• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN KEBUTUHAN DISTRIBUSI HIDROGEN PEROKSIDA UNTUK WILAYAH PEMASARAN JAWA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP) DI PT. SINDOPEX PEROTAMA - repo unpas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERENCANAAN KEBUTUHAN DISTRIBUSI HIDROGEN PEROKSIDA UNTUK WILAYAH PEMASARAN JAWA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP) DI PT. SINDOPEX PEROTAMA - repo unpas"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN KEBUTUHAN DISTRIBUSI HIDROGEN PEROKSIDA UNTUK WILAYAH

PEMASARAN JAWA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISTRIBUTION

REQUIREMENT PLANNING (DRP) DI PT. SINDOPEX PEROTAMA

Agus Purnomo

*) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pasundan

Abstrak : Distribusi merupakan organisasi sistem yang bertujuan untuk menyuplai produk kepada konsumen sehingga di peroleh kepuasan yaitu dengan cara menyuplai produk yang tepat ke tempat yang tepat pada waktu yang tepat dengan biaya minimum. Permasalahan penelitian ini adalah bagaimana merencanakan kebutuhan distribusi Hidrogen Peroksida (H2O2) PT. Sindopex Perotama untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya. Sedangkan tujuan penelitian adalah meramalkan permintaan dan merencanakan tingkat pemenuhan kebutuhan H2O2 pada setiap sales center Jawa Timur. Hasil perhitungan Distribution Requirement Planning (DRP) diperoleh Planned Order Release (PORL) perusahaan untuk tahun 2006 pada bulan Januari = 308 ton, Februari = 402 ton, Maret = 398 ton, April = 400 ton, Mei = 398 ton, dan Juni = 396 ton. Dengan perencanaan jumlah dan waktu pemesanan yang tepat, maka diharapkan tidak akan terjadi kelebihan maupun kelangkaan terhadap H2O2.

Kata Kunci : Forecasting, Bill Of Distribution, Inventory Status, Gross Requirement, Planned Order Release

I. PENDAHULUAN

Distribusi adalah suatu kegiatan yang berkaitan dengan supply chaín yang meliputi raw material, barang setengah jadi, produk akhir dimana rangkaian kegiatan tersebut akan menjamin kelancaran aliran barang atau jasa dengan biaya yang paling efisien, Stock & Lambert [1]. Sebagian besar produk dikirim ke konsumen melalui saluran distribusi yang dimulai dengan

produksi di pabrik, diikuti oleh transportasi ke pusat distribusi kemudian ke outlet ritel.

(2)

penjadwalan produksi dan perencanaan distribusi, dengan mengembangkan model jaringan aliran penjadwalan produksi, persediaan dan distribusi, Glover et al. [3]. Rencana produksi terpadu dengan sistem distribusi dengan kondisi permintaan stokastik, yang terdiri dari tiga node sederhana (pabrik, barang jadi stockpile dan pengecer tunggal) dan memeriksa sifat dari fungsi biaya yang timbul dari hubungan ini telah dikembangkan oleh Pyke [4] dan Cohen & Lee [5].

Kebutuhan untuk perencanaan distribusi yang lebih rinci menyebabkan munculnya Perencanaan Kebutuhan Distribusi (Distribution Requirement Planning /DRP), yaitu sistem distribusi yang membahas masalah pendistribusian barang jadi, yang dimulai dengan merencanakan berapa kebutuhan barang, mengelola barang yang akan dikirim sampai pada mengatur kebutuhan yang berhubungan dengan distribusi barang tersebut, Ross [6].

DRP merupakan teknik yang digunakan secara luas dan berpotensi kuat untuk membantu sistem logistik outbound mengelola dan meminimalkan persediaan inbound. Konsep ini memperpanjang titik waktu-fase order ditemukan di logika perencanaan kebutuhan bahan (Material Requirement Planning / MRP) untuk pengelolaan persediaan saluran. DRP biasanya digunakan dengan sistem MRP,

walaupun sebagian besar DRP model yang lebih komprehensif daripada model MRP yang berdiri sendiri dan dapat jadwal transportasi. Alasan yang mendasari DRP adalah untuk lebih akurat peramalan permintaan dan kemudian menggunakan informasi tersebut untuk mengembangkan jadwal pengiriman. Dengan cara ini, perusahaan distribusi dapat meminimalkan persediaan inbound dengan menggunakan MRP dalam hubungannya dengan jadwal lainnya, Coyle et al. [7].

PT. Sindopex Perotama adalah perusahaan yang memproduksi Hidrogen Peroksida (H2O2). Hidrogen peroksida bisa digunakan sebagai zat pengelantang atau bleaching agent pada industri pulp, kertas, dan tekstil. Senyawa ini juga biasa dipakai pada proses pengolahan limbah cair, industri kimia, pembuatan deterjen, makanan dan minuman, medis, serta industri elektronika (pembuatan PCB).

(3)

kelebihan persediaan, sehingga mengakibatkan meningkatnya biaya persediaan. Ketidakakuratan peramalan permintaan menyebakan perusahaan tidak dapat merencanakan dengan baik kebutuhan distribusi untuk setiap sales center.

Dengan demikian tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kebutuhan H2O2 untuk wilayah sales center Jawa Timur untuk 6 bulan akan datang, dan merencanakan kebutuhan distribusi H2O2 pada setiap sales center Jawa Timur dengan menggunakan metode Distribution Requirement Planning (DRP).

II. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan untuk memecahkan permasalahan penelitian ini adalah :

1. Model Forecasting (peramalan) yang digunakan untuk meramalkan demand H2O2 untuk setiap sales centre selama 6 bulan yang akan datang. Perhitungan peramalan demand menggunakan software WinQSB2.

2. Model Distribution Requirement Planning (DRP)

Model DRP adalah suatu sistem perencanaan distribusi yang digunakan untuk melakukan sebuah perencanaan pemenuhan kembali

persediaan suatu produk pada semua tingkatan atau level.

 Struktur Distribusi Produk; untuk melakukan perencanaan distribusi produk ke daerah pemasaran yang telah ditentukan sehingga proses pendistribusian produk menjadi lebih efektif.

 Status Persediaan; dalam menghitung DRP diperlukan data mengenai persediaan yang merupakan sisa produk sebelumnya dan juga persediaan cadangan sebagai antisipasi terhadap permintaan yang melonjak.

Lead time merupakan waktu yang dibutuhkan mulai saat pemesanan produk dilakukan sampai dengan produk tersebut diterima. Lead time diperlukan untuk menentukan waktu pemesanan.

(4)

Sedangkan langkah-langkah perhitungan dengan metode DRP adalah sebagai berikut :

a.

Menentukan Gross Requirement (GR), yaitu jumlah demand yang diperoleh dari peramalan.

b.

Menentukan Net Requirement (NR), yaitu proses menentukan kebutuhan bersih setiap permintaan. Terlebih dahulu dilakukan perhitungan Projected Available Balance (PAB I), dengan rumus:

Untuk periode I : PAB I(t) = PAB Past Due– GR(t)

 Untuk periode selanjutnya : PAB I (t) = PABII(t-1) - GR

Jika PAB I (t) > Safety Stock (SS), NR(t) = 0

Jika PAB I (t)<SS, maka NR(t)=SS-(PAB(t-1)-GR(t))

c.

Menentukan Planned Order Receipt (PORc), yaitu kelipatan terkecil dari Lot Size untuk memenuhi NR.

d.

Menentukan Planned Order Release (PORl), didapat dengan menempatkan PORc sesuai dengan Lead Time.

e.

Menetukan Projected Available Balance (PAB II), dihitung dengan ketentuan :

Untuk Periode Awal : PAB II(t) = PAB Past Due ─ GR(t)+ PORc(t)

 Untuk periode selanjutnya : PAB II(t) =

PAB(t-1) ─ GR(t) + PORc(t)

(5)

Gambar 1.

(6)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Struktur Distribusi

Dalam pendistribusian H2O2 untuk wilayah Jawa Timur, PT. Sindopex Perotama memiliki

lima sales center. Struktur distribusi PT. Sindopex untuk wilayah pemasaran Jawa Timur digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.

Struktur Distribusi H2O2 PT. Sindopex Perotama

3.2. Data Penjualan H2O2 untuk 12 bulan terakhir

Data penjualan 12 bulan terakhir (Januari – Desember 2005)

untuk semua sales center H2O2, disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1.

(7)

3.3. Status Persediaan H2O2

Data inventory status H2O2 mencakup data : 1. On Hand adalah persediaan yang ada di

tangan (gudang) yang merupakan sisa produk sebelumnya.

2. Safety Stock adalah persediaan cadangan sebagai antisipasi terhadap permintaan yang melonjak.

3. Lead Time adalah waktu yang dibutuhkan mulai saat pemesanan produk dilakukan sampai dengan produk tersebut diterima. 4. Lot Size adalah jumlah minimal dalam satu

kali pemesanan atau jumlah paling sedikit pemesanan.

Tabel 2.

Rekapitulasi data status persediaan H2O2 untuk Tahun 2005

3.4. Hasil Peramalan Demand H2O2

Hasil Peramalan Demand H2O2 untuk Semester I ( 6 bulan) pada tahun 2006 dengan menggunakan software Win QSB2 dengan

menggunakan metode Linear Regresion with trend, hasil rekapannya disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3.

(8)

3.5. Hasil Perhitungan DRP

Hasil dari peramalan demand H2O2 untuk semua sales centre merupakan Gross Requirement (GR) yang menjadi input untuk perhitungan Distribution Requirement Planning

(DRP) sebagai data permintaan kotor H2O2. Contoh perhitungan DRP untuk sales centre CV. Tirtaguna Kimia, disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4.

Perhitungan DRP H2O2 pada CV. Tirtaguna Kimia (Dalam Ton)

Dari hasil perhitungan DRP untuk 5 sales centre, maka diperoleh

Planned Order Release yang disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5.

(9)

Dengan diketahuinya planned order release pada masing- masing sales center yang akan menjadi Gross Requirement pada PT.

Sindopex Perotama, maka dapat dihitung DRP untuk PT. Sindopex Perotama , dengan hasil perhitungannya disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6.

Perhitungan DRP H2O2 pada PT. Sindopex Perotama (Dalam Ton)

Dari hasil perhitunggan DRP untuk PT. Sindopex Perotama, maka dapat dibuat rencana pemenuhan kebutuhan H2O2 untuk semua sales centre. Hal ini sangat berbeda dengan sistem pendistribusian H2O2 yang dijalankan PT. Sindopex Perotama sebelumnya yang hanya mendistribusikan H2O2 sesuai dengan permintaan dari masing- masing sales center tanpa mengetahui dengan pasti jumlah kebutuhan yang diperlukan. Planned order release PT. Sindopex Perotama, selanjutnya dapat digunakan sebagai Gross Requirement perusahaan dalam membuat MRP.

(10)

IV. KESIMPULAN

2. Hasil perhitungan Distribution Requirement Planning (DRP) menunjukkan hasil yang lebih baik dan lebih tepat untuk mengetahui besarnya jumlah kebutuhan H2O2 pada masing- masing sales center jika dibandingkan dengan metode yang dipakai perusahaan sebelumnya yang hanya mendistribusikan H2O2 berdasarkan permintaan dari setiap sales center tanpa mengetahui secara pasti jumlah kebutuhan H2O2 yang diperlukan. Dengan metode Coordination of production and distribution planning, Decision Sciences Department,

The Wharton School, University of Pennsylvania, Philadelphia

[3] Glover, G., Jones, G., Kamey, D., Klingman, D., and Mote, J., (1979), An integrated production, distribution, and inventory planning system, Interfaces 915, 21-35.

[4] Pyke, D.F. , (1987), Push and pull in integrated production-distribution systems under stochastic demand, Ph.D. Dissertation, Department of Decision Sciences, The Wharton School, University of Pennsylvania, Philadelphia, PA 19104. [5] Cohen, M.A., and Lee, H.L., (1988),

Strategic Analysis of integrated production-distribution systems: Models and methods, Operations Research36, 216-228.

[6] Ross, D. F., (2004), Distribution Planning and Control: Managing in the Era of Supply Chain Management. 2nd ed. Boston: Kluwer Academic Publishers.

Gambar

Gambar 1.Langkah-langkah Pemecahan Masalah
Gambar 2. Struktur Distribusi H2O2 PT. Sindopex Perotama
Tabel 5.Tabel 5.
Tabel 6.

Referensi

Dokumen terkait

yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir ini yang berjudul “Analisa Keandalan Relai Jarak Sebagai

(2004) telah menggunakan damar penukar ion dari jenis amberlit XAD-8, XAD-4 dan amberlit IR-120 bersama-sama dengan karbon teraktif sebagai bahan penjerap untuk

Biasanya orangtua akan menganggap perilaku remaja tersebut sebagai perilaku menolak atau memberontak atas aturan yang dibuat oleh orangtua da pada akhirnya sikap dan

Analisa data yang dilakukan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini yautu data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dari instansi terkait dan

Dalam hal Anggota Penjaminan melakukan tindakan pelanggaran sebagaimana dimaksud pada Pasal 501, LKP akan mengenakan sanksi sebagai berikut:. (1) Terhadap pelanggaran

[r]

[r]

d c.. Pisau dan gunting sebelum dan sesudah digunakan pada kegiatan okulasi harus dicelup atau dibasahi dengan alkohol 70 % atau klorox 10 %. Langkah-langkah stek sambung adalah