• Tidak ada hasil yang ditemukan

THE IMPLEMENTATION TEST OF SOMATIC AUDITORI VISUAL INTELLECTUAL APPROACH (SAVI) ON ECOSYSTEM CONCEPTS IN CLASS VII SMP NEGERI 5 TASIKMALAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "THE IMPLEMENTATION TEST OF SOMATIC AUDITORI VISUAL INTELLECTUAL APPROACH (SAVI) ON ECOSYSTEM CONCEPTS IN CLASS VII SMP NEGERI 5 TASIKMALAYA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

THE IMPLEMENTATION TEST OF SOMATIC AUDITORI VISUAL INTELLECTUAL APPROACH (SAVI) ON ECOSYSTEM CONCEPTS IN CLASS

VII SMP NEGERI 5 TASIKMALAYA Rosmayanti, Rakatika

ABSTRACT

Ecosystem is a subject matter of science that studies the interrelationships between living things and living beings with the environment. Although the material is learned from students attending elementary school but, learning ecosystem in SMP is considered difficult by most students. Therefore, to improve the learning outcomes of students, selection of appropriate learning approach will help learners to more easily absorb the lessons, one using Visual Auditory learning approach somatic Property (SAVI). Thus, somatic approaches Auditory Visual Properties (SAVI) is suitable to be applied to the process of learning the concept of ecosystems due to this approach learners are able to optimize the sensing devices they have in understanding the concept of ecosystem.

Keywords: Visual Auditory Intellectual somatic approach (SAVI), learning outcomes, ecosystem

(2)

2

UJI COBA PENERAPAN PENDEKATAN SOMATIS AUDITORI VISUAL INTELEKTUAL (SAVI) PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP

NEGERI 5 KOTA TASIKMALAYA Rosmayanti, Rakatika

ABSTRAK

Ekosistem merupakan salah satu materi pelajaran dari IPA yang mempelajari hubungan timbal balik antar makhluk hidup dengan makhluk hidup dan makhluk hidup dengan lingkungannya. Meskipun materi ini dipelajari sejak peserta didik duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) akan tetapi, pembelajaran ekosistem di SMP dianggap sulit oleh sebagian besar peserta didik. Oleh karena itu untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik, pemilihan pendekatan pembelajaran yang tepat akan membantu peserta didik untuk lebih mudah menyerap pelajaran, salah satunya dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI). Sehingga, pendekatan Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI) ini cocok diterapkan pada proses pembelajaran konsep Ekosistem karena dengan pendekatan ini peserta didik mampu mengoptimalkan alat indera yang mereka miliki dalam memahami konsep ekosistem. Kata Kunci: Pendekatan Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI), hasil belajar,

ekosistem

PENDAHULUAN Latar Belakang

Pada zaman modern ini pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kelangsungan bangsa dan negara dikarenakan pendidikan merupakan suatu wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Dengan pendidikan, masyarakat lebih terbuka wawasannya sehingga mampu meningkatkan sumber daya manusia.

Sebagian besar masyarakat Indonesia belum sepenuhnya mengenal pentingnya arti pendidikan. Sehingga banyak yang tidak peduli akan pendidikan. Padahal, saat ini pengetahuan semakin berkembang. Hal tersebut menuntut para pelaku pendidikan, terutama guru untuk lebih meningkatkan penguasaan dan pemahaman terhadap konsep serta teknologi yang harus dimiliki oleh peserta didik. Khususnya dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang masih didominasi dengan metode ceramah dan segala bentuk proses pembelajaran masih terpusat kepada guru yang sebenarnya akan membuat para siswa mengalami kejenuhan dan kurangnya motivasi dalam belajar. Hal ini berdampak juga dalam penyerapan ilmu yang diberikan tidak mampu diserap secara optimal dan cenderung monoton.

Motivasi belajar peserta didik yang tidak stabil mendorong pendidik untuk lebih meningkatkan cara penyampaian materi kepada peserta didik, sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai.

Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 15 Oktober 2012 terhadap guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas VII SMP Negeri 5 Kota Tasikmalaya, nilai rata-rata pada konsep Ekosistem yaitu 76, sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 80. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa peserta didik di kelas VII SMP Negeri 5 Kota Tasikmalaya ternyata, mereka lebih senang belajar

(3)

3

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dalam keadaan aktif artinya tidak diam di tempat duduk, sehingga otak akan bekerja secara maksimal dalam menyerap pelajaran.

Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik, pemilihan pendekatan pembelajaran yang tepat akan membantu peserta didik untuk lebih mudah menyerap pelajaran, salah satunya dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI). Pendekatan Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI) merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memiliki prinsip bahwa belajar dengan menggunakan totalitas aktivitas yaitu menggunakan gerak aktif secara fisik ketika belajar, dengan memanfaatkan alat indera sebanyak mungkin, dan membuat seluruh tubuh serta pikiran terlibat dalam belajar.

Penelitian dengan menggunakan pendekatan Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI) pernah dilakukan oleh Utami, Rizki Sari (2011) di SDN Pluit 05 Pagi Jakarta Utara. Berdasarkan hasil penelitian tersebut skor rata-rata tes akhir kelas mengalami peningkatan dengan menggunakan pendekatan Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI).

Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini yaitu “Apakah pendekatan Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI) cocok diterapkan pada konsep Ekosistem di kelas VII SMP Negeri 5 Kota Tasikmalaya?”.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kecocokan pendekatan Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI) jika diterapkan pada proses pembelajaran konsep Ekosistem di kelas VII SMP Negeri 5 Kota Tasikmalaya.

Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan dalam menerapkan pendekatan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar serta memberikan informasi tentang pendekatan Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI) dalam upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dan mengembangkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran IPA. Selain itu juga dapat membantu sekolah untuk lebih mengenal pendekatan pembelajaran yang cocok untuk diterapkan pada peserta didiknya.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pre experimental. Pada metode pre experimental ini tidak terdapat variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara random.

Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel terikat dan variabel bebas.

1. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar peserta didik.

2. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI).

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII SMP Negeri 5 Kota Tasikmalaya sebanyak 10 kelas, dengan jumlah peserta didik sebanyak 286 peserta didik. Sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh peserta didik kelas VII I sebanyak 27 peserta didik yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu

(4)

4

teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun pertimbangan pengambilan sampel adalah nilai rata-rata ulangan harian terendah mata pelajaran IPA. Disain Penelitian

Disain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group pretest posttest design. Disain ini terdapat pretest, sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Sehingga peneliti dapat membandingkan hasil belajar peserta didik sebelum menggunakan pendekatan Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI) dan setelah menggunakan pendekatan Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI).

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini berupa tes, observasi, dan studi literatur. Tes yang digunakan dalam penelitian adalah tes tertulis pilihan ganda dengan 4 option yang dilakukan sebelum dan sesudah melaksanakan pembelajaran untuk membandingkan kemampuan peserta didik sebelum dan sesudah diberi perlakuan (melaksanakan pembelajaran konsep ekosistem menggunakan pendekatan somatis auditori visual intelektual).

Observasi dilakukan untuk mengetahui tingkah laku peserta didik pada waktu belajar, tingkah laku guru pada waktu mengajar, efektifitas kegiatan belajar mengajar, partisipasi peserta didik dalam pembelajaran, dan permasalahan yang mungkin muncul selama kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI) untuk menjelaskan konsep Ekosistem. Kemudian studi literatur yaitu pengumpulan materi-materi atau teori-teori yang relevan dengan masalah yang dibahas.

Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar peserta didik pada konsep ekosistem dengan jumlah soal sebanyak 50 butir soal. Tes ini berupa tes bentuk pilihan ganda dengan 4 option. Aspek yang diukur yaitu ranah kognitif yang dibatasi pada jenjang mengingat (C1), mengerti (C2), dan memakai (C3). Tujuan

dilakukan uji coba instrumen penelitian ini adalah untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen penelitian yang akan digunakan. Berikut ini rumus dari perhitungan validitas dan reliabilitas

1. Uji Validitas ∑ (∑ )(∑ ) √{ ∑ (∑ ) }{ ∑ (∑ ) } 2. Uji Reliabilitas ( ) ( ∑ )

Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan uji statistika parametrik. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis dengan uji t untuk mengetahui apakah pretest sama atau berbeda dengan posttest dan untuk mengetahui apakah posttest sama atau berbeda dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

(5)

5 PEMBAHASAN

Pendekatan Pembelajaran

Menurut Gulo (dalam Siregar, Eveline, 2011:75) “Pendekatan pembelajaran adalah suatu pandangan dalam mengupayakan cara siswa berinteraksi dengan lingkungannya”. Sementara Perceival dan Ellington (dalam Siregar, Eveline, 2011:75) mengemukakan bahwa, “Dua kategori pendekatan pembelajaran, kedua kategori pendekatan tersebut adalah pendekatan pembelajaran berorientasi guru (teacher oriented) dan pendekatan berorientasi siswa (learner oriented)”.

Adapun istilah pendekatan menurut Sanjaya (dalam Ahmadi, Iif Khoiru, 2011:14) “Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya proses yang sifatnya masih sangat umum”. Kemudian menurut Killen, Roy (dalam Ahmadi, Iif Khoiru, 2011:15) “Terdapat dua macam pendekatan yaitu pendekatan yang berpusat pada guru dan pendekatan yang berpusat pada siswa”.

Pendekatan pembelajaran merupakan sebuah titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan sebuah terjadinya suatu proses yang masih bersifat umum, di dalamnya mewadahi, menguatkan, menginspirasi, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.

Kecocokan Pendekatan Somatis Auditori Visual Intelektual

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI) adalah pembelajaran dengan menggabungkan gerakan fisik dan aktivitas intelektual serta penggunaan semua indera. Menurut DePorter, Bobbi (2011 : 112) mengungkapkan “Anak memiliki 3 gaya belajar berbeda sebagai modalitas awal dalam belajar yaitu visual, auditorial, dan kinestetik”. Kemudian Meier, Dave (dalam Hamid, 2011 : 60) mengemukakan bahwa, “ Modalitas dalam belajar yaitu somatic, auditory, visual, dan intellectual ”.

Adapun langkah-langkah pendekatan Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI) sebagai berikut :

1. guru mendata kehadiran peserta didik;

2. guru mengelompokkan peserta didik berdasarkan kelompok belajar yang dibentuk; 3. guru menguji kemampuan prasyarat peserta didik dengan memberikan pertanyaan

mengenai materi yang akan diberikan;

4. guru memberikan motivasi kepada peserta didik;

5. guru membagikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) kepada peserta didik; 6. peserta didik mengerjakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD);

7. peserta didik membuat catatan pada buku catatannya tentang materi yang akan didiskusikan dalam bentuk peta konsep;

8. salah satu peserta didik sebagai perwakilan dari kelompoknya menyerahkan pekerjaannya kepada guru dan guru memberikan penghargaan atas pekerjaan peserta didik tersebut;

9. secara bergantian masing-masing kelompok mendeskripsikan materi yang telah didiskusikan secara lengkap pada Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang telah disediakan guru, kemudian mempresentasikannya di dalam kelas;

10. sharing dan tanya jawab di dalam kelas mengenai materi yang telah didiskusikan; 11. dimulai dari hasil diskusi peserta didik, guru mulai menjelaskan materi sesuai

tujuan yang ingin dicapai;

12. peserta didik menyebutkan atau menjelaskan mengenai materi yang telah didiskusikan;

(6)

6

13. peserta didik menarik kesimpulan mengenai materi yang telah didiskusikan; dan 14. peserta didik diberikan tugas untuk pertemuan berikutnya.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan untuk menguji kecocokan penerapan pendekatan Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI) diperoleh data hasil belajar berupa hasil pretest dan posttest. Data-data tersebut kemudian di uji normalitasnya dengan uji liliefors dan uji homogenitasnya dengan F maksimum. Kedua uji itu

menunjukkan bahwa data yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan kedua varians homogen.

Kemudian, hasil penelitian tersebut di uji statistik dengan menggunakan uji t komparatif dan uji t deskriptif. Uji t komparatif digunakan untuk membandingkan hasil belajar peserta didik sebelum dan setelah menggunakan pendekatan Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI). Kemudian uji t deskriptif dilakukan untuk mengetahui apakah nilai rata-rata hasil belajar belajar posttest telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau belum. Berikut ini merupakan diagram rata- rata pretest dan posttest.

Gambar 1

Diagram Rata-Rata Pretest dan Posttest

Berdasarkan gambar tersebut terjadi peningkatan rata-rata yang signifikan antara pretest dan posttest. Rata-rata hasil posttest lebih besar daripada hasil pretest.

Dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI), guru membagi peserta didik menjadi sembilan kelompok yang masing-masing beranggotakan tiga orang peserta didik. Setiap kelompok mengerjakan LKPD yang telah disediakan oleh guru, setiap peserta didik membuat peta konsep mengenai materi ekosistem, selain itu peserta didik dituntut ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran. Keaktifan peserta didik ini dilihat dari keempat unsur pendekatanyaitu somatis, auditori, visual, dan, Intelektual.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap peserta didik, yaitu partisipasi mereka dalam proses pembelajaran konsep Ekosistem mulai dari pertemuan pertama sampai dengan pertemuan kedua. Pada pertemuan pertama, peserta didik mengamati lingkungan sekitar yang letaknya berada di belakang SMP Negeri 5 Kota Tasikmalaya. Di tempat tersebut, peserta didik melakukan pengamatan dan pengisian LKPD. Pada pertemuan kedua, peserta didik menganalisis lima gambar yang ditayangkan melalui layar infocus kemudian mengerjakan LKPD yang telah disediakan. Pada proses pengamatan dan analisis gambar tersebut, terlihat keempat unsur pendekatan Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI). Berikut ini penjabaran masing -masing unsur pendekatan Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI).

19,98 33,89 0 10 20 30 40 Pretest Posttest R ata -r ata Jenis Tes

(7)

7 1. Unsur somatic

Pada pertemuan pertama, peserta didik mengamati lingkungan sekitar yang letaknya berada di belakang SMP Negeri 5 Kota Tasikmalaya. Proses pengamatan yang dilakukan oleh peserta didik tersebut menunjukkan unsur somatic karena melibatkan gerak anggota tubuh dan alat indera yang secara praktis melibatkan fisik dan menggunakan serta menggerakkan anggota tubuh sewaktu belajar yaitu pada saat peserta didik mengamati lingkungan tersebut dan mengerjakan LKPD.

Pada pertemuan kedua, peserta didik menganalisis lima macam gambar mengenai interaksi antar makhluk hidup dan ketergantungan dalam ekosistem. Unsur somatic yang terlihat yaitu pada saat peserta didik menganalisis gambar. 2. Unsur auditory

Pada pertemuan pertama dan kedua, unsur auditori terlihat pada saat peserta didik melakukan presentasi kelompok. Pada saat tersebut, terdengar suara diskusi kelompok, suara pada saat presentasi, suara ketika membaca LKPD dan suara ketika menyampaikan pendapat.

3. Unsur visual

Belajar dengan visual berarti belajar dengan penggunaan indera khususnya mata yang dipergunakan untuk melihat, memperhatikan, dan mengamati. Pada proses pembelajaran yang telah dilakukan unsur visual terlihat pada saat peserta didik mengamati lingkungan yang dijadikan objek pengamatan, menganalisis gambar, membaca LKPD, membaca bahan ajar, dan membuat peta konsep.

Tujuan dari pembuatan peta konsep yaitu mempermudah peserta didik dalam penguasaan materi ekosistem. Setiap peserta didik akan lebih mudah paham atau menguasai materi pelajaran apabila dapat melihat langsung atau nyata terhadap sesuatu yang sedang dibicarakan atau dijelaskan oleh guru. Bahkan peserta didik dapat belajar lebih baik lagi apabila peserta didik membuat peta konsep sendiri. 4. Unsur intellectual

Belajar dengan intellectual bukan berarti belajar tanpa emosi dan akademis, tetapi belajar intellectual menunjukan hal-hal yang dilakukan peserta didik dalam pikiran mereka secara internal ketika menggunakan kecerdasan.

Selama proses pembelajaran berlangsung, unsur intellectual terlihat pada saat peserta didik menjawab dan mengerjakan LKPD, serta mendeskripsikan apa yang mereka amati dan analisis kemudian dipresentasikan.

Selama penelitian berlangsung, hampir semua peserta didik antusias dalam mempelajari materi ekosistem, akan tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI) yaitu ketepatan mengumpulkan LKPD dan presentasi kelompok.

Faktor yang mempengaruhi hal tersebut yaitu waktu karena, pada penerapan pendekatan Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI) ini, peserta didik dituntut untuk mencari sendiri materi yang dipelajarinya dan guru hanya bertugas sebagai fasilitator. Pada pendekatan Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI), guru dituntut mampu memadukan keempat komponen yang ada pada Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI) dalam sebuah kegiatan pembelajaran. Karena, setiap peserta didik mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda. Selain kendala-kendala dalam proses pembelajaran tersebut, pendekatan Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI) memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut.

Tabel 1

(8)

8

Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI)

No. Kelebihan Kekurangan

1 Peserta didik ikut aktif dalam pembelajaran dan peserta didik dilatih untuk dapat bekerjasama dan menghargai pendapat orang lain.

Dituntut adanya guru yang mampu memadukan keempat komponen Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI) secara utuh dalam sebuah kegiatan pembelajaran dengan waktu yang terbatas.

2 Peserta didik lebih mudah dalam menyerap materi pelajaran karena dengan pendekatan Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI) menjadikan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik.

Membutuhkan perlengkapan sarana dan prasarana yang menyeluruh dan disesuaikan dengan kebutuhan dalam penerapan pendekatan Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI) dalam kegiatan pembelajaran.

Adanya kekurangan dan kendala tersebut, maka observer memberikan saran yang juga menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti dan berbagai pihak untuk menyempurnakan pendekatan Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI). Saran- saran tersebut digeneralisasikan sebagai berikut:

1. Mengoptimalkan perlengkapan sarana dan prasarana yang ada pada sekolah secara menyeluruh yang disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran sehingga peserta didik bisa lebih menyerap materi pembelajaran.

2. Pada sub konsep yang membutuhkan visualisasi yang lebih maka, harus disediakan gambar yang lebih banyak untuk dianalisis oleh peserta didik.

Dilihat dari perhitungan hasil penelitian, hasil belajar peserta didik setelah proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI) memiliki nilai rata-rata lebih besar daripada nilai rata-rata hasil belajar peserta didik sebelum proses pembelajaran dengan pendekatan Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendekatan Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI) cocok diterapkan pada proses pembelajaran konsep Ekosistemdi kelas VII SMP Negeri 5 Kota Tasikmalaya.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan hasil observasi, pengolahan data, dan pengujian hipotesis, maka penulis berkesimpulan bahwa pendekatan Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI) cocok diterapkan pada proses pembelajaran konsep Ekosistem di kelas VII SMP Negeri 5 Kota Tasikmalaya.

Saran

Adapun saran yang diajukan peneliti mengenai pendekatan pendekatan pembelajaran yang tepat bagi peserta didik adalah sebagai berikut:

1. guru lebih bervariasi dalam menggunakan pendekatan pembelajaran untuk mengurangi bahkan menghilangkan tingkat kejenuhan peserta didik terhadap materi palajaran yang akan disampaikan;

(9)

9

2. guru disarankan untuk menggunakan pendekatan Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI) dalam menjelaskan konsep Ekosistem;

3. mengoptimalkan perlengkapan sarana dan prasarana yang ada pada sekolah secara menyeluruh yang disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran sehingga peserta didik bisa lebih menyerap materi pembelajaran;

4. pada sub konsep yang membutuhkan visualisasi yang lebih maka, harus disediakan gambar yang lebih banyak untuk dianalisis oleh peserta didik.guru harus dapat memilih pendekatan pembelajaran yang akan digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik dan materi yang akan disampaikan; dan

5. bagi peneliti selanjutnya, hendaknya mencoba menerapkan pendekatan Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI) pada konsep atau materi yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Agus, (2011). Pendekatan SAVI [Online]. Tersedia:

http://goez17.wordpress.com./2011/11/23/pendekatan-savi.html.[3 Desember 2012]

Ahmadi, I.K. et al. (2011). Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. Jakarta : Prestasi Pustaka

Alvian.(2010) . Interaksi Antar komponen Ekosistem [Online]. Tersedia :

http://mozaiksains.wordpress.com/2010/04/20/interaksi-antar-komponen-ekosistem/. [3Desember 2012]

Alwi,Irfan.(2010). Hubungan Antar Ekosistem [Online]. Tersedia : http://untuklautku.blogspot.com/2010/07/hubungan-antara-ekosistem.html .[3 Desember 2012]

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Bagas,Irshadi.(2008). Macam-macam Ekosistem [Online]. Tersedia :http://irshadi-bagas-4all.blogspot.com/2008/05/macam-macam-ekosistem.html.

[4 Desember 2012]

Campbell, Nell A, et al. (2004). Biologi Edisi Kelima-Jilid 3.Jakarta: Erlangga

Coekhy,Udhi.(2010). Pengertian Ekosistem [Online]. Tersedia : http://pengertianekosistem.blogspot.com/ . [4Desember 2012]

DePorter, Bobbi. dan Mike Hernacki. (2011). Quantum Learning.Bandung : Kaifa Hamid, M.S. (2011). Metode Edutainment. Yogyakarta: DIVA Press

Hermanto, Redi dan Dedi Nurjamil.(2010). Strategi Cerdas Menguasai Statistika.Bandung : Rizqi Press

Hernawan, Edi. (2012). Pengantar Statistika Parametrik untuk Penelitian Pendidikan. Tasikmalaya: Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya, tidak diterbitkan

Nurudin.(2010). Pendekatan SAVI [Online]. Tersedia:

http://nurudin77.blogspot.com/2010/08/pendekatan-savi.html. [1 Desember 2012]

Perwitasari.(2010). Populasi [Online]. Tersedia:

http://www.antarafoto.com/peristiwa/v1268014803/populasi-komodo. [3 Desember 2012]

Prayoga.(2011). Ekosistem, Aliran Energi dan Siklus Materi Dalam Ekosistem [Online]. Tersedia: http://tikakurniaprayoga.blogspot.com/2011/04/ekosistem-aliran-energi-dan-siklus.html. [4 Desember 2012]

(10)

10

Pribadi, Benny A. (2011). Model Assure untuk Mendesain Pembelajaran Sukses. Jakarta: PT. Dian Rakyat

Siregar, E. dan Hartini Nara. (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran.Bogor : Ghalia Indonesia

Slameto.(2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta : PT. Rineka Cipta

Sugiyarto.(2008). Ilmu Pengetahuan Alam.Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif Kualitatif dan R &D. Bandung :CV. Alfabeta

Suprapto, Purwati, Kuswarini. (2012). Ekologi Hewan. Tasikmalaya: Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruann dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya, tidak diterbitkan

Surya, Andi. (2012). Ekosistem [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem [3 Desember 2012]

Takari, Enjah, R. (2009). Pembelajaran IPA dengan SAVI dan Konstektual.Bandung : PT. Genesindo

Thobroni, Muhammaddan Arif Mustofa. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Yamin, Martinis. (2008). Paradigma Pendidikan Konstruktivistik.Jakarta : Gaung Persada Press

Riwayat Penulis

Rosmayanti adalah mahasiswa angkatan 2009 pada Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi yang sedang melaksanakan penyusunan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (lulus tahun 2013)

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 4.2 Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung yang Dijadikan Sampel...68. Gambar 4.3 Perkembangan Volume Usaha Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung

menyediakan Hp dan internet untuk anaknya agar lebih mudah dalam mengerjakan atau mencari tugas yang diberikan oleh guru. Ibu HR juga menyediakan kendaraan

Tekstur yang ditampilkan dalam busana juga merupakan intepretasi dari tahapan tekstur yang terjadi pada pertumbuhan tanaman sirih yaitu daun muda memiliki tekstur

Penyusun skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian dari persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Kemudian untuk mengetahui kuat atau tidaknya koefesien korelasi, r hitung diinterpretasikan pada tabel interpretasi r Product Moment , dan didapat korelasi yang

Pada akun instagram, pengguna atau user yang menjadi pengikut dapat dilihat rentang umur dan jenis gender nya melalui jendela Insights, pada akun SyairIslam pengikut yang

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung (BAHPL) Nomor : 22/BAHPL/PRCN-TWA/DINKES-PPKB/V/2017 Tanggal 26 Mei 2017, bersama ini disampaikan pelaksana untuk

This is the outgoing mail port used by email programs such as Outlook Express, Outlook, FoxMail, and hundreds more, and it is also the SMTP Outgoing port used by mail