simpan Pinjam.

(6) Bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, terdiri dari: a. Seksi Bina Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;

b. Seksi Pengembangan SDM Usaha Mikro, Kecil dan Menengah; c. Seksi Permodalan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

Pasal 20

(1) Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah unsur pelaksana pemerintah Kota di bidang perindustrian, perdagangan, koperasi, pembinaan usaha mikro, Kecil dan menengah.

(2) Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekda.

Paragraf 2

Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan Pasal 21

Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah mempunyai tugas melaksanakan urusan umum pemerintah kota di bidang perindustrian, perdagangan, koperasi, pembinaan usaha mikro, kecil dan menengah.

Pasal 22

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan kebijakan teknis di bidang perindustrian, perdagangan, koperasi, pembinaan usaha mikro, kecil dan menengah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang perindustrian, perdagangan, koperasi, pembinaan usaha mikro, kecil dan menengah;

(11)

b. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang perindustrian, perdagangan, koperasi, pembinaan usaha mikro, kecil dan menengah;

c. pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan atau lembaga terkait lainnya di bidang perindustrian, perdagangan, koperasi, pembinaan usaha mikro, kecil dan menengah; d. pembinaan UPTD; dan

e. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan bidang tugasnya.

Pasal 23

Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah mempunyai kewenangan:

a. menyediakan dukungan pengembangan perindustrian, perdagangan, koperasi, pembinaan usaha mikro, kecil dan menengah;

b. merencanakan dan mengendalikan pembangunan di bidang perindustrian, perdagangan, koperasi, pembinaan usaha mikro, kecil dan menengah;

c. melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang perindustrian, perdagangan, koperasi, pembinaan usaha mikro, kecil dan menengah;

d. melaksanakan pembangunan pasar tradisional, percontohan, daerah tertinggal, pasar seni, pasar lelang dan gudang sortasi;

e. melaksanakan pembinaan sumber daya manusia di bidang perindustrian, perdagangan, koperasi, pembinaan usaha mikro, kecil dan menengah;

f. melaksanakan promosi hasil usaha industri dan menyelenggarakan pameran, promosi bagi keperluan perindustrian, perdagangan, koperasi, pembinaan usaha mikro, kecil dan menengah;

g. menyediakan dukungan fasilitas pengembangan industri dan perdagangan serta merencanakan kawasan perindustrian, perdagangan, koperasi, pembinaan usaha mikro, kecil dan menengah;

h. mengupayakan pengadaan dan penyaluran barang dan pengendalian pasar bagi kebutuhan daerah serta perlindungan bagi konsumen dan penyaluran barang dan pendaftaran perusahaan; dan

i. melaksanakan tera dan tera ulang di bidang Kemetrologian, laboratorium penelitian dengan sertifikasi mutu barang, laboratorium penelitian industri serta peningkatan pengembangan sumber daya manusia potensial di bidang perindustrian, perdagangan, koperasi, pembinaan usaha mikro, kecil dan menengah.

Bagian Kelima

Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Paragraf 1

Susunan dan Kedudukan Pasal 24

(1) Susunan organisasi Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika, terdiri dari: a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat;

c. Bidang Perhubungan Darat;

d. Bidang Perhubungan Laut dan Udara;

e. Bidang Pelayanan Media Informatika dan Komunikasi;

f. Bidang Pemberdayaan Sistem Informatika dan Teknologi Telematika; g. UPTD;

h. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Sekretariat, terdiri dari:

(12)

b. Subbagian Program dan Pelaporan; c. Subbagian Keuangan.

(3) Bidang Perhubungan Darat, terdiri dari: a. Seksi Manajemen Lalu Lintas Darat;

b. Seksi Keselamatan, Teknik Sarana, dan Prasarana. c. Seksi Angkutan Darat.

(4) Bidang Perhubungan Laut dan Udara, terdiri dari: a. Seksi Perhubungan Laut;

b. Seksi Perhubungan Udara dan Sertifikasi Kelayakan Udara. (5) Bidang Pelayanan Media Informatika dan Komunikasi, terdiri dari:

a. Seksi Pelayanan Media;

b. Seksi Informatika dan Komunikasi.

(6) Bidang Pemberdayaan Sistem Informatika dan Teknologi Telematika, terdiri dari: a. Seksi Sistem Informatika Manajemen dan Telematika;

b. Seksi Pemberdayaan Pos dan Telekomunikasi. Pasal 25

(1) Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika adalah unsur pelaksana pemerintah Kota di bidang perhubungan, komunikasi, dan informatika.

(2) Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekda.

Paragraf 2

Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan Pasal 26

Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika mempunyai tugas melaksanakan urusan umum pemerintah kota di bidang perhubungan, komunikasi, dan informatika.

Pasal 27

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan urusan ketatausahaan Dinas;

b. penyusunan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang dinas; c. penyusunan program dan kebijakan teknis di bidang perhubungan, komunikasi dan

informatika;

d. pemberian rekomendasi perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum di bidang perhubungan, komunikasi dan informatika;

e. pembinaan teknis di bidang perhubungan, komunikasi dan informatika;

f. pengawasan dan pengendalian di bidang perhubungan, komunikasi dan informatika; g. pembuatan rencana teknis bandar udara umum yang mengacu pada standar yang

berlaku;

h. perencanaan tata ruang bidang perhubungan, komunikasi dan informatika; i. penelitian bidang perhubungan, komunikasi dan informatika;

j. pelaksanaan kerjasama pembinaan Search And Resque (SAR); k. pemantauan, evaluasi dan pelaporan;

l. pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan atau lembaga terkait lainnya di bidang perhubungan, komunikasi dan informatika

m. pembinaan UPTD;

(13)

o. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan bidang tugasnya.

Pasal 28

Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika mempunyai kewenangan :

a. mengusulkan penetapan tarif angkutan darat untuk penumpang kelas ekonomi;

b. mengusulkan penetapan lokasi pemasangan dan pemeliharaan alat pengawasan pengamanan (rambu-rambu lalu lintas jalan, danau, sungai dan laut dalam wilayah diluar 4 mil sampai dengan 12 mil laut);

c. mengusulkan rekomendasi perizinan dan penertiban dalam sistem manajemen dan pelayanan angkutan perhubungan darat;

d. melakukan pembinaan pengusahaan angkutan darat;

e. melakukan pengendalian kelebihan muatan dan tertib pemanfaatan jalan;

f. menetapkan standar batas maksimum muatan dan berat kenderaan pengangkutan barang;

g. melaksanakan manajemen dan rekayasa lalu lintas;

h. melakukan pembinaan dan pembangunan prasarana perhubungan darat;

i. melakukan penelitian kecelakaan angkutan darat dan perbaikan daerah rawan kecelakaan;

j. melakukan pembinaan dan penyuluhan keselamatan pemakai jalan;

k. melakukan pembinaan penyelenggaraan pengujian kenderaan bermotor dan kelaikan sarana angkutan darat;

l. melakukan koordinasi dan pembinaan dengan pihak terkait yang berkaitan dengan lembaga penyelenggara perhubungan laut;

m. melakukan pengawasan dan pembinaan menyangkut keselamatan pelayaran di bidang perkapalan dan kepelautan;

n. menetapkan rekomendasi izin pembangunan pelabuhan laut;

o. melakukan penetapan kebijakan tatanan dan rekomendasi perizinan pelabuhan; p. melakukan koordinasi dalam penyelenggaraan sarana laut;

q. melakukan pengawasan dan meneliti pengeluaran sertifikat dan dokumen kapal; r. melakukan Pengawasan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang dilaksanakan

oleh Administrator Pelabuhan (Adpel) / Kantor Pelabuhan (Kanpel);

s. memberikan rekomendasi izin pelaksanaan kegiatan salvage/pekerjaan bawah air dalam wilayah 4 mil sampai dengan 12 mil laut dari garis pantai;

t. melakukan pengawasan, pengendalian kegiatan kemaritiman pekerjaan pembangunan lepas pantai, pengangkatan kerangka kapal, pemasangan kabel laut dan bangunan lepas pantai di daerah laut 4 mil sampai dengan 12 mil laut dari garis pantai;

u. melakukan penetapan dan pemberian rekomendasi izin lokasi bandar udara;

v. membuat rencana teknis bandar udara umum meliputi pembuatan rancangan awal dan rancangan teknik terinci yang mengacu pada standar yang berlaku;

w. memberikan rekomendasi izin Flight Approval Domestik;

x. menyusun rute penerbangan reguler dan rute penerbangan perintis; y. mengusulkan penetapan rekomendasi perizinan usaha angkutan darat;

a

z. memberikan rekomendasi izin kegiatan penunjang bandar udara; aa. memberikan rekomendasi penet pan jam operasi bandar udara;

bb. mengadakan pengecekan kelaikan fasilitas keselamatan penerbangan di bandar udara milik pemerintah dan swasta;

cc. mengadakan evaluasi kasus-kasus kecelakaan pesawat udara; dan dd.melaksanakan bimbingan teknis di bidang perhubungan.

(14)

Bagian Keenam Dinas Pendidikan

Paragraf 1

Susunan dan Kedudukan Pasal 29

(1) Susunan organisasi Dinas Pendidikan, terdiri dari: a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat;

a. Bidang Penyusunan Program;

b. Bidang Pendidikan Dasar dan Lanjutan; c. Bidang Pendidikan Menengah;

d. Bidang Pendidikan Luar Sekolah; e. UPTD;

f. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Sekretariat, terdiri dari:

a. Subbagian Umum dan Perlengkapan; b. Subbagian Keuangan;

c. Subbagian Kepegawaian.

(3) Bidang Penyusunan Program, terdiri dari: a. Seksi Data dan Informasi;

b. Seksi Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan; c. Seksi Penyusunan Rencana dan Program.

(4) Bidang Pendidikan Dasar dan Lanjutan, terdiri dari: a. Seksi Kurikulum dan Kesiswaan;

b. Seksi Pengembangan Mutu dan Tenaga Kependidikan; c. Seksi Sarana dan Prasarana.

(5) Bidang Pendidikan Menengah, terdiri dari: a. Seksi Kurikulum dan Kesiswaan;

b. Seksi Pengembangan Mutu dan Tenaga Kependidikan; c. Seksi Sarana dan Prasarana.

(6) Bidang Pendidikan Luar Sekolah, terdiri dari: a. Seksi Pendidikan Luar Sekolah dan Luar Biasa;

b. Seksi Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD); c. Seksi Sarana dan Prasarana.

Pasal 30

(1) Dinas Pendidikan adalah unsur pelaksana pemerintah daerah di bidang penyusunan program pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan luar sekolah.

(2) Dinas Pendidikan dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekda.

Paragraf 2

Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan Pasal 31

Dinas Pendidikan mempunyai tugas melaksanakan urusan umum pemerintah kota di bidang penyusunan program, pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan luar sekolah.

(15)

Pasal 32

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31, Dinas Pendidikan menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan urusan ketatausahaan dinas;

b. penyusunan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang;

c. penyusunan kebijakan teknis di bidang penyusunan program pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan luar sekolah;

d. penyiapan rancangan Peraturan dan produk hukum di bidang penyusunan program pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan luar sekolah;

e. pembinaan teknis penyusunan program pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan luar sekolah;

f. pemantauan, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan penyusunan program pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan luar sekolah;

g. pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan atau lembaga terkait lainnya di bidang penyusunan program pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan luar sekolah; h. pembinaan UPTD; dan

i. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan bidang tugasnya.

Pasal 33

Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud pada Pasal 32, Dinas Pendidikan mempunyai kewenangan :

a. mengembangkan dan mengatur berbagai jenis, jalur dan jenjang pendidikan serta menambah materi muatan lokal sesuai dengan syariat Islam;

b. mengembangkan dan mengatur lembaga pendidikan agama Islam bagi pemeluknya di berbagai jenis, jalur dan jenjang pendidikan;

c. menetapkan kebijakan tentang penerimaan siswa dan mahasiswa dari masyarakat minoritas, terbelakang dan atau tidak mampu;

d. menyediakan bantuan pengadaan buku pelajaran pokok/modul pendidikan untuk taman kanak-kanak, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan luar sekolah;

e. mendukung/membantu penyelenggaraan pendidikan tinggi selain pengaturan kurikulum, akreditasi dan pengangkatan tenaga akademis;

f. menyelenggarakan sekolah luar biasa dan balai pelatihan atau penataran guru;

g. merencanakan dan mengendalikan pembangunan regional secara makro bidang pendidikan;

h. melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang penyusunan program, pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan luar sekolah; dan

i. mengalokasikan sumber daya manusia potensial.

Bagian Ketujuh Dinas Kesehatan

Paragraf 1

Susunan dan Kedudukan Pasal 34

(1) Susunan organisasi Dinas Kesehatan, terdiri dari: a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat;

c. Bidang Pelayanan Kesehatan;

d. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan; e. Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan; f. UPTD;

(16)

g. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Sekretariat, terdiri dari:

a. Subbagian Umum dan Kepegawaian; b. Subbagian Program dan Pelaporan; c. Subbagian Keuangan.

(3) Bidang Pelayanan Kesehatan, terdiri dari: a. Seksi Medik;

b. Seksi Gizi;

c. Seksi Kesehatan Keluarga.

(4) Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, terdiri dari: a. Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit; b. Seksi Wabah dan Bencana;

c. Seksi Kesehatan Lingkungan.

(5) Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan, terdiri dari: a. Seksi Jaminan Kesehatan;

b. Seksi Ketenagaan;

c. Seksi Kefarmasian dan Sarana Kesehatan. Pasal 35

(1) Dinas Kesehatan adalah Perangkat Daerah sebagai unsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang pelayanan kesehatan, pengendalian masalah kesehatan, jaminan dan sarana kesehatan.

(2) Dinas Kesehatan dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekda.

Paragraf 2

Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan Pasal 36

Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan urusan umum pemerintah kota di bidang pelayanan kesehatan, pengendalian masalah kesehatan, jaminan dan sarana kesehatan

Pasal 37

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36, Dinas Kesehatan mempunyai fungsi :

a. pelaksanaan urusan ketatausahaan dinas;

b. penyusunan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang dinas; c. penyusunan program dan kebijakan teknis di bidang kesehatan;

d. penyelenggaraan, bimbingan dan pengendalian operasionalisasi bidang kesehatan; e. penyelenggaraan survailans epidemiologi, penyelidikan Kejadian Luar Biasa (KLB)

dan gizi buruk;

f. penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular; g. penyelenggaraan penanggulangan gizi buruk;

h. pengendalian operasional penanggulangan bencana dan wabah skala Kota; i. penyelenggaraan pelayanan kesehatan haji;

j. penyelenggaraan jaminan pemeliharaan kesehatan nasional; k. penyelenggaraan jaminan pemeliharaan kesehatan Kota;

(17)

l. penyediaan dan pengelolaan bufferstock obat Kota, alat kesehatan, reagensia dan vaksin;

m. penempatan tenaga kesehatan strategis;

n. registrasi, akreditasi, sertifikasi tenaga kesehatan tertentu sesuai peraturan perundang-undangan;

o. registrasi, akreditasi, sertifikasi sarana kesehatan sesuai peraturan perundang-undangan;

p. pengambilan sampling/contoh sediaan farmasi di lapangan;

q. pemeriksaan setempat sarana produksi dan distribusi sediaan farmasi; r. pengawasan dan registrasi makanan dan minuman produksi rumah tangga; s. sertifikasi alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga kelas I; t. pemberian rekomendasi izin praktek tenaga kesehatan tertentu;

u. pemberian rekomendasi izin sarana kesehatan tertentu yang diberikan oleh pemerintah pusat dan provinsi;

v. pemberian rekomendasi izin sarana kesehatan meliputi rumah sakit pemerintah kelas C, kelas D, rumah sakit swasta yang setara, praktik berkelompok, klinik umum/spesialis, rumah bersalin, klinik dokter keluarga/dokter gigi keluarga, kedokteran komplementer dan pengobatan tradisional serta sarana penunjang yang setara;

w. pemberian rekomendasi izin pedagang besar farmasi cabang, pedagang besar alat kesehatan dan industri kecil obat tradisional;

x. pemberian rekomendasi izin apotik dan toko obat;

y. penyelenggaran penelitian dan pengembangan kesehatan yang mendukung perumusan kebijakan Kota;

z. pengelolaan survei kesehatan daerah skala Kota;

aa. implementasi penapisan ilmu pendidikan dan teknologi di bidang pelayanan kesehatan;

bb. pengelolaan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan skunder; cc. penyelenggaraan promosi kesehatan;

dd. perbaikan gizi keluarga dan masyarakat; ee. penyehatan lingkungan;

ff. pengendalian penyakit;

gg.penyelenggaran kerjasama luar negeri skala Kota; hh. pengelolaan sistem informasi kesehatan Kota. ii. pembinaan UPTD;

jj. pembinaan kelompok jabatan fungsional; dan

kk.pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan bidang tugasnya.

Pasal 38

Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37, Dinas Kesehatan mempunyai kewenangan :

a. menetapkan pedoman penyuluhan dan kampanye kesehatan;

b. mengelola dan memberikan rekomendasi izin sarana dan prasarana kesehatan serta sarana dan prasarana pelayanan kesehatan lainnya;

c. memberikan sertifikasi teknologi kesehatan;

d. melaksanakan surveilans epidemiologi serta penanggulangan wabah penyakit dan kejadian luar biasa;

e. menetapkan tenaga kesehatan strategis, pemindahan tenaga kesehatan tertentu dalam Kota serta bimbingan teknis tenaga kesehatan; dan

(18)

Bagian Kedelapan

Dinas Kelautan, Perikanan, dan Pertanian Paragraf 1

Susunan dan Kedudukan Pasal 39

(1) Susunan organisasi Dinas Kelautan, Perikanan dan Pertanian, terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretariat; c. Bidang Kelautan; d. Bidang Perikanan; e. Bidang Perkebunan; f. Bidang Kehutanan; g. Bidang Peternakan;

h. Bidang Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura; i. Bidang Pembinaan Penyuluhan;

j. UPTD;

k. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Sekretariat, terdiri dari:

a. Subbagian Umum dan Kepegawaian; b. Subbagian Program dan Pelaporan; c. Subbagian Keuangan.

(3) Bidang Kelautan, terdiri dari:

a. Seksi Kelembagaan dan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir; b. Seksi Sumber Daya Laut dan Perairan;

c. Seksi Eksplorasi dan Ekploitasi. (4) Bidang Perikanan, terdiri dari:

a. Seksi Sarana dan Prasarana Perikanan; b. Seksi Bina Usaha Teknologi dan Produksi; c. Seksi Plasma dan Suaka Perikanan.

(5) Bidang Perkebunan, terdiri dari:

a. Seksi Bina Produksi dan Usaha Perkebunan;

b. Seksi Budi Daya Produksi dan Perlindungan Tanaman. (6) Bidang Kehutanan, terdiri dari:

a. Seksi Penghijauan dan Konservasi;

b. Seksi Rehabilitasi dan Perlindungan Hutan. (7) Bidang Peternakan, terdiri dari:

a. Seksi Bina Produksi, Kesehatan Hewan, dan Kesmavet;

b. Seksi Pengembangan SDM, Teknologi, dan Usaha Perternakan. (8) Bidang Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, terdiri dari:

a. Seksi Tanaman Pangan; b. Seksi Tanaman Hortikultura.

(9) Bidang Pembinaan Penyuluhan, terdiri dari: a. Seksi Penyuluhan Perikanan;

(19)

Pasal 40

(1) Dinas Kelautan, Perikanan dan Pertanian adalah unsur pelaksana pemerintah daerah di bidang kelautan, perikanan dan pertanian.

(2) Dinas Kelautan, Perikanan dan Pertanian dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekda.

Pasal 41

Dinas Kelautan, Perikanan dan Pertanian mempunyai tugas melaksanakan urusan umum pemerintah kota di bidang kelautan, perikanan dan pertanian.

Pasal 42

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41, Dinas Kelautan, Perikanan dan Pertanian menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan urusan ketatausahaan Dinas;

b. penyusunan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang dinas; c. pembinaan umum di bidang kelautan, perikanan dan pertanian;

d. pembinaan teknis di bidang kelautan, perikanan dan pertanian; e. pemberian rekomendasi izin dan pembinaan usaha serta penyuluhan; f. pemberdayaan masyarakat pantai;

g. penelitian dalam bidang perikanan spesifik daerah sesuai keperluan dan kondisi lingkungan ekonomi daerah;

h. pengujian teknologi dalam rangka penerapan teknologi anjuran;

i. penyelenggaraan pendidikan, latihan pilot proyek dan penyuluhan bidang kelautan, perikanan dan pertanian;

j. penjagaan ekosistem laut, pesisir, pantai dan dasar laut;

k. pelaksanaan penataan dan penegakan hukum kelautan, perikanan dan pertanian; l. pelaksanaan pengawasan dan perlindungan laut;

m. pelaksanaan kerjasama bidang kelautan, perikanan dan pertanian antar daerah dan masyarakat internasional;

n. pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan atau lembaga terkait lainnya di bidang kelautan, perikanan dan pertanian;

o. pembinaan UPTD;

p. pembinaan kelompok jabatan fungsional; dan

q. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan bidang tugasnya.

Pasal 43

Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada Pasal 42, Dinas Kelautan, Perikanan dan Pertanian mempunyai kewenangan :

a. menata dan mengelola perairan di wilayah laut;

b. melakukan eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan kekayaan laut;

c. melaksanakan konservasi dan pengelolaan plasma nutfah spesifik lokasi serta suaka kelautan dan perikanan;

d. melaksanakan pemberian rekomendasi perizinan usaha pembudidayaan dan penangkapan ikan pada perairan laut;

e. melaksanakan pengelolaan retribusi bagi pemasukan daerah bidang kelautan, perikanan dan pertanian;

f. melakukan pengawasan pemanfaatan sumberdaya ikan di wilayah laut; g. melaksanakan pembinaan bidang kelautan, perikanan dan pertanian;

h. melaksanakan alokasi sumber daya manusia di bidang kelautan, perikanan dan pertanian;

(20)

j. menyusun perencanaan dan melakukan pengendalian pembangunan secara makro di bidang kelautan, perikanan dan pertanian;

k. menetapkan standar pelayanan minimal dalam bidang kelautan, perikanan dan pertanian;

l. menetapkan standar pembibitan/pembenihan perikanan dan pertanian;

m. melakukan promosi ekspor komoditas kelautan, perikanan dan pertanian unggulan; n. mengatur penggunaan bibit unggul perikanan dan pertanian;

o. menetapkan kawasan pertanian dan peternakan terpadu;

p. melaksanakan penyidikan penyakit di bidang kelautan, perikanan dan pertanian; q. menyediakan dukungan pengendalian eradikasi organisme pengganggu tumbuhan,

peternakan, hama dan penyakit di bidang pertanian dan peternakan;

r. melakukan pengawasan pupuk pestisida, alat dan mesin di bidang pertanian; dan s. melaksanakan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia bidang kelautan,

perikanan dan pertanian.

Bagian Kesembilan

Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Paragraf 1

Susunan dan Kedudukan Pasal 44

(1) Susunan organisasi Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk, terdiri dari: a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat;

c. Bidang Pemberdayaan Sosial;

d. Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial;

e. Bidang Pengembangan SDM dan Perluasan Kesempatan Kerja;

f. Bidang Pengawasan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan; g. Bidang Mobilitas Penduduk;

h. UPTD;

i. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Sekretariat, terdiri dari:

a. Subbagian Umum dan Kepegawaian; b. Subbagian Penyusunan Program; c. Subbagian Keuangan.

(3) Bidang Pemberdayaan Sosial, terdiri dari:

a. Seksi Pemberdayaan Lembaga Sosial Masyarakat; b. Seksi Pengumpulan dan Penyaluran Bantuan Sosial. (4) ,Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, terdiri dari:

a. Seksi Pelayanan Anak,Lanjut Usia dan Penyandang Cacat;

b. Seksi Rehabilitasi dan Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial. (5) Bidang Pengembangan SDM dan Perluasan Kesempatan Kerja, terdiri dari:

a. Seksi Perluasan Kesempatan Kerja dan Pemagangan; b. Seksi Penempatan dan Izin Tenaga Kerja Asing; c. Seksi Pelatihan, Sertifikasi, dan Tenaga Instruktur.

(6) Bidang Pengawasan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, terdiri dari:

a. Seksi Norma Kerja, Keselamatan, TKW, dan Anak; b. Seksi Pengupahan dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja; c. Seksi Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.

(21)

(7) Bidang Mobilitas Penduduk, terdiri dari : a. Seksi Pengarahan dan Penempatan

b. Seksi Pemberdayaan Sumber Daya Kawasan; dan c. Seksi Prasarana dan Sarana.

Pasal 45

(1) Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk adalah unsur pelaksana pemerintah daerah di bidang kesejahteraan sosial, tenaga kerja dan mobilitas penduduk.

(2) Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekda.

Paragraf 2

Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan Pasal 46

Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk mempunyai tugas melaksanakan urusan umum pemerintah kota di bidang kesejahteraan sosial, tenaga kerja dan mobilitas penduduk.

Pasal 47

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan urusan ketatausahaan Dinas;

b. penyusunan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang dinas; c. perumusan kebijakan teknis di bidang kesejahteraan sosial, tenaga kerja dan mobilitas

penduduk;

d. penyelenggaraan kegiatan pelayanan di bidang kesejahteraan sosial, tenaga kerja dan mobilitas penduduk;

e. pembinaan hubungan industrial, pengupahan dan syarat kerja, kelembagaan dan pengawasan norma kerja, norma tenaga kerja wanita dan anak, norma kesehatan tenaga kerja dan lingkungan kerja, norma keselamatan kerja, penyidikan tentang pelanggaran norma ketenagakerjaan;

f. pelatihan dan pengembangan produktifitas tenaga kerja, penempatan tenaga kerja dan pemberian rekomendasi izin tenaga kerja asing;

g. pelaksanaan pengawasan, pengendalian dan pemantauan serta evaluasi di bidang kesejahteraan sosial, tenaga kerja dan mobilitas penduduk;

h. pelaksanaan pembinaan dan pelayanan umum di bidang kesejahteraan sosial, tenaga kerja dan mobilitas penduduk;

i. pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan atau lembaga terkait lainnya di bidang kesejahteraan sosial, tenaga kerja dan mobilitas penduduk;

j. pembinaan UPTD;

k. pembinaan kelompok jabatan fungsional; dan

l. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan bidang tugasnya.

Pasal 48

Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47, Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk mempunyai kewenangan :

(22)

a. melakukan penelitian dan pengkajian di bidang kesejahteraan sosial, tenaga kerja dan mobilitas penduduk;

b. perencanaan dan pengendalian pembangunan secara makro di bidang kesejahteraan sosial, tenaga kerja dan mobilitas penduduk;

c. menyelenggarakan penyuluhan, bimbingan dan pelatihan masyarakat di bidang kesejahteraan sosial, tenaga kerja dan mobilitas penduduk;

d. melaksanakan pemberdayaan dan pendampingan di bidang kesejahteraan sosial, tenaga kerja dan mobilitas penduduk;

e. memberikan bantuan dan jaminan kesejahteraan sosial serta perencanaan program pembangunan di bidang kesejahteraan sosial, tenaga kerja dan mobilitas penduduk; f. memberikan bantuan dan jaminan terhadap permasalahan kesejahteraan sosial khusus

akibat konflik, bencana alam dan bencana sosial;

g. melestarikan nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan dan kejuangan serta nilai-nilai kesetiakawanan sosial;

h. melaksanakan pengawasan penempatan pekerja sosial dan fungsional panti sosial; i. melaksanakan pelatihan produktifitas tenaga kerja;

j. menyiapkan bahan rekomendasi penetapan upah mínimum Kota dan mengawasi pelaksanaannya;

k. menyelesaikan perselisihan hubungan industrial, syarat-syarat kerja, pengawasan dan perlindungan tenaga kerja serta sertifikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3); l. mengalokasikan sumber daya manusia potensial di bidang kesejahteraan sosial,

tenaga kerja dan mobilitas penduduk;

m. melaksanakan perumusan kebijakan dan pembinaan di bidang kesejahteraan sosial, tenaga kerja dan mobilitas penduduk;

Bagian Kesepuluh

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Paragraf 1

Susunan dan Kedudukan Pasal 49

(1) Susunan organisasi Dinas Kepedudukan dan Pencatatan Sipil, terdiri dari: a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat;

c. Bidang Pendaftaran Penduduk; d. Bidang Pencatatan Sipil;

e. Bidang Pengelolaan Data dan Dokumen Kependudukan; f. UPTD;

g. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Sekretariat, terdiri dari:

a. Subbagian Umum dan Kepegawaian; b. Subbagian Program dan Pelaporan; c. Subbagian Keuangan.

(3) Bidang Pendaftaran Penduduk, terdiri dari: a. Seksi Identitas Penduduk;

b. Seksi Pindah Datang dan Penduduk Rentan. (4) Bidang Pencatatan Sipil, terdiri dari:

a. Seksi Akta Pencatatan Sipil;

b. Seksi Pengelolaan Dokumen Catatan Sipil.

(5) Bidang Pengelolaan Data dan Kependudukan, terdiri dari: a. Seksi Sistem Teknologi dan Kependudukan;

(23)

b. Seksi Pengelolaan Data dan Pelayanan Informasi. Pasal 50

(1) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil adalah unsur pelaksana pemerintah daerah di bidang kependudukan dan pencatatan sipil.

(2) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekda.

Paragraf 2

Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan Pasal 51

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mempunyai tugas melaksanakan urusan umum pemerintah kota di bidang kependudukan dan pencatatan sipil.

Pasal 52

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan urusan ketatausahaan Dinas;

b. penyusunan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang; c. perumusan kebijakan teknis di bidang kependudukan dan pencatatan sipil;

d. penyelenggaraan tugas di bidang kependudukan dan pencatatan sipil termasuk perizinan dan pelayanan umum;

e. pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan tugas di bidang kependudukan dan pencatatan sipil;

f. pelayanan informasi kependudukan dan pencatatan sipil;

g. pengelolaan data kependudukan dan pencatatan sipil yang berskala Kota;

h. pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan atau lembaga terkait lainnya di bidang kependudukan dan pencatatan sipil;

i. pembinaan UPTD; dan

j. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Pasal 53

Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud pada Pasal 52, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mempunyai kewenangan:

a. melaksanakan koordinasi penyelenggaraan kependudukan dan pencatatan sipil;

b. menyusun petunjuk teknis di bidang kependudukan dan pencatatan sipil sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

c. membina dan melakukan sosialisasi di bidang kependudukan dan pencatatan sipil; d. melimpahkan sebagian tugas kepada kecamatan dan gampong untuk

menyelenggarakan urusan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil berdasarkan asas tugas pembantuan; dan

(24)

Bagian Kesebelas

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Paragraf 1

Susunan dan Kedudukan Pasal 54

(1) Susunan organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretariat; c. Bidang Kebudayaan; d. Bidang Pariwisata; e. Bidang Pemasaran; f. UPTD;

g. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Sekretariat, terdiri dari:

a. Subbagian Umum dan Kepegawaian; b. Subbagian Program dan Pelaporan; c. Subbagian Keuangan.

(3) Bidang Kebudayaan, terdiri dari: a. Seksi Seni dan Nilai Budaya; b. Seksi Sejarah dan Purbakala. (4) Bidang Pariwisata, terdiri dari:

a. Seksi Objek dan Daya Tarik Wisata;

b. Seksi Sarana dan Pengembangan Produk Wisata. (5) Bidang Pemasaran, terdiri dari:

a. Seksi Promosi Budaya dan Pariwisata; b. Seksi Penyuluhan dan Pelayanan Informasi.

Pasal 55

(1) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata adalah unsur pelaksana otonomi daerah di bidang kebudayaan dan pariwisata.

(2) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekda.

Paragraf 2

Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan Pasal 56

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai tugas melaksanakan urusan umum pemerintah kota di bidang kebudayaan dan pariwisata.

Pasal 57

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan kebijakan teknis di bidang kebudayaan dan pariwisata;

b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kebudayaan dan pariwisata;

(25)

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang kebudayaan dan pariwisata;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Pasal 58

Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57, Dinas Kebudayaan, Pariwisata mempunyai kewenangan :

a. menyediakan dukungan pengembangan kebudayaan dan pariwisata; b. merencanakan pengembangan kebudayaan dan pariwisata;

c. melaksanakan pelatihan di bidang kebudayaan dan pariwisata;

d. melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam bidang kebudayaan dan pariwisata;

e. melaksanakan pembinaan sumber daya manusia di bidang kebudayaan dan pariwisata;

f. melaksanakan promosi kebudayaan dan pariwisata; dan

g. menyediakan dukungan fasilitas pengembangan kebudayaan dan pariwisata. Bagian Kedua belas

Dinas Pemuda dan Olah Raga Paragraf 1

Susunan dan Kedudukan Pasal 59

(1) Susunan Organisasi Dinas Pemuda dan Olah Raga, terdiri dari: a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat;

c. Bidang Program, Sarana, dan Prasarana; d. Bidang Kepemudaan;

e. Bidang Keolahragaan; f. UPTD;

g. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Sekretariat, terdiri dari:

a. Subbagian Umum dan Kepegawaian; b. Subbagian Keuangan.

(3) Bidang Program, Sarana, dan Prasarana, terdiri dari: a.Seksi Penyusunan Program, Data, dan Pelaporan; b.Seksi Prasarana dan Sarana.

(4) Bidang Kepemudaan, terdiri dari:

a.Seksi Pengembangan Aktifitas dan Produktifitas; b.Seksi Pemberdayaan Organisasi Kepemudaan. (5) Bidang Keolahragaan, terdiri dari:

a. Seksi Pembinaan Usia Dini, Pelajar dan Mahasiswa; b. Seksi Olah Raga Rekreasi dan Prestasi.

Pasal 60

(1) Dinas Pemuda dan Olah Raga adalah unsur pelaksana otonomi daerah di bidang pemuda dan olah raga.

(2) Dinas Pemuda dan Olah Raga dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekda.

(26)

Paragraf 2

Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan Pasal 61

Dinas Pemuda dan Olah Raga mempunyai tugas melaksanakan urusan umum pemerintah kota di bidang pemuda dan olah raga.

Pasal 62

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61, Dinas Pemuda dan Olah Raga menyelenggarakan fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pemuda dan olah raga;

b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pemuda dan olah raga;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pemuda dan olah raga;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Pasal 63

Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62, Dinas Pemuda dan Olahraga mempunyai kewenangan :

a. menyediakan dukungan pengembangan pemuda dan olahraga; b. merencanakan pengembangan pemuda dan olahraga;

c. melaksanakan pelatihan di bidang pemuda dan olahraga;

d. melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam bidang pemuda dan olahraga; e. melaksanakan pembinaan sumber daya manusia di bidang pemuda dan olahraga; f. melaksanakan promosi pemuda dan olahraga; dan

g. menyediakan dukungan fasilitas pengembangan pemuda dan olahraga.

BAB IV

UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS

Paragraf 1

Susunan dan Kedudukan Pasal 64

(1) Susunan Organisasi UPTD, terdiri dari : a. Kepala UPTD;

b. Subbagian Tata Usaha; dan c. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Penetapan nomenklatur dan jumlah UPTD ditetapkan dengan Peraturan Walikota. Pasal 65

(1) UPTD adalah unsur pelaksana tugas teknis pada dinas.

(2) UPTD dipimpin oleh seorang Kepala UPTD yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

(27)

(3) Subbagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian Tata Usaha yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala UPTD.

Paragraf 2

Tugas Pokok dan Fungsi Pasal 66

UPTD mempunyai tugas melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional atau kegiatan teknis penunjang yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa kecamatan.

Pasal 67

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 66, UPTD mempunyai fungsi:

a. pelaksanaan urusan ketatausahaan dan rumah tangga UPTD;

b. pelaksanaan tugas-tugas teknis operasional atau teknis penunjang sesuai dengan bidangnya;

c. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas.

BAB V

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Pasal 68

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Pemerintah Kota sesuai dengan keahlian dan kebutuhan

Pasal 69

(1) Kelompok Jabatan Fungsional dimaksud dalam Pasal 68, terdiri dari sejumlah tenaga, dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.

(2) Setiap kelompok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Walikota, dan bertanggung jawab kepada masing-masing Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah.

(3) Jumlah Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaiman dimaksud pada ayat (1), diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB VI KEPEGAWAIAN

Pasal 70

(1) Kepala Dinas diangkat dan diberhentikan oleh Walikota atas usul Sekda.

(2) Unsur-unsur lain di lingkungan Dinas diangkat dan diberhentikan oleh Sekda atas pelimpahan kewenangan dari Walikota dengan memperhatikan usul dari Kepala Dinas.

(28)

Pasal 71

Jenjang kepangkatan dan formasi kepegawaian ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB VII ESELONERING

Pasal 72 (1) Kepala Dinas adalah jabatan struktural eselon II.b. (2) Sekretaris adalah jabatan struktural eselon III.a. (3) Kepala Bidang adalah jabatan struktural eselon III.b.

(4) Kepala Subbagian, Kepala Seksi dan Kepala UPTD adalah jabatan struktural eselon IV.a.

(5) Kepala Subbagian pada UPTD dan Kepala Tata Usaha Sekolah Kejuruan di lingkungan Dinas Pendidikan adalah jabatan struktural eselon IV.b.

(6) Kepala Tata Usaha pada Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan Sekolah Menengah Atas di lingkungan Dinas Pendidikan adalah jabatan struktural eselon V.a.

BAB VIII TATA KERJA

Pasal 73

(1) Kepala Tata Usaha pada Sekolah Kejuruan, Sekolah Tingkat Pertama dan Sekolah Menengah Atas dipimpin oleh seorang Kepala Tata Usaha yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah.

(2) Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Subbagian, Kepala Seksi, Kepala UPTD, Kepala Tata Usaha pada Sekolah Kejuruan, Sekolah Tingkat Pertama dan Sekolah Menengah Atas wajib menerapkan prinsip Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi dan Simplifikasi baik interen maupun antar unit organisasi lainnya, sesuai dengan tugas pokok masing-masing.

(3) Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Satuan Kerja Perangkat Daerah wajib melaksanakan pengawasan melekat.

Pasal 74

Dalam hal Kepala Dinas tidak dapat menjalankan tugasnya karena berhalangan, maka Kepala Dinas dapat menunjuk salah seorang Pejabat untuk mewakilinya.

Pasal 75

Atas dasar pertimbangan daya guna dan hasil guna masing-masing pejabat dalam lingkungan Dinas dapat mendelegasikan kewenangan-kewenangan tertentu kepada pejabat setingkat di bawahnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(29)

BAB IX PEMBIAYAAN

Pasal 76

Segala biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan pada Dinas-Dinas dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Kota (APBK) serta sumber-sumber lain sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

BAB X

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 77

(1) Bagan Struktur Dinas merupakan bagian yang tidak terpisahkan sebagaimana tercantum dalam Lampiran Qanun ini.

(2) Rincian tugas dan fungsi pemangku jabatan struktural sampai dengan eselon III pada masing-masing Dinas diatur dengan Peraturan Walikota.

(3) Rincian tugas pemangku jabatan struktural pada masing-masing Dinas diatur dengan peraturan Walikota.

(4) Uraian Jabatan masing-masing Dinas diatur dengan Peraturan Walikota.

BAB XI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 78

(1) Selama belum dilaksanakan penataan secara menyeluruh maka kegiatan-kegiatan Pemerintah Kota dilaksanakan dengan kebijakan Walikota sesuai dengan peraturan perundang-undangan

(2) Pejabat struktural eselon III.a pada semua satuan kerja perangkat daerah sebelum Qanun ini diundangkan, apabila dimutasikan menjadi Kepala Bidang pada Dinas, Badan, Rumah Sakit Daerah dan Sekretaris Camat tetap diberikan hak kepegawaian dan hak administrasi lainnya dalam jabatan eselon III.a.

BAB XII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 79

Hal-hal yang belum diatur dalam Qanun ini, akan diatur kemudian dengan Peraturan Walikota sepanjang mengenai peraturan pelaksanaannya dengan memperhatikan ketentuan dan pedoman yang berlaku.

Pasal 80

Dengan berlakunya Qanun ini maka segala ketentuan yang bertentangan dengan Qanun ini dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 81 Qanun ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Qanun ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Sabang.

(30)

Ditetapkan di Sabang

pada tanggal 10 Oktober 2008

WALIKOTA SABANG, dto

MUNAWAR LIZA ZAINAL

Diundangkan di Sabang pada tanggal 10 Oktober 2008

SEKRETARIS DAERAH KOTA SABANG, dto

SOFYAN DAUD

(31)

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS SYARIAT ISLAM

Lampiran I - Qanun Kota Sabang Nomor 4 Tahun 2008 Tanggal 10 Oktober 2008 KEPALA DINAS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT SUBBAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUBBAGIAN PROGRAM DAN PELAPORAN SUBBAGIAN KEUANGAN BIDANG DAKWAH DAN PERIBADATAN BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA SYARIAT ISLAM BIDANG BINA HUKUM SYARIAT ISLAM BIDANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN DAYAH SEKSI DAKWAH DAN SYIAR ISLAM SEKSI PEMBINAAN TENAGA KEAGAMAAN DAN WAWASAN SYARIAT ISLAM SEKSI BIMBINGAN, PENYULUHAN HUKUM DAN SYARIAT ISLAM SEKSI SARANA DAN PRASARANA SEKSI PENATAAN SARANA PERIBADATAN DAN PRANATA KEAGAMAAN SEKSI PEMBINAAN SUMBER DAYA KELEMBAGAAN SEKSI KERJASAMA ANTAR LEMBAGA PENEGAKAN HUKUM SEKSI PEMBINAAN DAN PENDIDIKAN DAYAH UPTD WALIKOTA SABANG, dto

(32)

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI

DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN, DAN KEKAYAAN DAERAH

Lampiran II - Qanun Kota Sabang Nomor 4 Tahun 2008 Tanggal 10 Oktober 2008 KEPALA DINAS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT SUBBAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUBBAGIAN PERUNDANG-UNDANGAN SUBBAGIAN KEUANGAN DAN PROGRAM BIDANG PENDAPATAN BIDANG ANGGARAN BIDANG ASET DAERAH BIDANG PERBENDAHARAAN BIDANG AKUNTANSI SEKSI PENDATAAN DAN PENETAPAN SEKSI PENYUSUNAN ANGGARAN SEKSI PENGADAAN DAN PEMELIHARAAN SEKSI BELANJA LANGSUNG SEKSI AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH SEKSI PENAGIHAN DAN PELAPORAN SEKSI ANGGARAN PEMBIAYAAN SEKSI PEMANFAATAN DAN PENGENDALIAN ASET SEKSI BELANJA TIDAK LANGSUNG SEKSI PEMBUKUAN SEKSI DANA PERIMBANGAN SEKSI PENGENDALIAN ANGGARAN SEKSI PENATAAN DAN SISTIM INFORMATIKA ASET DAERAH SEKSI VERIFIKASI SEKSI PERHITUNGAN DAN PELAPORAN KEUANGAN UPTD WALIKOTA SABANG, dto

(33)

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM

Lampiran III - Qanun Kota Sabang Nomor 4 Tahun 2008 Tanggal 10 Oktober 2008 KEPALA DINAS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT SUBBAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUBBAGIAN KEUANGAN SUBBAGIAN PERALATAN DAN PERBEKALAN BIDANG BINA MARGA BIDANG CIPTA KARYA BIDANG TATA KOTA BIDANG PERENCANAAN, PENELITIAN DAN PENGUJIAN SEKSI PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN SEKSI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN SEKSI TATA RUANG SEKSI PERENCANAAN SEKSI PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN SEKSI TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN SEKSI PENGAWASAN BANGUNAN SEKSI PENELITIAN DAN PENGUJIAN SEKSI AIR BERSIH UPTD WALIKOTA SABANG, dto

(34)

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI

DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

Lampiran IV - Qanun Kota Sabang Nomor 4 Tahun 2008 Tanggal 10 Oktober 2008 KEPALA DINAS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT SUBBAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUBBAGIAN PROGRAM DAN PELAPORAN SUBBAGIAN KEUANGAN BIDANG PERINDUSTRIAN BIDANG PERDAGANGAN BIDANG KOPERASSI BIDANG USAHA MIKRO, KECIL

DAN MENENGAH SEKSI BINA INDUSTRI SEKSI BINA PERDAGANGAN DAN METROLOGI SEKSI BINA KELEMBAGAAN DAN USAHA KOPERASI SEKSI BINA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH SEKSI INDUSTRI RUMAH TANGGA DAN KERAJINAN SEKSI PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKSI KOPERASI USAHA PERTANIAN SEKSI PENGEMBANGAN SDM USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH SEKSI PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MUTU SEKSI PEMBINAAN PASAR SEKSI SIMPAN PINJAM SEKSI PERMODALAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH UPTD WALIKOTA SABANG, dto

(35)

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI

DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI, DAN INFORMATIKA

Lampiran V - Qanun Kota Sabang Nomor 4 Tahun 2008 Tanggal 10 Oktober 2008 KEPALA DINAS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT SUBBAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUBBAGIAN PROGRAM DAN PELAPORAN SUBBAGIAN KEUANGAN BIDANG PERHUBUNGAN DARAT BIDANG PERHUBUNGAN LAUT DAN UDARA

BIDANG PELAYANAN MEDIA INFORMASI DAN KOMUNIKASI BIDANG PEMBERDAYAAN SISTIM INFORMATIKA DAN TEKNOLOGI TELEMATIKA SEKSI MANAJEMEN LALU LINTAS DARAT SEKSI PERHUBUNGAN LAUT SEKSI PELAYANAN MEDIA SEKSI SISTIM INFORMATIKA MANAJEMEN DAN TELEMATIKA SEKSI KESELAMATAN, TEKNIK SARANA DAN PRASARANA SEKSI PERHUBUNGAN UDARA DAN SERTIFIKASI KELAYAKAN UDARA SEKSI INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI SEKSI PEMBERDAYAAN POS DAN TELEKOMUNIKASI SEKSI ANGKUTAN DARAT UPTD WALIKOTA SABANG, dto

(36)

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN

Lampiran VI - Qanun Kota Sabang Nomor 4 Tahun 2008 Tanggal 10 Oktober 2008 KEPALA DINAS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT SUBBAGIAN UMUM DAN PERLENGKAPAN SUBBAGIAN KEUANGAN SUBBAGIAN KEPEGAWAIAN BIDANG PENYUSUNAN PROGRAM BIDANG PENDIDIKAN DASAR DAN LANJUTAN BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH BIDANG PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH SEKSI DATA DAN INFORMASI SEKSI KURIKULUM DAN KESISWAAN SEKSI KURIKULUM DAN KESISWAAN SEKSI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DAN LUAR BIASA

SEKSI PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN SEKSI PENGEMBANGAN MUTU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SEKSI PENGEMBANGAN MUTU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SEKSI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

(PAUD) SEKSI PENYUSUNAN RENCANA DAN PROGRAM SEKSI SARANA DAN PRASARANA SEKSI SARANA DAN PRASARANA SEKSI SARANA DAN PRASARNA UPTD WALIKOTA SABANG, dto

(37)

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS KESEHATAN

Lampiran VII - Qanun Kota Sabang Nomor 4 Tahun 2008 Tanggal 10 Oktober 2008 KEPALA DINAS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT SUBBAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUBBAGIAN PROGRAM DAN PELAPORAN SUBBAGIAN KEUANGAN BIDANG PELAYANAN KESEHATAN BIDANG PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN BIDANG JAMINAN DAN SARANA

KESEHATAN SEKSI MEDIK SEKSI PENGENDALIAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT SEKSI JAMINAN KESEHATAN SEKSI GIZI SEKSI WABAH DAN BENCANA SEKSI KETENAGAAN SEKSI KESEHATAN KELUARGA SEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN SEKSI KEFARMASIAN DAN SARANA KESEHATAN UPTD WALIKOTA SABANG, dto

(38)

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI

DINAS KELAUTAN, PERIKANAN, DAN PERTANIAN

Lampiran VIII - Qanun Kota Sabang Nomor 4 Tahun 2008 Tanggal 10 Oktober 2008 KEPALA DINAS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT SUBBAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUBBAGIAN PROGRAM DAN PELAPORAN SUBBAGIAN KEUANGAN BIDANG KELAUTAN BIDANG PERIKANAN BIDANG PERKEBUNAN BIDANG KEHUTANAN BIDANG PETERNAKAN BIDANG PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HOLTIKULTURA BIDANG PEMBINAAN PENYULUHAN SEKSI KELEMBAGAAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR SEKSI SARANA DAN PRASANA PERIKANAN SEKSI BINA PRODUKSI DAN USAHA PERKEBUNAN SEKSI PENGHIJAUAN DAN KONSERVASI SEKSI BINA PRODUKSI KESEHATAN HEWAN, DAN KESMAVET SEKSI TANAMAN PANGAN SEKSI PENYULUH AN PERIKANAN SEKSI SUMBER DAYA LAUT DAN PERAIRAN SEKSI BINA USAHA TEKNOLOGI DAN PRODUKSI SEKSI BUDI DAYA PRODUKSI DAN PERLINDUNGAN TANAMAN SEKSI REHABILITASI DAN PERLINDUNGAN HUTAN SEKSI PENGEMBANGAN SDM, TEKNOLOGI, DAN USAHA PETERNAKAN SEKSI TANAMAN HORTIKULTURA SEKSI PENYULUHAN PERTANIAN SEKSI EKPLORASI DAN EKPLOITASI SEKSI PLASMA DAN SUAKA PERIKANAN UPTD WALIKOTA SABANG, dto

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan nilai-nilai yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa data penelitian skor kepuasan pernikahan pasangan suami istri yang tinggal serumah dengan orang

bahwa Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Barat tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2009 dan Rancangan Peraturan Bupati Lampung

sedimen dasar, perairan muara Sungai Rokan dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu daerah yang memanjang menuju Barat Laut sejajar garis pantai Kubu Babussalam hingga

Pada aspek penyampaian informasi mendapat 86,67% (sangat baik) berarti informasi yang diberikan baik. Aplikasi ini mendapat 86,67% (sangat baik) sebagai tampilan yang

Menggunakan secara efektif teknologi pendidikan dan pelatihan untuk mendukung pengajaran, pengembangan dan proses belajar dalam program pendidikan atau pelatihan

Ketuban pecah dini preterm adalah pecahnya ketuban yang terbukti dengan vaginal pooling, tes nitrazin dan, tes fern atau IGFBP-1 (+) pada usia <37 minggu sebelum onset

- Selama periode Oktober 2016 – September 2017, CV Graha Papan Lestari melakukan pembelian bahan baku kayu gergajian yang seluruhnya berasal dari hutan rakyat dengan

Menurut Damayanti perempuan lebih berisiko menderita diabetes dikarenakan secara fisik wanita memiliki peluang peningkatan indeks masa tubuh yang lebih besar,