• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Perilaku Konsumen a. Pengertian - PENGARUH PROMOSI, PELAYANAN DAN KEPERCAYAAN TERHADAP PREFERENSI MENABUNG PADA BMT (STUDI PADA PEDAGANG PASAR DI KABUPATEN KUDUS) - STAIN Kudus Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Perilaku Konsumen a. Pengertian - PENGARUH PROMOSI, PELAYANAN DAN KEPERCAYAAN TERHADAP PREFERENSI MENABUNG PADA BMT (STUDI PADA PEDAGANG PASAR DI KABUPATEN KUDUS) - STAIN Kudus Repository"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

11 1. Perilaku Konsumen

a. Pengertian

Fokus dari studi perilaku konsumen adalah pada proses

pertukarannya, secara formal proses pertukaran didefinisikan sebagai

proses yang melibatkan transfer dari sesuatu yang berwujud atau tidak

berwujud, nyata, atau simbolik, antara dua atau lebih pelaku sosial.

Masalah utama ketika peneliti menginvestigasi pertukaran adalah

penjelasan mengapa seseorang bersedia melepaskan sesuatu miliknya

untuk menerima sesuatu yang lain sebagai balasannya.1

Dari pengertian secara umum, perilaku konsumen menurut Engel,

Blacwell dan Miniard adalah tindakan yang langsung terlibat dalam

mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk atau jasa,

termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.

Di bidang studi pemasaran, konsep perilaku konsumen secara

tersu menerus dikembangkan dengan berbagai pendekatan, The American

Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen sebagai

interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku, dan lingkungannya

dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka.2

Schiffman dan Kanuk dalam Ujang Sumarwan mendefinisikan

perilaku konsumen sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam

mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan

1

Ekawati Rahayu N, Perilaku konsumen, Perkembangan Konsep dan Praktek Dalam Pemasaran,NORA Media Enterprise, Kudus, 2010, hlm. 7-8

2

(2)

produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan

mereka.

Ujang Sumarwan memahami perilaku konsumen pada hakikatnya

adalah“why do consumers do ehat they do”.Dari beberapa definisi yang

telah disebutkan diatas dapat kita simpulkan bahwa perilaku konsumen

adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses-proses psikologis yang

mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika

membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah

melakukan hal-hal diatas atau kegiatan mengevaluasi.3

Ada dua elemen penting dari arti perilaku konsumen yaitu proses

pengambilan keputusan dan kegiatan fisik, yang semua ini melibatkan

individu dalam menilai, mendapatkan, dan mempergunakan

barang-barang dan jasa-jasa ekonomis. Perilaku konsumen dipengaruhi oleh

faktor lingkungan ekstern dan lingkungan intern, kedua faktor tersebut

dapat diuraikan sebagai berikut :4

1) Faktor lingkungan ekstern

Faktor lingkungan ekstern meliputi :

a) Kebudayaan

Sebagaimana dikutip oleh Basu Swastha dan Hani

Handoko dalam bukunya "Manajemen Pemasaran" Stanton

mendefinisikan kebudayaan sebagai berikut Kebudayaan adalah

simbol dan fakta yang komplek, yang diciptakan oleh manusia,

diturunkan dari generasi ke generasi sebagai penentu dan pengatur

perilaku manusia dalam masyarakat yang ada. Kebudayaan ini

memainkan peranan penting dalam pembentukan sikap konsumen

3Ibid., hlm.58

4

(3)

dan merupakan petunjuk penting mengenai nilai-nilai yang akan

dianut oleh seorang konsumen.5

b) Kelas sosial

Menurut kelas sosial masyarakat di kelompokkan ke dalam

tiga golongan yaitu :

(1) Golongan atas

Golongan ini terdiri dari pengusaha-pengusaha kaya,

pengusaha menengah.

(2) Golongan menengah

Yang termasuk dalam golongan ini adalah karyawan instansi

pemerintah, pengusaha menengah.

(3) Golongan rendah

Yang termasuk dalam kelas ini antara lain buruh-buruh

pabrik, pegawai rendah, tukang becak dan pedagang kecil.

c) Kelompok sosial dan kelompok referensi

Pengertian kelompok tersebut yaitu :

a) Kelompok sosial

Menurut Soerjono Soekanto didefinisikan sebagai

berikut : Kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang

menjadi tempat individu-individu berinteraksi satu sama lain

karena adanya hubungan diantara mereka. Kelompok ini

meliputi keluarga, teman, tetangga.

b) Kelompok Referensi

Kelompok referensi merupakan kelompok sosial yang

menjadi ukuran seseorang (bukan anggota kelompok tersebut)

untuk membentuk kepribadian dan perilakunya. Kelompok ini

5

(4)

meliputi organisasi profesi, kelompok pengajian, kelompok

kerja dan lain-lain.6

c) Keluarga

Keluarga merupakan individu yang membentuk

keluarga baru, setiap anggota dalam keluarga dapat

mempengaruhi suatu pengambilan keputusan.

2) Faktor lingkungan intern

Faktor lingkungan intern meliputi

a) Motivasi

Motivasi merupakan keadaan dalam diri seseorang yang

mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan

tertentu guna mencapai suatu tujuan.

b) Pengamatan

Pengamatan merupakan suatu proses dengan mana

konsumen (manusia) menyadari dan menginterpretasikan aspek

lingkungannya.

c) Belajar

Belajar adalah perubahan-perubahan perilaku yang terjadi

sebagai hasil akibat adanya pengalaman.

d) Kepribadian

Kepribadian merupakan organisasi dari faktor-faktor

biologis, psikologis dan sosiologis yang mendasari perilaku

individu.

e) Sikap

Secara definitif sikap berarti suatu keadaan jiwa (mental)

dan keadaan pikir (neural) yang dipersiapkan untuk memberikan

tanggapan terhadap suatu obyek, yang diorganisir melalui

6Ibid.,

(5)

pengalaman serta mempengaruhi secara langsung dan atau secara

dinamis pada pelaku.7

b. Perilaku Konsumen Dalam Perspektif Islam

Dalam Islam, perilaku seorang konsumen harus mencerminkan

hubungan dirinya dengan Allah Swt. Inilah yang tidak kita dapati dalam

ilmu perilaku konsumen konvensional. Setiap pergerakan dirinya, yang

berbentuk belanja sehari-hari, tidak lain adalah manifestasi zikir dirinya

atas nama Allah. Dengan demikian, dia lebih memilih jalan yang dibatasi

Allah dengan tidak memilih barang haram, tidak kikir, dan tidak tamak

supaya hidupnya selamat baik di dunia maupun di akhirat.8

Dalam perspektif Islam perilaku konsumen selalu berpedoman

kepada ajaran Islam, diantaranya:

1) Barangnya harus yang halal dan baik (halalan thayyibah), secara zat

dan cara memperolehnya.

2) Tidak mengutamakan diri sendiri (self interest) dan mengabaikan

orang lain. Dalam Islam seorang muslim wajib membagi makanan

yang dimasaknya kepada tetangganya yang merasakan aroma dari

makanan tersebut. Seorang muslim diharamkan hidup dalam keadaan

serba berkelebihan sementara ada tetangganya yang menderita

kelaparan. Penerapan hadis ini juga berarti seseorang harus mampu

menahan keinginan diri (hawa nafsu) untuk mencari kepuasan jika itu

mengganggu kepuasan orang lain.

3) Membedakan antara kebutuhan (need) dan keinginan (want).

4) Preferensi konsumen muslim berdasarkan prinsip keadilan,

kebersihan, kesederhanaan, kemurahan hati, dan moralitas.

7Ibid.,

hlm.67-68 8

(6)

5) Tujuan konsumsi dalam Islam adalah maslahah dan falah yang di

dalamnya mengandung unsur manfaat dan berkah. Unsur manfaat

adalah pemenuhan kebutuhan fisik, psikis dan material yang bersifat

duniawi. Sedang berkah adalah pemenuhan kebutuhan spiritual yang

bersifat ukhrawi (pahala dan ridha Allah).

Islam telah mengatur jalan hidup manusia lewat Al-qur’an dan Al

-Hadits, supaya manusia dijauhkan dari sifat hina karena perilakunya.

Perilaku yang sesuai dengan ketentuan Allah dan Rosulullah SAW akan

menjamin kehidupan manusia yang lebih sejahtera.

Perilaku seorang muslim diatur peranannya sebagai makhluk

social, maka dalam berperilaku dikondisikan untuk saling menghargai

dan menghormati orang lain, yang peranannya sama sebagai makhluk

yang mempunyai kepentingan guna memenuhi kebutuhan. Perilaku

dalam pandangan islam akan melihat bagaimana suasana psikologi orang

lain, dengan keadaan itu, maka islam menjamin terbangunnya

pembangunan masyarakat yang berkeadilan, terhindar dari kesenjangan

social atau diskriminasi social.9Allah berfirman dalam surat an-Nisa ayat

29:                                           

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu saling

memakan harta sesama dengan jalan yang batil, yaitu kecuali dengan

jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu.

Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah maha

Penyayang kepadamu”.10

9

Heri Sudarsono,Konsep Ekonomi Islam, Ekonisia, Yogyakarta, 2002, hlm.152 10

Depag,Al-Qur’an dan terjemahannya, yayasan penyelenggara dan penterjemah Al-Qu’an,

(7)

Secara ringkas, kita dapat memahami bagaimana alur penggunaan

pendapatan seoran konsumen muslim dalam konfigurasi berikut.11

Penggunaan pendapatan

Sosial Individual

Fakir miskin & Pasar&

pendayagunaan konsumtif dan produktif pengusaha

Yang tidak kita dapati pada kajian berperilaku dalam perspektif

konvensional adalah kehadiran saluran penyeimbang dari saluran

kebutuhan individual yang disebut dengan saluran untuk social. Saluran

ini hanya ada dalam ekonomi islam. Al-Qu’an berulang kali mengajarkan

umat islam agar menyalurkan sebagian hartanya dalam bentuk zakat,

sedekah dan infaq. Maksudnya adalah pada sesungguhnya umat islam

merupakan mata rantai yang kokoh bagi umat islam yang lainnya.

2. Promosi

a. Pengertian

Promosi adalah kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi

konsumen agar mereka dapat menjadi kenal akan produk yang

ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka dan kemudian menjadi

senang lalu membeli produk tersebut.12Promosi merupakan sarana yang

paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan nasabah.13

Adapun alat-alat yang dapat dipergunakan untuk

mempromosikan suatu produk, dapat dipilih beberapa cara yaitu: iklan,

11

Muhammad Muflih,Op. Cit.,hlm.4-5 12

Indriyo Gitosudarmo,Manajemen Pemasaran, BPFE, Yogyakarta, 1997, hlm 237 13

(8)

promosi penjualan, publikasi dan personal selling.14 Promosi penjualan

didefinisikan sebagai kumpulan alat-alat intensif yang beragam,

sebagian besar berjangka pendek, dirancang untuk mendorong

pembelian suatu produk atau jasa tertentu secara lebih cepat dan atau

lebih besar oleh konsumen atau pedagang.15

“Pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi

pemasaran”. Adapun yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran

adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,

mempengaruhi, membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran atas

perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal

pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Kemudian

Sistaningrum menyatakan: “Promosi merupakan salah satu unsur

kegiatan dari bauran pemasaran (marketing mix)”. Berdasarkan

beberapa pendapat para ahli tersebut dapat diketahui bahwa promosi

merupakan salah satu aspek yang penting dalam manajemen pemasaran

dan sering dikatakan sebagai proses berlanjut. Ini disebabkan karena

promosi dapat menimbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya di

perusahaan. Promosi merupakan penyampaian informasi dari penjual

kepada pembeli untuk mempengaruhi sikap dan tingkah laku dalam

rangka menciptakan pertukaran, sehingga tujuan untuk meningkatkan

kuantitas penjualan diharapkan dapat terealisasi.

14

Indriyo Gitosudarmo,Manajemen Pemasaran, BPFE, Yogyakarta, 1995, hlm. 237 15

(9)

Promosi penjualan menawarkan intensif untuk membeli.

Promosi penjualan mencakup alat untuk promosi konsumen (sampel,

kupon, tawaran pengembalian uang, potongan harga, premi, hadiah,

hadiah langganan, percobaan gratis, garansi, promosi berhubungan,

promosi silang, pajangan dan demonstrasi ditoko tempat pembelian);

promosi perdagangan (potongan harga, tunjangan iklan dan pajangan,

barang gratis); promosi bisnis dan wiraniaga (pameran dan konvensi

perdagangan, kontes untuk wiraniaga dan iklan khusus). Kiat promosi

penjualan digunakan oleh sebagian besar organisasi, termasuk

perusahaan manufaktur, distributor, pengecer, asosiasi perdagangan, dan

organisasi nirlaba. Sebagai contoh yang terakhir, gereja biasanya

mensponsori permainan bingo, pesta teater, makan malam kesaksian dan

bazar. Alat promosi penjualan berbeda-beda dalam hal spesifiknya.

Contoh gratis mendorong konsumen untuk mencoba, sementara jasa

konsultan manajemen gratis bertujuan untuk mempererat hubungan

jangka panjang dengan seorang pengecer.16

Pesaing yang pangsa pasarnya kecil menemukan bahwa

penggunaan promosi penjualan itu menguntungkan, karena mereka tidak

mampu menandingi anggaran periklanan besar dari pemimpin pasar.

Mereka juga tidak dapat memperoleh ruang tanpa menawarkan

potongan perdagangan atau mendorong konsumen untuk mencoba tanpa

menawarkan intensif konsumen. Persaingan harga biasanya digunakan

oleh merek kecil yang berusaha memperbesar pangsanya, tetapi kurang

efektif bagi pemimpin kategori yang pertumbuhannya bergantung pada

pertumbuhan kategori secara keseluruhan.17

16

Philip kotler,Op. Cit., hlm.683 17

F. Kent Mitchel, “Advertising/Promotion Budgets: How Did We Get Here, and What Do

(10)

Terhadap konsumen, promosi penjualan bertujuan mendorong

pembeli dalam unit yang lebih besar, menciptakan percobaan produk

diantara orang yang bukan pemakai, dan menarik orang yang sering

berganti merek jauh dari pesaing. Terhadap pengecer, promosi

penjualan bertujuan mancakup membujuk pengecer supaya menjual

produk-produk baru dan menyimpan level persediaan yang lebih tinggi,

mendorong pembelian diluar musim, mendorong menyimpan

produk-produk yang berhubungan, mengimbangi promosi pesaing, membangun

kesetian merek, serta memasuki toko-toko eceran baru. Terhadap

wiraniaga promosi penjualan bertujuan mendorong dukungan terhadap

produk atau model baru, mendorong lebih banyak calon pelanggan dan

mendorong penjualan di luar musim.18

b. Bauran Promosi

Beberapa tugas khusus itu sering disebut bauran promosi

(promotion mix) yang mencakup :

1) Personal Selling(Penjualan Pribadi)

Komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dengan

calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon

pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk

sehingga pelanggan kemudian akan mencoba dan membelinya.

2) Mass Selling

Merupakan pendekatan yang menggunakan media

komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai

dalam satu waktu.

3) Sales Promotion(Promosi Penjualan)

Bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai

insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk

18

(11)

dengan segera dan atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli

pelanggan.

4) Public Relations(Hubungan Masyarakat)

Merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu

perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan dan

sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut.

5) Direct Marketing(Pemasaran Langsung)

Adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang

memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan

respon yang terukur dan atau transaksi di sembarang lokasi.

6) Word of Mouth(Komunikasi dari Mulut ke Mulut)

Pentingnya penyerahan (greater importance of referral) dan

komunikasi dari mulut ke mulut merupakan salah satu ciri khusus

dari promosi dalam bisnis jasa.

c. Promosi Syariah

Seorang marketer harus pandai dalam melakukan promosi.

Dalam menjalankan tugas hal ini kaitannya dengan promosi, marketer

muslim harus memiliki jiwaSyari’ah Marketer.Dalam Islam ada empat

karakteristik marketing syari’ah (Syari’ah Marketing) yang dapat

dijadikan panduan bagi paramarketer, diantaranya sebagai berikut:

1) Teitis (Rabbaniyah): jiwa seorangsyari’ah marketermeyakini bahwa

hukum-hukum syari’at yang teistis atau bersifat keTuhanan ini adalah

hukum yang paling adil, paling sempurna, paling selaras dengan

segala bentuk kebaikan. Seorang syari’ah marketer akan segera

mematuhi hukumhukum syari’ah dalam segala aktivitasnya begitu

(12)

menetapkan harga, dalam melakukan promosi, senantiasa dijiwai

oleh nilai-nilai religius.19

2) Etis (Akhlaqiyyah): sifat etis sebenarnya merupakan turunan dari sifat

teistis (Rabbaniyah), selain karena teistis (Rabbaniyyah), syari’ah

marketer harus mengedepankan akhlak (moral, etika) dalam seluruh

aspek kegiatannya.

3) Realistis (al-waqi’iyyah): Syari’ah Marketing bukanlah konsep yang

eksklusif, fanatis, anti-modernitas, dan kaku. Syari’ah Marketing,

adalah konsep pemasaran yang fleksibel, sebagaimana keluasan dan

keluwesan Syari’ah Islamiyah yang melandasinya.

4) Humanistis (insaniyyah): bahwa syari’ah diciptakan untuk manusia

agar derajatnya terangkat, sifat kemanusiaannya terjaga dan

terpelihara, serta sifat-sifat kehewanannya dapat terkekang dengan

panduan syari’ah.20

d. Alat bantu promosi

1) Iklan : Presentasi produk non-pribadi dan alat promosi yang

dibayarkan oleh sponsor, misalnya Iklan TV.

2) Penjualan Pribadi : Alat bantu ini termasuk meyakinkan pelanggan

potensial untuk membeli produk melalui komunikasi atau interaksi

langsung, misalnya pertemuan penjualan.

3) Promosi Penjualan : Alat bantu ini dikembangkan untuk

mendongkrak penjualan atau mendukung pembelian produk secara

intensif dalam jangka pendek, misalnya hadiah gratis.

4) Relasi Publik : Alat bantu non-pribadi yang gratis untuk

meningkatkan pembelian dengan menanamkan berita yang bagus

tentang produk tersebut di media, misalnya sumbangan sukarela.

19

Hermawan Kartajaya, dan Muhammad Syakir Sula,op.cit., hlm 28. 20Ibid,

(13)

5) Pemasaran Langsung : Alat bantu ini menggunakan satu atau banyak

media untuk berinteraksi secara langsung dengan pelanggan yang

dituju untuk mendapatkan respons pembelian, misalnya belanja

elektronik

Dalam melakukan periklanan dan promosi, Perusahaan dapat

mengubah pesan pada tiga tingkat yang berbeda. Perusahaan dapat

menggunakan satu pesan dimana saja, hanya mengubah bahasa, nama dan

warna. Beberapa perusahaan mendorong atau mengizinkan agen iklan

mereka menyesuaikan tema dan pelaksanaannya untuk tiap pasar lokal.

Pemasar juga harus menyesuaikan teknik promosi penjualannya.

Jerman dan Yunani, sebagai contoh, Prancis melarang permainan undian,

membatasi premi dan hadiah sampai 5% dari produk. Akibat sebagai

pembatasan ini perusahaan internasional biasanya menyerahkan promosi

penjualan sebagai tanggung jawab manajemen lokal.21

3. Pelayanan

a. Pengertian

Pelayanan merupakan kunci keberhasilan dalam berbagai usaha

atau kegiatan yang bersifat jasa. Peranannya akan lebih besar dan

bersifat menentukan manakala dalam kegiatan-kegiatan jasa di

masyarakat itu terdapat kompetisi dalam usaha merebut pasaran atau

langganan. Suatu perusahaan seperti perbankan untuk menarik perhatian

nasabah harus memiliki layanan yang baik agar nasabah merasa puas.

Telah kita ketahui bahwa dalam memberikan pelayanan seorang

pegawai koperasi jasa keuangan syariah juga diperlukan etiket, sehingga

kedua belah pihak baik tamu maupun pegawai dapat saling menghargai.

Definisi pelayanan sendiri yaitu suatu kegiatan yang menolong

menyediakan segala apa yang diperlukan orang lain atau konsumen

21

(14)

dengan penampilan produk yang sebaik-baiknya sehingga diperoleh

kepuasan pelanggan dan usaha pembelian yang berulang-ulang.22

Pelayanan dalam hal ini diartikan sebagai jasa atau service yang

disampaikan oleh pemilik atau perusahaan kepada calon pembeli.

Pelayanan merupakan rasa yang menyenangkan yang diberikan kepada

orang lain disertai keramahan dan kemudahan dalam memenuhi

kebutuhan mereka. Hal ini ditegaskan dalam surat Al-Imran ayat 159:

Pelayanan diberikan sebagai tindakan atau perbuatan seseorang

atau organisasi untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan atau

nasabah. Artinya karyawan langsung berhadapan dengan pelanggan atau

menetapkan sesuatu dimana pelanggan atau nasabah sudah tahu

tempatnya atau pelayanan melalui telepon. Tindakan yang dilakukan

guna memenuhi kebutuhan pelanggan akan suatu produk atau jasa yang

mereka butuhkan.23

Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller definisi jasa

sebagai berikut: “Jasa atau layanan (service) adalah semua tindakan atau

kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihal lain yang pada

intinya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun.”24

Adrian Payne mengemukakan jasa adalah “aktivitas ekonomi

yang mempunyai sejumlah elemen (nilai atau manfaat) intangibel yang

berkaitan dengannya, yang melibatkan sejumlah interaksi dengan

konsumen atau dengan barang-barang milik, tetapi tidak menghasilkan

tranfer kepemilikan.”

Sedangkan menurut Christian Gronross jasa adalah “proses yang

terdiri atas serangkaian aktivitas intangibel yang biasanya (namun tidak

harus selalu) terjadi pada interaksi antara pelanggan dan karyawan jasa

22

Sedyana,Perilaku Konsumen, Presko, Bandung, 1995, hlm 21. 23

Kasmir,Etika Customer Service, PT. Raja Grafindo, Jakarta 2005, hlm. 15. 24

(15)

dan atau sumber daya fisik atau barang dan atau sistem penyedia jasa,

yang disediakan sebagai solusi atas masalah pelanggan.”25

b. Bentuk-bentuk pelayanan

Menurut Moenir ada 3 macam yaitu :26

1) Layanan dengan lisan

Layanan dengan lisan dilakukan oleh petugas-petugas

dibidang hubungan masyarakat. Bidang layanan informasi dan

bidang-bidang lain yang tugasnya memberikan penjelasan kepada

siapapun yang memerlukan.

2) Layanan melalui tulisan

Layanan melalui tulisan merupakan bentuk layanan yang

paling menonjol dalam pelaksanaan tugas. Pada dasarnya layanan

melalui tulisan cukup efisien terutama bagi layanan jarak jauh

karena faktor biaya.

3) Layanan bentuk perbuatan

Layanan dalam bentuk perbuatan ini memerlukan keahlian

dan ketrampilan yang sangat menentukan terhadap hasil perbuatan

atau pekerjaan yang sangat menentukan terhadap hasil perbuatan

atau pekerjaan dan faktor kecepatan dalam pelayanan menjadi

dambaan setiap nasabah, disertai dengan kualitas hasil yang

memadai.

c. Kualitas pelayanan

Dalam memasarkan produknya perusahaan selain harus memiliki

strategi pemasaran untuk mencapai tujuannya juga harus mempunyai

kualitas pelayanan yang baik pula supaya dapat meraih pelanggan.

Kualitas pelayanan merupakan suatu bentuk penilaian konsumen

terhadap tingkat pelayanan yang diterima (perceived service) dengan

25

Ibid., hlm. 39-43 26

(16)

tingkat layanan yang diharapkan (expected service). Kualitas pelayanan

adalah segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan guna

memenuhi harapan konsumen. Pelayanan dalam hal ini diartikan sebagai

jasa atau service yang disampaikan oleh pemilik jasa yang berupa

kecepatan, kemudahan, akurasi pelayanan, kesopanan, keramahan, dan

banyaknya fasilitas pendukung seperti komputer, lokasi, ruang tempat

pelayanan, tempat parker, ketersediaan informasi, dan atribut

pendukung pelayanan lainnya seperti ruang tunggu ber AC, kebersihan,

dan lain-lain.27

Kualitas pelayanan (service quality) didefinisikan sebagai

penilaian pelanggan atas keunggulan atau keistimewaan suatu produk

atau layanan secara menyeluruh. Kualitas adalah seluruh ciri serta sifat

suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuan untuk

memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat. Ini

merupakan definisi kualitas yang berpusat pada konsumen, seorang

produsen dapat memberikan kualitas bila produk atau pelayanan yang

diberikan dapat memenuhi atau melebihi harapan konsumen. Pelayanan

adalah semua tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu

pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak

mengakibatkan kepemilikan apapun. Menurut Parasuraman service

quality didefinisikan sebagai seberapa jauh perbedaan antara kenyataan

dan harapan pelanggan atas layanan yang mereka terima atau peroleh.28

Sedangkan menurut beberapa pakar marketing kualitas pelayanan

didefinisikan sebagai berikut:

27

Philip Kotler, Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi 13 Jilid II, Erlangga, Jakarta,2009, hlm. 50.

28

(17)

1) Service Quality is the total composite product and service

characteristic of marketing and maintenance through which the

service in use will meet the expectation of the customer.29

2) Service Quality is the totality of features and characteristics of a

producer service that bear on its ability to satisfy stated or implied

needs.30

3) A quality product which is most economical, always satisfactory to

the consumer, as a meeting the needs of customer, freedom from

deficiencies, and the constant attainment of customer satisfication.31

Kotler dan Keller menyatakan bahwa kualitas pelayanan harus

dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi

pelanggan, dimana persepsi pelanggan terhadap kualitas pelayanan

merupakan penilaian menyeluruh atas keunggulan suatu pelayanan.

Kualitas pelayanan adalah “upaya yang dilakukan oleh produsen atau

perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen sekaligus

membuat mereka tetap merasa nyaman dan ingin selalu menggunakan

produknya sehingga mencapai titik kepuasan tertentu dengan

memperhatikan berbagai faktor yang adadi dalamnya.”

Kualitas pelayanan adalah “upaya yang dilakukan oleh produsen

atau perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen

sekaligus membuat mereka tetap merasa nyaman dan ingin selalu

menggunakan produknya sehingga mencapai titik kepuasan tertentu

dengan memperhatikan berbagai faktor yang ada di dalamnya.32

29

Armand F.V. “Total Quality Control”, dalam Ali Hasan, Marketing Bank Syariah, Ghalia

Indonesia, Bogor, 2010, hlm. 87. 30

Cyndee Miller,“Moving Production to Services”, dalamIbid, hlm. 87. 31

Saskin M, and Kisser, “Putting Total Quality Management to Work”, dalamIbid, hlm. 87.

32

Utami, A. 2004. Pengaruh Faktor-faktor Kualitas Jasa terhadap Kepuasan Nasabah, Study Kasus

(18)

Konsep kualitas pelayanan selalu berkembang dari waktu ke

waktu. Pada dasarnya kualitas pelayanan merupakan hasil dari

perbandingan yang dibuat oleh konsumen (nasabah) antara pengharapan

akan jasa yang mereka terima dengan persepsi nasabah ketika suatu jasa

telah diterima. Kualitas pelayanan menjadi suatu keharusan agar mampu

bertahan dan tetap mendapat kepercayaan nasabah. Gronroos

mengemukakan sebuah konsep yang menekankan pada dua dimensi

utama dari kualitas.

Salah satu model kualitas jasa yang paling populer danhingga ini

masih dijadikan acuan dalam riset pemasaran adalah model SERVQUAL

(Service Quality) yang dikembangkan oleh Parasuraman.33 SERVQUAL

dibangun atas adanya perbandingan dua faktor utama, yaitu persepsi

pelanggan atas layanan yang nyata mereka terima (Perceived Service)

dengan layanan yang sesungguhnya diharapkan (Expected Service).

Dalam salah studi mengenai studiSERVQUALoleh Parasuraman

yang melibatkan 800 pelanggan (yang terbagi dalam empat perusahaan)

berusia 25 tahun ke atas, disimpulkan bahwa terdapat lima dimensi

SERVQUALsebagai berikut:

1) Berwujud (Tangible): meliputi fasilitas fisik (gedung, gudang, dan

lain-lain), perlengkapan dan peralatan yang digunakan (teknologi),

serta penampilan pegawainya.

2) Keandalan (Reliability): pemberian pelayanan yang sesuai dengan

yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya.

3) Ketanggapan (Responsiveness): membantu dan memberikan

pelayanan yang cepat dan tepat kepada pelanggan, dengan

penyampaian informasi yang jelas.

33

(19)

4) Jaminan dan Kepastian (Assurance): pengetahuan, kesopan

santunan, dan kemampuan para pegawai.

5) Empati (Empathy): perhatian yang tulus dan bersifat individual atau

pribadi yang diberikan kepada pelanggan.34

Dari kelima dimensi yang ada, penulis mengambil dua dimensi

yang akan digunakan sebagai alat ukur. Diantaranya adalah sebagai

berikut:

1) Berwujud (Tangible), yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam

menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Hal ini meliputi

fasilitas fisik (contoh: gedung, gudang, dan lain-lain), perlengkapan

dan peralatan yang digunakan (teknologi), serta penampilan

pegawainya

2) Tanggapan (Responsiveness), yaitu suatu kebijakan untuk

membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (responsif) dan

tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas.

Dalam perbankan syari’ah juga melayani nasabah yang bukan

beragama Islam. Ajaran Islam mengatakan bahwa diturunkannya agama

Islam adalah untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. Oleh karena itu

tidak ada halangannya untuk melayani nasabah Non-Islam selama hal

itu tidak merugikan kedua belah pihak.35

Sikap melayani merupakan sikap utama dari seorang pemasar.

Sikap melayani yang baik dan sesuai dengan etika islami adalah dengan

bersikap sopan, santun dan rendah hati. Orang yang beriman

diperintahkan untuk bermurah hati, sopan dan bersahabat saat berelasi

dengan mitra bisnisnya.36

34Ibid,

hlm 185. 35

Karnaen Perwataatmadja, dkk., Apa dan Bagaimana Bank Islam, Dana Bhakti Wakaf, Yogyakarta, 1992, hlm 51.

36

(20)

d. Pelayanan dalam Islam

Menurut Didin Hafidudin dan Hermawan Kartajaya menyatakan

terdapat nilai-nilai islami yang harus diterapkan dalam memberikan

pelayanan yang maksimal yaitu:37

1) Profesional (Fathanaah)

Menurut Didin Hafidudin “Profesional adalah bekerja

dengan maksimal dan penuh komitmen dan kesungguhan.” Sifat

profesionalisme digambarkan dalam Al-Quran Surat Al-Israa ayat

84





Artinya:Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya

masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih

benar jalanNya.

Pada ayat diatas artinya, seseorang yang bekerja sesuai

dengan profesinya maka akan menghasilkan sesuatu yang baik bagi

orang lain. Selain itu tidak melupakan akhirat ketika sedang

menjalankan bisnisnya tidak boleh terlalu menyibukkan dirinya

semata-mata untuk mencari keuntungan materi dengan meninggalkan

keuntungan akhirat. sehingga jika datang waktu shalat, mereka wajib

melaksanakannya sebelum habis waktunya.

2) Kesopanan dan Keramahan (Tabligh)

Menurut Hermawan Kertajaya“Tabligh artinya komunikatif dan

argumentatif” Orang yang memiliki sifat tabligh akan menyampaikan

dengan benar dan tutur kata yang tepat. Kesopanan dan keramahan

37

(21)

merupakan inti dalam memberikan pelayanan kepada orang lain. Hal

ini ditegaskan dala Surat Thahaa ayat 44







Artinya: “Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata

-kata yang lemah lembut, Mudah-mudahan ia ingat atau takut".

Maksudnya, apabila melayani seseorang dengan sopan dan

ramah maka orang yang dilayani akan merasa puas. Selain itu

melayani dengan rendah hati (khidmah) yaitu sikap ramah tamah,

sopan santun, murah senyum, suka mengalah, namun tetap penuh

tanggung jawab.

3) Jujur (Sidiq)

Jujur yaitu tidak pernah berdusta dalam melakukan segala kegiatan

transaksi. Menurut Hermawan Kartajaya“Jujur adalah kesesuaian

antara berita yang disampaikan dan fakta, antara fenomena dan yang

diberitakan, serta bentuk dan substansi.” Tidak menipu (Al-Kadzib)

yaitu suatu sikap yang sangat mulia dalam menjalankan bisnisnya

adalah tidak pernah menipu. seperti praktek bisnis dan dagang yang

diterapkan oleh Rasulullah SAW adalah tidak pernah menipu.38

4) Amanah

Amanah berarti memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan setiap

tugas dan kewajiban. Menurut M. Ismail Susanto menyatakan bahwa

“Amanah berarti terpercaya dan bertanggung jawab.” Allah

berfirman dalam surat an-Nissa ayat 58:

38

(22)

                                           



Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan

amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu)

apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu

menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran

yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha

mendengar lagi Maha melihat.”

Ayat diatas menegaskan kepada setiap manusia untuk

menyampaikan amanat kepada orang yang berhak menerimanya.

Sifat amanah harus dimiliki oleh setiap muslim. Amanah dapat

diaplikasikan dalam bentuk pelayanan yang optimal dan ihsan

(berbuat yang terbaik), termasuk yang memiliki pekerjaan yang

berhubungan dengan pelayanan bagi masyarakat.39

4. Kepercayaan

a. Pengertian

Kepercayaan (trust) merupakan kesediaan (willingness) individu

untuk mengantungkan dirinya pada pihak lain yang terlibat pertukaran

karena individu mempunyai keyakinan (confidence) terhadap pihak lain.

Sedangkan Krech menyatakan bahwa kepercayaan merupakan gambaran

sikap untuk menerima suatu pernyataan atau pendirian tanpa

menunjukkan sikap pro atau kontra. Kepercayaan lebih mudah untuk

tumbuh di antara orang-orang yang memiliki kapentingan dan tujuan

yang sama, sehingga lebih mudah untuk mengubah kepercayaan individu

daripada mengubah kepercayaan suatu kelompok.40

39

Ibid, hlm. 98. 40

(23)

Kepercayaan merupakan bagian dari sikap. Sikap terdiri dari

aspek kognitif, afektif dan konasi. Kepercayaan adalah aspek yang

dibentuk dalam kognitif. Sikap itu sendiri merupakan suatu perilaku pasif

yang tidak kasat mata, namun tetap akan mempengaruhi perilaku aktif

yang kasat mata. Dengan adanya kepercayaan, seorang individu akan

bersedia mengambil risiko yang mungkin terjadi dalam hubungannya

dengan pihak lain. Ketergantungan pada pihak lain selalu terlibat dengan

tingkat kepercayaan.

Lau dan Lee, mendefinisikan kepercayaan sebagai kesediaan

(willingness) seseorang untuk menggantungkan dirinya pada pihak lain

dengan resiko tertentu. Ke-percayaan juga diartikan sebagai kesediaan

seseorang untuk menggantungkan dirinya pada pihak lain yang terlibat dalam

pertu-karan karena ia mempunyai keyakinan (confidence) kepada pihak lain

tersebut.

Salah satu aspek yang tidak kalah penting untuk menjaga agar

nasabah tetap loyal adalah kepercayaan. Pernyataan tersebut di-perkuat

dengan pendapat para ahli yang menyatakan bahwa kepercayaan merupakan

sa-lah satu unsur penting dalam loyalitas nasabah, kepercayaan sebagai dasar

penting untuk membangun dan memelihara hubungan jangka panjang.

Kepercayaan merupakan modal penting dalam meningkatkan loyalitas

nasabah terutama dalam membangun hubungan jangka panjang, sehingga

kepercayaan memegang peranan penting dalam keberlangsungan perusahaan

untuk waktu yang akan datang.41

Morgan dan Hunt mengemukakan bahwa kepercayaan merupakan

elemen penting yang mempengaruhi tingkat loyalitas pelanggan.

Kepercayaan terhadap penyedia jasa akan meningkatkan loyalitas konsumen

terhadap penyedia jasa, semakin tinggi tingkat kepercayaan konsumen

terhadap penyedia jasa maka semakin tinggi pula tingkat loyalitas yang

41

(24)

mereka miliki dan sebaliknya apabila konsumen tidak memiliki kepercayaan

terhadap penyedia jasa tentunya konsumen melakukan perpindahan terhadap

penyedia jasa lain.

Kepercayaan merupakan suatu hal yang penting bagi sebuah

komitmen atau janji, dan komitmen hanya dapat direalisasikan jika suatu

saat berarti. Keyakinan atau kepercayaan adalah faktor penting yang

dapat mengatasi krisis dan kesulitan antara rekan bisnis selain itu juga

merupakan asset penting dalam mengembangkan hubungan jangka

panjang antar organisasi. Suatu organisasi harus mampu mengenali

faktor-faktor yang dapat membentuk kepercayaan tersebut agar dapat

menciptakan, mengatur, memelihara, menyokong dan mempertinggi

tingkat hubungan dengan konsumen.42

Kepercayaan nasabah perbankan syari-ah ini mencakup juga

adanya keyakinan akan bagi hasil dimana kedua belah pihak akan berbagi

keuntungan sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati dimana bagi

hasil mensyaratkan kerjasama pemilik modal dengan usaha/kerja untuk

kepentingan yang saling menguntungkan kedua belah pi-hak, sekaligus untuk

masyarakat. Selain itu adanya ketaatan terhadap perintah agama dan

pemahaman terhadap prinsip-prinsip syariah Islam dengan baik,

menunjukkan bahwa nasabah berorientasi kepada kebahagiaan yang bersifat

ukhrawi(akhirat).

Kepercayaan nasabah terhadap bank merupakan faktor penting yang

mempengaruhi loyalitas nasabah karena pada dunia perbankan kepercayaan

adalah faktor yang sangat penting. Dengan adanya kepercayaan nasabah

yang tinggi terhadap bank maka bank dapat menghimpun dana sebanyak

mungkin dari nasabah dan nasabah akan selalu meliliki sifat yang loyal

terhadap bank tersebut.43

42

Moenir.,Op.Cit.56 43

(25)

b. Dimensi Kepercayaan

Untuk menentukan trust level tidak dapat hanya menanyakan

apakah individu percaya atau tidak percaya kepada pihak lain.

Kepercayaan merupakan manifestasi dari berbagai persepsi yang

berkembang dalam pemikiran manusia. Persepsi tersebut dikelompokkan

dalam beberapa dimensi. Dimensi merupakan komponen-komponen yang

diukur dari suatu objek.44

Menurut Robbins , dimensi trust terdiri dari lima bagian, yaitu :

1) Integrity, yakni individu yakin bahwa pihak lain akan berlaku jujur

dan berlaku sebenarnya.

2) Competence, yakni memiliki pengetahuan dan keahlian teknik

interpersonal.

3) Consistency, yakni reliabilitas, prediktibilitas dan keputusan tepat

dari individu dalam menghadapi situasi tertentu.

4) Loyalty, yakni kemauan untuk melindungi nama baik orang lain.

5) Opennes, yakni seseorang yang percaya memiliki kemauan untuk

berbagi ide, pemikiran, dan perasaan kepada pihak lain.

Sedangkan menurut Mayer, dimensi kepercayaan(trust)antara lain :

1) Kemampuan (ability), yakni kompetensi yang dimiliki untuk

mempengaruhi mengotorisasi wilayah spesifik.

2) Kebaikan hati (benevolence), yakni kemauan untuk memberikan

kepuasan yang saling menguntungkan antara satu pihak dan pihak

lainnya.

3) Integritas (integrity), mengacu pada perilaku yang dapat

dipertanggungjawabkan faktualitasnya.45

44

Arikunto,Op.Cit, hlm. 20 45

(26)

5. Preferensi a. Pengertian

Preferensi berasal dari kata prefer yang berarti kesukaan atau

kecenderungan seseorang untuk memilih sesuatu.46Preferensi konsumen

dapat diketahui dengan mengukur tingkat kegunaan atau nilai penting

pada setiap produk atau jasa.Penilaian terhadap produk atau jasa

menggambarkan sikap konsumen terhadap produk atau jasa tersebut,

sehingga dapat mencerminkan preferensi konsumen dalam

menggunakan atau mengkonsumsi suatu produk atau jasa. Ada beberapa

langkah yang harus dilaluisampai konsumen membentuk preferensi,

yaitu :

1) Pertama, diasumsikan bahwa konsumen melihat produk

sebagaisekumpulan atribut. Konsumen yang berbeda memiliki

persepsi yangberbeda tentang atribut apa yang relevan.

2) Kedua, tingkat kepentingan atribut berbeda-beda sesuai denga

kebutuhan dan keinginan masing-masing. Konsumen memiliki

penekanan yang berbeda-beda dalam atribut apa yang paling

penting.

3) Ketiga, konsumen mengembangkan sejumlah kepercayaan tentang

letak produk pada setiap atribut.

4) Keempat, tingkat kepuasan konsumen terhadap produk akan

beragam sesuai dengan perbedaan atribut.

5) Kelima, konsumen akan sampai pada sikap terhadap merek yang

berbeda melalui prosedur evaluasi. Preferensi konsumen jelas

berhubungan erat dengan permasalahan penetapan pilihan, sikap

46

(27)

dasar yang digunakan untuk menerangkan pilihan menentukan

tingkah laku individu dalam masalah penetapan pilihan.47

Terdapat tiga sifat dasar yang berhubungan dengan pilihan

rasional terhadap preferensi dalam membuat atau menyusun semua

rangking, kondisi atau situasi mulai dari yang paling disukai hingga

yang paling tidak disukai, yaitu :

1) Kelengkapan ( completeness ) Jika A dan B adalah dua kondisi,

maka tiap orang harus bisa menspesifikasikan : A lebih disukai dari

pada B, atau sebaliknya, atau sama-sama disukai.

2) Transitivitas ( transivity ) Jika seseorang mengatakan bahwa dia

lebih suka A dari pada B, dan B lebih disukai dari pada C, maka dia

harus lebih menyukai A dari pada C.

3) Kontinuitas ( continuity ) Jika seseorang mengatakan A lebih

disukai daripada B, maka situasi yang mirip dengan A harus lebih

disukai dari pada B.48

6. Tabungan

Menabung adalah tindakan yang dianjurkan oleh Islam, karena

dengan menabung berarti seorang muslim mempersiapkan diri untuk

pelaksanaan perencanaan masa depan yang akan datang sekaligus untuk

menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan. Allah telah berfirman dalam

Al-Qur'an surat An-Nisa ayat 9 yang berbunyi :

                             47

Simamora, 2002 hlm. 88 48

(28)

Artinya : "Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang

seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang

mereka khawatirkan terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu,

hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka

mengucapkan perkataan yang benar."

Dan juga dalam surat Al-Baqarah ayat 266

                                                            

Artinya : "Apakah ada salah seorang diantara kamu yang ingin

mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir dibawahnya

sungai-sungai dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buahbuahan,

kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai

keturunan yang masih kecil-kecil (lemah)…"

Kedua ayat diatas memerintahkan kita untuk bersiap-siap dan

mengantisipasi masa depan keturunan, baik secara rohani (iman dan takwa)

maupun secara ekonomi harus dipikirkan langkah-langkah perencanaannya.

Salah satu langkah perencanaan adalah dengan menabung. Hadits Nabi

Muhammad SAW bahkan mengajarkan sikap hemat ini sebagai kiat untuk

mengantisipasi kekurangan yang dialami oleh seseorang pada suatu waktu.

Sabda beliau : "Tidak akan kekurangan bagi orang yang berlaku hemat."

(HR. Ahmad) Bersikap hemat tidak berarti harus kikir dan bakhil. Hemat

berarti membeli untuk keperluan tertentu secukupnya dan tidak berlebihan.

(29)

sehingga untuk keperluan sendiri yang pokokpun sedapat mungkin ia

hindari, apalagi memberikan kepada orang lain.

a. Macam-macam tabungan

Menurut Hasan Abdullah al-Amin, tabungan dibagi menjadi dua macam

yaitu :

1) Tabungan Wadi'ah

Tabungan wadi'ah merupakan titipan dana yang tiap waktu dapat

ditarik pemilik atau anggota dengan cara mengeluarkan semacam surat

berharga pemindah bukuan dan perintah membayar lainnya.

Tabungan wadi'ah ada 2 macam :

a) Wadi'ah amanah, titipan dana zakat, infak, shodaqoh.

b) Wadi'ah yadhamanah, titipan ini akan mendapatkan bonus dari

bank syari'ah, jikalau bank syari'ah mengalami keuntungan.

2) Tabungan mudharobah

Pengertian mudhorobah secara teknis adalah akad kerha sama

usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul mal)

menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak yang lainnya

sebagai pengelola. Keuntungan usaha secara mudhorobah dibagi

menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan

apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian bukan

akibat kelalaian si pengelola. Landasan dasar Syari'ah Al-Mudhorobah

lebih mencerminkan anjuran untuk melakukan usaha. Hal ini tampak

dalam Al-Qur'an surat Al-Jumu'ah ayat 10 yang berbunyi :



(30)

Artinya : "Apabila telah ditunaikan sholat maka bertebaranlah kamu

dimuka bumi dan carilah karunia Allah SWT…"(Depag, 2000 : 442)

Ayat diatas menjelaskan bahwa kaum muslimin di suruh untuk

melakukan upaya perjalanan usaha untuk mencari rizki di muka bumi.

Tabungan mudhorabah merupakan tabungan pemilik dana yang

penyetorannya dan penarikannya dapat dilakukan sesuai dengan

perjanjian yang telah disepakati sebelumnya. Pada tabungan

mudharabah tidak diberikan bunga sebagai pembentukan laba bagi bank

Islam tetapi diberikan bagi hasil. Macam-macam tabungan mudhorabah

yaitu :

a) Tabungan Idul Fitri

b) Tabungan Idul Qurban

c) Tabungan Haji

d) Tabungan Pendidikan

e) Tabungan Kesehatan

Manfaat mudhorobah:

a) Bank akan menikmati peninkatan bagi hasil pada saat keuntungan

usaha nasabah meningkat.

b) Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah

pendanaan secara tepat, tetapi disesuaikan dengan hasil kerja usaha

bank sehingga bank tidak akan pernah mengalaminegative spread.

c) Pengambilan pokok pembiayaan disesuaikan dengancash flow arus

kas usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah.

d) Bank akan lebioh selektif dan hati-hati mencari usaha yang

benar-benar halal, aman dan menguntungkan karena keuntungan yang

kongkret dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan.

e) Prinsip bagi hasil dalam mudhorobah ini berbeda dengan prinsip

(31)

(nabasah) satu jumlah bunga tetap beberapa pun keuntungan yang

dihasilkan nasabah, sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi.

b. Manfaat Menabung

1) Bagi Bank

Penghimpun dana yang berhasil di kumpulkan oleh bank akan

disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Dari

kredit inilah bank akan memperoleh keuntungan dari bagi hasil yang

telah di tetapkan.

2) Bagi Nasabah

a) Memperoleh bagi hasil dari uang yang di tabung

b) Dapat digunakan sebagai jaminan di masa yang akan datang.

c) Kebutuhan manusia dari waktu ke waktu akan semakin

kompleks,

d) demikian pula pada masa yang akan datang.Namun pendapatan

e) yang diperoleh belum mampu menutup pertambahan kebutuhan

tersebut, maka untuk jaminannya seseorang perlu menabung.

f) Mendidik masyarakat untuk tidak hidup konsumtif. Dengan

menabung di hrapkan masyarakat lebih bersikap hemat dalam

membelanjakan uangnya.49

7. BMT(Baitul maal wa tamwil)

a. Pengertian

BMT merupakan kependekan dari baitul mal wal tamwil atau

dapat juga ditulis dengan baitul maal wa baitul tanwil. Secara

harfiah/lughowibaitul maalberarti rumah dana danbaitul tanwilberarti

rumah usaha. Dimana baitul maal berfungsi untuk mengumpulkan

sekaligus mentasyarufkan dana sosial. Sedangkan baitul tanwil

merupakan lembaga bisnis. Dari pengertian tersebut dapat ditarik suatu

49

(32)

pengertian yanng menyeluruh bahwa BMT merupakan organisasi bisnis

yang juga berperan sosial.50

BMT adalah sebuah lembaga yang tidak saja berorientasi bisnis

tetapi juga sosial, juga lembaga yang tidak melakukan pemusatan

kekayaan pada sebagian kecil orang pemilik modal dengan penghisapan

pada mayoritas orang (anggota, peminjam yang mayorita usaha kecil

dan mikro), tetapi lembaga yang kekayaannya terdistribusi dan untuk

menolong kelompok mayoritas yakni pengusaha kecil atau mikro.51

Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

BMT adalah sebuah lembaga yang tidak saja berkecimpung dalam

bisnis saja tetapi juga sosial.

b. Visi BMT Dalam Konteks Pedagang Pasar

Visi BMT harus mengarah pada upaya untuk mewujudkan BMT

menjadi lembaga yang mampu meningkatkan kualitas ibadah anggota

(ibadah dalam arti yang luas), sehingga mampu berperan sebagai wakil

pengabdi Allah SWT, memakmurkan kehidupan anggota pada

khususnya dan masyarakat pada umumnya. Misi BMT adalah

membangun dan mengembangkan tatanan perekonomian dan struktur

masyarakat madani yang adil berkemakmuran, berkemajuan, serta

makmur maju berkeadilan berlandaskan syariah dan ridho Allah SWT.52

c. Tujuan dan Prinsip BMT Dalam Konteks Pedagang Pasar

1) Tujuan

a) Kebijakan ekonomi pemerintah yang kurang berpihak pada

pemberdayaan ekonomi kerakyatan sehingga rasa keadilan dan

kesejahteraan ekonomi ummat masih jauh dari harapan.

50

Muhammad Ridwan, Op. Cit. hlm. 126 51Ibid.

hlm. 126 52Ibid.

(33)

b) Meningkatkan pemberdayaan ekonomi, khususnya dikalangan

usaha kecil dan menengah melalui system syariah.

c) Mendorong kehidupan ekonomi syariah dalam kegiatan usaha

mikro, UKM khususnya di Indonesia.

d) Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk bermuamalah

secara syariat dalam kehidupan kesehariannya termasuk dalam

berbisnis.53

2) Prinsip

Adapun dalam melaksanakan usahanya dalam menjadikan

pedagang pasar sebagai anggota, BMT berpegang teguh pada

prinsip utama sebagai berikut:

a) Kekeluargaan, yakni mengutamakan kepentingan bersama

diatas kepentingan pribadi. Semua pengelola pada setiap

tingkatan, pengurus dengan semua lininya serta anggota,

dibangun rasa kekeluargaan, sehingga akan tumbuh rasa saling

melindungi dan menanggung.

b) Kebersamaan, yakni kesatuan pola pikir, sikap dan cita-cita

antar semua elemen BMT. Antara pengelola dengan pengurus

harus memilki satu visi dan bersama-sama anggota untuk

memperbaiki kondisi ekonomi sosial.

c) Kemandirian, yakni mandiri diatas semua golongan politik.

Mandiri berarti juga tidak tergantung dengan dana-dana

pinjaman dan bantuan tetapi senantiasa proaktif untuk

menggalang dana masyarakat sebanyak-banyaknya.54

8. Pedagang Pasar

Pedagang adalah orang yang melakukan perdagangan,

memperjualbelikan barang yang tidak diproduksi sendiri, untuk memperoleh

53

Sholahudin,“Ekonomi Islam”.Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2006. hlm.75 54

(34)

suatu keuntungan. Pedagang dapat dikategorikan menjadi:Pedagang grosir,

beroperasi dalam rantai distribusi antara produsen dan pedagang eceran.

Pedagang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dibagi atas dua

yaitu : pedagang besar dan pedagang kecil .Pedagang kecil adalah pedagang

yang menjual barang dagangan dengan modal yang kecil.

Menurut UU Nomor 29 Tahun 1948 , Pedagang adalah orang atau

badan membeli , menerima atau menyimpan barang penting dengan maksud

untuk di jual diserahkan , atau dikirim kepada orang atau badan lain , baik

yang masi berwujud barang penting asli , maupun yang sudah dijadikan

barang lain.

Dari beberapa pengertian yang di uraikan tersebut dapat diterangkan

bahwa pedagang pasar adalah orang yang melakukan perdagangan,

memperjualbelikan barang yang tidak diproduksi sendiri, untuk memperoleh

suatu keuntungan yang menempatkan usahanya di pasar.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang relevan dengan pembahasan dalam penelitian ini

Diantaranya adalah:

Pertama, yaitu jurnal yang ditulis olehIka ratna, yang berjudul “Pengaruh

Tingkat Kepercayaan, Bagi Hasil, Kesesuaiaan Hukum Syariah, Reputasi Bank,

dan Perolehan Informasi terhadap Keinginan Menambah Tabungan

Mudharabah di Bank Rakyat Indonesia Syariah Cabang Jember “ bahwasannya

hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan, bagi hasil, kesesuaian

hukum syariah, reputasi bank dan perolehan informasi berpengaruh secara positif

dan signifikan terhadap keinginan menambah tabungan mudharabah pada BRI

(35)

adalah 24,5%, kesesuaian hukum syariah adalah 22,5%, reputasi bank 26,5%,

dan perolehan informasi adalah 17,8%.55

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya adalah sebagai

berikut: 1. Penelitian ini dilakukan pada satu bank syariah saja sehingga tidak

dapat membandingkan hasil penelitian yang telah diperoleh. Untuk penelitian

selanjutnya akan lebih baik jika menggunakan dua atau lebih bank syariah

sebagai objek penelitian, sehingga dapat membandingkan pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen antara satu Bank Syariah dengan Bank

Syariah yang lain. 2. Fokus penelitian hanya terpusat pada produk pendanaan

bank syariah yang berupa tabugan mudharabah saja. Untuk penelitian

selanjutnya akan lebih baik jika menggunakan lebih dari satu jenis produk

penghimpunan dana maupun pembiayaan di Bank Syariah 3. Adanya lima

pilihan jawaban kuesioner membuat para responden cenderung menjawab netral

ketika mereka jawaban yang diperoleh cenderung kurang akurat. Untuk

penelitian selanjutnya akan lebih baik jika menggunakan empat pilihan jawaban

pada kuesioner dengan menghapus jawaban netral, sehinnga jawaban yang

diperoleh cenderung kurang akurat. 4. Skala yang digunakan pada variabel

keinginan menambah tabungan mudharabah tidak menggunakan rentang

nominal, sehingga sulit terdeteksi. Untuk penelitian selanjutnya akan lebih baik

jika mengggunakan skala nominal pada variabel keinginan menambah tabungan

mudharabah tidak menggunakan rentang nominal, sehingga setiap kenaikan

maupun penurunan dapat terdeteksi secara tepat.

Kedua, yaitu jurnal yang ditulis oleh I Putu Wira dan I Wayan Santika

yang berjudul Pengaruh Kepercayaan Nasabah, Bauran Produk Dan Bauran

Lokasi Terhadap Transaksi Nasabah” Berdasarkan hasil analisis penelitian dan

hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan,

55

(36)

yaitu 1) Variabel kepercayaan nasabah berpengaruh positif dan signifikan

terhadap transaksi nasabah pada Koperasi di Kecamatan Penebel Tabanan.

Semakin meningkat kepercayaan nasabah maka transaksi nasabah juga semakin

meningkat. 2) Variabel bauran produk berpengaruh positif dan signifikan

terhadap transaksi nasabah pada Koperasi di Kecamatan Penebel Tabanan.

Semakin baik bauran produk maka transaksi nasabah juga semakin meningkat. 3)

Variabel bauran lokasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap transaksi

nasabah pada Koperasi di Kecamatan Penebel Tabanan. Semakin strategis lokasi

maka transaksi nasabah semakin meningkat. Berdasarkan hasil analisis

penelitian, hasil pembahasan, dan kesimpulan maka saran yang dapat diberikan,

yaitu 1) Pemilik Koperasi di Kecamatan Penebel Tabanan sebaiknya

memperhatikan kepercayaan nasabah, agar nasabah merasa percaya transaksi

yang mereka lakukan di Koperasi di Kecamatan Penebel Tabanan tidak terdapat

unsur kecurangan. 2) Pemilik Koperasi di Kecamatan Penebel Tabanan

sebaiknya memperhatikan bauran produk mereka, agar produk produk tabungan

yang dikeluarkan oleh Koperasi di Kecamatan Penebel Tabanan dapat menjadi

pilihan Penebel Tabanan sebaiknya memperhatikan lokasi yang mereka pilih

untuk mendirikan koperasi agar masyarakat mudah dalam mengakses koperasi

tersebut baik dengan kendaraan umum maupun pribadi.56

Ketiga, yaitu jurnal yang ditulis oleh Neng Kamarni, SE, M.Si., yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Masyarakat Dalam

Berhubungan Dengan Bank Syariah Di Kota Padang” Setelah dilakukan analisis

diskriminan dapat disimpulkan bahwa variable yang dapat membedakan,

mengelompokan dan mengidentifikasi suatu objek, kemudian menganalisa

perbedaan kelompok tersebut tersebut adalah agama, jenis pekerjaan, tingkat

pendapatan, tingkat pengeluaran, pengetahuan tentang keberadaan Bank Syariah,

preferensi terhadap Bank Syariah, pengetahuan produk dan mekanisme Bank

56

(37)

Syariah. Validitas pertanyaan dalam penelitian ini terlihat dari kesembilan

pertanyaan dimana tingkat pendidikan, pengetahuan tentang keberadaan Bank

Syariah, pengetahuan produk dan mekanisme Bank Syariah valid. Sehingga hasil

data hasil angket memiliki tingkat reliabilitas yang baik, atau dengan kata lain

data hasil angket dapat dipercaya. Variabel agama tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap minat masyarakat. Kemungkinan masyarakat yang beragama

nonmuslim mempunyai peluang 0,175 kali bila dibandingkan dengan masyarakat

yang mempunyai agama muslim. Variabel Pekerjaan berpengaruh secara

signifikan terhadap minat masyarakat. Kemungkinan masyarakat yang

mempunyai tingkat pekerjaan yang rendah mempunyai peluang 0,010 kali bila

dibandingkan dengan masyarakat yang mempunyai tingkat pekerjaan yang

tinggi. Variabel Tingkat pendapatan berpengaruh secara signifikan terhadap

minat masyarakat. Kemungkinan masyarakat yang mempunyai tingkat

pendapatan rendah mempunyai peluang 0,084 kali bila dibandingkan dengan

masyarakat yang mempunyai tingkat pendapatan tinggi.

Variabel Tingkat pengeluaran berpengaruh secara signifikan terhadap

minat masyarakat. Kemungkinan masyarakat memiliki tingkat pengeluaran yang

rendah mempunyai peluang 0,126 kali bila dibandingkan dengan masyarakat

memiliki tingkat pengeluaran yang tinggi. Pengetahuan tentang keberadaan bank

syariah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat masyarakat.

Kemungkinan masyarakat yang tidak tahu tentang keberadaan bank syariah

mempunyai peluang 0,486 kali bila dibandingkan dengan masyarakat yang tahu

tentang keberadaan bank syariah. Variabel Preferensi terhadap bank syariah

berpengaruh secara signifikan terhadap minat masyarakat. Kemungkinan

masyarakat yang memiliki preferensi rendah terhadap bank syariah mempunyai

peluang 0,175 kali bila dibandingkan dengan masyarakat memiliki preferensi

tinggi terhadap bank syariah. Variabel Pengetahuan produk dan mekanisme bank

syariah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat masyarakat.

(38)

syariah mempunyai peluang 0,175 kali bila dibandingkan dengan masyarakat

yang tahu tentang produk dan mekanisme bank syariah.57

Keempat, yaitu jurnal yang ditulis oleh Farida Yulianti yang berjudul

“Apresiasi Nasabah Terhadap Produk Perbankan Syariah Di Kota

Banjarmasin” yang hasilnya sebagai berikut: Berdasarkan hasil analisis dari

keseluruhan data yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan bahwa nasabah

berdasarkan karakteristiknya (umur, jenis kelamin, pekerjaan, agama,

penghasilan, pendidikan) secara umum tidak mempunyai perbedaan dalam

memberikan apresiasi terhadap semua produk pembiayaan bank syariah, yang

dibuktikan dengan nilai x2 untuk seluruh variable (produk syariah, manfaat

produk syariah, pengetahuan produk syariah, bagi hasil bank syariah, komunikasi

bank syariah, pelayanan bank syariah, lokasi bank syariah, ketelitian bank

syariah, keamanan bank syariah, kenyamanan lingkungan bank syariah)

signifikan pada taraf 0,5%. Sedangkan factor komunikasi yang dilakukan oleh

bank syariah dikaitkan dengan variabel jenis kelamin dengan x2 hitung sebesar

6,349, dengan Asymp. Sig 0,096, pelayanan bank syariah yang dihubungkan

dengan status pekerjaan nasabah, dimana nilai x2 hitung sebesar 31,406 dengan

Asymp. Sig0,012, manfaat produk syariah, dimana nilaix2hitung sebesar 20,626

dengan Asymp. Sig 0,056, masalah ketelitian oleh pihak bank mutlak harus

diperhatikan.58

Kelima, yaitu jurnal yang ditulis oleh Anita Wijayanti, SE, M.SA., Ak,

Ananda Sabil Hussein, SE, MSM dan Eris Tri Kurniawati, SE, MM., Ak yang

berjudul“Perilaku Nasabah Dalam Bertransaksi Dengan Bank Syariah Di Kota

Malang: Perspektif Theory Of Planned Behaviour” yang hasilnya sebagai

berikut: Terdapat pengaruh yang signifikan dari sikap terhadap perilaku (attitude

57

Neng Kasmarani, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Masyarakt Dalam Berhubungan Dengan Bank Syariah Di Kota Padang,Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, volume 3, Nomor 1, Januari 2012

58

(39)

toward behavior), norma subjektif (subjevtive norm), dan persepsi pengendalian

perilaku (perceived control behavior) terhadap keputusan nasabah untuk

bertransaksi dengan perbankan syariah. Dari ketiga variabel independen, terbukti

bahwa variabel sikap terhadap perilaku (attitude toward behavior) merupakan

varibel yang berpengaruh paling dominan terhadap keputusan nasabah untuk

bertransaksi dengan perbankan syariah.59

C. Paradigma Penelitian

Penelitian pada hakekatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan

kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar

kebenaran dilakukan oleh para filosof, peneliti, maupun oleh para praktisi

melalui model – model tertentu. Model tersebut biasanya dikenal dengan

paradigma. Paradigma menurut Bogdan dan Biklen adalah kumpulan longgar

dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang

mengarahkan cara berfikir dan penelitian.60 Paradigma yang dipakai dalam

penelitian ini adalah paradigma positivisme yaitu Pardigma yang menyatakan

bahwa ilmu didasarkan pada hukum – hukum dan prosedur – prosedur baku.61

menggunakan metode penelitian kuantitatif yang berlandaskan pada filsafat

positivisme. Filsafat positivisme memandang realitas atau gejala atau fenomena

itu dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan

gejala bers

Gambar

Promosi (XGambar 2.11 )

Referensi

Dokumen terkait

Dengan kemampuan profesional manajemen pendidikan, kepala sekolah diharapkan dapat menyusun program sekolah yang efektif, menciptakan iklim sekolah yang kondusif dan

73 Sebagai suatu penelitian kuantitatif, maka dalam penelitian ini digunakan metode analisis data guna memperoleh hasil penelitian mengenai pengaruh profesionalisme

Kompetensi pedagogik guru dan disiplin kerja guru dalam penelitian ini merupakan variabel yang diramalkan mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan Hasil

untuk mengetahui apakah metode spektrofotometri visibel untuk penetapan kadar amoksisilin menggunakan pereaksi asetilaseton dan formalin memenuhi parameter validasi metode

Seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, MTA (Majelis Tafsir Al- Qur’an), LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia), Wahidiyyah, dan sebagainya. Akan tetapi, dalam perbedaan

Maka peneliti perlu memilih data tersebut mana yang relevan dan penting serta yang berkaitan dengan Implementasi akad pembiayaan jual beli kendaraan dengan angsuran

Form Customer menampilkan data customer perusahaan yang terdiri dari nomor. customer, nama, alamat,

Dengan diselesaikannya istana sultan di Medan yang kemudian dikenal sebagai Istana Maimun, maka pusat pemerintahan Kerajaan Deli tidak lagi berada di daerah