• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM 1539938188BAB 5 Kerangka Strategi Pembiayaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM 1539938188BAB 5 Kerangka Strategi Pembiayaan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya

KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019

 

 

V-1

 

 

 

5.1. Potensi Pendanaan APBD Kabupaten Pati

Pemerintah Kabupaten Pati memiliki tugas untuk membangun prasarana permukiman di daerahnya. Untuk melihat upaya pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya perlu dianalisis proporsi belanja pembangunan Cipta Karya terhadap total belanja daerah dalam 3-5 tahun terakhir. Proporsi belanja Cipta Karya meliputi pembangunan infrastruktur baru, operasional dan pemeliharaan infrastruktur yang sudah ada. Perlu disusun tabel proporsi berdasarkan sektor-sektor Cipta Karya yang ada.

Tabel 5.1. Perkembangan Alokasi APBD untuk Bidang Cipta Karya Kab Pati 2010- 2014 ( Dalam Juta Rupiah)

 

 

Sumber : Realisasi APBD Kab. Pati 2010‐2014 

 

 

Gambar

 

9.1.

Grafik

 

Proporsi

 

Belanja

 

Cipta

 

Karya

 

terhadap

 

APBD

 

Sumber : Realisasi APBD Kab. Pati 2010‐2014 

Alokasi % APBD Alokasi % APBD Alokasi % APBD Alokasi % APBD Alokasi % APBD 1 PENGEMBANGAN PERMUKIMAN         12,410.93 1.13%        17,699.71 1.34%       71,852.20 4.57%          142,075.29 7.73%     227,161.73 10.89% 2 PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN       728.72 0.07%        712.60 0.05%          4,812.35 0.31%        25,998.78 1.41%       25,190.97 1.21% 3 SPAM       2,506.28 0.23%       3,908.57 0.30%          3,696.07 0.24%        3,361.72 0.18%          4,511.89 0.22% 4 PLP         16,066.08 1.46%        17,954.40 1.36%       29,126.12 1.85%        44,569.08 2.42%       56,470.45 2.71% a. PERSAMPAHAN       702.45 0.06%       1,162.33 0.09%       926.90 0.06%        2,466.03 0.13%          5,138.65 0.25% b. DRAINASE         15,346.13 1.40%        16,777.57 1.27%       27,585.37 1.75%        41,263.65 2.24%       50,377.19 2.41% c. AIR LIMBAH       17.50 0.00%        14.50 0.00%       613.84 0.04%        839.40 0.05%       954.61 0.05% Total Alokasi Belanja Cipta Karya         31,712.00 2.89%        40,275.28 3.06%     109,486.74 6.96%          216,004.87 11.75%     313,335.04 15.01% Total  Belanja APBD   1,097,979.48   1,317,959.68  1,572,668.46       1,838,734.17  2,086,922.25

2011 2012 2013 2014

(2)
(3)

Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya

KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019

 

 

V-3

5.3. Alternatif Sumber Pendanaan

Alternatif sumber pendanaan merupakan rencana kerjasama pemerintah dengan swasta di bidang Cipta Karya meliputi beberapa kegiatan yang ada di sektor Cipta Karya. Diharapkan,

dengan adanya kerjasama ini dapat menjadi sumber alternatif pendanaan yang dapat diterapkan dalam kegiatan sektor Cipta Karya. Beberapa kegiatan yang menggunakan pembiayaan dari sektor

swasta dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.3. Potensi Alternatif Pembiayaan Pembangunan I nfrastruktur Bidang Cipta Karya

No Nama Kegiatan Deskripsi Kegiatan Biaya Kegiatan

( Rp) x000

A Kegiatan Pengembangan Kaw asan Permukiman

1 I nfrastruktur Berbasis Masyarakat Program Peningkatan Kualitas Kawasan

Permukiman dapat dilaksanakan oleh swasta dengan cara membangun lingkungan (penataan jalan, saluran dan lainnya

100.000

2 Fasilitasi Kota dan Kawasan

Perkotaan dalam Pemenuhan SPP dan Pengembangan Kota Layak Huni

Pihak Swasta dapat melakukan kegiatan pembangunan sarana prasarana yang belum tertangani oleh Pemda (misalnya pembangunan jalan baru, saluran baru dan penyediaan fasilitas permukiman

200.000

B Kegiatan Penataan Bangunan

1 Fasilitasi Pengembangan Kawasan

Perkotaan

Fasilitasi Pengembangan Kota Hijau, dapat dilakukan oleh swasta (misalnya membuat taman-taman kota)

100.000.000

2 Fasilitasi Ruang Terbuka Publik

Revolusi Mental

Fasilitasi Pemanfaatan Ruang Terbuka Publik, dapat dilakukan swasta dengan cara memberikan fasilitas-fasilitas pendukung dalam kawasan Ruang Terbuka (misal Wi-Fi, memberikan slogan-slogan tentang pentingnya menjaga lingkungan

100.000.000

C Kegiatan Pengembangan PLP

1 Sistem Penanganan Persampahan Pihak swasta ikut berperan dalam memberikan

fasilitasi pelatihan pengelolaan sampah 3R kepada masyarakat di sekitar tempat usahanya

100.000.000

2 Sistem Pengelolaan Air Limbah Pihak swasta bisa ikut berperan dalam Sistem

Pengelolaan Air Limbah Berbasis Masyarakat 100.000.000

3 Sistem Pengelolaan Drainase

Berbasis Masyarakat

Pihak swasta bisa ikut berperan dalam Sistem

Penanganan Persampahan Berbasis Masyarakat 100.000.000

D Kegiatan Pengembangan SPAM

1 SPAM Berbasis Masyarakat Pihak swasta ikut berperan dalam Pembangunan

SPAM di Kawasan Nelayan 100.000.000

2 Pembangunan SPAM Kawasan

Rawan Air

Pihak swasta ikut berperan dalam Pembangunan

SPAM di Kawasan Rawan Air 100.000.000

(4)

5.4. STRATEGI PENI NGKATAN I NVESTASI BI DANG CI PTA KARYA

Dalam rangka percapatan pembangunan bidang Cipta Karya di daerah dan untuk memenuhi kebutuhan pendanaan dalam melaksanakan usulan program yang ada dalam RPI JM, maka Pemerintah Daerah perlu menyusun suatu strategi untuk meningkatkan pendanaan bagi pembangunan infrastruktur permukiman.

a. Upaya Peningkatan Pendapatan Daerah

1) I ntensifikasi Pendapatan Daerah dilakukan melalui :

a.

Melakukan

 

Inventarisasi

 

optimalisasi

 

terhadap

 

potensi

 

sumber

sumber

 

pendapatan

 

yang

 

sudah

 

ada

 

namun

 

belum

 

digarap

 

dan

 

dikelola

 

secara

 

professional

 

dan

 

optimal.

 

Utamanya

 

pendapatan

 

dari

 

Pendapatan

 

Asli

 

Daerah

 

(PAD)

 

yang

 

bersumber

 

dari

 

:

 

1)

Hasil

 

Pajak

 

Daerah

 

yang

 

terdiri

 

dari

 

Pajak

 

Hotel,

 

Pajak

 

Restoran,

 

Pajak

 

Hiburan,

 

Pajak

 

Reklame,

 

Pajak

 

Penerangan

 

Jalan,

 

Pajak

 

Parkir,

 

Pajak

 

Bumi

 

dan

 

Bangunan

 

Pedesaan

 

dan

 

Perkotaan

 

dan

 

pajak

pajak

 

lainnya.

 

2)

Hasil

 

Retribusi

 

Daerah

 

yang

 

terdiri

 

dari

 

Retribusi

 

Jasa

 

Umum,

 

Retribusi

 

Jasa

 

Usaha

 

dan

 

Retribusi

 

Perijinan

 

Tertentu;

 

3)

Hasil

 

Pengelolaan

 

Kekayaan

 

Daerah

 

yang

 

Dipisahkan,

 

dari

 

Bagian

 

Laba

 

atas

 

Penyertaan

 

Modal

 

pada

 

Perusahaan

 

Milik

 

Daerah/BUMD..

 

4)

Lain

lain

 

Pendapatan

 

Asli

 

Daerah

 

yang

 

Sah,

 

terdiri

 

dari

 

Hasil

 

Penjualan

 

Aset

 

yang

 

Tidak

 

Dipisahkan,

 

Penerimaan

 

Jasa

 

Giro,

 

Pendapatan

 

Bunga

 

Deposito,

 

Tuntutan

 

Ganti

 

Kerugian

 

Daerah,

 

Pendapatan

 

Denda

 

atas

 

Keterlambatan

 

Pelaksanaan

 

Pekerjaan,

 

Pendapatan

 

Denda

 

Pajak,

 

Pendapatan

 

denda

 

Retribusi,

 

Hasil

 

Ekskusi

 

Jaminan

 

atas

 

Pelaksanaan

 

Pekerjaan,

 

Pendapatan

 

dari

 

Pengembalian,

 

Pendapatan

 

dari

 

Angsuran/Cicilan

 

Penjualan,

 

Pendapatan

 

atas

 

penjualan

 

angsuran

 

kios

 

/

 

los,

 

Pendapatan

 

BLUD,

 

Hasil

 

Pengelolaan

 

Dana

 

Bergulir,

 

Pendapatan

 

hasil

 

lelang

 

eks

 

tanah

 

bengkok/bondo

 

desa,

 

Setoran

 

Pendapatan

 

hasil

 

temuan

 

inspektorat,

 

Pendapatan

 

Kapitasi

 

JKN,

 

Pendapatan

 

Non

 

Kapitasi

 

JKN.

 

b.

Penyesuaian

 

tariff

 

pajak

 

dan

 

retribusi

 

sesuai

 

Undang

Undang

 

Nomor

 

28

 

Tahun

 

2009.

 

c.

Peningkatan

 

pendapatan

 

dari

 

dana

 

bagi

 

hasil

 

Minyak

 

dan

 

Gas

 

Bumi

 

maupun

 

sumberdaya

 

alam

 

lainnya.

 

d.

Peningkatanp

 

endapatan

 

dari

 

Paticipating

 

Interest

 

(IP).

 

e.

Optimalisasi

 

BUMD

 

untukpeningkatan

 

laba

 

dan

 

bagi

 

hasil

 

deviden.

 

2) Ekstensifikasi Pendapatan Daerah

Dilakukan dengan cara mencari sumber-sumber pendapatan baru dalam rangka untuk meningkatkan pendapatan daerah antara lain dengan jalan :

a.

Memperluas

 

obyek

 

Pajak

 

Daerah

 

baru

 

yang

 

selama

 

ini

 

belum

 

optimal

 

pengelolaanya.

  

b.

Memperluas

 

obyek

 

Retribusi

 

Daerah

 

baru

 

yang

 

selama

 

ini

 

belum

 

optimal

 

pengelolaanya.

  

c.

Optimalisasi

 

Pengalihan

 

Pajak

 

Bumi

 

dan

 

Bangunan

 

Perdesaan

 

dan

 

Perkotaan

 

sebagai

 

Pajak

 

Daerah

 

berdasarkan

 

Peraturan

 

Bersama

 

Menteri

 

Keuangan

 

dan

 

Menteri

 

Dalam

 

Negeri

 

Nomor

 

:

 

15/PMK.07/2014

 

dan

 

Nomor

 

10

 

Tahun

 

2014

 

tentang

 

Tahapan

 

Persiapan

 

dan

 

Pelaksanaan

 

Pengalihan

 

Pajak

 

Bumi

 

dan

 

Bangunan

  

Perdesaan

 

dan

 

Perkotaan

 

(PBB

P2)

 

sebagai

 

Pajak

 

Daerah

 

dapat

 

memberikan

 

peluang

 

yang

 

sangat

 

(5)

Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya

KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019

 

 

V-5

b. Strategi Peningkatan DDUB

Strategi peningkatan pendanaan DDUB Kabupaten Pati dapat dilakukan melalui peningkatan penerimaan daerah yang dialokasikan untuk DDUB.

Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) merupakan dana pendamping kegiatan APBN di Kabupaten Pati. DDUB ini menunjukan besaran komitmen pemerintah daerah dalam melakukan pembangunan bidang Cipta Karya, sehingga dalam upaya peningkatan pendanaan melalui DDUB, Pemerintah Kabupaten Pati perlu membuat komitmen dalam rencana pengembangan dan investasi antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemeritah Kabupaten Pati sehingga pengalokasian dana DDUB dapat terealisasi.

c. Strategi Peningkatan Penerimaan Daerah Dan Efisiensi Pengunaan Anggaran

Secara umum kebijakan keuangan daerah diarahkan pada peningkatkan kapasitas dan kemandirian kemampuan keuangan daerah disertai dengan efisiensi anggaran yang ditujukan bagi pembiayaan pembangunan. Untuk meningkatkan sumber penerimaan daerah, diperlukan strategi kebijakan keuangan daerah berikut:

1. Mengoptimalisasikan sumber – sumberpendapatan daerah – khususnya sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah – melalui optimalisasi pendataan dan penerimaan wajib pajak dan restribusi daerah sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. 2. Meningkatkan penyuluhan pada masyarakat untuk kesadaran membayar pajak dan retribusi

daerah.

3. Menyediakan sarana dan prasarana bagi pemungut penerimaan daerah yang bersifat mobilitas maupun pemberian operasional bagi penerimaan pendapatan.

4. Meningkatkan kualitas pelayanan publik pada bidang-bidang yang berhubungan dengan penerimaan daerah, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola penerimaan daerah.

5. Penataan performance budget melalui penataan sistem penyusunan dan pengelolaan anggaran daerah yang berorientasi pada pencapaian hasil atau kinerja secara efisiensi, efektif dan berkesinambungan. Sehingga memberikan hasil yang baik dan biaya rendah. 6. Peninjauan kembali berbagai kebijakan Pemerintah Kabupaten Pati, terutama yang terkait

dengan atau dalam rangka optimalisasi pendapatan daerah.

Selain melalui optimalisasi penerimaan pendapatan, maka untuk meningkatkan penerimaan daerah dapat dilakukan dengan meningkatkan dana perimbangan. Berlakunya Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, membawa perubahan yang mendasar dalam pengelolaan keuangan daerah. Undang-Undang tersebut pada prinsipnya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya keuangan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum dan daya saing daerah. Seiring dengan peningkatan pembangunan tersebut, maka pemerintah daerah berdasarkan asas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembangunan yang diatur dengan sistem perimbangan keuangan antara pusat dan daerah mendapatkan pembagian dana perimbangan. Untuk itu kebijakan yang dilakukan untuk meningkatkan dana perimbangan antara lain melalui:

1. Melakukan upaya koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk lebih mengoptimalkan pendapatan daerah yang bersumber dari APBN dan APBD Provinsi Jawa Tengah guna peningkatan pembangunan sarana prasarana perekonomian dan pelayanan publik.

(6)

d. Strategi Peningkatan Kinerja Keuangan Perusahaan Daerah

Pemberdayaan Kinerja Keuangan Perusahaan Daerah sebagai salah satu alternatif sumber pembiayaan daerah dapat ditempuh melalui strategi :

1.Reformasi Misi Perusahaan Daerah

a) Perusahaan Daerah sebagai salah satu pelaku ekonomi daerah dapat mendayagunakan aset daerah untuk mewujudkan kemakmuran rakyat;

b) Perusahaan Daerah adalah penyedia pelayanan umum yang menjaga kualitas, kuantitas dan kontinuitas pelayanan;

c) Perusahaan Daerah mampu berperan sebagai pendukung perekonomian daerah dengan memberikan kontribusi kepada APBD, baik dalam bentuk pajak maupun deviden dan mendorong pertumbuhan perekonomian daerah melalui multiplier effect yang tercipta dari kegiatan bisnis yang efisien seperti bertambahnya lapangan kerja dan kepedulian sosial; dan

d) Perusahaan Daerah mampu berperan sebagai countervailing power terhadap kekuatan ekonomi yang ada melalui pola kemitraan. Diharapkan berbagai perusahaan swasta dalam dan luar negeri berminat melakukan kerjasama dengan BUMD terpilih untuk selanjutnya membentuk Joint Venture/ Joint Operation Company (JV/ OC).

2.

Restrukturisasi

 

Perusahaan

 

Daerah

  

Langkah-langkah untuk meningkatkan kinerja dan kesehatan Perusahaan Daerah, yaitu tindakan yang ditujukan untuk membuat setiap Perusahaan Daerah menghasilkan laba termasuk mengubah mekanisme pengendalian oleh Pemerintah Daerah yang semula kontrol secara langsung melalui berbagai bentuk perizinan, aturan, dan petunjuk menjadi kontrol yang berorientasi kepada hasil. Artinya Pemerintah Daerah selaku pemegang saham hanya menentukan target kuantitatif dan kualitatif yang menjadi performance indicator yang harus dicapai oleh manajemen, misalnya Return On Equity (ROE) tertentu yang didasarkan kepada benchmarking kinerja yang sesuai dengan perusahaan sejenis; Pengkajian secara komprehensif terhadap keberadaan Perusahaan Daerah, karena selama ini Perusahaan Daerah dianggap kurang tepat bila disebut sebagai lembaga korporasi, khususnya, dikaitkan dengan upaya pemberdayaan BUMD agar dapat menjadi salah satu sumber keuangan daerah;

Restrukturisasi Perusahaan Daerah dengan prinsip Good Corporate Governance dapat dikelompokkan kedalam 2 (dua) kelompok yaitu :

a) Kelompok Perusahaan Daerah PDAM dimana tersedia berbagai pilihan restrukturisasi Perusahaan yang dapat dilakukan tergantung permasalahan yang dihadapi dan potensi yang tersedia; dan

b) Kelompok Perusahaan Daerah Non PDAM, dapat diselesaikan secara kasus per kasus dengan berbagai pilihan sesuai dengan visi pengelolaan Perusahaan Daerah yang bersangkutan.

3. Profitisasi Perusahaan Daerah

Profitisasi Perusahaan Daerah dalam rangka menghasilkan keuntungan atau laba serta memberikan kontribusi pada Pemerintah Daerah yaitu dapat dilakukan sebagai berikut : a) Melakukan proses penyehatan perusahaan secara menyeluruh dengan meningkatkan

kompetensi manajemen dan kualitas Sumber Daya Manusia;

b) Mengarahkan Perusahaan Daerah untuk dapat berbisnis secara terfokus dan terspesialisasi dengan pengelolaan yang bersih, transparan dan professional;

(7)

Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya

KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019

 

 

V-7

d) Memberdayakan Direksi dan Badan Pengawas yang dipilih dan bekerja berdasarkan profesionalisme melalui proses fit and proper test;

e) Merumuskan kebijakan yang diarahkan kepada tarif yang wajar, kenaikan harga produk (minimal menyesuaikan dengan inflasi, tarif listrik, BBM, dan lain-lain) untuk menghindarkan biaya produksi yang jauh lebih mahal, sehingga profit dapat diraih.

4. Privatisasi Perusahaan Daerah

Privatisasi utamanya bertujuan agar Perusahaan Daerah terbebaskan dari intervensi langsung birokrasi dan dapat mewujudkan pengelolaan bisnis yang efisien, profesional dan transparan. Diharapkan setelah melalui tahapan restrukturisasi, pihak perusahaan swasta akan berminat mengembangkan usaha dengan cara melakukan aliansi strategis dengan Perusahaan Daerah, dan bila memungkinkan untuk Perusahaan Daerah yang sehat dan memiliki prospek bisnis dapat menawarkan penjualan saham melalui Pasar Modal yang didahului I nitial Public Offering (I PO). Penataan dan penyehatan Perusahaan Daerah yang usahanya bersinggungan dengan kepentingan umum dan bergerak dalam penyediaan fasilitas publik ditujukan agar pengelolaan usahanya menjadi lebih efisien, transparan, profesional. Hubungan kemitraan dapat dilaksanakan dalam bentuk kerjasama usaha yang saling menunjang dan menguntungkan antara koperasi, swasta, dan Perusahaan Daerah, serta antara usaha besar, menengah dan kecil dalam rangka memperkuat struktur ekonomi nasional. Bagi Perusahaan Daerah yang usahanya tidak berkaitan dengan kepentingan umum didorong untuk privatisasi melalui pasar modal.

Perusahaan Daerah infrastruktur tentunya harus dikelola secara profesional sehingga kinerjanya dapat ditingkatkan dan mampu menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak operator swasta dan Pemerintah Daerah. Aliansi stragis dengan operator swasta sangat dibutuhkan untuk mengisi peluang usaha telekomunikasi yang kompetitif pada segmen pasar tertentu. Sebagai konsekuensi logis implementasi otonomi daerah, maka peranan Pemerintah Daerah sebagai salah satu stakeholder mempunyai pengaruh yang cukup signifikan dalam penentuan arah kebijakan publik di daerahnya. Untuk itu perlu dikaji lebih mendalam pengembangan kerjasama Pemerintah Daerah dengan pihak swasta, baik langsung maupun melalui Perusahaan Daerah dalam dalam rangka menjalin hubungan kemitraan yang saling menguntungkan.

Untuk memelihara sense of belonging, daerah/ Perusahaan Daerah dan masyarakat dapat diberi peluang untuk memiliki sebagian saham Perusahaan Daerah tertentu yang berusaha di daerahnya sehingga merasa ikut memiliki dan turut bertanggung jawab atas keberhasilan usahanya. Dalam upaya optimalisasi sumber-sumber pembiayaan dan investasi bagi daerah otonom, diperlukan dukungan pemerintah dalam berbagai bentuk pembinaan dan pengawasan di berbagai bidang.

e. Strategi Peningkatan Peran Masyarakat Dan Dunia Usaha Dalam Pembiayaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Strategi peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya dapat dilakukan melalui :

1. Meningkatkan intensifikasi dan ekstensifikasi penerimaan pendapatan asli daerah melalui pajak daerah dan retribusi daerah.

(8)

Ekstensikasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan Pemerintah Daerah dalam memaksimalkan mitra kerja yaitu dari pihak Dispenda mencari sumber-sumber pajak dan retribusi yang baru sehingga dapat meningkatkan PAD.

2. Meningkatkan kesadaran hukum para wajib pajak dan wajib retribusi.

Peningkatan kesadaran hukum dapat dilakukan melalui sosialisasi terhadap Perda Pajak dan Retribusi kepada masyarakat dan dunia usaha sehingga menumbuhkan kesadaran hukum. Selain itu, pemberian insentif kepada masyarakat dan dunia usaha dapat dilakukan untuk memberikan reward kepada masyarakat dan dunia usaha yang taat pajak.

3. Mengembangkan sistem informasi manajemen di bidang pendapatan.

Pengembangan sistem informasi manajemen di bidang pendapatan dapat dilakukan sebagai upaya reformasi keterbukaan APBD daerah, sehingga masyarakat dan dunia usaha merasa ikut andil dalam pembangunan.

f. Strategi Pendanaan Untuk Operasi, Pemeliharaan Dan Rehabiltasi I nfrastruktur Permukiman Yang Sudah Ada

Strategi pendanaan yang dapat dilakukan oleh Kabupaten Pati dalam operasionalisasi, pemeliharaan dan rehabilitasi infrastruktur permukiman dapat melalui :

1. Optimalisasi penyerapan pendanaan melalui APBN dan APBD Provinsi

Dalam usaha peningkatan pendanaan melalui APBN dan APBD Provinsi, beberapa upaya yang perlu dilakukan adalah :

a. Melengkapi semua persyaratan dalam upaya penyerapan pendanaan melalui APBN dan APBD

b. Menyiapkan DDUB sesuai kebutuhan fungsional dan rencana pemanfaatan sistem yang akan diajukan dengan pendanaan APBN, APBD Provinsi

c. Penyiapan MoU antara pengembang dan Pemerintah Kabupaten Pati untuk pekerjaan bidang Cipta Karya yang memerlukan MoU

2. Peningkatan penarikan pajak dan retribusi daerah

Gambar

Tabel 5.1. Perkembangan Alokasi APBD untuk Bidang Cipta Karya Kab Pati 2010-2014
gambar berikkut ini.
Tabel 5.3. Potensi Alternatif Pembiayaan Pembangunan I nfrastruktur Bidang Cipta

Referensi

Dokumen terkait

Apakah ada pengaruh signifikan kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, loyalitas merek dan rasa percaya diri konsumen terhadap keputusan pembelian produk merek

Plasmodium Falciparum dalam jaringan yang mengandung parasit tua  –   bila jaringan tersebut berada di dalam otak- peristiwa ini disebut sekustrasi.Pada penderita malaria

Model hidden Markov terdiri dari sepasang proses stokastik yaitu proses observasi dan proses yang mempengaruhi terjadinya proses observasi yang diasumsikan

TV kampus sebagai media penyiaran komunitas terutama diselenggarakan oleh institusi pendidikan yang locus of interestnya adalah media rekam dan dengan focus of interest

Tujuan penelitian ini berbeda dengan yang dilakukan oleh Saputra (2007) dan Nurkolisyah (2005) yang membedakan adalah bahwa di dalam penelitian yang dilakukan ini di dalam

Penelitian ini bertujuan: (1) Mengetahui tingkat adversity quotient peserta didik MTs Darul Karomah (2) Mengetahui tingkat kecerdasan intelektual peserta didik MTs

menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kepuasan kerja.. dengan psychological well being. Beberapa penelitian tersebut dapat. menjadi bukti bahwa psychological

Surabaya Wire adalah kurang optimalnya angka efisiensi plong dan efisiensi material yang dimiliki pada Departemen Paku bagian paku payung proses press plong,