• Tidak ada hasil yang ditemukan

TANGGUNG JAWAB WALI TERHADAP ANAK YANG BERADA DI BAWAH PERWALIANNYA (SUATU PENELITIAN DI KOTA BANDA ACEH)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TANGGUNG JAWAB WALI TERHADAP ANAK YANG BERADA DI BAWAH PERWALIANNYA (SUATU PENELITIAN DI KOTA BANDA ACEH)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

TANGGUNG JAWAB WALI TERHADAP ANAK YANG BERADA DI BAWAH

PERWALIANNYA (SUATU PENELITIAN DI KOTA BANDA ACEH)

Zahratul Idami

Fakult as Hukum Universit as Syiah Kuala E-mail: idami_isa@yahoo. com

Abst r act

The r esut of t he r esear ch shows t hat t her e wer e guar di ans who di d not make t he l i st of t he chi l dr en’ s pr oper t y and al so di d not r ecor d al l t he changes of pr oper t y of t he chi l dr en under t heir guar di anshi p when he st ar t ed t he posit ion. Ther e wer e al so t r ust ees who di d not gi ve al l pr oper t y of t he chi l dr en even t houg t heir al r eady r eached t he age of 18 and al r eady get mar r ied. It was caused by some f act or s such as t heir l ack of knowl edge on hi s dut y and r esponsi bi l it y t owar d t he chi l dr en under t heir guar di anshi p, t hei r opi nion t hat t he chi ldr en wer e not capabl e enough t o manage t he money by himsel f due t o t hei r bad at t it ude. Lack of soci al izat ion; mor e f eel i ng of r el at i onshi p; uncl ear of mechani sm of guar di anshi p; unavai l abl eof cont r ol l i ng i nst it ut ion whi ch i s r eal l y consent t o t he guar di anshi p. The ef f or t s can be done: a cont i nous cont r ol l i ng and deep t owar d t he guar di ans and t he chi l dr en under t hei r guar di anshi p. Al so it i s bet t er if t he gover nment make a st r i ct r egul at i on r el at ed t o t he guar di anshi p.

Keywor ds : r esponsi bi l it y, guar di an, guar di anshi p

Abst rak

Hasil penelit ian menunj ukkan Wali ada yang t idak membuat daf t ar hart a benda anak, t idak mencat at , belum menyerahkan seluruh hart a anak, padahal anak t elah berusia di at as 18 t ahun at au t elah menikah. Hal ini disebabkan berbagai f akt or yait u Kurangnya penget ahuan dari wali, pendapat wali bahwa anak memang belum bisa diberikan hart anya karena belum bisa mengat ur at au mengelola uang sendiri, karena adanya sif at boros dalam diri anak t ersebut , Kurangnya sosialisasi; Rasa kekeluargaan yang t inggi; Tidak Jelasnya mekanisme pengawasan t erhadap wali; Belum adanya lembaga Pengawas yang benar-benar konsen t erhadap perwalian. Upaya-upaya: sosialisasi secara kont inyu dan mendalam kepada para wali dan anak-anak yang berada di bawah perwalian, Sebaiknya pemerint ah membent uk lembaga pengawas khusus, membuat at uran yang t egas unt uk mengat ur t ent ang mekanisme pengawasan t erhadap anak dan hart a anak yang berada di bawah perwalian seseorang.

Kat a kunci: t anggung j awab, wali, perwalian

Pendahuluan

Tanggung j awab dan kewaj iban wali t er-hadap anak yang berada di bawah perwalian diat ur pada Pasal 51 ayat (3) sampai dengan ayat (5) UU No. 1 Tahun 1974 t ent ang Pokok-Pokok Perkawinan. Pada ayat (3), wali waj ib mengurus anak yang di bawah penguasaannya dan hart a bendanya dengan sebaik-baiknya de-ngan menghormat i agama dan kepercayaan anak it u, sedangkan ayat (4) mengat ur bahwa wali

Art ikel ini merupakan art ikel hasil penel i t i an yang di bi ayai ol eh APDM-APBA dengan Nomor Kont rak: 226/ H11. 2/ APBM-APBA/ VI/ 2009

(2)

at au belum pernah kawin, kecuali apabila ke-pent ingan anak menghendaki.

Perwalian j uga diat ur dalam ket ent uan yang lain yait u Kompilasi Hukum Islam (KHI) yang mengat ur j uga mengenai kewaj iban wali yait u pada Pasal 110 ayat (1) s. d. (4) yang me-ngat ur bahwa pada wali berkewaj iban mengurus diri dan hart a anak yang di bawah perwaliannya

dan berkewaj iban memberikan bimbingan

agama, pendidikan dan ket erampilan lainnya. Wali dilarang mengikat , membebani dan meng-asingkan hart a anak yang berada di bawah per-waliannya, kecuali mengunt ungkan at au t idak dapat dihindarkan. Selain it u, wali bert anggung j awab t erhadap hart a anak dan menggant i keru-gian yang t imbul sebagai akibat kesalahan at au kelalaiannya. Pert anggungj awaban dari wali ha-rus dibukt ikan dengan pem-bukt ian set iap t ahun sekali.

Ket ent uan Pasal 33 dan Pasal 34 UU No. 23 Tahun 2002 t ent ang Perlindungan Anak j uga menent ukan, bahwa wali yang dit unj uk berda-sarkan penet apan pengadilan at au Mahkamah dapat mewakili anak unt uk melakukan perbuat -an hukum, baik di dalam maupun di luar peng-adilan unt uk kepent ingan yang t erbaik bagi anak. Pada ayat (2) dan (3) mengat ur bahwa wali waj ib mengelola hart a milik anak yang ber-sangkut an unt uk kepent ingan anak dalam mau pun di luar pengadilan unt uk kepent ingan yang t erbaik bagi anak.

Kompilasi Hukum Islam (KHI) sebagai hu-kum mat eriil bagi hakim pengadilan agama me-rupakan pedoman at au ruj ukan dalam mem-buat keput usan berkenaan dengan perkara yang menj adi kompet ensi dari Pengadilan Agama.1 Kompilasi Hukum Islam (KHI) Pasal 1 huruf h di-j elaskan makna perwalian yait u sebagai suat u kewenangan yang diberikan kepada seseorang unt uk melakukan sesuat u perbuat an hukum se-bagai wakil unt uk kepent ingan dan at as nama anak yang t idak mempunyai kedua orang t ua at au orang t ua yang masih hidup t api t idak ca-kap melakukan perbuat an hukum. Pengert ian

1 Ghul am Muhammad, “ Si st em Hukum Kewar isan dal am

Kompil asi Hukum Isl am, War t a Uni vert ar ia” , Maj al ah Il mi ah Uni ver si t as Medan Ar ea, No. 23, 2009, Univer-sit as Medan Area, hl m 67

t ersebut dapat dit af sirkan, bahwa apabila masih ada ibunya, dan dia cakap melakukan perbuat an hukum, maka ibunyalah yang bert indak sebagai wali, t idak perlu dit unj uk orang lain.

Kompilasi Hukum Islam Pasal 109 menga-t ur, bahwa pengadilan agama dapamenga-t mencabumenga-t hak perwalian seseorang at au badan hukum dan memidahkannya kepada pihak lain at as permo-honan kerabat nya bila wali t ersebut pemabuk, penj udi, pemboros, gila dan at au melalaikan at au menyalahgunakan hak dan wewenangnya sebagai wali demi kepent ingan orang yang bera-da di bawah perwaliannya. Tugas bera-dan t anggung j awab wali sebenarnya sangat berat , karena se-seorang wali di samping harus mengurus anak t ersebut j uga harus menj aga dan memelihara hart a benda anak yat im t ersebut . Kewaj ibannya j uga harus mencat at baik pengeluaran dan peru-bahan t erhadap hart a benda anak yang berada di bawah perwaliannya agar hart a t ersebut da-pat diserahkan kembali kepada anak it u pada saat anak dewasa dalam keadaan baik dan j elas, sehingga t idak menimbulkan f it nah. Anak-anak yang masih di bawah umur yang dit inggal oleh orang t uanya oleh hukum dianggap belum cakap unt uk melakukan perbuat an hukum, sehingga baginya diperlukan seorang wali yang akan me-wakilinya dalam mengurus kepent ingannya baik kepent ingan yang bersif at pribadi at aupun ke-pent ingan lain yang berkait an dengan pendidik-an, kesehat an dan lain-lain.

(3)

hart a kekayaannya dikelola oleh wali sesuai de-ngan ket ent uan perat uran perundang-undade-ngan.

Pada t ahun 2008 j uga t elah disahkan Qa-nun No. 11 Tahun 2008 t ent ang Perlindungan Anak. Kewaj iban dan Larangan t erhadap wali j uga diat ur dalam qanun ini yait u dalam Pasal 21 ayat (1) yait u bahwa wali berkewaj iban un-t uk mengasuh anak yang berada di bawah per-waliannya, memberikan bimbingan agama, me-ngupayakan pendidikan dan ket erampilan lain-nya, mengupayakan pelayanan kesehat an; me-ngupayakan t empat t inggal, mengelola hart a milik anak yang berada di bawah perwaliannya, membuat daf t ar hart a benda/ kekayaan milik anak yang berada di bawah perwaliannya pada wakt u memulai j abat annya, mencat at semua perubahan-perubahan hart a benda/ kekayaan anak yang berada di bawah perwaliannya dan menyerahkan seluruh hart a anak yang berada di bawah perwaliannya, j ika anak t ersebut t elah berusia di at as 18 t ahun at au t elah menikah, kecuali anak t ersebut t idak cakap berbuat nurut hukum. Wali dilarang unt uk menj ual/

me-ngalihkan hak/ menggadaikan barang-barang

t et ap yang dimiliki anak yang berada di bawah perwaliannya, kecuali demi kepent ingan anak dan anak yang berada di bawah perwaliannya menghendaki; dan mengikat , membebani dan mengasingkan hart a anak yang berada di bawah perwaliannya, kecuali mengunt ungkan at au j ika t idak dapat dihindari (Pasal 21 ayat (2)).

Wali yang miskin/dhuaf a dapat menggu-nakan hart a anak yang berada di bawah perwa-liannya unt uk memenuhi kebut uhan makanan sehari-hari sebagaimana dit ent ukan Pasal 21 ayat (3). Semua ini diawasi oleh wali pengawas. Dalam qanun t ersebut yang bert indak sebagai wali pengawas adalah Badan Bait ul Mal. Ket en-t uan Pasal 58 menegaskan, bahwa seen-t i ap wali yang mengabai kan kewaj i ban sebagaimana di maksud dal am Pasal 21 ayat (1) dan ayat (2) di pi dana dengan pi dana kurungan pal i ng l ama 6 (enam) bul an dan/ at au denda pal i ng banyak Rp. 50. 000. 000 (l i ma pul uh j ut a ru-pi ah).

Kenyat aan yang ada di kot a Banda Aceh, masih banyak wali yang belum melakukan kewa-j iban dan t anggung kewa-j awabnya sesuai dengan

ke-t enke-t uan yang ke-t elah diake-t ur, misalnya ada wali yang t idak membuat daf t ar hart a benda anak yang berada di bawah kekuasaannya pada wakt u memulai j abat annya mencat at semua perubah-an hart a benda perubah-anak at as perubah-anak-perubah-anak yperubah-ang bera-da di bawah perwalian t ermasuk kerugian yang dit imbulkan karena kesalahan at au kelalaiannya at au kelalaian lainnya, dalam art i bahwa masih banyak wali yang melalaikan kewaj iban dan t anggung j awabnya sesuai dengan ket ent uan yang berlaku. Penelit ian ini adalah penelit ian lanj ut an karena salah sat u hasil penelit ian sebe-lumnya yang dilakukan dengan j udul “ Penet a-pan Perwalian Bagi Anak Korban Tsunami oleh Mahkamah Syar’ iah Kot a Banda Aceh, menun-j ukkan salah sat u hasil wawancara dengan se-orang hakil Mahkamah Syar’ iah Kot a Banda Aceh yait u Haf idhah, mengat akan bahwa “ Perat uran yang t ent ang Perwalian, j angan hanya mengat ur t anggung j awab dari wali saj a t api pengawasan t erhadap wali j uga harus diat ur” .2

Perumusan masalah

Berdasarkan uraian di at as maka penulis t ert arik unt uk membahas mengenai pelaksanaan t anggung j awab wali t erhadap anak yang berada di bawah perwaliannya, Fakt or-f akt or yang me-nyebabkan wali lalai dalam melakukan kewa-j iban dan t anggung kewa-j awab t erhadap anak yang berada di bawah perwaliannya dan upaya hu-kum yang dapat dilakukan t erhadap wali yang melalaikan kewaj iban dan t anggung j awabnya.

Met ode Penelitian

Penelit ian ini dilakukan di Kot a Banda Aceh, lokasi ini dipilih sebagai lokasi penelit ian karena lokasi ini banyak wali yang memohon pe-net apannya sebagai wali di Mahkamah Syar’ iah dan banyak anak yang berada di bawah per-walian yang t elah dit et apkan oleh Mahkamah Syar’ iah Kot a Banda Aceh. Penelit ian ini dila-kukan dalam dua t ahap: per t ama, penelit ian kepust akaan (l i br ar y Resear ch) guna mencari dat a sekunder yait u dengan mempelaj ari

2

Zahr at ul Idami, 2010, Penet apan Per wal i an Bagi Anak

(4)

at uran-perat uran yang t elah ada dan mempela-j ari lit erat ur-lit erat ur berupa buku-buku dan makalah yang berhubungan dengan penelit ian ini; dan kedua, penelit ian lapangan (f i el d r e-sear ch) guna mendapat kan dat a primer dengan cara mengumpulkan dat a melalui kuisioner dan mewawancarai beberapa responden dan inf or-man yang ada hubungan dengan permasalahan penelit ian.

Responden dalam penelit ian ini meliput i wali sebanyak 100 orang, anak yang berada di bawah perwalian sebanyak 6 orang, sedangkan yang menj adi inf orman penelit ian adalah Hakim Mahkamah Syar’ iah (2 orang), Panit era Mahka-mah Syar’ iah (2 orang) dan Pegawai Bait ul Mal (1 orang). Pada t ahun 2005-2009 t erdapat 323 penet apan perwalian di Mahkamah Syar’ iah Kot a Banda Aceh) dari 323 wali t ersebut , maka yang diambil menj adi sampel unt uk disebarkan kuisioner adalah 100 orang wali, selanj ut nya di lakukan pengelompokan j awaban dari kuisioner it u, mana wali yang melakukan t anggung j awab dan kewaj iban dan mana yang t idak, lalu dilaku-kan pengelompodilaku-kan alasan-alasan wali yang disebut kan dalam kuisioner t ersebut . Wawan-cara dilakukan t erhadap wali seWawan-cara pur posive sampl i ng dengan melihat t erlebih dahulu j awab-an dari kuisioner yawab-ang dikelompokkawab-an. Sebagai dat a pelengkap j uga diwawancarai para inf or-man yang mengert i dan menget ahui permasala-han yang dit elit i. Dat a yang diperoleh dari pe-nelit ian lapangan dan pepe-nelit ian kepust akaan dipadukan unt uk kemudian dianalisis dengan menggunakan met ode kualit it at if . Dat a disaj i-kan dalam bent uk deskript if anali-sis.

Pembahasan

Perwalian adalah suat u bent uk perlindu-ngan deperlindu-ngan ot orit as penuh at as dasar t ang-gung j awab dan cint a kasih, unt uk memberikan pert olongan at as ket idakmampuan seseorang dalam melakukan perbuat an-perbuat an hukum, baik yang berhubungan dengan hart a maupun dengan dirinya.3 Hak-hak anak dalam Konvensi yang dit anda t angani oleh Presiden Republik

3 Al am, Andi Syamsu dan f auzan, 2008, Hukum Pengangkat an Anak per spekt i f Isl am, Jakart a: Pernada media Group, hl m 151

donesia (RI) di New York dan berdasarkan Ke-put usan Presiden RI No. 36 Tahun 1990, kemu-dian diakomodasikan dalam UU No. 23 Tahun 2002 t ent ang Perlindungan Anak. Ket ent uan Pasal 2 UU No. 23 t ahun 2002 dengan t egas mengat ur, bahwa kepent ingan yang t erbaik bagi anak yang merupakan salah sat u asas undang-undang t ersebut . Menurut Rika Lest ari:

“ Konvensi hak-hak anak t ersebut memilki t iga prinsip yait u: Prinsip dasar yang ha-rus dij aga keseimbangannya. Dalam Prin-sip ini anak memiliki hak unt uk menda-pat kan perlindungan dari eksploit asi, pe-nyiksaan dan penelant aran, sert a memili-ki hak unt uk mempengaruhi keput usan-keput usan berdasarkan kepent ingan t er-baik mereka sebagai pert imbangan ut a-ma. Prinsip part isipasi di mana anak ber-hak unt uk didengar pendapat nya dan pen-dapat t ersebut dipert imbangkan dalam semua keput usan yang mempengaruhi mereka, pendapat anak t ersebut diberi bobot sesuai dengan usia dan kemat angan anak t ermasuk dalam prosedur peradilan dan administ rasi. Prinsip bimbingan orang t ua yait u anak berhak unt uk mendapat kan bimbingan dari orang t ua at au wali hu-kumnya dalam pelaksanaan hak-haknya dalam suat u cara yang sesuai dengan ke-mampuan perkembangan anak dan orang t ua bert anggung j awab unt uk memberi-kan dukungan dan bant uan t erhadap pen-dewasaan dan perkembangan anak.4

Anak-anak perlu mendapat perlindungan hukum demi menj amin hak-haknya. Anak merupakan aset negara yang paling pent ing unt uk diperha-t ikan. Mereka adalah penerus cidiperha-t a-cidiperha-t a perj u-angan bangsa. Kepada mereka digant ung segala harapan di masa yang akan dat ang. Oleh sebab it u perhat ian besar harus dicurahkan kepada mereka agar mereka dapat menyong-song hari esok dengan lebih baik.

Menurut Yanuar Farid Wismayant i:

“ Anak dalam Hukum Indonesia merupakan kelompok masyarakat yang belum berusia 21 t ahun dan belum menikah. Dalam UU No. 23 Tahun 2002 t ent ang Perlindungan Anak, membat asi usia anak 0-18 t ahun.

4 Rika Lest ar i, “ Tinj auan Yur idis Pel i bat an Anak-anak

(5)

Dalam Perkembangannya anak mempnyai f ase t umbuh kembang sert a kebut u-han yang berbeda sesuai dengan usia ser-t a ser-t ahapan ser-t umbuh kembang anak ser-t erse-but . Fase Perkembangan anak dibagi da-lam dua t ahap yait u t ahap awal dan ak-hir. Tahap awal perkembangan anak mempunyai t ugas sama dengan bayi, se-hingga masuk kelompok balit a, sedangkan f ase t ahap akhir, memilki t ugas diant ara-nya membangun sikap yang sehat menge-nai diri sendiri sebagai makhluk yang se-dang t umbuh, mempelaj ari ket erampi-lan f isik, belaj ar menyesuaikan diri, mengem-bangkan peran sosial, sert a mencapai kebebasan pribadi. Anak j uga memilki ke-but uhan dari sisi f isik, emosional, sosial dan int elekt ual. Kebut uhan f isik merupa-kan kebut uhan yang berhubungan dengan pert umbuhan dan kesehat an f isik sepert i makanan, udara segar, sinar mat ahari, dan akt if it as f isik. Kebut uhan emosional yakni t erdapat t iga emosi dasar yang di-miliki manusia yairt u marah, senang dan t akut . Kebut uhan sosial yait u int eraksi anak dengan orang-orang disekit arnya akan memberikan pengalaman hubungan sosial yang luas dan komplek. Kebut uhan Int elekt ual yait u anak menginginkan diri-nya berprest asi, ingin mengamat i sesuat u secara serius, ingin menget ahui hal-hal baru, mencoba sesuat u sert a mencipt akan sesuat u.5

Anak perlu mendapat kan pendidikan, kesehat an dan perhat ian kasih sayang di samping kebut u-han sandang dan pangan yang baik agar mereka dapat mengembangkan pribadinya secara benar.

Seorang anak belaj ar secara alamiah pada keluarganya t erut ama orang t ua dan anggot a keluarga lainnya. Apa yang didapat oleh seorang anak dalam keluarganya menj adi dasar yang t i-dak j arang menj adi mapan di kemudian hari.6 Pendidikan Agama dari orang t ua unt uk anak-anak sangat lah pent ing dan diberikan sej ak usia dini. Agama diharapkan dapat menj adi f ilt er

5 Yanuar Far ida Wismayant i , “ Permasal ahan dan

Kebut uhan Anak yang berkonf l ik dengan Hukum di Lapas Anak Bl it ar” , Jur nal Penel i t i an dan Pengembangan Kesej aht er aan Sosi al , Vol . 12 No. 01, Januar i-Juni 2007, Kemensos RI, Jakart a, hl m. 66.

6 Munzir Hit ami , “ Taat Hukum dan Pendi dikan Akhl ak” , Jur nal Hukum Respubl i ka, Vol . 4 No. 1, 2004, hl m 7

bagi nak-anak unt uk melakukan perbuat an yang t idak baik at au melanggar norma.7

Tanggung j awab t erhadap pemeliharaan anak adalah t anggung j awab semua pihak (pe-merint ah masayarakat dan keluarga). Keluarga adalah pihak pert ama yang paling bert anggung j awab dalam pemeliharaan anak. Perlakuan t er-hadap anak haruslah sangat hat i-hat i apalagi ka-lau anak it u bukan anak kandung, sepert i anak yang berada di bawah perwalian kit a, di mana dengan penet apan pengadilan at au Mahkamah Syar’ iah anak t ersebut t elah menj adi t anggung j awab wali, maka haruslah seorang wali menj a-lankan semua kewaj iban dan t anggung j awab yang t elah dit ent ukan.

Dikat akan oleh Wahyu Sasonggo, bahwa “ Hukum Islam memiliki karakt erist ik yang berbeda dengan hukum sekuler, karena dalam hukum Islam t erkandung nilai-nilai moral dan asas-asas yang merupakan pe-rint ah Allah swt , sehingga penaf siran dan penggunaannya t idak hanya didasar-kan pert imbangan rasional dan logika semat a-mat a, t et api j uga harus digali apa yang menj adi asal-usul at au riwayat lahirnya surat -surat dalam Al-Quran yang dij adikan dasar acuan dan kont eks at au akt ualit as-nya dengan moralit as agama Islam saat it u” .8

Dalam Hukum Islam, hukum t erhadap anak kecil t et ap berlaku sampai anak it u dewasa, sebagai-mana f irman Allah dalam Surat An-Nisa ayat (6) yang art inya:

“ Dan hendaklah kamu menguj i anak yat im it u, sampai mereka cukup umur unt uk menikah. Kemudian j ika kamu berpenda-pat bahwa mereka sudah cerdas, sudah pandai memelihara hart a maka hendaklah kamu serahkan kepada mereka it u hart a-hart anya” .

7

Nikmah Rosi dah, “ Fakt or Penyebab Penyal ahgunaan Narkot ika dan Psikot ropika ol eh Anak (St udi Pada Lembaga Pemasyarakat an Raj abasa Bandar Lampung)” ,

Supr emasi Hukum, Jur nal Penel i t i an Hukum, Vol II No. 1, 2006, Bengkul u, Fakul t as Hukum Univer sit as Bengkul u, hl m. 74

8 Wahyu Sasonggo, “ Kaj ian Terhadap Put usan Perkara No.

(6)

Perubahan seseorang dari seorang anak menj adi seorang yang t umbuh dewasa t ent unya sangat di pengaruhi oleh lingkungannya. Menurut Dyah Wij aningsih, sebuah proses perubahan bisa lambat , namun bisa berlangsung cepat , sangat t ergant ung berbagai pada f akt or di luar hukum sekaligus sosial, budaya, ekonomi, merupakan cakupan f akt or yang t urut sert a menggenj ot perubahan” .9

Perwalian yang berlaku dalam Hukum Is-lam t erhadap anak, sert a mert a sesudah lahir-nya t erdapat t iga macam, yait u: perwalian t er-hadap mengasuh dan menyusukan, perwalian t erhadap dirinya, perwalian t erhadap hak milik-nya. Perwalian t erhadap diri seorang anak dilak-sanakan unt uk menj aga kesej aht eraan anak it u sendiri, unt uk mengawasi hal yang berhubungan dirinya dan segala macam kesej aht eraan yang belum dapat diperolehnya sendiri.

Tugas wali t ermasuk mendidik anak, mencerdaskan pikirannya dan mengarahkan bakat -nya unt uk mempelaj ari ket erampilan, at au me-lanj ut kanya ke sekolah-sekolah kej uruan at au melanj ut kan ke f akult as sesuai dengan ba-kat nya. Wali yang mengawasi kesej aht eraan si anak adalah kerabat yang dekat , yang mempu-nyai hubungan darah dengan anak it u. Wali ini bert ingkat -t ingkat , sama dengan t ingkat an me-reka dalam menerima warisan. Wali yang dida-hulukan adalah mereka yang mempunyai hubu-ngan kerabat yang sangat dekat , apabila mereka yang berhak menj adi wali it u berada dalam sat u t ingkat , maka didahulukan siapa yang lebih de-kat hubungan kekeluargaannya. Hakim akan me-milih siapa diant ara mereka yang ada t ersebut yang paling baik kelakuannya dan yang paling banyak pengalamannya, apabila yang menj adi wali it u t idak mempunyai hart a, negara harus memberi-kan naf kah kepada mereka.

Sebuah hadis Nabi yang diriwayat kan oleh Abu Daud dari Abdullah bin Umar, yang art inya: ” Cukuplah seseorang dianggap berdosa apabila menelant arkan ororang yang menj adi t ang-gungannya” . Hadis ini menunj ukkan, bahwa

9 Dyah Wij ani ngsi h, “ Per ubahan soci al dan Hukum (dal am

ancangan dan Pemikir an)” , Jur nal Hukum, Vol 14, No. 1, 2004, Fakul t as Hukum Uni versit as Isl am Sul t an Agung, hl m. 1

seorang t idak dibenarkan mengabaikan t ang-gung j awab t erhadap orang-orang yang menj adi t anggungannya, apalagi sampai menyebabkan orang t ersebut t erlant ar. Memelihara anak rupakan sesuat u yang diperint ahkan dan ini me-rupakan t anggung j awab orang t ua/ wali, karena t idak dibenarkan mengabaikan t anggung j awab t ersebut . Rasulullah saw, dalam Abdillah ra, melarang berdoa yang t idak baik bagi anak-anak sebagaimana t idak ingin berdoa yang buruk bagi diri dan hart a sendiri. Rasulullah saw per-nah menegaskan kepada seorang sahabat berna-ma Aus bin ‘ Ubadah yang memiliki banyak anak perempuan dan mendoakan agar mereka mat i, maka Rasulullah saw menyat akan adanya bara-kah dalam pengasuhan anak-anak, merekalah pelipur lara, penghibur kala derit a, rezeki me-reka dit anggung oleh Allah. Pemeliharaan anak merupakan t anggung j awab orang t ua unt uk me-ngawasi, memberikan pelayanan yang semes-t inya, sersemes-t a mencukupi kebusemes-t uhan hidup si anak dan pemeliharaan yang berupa pengawasan, pelayanan, sert a pencukupan naf kah anak t erse-but adalah bersif at t erus menerus sampai anak it u dewasa.

Wali dalam pengert ian Perpu Nomor 2 Tahun 2007 t ent ang Penanganan Permasalahan Hukum dalam Rangka Pelaksanaan Rahabilit asi dan Rekonst ruksi Wilayah dan Kehidupan Masya-rakat di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Provinsi Sumat era Ut ara dit ent ukan dalam Pasal 1 angka 5 yait u wali adalah orang at au badan yang menj alankan kekuasaan asuh sebagai orang t ua t erhadap anak. Perwalian da-lam Perpu ini cenderung hanya akan membi-carakan hart a peninggalan si ahli waris, baik ke-pada ahli warisnya langsung maupun keke-pada ahli waris berupa badan at au lembaga.

(7)

un-t uk pencabuun-t an hak wali yang sudah ada karena diket ahui t erj adi penyalahgunaan, pemborosan at au merugikan kepent ingan anak.

Kewenangan Bait ul Mal sebagai wali pe-ngawas diat ur dalam Pasal 32 ayat (1) Perpu ini. Ket ent uan Pasal 27 mengat ur bahwa hart a keka-yaan yang pemiliknya dan ahli warisnya t idak diket ahui keberadaannya, karena hukum, ber-ada di bawah pengawasan dan pengelolaan Bai-t ul Mal aBai-t au Balai HarBai-t a Peninggalan sampai ada penet apan pengadilan. Bait ul Mal unt uk kaum muslim, pengelolaan hart a non muslin dilakukan oleh Balai Hart a Peninggalan. Terkait dengan hal ini, Bait ul Mal at au Balai Hart a Peninggalan mengaj ukan permohonan kepada pengadilan unt uk dit et apkan sebagai pengelola t erhadap hart a kekayaan yang t idak diket ahui pemilik at au ahli warisnya, sesuai dengan Pasal 28, apa-bila hart a t ersebut sudah dikelola oleh Bait ul Mal at au Balai Hart a Peninggalan t et api di ke-mudian hari, dapat diket ahui kembali orang yang dinyat akan t idak diket ahui keberadaannya, maka yang bersangkut an dapat mengaj ukan permohonan keberat an kepada pengadilan at au Mahkamah Syar’ iyah (Pasal 29). Bait ul Mal at au Balai Hart a Peninggalan waj ib mengembalikan hart a kekayaan yang dikelolanya disert ai Berit a Acara Penyerahan, apabila kemudian pengadilan mengabulkan permohonan yang bersangkut an t erkait pengaj uan permohonan keberat annya.

Anak di bawah umur yang orang t uanya t elah meninggal at au t idak cukup cakap unt uk bert indak menurut hukum, maka hart a keka-yaannya dikelola oleh wali dengan ket ent uan perundang-undangan, t et api j ika dalam hal ini, pihak keluarga t idak mengaj ukan permohonan penet apan wali, maka Bait ul Mal at au Balai Har-t a Peninggalan sebagai wali pengawas menga-j ukan permohonan penet apan wali kepada pe-ngadilan/ Mahkamah Syar’ iyah (Pasal 32). Per-mohonan penggant ian wali dapat diaj ukan oleh Bait ul Mal at au Balai Hart a Peninggalan kepada pengadilan/ Mahkamah Syar’ iyah.

Qanun No. 11 Tahun 2008 t ent ang Perlin-dungan Anak t elah disahkan di wilayah Aceh. Dalam qanun ini dit ent ukan bagaimana t ang-gung j awab dan kewaj iban dari wali t erhadap anak yang berada di bawah perwaliannya,

de-mikian j uga apabila wali memalaikan kewaj i-bannya, maka wali j uga akan dikenakan sanksi. Hal ini dapat dilihat dalam beberapa Pasal yang dit ent ukan dalam qanun t ersebut yait u Pasal 19 ayat (1) yang menet apkan syarat -syarat seorang wali, meliput i beragama Islam bagi anak yang orang t uanya beragama Islam, bal i g dan bera-kal, t idak pernah dihukum karena menyalahgu-nakan kewenangan sebagai wali, t idak pernah di hukum dengan hukuman pidana 3 (t iga) t ahun penj ara at au lebih at au hukuman lain yang se-t ara dengan ise-t u dan amanah. Suase-t u badan/ lem-baga j uga dapat dit unj uk menj adi wali apabila memenuhi syarat -syarat meliput i: berasaskan Islam bagi anak yang beragama Islam, berbadan hukum dan berdomisili di Aceh; dan memiliki sarana dan f asilit as yang layak (Pasal 19 ayat (2)). Tugas seorang wali adalah unt uk merawat , mengasuh dan membina anak/ anak yat im sert a mengelola hak warisnya dan wali bert anggung j awab at as kesej aht eraan dan hart a benda anak/ anak yat im yang berada di bawah per-waliannya (Pasal 20 ayat (1) dan (2))

Kewaj iban dan larangan t erhadap wali j uga diat ur dalam qanun ini yait u pada Pasal 21 ayat (1) yang mengat ur bahwa wali berkewaj i-ban unt uk:

a. Mengasuh anak yang berada di bawah perwaliannya;

b. Memberikan bimbingan agama; c. Mengupayakan pendidikan dan ket

e-rampilan lainnya;

d. Mengupayakan pelayanan kesehat an; e. Mengupayakan t empat t inggal; f . Mengelola hart a milik anak yang

ber-ada di bawah perwaliannya;

g. Membuat daf t ar hart a benda/ kekaya-an milik kekaya-anak ykekaya-ang berada di bawah perwaliannya pada wakt u memulai j abat annya;

h. Mencat at semua perubahan-perubah-an hart a benda/ kekayaperubahan-perubah-an perubahan-perubah-anak yperubahan-perubah-ang berada di bawah perwaliannya; dan i. Menyerahkan seluruh hart a anak yang

berada di bawah perwaliannya j ika anak t ersebut t elah berusia di at as 18 t ahun at au t elah menikah, kecuali anak t ersebut t idak cakap berbuat menurut hukum.

(8)

dimili-ki anak yang berada di bawah perwaliannya, ke-cuali demi kepent ingan anak dan anak yang ber-ada di bawah perwaliannya, menghendaki dan mengikat , membebani dan mengasingkan hart a anak yang berada di bawah perwaliannya, ke-cuali mengunt ungkan at au j ika t idak dapat di-hindari (Pasal 21 ayat (2)).

Wali yang miskin/dhuaf a dapat menggu-nakan hart a anak yang berada di bawah perwa-liannya unt uk memenuhi kebut uhan makanan sehari-hari Pasal 21 ayat (3). Semua ini diawasi oleh wali pengawas. Dalam qanun t ersebut yang bert indak sebagai wali pengawas adalah Badan Bait ul Mal.

Pengasuhan di dalam keluarga berf ungsi unt uk menj amin t umbuh kembang anak ke arah kehidupan yang lebih baik secara f isik, ment al, sosial dan emosional sert a int elekt ual anak. Pe-ngasuhan di dalam keluarga dilaksanakan de-ngan memperhat ikan prinsip-prinsip yang meng-ut amakan kepent ingan t erbaik anak, menj un-j ung t inggi ket ent uan syariat Islam dan adat ist iadat . prinsip-prinsip t ersebut meliput i: per -t ama, memberikan kesempat an yang sama ke-pada anak laki-laki dan perempuan yang mem-but uhkan unt uk mendapat pelayanan yang sa-ma; kedua, menghargai dan memberi perhat ian kepada anak dalam kapasit as sebagai individu sekaligus j uga sebagai anggot a masyarakat ; ke-t i ga, menyelenggarakan f ungsi pelayanan yang bersif at pencegahan, perlindungan, pelayanan dan rehabilit asi sert a pengembangan; keempat ,

memberikan kesempat an memperoleh pendidik-an ypendidik-ang bert uj upendidik-an meningkat kpendidik-an kemampupendidik-an int elekt ual, spirit ual, dan akhlak; kel i ma, me-nyediakan pelayanan kesej aht eraan sosial ver-dasarkan kebut uhan dasar anak unt uk mening-kat kan f ungsi sosial anak; dan keenam, membe-rikan kesempat an kepada anak unt uk berpart isi-pasi secara akt if dalam usaha-usaha pert olongan yang diberikan (Pasal 7 ayat (2) s. d. ayat (4)

Qanun No. 11 Tahun 2008 t ent ang Perlindungan Anak).

Tanggung Jawab Wali Terhadap Anak yang Berada di Bawah Perwaliannya

Masyarakat Aceh mengenal ada t iga ma-cam wali. Per t ama, Wali Pengasuh Anak. Wali

ini bert angung j awab at as pengasuhan sehari-hari dan pert umbuhan anak yang bersangkut an dan wali pengasuh ini t idak berhak unt uk mewa-kili at au bert indak at as nama anak t ersebut . Wali pengasuh anak biasanya diambil dari ibu-nya anak j ika masih hidup, perempuan dari pi-hak ibu. Kedua, Wali Warisan. Wali ini bert ang-gung j awab t erhadap pengelolaan warisan anak at au hart a benda lainnya dan menj amin bahwa hart a kekayaan anak digunakan unt uk keperluan sehari-hari anak t ersebut . Wali warisan biasanya dari pihak laki-laki dari pihak ayah (Paman).

Ket i ga, Wali Perkawinan. Wali ini hanya berlaku bagi pihak anak perempuan dan menurut Maz-hab Syaf i ’ i wali ini harus laki-laki.

Pada Prinsipnya seorang wali dengan wenangannya harus senant iasa berorient asi ke-pada pemeliharaan dan kemaslahat an orang yang berada di bawah perwaliannya. Wali j uga harus dari keluarga t erdekat karena persoalan pribadi dan hart a merupakan persoalan yang cu-kup rumit .10

Penulis, sebelum menj elaskan t ent ang pelaksanaan t anggung j awab wali t erhadap anak yang berada di bawah perwalian di kot a Banda Aceh t erlebih dahulu dij elaskan mengenai pro-sedur seseorang menj adi wali yang pada ak-hirnya dit et apkan dengan put usan Mahkamah Syar’ iah berupa penet apan seorang menj adi wali. Prosedur unt uk menyat akan bahwa seo-rang anak akan berada di bawah perwalian se-orang wali at au menet apkan sesese-orang menj adi wali dari seoarang anak adalah dengan cara mengaj ukan permohonan ke pengadilan. Proses penet apan seorang wali meliput i: per t ama, ca-lon wali mengaj ukan permohonan penet apan wali dengan menyebut kan ident it as lengkap di-rinya dan anak-anak yang berada di bawah per-waliannya, sert a hubungan perwaliannya; ke-dua, Berdasarkan berkas ini, Mahkamah Syar’ iah menet apkan permohonan sebagai perkara per-mohonan (vol unt eer ) yang t idak ada sengket a dan t idak ada lawan, t et api bersif at sepihak, yakni pemohon saj a; ket iga, Maj elis hakim, di hari persidangan, memeriksa permohonan per-walian dengan mendengar ket erangan Pemohon

(9)

(wali) dan saksi-saksi yang dapat menguat kan permohonan Pemohon. Biasanya, dibut uhkan dua orang saksi; keempat , Maj elis Hakim, apa-bila dianggap perlu, dapat mendengarkan ket e-rangan si anak, yang dimohonkan perwaliannya;

Kel i ma, Maj elis hakim member-kan penet apan t ent ang perwalian yang diaj ukan, apabila per-mohonan dapat dikabulkan; dan keenam, Maj e-lis hakim memberikan penj elasan t ent ang hak dan kewaj iban sert a t angungj awab Wali t erha-dap anak yang berada di bawah perwaliannya t ermasuk pula hak si anak nant i unt uk meng-gugat gant i rugi dari wali bila hart anya t idak dapat dipert anggungj awabkan oleh si wali.

Penet apan perwalian di Kot a Banda Aceh dilakukan dengan Keput usan Mahkamah Syar’ iah Kot a Banda Aceh berdasarkan permohonan dari pemohon dengan syarat -syarat yang t elah di-t endi-t ukan. Syaradi-t -syaradi-t yang harus dipenuhi oleh pemohon unt uk penet apan perwalian t er-sebut meliput i: per t ama, surat ket erangan kemat ian orang t ua dari anak yang dimohonkan penet apan perwalian t ersebut ; kedua, surat re-komendasi dari Geuchik yang menj elaskan hu-bungan pemohon dan anak, sert a merekomen-dasikan agar pemohon diakui unt uk menj adi wa-li dari anak t ersebut ; ket i ga, surat ket erangan dari camat yang mendukung surat geuchi k dan menyet uj ui permohonan perwalian sert a men-dukung permohonan penet apan perwalian dari pemohon; keempat , surat permohonan penet ap-an perwaliap-an; kel i ma, f ot ocopy Kart u Tanda Penduduk (KTP); keenam, menghadiri langsung sidang penet apan perwalian bagi pemohon; dan

ket uj uh, menghadirkan dua orang saksi.11

Set elah semua syarat t erpenuhi, maka permohonan dapat diaj ukan ke Mahkamah Sya-r’ iah dengan membawa semua berkas t ersebut . Kat ua Mahkamah selanj ut nya akan menunj uk hakim yang akan mengadili permohonan de-ngan menet apkan t anggal dan wakt u sidang. Pa-nit era kemudian akan menghubungi pemohon unt uk memberit ahukan j adual sidang. Sidang di-lakukan dalam wakt u 30 hari sej ak permohonan diaj ukan ke Mahkamah, melalui acara cepat dan t idak dipungut biaya perkara.

11 Wawancar a dengan Panit er a Mahkamah Syar’ i ah Kot a

Banda Aceh, t anggal 11 Jul i 2009

Hakim yang dit unj uk, selanj ut nya akan menelit i permohonan dan dokumen pendukung yang t elah dilengkapi, saksi yang t elah dihadir-kan harus memberidihadir-kan ket erangan yang bisa meyakinkan hakim t ent ang kedekat an hubungan pemohon dengan anak yang mendukung permo-honan penet apan perwalian. Hakim selanj ut nya akan menj elaskan t anggung j awab dari wali berdasarkan ket ent uan yang berlaku dan konse-kuensi yang harus dit erima, j ika t idak menj alan-kannya. Apabila permohonan penet apan t erse-but dikabulkan, maka hakim akan mengeluarkan keput usan yang berisi t ent ang pengabulan per-mohonan pemohon, penet apan bahwa orang t ua anak meninggal, penet apan bahwa anak yang bersangkut an berada di bawah perwalian pemo-hon dan menghukum pemopemo-hon unt uk melak-sanakan t anggung j awab perwaliannya t erhadap anak t ersebut dan hart a bendanya sebagaimana yang dit ent ukan oleh perat uran perwalian.

Penet apan perwalian di kot a Banda Aceh dan diaj ukan ke Mahkamah Syar’ iah j umlah pemohonnya bervariasi dari t ahun 2005 sampai dengan t ahun 2009. Jumlah permohonan pene-t apan perwalian ke Mahkamah Syar’ iah, penca-but an wali dan banding t erhadap pencapenca-but an wali dari t ahun 2004 sampai dengan t ahun 2008 dapat dilihat pada t abel di bawah ini:

Tabel 1

Penet apan perwalian, pencabut an kekuasaan dan banding t erhadap pencabut an wali

No. Tahun Penetapan Perwalian

Pencabutan

Perwalian Banding

1. 2005 112 - -

2. 2006 83 - -

3. 2007 91 1

4. 2008 14 1 1

5. 2009 23 - -

Jumlah 323 2 1

Sumber : Mahkamah Syar ’ i ah Kot a Banda Aceh

(10)

pe-net apan perwalian berj umlah 83 pepe-net apan dan kemudian pada t ahun 2007 berj umlah 91 t apan, dan pada t ahun 2008 berj umlah 14 pene-t apan sampai bulan Okpene-t ober 2008 dan pene-t ahun 2009 ada 23 penet apan sampai bulan November 2009. Berdasarkan wawancara yang dilakukan t erhadap wali dan anak yang berada di bawah dan t idak mencat at semua perubahan-perubah-an hart a benda perubahan-perubah-anak/ kekayaperubahan-perubah-an perubahan-perubah-anak yperubahan-perubah-ang ber-yang berada dibawah perwaliannya sert a keru-gian yang dit imbulkan karena kesalahan at au kelalaiannya. Semua dat a ini dapat dilihat pada t abel berikut ini:

Tabel 2

Hasil Kuisioner dan Wawancara dengan wali

No Hasil Kuisioner

(11)

menggunakan hart a t ersebut selama wali masih mempunyai hart a unt uk bisa menghidupi at au menyekolahkan anak t ersebut (25%). Terdapat beberapa wali yang t idak meyerahkan hart a ke-pada anaknya karena usia anak masih di bawah umur.

Beberapa wali t ersebut ada yang menga-t akan bahwa harmenga-t a anak yang berada di bawah perwaliannya t idak ada padanya karena dia ha-nya mengasuh anak saj a, sedangkan hart a anak it u berada pada pamannya. Selama ini dia me-nggunakan hart anya sendiri unt uk membiayai kebut uhannya dan sekolahnya.12 Beberapa wali j uga ada yang mengat akan, bahwa wali t idak menget ahui bahwa dia harus membuat daf t ar hart a benda anak dan mencat at semua hart a anak dari memulai j abat annya dan j uga t idak menget ahui, bahwa harus mencat at semua per-ubahan-perubahan dari hart a anak t ersebut .13 Demikian j uga halnya dengan j awaban wali yang menggunakan hart a anak yang berada di bawah perwaliannya yait u sebuah honda yang dij ual unt uk membayar uang les dan keperluan yang lain yang digunakan oleh wali unt uk anak t er-sebut , namun wali t idak mencat at nya karena menurut wali uang dan hart a pribadinyapun su-dah banyak habis digunakan unt uk keperluan anak yang berada di bawah perwaliannya, j adi t idak perlu dicat at penggunaan hart a t ersebut .14 Anak yang berada di bawah perwalian seorang wali ada yang mengat akan bahwa mereka sudah sangat senang ada orang yang mengurusnya, j adi j ika hart anya dipakai unt uk keperluannya, maka dia t idak akan menunt ut , bahkan menu-rut nya dia sangat sedih, j ika walinya t idak menggunakan hart anya unt uk membiayai hidup-nya, karena dia merasa berhut ang budi.15 Ber-dasar hasil wawancara j uga diperoleh bahwa ada wali yang belum menyerahkan hart a anak ket ika anak sudah berusia 18 t ahun, hal it u di-lakukan karena anak t ersebut boros dan belum bisa mengelola hart anya sendiri, dit akut kan

12

Wawancar a dengan wal i di kot a Banda Aceh t anggal 20 Jul i 2009

13 Wawancar a dengan wal i di kot a Banda Aceh t anggal 22

Jul i 2009

14 Wawancar a dengan wal i di kot a Banda Aceh, t anggal 24

Jul i 2009

15 Wawancar a dengan anak yang ber ada di bawah

perwal i an di kot a Banda aceh, t anggal 27 Jul i 2009

nant inya malah anak t ersebut akan menj ual hart anya unt uk hal-hal yang t idak perlu at au bukan unt uk kebut uhan pokok.16

Menurut pihak Mahkamah, perat uran per-walian j angan hanya mengat ur t anggung j awab saj a, t et api pelaksanaan pengawasan j uga harus diat ur.17 Selama ini perat uran perwalian masih t erbat as pada put usan hakim yang menghukum wali unt uk melaksanakan t anggung j awab per-waliannya, akan t et api pengawasan t erhadap pelaksanaan t anggung j awab it u t idak dilaku-kan, sehingga t idak akan bisa diket ahui bahwa wali melakukan at au t idak t anggung j awabnya, demikian j uga dengan hart a anak yang berada di bawah perwaliannya j uga t idak ada pengawasan apakah digunakan unt uk kepent ingan anak yang berada di bawah perwaliannya at au digunakan unt uk hal lain yang bukan unt uk kepent ingan anak t ersebut , semuanya t idak diket ahui. Baru diket ahui, j ika ada yang memohonkan penca-but an perwalian, seharusnya t anpa permohonan t ersebut , berdasarkan pengawasan yang dilaku-kan wali t ersebut bisa dicabut perwaliannya at au menghukum unt uk membayar kerugian dari hart a anak yang digunakan bukan unt uk ke-pent ingan anak t ersebut .18

Faktor-Fakt or yang Menyebabkan Wali Lalai dalam Melakukan Kewaj iban dan Tanggung Ja-wab Terhadap Anak yang berada di bawah Perwaliannya

Fakt or-f akt or yang menyebabkan wali be-lum melakukan kewaj iban (membuat daf t ar har-t a anak dan mencahar-t ahar-t nya, dan har-t anggung j awab sepenuhnya t erhadap anak yang berada di ba-wah perwaliannya adalah karena beberapa hal.

Per t ama, f akt or int eren (f akt or penyebab yang berasal dari dalam diri wali it u sendiri). Fakt or ini t erj adi karena adanya anggapan wali t er-hadap t idak pent ingnya cat at an hart a anak yang berada di bawah perwaliannya. Wali mengang-gap t idak pent ingnya pembuat an daf t ar hart a dan pencat at an hart a anak t ersebut karena

16 Wawancar a dengan wal i di kot a Banda Aceh, t anggal 25

Jul i 2009

17 Wawancar a dengan Panit er a Mahkamah Syar’ i ah Kot a

Banda Aceh, t anggal 29 Jul i 2009

18 Wawancar a dengan st af dar i Mahkamah Syar ’ i ah Kot a

(12)

nurut nya ket ika di pengadilan ada hakim menj laskan t anggung j awabnya dan kewaj ibannya t e-t api menurue-t nya pencae-t ae-t an ie-t u e-t idak begie-t u pent ing, sebab dia t idak akan menggunakan uang it u. Kurangnya penget ahuan dari wali t er-hadap kewaj iban dan t anggung j awabnya t erha-dap anak di bawah perwaliannya, meskipun dia mendengar apa yang dibacakan oleh hakim pada saat permohonannya menj adi wali dikabulkan, namun karena pendidikannya rendah, maka dia t idak mengert i apa yang dibacakan hakim, wali t ersebut malu unt uk bert anya. Pendapat wali yang menganggap bahwa anak yang berada di bawah perwaliannya memang belum bisa diberi-kan hart anya meskipun dia sudah berusia 18 t ahun karena anak masih belum bisa mengat ur at au mengelola uang sendiri, karena adanya si-f at boros dalam diri anak t ersebut .19

Kedua, f akt or ekt ern (f akt or yang berasal dari luar diri wali). Fakt or ini t erj adi karena ku-rangnya sosialisasi dari Int ansi Terkait t erhadap At uran Perwalian (Penerapan sanksi dan seba-gainya), rasa kekeluargaan yang t inggi dari anak unt uk t idak melaporkan orang yang t elah men-j adi wali bagi dirinya apabila wali bert indak t i-dak baik t erhadap diri dan hart anya, t ii-dak j elas-nya mekanisme pengawasan t erhadap wali dan Belum adanya lembaga Pengawas yang benar-benar konsen t erhadap perwalian (Bait ul Mal ada t ugas pokok yang lain yang lebih berat ).

Qanun t ent ang Perlindungan Anak yang t elah disahkan pada t anggal 30 Desember 2008 dalam pemberlakuannya masih banyak masyara-kat yang belum menget ahuinya t erut ama wali, apalagi qanun t ersebut sudah memuat sanksi pidana t erhadap wali yang lalai dalam menj a-lankan t anggung j awab dan kewaj ibannya. Me-nurut isi kuisioner dari 100 wali sebagian besar (80%) t idak menget ahui bahwa harus adanya ca-t aca-t an yang lengkap ca-t erhadap daf ca-t ar harca-t a anak yang berada di bawah perwaliannya. Pada prinsipnya wali dalam menj alankan kewaj iban-nya menganggap anak t ersebut sepert i anakiban-nya sendiri.

Rasa kekeluargaan yang t inggi dari anak unt uk t idak melaporkan orang yang t elah

19 Wawancar a dengan w al i t anggal 25 Jul i 2009

j adi wali bagi dirinya apabila wali bert indak t idak baik t erhadap diri dan hart anya.20 Bebera-pa anak yang berada di bawah perwalian yang diperlakukan kadang-kadang sedikit kasar, na-mun dia menyadari bahwa maksud dari walinya t ersebut adalah unt uk kebaikannya, sehingga dia t idak mau unt uk memperbesar masalah. Berkait an dengan hart a anak, sebagian anak ada yang menget ahui, bahwa hart anya t elah dialih-kan at au dij ual adialih-kan t et api wali memberit ahu-kannya bahwa penj ualan it u dilakukan unt uk kepent ingan anak t ersebut , akan t et api sering hart anya set elah dij ual baru diberit ahukan. Hal ini yang kadang-kadang membuat dia sedih. Wa-li t idak memberikan cat at an t erhadap hart a yang t elah digunakan.

Mekanisme pengawasan t erhadap wali t i-dak j elas. Terhadap kasus sepert i di at as me-mang sangat diperlukan adanya pengawasan t er-hadap anak t ersebut , sehingga wali it u bisa me-ngubah kebiasaannya yang t idak baik, meski-pun memang penj ualan yang dilakukan adalah unt uk kepent ingan anak yang berada di bawah perwalianya akan t et api t et ap harus ada izin lebih dahulu.

Belum adanya lembaga Pengawas yang benar-benar konsen t erhadap perwalian (Bait ul Mal ada t ugas pokok yang lain yang lebih berat ). Menurut Pasal 21 ayat (5) Qanun No. 1 Tahun 2008 t ent ang Perlindungan Anak, yang menj adi wali pengawas adalah Lembaga Bait ul Mal. Akan t et api mekanisme pengawasannya belum ada pet unj uk, sehingga Bait ul Mal hanya menunggu laporan dari anak, masyarakat at au keluarga dekat anak t erhadap hal t ersebut . Bait ul Mal memang memilki t ugas lain yang berat sepert i mengelola hart a agama berupa Zakat , Inf ak dan Shadaqah kaum muslimin, namun t ugas inipun t idak kalah pent ing.21

Upaya-Upaya Hukum dan Solusi lain yang da-pat Dilakukan Terhadap Wali yang Melalaikan Kewaj iban dan Tanggung Jawabnya

20 Wawancar a dengan Anak yang ber ada di baw ah

perwa-l ian, t anggaperwa-l 26 Juperwa-l i 2009

21 Wawancar a dengan Pegawai Bait ul Mal Kot a Banda

(13)

Upaya-upaya hukum dan solusi yang dapat dilakukan t erhadap wali yang melalaikan kewa-j iban dan t anggung kewa-j awabnya ant ara lain: per t a-ma, apabila t erdapat laporan dari masyarakat t erhadap wali yang melalaikan t anggung j awab dan kewaj ibannya maka wali t ersebut harus dipanggil oleh wali pengawas dan dimit ai ket e-rangan t ent ang kelaliannya j ika t erindikasi wali melakukan hal yang dilarang oleh qanun maka sanksi yang diat ur harus dit erapkan (mekanisme pengawasan belum diat ur, sehingga upaya ini sulit dilakukan); kedua, t erhadap penget ahuan wali dan anak yang berada di bawah perwalian pemerint ah dapat melakukan sosialisasi secara kont inyu dan mendalam kepada para wali dan anak-anak t ersebut , agar mereka benar-benar memahami dan mengert i apa yang menj adi t u-gas, kewaj iban dan t anggung j awabnya, sehing-ga dia t idak lalai lagi; dan ket i ga, perlu adanya upaya unt uk membent uk lembaga pengawas khusus yang menangani permasalahan t erhadap anak pada umumnya dan at au anak yang berada di bawah perwalian pada khususnya.

Pengawasan t erhadap anak yang berada di bawah perwalian selama ini t idak ada, karena pengawasan t ersebut t idak diat ur dengan t egas maka t idak ada pengawasan yang dilakukan. Dalam qanun sudah dit egaskan, bahwa wali pe-ngawas adalah Bait ul Mal, akan t et api mekanis-me pengawasannya t idak diat ur lebih lanj ut . Bagi anak yang masih kecil dia t idak akan per-nah menget ahui apakah dia mempunyai hart a at au t idak, apakah wali yang memeliharanya selama ini menggunakan hart a pribadinya at au memang hart a t ersebut peninggalan orang t ua-nya. Perat uran t erhadap pengawasan memang sangat dibut uhkan. Pihak Mahkamah sudah nah membuat seminar sert a dialog t ent ang per-lunya pengat uran t ent ang pengawasan t erha-dap anak yang berada di bawah perwalian sese-orang. Masyarakat j uga harus sangat berperan unt uk melaporkan, apabila ada wali yang mela-laikan kewaj ibannya dan t anggung j awabnya.

Penut up Simpulan

Beberapa wali ada yang t idak membuat daf t ar hart a benda anak yang berada dibawah

kekuasaannya pada wakt u memulai j abat annya dan t idak mencat at semua perubahan-perubah-an hart a benda, perubahan-perubah-anak/ kekayaperubahan-perubah-an perubahan-perubah-anak yperubahan-perubah-ang ber-ada di bawah perwaliannya. Wali ber-ada yang be-lum menyerahkan seluruh hart a anak yang ber-ada di bawah perwaliannya pber-adahal anak t elah berusia di at as 18 t ahun at au t elah menikah. Masih ada wali yang t idak bert anggung j awab t ent ang hart a benda anak yang berada dibawah perwaliannya, sert a kerugian yang dit imbulkan karena kesalahan at au kelalaiannya. Berdasar-kan hasil penelit ian yang diperoleh menunj uk-kan, bahwa masih sangat sedikit wali yang men-cat at hart a anak yang berada di bawah per-waliannya dan dit emukan hanya 5 orang wali (5%) yang membuat daf t ar hart a dan mencat at -nya dan ada di ant ara wali yang menggunakan hart a anak yang di bawah perwaliannya unt uk kepent ingan anak t ersebut (wali yang miskin 20 (20%) dan selebihnya wali menggunakan hart a-nya sendiri unt uk keperluan anak, sedangkan hart a anak yang berada di bawah perwaliannya t ersebut t idak digunakan dengan alasan ada hart a yang t idak berada di bawah penguasaan-nya (50%) dan ada yang mengat akan t idak akan menggunakan hart a t ersebut selama wali masih mempunyai hart a unt uk bisa menghidupi at au menyekolahkan anak t ersebut (25%).

(14)

yang t inggi dari anak unt uk t idak melaporkan orang yang t elah menj adi wali bagi dirinya apa-bila wali bert indak t idak baik t erhadap diri dan hart anya. Tidak Jelasnya mekanisme pengawa-san t erhadap wali; belum adanya lembaga peng-awas yang benar-benar konsen t erhadap per-walian

Upaya-upaya yang dilakukan ant ara lain apabila ada laporan dari masyarakat , maka t er-hadap wali yang melakukan larangan dari qanun

set elah dimint ai ket erangan, t erindikasi harus dapat dit erapkan sanksi. Sosialisasi secara t erus menerus kepada para wali dan anak-anak yang berada di bawah perwalian. Selain it u perlu ada upaya pembent ukan lembaga pengawas khusus yang menangani permasalahan anak pada umumnya dan at au anak yang berada di bawah perwalian pada khususnya dan adanya penerap-an spenerap-anksi dalam qanun Perlindungan anak t er-hadap wali yang t idak menj alankan t anggung j awab.

Saran

Pemerint ah seharusnya membuat at uran yang t egas yang mengat ur t ent ang mekanisme pengawasan t erhadap wali dan anak, sert a hart a anak yang berada di bawah perwalian se-seorang, karena sekalipun sudah ada Bait ul Mal sebagai wali pengawas, namun t ernyat a belum maksimal.

Daft ar Pust aka

Alam, Andi Syamsu dan Fauzan. 2008. Hukum Pengangkat an Anak Per spekt if Isl am. Ja-kart a: Pernada media Group;

Hit ami, Munzir. “ Taat Hukum dan Pendidikan Akhlak” . Jur nal Hukum Respubl i ca, Vol. 4 No. 1, 2004;

Idami, Zahrat ul. “Penet apan Per wal i an Bagi Anak Kor ban t sunami Ol eh Mahkamah Syar ’ i ah Kot a Banda Aceh”. Jur nal Medi a Hukum Vol. 17, No. 2 Desember 2010, UMY Yogyakart a;

Lest ari, Rika. “ Tinj auan Yuridis Pelibat an Anak-anak dalam Penyelenggaraan Pemilu” .

Jur nal Mahkamah Konst i t usi , Badan Kaj i-an Konst it usi Universit as Riau, Vol. II No. 1/ Juni 2009, Mahkamah Konst it usi RI;

Muhammad, Ghulam. “ Sist em Hukum Kewarisan dalam Kompilasi Hukum Islam” , War t a Uni ver t ar i a No. 23, 2009, Universit as Medan Area;

Rosidah, Nikmah. “ Fakt or Penyebab Penyalah-gunaan Narkot ika dan Psikot ropika oleh Anak (St udi Pada Lembaga Pemasyara-kat an Raj abasa Bandar Lampung)” . Supr e-masi Hukum, Jur nal Penel i t ian Hukum, Vol II No. 1, 2006, Fakult as Hukum Univer-sit as Bengkulu;

Sasonggo, Wahyu. “ Kaj ian Terhadap Put usan Perkara No. 159/ Pdt . G/ 2006/ PA. Tnd Ten-t ang Perbedaan Agama FakTen-t or DeTen-t erminan Terj adinya Perceraian” . Jur nal Yudi si al ,

Vol. I No. 3, Desember 2007;

Summa, Muhammad Amin. 2004. Hukum Ke-l uar ga IsKe-l am di Duni a IsKe-l am. Jakart a: Ra-j awali Press;

Wij aningsih, Dyah. “ Perubahan social dan Hu-kum (dalam Ancangan dan Pemikiran)” ,

Jur nal Hukum, Vol 14, No. 1, 2004, Fakul-t as Hukum UniversiFakul-t as Islam SulFakul-t an Agung;

Gambar

Tabel 2

Referensi

Dokumen terkait

Agar memperlancar kegiatan PPL (Praktik Pengalaman Lapangaan) sesuai dengan rencana yang telah ditentukan maka perlu dilakukan berbagai persiapan baik berupa

HARGA PENAWARAN BUKA SAMPUL HARGA PENAWARAN SETELAH

Seluruh berkas asli yang tercantum didalam dokumen kualifikasi perusahaan yang saudara sampaikan pada paket pekerjaan tersebut di atas (Khusus Ijazah, cukup menunjukan

Dengan ini diberitahukan bahwa setelah dilakukan evaluasi oleh Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang dibentuk berdasarkan surat keputusan Bupati

Konsep yang akan diusulkan dalam perencanaan pengembangan tata hijau dikawasan ini adalah menjadikan kawasan ini menjadi lahan konservasi yang memiliki peran

Beberapa penelitian dan alat serupa pernah dibangun dan dilakukan oleh Ilkyu Ha dari Kyungil University Korea [5], perbedaan dengan alat yang dibangun ini

Secara defenisi eklamsia adalah kelainan akut pada ibu hamil, hamil tua, persalinan atau masa nifas ditandai dengan timbulnya kejang atau koma, dimana sebelumnya sudah

Hasil penelitian menyatakan bahwa variabel petugas PMO mempunyai pengaruh paling dominan terhadap loyalitas ibu hamil pada pelayanan persalinan. Petugas PMO adalah petugas