• Tidak ada hasil yang ditemukan

Korelasi antara Body fat Percentage terhadap rasio kadar LDL/HDL pada mahasiswa dan mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Korelasi antara Body fat Percentage terhadap rasio kadar LDL/HDL pada mahasiswa dan mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
181
0
0

Teks penuh

(1)

KORELASI ANTARABODY FAT PERCENTAGETERHADAP RASIO KADAR LDL/HDL PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI KAMPUS III

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Hayu Ajeng Anggana Raras NIM : 098114004

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i

KORELASI ANTARABODY FAT PERCENTAGETERHADAP RASIO

KADAR LDL/HDL PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI KAMPUS III UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Hayu Ajeng Anggana Raras NIM : 098114004

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

(6)
(7)

vi PRAKATA

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala penyertaan, bimbingan, dan pendampingan yang sangat besar kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Korelasi antara Body Fat Percentage dengan Rasio Kadar LDL/HDL pada Mahasiswa dan Mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak yang mendukung, meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran sehingga terselesainya skripsi ini kepada:

1. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA, selaku wakil rektor I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di Universitas Sanata Dharma.

2. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. dr. Fenty, M.Kes,. Sp.PK. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, serta pikiran untuk berdiskusi dan memberikan segala masukan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. selaku dosen penguji atas saran yang membangun dan berharga.

(8)

vii

6. Ketua Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, yang telah member ijin untuk melakukan penelitian ini.

7. Semua dosen Fakultas Farmasi yang telah memberikan ilmu dan bimbingan kepada penulis.

8. Pak Narto yang telah membantu membuat surat perijinan.

9. Agung Santoso, S.Psi., selaku dosen statistik yang memberikan pengarahan dan bimbingan metode statistik penelitian.

10. Mama, Papa, Dik Tunjung, dan saudara-saudaraku tercinta yang selalu mendukung dan memberikan doa dengan setulus hati.

11. Sahabat-sahabatku Amel, Dinda, dan Via yang selalu memberikan keceriaan, motivasi, dan semangat setiap saat.

12. Adhipa Tri Setyawan Alim yang selalu memberikan dukungan dan cinta dalam menyusun skripsi ini.

13. Teman-teman seperjuangan Novi, Nea, Amel, Anggy, Danny, Yansen, Via, Dinda, Hera, Intan, Listya, dan Dhea yang selalu menyemangati dan membantu semua kegiatan penelitian ini.

14. Teman-teman FKK A 2009, FSM A 2009, dan semua angakatan 2009 kebersamaan yang terindah adalah bersama kalian.

15. Mahasiswa dan mahasiswi yang telah terlibat dalam penyusunan skripsi ini.

(9)

viii

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan.Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi sempurnanya skripsi ini.Semoga skripsi ini bisa bermanfaat tidak hanya untuk penulis tetapi juga untuk pembaca dan kiranya skripsi ini bisa menjadi salah satu sumbangan untuk ilmu pengetahuan.

Yogyakarta, 23 Januari 2013

(10)
(11)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...ii

HALAMAN PENGESAHAN...iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv

HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ...v

PRAKATA...vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... .ix

DAFTAR ISI...x

DAFTAR TABEL...xiv

DAFTAR GAMBAR ... ..xv

DAFTAR LAMPIRAN ...xviii

INTISARI...xix

ABSTRACT... ..xx

BAB I. PENGANTAR ...1

A. Latar Belakang ...1

1. Perumusan Masalah ...5

2. Keaslian Penelitian ...5

3. Manfaat Praktis dan Teoritis ...8

B. Tujuan Penelitian ...8

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ...9

A. Pengukuran Antropometri ...9

(12)

xi

2.Body Fat Percentage ...13

B. Obesitas ...14

C. ProfilLipid...15

D. Rasio LDL terhadap HDL ...16

E. Landasan Teori ...17

F. Hipotesis ...19

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ...20

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ...20

B. Variabel Penelitian ...20

1. Variabel Bebas ...20

2. Variabel Tergantung ...21

3. Variabel Pengacau ...21

C. Definisi Operasional ...21

D. Responden ...22

E. Tempat dan Waktu Penelitian ...24

F. Ruang Lingkup ...24

G. Teknik Sampling ...24

H. Instrumen Penelitian...25

I. Tata Cara Penelitian ...25

1. Observasi Awal ...25

2. Permohonan Izin dan Kerjasama ...25

3. PembuatanInformed ConsentdanLeaflet...26

(13)

xii

5. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ...28

6. Pengukuran Parameter ...29

7. Pembagian Hasil Pemeriksaan ...29

8. Pengolahan Data ...30

9. Analisis Data Penelitian ...30

J. Kesulitan Penelitian ...31

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...33

A. Karakteristik Demografi Responden ...33

B. Karakteristik Responden Pria dan Wanita ...40

1. Karakteristik Responden KelompokBody Fat Percentage ...44

2. Karakteristik Responden KelompokTricep Skinfold Thickness ...49

3. Karakteristik Responden KelompokAbdominal Skinfold Thickness ...53

4. Karakteristik Responden KelompokSuprailiac Skinfold Thickness...59

C. Korelasi Body Fat Percentage, Tricep Skinfold Thickness, Abdominal Skinfold Thickness, Suprailiac Skinfold Thicknessterhadap Kadar LDL, HDL, dan rasio LDL/HDL ...63

1. KorelasiBody Fat Percentageterhadap Kadar LDL...65

2. KorelasiBody Fat Percentageterhadap Kadar HDL ...67

3. KorelasiBody Fat Percentageterhadap Rasio Kadar LDL/HDL ...70

4. KorelasiTricep Skinfold Thicknessterhadap Kadar LDL...73

5. KorelasiTricep Skinfold Thicknessterhadap Kadar HDL ...76

(14)

xiii

8. KorelasiAbdominal Skinfold Thicknessterhadap Kadar HDL ...84

9. Korelasi Abdominal Skinfold Thickness terhadap Rasio Kadar LDL/HDL...87

10. KorelasiSuprailiac Skinfold Thicknessterhadap Kadar LDL ...90

11. KorelasiSuprailiac Skinfold Thicknessterhadap Kadar HDL ...92

12. Korelasi Suprailiac Skinfold Thickness terhadap Rasio Kadar LDL/HDL...95

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 98

A. Kesimpulan ... 98

B. Saran ... 98

DAFTARPUSTAKA ... 99

LAMPIRAN ... 109

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel I.Nilaibody fat percentage...14

Tabel II.Nilai dari kolesterol total, LDL, HDL, dan trigliserida...16

Tabel III. Rasio LDL/HDL ...17

Tabel IV. Metode distribusi data normal atau tidak ...30

Tabel V. Uji hipotesis berdasarkan kekuatan korelasi, nilai p, dan arah korelasi.31 Tabel VI. Karakteristik responden pria ...34

Tabel VII. Karakteristik responden wanita ...34

Tabel VIII. Distribusi kadar LDL pada pria...37

Tabel IX.Distribusi kadar LDL pada wanita...38

Tabel X.Distribusi kadar HDL pria...38

Tabel XI. Distribusi kadar HDL pada wanita ...38

Tabel XII. Distribusi rasio LDL/HDL pada pria...39

Tabel XIII. Distribusi rasio LDL/HDL pada wanita ...39

Tabel XIV. Karakteristik Responden Pria ...41

Tabel XV. Karakteristik Responden Wanita...41

Tabel XVI. Jumlah Distribusi Karakteristik Responden Pria ...42

Tabel XVII.Jumlah Distribusi Karakteristik Responden Wanita...43

Tabel XVIII. Hasil Korelasi Pada Pria...64

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.Skinfold caliper...10

Gambar 2. IlustrasiSkinfold Thickness...11

Gambar 3. Ilustrasi penggunaanskinfold caliper...11

Gambar 4.Triceps skinfold measurement...12

Gambar 5.Suprailiac skinfold measurement...12

Gambar 6.Abdominal skinfold measurement...13

Gambar 7. Skema responden ...23

Gambar 8.Grafik sebarbody fat percentageterhadap kadar LDL pada pria ...65

Gambar 9.Grafik sebarbody fat percentageterhadap LDL pada wanita ...66

Gambar 10.Grafik sebarbody fat percentageterhadap kada HDL pada pria ...68

Gambar 11.Grafik sebarbody fat percetageterhadap kadar HDL pada wanita ...68

Gambar 12.Grafik sebarbody fat percentageterhadap rasio kadar LDL/HDL pada pria...71

Gambar 13.Grafik sebar body fat percentage terhadap rasio LDL/HDL pada wanita ...71

Gambar 14.Grafik sebartriceps skinfold thicknessterhadap LDL pada pria ...73

Gambar 15.Grafik sebarantriceps skinfold thicknessterhadap LDL pada wanita ...74

Gambar 16.Grafik sebar triceps skinfold thicknessterhadap HDL pada pria ...77

(17)

xvi

(18)

xvii

(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Surat Izin Penelitian Komisi Etik Kedokteran dan Kesehatan ... 109

Lampiran 2: Surat Izin Penelitian Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ... 110

Lampiran 3: Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 111

Lampiran 4: Uji Normalitas Karakteristik Responden ... 112

Lampiran 5: Uji Perbandingan Kelompok...123

Lampiran 6: Uji Korelasi ... 149

Lampiran 7:Informed Consent... 153

Lampiran 8: Contoh Hasil Pemeriksaan Laboratorium Parahita ... 154

Lampiran 9: Surat Peminjaman Ruangan ... 155

Lampiran 10: Blangko Pengisian Data Pengukuran Antropometri ... 155

Lampiran 11:Leaflet... 156

(20)

xix INTISARI

Metode antropometri merupakan pengukuran yang mudah, murah, serta diperlukan untuk pemeriksaan klinik dan epidemiologi secara rutin, yang dapat digunakan sebagai indikator kesehatan dan status nutrisi seseorang.Pengukuran antropometri yang paling utama yaitu skinfold thickness yang merupakan alternatif untuk mengukur lemak dalam tubuh.Untuk memperkirakan jumlah lemak dalam tubuh skinfold thickness dikonversi menjadi body fat percentage.Peningkatan jumlah lemak dalam tubuh diasosiasikan secara signifikan dengan peningkatan kadar LDL dan penurunan kadar HDL dalam tubuh. Penelitian ini untuk mengetahui korelasi antara body fat percentage terhadap rasio kadar LDL/HDL pada mahasiswa dan mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan cross-sectional.Pengambilan sampel dilakukan secara non-random sampling.Jumlah responden yaitu 125 orang (67 wanita dan 58 pria). Pengukuran yang dilakukan meliputi triceps, abdominal, dan suprailiac skinfold thickness yang dikonversi menjadi body fat percentage dan pengukuran rasio kadar LDL/HDL. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov, uji t tidak berpasangan dan Man-Whitney, dan uji korelasi menggunakan analisisPearsondanSpearmandengan taraf kepercayaan 95%.

Hasil penelitian menunjukan terdapat korelasi positif bermakna (p=0,000) dengan kekuatan korelasi sedang (r=0,481) terhadap rasio kadar LDL/HDL pada pria dan korelasi positif bermakna (p=0,001) dengan kekuatan korelasi sedang (r=0,410) terhadap rasio kadar LDL/HDL pada wanita.

(21)

xx

ABSTRACT

Anthropometry is an easy, achievable, and needed for clinical examination and epidemiology that can be used as health indicator. The primary of anthropometry is skinfold thickness which can be used for lipid measurement. Estimating lipid level in the human body skinfold thickness converted to body fat percentage. Incrasing lipid level in the human body is correlated significantly with increasing of LDL level and decreasing of HDL level. The purpose of this study is to explore whether there is significant positive correlation between body fat percentage to LDL/HDL ratio.

This research is used a cross-sectional design as a part of observational analytic study. This study is used non-random sampling and total respondents are 125 people (67 female and 58 male). Subjects are measured with triceps, abdominal, and suprailiac skinfold thickness which is converted into body fat percentage, and LDL/HDL ratio. Data were analyzed with Kolmogorov-Smirnov normality test, independent T-test and Man-Whitney comparative test. Correlation

analysis is used Pearson and Spearman’s test with Confidence Interval 95%.

The result showed a significant positive correlation (p<0,05) between body fat percentage to LDL/HDL ratio (r=0,481 and p=0,000) in male and significant positive correlation between body fat percentage to LDL/HDL ratio (r=0,410 and p=0,001) in female.

(22)

1 BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang

Metode antropometri merupakan pengukuran yang mudah, murah, diperlukan untuk pemeriksaan klinik dan epidemiologi secara rutin, serta dapat digunakan sebagai indikator kesehatan dan status nutrisi seseorang (Dioum, Gartner, Bernard, Delpeuch, and Wade, 2005).Pengukuran antropometri meliputi pengukuran BMI (Body Mass Index), berat tubuh ideal, rasio lingkar pinggang panggul,skinfold thickness, persentase massa lemak, dan massa muskuler (Tarnus and Bourdon, 2006). Menurut Dioum, et al., (2005), metode antropometri yang paling utama adalah skinfold thickness. Pengukuranskinfold thicknessmerupakan metode tidak langsung yang membutuhkan anggapan bahwa tidak ada perbedaan distribusi lemak dalam tubuh.Penggukuran metode skinfold thickness ini, diperlukan alat yaitu skinfold caliper, yang digunakan untuk mengukur ketebalan lipatan kulit atau untuk menentukan jumlah jaringan adiposa (lemak) (Moyad, 2004).Metode ini merupakan metode yang baik karena mengukur lemak tubuh secara langsung.Bagian-bagian yang diukur menggunakan metode ini adalah intra-abdominal dan lemak diintramuskular (Moyad, 2004).

(23)

dewasa.Untuk mengukur perkiraan jumlah lemak dalam tubuh, hasil pengukuran skinfoldthickness dikonversi dalam bentukbody fat percentage.Tiga metode yang bisa digunakan untuk body fat percentage antara lain BMI, skinfold, dan bioelectrical impedance (Deunrenberg dan Deunrenberg, 2002). BMI sering digunakan untuk pengganti body fat percentage tetapi BMI tidak bisa membedakan antara massa lemak dan massa tubuh tanpa lemak (Nooyens, et al, 2007).

(24)

Beberapa studi penelitian menjelaskan bahwa peningkatan jumlah lemak dalam tubuh dapat diasosiasikan dengan perubahan profil metabolik, termasuk resistensi insulin, peningkatan kolesterol LDL, dan penurunan kolesterol HDL (Liem, 2010).Orang yang memiliki berat badan yang berlebihan (obesitas) biasanya memiliki jumlah atau kadar kolesterol yang lebih tinggi dari orang normal kebanyakan. Obesitas merupakan multi-faktorial disorder yang biasanya terhubung dengan berbagai macam penyakit kardiovaskular seperti diabetes dan hipertensi (Nammi, Koka, Chinnala, and Boini, 2004).Hasil penelitian terhadap 270 sampel (Hariadi dan Ali, 2008) menunjukkan bahwa dari 52 penderita obesitas disertai hipertensi ditemukan 25 (48,1%) yang menderita penyakit jantung koroner.

(25)

terjadinya PJK. Berdasarkan proyekWorld Health Organization’s Monitor Trends in Cardiovascular Diseases (MONICA) yang melibatkan 21 negara menunjukan sebanyak 4% kematian disebabkan oleh PJK. WHO dan World Heart Federation, memprediksi PJK akan menjadi penyebab kematian di Negara Asia pada tahun 2010. Saat ini, kematian karena PJK terjadi pada kalangan masyarakat di Negara berkembang dari tahun 1990 sampai 2020, mencapai 137% pada pria dan 120% pada wanita. Berdasarkan hal diatas, peneliti memilih mahasiswa karena selain sudah mulai terjadi peristiwa aterosklerosis sejak kecil, dilihat dari angka kematian karena PJK yang cukup tinggi, diharapkan bisa mengetahui prediksi risiko terjadinya PJK dan bisa mencegah terjadinya PJK. Adapun mahasiswa Universitas Sanata Dharma kampus III, bisa menjadi model yang bisa menggambarkan mahasiswa secara umum.

Berdasarkan penelitian Novaes, Franceschini, dan Priore (2007) terdapat korelasi positif dari pengukuran antropometri (BMI, body fat percentage, tidak pada WHR) dengan body compotition (Hemoglobin, glukosa, trigliserid, kolesterol total, LDL, dan HDL). Hal ini sama dengan penelitian dari Ghorbanian (2012), yang menyatakan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara indikator antropometri (BMI, body fat percentage, dan WHR) dengan profil lipid (LDL, HDL, VLDL, dan trigliserid).

(26)

skinfold thickness dimana parameter ini sebagai salah satu gambaran distribusi lemak dalam tubuh untuk mengidentifikasi kelebihan berat badan atau obesitas. Obesitas merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya penyakit kardiovaskuler (penyakit jantung koroner) dimana ditandai dengan meningkatnya rasio LDL/HDL dalam darah.

Berdasarkan gambaran di atas, perlu dilakukan penelitian mengenai korelasi body fat percentage dengan rasio LDL/HDL. Pengukuran body fat percentage yang didapat dari pengukuran skinfold thickness diharapkan menjadi salah satu prediktor awal terhadap adanya risiko penyakit kardiovaskular. Pengukuran ini dapat dipakai karena merupakan metode yang sederhana, praktis, ekonomis, dan mudah dilakukan oleh masyarakat.

1. Perumusan Masalah

Apakah terdapat korelasi antara body fat percentageterhadap rasio kadar LDL/HDL pada mahasiswa dan mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?

2. Keaslian Penelitian

Penelitian yang telah dilaksanakan dan terkait dengan penelitian ini antara lain:

a. “Korelasi Body Mass Index dan Abdominal Skinfold Thickness Terhadap Rasio LDL / HDL Pada Staff Wanita Universitas Sanata Dharma”(Natalia,

2011).

(27)

termasuk penelitian cross sectional dan teknik pengambilan sampel non random dengan jenis purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan korelasi positif bermakna antara BMI terhadap rasio LDL/HDL dengan kekuatan korelasi sedang (r=0,455; p=0,000) dan terdapat korelasi positif bermakna antara abdominalskinfold thickness terhadap rasio LDL/HDL dengan kekuatan korelasi lemah (r=0,303; p=0,022).

b. “Korelasi Body Mass Index (BMI) dengan Triceps Skinfold Thickness terhadap rasio kadar LDL/HDL pada Staff Pria Universitas Sanata Dharma Yogyakarta”(Christasani,2009).

Penelitian ini dilakukan oleh Christasani pada tahun 2009. Penelitian ini dilakukan pada 70 staff pria di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya signifikansi (p) berturut-turut 0.000 dan 0.009 terhadap korelasi antara body mass index (BMI) dan triceps skinfold thickness terhadap rasio kadar LDL/HDL dalam darah, dan dapat disimpulkan bahwa korelasi ini memiliki hasil yang positif.

c. “Relation of Body Mass Index and Skinfold Thickness to Cardiovaskular Disease Risk Faktor in Children: The Bogalusa Heart Study”(Freedman, Katzmaryzak, Dietz, Srinivasan, dan Berenson, 2009).

(28)

penelitian ini yaitu BMI juga seakurat SF dalam mengindentifikasi anak-anak yang memiliki risiko.

d. ”Association Of Subcutaneous Fat With Some Anthropometric Characteristics and Lipid Profile in Vegetarian and Non-vegetarian Middle Aged Menopausal Women of Central India”(Koley, 2010)

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 27 Juni-27 Juli 2007 pada 47 wanita yang sudah masuk masa menopause dengan rentang usia 40-60 tahun dengan pembagian yang vegetarian (n=30) dan yang non vegetarian (n=17). Pengukuran yang dilakukan yaitu berat badan, tinggi badan, BMI, jaringan subkutan dibagian perut, lima pengukuran skinfold diantaranya biceps, triceps, subscapular, suprailiac, and abdominal. Penelitian ini memperoleh hasil korelasi yang positif (p<0,01) antara BMI dengan jaringan subkutan, dan korelasi positif tidak bermakna (p>0,05) antara AST dengan jaringan subkutan.

e. “Relation between Anthropometric Indicator and Serum Lipid Profiles as Cardiovascular Risk Faktor Personals of Iranian Azarbyjan University of ShahidMadani”(Ghorbanian, 2012)

(29)

body fat percentage dan TG, TG/HDL, dan VLDL (r=0,78, r=0,811, r=0,716, p<0,001).

3. Manfaat Praktis dan Teoritis a. Manfaat praktis

Pengukuran Body Fat Percentage diharapkan mampu memberikan gambaran awal rasio kadar LDL/HDL. Pengukuran skinfold thickness merupakan pengukuran antropometri yang murah dan praktis serta dapat dilakukan oleh segala lapisan masyarakat tanpa memerlukan keahlian khusus.

b. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenaiBody Fat Percentage kaitannya dengan kelebihan berat badan dan obesitas dan adanya korelasiBody Fat Percentageterhadap rasio kadar LDL/HDL.

B. Tujuan Penelitian

(30)

9 BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA A. Pengukuran Antropometri

Antropometri merupakan pengukuran pada berbagai macam dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.Parameter antropometri yaitu berat badan, tinggi badan, BMI, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul, dan tebal lemak di bawah kulit (Fajar, 2002).Antropometri merupakan metode yang sering digunakan secara luas, mudah, dan murah.Antropometri dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan, tergantung dari parameter yang dipilih (Cogill, 2003).

1. Skinfold thickness(Tebal Lipatan Kulit)

Skinfold thickness, biasanya sering disebut dengan “fatfoldthickness, merupakan ketebalan dari dua lipatan kulit dan jaringan adiposa pada daerah subkutan yang memberikan informasi mengenai estimasi fatness dan distribusi lemak tubuh pada bagian subkutan (TNC-CDAAR, 2003).Usia dan genderberpengaruh terhadap jumlah lemak dalam tubuh karena pada beberapa kelompok usia, hubungan antara lemak subkutan dan total lemak memiliki hubungan yang konstan, dan antara pria dan wanita memiliki hubungan yang berbeda (Gibney, 2009).

(31)

Gambar 1.Skinfold Caliper(topendsports, 2012)

Pengukuran dengan menggunakan skinfold caliper memberikan suatu tantangan tersendiri. Sangatlah penting untuk mengetahui letak dari pengukuran yang akan dilakukan karena perubahan sedikit bisa merubah hasil yang akan didapat. Kekuatan dan kelenturan dari jaringan adiposa dan kulit tiap orang sangat bergantung pada hidrasi, usia, dan ukuran. Tubuh yang sangat kurus dan sangat gemuk juga memberikan permasalahan dalam mengukur ketebalan kulit (TNC-CDAAR, 2003).

(32)

Gambar 2. IlustrasiSkinfold Thickness(TNC-CDAAR, 2003)

Gambar 3. Ilustrasi penggunaanskinfold caliper(TNC-CDAAR, 2003)

(33)

hasil error-nya lebih kecil dibandingkan dengan bagian pengukuran skinfold thicknessyang lain.

a. Triceps skinfold measurement

Gambar 4.Triceps skinfold measurement(Goldberg, 2008)

Cara pengukurannya yaitu memastikan tangan subyek dalam posisi santai, kemudian berdiri di belakang subyek dan mengambil lipatan kulit secara vertikal menggunakan jempol dan telunjuk, kemudian tempatkan skinfold caliper dan dibaca (TNC-CDAAR, 2003) (gambar 4).Nilai normal dari triceps skinfold thickness dengan standar untuk pria yaitu 12,5 mm dan untuk wanita 16,5 mm. Dengan standar deviasinya 90% yaitu untuk pria 11,3 mm dan wanita 14,9 mm (Schilling, 2006).

b. Suprailiac skinfold measurement

(34)

Cara penggunaannya yaitu memastikan subyek dalam posisi tegak dan santai, kemudian ambil secara diagonal lipatan pada bagian sejajar dengan iliac, kemudian menempatkan skinfold caliper dan kemudian dibaca (TNC-CDAAR, 2003) (gambar 5). Nilai normal dari suprailiac skinfold thicknessuntuk pria yaitu 17,9 mm dan untuk wanita yaitu 19,8 mm (Junior, Scelza, Boaventura, Custodio, Moiera,andOliveira, 2012).

c. Abdominal skinfold measurement

Gambar 6.Abdominal skinfold measurement(ExRx, 2012)

Cara penggunaannya yaitu pastikan subyek berdiri dengan tegak dan santai, kemudian ambil lipatan secara vertikal dengan jarak 2 cm pada bagian kiri dari umbilicus(Anonim a, 2012) (gambar 6).

2. Body Fat Percentage

(35)

melindungi organ dalam, memberikan energi, dan mengatur hormon.Kelebihan lemak dalam tubuh bisa menjadi faktor risiko dari beberapa penyakit misalnya kanker, diabetes, dan penyakit hati (Scott, 2010).

Komposisi lemak tubuh secara langsung berhubungan dengan obesitas.Banyak metode yang bisa dilakukan untuk menghitung persentase lemak dalam tubuh, tetapi metode-metode seperti hidrodensitometri, bioelectrical impedence, Dual Energy X-ray Absorptiometri (DEXA) merupakan metode yang tidak mudah untuk dilakukan (Chan, Li, So, Yin, and Nelson, 2004). Menurut Chan, et al, (2004), dengan mengukur lemak subkutan dengan menggunakan formula, maka jumlah lemak dalam tubuh bisa ditentukan secara akurat. Selain itu menurut Sen, Bose, Shaikh, and Mahalanabis (2010), jumlah lemak dalam tubuh dapat dihitung menggunakan metode antropometri, salah satunya skinfold thickness, dimana pengukuran ini mudah,portable, dan lebih murah dibandingkan dengan metode yang lain. Nilai body fat percentage pada pria dan wanita dapat dilihat pada tabel I.

Tabel I. Nilaibody fat percentage(Baumagartner, Jackson, Mahan,andRowe, 2007)

Men

(under 30 years old)

Women (under 30 years old)

High >28% >32%

Moderately high 22-28% 26-32%

Optimal range 11-21% 15-25%

Low 6-10% 12-14%

Very low ≤5% ≤11%

B. Obesitas

(36)

National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (2008), beberapa ahli kesehatan mengkhawatirkan letak dari lemak dalam tubuh mempengaruhi kemungkinan terjadinya penyakit.Apple shape biasanya memiliki risiko penyakit kardiovaskular yang lebih besar (Anonim b, 2012).

Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya obesitas yaitu faktor aktivitas dan pola makan (Ardianto, 2010).Obesitas terjadi karena tidak adanya keseimbangan antara asupan energi (pola makan) dengan keluaran energi / energi yang dipakai (aktivitas/energy ependtures) sehingga terjadi kelebihan energi yang tidak digunakan akibatnya disimpan didalam tubuh dalam bentuk jaringan lemak (Isbayuputra, 2009).Aktivitas fisik merupakan salah satu faktor yang meningkatkan kebutuhan energi, jika aktivitas fisik sedikit dan energi yang dikonsumsi lebih banyak maka bisa terjadi kemungkinan obesitas (Silor, 2011).Beberapa kondisi medis yang serius yang berkaitan dengan obesitas diantaranya yatu diabetes mellitus tipe 2, penyakit jantung koroner, hipertensi, dan stroke(National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, 2008).

C. ProfilLipid

(37)

serta sedikit asam lemak bebas (FFA) (4%). Empat kelompok utama lipoprotein yaitu :

1. Kilomikron yang berasal dari penyerapan gliserol dalam usus.

2. Lipoprotein berdensitas sangat rendah (VLDL) yang berasal dari hati. 3. Lipoprotein berdensitas sangat tinggi (HDL) dimana berperan sebagai

transpor kolesterol.

4. Lipoprotein berdensitas rendah (LDL) dimana merupakan tahap akhir dari metabolisme VLDL (Murray,et al, 2009) (tabel II).

Tabel II. Nilai dari kolesterol total, LDL,HDLdan trigliserida(NCEP ATP III, 2002 dan AHA, 2012)

Jenis Kadar Keterangan

Kolesterol <200 mg/dL Diinginkan

200-239 mg/dl Batas atas/batas tinggi

≥ 240 mg/dL Tinggi

LDL <100 mg/dL Optimal

100-129 mg/dL Mendekati optimal 130-159 mg/dL Batas atas/batas tinggi

160-189 mg/dL Tinggi

≥ 190 mg/dL Sangat tinggi

Trigliserida < 150 mg/dL Normal

150-199 mg/dL Batas atas/batas tinggi

200-499 mg/dL Tinggi

≥ 500 mg/dL Sangat tinggi

HDL (AHA, 2012) ≤40 mg/dL (pria) ≤50 mg/dL (wanita)

Rendah

>60 mg/dL Tinggi

D. Rasio LDL terhadap HDL

(38)

(Grover, et al., 2003). Dimana menurut Fernandez and Webb (2008), terjadi peningkatan pada rasio LDL/HDL yaitu antara 3,7-4,3 bisa terjadi risiko penyakit jantung koroner.

NCEP ATP III (2002) telah menetapkan rasio LDL/HDL sebagai prediktor awal penyakit jantung koroner seperti pada tabel III.

Tabel III. Rasio LDL/HDL (NCEP ATP III, 2002)

Risiko Rasio LDL/HDL

Pria Wanita

Risiko sangat rendah 1 1,5

Risiko rendah 3,6 3,2

Risiko sedang 6,3 5,0

Risiko tinggi 8 6,1

Penyakit Jantung Koroner (PJK) atau biasa disebut dengan coronary artery disease, dapat menyebabkan kematian hampir pada pria dan wanita diseluruh dunia (National Heart, Lung, and Blood Institute, 2012).

E. Landasan Teori

(39)

diukur di tempat-tempat tertentu yang bisa menggambarkan distribusi lemak tubuh misalnya pada bagiantriceps, suprailiac, dan abdominal. Penentuan jumlah lemak dalam tubuh dilakukan perhitungan menggunakan menggunakan formulasi body fat percentageyang didapat dari Schneider, Dennehy, Carter (2003).

Obesitas merupakan suatu keadaan dimana terjadinya akumulasi lemak dalam tubuh secara berlebihan karena ketidakseimbangan antara aktifitas fisik dengan kalori atau energi yang dikonsumsi Orang dengan apple shape lebih berisiko terhadap penyakit kardiovaskular.Obesitas merupakan salah satu faktor medis yang bisa mengakibatkan terjadi penyakit kardiovaskular.Hal ini dikarenakan adanya timbunan lemak secara berlebih sehingga mengakibatkan terjadinya penyempitan pembuluh darah seperti pada penyakit jantung koroner.

(40)

dengan profil lipid (LDL, HDL, VLDL, dan trigliserid), dimana PJK terjadi karena peningkatan LDL, penurunan HDL, dan peningkatan rasio LDL/HDL yang cenderung terjadi pada orang obese. Peningkatan rasio LDL/HDL antara 3,7-4,2 bisa menyebabkan terjadinya penyakit jantung koroner.Beberapa hasil penelitian sudah terbukti terdapat korelasi positif yang bermakna antara body fat percentage dengan profillipidseperti LDL dan HDL.

F. Hipotesis

(41)

20 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian yaitu potong lintang/cross sectional.Penelitian observasional yaitu penelitian yang dilaksanakan tanpa adanya perlakuan atau intervensi.Penelitian analitik yaitu peneliti mencari hubungan antar variabel yang ada (Sastroasmoro, 2008).Potong lintang yaitu rancangan penelitian yang mempelajari mengenai korelasi antara faktor risiko dan faktor efek.Faktor risiko adalah fenomena yang mengakibatkan terjadinya efek, faktor efek yaitu suatu akibat dari faktor risiko (Notoatmodjo, 2010).

Penelitian ini mengetahui adanya korelasi antara body fat percentage sebagai faktor risiko, terhadap rasio kadar LDL/HDL dalam darah yang merupakan faktor efek. Penelitian observasional analitik dengan rancangan cross-sectional digunakan untuk mengetahui korelasi antara body fat percentage terhadap rasio kadar LDL/HDL pada mahasiswa dan mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Data penelitian yang diperoleh diolah secara statistik untuk menganalisis korelasi antara faktor risiko dengan faktor efek.

B. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas

(42)

2. Variabel Tergantung Rasio kadar LDL/HDL. 3. Variabel Pengacau

a. Variabel Pengacau Terkendali : usia dan keadaan puasa.

b. Variabel Pengacau Tak Terkendali : aktifitas, gaya hidup responden, pola makan, kondisi fisiologis.

C. Definisi Operasional

1. Responden adalah mahasiswa dan mahasiswi aktif kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. 2. Karateristik penelitian meliputi demografi, pengukuran antropometri, dan

hasil laboratorium. Karakteristik demografi meliputi usia responden, pengukuran antropometri yang meliputi pengukuran triceps skinfold thickness, abdominal skinfold thickness,dan suprailiac skinfold thickness, serta hasil pemeriksaan laboratorium yang meliputi kadar LDL, HDL, dan rasio LDL/HDL.

3. Pengukuran skinfold thickness adalah pengukuran tebal lipatan kulit pada bagian triceps, abdominal, dan suprailiac dengan menggunakan skinfold caliper.

(43)

a. Untuk wanita (triceps, abdominal, suprailiac)

b. Untuk pria (triceps, abdominal, suprailiac)

5. Rasio kadar LDL/HDL didapat dari hasil laboratorium Parahita 6. Standar yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

a. Body fat percentage

Nilai klasifikasi berdasarkan Baumagartner, et al., (2007) yaitu 11-21% untuk pria dan 15-25% untuk wanita (optimal range).

b. Rasio kadar LDL/HDL

Nilai risiko rendah berdasarkan NCEP ATP III (2002) yaitu 3,6 untuk pria dan 3,2 untuk wanita.

D. Responden

Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu mahasiswa dan mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang masih aktif, bersedia ikut dan bekerja sama dalam penelitian ini serta mengisi informed consent. Kriteria ekslusi meliputi responden yangtidak puasa selama 8-10 jam,

Body fat percentage= 0,39287 (jumlah 3 bagian skinfold)-[0,00105(jumlah 3 bagian skinfold)] Body fat percentage =0,41563 (jumlah 3 bagian

(44)

mengkonsumsi obat antihipertensi, kontrasepsi, obat penurun kadar lemak, hamil (bagi wanita), dan memiliki penyakit jantung, gangguan organ hati, dan hipertensi.

Total sampel pada awal sebelum pengambilan yaitu 169 orang. Pengambilan sampel dilakukan dua kali. Pengambilan pertama dilakukan di ruang multimedia dan ruang rapat kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan jumlah responden wanita yang hadir sebanyak 31 orang dan pria 20 orang, responden wanita yang tidak hadir 14 orang dan pria 6 orang, serta 4 responden wanita yang masuk kriteria eksklusi. Jumlah pengambilan pertama yaitu sebanyak 51 orang. Pengambilan kedua dilakukan di ruang multimedia dan ruang rapat kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan jumlah responden wanita yang hadir sebanyak 36 orang dan pria 38 orang, responden wanita yang tidak hadir 4 orang dan pria 15 orang, serta 1 responden wanita dan 2 responden pria yang masuk kriteria eksklusi. Jumlah pengambilan kedua yaitu sebanyak 74 orang.Total responden yang ikut dalam penelitian ini sebanyak 125 orang dengan wanita 67orang dan pria sebanyak 58 orang. Skema responden dapat dilihat pada gambar 7.

(45)

E. Tempat dan Waktu Penelitian

Pengambilan data pertama dilaksanakan di kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di ruang multimedia dan ruang rapat dengan responden mahasiswa dan mahasiswi kampus III pada tanggal 8 September 2012 dan pengambilan data kedua dilaksanakan pada tempat yang sama pada tanggal 15 September 2012.

F. Ruang Lingkup

Penelitian ini merupakan penelitian paying yang berjudul “Korelasi

antara Pengukuran Antropometrik Terhadap Profil Lipid, Kadar Glukosa Darah, dan Tekanan Darah pada Mahasiswa dan Mahasiswi Kampus III Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta”. Penelitian ini dilakukan berkelompok dengan jumlah anggota sebanyak 13 orang dengan kajian yang berbeda.

G. Teknik Sampling

Teknik sampling pada penelitian ini adalahnon-random samplingdengan jenis purposive sampling. Pengambilan sampel secara non-random sampling karena yang dimasukkan menjadi sampel adalah responden yang dijumpai, bersedia hadir, dan memenuhi kriteria inklusi, sehingga tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan responden penelitian.

(46)

responden menjadi sampel penelitiannya.Berdasarkan hal tersebut teknik ini didasarkan pada pertimbangan peneliti sendiri (Notoatmodjo, 2010). Jumlah responden yang ada dalam penelitian ini totalnya berjumlah 129 orang, dimana menurut Umar (2007), dalam penelitian korelasi yang diperlukan adalah 30 responden, sehingga jumlah yang didapat sudah sesuai dengan ketentuan untuk penelitian korelasi.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa skinfold caliper dengan merek pi zhi hou du fi®. Alat ini digunakan untuk mengukur abdominal skinfold thickness, suprailiac skinfolod thickness, dan triceps skinfold thickness. Pemeriksaan kadar LDL, HDL, dan rasio kadar LDL/HDL dalam darah dilakukan oleh Laboratorium Parahita dan alat yang digunakan untuk mengukur adalahArchitect ci 8200®.

I. Tata Cara Penelitian 1. Observasi awal

Observasi awal dilakukan dengan cara mencari informasi mengenai jumlah mahasiswa dan mahasiswi aktif di kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta serta tempat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan responden pada saat pengukuran parameter.

2. Permohonan izin dan kerjasama

(47)

sampel biologis berupa darah manusia. Permohonan izin yang kedua ditujukan kepada rektorat yaitu kepada wakil rektor I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta untuk memperoleh izin melaksanakan penelitian. Permohonan yang ketiga diajukan kepada Laboratorium Parahita untuk melakukan kerja sama dalam pengambilan data sampel dan mengukur darah sampel. Permohonan yang keempat diajukan kepada responden untuk bekerja sama mengikuti penelitian ini. Responden yang bersedia ikut dan terlibat dalam penelitian ini kemudian mengisi informed consent. Permohonan izin yang kelima diajukan kepada kepala bagian Rumah Tangga untuk meminjam ruangan yang akan digunakan untuk penelitian. 3. Pembuataninformed consentdanleaflet

a. Informed consent

Merupakan bukti tertulis pernyataan kesediaan subyek penelitian untuk ikut serta dalam penelitian. Informed consent ini sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Responden diminta untuk mengisi nama, alamat, dan usia, serta menandatanganinya.

b. Leaflet

(48)

yang berhubungan dengan pengukuran antropometri dan pemeriksaan darah tersebut,sehingga responden bisa mengukur deteksi kesehatannya secara mandiri. 4. Pencarian responden

Pencarian responden dilakukan setelah mendapat surat ijin penelitian dari wakil rektor I Universitas Sanata Dharma. Surat permohonan kepada dekan kampus III dan kaprodi dari masing-masing fakultas di kampus III Universitas Sanata Dharma dibuat untuk meminta data mengenai nama dan nomor induk mahasiswa dan mahasiswi yang masih aktif dan dilanjutkan dengan melakukan pengacakan sampel secara acak, kemudian memberikan surat permohonan kepada kepala BAPSI untuk meminta nomor handphone dari mahasiswa dan mahasiswi.Data nomor handphone yang sudah didapat langsung dihubungi dan didata responden yang bersedia mengikuti penelitian ini. Dari hasil random tidak semua nomor handphone dari mahasiswa bisa dihubungi, karena alasan itulah peneliti mengubah cara pengambilan sampel menjadi tidak acak.Responden yang bersedia dan bisa dihubungi yaitu sebanyak 76 orang, kemudian peneliti mencari responden dengan cara meminta secara langsung kepada mahasiswa dan mahasiswi yang ada dikampus III untuk bersedia menjadi responden dalam penelitian dan responden yang didapat 135 orang.

(49)

untuk mengetahui data dari responden yang sedang merokok, mengkonsumsi obat, atau memiliki penyakit yang tercantum dalam kriteria eksklusi.

Responden yang sudah mengisi informed consent dan sudah dipilih sesuai dengan kriteria ekslusi akan dihubungi satu hari sebelum pengukuran parameter untuk mengingatkan persyaratan yang harus dipenuhi sebelum pelaksanaan pengukuran parameter yaitu berpuasa 8-10 jam melalui SMS dan telepon jika responden tidak membalas SMS dari peneliti. Pada hari pengambilan dan pengukuran parameter, beberapa responden yang sudah menandatangani informed consent dan tidak datang ditelepon untuk memastikan kedatangannya.

5. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian

Menurut Sugiyono (2010), instrumen yang valid adalah instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur hal yang seharusnya diukur. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan untuk mengukur berkali-kali memiliki hasil pembacaan yang sama.

Instrumen yang baik adalah instrumen yang memiliki presisi, digambarkan dengan CV, yang baik. Dikatakan baik jika memiliki CV (koefisien variasi)≤ 5%

(50)

Hasil validasi dari instrumen dari pengukuran wanita maupun pria dan pada bagian yang akan diuji memiliki CV yang baik yaitu kurang dari 5% dengan perhitungan validasi yang terlampir pada lampiran.Alat yang digunakan untuk mengukur kadar LDL, HDL, dan rasio LDL/HDL yang bermerek Architect ci 8200®sudah dilakukan validasi oleh Laboratorium Parahita.

6. Pengukuran parameter

Pengukuran parameter yang dilakukan yaitu pengukuran triceps skinfold thickness, abdominal skinfold thickness, dan suprailiac skinfold thickness yang dilakukan oleh peneliti dan pengukuran LDL, HDL, dan rasio LDL/HDL yang dilakukan oleh Laboratorium Parahita. Pada pengambilan triceps skinfold thickness,responden diminta untuk berdiri tegak dan posisi tangan biasa (tidak tegang atau lemas) kemudian lipatan kulit dijepit dengan menggunakan skinfold caliper.Pengukuran abdominal skinfold thicknessdansuprailiac skinfold thickness responden diminta untuk berdiri tegak dan mengangkat sedikit bajunya untuk kemudian lipatan kulitnya dijepit dengan menggunakanskinfold caliper.

7. Pembagian hasil pemeriksaan

(51)

8. Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan dengan kategorisasi data sejenis, yaitu menyusun data dan menggolongkannya dalam kategori-kategori dan kemudian dilakukan interprestasi data.

9. Analisis data penelitian

Data yang sudah diperoleh kemudian diolah secara statistik. Langkah pertama yaitu uji normalitas, hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah suatu data memiliki distribusi yang normal atau tidak. Parameter suatu data dikatakan normal jika sesuai dengan kriteria dari metode yang ada. Metode dan kriteria dapat dilihat pada tabel IV.

Tabel IV. Metode distribusi data normal atau tidak (Dahlan, 2012)

Metode Parameter Kriteria

Deskriptif Koefisien varian <30%

Rasio skewness -2–2

Rasio kurtosis -2–2

Histogram Simetris, tidak miring kekiri maupun kanan, tidak terlalu tinggi

maupun rendah Box plot Simetris, median tepat

ditengah, tidak ada ourlieratau nilai ekstrim Normal Q-Q plots Data menyebar sekitar

garis

Detrended Q-Q plots Data menyebar sekitar garis pada nilai 0

analitik Kolmogorov-Smirnov p>0,05

Shapiro-Wilk p≤0,05

(52)

hipotesis dilakukan dengan melihat nilai signifikansi p<0,05 (Dahlan, 2012). Tabel kekuatan korelasi dapat dilihat pada tabel V.

Data juga diolah untuk mengetahui kategori sampel yang ada dilihat dari distribusi triceps skinfold thickness, abdominal skinfold thickness, dan suprailiac skinfold thickness. Jika data terdistribusi normal digunakan uji T tidak berpasangan, dan jika data tidak terdistribusi normal digunakan uji Mann-Whitney. Jika nilai p<0,05 maka terdapat perbedaan bermakna antara setiap kategori yang dianalisis (Dahlan, 2012).

Tabel V. Uji hipotesis berdasarkan kekuatan korelasi, nilai p, dan arah korelasi (Dahlan, 2012)

Parameter Nilai Interpretasi

Kekuatan korelasi (r) 0,0 - <0,2 Sangat lemah

0,2 - <0,4 Lemah

0,4 - <0,6 Sedang

0,6 - <0,8 Kuat

0,8–1 Sangat kuat

Nilai p p<0,05 Korelasi bermakna

p≥0,05 Tidak terdapat korelasi yang bermakna

Arah korelasi + (positif) Searah

- (negatif) Berlawanan arah

J. Kesulitan Penelitian

(53)

Pada saat menjalankan penelitian terjadi penumpukan antrian pada pengukuran parameter antropometri karena kecepatan pengambilan darah dan pengukuran parameter antropometri tidak sama sehingga menyebabkan banyak dari para responden yang menunggu terlalu lama, dan tim peneliti harus menyediakan kursi yang lebih banyak dan nomor antrian.

(54)

33 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A.Karakteristik demografi responden

Responden dari penelitian ini yaitu mahasiswa dan mahasiswi aktif di kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan jumlah 125 orang yang terdiri dari 58 orang pria dan 67 orang wanita dan sudah memenuhi kriteria penelitian ini baik inklusi maupun ekslusinya. Menurut Umar (2007), jumlah sampel untuk metode deskriptif-korelasi minimal sebanyak 30 orang, dan pada penelitian ini sampel yang digunakan sebanyak 125 orang. Penelitian dilakukan kepada responden mahasiswi dan mahasiswa aktif kampus III karena lokasi responden lebih mudah dikunjungi.

(55)

Tabel VI. Karakteristik demografi reponden pria

No. Karakteristik (n=58)

Mean ± SD

p

1. Usia (tahun) 21(18,0-24,0)* 0,000

2. Body fat percentage 22,0 ± 8,46 0,195

3. Triceps skinfold thickness(mm) 24(5,67-47,33)* 0,028

4. Abdominal skinfold thickness(mm) 31 ± 1,68 0,200

5. Suprailiac skinfold thickness(mm) 28 ± 1,44 0,200

6. LDL (mg/dL) 114 ± 2,86 0,200

7. HDL (mg/dL) 47 ± 7,83 0,200

8. Rasio LDL/HDL 2,4(0,69-4,80)* 0,033

Keterangan:

* : nilai median SD :standar deviasi

Tabel VII. Karaketeristik demografi responden wanita

No. Karakteristik (n=67)

Mean ± SD

p

1. Usia (tahun) 20(18,0-22,0)* 0,000

2. Body fat percentage 26,6 ± 4,98 0,200

3. Triceps skinfold thickness(mm) 21± 6,31 0,200

4. Abdominal skinfold thickness(mm) 25(9,83-52,0)* 0,009

5. Suprailiac skinfold thickness(mm) 18 ± 7,23 0,200

6. LDL (mg/dL) 112 ± 2,54 0,176

7. HDL (mg/dL) 53(30,0-74,0)* 0.014

8. Rasio LDL/HDL 2,1(1,10-4,20)* 0,000

Keterangan:

* : nilai median(minimum-maksimum) SD :standar deviasi

1. Usia

(56)

lemak yang berlebihan dalam tubuh bisa berakibat buruk seperti terjadinya penyakit jantung koroner.

Menurut Cullen, Schulte,and Assman (2012), kematian yang disebabkan karena PJK ini sendiri paling banyak terjadi pada usia 30-40 tahun dan terjadi karena meningkatnya rasio dari LDL/HDL. Oleh karena itu NCEP ATP III (2002) menyarankan untuk selalu melakukan pemeriksaan kadar HDL, LDL, dan rasio LDL/HDL tiap 5 tahun sekali mulai umur20 tahun yang bertujuan untuk deteksi dini.

2. Body fat percentage

(57)

3. Triceps skinfold thickness

Distribusi dari triceps skinfold thickness responden pria yaitu tidak normal dengan nilai p<0,05 (p=0,028) dan responden wanita pada penelitian ini normal dengan nilai P>0,05 (p=0,200). Menurut Schilling (2006), standar nilai triceps skinfold thickness yaitu 12,5 mm untuk pria dan 16,5 mm untuk wanita. Menurut Olds, Tomkinson,andDollman (2007),triceps skinfold thicknessdapat digunakan untuk menggambarkan distribusi lemak, dan hasil penelitiannya yaitu kegemukan dapat terus meningkat seiring bertambahnya usia, salah satunya dapat dilihat dengan menggunakan parametertriceps skinfold thicknessyang meningkat.

4. Abdominal skinfold thickness

Distribusi dari abdominal skinfold thickness pada responden pria yaitu distribusi normal, karena nilai p>0,05 (p=0,200) dan pada responden wanita termasuk distribusi tidak normal, karena nilai p<0,05 (p=0,009), hal ini sama dengan penelitian Natalia (2011), yang menyatakan bahwa responden penelitiannya memiliki distribusi tidak normal untuk wanita. Menurut Demura and Sato (2007), pengukuran skinfold thickness pada daerah abdominal mengurangi pengukuran yang error disebabkan karena adanya level obesitas, pengukuran pada daerah ini, hasil error-nya lebih kecil dibandingkan dengan bagian pengukuranskinfold thicknessyang lain.

5. Suprailiac skinfold thickness

(58)

17,9 mm untuk pria dan 19,8 mm untuk wanita (Junior, et al., 2012). Menurut Demura dan Sato (2007), pengukuran skinfold thickness pada daerah suprailiac mengurangi pengukuran yang error disebabkan karena adanya level obesitas, pengukuran pada daerah ini, hasil error-nya lebih kecil dibandingkan dengan bagian pengukuranskinfold thicknessyang lain.

6. LDL

Distribusi data LDL pada responden pria dan wanita memiliki distribusi normal, hal ini terlihat dari nilai p>0,05 (p=0,200 untuk pria dan p=0,176 untuk wanita). Menurut NCEP ATP III (2002) pembagian LDL dibedakan menjadi 4 (tabel II). Untuk penyajian data responden dapat dilihat pada tabel VIII (pria) dan tabel IX (wanita). Dapat dilihat pada tabel VIII (pria), frekuensi terbanyak yaitu 21 orang (36,21%) memiliki hasil mendekati optimal, hal ini perlu diperhatikan, karena menurut Cullen, et al (2012), mulai usia 30-40 tahun LDL akan semakin meningkat secara signifikan. Hal ini juga didukung dengan penelitian Natalia (2011) pada responden wanita berusia 30-50 tahun, dimana profil LDL paling banyak ada pada klasifikasi sangat tinggi yaitu sebanyak 16 orang (28,6%). Pada tabel IX (wanita), frekuensi terbanyak juga pada klasifikasi mendekati optimal dengan jumlah 28 orang (41,78%).

Tabel VIII. Distribusi kadar LDL pada pria

LDL (mg/dL) Jumlah (orang) Persentase (%) klasifikasi

<100 19 32,76 Optimal

100-129 21 36,21 Mendekati optimal

130-159 16 27,59 Batas tinggi

160-189 2 3,45 Tinggi

(59)

Tabel IX. Distribusi kadar LDL pada wanita

LDL (mg/dL) Jumlah (orang) Persentase (%) klasifikasi

<100 23 34,33 Optimal

100-129 28 41,79 Mendekati optimal

130-159 14 20,90 Batas tinggi

160-189 2 2,99 Tinggi

≥190 - 0 Sangat tinggi

7. HDL

Distribusi data HDL pada responden pria memiliki distribusi normal dengan p>0,05 (p=0,200) dan distribusi responden wanita tidak normal dengan p<0,05 (p=0,20). Menurut NCEP ATP III (2002), klasfikasi HDL dibagi menjadi 2 yaitu rendah dan tinggi (tabel II). Tabel distribusi responden terhadap HDL dapat dilihat pada tabel X dan XI.

Sebagian besar dari responden pria memiliki kadar HDL yang normal yaitu sebanyak 48 orang (82,80%). Berdasarkan NCEP ATP III (2002) penurunan 1% dari kadar HDL bisa menyebabkan peningkatan 2-3% penyakit kardiovaskuler. Pada tabel XI (wanita) jumlah paling banyak ada pada klasifikasi normal yaitu sebanyak 16 orang (23,88%).

Tabel X. Distribusi kadar HDL pria

HDL (mg/dL) Jumlah (orang) Persentase (%) Klasifikasi

<40 9 15,52 Rendah

40-59 47 81,03 Normal

≥60 2 3,45 Tinggi

Tabel XI. Distribusi kadar HDL pada wanita

HDL (mg/dL) Jumlah (orang) Persentase (%) Klasifikasi

<50 28 41,79 Rendah

50-59 16 23,88 Normal

(60)

8. Rasio LDL/HDL

Data distribusi rasio LDL/HDL pada responden pria maupun wanita memiliki distribusi yang tidak normal hal ini ditunjukan dengan nilai p<0,05 (p=0,033 untuk pria dan p=0,000 untuk wanita). NCEP ATP III (2002) sudah membagi klasfikasi rasio LDL/HDL menjadi 4 (tabel III), dimana menurut FernandezandWebb (2008), bila terjadi peningkatan pada rasio LDL/HDL antara 3,7-4,3 bisa menyebabkan terjadi PJK. Distribusi data responden terhadap rasio LDL/HDL dapat dilihat pada tabel XII dan XIII.

Pada tabel XII (pria), paling banyak terdapat pada frekuensi risiko rendah yaitu 48 orang (82,76%) sehingga masih dapat dikategorikan belum mencapai 3,7 sehingga risiko terjadinya PJK masih bisa dihindari dengan mengontrol pola makan yang sehat. Yang terpenting adalah menjaga keseimbangan dari energi yang dikonsumsi dengan energi yang dikeluarkan. Pada tabel XIII (wanita), sebanyak 58 orang (86,57%) masuk dalam kategori risiko rendah.

Tabel XII. Distribusi rasio LDL/HDL pada pria

Rasio LDL/HDL Jumlah (orang) Persentase (%) Klasifikasi

<1-1 1 1,72 Risiko sangat

rendah

1-<3,6 48 82,76 Risiko rendah

3,6-<6,3 9 15,52 Risiko sedang

6,3-≤8 0 - Risiko tinggi

Tabel XIII. Distribusi rasio LDL/HDL pada wanita

Rasio LDL/HDL Jumlah (orang) Persentase (%) Klasifikasi

1-<1,5 3 4,48 Risiko sangat

rendah

1,5-<3,2 58 86,57 Risiko rendah

3,2-<5,0 6 8,96 Risiko sedang

(61)

B. Karakteristik responden pria dan wanita

Pada penelitian ini body fat percentage diklasifikasikan menjadi 2. Kelompok pria dibedakan menjadi kelompok body fat percentage<21% (n=24) dan body fat percentage≥21% (n=34). Kelompok wanita dibedakan menjadibody fat percentage<25% (n=24) danbody fat percentage≥25% (n=43).

Data penelitian mengenai karakteristik triceps skinfold thickness (TST)dibagi menjadi 2 kelompok.Kelompok pria dibagi menjadi kelompok TST<12,5 mm (n=6) dan TST≥12,5 mm (n=52). Untuk kelompok wanita dibagi menjadi kelompok TST<16,5 (n=17) mm dan TST≥16,5 mm (n=50).

Data penelitian mengenai karakteristik abdominal skinfold thickness (AST) pada responden dibagi menjadi 2 kelompok. Pembagian kelompok ini berdasarkan dari nilai median masing-masing responden.Median digunakan karena median bisa menggambarkan semua data yang ada dari masing-masing responden. Kelompok pria yaitu AST<30,67 mm (n=29) dan AST≥30,67 mm

(n=29). Kelompok wanita yaitu 24,67 mm sehingga pembagian kelompok menjadi AST<24,67 mm (n=35) dan AST≥24,67 mm (n=32).

(62)

41 Tabel XIV. Karakteristik responden pria

Body fat percentage Tricep skinfold thickness Abdominal skinfold thickness Suprailiac skinfold thickness

Profil lipid Body fat percentage

LDL 104 121 0,866 83 117 0,648 105 122 0,324 100 119 0,670

HDL 49 45 0,064 46 47 0,853 50 44 0,252 49 46 0,087

Rasio LDL/HDL

2,2 2,8 0,004* 1,9 2,6 0,697 2,2 2,9 0,233 2,1 2,7 0,014*

Keterangan:

* : memiliki perbedaan yang bermakna (p<0,05)

Tabel XV. Karakteristik responden wanita

Body fat percentage Tricep skinfold thickness Abdominal skinfold thickness Suprailiac skinfold thickness

Profil lipid Body fat percentage<

LDL 104 116 0,043* 104 114 0,229 107 118 0,336 109 117 0,122

HDL 55 52 0,437 54 53 0,356 54 51 0,761 56 48 0,434

Rasio LDL/HDL

1,9 2,3 0,002* 1,9 2,3 0,170 2,0 2,4 0,028* 1,9 2,5 0,002*

Keterangan:

(63)

42 Tabel XVI. Jumlah distribusi karakteristik responden pria (orang)

Body fat percentage Triceps skinfold thickness Abdominal skinfold thickness

Suprailiac skinfold thickness

(64)

43 Tabel XVII. Jumlah distribusi karakteristik responden wanita (orang)

Body fat percentage Triceps skinfold thickness Abdominal skinfold thickness

Suprailiac skinfold thickness

(65)

1. Karakteristik responden kelompokbody fat percentage

Data kadar LDL untuk pria pada kelompok body fat percentage<21% (p=0,404)dan kelompok body fat percentage≥21% (p=0,788) memiliki distribusi normal dengan p>0,05, data kadar HDL untuk kelompok body fat percentage<21% (p=0,834) memiliki distribusi normal dengan p>0,05 dan kelompok body fat percentage≥21% (p=0,003)memiliki distribusi tidak normal dengan p<0,05 dan data rasio kadar LDL/HDL untuk kelompok body fat percentage<21% (p=0,288) dan kelompok body fat percentage≥21% (p=0,805) memiliki distribusi yang normal dengan nilai p>0,05.

Data kadar LDL untuk wanita pada kelompok body fat percentage<25% (p=0,700) dan kelompok body fat percentage≥25% (p=0,465) memiliki distribusi yang normal dengan nilai p>0,05, data kadar HDL untuk kelompok body fat percentage<25% memiliki distribusi yang normal dengan p>0,05 (p=0,107) dan kelompok body fat percentage≥25% memiliki distribusi yang normal dengan p>0,05 (p=0,281), dan data kadar rasio LDL/HDL untuk kelompok body fat percentage<25% (p=0,007) memili distribusi tidak normal dengan p<0,05 dan kelompok body fat percentage≥25% (p=0,058) memiliki distribusi yang normal dengan p>0,05.

(66)

menggunakan uji Man-Whitneyuntuk uji komparatif dengan variabel yang tidak berpasangan.

a. Perbandingan kadar LDL pada kelompok kelompok body fat percentage<21% dan body fat percentage≥21% untuk priadanbody fat percentage<25% danbody fat percentage≥25% untuk wanita.

Berdasarkan hasil distribusi antara LDL dengan kelompok kelompok body fat percentage<15% dan kelompok body fat percentage≥15% pada pria, didapatkan hasil distribusi yang normal maka digunakan uji T tidak berpasangan. Hasil yang diperoleh dari uji tersebut yaitu berbeda tidak bermakna dengan nilai p>0,05 (p=0,866) (tabel XIV). Pada data wanita, hasil distribusi LDL dengan body fat percentage<23% dan body fat percentage≥23%,didapatkan hasil distribusi normal, karena distribusi normal maka digunakan uji T tidak berpasangan. Hasil yang diperoleh dari uji tersebut yaitu berbeda bermakna dengan nilai p<0,05 (p=0,043) (tabel XV). Menurut NCEP ATP III (2002), peningkatan kadar LDL dalam tubuh dapat dijadikan indikasi kemungkinan aterosklerosis.

(67)

tahun. Menurut penelitian Ahmed andNair (2004) pada responden berusia 16-20 tahun tidak ada perbedaan yang signifikan antara body fat percentage dengan LDL. Berdasarkan penelitian Lima dan Glaner (2008) pada 79 laki-laki dengan rentang usia 25-45 tahun menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan antara kelompok body fat percentage dengan kadar LDL responden. Berdasarkan penelitian Mataix, Frias, Victoria, Jurado, Aranda, and Llopis (2005), tidak ada perbedaan yang signifikan kadar LDL pada orang yang normal, over weight dan yang obese(berdasarkan body fat percentage) dimana penelitian ini dilakukan pada usia 25-39 tahun.

b. Perbandingan kadar HDL pada kelompok body fat percentage<23% dan body fat percentage≥23% untuk wanita dan kelompok body fat percentage<15% danbody fat percentage≥15% untuk pria.

Berdasarkan hasil distribusi antara HDL dengan kelompok kelompok body fat percentage<15% dan kelompok body fat percentage≥15% pada pria, didapatkan hasil distribusi yang tidak normal maka digunakan uji Man-Whitney. Hasil yang diperoleh dari uji tersebut yaitu berbeda tidak bermakna dengan nilai p>0,05 (p=0,064) (tabel XIV). Pada data wanita, hasil distribusi HDL dengan body fat percentage<23% dan body fat percentage≥23%,didapatkan hasil distribusi normal, karena distribusi normal maka digunakan uji T tidak berpasangan. Hasil yang diperoleh dari uji tersebut yaitu berbeda tidak bermakna dengan nilai p>0,05 (p=0,437) (tabel XV).

(68)

penelitian yang diperoleh peneliti tidak sesuai dengan penelitian Shah, Devrajani, Devajrani, and Bibi (2010) dimana penelitian yang dilakukan pada 200 subyek pria dan wanita dengan rentang usia 20-79 tahun menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kadar HDL dengan kelompok normal dengan di atas normal. Hal ini tidak sesuai juga dengan penelitian Natalia (2011), yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar HDL dengan kelompok yang normal dengan yang di atas normal. Hal ini bisa terjadi karena risiko peningkatan HDL yang menyebabkan terjadinya PJK terjadi hampir kebanyakan pada usia 30-50 tahun (Cullen,et al., 2012).

(69)

tidak tinggi tidak signifikan.Penelitian Meksawan(2004), menyatakan bahwa perubahan jumlah lemak yang masuk dalam tubuh, tidak mempengaruhi body fat percentage secara signifikan, yang artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara jumlahlipiddalam tubuh denganbody fat percentageatau dengan kata lain tidak berbeda bermakna.

c. Perbandingan rasio kadar LDL/HDL pada kelompok body fat percentage<23% danbody fat percentage≥23% untuk wanita dan kelompok body fat percentage<15% danbody fat percentage≥15% untuk pria.

Berdasarkan hasil distribusi antara rasio LDL/HDL dengan kelompok kelompok body fat percentage<15% dan kelompok body fat percentage≥15%

pada pria, didapatkan hasil distribusi yang normal maka digunakan uji T tidak berpasangan. Hasil yang diperoleh dari uji tersebut yaitu berbeda bermakna dengan nilai p<0,05 (p=0,004) (tabel XIV). Pada data wanita, hasil distribusi rasio LDL/HDL dengan body fat percentage<23% dan body fat percentage≥23%,didapatkan hasil distribusi tidak normal, karena distribusi tidak normal maka digunakan uji Man-Whitney. Hasil yang diperoleh dari uji tersebut yaitu berbeda bermakna dengan nilai p<0,05 (p=0,002) (tabel XV).

(70)

LDL/HDL pada 1271 reponden pria 25-59 tahun di Jepang. Hal ini sesuai dengan data penelitian yang diperoleh peneliti yaitu hasil signifikansi pada pria adanya bermakna. Hasil penelitian yang serupa ditunjukan oleh penelitian Garenc, Vohl, Bouchard, Perusse (2008) yang menyatakan bahwa terdapat signifikansi antara body fat percentagedengan rasio LDL/HDL pada 862 responden.

2. Karakteristik responden kelompoktriceps skinfold thickness

Dari data tersebut dianalisis distribusinya untuk kelompok pria kadar LDL terhadap kelompok TST<12,5 mm (p=0,797) dan TST≥12,5 mm (0,200) memiliki distribusi data yang normal dengan nilai p>0,05, data kadar HDL dengan kelompok TST<12,5 mm (p=0,497) dan kelompok TST≥12,5 mm

(p=0,200)memiliki distribusi yang normal dengan p>0,05 dan data rasio kadar LDL/HDL terhadap kelompok TST<12,5 mm (p=0,194) dan TST≥12,5 mm (p=0,054) memiliki distribusi yang normal dengan nilai p>0,05.

Data untuk responden wanita dapat dilihat antara kadar LDL dengan kelompok TST<16,5 mm (p=0,923) dan kelompok TST≥16,5 mm (p=0,169)

memiliki distribusi normal dengan nilai p>0,05, data antara kadar HDL dengan kelompok TST<16,5 mm (p=0,133) dan TST≥16,5 mm (p=0,263) memiliki distribusi yang normal dengan p>0,05, dan data antara rasio kadar LDL/HDL terhadap kelompok TST<16,5 mm (p=0,240) memiliki distribusi normal dengan p>0,05 dan kelompok TST≥ 16,5 mm (p=0,014) memiliki distribusi tidak normal

(71)

a. Perbandingan kadar LDL pada kelompok TST<12,5 mm dan kelompok TST≥12,5 mm pada pria serta kelompok TST <16,5 mm dan kelompok TST≥12,5 mm pada wanita.

Pada responden pria, hasil distribusi antara kadar LDL dengan TST<12,5 mm dan TST≥12,5 mm memiliki hasil distribusi yang normal dengan nilai p>0,05

oleh karena normal digunakan uji T tidak berpasangan untuk melihat kebermaknaannya. Hasil yang diperoleh dari uji tersebut yaitu berbeda tidak bermakna dengan p>0,05 (p=0,648) (tabel XIV). Pada responden wanita, hasil distribusi antara kadar LDL dengan TST<16,5 mm dan TST≥16,5 mm memiliki

hasil distribusi normal dengan nilai p>0,05 sehingga uji T tidak berpasangan digunakan untuk mengetahui kebermaknaannya. Hasil yang diperoleh untuk uji tersebut yaitu berbeda tidak bermakna dengan nilai p>0,05 (p=0,229) (tabel XV).

(72)

PJK karena meningkatnya kadar LDL dalam darah banyak terjadi pada usia 30-50 tahun, sedangkan responden pada penelitian ini memiliki range usia 18-24 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa range usia peneliti kurang lebar dibandingkan dengan penelitian Voruganti (2006), sehingga hasil yang didapat berbeda.

b. Perbandingan kadar HDL pada kelompok TST<12,5 mm dan kelompok TST≥12,5 mm pada pria serta kelompok TST<16,5 mm dan kelompok TST≥16,5 mm pada wanita.

Pada responden pria, hasil distribusi antara kadar HDL dengan TST<12,5 mm dan TST≥12,5 mm memiliki distribusi yang normal dengan p>0,05 sehingga uji T tidak berpasangan digunakan untuk mengetahui kebermaknaanya. Hasil yang diperoleh untuk uji tersebut yaitu berbeda tidak bermakna dengan p>0,05 (p=0,853) (tabel XIV).Pada responden wanita, hasil distribusi antara kadar HDL dengan TST<16,5 mm dan TST≥16,5 mm memiliki distribusi yang normal dengan p>0,05 sehingga digunakan uji T tidak berpasangan untuk mengetahui kebermaknaannya. Hasil yang diperoleh untuk uji tersebut yaitu berbeda tidak bermakna dengan p>0,05 (p=0,356) (tabel XV).

Gambar

Gambar 1.Skinfold Caliper (topendsports, 2012)
Gambar 2. Ilustrasi Skinfold Thickness (TNC-CDAAR, 2003)
Gambar 4.Triceps skinfold measurement (Goldberg, 2008)
Gambar 6.Abdominal skinfold measurement (ExRx, 2012)
+7

Referensi

Dokumen terkait

pend6k p€riode 200t2003 Dat? yang dsun.bn a&amp;lah d3b *kunder betopa d3b p€rusahaan yanq meakukan po, ha4a ehan sei€ dala haBa indeks sham gabungrn

Pelatihan Bahan Ajar Tenaga Kependidikan PAUD adalah kegiatan yang dilakukan oleh pihak Dinas Pendidikan terutama Bidang Pendidikan Non Formal untuk Mengumpulkan

Noise generation mekanisme yang ketiga adalah kebisingan yang dihasilkan oleh vortex noise yang dihasilkan oleh vortisitas udara pada aliran lintasan baling yang terkumpul

mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar. Media grafis umumnya dapat dibuat guru tanpa biaya yang mahal, disamping sederhana

[r]

Connections between these components using transit or transfer motions are then computed in a second stage (Section 2.2) by solving a limited number of point-to-point path

htriki F@ju eDlr o.nqin. yr u tsnb:vkb hc4s ju -eti

TqERMOMDTER DICITAL DENCAN OUTPUT SUAiA.. BERRASTS