• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Belajar

2.1.1 Definisi Belajar

Dalyono, (2007:49) Belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang. Mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaaan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya.

Cronbach (1954) dalam Suryabrata, (1995:247) mengatakan learning is a shown by a change in behavior as a result of experience. (Belajar ditunjukkan oleh perubahan sikap sebagai hasil dari pengalaman).

Purwanto, (2004:84) dalam bukunya Psikologi Pendidikan mengemukakan adanya beberapa elemen yang penting yang mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu bahwa :

a. Belajar merupakan suatu perubahan dala tingkah laku, di mana perubahan tersebut dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.

b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar; seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada seorang bayi.

c. Untuk dapat belajar, maka perubahan tersebut harus relatif mantap; harus merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang. Berapa lama periode waktu itu berlangsungsulit ditentukan dengan pasti, tapi perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu suatu periode yang

(2)

mungkin berlangsung selama berhari-hari, berbulan-bulan, ataupun bertahun-tahun. Ini berarti kita harus mengenyampingkan perubahan-perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh motvasi, kelelahan, adaptasi, ketajaman perhatian atau kepekaan seeorang, yang biasanya hanya berlangsung sementara.

d. Tingkah laku yang mengalami perubahan menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti: perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah/ berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.

2.1.2 Tujuan Belajar

Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, yang mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya. Dari pengertian tersebut Dalyono, (2007: 49) menyimpulkan bahwa belajar itu memiliki tujuan:

a. Belajar bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri.

b. Belajar bertujuan mengubah kebiasaan, dari yang buruk menjadi baik. c. Belajar bertujuan untuk mengubah sikap, dari yang negatif menjadi positif. d. Belajar bertujuan untuk meningkatkan keterampilan.

e. Belajar bertujuan untuk menambah pengetahuan dalam berbagai bidang ilmu.

2.1.3 Prinsip Belajar

Prinsip-prinsip belajar menurut Dalyono, (2007:51-55) di antaranya:

a. Kematangan Jasmani dan Rohani

Salah satu prinsip utama belajar adalah harus mencapai kematangan jasmani dan rohani sesuai dengan tingkatan yang dipelajarinya. Kematangan jasmani yaitu telah sampai pada batas minimal umur serta kondisi fisiknya telah cukup kuat untuk melakukan kegiatan belajar. Kematangan rohani artinya

(3)

telah memiliki kemampuan secara psikologis untuk melakukan kegiatan belajar, misalnya kemampuan berpikir, ingatan, fantasi, dan sebagainya.

b. Memiliki Kesiapan

Setiap orang yang hendak melakukan kegiatan belajar harus memiliki kesiapan yakni dengan kemampuan yang cukup, baik fisik mental maupun perlengkapan belajar. Belajar tanpa kesiapan fisik, mental dan perlengkapan akan banyak mengalami kesulitan, akibatnya tidak memperoleh hasil belajar yang baik.

c. Memahami Tujuan

Setiap orang yang belajar harus memahami apa tujuannya, ke mana arah tujuan itu dan apa manfaat bagi dirinya. Prinsip ini sangat penting dimiliki oleh orang belajar agar proses yang dilakukannya dapat cepat selesai dan berhasil. Belajar tanpa memahami tujuan dapat menimbulkan kebingungan pada orangnya hilang kegairahan, tidak sistematis, atau asal ada saja. Orang yang belajar tanpa tujuan ibarat kapal berlayar tanpa tujuan terombang-ambing tak tentu arah yang dituju sehingga akhirnya bisa terlanggar batu karang atau terdampar ke suatu pulau.

d. Memiliki Kesungguhan

Orang yang belajar harus memiliki kesungguhan untuk melaksanakannya. Belajar tanpa kesungguhan akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan. Selain itu akan banyak waktu dan tenaga terbuang dengan percuma. Sebaliknya, belajar dengan sungguh-sungguh serta tekun akan memperoleh hasil yang maksimal dan penggunaan waktu yang efektif. Prinsip kesungguhan sangat penting artinya. Biarpun seseorang itu sudah memiliki kematangan, kesiapan serta mempunyai tujuan yang kongkrit dalam melakukan kegiatan belajarnya, tetapi kalau tidak bersungguh-sungguh akibatnya tidak memperoleh hasil yang memuaskan.

(4)

e. Ulangan dan Latihan

Sesuatu yang dipelajari perlu diulang agar meresapdalam otak sehingga dikuasai sepenuhnya dan sukar dilupakan. Sebaliknya, belajar tanpa diulang hasinya akan kurang memuaskan. Bagaimanapun pintarnya seseorang harus mengulang pelajarannya atau berlatih sendiri di rumah agar bahan-bahan yang dipelajari tambah meresap ke dalam otak, sehingga tahan lama di dalam ingatan. Mengulang pelajaran adalah salah satu cara untuk membantu berfungsinya ingatan.

2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Dalyono, (2007:55-60) berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari dalam diri orang yang belajar dan ada pula dari luar dirinya. Di bawah ini dikemukakan faktor-faktor yang menentukan pencapaian hasil belajar:

a. Faktor Internal (yang Berasal dari Dalam Diri)

i. Kesehatan

Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Bila seseorang selalu tidak sehat, sakit kepala, demam, pilek, batuk, dan sebagainya, dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar.

Demikian pula halnya jika kesehatan rohani (jiwa) kurang baik, misalnya mengalami gangguan pikiran, perasaan kecewa karena konflik dengan pacar, orang tua atau karena sebab lainnya, ini dapat mengganggu atau mengurangi semangat belajar. Karena itu pemeliharaan kesehatan sangat penting bagi setiap orang baik fisik maupun mental, agar badan tetap kuat, pikiran selalu segar dan bersemangat dalam melaksanakan belajar.

(5)

ii. Intelegensi dan Bakat

Kedua aspek kejiwaan (psikis) ini besar sekali pengaruhnyaterhadap kemampuan belajar. Seseorang yang memiliki intelegensi yang baik umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik. Sebaliknya orang yang itelegensinya rendah, cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berpikir sehingga prestasi belajarnya pun rendah.

Bakat juga besar pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan belajar. Misalnya belajar main piano, apabila dia memiliki bakat musikakan lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki bakat itu.

Selanjutnya, bila seseorang mempunyai intelegensi tinggi dan bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari, maka proses belajarnya akan lancar dan sukses dibandingkan dengan orang yang memiliki bakat saja tetapi intelegensinya rendah, demikian pula, jika dibandingkan dengan orang yang intelegensinya tinggi tetapi bakatnya tidak ada dalam penelitian tersebut. Orang berbakat lagi pintar (intelegensi tinggi) biasanya orang yang sukses dalam karirnya.

iii. Minat dan Motivasi

Minta dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari hati sanubari. Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar artinya untuk mencapai/memperoleh benda atau tujuan yang diminatinya itu. Timbulnya minat belajar disebabkan beberapa hal, antara lain karena keinginan yang kuat untuk menaikkan martabat atau memperoleh pekerjan yang baik serta hidup yang senang dan bahagia. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar rendah akan menghasilkan prestasi yang kurang.

(6)

Motivasi berbeda dengan minat. Ia adalah daya penggerak/pendorong untuk melakukan suatu pekerjaan yang bisa berasal dari dalam diri maupun dari luar. Motivasi yang berasal dari dalam diri (intrinsik) yantu dorongan yang datang dari harti sanubari, umumnya karena kesadaran akan pentingnya sesuatu. Atau dapat juga karena dorongan bakat apabila ada kesesuaian dengan bidang yang dipelajari. Motivasi yang berasal dari luar (ekstrinsik) yaitu dorongan yang datang dari luar diri (lingkungan), misalnya dari orang tua, guru, teman-teman, dan anggota masyarakat. Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi keberhasilannya.

iv. Cara Belajar

Cara belajar seseorang juga turut mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya. Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, psikologis dan ilmu kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan.

b. Faktor Eksternal (yang Berasal dari Luar Diri)

i. Keluarga

Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurang perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya kedua orang tua dan hubungan dengan anak-anaknya, serta situasi di dalam rumah turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Di samping itu ada atau tidaknya media belajar di rumah juga turut menentukan keberhasilan belajar seseorang.

(7)

ii. Sekolah

Keadaan sekolah tempat belajar, kualitas guru, metode pengajaran, fasilitas/perlengkapan di sekolah, dan sebagainya juga turut mempengaruhi keberhasilan belajar.

iii. Masyarakat

Keadaaan masyarakat juga mempengaruhi prestasi belajar. Bila di sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang berpendidikan tinggi, moralnya baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar.

iv. Lingkungan Sekitar

Keadaaan lingkungan tempat tinggal juga sangat penting dalam mempengaruhi prestasi belajar. Seperti keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar, iklim dan sebagainya.

2.2 Belajar Bahasa Arab

Menurut Wan Ahmad, Abd Rahman, et al (2007:1-4) terdapat beberapa keunikan Bahasa Arab. Jika ditinjau sejarah peradaban Bahasa Arab, bahasa ini dituturkan oleh Orang-orang Arab di Semenanjung Tanah Arab semenjak dua kurun sebelum datangnya Agama Islam dalam Kamus Mu’jam al-Asasiy, perkataan al-Lughah al-Arabiyyah itu sendiri merujuk kepada bahasa yang dituturkan oleh Bangsa Arab.

Bahasa Arab diklasifikasikan sebagai Bahasa Semantik karena asal kata ini terbina dari tiga huruf. terdapat Bahasa Semantik yang telah luput dan tidak digunakan lagi di muka bumi. Terdapat juga bahasa yang telah kaku dan tidak berkembang lagi seperti BahasaKlasik Hebrew, Akkadian, Syriac, dan Bahasa asal Ethiopa.

(8)

Namun Bahasa Arab tidak lapuk ditelan zaman walaupun telah berusia beribu-ribu tahun, malah terus berkembang di seluruh pelosok dunia, dan menjadi bahasa yang digunakan antarbangsa.

Bahasa Arab mempunyai keunikan sendiri, contohnya satu kata bisa memiliki makna atau maksud yang berbeda mengikuti konteks kalimat tertentu. Keunikan lainnya juga dapat dilihat dari segi gaya bahasa dan struktur pembinaan kalimatnya. Walaupun Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa tertua, namun ia masih mengekalkan ciri-ciri uniknya, seperti kata, gramatikal, sastra, dan sebagainya.

Bahasa Arab terus tersebar dan berkembang melalui kekuatan Islam dan Al-Quran sehingga menjadi salah satu bahasa antarbangsa. Hal ini karena Allah telah berjanji untuk memelihara Al-Quran yang diturunkan dalam Bahasa Arab.





















/Innā naḥnu nazzalnā aż-żikra wa innā lahu laḥāfiẓūn(a)/

Artinya: Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.

Beberapa tahun lalu, Bahasa Arab menduduki peringkat ke-12 bahasa-bahasa yang digunakan di dunia. Saat ini Bahasa Arab telah menduduki peringkat kelima dengan jumlah sekitar 300 juta penutur. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak orang yang menggunakan bahasa ini di seluruh dunia. Peranan Bahasa Arab semakin luas di peringkat global apabila digunakan dalam Organization of the Islamic Conference OIC . Selain itu Bahasa Arab juga merupakan bahasa resmi yang digunakan dalam sidang Persatuan Bangsa-bangsa (PBB), selain Bahasa Inggris.

(9)

2.2.1 Belajar Muhadatsah Bahasa Arab

Setiap bahasa di dunia ini mempunyai pendekatan dan strategi yang unik dan khusus untuk menguasainya. Hal ini dapat membantu dan memudahkan siapa saja yang ingin mempelajari bahasa tersebut hingga akhirnya dapat menguasainya dengan baik. Wan Ahmad, Abd Rahman, et al, (2007:29) mengatakan ada empat aspek yang diperlukan dalam mempelajari Bahasa Arab, yaitu mendengar, berbicara, menulis, dan membaca, di mana aspek-aspek ini saling berkaitan satu dengan yang lainnya.

Menurut Kamaruddin, (1978) dalam Abidin Lubis, (2003:10) berbicara/bertutur adalah kegiatan melafazkan bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat-alat ucap (artikulator) manusia. Berbicara merupakan kemampuan melafaz dan berinteraksi dalam berbahasa.

Menurut Chomsky, (1959) dalam Abidin Lubis, (2003:10) setiap kata yang diucapkan mempunyai dua struktur, yaitu struktur luar dan struktur dalam. Sebelum kata diucapkan (struktur luar), kata tersebut sudah ada di dalam otak penutur (struktur dalam).

Kemampuan berbicara/berkomunikasi merupakan salah satu aspek penting dalam mempelajari Bahasa Arab. Komunikasi yang efektif dapat merapatkan hubungan antara individu, kaum, dan bangsa. Komunikasi yang efektif dapat meyalurkan pesan yang ingin disampaikan seseorang dengan tepat dan padat, Wan Ahmad, Abd Rahman (2007:58).

Dalam berkomunikasi Bahasa Arab, kombinasi latihan antara membaca, menulis dan mendengar dapat membantu pelajar bertutur dalam Bahasa Arab. Hal ini karena adanya perbendaharaan kata, gaya bahasa, serta mahkraj yang dapat membantu belajar dalam berkomunikasi.

Referensi

Dokumen terkait

Skipsi Junaedi Derajat (2013) yang berjudul “Peran guru Akidah Akhlak dalam pembentukan karakter siswa di MTS N 2 Mataram” berisi tentang peran guru

pelaku yang telah melakukan tindakan main hakim sendiri terhadap korban yang diduga kuat telah melakukan tindak pidana kejahatan, dipersamakan dengan pelaku

Pak gubenur ganjar in mau lapuran di klaten kemalang sidorejo desa dadapan semunu ad alat berat elegal menambang pasir dekat pemukiman warga resah rumahnya saya ada yang retak

Data realisasi pendapatan retribusi pasar di dapat dari pemasukan sewa tempat usaha yang ditarik dari para pedagang baik yang mempunyai kios, los maupun pedagang yang ada di

Dalam membuktikan sifat-sifat dari kedua pembangkit bilangan acak yang telah dibahas sebelumnya, kita dapat melihat pada beberapa percobaan dengan menggunakan

Pada artikel ini akan diuraikan pem- bahasan tentang: (1) perbedaan hasil belajar Praktik Pengukuran Listrik antara mahasiswa yang diberikan responsi pra praktikum dengan

Ibu Anggrek sambil ketawa ketika peneliti menanyakan tentang dampak keikutsertaan anaknya belajar agama di Sekolah Dasar Santa Maria Pekanbaru, “begini mbak, anak saya

Pejual telah melaksanakan perjanjian karena sudah menyiapkan bahan-bahan makanan yang akan dioalah esok harinya. Oleh sebab itu, penjual tidak mengembalikan uang