• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORITIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORITIS"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Teori-Teori

1. Pengertian Audit dan Auditor internal a. Pengertian Audit

William C. Boynton (2006:5) menurut ” Report of the Committee on Basic Concepts of the American Accounting Association” (Accounting Review, vol.47 2004) memberikan definisi Auditing sebagai berikut:

“Auditing adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapikan sebelumnya serta penyampaian hasilhasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan”. Menurut Susan Irawati (2008:2)

Audit adalah Suatu proses yang sistematis dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti audit mengenai kegiatan ekonomi yang mencerminkan dari informasi keuangan suatu perusahaan tertentu. Tujuannya adalah untuk memberikan laporan mengenai adanya tingkat persediaan antara informasi kuantitatif dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dan pernah dilakukan oleh orang-orang independen dan kompeten.

Menurut Arens (2011:13):“Audit adalah akumulasi dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi dan diterapkan kriteria, auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen”.

(2)

Menurut Whittington, (2012:4):

“Audit adalah pemeriksaan laporan keuangan perusahaan oleh perusahaan akuntan public yang independen. Audit terdiri dari penyelidikan mencari catatan akuntansi dan bukti lain yang mendukung laporan keuangan tersebut. Dengan memperoleh pemahaman tentang pengendalian internal perusahaan, dan dengan memeriksa dokumen, mengamati aset, membuat bertanya dalam dan diluar perusahaan, dan melakukan prosedur audit lain, auditor akan mengumpulkan bukti yang di perlukan untuk menentukan apakah laporan keuangan menyediakan adil dan cukup melengkapi gambaran posisi keuangan perusahaan dan kegiatan selama periode yang diaudit”.

Menurut Sukrisno Agus ( 2012;3):

“Auditing adalah suatu pemeriksaan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”.

b. Pengertian Auditor Internal

Auditor internal seluruh dunia melakukan pekerjaan mereka secara berbeda, tergantung pada lingkup audit yang diinginkan manajemen senior. Akibatnya, sulit mendefinisikan berbagai aktivitas yang dilakukan auditor. Menurut Susan Irawati (2008:6) Auditor internal adalah “Proses pemeriksaan audit yang dilakukan oleh bagian auditor internal terhadap pelaksanaan keuangan perusahaan dan pelaksanaan kebijakan perusahaan sehingga dapat dipercaya dan pengendalian intern perusahaan”.

Menurut Mulyadi (2008:29):

“Auditor internal adalah Auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan negara maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipenuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efesiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh bagian berbagai organisasi”.

(3)

Menurut Amin Widjaja (2008:2) konsorsium organisasi profesi auditor internal di indonesia mendefinisikan internal audit sebagai berikut:

“Internal audit adalah kegiatan asurance dan konsultasi yang independen dan obyektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian, dan proses

governance”.

Lembaga auditor internal (institute of internal auditors) mendefinisikan audit internal sebagai “fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam perusahaan untuk mempelajari dan mengevaluasi berbagai aktivitasnya sebagai layanan bagi perusahaan”. Auditor internal adalah sebuah profesi yang dinamis yang mengantisipasi perubahan dalam lingkungan operasinya sangat beradaptasi terhadap perubahan-perubahan struktur, proses dan teknologi organisasinya. Professionalisme dan komitmen terhadap keunggulan di fasilitasi dengan operasi dalam kerangka kerja praktek yang professional yang ditetapkan oleh institute of internal auditor.

Aktivitas auditor internal dilakukan dalam kondisi budaya yang beragam dalam organisasi yang bervariasi baik dalam tujuan, ukuran, maupun struktur dan oleh orang di dalam atau luar organisasi. Perbedaan ini bisa jadi mempengaruhi praktek auditor internal di setiap kondisi. Namun kepatuhan terhadap standard for the professional practice of internal auditing (standar) merupakan hal yang penting untuk mencapai tanggung jawab auditor internal. Definisi di atas jika diartikan sebagai berikut: auditor internal adalah suatu aktivitas yang independen, objektif, memberikan jaminan dan konsultasi yang

(4)

dibuat untuk memberikan nilai serta meningkatkan operasi suatu organisasi. Auditor internal membantu suatu organisasi untuk mencapai tujuannya dengan membawa pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan keefektifan system informasi akuntansi. Auditor internal adalah profesi yang dinamis dan berkembang yang mengantisipasi perubahan di dalam struktur organisasi, profesi dan teknologi. Professionalisme dan komitmen yang unggul dilakukan di dalam kerangka kerja pelaksanaan yang telah ditetapkan oleh the institute of internal auditor.

Auditor internal sudah berkembang dan berubah dari hanya proses

reperforming contols menjadi suatu aktivitas yang memberikan nilai bagi perusahaan. Auditor internal membentuk perusahaan dengan memeriksa sistem informasi akuntansi tersebut. Auditor internal diharapkan mampu membantu mengantisipasi perubahan di dalam lingkungan usahanya dan melalui peran mereka, perusahaan mampu menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan yangberubah. Tidak hanya itu saja, auditor yang dulunya hanya melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan historis, sekarang auditor berkepentingan untuk memberikan nilai yang berguna bagi perusahaan untuk masa sekarang dan juga yang akan datang. Auditor diharapkan mampu memberikan sarana dan kontribusi bagi manajemen perusahaan atas keputusan yang akan diambilnya dimasa yang akan datang juga dilibatkan dalam perencanaan keputusan strategis perusahaan.

Sistem informasi akuntansi merupakan bagian yang penting dari auditor internal. Informasi semakin berharga jika dapat memberikan suatu

(5)

gambaran yang utuh dari permasalahan, atau pemecahan masalah. Namun informasi yang berlebihan, sama sekali bukan merupakan keuntungan, melainkan justru merupakan suatu ancaman tersendiri, karena sangat mungkin terjadi pada pihak pengguna informasi (manajemen perusahaan) misalnya akan mengabaikan sebagian bahkan seluruh informasi yang ada. Para auditor internal harus menggunakan sistem informasi akuntansi untuk memudahkan dalam mengaudit suatu perusahaan.

2. Peran Auditor Internal

Berikut ini adalah aktivitas pemeriksaan intern dan merupakan peran dari auditor intern dalam perusahaan (Tugiman, 2006:17):

a. Compliance

Aktivitas ini untuk menilai sampai sejauh mana tingkat kepatuhan para pegawai terhadap kebijaksanaan, prosedur, peraturanperaturan dan praktek usaha yang lazim, serta undang-undang dan peraturan pemerintah yang mempunyai aturan.

b. Verifikasi

Kegiatan verifikasi difokuskan pada ketelitian, keandalan berbagai data manajemen dan evaluasi apakah data tersebut relevan serta memenuhi kebutuhan manajemen yang meliputi laporan keuangan dan kekayaan phisik serta hasil operasi perusahaan.

c. Evaluasi

Aktivitas ini menilai bentuk pengendalian intern yang ditetapkan perusahaan dan meliputi penilaian terhadap pengendalian akuntansi dan operasi, juga menilai hasil-hasil pelaksanaan dan petugas pelaksanaannya. d. Rekomendasi

Merekomendasikan suatu rangkaian tindakan kepada pihak manajemen. 3. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Kita telah mengetahui bahwa informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen dalam pengambilan keputusan. Dan untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pemakai, diperlukan suatu sistem informasi akuntansi yang dapat memenuhi kebutuhan perusahaan itu sendiri.

(6)

Menurut Marshall B. Romney dan Paul John Steinbart (2013:10) “sistem informasi akuntansi adalah kecerdasan alat penyediaan informasi dari bahasa tersebut”.

Menurut Krismiaji (2005:8) “Sistem informasi akuntansi adalah sebuah system yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan dan mengoperasikan bisnis”. Menurut Azhar Susanto (2008:72) “Sistem Informasi Akuntansi dapat didefinisikan sebagai kumpulan (integrasi) dari sub sistem/komponen baik fisik maupun non fisik yang saling berhubungan dan bekerja sama satu sama lain secara harmonis untuk mengolah data transaksi yang berkaitan dengan masalah keuangan menjadi informasi keuangan”.

Menurut James A. Hall (2006:4) “Sistem informasi akuntansi adalah menambah nilai dengan cara menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu, sehingga dapat melakukan aktivitas utama pada value chan secara efektif dan efesien, meningkatkan kualitas dan kemampuan dalam pengambilan keputusan”.

Menurut Dasaratha V.Rama/Frederic L.Jones (2008:6) “Sistem informasi akuntansi adalah suatu subsistem dari sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan, juga informasi lain yang diperoleh dari pengolahan rutin atas transaksi akuntansi”. Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi dapat di definisikan sebagai suatu alat penyediaan dalam suatu informasi yang merupakan kombinasi dari manusia, fasilitas, teknologi, media,

(7)

prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditunjukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian – kejadian internal. 4. Tujuan dan Fungsi Sistem Informasi Akuntansi

a. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Hall (2007:18), ada tiga tujuan utama yang umum bagi semua sistem termasuk sistem akuntansi, yaitu:

a. Untuk mendukung fungsi kepengurusan (Stewardship) manajemen. Kepengurusan merujuk ketanggung jawab manajemen untuk mengatur sumber daya perusahaan secara benar. Sistem informasi menyediakan informasi tentang kegunaan atau pemakai eksternal melalui laporan keuangan tradisional dan laporan-laporan yang diminta lainnya. Secara internal, pihak manajemen menerima informasi kepengurusan dari berbagai laporan pertanggung jawaban. b. Untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen. Sistem informasi memberikan para manajer informasi yang mereka perlukan untuk tanggung jawab pengambilan keputusan.

c. Untuk mendukung kegiatan informasi perusahaan hari demi hari. Sistem informasi menyediakan informasi bagi ponsel informasi untuk membantu mereka melakukan tugas mereka setiap hari dengan efisien dan efektif.

b. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Wilkinson (2010:9) ada lima fungsi dari sistem informasi, adalah sebagai berikut:

a. Pengumpulan data.

Upaya pengumpulan data biasanya terdiri dari penangkapan data (data

Capture) menarik data kedalam sistem. Setelah “ditangkap” data biasanya dicatat kedalam formulir-formulir yang dikenal sebagai dokumen sumber. Juga bisa diabsahkan (Validated) untuk menjamin kecermatan dan dikelompokan agar bisa ditempatkan pada kategori yang telah ditentukan, sebelumnya dan selanjutnya data bisa dipancarkan atau dipindahkan dari tempat “penangkapan” ketempat “pemrosesan”.

(8)

b. Pemrosesan data.

Sebelum menjadi informasi yang berguna, data yang telah dikumpulkan harus diproses terlebih dahulu. Disini bisa dilakukan tahap pembahasan data yang terkumpul bisa diikhtisarkan dengan menjumlahkan transaksi yang sejenis. Kadang data bisa dialihkan (transcribed) kedokumen atau media lain. Data juga bisa ditumpuk dan dengan mengumpulkan transaksi yang serupa dalam satu kelompok dokumen. Selanjutnya, data yang telah ditumpuk biasanya dipilih untuk disusun berdasarkan satu karakteristik tertentu. Jika data kuantitatif dilibatkan, langkah perhitungan dan perbandingan sering dilakukan, karena itu data bisa “diciptakan”.

c. Manajemen data.

Tugas manajemen data terdiri dari tiga langkah pokok yaitu: penyimpanan, pemutakhiran dan pengambilan ulang. Penyimpangan data bisa dilakukan dalam arsip, file atau database dengan cara yang relative permanen atau bersifat sementara menunggu pemrosesan selanjutnya. Pemutakhiran menyesuaikan data yang tersimpan agar mencerminkan operasi, peristiwa dan keputusan yang terbaru. Pengmbilan ulang merupakan usaha pengambilan kembali data yang tersimpan untuk diproses lebh lanjut agar dapat menjadi suatu informasi yang berguna.

d. Pengembalian dan pengamanan data.

Data yang dimasukan kedalam pemrosesan bisa salah, hilang, atau dicuri selama pemrosesan, catatan bisa dipalsukan, dan sebagainya. Untuk itu, maka salah satu tugas penting pada sistim informasi adalah melindungi dan menjamin keakuratan termasuk informasinya. Alat kendali dan cara pengamanan dapat meliputi otorisasi, laci khas yang terkunci, rekonsiliasi, verifikasi, dan tinjauan.

e. Pengadaan informasi.

Tugas akhir dari sistem informasi yaitu penyampaian informasi kepada pemakai. Pelaporan meliputi penyiapan laporan dari data yang telah diproses, yang telah disimpan atau keduanya. Sedangkan pengkomunikasian terdiri dari penyajian laporan sedemikian rupa agar lebih dimengerti dan berguna bagi pemakai atau penyampaian laporan secara langsung kepada pemakai.

5. Pengaruh Peran Auditor Internal Terhadap efektivitas Sistem Informasi Akuntansi

Sistem inforamasi akuntansi adalah sebuah sistem data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan dan mengoperasikan bisinis. Dalam hal ini peran auditor

(9)

internal dalam suatu perusahaan sangat penting dalam memeriksa sistem informasi akuntansi yang ada di dalam perusahaan apakah sistem informasi akuntansi tersebut sudah dijalankan sesuai kebijakan perusahaan atau malah melenceng dari kebijakan perusahaan.

Peran auditor internal sangatlah penting dalam menentukan apakah sistem informasi akuntansi yang dijalankan perusahaan sudah cukup baik atau tidak, karena apabila perusahaan ingin tetap eksis dan mampu bersaing, dengan pemain lain adalah dengan cara menjalankan sistem informasi yang tepat karena sistem informasi yang tepat akan membantu kebijakan manajemen merencanakan program dan menjalankan kegiatan operasional perusahaan sehingga dapat mencapai sasaran yang ditetapkan oleh perusahaan. B. Kerangka Konseptual

Adapun kerangka pemikiran dari penelitian ini, dapat dilihat pada gambar II.I di bawah ini:

Gambar II.I Kerangka Konseptual

C. Hipotesis

Abdul Hamid (2007:27) hipotesis merupakan dugaan sementara atas hubungan dari kinerja variabel yang perlu dibuktikan kebenarannya. Hipotesis dapat berarti jawaban sementara terhadap masalah penelitian biasanya disusun

Efektifitas Sistem Informasi Akuntansi

(Y) Peran Auditor Internal

(10)

dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.

Ho: Peran auditor internal tidak berpengaruh terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi.

H1: Peran Auditor internal berpengaruh signifikan terhadap efektifitas sistem informasi akuntansi.

D. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang ada hubungannya dengan masalah auditor internal yang sudah pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu, yaitu:

Tabel II.1 Penelitian Terdahulu No Penelitian Judul Penelitian Metode

Analisis

Hasil Penelitian 1. Fitria Anggraini Analisis

pengaruh peran auditor internal terhadap Peningkatan pengendalian intern dan Kinerja perusahaan Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif Berdasarkan hasil regresi ditemukan bahwa variabel pengendalian Intern mempengaruhi peran Auditor Internal secara signifikan sebesar 0.006 < 0.05, sedangkan variabel kinerja perusahaan mempengaruhi peran Auditor Internal secara signifikan sebesar 0.006 < 0.05. signifikasi variabel kinerja

(11)

pengendalian Intern sebagai variabel moderating secara simultan 0.051 > 0.05 dan terdapat pengaruh yang signifikan antara peningkatan kinerja perusahaan dengan pengendalian Intern sebagai variabel moderating dipengaruhi peran Auditor Internal. 2. Dewi Anggraeni Pengaruh

Internal Audit Dan Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Pengendalian Internal (Studi Kasus Pada Bank Bumn Di Wilayah Bandung Yang Terdaftar Di Bei) Metode analisis data kuantitatif Secara bersama-sama terdapat pengaruh dan signifikan antara internal audit dan sistem informasi akuntansi terhadap pengendalian intern Pada Bank BUMN di Bandung yang terdaftar di BEI. Dengan demikian internal audit yang baik serta kondisi sistem informasi akuntansi yang baik dapat meningkatkan efektifitas

pengendalian

internal agar lebih baik. 3. Bobby wiryawan Saputra Peran internal auditor terhadap efektifitas Pengendalian Internal Process Credit granting Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriftif dan analisis regresi sederhana Hasil penelitian menunjukkan peranan internal auditor berpengaruh signifikan terhadap efektifitas

(12)

and Collection

pengendalian

internal process credit granting and collection

di PT.X sebesar 13,9% dan 86,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti seperti pendekatan

risk-based audit yang dilakukan internal auditor .

4. Nurbaedah Pengaruh peran Auditor Internal Terhadap Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan Perbankan di Jakarta (Studi Empiris) Metode yang digunakan adalah metode deskriptif-kuantitatif

Dari hasil pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa peran auditor internal berpengaruh yang signifikan terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi.

1. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada variabel Y yaitu efektivitas system informasi akuntansi. Pada penelitian terdahulu Fitri Anggraini yang menjadi variabel Y peningkatan pengendalian intern dan kinerja perusahaan.

2. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada variabel X peran auditor internal dan variabel Y efektivitas system informasi akuntansi. Pada penelitian Dewi Anggraini yang menjadi variabel X1

(13)

internal audit, X2 sistem informasi akuntansi dan variabel Y pengendalian internal.

3. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada variabel Y yaitu efektivitas system informasi akuntansi. Pada penelitian Bobby Wiryawan Saputra yang menjadi variabel Y peningkatan pengendalian internal process credit granting and collection.

Gambar

Gambar II.I  Kerangka Konseptual
Tabel II.1  Penelitian Terdahulu  No   Penelitian   Judul Penelitian   Metode

Referensi

Dokumen terkait

Kelas nilai lahan rendah merupakan kelas yang dominan, meliputi daerah dengan jenis penggunaan lahan non bangunan, yang didominasi oleh pertanian, yang relatif mempunyai

Perjumpaan merupakan program perjumpaan rasmi untuk semua pelajar Diploma Perbankan yang rasmi ini dihadiri oleh semua pelajar Diploma Perbankan daripada semester 1 hingga semester

Perempuan sangat terkekang dalam adat budaya Jawa yang harus di anut, dari.. situ adat budaya Jawa memunculkan sedemikian kuat sebuah

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemberdayaan masyarakat desa melalui alokasi dana desa (ADD) di Kecamatan Kuantan

Walaupun prospek pendidikan dan budaya keilmuan telah mengalami transformasi meliputi kaedah pengajian dalam pengajaran dan pembelajaran, namun kaedah- kaedah tradisi

Apabila nilai hash dari kedua file tersebut cocok atau sama maka program akan menampilkan message box berupa pemberitahuan yang memberikan informasi bahwa file tersebut

Sumber daya yang paling istimewa adalah manusia, yang memiliki kepribadian, perasaan. Setiap individu memiliki ciri kepribadian tersendiri, sehingga terbentuk suatu

Selulosa sebesar 6,5 : 3,5 (w/w) Dengan pertambahan konsentrasi selulosa pada larutan bioplastik, kuat tarik semakin meningkat dan saat penambahan konsentrasi selulosa