/ STAKEHOTDERS... ****

****

KEPALA STAT' ANGKATAI\ LAUT

KEYNOTE SPEECH KEPALA STAF AI{GKATAN LAUT LAKSAMANA T1\[I ADE St PANDI, S.8., M.A.p.

PADA ACARA RAPAT KOORDINASI PEMBERANTASAI\I

Itru

FISI{ING TAI\IGGAL 1I JULI 2OI7,DI JAI(ARTA

A SSATA M U' A LAI KU M WARA H M AT U

LIA

H

I

WAB A RA T<AT IT H,

SALAM SEJAHTERA BAGI KITA SEMUA.

.

_{YANG SAYA HORMATI PRESIDEN INTERPOL,}

-

YANG SAYA HORMATI MENKOPOLHUKAM,

.

_{YANG SAYA HORMATI MENKOMARITIM,}

-

YANG SAYA HORMATI MENTERI _{KELAUTAN DAN PERIKANAN,}

.

_{YANG SAYA HORMATI JAKSA AGUNG RI,}

.

_{YANG SAYA HORMATI KAPOLRI,}

.

_{YANG SAYA HORMATI KABAKAMLA,}

-

HADIRIN, UNDANGAN

DAN

PESERTA

RAPAT

KOORDINASI

PEMBERANTASAN IUU FISHING TAHUN 2017.

PERTAMA.TAMA,

II'IARI

KITA

PANJATKAN

PUJI

SYUKUR

KE

HADIRAT TUHAN YANG MAHA

ESA, ALLAH

SUBHANAHU

_WA

_TA'ALA,

KARENA

ATAS

RAHMAT

DAN

RIDHO.NYA,

_HARI

_IN!

_KITA

_DAPAT MENGHADIRI

_RAPAT

_{KOORDINASI PEMBERANTASAN}

_IUU

_FISHING TAHUN 2017.

PADA

KESEMPATAN

_{INI, SAYA}

_{UCAPKAN TERIMAKASIH ATA$} UNDANGAN UNTUK MENYAMPAIKAN KEYNOTE SPEECH PADA RAPAT

KOORDINASI PEMBERANTASAN

_IUU

_FISHING

_INI.

_SAYA

_JUGA

MENYAMPAIKAN

APRESIASI

_YANG

_{TINGGI TERHADAP}

_KINERJA

SATGAS

115

YANG

MERUPAKAN

GABUNGAN

DARI

BERBAGAI

STAKEHOLDERS

ATAS

BERBAGAI CAPAIAN

YANG

POSITIF DALAM MELAKSANAKAN TUGAS.TUGASNYA. SEBAGAI BAGTAN DARI SATGAS. 115,

TNIAL

SELALU SIAP MENDUKUNG PELAKSANAAN TUGAS.TUGAS

KE

DEPAN

SEBAGAT

WUJUD

KOMITMEN

TNI

ANGKATAN

LAUT SEBAGAIMANA DIAMANATKAN

OLEH

UNDANG.UNDANG

TNI

UNTUK

MENJAGA KEAMANAN

DAN

MENEGAKKAN

HUKUM

DI

WILAYAH

PERAIRAN YURISDIKSI NASIONAL.

HADIRIN, UNDANGAN DAN PESERTA RAPAT YANG SAYA HORMATI,

NEGARA KESATUAN REPUBLTK TNDONESIA (NKRI) MERUPAKAN NEGARA KEPULAUAN TERBESAR DI DUNIA. INDONESIA MEMILIKI 17.499

PULAU DENGAN GARIS PANTAI SEPANJANG

t

81.OOO KM SERTA LUAS PERAIRAN LAUT YANG MENCAPAI 5,9 JUTA KM2. KONDISI GEOGRAFIS IN!JUGA DITUNJANG OLEH KETERSEDIAAN SUMBER DAYA KELAUTAN

YANG SANGAT

MELIMPAH

YANG

MEMILIKI

NILAI

STRATEGIS BAGI KESINAMBUNGAN PEMBANGUNAN

NASIONAL.

OLEH

KARENANYA,

KETERSEDIAAN

SUMBER

DAYA LAUT

TERSEBUT

HARUSLAH DIMANFAATKAN DENGAN CARA OIKELOLA, DIJAGA DAN DIAMANKAN SERTA DIGUNAKAN SEBAGAI MODAL DASAR PEMBANGUNAN SEGARA OPTIMAL.

SELAIN MAMPU MEMBERIKAN

NILAI

MANFAAT

YANG

SANGAT BESAR

BAGI

PEMBANGUNAN NASIONAL, KEKAYAAN SUMBER DAYA

LAUT NYA

JUGA

MENJADI TANTANGAN

BAGI

BANGSA

INDONESIA.

SALAH SATU PERMASALAHAN YANG TIMBUL YAITU TERKAIT DENGAN

PERLINDUNGAN SUMBER

DAYA LAUT.

PADA

SAAT

INI

MASIH SAJA TERJADI KERUGIAN NEGARA

YANG

DTSEBABKAN

OLEH

KEGIATAN

ILLEGAL, UNREPORTED AND UNREGULATED (IUU) F'SH"VG.

ISU

'UU

FISHING MASTH

MENJADI FOKUS

SEJALAN

DENGAN

SEMAKIN

PENTINGNYA

SEKTOR

PERIKANAN

BAGI

DUNIA.

PENINGKATAN PERMINTAAN

_DAN

_NILAI

_EKONOMIS

PRODUK PERIKANAN MENYEBABKAN KEGIATAN PENANGKAPAN IKAN SECARA

ILEGAL

PUN

SEMAKIN

MENJANJIKAN

KEUNTUNGAN

BAGI

PARA PELAKUNYA. HAL INIJUGA DISEBABKAN OLEH AKTTVITAS KAPAL IKAN

YANG

TIDAK

HANYA

TERBATAS

DI

PERAIRAN NEGARA ASALNYA,

TAPI JUGA

MENJANGKAU

KE

WILAYAH

PERAIRAN

NEGARA

LAIN.

BEBERAPA

NEGARA

DISEKITAR INDONESIA,

SEPERTI

CHINA,

YANG

MENGOPERASIKAN

ARMADA

KAPAL

IKAN

YANG

MAMPU

BEROPERAST

SAMPAI

DENGAN

WTLAYAH

ZEEI DAN

PERAIRAN

TERETORIAL INDONESIA.

NEGARA.NEGARA

TETANGGA,

SEPERTI

VIETNAM, THAILAND, MALAYSIA

DAN

FILIPINA

PUN

TERUS

MEINGKATKAN JUMLAH KAPAL PENANGKAP IKANNYA.

HADIRIN, UNDANGAN DAN PESERTA RAPAT YANG BERBAHAGIA,

IIJIJ FISHING MERUPAKAN SEBUAH MASALAH YANG KOMPLEKS

DAN

MEMBUTUHKAN PENDEKATAN

YANG

HOLISTIK

UNTUK MENEMUKAN SOLUSIYANG TEPAT. BEBERAPA FAKTOR YANG TELAH

DIIDENTIFIKASI SEBAGAI PENYEBAB TERJADINYA IUU FISHING ADALAH PENTNGKATAN

KEBUTUHAN

PRODUK

PERIKANAN,

KELEBIHAN KAPASITAS PERIKANAN, KURANGNYA PENGENDALIAN NEGARA ATAS

SEKTOR

PERIKANAN,

DAN

TIDAK

EFEKTIFNYA

PENGAWASAN

PERIKANAN. INTERAKSI

ANTARA BERBAGAI FAKTOR

PENYEBAB TERSEBUT MENGANDUNG ARTI BAHWA PENYELESAIAN MASALAH INI

TIDAK

DAPAT

DILAKUKAN

OLEH

HANYA

SATU

INSTITUSI.

PEMBERANTASAN

IUU

FISHING MENUNTUT

PENDEKATAN KOMPREHENSIF YANG MELIPUTI ASPEK INSTRUMEN REGULASI BAIK NASIONAL MAUPUN INTERNASIONAL

SERTA

ASPEK

OPERASIONAL

YANG

TERKAIT

DENGAN

PEMANTAUAN,

PENGENDALIAN

DAN

PENGAWASAN (MOArrrOR

_irc,

COTVTROL, AND SURVEILLANCF,.

DALAM KESEMPATAN INI, SAYA AKAN MENYAMPAIKAN HAL.HAL

YANG

BERHUBUNGAN

DENGAN

ASPEK

OPERASIONAL

DALAM PENANGANAN

IUU

FISHING. TERDAPAT BEBERAPA KENDALA ATAU TANTANGAN OPERASIONAL TERHADAP UPAYA PENEGAKKAN HUKUM

DALAM

MENGATASI

IUU

FISHING,

YANG

MELIPUTI:

PERTAMA,

KARAKTERISTIK OPERASIONAL

PENEGAKKAN

HUKUM

SANGAT DITENTUKAN PADA SIFAT DAN BENTUK PELANGGARAN HUKUM YANG

DIHADAPI.

TIDAK

JARANG

DITEMUI

BAHWA

PELANGGARAN IUU

FISHING _{JUGA DIBARENGI DENGAN PELANGGARAN LAINNYA SEPERTI}

PELANGGARAN WILAYAH ATAU PENEYELUNDUPAN; KEDIJA, DOMAIN

LAUT SANGAT KOMPLEKS. KOMPLEKSITAS LAUT INI DAPAT DI LIHAT

DARI

SIFATNYA

YANG

TIDAK BISA

DIDUDUKI

SECARA

PERMANEN.

NAMUN DEMIKIAN, LAUT DAPAT DI KONTROL MELALUI PENGAMATAN

DAN

KEHADIRAN

DI

LAUT

SECARA TERUS MENERUS;

DAN

KET,GA,

ANCAMAN KEJAHATAN

DI

LAUT,

KHUSUSNYA

KEGIATAN

ILLEGAL

F'SH'NG, MEMILIKI

KECENDERUNGAN

YANG

BERSIFAT

TRANS-NASIONAL KARENA MELIBATKAN AKTOR

ATAU

PELAKU DARI LUAR NEGERI/ASING. BAHKAN AKTIVITAS ILLEGAL FISHING SAAT INI DAPAT DIKATEGORIKAN SEBAGAI KEGIATAN YANG TERORGANISIR KARENA MELIBATKAN PERUSAHAAN PERIKANAN

YANG

DI

DUKUNG

OLEH PEMERINTAH.

HAL

INI

DAPAT

DI

LIHAT DARI

KEGIATAN

ILLEGAL FISHINGOLEH KAPAL IKAN CHINA DAN VIETNAM DI PERAIRAN NATUNA

YANG

DI

KAWAL OLEH KAPAL

COAST

GUARD NEGARA

YANG BERSANGKUTAN,

BEBERAPA

KENDALA

ATAU

TANTANGAN

YANG

DISAMPAIKAN

SEBELUMNYA

TENTUNYA

BUKAN

TIDAK

DAPAT

DICARIKAN

SOLUSINYA. KOMPLEKSITAS DALAM PENANGANAN ILLEGAL FISHING

DAPAT

DIHADAPI

MELALUI

SEBUAH

STRATEGI

PENDEKATAN KO LABO RAT| F (C O LLABO RATTVE A P P RO AC H S rRA rEG v), Dl MANA Tl AP ORGANISASI TERKAIT MERUPAKAN MITRA

YANG

SETARA SEBAGAI STAKEHOLDER.

APLIKASI

DARI

PENDEKATAN KOLABORATIF

INI MEMBUTUHKAN KERJA SAMA YANG BERSIFAT PRAGMATIS DAN TIDAK TERFOKUS PADA ASPEK FORMALTSASI SEGARA STRUKTUR. CONTOH

DARI

PENDEKATAN

SATGAS 115. OLEH KARENANYA, SATGAS 115 SEYOGYANYA DAPAT MENJADI

WADAH

DALAM MENGEMBANGKAN KONSEP PENDEKATAN

KOLABORATIF, SEHINGGA EFEKTIFITAS PELAKSANAAN

OPERASI

DAPAT DILAKSANAKAN DENGAN LEBIH OPTIMAL.

HADIRIN, UNDANGAN DAN PESERTA RAPAT SEKALIAN,

UPAYA DALAM

PENINGKATAN EFEKTIFITAS

OPERASI

DALAM MENANGANI

MASALAH ILLEGAL

FISHING

SANGAT

DIPENGARUHI

OLEH

DUA

FAKTOR UTAMA,

YAITU

KETERSEDIAAN

INFORMASI

INTELIJEN DAN KEHADIRAN UNSUR DI LAPANGAN. KEDUA FAKTOR INI

DAPAT

DIOPTIMALKAN

MELALUI KOMITMEN

DAN

KONSISTENSI

INTEROPERABILITY

ANTAR

INSTANSI

DAN

SATUAN

PELAKSANA OPERASI.

OLEH

KARENANYA, PERTUKARAN INFORMASI INTELIJEN OPERASIONAL ANTAR INSTANSI PENGENDALI OPERASI DAN SATUAN

DILAPANGAN

HARUS

DIOPTIMALKAN

BAIK

MELALUI

MEDIA KOMUNIKASI

RADIO

MAUPUN

APLIKASI

BERBASIS INTERNET ATAU

SATELIT.

DI

SAMPING

ITU,

KEHADIRAN

UNSUR

PATROLI

YANG

DI DEPLOY HARUS DIKOORDINASIKAN DENGAN

BAIK. HAL INI

UNTUK MENGHINDARI PENUMPUKAN KEHADIRAN UNSUR (OVERLAPP"VG} DI WILAYAH TERTENTU

DAN

TERJADINYA KEKOSONGAN

DI

WILAYAH LAINNYA.

DALAM

HAL INI,

ASPEK

KOORDINASI

DAN

KERJA

SAMA MERUPAKAN FAKTOR PENENTU GUNA OPTIMALNYA PELAKSANAAN

PATROLI.

SELAIN DARI PADA ITU, PEMBENTUKAN SATGAS 115 MERUPAKAN

PELUANG

LAIN

DALAM

MENINGKATKAN EFEKTIFITAS

OPERASI

PENANGANAN IUU FISHING. PEMBENTUKAN SATGAS 115 MEMBERIKAN KESEMPATAN BAGI SETIAP INSTANSI TERKAIT UNTUK BERKONTRIBUSI SECARA AKTIF DALAM MENGHADAPI KEGIATAN

'UU

F'SH'AIG. NAMUN

DEMIKIAN,

HAL

INI JUGA

DAPAT MEMICU

AMBISI

UNILATERAL DARI INSTITUSI UNTUK BERPRESTASI YANG PADA AKHIRNYA MENGHAMBAT KOMITMEN

"VTEROPERABILITY.

OLEH KARENANYA, UPAYA MITIGASI

UNTUK

MENGHINDARI TERJADINYA

HAL

YANG

TERSEBUT HARUS

DILAKUKAN

MELALUI

PENYAMAAN

PEMAHAMAN

BAHWA KEBERHASILAN

_{SALAH SATU UNIT DARI SEBUAH}

STAKEHOLDER

TERTENTU _{ADALAH KESUKSESAN DARI SELURUH SATGAS} 115.

APABILA _{PEMBENTUKAN SATGAS 115 MERUPAKAN SALAH SATU} UPAYA YANG BERKAITAN ERAT DENGAN ASPEK OPERASIONAL, MAKA UPAYA

NON

OPERASIONAL

JUGA

SEMESTINYA

TETAP

DILAKUKAN, UPAYA NON OPERASIONAL YANG DIMAKSUD DIANTARANYA MELALUI PEMBERIAN _{EDUKASI KEPADA PENGGUNA LAUT}

_DAN

_MASYARAKAT

PESISIR. KEGIATAN EDUKASI

INI

DAPAT

DILAKUKAN

MELALUI KEGIATAN KOMUNIKASI SOSIAL BERUPA SOSIALISASI

ATAU

FORUM DISKUSI

BAIK

FORMAL MAUPUN INFORMAL.

MELALUI UPAYA

NON OPERASIONAL TERSEBUT, DIHARAPKAN PARA PENGGUNA LAUT DAN

MASYARAKAT PESISIR MEMAHAMI PENTINGNYA TUGAS SATGAS {15.

SELAIN

ITU,

_{KEPEKAAN TERHADAP LINGKUNGAN}

_LAUT

_DIMANA

MEREKA

BERAKTIVITAS

DAPAT

MENINGKAT, SEHINGGA

TIMBUL KESADARAN UNTUK MEMBERIKAN INFORMASI MENGENAI SITUASI DAN

KONDISI DAERAH OPERASI, KHUSUSNYA

JIKA

TERDAPAT AKTIFITAS KAPAL.KAPAL IKAN ASING DI WILAYAH TERSEBUT.

HADIRIN, UNDANGAN DAN PESERTA RAPAT YANG SAYA HORMATI, DEMIKIAN KEY'VOTE SEPEECH SAYA PADA RAPAT KOORDINASI PEMBERANTASAN IUU FISHING TAHUN 2017. SAYA BERHARAP AGAR

RAPAT

KOORDINASI

INI

DAPAT

MENGHASILKAN OUTPUT BERUPA

GAGASAN.GAGASAN

YANG

KOMPREHENSIF

YANG

DAPAT

DIIMPLEMENTASIKAN

DALAM

II'IENGHADAPI

PERMASALAHAN PENANGANAN

IUU

FISHING.

SAYA

JUGA

BERHARAP,

AGAR

SETIAP

STAKEHOTDERS

TERKAIT SELALU MENJAGA

KOMITMEN

DALAM

MEIAKSANAKAN

OPERASI

PENEGAKKAN

HUKUM

UNTUK

MEMBERANTAS IUU FISHING.

SEKIAN DAN TERIMA KASIH,

WAS S A LA M U' A LA I KU M WA RA H M AT U LLAH

I

WA BA RO'<AT U H.

11 JULI 2017

ANGKATAN LAUT,

, s.E., M.A.P.