• Tidak ada hasil yang ditemukan

KORELASI ANTARA INTELELLIGENCE QUOTIENT (IQ) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS III SMU N 1 BRINGINTAHUN PELAJARAN 2005 2006

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KORELASI ANTARA INTELELLIGENCE QUOTIENT (IQ) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS III SMU N 1 BRINGINTAHUN PELAJARAN 2005 2006"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

KORELASI ANTARA INTELELLIGENCE QUOTIENT

(IQ) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS III

SMU N 1 BRINGINTAHUN PELAJARAN 2005 / 2006

KRIPSI

Diajukan untuk memenuhi kewajiban dan melengkapi Syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Dalam IlmuTarbiyah

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN)

(2)

DEPARTEMEN AGAMA

SEKOLAH TINGI AGAMA ISLAM NEGRI (STAIN) SALATIGA

JL.Tentara pelajar 02 Tip (0298)323706,323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E -m ail: atministrasi @ stainsalatiga.ac.ad

PENGESAHAN

Skripsi saudari : EMA ROCHIBAH dengan Nomor Induk Mahasiswa: 11101052 yang

beijudul: KORELASIANTARAINTELLEGENCE QUOTIENT (IQ) DENGAN

PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS III SMU N 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN

2005/2006.telah di munaqosahkan dalam sidang panitia ujiaajurusan Tarbiyah Sekolah

Tinggi Agama Islam Negri Salatiga pada hari: selasa,tanggal 28 Febuari 2006.dan telah

diterima sebagai sarat-syarat untuk memperoleh Gelar Saijana dalam Ilmu Tarbiyah.

Salatiga, 28 Febuari 2006 M

PANITIA UJIAN

Drs.Badwan, M.Ag

Nip:l 5 0 1 9 8 7 4 3

Penguji I

rs.H.M.Banany

Nip: 1 5 0 1 7 0 1 3 4

Dra.Siti Asdiqoh

N ip :150267136

(3)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI (STAIN ) SALATIGA

JL.Tentara pelajar 02 Telp (0298) 323706,323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : WWW.Stainsalatiga.ac.id E-mail :atministrasi @ stainsalatiga.ac.id

DEPARTEMEN AGAMA

NOTA PEMBIMBING

Lam : l(satu) eksempiar Salatiga ,7 Febuari 2006

Hal : Naskah skripsi Kepada

Sdr : EMA ROCHIBAH Yth . Ketua

NIM : 11101052 STAIN Salatiga

di-T empat Assalamu’alaikum .w.b.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya,maka bersamaan ini ,kami kirimkan naskah skripsi saudari:

Nama EMA ROCHIBAH

NIM 11101052

Jur/ prodi Tarbiyah /PAI

Judul KORELASI ANTARA INTELLIGENCE QUOTIENT (IQ) DENGANPRESTASI BELAJAR SISWA KELAS III SMU N 1

BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2005/ 2006

(4)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Fax.323433 Salatiga 50721 W ebside : www.stainsalatiea.ac.id E -m a il: administrasi@ stainsalatiga.ac.id

DEPARTEMEN AGAMA

Bismilahirrahmanirrahim

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa

skripsi ini tidak berisi materi yang pemah ditulis oleh orang lain atau pemah

diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain,

kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Adapun di kemudian hari jika ternyata terdapat materi atau fikiran-fikiran

orang lain di luar referensi peneliti, maka peneliti sanggup mempertanggimg

jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan munaqosah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, .ll.Februari 2006

Peneliti

Ema Rochibah

(5)

M O T T O

<Barang siapa ingin susses di dunia, henda^Cah dengan ihnu.

(Barang siapa ingin susses di akherat, henda^CaH dengan tfmu.

1Van Sarang siap ingin susses di dunia dan a^fierat,

JfendafiCafi dengan iCmu.

( (Bubfiori dan MusCim)

(6)

-PERSEM BAH AN

I

❖ ALLAH S.W.T.

❖ Ibu Asdiqoh selaku pembimbing,terima kasih atas arahannya. ❖ Ayah dan ibu yang telah memberikan motivasi dan segala

yang di miliki untuk kebahagiaan penulis.

♦> Nenek ku (Almrhm )yang selalu mendoakan ku sampai akhir Hayatnya.

Adik ku ( anif), kakak ku ( mastur irfan )dan keponakan ku ( A1 - khafid ) yang slalu membantu.

❖ Buat temanku (Iin) dan keponakan ku (eni) yang selalu memberikan motivasi.

Buat keponakan ku ( fahmi) dan keluarga besar ku,yang selalu menghibur.

❖ Seluruh dewan guru,staff dan siswa siswi SMU N 1 Bringin, atas partisipasinya.

(7)

KATAPENGANTAR

Alhamdulillah,penulis senantiasa tak henti-hentinya memanjatkan

Syukur kehadirat illahi robbi Allah SWT yang telah memberikan rahmat

-Dan nikmat-Nya sehingga penyusunan skripsi tersebut di maksudkan,untuk

memenuhi kewajiban dan syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam

-ilmu tarbiyah di STAIN Salatiga.

Saya menyadari sepenuhnya, terselesaikannya penyusunan skripsi

ini adalah berkat bantuan berbagai pihak, terutama dari Yth Dra . Siti

Asdiqoh ,yang penuh kesabaran dalam membimbing sehingga penulis me

-nyeiesaikan skripsi ini, penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih •

Kepada:

1. Bapak Drs.Badwan, M.Ag. selaku ketua STAIN Salatiga.

2. Bapak Drs.Agus Susilo Utomo selaku kepala kantor Kesbang dan

Linmas kabupaten Semarang,yang telah memberikan izin penelitian.

3. Ibu Dra.Mus.Sriyanti Utami selaku kepala sekolah SMU N 1

Bringin, yang telah memberikan izin penelitian.

4. Siswa - siswi kelas tiga, selaku siswa-siswi di SMU N 1 Bringin,

kabupaten semarang, yang banyak membantu dalam penggalian

data.

5. Seluruh dewan guru beserta staf nya,SMU N 1 Bringin,yang banyak

membantu dalam penggalian data.

6. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu.

(8)

Semoga semua amal dan jerih payah bapak dan ibu serta rekan

-rekan mendapat balasan dan limpahan karunia dari Allah SWT.Amin.

harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pern

-baca dan sedikit menyumbang pemikiran dari pihak pihak terkait, serta

dapat membantu perkembangan pengetahuan dunia pendidikan.

Akhirnya sebagai mahasiswa yang sedang belajar tentunya di

sanasini banyak dijumpai kekurangan.untuk itu kritik dan saran yang

-membangun demi perbaikan karya sederhana ini,akan saya terima dengan

tangan terbuka.

Salatiga, Febuari 2006

Penulis

(9)

DAFTARISI

Halaman judul him

Nota pembimbing ... ii

Pengesahan ... iii

Dcklarasi ... iv

Motto ... v

Persembahan ... vi

Kata pengantar ... vii-viii Daftar isi ... ix -xi Daftar tabel ... xii

BAB 1.1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1-3 B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Masalah ... 3-4 D. Manfaat Penelitian... 4

E. Hipotesis... 4-5

F. Metodelogi Penelitian ... 5-6

2. Definisi Oprasional ... 7-8

3. Metode Pengumpulan Data... 8-9

4. Analisis Data ... 9-10

5. Sistematika Penulisan Skripsi... 10-11

BAB II LANDASAN TEORI

A. Masalah Intelegensi

1. Pengertian Intelegensi ... 12-13

(10)

-ix-BAB II LANDASAN TEORI

A.masalah intelegensi

1. Pengertian intelegensi... 12-13

2. Pengertian intelegensi... 13-17

3. Teori tentang intelegensi ... 17-18

4. Tingkatan intelegensi ... 18-19

B . PRESTASI BELAJAR

1. Pengertian prestasi belajar ...20-22

2. Faktor - faktor yang mempengaruhi prestasi belajar...22 -24

3. Cara meningkatkan prestasi belajar ... 24 -26

C. Hubungan intelegensi dengan prestasi belajar ... 26-28

2.1. Pengertian kecerdasan emosi...28

2.2. Ciri-ciri kecedasan emosi... 28-29

2.3. Pengelompokan emosi ... 30

2.4. Pengertian kecerdasan spiritual ... 30-31

2.5. Faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual...31-32

3. Perbandingan antara IQ, EQ,dan SQ... 33

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN.

A.Gambaran umum SMU N 1 Bringin

1. Sejarah dan letak geografis...34-35

2. Visi dan misi... 35-36

(11)

4. Keadaan siswa 36-37

5.Keadaan guru ... 37-39

6Stuktur organisasi ... 39-41

7 Kegiatan siswa / ekstrakurikuler... 42

8.Penyajian data ... 42

1. a Keadaan umum responden... 42-43

B. Daftar tentang IQ dan prestasi belajar ... 43-44

2. a. Keadaan umum responden pada prestasi belajar... 45-48

BAB IV ANALISIS DATA

A. Analisis pertama... 49-50

B. Analisis kedua ... 51-52

C. Analisis ketiga ... 52 -55

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...56-57

B. Saran-saran... 57-58

C. Penutup dan daftar pustaka...58-61

(12)

DAFTAR TABEL

TABEL

TABEL

TABEL

TABEL

TABEL

TABEL

TABEL

TABEL

TABEL

I SARANA PRASARANA

II KEADAAN SISWA

III KEADAAN GURU

IV DATA TINGKAT IQ SISWA KELAS III SMU N 1

BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2005 / 2006.

V DATA PRESTASI BELAJAR BERDASARKAN JUMLAH

NILAI RAPOR SEMESTER 2 PADA KELAS II TAHUN

PELAJARAN 2004 /2005.

VI INTERVAL PRESTASI BELAJAR

VII FREKUENSIPROSENTASE TENTANG BELAJAR SISWA

VIII FREKUENSI PROSENTASE TENTANG BELAJAR SISWA.

IX ANALISIS IQ SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Setiap siswa menginginkan dan mengharapkan bahwa mereka dapat

berprestasi dalam segala hal. Khususnya berprestasi dalam belajar. Agar prestasi

itu terwujud salah satu faktor yang mempengaruhi proses belajar yaitu tingkat

inteligensi. Untuk mengetahui cepat tidaknya dan terselesaikan atau tidaknya

suatu permasalahan tergantung pada kemampuan intelegensinya.

Intelegensi secara umum menurut Terman adalah " kemampuan berfikir

secara abstrak."1 Sedangkan menurut Wiliam Sterm mengemukakan batasan

sebagai berikut : "kesanggupan untuk menyesuaikan diri, kepada kebutuhan

barn, dengan menggunakan alat berfikir yang sesuai dengan tujuannya." 2

Pada umumnya orang berpendapat bahwa intelegensi merupakan bekal

potensial yang akan memudahkan dalam belajar. Pada gilirannya akan

memberikan hasil yang optimal. Hal ini didukung oleh fakta bahwa lembaga -

lembaga pendidikan lebih bersedia menerima calon siswa yang menampakkan

indikasi kemampuan intelektual tinggi dari pada yang tidak.

1 Sumadi Suryabrata, B. A, Drs., Ph.D UGM, Psikologi Pendidikan, CV Rajawali, Jakarta, 1984 him. 131.

2 Drs. M Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, PT Remaja Karya, Bandung, 1986. him. 56.

(14)

1-Belajar secara umum adalah " mencari ilmu dan menuntut ilmu."

Sedangkan secara khusus belajar adalah " menyerap pengetahuan".3 Sedangkan

pengertian belajar menurut James O. Whittaker, belajar dapat didefmisikan

sebagai proses dimana tingkahlaku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

pengalaman.4 Pengertian inilah yang merupakan tujuan pendidikan formal di

sekolah atau lembaga pendidikan yang memiliki program terencana, tujuan

instruksional dan diikuti oleh para siswa sebagai suatu kegiatan yang sistematis.

Prestasi dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu internal seperti keadaan

fisik, bakat dan juga intelegensi, dan yang kedua adalah faktor ekstemal

meliputi aspek fisik dan sosial. Meliputi tempat belajar, sarana prasarana,

perlengkapan belajar, materi pelajaran dan lain-lain. Sedang dukungan sosial

dan pengaruh budaya termasuk aspek sosial.

Disamping tingkat intelegensi ( IQ ) siswa, yang dapat mempengaruhi

peningkatan prestasi belajar seseorang yaitu kecerdasan emosi ( EQ ). Menurut

Goleman kecerdasan emosional mencakup pengendalian diri, semangat dan

ketekunan seta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri.5

Kecerdasan emosi mencakup kemampuan yang berbeda tetapi saling

melengkapi dengan kecerdasan akademik, yaitu kemampuan kognitif mumi yang

diukur dengan IQ. Dari keterangan di atas maka dapat diasumsikan bahwa orang

yang memiliki intelegensi tinggi diharapkan memperoleh prestasi belajar yang

tinggi pula. Dari data empirik ada juga orang yang memiliki IQ tinggi, namun

3 Drs. Wasty Soemanto. M. Pd., Psikologi Pendidikan, PT Rineka Cipta, Malang, 1990. him. 98. 4 Ibid. him. 99.

(15)

prestasi belajamya rendah. Sedang orang yang memiliki IQ sedang, memiliki

prestasi belajar yang tinggi.

Dari uraian dan pemikiran tersebut, penulis terdorong untuk meneliti

hubungan IQ dengan prestasi belajar dengan melakukan penelitian di SMU N I

Bringin dengan ju d u l:

INTELLEGENCE QUOTIENT ( IQ ) KORELASINYA DENGAN

PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS III SMU N I BRINGIN TAHUN

PELAJARAN 2005 / 2006.

B. RUMUSAN MASALAH

Pokok permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut:

1. Bagaimanakah tingkat IQ pada siswa kelas III SMU N I Bringin ?

2. Bagaimanakah tingkat prestasi belajar siswa kelas III SMU N I Bringin ?

3. Adakah hubungan antara IQ dengan prestasi siswa kelas III SMU N I

Bringin Tahun 2005 / 2006 ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui tingkat IQ pada siswa kelas III SMU N I Bringin.

2. Untuk mengetahui tingkat prestasi belajar pada siswa kelas III SMU N I

Bringin.

(16)

-3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara IQ dengan prestasi belajar

siswa, pada siswa kelas III SMU N I Bringin Tahun 2005 / 2006.

D. MANFAAT HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas

tentang ada tidaknya hubungan IQ dengan prestasi belajar siswa.

Dari informasi tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat secara

praktis maupun teoritik, yaitu:

1. Secara praktis, apabila temyata ada hubungan, dalam hal ini berarti guru dan

murid dapat memperoleh pemahaman tentang arti pentingnya IQ dalam

menentukan prestasi belajar siswa.

2. Secara teoritik, diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi

pengembangan pendidikan yang diperoleh dari penelitian lapangan.

E. HIPOTESIS

Hipotetis adalah " suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

masalah penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul."6 Hipotetis

adalah " dugaan sementara yang mungkin benar, atau mungkin salah. Dia akan

ditolak jika salah dan akan diterima jika benar bila fakta - fakta itu

membenarkan ".7

6 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi IV, Rineka Cipta, Jakarta, 1999. him 67.

(17)

Dari kedua pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa hipotetis adalah

dugaan atau kesimpulan sementara terhadap permasalahan penelitian, yang

mungkin benar atau mungkin salah, hipotetis ini akan diterima jika benar dan

ditolak jika salah.

Adapun hipotetis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

" Ada hubungan positif antara IQ dengan prestasi belajar "dengan kata

lain "seorang murid yang memiliki IQ yang tinggi maka akan mudah

meraih prestasi di dalam belajar."

F. METODOLOGI PENELITIAN

Dalam pembicaraan metodologi, dibahas komponen yang meliputi

populasi, sampel dan teknik sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik

analisis data, sebagaimana berikut:

1. POPULASI DAN SAMPEL

Populasi adalah " keseluruhan subjek penelitian "8 sedang Sutrisno

Hadi mengatakan " semua individu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang

diperoleh dari sampel itu hendak digeneralisasikan, disebut populasi".9

Sampel adalah " kelompok kecil individu yang dilibatkan langsung

dalam penelitian". Sampel ini terdiri dari sekelompok individu yang dipilih

Suharsimi Arikunto, Op. cit., him. 15. Sutrisno Hadi, Op. cit. hlm70.

(18)

-5-dari kelompok yang lebih besar dimana pemahaman -5-dari hasil penelitian

akan dilakukan.10

Penulis melakukan penelitian lapangan, dalam menentukan populasi

dan sampel. Sesuai dengan pendapat Suharsini Arikunto, bahwa apabila

subjeknya kurang dari seratus orang lebih baik diambil semua, sedangkan

apabila lebih dari seratus orang maka diambil sampel antara 10 - 20 % atau

20 - 25 % atau lebih sesuai kemampuan peneliti. 11

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

siswa kelas III SMU N 1 Bringin Tahun 2005 / 2006 adalah 168 orang, maka

penulis mengambil sampel 25 % yaitu 40 orang. Teknik pengambilan

sampel dengan menggunakan Random Sampling agar setiap individu

mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel.

Adapun rincian populasi dan sampel adalah sebagai berikut:

No Kelas / Kelompok Populasi Sampel

1 III IPA 42 10

2 III IPS I 42 10

3 III IPS II 42 10

5 III IPS III 42 10

J U M L A H 168 40

10 Drs. Ibnu Hadjar, M. Ed, Dasar - Dasar Metodelogi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan,

Raja Grafmdo Persada, Jakarta, 1986, him. 133.

(19)

2. DEFINISIOPERASIONAL

Untuk menghindari kemungkinan teijadinya penafsiran yang berbeda dengan

maksud penulis dalam penggunaan kata pada judul penelitan ini, perlu

penjelasan pada istilah pokok maupun kata - kata yang menjadi variabel

penelitian.

a. IQ ( kcccrdasan )

Yang dimaksud dengan IQ adalah satu indeks relatif kecemerlangan

anak, setelah ia dibandingkan dengan anak - anak lain yang seusia.12

Intelligence Quotient ditentukan indikator berikut in i:

- dapat menunjukkan pemahaman dalam berbahasa.

- dapat menunjukkan kecepatan berpersepsi.

- kefasihan kata-kata yang memungkinkan memikirkan kata-kata

secara cepat.

- ingatan asosiatif.

- dapat berfikir dalam bilangan.

Dari indikator di atas maka penulis mengambil data pada dokumentasi

dariTes IQ yang sudah dilaksanakan.

b. Prestasi Belajar

Yang dimaksud prestasi adalah hasil yang telah dicapai.13 Belajar

menurut Ernest R. Hilfard adalah suatu proses perubahan kegiatan reaksi

12 Chaplin, Penerjemah : Dr. Kartini Kartono, Kamus Lengkap. Psikologi, Rajawali Pers, Jakarta, 1989, him. 253.

13 M. Dahlan A1 Barry, Kamus Modern Bahasa Indonesia, Arkola, Yogyakarta, 1994, him. 534

(20)

-7-terhadap lingkungan, perubahan tersebut tidak dapat disebut belajar

apabila disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan sementara seorang

seperti kelelahan atau disebabkan oleh obat-obatan.14

Untuk mengukur prestasi belajar, peneliti menggunakan indikator sebagai

berikut:

- Jumlah nilai rapor

Dari indikator di atas maka penulis mengambil data pada

dokumentasi dari jumlah nilai rapor kelas II semester 2 SMU N 1 Bringin

Kab. Semarang.

3. METODE PENGUMPULAN DATA

Dalam pengumpulan data penelitian, penulis menggunakan beberapa

metode pendekatan antara lain :

a. Metode Dokumentasi

Yaitu "metode penelitian yang menggunakan sekumpulan data yang

verbal yang berupa tulisan, dokumen, sertifikat dll.15 Metode ini

digunakan oleh penulis untuk mengetahui data tentang IQ dan nilai

rapor siswa kelas II SMU N 1 Bringin.

14 Drs. A. Noerhadi Djamal, Ilmu Jiwa Pendidikan, Fakultas Institut Agama Islam Negeri, Semarang, 1985, him. 26-27.

(21)

b. Metode Observasi

Sebagai teknik ilmiah, observasi sering diartikan sebagai "pengamatan

dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang

diselidiki.16 Metode ini digunakan sebagai pelengkap dalam mencari

data penelitian.

4. ANALISIS DATA

Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap dari lapangan,

tahap berikut yang harus dimasuki adalah tahap yang penting dan

menentukan. Pada tahap ini data dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian

rupa sampai berhasil menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat

dipakai untuk menjawab persoalan yang diajukan dalam penelitian. Proses

penyusunan, pengaturan dan pengolahan data agar dapat digunakan untuk

membenarkan atau menyalahkan hipotesa disebut pengolahan dan analisa

data. Untuk menganalisa data pertama penulis menggunakan rumus

prosentase. Untuk mengetahui tingkat IQ dalam menentukan prestasi

belajar.

K e t: P = Prosentase

F

P = — = 1 0 0 % N = Jumlah Obyek

N

F = Frekuensi

lb Koentjoronigrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Gramedia, Jakarta, 1994, him. 46.

(22)

-Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara IQ dengan prestasi

belajar siswa penulis menggunakan teknik :

Korelasi product moment dengan rum us sebagai berkut :17

x y

£ » ( 2 »

2 > ---

N

---Ket:

rxy : Koofisien korelasi antar x dan y.

xy : Perkalian antara x dan y

x : Variabel tentang IQ

y : Variabel tentang prestasi belajar.

N : Jumlah responden.

5. SISTEMATIKA PENULIS AN SKRIPSI

Skripsi ini disusun terdiri dari lima bab yang secara sistematis

dapat dijabarkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada pendahuluan ini berisi latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, hipotesis,

metodologi penelitian serta sistematika penulisan skripsi.

(23)

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab landasan teori ini, diuraikan sebagai pembahasan teori

yang menjadi landasan teoritik penelitian, yaitu tentang

pengertian Intelegensi, teori tentang intelegensi, tingkatan

intelegensi, faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi,

pengertian prestasi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar, cara meningkatkan prestasi belajar, hubungan

intelegensi dengan prestasi belajar, pengertian kecerdasan

emosi, ciri-ciri kecerdasan emosi, pengelompokan emosi,

pengertian kecerdasan spiritual, faktor yang mempengaruhi

kecerdasan spiritual, perbandiann antara IQ, EQ dan SQ.

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

Pada bab ini laporan penelitian tentang SMU N 1 Bringin,

gambaran umum SMU N 1 Bringin, sejarah umum berdirinya

SMU N 1 Bringin, Visi dan Misi SMU N 1 Bringin, sarana-

prasarana, keadaan guru, keadaan siswa, kegiatan siswa (ekstra

kurikuler) dan struktur organisasi.

BAB IV ANALISIS DATA

Dalam bab ini meliputi analisa pertama, kedua dan analisa

hipotesa.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini diakhiri dengan kesimpulan, saran dan penutup.

11

(24)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. MASALAH INTELEGENSI

1. PENGERTIAN INTELEGENSI

Pada umumnya orang berpendapat bahwa intelegensi merupakan

bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar, karena intelegensi

merupakan salah satu dari beberapa gejala kejiwaan yang sulit dipahami,

sebagaimana peranannya dalam berbagai bidang kehidupan, khususnya

dalam bidang pendidikan, yang mana peranan intelegensi itu merupakan

salah satu faktor yang ikut menentukan berhasil atau tidaknya belajar.

Untuk mengetahui apakah intelegensi itu, maka Lewis Madison

Terman yang mendefinisikan intelegensi sebagai kemampuan seseorang

untuk berfikir secara abstrak.1 Sedangkan menumt Wiliam Serm

menggemukakan batasan sebagai berikut : “Kesanggupan untuk

menyesuaikan diri, kepada kebutuhan barn, dengan menggunakan alat

berfikir yang sesuai dengan tujuannya.”2

1 Drs. Saifuddin Azwar, MA, Pengantar Psikologi Intelegensi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1999, him. 5-6

(25)

FIRMAN ALLAH SWT Q.S AL-JAATSIYAH : 13

^ j i l ^jL)Y ^ 3 (jl ^ AxelxXeak ^ i L a j t-lll ^ iL a

Dan Dia menundukan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang

ada di bumi semuanya ( sebagai rahmat) dari pada-Nya. Sesungguhnya

pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda ( kekuasaan

Allah ) bagi kaum berfikir. ” ( Al-Qur’an : Al-Jaatsiyah (45) : 13 ) 3

Dari Hadist di atas penulis menyimpulkan bahwa: Orang yang

mampu menyelesaikan kesulitan dalam segala hal dengan waktu yang relatif

singkat maka orang tersebut dikatakan cerdas, dan kecerdasan itu sebagai

bentuk tanda kebesaran Allah, melalui proses dalam berfikir.

2. TEORI TENTANG INTELEGENSI

Untuk lebih jelasnya pengertian dari intelegensi, berikut ini dapat

dikemukakan beberapa teori tentang intelegensi yaitu :

a. TEORI UNI-FACTOR

Teori ini diperkenalkan oleh Wilhelm Stem, menurut teori ini,

intelegensi merupakan atau kapasitas umum karena itu cara kerja

intelegensi juga bersifat umum. Reaksi atau tindakan seseorang dapat

menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau memecahkan sesuatu

masalah adalah bersifat umum pula. Kapasitas umum itu timbul akibat

pertumbuhan fisiologis ataupun akibat belajar. Kapasitas umum *

Departemen Agama RI, Al Q ur’an dan Terjemah, Departemen Agama R1 Pelita III / Tahun ke II, Jakarta, 1981, him. 816

(26)

-(general capacity) yang ditimbulkan itu lazim dikemukakan dengan

kode g. 4

Dari penjelasan di atas teori ini dikenal sebagai teori kapasitas

atau kemampuan umum, karena cara keija intelegensi bersifat umum

dari kapasitas umum yang ditimbulkan itu lazim dikemukakan dengan

kode g. Dimana faktor g berfungsi dalam setiap tingkah laku individu.

Dan orang yang mempunyai faktor g ini, memiliki kemampuan sedang

untuk mempelajari bidang study. Karena luas faktor g ditentukan

dengan kerjanya otak secara unit atau keseluruhan.

b. TEORI DWI FAKTOR ( TWO FACTOR THEORY)

Teori ini dikemukakan oleh Charles Spearman yang menyatakan

bahwa intelegensi tiap orang terdiri dari kemampuan umum ( general

ability) yang bekeijasama dengan kemampuan khusus (special

abilities).

Dasar dari intelegensi umum ( general factor ) dilambangkan

dengan huruf g dan faktor khusus ( special factor) digambarkan dengan

huruf s. faktor itu berfungsi pada tingkah laku mental individu atau

kemampuan umum, sedangkan faktor s berfungsi sebagai tingkah laku

mental individu yang khusus.

Teori dwi faktor Spearman juga mendapatkan kritikan-kritikan

seperti yang dikemukakan oleh Craw bahwa teori Spearman semata-

mata menekankan segi warisan atau bawaan intelek individu sedangkan

(27)

faktor g nampaknya sudah tidak diperlukan lagi dalam menjelaskan

faktor-faktor tingkah laku dalam kemampuan khusus.5

Teori dwi faktor dapat dikatakan teori dwi faktor ini

dikarenakan terdiri dari dua faktor yaitu faktor mental umum yang

diberi nama kode ”g“ dan faktor spesifik yang diberi tanda “s”.

Apabila faktor “g” mewakili kekuatan mental pada tingkah laku

individu sedangkan faktor “s” menentukan tindakan-tindakan mental

untuk mengatasi permasalahan.

c. TEORI MULTI-FAKTOR

Teori ini dikembangkan oleh E. L Thondike. Teori ini tidak

berhubungan dengan konsep general ability atau faktor “g” menurut

teori ini, intelegensi terdiri dari bentuk hubungan-hubungan neural

antara stimulus dan respon, hubungan inilah yang mengarahkan tingkah

laku individu, ketika seseorang dapat menyebutkan sebuah kata,

menghafalkan sajak, menjumlahkan bilangan, atau melakukan

pekerjaan berarti ia dapat melakukan itu karena terbentuk koneksi-

koneksi di dalam sistem syaraf akibat belajar dan latihan, jadi

intelegensi menurut teori ini adalah koneksi aktival dan potensial di

dalam sistem syaraf.6

Teori Multi Factors tidak ada hubungannya dengan faktor “g”

yang digunakan oleh teori sebelumnya. Teori ini menggambarkan

5 Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, PT Tiara Wacana, Yogya, 1993, him. 49 6 Drs. Wasty Soemanto. Op. Cit. him 144-145.

(28)

15-bahwa intelegensi terdiri dari bentuk hubungan antara stimulus dan

respon yang mengarah pada tingkah laku individu. Dengan belajar atau

latihan maka terbentuklah koneksi-koneksi di dalam sistem saraf.

Sehingga dapat mempelajari pola dalam berfikir.

d. TEORI PRIMARY - MENTAL - ABILITIES

L. L Thurstone dengan menggunakan tes-tes mental serta

tehnik-tehnik statistik khusus membagi intelegensi menjadi tujuh

kemampuan primer yaitu:

1) . Kemampuan matematis

2) . Kemampuan verbal ( bahasa)

3) . Kemampuan abstrak berupa visualisasi atau berfikir

4) . Kemampuan menghubungkan kata

5) . Kemampuan membuat keputusan baik induktif atau deduktif

6) . Kemampuan mengenal atau mengamati

7) . Kemampuan mengingat.7

Di dalam teori ini intelegensi ( kecerdasan ) itu digambarkan

dari ketujuh kemampuan primer yang berdiri sendiri, yang membagi

menjadi tujuh kemampuan di atas yang terpisah-pisah. Sehingga penulis

berpendapat alangkah baiknya apabila ketujuh kemampuan itu saling

berkaitan antara yang satu dengan yang lain. Tidak hanya satu atau dua

saja kemampuan yang dimiliki, karena arti dari intelegensi adalah

cerdas dalam segala hal.

(29)

e. TEORI SAMPLING

Teori ini diperkenalkan oleh Godfrey H. Thomson. Menurut teori

ini, intelegensi merupakan 'oerbagai bidang pengalaman, berbagai bidang

pengalaman itu terkuasai oleh fikiran manusia tetapi tidak semuanya.

Intelegensi beroperasi dengan terbatas pada sampel dari berbagai

kemampuan atau pengalaman dunia nyata sebagai gambaran, misalnya

saja dunia nyata terdapat kemampuan atau bidang-bidang pengalaman.8

Teori yang diperkenalkan oleh Godfrey H. Thomson yang

menjelaskan bahwa intelegansi adalah berbagai kemampuan sampel yang

berisikan dalam bidang pengalaman, yang mana bidang hanya terkuasai

sebagian saja. Jadi penulis mencoba menggambarkan bahwa teori ini

tidak berdasarkan kemampuan secara menyeluruh ( hanya setengah -

setengah ) menurut penulis hal ( pengalaman atau bidang ) yang

dilakukan setengah - setengah maka hasilnya juga berhasil dengan

sempuma. Karena kurangnya penguasaan dalam suatu bidang.

3. TINGKATAN INTELEGENSI

Berdasarkan hasil pengukuran atau tes intelegensinya terdapat

sampel yang dipandang mencerminkan populasinya, maka dikembangkan

suatu sistem ukuran kecerdasan atau intelegensi sebagai berikut.9

Ibid. him. 146

9 Dr. H. Syamsu Yusuf LN., M. Pd., Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, PT Remaja Rosdakarya. Bandung, 2001, him. 111.

(30)

17-menjadi syarat dalam perbuatan intelegensi.10

Faktor-faktor tersebut di atas saling berhubungan antara satu dengan

yang lain, guna menentukan cerdas atau tidaknya seorang anak, maka

tidaklah berpedoman salah satu faktor saja tetapi secara keseluruhan dalam

menentukan perbuatan intelegensi seseorang.

10 Drs. M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 1997, him. 188-189.

1 9

-IQ ( Intelegensi Quotion ) Klasifikasi

140 - ke atas jenius

130 - 139 sangat cerdas

120 - 129 cerdas

49 - ke bawah terbelakang ( imbecile / dan idiot).

Ukuran atau tingkatan kecerdasan diatas adalah pendapat dari Dr. H.

Syamsu Yusuf LN., M. Pd. dalam bukunya Psikologi Perkembangan Anak

dan Remaja. Penerbit PT Remaja Rosdakarya. Bandimg. 2004.

4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTELEGENSI

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi intelegensi, sehingga

terdapat perbedaan intelegensi seseorang dengan yang lain adalah :

a. Pembawaan : pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang

dibawa sejak lahir, batas kesanggupan kita yakni dapat tidaknya

memecahkan suatu soal, pertama-tama ditentukan oleh pembawaan kita.

Orang itu ada yang pintar dan ada yang bodoh, meskipun menerima

latihan dan pelajaran sama, perbedaan-perbedaan itu masih tetap ada.

b. Kematangan : tiap organ di dalam tubuh manusia mengalami

(31)

B. PRESTASI BELAJAR

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi dinilai secara instrumental sebagai cara untuk mencapai

tujuan itu sendiri maka dari itu untuk lebih jelasnya kita terlebih dahulu

mengetahui pengertian atau definisi dari prestasi belajar itu sendiri. Prestasi

adalah "hasil yang telah dicapaf'. Sedangkan yang dimaksud dengan

belajar itu sendiri adalah mencari ilmu atau menuntut ilmu. 11

Menurut pendapat ahli pendidikan tradisional, belajar itu adalah

menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Di sini yang

dipentingkan adalah pendidikan intelektual sedangkan belajar menurut para

ahli pendidikan modem merumuskan belajar adalah suatu bentuk

pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam

cara tingkah laku yang bam berkat pengalaman dan latihan. 12

Adapun definisi belajar menurut para tokoh diantaranya yaitu :

a. Menurut Gage ( 1984) berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses di

mana suatu organisasi bembah perilakunya sebagai akibat pengalaman.13

b. Menumt Hilgard dan Bower dalam bukunya “Teories of Learning”

(1975) mengemukakan : “belajar berhubungan dengan pembahan

tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan

oleh pengalamannya berulang-ulang dalam situasi itu, di mana

pembahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar

11 Drs. Wasty Soemanto, M. Pd, Op. Cit. him. 103.

12 Drs. H. Abu Ahmadi, Cara Belajar yang Mandiri dan Sukses, CV Aneka, Solo, 1993, him. 20. 13 Prof. Dr. Ratna Wilis Dahar, M. Sc, Teori-Teori Belajar, Erlangga, Jakarta, 1989, him. 11.

(32)

-kecenderungan respon pembawaan, kelelahan, pengaruh obat,

kematangan dan keadaan seseorang.” 14

c. Morgan dalam bukunya “Introction Psychology” mengemukakan,

“Belajar adalah setiap perubahan di dalam kepribadiannya yang telatif

menetapkan dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari

latihan atau pengalaman.” 15

Dari uraian definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah :

a. Proses tingkah laku, mengarah kepada yang lebih baik dari pada

sebelumnya.

b. Belajar ini terjadi melalui proses latihan dan pengalaman.

c. Tingkah laku mengalami perubahan dalam aspek kepribadian baik fisik

maupun psikis.

Firman Allah SWT Q. S. Azzumar ayat: 9

( ^ ^ JlIjIaiI J jTlmj (JS

Katakanlah : “Adakah sama orang yang mengetahui dengan orang yang

tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat

menerima pelajaran.” 16

Maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan suatu

masalah yang bersifat perenial dalam kehidupan manusia, karena manusia

14 Prof. Dr. H. Chalijah Hasan, Dimensi-dimensi Psikologi Pendidikan, A1 Ikhlas, Surabaya, 1994, him. 85.

15 Ibid. him. 86.

(33)

selalu mengejar prestasi sesuai dengan bidang dan kemampuan masing-

masing. Demikian halnya, kehadiran prestasi belajar dapat memberikan

kepuasan, khususnya manusia yang masih berada di bangku sekolah sebagai

lambang pemuasan hasrat rasa ingin tahu dan sebagai bahan informasi

dalam inovasi dalam pendidikan, maka dari itu prestasi belajar berguna

sebagai umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar

sehingga dapat menentukan apakah perlu mengadakan diagnosis dan

bimbingan kepada anak didik.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

\

Prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu

faktor yang berasal dari dirinya (internal) atau pun dari luar dirinya

(ekstemal) sehingga pengenalan guru terhadap faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar siswa sangat penting sekali.

Jadi faktor-faktor yang dimaksud meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Faktor yang berasal dari diri sendiri (internal)

1) . Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh. Yang dimaksudnya panca indera yang tidak berfungsi

sebagaimana mestinya, seperti mengalami sakit, cacat tubuh,

berfungsinya kelenjar tubuh yang membawa kelainan tingkah laku.

2) . Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh, terdiri atas :

(34)

-a) . Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial, yaitu kecerdasan

dan bakat serta faktor kecakapan nyata, yaitu prestasi yang

dimiliki.

b) . Faktor nonintelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu

seperti sikap, kebiasaan, minat kebutuhan, motivasi, emosi dan

penyesuaian diri.

3). Faktor kematangan fisik maupun psikis.

b. Faktor yang berasal dari luar diri (ekstemal)

1) . Faktor sosial yang terdiri atas :

a) . Lingkungan keluarga

b) . Lingkungan sekolah

c) . Lingkungan masyarakat

d) . Lingkungan kelompok

2) . Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan

kesenian.

3) . Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas dan fasilitas belajar.

4) . Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan.17

Demikianlah, beberapa faktor internal dan ekstemal yang mana

saling berinteraksi, baik itu secara langsung maupun tidak langsung, yang

dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, yang sangat penting sekali

17 Drs. Moh. Uzer Usman dan Dra. Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar,

(35)

untuk diperhatikan bagi siswa yang ingin berprestasi atau sukses didalam

belajamya.

3. Cara Meningkatkan Prestasi Belajar

Untuk meningkatkan prestasi belajar, melalui proses yaitu belajar

mengajar yang memungkinkan. Murid terangsang untuk ikut aktif

berpartisipasi didalamnya adalah proses belajar mengajar yang berorientasi

pada pendakatan cara belajar siswa aktif. Yang memiliki komponen-

komponen dasar yang menekankan. Pentingnya keterlibatan siswa secara

aktif baik secara fisik, mental, intelektual, emosional dan sosial dalam

keseluruhan proses belajar mengajar untuk memperoleh hasil yang optimal.

Di samping itu pendekatan ini memusatkan perhatian pada upaya

membangkitkan minat, semangat dan kreatifitas serta kemampuan peserta

didik untuk menemukan dan memecahkan masalah dengan upayanya sendiri

dan penuh tanggung jawab. Oleh karena itu para guru berperan sebagai

pemberi motivasi dan inspirasi yang dangat diperlukan oleh para siswa

dalam menemukan dan memecahkan masalah dengan kemampuannya

sendiri.

Maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi keterlibatan siswa,

maka semakin tergugah perhatiannya, keinginannya, semangatnya dan

motivasi didalam belajamya. Dengan bimbingan para guru maka akan

semakin optimal pula hasil belajamya, baik hasil belajar secara langsung

ataupun tidak langsung.

(36)

-Disamping siswa belajar di sekolah, di luar sekolah peserta didik

juga dianjurkan untuk belajar yang berguna untuk menunjang belajamya

sehingga memperoleh hasil yang optimal.

Untuk melancarkan belajar, dan meningkatkan prestasi belajar, maka

hal-hal dibawah ini perlu diperhatikan : 18

a. Hendaknya dibentuk kelompok belajar, karena dengan belajar bersama

peserta didik yang kurang paham dapat diberitahu oleh peserta didik

yang sudah faham dan peserta didik yang sudah faham karena

menerangkan kepada temannya menjadi lebih menguasai.

b. Semua pekeijaan dan latihan yang diberikan oleh guru hendaknya

dikerjakan segera dengan sebaik-bainya, ingat bahwa maksud dari guru

memberi tugas tersebut adalah untuk latihan ekspresi dan latihan

ekspresi adalah cara terbaik untuk menguasai ilmu.

c. Mengesampingkan perasaan negatif dalam membahas atau berdebat

mengenai suatu masalah atau pelajaran. Karena perasaan negatif dapat

menghambat ekspresi dan menghambat serta mengurangi kejemihan

pikiran.

d. Rajin membaca buku atau majalah yang bersangkutan dengan pelajaran.

Dengan banyak membaca, maka batas pandangan mengenai suatu

pelajaran akan tambah jauh dan luas.

(37)

e. Berusaha melengkapi dan merawat dengan baik alat-alat belajar. Walau

kelihatan soal sepele tetapi alat-alat yang tidak lengkap atau tidak baik

akan mengganggu belajar.

f. Selalu menjaga kesehatan agar dapat belajar dengan baik, tidur teratur,

makan bergizi serta cukup istirahat.

g. Waktu rekreasi gunakan sebaik-baiknya, terutama untuk menghilangkan

kelelahan.

h. Untuk mempersiapkan dan mengikuti ujian haras melakukan persiapan

minimal seminggu sebelum ujian berlangsung. Dalam hal ini antara lain

perlu disiapkan:

1) . Persiapan yang matang untuk menguasai isi pelajaran.

2) . Mengenal jenis pertanyaan tes yang akan ditanyakan.

3) . Berlatih untuk mengkombinasikan isi dan bentuk tes.

Dengan memperhatikan hal-hal diatas tadi, siswa diharapkan dapat

menumbuhkan motivasi dalam belajar serta memiliki sikap tanggung jawab

didalam belajamya. Karena belajar adalah kewajiban mereka untuk

memperoleh prestasi yang setinggi-tingginya untuk menggapai angan

beserta cita-cita yang diinginkan bagi masa depannya.

C .l. HUBUNGANINTELEGENSI DENGAN PRESTASI BELAJAR

Intelegensi adalah untuk menganalisa sejauh mana kemampuan

individu dapat berhasil dalam kegiatan akademis di sekolah. Dengan

pertimbangan dari beberapa variabel-variabel diantaranya yaitu : motivasi

(38)

-anak, kesehatan, keadaan keluarga dan kesempatan dari lingkuangan, apabila

seseorang yang ingin berprestasi atau berhasil di dalam akademis di sekolah,

selain mempunyai taraf intelegensi yang cukup tentu pula memperhatikan

variabel-variabel di atas.19

Orang mengira dan berpendapat bahwa kerendahan hasil pretasi belajar

anak di sekolah disebabkan karena kerendahan dari segi intelegensinya.

Pendapat demikian tidak seluruhnya benar. Sehingga keadaan itu tidaklah

mutlak. Dengan demikian maka kerendahan prestasi belajar dapat disebabakan

karena faktor lain, salah satu sebab adalah kurang tepatnya cara atau teknik

belajamya. Sehingga dengan demikian tidaklah pada tempatnya memandang

secara aprioris bahwa kerendahan prestasi belajar disebabkan karena

kerendahan intelegensi.20

Maka dengan demikian orang yang memiliki intelegensi yang tinggi

memang sangat mempengaruhi prestasi belajar tapi tidak secara keseluruhan.

Karena disamping intelegensi masih ada faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar seperti kecerdasan emosional dan spiritual siswa. Karena prestasi itu

sendiri harus ada keseimbangan antara intelegensi atau ingatan, usaha dan doa

(ikhtiar) yang dimiliki oleh siswa yang ingin berprestasi dalam belajamya.

Untuk lebih jelasnya maka kita harus mengetahui apa itu kecerdasan

emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) maka tidak ada salahnya kalau

19 Drs. A. A. Anwar Prabu Mangku Negara, Perkembangan Intelegensi Anak dan Pengukuran IQ-nya, Angkasa, Bandung, 1993, him. 50.

(39)

kita mengetahui pengertian EQ (kecerdasan emosional) dan SQ (kecerdasan

Spiritual)

2.1. Pengertian kecerdasan emosi

Kecerdasan emosi adalah suatu keadaan perasaan yang kompleks

yang disertai karakteristik kegiatan kelenjar dan matoris. Menurud Sarsito

Wirawan Surwono berpendapat bahwa emosi merupakan “Setiap keadaan

pada diri seseorang yang disertai wama efektif baik pada tingkat lemah

i

atau pada tingkat yang luas (mendalam).

Emosi berperan penting juga untuk memperoleh prestasi belajar,

karena didalam belajar juga membutuhkan emosi pada seseorang atau

siswa didalam keadaan apapun seperti halnya pada waktu saat siswa

mengalami kesulitan dan bagi siswa yang memiliki kecerdasan emosional

mereka akan dapat mengatasi masalah tersebut yaitu dengan sifat sabar

dan terus berusaha memecahkan kesulitan belajar tersebut.

2.2. Ciri-ciri Kecerdasan emosi

Emosi adalah sebagai suatu peristiwa spikologis. Yang memiliki

ciri-ciri sebagai berikut:

• Lebih bersifat subjektif dari pada peristiwa psikologis lainnya seperti,

pengamatan dan berfikir.

• Bersifat fluktuatif (tidak tetap)

• Banyak menyangkut paut dengan peristiwa pengenalan panca indera.21 22

21 Or. H. Syamsu Yusuf LN., M. Pd,. Op. Cit. him. 115. 22 Ibid. him. 116.

(40)

-Menjelaskan dari ciri-ciri kecerdasan emosi di atas maka dapat juga

bahwa kecerdasan emosi dibedakan menjadi emosi anak dengan emosi

orang dewasa. Tingkatan emosi pada anak dijelaskan sebagai berikut:

Emosi anak : tingkat emosinya berlangsung singkat dan berakhimya pun

secara tiba-tiba.

: tingkat emosinya terbilang lebih kuat.

: emosi pada anak bersifat sementara

: emosi pada anak lebih sering teijadi

: emosi pada anak dapat terlihat dengan jelas melalui sikap

tingkah lakunya.

Dan tingkatan emosi bagi orang tua / orang dewasa dapat

dijelaskan sebagai berikut:

: tingkat emosionalnya dan berakhir dengan lambat.

: tingkat emosinya agak melemah

: lebih mendalam dan lama

: emosi pada orang dewasa jarang teijadi

: emosi pada orang dewasa sulit untuk ketahui karena mereka

lebih pintar / pandai menyembunyikannya.

Dari ciri-ciri pada emosional diatas yang kemudian didiskripsikan

dengan gambaran pada sifat pada emosi anak dan juga emosi pada orang

(41)

2.3. Pengelompokan Emosi

Emosi dikelompokkan ke dalam dua bagian yaitu emosi sensoris

dan emosi kejiwaan (psikis)

a. Emosi sensoris, yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dari

luar terhadap tubuh, seperti rasa dingin, rasa lapar dan kenyang.

b. Emosi psikis, yaitu emosi yang mempunyai alasan-alasan kejiwaan

seperti perasaan intelektual, sosial, susila, keindahan dan ketuhanan.

Dari pengelompokan emosi tersebut di atas maka pengelompokan

ekonomi yang terbentuk dari rangsangan dari luar dan juga pada kejiwaan

seseorang.

2.4. Pengertian Kecerdasan Spiritual

Kecerdasan spiritual adalah kemampuan pada seseorang dalam hal

mengamalkan dan menguasai di dalam ajar an agamanya.

Di dalam belajar agar siswa memperoleh prestasi maka kecerdasan

spiritual itu juga sangat mendukung. Karena pada dasamya manusia adalah

mahkluk Allah SWT yang memiliki kelebihan diantara mahkluk lainnya,

yaitu di anugerahi fitrah (perasaan dan kemampuan) dengan kata lain

manusia di karuniai insting religius, sehingga manusia disebut sebagai

mahkluk yang beragama dan berketuhanan. Maka dari itu kecerdasan

spiritual juga berperan dalam prestasi belajar seperti dengan berdoa sesuai

dengan hajatnya. Karena pada dasamya Allah mencintai dan akan selalu 23

23 Ibid. him. 117.

(42)

-membantu umatnya yang ada dijalanNya dan menjauhi segala

larangannya.

Jiwa beragama atau kesadaran beragama merujuk kepada aspek

rohani individu yang berkaitan dengan keimanan kepada Allah yang

direfleksikan ke dalam peribadatan kepadanya baik bersifat hablum

minallah dan hablum minannas.

2.5. Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual

Perkembangan beragama seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor

yaitu internal dan ekstemal.

1. Faktor Pembawaan (Internal)

Pada dasamya manusia memiliki fitroh (pembawaan) dan

beragama (homo religius). Setiap manusia yang lahir ke dunia ini baik

yang masih primitif atau modem baik yang lahir dari orang tua yang

saleh atau jahat, pada dasamya fitrah didalam beragama ada yang

berjalan secara alamiah tetapi ada juga yang mendapat bimbingan dari

rosul.24 Firman Allah SWT Q.S Ar. Rum : 30

W i . ' o . w j u

-031 & yLa liik p j 'jii ^

j ji ii

v p»

uji

j

k

t

A

b P ai i ^

“Maka hadapkan wajahmu dengan lurus kepada agama. Fitrah Allah

yang menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perbedaan 24

(43)

pada fitrah Allah. Itulah agama lurus, tetapi kebanyakan manusia

tidak mengetahui. ” (Q.S Ar Rum : 30) 25

Dari kenyataan di atas menunjukkan bahwa manusia itu

mempunyai fitrah untuk mempercayai suatu zat yang memiliki

kekuatan yaitu Allah.

2. Faktor Lingkungan (Ekstemal)

Faktor pembawaan atau fitrah beragama merupakan potensi

yang memiliki kecenderungan untuk berkembang. Namun

perkembangan itu tidak akan teijadi kalau tidak ada faktor luar

(ekstemal) yang memberikan rangsangan yang memungkinkan fitrah

itu berkembang. Karena lingkungan adalah dimana individu itu hidup

seperti keluarga, sekolah dan juga masyarakat.

Sebagaimana di lingkungan keluarga, orang yang

mengarahkan dan membina anak terhadap ajar an agama yang pertama

adalah orang itu karena orang tua dianggap sebagai publik figur pada

anak sedang di sekolah adalah para guru khususnya gum yang

mengampu pelajaran agama Islam karena dialah yang mendalami dan

memahami ilmu-ilmu tentang agama Islam. Dan pada lingkungan

masyarakat dimana teijadinya interaksi sosial dan sosiokultural yang

mempengaruhi terhadap fitrah perkembangan beragama.

25 Departemen RI., Op. Cit. him ...

(44)

-3. PERBANDINGAN ANTARA IQ, EQ, DAN SQ

Bila kita mau memahami lebih dalam antara IQ, EQ dan SQ

sangatlah mengalami perbedaan dari ketiganyapun sebenamya sudah ada

dalam diri semua manusia. Kecerdasan kognitif mengacu kepada

kemampuan kita kedalam berkonsentrasi dan merencanakan, mengelola

bahan menggunakan kata-kata dan memaknainya. Pada dasamya IQ itu

ada patokannya (terparok). Karena IQ mencapai puncaknya saat siswa usia

dewasa dan mulai menurun ketika sudah tua sedangkan untuk EQ dan SQ

bersifat tetap.

Kalau didalam IQ kecenderungan pada penumpukan memori

faktual dan untuk EQ lebih mengarah pada fenomena didalam diri

manusia sedangkan untuk SQ mengarah kepada aktualisasi pada fitrah.

Dari pemahaman diatas dapat digambarkan bahwa IQ diibaratkan

seekor kuda tunggang sedang EQ diibaratkan penunggangnya. Tapi itu

semua belum cukup untuk mencapai kebahagiaan sejati maka perlu adanya

SQ (kecerdasan spiritual). Karena SQ adalah pemahaman (ma’rifat)

tentang inti kedirian manusia itu sendiri yang pada muaranya menjadi

ma’rifat kepada Allah SWT. Sementara ma’rifat kepada Allah SWT.

dalam perspektif Islam dinyatakan sebagai puncaknya ilmu. 26 Harus

disadari pula bahwa untuk meraih kecerdasan spiritual, seseorang tidak

bisa kecuali harus juga memiliki IQ dan EQ yang tinggi.

(45)

BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. GAMBARAN UMUM SMA N 1 BRINGIN

1. SEJARAH DAN LETAK GEOGRAFIS

SMU N 1 Bringin didirikan oleh Pemerintah Kabupaten Daerah

Tingkat II Semarang yang mana diresmikan pada hari Rabu, tanggal 22 Mei

1991 oleh Pembantu Gubemur Jawa Tengah wilayah Semarang yaitu Bpk.

Soetomo.

Sekolah ini didirikan karena pada waktu itu belum ada sekolah

khususnya SMU Negeri, di wilayah tersebut sehingga para siswa yang ingin

bersekolah Negeri, harus di Kotamadya Salatiga, maka dari itu dari

Pemerintah daerah tingkat II Semarang dengan izin dari masyarakat sekitar

maka sekolah SMU N 1 Bringin didirikan dengan tujuan dapat

meningkatkan mutu dibidang pendidikaii di wilayah Brihgin pada

khususnya. Sekolah SMU N 1 Bringin di bawah lindungan Sisdiknas

Kabupaten Semarang. Sekolah SMU N 1 Bringin lebih dikenal masyarakat

sekitar dengan sebutan SMU GL yang berarti SMU yang lokasinya dekat

dari Goa yang disebut dengan Goa Landak.

SMU N 1 Bringin ini terletak ± 400 M dari pusat pembelanjaan di

kecamatan dan masuk dari jalan raya ± 200 M yang mana keberadaannya di

pertengahan rumah-rumah penduduk sekitar dan juga persawahan.

(46)

-SMU tersebut menghadap ke arah Utara dan di sebelah Timur

digunakan untuk kantor kepala sekolah, BP dan ruang guru dan yang

lainnya, dan di sebelah kantor dan ruang guru terdapat Musola sedangkan

ruang kelas berada di sebelah selatan, ruang kelas di SMU N 1 Bringin

berbentuk leter U, yang mana di tengah ruang kelas dan ruang guru terdapat

lapangan upacara. SMU N 1 Bringin letaknya berdekatan dengan sebuah

desa yang dinamakan desa Jijito dan juga pesantren yang berada di

lingkungan desa Jijito.

2. VISIDANMISI

Untuk meningkatkan mutu pendidikan pada suatu sekolah perlu

adanya Misi dan Visi ke depan, halnya SMU N 1 Bringin juga memiliki misi

dan visi ke depannya yaitu :

Visi : Unggul dalam prestasi luhur dalam budi pekerti.

Misi : menumbuhkembangkan penghayatan dan pengalaman

pendidikan agama sehingga terwujud insan luhur budi

pekerti.

: meningkatkan prestasi akademik maupun non akademik.

: memberikan pelayanan prima kepada seluruh warga

sekolah.

: menyiapkan peserta didik untuk memiliki pengetahuan ke

jenjang study lanjut.

(47)

: menumbuhkan semangat keunggulan kepada warga

sekolah.

: menyediakan sarana pembelajaran yang memadai.

3. SARANA DAN PRASARANA

Guna menunjang proses belajar-mengajar perlu adanya sarana

prasarana dan sarana prasarana yang dimiliki oleh SMU N 1 Bringin sudah

cukup lengkap diantaranya:

Tabel I. Sarana Prasarana

- Ruang kepala sekolah - Lep komputer + Komputer

- Ruang guru (24 Unit)

- Ruang kelas - Lep olah raga + alat olah raga

- Ruang TU (lengkap)

- Musola - Lep IPA dan alatnya (lengkap)

- Meja / kursi siswa - Multimedia

- Meja / kursi guru - Perpustakaan

- Kamar mandi / WC - Ruang ketrampilan (tata busana, tata

boga, otomotif dan PHP).

Di samping tersebut di atas masih banyak sarana dan prasarana

masih banyak sarana pengajaran, perkantoran dan olahraga.

4. KEADAAN SISWA

Jumlah siswa SMU N 1 Bringin beijumlah 566 siswa, yang terdiri

dari 336 Putri dan 230 Putra untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

berikut:

(48)

-Tabel II.

Sumber data : Hasil Interview dengan bagian kesiswaan.

5. KEADAAN GURU

Keadaan guru SMU N 1 Bringin beijumlah 34 Orang. Berikut ini

(49)

Tabel III.

2. Endang Hartini, Dra Guru ekonomi SI / A. IV

3. M. Z. Makarim, Drs Guru Pendidikan Agama Islam

SI / A. IV

4. Agus Warsito, S. Pd Guru Geografi, Antropologi SI / A. IV

5. Budihaijo, M. Pd Guru Penjaskes S2

6. Mumi, S. Pd Guru Bahasa Indonesia SI / A. IV

7. Kistiyani, S. Pd Guru Sosiologi SI / A. IV

8. Tri Indarwati, S. Pd Guru Bimbingan Konseling (BK)

S I/ A. IV

9. Rini Hartatik, S. Pd Guru Ekonomi SI / A. IV

10. Sumini, Dra Guru Bahasa Indonesia SI / A. IV

11. Endardiyono, S. Pd Guru Fisika S I/ A. IV

12. Adi Pramono, S. Pd Guru Kimia S I/ A. IV

13. Paryanto, S. Pd Guru Matematika SI / A. IV

14. Muslih, S. Pd Guru PPKn SI / A. IV

15. Sri Pujiastuti, S. Pd Guru Biologi, Ketrampilan PHP

S I/ A. IV

16. Riningsih, S. Pd Guru Bimbingan Konseling (B K )

SI / A. IV . .

17. Khofid, S. Pd Guru Matematika SI / A. IV

(50)

26. Yusnita Ariyansyah, S. Pd Guru Bahasa Inggris SI / A. IV 27. Dwi Lestariningsih, Dra Guru Tata Negara,

Ketrampilan

SI / A. IV

28. Moris Natangku Gum P. A. Kristen D ill

29. Titik Setiorini, S. Pd Gum Sejarah S I/ A. IV

30. Erwin Tri Septian, S. Pd GuruTIK SI / A. IV

31. Dwi Setya Asih Gum Penjaskes SI / A. IV

32. Sumamo, S. Pd Gum Geografi, Sosiologi S I/ A. IV 33. Anisa Fitriana, S. Pd Gum Bhs. Inggris S I/ A. IV

34. Slamet Ngationo Gum Bhs. Jawa D ill/A . Ill

Dokumen : SMU N 1 Bringin

Jumlah pengajamya sudah dapat dikatakan cukup banyak untuk

memajukan SMU N 1 Bringin karena pengajamya lulusan Pendidikan

Tinggi dan sebagian besar sudah menjadi pegawai Negeri Sipil.

6. STRUKTUR ORGANISASI

Struktur organisasi dalam lembaga pendidikan mempunyai peran

yang sangat penting, dengan adanya struktur organisasi akan mengerti tugas

dan tanggung jawab dari masing-masing komponen tersebut tersusun atas

suatu kesatuan yang saling membantu dan saling menopang.

(51)

Waka Ur. Prasarana : Adi Pramono

Waka Ur. ; Mumi, S. Pd.

Wali Kelas X.l : Y. Bangun W.

X.2 : Budi Sutopo

X.3 : Endardiyono

X.4 : Sumini

X.5 : Emi. Y.

XIIPA1 : Murdiyono

X IIPA 2 : E. Anatasia

XI. IPS 1 : Listiyani

XI. IPS 2 : Budihajjo

XI IPS 3 : Dolah Joko W.

XIIIPA : WahyuH.

XII IPS 1 : Agus W.

XII IPS 2 : Dwi L.

XII IPS 3 : M. Z. Makarim

Koordinator BK : Tri I., S. Pd.

Guru-guru

Siswa-siswa

(52)

-40-7. KEGIATAN SISWA / EKSTRA KURIKULER

Kegiatan ini sebagai wahana untuk mengisi waktu luang para siswa

dimana kegiatan tersebut dilaksanakan pada waktu sore hari, sehabis pulang

sekolah. Kegiatan ini digolongkan menjadi dua golongan yaitu kegiatan

yang diwajibkan di sekolah dan tidak diantaranya yaitu .

Ekstra kurikuler yang diwajibkan : Pramuka

Tidak diwajibkan : Olah Raga ( Voli + Sepak Bola)

: Beladiri / Karate

: Paskibra

: Kesenian ( Tari dan Teater)

: BTA

Dengan adanya ekstra kurikuler tersebut diharapkan siswa dapat

mengisi waktu luang dengan hal-hal yang bermanfaat.

8. PENYAJIAN DATA

1. a. Keadaan umum responden

Untuk mengetahui objek penelitian secara jelas, perlu adanya

penjelasan yang berkenaan dengan responden secara langsung.

Sebelum penulis melaporkan hasil penelitian dan nama

responden, penulis mengumpulkan data ini menggunakan angket,

dengan cara menyebarkan langsung kepada responden.

Responden sebagai sample penelitian ini adalah kelas 3 SMU

(53)

3 kelas IPS yang mana mengambil IQ siswa mulai dari yang tertinggi

sampai yang terendah, yaitu :

Cerdas (115-129) : 40 siswa / i

Rata-rata (+) (100-114) : siswa / i

Rata-rata (-) ( 85- 99) : siswa / i

Sehingga jumlah keseluruhan responden sebanyak 40 siswa

masing-masing terdiri dari (satu) 1 item pertanyaan terdiri dari 3

altematif jawaban dengan kode A, B dan C dengan bobot 3, 2 dan 1.

Sedang uintuk mengetahui nilai kuantitatif diperoleh dengan

cara menjumlah skor jawaban dari masing-masing altematif.

B. DAFTAR TENTANG IQ DAN PRESTASIBELAJAR DISEKOLAH

TABELIV

DATA TINGKAT IQ SISWA KELAS III SMU N 1 BMNGIN TAHUN AJARAN 2005 / 2006

No. No.

Responden Nama Kelas IU Kategori

1. 1 Joko Tri Kuncoro 3 IPA 122 Cerdas

2. 2 Kamanto 3 IPA 122 Cerdas

3. 3 Khoirul Umami 3 IPA 126 Cerdas

4. 4 Yasir 3 IPA 122 Cerdas

5. 5 Sunaryati 3 IPA 122 Cerdas

6. 6 Ami Pambudi 3 IPA 122 Cerdas

7. 7 Danang W. S. 3 IPA 125 Cerdas

8. 8 Dian Hafid Candra S. 3 IPA 122 Cerdas

9. 9 ArifS. 3 IPA 122 Cerdas

10. 10 Dwi Ujianto Putro 3 IPA 120 Cerdas

11. 11 Heraningrum IPS 1 116 Cerdas

12. 12 Hamdan A. IPS 1 116 Cerdas

(54)

-13. 13 Yuliatik IPS 1 116 Cerdas

14. 14 Adhe C. 11. IPS 1 116 Cerdas

15. 15 Danang A. IPS 1 119 Cerdas

16. 16 Nita Utami IPS 1 119 Cerdas

17. 17 Jumanto IPS 1 119 Cerdas

18. 18 Vanny N. IPS 1 120 Cerdas

19. 19 Agus Irham IPS 1 120 Cerdas

20. 20 TriS. IPS 1 126 Cerdas

21. 21 Novian Tri S. IPS 2 115 Cerdas

22. 22 Ike Yuliana IPS 2 115 Cerdas

23. 23 St. Muawanah IPS 2 115 Cerdas

24. 24 Umi Sa’adah IPS 2 120 Cerdas

25. 25 Sriyono IPS 2 120 Cerdas

26. 26 Sidiq S. IPS 2 119 Cerdas

27. 27 Riyan Adhitiya IPS 2 119 Cerdas

28. 28 Eko Bagus IPS 2 119 Cerdas

29. 29 Yusri Sofar IPS 2 116 Cerdas

30. 30 Eko Darmanto IPS 2 116 Cerdas

31. 31 Nur Hidayah IPS 3 115 Cerdas

32. 32 Puput Puji Lestari IPS 3 115 Cerdas

33. 33 Elly P. IPS 3 116 Cerdas

34. 34 Sendhi P. W. IPS 3 116 Cerdas

35. 35 Duwi Sembodo IPS 3 116 Cerdas

36. 36 Kholid Abidin IPS 3 120 Cerdas

37. 37 Muijiyo IPS 3 122 Cerdas

38. 38 Ari Setiyanti IPS 3 120 Cerdas

39. 39 Rohani Ningsih IPS 3 120 Cerdas

40. 40 Tutik Sulasyani IPS 3 120 Cerdas

Data yang tersaji di atas, diambil berdasarkan hasil tes bimbingan belajar

yang diselenggarakan oleh Yayasan Jasa Bina Asih Yogya pada siswa / 1 kelas III

SMU N 1 Bringin. Kab Semarang pada tanggal 17 April 2005 dengan nomor :

(55)

2. a. Keadaan umum responden pada prestasi belajar

Di sini penulis memaparkan hasil penelitian melalui pengumpulan

data, menggunakan angket dengan cara menyebarkan secara langsung

kepada responden.

Sampel penelitian ini adalah responden pada siswa kelas 3 SMA N

I Bringin. Kabupaten Semarang yan terdiri dari 40 responden yang terdiri

dari 19 item soal yang terdiri dari 3 altematif jawaban dengan kode A, B

dan C dengan bobot 3,2, dan 1 yang terdiri dari 3 kategori:

9 1 -1 1 7 : tinggi

5 2 -7 8 : sedang

0 - 5 2 : kurang

TABEL V

DATA PRESTASI BELAJAR BERDASARKAN JUMLAH NILAI

RAPOR SEMESTER 2 PADA KELAS II TAHUN AJARAN 2004 / 2005

No. No.

Responden Nama

Jumlah Nilai Semester 11

1. 1 Joko Tri Kuncoro 94

2. 2 Kamanto 88

10. 10 Dwi Ujianto Putro 83

(56)

-11. 11 Heraningrum 96

32. 32 Puput Puji Lestari 81

(57)

Untuk mengetahui nominasi nilai semester 2 secara idealnya, tinggi

dan rendahnya pada prestasi belajar siswa dapat dilihat dari penentuan

range interval berikut:

/ = ( * /- x r ) + \

K

(

97

-

78

) + !

3

/ - 19 + 1

3

3

=

6,66

=

7

Keterangan

I = interval ideal

I I = jumlah nilai tertinggi ideal

1 r = jumlah nilai terendah

TABEL VI

INTERVAL PRESTASI BELAJAR

No. Interval Frekuensi Nominasi Kategori

1. 94-101 3 A Tinggi

2. 8 6 -9 3 12 B Sedang

3. 78-85 25 C Rendah

(58)

-I

Dengan demikian dapat diketahui:

a. Untuk prestasi belajar yang termasuk kategori tinggi mendapat jumlah

nilai antara : 94 - 101 sebanyak 3 siswa.

b. Untuk prestasi belajar yang termasuk kategori sedang mendapat jumlah

nilai antara 86 - 93 sebanyak 12 siswa.

c. Untuk prestasi belajar yang termasuk kategori rendah mendapat jumlah

(59)

BAB IV

ANALISIS DATA

Dari hasil penelitian dan penyebaran angket yang terkumpul, langkah

selanjutnya adalah mengklasifikasikan data sesuai dengan tujuan penelitian yang

tercantum di bawah ini.

1. Untuk mengetahui tingkat IQ siswa.

2. Untuk mengetahui tingkat prestasi belajar siswa.

3. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat IQ terhadap prestasi belajar.

Dari ketiga tujuan penelitian di atas, penulis menganalisa tujuan pertama dan

kedua dengan rumus prosentase dan poduct moment sebagai berikut:

P = — x 100% N

Keterangan: P : Prosentase

F : Frekuensi

N : Jumlah responden

A. ANALISA PERTAMA

Pada analisa pertama penulis sajikan tabel untuk mengetahui prosentase

dari tujuan pertama, yaitu untuk mengetahui tingkat IQ siswa dengan volume

yang telah dipaparkan dalam bab III.

(60)

-TABEL VII

FREKUENSI PROSENTASE TENTANG IQ SISWA

No Kategori Interval Frekuensi Prosentase

1. Cerdas 115-129 40 100 %

2. Rata-rata ( + ) 100-114 0 0 %

3. Rata-rata 8 5 - 99 0 0 %

N=3 Jumlah 40 100 %

Adapun langkah dalam analisis ini adalah :

1. Mencari individu yang tergolong mempunyai tingkat dari tabel di atas

tentang IQ siswa yaitu :

a. Cerdas ( kategori A ) mencapai 40 orang

b. Rata-rata + ( kategori B ) mencapai 0 orang.

c. Rata-rata ( kategori C ) mencapai 0 orang.

2. Mencari prosentase masing-masing kategori

40

a. KategonA : — xl 00% : 100% 40

b. Kategori B : — xl00% : 0% 0

c. Kategori C : — xl00% : 0% 0

Jadi dapat diketahui bahwa variasi tingkat IQ siswa ada 3 kategori, yang

pertama kategori cerdas ada 100 %, yang kedua Rata-rata ( + ) ada 0 % dan

untuk ketegori yang ketiga yaitu Rata-rata, dengan prosentase 0 %. Jadi IQ siswa

Gambar

Tabel I.Sarana Prasarana
Keadaan Tabel II.Siswa
Tabel III.Keadaan Guru
TABEL VDATA PRESTASI BELAJAR BERDASARKAN JUMLAH NILAI
+4

Referensi

Dokumen terkait

sekolahan tersebut, mereka dapat mengakses pelajaran yang akan mereka pelajari sehingga mereka dapat memgetahui dulu materi yang diajarkan sehingga dapat lebih antusias

Pengertian dengan sengaja adalah terdakwa menyadari sepenuhnya dan memahami perbuatannya dan apa akibatnya. Berdasarkan fakta hukum dipersidangan yaitu dari keterangan saksi

Waktu di SD dulu itu, pernah si Ronald itu nggak naik kelas, ya karena tidak bisa ngikutin pelajaran di sekolahnya dulu, kalau dari saya ya, kalau memang anaknya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa pada umumnya, secara garis besar ketiga billboard iklan Marlboro kretek filter, Gudang Garam Surya 16 kretek filter dan Djarum Super

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa Sistem Pendukung Keputusan Kepegawaian (SPK) dengan pemetaan digital dan metode AHP dapat menyediakan

(5) Untuk kepentingan pemeriksaan di pengadilan dalam perkara pidana atau perdata, atas permintaan hakim sesuai dengan Hukum Acara Pidana dan Hukum Acara Perdata,

(1) Dalam hal terjadinya lonjakan jumlah barang impor yang menyebabkan produsen dalam negeri dari barang sejenis atau barang yang secara langsung bersaing dengan yang

Permendikbud tentang Standar Penilaian menegaskan bahwa penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil