• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETAKUTAN PADA PENCARI KERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KETAKUTAN PADA PENCARI KERJA"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

KETAKUTAN PADA PENCARI KERJA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Di susun oleh:

Nama : Nicolas Marthafius Halley NIM : 049114058

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

KETAKUTAN PADA PENCARI KERJA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Di susun oleh:

Nama : Nicolas Marthafius Halley NIM : 049114058

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

MOTTO

“LEBIH BAIK TERLAMBAT DARIPADA

TIDAK SAMA SEKALI”

“DIMANA ADA USAHA PASTI ADA JALAN”

“JANGAN PERNAH MENGANGGAP REMEH

(6)

Kupersembahkan kepada :

Orang tuaku yang selalu mengingatkan

Kakak dan adikku yang selalu mendukung

dan

(7)
(8)

KETAKUTAN PADA PENCARI KERJA

Nicolas Marthafius Halley

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketakutan yang dialami oleh para pencari kerja. Jenis penelitian ini adalah fenomenologi deskriptif. Informan pada penelitian ini adalah 3 orang pencari kerja laki-laki lulusan Strata 1 dan berusia antara 25 tahun sampai 27 tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara. Hasil penelitian menunjukkan ada 3 tema dasar ketakutan pada pencari kerja yaitu : berhadapan dengan perusahaan, berhadapan dengan diri sendiri, dan berhadapan dengan lingkungan. Berhadapan dengan perusahaan berisi tentang ketakutan saat wawancara dengan bahasa asing dan persyaratan yang terlalu berat. Berhadapan dengan diri sendiri berisi ketakutan akan semakin bertambahnya umur informan, ketidakyakinan dengan kemampuannya sendiri dan ketakutan untuk memulai usaha sendiri. Berhadapan dengan lingkungan berisi ejekan-ejekan dari temannya dan diangggap sebagai orang yang malas. Tapi walaupun demikian orangtua informan selalu mendukung untuk mendapatkan pekerjaan.

(9)

FEAR AT JOB SEEKER

Nicolas Marthafius Halley

ABSTRACT

This research aim to know fear had been around by job seeker. The kind of research is Phenomenology descriptive. The whole research informant were 3 job seeker bachelor graduate, and about 25-27 in age. The methods of data collection were obtained by interview. The research result show three basic topic fear at job seeker, that is : faced with corporate, faced with itself, and faced with environment faced with corporate contain about fear when doing interview with foreign languages, and job specs from corporate that too difficult. Faced with itself contain about fear tobe older, not sure with his own ability and fear to begin run a private enterprise. Faced with environment contains about mockery and reputed lazy from his friends. Even so parents from informant always give support to get a job.

(10)
(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas segala berkah dan karunia-Nya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Ketakutan Pada Pencari Kerja” ini. Penulis merasa tidak akan dapat menyelesaikan skripsi ini dan melewati setiap hambatan dan tantangan yang dialami selama proses penulisan tanpa kemurahan dan penyertaan-Nya.

Dalam menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang senantiasa meluangkan waktu dan pikirannya, yang telah memberikan saran, nasehat, bimbingan, tenaga, dukungan materi, dan dukungan moril. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dr. Christina Siwi Handayani selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yoygakarta.

2. Bapak V. Didik Suryo Hartoko, S.Psi, M.Si selaku pembimbing utama skripsi.

3. Ibu Dra. Lusia Pratidarmanastiti, M.S selaku dosen pembimbing akademik.

4. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Fakultas Psikologi Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membantu dan mengajarkan banyak hal kepada penulis.

(12)

laboratorium Fakultas Psikologi (mas Muji dan mas Doni) yang telah banyak memberikan sumbangan ilmu dan tenaga.

6. Bapak dan ibu tersayang, makasih buat dukungan dan doanya

7. Kakak dan adikku, Olin dan Sontrot yang selalu memberi dorongan, makasih yo

8. Teman-temanku Hetty, Frenky, Galih, Aji, Nana, Ronald kapan kita kumpul-kumpul lagi ni..dan anak-anak Psikologi 2004, sukses ya… 9. Anak-anak kos KenZo yang gila-gila semua

10.For my someone special, Yoya , thanks for everything Love u…

11.Teman-teman Misdinar Fans Club & Orang Muda Katholik Paroki Porbowardayan Solo

12.Dan semua pihak yang telah memberikan dukungan yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Namun demikian, penulis berharap karya ini dapat bermanfaat bagi semua yang membacanya dan semoga berarti bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Yogyakarta, Juli 2011 Penulis

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……….ii

HALAMAN PENGESAHAN ………...………iii

HALAMAN MOTTO...iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ………...…..v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...vi

ABSTRAK...vii

ABSTRACT...viii

PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH....………...………..ix

KATA PENGANTAR ...x

DAFTAR ISI ...xii

DAFTAR TABEL………..xv

DAFTAR LAMPIRAN………xvi

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...4

C. Tujuan Penelitian ...5

D. Manfaat Penelitian ...5

(14)

A. Kondisi Para Pencari Kerja…….. …...6

1. Tuntutan Penerima Kerja………...6

2. Tuntutan dan harapan Sosial Pada Lulusan Perguruan Tinggi…...7

B. Ketakutan………...7

C. Tugas Perkembangan Dewasa Awal...9

D. Kerangka Berpikir….………...11

E. Pertanyaan Penelitian………..12

BAB III METODE PENELITIAN ………...13

A. Jenis Penelitian ...13

B. Fokus Penelitian ...14

C. Informan ...14

D. Metode Pengumpulan Data ...14

E. Metode Analisis Data ...16

F. Pemeriksaan Keabsahan Data...17

1. Kredibilitas...17

2. Dependability ...19

G. Proses Penelitian...20

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...21

A. Hasil Penelitian ……...21

1. Berhadapan dengan Perusahaan...21

2. Berhadapan dengan Diri-Sendiri...24

3. Berhadapan dengan Lingkungan...28

(15)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...36

A. Kesimpulan ...36

B. Saran ...37

DAFTAR PUSTAKA………38

(16)

DAFTAR TABEL

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pada saat ini fenomena banyaknya pencari kerja sudah menjadi hal yang biasa dalam masyarakat. Di Indonesia jumlah pencari kerja terhitung lumayan tinggi. Jumlah pencari kerja lulusan perguruan tinggi di Indonesia pada 2010 mencapai 1.142.751 orang atau naik 15,71 persen dibandingkan pada tahun 2009 (kompas.com 23 september 2010). Pencari kerja itu tidak hanya terdiri dari lulusan S1, tapi juga berasal dari lulusan S2, SD, SLTP, SLTA, dan program Diploma. Jumlah pencari kerja yang tinggi pada umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang tersedia.

(19)

menempatkan 12.000 tenaga kerja di sejumlah perusahaan di berbagai daerah di Indonesia (Kompas.com/ 21 Juni 2008).

Tom Denham (blog.timesunion.com/25 September 2009) seorang konsultan karir yang memiliki website CareersInTransitionLLC.com mengemukakan ada 10 ketakutan pada pencari kerja. Tom Denham memperoleh data ini berdasarkan pengalamannya selama menjadi konsultan karir dan dari pengakuan para kliennya. Sepuluh ketakutan pada pencari kerja tersebut antara lain : ketakutan akan komitmen kepada pekerjaan, ketakutan kurang memiliki pengalaman, ketakutan saat menulis surat lamaran, ketakutan akan tidak tahu bagaimana untuk mendapatkan pekerjaan, ketakutan tidak memiliki relasi yang luas, ketakutan saat negosiasi tentang gaji, ketakutan jika memiliki lingkungan kerja yang tidak nyaman, ketakutan akan ketidakstabilan perusahaan yang dilamar, dan ketakutan tidak menemukan pekerjaan yang terbaik.

(20)

memiliki keterampilan tambahan. Keterampilan tambahan itu antara lain mampu mengoperasikan komputer dan yang paling sering ialah menguasai bahasa asing baik secara oral maupun secara tertulis.

Ada anggapan jika orang yang sudah lulus tapi belum bekerja hanya membebankan orang tua saja. Hal ini dikarenakan masyarakat yang menganggap orang yang menganggur hanya bisa nongkrong, mengganggu orang, dan mabuk-mabukan. Walaupun tidak semua orang yang menganggur berkelakuan seperti itu. Orang yang menganggur sudah terlanjur dicap sebagai orang yang malas karena tidak juga mendapatkan pekerjaan walaupun sudah lulus dari perguruan tinggi.

(21)

ketakutan tersendiri bagi pencari kerja karena perusahaan juga menerapkan batasan umur dan yang lainnya.

Ada beberapa penelitian tentang pengangguran atau pencari kerja. Akan tetapi, peneliti belum menemukan penelitian yang berusaha mengungkap apa yang ditakutkan oleh pencari kerja. Penelitian Tiina lamberg, Pekka Virtanen, Jussi Vahtera, TiIna Luukkaala dan Markku Kosenvuo (2008) meneliti tentang tingkat depresi orang yang telah lama menganggur dengan orang yang baru saja menganggur. Hasil dari pemelitian mereka ada perbedaan yang signifikan antara orang yang baru saja menganggur dengan yang suda lama menganggur. Yang lebih lama menganggur menunjukan depresi yang lebih daripada yang baru saja menganggur. Anne Moorhouse dan Marie L. C(2007) juga meneliti tentang pengangguran, mereka meneliti tentang tingkat kegembiraan atau kesenangan pada pengangguran atau pencari kerja. Hasil dari penelitian mereka menunjukkan pengangguran memiliki skor yang kecil pada tingkat kegembiraan mereka sehingga menyebabkan mereka dapat mengalami depresi. Peneliti belum menemukan adanya penelitian tentang apa yang menjadi ketakutan para pencari kerja. Oleh sebab itu peneliti ingin meneliti tentang ketakutan yang dialami oleh para pencari kerja.

B. Rumusan Masalah

(22)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ialah untuk mengetahui secara empiris apa yang menjadi ketakutan para pencari kerja.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan bagi bidang psikologi mengenai ketakutan pada pencari kerja dan menjadi literatur untuk melaksanakan penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kondisi Para Pencari Kerja

Sekarang jumlah pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan. Hal ini menyebabkan semakin banyaknya jumlah pencari kerja. Semakin banyak pencari kerja yang lulus kuliah tapi tidak diimbangi dengan ketersediaan lapangan pekerjaan. Belum lagi pencari kerja juga dihadapkan dengan dua tuntutan yang ada. Kedua tuntutan itu ialah :

1. Tuntutan Penerima Kerja

(24)

diterima di dalam sebuah perusahaan, paling tidak calon karyawan tersebut harus memiliki kelebihan dibandingkan dengan calon karyawan yang lainnya.

2. Tuntutan dan Harapan Sosial Pada Lulusan Perguruan Tinggi

Orang yang sudah lulus perguruan tinggi dianggap sebagai orang yang telah sukses dan seseorang intelektual. Orang yang sudah lulus dari perguruan tinggi dituntut memiliki wawasan yang luas, mandiri serta memiliki kemampuan untuk menganalisa dan menyelesaikan masalah.

B. Ketakutan

Ketakutan menurut Kamus Istilah Psikologi (1981) ialah emosi yang primitif dan seringkali kuat, yang ditandai oleh pola perubahan badaniah yang sistematis dan oleh pola tingkah laku tertentu, terutama pelarian diri dan persembunyian diri. Dalam Himpunan Istilah Psikologi (1981) ketakutan didefinisikan sebagai perasaan yang mendorong individu untuk menjahui sesuatu dan sedapat mungkin menghindari kontak dengan hal tersebut.

(25)

perasaan emosional dan sejumlah perubahan badaniah, antara lain: jantung berdetak kencang, nafas kita jadi memburu, menjadi pucat dan berkeringat (Tony W. 1985). Bila diliputi oleh rasa takut, seseorang akan mengalami rasa nyeri pada perut, talapak tangan berkeringat, jantung berdetak kencang, malas bergerak, gagap bicara dan sebagainya (Santosa Mulia, 2009). Rasa takut itu bisa diatasi dengan mencari dukungan dari orang lain. Rasa takut tidak hanya disebabkan oleh kehadiran fisik dari suatu ancaman fisik. Rasa takut dapat ditimbulkan oleh pikiran akan sesuatu di masa datang, suara telepon, berita, suara atau pikiran kita sendiri (Tony W, 1985).

Menurut beberapa ahli ada beberapa jenis ketakutan. Menurut Santosa Mulia (2009) dalam studi psikologi, yang mulai diminati sejak abad ke -19 rasa takut dibedakan menjadi 2 kategori :

1. Rational Fear

Rasa takut yang diperlukan dalam kehidupan manusia sehari-hari sebagai fungsi mekanisme proteksi diri misal : takut akan ular, laba-laba dan lainnya. Ini merupakan contoh ketakutan yang muncul dari insting manusia untuk melindungi diri.

2. Irrational Fear

(26)

tidak rasional dan serangan panik ketika menghadapi subjek ketakutan tersebut, disebut juga dengan phobia.

Menurut Paul Hauck (1985) dua rasa takut yang paling umum ialah rasa takut terhadap penolakan dan rasa takut terhadap kegagalan. Rasa takut terhadap penolakan mungkin lebih menonjol daripada rasa takut terhadap kegagalan, akan tetapi keduanya memiliki hubungan yang erat. Orang seringkali merasa takut gagal dengan alasan mereka mungkin ditolak apabila mengalami kegagalan.

C.

Tugas Perkembangan Dewasa Awal

Menurut Santrock (2002) masa dewasa awal ialah periode yang bermula dari akhir usia belasan tahun atau awal usia dua puluhan yang berakhir pada usia tiga puluhan. Masa dewasa awal ialah masa pembentukan kemandirian pribadi dan ekonomi, masa perkembangan karir, dan bagi banyak orang masa pemilihan pasangan, belajar hidup dengan seseorang secara akrab, memulai keluarga dan mengasuh anak-anak.

(27)

penemuan diri sendiri pada orang lain namun kehilangan diri sendiri. Saat anak muda membentuk persahabatan yang sehat dan relasiakrab yang intim dengan orang lain, keintiman akan dicapai, kalau tidak isolasi akan dicapai.

Arti tugas-tugas perkembangan bagi orang dewasa awal, pada pokoknya mengandung isi-isi harapan atau tuntutan dari sosio kultur yang hidup pada lingkungan sekitar terhadap orang dewasa awal sesuai dengan tingkat perkembangan yang telah dicapainya sejak seseorang telah meyandang status dewasa, dirinya diharapkan siap menerima kewajiban dan tanggung jawab kedewasaannya yang ditunjukkan dengan pola-pola tingkah laku wajar seperti yang berlaku pada kebudayaan sekitarnya (Andi Mappiare, 1983).

R. J. Havighurst (dalam Andi Mappiare, 1983) mengemukakan rumusan tugas-tugas dewasa awal sebagai berikut :

1. Memilih teman bergaul (sebagai calon suami atau istri).

2. Belajar hidup bersama dengan suami atau istri.

3. Mulai hidup dalam keluarga atau hidup berkeluarga.

4. Belajar mengasuh anak-anak.

5. Mengelola rumah tangga.

(28)

7. Mulai bertanggung jawab sebagai warga Negara yang layak.

8. Memperoleh kelompok social yang seirama dengan nilai-nilai pahamnya.

D.

Kerangka Berpikir

Pada saat sekarang ini jumlah pencari kerja sangat banyak tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang tersedia. Para pencari kerja dihadapkan dengan realitas bahwa sangat susah untuk mendapatkan pekerjaan. Belum lagi adanya tuntutan dari lingkungan dan perusahaan penerima kerja. Perusahaan menerapkan standar masing-masing dalam mencari karyawan. Lingkungan menuntut orang yang sudah lulus kuliah seharusnya bisa lebih mudah untuk mendapatkan pekerjaan karena para pencari kerja dipandang sudah memiliki wawasan yang luas serta memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah.

(29)

banyak lagi hal-hal yang bisa menjadi ketakutan yang dihadapi oleh para pencari kerja.

E.

Pertanyaan Penelitian

(30)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

(31)

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini ialah ketakutan yang dialami beserta hal-hal yang dihadapi oleh pencari kerja seperti yang telah diceritakan informan kepada peneliti.

C. Informan

Informan penelitian ini ialah tiga lulusan universitas yang sedang mencari kerja. Informan ialah laki-laki dengan usia berkisar antara 25 tahun sampai dengan 27 tahun. Informan kesemuanya ialah lulusan Strata 1 dan bersuku Jawa.

D. Metode Pengumpulan Data

(32)

Panduan Wawancara

Nama :

Umur :

Suku :

Asal :

Domisili :

Jenis Kelamin :

Pekerjaan Orang Tua :

Pendidikan Terakhir :

Pertanyaan penelitian :

1. Ada atau tidak hal yang kamu takutkan selama proses melamar pekerjaan?

2. Apa yang kamu lakukan untuk mengatasi hal tersebut?

3. Apa yang kamu rasakan selama menjadi pencari kerja?

4. Bagaimana tanggapan orang tua kamu?

(33)

E.Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini peneliti melakukan langkah-langkah dalam menganalisis data yaitu :

1. Dalam penelitian ini didapatkan data kasar sebagai hasil dari proses wawancara.

2. Data kasar kemudian di transform atau diubah bentuk aslinya dengan cara mencari setiap arti dari setiap data yang diperoleh dari informan.

Misalnya :

1. Ya seperti tadi selain diejek-ejek lagi ya sama itu kalo dapet kenalan baru ditanyanya udah kerja dimana?makanya itu sekarang aku jadi agak takut untuk kenalan dengan orang baru.

Informan merasa takut untuk memulai bergaul dengan orang baru

 1+2 : informan merasa takut untuk memulai untuk bergaul dengan orang baru karena pernah dicuekin waktu tahu ternyata

informan belum bekerja.

. 2. Ya aku pernah pas keluar

sama temenku dikenalin sama temenya. Awal-awalnya sih kita ngobrol biasa aja, ya karena kita juga sebaya. Eh kemudian dia tanya aku udah kerja belom?ya aku jawab belom. Eh habis tu mpe pulang aku gak digagas sama sekali, dia cuma ngobrol sama temenku. Pikirku nih orang maksudnya gimana, yah akhirnya ya aku dicuekin tu mpe pulang, sapa yang ga dongkol coba kalo digituin. Makanya itu aku ga mau kenalan sama orang baru dulu, ntar kalo udah dapet kerja baru deh bisa

(34)

kenlan, jadi ga dicuekin lagi kayak kemaren-kemaren.

Dari data kasar yang terdapat dikolom pertama diubah dengan cara mencari arti dari pernyataan yang disampaikan seperti yang terdapat di kolom kedua. Di kolom yang ketiga, data dari kolom kedua dijadikan satu karena masih berhubungan.

3. Setelah data diubah kemudian data dikelompokkan dengan yang sesuai.

4. Dari pengelompokan data tersebut didapat tiga tema dasar yaitu : berhadapan dengan perusahaan, berhadapan dengan diri sendiri dan berhadapan dengan lingkungan. Dimana ketiga tema tersebut menjadi kesimpulan dari masing-masing data.

5. Kesimpulan dari data 1, 2, dan 3 kemudian digabungkan dan dicari yang sama. Dari penggabungan ketiga data tersebut didapat kesimpulan akhir

.

F.Pemeriksaan Keabsahan Data

1. Kredibilitas

(35)

kredibilitasnya terletak pada keberhasilannya mencapai maksud mengeksplorasi masalah dan menggambarkan setting atau latar belakang, proses yang terjadi, kelompok sosial atau pola interaksi yang kompleks.

(36)

 Validitas argumentatif, dimana validitas argumentatif tercapai bila hasil penelitian dapat diikuti rasionalnya dan dapat dibuktikan kebenarannya dengan melihat data mentah.

2. Dependability

Dependability merupakan istilah yang dipakai untuk menggantikan istilah reliabilitas dalam penelitian kuantitatif. Dalam penelitian kualitatif upaya peningkatan reliabilitas dengan cara pengendalian ataupun manipulasi penelitian eksperimental sangat tidak disetujui oleh para peneliti, dimana mereka lebih focus pada sua hal yaitu koherensi dan diskursus. Koherensi yaitu metode yang digunakan dalam penelitianmemang mencapai tujuan yang diinginkan. Sementara itu diskursus merupakan sejauh mana dan seintensif apa peneliti mendiskusikan temuan dan analisisnya dengan orang lain. Usaha yang dilakukan untuk mencapai reliabilitas dalam penelitian ini adalah :

 Memberikan uraian dekriptif yang nyata, catatan mengenai hal yang diucapkan dan percakapan verbatim, kutipan yang cermat sehingga tidak member kemungkunan terjadinya tafsiran yang beraneka ragam.

(37)

 Pencatatan informasi denghan menggunakan alat mekanis seperti rekaman, sehingga dapat ditangkap dengan lengkap dan cermat segala sesuatu yang diucapkan.

G.Proses Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan di kos-kosan informan. Penelitian terhadap informan pertama dilakukan di kos-kosan informan di daerah jalan Colombo. Wawancara dilakukan pada 25 April 2011 dan 30 April 2011.

Penelitian terhadap informan kedua dilakukan di kos-kosan informan di jalan kaliurang KM. 5,6. Wawancara dilakukan pada tanggal 27 April dan 10 Mei 2011. Wawancara berlangsung lancar, tetapi terpotong saat keluar makan malam rame-rame.

(38)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Setelah melalui proses wawancara dengan informan didapatkan data-data yang diperlukan untuk penelitian ini. Hasil wawancara yang diperoleh dikelompokkan menjadi tiga tema dasar. Ketiga tema tersebut berhubungan dengan apa yang menjadi ketakutan dan hal-hal lain yang dihadapi oleh pencari kerja. Ketiga tema tersebut ialah :

1. Berhadapan dengan Perusahaan.

(39)

Inggrisku kurang bagus. Aku tahu sih apa yang mereka katakan tapi ga tau gimana harus menjawabnya” (Informan 1 wawancara 7). Informan mengungkapkan persyaratan-persyaratan yang diajukan oleh perusahaan yang terlalu berat serta kebijakan pembatasan umur oleh perusahaan yang menyebabkan semakin sedikitnya kesempatan untuk memperoleh pekerjaan (Informan 1 wawancara 10+14a+20a+20b).

(40)

Dihadapkan dengan pemilik perusahaan saat proses wawancara menjadi ketakutan bagi informan ketiga, karena informan merasa tidak yakin dengan kemampuan dirinya sendiri : “Hm..apa ya?ya paling pas mau tes wawancara. Duh kalo pas mau maju tu rasanya deg-degan terus, mana keringetan lagi, belum lagi kalo itu tes wawancara dengan ownernya beh..masalahnya udah 3 kali aku ikut tes wawancara tapi ya ga lolos juga. Pa ada yang salah ya waktu aku ngomong?he.. (Informan 3 wawancara 2). Informan merasa persyaratan yang diajukan kepada calon karyawan terlalu berat (Informan 3 wawancara 5). Informan menceritakan tidak yakin dengan kemampuan dirinya sendiri jika informan melamar pada perusahaan yang sudah besar : “Iya udah 3 kali, dulu yang pertama saking gugupnya mpe mo ngomong aja susah, malah jadi gagap. Belum lagi ni keringat banyaknya, jadi tambah ga enak aja. Tapi sekarang udah ga terlalu sih, ya walau masih gugup juga kalo perusahaannya besar” (informan 3 wawancara 3).

BERHADAPAN DENGAN PERUSAHAAN

INFORMAN I II III Takut akan kesalahan dalam penulisan CV.

Takut dihadapkan dengan tes wawancara

yang menggunakan bahasa asing.

(41)

terlalu berat.

Pembatasan umur yang diterapkan oleh

perusahaan.

Kurang percaya diri jika dihadapkan dengan

pemilik perusahaan.

Kurang percaya diri melamar pada

perusahaan yang besar.

Tabel 1 : Berhadapan dengan perusahaan

Hasil dari wawancara dengan ketiga informan menunjukkan bahwa ketiga informan merasa lebih takut bila dihadapkan dengan proses wawancara dan merasa bahwa beberapa persyaratan yang diajukan oleh perusahaan terlalu berat serta pembatasan umur yang ditetapkan perusahaan.

2. Berhadapan dengan Diri Sendiri.

(42)

untuk berwiraswasta karena takut mengalami kegagalan seperti yang diungkapkan informan : “Ya aku ga mau nanti kalo malah jadi bangkrut. Lagian akau juga ga tau seluk-beluk dunia wiraswasta sih. Mana ga punya modal lagi. Kalo ntar udah kerja beberapa tahun, aku juga pengenya punya usaha buat hari tua. Kan saat itu aku udah punya pengetahuan tentang dunia kerja ma aku udah punya modal sendiri, jadi gak ngrepotin orang tua” (informan 1 wawancara 22).

Semakin bertambahnya umur menimbulkan ketakutan pada informan kedua karena kesempatan informan kedua untuk memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan pendidikannya juga semakin kecil (informan 2 wawancara 5c). Keinginan idealis informan yang hanya mau bekerja di perusahaan tambang juga dianggap informan sebagai salah satu faktor kenapa sampai sekarang belum memiliki pekerjaan, karena informan hanya mendaftar di perusahaan tambang (informan 2 wawancara 11+12a).

(43)
(44)

BERHADAPAN DENGAN DIRI-SENDIRI

INFORMAN I II III

Tidak yakin dengan kemampuan diri.

Kemampuan bahasa asing yang minim

Bertambahnya umur

Malu kepada keluarga dan teman-teman

Iri dengan teman yang sudah bekerja

Ada yang kurang pada diri individu

Takut berwiraswasata karena takut akan

gagal

Menurunnya kemauan untuk mencari kerja

Menurunnya kondisi fisik

Idealis diri

Tabel 2 : Berhadapan dengan diri-sendiri

(45)

3. Berhadapan dengan Lingkungan.

Informan pertama mengungkapkan bahwa informan merasa iri dengan temannya yang memiliki IPK di bawahnya tetapi sudah bisa memiliki pekerjaan (informan 1 wawancara 19b). Informan juga merasa malu keluarga besar dan teman-temannya karena selalu menanyakan tentang pekerjaan kepada informan (informan 1 wawancara 14c+15b+17c+18a). Kadang ada juga teman informan yang sudah bekerja mengejek informan karena belum memiliki pekerjaan (informan 1 wawancara 17b). Walaupun demikian sebagian teman informan dan keluarga informan selalu mendukung informan untuk mencari pekerjaan : “Ya orang tuaku juga tau sih. Ya selama ini, untungnya orang tuaku nggak nuntut yang macam-macam, malah mereka selalu beri support ma nasehat biar aku gak putus asa. Dan terus usaha buat nyari kerja” (informan 1 wawancara 16), Ya temenku ada yang mendukung aku agar tidak putus asa buat nyari kerja (informan 1 wawancara 17a).

(46)

digituin. Lha udah usaha juga kok, tapi ya mungkin belum jalannya dapet kerja kan?” (informan 2 wawancara 8). Keluarga informan selalu memberikan dukungan agar informan terus berusaha untuk mencari (informan 2 wawancara 15).

(47)

BERHADAPAN DENGAN LINGKUNGAN

INFORMAN I II III

Orang tua selalu mendukung

Dianggap malas oleh orang sekitarnya

Usaha yang dilakukan tidak diketahui oleh

orang lain

Ejekan tetangga dan teman karena belum

bekerja

Dicuekin kenalan baru karena belum

memiliki pekerjaan

Ditanya tentang pekerjaan oleh teman dan

keluarga besar

Malu kepada keluarga besar dan

teman-teman

Tabel 3 : Berhadapan dengan lingkungan

(48)

B. Pembahasan

Himpunan Istilah Psikologi (1981) mendefinisikan ketakutan sebagai perasaaan yang mendorong individu untuk menjauhi sesuatu dan sedapat mungkin menghindari kontak dengan hal tersebut. Jika kita merasa takut dengan sesuatu kita pasti sebisa mungkin menghindari hal yang kita takutkan tersebut. Para informan memilih untuk menghindar dari teman-temannya atau keluarga besarnya karena merasa takut diejek karena belum memiliki pekerjaan.

Menurut Santosa Mulia (2009) rasa takut ada dua macam yaitu Rational Fear dan Irrational Fear. Dalam penelitian ini ketiga informan

mengindikasikan ketakutan yang mereka alami termasuk dalam ketakutan yang rasional. Hal ini karena semua hal yang mereka takutkan berasal dari sesuatu yang ada dan nyata sehingga bisa dikenali oleh informan.

Informan menceritakan merasa takut diejek oleh teman-teman informan sehingga informan memilih untuk menghindarinya. Selain itu, informan juga merasa takut akan semakin bertambahnya umur informan. Informan beranggapan jika umur semakin bertambah maka akan semakin susah untuk mendapatkan pekerjaan karena sebagian perusahaan juga menerapkan adanya pembatasan usia dalam merekrut karyawan. Hal-hal tersebut menjadi ketakutan bagi para informan penelitian.

(49)

kerja berasal dari perusahaan dan tuntutan dari lingkungan sekitarnya. Semakin banyak tuntutan yang dihadapi pencari kerja maka ketakutan itu akan muncul.

Tuntutan yang dihadapi oleh para pencari kerja berbeda-beda. Ada individu yang lingkungan sekitarnya menuntut agar individu tersebut bisa langsung bekerja dan dianggap pemalas jika tidak segera bekerja. Akan tetapi, ada juga individu yang tidak dituntut apa-apa oleh lingkungan sekitarnya walaupun individu belum bekerja. Karena tuntutan yang dihadapi oleh pencari kerja berbeda-beda, tidak semua pencari kerja mengalami ketakutan.

Berhadapan dengan diri sendiri, para informan masih merasa tidak yakin atau percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki para informan. Hal tersebut bisa menghambat usaha informan untuk mencari pekerjaan. Usia informan menurut Santrosk berada dalam tahap dewasa awal. Dewasa awal ialah periode yang bermula dari akhir usia belasan tahun atau awal usia dua puluhan dan berakhir pada usia tiga puluhan (Santrock, 2002).

(50)

Dalam hal ini para informan takut akan bertambahnya usia mereka. Jika usia mereka terus bertambah dan mereka belum juga memiliki pekerjaan, ke depannya mereka akan lebih sulit untuk mendapatkan pekerjaan dan melakukan tugas perkembangan mereka selanjutnya. Selain itu, para informan juga dibayangi ketakutan akan kegagalan bila memutuskan untuk berwiraswasta.

Menurut Erikson (dalam Santrock,2002) masa dewasa awal masuk ke dalam tahap keintiman dan keterkucilan (intimacy versus isolation). Dalam tahap ini individu menghadapi tugas perkembangan pembentukan relasi intim dengan orang lain. Erikson menggambarkan keintiman sebagai penemuan diri sendiri pada orang lain namun kehilangan diri sendiri. Saat anak muda membentuk persahabatan yang sehat dan relasi akrab yang intim dengan orang lain, keintiman akan dicapai, kalau tidak isolasi akan dicapai. Para informan disini memilih untuk menghindari bergaul dengan teman-teman seumuran dengan informan. Hal ini dikarenakan informan takut apabila diejek karena belum memiliki pekerjaan. Dalam teorinya Erikson, informan mendekati fase isolasi dimana informan memilih menghindari dan menyendiri karena takut diejek dan dianggap pemlas oleh teman-temannya. Walaupun demikian, sebagian teman informan dan orang tua informan selalu mendukung informan untuk mencari pekerjaan. Rasa takut itu bisa diatasi dengan mencari dukungan orang lain.

(51)

orang yang telah lama menganggur dengan orang yang baru saja menganggur. Hasil dari penelitian mereka ada perbedaan yang signifikan antara orang yang baru saja menganggur dengan yang sudah lama menganggur. Individu yang sudah lama menganggur lebih menunjukkan tingkat depresi yang lebih tinggi daripada individu yang baru saja menganggur. Hal ini menunjukkan bahwa individu yang sudah lama menganggur bisa lebih mudah terserang depresi daripada yang belum lama menganggur.

(52)

Anne Moorhouse dan Marie L. C(2007) juga meneliti tentang pengangguran, mereka meneliti tentang tingkat kegembiraan atau kesenangan pada pengangguran atau pencari kerja. Hasil dari penelitian mereka menunjukkan pengangguran memiliki skor yang kecil pada tingkat kegembiraan mereka sehingga menyebabkan mereka dapat mengalami depresi.

(53)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan ada tiga tema dasar dalam penelitian ini. Ketiga tema tersebut ialah : berhadapan dengan perusahaan, berhadapan dengan diri sendiri, dan berhadapan dengan lingkungan.

Yang dihadapi pencari kerja saat berhadapan dengan perusahaan antara lain : para pencari kerja merasa takut jika dihadapkan pada proses wawancara, apalagi jika wawancara tersebut menggunakan bahasa asing. Selain itu, pencari kerja merasa persyaratan yang diajukan oleh perusahaan terlalu berat.

Saat berhadapan dengan diri sendiri, pencari kerja dihadapkan dengan bertambahnya umur pencari kerja, yang semakin menyulitkan untuk mendapatkan pekerjaan. Pencari kerja juga merasa tidak yakin dengan kemampuan masing-masing yang dimiliki. Selain itu, ketakutan untuk memulai usaha sendiri karena takut bila gagal dan bangkrut.

(54)

oleh teman-teman dan keluarga besarnya serta anggapan pemalas karena belum juga memiliki pekerjaan. Tetapi di samping itu, ada sebagian dari teman dan orang tua pencari kerja yang selalu mendukung pencari kerja agar selalu berusaha untuk mencari kerja.

B. Saran

1. Bagi masyarakat

Berdasarkan penelitian ini diharapkan masyarakat mengetahui ketakutan dan hal-hal yang dialami oleh para pencari kerja. Hal ini sangat penting mengingat masyarakat masih menganggap pencari kerja yang tidak kunjung mendapat kerja di cap sebagai orang yang malas dan menyusahkan orang tua saja. Sudah lulus kuliah tetapi belum bisa menghasilkan bagi orang tua.

2. Bagi peneliti selanjutnya

(55)

DAFTAR PUSTAKA

Denham, Tom. 25 September 2009. Top Ten Fears of Job Seeker. (http://blog.timesunion.com/careers/top-ten-fears-of-job-seekers/205/). Hauck, Paul. 1985. Mengapa Kamu Takut. Jakarta : Arcan

Husaini, M, M. Noor, HS. 1981. Himpunan Istilah Psikologi. Jakarta. Mutiara. Kompas. 21 Juni 2008. 21.000 Sarjana di Yogya Menganggur.

(http://www1.kompas.com/lipsus092009/gempatasikmalayaread/2008/06/21/ 15411161/21.000.sarjana.di.yogya.nganggur).

Kompas. 23 September 2010. 1.142.751 Sarjana Siap Jadi Penganggur. (http://regional.kompas.com/read/2010/09/23/16473632/1.142.751.Sarjana.M enjadi.Pengangguran-5)

Lamberg, Tiina. Pekka Virtanen. Jussi Vahtera. Tiina Luukkaala. Markku Kosenvuo. 2008. Unemployment, desspressiveness and disability retirement: a follow-up study of the Finnish HeSSup population sample. Soc Psychiat Epidemiol.

Mappiare, Andi. 1983. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha Nasional. Moorhouse, Anne. Marie L. Caltabiano. 2007. Resilience and umployment :

Axploring Risk and protective influences for the outcome variables of deppresasion job searching. Journal of Employment Counseling ; Proquest Psychology Journal.

Mulia, Santosa. 2009. Menerjang Rasa Takut : mengatasi Sumber Ketakutan Selamanya. Bandung : Pustaka Hidayah.

Poerwandari, E. K. 1998. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologis. Jakarta : LPSP 3.

Santrock, J. W. 2002. Life Span Development Jilid 1. Jakarta. Erlangga.

Smith, Jonathan A. 2008. Qualitative Psychology : Secong Edition. SAGE Publication inc.

Whitehead, Tony. 1985. Fobia dan Rasa Takut : Apa dan Bagaimana Mengatasinya. Jakarta : Arcan.

(56)
(57)

Informan 1

Nama : Rf

Umur : 25 Tahun

Suku : Jawa

Asal : Banyumas

Domisili : Yogyakarta

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan Orang tua : Swasta

Pendidikan Terakhir : Sarjana

(58)

INFORMAN 1 takut dengan penulisan CVnya, untuk mengatasi hal tersebut informan bertanya kepada temannya. 4b : informan merasa deg-apalagi jika menggunakan tbahasa Inggris karena informan tidak menguasai bahasa Inggris

8+9 : informan merasa gelisah, deg-degan dan

berkeringat saat

menghadapi tes wawancara 1 J Iya aku sedang nyari

kerja, tapi lum dapat juga

. T Tahun berapa kamu lulus wisudanya bulan November

T

Sudah mencoba berapa banyak perusahaan yang dilamar?

3 J Wah sudah banyak he..he..

T

Ada gak hal yang kamu takutkan saat menjalani

proses melamar

(59)

untuk mengahadi hal tersebut informan saat menunggu ngobrol dengan yang lain dan membaca biar bisa rileks sama beli buku tentang trik-trik wawancara. 10 : Informan merasa persyaratan yang diajukan perusahaan terlalu berat 11+12 : informan merasa

kemampuan bahasa

asingnya kurang bagus sehingga informan membaca buku bahasa asing untuk memperbaiki

kemampuan bahasa

asingnya

13 : informan merasa dirinya dikejar-kejar waktu 14a+20a+20b : informan

merasa takut dengan bertambahnya umur informan akan semakin menyusahkan informan untuk mencari pekerjaan. 14b+15a+16 : informan

merasa malu dengan orang tuanya karena informan 4 J

Hm..apa ya?ya dulu waktu pertama kali memasukkan lamaran sering kali tidak lolos administrasi. Aku takut apa CVku yang salah, kadang sehabis ngirim lamaran, waktu nunggu panggilan rasanya deg-degan, betul atau gak caraku nulis CVnya. Masalahnya banyak juga yang bilang nulis CV harus bagus, pake kertas yang pinggirannya ada motifnya gitu.

a. Informan

merasa takut dengan CVnya karena merasa tidak yakin katanya bahasaku yang kurang bagus he..he.. jadinya tak ganti

(60)

penulisannya. sebagai anak laki-laki belum dapat mendapatkan pekerjaan, namun orang tua

informan selalu

mkendukung informan. 14c+15b+15c : informan

merasa malu dengan keluarga besarnya dan orang kampong karena belum bekerja dan selalu ditanya tentyang pekerjaan. Menghadapi hal tersebut informan memilih untuk menghindar.

17a+17b : teman informan ada yang mendukung dan ada juga yang mengejek informan karena belum memiliki pekerjaan.

17c+18a : informan merasa malu jika harus berkumpul dengan teman-temannya yang sudah bekerja.

18b+19a : informanmerasa ada yang kurang dengan dirinya sehingga informan belum diterima, tetapi informan sudah berusaha T

Hal apa lagi yang kamu takutkan saat melamar pekerjaan?

6 J Itu pas dipanggil buat tes wawancara.

Informan merasa takut saat dipanggil

untuk tes

wawancara

T Apa yang kamu takutkan saat tes wawancara?

7 J

Apa nanti yang akan ditanyakan, trus gimana nanti aku menjawabnya. Ada yang bilang pas wawancara harus ngomong yang baik-baik aja dan hati-hati saat ngomong sesuatu ntar bisa-bisa malah jadi bomerang bagi kita sendiri. Apalgi kalau tiba-tiba wawancaranya pake bahasa Inggris, wah susah karena bahasa Inggrisku kurang bagus. Aku tahu sih apa yang mereka katakan tapi ga

(61)

tau gimana harus menjawabnya.

untuk mendap[atkan pekerjaan.

19b : informan merasa iri dengan temannya yang sudah diterima bekerja walaupun IPKnya di bawah informan.

22 : Informan tidak mau berwiraswasta karena takut usahanya akan gagal karena informan belum memahami seluk-beluk dunia bisnis dan tidak memiliki modal T

Apa yang kamu rasakan saat menghadapi tes wawancara?

8 J

Ya yang pasti sih gelisah, rasanya deg-degan apalagi waktu sudah

masuk ruangan

huh..belum lagi nih keringat yang keluar bikin gak nyaman

Informan merasa gelisah, deg-degan dan berkeringat saat menghadapi tes wawancara. waktu nunggu giliran gak duduk aja tapi ngobrol ma yang lain atau baca koran. Aku juga beli buku mengenai tips-tips menghadapi wawancara, kan udah banyak yang jual tu he..he..sama kalau ditanya apa, ya jawab aja apa adanya.

(62)

T Apa masih ada hal yang lain yang kamu takutkan?

10 J

Apa ya?ya paling persyaratan dari perusahaan yang agak berat.

Informan merasa persyaratan yang diajukan

perusahaan agak berat.

T

Maksud kamu

persyaratan yang bagaimana?

11 J

Ya paling gak kita harus bisa menguasai bahasa asing, itu yang menjadi momok bagiku. Karena bahasa asingku kurang bagus. Ya aku bisa mengirim lamaran dengan bahasa asing, tapi nanti kalau pas wawancara pake bahasa asing kan sama aja, malah nanti jadi kacau lagi wawancaranya.

Informan merasa kemampuan bahasa asingnya kurang memenuhi

persyaratan perusahaan.

T

Hal apa yang kamu

lakukan untuk

mengatasinya?

12 J Yah sekarang sih belajar bahasa asing biar bisa

(63)

lebih baik. Ya ga ikut kursus sih, cuma baca-baca buku tentang bahasa asing yang ada di toko-toko. Kalau sudah lancar kan ga perlu takut lagi melamar yang nyantumin persyaratan lancar bahasa asing.

kemampuan bahasa asingnya dengan membaca buku asing.

T

Selama kamu menjadi pengangguran atau sedang usaha mencari kerja, apa sih yang kamu rasakan?

13 J Apa ya?ya rasanya kayak dikejar-kejar waktu

Informan merasa dirinya di kejar-kakak-kakakku lulus kuliah langsung dapat kerja, tapi aku belom dapet kerja. Padahal aku satu-satunya anak

(64)

laki di keluargaku. Aku jadi malu kalo lagi kumpul-kumpul sama keluarga besar ma kalo ada acara di kampung.

merasa malu jika ada acara kumpul-kumpul dengan

keliuarga besar dan kampung laki-laki, seharusnya aku udah bisa nyari uang. Ya paling gak ngringanin orang tualah. Di keluargaku ma di kampungku sana anak laki-laki masih dianggap tulang punggung utama, jadi lulus kuliah juga harus langsung kerja. Ya pinginnya sih begitu, tapi ya mau gimana lagi. Lagian kalo lagi da acara kumpul-kumpul keluarga besar gitu, pasti pada tanya, udah kerja belom?mending Cuma satu orang yang Tanya, dengan keluarga besar karena selalu ditanya tentang

pekerjaannya. c. Informan

(65)

Lama-lama aku kan juga jadi malu. Lah ditanyai terus. Yah kalo udah kayak gitu, aku mending nyingkir ato nghindar aja dah.

menghindar daripada

ditanyai terus tentang

pekerjaan.

T Lah tanggapan orang tua kamu sendiri gimana?

16 J

Ya orrang tuaku juga tau sih. Ya selama ini, untungnya orang tuaku nggak nuntut yang macam-macam, malah mereka selalu beri support ma nasehat biar aku gak putus asa. Dan terus usaha buat nyari kerja.

Orang tua informan selalu member dukungan dan nasehat kepada informan. tidak putus asa buat nyari kerja. Tapi ada juga yang malah ngejek, mentang-mentang mereka udah dapat kerja. Kadangkala aku juga malu jika harus kumpul-kumpul sama

(66)

temen-temen seangkatan. teman informan yang mengejek karena informan belum memiliki pekerjaan

Ya malu aja kalo kumpul sama temen-temen yang udah kerja. Ya gara-gara aku belom bisa dapet kerja sih. Tapi kok yang lain udah bisa dapat kerja?tapi kok aku belom?kadang aku juga mikir, apa yang kurang?

a. Informan merasa malu jika berkumpul dengan teman informan yang sudah bekerja. b. Informan

merasa ada yang kurang dengan dirinya, sehingga informan belum diterima bekerja.

(67)

sendiri gimana? beda-beda. Rejeki yang ngatur yang diatas asal kita udah usaha dengan maksimal.

a. Informan

merasa dirinya sudah berusaha untuk

mendapatkan pekerjaan dan rejeki berada di tangan Tuhan. b. Informan

merasa iri dengan

(68)

kerja. Kan kebanyakan ada pembatasan umur buat nglamar kerja, apalagi aku gak punya pengalaman kerja sama sekali. seluk-beluk dunia wiraswasta sih. Mana ga punya modal lagi. Kalo ntar udah kerja beberapa tahun, aku juga pengenya punya usaha buat hari tua. Kan saat itu aku udah punya pengetahuan tentang dunia kerja ma aku udah punya modal sendiri, jadi gak

(69)

Kesimpulan Informan 1

Yang dihadapi para pencari kerja : A. Berhadapan dengan perusahaan

 Merasa takut dengan kesalahan pada penulisan CVnya

 Merasa takut jika dihadapkan dengan tes wawancara yang menggunakan bahasa asing karena tidak memiliki kemampuan yang cukup dalam bahasa asing

 Persyaratan yang diajukan perusahaan dirasa terlalu berat

 Pembatasan umur yang diberlakukan oleh perusahaan menyebabkan semakin sedikit kesempatan untuk memperoleh pekerjaan.

B. Berhadapan dengan diri sendiri

 Tidak yakin dengan kemampuan diri sendiri

 Kemampuan bahasa asing yang minim

 Bertambahnya umur

 Perasaan malu kepada keluarga besar dan teman-teman

 Merasa iri terhadap temannya yang sudah diterima bekerja

 Merasa ada yang kurang pada diri individu

 Takut untuk berwiraswasata karena tidak mau mengalami kegagalan

C. Berhadapan dengan lingkungan

 Orang tua dan teman selalu mendukung untuk mencari pekerjaan

(70)

 Selalu ditanya tentang pekerjaan oleh keluarga besar dan teman-teman

 Perasaan malu kepada keluarga besar dan teman-teman

(71)

Informan 2

Nama : Dn

Umur : 27 Tahun

Suku : Jawa

Asal : Pekanbaru

Domisili : Yogyakarta

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan Orang tua : Pegawai Negeri

Pendidikan Terakhir : Sarjana

(72)

INFORMAN 2 bertambahnya umur informan, dimana ada perusahaan yang menerapkan

pembatasan umur.  4+6 : informan merasa

gugup saat tes wawancara dan untuk mengatasi tes tersebut informan sambil menunggu giliran memilih untuk ngobrol atau baca Koran dan bertambahnya umur 1 J Iya sekarang baru nyari

kerja.

. T Kalau boleh tahu kapan anda lulus kuliah?

2 J

Selama melamar

pekerjaan, adakah hal yang anda takutkaan pada

proses melamar

pekerjaan?

3 J

Hm..apa ya?ya paling saat tes wawancara sama umurku yang terus bertambah. Tahu sendiri

kan perusahaan

melakukan pembatasan usia untuk melamar pekerjaan.

a. Informan merasa takut dengan tes wawancara

(73)

menerapkan pembatasan umur

informan, sehingga tidak bisa melamar pekerjaan yang sesuai dengan pendidikannya. Jika tidak memiliki pekerjaan maka informan tyidak bisa membiayai hidupnya.  7a+11+13+14a+14c :

informan sudah berusaha untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan pendidikannya, yaitu kerja di tambang, selain itu kerja di tamabng memiliki gaji yang besar dan keren.  7b+8a+9 : Informan

merasa jenuh dan

malas dengan

pertannyaan teman dan orang sekitar rumahnya dan karena informan dianggap sebagai orang yang malas, informan memilih untuk menghindari.

 8b : informan merasa usahanya tidak dilihat T masalahnya wawancara kan kayak tes terakhir, kalau bisa melewati dan lolos kemungkinan 90 % kita diterima di perusahaan itu. Dari beberapa tes wawancara yang aku lalui belum pernah sekalipun lolos tes wawancara.

Informan merasa

gugup saat

menghadapi tes wawancara

T

Bagaimana dengan penambahan umur yang anda utarakan tadi?

5 J

Ya aku merasa takut saja kalau tidak segera mendapatkan pekerjaan. Karena umurku semakin bertambah dan ada beberapa perusahaan yang menerapkan batasan umur bagi yang malamar pekerjaan. Kalau tidak segera mendapatkan

a. Informan merasa takut dengan bertambahnya umur informan dan kebijakan

perusahaan yang menerapkan

(74)

pekerjaan dan usiaku terus bertambah. Gimana aku mau membiayai hidupku kalo aku tidak punya pekerjaan. Kalo umurku sudah melebihi ketentuan perusahaan kan aku sudah gak bisa melamar pekerjaan yang layak dan

sesuai dengan

pendidikanku lagi.

tidak segera mendapatkan pekerjaan informan

tidak bisa

membiayai hidupnya.

c. Informan takut tidak bisa melamar pekerjaan sesuai dengan

pendidikannya jika usia informan semakin

bertambah.

orang lain.

 10a+12a14b : informan merasa sulit untuk memperoleh pekerjaan, informan menganggap idealis diri informan yang mempersulit informan mendapatkan pekerjaan. Informan cuek saja kepada temannya yang mengatakan kalau informan idealis.  12b : Informan

menganggap jika diterima bekerja di tempat yang tidak disukai, nanti tidak bisa enak jika bekerja  15 : Orang tua

informan selalu mendukung informan T

Hal apa yang anda lakukan untuk mengatasi rasa takut pada saat wawancara dan akan usia anda yang semakin bertambah?

6 J

Kalau untuk mengatasi gugup saat wawancara, biasanya nunggu panggilan untuk diwawancarai sambil membaca-baca atau ngobrol dengan para pencari kerja yang lain. Biasanya kalau begitu

(75)

rasa gugupku berkurang.

Bagaimana dengan umur anda yang semakin dengan pendidikanku. Aku sudah jenuh dengan pertanyaan teman-teman atau orang dekat rumah yang selalu tanya udah dapat kerjaan belum?huh paling malas aku kalo ditanya kayak itu.

a. Informan merasa sudah berusaha untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan pendidikannya. b. Informan merasa

jenuh dan malas dengan

pertannyaan teman dan orang sekitar rumahnya.

T Kalau boleh tahu kenapa?

8 J

Yah males aja, ga tau po kalau orang udah berusaha. Tapi kalau memang jalannya belum dapet kerja ya mau gimana lagi. Malah

(76)

sempat aku dikatai orang malas, lha udah selesai kuliah kok belum dapet kerja. Rasanya dongkol kalo digituin. Lha udah usaha juga kok, tapi ya mungkin belum jalannya dapet kerja kan?

pekerjaan.

b. Informan merasa usahanya tidak dilihat orang lain.

T

Ya benar juga sih, terus

bagaimana anda

menghadapinya?

Informan memilih menghindar sebelum informan memiliki pekerjaan.

T Selama mencari pekerjaan apa yang anda rasakan?

10 J bingung mo ngapain?lha ga d kerjaan. Kan beda kalo masih kuliah ato udah kerja, ada hal yang

a. Informan merasa susah sekali untuk mendapatkan pekerjaan.

(77)

dikerjain. Mpe bingung perusahaan tambang aja, aku ga mau yang lain.

Informan hanya ingin diterima bekerja di perusahaan tambang

T

Lha kok ga mau nyoba yang lain?kan masih ada banyak pekerjaan selain di tambang. Kalo kerja di tempat yang lain, kalo gak suka sama aja kan ga bisa enak yang kerja.

a. Informan merasa dirinya idealis sehingga susah untuk mendapatkan pekerjaan

b. Informan

(78)

T kerja di tambang.

Informan ingin bekerja di tambang karena gaji yang tinggi dan lebih keren.

T Ya kalo susah kenapa gak nyari kerjaan yang lain?

14 J

Ya sebenarnya kerjaan yang lain sih banyak. Tapi ya aku maunya ditambang gimana lagi. Malah ada temannku yang bilang kalo aku terlalu idealis, coba cari yang lain mungkin aku udah diterima kerja katanya. Tapi ya aku cuek aja, yang penting aku tetap usaha biar bisa diterima kerja di tambang.

a. Informan hanya ingin bekerja di tambang

b. Informan cuek saja terhadap temannya yang mengatakan informan terlalu idealis.

sendiri gimana

menanggapinya?

15 J Ya kalo orang tuaku sih nyante aja, mereka udah

(79)

Kesimpulan Informan 2

Yang dihadapi para pencari kerja : A. Berhadapan dengan perusahaan

 Merasa takut dengan tes wawancara oleh perusahaan

 Kebijakan perusahaan yang menerapkan pembatasan umur menyebabkan semakin sulit untuk memperoleh pekerjaan.

 Gaji yang besar dan prestise bila bekerja di tambang

B. Berhadapan dengan diri sendiri

 Bertambahnya umur maka semakin kecil kesempatan untuk mendapatkan kerja yang sesuai dengan pendidikannya.

 Idealis diri yang menyulitkan untuk segera memperoleh pekerjaan.

C. Berhadapan dengan lingkungan

 Orang tua selalu mendukung

 Dianggap malas oleh orang sekitarnya

 Usaha yang dilakukan tidak diketahui oleh orang sekitarnya tahu aku pengennya kerja

dimana, jadinya mereka ya mendukung aja. Gak banyak nuntut yang macam-macam. Yang penting aku tetep usaha.

(80)

Informan 3

Nama : Fs

Umur : 26 Tahun

Suku : Jawa

Asal : Solo

Domisili : Yogyakarta

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan Orang tua : Swasta

Pendidikan Terakhir : Sarjana

(81)

INFORMAN 3

T : Tanya J : Jawab

T Ngomong-ngomong kamu lulus kuliah tahun berapa?

 2a : Informan merasa takut saat menghadapi tes wawancara

 2b+3a : Informan merasa gugup, deg-degan dan berkeringat saat menghadapi tes wawancara

 2c+3c : informan merasa takut jika dihadapkan dengan wawancara dengan owner dan melamar di perusahaan yang besar karena informan merasa tidak yakin dengan kemampuannya.

 2d+4 : informan merasa takut dengan apa yang diucapkan informan saat wawancara. Untuk mengatasi hal tersebut informan mencoba bertanya kepada teman-temannya yang sudah lolos wawancara dan

Selama proses melamar, ada ga hal yang bikin rasanya deg-degan terus, mana keringetan lagi, belum lagi kalo itu tes wawancara dengan ownernya beh..masalahnya udah 3 kali aku ikut tes wawancara tapi ya ga lolos juga. Pa ada yang salah ya waktu aku ngomong?he..

a. Informan merasa takut saat waktu akan

menghadapi tes wawancara. b. Informan

merasa deg-degan dan berkeringat saat menghadapi tes wawancara c. Informan

(82)

jika beradapan dengan owner perusahaan saat tes wawancara karena

informan tidak mengetahui yang diucapkan

saat tes

wawancara

 3b : Informan sekarang menjadi lebih rileks saat menghadapi tes wawancara karena sudah terbiasa.

 5 : Informan merasa persyaratan yang diajukan oleh perusahaan terlalu berat.  6 a : Informan berusaha

searching lewat internet untuk memperoleh informasi dan juga lewat temannya yang sudah diterima bekerja  6 b : Informan merasa

kemampuan bukanlah hal utama untuk diterima bekerja di perusahaan. Dengan memiliki koneksi di dalam perusahaan, orang yang tanpa kemampuan pun bisa diterima bekerja

 8a+17b : informan merasa diejek oleh tetangga dan teman-teman dekat rumahnya karena belum memiliki pekerjaan.

 8b+18B : informan merasaorang lain tidak mengetahui bahwa informan T pertama saking gugupnya mpe mo ngomong aja susah, malah jadi gagap. Belum lagi ni keringat banyaknya, jadi tambah ga enak aja. Tapi sekarang menjadi gugup saat pertama kali wawancara b. Informan

sekarang

(83)

kalo perusahaannya besar. rileks saat menghadapi tes wawancara

sudah berusaha untuk mencari pekerjaan. takut dengan menurunnya kemauan informan untuk mencari kerja dan menurunnya kondisi fisik informan yang semakin gemuk.

 13a+b+14 : informan merasa tidak percaya diri dengan kondisi fisiknya yang gemuk dan berusaha untuk mengembalikan penampilan fisik informan agar terlihat lebih primakarena informan tidak mau gagal dalam memperoleh pekerjaan gara-gara fisik informan yang gemuk.

 15 : informan merasa sebagai oang yang tidak memiliki T

Sekarang apa yang kamu lakukan untuk mengatasi hal tersebut?

4 J

Hm..yah aku tanya-tanya ma temen-temenku yang udah lolos seleksi wawancara gimana pas wawancara kok bisa lolos. Sama itu, aku baca-baca tentang trik dalam wawancara he..kan udah banyak tu di toko-toko. Ya

Informan untuk mengatasi

ketakutannya pada wawancara

(84)

paling ga, dengan agak tahu tentang wawancara bisa lebih tenang pas

tujuan dan tidak mau berbuat apa karena tidak memiliki pekerjaan.

 16a+b : informan merasa takut dengan bertambahnya umur informan, karena dengan bertambahnya umur informan maka semakin sedikit pula peluang informan untuk diterima bekerja.

 17a : keluarga informan tetap memberikan dukungan kepada informan untuk mencari pekerjaan.

 19+20 : informan merasa takut untuk memulai untuk bergaul dengan orang baru karena pernah dicuekin waktu tahu ternyata informan belum bekerja.

 22 : Informan tidak berusaha untuk berwiraswasata karena takut apabila nantinya usaha yang informan rintis mengalami kegagalan dan bangkrut

Tu syarat perusahaan yang kadang terlalu berat. Masak perusahaan mintanya yang udah pengalaman, kan susah juga lha wong fresh graduate. Masih jarang yang mau nerima fresh graduate, kalo ada paling di job fair. Padahal job fair tidak setiap bulan ada. Lha nanti kalo semua harus punya pengalaman dulu, kapan aku bisa dapet kerja coba?

Informan merasa persyaratan yang diajukan oleh perusahaan terlalu berat.

T

Iya juga, apa yang kamu

lakukan setelah

mengetahui keadaan seperti itu?

6 J Ya sekarang aku lebih sering searching lamaran

(85)

lewat internet, disana kan malah lebih banyak. Sama tanya-tanya temenku yang udah kerja, ada ga lowongan di tempat kerja mereka. Ya lumayanlah kalo bisa lewat orang dalem kan mungkin lebih gampang he..ya tau sendirilah ya, sekarang kalo ga punya koneksi di

searching lewat internet untuk memperoleh informasi dan juga lewat temannya yang sudah diterima bekerja

(86)

akan kamu lamar?

7 J

Hm..apa ya?oh ya tu orang-orang deket rumah. Tu tetangga ma orang tua-tua yang da dirumah.

T Lho ada apa dengan mereka?

8 J

Mereka kalo aku pulang trus pas ketemu pasti tanya “piye, wis entuk gawean durung?kancamu kae wis entuk lho, mosok lulusan usaha. Tapi ya gimana lagi lha wong belum diterima.

a. Informan merasa diejek oleh orang

(87)

biasanya aku diem aja di rumah. Ga keluar-keluar daripada ntar dikatai lagi. memilih untuk diam saja kegiatan kamu sehari-hari?

10 J nganggur trus jadi males.

Informan merasa

takut akan

menurunnya kemauan informan untuk mencari kerja karena sudah

Ya jadi males ngapa-ngapa lha kebiasaan gak ngapa-ngapa sih. Males nyari

(88)

kerja juga, lha udah nglamar kemana-mana gak ditrima. Ya takutnya kalau udah jadi males, aku juga ikut males buat nyari kerja. Lha kalau aku udah males nyari kerja ntar gak jadi kerja juga. Belum lagi nih tubuhku yang semakin gemuk, kan susah tu kalau tubuh gemuk nyari kerja

informan. Dimana informan menjadi lebih gemuk yang mengakibatkan informan susah untuk mencari kerja palagi kerja kantoran.

T jangan gemuk-gemuk ntar susah buat nyari kerja. Ya

(89)

terlalu gemuk. Aku takutnya waktu nyari kerja karena aku gemuk aku gak diterima. Ya pemikiran setiap orang kita gak tau sih. Ya makanya sekarang aku mau nurunin beratku dulu. Biar penampilanku juga lebih bagus. Kata orang penampilan kan yang utama, daripada aku gak dapet-dapet kerja.

gemuk. b. Informan

berusaha untuk mengembalikan penampilan fisik informan agar terlihat lebih prima.

T

Sebelumnya maaf, kamu agak ga nyaman dengan tubuh kamu sekarang?atau kurang pede? langsung menggemuk hehehe gara-gara gak ada kegiatan sih. Ya aku gak mau gagal buat dapet kerjaan gara-gara tubuhku yang gemuk ini.

Informan tidak mau gagal dalam memperoleh pekerjaan karena kondisi fisik informan.

T Apa yang kamu rasakan

(90)

mendapatkan pekerjaan? paling cari-cari info lowongan pekerjaan. Mana umurku juga semakin bertambah.

Informan merasa sebagai orang yang tidak memiliki tujuan dan tidak semakin bertambah. Lha kalo umurku terus bertambah tapi aku lom dapet kerja gimana?kan

perusahaan juga

menerapkan pembatasan usia saat melamar. Kalo umurku sudah melebihi apa yang diterapkan perusahaan kan aku ga bisa lagi melamar, sama aja aku ga bisa dapet kerja kan?kalo udah bisa kerja

merasa dengan bertambahnya umur maka semakin sedikit juga

(91)

baru usaha terus biar cepet kerja.

T

Bagaimana tanggapan keluarga kamu kalau kamu

belum memiliki

pekerjaan?

17 J

Ya kalau keluargaku gapapa, keluargaku terus mendukung. Ya paling tu malah temen-temenku yang dirumah yang udah bekerja malah yang sering ngejek mentang-mentang udah bekerja.

a. Keluarga informan tetap memberikan dukungan kepada

informan untuk mencari

pekerjaan. b. Teman-teman

informan yang berada di pekerjaan dan mereka sudah bekerja.

(92)

ngejek itu?

18 J

Ya itu temenku yang di deket rumah. Aku dibilangnya males nyari kerja. Padahal aku juga udah usaha buat nyari kerja. Makanya sekarang aku juga jarang pulang kerumah, kalaupun pulang paling ya hanya dirumah saja. Masalahnya kalo ketemu pasti diejek lagi,

a. Informan jarang keluar dengan teman-sudah berusaha untuk mencari kerja

(93)

temen-temen?

19 J

Ya seperti tadi selain diejek-ejek lagi ya sama itu kalo dapet kenalan baru ditanyanya udah kerja dimana?makanya itu sekarang aku jadi agak takut untuk kenalan dengan orang baru.

Informan merasa takut untuk memulai bergaul dengan orang baru.

T

Kamu mengatakan kalau kamu takut untuk kenalan dengan orang baru, kalo boleh tau kenapa?

20 J

Ya aku pernah pas keluar sama temenku dikenalin sama temenya. Awal-awalnya sih kita ngobrol ngobrol sama temenku. Pikirku nih orang maksudnya gimana, yah akhirnya ya aku dicuekin tu mpe pulang, sapa yang

(94)

ga dongkol coba kalo paham luar dalam atas apa yang akan mau bikin usaha. Karena kalo kita tidak paham betul ntar ujung-ujungnya malah gagal dan bangkrut. Udah gitu kan butuh modal yang tidak sedikit juga untuk memulai usaha, di jogja sendiri kan kalo usaha kita itu bukan yang benar-benar baru atau unik bakalan susah untuk bersaing dengan yang

(95)

Kesimpulan Informan 3

Yang dihadapi para pencari kerja :

A. Berhadapan dengan perusahaan

 Merasa kurang percaya diri jika berhadapan dengan owner perusahaan saat tes wawancara.

 Merasa kurang percaya diri jika melamar pada perusahaan yang besar.

 Persyaratan yang diajukan perusahaan dirasa terlalu berat

B. Berhadapan dengan diri sendiri

 Tidak yakin dengan kemampuan diri sendiri.

 Menurunnya kemauan untuk mencari kerja.

 Menurunnya kondisi fisik dan penampilan yang kurang prima.

 Bertambahnya umur.

 Takut mengalami kegagalan bila memulai berwiraswasta.

C. Berhadapan dengan lingkungan

 Keluarga selalu mendukung untuk mencari pekerjaan.

 Ejekan tetangga dan teman-teman karena belum bekerja.

 Dicuekin oleh kenalan baru karena belum memiliki poekerjaan.

 Usaha untuk mencari kerja tidak diketahui orang lain sehingga dianggap malas mencari kerja.

Gambar

Tabel 2 : Berhadapan dengan diri-sendiri..............................................................27
Tabel 1 : Berhadapan dengan perusahaan
Tabel 2 : Berhadapan dengan diri-sendiri
Tabel 3 : Berhadapan dengan lingkungan

Referensi

Dokumen terkait

Sistem sanitasi skala permukiman merupakan sistem antara dari sistem individu ke sistem skala perkotaan. Sistem ini harus terintegrasi dengan perencanaan sanitasi

terfermentasi dan nikstamal jagung putih jenis gigi kuda ( Zea mays identata ) melalui proses emulsifikasi dengan gelatin pada kecepatan putar homogeniser dan

Selama penelitian berlangsung, hampir semua peserta didik antusias dalam mempelajari materi ekosistem, akan tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada

informasi yang jelas dari data tersebut, sehingga peneliti dapat. membuat kesimpulan yang dapat

Dengan demikian, penelitian kata sapaan bahasa Baduy ini dapat memperlihatkan anekawarnanya sistem tutur sapa bahasa-bahasa di Indonesia serta dapat pula mencerminkan sistem

Artinya siapa yang bekerja dan berusaha lebih keras, akan mendapatkan hasil lebih banyak dalam waktu yang lebih singkat.Sistem harga yang digunakan Pulsagram pun menggunakan sistem

Pedoman ini merupakan acuan bagi pelaksana yang terlibat dalam penetapan Penyuluh Pertanian Teladan guna memberikan motivasi kepada Penyuluh Pertanian untuk lebih

Sistem V-BLAST pada kanal flat fading yang menggunakan tingkat modulasi QAM yang sama, memiliki unjuk kerja yang lebih baik dari sistem V-BLAST pada kanal FSF untuk kondisi