Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019
V-1
5.1. Potensi Pendanaan APBD Kabupaten Pati
Pemerintah Kabupaten Pati memiliki tugas untuk membangun prasarana permukiman di daerahnya. Untuk melihat upaya pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya perlu dianalisis proporsi belanja pembangunan Cipta Karya terhadap total belanja daerah dalam 3-5 tahun terakhir. Proporsi belanja Cipta Karya meliputi pembangunan infrastruktur baru, operasional dan pemeliharaan infrastruktur yang sudah ada. Perlu disusun tabel proporsi berdasarkan sektor-sektor Cipta Karya yang ada.
Tabel 5.1. Perkembangan Alokasi APBD untuk Bidang Cipta Karya Kab Pati 2010- 2014 ( Dalam Juta Rupiah)
Sumber : Realisasi APBD Kab. Pati 2010‐2014
Gambar
9.1.
Grafik
Proporsi
Belanja
Cipta
Karya
terhadap
APBD
Sumber : Realisasi APBD Kab. Pati 2010‐2014
Alokasi % APBD Alokasi % APBD Alokasi % APBD Alokasi % APBD Alokasi % APBD 1 PENGEMBANGAN PERMUKIMAN 12,410.93 1.13% 17,699.71 1.34% 71,852.20 4.57% 142,075.29 7.73% 227,161.73 10.89% 2 PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN 728.72 0.07% 712.60 0.05% 4,812.35 0.31% 25,998.78 1.41% 25,190.97 1.21% 3 SPAM 2,506.28 0.23% 3,908.57 0.30% 3,696.07 0.24% 3,361.72 0.18% 4,511.89 0.22% 4 PLP 16,066.08 1.46% 17,954.40 1.36% 29,126.12 1.85% 44,569.08 2.42% 56,470.45 2.71% a. PERSAMPAHAN 702.45 0.06% 1,162.33 0.09% 926.90 0.06% 2,466.03 0.13% 5,138.65 0.25% b. DRAINASE 15,346.13 1.40% 16,777.57 1.27% 27,585.37 1.75% 41,263.65 2.24% 50,377.19 2.41% c. AIR LIMBAH 17.50 0.00% 14.50 0.00% 613.84 0.04% 839.40 0.05% 954.61 0.05% Total Alokasi Belanja Cipta Karya 31,712.00 2.89% 40,275.28 3.06% 109,486.74 6.96% 216,004.87 11.75% 313,335.04 15.01% Total Belanja APBD 1,097,979.48 1,317,959.68 1,572,668.46 1,838,734.17 2,086,922.25
2011 2012 2013 2014
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019
V-3
5.3. Alternatif Sumber Pendanaan
Alternatif sumber pendanaan merupakan rencana kerjasama pemerintah dengan swasta di bidang Cipta Karya meliputi beberapa kegiatan yang ada di sektor Cipta Karya. Diharapkan,
dengan adanya kerjasama ini dapat menjadi sumber alternatif pendanaan yang dapat diterapkan dalam kegiatan sektor Cipta Karya. Beberapa kegiatan yang menggunakan pembiayaan dari sektor
swasta dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.3. Potensi Alternatif Pembiayaan Pembangunan I nfrastruktur Bidang Cipta Karya
No Nama Kegiatan Deskripsi Kegiatan Biaya Kegiatan
( Rp) x000
A Kegiatan Pengembangan Kaw asan Permukiman
1 I nfrastruktur Berbasis Masyarakat Program Peningkatan Kualitas Kawasan
Permukiman dapat dilaksanakan oleh swasta dengan cara membangun lingkungan (penataan jalan, saluran dan lainnya
100.000
2 Fasilitasi Kota dan Kawasan
Perkotaan dalam Pemenuhan SPP dan Pengembangan Kota Layak Huni
Pihak Swasta dapat melakukan kegiatan pembangunan sarana prasarana yang belum tertangani oleh Pemda (misalnya pembangunan jalan baru, saluran baru dan penyediaan fasilitas permukiman
200.000
B Kegiatan Penataan Bangunan
1 Fasilitasi Pengembangan Kawasan
Perkotaan
Fasilitasi Pengembangan Kota Hijau, dapat dilakukan oleh swasta (misalnya membuat taman-taman kota)
100.000.000
2 Fasilitasi Ruang Terbuka Publik
Revolusi Mental
Fasilitasi Pemanfaatan Ruang Terbuka Publik, dapat dilakukan swasta dengan cara memberikan fasilitas-fasilitas pendukung dalam kawasan Ruang Terbuka (misal Wi-Fi, memberikan slogan-slogan tentang pentingnya menjaga lingkungan
100.000.000
C Kegiatan Pengembangan PLP
1 Sistem Penanganan Persampahan Pihak swasta ikut berperan dalam memberikan
fasilitasi pelatihan pengelolaan sampah 3R kepada masyarakat di sekitar tempat usahanya
100.000.000
2 Sistem Pengelolaan Air Limbah Pihak swasta bisa ikut berperan dalam Sistem
Pengelolaan Air Limbah Berbasis Masyarakat 100.000.000
3 Sistem Pengelolaan Drainase
Berbasis Masyarakat
Pihak swasta bisa ikut berperan dalam Sistem
Penanganan Persampahan Berbasis Masyarakat 100.000.000
D Kegiatan Pengembangan SPAM
1 SPAM Berbasis Masyarakat Pihak swasta ikut berperan dalam Pembangunan
SPAM di Kawasan Nelayan 100.000.000
2 Pembangunan SPAM Kawasan
Rawan Air
Pihak swasta ikut berperan dalam Pembangunan
SPAM di Kawasan Rawan Air 100.000.000
5.4. STRATEGI PENI NGKATAN I NVESTASI BI DANG CI PTA KARYA
Dalam rangka percapatan pembangunan bidang Cipta Karya di daerah dan untuk memenuhi kebutuhan pendanaan dalam melaksanakan usulan program yang ada dalam RPI JM, maka Pemerintah Daerah perlu menyusun suatu strategi untuk meningkatkan pendanaan bagi pembangunan infrastruktur permukiman.
a. Upaya Peningkatan Pendapatan Daerah
1) I ntensifikasi Pendapatan Daerah dilakukan melalui :
a.
Melakukan
Inventarisasi
optimalisasi
terhadap
potensi
sumber
‐
sumber
pendapatan
yang
sudah
ada
namun
belum
digarap
dan
dikelola
secara
professional
dan
optimal.
Utamanya
pendapatan
dari
Pendapatan
Asli
Daerah
(PAD)
yang
bersumber
dari
:
1)
Hasil
Pajak
Daerah
yang
terdiri
dari
Pajak
Hotel,
Pajak
Restoran,
Pajak
Hiburan,
Pajak
Reklame,
Pajak
Penerangan
Jalan,
Pajak
Parkir,
Pajak
Bumi
dan
Bangunan
Pedesaan
dan
Perkotaan
dan
pajak
‐
pajak
lainnya.
2)
Hasil
Retribusi
Daerah
yang
terdiri
dari
Retribusi
Jasa
Umum,
Retribusi
Jasa
Usaha
dan
Retribusi
Perijinan
Tertentu;
3)
Hasil
Pengelolaan
Kekayaan
Daerah
yang
Dipisahkan,
dari
Bagian
Laba
atas
Penyertaan
Modal
pada
Perusahaan
Milik
Daerah/BUMD..
4)
Lain
‐
lain
Pendapatan
Asli
Daerah
yang
Sah,
terdiri
dari
Hasil
Penjualan
Aset
yang
Tidak
Dipisahkan,
Penerimaan
Jasa
Giro,
Pendapatan
Bunga
Deposito,
Tuntutan
Ganti
Kerugian
Daerah,
Pendapatan
Denda
atas
Keterlambatan
Pelaksanaan
Pekerjaan,
Pendapatan
Denda
Pajak,
Pendapatan
denda
Retribusi,
Hasil
Ekskusi
Jaminan
atas
Pelaksanaan
Pekerjaan,
Pendapatan
dari
Pengembalian,
Pendapatan
dari
Angsuran/Cicilan
Penjualan,
Pendapatan
atas
penjualan
angsuran
kios
/
los,
Pendapatan
BLUD,
Hasil
Pengelolaan
Dana
Bergulir,
Pendapatan
hasil
lelang
eks
tanah
bengkok/bondo
desa,
Setoran
Pendapatan
hasil
temuan
inspektorat,
Pendapatan
Kapitasi
JKN,
Pendapatan
Non
Kapitasi
JKN.
b.
Penyesuaian
tariff
pajak
dan
retribusi
sesuai
Undang
‐
Undang
Nomor
28
Tahun
2009.
c.
Peningkatan
pendapatan
dari
dana
bagi
hasil
Minyak
dan
Gas
Bumi
maupun
sumberdaya
alam
lainnya.
d.
Peningkatanp
endapatan
dari
Paticipating
Interest
(IP).
e.
Optimalisasi
BUMD
untukpeningkatan
laba
dan
bagi
hasil
deviden.
2) Ekstensifikasi Pendapatan Daerah
Dilakukan dengan cara mencari sumber-sumber pendapatan baru dalam rangka untuk meningkatkan pendapatan daerah antara lain dengan jalan :
a.
Memperluas
obyek
Pajak
Daerah
baru
yang
selama
ini
belum
optimal
pengelolaanya.
b.
Memperluas
obyek
Retribusi
Daerah
baru
yang
selama
ini
belum
optimal
pengelolaanya.
c.
Optimalisasi
Pengalihan
Pajak
Bumi
dan
Bangunan
Perdesaan
dan
Perkotaan
sebagai
Pajak
Daerah
berdasarkan
Peraturan
Bersama
Menteri
Keuangan
dan
Menteri
Dalam
Negeri
Nomor
:
15/PMK.07/2014
dan
Nomor
10
Tahun
2014
tentang
Tahapan
Persiapan
dan
Pelaksanaan
Pengalihan
Pajak
Bumi
dan
Bangunan
Perdesaan
dan
Perkotaan
(PBB
‐
P2)
sebagai
Pajak
Daerah
dapat
memberikan
peluang
yang
sangat
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019
V-5
b. Strategi Peningkatan DDUB
Strategi peningkatan pendanaan DDUB Kabupaten Pati dapat dilakukan melalui peningkatan penerimaan daerah yang dialokasikan untuk DDUB.
Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) merupakan dana pendamping kegiatan APBN di Kabupaten Pati. DDUB ini menunjukan besaran komitmen pemerintah daerah dalam melakukan pembangunan bidang Cipta Karya, sehingga dalam upaya peningkatan pendanaan melalui DDUB, Pemerintah Kabupaten Pati perlu membuat komitmen dalam rencana pengembangan dan investasi antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemeritah Kabupaten Pati sehingga pengalokasian dana DDUB dapat terealisasi.
c. Strategi Peningkatan Penerimaan Daerah Dan Efisiensi Pengunaan Anggaran
Secara umum kebijakan keuangan daerah diarahkan pada peningkatkan kapasitas dan kemandirian kemampuan keuangan daerah disertai dengan efisiensi anggaran yang ditujukan bagi pembiayaan pembangunan. Untuk meningkatkan sumber penerimaan daerah, diperlukan strategi kebijakan keuangan daerah berikut:
1. Mengoptimalisasikan sumber – sumberpendapatan daerah – khususnya sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah – melalui optimalisasi pendataan dan penerimaan wajib pajak dan restribusi daerah sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. 2. Meningkatkan penyuluhan pada masyarakat untuk kesadaran membayar pajak dan retribusi
daerah.
3. Menyediakan sarana dan prasarana bagi pemungut penerimaan daerah yang bersifat mobilitas maupun pemberian operasional bagi penerimaan pendapatan.
4. Meningkatkan kualitas pelayanan publik pada bidang-bidang yang berhubungan dengan penerimaan daerah, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola penerimaan daerah.
5. Penataan performance budget melalui penataan sistem penyusunan dan pengelolaan anggaran daerah yang berorientasi pada pencapaian hasil atau kinerja secara efisiensi, efektif dan berkesinambungan. Sehingga memberikan hasil yang baik dan biaya rendah. 6. Peninjauan kembali berbagai kebijakan Pemerintah Kabupaten Pati, terutama yang terkait
dengan atau dalam rangka optimalisasi pendapatan daerah.
Selain melalui optimalisasi penerimaan pendapatan, maka untuk meningkatkan penerimaan daerah dapat dilakukan dengan meningkatkan dana perimbangan. Berlakunya Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, membawa perubahan yang mendasar dalam pengelolaan keuangan daerah. Undang-Undang tersebut pada prinsipnya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya keuangan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum dan daya saing daerah. Seiring dengan peningkatan pembangunan tersebut, maka pemerintah daerah berdasarkan asas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembangunan yang diatur dengan sistem perimbangan keuangan antara pusat dan daerah mendapatkan pembagian dana perimbangan. Untuk itu kebijakan yang dilakukan untuk meningkatkan dana perimbangan antara lain melalui:
1. Melakukan upaya koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk lebih mengoptimalkan pendapatan daerah yang bersumber dari APBN dan APBD Provinsi Jawa Tengah guna peningkatan pembangunan sarana prasarana perekonomian dan pelayanan publik.
d. Strategi Peningkatan Kinerja Keuangan Perusahaan Daerah
Pemberdayaan Kinerja Keuangan Perusahaan Daerah sebagai salah satu alternatif sumber pembiayaan daerah dapat ditempuh melalui strategi :
1.Reformasi Misi Perusahaan Daerah
a) Perusahaan Daerah sebagai salah satu pelaku ekonomi daerah dapat mendayagunakan aset daerah untuk mewujudkan kemakmuran rakyat;
b) Perusahaan Daerah adalah penyedia pelayanan umum yang menjaga kualitas, kuantitas dan kontinuitas pelayanan;
c) Perusahaan Daerah mampu berperan sebagai pendukung perekonomian daerah dengan memberikan kontribusi kepada APBD, baik dalam bentuk pajak maupun deviden dan mendorong pertumbuhan perekonomian daerah melalui multiplier effect yang tercipta dari kegiatan bisnis yang efisien seperti bertambahnya lapangan kerja dan kepedulian sosial; dan
d) Perusahaan Daerah mampu berperan sebagai countervailing power terhadap kekuatan ekonomi yang ada melalui pola kemitraan. Diharapkan berbagai perusahaan swasta dalam dan luar negeri berminat melakukan kerjasama dengan BUMD terpilih untuk selanjutnya membentuk Joint Venture/ Joint Operation Company (JV/ OC).
2.
Restrukturisasi
Perusahaan
Daerah
Langkah-langkah untuk meningkatkan kinerja dan kesehatan Perusahaan Daerah, yaitu tindakan yang ditujukan untuk membuat setiap Perusahaan Daerah menghasilkan laba termasuk mengubah mekanisme pengendalian oleh Pemerintah Daerah yang semula kontrol secara langsung melalui berbagai bentuk perizinan, aturan, dan petunjuk menjadi kontrol yang berorientasi kepada hasil. Artinya Pemerintah Daerah selaku pemegang saham hanya menentukan target kuantitatif dan kualitatif yang menjadi performance indicator yang harus dicapai oleh manajemen, misalnya Return On Equity (ROE) tertentu yang didasarkan kepada benchmarking kinerja yang sesuai dengan perusahaan sejenis; Pengkajian secara komprehensif terhadap keberadaan Perusahaan Daerah, karena selama ini Perusahaan Daerah dianggap kurang tepat bila disebut sebagai lembaga korporasi, khususnya, dikaitkan dengan upaya pemberdayaan BUMD agar dapat menjadi salah satu sumber keuangan daerah;
Restrukturisasi Perusahaan Daerah dengan prinsip Good Corporate Governance dapat dikelompokkan kedalam 2 (dua) kelompok yaitu :
a) Kelompok Perusahaan Daerah PDAM dimana tersedia berbagai pilihan restrukturisasi Perusahaan yang dapat dilakukan tergantung permasalahan yang dihadapi dan potensi yang tersedia; dan
b) Kelompok Perusahaan Daerah Non PDAM, dapat diselesaikan secara kasus per kasus dengan berbagai pilihan sesuai dengan visi pengelolaan Perusahaan Daerah yang bersangkutan.
3. Profitisasi Perusahaan Daerah
Profitisasi Perusahaan Daerah dalam rangka menghasilkan keuntungan atau laba serta memberikan kontribusi pada Pemerintah Daerah yaitu dapat dilakukan sebagai berikut : a) Melakukan proses penyehatan perusahaan secara menyeluruh dengan meningkatkan
kompetensi manajemen dan kualitas Sumber Daya Manusia;
b) Mengarahkan Perusahaan Daerah untuk dapat berbisnis secara terfokus dan terspesialisasi dengan pengelolaan yang bersih, transparan dan professional;
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019
V-7
d) Memberdayakan Direksi dan Badan Pengawas yang dipilih dan bekerja berdasarkan profesionalisme melalui proses fit and proper test;
e) Merumuskan kebijakan yang diarahkan kepada tarif yang wajar, kenaikan harga produk (minimal menyesuaikan dengan inflasi, tarif listrik, BBM, dan lain-lain) untuk menghindarkan biaya produksi yang jauh lebih mahal, sehingga profit dapat diraih.
4. Privatisasi Perusahaan Daerah
Privatisasi utamanya bertujuan agar Perusahaan Daerah terbebaskan dari intervensi langsung birokrasi dan dapat mewujudkan pengelolaan bisnis yang efisien, profesional dan transparan. Diharapkan setelah melalui tahapan restrukturisasi, pihak perusahaan swasta akan berminat mengembangkan usaha dengan cara melakukan aliansi strategis dengan Perusahaan Daerah, dan bila memungkinkan untuk Perusahaan Daerah yang sehat dan memiliki prospek bisnis dapat menawarkan penjualan saham melalui Pasar Modal yang didahului I nitial Public Offering (I PO). Penataan dan penyehatan Perusahaan Daerah yang usahanya bersinggungan dengan kepentingan umum dan bergerak dalam penyediaan fasilitas publik ditujukan agar pengelolaan usahanya menjadi lebih efisien, transparan, profesional. Hubungan kemitraan dapat dilaksanakan dalam bentuk kerjasama usaha yang saling menunjang dan menguntungkan antara koperasi, swasta, dan Perusahaan Daerah, serta antara usaha besar, menengah dan kecil dalam rangka memperkuat struktur ekonomi nasional. Bagi Perusahaan Daerah yang usahanya tidak berkaitan dengan kepentingan umum didorong untuk privatisasi melalui pasar modal.
Perusahaan Daerah infrastruktur tentunya harus dikelola secara profesional sehingga kinerjanya dapat ditingkatkan dan mampu menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak operator swasta dan Pemerintah Daerah. Aliansi stragis dengan operator swasta sangat dibutuhkan untuk mengisi peluang usaha telekomunikasi yang kompetitif pada segmen pasar tertentu. Sebagai konsekuensi logis implementasi otonomi daerah, maka peranan Pemerintah Daerah sebagai salah satu stakeholder mempunyai pengaruh yang cukup signifikan dalam penentuan arah kebijakan publik di daerahnya. Untuk itu perlu dikaji lebih mendalam pengembangan kerjasama Pemerintah Daerah dengan pihak swasta, baik langsung maupun melalui Perusahaan Daerah dalam dalam rangka menjalin hubungan kemitraan yang saling menguntungkan.
Untuk memelihara sense of belonging, daerah/ Perusahaan Daerah dan masyarakat dapat diberi peluang untuk memiliki sebagian saham Perusahaan Daerah tertentu yang berusaha di daerahnya sehingga merasa ikut memiliki dan turut bertanggung jawab atas keberhasilan usahanya. Dalam upaya optimalisasi sumber-sumber pembiayaan dan investasi bagi daerah otonom, diperlukan dukungan pemerintah dalam berbagai bentuk pembinaan dan pengawasan di berbagai bidang.
e. Strategi Peningkatan Peran Masyarakat Dan Dunia Usaha Dalam Pembiayaan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Strategi peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya dapat dilakukan melalui :
1. Meningkatkan intensifikasi dan ekstensifikasi penerimaan pendapatan asli daerah melalui pajak daerah dan retribusi daerah.
Ekstensikasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan Pemerintah Daerah dalam memaksimalkan mitra kerja yaitu dari pihak Dispenda mencari sumber-sumber pajak dan retribusi yang baru sehingga dapat meningkatkan PAD.
2. Meningkatkan kesadaran hukum para wajib pajak dan wajib retribusi.
Peningkatan kesadaran hukum dapat dilakukan melalui sosialisasi terhadap Perda Pajak dan Retribusi kepada masyarakat dan dunia usaha sehingga menumbuhkan kesadaran hukum. Selain itu, pemberian insentif kepada masyarakat dan dunia usaha dapat dilakukan untuk memberikan reward kepada masyarakat dan dunia usaha yang taat pajak.
3. Mengembangkan sistem informasi manajemen di bidang pendapatan.
Pengembangan sistem informasi manajemen di bidang pendapatan dapat dilakukan sebagai upaya reformasi keterbukaan APBD daerah, sehingga masyarakat dan dunia usaha merasa ikut andil dalam pembangunan.
f. Strategi Pendanaan Untuk Operasi, Pemeliharaan Dan Rehabiltasi I nfrastruktur Permukiman Yang Sudah Ada
Strategi pendanaan yang dapat dilakukan oleh Kabupaten Pati dalam operasionalisasi, pemeliharaan dan rehabilitasi infrastruktur permukiman dapat melalui :
1. Optimalisasi penyerapan pendanaan melalui APBN dan APBD Provinsi
Dalam usaha peningkatan pendanaan melalui APBN dan APBD Provinsi, beberapa upaya yang perlu dilakukan adalah :
a. Melengkapi semua persyaratan dalam upaya penyerapan pendanaan melalui APBN dan APBD
b. Menyiapkan DDUB sesuai kebutuhan fungsional dan rencana pemanfaatan sistem yang akan diajukan dengan pendanaan APBN, APBD Provinsi
c. Penyiapan MoU antara pengembang dan Pemerintah Kabupaten Pati untuk pekerjaan bidang Cipta Karya yang memerlukan MoU
2. Peningkatan penarikan pajak dan retribusi daerah