• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA RAKYAT DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL SISWA KELAS V SD KANISIUS BAYAT KLATEN TAHUN AJARAN 20102011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA RAKYAT DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL SISWA KELAS V SD KANISIUS BAYAT KLATEN TAHUN AJARAN 20102011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidika"

Copied!
170
0
0

Teks penuh

(1)

   

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA RAKYAT DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL SISWA KELAS V

SD KANISIUS BAYAT KLATEN TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Disusun oleh : Toto Purnawan

071224053

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

 

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA RAKYAT DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL SISWA KELAS V

SD KANISIUS BAYAT KLATEN TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Disusun oleh : Toto Purnawan

071224053

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv

 

HALAMAN PERSEMBAHAN

(6)

v

 

MOTTO

(7)

vi

 

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya tulis orang lain, kecuali yang telah

disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya

ilmiah.

Yogyakarta, 12 September 2011

Penulis,

(8)

vii

 

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Toto Purnawan

NIM : 071224053

Menyatakan sutuju untuk memberikan izin publikasi serta hak untuk

menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, menggelola di internet, atau

media lain untuk kepentingan akademis kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya yang berjudul “PENINGKATAN

KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT DENGAN

MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL SISWA KELAS V SD KANISIUS

BAYAT KLATEN TAHUN AJARAN 2010/2011” tanpa perlu meminta izin dari

saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama

saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya .

Yogyakarta, 12 September 2011

Penulis,

(9)

viii

 

ABSTRAK

Purnawan, Toto. 2011. Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Rakyat Dengan Menggunakan Media Audiovisual Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat Klaten Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. Yogyakarta. PBSID. PBS. FKIP. USD. Yogyakarta.

Penelitian ini mengkaji peningkatan kualitas pembelajaran menyimak cerita rakyat dengan menggunakan media audiovisual siswa kelas V SD Kanisius Bayat Klaten Tahun Ajaran 2010/2011. Tujuan penelitaian ini adalah mendeskripsikan peningkatan keterampilan menyimak cerita rakyat dengan menggunakan media audiovisual sisiwa kelas V SD Kanisius Bayat Klaten Tahun Jaran 2010/2011. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Kanisius Bayat Klaten yang berjumlah 18 siswa. Objek penelitian ini adalah penggunaan media audiovisual dalam pem-belajaran keterampilan menyimak cerita rakyat.

Penelitian tindakan kelas ini berbentuk siklus yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus dalam penelitian ini memuat empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Instrumen yang digunakan untuk setiap siklus adalah instrumen tes dan nontes. Instrumen tes berupa tes esai keterampilan menyimak cerita rakyat dan instrumen nontes berupa hasil observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto.

(10)

ix

 

ABSTRACT

Purnawan, Toto. 2011. The Improving of the Listening Skills to the Folklore Using Audiovisual Media for Students of SD Kanisius Bayat Klaten

Grade Five in the Academic Year of 2010/2011. Thesis. Yogyakarta. PBSID. PBS. FKIP. USD. Yogyakarta.

This study analyzed the improvement of grade five students’ learning quality in listening to folklore using audiovisual media in SD Kanisius Bayat Klaten in the academic year of 2010/2011. This objective of the study was to describe the increase in the grade five students’ listening skills to folklore using audiovisual media in SD Kanisius Bayat Klaten in the academic year of 2010/2011. The subjects of this study were 18 students of SD Kanisius Bayat Klaten grade five in the academic year of 2010/2011. The object of this study was the use of audiovisual media in the learning of listening skill to folklore.

This form of classroom action research cycle consisted of two cycles. Each cycle of this study included four stages of planning, action, observation, and reflection. The instruments used for each cycle were test and nontest. Test instrument was in the form of an essay test listening skill to folklore and the nontest instruments were in the form of observations, journals, interviews, and

photo documentation. Based on the research data analysis tests listening to folklore on pretest,

the cycle I, and cycle II, it showed an increase in the average grade and percentage of the students’ completion. In pretest, completion percentage was only 55.55 % with class average grade of 75.33 (Enough). In cycle I, the completion percentage of students reached 88.88 % and the average grade of 85.22 (Good).

(11)

x

 

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

kasih, karunia dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Rakyat Dengan

Menggunakan Media Audiovisual Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat Klaten Tahun

Ajaran 2010/2011” ini dengan lancar. Penyususnan skripsi ini bertujuan untuk

memenuhi slah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa,

Sastra Indonesia dan Daerah, pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa selama penulis menyelesaikan skripsi ini tidak

lepas dari bantuan pihak lain sehinga penulis dapat menyelesaikanya dengan

lancar. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada pihak-pihak yang selama ini memberikan bantuan, bimbingan, nasehat,

dorongan, doa, dan kerjasama yang tidak ternilai harganya dari awal sampai akhir

penulisan skripsi ini. Sehubungan dengan hal itu penulis menyampaikan terima

kasih kepada:

1. Setya Tri Nugraha, S.Pd., M.Pd. dan Dr. Y Karmin M.Pd. selaku

dosen pembimbing yang berkenan mengorbankan waktu, tenaga, pikiran,

ke-sabaran dan nasehat selama membimbing penulis

2. Dra. Yuliana Setianingsih selaku Kepala Program Studi PBSID.

3. Semua Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan

(12)

xi

 

4. Dra. Anas Tri Paryanti selaku kepala sekolah SD kanisius Bayat

Klaten yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian skripsi ini.

5. Drs. Andreas Suripto selaku guru kelas V SD Kanisius Bayat Klaten

yang telah memberikan informasi, bantuan dan kerjasama kepada penulis

dalam melakukan penelitian.

6. Semua siswa kelas V SD Kanisius Bayat Tahun Ajaran 2010/2011

terima kasih atas kerjasamanya.

7. Bapak dan Ibuku tercinta, Somo Diharjo (Sukiman) dan Sumiyem

yang dengan penuh kesabaran memberikan doa, nasehat, kasih sayang, dan

biaya sehingga penulis mampu menyelesaikan studi dan skripsi ini.

8. Bernadeta Pusporini Prayogo yang membantu secara sepesial dalam

berbagai hal.

9. Semua teman-teman Prodi PBSID khususnya angkatan 2007 dan

sahabat-ku Aloysius Febryanto atas kerjasmanya selama ini.

10. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini yang tidak mungkin penulis sebutkan satu per satu.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang

memerlukannya.

Yogyakarta, 12 September 2011

Penulis,

(13)

xii

 

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... .ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

MOTTO... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... … vi

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... vii

ABSTRAK... viii

ABSTRACT... .ix

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL………... xvii

DAFTAR DIAGRAM………... xx

DAFTAR GRAFIK………... xxi

DAFTAR SKEMA………... xxii

DAFTAR LAMPIRAN………... xxiii

BAB I PENDAHULUAN………... 1

1.1 Latar Belakang Masalah………... .. .1

1.2 Rumusan masalah………... . 3

1.3 Tujuan Penelitian………... 3

1.4 Manfaat Penelitian………... . 3

1.5 Batasan Istilah………... .... . .4

(14)

xiii

 

BAB II KAJIAN TEORI………... ... 6

2.1 Penelitian yang sejenis………... ... 6

2.2 Teori………... .... 7

2.2.1 Pembelajaran Bahasa Indonesia………... ... 7

2.2.2 Pembelajaran Menyimak Cerita Rakyat……... ... 8

2.2.3 Jenis-Jenis Menyimak………... ... 9

2.2.4 Tujuan Menyimak………... ... 9

2.2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dalam Menyimak... ... 11

2.2.6 Tahap-Tahap Dalam M………... ... 14

2.2.7 Cerita Rakyat……….... ... 15

2.2.8 Unsur-Unsur Cerita Rakyat……….. ... 16

2.2.9 Media Pembelajaran Bahasa………... ... 21

2.2.10 Media Audiovisual………... ... 21

2.3 Kerangka Berpikir……….. ... 22

2.4 Hipotesis………... ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………... 25

3.1 Desain Penelitian………... ... 25

3.1.1 Prosedur Tindakan Siklus I………... ... 26

3.1.1.1 Perencanaan (Planning)………... ... 26

3.1.1.2 Tindakan (Acting)………... ... 27

3.1.1.3 Pengamatan (Observing)…………... ... 28

(15)

xiv

 

3.1.2 Prosedur Tindakan Siklus II………... ... 29

3.1.1.1 Perencanaan (Planning)…………... ... 29

3.1.1.2 Tindakan (Acting)………... ... 29

3.1.1.3 Pengamatan (Observing)…………... ... 30

3.1.1.4 Refleksi (Reflection)………... ... 30

3.2 Subjek Penelitian………... ... 31

3.3 Variabel Penelitian………... ... 31

3.4 Instrumen Penelitian………... ... 31

3.4.1 Instrumen Tes………... ... 31

3.4.1 Instrumen Nontes………... ... 35

3.4.1.1 Lembar Observasi………... ... 35

3.4.1.2 Jurnal………... ... 35

3.4.1.3 Wawancara………... ... 36

3.4.1.4 Dokumentasi………... ... 37

3.5 Teknik Pengumpulan data………... ... 38

3.5.1 Tes………... ... 38

3.5.2 Nontes……….…... ... 39

3.5.2.1 Observasi……….…... ... 39

3.5.2.2 Jurnal………... ... 39

3.5.2.3 Wawancara………... ... 40

3.5.2.4 Dokumentasi………... ... 40

3.6 Teknik Analisis Data………... ... 40

(16)

xv

 

3.6.2 Kualitatif………... ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…... ... 43

4.1 Diskripsi Data……….. ... 43

4.2 Analisis Data……….. ... 46

4.2.1 Analisis Data Pratindakan……….. ... 46

4.2.2 Pelaksanaan Siklus I………... ... 49

4.2.3 Analisis Data Siklus I………. ... 57

4.2.4 Pelaksanaan Siklus II……….... ... 60

4.2.5 Analisis Data Siklus II……….. ... 66

4.3 Pembahasan……… ... 68

4.3.1 Pembahasan Data Pratindakan………….. ... 69

4.3.2 Pembahasan Data Siklus I………... ... 71

4.3.3 Pembahasan Data Siklus II………. ... 73

4.3.4 Hasil Penelitian Dari Pratindakan, Siklus I, Dan Sikus II .... ... 75

4.4 Refleksi……….. 75

4.4.1 Analisis Penggunaan Media Audiovisual Dalam Pembelajaran Menyimak Cerita Rakyat ... .... 77

4.4.2 Refleksi Yang Dihadapi Guru Dan Siswa………. 78

BAB V PENUTUP ... . 81

5.1 Kesimpulan ... . 81

5.2 Saran ... . 82

DAFTAR PUSTAKA ... . 84

(17)

xvi

 

DAFTAR TABEL

3.1 Penilaian Menyimak Cerita Rakyat ... 33

3.2 Kategori Nilai Komulatif Tes Menyimak Cerita Rakyat ... 33

3.3 Kondisi Awal Nilai Menyimak Cerita Rakyat Siswa Kelas V SD

Kanisisus Bayat Klaten TahunJaran 2010/2011 ... . 34

3.4 Target Ketuntasan Pembelajaran Menyimak Cerita Rakyat Siswa

Kelas V SD Kanisius Bayat Klaten ... 34

4.1 Data Skor Tes Pratindakan Menyimak Cerita Rakyat Siswa Kelas V

SD Kanisisus Bayat Klaten TahunJaran 2010/2011 ... 44

4.2 Data Skor Tes Siklus I Menyimak Cerita Rakyat Siswa Kelas V

SD Kanisisus Bayat Klaten TahunJaran 2010/2011 ... 45

4.3 Nilai Tes Siklus II Menyimak Cerita Rakyat Siswa kelas V

SD Kanisius Bayat Klaten Tahun Ajaran 2010/2011 ... 46

4.4 Nilai Tes Pratindakan Menyimak Cerita Rakyat ... 46

4.5 Skor Komulatif Menyimak Cerita Rakyat Pratindakan ... 48

4.6 Hasil Obeservasi Perilaku Siswa Dalam Proses

Pembelajaran Menyimak Cerita Rakyat Dengan Menggunakan

Media Audiovisual Siklus I... 53

4.7Jurnal Siswa Siklus I Dalam Pembelajaran

Menyimak Cerita Rakyat Menggunakan Media Audiovisual ... 54

4.8 Nilai Tes Menyimak Cerita Rakyat Siklus II Siswa

(18)

xvii

 

4.9 Skor Komulatif Tes Menyimak Cerita Rakyat Siklus II

Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat Klaten ... 59

4.10 Hasil Obeservasi Perilaku Siswa Dalam Proses Pembelajaran

Menyimak Cerita Rakyat Dengan Menggunakan Media

Audiovisual Siklus I ... 64

4.11 Nilai Tes Pratindakan Menyimak Cerita Rakyat Dan Persentase

Ketuntasan Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat

Tahun Ajaran2010/2011 ... 66

4.12 Skor Komulatif Tes Menyimak Cerita Rakyat Siklus II

Siswa Kelas V SD Kanisius bayat Klaten ... 67

4.13 Nilai Tes Pratindakan Menyimak Cerita Rakyat

Dan Persentase ketuntasan Siswa Kelas V SD Kanisius

Bayat Klaten Tahun Ajaran 2010/2011 ... 69

4.14 Nilai Tes Siklus I Menyimak Cerita Rakyat Dan Persentase

ketuntasan Siswa Kelas V SD Kanisius

Bayat Klaten Tahun Ajaran 2010/2011 ... 71

4.15 Nilai Tes Siklus II Menyimak Cerita Rakyat

Dan Persentase ketuntasan Siswa Kelas V SD Kanisius

Bayat Klaten Tahun Ajaran 2010/2011 ... 74

4.16 Peningkatan Rata-Rata Dan Persentase Ketuntasan Tes Menyimak

Cerita Rakyat Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat Klaten

(19)

xviii

 

DAFTAR DIAGRAM

4.1 Diagram Persentase Ketuntasan Tes Pratindakan ... 70

4.2 Diagram Persentase Ketuntasan Tes Siklus I ... 72

(20)

xix

 

DAFTAR GRAFIK

4.1 Peningkatan Rata-rata Nilai Menyimak Cerita Rakyat Siswa Kelas V

SD Kanisius Bayat Klaten Tahun Ajaran 2010/2011 ... 76

4.2 Peningkatan Ketuntasan Menyimak Cerita Rakyat Siswa Kelas V

(21)

xx

 

DAFTAR SKEMA

3.1 Desain Siklus II Menyimak Cerita rakyat Dengan Menggunakan

Media Audiovisual ……… 26

3.1 Desain Siklus II Menyimak Cerita rakyat Dengan Menggunakan

(22)

xxi

 

DAFTAR LAMPIRAN

1. Silabus Pembelajaran Menyimak Kelas V SD ... 87

2. Rencana Pembelajaran Siklus I ... 88

3. Soal Dan Kunci Jawaban Tes menyimak Cerita Rakyat Siklus I ... 93

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 95

5. Soal Dan Kunci Jawaban Tes Menyimak Cerita Rakyat Siklus II ... 100

6. Pedoman Penilaian Menyimak Cerita Rakyat ... 102

7. Kategori Nilai Komulatif Tes Menyimak Cerita Rakyat ... 103

8. Hasil Observasi Siswa Pada Siklus I ... 104

9. Hasil Observasi Siswa Pada Siklus II ... 105

10. Nilai Tes Partindakan Menyimak Cerita Rakyat

Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat Klaten

Tahun Ajaran 2010/2011 ... 106

11. Nilai Tes Siklus I Menyimak Cerita Rakyat

Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat Klaten

Tahun Ajaran 2010/201 ... 107

12. Nilai Tes Siklus II Menyimak Cerita Rakyat Siswa Kelas V

SD Kanisius Bayat Klaten Tahun Ajaran2010/2011 ... 108

13. Dokumentasi Foto Siklus I dan Siklus II ... 109

14. Hasil Jurnal Siswa Siklus I ... 116

15. Hasil Jurnal Siswa Siklus II ... 120

(23)

xxii

 

Media Audiovisual Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat Klaten

Tahun Ajaran 2010/2011 ... 124

17. Hasil Tes Siklus II Menyimak Cerita Rakyat Dengan Menggunakan

Media Audiovisual Siswa Kelas V Sd Kanisius Bayat Klaten

Tahun Ajaran2010/2011 ... 134

Surat Izin Penelitian ... 144

(24)

1

 

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Standar isi untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia SD/MI dalam

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidiakan yang berlaku pada tahun 2006 hingga

sekarang (2011) mencakup dua hal yakni tujuan dan ruang lingkup. Tujuannya

yaitu agar peserta didik memiliki enam kemampuan 1) berkomunikasi secara

efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun

tulis, 2) menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa

Persatuan dan Bahasa Negara, 3) memahami Bahasa Indonesia dan

mengguna-kannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, 4) menggunakan Bahasa

Indonesia untuk meningkatan kemampuan intelektual, serta kematangan

emo-sional dan sosial, 5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas

wawasan, memperluas budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan berbahsa, 6) menghargai dan membanggakan Sastra Indonesia

sebagai khazanah budaya intelekual manusia Indonesia. Adapun ruang lingkup

mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan

kemampuan bersastra yang meliputi empat aspek, yakni mendengarkan, berbicara,

membaca, dan menulis.

Sebuah keterampilan akan dikuasai dengan baik jika diajarkan dan

dilatihkan. Demikian pula dengan keterampilan menyimak. Menyimak perlu

diajarkan dan dilatihkan dengan baik dan berkelanjutan mengingat pentingnya

(25)

penting penguasaan keterampilan menyimak sangat tampak di lingkungan

seko-lah. Siswa mempergunakan sebagian besar waktunya untuk menyimak pela-jaran

yang disampaikan guru.

Di dalam pembelajaran menyimak pada kelas V SD salah satu Standar

Kompetensi dari aspek menyimak yaitu 1. Memahami penjelasan narasumber dan

cerita rakyat secara lisan dengan kompetensi dasarnya 1.1 Mengidentifikasi unsur

cerita rakyat yang di dengarnya.

Hasil Wawancara dengan Drs. Andreas Suripto guru Kelas V SD

Kanisius Bayat Klaten pada hari Sabtu, 12 Maret 2011 mengungkapkan bahwa

penyebab rendahnya nilai rata-rata pembelajaran menyimak cerita rakyat untuk

kelas V SD Kanisius Bayat Klaten yaitu keterbatasan media dan kurang kreatifnya

guru dalam menggunakan media pembelajaran menyimak. Media pembelajaran

khususnya pembelajaran menyimak tidak tersedia di SD Kanisius Bayat Klaten.

Hal ini dikarenakan terbatasnya dana untuk pengadaan media khusunya media

audiovisual untuk menunjang pembelajaran menyimak cerita rakyat.

Dalam pembelajaran menyimak, media mempunyai peran yang sangat

penting untuk menunjang keberhasilan tujuan pembelajaran. Maka peneliti

memilih judul penelitian ini “PeningkatanKemampuan Menyimak Cerita Rakyat

Menggunakan Media Audiovisual Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat Klaten Tahun

Ajaran 2010/2011”. Peneliti mengambil lokasi SD Kanisius Bayat Klaten yang

terletak di pedesaan. Siswa yang belajar di situ sebagian besar berasal dari

(26)

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

Seberapa tinggi peningkatan kemampuan menyimak cerita rakyat dengan

media audiovisual siswa kelas V SD Kanisius Bayat Klaten Tahun ajaran

2010/2011?

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendiskripsikan

hasil keterampilan menyimak cerita rakyat dengan media audiovisual siswa kelas

V SD Kanisius Bayat Klaten Tahun Ajaran 2010/2011. 

1.4.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi, sekolah, guru

kelas, serta peneliti lain.

1. Sekolah

Hasil penelitian ini sebagai bukti pentingnya pemanfaatan media

pembe-lajaran dalam menunjang hasil belajar siswa.

2. Guru kelas V

Hasil penelitian ini sebagai masukan dalam penggunaan media audiovisual

dalam pembelajaran menyimak khususnya menyimak cerita rakyat pada siswa

(27)

3. Peneliti lain

Bagi peneliti lain hasil penelitian ini sebagai referensi untuk melakukan

penelitian yang sejenis dengan penelitian ini.

1.5. Batasan Istilah

1. Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses, cara perbuatan menjadikan orang atau

makhluk hidup belajar

2. Menyimak

Menyimak adalah kegiatan mendengarkan, mengenal, serta,

menginterpre-tasikan lambang-lambang lisan (Anderson via Tarigan 1983: 19).

3. Cerita rakyat

Cerita rakyat adalah bentuk penuturan cerita yang pada dasarnya tersebar

secara lisan, diwariskan turun-temurun di kalangan masyarakat pendukungnya

secara tradisional (Soelarto, 1979-1980). Termasuk di dalamnya mite, dongeng,

dan legenda.

4. Media

Media adalah alat yang dipakai sebagai saluran (channel) untuk

menyampaikan suatu pesan (message) atau informasi dari sumber (resource)

kepada penerimanya (receiver) (Suparno 1987: 1).

5. Media Audiovisual

Media audiovisual yaitu alat yang audible artinya dapat didengar dan

(28)

1.6.Sistematika Penyajian

Bab I berisi Pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian.

Bab II Landasan Teori berisi penelitian yang relevan, teori, kerangka berpikir, dan

hipotesis. Bab III Metodologi Penelitian bab ini berisi jenis penelitian, populasi

dan sampel, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis

data. Bab IV Pembahasan berisi deskripsi data, analisis data, pengujian hipotesis,

dan pembahasan hasil penelitian. Bab V Penutup bab ini berisi kesimpulan,

(29)

6

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Penelitian yang Sejenis

Penelitian terdahulu yang sejenis, dan sekarang ini masih relevan untuk

dilaksanakan penelitian dilakukan Suratno (2006), Pangesti (2006), dan Marlina

(2007). Ketiga penelitian ini akan diuraikan di bawah ini.

Penelitian yang dilakukanSuranto (2006) dengan judul “Peningkatan

KeterampilanMenyimak Berita melalui Media Audio Visual dengan Pendekatan

KontekstualKomponen Inquiri pada Siswa Kelas VII SMP Negeri I Tarub

Kabupaten TegalTahun Pelajaran 2005/2006”. Jenis penelitian ini adalah

penelitian tindakan kelas. Hasil penelitiannya menunjukanbahwa nilai rata-rata

keterampilan menyimakberita mengalami peningkatan, yaitu nilai rata-rata

pratindakan sebesar57,4 menjadi67,9 pada siklus I, dan pada siklus IInilai

rata-ratanya sebesar 80,6yang berarti ada peningkatan sebesar 12,7 poin atau 18,7%.

Penelitian yang dilakukan Pangesti (2006) dengan judul “Peningkatan

KeterampilanMenyimak Dongeng dengan Media Audio Visual pada Siswa Kelas

VII D SMPNegeri 30 Semarang”. Penelitian ini termasuk penelitian tindakan

kelas. Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya peningkatanketerampilan

menyimak, yaitu dari nilai rata-rata pratindakan sebesar 57,7 menjadi69,1 pada

siklus I, dan pada siklus II sebesar 79,7. Dengandemikian terjadi peningkatan dari

siklus I ke siklus II sebesar sebesar 10,1.

Penelitian yang lain dilakukan Marlina (2007) dengan judul “Peningkatan

(30)

KomponenMasyarakat Belajar pada Siswa Kelas VII B SMP Islam Al-Kautsar

SemarangTahun Ajaran 2006/2007”. Hasil penelitiannya menunjukkan adanya

peningkatan nilai rata-rata keterampilan menyimak puisi menggunakan media

audiovisual yaitu pada nilai rata-rata prasiklus 58,70 termasuk kategori kurang,

menjadi 66,55 pada siklus Idan termasuk kategori cukup. Dari prasiklus ke siklus

I meningkat 7,85 poin. Siklus II74,70 termasuk kategori baik. Dari siklus I ke

siklus II meningkat 8,15. dari prasiklus kesiklus II naik 16 poin.

Penelitian terdahulu memberikan gambaran pada peneliti bahwa penelitian

tentang menyimak cerita rakyat dengan menggunakan media audiovisual masih

relevan untuk dilakukan. Jenis penelitian ini sama dengan penelitian terdahulu

yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk pembelajaran menyimak

menggunakan media audiovisual.

2.2 Teori

2.2.1Pembelajaran Bahasa Indonesia

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah

kurikulumope-rasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendi-dikan.

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif serta memberikan ruang ang cukup bagi prakarsa, kreatifitas

dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik (Mulyasa, 2006: 245).

Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena

(31)

berkomunikasi, baik lisan maupun tulis (Depdikbud, 1995). Hal ini relevan

dengan kurikulum 2006 bahwa pembelajaran bahasa diarahkan ke dalam empat

subaspek, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis.

Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk Mata pelajaran Bahasa

Indonesia ada empat aspek berbahasa yang harus di kuasai oleh siswa (SD/MI,

SMP/MTS, SMA/MA). Keempat aspek tersebut adalah menyimak, berbicara,

membaca, dan menulis. Setiap aspek berbahasa tersebut mempunyai standar

kompetensi dan kompetensi dasar. Salah satu standar kompetensi untuk aspek

menyimak di tingkat sekolah dasar (SD) kelas V adalah 1. memahami penjelasan

narasumber dan cerita rakyat secara lisankompetensi dasar 1.2 mengidentifikasi

unsur cerita rakyat yang didengarnya.

2.2.2Pembelajaran Menyimak Cerita Rakyat

Salah satu tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia ialah agar siswa:

terampil menyimak, terampil berbicara, terampil membaca, dan terampil, menulis.

Menyimak yaitu mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian,

pemahaman, apresiasi, serta interpretasi, untuk memperoleh informasi,

me-nangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan secara

langsung oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan tarigan (1983: 19).

Pembelajaran menyimak disekolah dasar dilaksanakan mulai kelas I hingga

kelas VI. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan standar kompetensi

pembelajaran menyimak biasa disebuit dengan mendengarkan. Standar

kompetensi pembelajaran menyimak kelas V SD pada aspek mendengarkan

(32)

Kompetensi dasar yang hendak dicapai yaitu mengidentifikasi unsur cerita rakyat

yang di dengarnya.

2.2.3Jenis-Jenis Menyimak

Menurut Tarigan (1983) ada 12 jenis menyimak, yaitu: menyimak sosial,

menyimak sekunder, menyimak estetik, menyimak kritis, menyimak konsentratif,

menyimak kreatif, menyimak penyelidikan, menyimak interogratif, menyimak

pasif dan menyimak selektif.

Penelitian ini akan meneliti jenis menyimak ektensif (extensive listening)

yaitu sejenis kegiatan menyimak yang berhubungan dengan hal-hal yang lebih

umum dan lebih bebas pada suatu bahasa, tidak perlu di bawah bimbingan

lang-sung oleh guru (Tarigan 1985: 23).

Penelitian ini lebih ditekankan pada pembelajaran menyimak cerita rakyat.

Cerita rakyat adalah cerita yang dituturkan secara lisan dan diwariskan secara

turun temurun di kalangan masyarakat pendukungnya secara tradisional.Cerita

rakyat yang dalam bahasa inggris disebut dengan istilah folkloredan sangat

inklusif. Secara singkat dapat dikatakan setiap jenis cerita yang hidup dikalangan

masyarakat yang ditularkan dari mulut ke mulut adalah cerita rakyat (Suwondo

1981: 1)

2.2.4Tujuan Menyimak

Menurut Logan (dalam Tarigan 1994:56) tujuan menyimak adalah antara

sebagai berikut.

1. Menyimak untuk belajar, yaitu menyimak dengan tujuan utama agar dia

(33)

2. Menyimak untuk memperoleh keindahan audial, yaitu menyimak dengan

penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan

atau yang diperdengarkan atau dipagelarkan (terutama dalam bidang

seni).

3. Menyimak untuk mengevaluasi, yaitu menyimak dengan maksud agar

sipenyimak dapat menilai apa-apa yang disimak itu (baik-buruk,

indah-jelek,tepat-ngawur, logis-tak logis, dan lain-lain).

4. Menyimak untuk mengapresiasi simakan, yaitu menyimak dengan

maksudagar si penyimak dapat menikmati serta menghargai apa-apa

yangdisimaknya itu (pembacaan cerita, pembacaan puisi, musik dan

lagu,dialog, diskusi panel, perdebatan).

5. Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-idenya sendiri, yaitu

menyimakdengan maksud agar si penyimak dapat mengkomunikasikan

ide-ide,gagasan-gagasan, maupun perasaan-perasaannya kepada orang

lain denganlancar dan tepat.

6. Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi, yaitu menyimak

denganmaksud dan tujuan agar si penyimak dapat membedakan

bunyi-bunyidengan tepat mana bunyi yang membedakan arti (distingtif) dan

manabunyi yang tidak membedakan arti. Biasanya ini terlihat nyata

padaseseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asyik

(34)

7. Menyimak untuk memecahkan masalah secara secara kreatif dan

analisis,sebab dari sang pembicara dia mungkin memperoleh banyak

masukanberharga.

8. Menyimak untuk meyakinkan, yaitu menyimak untuk meyakinkan

dirinyaterhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini diragukan

oleh sipenyimak ragukan; dengan perkataan lain, dia menyimak secara

persuasif.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam

pembelajaranmenyi-mak cerita rakyat dalam penelitian ini mempunyai tujuan supaya siswabelajar agar

memperoleh pengetahuan, mengevaluasi agar dapat menilai,mengapresiasi materi

simakan, dan mendapatkan hiburan melalui cerita rakyat.

2.2.5Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Menyimak

Menurut Tarigan (1994: 98),ada delapan faktor yang mempengaruhi

kegiatanmenyimak. Faktor-faktor itu meliputi faktor fisik, psikologis,

pengalam-an, sikap,motivasi, jenis kelamin, lingkungpengalam-an, dan peranan dalam masyarakat.

Pertama, faktor fisik. Kondisi fisik seorang penyimak merupakan

faktorterpenting yang turut menentukan keefektifan serta kualitas keaktifannya

dalammenyimak. Sebagai contoh, ada orang yang sukar sekali mendengar. Dalam

keadaanyang sama itu, dia mungkin saja terganggu serta dibingungkan oleh upaya

yangdilakukannya untuk mendengar. Secara fisik dia mungkin berada jauh di

bawahukuran gizi yang normal sehingga perhatiannya rendah. Kesehatan

sertakesejahteraan fisik merupakan suatu modal terpenting yang turut

(35)

dapat mengganggudan menghambat kelancaran proses menyimak perlu

disingkirkan. Kedua, faktor psikologis. Faktor psikologis ini melibatkan

sikap-sikap dansifat-sifat pribadi yang hubungannya dengan menyimak. Faktor-faktor

psikologis diantaranya prasangka dan kurangnya simpati terhadap para pembicara,

keegosentrisandan keasyikan terhadap minat pribadi, kepicikan yang

menyebab-kan pandangan yangkurang luas, kebosanan dan kejenuhan yang menyebabmenyebab-kan

tiadanya perhatian samasekali terhadap pokok pembicaraan, sikap yang tidak

layak terhadap sekolah, guru,pokok pembicaraan atau sang pembicara. Faktor

psikologis yang positif dapat memberi pengaruh yang baik begitu juga sebaliknya.

Faktor psikologis yang negatifdapat juga memberi pengaruh yang buruk pula

terhadap kegiatan menyimak.

Ketiga, faktor pengalaman. Sikap-sikap kita merupakan hasil

pertumbu-han,perkembangan pengalaman kita sendiri. Kurangnya minat merupakan akibat

daripengalaman yang kurang dalam bidang yang akan disimak. Dengan demikian,

latarbelakang pengalaman merupakan faktor penting dalam kegiatan menyimak.

Keempat, faktor sikap. Pada dasarnya manusia hidup mempunyai dua

sikaputama mengenai segala hal, yaitu sikap menerima dan sikap menolak. Orang

akanbersikap menerima pada hal-hal yang menarik dan menguntungkan bagi

dirinya tapibersikap menolak pada hal-hal yang tidak menarik dan tidak

menguntungkan bagidirinya. Kedua hal tersebut memberi dampak pada penyimak,

yaitu dampak positifdan dampak negatif.Sebagai pendidik, tentunya para guru

(36)

bahan simakan. Menyajikan pelajaran denganbaik, materi yang menarik, serta

penampilan yang menarik maka akan membentuk

sikap positif pada siswa.

Kelima, faktor motivasi. Motivasi merupakan salah satu butir penentu

akankeberhasilan seseorang. Jika motivasi kuat maka yang diharapkan orang itu

akanberhasil mencapai tujuan. Begitu juga dengan menyimak. Dorongan dan

tekad yangdiperlukan dalam mengerjakan sesuatu dalam kehidupan ini.

Menerangkan pelajarandengan baik dan jelas merupakan suatu bimbingan pada

para siswa untukmenanamkan serta memperbesar motivasi mereka untuk

menyimak secara tekun.

Keenam, faktor jenis kelamin. Dari beberapa penelitian yang telah

dilakukanoleh para ahli maka pria dan wanita pada umumnya mempunyai

perhatian yangberbeda, dan cara mereka memusatkan perhatian pada sesuatu pun

berbeda pula.

Ketujuh, faktor lingkungan. Faktor lingkungan dapat

mempengaruhikeberhasilan siswa dalam pembelajaran di dalam kelas. Oleh

karena itu, guruharusmenyadari hal itu. Faktor fisik ini meliputi faktor fisik

ruangan kelas, maupunyang berkaitan dengan suasana sosial kelas. Berkaitan

dengan faktor sosial maka guruharus dapat mengatur dan menata letak meja guru

dan kursi sedemikian rupa agarsiswa dapat mempunyai kesempatan yang sama

untuk menyimak dan disimak.Sedangkan untuk lingkungan sosial maka guru

harus dapat merencanakanpengalaman-pengalaman yang memungkinkan siswa

(37)

berkomunikasi mereka sesuai dansejalan dalam perencanaan kurikulum secara

keseluruhan.

Kedelapan, faktor peranan dalam masyarakat. Kemauan menyimak kita

jugadipengaruhi oleh peranan kita dalam masyarakat. Sebagai guru dan pendidik,

makakita ingin sekali menyimak ceramah yang berhubungan dengan masalah

pendidikan.Itu merupakan salah satu contoh bahwa peranan dalam masyarakat itu

mempengaruhi menyimak.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan faktor bahwa fisik, psikologis,

pengalaman, sikap,motivasi, jenis kelamin, lingkungan, dan peranan dalam

masyarakat dapat mempengaruhi keberhasilan menyimak seseorang.

2.2.6Tahap-Tahap Dalam Menyimak

Menyimak adalah suatu kegiatan yang merupakan suatu proses. Sudah

barang tentu dalam proses ini terdapat tahap-tahap. Tahap-Tahap menyimak

menurut Tarigan (1994:58-59) adalah sebagai berikut.

1. Tahap Mendengar (Hearing)

Pada tahapan mendengar ini penyimak hanya mendengarkan segala

sesuatu dari pembecaraan pembicara (hearing).

2. Tahap Memahami (Understanding)

Pada tahapan ini penyimak timbul keinginan untuk untuk mengerti

dan memahami secara baik dari isi pembicaraan yang disampaikan

(38)

3. Tahap Menginterpretasi.(Interpreting)

Pada tahapan ini penyimak tidak hanya mendengar dan memahami

dari isi pembicaraan dari ujaran pembicara tetapi untuk menafsirkan atau

meminterpretasikan isi, butir-butir pendapat dari ujran pembicara.

4. Tahap Mengevaluasi (Evaluating)

Setelah mendengar, memahami, serta dapat menafsir atau

meng-interpretasikan isipembicaraan, pada tahapan selanjutnya

penyimakmasuk pada tahap mengevaluasi mengevaluasi pendapat serta

gagasan sang pembicara, dimana keunggulan dan kelemahan, dimana

kebaikan dan kekurangan sang pembicara.

5. Tahap Menanggapi

Tahapan ini merupakan tahap terakhir dalam kegiatan menyimak;

sang penyimak menyambut, mencamkan, menyerap serta menerima

gagasan atau ide yang dikemukakan oleh sang pembicara dalam ujaran

atau pembicaraannya; sang penyimak pun sampailah pada tahap

menanggapi

Berdasarkan tahap-tahap menyimak di atas, maka tahap menyimak

yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah tahap mendengar, tahap

memahami, dan tahap mengevaluasi.

2.2.7 Cerita Rakyat

Cerita rakyat(folklore) adalah kisahan anonim yang tidak terikat pada

ruang dan waktu, yang beredar secara lisan di tengah masyarakat; termasuk di

(39)

Cerita rakyat adalah cerita yang dianggap benar-benar terjadi, baik oleh

penuturnya maupun oleh pendengarnya. Cerita rakyat tidak terikat oleh ketentuan

tentang pelaku, waktu, dan tempat, artinya: tokohnya boleh siapa saja, dewa,

hantu, manusia, binatang,dan sebagainya waktu terjadinya dapat kapan saja dan

dimana saja(Suwondo, 1981: 1).

Cerita rakyat ditularkan dari seseorang kepada orang lain dari mulut ke

mulut. Dalam proses penyebarannya, cerita rakyat dituturkan oleh seseorang dan

didengar oleh orang lain.Selanjutnya orang lain mengulang menuturkannya

kepada orang lain lagi sejauh dia dapat mengingat urutan isinya atau tambahan

yang dibuat oleh penuturnya yang baru itu.

Ada kemungkinan perubahan-perubahan yang dialami oleh cerita rakyat

terjadi di dalam proses penyebarannya. Hal itu disebabkan penuturnya tidak

mampu mengingat isi cerita itu secara runtut dan lengkap, atau tidak mampu

menuturkannya secara tepat seperti yang didengarnya dari penutur yang memberi

cerita kepadanya. Penyebablainnya yaitu tuntutan untuk menyelaraskan penuturan

cerita itu dengan selera pendengarnya. Mungkin pula dipengaruhi oleh cetusan

dari si penutur yang tidak mustahil dibubuhi dengan daya khayal dan daya

kreasinya (Suwondo, !981: 2).Dari hal tersebut cerita rakyat dapat bermanfaat

untuuk memperkaya pengetahuan bagi perkembangan anak.

2.2.8Unsur-unsur cerita rakyat

Cerita rakyat terdiri atas unsur-unsur pembangun cerita. Unsur-unsur tersebut

yaitu, alur, tokoh dan perwatakan, latar, tema dan amanat. Berikut pembahasan

(40)

1. Tokoh dan Penokohan

Sudjiman (dalam Septiningsih, dkk. 1998:4) mengatakan bahwa

tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau perlakuan

dalam berbagai peristiwa dalam cerita. Hal senada juga diungkapkan

oleh Aminudin (dalam Siswanto 2008:142) yang menyatakan tokoh

adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita rekaan sehungga

peristiwa itu mampu menjalin suatu ceritasedangkan cara sastrawan

menampilkan tokoh disebut penokohan. Penokohan atau perwatakan

ialah pelukisan mengenai tokoh cerita, baik keadaan lahirnya maupun

batinnya yang dapat berupa pandangan hidupnya, sikapnya,

keyakinan-nya, adat istiadatkeyakinan-nya, dan sebagainya (Suharianto 2005:20).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tokoh adalah

pelaku yangmengemban peristiwa dalam cerita rekaan sehungga

peristiwa itu mampumenjalin suatu cerita. Penokohan yaitu penyajian

watak tokoh dan penciptaancitra tokoh yang membedakan dengan tokoh

yang lain.

2. Latar

Latar (setting) yaitu tempat maupun waktu terjadinya cerita.

Sudjiman(dalam Septiningsih, dkk. 1998:5) mengatakan bahwa latar

adalah keterangan,petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu,

ruang, dan suasana terjadinyaperistiwa dalam suatu karya sastra. Secara

sederhana Suharianto (2005:22)mengatakan latar disebut juga setting

(41)

Abrams (dalam Siswanto 2008:149) mengemukakan latar cerita

adalahtempat umum (generale locale), waktu kesejarahan (historical

time) dankebiasaan masyarakat (social circumtances) dalam setiap

episode atau bagianbagiantempat.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa latar

adalahtempat, waktu dalam cerita, dan suasana terjadinya peristiwa

dalam karya sastra.Dalam penelitian ini karya sastra yang dimaksud

adalah cerita rakyat.

3. Tema

Tema adalah pokok permasalahan yang mendominasi suatu karya

sastra. Secara sederhana Stanton (dalam Septiningsih, dkk. 1998:5)

menyebut bahwatema adalah arti pusat yang terdapat dalam cerita.

Hakikatnya tema adalah permasalahan yang merupakan titik

tolakpengarang dalam menyusun cerita atau karya sastra tersebut,

sekaligus merupakanpermasalahan yang ingin dipecahkan pengarang

dengan karyanya itu (Suharianto2005: 17). Tema merupakan kaitan

hubungan antara makna dengan tujuanpemaparan prosa rekaan oleh

pengarangnya (Aminudin dalam Siswanto2008:161).

Dari uraian pendapat tentang tema di atas, dapat disimpulkan

bahwa temaadalah gagasan pokok yang ingin disampaikan pengarang

melalui karyanya ataupokok permasalahan yang mendominasi suatu

(42)

4. Amanat

Amanat adalah gagasan yang mendasari karya sastra; pesanyang

ingindisampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar

(Siswanto 2008:162). Didalam karya sastra modern amanat ini biasanya

tersirat, di dalam karya sastralama pada umumnya amanat tersurat. Jadi,

amanat merupakan gagasan yangmendasari karya sastra baik tersirat

maupun tersurat dalam karyasastra.

5. Alur

Luxemburg (dalam Septiningsih, dkk. 1998:4) mengatakan bahwa

alur adalah konstruksi mengenai sebuah deretan peristiwa yang secara

logis dan kronologis saling berkaitan yang dialami oleh pelaku.

Sedangkan menurut Suharianto (2005:18) plot yakni cara pengarang

menjalin kejadian-kejadian secara beruntun dengan memperhatikan

hukum sebab akibat sehingga merupakan kesatuan yang padu, bulat,

dan utuh. Alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh

tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh

para pelaku dalam suatu cerita (Abrams dalam Siswanto 2008:159).

Sudjiman (dalam Siswanto 2008:159) menyatakan bahwa alur adalah

peristiwa yang diurutkan membangun tulang punggung cerita.

Dari beberapa pendapat tentang alur di atas, dapat disimpulkan

bahwa aluradalah peristiwa-peristiwa yang terjalin dengan urutan yang

baik dan membentuksebuah cerita. Dalam alur terdapat serangkaian

(43)

2.2.9Media Pembelajaran Bahasa

Media yaitu alat yang dipakai sebagai saluran (channel) untuk

menyampaikan suatu pesan (message) atau informasi dari sumber (resource)

kepada penerimanya (receiver) (Suparno 1987: 1). Menurut Sadiman dkk (1984:

47), media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima

pesan.

Media pembelajaran yaitu segala alat yang dapat digunakan guru dan

pelajar untuk mencapai tujuan-tujuan yang sudah ditentukan (Nababan, 1991:

206). Media pembelajaran berbeda dengan alat pengajaran perbedaan yang

tampak, bahwa media pembelajaran merupakan program yang telah diisi

informasi, sedangkan alat pembelajaran tidak dapat diisi oleh suatu program.

Pesan atau informasi yang dimaksud adalah materi pembelajaran yang disususn

dan disampaikan guru.

Media dapat menghindarkan siswa dari kebosanan dan memotivasi atau

menarik perhatian siswa untuk terlibat kedalam keguiatan belajar mengajar.

Sudjana ( 1991: 154) mengemukakan manfaat media pengajaran adalah sebagai

berikut. (1) mengurangi verbalisme, (2) menarik minat dan perhatian anak didik

dalam kegiatan belajar mengajar, (3) meletakkkan dasar untuk perkembangan

kegiatan belajar mengajar, (4) memberikan pengalaman nyata pada setiap siswa,

(4) menumbuhkan pemikiran yang sistematis dan seimbang, (4) membantu

tumbuhnya pemikiran dan perkembangan kemampuan berbahasa, (5) memberikan

pengalaman serta membantu berkembangnya efisiensi dan pengtalaman belajar,

(44)

metode mengajar sehingga anak didik tidak bosan, (8) meningkatkan aktivitas

belajar anak didik.

Manfaat media dapat dirasakan jika digunakan sesuai dengan fungsi dan

tujuannya. Cara memanfaatkan media harus sesuai dengan karakteristiknya. Guru

dituntut untuk dapat memanfaatkan media sesuai fungsinya. Disamping itu media

pendidikan juga mempunyai fungsi dalam kegiatan belajarmengajar. Roestiyah

(1982: 62-79) juga mengungkapkann fungsi media pendidikan adalah sebagai

berikut.

1. Fungsi edukatif, media pendidikan dapat memberi pengaruh baik yang

mengandung nilai pendidikan.

2. Fungsi sosial, dengan media pendidikan hubungan antar siswa menjadi

lebih baik, siswa dapat bersama-sam mempergunakan media tersebut.

3. Fungsi ekonomi, dengan satu macam alat atau media sudah dapat

dinikmati sejumlah anak didik dan dapat digunakan sepanjang waktu.

4. Fungsi politis, dengan media pendidikan berarti sumber pendidikan

dari pusat akan sampai kepelosok.

5. Fungsi seni budaya, dengan adanya media pendidikan siswa dapat

mengenal bermacam-macam hasil budaya manusia sehingga

pengeta-huan siswa tentang nilai-nilai budaya semakin bertambah luas.

2.2.10 Media Audiovisual

Media audioviisual adalah alat yang dapat menghasilkan rupa dan

suara dalam satu unit. Rinanto (1982: 21) berpendapat bahwa media audiovisual

(45)

audio, yang sangat memungkinkan terjalinnya komunikasi dua arah antara guru

dan siswa didaam proses belajar-mengajar. Suleiman (1981: 11) berpendapat

bahwa media audiovisual adalah alat-lat yang ‘audible’ dan ‘visibel’; artinya, alat

yang dapat didengarkan dan dapat dilihat. Media audiovisual merupakan

perpaduan antara suara dan gambar, yang dapat mengajak siswa untuk melibatkan

perasaan dan pikiran dengan melihat dan mendengarkan. Penggunaan media

audiovisual secara efektif menuntut guru terampil dalam menggunakan alat secara

tepat untuk subjek yang sesuai, pada waktu yang cocok dengan penampilan yang

memikat (Suleiman, 1981: 20). Media audiovisual membuat komunikasi dalam

pembelajaran lebih efektif. Media audiovisual tidak saja menghasilkan

pembelajaran yang lebh efektif dalam waktu yang lebih singkat, tetap apa yang

diterima melalui alat ini lebih lama dan lebih baik tinggal dalm ingatan.

Menurut Suleiman (1981:16-18), fungi dari media audiovisual untuk

mempermudah menyampaiakan dan menerima pelajaran atau infrmasi serta dapat

menghindarkan salah pengertian; artinya, dapat menyampaikan pengertian atau

informasi dengan cara yang lebih konkret daripada yang disampaikan dengan

kata-kata yang diucapkan, dicetak atau ditulis. Siswa mudah dan lebih cepat

belajar dengan melihat-lihat alat sensori sepertipenggunaan media audiovisual

dam pembelajaran Bahasa Indonesia.

2.3 Kerangka Berfikir

Menyimak diartikan suatu proses kegiatan mendengarkan, mengenal serta

menginterpretasikan lambang-lambang lisan. Dengan kegiatan menyimak, siswa

(46)

strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran menyimak yaitu

menggunakan media pembelajaran.

Media pembelajaran adalah suatu pengantar pesan dari pengirim ke

penerima pesan. Pembelajaran yang menyenangkan dan kreatif berusaha

memanfaatkan media yang ada sebagai bentuk variasi pembelajaran di sekolah.

Guru harus pandai memanfaatkan media sebagai alat pembelajaran. Ada dua

media yang dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran menyimak, yaitu media

audio dan media audiovisual. Media audio berperan sebagai alat yang dapat

didengar dan media audiovisual berperan sebagai alat yang dapat dilihat dan

didengar yang mampu menggugah perasaan dan pemikiran penyimak untuk

memperoleh informasi tujuan pembelajaran yang hendak dicapai setiap siswa.

Peningkatan kemampuan menyimak cerita rakyat menggunakan media

audiovisual dapat dilaksanakan dengan cara siswa diarahkan untuk menyimak

secara intensif, yaitu kegiatan menyimak yang berhubungan dengan atau

mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu bahasa, tidak

perlu di bawah bimbingan langsung dari seorang guru. Setelah kegiatan

menyimak berakhir siswa disuruh menjawab pertanyaan yang telah disediakan

kemudian dianalisis kegiatan menyimak dilakukan dengan dua siklus guna

mengetahiu kekurangan dan kelebihan dalam pembelajaran menyimak serta

peningkatan hasil pembelajarannya menyimak cerita rakyat menggunakan media

audiovisual. Hasil jawaban yang ada dari situ dapat diketahui hasil belajar dengan

(47)

2.4 Hipotesis

Ada peningkatan yang signifikan hasil pembelajaran menyimak cerita

rak-yatmenggunakan media audiovisual siswa kelas V SDKanisius bayat klaten

(48)

25

 

METODOLOGI PENILITIAN

Dalam penelitian ini yang dibahas adalah (1) Desain Penelitian, (2) Subjek

Penelitian, (3) Variabel Penelitian, (4) Instrumen Penelitian, (5) Teknik

Pengumpulan Data, dan (6) Teknik Analisis Data.

3.1.Desain Penelitian

Penelitian mengenai peningkatan keterampilan menyimak cerita rakyat

dengan menggunakan media audiovisual ini merupakan penelitian tindakan kelas.

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap masalah

kegiatan yang muncul dan terjadi dalam sebuah kelas (Arikunto 2006: 19).

Penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran menyimak cerita rakyat

melalui media audiovisual ini terdiri atas dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II,

yang dalam tiap siklusnya terdiri dari empat langkah, yaitu :

1. Perencanaan (planning) adalah merencanakan program tindakan yang

akan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menyimak cerita rakyat.

2. Tindakan (acting) adalah pembelajaran yang dilakukan peneliti sebagai

upaya peningkatan kemampuan menyimak cerita rakyat.

3. Pengamatan (observing) adalah pengamatan terhadap siswa selama

pembelajaran berlangsung.

4. Refleksi (reflection) adalah kegiatan mengkaji dan mempertimbangkan

hasil yang diperoleh dari pengamatan sehingga dapat dilakukan revisi terhadap

(49)

   

3.1.1.1. Perencanaan (Planning)

Pada tahap ini, peneliti membuat rencana pembelajaran yang matang

untuk mencapai pembelajaran yang diinginkan oleh peneliti. Dalam siklus

pertama, peneliti mempersiapkan proses pembelajaran keterampilan menyimak

cerita rakyat menggunakan media audiovisual dengan langkah-langkah

(1) menyusun dengan menggunakan media audiovisual; (2) menyiapkan video

cerita rakyat yang akan diperdengarkan siswa; (3) menyusun instrumen tes dan

nontes.

Skema 3.1

Desain siklus I Menyimak Cerita rakyat Dengan Menggunakan Media Audiovisual

Instrumen tes yaitu soal esai beserta penilaiannya. Instrumen nontes yaitu

berupa lembar observasi, lembar wawancara, jurnal, dan dokumentasi;

(4) melakukan kolaborasi dengan guru kelas dan teman sejawat. Sebelumnya

peneliti terlebih dahulu membicarakan kegiatan apa saja yang akan dilakukan

dengan guru kelas. Di samping itu, peneliti juga membutuhkan informasi tentang

keadaan kelas, karena peneliti bukanlah pengajar di kelas itu. Refleki

Perencanaan observasi

(50)

   

Langkah tindakan ini merupakan pelaksanaan dari rencana pembelajaran

yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Tindakan yang dilakukan dalam

pembelajaran menyimak cerita rakyat melalui media audiovisual pada siklus I

sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Tindakan yang dilakukan dalam

tahap ini terdiri atas:

1. Pendahuluan atau persiapan

Langkah awal tahap ini adalah guru mengkondisikan siswa agar siap

mengikuti pembelajaran dan memberikan apersepsi berupa kegiatan tanya jawab

tentang cerita anak yang pernah diketahui oleh siswa. Tujuan kegiatan apersepsi

ini adalah untuk menggali pengalaman siswa tentang cerita rakyat. Kemudian

guru memberikan penjelasan mengenai kegiatan belajar mengajar yang hendak

dilaksanakan yaitu menyimak cerita anak melalui media audiovisual. Di samping

itu, guru juga menyampaikan manfaat pembelajaran. Hal ini dilakukan sebagai

upaya menumbuhkan minat belajar siswa agar mulai dari awal pembelajaran

siswa memiliki motivasi belajar terlebih dahulu.

2. Inti atau Pelaksanaaan

Pada tahap ini, guru memberikan penjelasan tentang menyimak cerita

rakyat agar mudah dipahami siswa. Siswa diminta menyimak cerita rakyat

berjudul “Malin Kundang” yang diputar melalui LCD Proyektor. Selama

kegiatan menyimak berlangsung, guru meminta siswa untuk melakukan

pengamatan dan diperkenankan menulis nama-nama tokoh cerita dan

bagian-bagian yang dianggap penting. Setelah selesai menyimak, kegiatan selanjutnya

(51)

   

diberi pertanyaan mengenai nama-nama tokoh, watak tokoh, latar cerita, tema atau

amanat, dan isi cerita rakyat tersebut. Guru menyuruh siswa mengumpulkan hasil

pekerjaannya untuk dinilai. Kemudian guru meminta beberapa perwakilan siswa

mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas secara bergiliran dengan

siswa lain. Setelah itu siswa yang lain dapat memberikan masukan maupun

sanggahan kepada siswa yang maju.

3. Penutup

Guru bersama siswa melaksanakan refleksi terhadap pembelajaran yang

telah berlangsung. Pada akhir pembelajaran, guru memberikan tugas lanjutan

yang bertujuan mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan siswa dalam

menyimak cerita rakyat setelah proses pembelajaran di kelas.

3.1.1.3. Pengamatan (Observing)

Peneliti mengamati kinerja siswa selama pembelajaran berlangsung

yaitu observasi tentang keaktifan dan keantusiasan siswa. Hasil kerja siswa

diobservasi di luar jam pelajaran berdasarkan pertanyaan dalam soal esai yang

diberikan oleh guru.

3.1.1.4. Releksi (Reflection)

Peneliti menganalisa hasil pengamatan terhadap kinerja siswa dan hasil

kerja siswa. Analisa kinerja siswa meliputi sejauh mana siswa aktif mengikuti

kegiatan pembelajaran dan sejauh mana siswa antusias terhadap kegiatan

menyimak cerita rakyat dengan menggunakan media audiovisual. Analisis hasil

kerja siswa dilakukan dengan menentukan rata-rata nilai kelas. Hasil analisis

(52)

   

Siklus kedua ini dilakukan sebagai usaha peningkatan kemampuan siswa

dalam menyimak cerita rakyat dengan menggunakan media audiovisual. Hasil

pembelajaran pada siklus kedua ini diharapkan lebih baik dibanding dengan hasil

pembelajaran pada siklus pertama. Siklus kedua ini juga melalui langkah-langkah

yang sama dengan siklus pertama.

Skema 3.2

Desain Siklus II Menyimak Cerita rakyat Dengan Menggunakan Media Audiovisual

3.1.2.1. Perencanaan

Pada siklus kedua ini, peneliti membuat rencana pembelajaran yang

bagian-bagiannya sama dengan rencana pembelajaran siklus pertama. Peneliti

juga kembali melakukan diskusi dengan guru kelas tentang kegiatan apa saja yang

harus dilakukan dan apa saja yang harus diperbaiki.

3.1.2.2. Tindakan

Langkah awal tahap ini hampir sama pada tindakan pada siklus pertama.

Setelah apersepsi, siswa menyaksikan pemutaran rekaman yang berisi cerita anak

yang berjudul “Bawang Merah dan Bawang Putih”. Kemudian siswa menjawab

soal-soal esai yang diberikan oleh guru. Guru menyuruh siswa mengumpulkan

hasil pekerjaannya untuk dinilai.

Refleki

Perencanaa n observasi

(53)

   

hasil pekerjaannya di depan kelas secara bergiliran dengan siswa lain. Setelah itu,

siswa yang lain dapat memberikan masukan maupun sanggahan kepada siswa

yang maju. Peneliti juga mempersiapkan daftar pertanyaan untuk wawancara

dengan beberapa siswa yang bermasalah dan siswa yang memiliki kelebihan

dalam menyimak cerita rakyat melalui media animasi audiovisual. Wawancara

direncanakan dilakukan di luar jam pelajaran.

3.1.2.3. Pengamatan atau Observasi

Dalam siklus kedua ini peneliti juga mengamati kinerja siswa selama

pembelajaran berlangsung. Apakah siswa lebih aktif melaksanakan kegiatan dan

apakah siswa lebih antusias menyimak cerita rakyat. Selain itu, peneliti juga

bertanya langsung kepada beberapa siswa apakah mereka lebih menyukai

pembelajaran pada siklus kedua daripada siklus pertama beserta alasan-alasannya.

Hasil kerja (pada lembar jawaban) juga diobservasi dengan cara yang sama

dengan siklus pertama.

3.1.2.4. Refleksi

Pada siklus kedua ini peneliti menganalisis hasil pengamatan terhadap

kinerja siswa dan penilaian hasil kerja siswa. analisa kinerja siswa meliputi sejauh

mana siswa aktif mengikuti kegiatan pembelajaran dan sejauh mana siswa

antusias terhadap kegiatan menyimak cerita rakyat dengan menggunakan media

audiovisual dan membandingkannya dengan hasil pengamatan pada siklus

pertama dalam bentuk persentase, apakah ada peningkatan atau tidak. Peneliti

(54)

   

terhadap hasil penilaian siklus pertama dalam bentuk persentase, apakah ada

peningkatan rata-rata nilai. Dengan demikian permasalahan seberapa tinggi

peningkatan kemampuan menyimak cerita rakyat menggunakan media

audiovisual siswa kelas V SD Kanisius Bayat Klaten tahun ajaran 2010/2011

dapat diketahui.

3.2.Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Kanisius Bayat Klaten

Tahun Ajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa 18 orang.

3.3.Variabel Penelitian

Ada dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel

terikat. Variabel terikatnya adalah peningkatan kemampuan meyimak cerita rakyat

dan variabel bebasnyua yaitu media audiovisual.

3.4.Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan

data penelitian. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan instrumen yang berupa

tes dan nontes. Instumen tes berisi soal esai yang harus dikerjakan oleh siswa pada

akhir kegiatan menyimak cerita anak. Instrumen nontes berupa lembar observasi,

jurnal, wawancara, dan dokumentasi.

3.4.1. Instrumen Tes

Instrumen yang berupa tes digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan

menyimak cerita anak. Instrumen yang berupa tes berupa tes berisi soal esai yang

harus diisi oleh siswa setelah mereka menyimak cerita rakyat. Siswa menjawab

(55)

   

pesan cerita.

Penelitian ini dikhususkan pada menyimak cerita rakyat. Tujuannya adalah

untuk memahami isi cerita rakyat yang diperdengarkan, yang merupakan salah

satu kompetensi dasar dalam kurikulum 2006. Kompetensi dasar tersebut

memiliki beberapa indikator, yaitu (1) menentukan atau mengidentifikasi tokoh

dan perwatakan, (2) mengidentifikasi latar, (3) menentukan tema atau amanat

cerita rakyat. Indikator-indikator tersebut menjadi dasar kriteria penilaian dalam

penelitian ini.

Adapun jenis penilaian yang akan digunakan meliputi aspek sebagai

berikut.

1. Aspek menyebutkan nama-nama tokoh dan watak tokoh cerita

rakyat yang diperdengarkan.

2. Aspek menyebutkan latar cerita rakyat.

3. Aspek menentukan alur cerita rakyat

4. Aspek menentukan tema dan atau amanat yang terkandung dalam

cerita rakyat.

Penilaian aspek-aspek di atas menggunakan soal yang berbentuk esai

sebanyak 10 soal dengan skor maksimal 100 dan skor minimal 0. Butir-butir soal

tersebut meliputi ranah kognitif yaitu pada tingkat pengetahuan atau ingatan.

Kesepuluh soal merupakan penilaian aspek dalam pembelajaran menyimak cerita

rakyat. Oleh karena itu, skor penilaian pada soal tersebut menggunakan kriteria

(56)

   

Penilaian Meyimak Cerita Rakyat No. Unsur No.

tokoh cerita rakyat yang

diperdengarkan.

Menentukan alur cerita rakyat

Meneyebutkan tokoh dan

menentukan pesan yang

terkandung dalam cerita rakyat. 1

Kategori Nilai Komulatif Tes Menyimak Cerita Rakyat

No Skor Kategori

1 86-100 Sangat Baik

2 76-85 Baik

3 66-75 Cukup

4 0-65 Kurang

Berdasarkan pedoman penilaian tersebut dapat diketahui bahwa hasil

(57)

   

antara 86-100, kategori baik antara 76-85, kategori cukup antara 66-75, kategori

kurang antara 0-65.

Tabel 3. 3

Kondisi Awal Nilai Menyimak Cerita Rakyat Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat Klaten Tahun Ajaran 2010/2011

No Nilai Keterangan

Target Ketuntasan Pembelajaran Menyimak Cerita Rakyat Siswa Kelas V SD Kanisius Bayat

Target Persentase kelulusan pembelajaran menyimak cerita rakyat

Kondisi Awal Siklus I Sikuls II

(58)

   

Instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar

observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi.

3.4.2.1. Lembar Observasi

Observasi atau pengamatan adalah cara menghimpun bahan-bahan

keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan

pen-catatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan

sa-saran pengamatan. Jadi, observasi merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk

mengetahui perilaku-perilaku siswa melalui pengamatan, misalnya pengamatan

kondisi dan interaksi belajar mengajar, tanggapan siswa tentang tugas yang

diberikan guru, sikap positif dan negatif siswa terhadap keterampilan menyimak.

Observasi dilakukan selama siswa mengikuti proses pembelajaran pada siklus

pertama dan siklus kedua.

Observasi dilakukan berdasarkan perilaku siswa. Hal yang dinilai dalam

lembar observasi meliputi (1) kesiapan siswa dalam pembelajaran menyimak

cerita anak, (2) keseriusan siswa dalam mendengarkan penjelasan dari guru,

(3) keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung, (4) respon siswa

ketika diputarkan rekaman cerita rakyat, (5) siswa bersemangat dalam

menger-jakan tes.

3.4.2.2. Jurnal

Jurnal adalah bentuk catatan yang digunakan untuk mengetahui

perubahan yang terjadi baik siswa ataupun kejadian-kejadian yang menonjol

selama penelitian. Peneliti membuat jurnal sebagai umpan balik untuk mengetahui

(59)

   

yang diisi oleh siswa yaitu tentang ungkapan perasaan siswa yang berupa kesan

dan pesan atau kritik terhadap pembelajaran. Hal-hal yang perlu diisikan dalam

jurnal siswa meliputi (1) ketertarikan siswa dalam pembelajaran menyimak,

(2) ketertarikan siswa terhadap pembelajaran menyimak cerita anak, (3) kesulitan

siswa dalam kegiatan menyimak cerita rakyat, (4) perasaan siswa setelah

mengikuti pembelajaran menyimak cerita rakyat dengan menngunakan media

audiovisual, (5) kesan dan pesan siswa terhadap proses pembelajaran menyimak

cerita rakyat dengan mengunakan media audiovisual.

Jurnal yang diisi oleh guru meliputi pendapat mengenai seluruh

kejadian yang dilihat dan dirasakan oleh guru selama pembelajaran berlangsung.

Hal-hal yang dicatat dalam jurnal guru meliputi: (1) kesiapan siswa terhadap

pembelajaran menyimak cerita anak melalui media audio visual, (2) respon

siswa terhadap materi pembelajaran, (3) respons siswa terhadap media

pembe-lajaran yang digunakan, (4) keaktifan siswa selama mengikuti pembepembe-lajaran, dan

(5) situasi atau suasana kelas.

3.4.2.3. Wawancara

Wawancara (interview) adalah cara menghimpun bahan-bahan

keterang-an yketerang-ang dilaksketerang-anakketerang-an dengketerang-an melakukketerang-an tketerang-anya jawab secara lisketerang-an secara sepihak,

berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan (Sudjono,

2006: 83). Wawancara bertujuan untuk mendapatkan informasi tertentu tentang

keadaan responden yang berhasil dan kurang berhasil dalam menjawab soal-soal.

Kegiatan selanjutnya adalah menganalisis untuk mengetahui peningkatan dalam

(60)

   

Wawancara tidak dilakukan terhadap semua siswa, tetapi hanya dilakukan pada

siswa yang mendapat nilai baik, sedang, dan kurang baik.

Aspek yang diungkapkan dalam wawancara adalah sebagai berikut.

1) Sikap siswa dalam mengikuti proses pembelajaran baik pada siklus

pertama maupun kedua.

2) Kesulitan yang dialami siswa dalam mengikuti pembelajaran pada siklus

pertama dan kedua.

3) Tanggapan yang dilakukan siswa terhadap proses pembelajaran pada

siklus pertama dan kedua.

4) Motivasi yang menyebabkan siswa mengalami peningkatan kemampuan

menyimak cerita anak melalui media animasi audiovisual pada siklus

kedua (diperkirakan).

3.4.2.4. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan data yang penting sebagai bukti terjadinya

suatu kegiatan dalam hal ini proses pembelajaran. Dokumentasi bertujuan untuk

memperkuat hasil penelitian selain wawancara, observasi, dan jurnal. Dokumen

dalam penelitian ini berupa foto yang diambil berupa aktivitas-aktivitas siswa

dalam penelitian. Gambar-gambar foto dideskripsikan sesuai dengan aktivitas

yang dilakukan siswa pada setiap siklus.

Pengambilan foto dalam proses pembelajaran menyimak cerita anak

melalui media animasi audiovisual dapat dijadikan gambaran perilaku siswa

dalam penelitian. Foto yang diambil sebagai sumber data yang dapat memperjelas

(61)

   

siswa selama proses pembelajaran berlangsung, (3) ketika siswa sedang

menyimak pemutaran sebuah cerita rakyat melalui media audiovisual, (4) ketika

siswa mengerjakan soal esai dari guru, (5) ketika siswa mempresentasikan hasil

pekerjaannya di depan kelas.

3.5.Teknik Pengumpulan Data

Salah satu kegiatan penting dalam penelitian adalah pengumpulan data

yang diperlukan. Untuk mengumpulkan data yang diperlukan suatu alat penelitian

yang akurat, karena hasilnya sangat menentukan mutu dan penelitian. Teknik

pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik tes dan

nontes. Teknik tes digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam

menyimak cerita rakyat, sedangkan nontes digunakan untuk mengetahui respons

siswa terhadap pembelajaran menyimak cerita rakyat dengan menggunakan

media audiovisual..

3.5.1. Tes

Data dalam penelitian ini diperoleh menggunakan tes. Tes dilakukan

sebanyak dua kali, yaitu pada siklus I dan tes pada siklus II. Pengumpulan data tes

untuk mengungkapkan pemahaman siswa terhadap materi simakan serta

mengetahui ketercapaian indikator menyimak cerita rakyat. Soal digunakan

untuk mengetahui ketercapaian indikator. Soal tes tersebut dibuat berdasarkan

cerita rakyat yang disimak siswa pada pratindakan, siklus I, dan siklus II yaitu

cerita rakyat dengan judul Malin Kundang, serta Bawang Merah dan Bawang

Putih. Dari hasil analisis tes tersebut dapat diketahui peningkatan kemampuan

Gambar

Tabel 3.1 Penilaian Meyimak Cerita Rakyat
Tabel 3.4  Target Ketuntasan  Pembelajaran  Menyimak Cerita Rakyat Siswa Kelas V
tabel di bawah ini.
Tabel 4.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Prarencana Pabrik Karagenan dari Rumput Laut Eucheuma cottonii I-11 Berikut ini merupakan contoh perhitungan untuk memperoleh data produksi tepung karagenan tahun 2012 –

Adapun saran yang diberikan adalah bahwa sebaiknya Rahmat Jeans Collection meninjau kembali metode perhitungan harga pokok produksi dengan metode konvensional dan

Dengan memanjatkan Puji dan Syukur Kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas limpahan Karunia dan Rahmat-Nya dan kerjasama dari seluruh karyawan Rumh Sakit Umum Daerah

Burung kolibri memiliki bent uk paruh yang kecil, runcing, panjang, dan melengkung dengan t ujuan memudahkan mengisap nekt ar pada bunga. Sedangkan bagian t umbuhan

Ketika ada pengguna yang mengakses alamat website maka website interaktif akan merespon dengan dengan mengidentifikasi pengguna dan level pengguna selanjutnya

Walaupun beberapa penelitian mengenai kecerdasan spiritual dan literasi keuangan berpengaruh signifikan atau berpengaruh positif terhadap pengelolaan keuangan

Seharian, rektor bersama para pembantu rektor, asisten rektor, kepala biro, direktur, mengunjungi Pesmaba dari fakultas ke fakultas, Sabtu (8/9).. Uniknya, di setiap fakultas

[r]