• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I V REN CAN A PROGRAM I N V EST ASI I N FRAST RU K T U R - DOCRPIJM 2259445af0 BAB IVBAB IV RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I V REN CAN A PROGRAM I N V EST ASI I N FRAST RU K T U R - DOCRPIJM 2259445af0 BAB IVBAB IV RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

Tahun 2013-2017 IV - 1

BAB I V

REN CAN A PROGRAM I N V EST ASI I N FRAST RU K T U R

4.1. RENCANA PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

4.1.1. Petunjuk Umum

Pengembangan permukiman baik di perkotaan maupun di perdesaan pada hakekatnya adalah untuk mewujudkan kondisi perkotaan dan perdesaan yang layak huni (livable), aman, nyaman, damai dan sejahtera serta berkelanjutan.

Permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Perintah wajib memberikan akses kepada masyarakat untuk dapat memperoleh permukiman yang layak huni, sejahtera, berbudaya, dan berkeadilan sosial. Pengembangan permukiman ini meliputi pengembangan prasarana dan sarana dasar perkotaan, pengembangan permukiman yang terjangkau, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah, proses penyelenggaraan lahan, pengembangan ekonomi kota, serta penciptaan sosial budaya di perkotaan.

Perkembangan permukiman hendaknya juga aspek-aspek sosial budaya masyarakat setempat, agar pengembangaannya dapat sesuai dengan kondisi masyarakat dan alam lingkungannya. Aspek sosial budaya ini dapat meliputi desain, pola, dan struktur, serta bahan material yang digunakan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan permukiman, diantaranya adalah :

1. Peran Kabupaten/Kota dalam pengembangan wilayah 2. Rencana pembangunan Kabupaten/Kota

3. Memperhatikan kondisi alamiah dan tipologi Kabupaten/Kota bersangkutan, seperti struktur dan morfologi tanah, topografi, dan sebagainya

4. Pembangunan dilakukan dengan pendekatan pembangunan berkelanjut an dan berwawasan lingkungan.

(2)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

Tahun 2013-2017 IV - 2

6. Logical framework (kerangka logis) penilaian kelayakan investasi dalam Pengembangan Permukiman.

7. Keterpaduan Pengembangan Permukiman dengan sektor lainnya dilaksanakan pada setiap tahapan penyelenggaraan pengembangan, sekurang-kurangnya dilaksanakan pada tahap perencanaan, baik dalam penyusunan rencana induk maupun dalam perencanaan teknik.

8. Memperhatikan peraturan dan perundangan serta petunjuk/pedoman yang tersedia.

9. Tingkat kelayakan pelayanan, efektivitas dan efisiensi dalam Pengembangan Perkotaan pada kota bersangkutan.

10. Sebagai suatu PS yang tidak saja penting bagi peningkatan kesehatan masyarakat tetapi juga sangat penting bagi keberlanjutan lingkungan.

11. Sumber pendanaan dari berbagai pihak baik pemerintah, masyarakat maupun swasta.

12. Kelembagaan dalam penyelenggaraan Pengembangan Permukiman

13. Investasi PS Air Minum dengan memperhatikan kelayakan terutama dalam hal pemulihan biaya.

14. Jika ada indikasi keterlibatan swasta dalam pembangunan dan/atau pengelolaan sarana dan prasarana dalam Pengembangan Permukiman, perlu dilakukan identifikasi lebih lanjut.

15. Safeguard Sosial dan Lingkungan.

16. Perhitungan dan hal penunjang lainnya yang dibutuhkan untuk mendukung analisis disertakan dalam bentuk lampiran

4.1.2. Kebijakan, Program dan Kegiatan Pembangunan Permukiman

Sub Bidang Pengembangan Permukiman pada Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Kota Bima memiliki program dan kegiatan yang bertujuan mengembangkan wilayah perkotaan dan perdesaan. Tujuan Pengembangan Permukiman :

(3)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

Tahun 2013-2017 IV - 3

2. Terwujudnya permukiman yang layak dalam lingkungan sehat, aman, serasi, dan teratur

3. Mengarahkan pertumbuhan wilayah

4. Menunjang kegiatan ekonomi melalui kegiatan pengembangan permukiman Adapun sasaran dari Pengembangan Permukiman adalah:

1. Terpenuhinya kebutuhan dasar permukiman 2. Tersedianya perumahan tipe RSH, RUSUNAWA 3. Terarahnya pertumbuhan wilayah

4. Terdorongnya kegiatan ekonomi melalui kegiatan pembangunan permukiman Keluaran dari Sub Bidang Pengembangan Permukiman adalah:

1. Lahan siap bangun

2. Tersedianya prasarana dan sarana (jalan, drainase, jaringan air bersih) kawasan 3. Tersedianya kawasan permukiman yang sehat

4. Tersedianya RSH, RUSUNAWA siap huni

5. Tersedianya perumahan untuk mendukung terselenggaranya gerak perekonomian yang dinamis

6. Tersedianya kawasan permukiman skala besar yang terencana secara menyeluruh dan terpadu dengan pelaksanaan yang bertahap dengan menciptakan kawasan permukiman yang tersusun atas satuan-satuan lingkungan permukiman dan mengintegrasikan secara terpadu dengan lingkungan permukiman yang telah ada di sekitarnya

Asumsi dari Pengembangan Permukiman adalah:

1. Kelompok sasaran masyarakat untuk RSH, RUSUNAWA diutamakan masyarakat berpenghasilan rendah

2. Mengacu pada UU no. 4/1992 tentang perumahan dan peraturan perundangan terkait

(4)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

Tahun 2013-2017 IV - 4

Karya yang diwujudkan dalam Program Pengembangan Permukiman Perkotaan dan Program Pengembangan Permukiman Perdesaan

4.1.3. Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan

1. Penyediaan PSD Bagi Kawasan RSH

Target:

• Perumahan yang diperuntukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, khususnya PNS/TNI/Polri dan Karyawan/wati swasta

• Sesuai dengan RTRW dan Renstra Pemerintah Daerah. • Dibangun sesuai PP 80 tahun 1999 tentang Kasiba dan Lisiba BS

• Dukungan PSD dalam pembangunan RSH bagi PNS, TNI/Polri, Pekerja masyarakat berpenghasilan rendah

• Diprioritaskan pada kawasan-kawasan skala besar dan yang dapat segera mendorong perkembangan wilayah

• Sudah mendatangani MoU antara Pemerintah Daerah dengan Bapertarum. Penanganan:

• Identifikasi lokasi-lokasi pengembangan kawasan permukiman baru(Kasiba/Lisiba BS), diprioritaskan bagi kawasan yang mewujudkan keberpihakan pada masyarakat berpenghasilan rendah termasuk PNS, TNI dan POLRI.

• Bantuan fisik berupa jalan akses dan jalan poros yang menghubungkan kawasan baru

Kontribusi Pemerintah Daerah:

• Menyediakan dana pendamping. • Daftar lokasi disyahkan oleh Bupati/Walikota • Review minimal setahun sekali

2. Penataan dan Peremajaan Kawasan

Target:

• Lingkungan permukiman perkotaan yang tidak teratur sehingga menurunkan kualitas lingkungan permukiman perkotaan.

(5)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

Tahun 2013-2017 IV - 5

• Pengembangan kawasan permukiman yang tidak terkendali sehingga berdampak pada lingkungan perkotaan.

• Penanganan permukiman kumuh yang tidak efektif. Penanganan:

• Pengembangan Program dan Kebijakan Pengendalian Kota Besar dan Metropolitan.

• Perencanaan Penanganan Kawasan Permukiman Perkotaan.

• Penanganan Penanganan kawasan permukiman perkotaan melalui peremajaan kawasan perkotaan.

Kontribusi Pemerintah Daerah:

• Menyediakan dana pendamping. • Daftar lokasi disyahkan oleh Walikota • Review minimal setahun sekali 3. Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa

Target:

Untuk Rusunawa yang diperuntukan bagi masyarakat berpendapatan rendah.  Sebagai salah satu solusi penanganan kawasan kumuh perkotaan

(peremajaan kawasan permukiman perkotaan/urban renewal).  Tidak bisa diharapkan sebagai sumber pendapatan daerah.

 Hanya dibangun pada lokasi yang memenuhi syarat administratif, fisik, ekologik, dan tidak berdampak sosial yang negatif.

Untuk Rusunawa yang diperuntukkan bagi buruh

 Diusulkan apabila sudah menjadi permasalahan bagi pemerintah daerah setempat.

 Bukan merupakan bantuan bagi salah satu perusahaan/pabrik.  Dibangun di atas tanah Pemerintah Daerah.

 Dengan persyaratan-persyaratan yang disepakati bersama. 4. Peningkatan Kualitas Permukiman

Target :

(6)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

Tahun 2013-2017 IV - 6

• Kabupaten/Kota yang memiliki komitmen untuk melaksanakan program penanggulangan kemiskinan dan membentuk lembaga permukiman serta melaksanakan proses secara partisipatif.

• Kabupaten/Kota yang mengalokasikan dana pendamping NUSSP pada setiap tahun pelaksanaan yang dinyatakan dalam konfirmasi dengan surat resmi oleh Walikota/Bupati dan disetujui oleh DPRD, sesuai dengan Naskah Perjanjian Hibah dengan Departemen Keuangan menurut kapasitas fiskal yang dimiliki. Penanganan:

• Penyiapan Rencana Penataan Lingkungan/RP4D dalam bidang Perumahan dan Permukiman.

• Fasilitasi Kredit Mikro Perumahan kepada KBR. • Pembangunan Infrastruktur Permukiman bagi KBR.

• Peningkatan kapasitas Pemerintah Daerah dan Masyarakat melalui kegiatan Pelatihan dan Pendampingan.

Kontribusi Pemerintah Daerah:

• Menyediakan dana pendamping. • Daftar lokasi disyahkan oleh Bupati • Review minimal setahun sekali

Tabel 4.1 PSD Permukiman skala menengah yang ada di Kota Bima Tahun 2008

No Pengelola/PSD Satuan Jumlah Kondisi

Tingkat

4. Prasarana Air Limbah a. On site 5. Prasarana dan Sarana

Persampahan Unit 0 0 0

2. SWASTA

1. Jalan Lingkungan M 3000 Rusak sedang 2000 KK

2. Saluran Air Hujan M 3500 Sedimentasi 2000 KK

3. Prasarana Air Minum Titik 4 Baik 2000 KK

(7)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

Tahun 2013-2017 IV - 7

No Pengelola/PSD Satuan Jumlah Kondisi

Tingkat Pelayanan %

KK

Ket.

5. Prasarana dan Sarana

Persampahan Unit 2

3. PERUMNAS

1. Jalan Lingkungan M 4000 Rusak sedang 500 KK

2. Saluran Air Hujan M 4000 Sedimentasi 500 KK

3. Prasarana Air Minum Titik 2 Baik 500 KK

4. Prasarana Air Limbah a. On site 5. Prasarana dan Sarana

Persampahan Unit 2 Baik 500 KK

4. PEMERINTAH

1. Jalan Lingkungan M 0

2. Saluran Air Hujan M 0

3. Prasarana Air Minum M 0 4. Prasarana Air Limbah

a. On site 5. Prasarana dan Sarana

Persampahan Unit 0

4.1.4. Parameter Teknis Wilayah

Parameter Teknis Wilayah yang disusun berdasarkan karateristik wilayah dan standar yang berlaku di Kota Bima mengacu pada Peraturan Daerah No 7 Tahun 2007 tentang Rencana tata ruang wilayah Daerah Kota Bima.

1. Aspek Pendanaan

Pembangunan PSD Permukiman oleh pihak swasta maupun PERUMNAS pada dasarnya dibebankan pada masyarakat pembeli rumah sedangkan pembangunan PSD Permukiman yang dibangun oleh pemerintah masih sangat terbatas. Pemerintah Kota Bimamasih memprioritaskan pada peningkatan kwalitas PSD pada permukiman yang ada khususnya pada permukiman kumuh, serta operasi dan pemeliharaan PSD Permukiman yang telah terbangun baik yang dilakukan oleh pihak swasta maupun PERUMNAS, setelah pengelolaannya diserahkan kepada Pemerintah Kota Bima. 2. Aspek Kelembagaan

(8)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

Tahun 2013-2017 IV - 8

sedangkan pembangunan oleh oleh pihak swasta dilaksanakan oleh pengembang sedangkan kelembagaan masyarakat belum banyak beperan dalam pembangunan PSD permukiman di Kota Kota Bima.

4.1.5. Usulan Program Pembangunan Permukiman

1. Sistem Infrastruktur Permukiman yang Diusulkan

Infrastruktur yang diusulkan dalam pembangunan permukiman Kota Bima adalah infrastruktur yang dapat meningkatkan kualitas lingkungan permukiman khususnya untuk meningkatkan kualitas permukiman kumuh dan lingkungan nelayan yang ada di Kota Bima serta infrastruktur dalam rangka menunjang pembangunan RSH bagi PNS yang ada di Pemkot Kota Bima dan pembangunnan Rusunawa yang diperuntukkan bagi pekerja yang berpenghasilan rendah. 2. Usulan dan Prioritas Program Pembangunan PS Permukiman

1. Prasarana dan sarana menunjang Rusunawa diprioritaskan pada kantong-kantong pemukiman kumuh.

Lokasi Rusunawa yang diusulkan dalam RPIJM Kota Bima berada di Kelurahan Jatibaru, Kecmatan Asakota, dan atau Kelurahan Sambinae Kecamatan Mpunda. Bangunan Rusunawa di biayai dari dan APBN melalui Departemen Pekerjaan Umum dan prasarana dibiayai melalui dana APBD Kota Bima yang meliputi pembebasan tanah, pembangunan jalan masuk, drainage, air bersih dan biaya Pemasangan listrik dan biaya penambahan daya listrik.

2. Prasarana dan sarana menunjang RSH PNS Pemkot Kota Bima RSH bagi PNS Pemkot Kota Bima berlokasi di Kelurahan Mande Kecamatan Mpunda, Kelurahan Sambinae Kecamatan Rasanae Barat, Kelurahan Jatibaru, Jatiwangi Kecamatan Asakota sebanyak 200 unit pada tahap I yang dibiayai melalui Koperasi Pegawai Negeri Pemkot Kota Bima.

Prasarana penunjang seperti jalan poros, drainase dan jaringan air bersih diusulkan untuk dibiayai dari APBN.

(9)

Tabel 4.2. Prioritas Program Pembangunan PS Permukiman Kota Bima

2009 2010 2011 2012 2013

Vol Biaya Vol Biaya Vol Biaya Vol Biaya Vol Biaya I. Pembangunan

Rusunawa 1. Pembebasan

Tanah Ha 50 0,2 1.000 Kel. Melayu 0,2 1.000

Pemkot Bima

APBD II

Ha 50 0,2 1.000 Kel. Tanjung 0,2 1.000 Pemkot

Bima APBD

II

Ha 50 0,2 1.000 Kel. Sarae 0,2 1.000 Pemkot

Bima

Paket 1.000 3 3.000 Kel. Melayu Kel. Tanjung Kel. Sarae

1 1.000 1 1.000 1 1.000 Pemkot

Bima APBD

II

3. Bangunan

Rusunawa Unit 10.500 3 30.500 Kel. Melayu Kel. Tanjung Kel. Sarae

1 10.500 1 10.500 1 10.500

Pemerintah

Tanah Ha 2.000 2,00 4.000 Kel.

1 2.000 1 2.000 Koperasi

PNS

2.500 1.500 2.500 1.500 500

3. RSH PNS Unit 75,00 500 37.500 Kel. Sambina’e, Kel. Mande, Kel. Jatiwangi,

100 7.500 100 7.500 100 7.500 100 7.500 100 7.500 Pemerintah

Pusat Dep.PU

(10)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

Tahun 2013-2017 IV - 10

4.1.6. Usulan dan Prioritas Proyek Pembangunan Infrastruktur Permukiman

Infrastruktur yang diusulkan dalam pembangunan permukiman Kota Bima adalah infrastruktur yang dapat meningkatkan kualitas lingkungan permukiman khususnya untuk meningkatkan kualitas permukiman kumuh dan lingkungan nelayan yang ada di Kota Bima serta infrastruktur dalam rangka menunjang pembangunan RSH bagi PNS/TNI-POLRI yang ada di Pemkot Kota Bima dan pembangunnan Rusunawa yang diperuntukkan bagi pekerja yang berpenghasilan rendah. Rincian aalokasi anggaran untuk masing masing kegiatan tercantum dalam Tabel 4.3 Tabel 4.3 Usulan Pembiayaan Proyek Penyiapan Perumahan dan Permukiman

Komponen PSD Permukiman Kota Bima

Proyek : Penyediaan Perumahan dan Permukiman

Komponen : Pembangunan PSD Permukiman

Kota : Bima

No Kegiatan Total (Rp) Pusat (Rp) Pemda (Rp) Masyarakat (Rp) Ket

1. Pembangunan Rusunawa

73.000.000.000 70.000.000.000 13.000.000.000

2. Pembangunan RSH PNS

88.250.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000 83.000.000.000

4.2. RENCANA INVESTASI PENATAAN BANGUNAN LINGKUNGAN/ LINGKUNGAN

4.2.1. Kondisi eksisting dan Permasalahan

4.2.1.1 Petunjuk Umum

Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik diperkotaan maupun diperdesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya.

Visi penataan bangunan dan lingkungan adalah terwujudnya bangunan gedung dan lingkungan yang layak huni dan berjati diri, sedangkan misinya adalah :

(1) Memberdayakan masyarakat dalam penyelenggaraan bangunan gedung yang tertib, layak huni, berjati diri, serasi dan selaras, dan

(11)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

Tahun 2013-2017 IV - 11

4.2.1.2 Permasalahan Penataan bangunan

Dalam penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa permasalahan dan tantangan yang antara lain :

1. Permasalahan dan tantangan di bidang Bangunan Gedung

•Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan Bangunan Gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana.

•Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak berfungsi dan kurang mendapat perhatian.

•Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung didaerah serta rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan.

2. Permasalahan dan tantangan di bidang Gedung dan Rumah Negara •Banyaknya Bangunan Gedung Negara yang belum memenuhi

persyaratan keselamatan, keamanan dan kenyamanan.

•Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara kurang tertib dan efisien.

•Masih banyaknya aset negara yang tidak teradministrasi kan dengan baik.

3. Permasalahan dan tantangan di bidang Penataan Lingkungan

•Terdapat permukiman kumuh seluas 26,2 Ha yang tersebar di 15 (lima belas) kantong permukiman yang dihuni tidak kurang dari 25.000 jiwa (berdasarkan data tahun 2007).

•Kurang diperhatikannya permukiman-permukiman tradisional dan bangunan gedung bersejarah, padahal punya potensi wisata. •Terjadinya degradasi kawasan strategis, padahal punya potensi

ekonomi untuk mendorong pertumbuhan kota.

(12)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

Tahun 2013-2017 IV - 12

•Permasalahan dan tantangan di bidang Pemberdayaan Masyarakat di Perkotaan

•Belum mantapnya kelembagaan komunitas untuk meningkat kan peran masyarakat.

•Belum dilibatkannya masyarakat secara aktif dalam proses perencanaan dan penetapan prioritas pembangunan diwilayahnya. 4. Tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan

•Amanat Undang-Undang No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG, bahwa semua Bangunan Gedung harus layak fungsi pada tahun 2010.

•Komitmen terhadap kesepakatan internasional MDGs, bahwa pada tahun 2015, 200 Kabupaten/Kota bebas kumuh, dan pada tahun 2020 semua Kabupaten/Kota bebas kumuh

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penataan bangunan dan lingkungan antara lain :

1. Peran dan fungsi Kabupaten/Kota, 2. Rencana pembangunan Kabupaten/Kota

3. Memperhatikan kondisi alamiah dan tipologi Kabupaten/Kota bersangkutan, seperti struktur dan morfologi tanah, topografi, dan sebagainya,

4. Pembangunan dilakukan dengan pendekatan pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan

5. Dalam penyusunan RPIJM harus memperhatikan Rencana Induk (Masterplan) Pengembangan Kota,

6. Logical Framework ( kerangka logis ) penilaian kelayakan pengembangan 7. Keterpaduan penataan bangunan dan lingkungan sektor lain dilaksanakan

(13)

sekurang-Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

Tahun 2013-2017 IV - 13

kurangnya dilaksanakan pada tahap perencanaan, baik dalam penyusunan rencana induk maupun dalam perencanaan teknik, 8. Memperhatikan peraturan dan perundangan serta petunjuk/pedoman

yang tersedia,

9. Tingkat kelayakan pelayanan, efektivitas dan efisiensi penataan bangunan dan lingkungan pada kota bersangkutan,

10. Sebagai suatu PS yang tidak saja penting bagi peningkatan lingkungan masyarakat tetapi juga sangat penting bagi keberlanjutan lingkungan, 11. Sumber pendanaan dari berbagai pihak baik pemerintah, masyarakat

maupun swasta,

12. Kelembagaan yang mengelola penataan bangunan dan lingkungan 13. Penataan bangunan dan lingkungan memperhatikan kelayakan terutama

dalam hal pemulihan biaya investasi,

14. Jika ada indikasi keterlibatan swasta dalam penataan bangunan dan lingkungan, perlu dilakukan identifikasi lebih lanjut,

15. Safeguard sosial dan lingkungan,

16. Perhitungan dan hal penunjang lainnya yang dibutuhkan untuk mendukung analisis disertakan dalam bentuk lampiran.

4.2.1.3 Kebijakan, Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan di Kabupaten/Kota

1. Kebijakan

a. Meningkatkan pembinaan penyelenggaraan Bangunan Gedung, termasuk bangunan gedung dan rumah negara.

b. Meningkatkan pemahaman, kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk memenuhi persyaratan Bangunan Gedung dan Penataan Lingkungan Permukiman.

c. Meningkatkan kapasitas penyelenggara dalam penataan lingkungan permukiman.

(14)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

Tahun 2013-2017 IV - 14

e. Mengembangkan kawasan-kawasan yang memiliki peran dan potensi strategis bagi pertumbuhan kota.

f. Mengembangkan kemitraan antara pemerintah, swasta dan lembaga-lembaga nasional maupun internasional lainnya di bidang Bangunan Gedung dan Penataan Lingkungan Permukiman.

g. Mewujudkan Arsitektur Perkotaan yang memperhatikan / mem pertimbang kan khasananah arsitektur lokal dan nilai tradisional. h. Menjaga kelestarian nilai arsitektur Bangunan Gedung yang dilindungi

dan dilestsrikan serta keahlian membangun (seni dan budaya) i. Mendorong upaya penelitian dan pengembangan teknologi rekayasa

arsitektur Bangunan Gedung melalui kerjasama dengan pihak-pihak yang kompeten.

2. Program Penataan Bangunan Gedung Dan Lingkungan

Pelaksanaan program-program tersebut diatas dilakukan melalui beberapa kegiatan yang dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. Kegiatan Pembinaan Teknis Bangunan dan Gedung Secara terperinci terdiri dari:

− Kegiatan diseminasi peraturan perundang-undangan penataan bangunan dan lingkungan

− Peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan dan gedung − Pengembangan Sistem Informasi Bangunan Gedung dan Arsitektur − Pelatihan teknis tenaga pendata HSBG dan keselamatan bangunan − Pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara

− Pembinaan teknis pembangunan gedung negara

− Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) − Penyusunan RANPERDA Bangunan Gedung

(15)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

Tahun 2013-2017 IV - 15

4.2.2 Profil Rinci Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan

4.2.2.1 Gambaran Umum Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan

Penataan Bangunan Gedung di Kota Bima khususnya gedung pemerintah dan rumah negara belum sepenuhnya memperhatikan tentang keselamatan, keamanan dan kenyamanan bangunan gedung, bangunan gedung yang ada masih diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan ruang untuk melakukan aktifitasnya.

Prasarana dan sarana hidran kebakaran dari sekian banyak gedung pemerintah dan rumah negara belum dipenuhi termasuk Gedung Dinas Pekerjaan Umum yang seharusnya menjadi contoh terhadap bangunan pemerintah lainya belum memenuhi prasarana dan sarana hidran kebakaran. Apabila terjadi kebakaran pada gedung maka yang diharapkan adalah bantuan sepenuhnya dari Dinas Pemadam Kebakaran.

Peraturan yang mengatur tentang penyelenggaraan Bangunan Gedung di Kota Bima masih diprioritaskan untuk memenuhi ketentuan KDB, KLB serta roi jalan.

Dibidang Penataan Lingkungan di Kota Bima masih terdapat 10 lokasi lingkungan permukiman kumuh baik itu kumuh berat, kumuh sedang dan kumuh ringan yang tersbar di 10 kelurahan yang ada di Kota Bima . Secara rinci lokasi permukiman kumah di Kota Bima dapat dilihat pada tabel. 6.4. Ruang Terbuka Hijau yang menjadi kebutuhan masyarakat di Kota Bima masih sangat terbatas khususnya untuk sarana olah raga dan public space. 4.2.2.2 Kondisi Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan

(16)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

Tahun 2013-2017 IV - 16

Ijin Mendirikan Bangunan mengatur tentang KDB, KLB dan sempadan Bangunan.

Pemenuhan terhadap aksesibilitas bangunan meskipun belum ada peraturan yang mengaturnya sudah dilaksanakan untuk beberapa gedung pemerintah yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat melalui PTBG namun belum ada kontribusi dari Pemerintah Kota Bima .

Untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemenuhan standar keselamatan, keamanan dan kenyamanan bangunan gedung khususnya Gedung Pemerintah dan Rumah Dinas sangat perlu dilakukan kegiatan Diseminasi Peraturan Perundang – Undangan PBL yang dilaksanakan oleh pemerintah Pusat.

Wilayah Kota Bima yang secara administrasi terdiri dari 5 wilayah Kecamatan dan 38 Kelurahan, memiliki 15 titik kawasan yang terindikasi sebagai permukiman kumuh. Berdasarkan tingkat kekumuhannya, dari 15 lokasi tersebut dibagi menjadi tiga tingkat kekumuhan, yaitu kawasan dengan tingkat kumuh tinggi, sedang dan rendah. Masing-masing hasil penilaian ini diperoleh berdasarkan atas hasil pengamatan lapangan terhadap kondisi bangunan, sarana dan prasarana umum, kondisi kependudukan, kondisi fasilitas umum serta kriteria-kriteria lainnya yang telah ditetapkan dalam buku panduan dari Direkktorat Jendral Cipta Karya. Untuk lebih jelasnya, kawasan yang terindikasi kumuh, luas kawasan kumuh, jumlah penduduk, jumlah rumah tingkat kekumuhan serta hasil penilaiannya, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4. Lokasi Kawasan Permukiman Kumuh Kota Bima

No. Kawasan Permukiman

3,2 ± 2200 jw ±348 unit Kumuh Tinggi

2 Tanjung 2,5 ± 1985 jw ± 255 unit Kumuh Tinggi

3 Paruga 1, 2 ± 1310 jw ± 200 unit Kumuh Sedang

4 Dara 1,52 ± 500 jw ± 198 unit Kumuh Sedang

5 Sarae 2,58 ± 3200 jw ± 460 unit Kumuh Tinggi

(17)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

Tahun 2013-2017 IV - 17

No. Kawasan Permukiman Lokasi Kecamatan

Luas Kawasan

Kumuh (Ha)

Jumlah Penduduk

(Jiwa) Jumlah

Rumah Tingkat Kekumuhan

7 Monggonao Kecamatan

Mpunda

1,5 ± 1500 jw ± 360 unit Kumuh Sedang

8 Santi 1,4 ± 650 jw ± 200 unit Kumuh Sedang

9 Mangge maci 1,32 ± 595 jw ± 276 unit Kumuh Sedang 10 Rabangodu Utara

Kecamatan Raba

1,8 ± 1020 jw ± 200 unit Kumuh Ringan

11 Penaraga 1,2 ± 1700 jw ± 200 Unit Kumuh Ringan

12 Rabadompu Barat 0,7 ± 1100 jw ± 230 unit Kumuh Ringan

13 Songgela - Bonto

Kecamatan Asakota

1,5 ± 250 jw ± 100 unit Kumuh Ringan

14 Jatiwangi - Kedo 2,2 ± 1200 jw ± 250 Unit Kumuh Ringan

15 Jati baru - Lela 1,6 ± 800 jw ± 130 unit Kumuh Ringan

Sumber : Dinas Tata Kota

Lokasi kawasan permukiman kumuh di Kota Bima dapat dilihat pada

(18)
(19)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

Tahun 2013-2017 IV - 19

4.2.3 Permasalahan Yang Dihadapi

4.2.3.1 Sasaran Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan

Permasalahan utama dalam dalam Penataan Bangunan Gedung di Kota Bima adalah belum adanya Peraturan Daerah yang mengatur tentang keselamatan, keamanan dan kenyamanan bangunan gedung, sehingga untuk mencapai sasaran dimana seluruh bangunan gedung khususnya gedung Pemerintah yang memenuhi persyaratan keselamatan, keamanan dan kenyamanan sehingga bangunan gedung dan layak huni dan berjati diri belum terpenuhi.

Identifikasi terhadap Bangunan Gedung dan Rumah Negara terhadap pemenuhan standar terhadap keselamatan, keamanan dan kenyamanan bangunan belum teridentifikasi secara baik sehingga aset negara ini tidak teradministrasikan dengan baik.

4.2.3.2 Rumusan Masalah

Belum adanya Perda tentang Penataan Bangunan Gedung dan Rumah Negara mengakibatkan aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan Bangunan Gedung kurang mendapat perhatian.

Prasarana dan sarana hidran kebakaran pada Gedung dan Rumah Negara yang ada di Kota Bima belum dipenuhi dan kurang mendapat perhatian. 4.2.4 Analisis Permasalahan dan Rekomendasi

Untuk memenuhi amanat Undang-Undang No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG, bahwa semua Bangunan Gedung harus layak fungsi pada tahun 2010 maka untuk Penataan Bangunan di Kota Bima direkomendasikan beberapa kegiatan yaitu : 1. Pemerintah Kota Bima segera menyusun Peraturan Daerah yang mengatur

tentang keselamatan, keamanan dan kenyamanan bangunan.

(20)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

Tahun 2013-2017 IV - 20

3. Memberikan percontohan Penataan Bangunan seperti aksesibilitas Bangunan dan percontohan lanilla

Di bidang Penataan Lingkungan Pemerintah Kota Bima sebesar- besar nya untuk memenuhi komitmen terhadap kesepakatan internasional MDGs, bahwa pada tahun 2015, 200 Kabupaten/Kota bebas kumuh, dan pada tahun 2020 semua Kabupaten/Kota bebas kumuh termasuk didalamnya Lingkungan Nelayan.

4.2.5 Program Yang Diusulkan

Program yang diusulkan dalam Rencana Investasi Penataan Bangunan dan Lingkungan meluputi :

1. Penataan Bangunan Gedung meliputi kegiatan : a. Penyusunan RANPERDA Bangunan Gedung, 1 Keg.

b. Kegiatan diseminasi peraturan perundang-undangan penataan bangunan dan lingkungan, 1 Keg.

c. Kegiatan identifikasi Penataan Bangunan Gedung dan Rumah Negara, 1 Keg. d. Kegiatan percontohan aksesibilitas Bangunan Gedung dan Rumah Negara, 1

Keg.

e. Kegiatan penanganan pemadam kebakaran pada lingkungan kumuh f. Penyusunan Perda tentang Penataan Lingkungan permukiman di Kota Bima, 1

Keg.

g. Sosialisasi Perda tentang penataan lingkungan permukiman, 1 Keg. 2. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman meliputi kegiatan :

a. Peningkatan kualitas prasarana dan sarana lingkungan Kawasan Kumuh Perkotaan, 2338 Unit

b. Peningkatan kualitas prasarana dan sarana lingkungan Kawasan kumuh Nelayan; 470 Unit

c. Peningkatan kualitas prasarana dan sarana lingkungan Perumahan Tradisional ; 1259 Unit

(21)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

Tahun 2013-2017 IV - 21

3. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat di Perkotaan

a. Peningkatan kualitas prasarana dan sarana lingkungan, 6 Lokasi b. Peningkatan ekonomi masyarakat, 3000 KK

c. Bantuan sosial kemasyarakata, 2000 KK.

(22)

Tabel 4.5. Pembangunan Prasarana dan Sarana Kawasan Kumuh Data dan Informasi Ke Ciptakarya-an

Kota : Bima

Pembangunan Prasarana dan Sarana Kawasan Kumuh

No Nama Lokasi LingkunganLuas ( Ha )

Jumlah Penduduk

Jumlah Bangunan

( unit ) Ketersediaan PSD Peruntukan

Lahan Berdasar

RTRK Bangunan

Hunian Sarana Umum

Jalan Lingkungan

(M)

Drainase

(M) Air Bersih Sanitasi Persampahan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

I. Kecamatan Rasanae Barat

1 Melayu 3,2 ± 2200 jw ± 348 unit 5 800 1.200 - MCK 1- TPS 1 Permukiman

2 Tanjung 2,5 ± 1985 jw ± 255 unit 12 950 1000 - MCK 1- TPS 1 Perdagangan

3 Paruga 1, 2 ± 1310 jw ± 200 unit 20 1.100 1300 - 0 TPS 2 Perdagangan

4 Dara 1,52 ± 500 jw ± 198 unit 10 1.200 1500 - 0 TPS 1 Perdagangan

5 Sarae 2,58 ± 3200 jw ± 460 unit 6 1.500 1500 - 0 TPS 1 Permukiman

6 Nae 1,8 ± 700 jw ± 190 unit 7 700 800 - 0 TPS 1 Permukiman

II Kecamatan Mpunda 1,5

1. Monggonao 1,4 ± 1500 jw ± 360 unit 5 200 320 Sumur Bor 1 MCK -1 TPS 1 Permukiman

2. Santi 1,32 ± 650 jw ± 200 unit 3 250 340 Sumur Bor 1 - TPS 1 Permukiman

3. Mangge maci 1,8 ± 595 jw ± 276 unit 4 250 300 - - TPS 1 Permukiman

III Kecamatan Raba 1,2

1. Rabangodu Utara 0,7 ± 1020 jw ± 200 unit 5 375 550 - MCK1 TPS 1 Permukiman

2 Penaraga 1,5 ± 1700 jw ± 200 Unit 6 300 600 Sumur 1 MCK 1 TPS 1 Permukiman

3. Rabadompu Barat 2,2 ± 1100 jw ± 230 unit 3 450 700 - MCK 1 TPS 1 Permukiman

IV. Kecamatan Asakota 1,6

1. Songgela - Bonto 3,2 ± 250 jw ± 100 unit 3 500 250 Sumur Bor 1 - - Pesisir

2. Jatiwangi - Kedo 2,5 ± 1200 jw ± 250 Unit 2 - - Pertanian

(23)

Tabel 4.6. Pembangunan Prasarana dan Sarana Kawasan Kumuh Data dan Informasi Ke Ciptakarya-an

Kab/Kota : Kota Bima

Pembangunan Prasarana dan Sarana Lingkungan Nelayan

No Nama Lokasi

Luas Lingkungan

(Ha)

Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Jumlah Bangunan (Unit) Ketersediaan PSD

Peruntukan Lahan Berdasarkan RTRK Bangunan

Hunian

Bangunan Sarana Umum

Jalan

Lingkungan Drainase Air Bersih

Sanita

si Persampahan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Kecamatan Rasanae Barat

1. Kelurahan Melayu 1,20 300 100 2 320 300 HU 1 MCK 4 TPS 1 Permukiman

2. Kelurahan Tanjung 1,50 320 110 3 450 450 HU 1 MCK 4 TPS 1 Perdagangan

3. Kel. Jatiwangi –

Songgela 0,50 120 40 1 200 100 HU 5 MCK 2 - Pesisir/ Pertanian

(24)

Tabel 4.7. Usulan Diseminasi Peraturan Perundang-undangan Penataan Bangunan dan Lingkungan

NO

PENYELENGARAAN DISEMINASI/ SOSIALISASI USULAN

KEGIATAN KETERA

UUBG PPBG Permen Perda Peraturan Bupati/Walikota Peraturan Lainnya

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Bima No 83 tahun

(25)

Tabel 4.8. Usulan Pengembangan Sistem Informasi Bangunan Gedung dan Arsitektur

NO

PUSAT INFORMASI BANGUNAN

(PIB) PENYEBARAN INFORMASI TENTANG BANGUNAN GEDUNG

USULAN KEGIATAN

KETERANGAN Gedung PIB Website PIB

(26)

Tabel 4.9. Usulan Pelatihan Teknis Tenaga Pendata HSBG dan Keselamatan Bangunan

N O

PENYELENGARAAN PELATIHAN TEKNIS USULAN

KEGIATAN Bima No 83 tahun

(27)

Tabel 4.10. Usulan Pembinaan Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara

HSBGN Kepmen 29 th 2006

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Ya ya ya ya Pelatihan /peningkatan

SDM tenaga

Ya ya ya ya Pelatihan Teknis

Perencanaan Bangunan Gedung.

3 Kota Bima 2011 Tenaga

Teknis/Labo ratorium ke-Pu-an

Ya ya ya ya Pelatihan teknis uji

material bahan bangunan gedung

4 Kota Bima 2011 Tenaga

Teknis/Labo ratorium ke-Pu-an

Ya ya ya ya Pelatihan teknis uji

kekuatan beton dan pasangan bangunan

(28)

Tabel 4.11. Usulan Pembiayaan Penataan Bangunan dan Lingkungan

No. Kegiatan Vol. Biaya

(Rp. Juta)

Sumber Pembiayaan Pusat Provinsi Kab/Kota Masyaraka

t Swasta

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9]

PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

I Program

Peningkatan Lingkungan Permukiman Kumuh

Perkotaan (Dukungan PSD-PU) 2338 Unit 23.380 18.704,04 2338,05 2338,05

-

-II Program

Peningkatan Lingkungan Permukiman Kumuh

Nelayan (Dukungan PSD-PU) 470 Unit 4700 3760 470 470

-

-III Program

Peningkatan Lingkungan Permukiman

Tradisional (Dukungan PSD-PU) 1259 Unit 12.589 10.071,06 1258,95 1258,95

-

-IV Program

Perbaikan Prasarana Lingkungan Percontohan

Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) 2 Lokasi (5 Ha) 10.000 8000 1000 1000

(29)

-Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

Tahun 2013-2017 IV - 29

4.3. RENCANA INVESTASI SUB - BIDANG AIR LIMBAH

4.3.1 Petunjuk Umum Pengelolaan Air Limbah

4.3.1.1. Umum

Sub Bidang Air Limbah pada Bidang Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum memiliki program dan kegiatan yang bertujuan untuk mencapai kondisi masyarakat hidup sehat dan sejahtera dalam lingkungan yang bebas dari pencemaran air limbah permukiman. Air limbah yang dimaksud adalah air limbah permukiman (municipal wastewater) yang terdiri atas air limbah domestik (rumah tangga) yang berasal dari air sisa mandi, cuci, dapur dan tinja manusia dari lingkungan permukiman serta air limbah industri rumah tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan Berbahaya (B3). Air limbah permukiman ini perlu dikelola agar tidak menimbulkan dampak seperti mencemari air permukaan dan air tanah, disamping sangat beresiko menimbulkan penyakit seperti diare, thypus, kolera dan lain-lain.

Sasaran program dan kegiatan pengelolaan air limbah permukiman mengacu pada RPJMN 2004 – 2009 yaitu pencapaian open defecation free hingga akhir 2009 di semua Kabupaten/Kota, peningkatan utilitas IPLT dan IPAL yang telah dibangun hingga mencapai 60% di akhir tahun 2009 serta pengembangan lebih lanjut pelayanan sistem pembuangan air limbah dan berkurangnya pencemaran sungai akibat pembuangan tinja hingga 50% di akhir tahun 2009.

Upaya pencapaian sasaran RPJMN 2010 – 2014, kebijakan dan strategi yang dapat dilakukan meliputi (draft Kebijakan dan Strategi Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman, Departemen Pekerjaan Umum, 2006):

1. Peningkatan akses pelayanan air limbah baik melaui sistem on-site maupun off-site di perkotaan dan perdesaan.

2. Peningkatan pembiayaan pembangunan prasarana dan sarana air limbah permukiman.

(30)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

Tahun 2013-2017 IV - 30

4. Penguatan kelembagaan.

5. Pengembangan perangkat peraturan perundang-undangan.

Tatanan program yang digunakan adalah sama dengan tatanan program pada Renstra Departemen Pekerjaan Umum 2004-2009, Renstra SKPD Propinsi terkait dan RPJM Daerah (apabila sudah ada). Oleh karena itu, dalam melakukan pemrograman harus mengacu pada kebijakan dan strategi yang dituangkan dalam Renstra di pusat maupun provinsi dan sesuai dengan kebutuhan dan prioritas pengembangan daerah.

Analisis kebutuhan pengelolaan air limbah untuk 5 tahun ke depan dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

1. Menetapkan sasaran pengelolaan air limbah 5 tahun ke depan.

2. Melakukan analisis kondisi sistem pengelolaan air limbah saat ini, meliputi tingkat pelayanan dan kualitas sistem prasarana dan sarana yang ada. 3. Merumuskan persoalan, yaitu gap antara sasaran 5 tahun dengan kondisi saat

ini.

4. Merumuskan persoalan, yaitu gap antara sasaran 5 tahun dengan kondisi saat ini

5. Menentukan program 5 tahun kedepan. 6. Menentukan investasi tahunan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan sistem pengelolaan air limbah antara lain:

1. Peran Kabupaten/Kota dalam pengembangan wilayah

2. Rencana pembangunan Kabupaten/Kota (lihat Buku Panduan 2: Rencana Pembangunan Kabupaten/Kota)

3. Memperhatikan kondisi alamiah dan tipologi Kabupaten/Kota bersangkutan, seperti struktur dan morfologi tanah, topografi, dan sebagainya.

(31)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

Tahun 2013-2017 IV - 31

5. Dalam penyusunan RPIJM harus memperhatikan Rencana Induk (Masterplan) Sistem Pengembangan Air Limbah.

6. Logical framework (kerangka logis) penilaian kelayakan investasi pengelolaan air limbah.

7. Keterpaduan pengelolaan air limbah dengan pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dilaksanakan pada setiap tahapan penyelenggaraan pengembangan, sekurang-kurangnya dilaksanakan pada tahap perencanaan, baik dalam penyusunan rencana induk maupun dalam perencanaan teknik.

8. Memperhatikan peraturan dan perundangan serta petunjuk/pedoman yang tersedia.

9. Tingkat kelayakan pelayanan, efektivitas dan efisiensi pengelolaan air limbah pada kota bersangkutan.

10. Sebagai suatu PS yang tidak saja penting bagi peningkatan kesehatan masyarakat tetapi juga sangat penting bagi keberlanjutan lingkungan. 11. Sumber pendanaan dari berbagai pihak baik pemerintah, masyarakat maupun

swasta.

12. Kelembagaan yang mengelola air limbah.

13. Investasi PS air limbah dengan memperhatikan kelayakan terutama dalam hal pemulihan biaya operasi dan pemeliharaan.

14. Jika ada indikasi keterlibatan swasta dalam pembangunan dan/atau pengelolaan sarana dan prasarana air limbah, perlu dilakukan identifikasi lebih lanjut.

15. Safeguard sosial dan lingkungan.

(32)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

Tahun 2013-2017 IV - 32

4.3.1.2. Kebijakan, Program dan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Dalam Rencana

Kota Bima

Menguraikan kebijakan, strategi dan program serta kegiatan yang telah, sedang dan akan dilaksanakan di Kabupaten/Kota berdasarkan rencana daerah biasanya tertuang dalam RPJMD.

Berikut beberapa program prioritas yang dapat mendukung pengembangan sistem pengelolaan air limbah :

1. Program Pembinaan Sistem Pengelolaan Air Limbah Target :

• Peningkatan pengembangan perangkat pengaturan dan standar, pedoman dan manual bidang air limbah

• Peningkatan peran, fungsi dan kinerja lembaga/institusi pengelola dan Sumber Daya Manusia

• Strategi Pendekatan: Tanggap kebutuhan

• Penanganan: Pengembangan Perda, Perkuatan institusi dan kelembagaan pengelola serta sumber daya manusia

• Pendanaan, Pembinaan sistem pengelolaan, dll

2. Program Pengembangan Perencanaan Pengelolaan Air Limbah a.Target : Tersusunnya PJM dan Masterplan / outline plan sector air

limbah Kabupaten Kota

b. Strategi Pendekatan : Perkuatan Program dan Perencanaan c.Penanganan : Penyusunan dokumen – dokumen perencanaan sistem

air limbah kabupaten / kota

d. Kontribusi Pemerintah Daerah : penerapan pembangunan secara konsisten berdasarkan perencanaan yang telah disusun, perkuatan status dokumen perencanaan dll

(33)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

Tahun 2013-2017 IV - 33

a. Target :

• Peningkatan pelayanan sanitasi/air limbah bagi masyarakat miskin, kumuh dan rawan penyakit yang ditularkan melalui air • Perluasan cakupan prasarana dan sarana (PS) air limbah sistem

sanitasi on-site di Kabupaten/Kota

• Peningkatan pelayanan PS air limbah sistem sanitasi off-site di kawasan RSH (Rumah Sehat Sederhana)

• Perluasan cakupan pelayanan air limbah sistem sanitasi off-site yang telah ada

• Perintisan pembangunan sistem off-site di kota metropolitan, besar dan sedang

b. Strategi Pendekatan : Perkuatan Program dan Perencanaan : Tanggap kebutuhan , Pembangunan secara bertahap

c. Penanganan : Data kebutuhan pelayanan, Pembangunan PS air limbah berdasarkan prioritas

d. Kontribusi Pemerintah Daerah : Komitmen dalam peningkatan pelayanan sanitasi kepada masyarakat, pendanaan, penyediaan lahan dll.

4. Program Peningkatan Sistem Pengolahan Lumpur Tinja

a. Target: Peningkatan pengelolaan lumpur tinja dari tangki septik di perkotaan

b. Strategi Pendekatan: Pengelolaan lumpur tinja dalam rangka perlindungan terhadap lingkungan dan sumber daya air

c. Penanganan : Penyediaan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) d. Kontribusi Pemerintah Daerah: Komitmen pencegahan pencemaran

(34)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

Tahun 2013-2017 IV - 34

5. Program Pengembangan Pembangunan PS Air Limbah Yang Bertumpu Pada Partisipasi Masyarakat

a. Target: Pembangunan PS sanitasi skala komunitas didaerah padat penduduk, pendapatan rendah dan rawan sanitasi dikawasan perkotaan

b. Strategi Pendekatan: Pelibatan masyarakat secra aktif mulai dari perencanaan, pembangunan sampai dengan pengelolaan

c. Penanganan : Penyediaan PS air limbah skala komunitas dengan sistem on – site atau off – site berdasarkan kondisi dan kemampuan lokal / setempat

d. Kontribusi Pemerintah Daerah: Perintisan PS air limbah berbasis masyarakat, replikasi kekawasan lain pendanaan, pendampingan, pembinaan teknis dan pengelolaan dll.

6. Program Pengelolaan Sistem Air Limbah Terpadu Mendukung Perlindungan Sumber Daya Air

a. Target: Peningkatan pengelolaan PS air limbah secara terpadu lintas sektor mengatasi kawasan potensial pencemaran sumber air baku air minum

b. Strategi Pendekatan: Perencanaan terpadu lintas sektor

c. Penanganan : Perencanaan dan pembangunan PS air limbah yang mempertimbangkan dampak terhadap kualitas sumber air baku air minum, Pengelolaan IPAL dan IPLT berwawasan lingkungan d. Kontribusi Pemerintah Daerah: Koordinasi dalam perencanaan

terpadu, Konsistensi pembangunan berwawasan lingkungan, Pendanaan

7. Program Pengembangan Kapasitas Masyarakat dan Swasta a. Target:

• prasarana dan sarana air limbah

(35)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

Tahun 2013-2017 IV - 35

pelayanan sistem air limbah

b. Strategi Pendekatan: Pembinaan peningkatan kemampuan masyarakat dan swasta

c. Penanganan: Informasi tentang pentingnya kontribusi masyarakat dan swasta dalam keberlanjutan pengelolaan PS air limbah, Pengembangan sistem pelibatan masyarakat, pengembangan sistem pelayanan PS air limbah oleh swasta

d. Kontribusi Pemerintah Daerah: Pembinaan secara kontinyu terhadap masyarakat dan swasta, memberikan peluang kerja sama sehingga dapat berperan serta secara aktif dalam pengelolaan air limbah, dll 8. Program Pembangunan Kapasitas Pendanaan

a. Target: Peningkatan sumber pendanaan pembangunan PS air limbah b. Strategi Pendekatan : Penggalian alternatif sumber pendanaan c. Penanganan: Penyusunan rencana investasi PS air limbah,

Peningkatan investasi swasta, Perhitungan retribusi/tarif air limbah minimal operasi dan pemeliharaan cost recovery, Peningkatan alokasi pembiayaan pengelolaan air limbah

d. Kontribusi Pemerintah Daerah: Mengembangkan sistem pendanaan berdasarkan perencanaan investasi yang mantap, dapat bekerja sama secara aktif dalam pengelolaan air limbah, dll.

9. Program Promosi Pengelolaan Air Limbah

a. Target: Penyebar luasan informasi dan peningkatan pemahaman dan kesadaran masyarakat serta pemangku kepentingan dalam penyediaan dan pengelolaan PS air limbah

b. Strategi Pendekatan: Ketepatan sasaran penyebaran informasi c. Penanganan: Edukasi, penyuluhan, kampanye, sosialisasi dan

pengembang an percontohan

(36)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

Tahun 2013-2017 IV - 36

a. Target: Peningkatan kualitas sistem pengolahan air limbah b. Strategi Pendekatan: Pengembangan teknologi dengan

mengutamakan kearifan lokal

c. Penanganan: Kerjasama dengan perguruan tinggi dan lembaga penelitian, dan swasta, penerapan hasil penelitian dan pengembangan

d. Kontribusi Pemerintah Daerah: Mendorong pengembangan penelitian, pendanaan, dll

4.3.2. Profil Pengelolaan Air Limbah.

4.3.2.1. Gambaran Umum Pengelolaan Air Limbah

Pada tahun 2007 berdasarkan data statistik penduduk Kota Bima mencapai 127.373 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk rata – rata sebesar 2,5 %. Cakupan pelayanan untuk sanitasi dasar Kota Bima, meliputi jumlah penduduk Kota Bima yang memiliki fasilitas sanitasi, adalah sebesar 75,50 % dengan penggunaan cubluk sekitar 25,35 % dan septictank individu sekitar 50,15 % (Dinas Pekerjaan Umum Kota Bima, 2006).

Sistem pengelolaan air limbah Kota Bima mengggunakan dua sistem yaitu sistem on – site dan pengelolaan dengan pendekatan sistem modular terdiri dari pengaliran air buangan dengan Small Bore Sewer ( SBS ) dan Instalasi Pengolahan Air Limbah ( IPAL ).

Sistem on – site merupakan sistem pengelolaan yang dilakukan ditempat yaitu suatu unit rumah membuang air limbah jambannya atau yang disebut dengan black water pada suatu bangunan yang terletak dekat dengan rumah mereka, umumnya berupa cubluk atau tangki septik. Lumpur yang dihasilkan akan dibuang ke IPLT dengan mobil penyedot tinja, sedangkan air limbah bekasnya ( dapur, cuci, mandi ) atau yang disebut grey water dibuang ke saluran air hujan atau saluran drainase.

(37)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

Tahun 2013-2017 IV - 37

septick. Dalam periode tertentu ( 2 – 3 tahun sekali ) dilakukan pengurasan tangki septick dalam rangka mengambil lumpur tinja yang terakumulasi untuk dibawa ke IPLT yang masih menyatu dengan TPA yang berlokasi di Kelurahan Lampe/Kodo Kecamatan Rasanae Timur.

4.3.2.2. Kondisi Sistem Sarana dan Prasarana Pengelolaan Air Limbah

1. Aspek teknis

Sistem Prasarana dan Sarana Air Limbah di Kota Bima dilayani dengan sistem sanitasi setempat / on – site dan sistem sanitasi terpusat off – site. Sebagian besar penduduk Kota Bima masih menggunakan sistem on – site dalam bentuk septick tank atau cubluk yang ditempatkan diseblah / belakang rumah dan untuk pengurasan septiktank penduduk masih melakukan sendiri dan atau menggunakan jasa penyedotan tinja dan selanjutnya dibuang ke IPLT, sedangkan untuk sistem off – site dengan sistem penyaluran air buangan dengan SBS ( Small Bore Sewer ). 2. Aspek Pendanaan

Pembangunan sarana sanitasi di Kota Bima sebagian besar dibiayai oleh masyarakat itu sendiri. Pembangunan sanitasi komunal ( IPAL ) yang komprehensip belum dilakukan di Kota oleh karenanya sangat diperlukan pembangunan sarana (IPAL) dengan pembiayaan dari Pemerintah Pusat dan BLN serta Pemerintah Kota Bima.

3. Aspek Kelembagaan Pelayanan Air Limbah

Pengelolaan Air Limbah di Kota Bima baik yang berupa sanitasi on site maupun off site belum memiliki lembaga tersendiri, pengelolaannya masih dilakukan oleh Dinas Kebersihan Kota Bima

4. Aspek Peraturan Perundangan Pelayanan Air Limbah

(38)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

Tahun 2013-2017 IV - 38

5. Aspek Lingkungan

Kota Bima belum memiliki data yang menyeluruh mengenai dampak lingkungan akibat sanitasi yang buruk atau dampak pengelolaan sanitasi yang kurang baik oleh masyarakat khususnya yang bermukim di lingkungan kumuh.Indikator yang dapat dilihat baru pada tahap jenis penyakit yang terjangkit pada satu kawasan tertentu.

4.3.3. Permasalahan Yang Dihadapi

4.3.3.1. Sasaran Pengelolaan Prasarana dan Sarana Air Limbah

Kota Bima sampai saat ini Belum Memiliki Bangunan IPAL atau IPLT, hal ini sudah sangat jauh tertinggal dengan target dan Sasaran program Nasional dimana kegiatan pengelolaan air limbah permukiman mengacu pada RPJMN 2004 – 2009 yaitu pencapaian open defecation free hingga akhir 2009 di semua Kabupaten/Kota, peningkatan utilitas IPLT dan IPAL.

Berdasarkan hal tersebut diatas pembangunan IPAL atau IPLT menjadi sangat mendesak untuk dilaksanakan baik dari sisi perencanaan, sosialisasi sampai ke tahap pembangunan fisiknya.

4.3.3.2. Rumusan Masalah

a. Pemerintah Kota Bima belum memiliki perangkat pengaturan dan standar, pedoman dan manual bidang air limbah

b. Peran, fungsi dan kinerja lembaga/institusi pengelola dan Sumber Daya Manusia belum maksimal

c. Pemerintah Kota Bima belum memiliki PJM dan Masterplan / outline plan sector air limbah

d. Pembangunan sanitasi skala komunitas didaerah padat penduduk, pendapatan rendah dan rawan sanitasi masih kurang.

(39)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

Tahun 2013-2017 IV - 39

4.3.4. Sistem Prasarana Yang Diusulkan

4.3.4.1. Kebutuhan Pengembangan Pengelolaan

Kebutuhan pengembangan pengelolaan sanitasi on site di prioritaskan pada kawasan kumuh ( padat penduduk, pendapatan rendah dan rawan sanitasi ) dengan skala komunitas serta berbasis masyarakat, sedangkan pengembangan pengelolaan sanitasi dengan system off site diarahkan untuk meningkatkan cakupan pelayanan sanitasi melalui sambungan rumah, pengembangan sanitasi off – site dengan skala komunitas serta pengembangan PS air limbah mendukung RSH.

4.3.4.2. Usulan dan Prioritas Program

(40)

Tabel 4.12. Usulan dan Prioritas Program Pengelolaan Air Limbah

No. Aspek Pengelolaan Air Limbah Vol. Biaya (Rp.Juta) 1 2Waktu (tahun ke)3 4 5 Keterangan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

I Peningkatan Kelembagaaan Pengelola Air Limbah

Perkuatan Institusi dan SDM 1 350,00 350,00

II Pengembangan Pengelolaan Sanitasi Sistem On-Site

1. Pengembangandetail engineering designPerencanaan (Master Plan/Outline Plan, feasibility study,(DED) 1 500,00 500,00 2. Penyediaan sarana sanitasi systemon-site

3. Pengembangan PS sanitasi systemmasyarakat on-siteskala komunitas berbasis 5 1.500,00 250 1000,00 250,00 4. Penyediaan prasarana pengumpulan Lumpur tinja (truk inja)

5. Pengembangan atau rehabilitasi / peningkatan Instalasi Pengolahan LumpurTinja (IPLT)

6. Peningkatan operasi dan pemeliharaan system pengelolaan Lumpur tinja 5 500,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

-Truk tinja 3 600 200 400

-IPLT

III. Pengembangan Pengelolaan Sanitasi SistemOff Site

1. Penyediaan Pelayanan sambungan rumah 750 1.400,00 350,00 350,00 350,00 350,00

2.

Pembangunan :

Sistem Jaringan pengumpulan/perpipaan

IPAL 1 3000 2000 1000

3.

Pengembangan PS sanitasi sistemoff siteskala komunitas berbasis

masyarakat 500 3.500.,00 750,00 750,00 750,00 750,00 500,00

4.

Pengembangunan PS Air limbah mendukung kawasan RSH

250 1.500.,00 500,00 500,00 500,00

5.

Rehabilitasi/ Peningkatan Kapasitas : Jaringan Perpiapaan Kapasitas IPAL

6.

Peningkatan Operasi dan Pemeliharaan : Sistem jaringan perpipaan IPAL

(41)

No. Aspek Pengelolaan Air Limbah Vol. Biaya (Rp.Juta) 1 2Waktu (tahun ke)3 4 5 Keterangan

1. Pengembangan sistem pembiayaan pengelolaan air limbah 1 100,00 100,00

2. Peningkatan mekanisme retribusi 1 100,00 100,00

3. Pengembangan mekanisme peningkatan sumber pembiayaan 1 100,00 100,00

V. Pengembangan Peraturan / Perundangan:

1. Penyediaan Peraturan dan pedoman siap pakai 1 250,00 250,00 2. Penerapan sanksi danreward

VI. Peningkatan peran serta Masyarakat dan swasta

1. Pengembangan Pelibatan Swasta

2. Penyuluhan/ Kampanye dan Peningkatan partisipasi masyarakat 3 300,00 100,00 100,00 100,00

VII. Pengembangan Promosi Pembangunan PS Air Limbah 3 300,00 100,00 100,00 100,00

(42)

Tabel 4.13. Usulan Pembiayaan Proyek Pengelolaan Air Limbah

No. Aspek Pengelolaan Air Limbah Vol. Biaya (Rp.Juta) APBD Kota APBD Prop. Sumber DanaAPBN PDN PLN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

I Peningkatan Kelembagaaan Pengelola Air Limbah

Perkuatan Institusi dan SDM 1 350,00 350,00

II Pengembangan Pengelolaan Sanitasi Sistem On-Site

1. Pengembangan Perencanaanfeasibility study, detail engineering design(Master Plan/Outline Plan,(DED) 1 500,00 250,00 250,00 2. Penyediaan sarana sanitasi systemon-site

3. Pengembangan PS sanitasi systemberbasis masyarakat on-siteskala komunitas 5 1.500,00 1.500,00 4. Penyediaan prasarana pengumpulan Lumpur tinja (truktinja)

5.

Pengembangan atau rehabilitasi / peningkatan Instalasi Pengolahan Lumpur

Tinja (IPLT)

6. Peningkatan operasi dan pemeliharaan system pengelolaanLumpur tinja 5 500,00 250 250

-Truk tinja 600 600

-IPLT

III. Pengembangan Pengelolaan Sanitasi SistemOff Site

1. Penyediaan Pelayanan sambungan rumah

2.

Pembangunan :

- Sistem Jaringan pengumpulan/perpipaan

- IPAL 3000,00 3000,00

3. Pengembangan PS sanitasi sistemberbasis masyarakat off siteskala komunitas 3.500.,00 3.500,00 4. Pengembangunan PS Air limbah mendukung kawasanRSH 1.500.,00 1.500,00

5.

Rehabilitasi/ Peningkatan Kapasitas : - Jaringan Perpiapaan - Kapasitas IPAL

6. Peningkatan Operasi dan Pemeliharaan :- Sistem jaringan perpipaan - IPAL

IV. Peningkatan Pendanaan

1. Pengembangan sistem pembiayaan pengelolaan air limbah 1 100 100,00

(43)

No. Aspek Pengelolaan Air Limbah Vol. Biaya (Rp.Juta) APBD Kota APBD Prop. Sumber DanaAPBN PDN PLN

3. Pengembangan mekanisme peningkatan sumberpembiayaan 1 100,00 100,00

V. Pengembangan Peraturan / Perundangan:

1. Penyediaan Peraturan dan pedoman siap pakai 1. 250,00 250,00 2. Penerapan sanksi danreward

VI. Peningkatan peran serta Masyarakat dan Swasta

1. Pengembangan Pelibatan Swasta

2. Penyuluhan/ Kampanye dan Peningkatan partisipasimasyarakat 3 300 300,00

VII. Pengembangan Promosi Pembangunan PS Air Limbah 3 300 300,00

(44)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

Tahun 2013-2017 IV - 44

4.4. RENCANA INVESTASI SUB – BIDANG DRAINASE

4.4.1. Petunjuk Umum Sistem Drainase Perkotaan

4.4.1.1 Umum

Sub Bidang Drainase pada Bidang Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum memiliki program dan kegiatan yang bertujuan untuk mencapai masyarakat hidup sehat dan sejahtera dalam lingkungan yang bebas dari genangan.

Pertumbuhan penduduk dan kepadatan penduduk yang cepat menimbulkan tekanan terhadap ruang dan lingkungan untuk kebutuhan perumahan kawasan jasa/industri yang selanjutnya menjadi kawasan terbangun.

Kawasan perkotaan yang terbangun memerlukan adanya dukungan prasarana dan sarana yang baik yang menjangkau kepada masyarakat berpenghasilan menengah dan rendah.

Perkembangan perumahan dan permukiman yang sangat pesat sering kurang terkendali dan tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang maupun konsep pembangunan yang berkelanjutan, mengakibatkan banyak kawasan- kawasan rendah yang semula berfungsi sebagai tempat parkir air (retarding pond) dan bantaran sungai dihuni oleh penduduk. Kondisi ini akhirnya meningkatkan volume air permukaan yang masuk ke saluran drainase dan sungai.

Hal-hal tersebut di atas membawa dampak rendahnya kemampuan drainase mengeringkan kawasan terbangun, dan rendahnya kapasitas seluruh prasarana pengendali banjir (sungai, polder-polder, pompa-pompa, pintu-pintu pengatur) untuk mengalirkan air ke laut.

(45)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

Tahun 2013-2017 IV - 45

Secara umum kendala-kendala yang dihadapi dalam penanganan drainase antara lain menurunnya perhatian pengelola pembangunan bidang drainase khususnya mengenai masalah operasi dan pemeliharaan, pola pikir dan kesadaran masyarakat yang rendah akan lingkungan hidup yang bersih dan sehat dan lemahnya institusi pengelola prasarana dan sarana drainase dan ketidak mampuan untuk menyusun program yang dibutuhkan.

Dalam penanganan drainase perlu memperhatikan berbagai faktor yang dapat menimbulkan permasalahan, salah satunya berupa masalah genangan air. Pada saat ini banyak terjadi masalah genangan air yang pada umumnya disebabkan antara lain karena prioritas penanganan drainase kurang mendapat perhatian, kurangnya kesadaran bahwa pemecahan masalah genangan harus melihat pada sistem jaringan saluran secara keseluruhan yang mengakibatkan hambatan (back-water) dan beban saluran dari hulunya, tidak menyadari bahwa sistem drainase kawasan harus terpadu dengan sistem badan air regionalnya (system flood control), kurang menyadari bahwa pemeliharaan (pembersihan dan perbaikan) saluran merupakan pekerjaan rutin yang sangat penting untuk menurunkan resiko genangan, belum optimalnya koordinasi antara pihak terkait agar system pengaliran air hujan dapat berjalan dengan baik.

Masalah-masalah tersebut diatas memerlukan pemecahan pengelolaan yang diantaranya mencakup bagaimana merencanakan suatu sistem drainase yang baik, membuat perencanaan terinci (DED), melakukan restrukturisasi institusi dan peraturan terkait, dan membina partisipasi masyarakat untuk ikut memecahkan masalah drainase.

4.4.1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah Drainase ini adalah:

• Sebagai pedoman/panduan dalam penyusunan program penanganan drainase

(46)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

Tahun 2013-2017 IV - 46

langsung maupun tak langsung dalam penyelenggaraan Drainase yaitu Insititusi pengelola sistem dan jaringan drainase

Beberapa ketentuan umum yang harus dipenuhi dalam penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Drainase perkotaan adalah sebagai berikut:

1. RPIJM disusun dengan mengacu kepada Kepmen PU No 239/KPTS/1987 tentang Fungsi Utama Saluran Drainase sebagai drainase kota dan fungsi utama sebagai pengendalian banjir 2. RPIJM disusun dengan memperhatikan rencana pengembangan kota

dan rencana prasarana dan sarana kota lainnya;

3. Drainase harus dikelola melalui kelembagaan di daerah yang memperhatikan hal-hal berikut ini:

• Institusi pengelola drainase harus memiliki kejelasan atas tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya.

• Usulan program penyuluhan harus jelas agar peran serta masyarakat dalam kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana drainase dapat lebih ditingkatkan.

4. RPIJM disusun dengan memperhatikan keterpaduan pelaksanaannya dengan prasarana dan sarana kota lainnya (persampahan, air limbah, perumahan dan tata bangunan serta jalan kota), sehingga dapat meminimalkan biaya pelaksanaan, biaya operasional dan pemeliharaan;

5. RPIJM disusun untuk arahan pembangunan sistem drainase di daerah perkotaan untuk jangka pendek/mendesak, jangka menengah (5 Tahun) dan jangka panjang (10 tahun), dan harus dilakukan peninjauan kembali secara berkala disesuaikan dengan perubahan tata guna lahan serta peruntukannya.

6. RPIJM disusun berdasarkan kebijakan dan strategi serta tujuan pencapaian daerah.

(47)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

Tahun 2013-2017 IV - 47

4.4.1.3. Arah Kebijakan Penanganan Drainase

Penanganan drainase perlu memperhatikan fungsi drainase perkotaan sebagai prasarana kota yang dilandaskan pada konsep drainase yang berwawasan lingkungan. Berlainan dengan paradigma lama yang prinsipnya mengalirkan limp asan air hujan ke badan air penerima secepatnya, tetapi prinsipnya agar air hujan yang jatuh ditahan dulu agar lebih banyak yang meresap ke dalam tanah melalui bangunan resapan buatan/alamiah seperti kolam tandon, waduk lapangan, sumur-sumur resapan, penataan lansekap dan lain-lain.

Hal tersebut bertujuan memotong puncak banjir yang terjadi sehingga dimensi saluran lebih ekonomis, dapat juga membantu menambah sumber-sumber air baku. Penanganan drainase juga harus memakai pendekatan sistem, tidak secara parsial, parameter-parameter teknis ditentukan faktor alam setempat.

Berdasarkan isu permasalahan strategis dibidang drainase, maka dirumuskan suatu sasaran kebijakan nasional sebagai arahan mendasar dari kondisi yang akan dicapai dan diwujudkan dalam pengembangan bidang drainase di masa yang akan datang.

Sasaran kebijakan pengembangan drainase adalah sbb:

• Terlaksananya pengembangan sistem drainase yang terdesentralisir, efisien, efektif dan terpadu.

• Terciptanya pola pembangunan bidang drainase yang berkelanjutan melalui kewajiban melakukan konservasi air dan pembangunan yang berwawasan lingkungan.

• Terwujudnya upaya pengentasan kemiskinan perkotaan yang efektif dan ekonomis melalui minimalisasi resiko biaya sosial dan ekonomi serta biaya kesehatan akibat genangan dan bencana banjir.

(48)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

Tahun 2013-2017 IV - 48

4.4.1.4 Isu – isu Strategis dan Permasalahan

Isu strategis terkait dengan kondisi serta pemasalahan dalam menghadapi pengelolaan drainase saat ini serta tantangan yang dihadapi meliputi : 1. Kecenderungan Perubahan Iklim

Beberapa tahun belakangan ini, kecenderungan perubahan iklim banyak terjadi di beberapa tempat di Indonesia, terutama di Kota Metropolitan dan Kota Besar, di tepi pantai dan dataran rendah, kota yang dilalui sungai besar dan terpengaruh pasang surut. Perubahan iklim tersebut antara lain curah hujan relatif tinggi dan dalam jangka waktu yang rendah, muka air laut pasang cenderung lebih tinggi dan lain-lain. Adanya fenomena perubahan iklim akibat pemanasan global yang ditandai dengan kekeringan panjang, curah hujan tinggi berpotensi mengakibatkan bencana kebakaran hutan saat kemarau dan bencana banjir saat musim hujan. Perubahan-perubahan tersebut menyebabkan penanganan drainase yang relatif lebih sulit dan memerlukan biaya yang lebih mahal.

2. Perubahan Fungsi Lahan Basah

Akibat kebutuhan lahan yang sangat besar untuk pengembangan permukiman, industri sering kurang terkendali, tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang maupun Konsep Pembangunan Berkelanjutan. Akibatnya banyak kawasan-kawasan rendah yang semula berfungsi sebagai tempat parkir air (“retarding pond”), lahan basah (“wet land”) seperti rawa-rawa, situ-situ, embung dan lain-lain ditimbun sehingga merubah keseimbangan pola tata air. Hal-hal tersebut di atas akan berdampak rendahnya kemampuan sistem drainase untuk mengeringkan kawasan terbangun dan rendahnya kapasitas seluruh prasarana pengendali banjir (sungai, folder-folder, pompa dan pintu-pintu pengatur) untuk mengalirkan air hujan ke badan air. Permasalahan tersebut di atas tentunya perlu diminimalisasi dengan

(49)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

Tahun 2013-2017 IV - 49

3. Belum adanya Ketegasan Fungsi Sistem Drainase

Mengemukakan kejelasan fungsi saluran drainase yang berlangsung saat ini. Apakah selain untuk sistem pematusan air hujan apakah juga untuk pembuangan air limbah dapur dan cuci (“grey water”). Sementara fungsi dan karakteristik sistem drainase berbeda dengan sistem air limbah yang tentunya akan membawa masalah pada daerah hilir aliran. Apalagi kondisi ini akan diperparah bila ada sampah yang dibuang ke saluran akibat penanganan sampah secara parsial oleh pengelola sampah dan masyarakat.

4. Kelengkapan Perangkat Peraturan

Menjelaskan keberadaan dan fungsionalisasi perangkat pengaturan, antara lain mencakup :

• Keterlibatan, koordinasi dan peran serta instansi lain yang bertanggung jawab terhadap utilitas yang ada harus ditetapkan dalam suatu peraturan perundangan terutama yang mengatur jalur, posisi dan ke dalaman pipa-pipa gas, minyak, air bersih, listrik, telepon dan utilitas lainnya harus diketahui agar dapat saling menunjang kepentingan masing-masing.

• Kedudukan dan status mereka harus tertuang dalam peraturan daerah sehingga masyarakat dan swasta dapat mengetahui tugas, tanggung jawab dan wewenangnya.

• Bentuk dan struktur organisasi, uraian tugas dan kualitas personil yang dibutuhkan dalam melaksanakan penanganan drainase harus dirumuskan dalam peraturan daerah.

Gambar

Tabel 4.1 PSD Permukiman skala menengah yang ada di Kota Bima Tahun 2008
Tabel 4.2. Prioritas Program Pembangunan PS Permukiman Kota Bima
Tabel 4.3 Usulan Pembiayaan Proyek Penyiapan Perumahan dan Permukiman
Tabel 4.4.  Lokasi Kawasan Permukiman Kumuh Kota Bima
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian konsep yang digunakan adalah Teknologi Informasi Komunikasi, Fasilitasi Perdagangan, Konsep Bisnis Online, Konsep Impor.. Hasil penelitian ini berdasarkan hasil

kesengajaan menghilangkan nyawa orang lain atas permintaan yang tegas dan sungguh-sungguh dari korban itu “dapat terjadi tanpa pelaku melakukan suatu perbuatan”

Kemungkinan lain, hal ini bisa juga disebabkan peningkatan kapasitas fiskal daerah menyebabkan daerah lebih bersikap optimistik dalam penganggaran pajak daerah maupun

Beberapa variabel yang ditetapkan untuk data desain ditunjukkan oleh Tabel 4.1 dengan nilai tekanan dan suhu dari udara pembakaran tidak dicantumkan sehingga nilainya

Analisis program Quest yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagian output menurut teori respon butir, yang terdiri dari; kecocokan dengan model, tingkat kesukaran

Melalui temuan dan analisis data di atas dapat dilihat bahwa adanya pembongkaran representasi kulit hitam dalam aspek kepemimpinan dan heroisme. Namun pembongkaran itu

menggunakan ADT untuk Eclipse akan memudahkan kita dalam membuat aplikasi project android, membuat GUI aplikasi, dan menambahkan komponen- komponen yang lainnya,

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunianya serta nikmat kesehatan yang telah diberikan kepada penulis sehingga atas ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi