• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL LOGIKA, Vol XVI, No 1 Maret Tahun 2016 ISSN:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL LOGIKA, Vol XVI, No 1 Maret Tahun 2016 ISSN:"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL LOGIKA, Vol XVI, No 1 Maret Tahun 2016 ISSN: 1978-2560 www.e-journal.unswagati-crb.ac.id.

77 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBENTUKAN HARGA BERAS

DI KABUPATEN INDRAMAYU

Yayat Rahmat Hidayat (Universitas Swadaya Gunung Jati)

Abstrak

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah; Pertama, untuk mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi pembentukan harga beras di Kabupaten Indramayu. Kedua, untuk mengetahui variabel yang paling besar mempengaruhi pembentukan harga beras di sentra produksi dan sentra konsumensi. Pada penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah; Pertama, pada sentra produksi variabel biaya produksi, biaya distribusi, biaya pemasaran, bunga bank, dan biaya simpan merupakan variabel pembentuk harga beras di Kabupaten Indramayu. Kedua, pada sentra produksi variabel biaya produksi, biaya distribusi dan pemasaran merupakan variabel yang paling besar menentukan harga beras di Kabupaten Indramayu. Ketiga, pada sentra konsumsi variabel biaya distribusi, margin keuntungan, biaya resiko, bunga Bank, biaya pemasaran dan biaya simpan merupakan variabel pembentuk harga beras di Kabupaten Indramayu. Keempat, pada sentra konsumsi variabel biaya distribusi, margin keuntungan, dan bunga Bank merupakan variabel yang paling tinggi menentukan harga beras di Kabupaten Indramayu. Penelitian dilakukan dilakukan di Kabupaten Indramayu dengan menentukan lokasi penelitian yaitu di Kecamatan Widasari sebagai sentra produksi beras dan Kecamatan Karangampel sebagai wilayah yang kurang produktif dalam menghasilkan beras. Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif dengan pendekatan survei, yaitu mengumpulkan data kuantitatif kemudian mendeskripsikan fenomena/ fakta yang ditemukan di lokasi penelitian. Subyek penelitiannya adalah semua pelaku usaha agribisnis bahan pangan pokok beras yang terdiri dari petani produsen, pengepul/ tengkulak, penggilingan padi, agen dan pengecer. Adapun obyek penelitiannya adalah masalah-masalah yang diangkat dalam tema penelitian yaitu variabel-variabel yang menentukan pembentukan harga beras di Kabupaten Indramayu. Teknik yang digunakan untuk menentukan populasi dan mengambil sampel penelitian adalah: Observasi, kuisioner, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil perhitungan data penelitian, maka dapat dijelaskan bahwa pembentukan harga terjadi pada dua level, yaitu level produsen dan konsumen. Variabel-variabel yang mempengaruhi pembentukan harga beras di Kabupaten Indramayu pada level produsen adalah; biaya produksi, biaya distribusi, biaya pemasaran, bunga Bank, dan biaya simpan. Biaya produksi merupakan variabel yang paling besar dalam pembentukan harga beras. Sedangkan pada level konsumen, beberapa variabel pembentuknya adalah; biaya distribusi, margin keuntungan, biaya resiko, bunga Bank, biaya pemasaran, dan biaya simpan. Adapun pada level konsumen variabel yang paling besar mempengaruhi pembentukan harga beras adalah biaya distribusi.

(2)

JURNAL LOGIKA, Vol XVI, No 1 Maret Tahun 2016 ISSN: 1978-2560 www.e-journal.unswagati-crb.ac.id.

81 Pendahuluan

Perdagangan bahan pangan pokok beras dari produsen ke konsumen akhir melewati banyak rantai sehingga harga mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Kondisi ini tidak hanya konsumen saja yang merasakan kerugian, namun petani produsen dan pelaku usaha agribisnis komoditas beras juga sama seperti para pengepul yang berada di sentra produksi gabah, pengusaha penggilingan gabah, agen dan pedagang pengecer yang menjual langsung ke konsumen akhir. Tingginya tingkat fluktuasi harga beras pemerintah mengambil kebijakan untuk menginvervensinya, baik pada level produksi maupun pada level perdagangan melalui pemberian subsidi harga.

Kebijakan pemerintah untuk mengintervensi bahan pokok beras tidak lain adalah untuk stabilitas stok bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat dan stabilitas harga sehingga dapat dijangkau. Kedua strategi kebijakan ini sudah dilakukan oleh pemerintah melalui kelembagaan Bulog yang mempunyai peran membeli hasil produksi beras petani. Akan tetapi institusi negara yang menangani logistik ini belum berperan secara maksimal terutama pada pemberian manfaat secara langsung bagi petani sebagai produsen dan pelaku usaha komoditas strategis ini.

Kabupaten Indramayu merupakan daerah sentra produksi beras stok beras yang setiap tahunnya mampu menyumbang kebutuhan beras nasional. Setiap tahunnya daerah Pantai utara ini bisa menghasilkan produksi Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 1,200.000 ton atau setara dengan 900.000 ton beras. Dengan hasil beras sebanyak itu semestinya Kabupaten Indramayu mampu meningkatkan ekonomi daerahnya dengan menjadikan sub sektor komoditas padi sebagai basis ekonominya. Namum, pada kenyataannya perekonimian daerah ini belum sebaik yang diinginkan dan diharapkan oleh masyarakat.

Pada perdagangan beras semua pihak mengaharapkan keuntungan maksimal, baik petani sebagai produsen maupun pelaku usaha sebagai penyalur sampai ke tangan konsumsen akhir. Sebagai komoditas strategis, beras menjadi barang yang banyak diperebutkan oleh banyak pihak untuk meraih keuntungan maksimal. Banyaknya pelaku usaha menyebabkan dinamika tataniaga pangan pangan pokok ini menjadi kurang baik terutama terbentuknya harga sampai ditangan konsumen.

Permasalahan yang lebih aktual pada tataniaga bahan pokok beras adalah banyaknya pelaku usaha, baik sebagai pengepul yang ada di sentra produksi maupun penggilingan gabah/ RMU (Rice

(3)

JURNAL LOGIKA, Volume XIII, No 1 Tahun 2015 ISSN: 1978-2560 www.jurnallogika.com

Milling Unit). Banyaknya pelaku usaha

agribisnis beras ini menyebabkan tingginya tingkat persaingan antar pelaku usaha terutama untuk mendapatkan gabah/beras dari petani. Permasalahan ini ditambah dengan semakin menurunya produksi beras yang dihasilkan oleh petani produsen karena faktor kegagalan panen dan semakin berkurangnya luasan lahan pertanian yang disebabkan oleh adanya alih fungsi lahan pertanian produktif yang diperuntukkan budidaya padi.

Beberapa variabel pembentuk harga beras adalah; biaya produksi dan distribusi, biaya penyimpangan, bunga pinjaman bank, biaya pemasaran dan lain-lain. Pada aspek biaya produksi, seluruh biaya yang dikeluarkan petani sebagai produsen untuk memproduksi gabah dan biaya yang dikeluarkan oleh pelaku usaha untuk mendapatkan dan mengolah beras semakin tinggi. Yang mempenagruhi tingginya biaya produksi petani produsen disebabkan oleh tingginya pembelian sarana produksi pertanian seperti pembelian pupuk, pestisida dan ongkos tenaga kerja dari mulai tanam hingga pemanenan.

Selain itu para pelaku usaha agribisnis beras modal yang digunakan berasal dari pinjaman Bank sehingg berasal dari pinjaman Bank sehingga mejadi beban bagi pelaku usaha yang konsekuensinya harus meningkatkan harga beras. Besar

kecilnya bunga Bank yang dibebankan oleh pelaku usaha mempengaruhi pembentukan harga beras di Kabupaten Indramayu. Faktor lainnya seperti biaya penyimpanan, distribusi, dan biaya pemasaran juga ikut berperan dalam pembentukan harga beras di salah satu daerah sentra produksi Jawa Barat ini.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, pada penelitian ini dirumuskan masalah sebagai berikut: a) variabel apa saja yang mempengaruhi pembentukan harga beras di sentra produksi dan sentra konsumensi ? b) variabel apa yang paling besar mempengaruhi pembentukan harga beras di Kabupaten Indramayu ?

Sebagai kegiatan ilmiah, maka penelitian harus mempunyai tujuan yang terencana dengan demikian tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah a) untuk mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi pembentukan harga beras di Kabupaten Indramayu. b) untuk mengetahui variabel yang paling besar mempengaruhi pembentukan harga beras di sentra produksi dan sentra konsumensi.

Secara teoritis, penelitian bermanfaat untuk mengembangkan konsep tataniaga komoditas beras dan pengetahun yang berkaitan dengan beberapa variabel pembentuk harganya bagi stakeholders agribisnis, baik peneliti, praktisi maupun akademisi.

(4)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Harga (hal 77-86))

Adapun secara praktis, penelitian ini

bermanfaat terutama bagi pelaku usaha agribisnis komoditas bahan pangan pokok beras sehingga dapat diketahui dan ditentukan variabel-variabel pembentuk harganya.

Sebagai sebuah karya tulis penelitian, maka luaran akhir pada penelitian ini adalah publikasi tulisan ilmiah yang dibuat dalam bentuk jurnal, baik lokal maupun nasional sehingga dapat dibaca oleh masyarakat luas maupun masyarakat kampus yang mempunyai keinginan memperkaya kajian agribisnis bahan pokok pangan beras terutama berkaitan dengan bagaimana terbentukya harga komoditas strategis ini. Pembentukan Harga

Kondisi dimana konsumen menerima berbagai macam/ tingkatan harga beras sesuai ketetapan pasar dan biasanya dibentuk oleh beberapa variabel yang ditentukan oleh pelaku usaha agribisnis beras.

Biaya Produksi

Biaya total yang dikeluarkan pelaku usaha beras yang terdiri dari biaya produksi pengolahan beras siap jual dan samapi ke tangan konsumen, termasuk didalamnya seluruh biaya operasional.

Biaya Distribusi

Biaya yang dikeluarkan pelaku usaha beras untuk menyampaikan beras sampai ke pembeli atau sampai ke tangan konsumen. Biaya Pemasaran

Biaya total yang dikeluarkan pelaku usaha yang menyangkut biaya angkut, biaya pememasan dan biaya untuk memasarkan beras.

Bunga Bank

Besarnya bunga Bank yang dibebankan kepada pelaku usaha karena meminjam uang ke Bank tertentu untuk mudal usaha perdagangan beras. Besarnya Bunga Bank sesuai dengan akan perjanjian antara pihak Perbankan dengan pelaku usaha pada jangka periode tertentu.

Biaya Simpan

Biaya simpan adalah biaya yang dikeluarkan oleh pelaku usaha beras karena melakukan penyimpanan beras di gudang beras. Biaya simpan bisa dalam bentuk penyewaaan gudang ataupun besarnya penyusutan beras selama berada di gudang penyimpanan.

Margin Keuntungan

Selisih antara total pengeluaran dengan pendapatan yang dinyatakan dalam keuntungan bersih yang diterima pelaku usaha. Keuntungan dihasilkan ketika pendapatan lebih besar dari pengeluaran, dimana secara matematis dinyatakan total pendapatan dikungan total pengeluaran.

(5)

JURNAL LOGIKA, Vol XVI, No 1 Maret Tahun 2016 ISSN: 1978-2560 www.e-journal.unswagati-crb.ac.id.

81 Hipotesis Penelitian

Merujuk pada rumusan dan tujuan penelitian, maka pada penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah :

Pertama, pada sentra produksi variabel biaya produksi, biaya distribusi, biaya pemasaran, bunga bank, dan biaya simpan merupakan

variabel pembentuk harga beras di Kabupaten Indramayu.

Kedua, pada sentra produksi variabel biaya produksi, biaya distribusi dan pemasaran merupakan variabel yang paling besar menentukan harga beras di Kabupaten Indramayu.

(6)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Harga (hal 77-86))

Ketiga, pada sentra konsumsi variabel biaya

distribusi, margin keuntungan, biaya resiko, bunga Bank, biaya pemasaran dan biaya simpan merupakan variabel pembentuk harga beras di Kabupaten Indramayu.

Keempat, pada sentra konsumsi variabel biaya distribusi, margin keuntungan, dan bunga Bank merupakan variabel yang paling tinggi menentukan harga beras di Kabupaten Indramayu.

Metode Penelitian

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dilakukan di Kabupaten Indramayu dengan menentukan lokasi penelitian yaitu di Kecamatan Widasari sebagai sentra produksi beras dan Kecamatan Karangampel sebagai wilayah yang kurang produktif dalam menghasilkan beras. Alasan mendasar penentuan lokasi penelitian dengan menetapkan dua Kecamatan ini adalah untuk mengetahui wilayah yang berpotensi sebagai sentra produksi dan sentra perdagangan beras dan daerah yang kurang berpotensi sebagai daerah sentra.

Adapaun waktu penelitian diuraikan sebagai berikut;

No. Kegiatan Waktu

1 Penyusunan proposal Penelitian 01 -15 Juni 2015 2 Pengajuan proposal Penelitian 16 - 30 Juni 2015 3 Pengumpulan data penelitian 01 - 15 Juli 2015

4 Analisis dan pembahasan data penelitian 15 Juli - 15 Agustus 2015

5 Seminar Hasil 30 Agustus 2015

3.1.Metode Penelitian

Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif dengan pendekatan survei, yaitu mengumpulkan data kuantitatif kemudian mendeskripsikan fenomena/ fakta yang ditemukan di lokasi penelitian. Subyek penelitiannya adalah semua pelaku usaha agribisnis bahan pangan pokok beras yang terdiri dari petani produsen, pengepul/ tengkulak, penggilingan padi, agen dan pengecer. Adapun obyek penelitiannya adalah masalah-masalah yang diangkat dalam tema penelitian yaitu

variabel-variabel yang menentukan pembentukan harga beras di Kabupaten Indramayu.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk menentukan polulasi dan mengambil sampel penelitian sebagi berikut :

Pertama, observasi yaitu teknik mengambilan data dengan mengamati kejadian/ fenomena yang terjadi di lokasi penelitian.

Kedua, kuisioner dengan membuat pertanyaan terstruktur dan mendalam yang

(7)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Harga (hal 77-86))

dijawab oleh subyek penelitian yaitu pelaku

usaha bahan pangan beras di dua kecamatan di Kabupaten Indramayu.

Ketiga, dokumentasi, yaitu metode pengumpulan dengan bentuk dokumen mengenai fenomena penentuan harga beras di Kabupaten Indramayu.

Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini popolusi penelitiannya adalah para pelaku usaha agribisnis beras yang ditemukan di Kecamatan Widasari dan Karangampel. Adapun jumlah sampel penelitiannya sebanyak 20 orang pelaku usaha agribisnis beras.

Teknik Analisis Data

Data kuantitatif melalui kuisioner yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis statistik regresi multifiat yaitu menganalisis variabel bebas (X) yang mempengaruhi variabel Y (pembentukan harga) sebagai variabel terikat. Ada dua pengujian variabel independen dan dependen, yaitu varaibel-variabel yang membentuk harga pada tingkat produsen dan tingkat konsumen.

Pada sentra produsen persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + µ Y = Pembentukan Harga A = konstanta b1,b2,b3 = Koefesien Regresi X1 = biaya produki X2 = biaya distribusi X3 = biaya pemasaran X4 = biaya Bank X5 = biaya simpan

Pada sentra konsumen persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + µ Y = Pembentukan Harga A = konstanta b1,b2,b3 = Koefesien Regresi X1 = Biaya Distribusi X2 = Margin Keuntungan X3 = Biaya Resiko X4 = Biaya Bank X5 = Biaya Simpan X6 = Biaya Pemasaran

Untuk melihat pengaruh setiap variabel yang diguanakn dalam penelitian adalah dengan menggunakan analisis data menggunakan program SPSS. Sedangkan untuk melihat keseusian hipotesis menggunakan pengujian statistik koefisien determinasi (R2), Uji F-Statistik dan Uji T-Statistik. Beberapa pengujian tersebut dijelaskan sebagai berikut :

1) Koefisien Determinasi (R2), dilakukan untuk melihat besarnya variabel-variabel independen secara bersamaan memberikan penjelasan variabel dependen. 2) Uji F-Statistik, untuk menguji secara bersamaan besarnya pengaruh variabel

(8)

JURNAL LOGIKA, Volume XIII, No 1 Tahun 2015 ISSN: 1978-2560 www.jurnallogika.com

independen terhadap variabel dependen

dengan menggunakan pengujian hipotesis, yaitu:

H0= b1 = b2 = b3 = 0 H1 = b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0

Kriteria pengujian hipotesisnya sebagai berikut:

Jika F hitung ≤ F tabel, maka H0 diterima atau H1 ditolak

Jika F hitung ≥ F tabel, maka H0 diterima atau H1 ditolak (Sudjana, 2005).

3) Uji T-Statistik, pengujian hipotesis secara parsial yang bertujuan untuk mengetahui koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap varaibel dependen dengan ketetapan variabel lain dianggap sama/ konstan.

Kriteria pengujian hipotesisnya sebagai berikut:

H0 : θ = θ0 H1 : θ = θ0

Jika thitung ≤ ttabel, Ho diterima atau H1 ditolak

Jika thitung ≥ ttabel, H1 diterima atau H0 ditolak (Sudjana, 2005).

Hasil Penelitian dan Pembahasan Profil Daerah Kabupaten Indramayu

Kabupaten Indramayu merupakan daerah sentra produksi beras karena dilihat dari dua aspek, yaitu pertama aspek luasan lahan pertanian padi yang cukup luas dan aspek letak wilayah Kabupaten Indramayu

merupakan daerah perlintasan jalur pantura, dimana distribusi beras dari Jawa Tengah dan Jawa Timur ke Jakarta melewati Indramayu. Strategisnya daerah ini banyak pelaku usaha perdagangan beras yang melakukan transkasi dan membangun hubungan bisnis dengan pelaku usaha yang ada di Kabupaten Indramayu. Banyaknya pelaku usaha perdagangan beras secara nyata memberi dampak positif pada meningkatkan pendapatan daerah dari sektor komoditas pangan beras.

Banyaknya koneksi bisnis perdagangan beras juga dibangun karena munculnya sektor penggilingan padi/ beras terutama di kawasan jalur pentura. Wilayah yang banyak dibangun industri beras adalah widasari, dimana kecamatan ini dikenal dengan nama kawasan industri beras/ gudang beras. Kawasan ini bagi daerah Kabupaten Indramayu memberi manfaat karena merupakan sentra produksi beras.

Profil Daerah Lokasi Penelitian Profil Kecamatan Karangampel

Kecamatan Karangampel terletak di wilayah Indramayu bagian Timur dengan jumlah penduduk 66.261 jiwa dengan komposisi penduduk laki-laki berjumlah 33.004 jiwa dan perempuan berjumlah 33.257 jiwa. Kecamatan Karangampel meliputi 11 desa dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 18.442.

(9)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Harga (hal 77-86))

Profil Kecamatan Widasari

Kecamatan Widasari berjumlah penduduk 36.044 Jiwa dengan komposisi penduduk laki-laki sebanyak 17.785 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 18.259 jiwa. Penduduk kecamatan Widasari tersebar di 10 desa dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 27.084. Secara umum wilayah ini merupakan daerah sentra beras dengan industri pengolahan beras (Rice Milling) banyak ditemukan di kawasan jalan pantura. Kapasitas gudang perberasan di Widasari cukup besar dengan sistem teknologi yang cukup canggih. Kapasitas gudang yang besar ini menjadi tempat yang strategis untuk penjemuran dan penyimpanan beras yang sudah diolah.

Variabel Pembentuk Harga Beras di Kabupaten Indramayu

Pembentukan harga komoditas beras di Kabupaten Indramayu dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:

Pertama, pada aspek produsen, faktor-faktor yang mempengaruhi harga beras adalah: biaya produksi, biaya distribusi, biaya pemasaran, bunga Bank, dan biaya simpan. Beberapa variabel yang membentuk harga biaya produksi memiliki peran yang besar dalam pembentukan harga beras di Kabupaten Indramayu.

Kedua, Pada aspek konsumen, faktor-faktor yang mempengaruhi harga beras di Kabupaten Indramayu adalah sebagai berikut; biaya distribusi, margin keuntungan, biaya resiko, bunga Bank, biaya pemasaran, dan biaya simpan. Variabel-variabel ini besar kecilnya memiliki peranan dalam pembentukan harga beras di Kabupaten Indramayu. Besar kecilnya pengaruh variabel-variabel ini ditentukan seberapa besar peranannya dalam pembentukan harga suatu produk. Diantara variabel-variabel pembentuk harga pada level konsumen, biaya distribusi memberi kontribusi paling besar dalam pembentukan harga beras di Kabupaten Indramayu.

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

a) Pada level produsen, beberapa variabel yang membentuk harga beras di Kabupaten Indramayu adalah; biaya produksi, biaya distribusi, biaya pemasaran, bunga Bank, dan biaya simpan.

b) Diantara variabel pembentuk harga di level produsen, biaya produksi merupakan variabel yang paling besar mempengaruhi pembentukan harga.

c) Pada level konsumen, variabel-variabel yang membentuk harga beras di

(10)

JURNAL LOGIKA, Volume XIII, No 1 Tahun 2015 ISSN: 1978-2560 www.jurnallogika.com

Kabupaten Indramayu adalah; biaya

distribusi, margin keuntungan, biaya resiko, bunga Bank, biaya pemasaran, dan biaya simpan.

d) Di level konsumen biaya distribusi merupakan variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap pembentukan harga beras di Kabupaten Indramayu.

Saran

Saran yang diberikan pada penelitian adalah bagi pelaku usaha perdagangan beras, ketika melaksanakan bisnis jual beli beras di Kabupaten Indramayu, maka yang perlu diperhatikan adalah aspek biaya produksi dan biaya distribusi menjadi perhatian penuh. Artinya kedua variabel ini yang paling berpengaruh terhadap pembentukan harga beras. Untuk mencapai keuntungan maksimal, maka biaya produksi dan distribusi harus dikurangi melalui strategi pemasaran yang sesuai dengan karakter konsumen beras, baik konsumen perantara maupun konsumen langsung.

Daftar Pustaka

A. Husni Malian, Sudi Mardianto, dan Mewa Ariani. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi produk, Konsumsi dan Harga Beras Serta Inflasi Bahan Makanan. Jurnal Agro Ekonomi, Volume 22 No 2, Oktober 2004: 119 –

146. (Diakses melalui

pse.litbang.pertanian.go.id pada 18 Mei 2015).

Anindita, Ratna, 2013. Modul Pemasaran Hasil Pertanian; proses Penentuan

Harga. Lab. Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang.

Deilla, Budiarto Patricia, 2013. Perilaku Penjualan dan Pembelian dalam Proses Pembentukan Harga (studi di Pasar Splendid Kota Malang). Fakultas Ilmu Administtasi Univ. Brawijaya, Malang. Hapsari Larasati, Azis Nur Bambang, Herry

Boesono, 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Harga Ikan Kembung Lelaki (Rastreilleger kanagurta). (Jurnal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology, Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013. Hlm 121-130). Online: http//www.e journal-s1.undip.ac/index.php/jfrumt.

Handewi P.S. Rachman. 2015. Metode Analisis Harga Pangan. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Departemen Pertanian, Bogor. Kartasapoetra, G. 1992. Marketing Produk Pertanian dan Industri. PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Kajian Ekonomi Regional propinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2008. Ringkasan Kajian Penelitian Komoditas-komoditas Penyumbang Inflasi Palembang dan Proses Pembentukan Harganya. (Diakses melalui www.bi.go.id. Ringkasan Kajian Penelitian Komoditas-komoditas Penyumbang Inflasi Palembang dan Proses Pembentukan Harganya).

Marwan, Eko, 2012. Teori Penentu Harga. www.ekomarwoto.com

Perdana, Tomy, 2014. Pemetaan Penentua Harga Komoditas Beras. Laporan Hasil Kajian, Kementerian Dalam Negeri RI, Tahun 2014.

(11)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Harga (hal 77-86))

Sugiyono, 2013. Metode penelitiaan

Kuantitatif Kualitatif dan RD. PT. Alfabeta, Bandung.

www.organisasi.org. Definisi, Tujuan dan Metode Penetapan Harga. (Diakses pada 17 Mei 2015).

Patricia Deilla Budiarto, 2013. Perilaku Penjualan dan Pembelian dalam Proses Pembentukan Harga (studi di Pasar Splendid Kota Malang).

Widodo. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga dan Ketersediaan Beras di Tingkat Nasional. SEPA : Vol.10, 2 Februari 2014 : 229 – 238.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indramayu, Tahun 2015

Referensi

Dokumen terkait

Kerusakan sel pasca induksi Cyclosporine-A dikonfirmasi dengan pengamatan histologi organ ginjal melalui metode pewarnaan Hematoxylen-Eosin (HE).Pewarnaan HE dilakukan

Sedangkan hampir setengah ibu post sectio caesarea yang tidak mengkonsumsi putih telur kukus memiliki kriteria penyembuhan luka jahitan sedang sebanyak 5

Keberhasilan dari pengujian keluar ruas parkir jenis parkir tegak lurus dengan posisi awal mauk maju untuk sisi kiri setelah diuji sebanyak 10 kali, alat berhasil keluar dari ruas

Menyatakan bahwa karya ilmiah (Skripsi) dengan Judul: Implementasi Kebijakan Pemerintah Kabupaten Magetan dalam Program Pengembangan Ekonomi Kawasan (Studi Penelitian PPEK

Perlakuan terpilih yaitu konsentrasi asam asetat 0,0083 M dengan waktu perendaman 6 jam ( Figure 3 ). Tingkat kelarutan kolagen yang diamati dalam penelitian ini menunjukkan

kualitas tanah sebagai media pertumbuhan mangrove di Pantai Alasdowo Kabupaten Pati dengan Pantai Mangunharjo Kota Semarang sebagai sumber belajar biologi tingkat

Menimbang, bahwa setelah mempelajari dengan seksama berkas perkara a quo serta putusan hakim tingkat pertama dalam konpensi, Majelis Hakim Mahkamah Syar'iyah Aceh

to može biti model koji uvijek daje srednju vrijednost c (konstanta) ciljne varijable y. Friedman naziva taj.. algoritam TreeBoost [1]. Pronalazak te konstante ne treba biti