• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBAR PENGESAHAN JURNAL"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

Meningkatkan Kemampuan Menulis Melalui Metode Bermain Huruf di Kelompok B TK Dewantara Kecamatan Tilongkabila

Kabupaten Bone Bolango JURNAL

(2)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS HURUF MELALUI METODE BERMAIN DI KELOMPOK B TK DEWANTARA KECAMATAN

TILONGKABILA KABUPATEN BONE BOLANGO Tuti Wantu, Meiske Puluhulawa, Salmawati Bania1

ABSTRAK

Meningkatkan Kemampuan Menulis Huruf melalui Metode Bermain di Kelompok B TK Dewantara Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango. Skripsi, Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Tuti Wantu, M.Pd.Kons dan pembimbing II Meiske Puluhulawa, S.Pd, M.Pd. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah metode bermain dapat meningkatkan kemampuan menulis huruf di kelompok B TK Dewantara Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan menulis huruf melalui metode bermain di Kelompok B TK Dewantara Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam II siklus dan data yang diperoleh dianalisis secara presentase. Metode pengumpulan data adalah observasi kegiatan guru dan anak, serta dokumntasi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kegiatan observasi awal kemampuan anak sejumlah anak 8 orang atau presentase 44.44% dan tidak mampu 10 orang atau 55.56%, pada siklus I pertemuan I mencapai 11 orang atau 61.11% dan tidak mampu 7 orang atau 38.89% sedangkan siklus I pertemuan II 13 orang mampu atau 72.22% dan tidak mampu 5 orang atau 27.78%. Pada siklus II pertemuan I 14 orang atau 77.78% dan 4 orang tidak mampu atau 22.22%, siklus II pertemuan II meningkat menjadi 16 orang anak, dan 88.89% dan 2 orang atau 11.11% tidak mampu. Kesimpulan bahwa metode bermain dapat meningkatkan kemampuan menulis huruf di kelompok B TK Dewantara Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango.

Kata kunci : Kemampuan, Menulis, Bermain Huruf.

1

Dra. Tuti Wantu, M.Pd.Kons selaku dosen di Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo, Meiske Puluhulawa, S.Pd, M.Pd dan Salmawati Bania guru kelas B TK Dewantara Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bone Bolango

(3)

Kegiatan menulis bagi anak taman kanak-kanak merupakan hal yang sangat penting untuk dibelajarkan. Salah satu hal yang dapat menciptakan kegiatan menulis anak adalah dengan menumbuhkan kemampuan dalam diri anak. Anak yang dapat menulis akan mempermudah dirinya dalam setiap proses pembelajaran. Karena setiap proses pembelajaran yang dilalui oleh anak tidak lepas dari kegiatan menulis. Oleh karena itu, pengusaan menulis sangat penting bagi anak taman kanak-kanak. Namun sebaliknya bagi anak yang belum bisa menulis sangat berdampak bagi keterampilan berbahasa dan hasil yang diperolehnya dalam proses pembelajaran tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Namun berdasarkan pengamatan juga pengalaman penulis selama melakukan pembelajaran di kelompok B TK Dewantara Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango, hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi atau persentase pada akhir pembelajaran menunjukkan bahwa dari 18 orang yang belum memiliki kemampuan menulis 8 orang atau dengan persentasi 44.44% dan yang sudah memiliki kemampuan menulis 10 orang atau dengan persentasi 55.56%. Rendahnya kemampuan menulis anak dikarenakan: 1) anak kaku dalam memegang pensil, 2) tidak dapat meniru garis-garis yang ditulis guru, 3) tidak dapat menguhubungkan dengan tepat garis putus-putus (bayang).

Untuk melihat keefektifan metode bermain dalam meningkatkan kemampuan menulis anak, maka dirumuskan judul sebagai berikut: “Meningkatkan Kemampuan Menulis Huruf Melalui Metode Bermain Di Kelompok B TK Dewantara Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango”.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis huruf melalui metode bermain di Kelompok B TK Dewantara Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango. Adapun manfaat penelitian sebagai berikut:

1. Sebagai acuan serta pegangan dalam memberikan pembinaan dan bimbingan kepada anak dalam meningkatkan kualitas kemampuan anak.

2. Memperbaiki pembelajaran di kelas dan dapat memberi kemampuan serta inovasi pembelajaran untuk lebih meningkatkan kompetensi dalam profesinya sebagai guru dalam pembelajaran anak.

3. Meningkatkan kemampuan menulis huruf melalui metode bermain. Disamping itu, anak akan lebih aktif dalam belajar dan terkemampuan dengan metode bermain.

4. Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan serta profesionalisme guru dalam rangka pemilihan metode bermain untuk meningkatkan kemampuan menulis huruf di sekolah serta sebagai bahan rujukan penelitian selanjutnya.

(4)

Menurut Uno (2007:23) hakikat kemampuan adalah dorongan internal dan eksternal pada anak-anak yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Dengan adanya kemampuan anak akan lebih mudah dalam mempelajari setiap materi yang diajarkan termasuk matari yang berkaitan dengan mata pelajaran bahasa Indonesia.

Menurut Tarigan (2008: 22) bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik itu. Sedangkan Menurut Webster (dalam Rita, 2009 : 49) menulis bagi anak usia dini usia 5-6 tahun diartikan sebagai suatu kegiatan membuat pola atau menuliskan kata-kata, huruf-huruf atau pun simbol-simbol pada suatu permukaan dengan memotong, mengukur atau menandai dengan pena atau pun pensil.

Di taman kanak-kanak guru dan orang tua harus mampu menciptakan kegiatan menulis untuk anak hendaknya menyenagkan, menarik dan harus sesuai dengan tahap-tahap kemampuan menulis anak agar kemampuan menulis anak dapat berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya. Dimana tahap-tahap kemampuan menulis untuk anak usia 5-6 tahun menurut Maertini Jamaris (2006 : 55) yaitu : tahap memcoret, tahap menjiplak bentuk tulisan yang horizontal, tahap menulis secara acak, tahap menulis tulisan nama, tahap menulis tulisan pendek. Hal ini dapat dilihat dari munculnya kemampuan anak yang bermula dari mencoret-coret, meniru kata-kata atau tulisan serta mencoba untuk menulis nama sendiri.

Menurut Gordon dan browne (dalam Isjoni, 2011: 87) bahwa bermain merupakan pekerjaan masa kanak-kanak dan cermin pertumbuhan anak. Bermain merupakan kegiatan yang memberikan kepuasan bagi diri sendiri. Melalui bermain anak memperoleh pembatasan dan memahami kehidupan. Bermain merupakan kegiatan yang memberikan kesenangan dan dilaksanankan untuk kegiatan itu sendiri, yang lebih ditekankan pada caranya dari pada hasil yang diperoleh dari kegiatan itu. Dworetsky (dalam Isjoni, 2011: 87).

Menurut Moeslichatoen (2004: 32) kegiatan bermain anak dapat melakukan koordinasi motorik kasar, kegiatan bermain anak dapat melatih kemampuan bahasanya dengan cara mendengarkan beraneka bunyi, mengucapkan suku kata dan kata, memperluas kosakata, berbicara sesuai dengan dengan tata bahasa Indonesia dan sebagainya. Melalui bermain anak dapat meningkatkan kepakaan emosinya dengan cara mengenalkan bermacam perasaan, mengenalkan perubahan perasaan, membuat pertimbangan dan menumbuhkan kepercayaan diri. Lebih lanjut Jasa Muliawan Ungguh (dalam Fadlillah, 2012: 168) menjelaskan bahwa metode bermain adalah metode yang menerapkan permainan atau mainan

(5)

tertentu sebagai wahana pembelajaran siswa. bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya tanpa mempertimbangka hasil akhirnya.

Huruf merupakan serangkaian fonem yang terdiri dari satu, dua atau beberapa fonem. Fonem atau urutan fonem dalam membentuk suku kata dan membentuk kata mengikuti aturan tertentu. Setiap bahasa memiliki aturan sendiri untuk suku kata, kekhasan yang dimiliki Bahasa Indonesia adalah jumlah suku katanya yang pada umumnya terdiri dari dua suku kata. Kata-kata seperti topi, apel, roti, buku, adalah kosa kata asli bahasa Indonesia yang memiliki dua suku kata dua. Pola Huruf tersebut adalah: to-pi, a-pel, ro-ti, bu-ku, tetapi karena kosa kata bahasa Indonesia juga diperkaya dengan kosa kata serapan dari bahasa daerah atau bahasa asing, maka kita banyak menemukan jumlah Huruf yang lebih dari dua Huruf.

Huruf dapat ditinjau dari berbagai segi. Segi fisiologi, Huruf adalah ujaran yang terjadi dalam satu denyut dada yakni satu penegangan otot pada waktu penghembusan udara dari paru-paru. Segi artikulasi, Huruf adalah regangan yang terjadi dari satu puncak kenyaringan di antara dua unsure yang tak berkenyaringan. Sedangkan dari segi fonologi,

Huruf adalah struktur yang terjadi dari satu fonem atau urutan fonem, bersama dengan ciri lain seperti kepanjangan atau tekanan. http://emperordeva.wordpress.com.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam II siklus dan data yang diperoleh dianalisis secara presentase. Metode pengumpulan data adalah observasi kegiatan guru dan anak, serta dokumntasi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Aktivitas anak dalam pembelajaran menulis huruf melalui metode bermain pada siklus I pertemuan I masih kurang, hal ini terlihat dari 3 aspek penilaian kemampuan menulis huruf anak masih ada aspek yang menjadi kendala bagi anak dalam menulis huruf menggunakan metode bermain.

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa hasil observasi kemampuan menulis huruf anak pada siklus I pertemuan I oleh pengamat I yaitu pada aspek tidak kaku dalam memegang pensil yang tidak kaku 5 orang atau 27.78%, kurang kaku 5 orang atau 27.78% dan kaku 8 orang atau 44.44% dan sangat kaku 0 orang atau 0%. Pada aspek ketepatan

(6)

meniru garis-garis yang sangat tepat 2 orang atau 11.11%, tepat 9 orang atau 50%, kurang tepat 7 orang atau 38.89% dan tidak tepat 0 orang atau 0%. Pada aspek ketepatan menghubungkan garis-garis putus (bayang) yang sangat tepat 5 orang atau 27.78%, tepat 9 orang atau 50%, kurang tepat 4 orang atau 22.22% dan tidak tepat 0 orang atau 0%.

Dapat diketahui bahwa hasil observasi kemampuan menulis huruf anak pada siklus I pertemuan I oleh pengamat II yaitu pada aspek tidak kaku dalam memegang pensil yang tidak kaku 3 orang atau 16.67%, kurang kaku 8 orang atau 44.44% dan kaku 7 orang atau 38.89% dan sangat kaku 0 orang atau 0%. Pada aspek ketepatan meniru garis-garis yang sangat tepat 5 orang atau 27.78%, tepat 9 orang atau 50%, kurang tepat 4 orang atau 22.22% dan tidak tepat 0 orang atau 0%. Pada aspek ketepatan menghubungkan garis-garis putus (bayang) yang sangat tepat 5 orang atau 27.78%, tepat 9 orang atau 50%, kurang tepat 4 orang atau 22.22% dan tidak tepat 0 orang atau 0%.

Skor kemampuan menulis huruf anak dengan kategori sangat baik berjumlah 2 orang atau 11.11% dengan jumlah perolehan skor berkisar 90-100. Kategori baik berjumlah 9 orang atau 50% dengan jumlah perolehan skor berkisar 70-89. Kategori cukup berjumlah 7 orang atau 38.89% dengan jumlah perolehan skor berkisar 50-69. Kategori kurang berjumlah 0 orang atau 0% dengan jumlah perolehan skor berkisar 0-49.

Siklus I pertemuan I pengamat I dari 15 aspek yang diamati oleh guru pengamat 8 aspek terlaksana dengan kriteria baik atau persentase sebesar 53.33%, dan 7 aspek terlaksana dengan kriteria cukup atau persentase sebesar 46.67%.

Siklus I pertemuan I pengamat II dari 15 aspek yang diamati oleh guru pengamat 9 aspek terlaksana dengan kriteria baik atau persentase sebesar 60%, dan 6 aspek terlaksana dengan kriteria cukup atau persentase sebesar 40%. hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 11 halaman 78. Dari hasil pengamatan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan guru dalam proses belajar mengajar belum optimal, sehingga perlu dilanjutkan pada siklus I pertemuan II guna perbaikan kekurangan pada siklus I pertemuan I.

Hasil analisis dan refleksi siklus I pertemuan I oleh pengamat I terhadap pembelajaran kemampuan menulis huruf melalui metode bermain dalam data pengamatan aktivitas guru masih 7 aspek atau 46.67% yang terlaksana dengan kategori cukup. Sedangkan hasil analisis dan refleksi siklus I pertemuan I oleh pengamat II masih 6 aspek atau 40% yang terlaksana dengan kategori cukup.

Sedangkan data aktivitas belajar anak yang telah diuraikan sebelumnya ternyata belum mencapai hasil yang optimal. Hal ini ditunjukkan dengan masih kurangnya kemampuan anak di kelompok B TK Dewantara Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone

(7)

Bolango dalam menulis huruf melalui metode bermain. Dari 18 orang anak, baru 11 anak yang mampu menulis huruf dengan persentase sebesar 61.11%. Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan ini belum mencapai indikator kinerja dan akan dilanjutkan pada siklus I pertemuan II.

Adapun hasil aktivitas anak pada siklus I pertemuan II oleh pengamat I dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

Hasil pemantauan aktivitas anak pada siklus I pertemuan II yaitu pada aspek tidak kaku dalam memegang pensil yang tidak kaku 5 orang atau 27.78%, kurang kaku 8 orang atau 44.44% dan kaku 5 orang atau 27.78% dan sangat kaku 0 orang atau 0%. Pada aspek ketepatan meniru garis-garis yang sangat tepat 3 orang atau 16.67%, tepat 10 orang atau 55.55%, kurang tepat 5 orang atau 27.78% dan tidak tepat 0 orang atau 0%. Pada aspek ketepatan menghubungkan garis-garis putus (bayang) yang sangat tepat 8 orang atau 44.44%, tepat 10 orang atau 55.56%, kurang tepat 0 orang atau 0% dan tidak tepat 0 orang atau 0%.

Hasil pemantauan aktivitas anak pada siklus I pertemuan II oleh pengamat II yaitu pada aspek tidak kaku dalam memegang pensil yang tidak kaku 3 orang atau 16.67%, kurang kaku 10 orang atau 55.55% dan kaku 5 orang atau 27.78% dan sangat kaku 0 orang atau 0%. Pada aspek ketepatan meniru garis-garis yang sangat tepat 6 orang atau 33.33%, tepat 8 orang atau 44.44%, kurang tepat 4 orang atau 22.22% dan tidak tepat 0 orang atau 0%. Pada aspek ketepatan menghubungkan garis-garis putus (bayang) yang sangat tepat 7 orang atau 38.89%, tepat 10 orang atau 55.55%, kurang tepat 1 orang atau 5.56% dan tidak tepat 0 orang atau 0%.

Dari data yang diperoleh pada pelaksanaan siklus I pertemuan II jumlah anak yang memiliki persentase kemampuan menulis huruf sebagai berikut:

Skor kemampuan menulis huruf anak dengan kategori sangat baik berjumlah 4 orang atau 22.22% dengan jumlah perolehan skor berkisar 90-100. Kategori baik berjumlah 9 orang atau 50% dengan jumlah perolehan skor berkisar 70-89. Kategori cukup berjumlah 5 orang atau 27.78% dengan jumlah perolehan skor berkisar 50-69. Kategori kurang berjumlah 0 orang atau 0% dengan jumlah perolehan skor capaian berkisar 0-49.

Dengan melihat data di atas dapat diketahui bahwa dari jumlah 18 orang anak di kelompok B TK Dewantara Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango kemampuan menulis huruf melalui metode bermain siklus I pertemuan II mencapai sejumlah 13 orang atau 72.22% dan 5 orang anak atau 27.78% yang tidak mampu menulis huruf.

(8)

Pemantauan aspek-aspek yang dilakukan oleh guru pengamat dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti pada tindakan siklus I pertemuan II yaitu dengan memberikan tanda ceklist sesuai dengan komponen-komponen yang dilaksanakan oleh peneliti berdasarkan kriteria yang ada.

Siklus I pertemuan II pengamat I dari 15 aspek yang diamati oleh guru pengamat, 12 aspek terlaksana dengan kriteria baik atau persentase sebesar 80%, dan 3 aspek terlaksana dengan kriteria cukup atau persentase sebesar 20%.

Siklus I pertemuan II pengamat II dari 15 aspek yang diamati oleh guru pengamat, 11 aspek terlaksana dengan kriteria baik atau persentase sebesar 73.33%, dan 4 aspek terlaksana dengan kriteria cukup atau persentase sebesar 26.67%.

Hasil analisis dan refleksi siklus I pertemuan II pengamat I terhadap pembelajaran kemampuan menulis huruf melalui metode bermain dalam data pengamatan aktivitas guru masih 3 aspek atau 20% yang terlaksana dengan kategori cukup. Sedangkan hasil analisis dan refleksi siklus I pertemuan II pengamat II masih 4 aspek atau 26.67% yang terlaksana dengan kategori cukup.

Sedangkan data aktivitas belajar anak yang telah diuraikan sebelumnya belum mencapai hasil yang optimal. Hal ini ditunjukkan dengan masih kurangnya kemampuan anak di kelompok B TK Dewantara Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango dalam menulis huruf melalui metode bermain. Dari 18 orang anak, baru 13 anak yang mampu menulis huruf dengan persentase sebesar 72.22%. Sehingga peneliti bersama guru menyimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan belum mencapai indikator kinerja (80%) dan akan dilanjutkan pada siklus II.

Hasil pemantauan pada siklus II pertemuan I oleh pengamat I yaitu pada aspek tidak kaku dalam memegang pensil yang tidak kaku 6 orang atau 33.33%, kurang kaku 9 orang atau 50% dan kaku 3 orang atau 16.67% dan sangat kaku 0 orang atau 0%. Pada aspek ketepatan meniru garis-garis yang sangat tepat 3 orang atau 16.67%, tepat 13 orang atau 72.22%, kurang tepat 2 orang atau 11.11% dan tidak tepat 0 orang atau 0%. Pada aspek ketepatan menghubungkan garis-garis putus (bayang) yang sangat tepat 13 orang atau 72.22%, tepat 5 orang atau 27.78%.

Hasil pemantauan aktivitas anak pada siklus II pertemuan I yaitu pada aspek tidak kaku dalam memegang pensil yang tidak kaku 7 orang atau 38.89%, kurang kaku 8 orang atau 44.44% dan kaku 3 orang atau 16.67% dan sangat kaku 0 orang atau 0%. Pada aspek ketepatan meniru garis-garis yang sangat tepat 6 orang atau 33.33%, tepat 10 orang atau 55.56%, kurang tepat 2 orang atau 11.11% dan tidak tepat 0 orang atau 0%. Pada aspek

(9)

ketepatan menghubungkan garis-garis putus (bayang) yang sangat tepat 12 orang atau 66.67%, tepat 6 orang atau 33.33%, kurang tepat 0 orang atau 0% dan tidak tepat 0 orang atau 0%.

Skor kemampuan menulis huruf anak dengan kategori sangat baik berjumlah 5 orang atau 27.78% dengan jumlah perolehan skor berkisar 90-100. Kategori baik berjumlah 9 orang atau 50% dengan jumlah perolehan skor berkisar 70-89. Kategori cukup berjumlah 4 orang atau 22.22% dengan jumlah perolehan skor berkisar 50-69. Kategori kurang berjumlah 0 orang atau 0% dengan jumlah perolehan skor capaian berkisar 0-49. Dengan melihat data dapat diketahui bahwa dari jumlah 18 orang anak di kelompok B TK Dewantara Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango kemampuan menulis huruf siklus II pertemuan I mencapai sejumlah 14 orang atau 77.78% dan 4 orang anak atau 22.22% yang tidak mampu menulis huruf. Hasil kemampuan anak menulis huruf melalui metode bermain siklus II pertemuan I belum memenuhi indikator kinerja yang ditetapkan yaitu 80%.

Pemantauan aspek-aspek yang dilakukan oleh guru pengamat dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti pada tindakan siklus II pertemuan I yaitu dengan memberikan tanda ceklist sesuai dengan komponen-komponen yang dilaksanakan oleh peneliti berdasarkan kriteria yang ada.

Siklus II pertemuan I pengamat II dari 15 aspek yang diamati oleh guru pengamat, 3 aspek terlaksana dengan kriteria sangat baik atau persentase sebesar 20%, dan 12 aspek terlaksana dengan kriteria baik atau persentase sebesar 80%.

Siklus II pertemuan I pengamat II dari 15 aspek yang diamati oleh guru pengamat, 3 aspek terlaksana dengan kriteria sangat baik atau persentase sebesar 20%, dan 12 aspek terlaksana dengan kriteria baik atau persentase sebesar 80%.

Hasil analisis dan refleksi siklus II pertemuan I terhadap pembelajaran kemampuan menulis huruf melalui metode bermain dalam data pengamatan aktivitas guru sudah tergolong baik. Namun tetap akan dilanjutkan pada siklus II pertemuan II. Sedangkan data aktivitas belajar anak yang telah diuraikan sebelumnya belum mencapai hasil yang optimal. Hal ini ditunjukkan dengan masih kurangnya kemampuan anak di kelompok B TK Dewantara Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango dalam menulis huruf melalui metode bermain. Dari 18 orang anak, baru 14 anak yang mampu menulis huruf dengan persentase sebesar 77.78%. Sehingga peneliti bersama guru menyimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan belum mencapai indikator kinerja (80%) dan akan dilanjutkan pada siklus II pertemuan II.

(10)

Hasil pemantauan aktivitas anak pada siklus II pertemuan II pengamat I yaitu pada aspek tidak kaku dalam memegang pensil yang tidak kaku 10 orang atau 55.56%, kurang kaku 6 orang atau 33.33% dan kaku 2 orang atau 11.11% dan sangat kaku 0 orang atau 0%. Pada aspek ketepatan meniru garis-garis yang sangat tepat 6 orang atau 33.33%, tepat 10 orang atau 55.56%, kurang tepat 2 orang atau 11.11% dan tidak tepat 0 orang atau 0%. Pada aspek ketepatan menghubungkan garis-garis putus (bayang) yang sangat tepat 16 orang atau 88.89%, tepat 2 orang atau 11.11%, kurang tepat 0 orang atau 0% dan tidak tepat 0 orang atau 0%.

Hasil pemantauan aktivitas anak pada siklus II pertemuan II pengamat II yaitu pada aspek tidak kaku dalam memegang pensil yang tidak kaku 10 orang atau 55.56%, kurang kaku 6 orang atau 33.33% dan kaku 2 orang atau 11.11% dan sangat kaku 0 orang atau 0%. Pada aspek ketepatan meniru garis-garis yang sangat tepat 11 orang atau 61.11%, tepat 5 orang atau 27.78%, kurang tepat 2 orang atau 11.11% dan tidak tepat 0 orang atau 0%. Pada aspek ketepatan menghubungkan garis-garis putus (bayang) yang sangat tepat 14 orang atau 77.78%, tepat 2 orang atau 11.11%, kurang tepat 0 orang atau 0% dan tidak tepat 0 orang atau 0%.

Dari data yang diperoleh pada pelaksanaan siklus II pertemuan II jumlah anak yang memiliki persentase kemampuan menulis huruf sebagai berikut:

Data menunjukkan bahwa skor kemampuan menulis huruf anak dengan kategori sangat baik berjumlah 12 orang atau 66.67% dengan jumlah perolehan skor berkisar 90-100. Kategori baik berjumlah 4 orang atau 22.22% dengan jumlah perolehan skor berkisar 70-89. Kategori cukup berjumlah 2 orang atau 11.11% dengan jumlah perolehan skor berkisar 50-69. Kategori kurang berjumlah 0 orang atau 0% dengan jumlah perolehan skor capaian berkisar 0-49.

Siklus II pertemuan II dari 15 aspek yang diamati oleh guru pengamat, 8 aspek terlaksana dengan kriteria sangat baik atau persentase sebesar 53.33%, dan 7 aspek terlaksana dengan kriteria baik atau persentase sebesar 46.67%.

Siklus II pertemuan II dari 15 aspek yang diamati oleh guru pengamat, 11 aspek terlaksana dengan kriteria sangat baik atau persentase sebesar 73.33%, dan 4 aspek terlaksana dengan kriteria baik atau persentase sebesar 26.67%. Dari hasil pengamatan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan guru dalam proses belajar mengajar sudah baik. Sedangkan data aktivitas belajar anak yang telah diuraikan sebelumnya belum mencapai hasil yang optimal. Hal ini ditunjukkan dengan masih kurangnya kemampuan anak di kelompok B TK Dewantara Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango dalam

(11)

menulis huruf melalui metode bermain. Dari 18 orang anak, baru 16 anak yang mampu menulis huruf dengan persentase sebesar 88.89%. Peneliti bersama guru pengamat menyimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan ini telah mencapai dan melebihi indikator kinerja yang ditetapkan dan tidak dilanjutkan lagi ke siklus berikutnya.

Berdasarkan hasil observasi awal, tindakan siklus I dan tindakan siklus II, maka dapat dikatakan bahwa penerapan metode bermain dalam pembelajaran dengan sasaran untuk meningkatkan kemampuan anak dalam menulis huruf yang dilakukan sebanyak 2 siklus menunjukan kemampuan yang melebihi indikator kinerja yang ditetapkan. Dengan demikian hipotesis tindakan yang berbunyi “jika guru menggunakan metode bermain maka kemampuan menulis huruf di Kelompok B TK Dewantara Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango akan meningkat” dapat diterima

Pembahasan

Perwujudan aktivitas dalam pembelajaran kemampuan anak menulis huruf melalui metode bermain. Bagi anak itu sendiri serta bagi guru pengajar seharusnya bukan hal yang asing sesuatu yang baru dikenal. Bila kita merujuk kepada panduan pembelajaran yaitu kurikulum, materi menulis huruf telah tertera pada kurikulum usia dini. Dengan demikian, seharusnya para pelajar dan para pengajar sudah akrab dengan menulis huruf utamanya menulis huruf.

Menyikapi kenyataan tersebut, tentunya para guru pengajar di kelompok bermain sangat disayangkan bila menghadapi dilema tersebut disambut dengan antipati. Bila guru Ba tidak berupaya memperbaiki keadaan, maka tinggal menunggu, anak akan menganggap barang aneh terhadap kegiatan menulis huruf. Jadi, penulis berharap kepada rekan-rekan pengajar bahasa, jangan pernah menyerah dan putus asa menghadapi kenyataan ini. Terus mencoba dan mencoba lagi untuk melatih kemampuan anak untuk menulis huruf.

Kemampuan menulis huruf perlu dikembangkan secara terprogram. Anak memiliki berbagai potensi yang perlu dikembangkan, terutama potensi “ingin tahu”. Anak memang serba ingin tahu, hal ini perlu disalurkan secara positif. Rasa ingin tahu anak dapat dikembangkan melalui latihan. Untuk menjadikan anak menyenangi hal tersebut perlu di mulai dan dipupuk sejak dini.

Observasi awal, kegiatan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti dalam menulis huruf tanpa menggunakan metode bermain baru mencapai 8 orang anak yang mampu atau persentase sebesar 44.44% sedangkan anak yang kurang mampu sejumlah 12 orang atau persentase sebesar 55.56%. Hasil tersebut menunjukkan rendahnya kemampuan anak di

(12)

kelompok B TK Dewantara Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango dalam menulis huruf.

Pada kegiatan siklus I pertemuan I tentang kemampuan anak menulis huruf mengalami peningkatan sejumlah 11 orang atau persentase 61.11% dan anak yang tidak mampu sejumlah 7 orang atau 38.89%. Pada siklus I pertemuan II kemampuan anak sedikit meningkat menjadi 13 orang atau persentase sebesar 72.22% dan anak yang tidak mampu sejumlah 5 orang atau persentase 27.78%.

Pada siklus II pertemuan I kemampuan anak menulis huruf mengalami peningkatan menjadi 14 orang atau persentase 77.78% dan anak yang tidak mampu sejumlah 4 orang atau 22.22%. Pada siklus II pertemuan II kemampuan anak lebih meningkat menjadi 16 orang atau persentase sebesar 88.89% dan anak yang tidak mampu sejumlah 2 orang atau persentase 11.11%.

Berdasarkan uraian tentang kemampuan menulis huruf melalui metode bermain di kelompok B TK Dewantara Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango, guru merupakan kunci keberhasilan dalam mengelola proses pembelajaran, sementara itu proses manajemen kelas merupakan salah satu aspek dari pengelolaan proses pembelajaran yang paling rumit, karena manajemen kelas memerlukan berbagai keterampilan, pengalaman bahkan kecerdasan serta ketelitian dalam melihat apa, bagaimana, dimana, mengapa dan kapan anak akan mudah memahami materi pembelajaran menulis huruf.

Berdasarkan hasil observasi awal, tindakan siklus I dan tindakan siklus II, maka dapat dikatakan bahwa penerapan metode bermain dalam pembelajaran dengan sasaran untuk meningkatkan kemampuan anak dalam menulis huruf yang dilakukan sebanyak 2 siklus menunjukan kemampuan yang melebihi indikator kinerja yang ditetapkan. Dengan demikian hipotesis tindakan yang berbunyi “jika guru menggunakan metode bermain maka kemampuan menulis huruf di Kelompok B TK Dewantara Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango akan meningkat” dapat diterima

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa melalui metode bermain kemampuan anak menulis huruf di kelompok B TK Dewantara Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango mengalami peningkatan. Dari hasil tes kemampuan anak pada observasi awal sejumlah anak 8 orang atau presentase 44.44% dan tidak mampu 10 orang atau 55.56%, pada siklus I pertemuan I mencapai 11 orang atau 61.11% dan tidak mampu 7 orang atau 38.89% sedangkan siklus I pertemuan II 13 orang mampu atau 72.22%

(13)

dan tidak mampu 5 orang atau 27.78%. Pada siklus II pertemuan I 14 orang atau 77.78% dan 4 orang tidak mampu atau 22.22%, siklus II pertemuan II meningkat menjadi 16 orang anak, dan 88.89% dan 2 orang atau 11.11% tidak mampu.

Saran

1. Diharapkan hasil penelitian ini memberikan sumbangan pikiran dalam rangka meningkatkan kemampuan anak menulis huruf melalui metode bermain di Kelompok B TK Dewantara Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango.

2. Diharapkan anak untuk aktif menulis huruf melalui metode bermain.

3. Sekolah hendaknya turut membantu untuk memotivasi anak, khusus menganjurkan kepada anak agar lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran menulis huruf melalui metode bermain.

4. Peneliti kiranya penelitian ini dapat dilanjutkan oleh peneliti lainnya, guna memperoleh hasil yang lebih baik khususnya tentang menulis huruf.

(14)

DAFTAR RUJUKAN

Isjoni, 2011. Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung : Alfabeta

Jamaris. 2006. Perkembangan Dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Gramedia Widiasarana.

Moeslichatoen. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Rineka Cipta. Rita Kurnia. 2009. Metodologi Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini. Pekanbaru: Cendikia

Insani.

Tarigan Guntur Henry. 2008. Menulis Seagai Suatu keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Referensi

Dokumen terkait

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana ses eorang melakukan tindakan yang eorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang

Secara terperinci motivasi siswa pada tahap prasiklus (sebe- lum ada tindakan) dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan materi Energi dan Perubahannya klasifikasi

Sementara itu dari kawasan eropa, setelah bergerak fluktuatif, pasar saham Ero- pa berhasil ditutup menguat diawal pekan seiring kenaikan harga minyak dalam dua hari

Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa peneliti menggunakan teori semiotika dari John Fiske untuk penelitian ini karena setiap level yang dipaparkan oleh

Kegiatan dalam pelatihan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian dan kompetensi.Kegiatan pelatihan dilakukan melalui kegiatan pengajaran, pendidikan dan

1) Aspek barang dan jasa. Kepuasan konsumen terhadap barang atau jasa dipengaruhi secara signifikan oleh penilaian konsumen terhadap fitur barang dan jasa. Emosi atau

Proses kalibrasi pada DAS Rawatamtu Ketiga metode dapat dikatakan optimal dalam memisahkan aliran dasar (debit terhitung) terhadap aliran total (debit terukur di

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mekanisme dalam manajemen pengelolaan wakaf tunai Yayasan Amal Kebangsaan Indonesia dalam mencapai keuntungan