• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA IBU-IBU PESERTA KAJIAN DI MASJID AL HIDAYAH PERUMAHAN KLODRAN INDAH COLOMADU TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA IBU-IBU PESERTA KAJIAN DI MASJID AL HIDAYAH PERUMAHAN KLODRAN INDAH COLOMADU TAHUN 2014"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) .

oleh: Juliyanto NIM : G000100153 NIRM : 10/X/02.2.1/6483

FAKULTAS AGAMA ISLAM

(2)
(3)
(4)
(5)

Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al-Nahl ayat (16):125)1

1

(6)

vi ---Umi Abi tercinta---

Yang telah mendidik dan mendo’akanku tanpa lelah sedikitpun.

---Ulya Zain Hayoto istriku, Abdullah Hamzah anakku, ustad Nurkholis,

Kalian adalah penyemangatku.

---Teman-teman pengurus Masjid Al Hidayah Perumahan Klodran Indah

Colomadu

Sekian lama bersama, sungguh terlalu sedikit kenangan yang telah terukir,

semoga silaturahmi kita tetap terjaga. Aamiin.

Terkhusus Mas Agus Kris, Mas Agus Susanto, Pak Jati Sukmono yang sudah

banyak membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

---Pak Agus Syahid

Yang sudah bersedia meluangkan waktunya untuk wawancara

---Teman-teman FAI Tarbiyah UMS 2010---

(7)

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158/1987 dan 0543b/U/1987, tanggal 22 januari 1988.

1. Konsonan Tunggal Huruf

Arab Nama Huruf Latin Keterangan

ا

Alif dilambangkan Tidak Tidak dilambangkan

ب

ba‟ B Be

2. Konsonan rangkap karena Syaddah Ditulis Rangkap

(8)

viii

3. Ta‟marbūtah

a. Bila dimatikan ditulis h

تبه

Ditulis Hibah

تيصج

Ditulis Jizyah

(ketentuan ini tidak diberlakukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal aslinya). Bila diikuti dengan kata sandang

“al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis dengan “h”.

ا تهاسك

لأ

ءايلو

Ditulis Karāmah al-auliyā‟

b. Bila ta‟marbûtah hidup atau dengan harakat fathah, kasrah, dan dammah

ditulis “t”.

fathah + ya‟mati, contoh

تيلهاج

Ditulis ā maka jāhiliyah

fathah + alif layyinah, contoh

يععي

Ditulis ā maka yas„ā

kasrah + ya‟mati, contoh

نيسك

Ditulis ī maka karīm

dammah + wawū, contoh

ض

وسف

Ditulis ūmaka furūd

penghubung “-”, baik ketika bertemu dengan huruf qamariyyah maupun huruf

syamsiyyah.

نلقلا

Ditulis al-qalamu

طوشلا

Ditulis al-syamsu

8. Huruf Kapital

Meskipun tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital, tetapi dalam transliterasi huruf kapital digunakan untuk awal kalimat, nama diri, dan sebagainya seperti ketentuan EYD. Awal kata sandang pada nama diri tidak ditulis dengan huruf kapital; contoh:

دوحهاهو

إ

(9)

mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Metode pembelajaran pendidikan merupakan cara untuk menyampaikan materi kepada peserta kajian untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Karena dengan penggunaan metode proses pembelajaran akan lebih mudah untuk disampaikan

Pendidikan merupakan suatu yang paling penting untuk dimiliki manusia karena dengan pendidikan manusia dapat mengetahui apa-apa yang belum diketahui dan dengan pendidikan manusia dapat berfikir cerdas dan mempunyai skill. Begitu juga dengan Pendidikan Agama Islam, pendidikan keagamaan sangat penting dimiliki oleh setiap makhluk terutama seorang muslim, karena dengan ilmu agama inilah seseorang dapat mengetahui adab, aturan, dan hukum Islam, yang akan membawa keselamatan hidup di dunia dan di akhirat. Sehingga dengan adanya pendidikan manusia dapat bergaul dan dipakai dimasyarakat. Dengan diadakannya Pendidikan Agama Islam yang berbasis keagamaan yang dilaksanakan di Masjid Al Hidayah Perumahan Clodran Indah dapat membantu masyarakat untuk memiliki ilmu pengetahuan yang luas terutama dalam hal agama, bagi orang-orang atau masyarakat yang sebelumnya tidak mendapatkan kesempatan menempuh pendidikan secara formal (dibangku sekolah).

Adapun permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah metode apa saja yang di gunakan dalam kajian ibu-ibu serta kendala apa saja dalam penerapan metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang diselenggarakan Masjid. Dan yang menjadi objek penelitian ini adalah Us.ta.zah Perumahan Klodran Indah Colomadu, dengan jenis penelitian lapangan dan melalui pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan datanya dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dokumentasi dan analisa data.

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada ibu-ibu peserta kajian di Masjid Al Hidayah Perumahan Klodran Indah dan Mengetahui faktor-faktor kendala dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam ada ibu-ibu peserta kajian Masjid Al Hidayah Perumahan Klodran Indah Colomadu. Dan dari hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa, dalam penerapan metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam seorang Us.ta.zah yang memiliki kemampuan mengelolah, merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, dan mengevaluasi, sehingga tercapai visi misi dan tujuan dari takmir dalam kajian, yang nantinya dapat menjadikan Masjid Al Hidayah dan kajiannya lebih bermutu maju dan berkembang.

(10)

x

akhirnya skripsi yang berjudul“Metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada ibu-ibu peserta kajian Masjid Al Hidayah Perumahan Klodran Indah

Colomadu tahun 2014” ini dapat terselesaikan.

Shalawat serta salam selalu penulis curahkan kepada Nabi besar Muhammad saw. beserta para sahabat dan pengikut beliau yang senantiasa menyampaikan risalah Islam sampai akhir hayat mereka.

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Dr. M. Abdullah Fattah Santoso, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta, beserta pembantu Dekan dan seluruh Dosen Fakultaas Agama Islam khususnya para Dosen JurusanTarbiyah yang telah mendidik, memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis. 2. Dr. Abdullah Aly, M.Ag, selaku pembimbing I, yang telah membimbing

penulisan skripsi ini dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.

3. Drs. Ma’arif Jamuin, M.Si, selaku pembimbing II, yang telah membimbing penulisan skripsi ini dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.

(11)
(12)

xii

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 3

BAB II METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ISLAM ... 5

A. Tinjauan Pustaka... 5

B. Tinjauan Teoritik ... 7

1. Pengertian Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ... 7

2. Manfaat Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ... 12

3. Macam-Macam Metode Pembelajaran ... 13

BAB III METODE PENELITIAN ... 18

A. Jenisdan Pendekatan Penelitian ... 18

B. Subjek dan Tempat Penelitian ... 18

C. Teknik Pengumpulan Data ... 19

D. Metode Analisis Data ... 20

BAB IV DESKRIPSI DATA ... 21

A. Sejarah Masjid Al-Hidayah ... 21

B. Letak Geografis ... 22

C. Struktur Organisasi ... 23

D. Visi, Misi dan Tujuan ... 24

E. Sarana Prasarana ... 24

F. Jadwal Kajian Umum Masjid Al-Hidayah ... 25

G. Kondisi Jama’ah ... 27

H. Kajian ... 28

(13)

A. Kesimpulan ... 40 B. Saran-saran ... 41 DAFTAR PUSTAKA

(14)

xiv

(15)

Indah Colomadu tahun 2009-2014

Lampiran 2 Sarana Prasarana Masjid Al-Hidayah Perumahan Klodran Indah Colomadu tahun 2009-2014

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam mempersiapkan pesertadidik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.1 Dengan demikian Metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah suatu cara yang dapat ditempuh untuk menyampaikan materi Pendidikan Agama Islam kepada peserta didik agar terwujud kepribadian muslim sesuai dengan cita-cita pendidikan Islam.2 Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang di selenggarakan Masjid Al-Hidayah, dilatar belakangi dari keprihatinan akan minimnya pemahaman ibu-ibu di perumahan Klodran Indah terhadap Islam dan masih menjalankan beberapa ajaran Islam yang menyimpang.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Masjid Al-Hidayah berusaha mewujudkan masyarakat qur’ani yang berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-As Sunah, berakhlak mulia. Dewasa ini, metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang terjadi di masjid-masjid banyak menggunaan metode ceramah. Hal ini tentu menimbulkan kejenuhan bagi peserta kajian dan berakibat tidak terserapnya materi secara maksimal. Padahal untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dibutuhkan metode yang tepat.

1

Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 13.

2

(17)

Pada dasarnya, Pendidikan Agama Islam tidak hanya membutuhkan teori dan ceramah saja, akan tetapi juga ada bimbingan dan keteladanan dalam keseharian. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam perlu adanya pembenahan dalam penggunaan metode dan juga perlu diciptakan lingkungan pembinaan yang kondusif.

Adapun cara yang digunakan untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam misal dalam pembelajaran Al-Qur’an bagi ibu-ibu pemula, mengajarkan tahsin dengan metode talaqi dan Muri-Q untuk memperindah bacaan, kajian fiqh dengan metode demostrasi, metode yang cukup besar pengaruhnya dalam mendidik sebagai mana yang dilakukan nabi kepada para sahabatnya yaitu metode pemberian contoh dan teladan. Metode ini merupakan metode mengajar sesuatu dengan memberikan contoh perilaku agar ditiru atau dipratekan metode ini cocok untuk memberikan ilmu pendidikan akhlak dan kegiatan ubudiyah.3

Salah satu masjid yang mengadakan kajian secara rutin dari masjid-masjid yang lain adalah Masjid Al-Hidayah Perumahan Klodran Indah Colomadu.

Penulis memilih Masjid Al-Hidayah Perumahan Klodran Indah Colomadu sebagai objek penelitian karena :

1. Pengajian yang diselanggarakan Masjid Al-Hidayah sangat di respon positif oleh masyarakat muslim Perumahan Klodran Indah dan jamaah sholat lima waktu selalu bertambah dari tahun ketahun. Dan hasil pengumpulan infak pada setiap kegiatan selalu meningkat.

3

(18)

2. Adanya peran us.taz/us.ta.zah sebagai pembina yang bekerjasama dengan pengurus masjid,terutama bagian taklim yang berupaya membantu meningkatkan pemahaman Islam sesuai Al-Qur’an dan As Sunah dalam kehidupan sehari-harin.

B. Rumusan Masalah

1. Metode apa saja yang dipakai dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada ibu-ibu peserta kajian di Masjid Al-Hidayah Perumahan Klodran Indah

2. Kendala apakah yang dihadapi oleh us.taz/us.ta.zah dalam menerapkan metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada ibu-ibu peserta kajian di Masjid Al-Hidayah Perumahan Klodran Indah?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

a. Untuk mendeskripsikan metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada ibu-ibu peserta kajian di Masjid Al-Hidayah Perumahan Klodran Indah.

(19)

2 Manfaat penelitian a. Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan khasanah keilmuan terutama dalam ilmu Pendidikan Agama Islam, dan diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian yang sama b. Secara praktis

(20)

BAB II

METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

A. Tinjauan Pustaka

Kajian pustaka ini merupakan uraian singkat tentang hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti sebelumnya. Beberapa penelitian sebelumnya yang ada kaitannya dengan judul skripsi ini dan penulis jadikan dasar diantaranya:

1. Dadang Satria dalam skripsinya berjudul “Peran Takmir Masjid Jami’ dalam Pendidikan Islam Karangkajen Mergangsan Yogyakarta Tahun 2011”, menyimpulkan bahwa kegiatan Pendidikan Islam yang dilakukan

Takmir masjid Jami’ Karangkajen telah berjalan baik dan

berkesinambungan. Ini dapat terlihat dengan adanya majlis-majlis taklim dan program pelatihan bahasa arab. Proses pelaksanaan kegiatan Pendidikan Islam di masjid berjalan lancar dan berkesinambungan.4

2. Nur Baiti Ajizah dalam skripsinya yang berjudul “Peran Griya Al-Qur’an dalam Pendidikan Islam Bagi Ibu-Ibu Peserta Pengajian di Perumahan Baturan Tahun 2013”, menyimpulkan bahwa dalam kegiatan

pembelajarannya, Griya Al-Qur’an menggunakan metode yang dirasa tepat untuk ibu-ibu. Dalam pembelajaran Al-Qur’an bagi ibu-ibu pemula, Griya Al-Qur’an mengajarkan tahsin dengan metode talaqidan Muri-Q

4

Dadang Satria, Peran Takmir Masjid Jami’ dalam Pendidikan Islam Karangkajen Mergangsan Yogyakarta Tahun 2011 (Surakarta: UMS, 2012), hlm 81, Skripsi,

Unpublished.

(21)

untuk memperindah bacaan. Pembelajaran bahasa Arab menggunakan metode Tamyiz dan kajian fiqih dengan metode ceramah interaktif. Selain itu, Griya Al-Qur’an juga mengadakan program tahfidz Al-Qur’an, namun karena jama’ahnya sebagian besar adalah ibu-ibu maka tahfidz Al-Qur’an

tidak dipaksakan untuk mencapai target tertentu. Ibu-ibu diberi semangat untuk semakin mencintai Al-Qur’an dan As-Sunah.5

3. Ita Fatmawati dalam skripsinya yang berjudul Manajemen Pendidikan Non Formal di Masjid KH. Ahmad Dahlan Sidomulyo Makam Haji”, menyimpulkan bahwa manajemen pendidikan nonformal yang diselenggarakan di Masjid KH. Ahmad Dahlan berjalan dengan baik, hal ini ditandai dengan banyaknya kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh pengurus dan jama’ah. Peserta pengajianpun semakin ramai, setiap individu jama’ah pengajian dapat tertanam akhlakul karimah, saling tolong-menolong, serta pengurus dan jama’ah berusaha meningkatkan kualitas pendidikan dan mengaktualisasikan agar lebih siap menghadapai zaman.6

4. Skripsi Andriana Pertiwi dalam skripsinya yang berjudul “Peran Ta'mir Masjid dalam Meningkatkan Pendidikan Nonformal di Masjid Al-Kautsar Gumpang Kartasura Sukoharjo”, dalam skripsinya dapat disimpulkan, program dari ta'mir masjid dalam merencanakan kegiatan di masjid sudah berjalan dengan lancar dan baik, ta'mir masjid mempunyai peran dalam

5

Nur Baiti Ajizah, Peran Griya Al-Qur’an dalam Pendidikan Islam bagi Ibu-Ibu Peserta Pengajian di Perumahan Baturan Tahun 2013 (Surakarta: UMS, 2013), hlm 61, Skripsi, Unpublished.

6

(22)

mengelola masjid yang terbukti dengan membentuk remaja masjid, mengadakan pengajian Tahsin Al-Qur’an, pengajian bapak-bapak dan pengajian ibu-ibu, dan TPA. Dengan demikian masyarakat di masjid dan lingkungan sekitar dapat memperoleh pengetahuan dan wawasan yang luas tentang Pendidikan Agama Islam.7

Berdasarkan beberapa penelitian diatas, nampakanya belum ada yang meneliti tentang metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada ibu-ibu peserta pengajian di Masjid Al-Hidayah Perumahan Klodran Indah tahun 2014. Dengan demikian penelitian ini memenuhi kriteria kebaruan.

B. TinjauanTeoritik

1. Pengertian Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Metode (method) secara harfiah berasal dari dua perkataan, yaitu meta dan hodos. Meta berarti “melalui” dan Hodos berarti “jalan” atau “cara”.8 Metode adalah suatu cara tertentu yang tepat dan serasi untuk

menyajikan suatu materi pelajaran, sehingga tercapai tujuan pembelajaran, baik tujuan jangka pendek (tujuan khusus) maupun jangka panjang (tujuan umum).9Kemudian menurut Zuhairini, dkk metodologi pembelajaran

7

Andriana Pertiwi, Peran Ta'mir Masjid dalam Meningkatkan Pendidikan Nonformal di Masjid Al-Kautsar Gumpang Kartasura Sukoharjo (Surakarta: UMS, 2013), hlm 77, Skripsi, Unpublished.

8

Rahman Assegaf, Pendidikan Islam Integratif (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm.144.

9

Tayar Yusuf, Ilmu Praktek Mengajar Metodik Khusus Pengajaran Agama (Bandung:

(23)

adalah suatu ilmu yang membicarakan tentang jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pengajaran.10

Selanjutnya Mahfudh Shalahuddin (1987) mendefinisikan metode Pendidikan Agama Islam adalah suatu cara yang dilakukan oleh guru agama secara sadar, teratur dan bertujuan untuk menyampaikan bahan Pendidikan Agama Islam kepada siswa. 11 Bila ditinjau dari segi terminologis (istilah), metode dapat dimaknai sebagai “jalan yang

ditempuh oleh seseorang supaya sampai pada tujuan tertentu, baik dalam lingkungan atau perniagaan maupun dalam kaitan ilmu pengetahuan dan lainya”. Berangkat dari pembahasan metode di atas, bila dikaitkan dengan

pembelajaran, dapat digaris bawahi bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh yang sesuai dan serasi untuk menyajikan suatu hal sehingga akan tercapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai yang diharapkan.

Metode pembelajaran menurut J.R. David dalam Teaching Strateges for College Class Room (1978) adalah a way in achieving something “cara untuk mencapai sesuatu”. Untuk melakukan sesuatu

strategi digunakan seperangkat metode pengajaran tertentu. 12 Dalam pengertian di atas maka metode pembelajaran menjadi salah satu unsur dalam strategi belajar mengajar. Unsur seperti sumber belajar, kemampuan

10

Zuhairini, dkk, Metodologi Pendidikan Agama (Solo: Ramadhani,1993), hlm. 67. 11

Mahfudh Shalahuddin, dkk, Metodologi Pendidikan Agama (Surabaya: PT Bina Ilmu,1987), hlm. 23.

12

(24)

guru dan siswa, media pendidikan, materi pengajaran dan lingkungan yang mendukung.

Metode pembelajaran merupakan cara pembentukan atau pemantapan pengertian peserta (penerima informasi) terhadap suatu penyajian informasi atau bahan ajar. 13 Terdapat tiga syarat utma berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Pertama adalah peserta sebagai penerima informasi, kedua adalah materi bahan ajar yang akan disampaikan dan yang ketiga adalah pengajar selaku pengantar dan penyampai materi bahan ajar. Metode pembelajaran didefisinikan sebagai cara yang digunakan us.ta.zah, yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Pendidikan Agama Islam, Pendidikan berasal dari kata didik, yang mengandung arti perbuatan, hal dan cara. Pendidikan Agama dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah religion education, yang diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan orang beragama. Pendidikan agama tidak cukup hanya memberikan pengetahuan tentang agama saja, tetapi lebih ditekankan pada feeling attituted, personal ideals, aktivitas kepercayaan.14

Dalam bahasa Arab, ada beberapa istilah yang bisa digunakan dalam pengertian pendidikan, yaitu ta’lim (mengajar), ta’dib (mendidik), dan tarbiyah (mendidik). Namun menurut Al-Attas (1980) dalam Hasan

13

Daryanto, Srategi dan Tahapan Mengajar (Bandung: Rama Widya, 2013), hlm. 1. 14

(25)

Langgulung, bahwa kata ta’dib yang lebih tepat digunakan dalam pendidikan Islam, karena tidak terlalu sempit sekedar mengajar saja, dan tidak terlalu luas, sebagaimana kata terbiyah juga digunakan untuk hewan dan tumbuh-tumbuhan dengan pengertian memelihara. Dalam perkembangan selanjutnya, bidang spesialisasi dalam ilmu pengetahuan, kata adab dipakai untuk kesusastraan, dan tarbiyah digunakan dalam Pendidikan Agama Islam hingga populer sampai sekarang.15Dengan demikian, Pendidikan Agama Islam di sekolah diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran Agama Islam.

Nazarudin Rahman menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, yaitu sebagai berikut

a. Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan membimbing, pengajaran atau latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai.

b. Peserta didik harus disiapkan untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam.

c. Pendidik atau Guru Islam harus disiapkan untuk bisa menjalankan tugasnnya, yakni merencanakan bimbingan, pangajaran dan pelatihan. d. Kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam diarahkan untuk

meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran agama Islam.

15

(26)

Sebagai salah satu komponen ilmu Pendidikan Agama Islam, metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam harus mengandung potensi yang bersifat mengarahkan materi pelajaran kepada tujuan Pendidikan Agama Islam yang hendak dicapai proses pembelajaran.

Lebih lanjut, menurut Arifin, ada tiga aspek nilai yang terkandung dalam tujuan Pendidikan Agama Islam yang hendak direalisasikan melalui metode, yaitu : pertama, membentuk peserta didik menjadi hamba Allah yang mengabdi kepadaNya semata. Kedua, bernilai edukatif yang mengacu kepada petunjuk Al-Qur’an dan Al-hadist. Ketiga, berkaitan dengan motivasi dan kedisiplinan sesuai dengan ajaran Al-Qur’an yang disebut pahala dan siksaan.

(27)

2. Manfaat Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistemasis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai pemahaman Islam yang sempurna.16Metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam memiliki manfaat bagi pendidik dan peserta didik, baik dalam proses belajar dan pembelajaran maupun dalam kehidupan sehari-hari, bahkan untuk hari esok. Sehubungan dengan itu, Omar Muhammad Al-Thoumy Al-Saibany mengatakan bahwa kegunaan metode Pendidikan Agama Islam adalah sebagai berikut :

a. Menolong peserta didik dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, pengalaman, keterampilan, terutama berpikir ilmiah dan sikap dalm satu kesatuan.

b. Membiasakan peserta kajian untuk berpikir sehat, rajin, sabar, dan teliti dalam menuntut ilmu.

c. Memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

d. Menciptakan suasana belajar mengajar yang kondusif, komunikatif, sehingga dapat meningkatkan motivasi peserta kajian.17

Dengan demikian, keberadaan metode pembelajaran menunjukkan pentingnya metode dalam sistem pengajaran. Tujuan dan materi yang baik

16

Abdul Majid, Belajar, hlm. 139. 17

(28)

tanpa didukung dengan metode penyampaian yang baik dapat menghasilkan yang tidak baik. Atas dasar itu, Pendidikan Agama Islam sangat memperhatikan terhadap masalah metode pembelajaran ini. Sebagaimana hadits nabi, yang artinya sebagai berikut :

Bagi segala sesuatu itu ada caranya (metodenya). Dan metode masuk

surga, adalah ilmu” (H.R. Dailami).

3. Macam-Macam Metode Pembelajaran

Secara garis besar metode yang sering digunakan dalam pembelajaran orang dewasa antara lain:

a. Metode Ceramah

Dalam metode ceramah proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh us.taz atau us.ta.zah umumnya didominasi dengan cara ceramah.

Metode ceramah adalah cara penyajian materi yang dilakukan dengan penjelasan lisan secara langsung (bersifat satu arah) terhadap peserta (audience).18 Berdasarkan pendapat tersebut bisa disimpulkan bahwa metode ceramah merupakan metode yang sudah sejak lama digunakan dalam kegiatan pembelajaran, khususnya pada kegiatan pembelajaran yang bersifat konvesional atau pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered). Metode ceramah pada umumnya digunakan karena sudah menjadi kebiasaan dalam suasan pembalajaran.

18

(29)

Namun metode ini memiliki beberapa kelemahan yaitu, membosankan bagi peserta, mudah atau cepat lupa, sulit mengetahui apakah siswa mengerti atau tidak, kurang merangsang kreativitas, bersifat verbalisme. 19 Walau memilki kelemahan namun metode ceramah lebih sering digunakan oleh para pengajar bahkan lebih sering dari pada metode-metode yang lain.

b. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah suatu cara mengajar dimana seorang guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada murid tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan.20 Metode tanya jawab akan menjadi efektif bila materi yang menjadi topik bahasan menarik, menantang dan memiliki nilai aplikasi tinggi. Pertanyaan yang diajukan bervariasi, meliputi pertanyaan tertutup (pertanyaan yang jawabannya hanya satu kemungkinan) dan pertanyaan terbuka (pertanyaan dengan banyak kemungkinan jawaban), serta disajikan dengan cara yang menarik.

Jadi, metode tanya jawab adalah interaksi dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan komunikasi verbal, yaitu dengan memberikan pertanyaan untuk dijawab, disamping itu juga memberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan kepada guru akan tetapi metode ini memiliki beberapa kelemahan diantaranya, pemakaian waktu lebih banyak jika dibandingkan dengan metode ceramah, mungkin terjadi perbedaan pendapat guru dan murit, sering

19

Ibid.

20

(30)

terjadi penyelewengan dari masalah pokok, apabila murit terlalu banyak tidak cukup waktu memberi giliran kepada setiap siswa.21 c. Metode teladan atau contoh secara langsung

Dengan demikian keteladanan adalah tindakan atau setiap sesuatu yang dapat ditiru atau diikuti oleh seseorang dari orang lain yang melakukan atau mewujudkannya, sehingga orang yang diikuti disebut dengan teladan. Namun keteladanan yang dimaksud disini adalah keteladanan yang dapat dijadikan sebagai alat Pendidikan Agama Islam, yaitu keteladanan yang baik. Sehingga dapat didefinisikan bahwa metode keteladanan (uswah) adalah metode pendidikan yang diterapkan dengan cara memberi contoh-contoh (teladan) yang baik yang berupa prilaku nyata, khusunya ibadah dan akhlak.22

Dalam Al-Qur’an kata teladan diibaratkan dengan kata-kata uswah yang kemudian dilekatkan dengan kata hasanah, sehingga menjadi kata uswatun hasanah yang berarti teladan yang baik. Dalam Al-Quran kata uswah juga selain dilekatkan kepada Rasulullah saw. juga sering kali dilekatkan kepada Nabi Ibrahim a.s. Untuk mempertegas keteladanan Rasulullah saw. Allah menjelaskan didalam Al-Quran yang artinya: Dalam diri Rosulullah itu kamu dapat

21

Ibid.,hlm. 143-144. 22

(31)

menemukan teladan yang baik.23Metode ini dianggap penting karena aspek agama yang terpenting adalah akhlak yang termasuk dalam kawasan afektif yang terwujud dalam bentuk tingkah laku (behavioral). Kelemahan metode ini jika yang dijadikan teladan adalah orang-orang yang tidak memiliki akhlak yang baik tentu akan menjadikan orang-orang yang mengikutinya menjadi rusak akhlak dan akidahnya.

Dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah cara untuk menyampaikan materi kepada peserta kajian untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Diantara Metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang sering digunakan meliputi, metode ceramah, metode tanya jawab, metode keteladanan atau pemberian contoh secara langsung.

Pada dasarnya metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah alat untuk memudahkan dalam penyampaian materi kepada peserta didik. Sebagaimana yang dilakukan Nabi Muhammad saw. dalam berdakwah kepada sahabatnya. karena tujuan yang hendak dicapai tentunya tidak mungkin terwujud bila tidak dilakukan dengan metode tepat. Rasulullah saw. dalam memberikan pembelajaran kepada para sahabat dengan beberapa metode. Diantara metode-metode yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw. adalah metode amtsal. Dalam hadist yang diriwayatkan Ali. r.a bawasannya Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya

(32)

Allah menurunkan Al-Qur’an terdiri dari perintah-perintah dan

(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah lapangan (field research), penelitian kasus yang memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan terperinci mengenai latar belakang keadaan sekarang yang dipermasalahkan.24 Penulisan skripsi ini menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif sifatnya deskriptif, karena data yang dianalisis tidak digunakan untuk menolak atau menerima hipotesis.

Jika dilihat dari pendekatannya penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus. Metode studi kasus adalah penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu organism (individu), lembaga atau gejala tertentu dengan daerah atau subjek yang sempit.25

B. Subjek dan Tempat Penelitian

Subjek penelitian adalah subjek yang ditunjuk untuk diteliti oleh peneliti. Dalam hal ini yang menjadi subjek penelitian adalah us.taz/us.ta.zah pemateri kajian. Sedangkan yang menjadi tempat penelitian adalah di Masjid Al-Hidayah Perumahan Klodran Indah Colomadu.

24

Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta. 2004), hlm. 9. 25

(34)

C. Teknik Pengumpulan Data

Untuk dapat memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode, yaitu:

1. Observasi

Suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secarasistematis dengan prosedur yang terstandar.26 Metode ini akan digunakan penulis untuk observasi, mengamati aktifitas us.taz/us.ta.zah dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Ibu-ibu peserta kajian di Masjid Al-Hidayah Perumahan Klodran Indah Colomadu.

2. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan kepada responden dan mencatat atau merekam jawaban responden.27 Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi kegiatan pembelajaran, serta kendala apa saja dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Ibu-ibu peserta kajian di Masjid Al-Hidayah Perumahan Klodran Indah Colomadu.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah cara memperoleh data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, surat kabar, dan sebagainya.28 Metode ini digunakan penulis untuk menggali data tentang sejarah

26

Ibid., hlm. 265. 27

Mahmud, Metodologi Penelitian Pendidikan (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hlm. 173.

28

(35)

berdirinya masjid, struktur organisasi, sarana dan prasarana, jadwal kajian.

D. Metode Analisis Data

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bersifat kualitatif. Seperti yang dikutip oleh Hamid Darmadi, penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterprestasikan objek sesuai dengan apa adanya.29 Sedangkan deskriptif kualitatif model Miles and Huberman, seperti yang dikutip oleh Sugiyono, mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualtitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, melalui beberapa tahapan, seperti data reduction, data display, danconclusion drawing/verification”.30

Setelah pengumulan data telah selesai, maka tahap selanjutnya mereduksi data (data reduction), yaitu menggolongkan, dan menentukan data yang diperlukan. Kedua, data yang telah melalui tahap reduksi akan disajikan dalam bentuk narasi (data display). Ketiga, penarikan kesimpulan dari data yang telah disajikan pada tahap kedua (verification).

29

Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 145.

30

(36)

BAB IV

DESKRIPSI DATA

A. Sejarah Masjid Al-Hidayah

Masjid Al-Hidayah merupakan salah satu masjid yang ada di Perumahan Klodran Indah Wilayah Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar. Masjid Al-Hidayah merupakan fasilitas ibadah Agama Islam, yang dibangun oleh PT. Fajar Bangun Raharja. Sebagai fasilitas keagamaan masyarakat di Perumahan Klodran Indah Colomadu. Fasilitas lain yang ada di perumahan ini antara lain meliputi sarana olahraga yaitu lapangan bola voly, gedung polides. Semua fasilitas yang ada sudah diserahkan kepada masyarakat untuk digunakan secara baik.

Masjid Al-Hidayah mulai difungsikan sebagai mana masjid-masjid yang lain yaitu pada masa kepemimpinan Muh.Sanusi beliau merupakan ketua takmir pertama yaitu pada tahun 1990-1992.

Dalam perkembangannya Masjid Al-Hidayah ini sudah dipimpim oleh banyak ketua takmir, pertama, periode Muh. Sanusi. Pada periode ini masjid belum ada kegiatan kajian ibu-ibu maupun kajian dari rumah kerumah. Masjid hanya untuk kegiatan sholat berjamaah lima waktu dan shalat Jum’at dan kajian khusus hari-hari besar Islam.

Kedua, periode Masno dari tahun 1992-1995 pada priode ini masih sama sebagai mana pada masanya periode Muh. Sanusi.

(37)

Ketiga, periode Eko Sarimo pada tahun 1995-1998 mulailah dirintis kegiatan TPA.Kemudian mulai dirintis kajian ibu-ibu dari rumah kerumah.

Keempat, periode Ir. H. Sri Haryono pada tahun 1998-2004 pada priode ini pengembangan masjid secara fisik mulai diperbaiki bangunan Masjid mulai di renovasi dan ditata lebih baik, karena jamaah semakin banyak.

Kelima, pada masa H. Agus Syahid, SE. pada tahun 2004-2014 kegiatan masjid mulai banyak sampai sekarang ini, kajian ibu-ibu mulai lebih di giatkan lagi yang tadinya 1 bulan sekali menjadi 3 kali dalam sebulan.Yaitu setiap hari Ahad ke 3 kajian fikih wanita, hari Ahad terakhir akidah ahlak dan setiap malam Rabutahsin Al-Qur’an.31 Dengan adanya kajian ini ketua takmir memiliki harapan yaitu agar ibu-ibu yang mengikuti kajian dapat memahami agama Islam dengan baik, dan tidak melakukan apa-apa yang telah Allah SWT. dan Rasulnya larang. Kondisi masjid menjadi lebih baik dalam pengamalan agama serta dapat menjadikan keluarga sakinah mawadah warohmah bagi warganya.32

B. Letak Geografis

Masjid Al-Hidayah terletak di perumahan Klodran Indah Desa Klodran Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar RT.01 dan RW.02. Masjid Al-Hidayah dengan luas tanah 600m2 dan bangunan seluas 450m2. Lokasi ini digolongkan strategis bila ditinjau dari beberapa segi antara lain:

31

Wawancara dengan Sekretaris Masjid Al-Hidayah, tanggal 2 Juli 2014 jam 07:30 WIB.

32

(38)

1. Letaknya cukup stategis karena terletak di tengah perumahan, lokasi dan bangunan yang bertingkat dan cukup luas sehingga dapat memberikan keleluasaan bagi para jamaah dalam melaksanakan ibadah.

2. Lokasi bangunan yang terletak di kompleks perumahan sebagai tempat ibadah masyarakat Perumahan Klodran Indah Colomadu sehingga memudahkan untuk diakses dan dijangkau oleh masyarakat sekitarnya.

C. Struktur Organisasi

Susunan takmir Masjid Al-Hidayah Perumahan Klodran Indah Colomadu periode 2009-2014 adalah sebagai berikut:

Dewan fatwa : Ust. H Nur Cholis, Lc Penasehat : Ir. H. Sri Haryono Ketua takmir : H. Agus Sahid, SE Sekretaris Takmir : Drs. H. Agus Purwanto Bendahara : Drs. Arif Hidayanto

Imam roatip : Ust. H. Nur Cholis, Lc dan H. Agus Sahid, SE Muajin : Utsman Juliyanto, Agus Sriwiono dan Tressutrisno

(lampiran 1). Imam dan khotib Jum’at,

(39)

5. Ust. Azam Suparmadi, S.Pd.I

Panitia pembangunan : Usman Gunadi Bendahara pembangunan : Joko Suarno

Seksi sosial dan rumah tangga : H. Moch. Iswandi, B.Sc. Seksi usaha : Ibu Hj. Siti Fatimah S.Pd. Panitia Lazis : Sugiarto, S.Pd.

Majelis taklim : Agus Susanto

D. Visi, Misi dan Tujuan

1. Visi: Mewujudkan tegaknya tauhid untuk mencapai kebahagian hidup dunia dan akherat berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunah.

2. Misi: a). Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan yang bermutu berdasarkan nilai-nilai Islam. b). Membentuk masyarakat yang berkarakter taqwa dan berakhlak mulia.

3. Tujuan: a). Menjadikan masjid sebagai sentral kajian keislaman. b). Membangun masyarakat yang berkarakter bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, Agama, Negara dan Bangsa. c). Membina peserta didik yang terampil berbasis Al-Qur’an dan As-Sunah.33

E. Sarana Prasarana

Guna mendukung kegiatan kajian dan meningkatkan kualitas ibadah para jama’ahserta pelayanan kepada masyarakat, Masjid Al-Hidayah telah

33

(40)

dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Sarana prasarana yang dimiliki oleh Masjid Al-Hidayah diantaranya yaitu perpustakaan masjid, perpustakaan tersedia berbagai macam koleksi buku dan Peralatan untuk menunjang kegiatan jamaah dalam kajian, seperti LCD dan seperangkat pengeras suara (sound system), kipas angin dan AC (Air Conditioner), serta menyediakan rumah untuk penjaga masjid (marbot). Sarana dan prasarana yang lain yaitu dua kamar mandi, gudang, meja kecil untuk kajian dan dapur.34 Semua sarana prasarana diamanahkan ke seksi rumah tangga (lampiran 2).

F. Jadwal kajian umum Masjid Al-Hidayah

Kajian yang di selenggarakan Masjid Al-Hidayah dirintis dari rasa kepekaan masyarakat perumahan Klodran Indah terhadap ilmu syar’i sehingga perlu untuk diadakanya kajian setiap hari yang telah di sepakati bersama oleh pengurus masjid (takmir).

Adapun kegiatan kajian di Masjid Al-Hidayah Perumahan Klodran Indah sebagai berikut:

Pertama, kajian bapak-bapak yang dilaksanakan pada setiap Senin malam, rabu malam, kamis malam, jum’at malam dan ahad pagi.

Kedua, pengajian khusus ibu-ibu yang dilaksanakan pada hari Ahad ke 3 dan Ahad terakhir setelah shalat Ashar.

34

(41)

Ketiga, pengajian akbar waktunya menyesuaikan dengan momen-momen tertentu misal mendekati bulan Ramadan dan bedah buku.

Keempat, kajian Ramadhan adapun beberapa kajian yang diadakan antara laian setelah subuh, menjelang buka puasa, kultum sebelum syalat tarawih.

Tabel 1

Jadwal kajian Masjid Al-Hidayah Perumahan Klodran Indah Colomadu (dokumentasi diakses pada tangggal 15 Juni 2014)

Senin 1 Kamis 1 ampu oleh Us.taz Saifullah Al Hafidz.35

Dalam dunia pendidikan seorang guru mempunyai peran yang sangat penting untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan, selain untuk

35

(42)

transfer of knowlegde, peran seorang guru juga sebagai pengembang potensi yang dimiliki peserta didik.

Kajian yang diselenggaraka di Masjid Al-Hidayah Perumahan Klodran Indah Colomadu merupakan kajian umum, artinya bisa diikuti oleh bapak-bapak dan ibu-ibu, remaja masjid serta umat muslim yang lain.36 Penulis memfokuskan penelitian kajian pada ibu-ibu peserta kajian Masjid Al-Hidayah Perumahan Klodran Indah Colomadu, dengan materi fiqih wanita.

G. Kondisi Jama’ah

Masyarakat di Perumahan Klodran Indah Colomadu merupakan masyarakat yang heterogen dan mata pencaharian mereka kebanyakan bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil dan pengusaha serta buruh, jadi ketika shalat wajib 5 waktu, terutama Dzuhur dan Ashar jama’ahnya sedikit. Jama’ah Masjid Al-Hidayah Perumahan Klodran Indah Colomadu tergolong cukup banyak ketika shalat Magrib dan Isya, yang mana jama’ah tidak kurang dari 7

shaf, kira-kira mencapai ± 170 jama’ah, apalagi pada shalat Jum’at, masjid tidak bisa menampung jama’ah, karena banyaknya jama’ah, dan bahkan

sampai di teras depan bagian bawah masjid. 37 Jumlah umat muslim Perumahan Klodran Indah Colomadu total semua sekitar 260 kk, akan tetapi peserta yang baru bisa mengikuti, untuk bapak-bapak dan ibu-ibu sekitar 75 orang dan kajiank husus fiqih wanita berjumlah sekitar 50 orang, dari jumlah seluruh ibu-ibu Perumahan Klodran Indah, 130 orang. Masih banyak yang

36

Wawancara dengan Us.ta.zah Ainul Mila, tanggal 10 Juli 2014 jam 17:00 WIB. 37

(43)

belum mengikuti kajian dikarenakan sibuk dengan aktifitas mereka masing-masing.38

Selain pengajian, Masjid Al-Hidayah Perumahan Klodran Indah Colomadu juga mengadakan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA), dan juga

Materi kajian yang sudah berjalan selama ini khusus untuk kajian ibu-ibu Masjid Al-Hidayah Perumahan Klodran Indah yaitu materi fiqih wanita yang disampaikan oleh Us.ta.zah Ainul Mila, Lc.

Berdasarkan keterangan ketua takmir Masjid Al-Hidayah, masih ada sebagian ibu-ibu yang belum faham tentang fiqih wanita. Berdasarkan dari rasa keprihatiananya kepada jamaah, ketua takmir beserta Us.ta.zah Ainul Mila, Lc. Berupaya mengajak dan mendidik ibu-ibu untuk mengkaji materi tersebut secara bertahap agar mudah dipahami, sehingga mereka mau mengamalkan ajaran Islam ini tanpa keraguan karena sudah di bekali dengan ilmu syari.

Materi yang disampaikan Us.ta.zah Ainul Mila, Lc. Seputar fiqih wanita dengan menggunakan metode ceramah, Tanya jawab dan teladan atau

38

Wawancara dengan Ibu Iswandi, tanggal tanggal 11 Juli 2014 jam 20:00 WIB, selaku Koordinator Kajian ibu-ibu Perumahan Klodran Indah Colomadu.

39

(44)

contoh langsung.40 Alasan mengapa menggunakan metode ceramah, Tanya jawab dan contoh karena ibu-ibu lebih mudah untuk menerima materi yang disampaikannya lalu jama’ah sangat merespon jika diberi kesempatan untuk

bertanya.

Dengan demikian jamaah kajian ibu-ibu merasa senang karena setiap ada permasalahan yang ditanyakan langsung ditanggapi oleh Us.ta.zah Ainul Mila, Lc. berdasarkan dalil yang ada sehingga kajian ini menjadi hidup dan tidak monoton, kemudian masyarakat sekitar Perumahan Klodran Indah juga merasa senang karena beliau tidak hanya berbicara didepan umum saja akan tetapi dimasyarakat memberikan teladan yang baik. Hal ini terlihat dari kondisi keluarga maupun dalam bermasyarakat menunjukan akhlaq yang baik dan pengamalan Agama Islam juga dapat dijadikan contoh.41

Us.ta.zah Ainul Mila, Lc. mengatakan bahwa “Meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam di Masjid Al-Hidayah Perumahan Klodran Indah Colomadu merupakan tanggung jawab semua pihak yang ada di lingkungan masjid (masyarakat islam). Terutama bagian taklim atau bidang keislaman untuk selalau bersinergi dengan jama’ah agar setiap program yang telah dirumuskan dan diselenggarakan dapat terlaksana dengan baik”.

Oleh sebab itu penggunaan metode ceramah untuk menyampaikan materi yang bersikap abstrak, memberikan pengantar dalam tahapan baru,

40

Observasi pada hari Ahad 18 Mei 2014 pukul 16:00 WIB. 41

(45)

kemudian untuk memberikan informasi yang akan disampaikan merupakan dasar untuk kegiatan belajar berikutnya.

Metode ceramah ini sering kali digunakan oleh para dai untuk menyamapaikan materi kajaian, karena metode ceramah ini akan mudah di mengerti isi kajiannya oleh para jamaah, jika us.taz/us.ta.zah mampu menyampikan dengan retorika yang baik.

Dengan menggunakan Metode Tanya jawab Us.ta.zah Mila merasa lebih nyaman karena beliaunya akan mudah memahamai tingkat pemahaman para peserta kajian, kemudian memberikan rangsangan kepada jamaah untuk merumuskan ide-ide yang tergali dengan menggunakan kalimat sendiri.

Tingkat pertanyaan yang pertama untuk menggali informasi yang pernah didapatkanya, misal menanyakan bagaimana syarat syahnya shalat? keduapertanyaan pemahaman yaitu pertanyaan yang berfungsi untuk mengetahui pemahaman ibu-ibu peseta kajian terhadap materi yang pernah disampaiakan ahad sebelumnya, misalkan memberikan pertanyaan jelaskan cara berwudu Rosul? Langkah selanjutnya memberikan pertanyaan yang sifatnyaanalisis misalkan dengan pertanyaan, Mengapa sebelum makan kita harus cuci tangan terlebih dahulu.

Us.ta.zah Ainul Mila, Lc. Mengemukakan bahwa dengan memakai metode Contoh secara langsung dalam menerangkan ilmu fiqih sangatlah efektif karena jama’ah dapat langsung melihat gerakan yang benar dalam

(46)

mengikuti kajian disuruh pratek satu persatu dan juga terkadang dibagi kelompok agar lebih mudah.42

Dalam penggunana metode teladan Us.ta.zah menyampaikan materi yang menunjukan akhlak yang baik dalam pandangan Islam misal tentang hijab seorang wanita sholehah, pertama bliau menyampaian dalil mengenai hijab yaitu:

Artinya: “Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnyake seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Ahzāb ayat (33): 59)43

Maka dari keterangan ayat diatas dapat di mengerti bahwa dalam berjilbab seorang muslimah sudah ada ketentuan dan syarat-syaratnya sebagai berikut. 1. Meliputi seluruh tubuh (tanpa kecuali wajah dan telapak tangan) menurut

pendapat ulama yang paling kuat.44 Dan orang-orang yang membolehkan membuka wajah sertakedua telapak tangan tersebut mempersyaratkan dua syarat, yaitu : Bahwa wajah dan kedua telapak tangan tersebut terlepas dari segala bentuk perhiasan serta aman dari fitnah. Nah, bila kita perhatikan di zaman ini maka syarat yang disebutkan tadi sangat

42

Wawancara dengan Us.ta.zah Ainul Mila, tanggal 10 Juli 2014 jam 17:00 WIB. 43

(47)

jarang terpenuhi, hampir tidak ditemukan wanita yang membuka wajah tidak menghiasi wajahnya dan tak bisa kita menjamin aman dari fitnah. 2. Bukan berupa perhiasan berbentuk pakaian

3. Longgar dan tidak sempit alias ketat

4. Kainnya tebal dan tidak tipis (tembus pandang). 5. Tidak menyerupai pakaian laki-laki.

6. Tidak menyerupai pakaian khas wanita kafir.

7. Tidak merupakan pakaian, yaitu pakaian yang menarik perhatian, dianggap aneh, atau membikin tertawa, Sedangkan yang menutup aurat tidak dianggap aneh dan membikin tertawa, kecuali bagi orang-orang yang lemah iman dan kerdil akalnya.

Selanjutnya materi diatas tidak hanya disampaikan begitu saja tanpa ada contoh dan pratek langsung dari us.ta.zah, setelah menyampaikan materi kajian ini ia mengajak kepada ibu-ibu agar untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dan diajarkan kepada anak-anaknya, Sudah menjadi kewajiban seorang guru atau us.ta.zah profesional untuk menggunakan metode dan mengkondisikan para peserta kajaian dalam menyampaikan materi kajian lalu memilih materi yang dibutuhkan umat, sesuai tingkat pemahamannya, Insaallah dengan penggunaan metode yang tepat dan baik dalam pembelajaran pendidikan Islam,hal ini terkaiat dengan kajian fiqih wanita akan berjalan lancar tanpa ada kendala bagi us.ta.zah dan peserta kajian.

(48)

mengenai materi maupun metode us.ta.zah dalam pembelajaran pendidikan islam oleh ibu-ibuk peserta kajian Masjid Al-Hidayah Perumahan Klodran Indah karena sebenarnya materi ini sudah dilakukan dalam keseharian sebagian ibu-ibu akan tetapi belum mengetahui dalil dan cara yang benar ketika mengamalkanya dan ada juga yang sama sekali belum tahu. dengan adanya kajian ini ibu-ibu mersa senang karena mengetahui dalil dan cara yang benar dalam beribadah sehari-hari.45

I. Kendala Yang Dihadapi

Kendala yang dihadapi dalam penerapan metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Masjid Al-Hidayah Perumahan Klodran Indah Colomadu yaitu.

1. Keragaman tingkat pemahaman jamaah 2. Waktu yang begitu sigkat dalam kajian 3. Penjabaran materi yang meluas

4. Jamaah kurang istikomah terkadang berangkat dan terkadang tidak 5. Tidak ada absensi untuk jamaah kajian.

6. Peserta kajian usianya sudah pada lanjut usia.46

Kesadaran adalah hal yang penting dalam Proses Pendidikan Agama Islam, karena tanpa adanya kesadaran dari warga maka akan sulit mewujudkan proses Pendidikan Agama Islam yang maksimal.

45

Wawancara dengan Ibu Istikomah, salah satu peserta kajian ibu-ibu tanggal 11 Juli 2014 jam 20:00 WIB.

46

(49)
(50)

BAB V

ANALISIS DATA

Pada bab IV penulis telah menyampaikan laporan hasil penelitian secara panjang lebar. Hasil penelitian tersebut akan dianalisa dengan menggunakan teknik analisis diskriptif kualitatif, yaitu dengan cara mendeskripsikan data yang ada berdasarkan kajian teori pada bab II.

A. MetodePembelajaranPendidikan Agama Islam

Di Masjid Al-Hidayah terdapat misi sebagai mana dipaparkan pada bab IV halaman 22 yaitu menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan yang bermutu berdasarkan nilai-nilai Islam. Membentuk masyarakat yang berkarakter taqwa dan berakhlak mulia. Pada kajian teori yang tertuang pada BAB II halaman7 telah dijelaskan bahwa penggunaan metode pembelajaran merupakan suatu cara yang ditempuh us.taz atau us.ta.zah yang dalam menjalankan fungsinya merupakan aktivitas untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sebagai mana yang dikemukakan J.R. David dalam Teaching Strategis for College Class Room (1978), pembelajaran (learning) adalah a way in achieving something“cara untuk mencapai sesuatu”.

Untuk melakukan sesuatu strategi digunakan seperangkaat metode pengajaran tertentu. Hal itu sesuai dengan teori, di mana metode pembelajaran Pendidikan AgamaIslam adalah suatu cara yang dilakukan oleh guru agama secara sadar, teratur, dan bertujuan untuk menyampaikan bahan Pendidikan agama kepada siswa. Dari hasil data yang diperoleh peneliti di lapangan pada

(51)

bab IV halaman 26 bahwa metode pembelajaran Pendidikan AgamaIslam yang digunakan pada ibu-ibu peserta kajian di Masjid Al-Hidayah Perumahan Klodran Indah Colomadu dengan beberapa metode sebagai berikut.

1. Metode Ceramah

Penggunaan metode ceramah merupakan bagian terpenting dalam kajian karena untuk memudahkan penyajian materi yang akan dibahas. Hal ini sesuai dengan teori dalam bab II halaman 12 yang dikemukakan oleh Daryanto, dalam bukunya yang berjudul strategi dan tahapan mengajar, bahwa metode ceramah merupaka penyajian materi yang dilakukan dengan lisan secara langsung (bersifat satu arah) terhadap peserta (audience). Dengan tujuan untuk menyampaikan materi yang bersikap abstrak, memberikan pengantar dalam tahapan baru, kemudian untuk memberikan informasi yang akan disampaikan, semua merupakan dasar untuk kegiatan belajar berikutnya. Selanjutnya mennyampaikan dalil-dalil dan menjelaskan materi yang dibahas. Dengan demikian peserta akan lebih nyaman dan mudah mengerti tentang materi yang disampaikan. Maka metode ini seringkali digunakan oleh us.taz atau us.ta.zah dalam kajian Seperti yang dipaparkan pada bab IV halaman 27.

2. Metode Tanya Jawab

(52)

guru untuk menanyakan apakah materi yang di sampaikan sudah dipahami. Oleh karena itu begitu pentinnya penggunakan metode Tanya jawab. Hal ini sesuai dengan teori pada bab II halaman 13 metode Tanya jawab merupakan suatu cara mengajar dimana seorang guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada murid tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan. Penggunaan metode ini akan memberikan gambaran kepada us.taz atau us.ta.zah tentang tingkat pemahaman peserta kajian. Kemudia memberikan rangsangan kepada jamaah untuk merumuskan ide-ide yang tergali dengan menggunakan kalimat sendiri dalam menggali tingkat pemahaman peserta kajian. Penerapkan metode ini ada beberapa tingkatan sebagaimana dipaparkan dalam bab IV halaman 28 yaitu:

(53)

3. Metode Keteladanan (Pemberian Contoh Secara Langsung).

Keteladanan merupakan hal terpenting dalam kehidupan karena

dengan adanya teladan akan memberikan motifasi untuk terus berusaha demi diraihnya sesuatu yang akan dicapai atau sesuatu yang dapat ditiru

atau diikuti oleh seseorang dari orang lain yang melakukakan, sehingga

orang yang diikuti disebut dengan teladan. Namun keteladanan yang dimaksud disini adalah keteladanan yang dapat dijadikan sebagai alat

pendidikan Islam, yaitu keteladanan yang baik. Sehingga dapat didefinisikan bahwa metode keteladanan (uswah) adalah metode

pendidikan yang diterapkan dengan cara memberi contoh-contoh (teladan) yang baik yang berupa prilaku nyata, khusunya ibadah dan akhlak. Hal ini

sesuai dengan teori bab II halaman 14 dengan memakai metode Contoh secara langsung dalam kajian sangatlah efektif karena jama’ah dapat

langsung melihat gerakan yang benar dalam beribadah maupun akhlak yang baik sebagai mana dipaparkan dalam bab IV halaman 28. Pemberian

contoh tidak hanya pada kajian diselenggarakan pada hari itu saja akan

tetapi menjadi lebih baik dilakukan diluar kajian ketika bermasyarakat.

B. Kendalayang Dihadapi

Dari pelaksanaan kajian yang ditemukan dalam bab IV halaman 29

(54)

dalam menerapkan metodepembelajaran Pendidikan AgamaIslam yaitu sebagai berikut :

1. Keragaman tingkat pemahaman jamaah karena peserta ada yag aktif membaca buku-buku yang mungkin tidak sama dengan apa yang telah disampaikan us.taz atau us.ta.zah ada juga Jamaah kurang istikomah terkadang berangkat dan terkadang tidak, kemudian Penjabaran materi yang meluas. Hal ini sesuai dengan teori bab II halaman 13 yang berkaitan dengan kelemahan metode Tanya jawab. Dengan adanya kendala-kendala tersebut tentu menjadikan us.taz atau us.ta.zah lebih cermat lagi dalam menyampaikan materi pendidikan dan dalam memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta kajian.

2. Waktu yang begitu sigkat dalam kajian, tidak ada absensi untuk jamaah kajian. Peserta kajian usianya sudah pada lanjut usia dan kurangnya kesadaran masyarakat perumahan klodran indah Colomadu dalam mengikuti kajian di Masjid Al-Hidayah, serta polapikir yang berbeda tentang agama di masyarakat, sehingga diajak untuk maju kearah yang lebih baik susah untuk dijalankan, hal ini telah dipaparkan pada bab IV halaman 25 mengenai jumlah peserta yang mengikuti kajian.

(55)

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan semua data yang diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumentasi di Masjid Al-Hidayah Perumahan Klodran Indah Colomadu, maka penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Penerapan metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan metode ceramah, tanya jawab dan pemberian contoh atau teladan merupakan cara yang digunakan us.ta.zah untuk menyampaikan materi Pendidikan Agama Islam kepada ibu-ibu peserta kajian Masjid Al-Hidayah Perumahan Klodran Indah. Selanjutnya kajian yang di selenggarakan Masjid Al-Hidayah Perumahan Klodran Indah Colomadu merupakan kajian yang brangkat dari rasa kesadaran beberapa masyarakat setempat dan kerjasama antara pengurus Masjid dengan us.taz dan us.ta.zah guna mewujutkan tujuan yang telah disepakati bersama. Peserta kajian merasakan cocok dengan penerapan metode dalam kajian dan materi yang disampaikan, karena sudah sesuai dengan kebutuhan mayarakat Perumahan Klodran Indah Colomadu. Khususnya untuk kajian ibu-ibu terbukti dengan sangat antusias segera bertanya jika materi yang disampaikan belum dipahami.

(56)

ini terbukti dengan berjalanya kajian hampir setiap malam ada kajian rutin yang dihadiri sebagian masyarakat muslimPerumahan Klodran Indah Colomadu. Dengan demikaian kesadaran masyarakat untuk berbagi sangat tinggi hal ini terbukti dengan kegiatan bakti sosial yang meliputi penyantunan untuk masyarakat miskin Perumahan Klodran Indah Colomadu setiap bulan, untuk bantuan pendidikan sampai tingkat SMA sederajat dan anak yatim piatu.

2. Adapun yang menjadi faktor kendala adalah

Kurangnya partisipasi dari masyarakat secara menyeluruh dalam mengikuti kajian, serta kurangnya kesadaran dan pola pikir tentang pentingnya menuntut ilmu agama sehingga diajak untuk maju kearah yang lebih baik susah untuk dijalankan, hal ini yang masih harus dibenahi, sehingga nantinya tujuan yang diharapkan dari program kependidikan dapat berjalan dengan lancar dan berkelanjutan.

B. Saran-saran

Setelah data dianalisis dengan seksama, serta mendapatkan kesimpulan penerapan metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada peserta kajian ibu-ibu Perumahan Klodran Indah Masjid Al-Hidayah, maka ada beberapa saran dari penulis untuk dijadikan bahan evaluasi, diantaranya ialah: 1. Kepengurusan Masjid Al-Hidayah

(57)

atau kemauan masyarakat.

b. Membuat absensi agar mudah untuk mengevaluasi jamaah kajian. 2. Us.ta.zah pemateri kajian

(58)

DAFTAR PUSTAKA

Ajizah, Nur Baiti. 2013. Peran Griya Al-Qur’an dalam Pendidikan Islam Bagi Ibu-Ibu Peserta Pengajian Di Perumahan Baturan Tahun (Tugas Akhir Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Al-Syaibany, Omar Mohammad Al-Toumy. 1979. Falsafah Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan Bintang.

Arifin. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Daryanto. 2013. Strategi dan Tahapan Mengajar. Bandung: Yrama Widya.

Fatmawati, Ita. 2011. Manajemen Pendidikan Non Formal di Masjid KH. Ahmad Dahlan Sidomulyo Makam Haji (Tugas Akhir Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Kementrian Agama Republik Indonesia Mushaf Al-Qur’an terjemah. 2011, Surabaya: Lentera Optima Pustaka.

Mahmud. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Majid, Abdul. 2012. Belajaran dan Pembelajaran Pendidikan Islam. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Nata, Abudin. 2001. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu. Pertiwi, Andriana. 2013. peran Ta'mir Masjid dalam Meningkatkan Pendidikan

Nonformal di Masjid Al-Kautsar Gumpang Kartasura Sukoharjo (Tugas Akhir Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta). Rahman, Assegaf. 2005. Pendidikan Islam Integratif. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

(59)

Ramayulis. 2001. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia. Satria, Dadang. 2012. Peran Takmir Masjid Jami’ dalam Pendidikan Islam

Jarangkajen Mergangsang Yogyakarta (Tugas Akhir Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Shalahuddin, Mahfudh. 1987. Metodologi Pendidikan Agama. Surabaya: PT Bina Ilmu.

Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Uhbiyati, Nur. 2005. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia.

Yusuf, Tayar. 1985. Ilmu Praktek Mengajar Metodik Khusus Pengajaran Agama. Bandung: PT Alma’arif.

Zuhairini. 1993. Metodologi Pendidikan Agama. Solo: Ramadhani.

(60)

Lampiran 1

(61)

Lampiran 2

Table:sarana prasarana Masjia Al-Hidayah perumahan Klodran Indah Colomadu tahun 2009-2014.

No JENIS JUMLAH KONDISI

1. Mimbar 1 buah Baik

2. Microphone 10 buah Baik

3. Kipas Angin 20 buah Baik

4. AC 6 buah Baik

5. Sound System 1 set Baik

6. Lemari 5buah Baik

7. Mukena 7 pasang Baik

8. Ampli 5 buah Baik

9. Karpet 20 lembar Baik

10. Papan Tulis 3 buah Baik

11. Papan Mading 3 buah Bik

12. Meja TPA 7 buah Baik

13 Buku dan al-Qur’an 150 buah Baik

14. Kotak Infaq Besar 1buah Baik

16. Kotak Infaq Kecil 9 buah Baik

17. Dispenser 1 buah Baik

18. Alat Musik Hadrah 1 set Baik

19. Proyektor/LCD 1 buah Baik

20. Computer 1 unit Baik

21. Alat Tenda 2 set Baik

22. Gelas 500 buah Baik

(62)
(63)

Kondisi Pembelajaran Masjid Al Hidayah (Kajian)

(64)

Metode Ceramah

Metode Tanya jawab

(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)

Gambar

Tabel 1
Gambar Fisik Masjid Al Hidayah

Referensi

Dokumen terkait

Pemaparan yang akan diuraikan dalam bagian pembahasan ini adalah upaya dalam menumbuhkan budaya baca tulis melalui membaca ekstensif untuk dengan harapan para siswa dapat

Pembangkit listrik ini bisa menghasilkan daya 50 kilowatt atau cukup untuk 600 kepala keluarga, dengan masing-smasing keluarga memakai daya listrik 450 watt.Inovasi dari

dianggap sebagai subyek maka pendidikan akan dapat menjadi aksi kultural untuk. pembebasan karena yang terjadi adalah proses liberaso dan

Berdasarkan uraian dari permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul, “ Pengaruh Lokasi, Harga Dan Kualitas Pelayanan Pada Keputusan

Sumber data diambil untuk pemenuhan langkah pertama tentang analisis kebutuhan saat penelitian pendahuluan hingga langkah implementasi. Pada langkah pertama,

Hubungan antara perusahaan dan para anggota atau nasabah menjadi harmonis; (2) Memberikan dasar yang baik bagi eksistensi penabung; (3) Dapat mendorong terciptanya

Efek positif yang didapat jika hubungan kontak sosial antara orang tua dan anak berjalan secara konsisten adalah anak merasa lebih aman dalam pengasuhan, tumbuhnya

SPI adalah p roses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan