KORELASI ANTARA INTELELLIGENCE QUOTIENT
(IQ) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS III
SMU N 1 BRINGINTAHUN PELAJARAN 2005 / 2006
KRIPSI
Diajukan untuk memenuhi kewajiban dan melengkapi Syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Dalam IlmuTarbiyah
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN)
DEPARTEMEN AGAMA
SEKOLAH TINGI AGAMA ISLAM NEGRI (STAIN) SALATIGA
JL.Tentara pelajar 02 Tip (0298)323706,323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E -m ail: atministrasi @ stainsalatiga.ac.ad
PENGESAHAN
Skripsi saudari : EMA ROCHIBAH dengan Nomor Induk Mahasiswa: 11101052 yang
beijudul: KORELASIANTARAINTELLEGENCE QUOTIENT (IQ) DENGAN
PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS III SMU N 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN
2005/2006.telah di munaqosahkan dalam sidang panitia ujiaajurusan Tarbiyah Sekolah
Tinggi Agama Islam Negri Salatiga pada hari: selasa,tanggal 28 Febuari 2006.dan telah
diterima sebagai sarat-syarat untuk memperoleh Gelar Saijana dalam Ilmu Tarbiyah.
Salatiga, 28 Febuari 2006 M
PANITIA UJIAN
Drs.Badwan, M.Ag
Nip:l 5 0 1 9 8 7 4 3
Penguji I
rs.H.M.Banany
Nip: 1 5 0 1 7 0 1 3 4
Dra.Siti Asdiqoh
N ip :150267136
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI (STAIN ) SALATIGA
JL.Tentara pelajar 02 Telp (0298) 323706,323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : WWW.Stainsalatiga.ac.id E-mail :atministrasi @ stainsalatiga.ac.id
DEPARTEMEN AGAMA
NOTA PEMBIMBING
Lam : l(satu) eksempiar Salatiga ,7 Febuari 2006
Hal : Naskah skripsi Kepada
Sdr : EMA ROCHIBAH Yth . Ketua
NIM : 11101052 STAIN Salatiga
di-T empat Assalamu’alaikum .w.b.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya,maka bersamaan ini ,kami kirimkan naskah skripsi saudari:
Nama EMA ROCHIBAH
NIM 11101052
Jur/ prodi Tarbiyah /PAI
Judul KORELASI ANTARA INTELLIGENCE QUOTIENT (IQ) DENGANPRESTASI BELAJAR SISWA KELAS III SMU N 1
BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2005/ 2006
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Fax.323433 Salatiga 50721 W ebside : www.stainsalatiea.ac.id E -m a il: administrasi@ stainsalatiga.ac.id
DEPARTEMEN AGAMA
Bismilahirrahmanirrahim
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pemah ditulis oleh orang lain atau pemah
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain,
kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Adapun di kemudian hari jika ternyata terdapat materi atau fikiran-fikiran
orang lain di luar referensi peneliti, maka peneliti sanggup mempertanggimg
jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan munaqosah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, .ll.Februari 2006
Peneliti
Ema Rochibah
M O T T O
<Barang siapa ingin susses di dunia, henda^Cah dengan ihnu.
(Barang siapa ingin susses di akherat, henda^CaH dengan tfmu.
1Van Sarang siap ingin susses di dunia dan a^fierat,
JfendafiCafi dengan iCmu.
( (Bubfiori dan MusCim)
-PERSEM BAH AN
I
❖ ALLAH S.W.T.
❖ Ibu Asdiqoh selaku pembimbing,terima kasih atas arahannya. ❖ Ayah dan ibu yang telah memberikan motivasi dan segala
yang di miliki untuk kebahagiaan penulis.
♦> Nenek ku (Almrhm )yang selalu mendoakan ku sampai akhir Hayatnya.
Adik ku ( anif), kakak ku ( mastur irfan )dan keponakan ku ( A1 - khafid ) yang slalu membantu.
❖ Buat temanku (Iin) dan keponakan ku (eni) yang selalu memberikan motivasi.
Buat keponakan ku ( fahmi) dan keluarga besar ku,yang selalu menghibur.
❖ Seluruh dewan guru,staff dan siswa siswi SMU N 1 Bringin, atas partisipasinya.
KATAPENGANTAR
Alhamdulillah,penulis senantiasa tak henti-hentinya memanjatkan
Syukur kehadirat illahi robbi Allah SWT yang telah memberikan rahmat
-Dan nikmat-Nya sehingga penyusunan skripsi tersebut di maksudkan,untuk
memenuhi kewajiban dan syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam
-ilmu tarbiyah di STAIN Salatiga.
Saya menyadari sepenuhnya, terselesaikannya penyusunan skripsi
ini adalah berkat bantuan berbagai pihak, terutama dari Yth Dra . Siti
Asdiqoh ,yang penuh kesabaran dalam membimbing sehingga penulis me
-nyeiesaikan skripsi ini, penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih •
Kepada:
1. Bapak Drs.Badwan, M.Ag. selaku ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak Drs.Agus Susilo Utomo selaku kepala kantor Kesbang dan
Linmas kabupaten Semarang,yang telah memberikan izin penelitian.
3. Ibu Dra.Mus.Sriyanti Utami selaku kepala sekolah SMU N 1
Bringin, yang telah memberikan izin penelitian.
4. Siswa - siswi kelas tiga, selaku siswa-siswi di SMU N 1 Bringin,
kabupaten semarang, yang banyak membantu dalam penggalian
data.
5. Seluruh dewan guru beserta staf nya,SMU N 1 Bringin,yang banyak
membantu dalam penggalian data.
6. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu.
Semoga semua amal dan jerih payah bapak dan ibu serta rekan
-rekan mendapat balasan dan limpahan karunia dari Allah SWT.Amin.
harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pern
-baca dan sedikit menyumbang pemikiran dari pihak pihak terkait, serta
dapat membantu perkembangan pengetahuan dunia pendidikan.
Akhirnya sebagai mahasiswa yang sedang belajar tentunya di
sanasini banyak dijumpai kekurangan.untuk itu kritik dan saran yang
-membangun demi perbaikan karya sederhana ini,akan saya terima dengan
tangan terbuka.
Salatiga, Febuari 2006
Penulis
DAFTARISI
Halaman judul him
Nota pembimbing ... ii
Pengesahan ... iii
Dcklarasi ... iv
Motto ... v
Persembahan ... vi
Kata pengantar ... vii-viii Daftar isi ... ix -xi Daftar tabel ... xii
BAB 1.1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1-3 B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Masalah ... 3-4 D. Manfaat Penelitian... 4
E. Hipotesis... 4-5
F. Metodelogi Penelitian ... 5-6
2. Definisi Oprasional ... 7-8
3. Metode Pengumpulan Data... 8-9
4. Analisis Data ... 9-10
5. Sistematika Penulisan Skripsi... 10-11
BAB II LANDASAN TEORI
A. Masalah Intelegensi
1. Pengertian Intelegensi ... 12-13
-ix-BAB II LANDASAN TEORI
A.masalah intelegensi
1. Pengertian intelegensi... 12-13
2. Pengertian intelegensi... 13-17
3. Teori tentang intelegensi ... 17-18
4. Tingkatan intelegensi ... 18-19
B . PRESTASI BELAJAR
1. Pengertian prestasi belajar ...20-22
2. Faktor - faktor yang mempengaruhi prestasi belajar...22 -24
3. Cara meningkatkan prestasi belajar ... 24 -26
C. Hubungan intelegensi dengan prestasi belajar ... 26-28
2.1. Pengertian kecerdasan emosi...28
2.2. Ciri-ciri kecedasan emosi... 28-29
2.3. Pengelompokan emosi ... 30
2.4. Pengertian kecerdasan spiritual ... 30-31
2.5. Faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual...31-32
3. Perbandingan antara IQ, EQ,dan SQ... 33
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN.
A.Gambaran umum SMU N 1 Bringin
1. Sejarah dan letak geografis...34-35
2. Visi dan misi... 35-36
4. Keadaan siswa 36-37
5.Keadaan guru ... 37-39
6Stuktur organisasi ... 39-41
7 Kegiatan siswa / ekstrakurikuler... 42
8.Penyajian data ... 42
1. a Keadaan umum responden... 42-43
B. Daftar tentang IQ dan prestasi belajar ... 43-44
2. a. Keadaan umum responden pada prestasi belajar... 45-48
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisis pertama... 49-50
B. Analisis kedua ... 51-52
C. Analisis ketiga ... 52 -55
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...56-57
B. Saran-saran... 57-58
C. Penutup dan daftar pustaka...58-61
DAFTAR TABEL
TABEL
TABEL
TABEL
TABEL
TABEL
TABEL
TABEL
TABEL
TABEL
I SARANA PRASARANA
II KEADAAN SISWA
III KEADAAN GURU
IV DATA TINGKAT IQ SISWA KELAS III SMU N 1
BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2005 / 2006.
V DATA PRESTASI BELAJAR BERDASARKAN JUMLAH
NILAI RAPOR SEMESTER 2 PADA KELAS II TAHUN
PELAJARAN 2004 /2005.
VI INTERVAL PRESTASI BELAJAR
VII FREKUENSIPROSENTASE TENTANG BELAJAR SISWA
VIII FREKUENSI PROSENTASE TENTANG BELAJAR SISWA.
IX ANALISIS IQ SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Setiap siswa menginginkan dan mengharapkan bahwa mereka dapat
berprestasi dalam segala hal. Khususnya berprestasi dalam belajar. Agar prestasi
itu terwujud salah satu faktor yang mempengaruhi proses belajar yaitu tingkat
inteligensi. Untuk mengetahui cepat tidaknya dan terselesaikan atau tidaknya
suatu permasalahan tergantung pada kemampuan intelegensinya.
Intelegensi secara umum menurut Terman adalah " kemampuan berfikir
secara abstrak."1 Sedangkan menurut Wiliam Sterm mengemukakan batasan
sebagai berikut : "kesanggupan untuk menyesuaikan diri, kepada kebutuhan
barn, dengan menggunakan alat berfikir yang sesuai dengan tujuannya." 2
Pada umumnya orang berpendapat bahwa intelegensi merupakan bekal
potensial yang akan memudahkan dalam belajar. Pada gilirannya akan
memberikan hasil yang optimal. Hal ini didukung oleh fakta bahwa lembaga -
lembaga pendidikan lebih bersedia menerima calon siswa yang menampakkan
indikasi kemampuan intelektual tinggi dari pada yang tidak.
1 Sumadi Suryabrata, B. A, Drs., Ph.D UGM, Psikologi Pendidikan, CV Rajawali, Jakarta, 1984 him. 131.
2 Drs. M Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, PT Remaja Karya, Bandung, 1986. him. 56.
1-Belajar secara umum adalah " mencari ilmu dan menuntut ilmu."
Sedangkan secara khusus belajar adalah " menyerap pengetahuan".3 Sedangkan
pengertian belajar menurut James O. Whittaker, belajar dapat didefmisikan
sebagai proses dimana tingkahlaku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
pengalaman.4 Pengertian inilah yang merupakan tujuan pendidikan formal di
sekolah atau lembaga pendidikan yang memiliki program terencana, tujuan
instruksional dan diikuti oleh para siswa sebagai suatu kegiatan yang sistematis.
Prestasi dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu internal seperti keadaan
fisik, bakat dan juga intelegensi, dan yang kedua adalah faktor ekstemal
meliputi aspek fisik dan sosial. Meliputi tempat belajar, sarana prasarana,
perlengkapan belajar, materi pelajaran dan lain-lain. Sedang dukungan sosial
dan pengaruh budaya termasuk aspek sosial.
Disamping tingkat intelegensi ( IQ ) siswa, yang dapat mempengaruhi
peningkatan prestasi belajar seseorang yaitu kecerdasan emosi ( EQ ). Menurut
Goleman kecerdasan emosional mencakup pengendalian diri, semangat dan
ketekunan seta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri.5
Kecerdasan emosi mencakup kemampuan yang berbeda tetapi saling
melengkapi dengan kecerdasan akademik, yaitu kemampuan kognitif mumi yang
diukur dengan IQ. Dari keterangan di atas maka dapat diasumsikan bahwa orang
yang memiliki intelegensi tinggi diharapkan memperoleh prestasi belajar yang
tinggi pula. Dari data empirik ada juga orang yang memiliki IQ tinggi, namun
3 Drs. Wasty Soemanto. M. Pd., Psikologi Pendidikan, PT Rineka Cipta, Malang, 1990. him. 98. 4 Ibid. him. 99.
prestasi belajamya rendah. Sedang orang yang memiliki IQ sedang, memiliki
prestasi belajar yang tinggi.
Dari uraian dan pemikiran tersebut, penulis terdorong untuk meneliti
hubungan IQ dengan prestasi belajar dengan melakukan penelitian di SMU N I
Bringin dengan ju d u l:
INTELLEGENCE QUOTIENT ( IQ ) KORELASINYA DENGAN
PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS III SMU N I BRINGIN TAHUN
PELAJARAN 2005 / 2006.
B. RUMUSAN MASALAH
Pokok permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah tingkat IQ pada siswa kelas III SMU N I Bringin ?
2. Bagaimanakah tingkat prestasi belajar siswa kelas III SMU N I Bringin ?
3. Adakah hubungan antara IQ dengan prestasi siswa kelas III SMU N I
Bringin Tahun 2005 / 2006 ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui tingkat IQ pada siswa kelas III SMU N I Bringin.
2. Untuk mengetahui tingkat prestasi belajar pada siswa kelas III SMU N I
Bringin.
-3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara IQ dengan prestasi belajar
siswa, pada siswa kelas III SMU N I Bringin Tahun 2005 / 2006.
D. MANFAAT HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas
tentang ada tidaknya hubungan IQ dengan prestasi belajar siswa.
Dari informasi tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat secara
praktis maupun teoritik, yaitu:
1. Secara praktis, apabila temyata ada hubungan, dalam hal ini berarti guru dan
murid dapat memperoleh pemahaman tentang arti pentingnya IQ dalam
menentukan prestasi belajar siswa.
2. Secara teoritik, diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
pengembangan pendidikan yang diperoleh dari penelitian lapangan.
E. HIPOTESIS
Hipotetis adalah " suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
masalah penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul."6 Hipotetis
adalah " dugaan sementara yang mungkin benar, atau mungkin salah. Dia akan
ditolak jika salah dan akan diterima jika benar bila fakta - fakta itu
membenarkan ".7
6 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi IV, Rineka Cipta, Jakarta, 1999. him 67.
Dari kedua pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa hipotetis adalah
dugaan atau kesimpulan sementara terhadap permasalahan penelitian, yang
mungkin benar atau mungkin salah, hipotetis ini akan diterima jika benar dan
ditolak jika salah.
Adapun hipotetis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
" Ada hubungan positif antara IQ dengan prestasi belajar "dengan kata
lain "seorang murid yang memiliki IQ yang tinggi maka akan mudah
meraih prestasi di dalam belajar."
F. METODOLOGI PENELITIAN
Dalam pembicaraan metodologi, dibahas komponen yang meliputi
populasi, sampel dan teknik sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik
analisis data, sebagaimana berikut:
1. POPULASI DAN SAMPEL
Populasi adalah " keseluruhan subjek penelitian "8 sedang Sutrisno
Hadi mengatakan " semua individu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang
diperoleh dari sampel itu hendak digeneralisasikan, disebut populasi".9
Sampel adalah " kelompok kecil individu yang dilibatkan langsung
dalam penelitian". Sampel ini terdiri dari sekelompok individu yang dipilih
Suharsimi Arikunto, Op. cit., him. 15. Sutrisno Hadi, Op. cit. hlm70.
-5-dari kelompok yang lebih besar dimana pemahaman -5-dari hasil penelitian
akan dilakukan.10
Penulis melakukan penelitian lapangan, dalam menentukan populasi
dan sampel. Sesuai dengan pendapat Suharsini Arikunto, bahwa apabila
subjeknya kurang dari seratus orang lebih baik diambil semua, sedangkan
apabila lebih dari seratus orang maka diambil sampel antara 10 - 20 % atau
20 - 25 % atau lebih sesuai kemampuan peneliti. 11
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas III SMU N 1 Bringin Tahun 2005 / 2006 adalah 168 orang, maka
penulis mengambil sampel 25 % yaitu 40 orang. Teknik pengambilan
sampel dengan menggunakan Random Sampling agar setiap individu
mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel.
Adapun rincian populasi dan sampel adalah sebagai berikut:
No Kelas / Kelompok Populasi Sampel
1 III IPA 42 10
2 III IPS I 42 10
3 III IPS II 42 10
5 III IPS III 42 10
J U M L A H 168 40
10 Drs. Ibnu Hadjar, M. Ed, Dasar - Dasar Metodelogi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan,
Raja Grafmdo Persada, Jakarta, 1986, him. 133.
2. DEFINISIOPERASIONAL
Untuk menghindari kemungkinan teijadinya penafsiran yang berbeda dengan
maksud penulis dalam penggunaan kata pada judul penelitan ini, perlu
penjelasan pada istilah pokok maupun kata - kata yang menjadi variabel
penelitian.
a. IQ ( kcccrdasan )
Yang dimaksud dengan IQ adalah satu indeks relatif kecemerlangan
anak, setelah ia dibandingkan dengan anak - anak lain yang seusia.12
Intelligence Quotient ditentukan indikator berikut in i:
- dapat menunjukkan pemahaman dalam berbahasa.
- dapat menunjukkan kecepatan berpersepsi.
- kefasihan kata-kata yang memungkinkan memikirkan kata-kata
secara cepat.
- ingatan asosiatif.
- dapat berfikir dalam bilangan.
Dari indikator di atas maka penulis mengambil data pada dokumentasi
dariTes IQ yang sudah dilaksanakan.
b. Prestasi Belajar
Yang dimaksud prestasi adalah hasil yang telah dicapai.13 Belajar
menurut Ernest R. Hilfard adalah suatu proses perubahan kegiatan reaksi
12 Chaplin, Penerjemah : Dr. Kartini Kartono, Kamus Lengkap. Psikologi, Rajawali Pers, Jakarta, 1989, him. 253.
13 M. Dahlan A1 Barry, Kamus Modern Bahasa Indonesia, Arkola, Yogyakarta, 1994, him. 534
-7-terhadap lingkungan, perubahan tersebut tidak dapat disebut belajar
apabila disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan sementara seorang
seperti kelelahan atau disebabkan oleh obat-obatan.14
Untuk mengukur prestasi belajar, peneliti menggunakan indikator sebagai
berikut:
- Jumlah nilai rapor
Dari indikator di atas maka penulis mengambil data pada
dokumentasi dari jumlah nilai rapor kelas II semester 2 SMU N 1 Bringin
Kab. Semarang.
3. METODE PENGUMPULAN DATA
Dalam pengumpulan data penelitian, penulis menggunakan beberapa
metode pendekatan antara lain :
a. Metode Dokumentasi
Yaitu "metode penelitian yang menggunakan sekumpulan data yang
verbal yang berupa tulisan, dokumen, sertifikat dll.15 Metode ini
digunakan oleh penulis untuk mengetahui data tentang IQ dan nilai
rapor siswa kelas II SMU N 1 Bringin.
14 Drs. A. Noerhadi Djamal, Ilmu Jiwa Pendidikan, Fakultas Institut Agama Islam Negeri, Semarang, 1985, him. 26-27.
b. Metode Observasi
Sebagai teknik ilmiah, observasi sering diartikan sebagai "pengamatan
dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang
diselidiki.16 Metode ini digunakan sebagai pelengkap dalam mencari
data penelitian.
4. ANALISIS DATA
Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap dari lapangan,
tahap berikut yang harus dimasuki adalah tahap yang penting dan
menentukan. Pada tahap ini data dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian
rupa sampai berhasil menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat
dipakai untuk menjawab persoalan yang diajukan dalam penelitian. Proses
penyusunan, pengaturan dan pengolahan data agar dapat digunakan untuk
membenarkan atau menyalahkan hipotesa disebut pengolahan dan analisa
data. Untuk menganalisa data pertama penulis menggunakan rumus
prosentase. Untuk mengetahui tingkat IQ dalam menentukan prestasi
belajar.
K e t: P = Prosentase
F
P = — = 1 0 0 % N = Jumlah Obyek
N
F = Frekuensi
lb Koentjoronigrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Gramedia, Jakarta, 1994, him. 46.
-Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara IQ dengan prestasi
belajar siswa penulis menggunakan teknik :
Korelasi product moment dengan rum us sebagai berkut :17
x y
£ » ( 2 »
2 > ---
N---Ket:
rxy : Koofisien korelasi antar x dan y.
xy : Perkalian antara x dan y
x : Variabel tentang IQ
y : Variabel tentang prestasi belajar.
N : Jumlah responden.
5. SISTEMATIKA PENULIS AN SKRIPSI
Skripsi ini disusun terdiri dari lima bab yang secara sistematis
dapat dijabarkan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada pendahuluan ini berisi latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, hipotesis,
metodologi penelitian serta sistematika penulisan skripsi.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab landasan teori ini, diuraikan sebagai pembahasan teori
yang menjadi landasan teoritik penelitian, yaitu tentang
pengertian Intelegensi, teori tentang intelegensi, tingkatan
intelegensi, faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi,
pengertian prestasi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar, cara meningkatkan prestasi belajar, hubungan
intelegensi dengan prestasi belajar, pengertian kecerdasan
emosi, ciri-ciri kecerdasan emosi, pengelompokan emosi,
pengertian kecerdasan spiritual, faktor yang mempengaruhi
kecerdasan spiritual, perbandiann antara IQ, EQ dan SQ.
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
Pada bab ini laporan penelitian tentang SMU N 1 Bringin,
gambaran umum SMU N 1 Bringin, sejarah umum berdirinya
SMU N 1 Bringin, Visi dan Misi SMU N 1 Bringin, sarana-
prasarana, keadaan guru, keadaan siswa, kegiatan siswa (ekstra
kurikuler) dan struktur organisasi.
BAB IV ANALISIS DATA
Dalam bab ini meliputi analisa pertama, kedua dan analisa
hipotesa.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini diakhiri dengan kesimpulan, saran dan penutup.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. MASALAH INTELEGENSI
1. PENGERTIAN INTELEGENSI
Pada umumnya orang berpendapat bahwa intelegensi merupakan
bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar, karena intelegensi
merupakan salah satu dari beberapa gejala kejiwaan yang sulit dipahami,
sebagaimana peranannya dalam berbagai bidang kehidupan, khususnya
dalam bidang pendidikan, yang mana peranan intelegensi itu merupakan
salah satu faktor yang ikut menentukan berhasil atau tidaknya belajar.
Untuk mengetahui apakah intelegensi itu, maka Lewis Madison
Terman yang mendefinisikan intelegensi sebagai kemampuan seseorang
untuk berfikir secara abstrak.1 Sedangkan menumt Wiliam Serm
menggemukakan batasan sebagai berikut : “Kesanggupan untuk
menyesuaikan diri, kepada kebutuhan barn, dengan menggunakan alat
berfikir yang sesuai dengan tujuannya.”2
1 Drs. Saifuddin Azwar, MA, Pengantar Psikologi Intelegensi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1999, him. 5-6
FIRMAN ALLAH SWT Q.S AL-JAATSIYAH : 13
^ j i l ^jL)Y ^ 3 (jl ^ AxelxXeak ^ i L a j t-lll ^ iL a
“ Dan Dia menundukan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang
ada di bumi semuanya ( sebagai rahmat) dari pada-Nya. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda ( kekuasaan
Allah ) bagi kaum berfikir. ” ( Al-Qur’an : Al-Jaatsiyah (45) : 13 ) 3
Dari Hadist di atas penulis menyimpulkan bahwa: Orang yang
mampu menyelesaikan kesulitan dalam segala hal dengan waktu yang relatif
singkat maka orang tersebut dikatakan cerdas, dan kecerdasan itu sebagai
bentuk tanda kebesaran Allah, melalui proses dalam berfikir.
2. TEORI TENTANG INTELEGENSI
Untuk lebih jelasnya pengertian dari intelegensi, berikut ini dapat
dikemukakan beberapa teori tentang intelegensi yaitu :
a. TEORI UNI-FACTOR
Teori ini diperkenalkan oleh Wilhelm Stem, menurut teori ini,
intelegensi merupakan atau kapasitas umum karena itu cara kerja
intelegensi juga bersifat umum. Reaksi atau tindakan seseorang dapat
menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau memecahkan sesuatu
masalah adalah bersifat umum pula. Kapasitas umum itu timbul akibat
pertumbuhan fisiologis ataupun akibat belajar. Kapasitas umum *
Departemen Agama RI, Al Q ur’an dan Terjemah, Departemen Agama R1 Pelita III / Tahun ke II, Jakarta, 1981, him. 816
-(general capacity) yang ditimbulkan itu lazim dikemukakan dengan
kode g. 4
Dari penjelasan di atas teori ini dikenal sebagai teori kapasitas
atau kemampuan umum, karena cara keija intelegensi bersifat umum
dari kapasitas umum yang ditimbulkan itu lazim dikemukakan dengan
kode g. Dimana faktor g berfungsi dalam setiap tingkah laku individu.
Dan orang yang mempunyai faktor g ini, memiliki kemampuan sedang
untuk mempelajari bidang study. Karena luas faktor g ditentukan
dengan kerjanya otak secara unit atau keseluruhan.
b. TEORI DWI FAKTOR ( TWO FACTOR THEORY)
Teori ini dikemukakan oleh Charles Spearman yang menyatakan
bahwa intelegensi tiap orang terdiri dari kemampuan umum ( general
ability) yang bekeijasama dengan kemampuan khusus (special
abilities).
Dasar dari intelegensi umum ( general factor ) dilambangkan
dengan huruf g dan faktor khusus ( special factor) digambarkan dengan
huruf s. faktor itu berfungsi pada tingkah laku mental individu atau
kemampuan umum, sedangkan faktor s berfungsi sebagai tingkah laku
mental individu yang khusus.
Teori dwi faktor Spearman juga mendapatkan kritikan-kritikan
seperti yang dikemukakan oleh Craw bahwa teori Spearman semata-
mata menekankan segi warisan atau bawaan intelek individu sedangkan
faktor g nampaknya sudah tidak diperlukan lagi dalam menjelaskan
faktor-faktor tingkah laku dalam kemampuan khusus.5
Teori dwi faktor dapat dikatakan teori dwi faktor ini
dikarenakan terdiri dari dua faktor yaitu faktor mental umum yang
diberi nama kode ”g“ dan faktor spesifik yang diberi tanda “s”.
Apabila faktor “g” mewakili kekuatan mental pada tingkah laku
individu sedangkan faktor “s” menentukan tindakan-tindakan mental
untuk mengatasi permasalahan.
c. TEORI MULTI-FAKTOR
Teori ini dikembangkan oleh E. L Thondike. Teori ini tidak
berhubungan dengan konsep general ability atau faktor “g” menurut
teori ini, intelegensi terdiri dari bentuk hubungan-hubungan neural
antara stimulus dan respon, hubungan inilah yang mengarahkan tingkah
laku individu, ketika seseorang dapat menyebutkan sebuah kata,
menghafalkan sajak, menjumlahkan bilangan, atau melakukan
pekerjaan berarti ia dapat melakukan itu karena terbentuk koneksi-
koneksi di dalam sistem syaraf akibat belajar dan latihan, jadi
intelegensi menurut teori ini adalah koneksi aktival dan potensial di
dalam sistem syaraf.6
Teori Multi Factors tidak ada hubungannya dengan faktor “g”
yang digunakan oleh teori sebelumnya. Teori ini menggambarkan
5 Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, PT Tiara Wacana, Yogya, 1993, him. 49 6 Drs. Wasty Soemanto. Op. Cit. him 144-145.
15-bahwa intelegensi terdiri dari bentuk hubungan antara stimulus dan
respon yang mengarah pada tingkah laku individu. Dengan belajar atau
latihan maka terbentuklah koneksi-koneksi di dalam sistem saraf.
Sehingga dapat mempelajari pola dalam berfikir.
d. TEORI PRIMARY - MENTAL - ABILITIES
L. L Thurstone dengan menggunakan tes-tes mental serta
tehnik-tehnik statistik khusus membagi intelegensi menjadi tujuh
kemampuan primer yaitu:
1) . Kemampuan matematis
2) . Kemampuan verbal ( bahasa)
3) . Kemampuan abstrak berupa visualisasi atau berfikir
4) . Kemampuan menghubungkan kata
5) . Kemampuan membuat keputusan baik induktif atau deduktif
6) . Kemampuan mengenal atau mengamati
7) . Kemampuan mengingat.7
Di dalam teori ini intelegensi ( kecerdasan ) itu digambarkan
dari ketujuh kemampuan primer yang berdiri sendiri, yang membagi
menjadi tujuh kemampuan di atas yang terpisah-pisah. Sehingga penulis
berpendapat alangkah baiknya apabila ketujuh kemampuan itu saling
berkaitan antara yang satu dengan yang lain. Tidak hanya satu atau dua
saja kemampuan yang dimiliki, karena arti dari intelegensi adalah
cerdas dalam segala hal.
e. TEORI SAMPLING
Teori ini diperkenalkan oleh Godfrey H. Thomson. Menurut teori
ini, intelegensi merupakan 'oerbagai bidang pengalaman, berbagai bidang
pengalaman itu terkuasai oleh fikiran manusia tetapi tidak semuanya.
Intelegensi beroperasi dengan terbatas pada sampel dari berbagai
kemampuan atau pengalaman dunia nyata sebagai gambaran, misalnya
saja dunia nyata terdapat kemampuan atau bidang-bidang pengalaman.8
Teori yang diperkenalkan oleh Godfrey H. Thomson yang
menjelaskan bahwa intelegansi adalah berbagai kemampuan sampel yang
berisikan dalam bidang pengalaman, yang mana bidang hanya terkuasai
sebagian saja. Jadi penulis mencoba menggambarkan bahwa teori ini
tidak berdasarkan kemampuan secara menyeluruh ( hanya setengah -
setengah ) menurut penulis hal ( pengalaman atau bidang ) yang
dilakukan setengah - setengah maka hasilnya juga berhasil dengan
sempuma. Karena kurangnya penguasaan dalam suatu bidang.
3. TINGKATAN INTELEGENSI
Berdasarkan hasil pengukuran atau tes intelegensinya terdapat
sampel yang dipandang mencerminkan populasinya, maka dikembangkan
suatu sistem ukuran kecerdasan atau intelegensi sebagai berikut.9
Ibid. him. 146
9 Dr. H. Syamsu Yusuf LN., M. Pd., Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, PT Remaja Rosdakarya. Bandung, 2001, him. 111.
17-menjadi syarat dalam perbuatan intelegensi.10
Faktor-faktor tersebut di atas saling berhubungan antara satu dengan
yang lain, guna menentukan cerdas atau tidaknya seorang anak, maka
tidaklah berpedoman salah satu faktor saja tetapi secara keseluruhan dalam
menentukan perbuatan intelegensi seseorang.
10 Drs. M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 1997, him. 188-189.
1 9
-IQ ( Intelegensi Quotion ) Klasifikasi
140 - ke atas jenius
130 - 139 sangat cerdas
120 - 129 cerdas
49 - ke bawah terbelakang ( imbecile / dan idiot).
Ukuran atau tingkatan kecerdasan diatas adalah pendapat dari Dr. H.
Syamsu Yusuf LN., M. Pd. dalam bukunya Psikologi Perkembangan Anak
dan Remaja. Penerbit PT Remaja Rosdakarya. Bandimg. 2004.
4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTELEGENSI
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi intelegensi, sehingga
terdapat perbedaan intelegensi seseorang dengan yang lain adalah :
a. Pembawaan : pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang
dibawa sejak lahir, batas kesanggupan kita yakni dapat tidaknya
memecahkan suatu soal, pertama-tama ditentukan oleh pembawaan kita.
Orang itu ada yang pintar dan ada yang bodoh, meskipun menerima
latihan dan pelajaran sama, perbedaan-perbedaan itu masih tetap ada.
b. Kematangan : tiap organ di dalam tubuh manusia mengalami
B. PRESTASI BELAJAR
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi dinilai secara instrumental sebagai cara untuk mencapai
tujuan itu sendiri maka dari itu untuk lebih jelasnya kita terlebih dahulu
mengetahui pengertian atau definisi dari prestasi belajar itu sendiri. Prestasi
adalah "hasil yang telah dicapaf'. Sedangkan yang dimaksud dengan
belajar itu sendiri adalah mencari ilmu atau menuntut ilmu. 11
Menurut pendapat ahli pendidikan tradisional, belajar itu adalah
menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Di sini yang
dipentingkan adalah pendidikan intelektual sedangkan belajar menurut para
ahli pendidikan modem merumuskan belajar adalah suatu bentuk
pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam
cara tingkah laku yang bam berkat pengalaman dan latihan. 12
Adapun definisi belajar menurut para tokoh diantaranya yaitu :
a. Menurut Gage ( 1984) berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses di
mana suatu organisasi bembah perilakunya sebagai akibat pengalaman.13
b. Menumt Hilgard dan Bower dalam bukunya “Teories of Learning”
(1975) mengemukakan : “belajar berhubungan dengan pembahan
tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan
oleh pengalamannya berulang-ulang dalam situasi itu, di mana
pembahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar
11 Drs. Wasty Soemanto, M. Pd, Op. Cit. him. 103.
12 Drs. H. Abu Ahmadi, Cara Belajar yang Mandiri dan Sukses, CV Aneka, Solo, 1993, him. 20. 13 Prof. Dr. Ratna Wilis Dahar, M. Sc, Teori-Teori Belajar, Erlangga, Jakarta, 1989, him. 11.
-kecenderungan respon pembawaan, kelelahan, pengaruh obat,
kematangan dan keadaan seseorang.” 14
c. Morgan dalam bukunya “Introction Psychology” mengemukakan,
“Belajar adalah setiap perubahan di dalam kepribadiannya yang telatif
menetapkan dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari
latihan atau pengalaman.” 15
Dari uraian definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah :
a. Proses tingkah laku, mengarah kepada yang lebih baik dari pada
sebelumnya.
b. Belajar ini terjadi melalui proses latihan dan pengalaman.
c. Tingkah laku mengalami perubahan dalam aspek kepribadian baik fisik
maupun psikis.
Firman Allah SWT Q. S. Azzumar ayat: 9
( ^ ^ JlIjIaiI J jTlmj (JS
Katakanlah : “Adakah sama orang yang mengetahui dengan orang yang
tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat
menerima pelajaran.” 16
Maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan suatu
masalah yang bersifat perenial dalam kehidupan manusia, karena manusia
14 Prof. Dr. H. Chalijah Hasan, Dimensi-dimensi Psikologi Pendidikan, A1 Ikhlas, Surabaya, 1994, him. 85.
15 Ibid. him. 86.
selalu mengejar prestasi sesuai dengan bidang dan kemampuan masing-
masing. Demikian halnya, kehadiran prestasi belajar dapat memberikan
kepuasan, khususnya manusia yang masih berada di bangku sekolah sebagai
lambang pemuasan hasrat rasa ingin tahu dan sebagai bahan informasi
dalam inovasi dalam pendidikan, maka dari itu prestasi belajar berguna
sebagai umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar
sehingga dapat menentukan apakah perlu mengadakan diagnosis dan
bimbingan kepada anak didik.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
\
Prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu
faktor yang berasal dari dirinya (internal) atau pun dari luar dirinya
(ekstemal) sehingga pengenalan guru terhadap faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar siswa sangat penting sekali.
Jadi faktor-faktor yang dimaksud meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Faktor yang berasal dari diri sendiri (internal)
1) . Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh. Yang dimaksudnya panca indera yang tidak berfungsi
sebagaimana mestinya, seperti mengalami sakit, cacat tubuh,
berfungsinya kelenjar tubuh yang membawa kelainan tingkah laku.
2) . Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh, terdiri atas :
-a) . Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial, yaitu kecerdasan
dan bakat serta faktor kecakapan nyata, yaitu prestasi yang
dimiliki.
b) . Faktor nonintelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu
seperti sikap, kebiasaan, minat kebutuhan, motivasi, emosi dan
penyesuaian diri.
3). Faktor kematangan fisik maupun psikis.
b. Faktor yang berasal dari luar diri (ekstemal)
1) . Faktor sosial yang terdiri atas :
a) . Lingkungan keluarga
b) . Lingkungan sekolah
c) . Lingkungan masyarakat
d) . Lingkungan kelompok
2) . Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan
kesenian.
3) . Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas dan fasilitas belajar.
4) . Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan.17
Demikianlah, beberapa faktor internal dan ekstemal yang mana
saling berinteraksi, baik itu secara langsung maupun tidak langsung, yang
dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, yang sangat penting sekali
17 Drs. Moh. Uzer Usman dan Dra. Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar,
untuk diperhatikan bagi siswa yang ingin berprestasi atau sukses didalam
belajamya.
3. Cara Meningkatkan Prestasi Belajar
Untuk meningkatkan prestasi belajar, melalui proses yaitu belajar
mengajar yang memungkinkan. Murid terangsang untuk ikut aktif
berpartisipasi didalamnya adalah proses belajar mengajar yang berorientasi
pada pendakatan cara belajar siswa aktif. Yang memiliki komponen-
komponen dasar yang menekankan. Pentingnya keterlibatan siswa secara
aktif baik secara fisik, mental, intelektual, emosional dan sosial dalam
keseluruhan proses belajar mengajar untuk memperoleh hasil yang optimal.
Di samping itu pendekatan ini memusatkan perhatian pada upaya
membangkitkan minat, semangat dan kreatifitas serta kemampuan peserta
didik untuk menemukan dan memecahkan masalah dengan upayanya sendiri
dan penuh tanggung jawab. Oleh karena itu para guru berperan sebagai
pemberi motivasi dan inspirasi yang dangat diperlukan oleh para siswa
dalam menemukan dan memecahkan masalah dengan kemampuannya
sendiri.
Maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi keterlibatan siswa,
maka semakin tergugah perhatiannya, keinginannya, semangatnya dan
motivasi didalam belajamya. Dengan bimbingan para guru maka akan
semakin optimal pula hasil belajamya, baik hasil belajar secara langsung
ataupun tidak langsung.
-Disamping siswa belajar di sekolah, di luar sekolah peserta didik
juga dianjurkan untuk belajar yang berguna untuk menunjang belajamya
sehingga memperoleh hasil yang optimal.
Untuk melancarkan belajar, dan meningkatkan prestasi belajar, maka
hal-hal dibawah ini perlu diperhatikan : 18
a. Hendaknya dibentuk kelompok belajar, karena dengan belajar bersama
peserta didik yang kurang paham dapat diberitahu oleh peserta didik
yang sudah faham dan peserta didik yang sudah faham karena
menerangkan kepada temannya menjadi lebih menguasai.
b. Semua pekeijaan dan latihan yang diberikan oleh guru hendaknya
dikerjakan segera dengan sebaik-bainya, ingat bahwa maksud dari guru
memberi tugas tersebut adalah untuk latihan ekspresi dan latihan
ekspresi adalah cara terbaik untuk menguasai ilmu.
c. Mengesampingkan perasaan negatif dalam membahas atau berdebat
mengenai suatu masalah atau pelajaran. Karena perasaan negatif dapat
menghambat ekspresi dan menghambat serta mengurangi kejemihan
pikiran.
d. Rajin membaca buku atau majalah yang bersangkutan dengan pelajaran.
Dengan banyak membaca, maka batas pandangan mengenai suatu
pelajaran akan tambah jauh dan luas.
e. Berusaha melengkapi dan merawat dengan baik alat-alat belajar. Walau
kelihatan soal sepele tetapi alat-alat yang tidak lengkap atau tidak baik
akan mengganggu belajar.
f. Selalu menjaga kesehatan agar dapat belajar dengan baik, tidur teratur,
makan bergizi serta cukup istirahat.
g. Waktu rekreasi gunakan sebaik-baiknya, terutama untuk menghilangkan
kelelahan.
h. Untuk mempersiapkan dan mengikuti ujian haras melakukan persiapan
minimal seminggu sebelum ujian berlangsung. Dalam hal ini antara lain
perlu disiapkan:
1) . Persiapan yang matang untuk menguasai isi pelajaran.
2) . Mengenal jenis pertanyaan tes yang akan ditanyakan.
3) . Berlatih untuk mengkombinasikan isi dan bentuk tes.
Dengan memperhatikan hal-hal diatas tadi, siswa diharapkan dapat
menumbuhkan motivasi dalam belajar serta memiliki sikap tanggung jawab
didalam belajamya. Karena belajar adalah kewajiban mereka untuk
memperoleh prestasi yang setinggi-tingginya untuk menggapai angan
beserta cita-cita yang diinginkan bagi masa depannya.
C .l. HUBUNGANINTELEGENSI DENGAN PRESTASI BELAJAR
Intelegensi adalah untuk menganalisa sejauh mana kemampuan
individu dapat berhasil dalam kegiatan akademis di sekolah. Dengan
pertimbangan dari beberapa variabel-variabel diantaranya yaitu : motivasi
-anak, kesehatan, keadaan keluarga dan kesempatan dari lingkuangan, apabila
seseorang yang ingin berprestasi atau berhasil di dalam akademis di sekolah,
selain mempunyai taraf intelegensi yang cukup tentu pula memperhatikan
variabel-variabel di atas.19
Orang mengira dan berpendapat bahwa kerendahan hasil pretasi belajar
anak di sekolah disebabkan karena kerendahan dari segi intelegensinya.
Pendapat demikian tidak seluruhnya benar. Sehingga keadaan itu tidaklah
mutlak. Dengan demikian maka kerendahan prestasi belajar dapat disebabakan
karena faktor lain, salah satu sebab adalah kurang tepatnya cara atau teknik
belajamya. Sehingga dengan demikian tidaklah pada tempatnya memandang
secara aprioris bahwa kerendahan prestasi belajar disebabkan karena
kerendahan intelegensi.20
Maka dengan demikian orang yang memiliki intelegensi yang tinggi
memang sangat mempengaruhi prestasi belajar tapi tidak secara keseluruhan.
Karena disamping intelegensi masih ada faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar seperti kecerdasan emosional dan spiritual siswa. Karena prestasi itu
sendiri harus ada keseimbangan antara intelegensi atau ingatan, usaha dan doa
(ikhtiar) yang dimiliki oleh siswa yang ingin berprestasi dalam belajamya.
Untuk lebih jelasnya maka kita harus mengetahui apa itu kecerdasan
emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) maka tidak ada salahnya kalau
19 Drs. A. A. Anwar Prabu Mangku Negara, Perkembangan Intelegensi Anak dan Pengukuran IQ-nya, Angkasa, Bandung, 1993, him. 50.
kita mengetahui pengertian EQ (kecerdasan emosional) dan SQ (kecerdasan
Spiritual)
2.1. Pengertian kecerdasan emosi
Kecerdasan emosi adalah suatu keadaan perasaan yang kompleks
yang disertai karakteristik kegiatan kelenjar dan matoris. Menurud Sarsito
Wirawan Surwono berpendapat bahwa emosi merupakan “Setiap keadaan
pada diri seseorang yang disertai wama efektif baik pada tingkat lemah
i
atau pada tingkat yang luas (mendalam).
Emosi berperan penting juga untuk memperoleh prestasi belajar,
karena didalam belajar juga membutuhkan emosi pada seseorang atau
siswa didalam keadaan apapun seperti halnya pada waktu saat siswa
mengalami kesulitan dan bagi siswa yang memiliki kecerdasan emosional
mereka akan dapat mengatasi masalah tersebut yaitu dengan sifat sabar
dan terus berusaha memecahkan kesulitan belajar tersebut.
2.2. Ciri-ciri Kecerdasan emosi
Emosi adalah sebagai suatu peristiwa spikologis. Yang memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
• Lebih bersifat subjektif dari pada peristiwa psikologis lainnya seperti,
pengamatan dan berfikir.
• Bersifat fluktuatif (tidak tetap)
• Banyak menyangkut paut dengan peristiwa pengenalan panca indera.21 22
21 Or. H. Syamsu Yusuf LN., M. Pd,. Op. Cit. him. 115. 22 Ibid. him. 116.
-Menjelaskan dari ciri-ciri kecerdasan emosi di atas maka dapat juga
bahwa kecerdasan emosi dibedakan menjadi emosi anak dengan emosi
orang dewasa. Tingkatan emosi pada anak dijelaskan sebagai berikut:
Emosi anak : tingkat emosinya berlangsung singkat dan berakhimya pun
secara tiba-tiba.
: tingkat emosinya terbilang lebih kuat.
: emosi pada anak bersifat sementara
: emosi pada anak lebih sering teijadi
: emosi pada anak dapat terlihat dengan jelas melalui sikap
tingkah lakunya.
Dan tingkatan emosi bagi orang tua / orang dewasa dapat
dijelaskan sebagai berikut:
: tingkat emosionalnya dan berakhir dengan lambat.
: tingkat emosinya agak melemah
: lebih mendalam dan lama
: emosi pada orang dewasa jarang teijadi
: emosi pada orang dewasa sulit untuk ketahui karena mereka
lebih pintar / pandai menyembunyikannya.
Dari ciri-ciri pada emosional diatas yang kemudian didiskripsikan
dengan gambaran pada sifat pada emosi anak dan juga emosi pada orang
2.3. Pengelompokan Emosi
Emosi dikelompokkan ke dalam dua bagian yaitu emosi sensoris
dan emosi kejiwaan (psikis)
a. Emosi sensoris, yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dari
luar terhadap tubuh, seperti rasa dingin, rasa lapar dan kenyang.
b. Emosi psikis, yaitu emosi yang mempunyai alasan-alasan kejiwaan
seperti perasaan intelektual, sosial, susila, keindahan dan ketuhanan.
Dari pengelompokan emosi tersebut di atas maka pengelompokan
ekonomi yang terbentuk dari rangsangan dari luar dan juga pada kejiwaan
seseorang.
2.4. Pengertian Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan spiritual adalah kemampuan pada seseorang dalam hal
mengamalkan dan menguasai di dalam ajar an agamanya.
Di dalam belajar agar siswa memperoleh prestasi maka kecerdasan
spiritual itu juga sangat mendukung. Karena pada dasamya manusia adalah
mahkluk Allah SWT yang memiliki kelebihan diantara mahkluk lainnya,
yaitu di anugerahi fitrah (perasaan dan kemampuan) dengan kata lain
manusia di karuniai insting religius, sehingga manusia disebut sebagai
mahkluk yang beragama dan berketuhanan. Maka dari itu kecerdasan
spiritual juga berperan dalam prestasi belajar seperti dengan berdoa sesuai
dengan hajatnya. Karena pada dasamya Allah mencintai dan akan selalu 23
23 Ibid. him. 117.
-membantu umatnya yang ada dijalanNya dan menjauhi segala
larangannya.
Jiwa beragama atau kesadaran beragama merujuk kepada aspek
rohani individu yang berkaitan dengan keimanan kepada Allah yang
direfleksikan ke dalam peribadatan kepadanya baik bersifat hablum
minallah dan hablum minannas.
2.5. Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual
Perkembangan beragama seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor
yaitu internal dan ekstemal.
1. Faktor Pembawaan (Internal)
Pada dasamya manusia memiliki fitroh (pembawaan) dan
beragama (homo religius). Setiap manusia yang lahir ke dunia ini baik
yang masih primitif atau modem baik yang lahir dari orang tua yang
saleh atau jahat, pada dasamya fitrah didalam beragama ada yang
berjalan secara alamiah tetapi ada juga yang mendapat bimbingan dari
rosul.24 Firman Allah SWT Q.S Ar. Rum : 30
W i . ' o . w j u
-031 & yLa liik p j 'jii ^
j ji ii
v p»
uji
j
k
t
A
b P ai i ^
“Maka hadapkan wajahmu dengan lurus kepada agama. Fitrah Allah
yang menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perbedaan 24
pada fitrah Allah. Itulah agama lurus, tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahui. ” (Q.S Ar Rum : 30) 25
Dari kenyataan di atas menunjukkan bahwa manusia itu
mempunyai fitrah untuk mempercayai suatu zat yang memiliki
kekuatan yaitu Allah.
2. Faktor Lingkungan (Ekstemal)
Faktor pembawaan atau fitrah beragama merupakan potensi
yang memiliki kecenderungan untuk berkembang. Namun
perkembangan itu tidak akan teijadi kalau tidak ada faktor luar
(ekstemal) yang memberikan rangsangan yang memungkinkan fitrah
itu berkembang. Karena lingkungan adalah dimana individu itu hidup
seperti keluarga, sekolah dan juga masyarakat.
Sebagaimana di lingkungan keluarga, orang yang
mengarahkan dan membina anak terhadap ajar an agama yang pertama
adalah orang itu karena orang tua dianggap sebagai publik figur pada
anak sedang di sekolah adalah para guru khususnya gum yang
mengampu pelajaran agama Islam karena dialah yang mendalami dan
memahami ilmu-ilmu tentang agama Islam. Dan pada lingkungan
masyarakat dimana teijadinya interaksi sosial dan sosiokultural yang
mempengaruhi terhadap fitrah perkembangan beragama.
25 Departemen RI., Op. Cit. him ...
-3. PERBANDINGAN ANTARA IQ, EQ, DAN SQ
Bila kita mau memahami lebih dalam antara IQ, EQ dan SQ
sangatlah mengalami perbedaan dari ketiganyapun sebenamya sudah ada
dalam diri semua manusia. Kecerdasan kognitif mengacu kepada
kemampuan kita kedalam berkonsentrasi dan merencanakan, mengelola
bahan menggunakan kata-kata dan memaknainya. Pada dasamya IQ itu
ada patokannya (terparok). Karena IQ mencapai puncaknya saat siswa usia
dewasa dan mulai menurun ketika sudah tua sedangkan untuk EQ dan SQ
bersifat tetap.
Kalau didalam IQ kecenderungan pada penumpukan memori
faktual dan untuk EQ lebih mengarah pada fenomena didalam diri
manusia sedangkan untuk SQ mengarah kepada aktualisasi pada fitrah.
Dari pemahaman diatas dapat digambarkan bahwa IQ diibaratkan
seekor kuda tunggang sedang EQ diibaratkan penunggangnya. Tapi itu
semua belum cukup untuk mencapai kebahagiaan sejati maka perlu adanya
SQ (kecerdasan spiritual). Karena SQ adalah pemahaman (ma’rifat)
tentang inti kedirian manusia itu sendiri yang pada muaranya menjadi
ma’rifat kepada Allah SWT. Sementara ma’rifat kepada Allah SWT.
dalam perspektif Islam dinyatakan sebagai puncaknya ilmu. 26 Harus
disadari pula bahwa untuk meraih kecerdasan spiritual, seseorang tidak
bisa kecuali harus juga memiliki IQ dan EQ yang tinggi.
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. GAMBARAN UMUM SMA N 1 BRINGIN
1. SEJARAH DAN LETAK GEOGRAFIS
SMU N 1 Bringin didirikan oleh Pemerintah Kabupaten Daerah
Tingkat II Semarang yang mana diresmikan pada hari Rabu, tanggal 22 Mei
1991 oleh Pembantu Gubemur Jawa Tengah wilayah Semarang yaitu Bpk.
Soetomo.
Sekolah ini didirikan karena pada waktu itu belum ada sekolah
khususnya SMU Negeri, di wilayah tersebut sehingga para siswa yang ingin
bersekolah Negeri, harus di Kotamadya Salatiga, maka dari itu dari
Pemerintah daerah tingkat II Semarang dengan izin dari masyarakat sekitar
maka sekolah SMU N 1 Bringin didirikan dengan tujuan dapat
meningkatkan mutu dibidang pendidikaii di wilayah Brihgin pada
khususnya. Sekolah SMU N 1 Bringin di bawah lindungan Sisdiknas
Kabupaten Semarang. Sekolah SMU N 1 Bringin lebih dikenal masyarakat
sekitar dengan sebutan SMU GL yang berarti SMU yang lokasinya dekat
dari Goa yang disebut dengan Goa Landak.
SMU N 1 Bringin ini terletak ± 400 M dari pusat pembelanjaan di
kecamatan dan masuk dari jalan raya ± 200 M yang mana keberadaannya di
pertengahan rumah-rumah penduduk sekitar dan juga persawahan.
-SMU tersebut menghadap ke arah Utara dan di sebelah Timur
digunakan untuk kantor kepala sekolah, BP dan ruang guru dan yang
lainnya, dan di sebelah kantor dan ruang guru terdapat Musola sedangkan
ruang kelas berada di sebelah selatan, ruang kelas di SMU N 1 Bringin
berbentuk leter U, yang mana di tengah ruang kelas dan ruang guru terdapat
lapangan upacara. SMU N 1 Bringin letaknya berdekatan dengan sebuah
desa yang dinamakan desa Jijito dan juga pesantren yang berada di
lingkungan desa Jijito.
2. VISIDANMISI
Untuk meningkatkan mutu pendidikan pada suatu sekolah perlu
adanya Misi dan Visi ke depan, halnya SMU N 1 Bringin juga memiliki misi
dan visi ke depannya yaitu :
Visi : Unggul dalam prestasi luhur dalam budi pekerti.
Misi : menumbuhkembangkan penghayatan dan pengalaman
pendidikan agama sehingga terwujud insan luhur budi
pekerti.
: meningkatkan prestasi akademik maupun non akademik.
: memberikan pelayanan prima kepada seluruh warga
sekolah.
: menyiapkan peserta didik untuk memiliki pengetahuan ke
jenjang study lanjut.
: menumbuhkan semangat keunggulan kepada warga
sekolah.
: menyediakan sarana pembelajaran yang memadai.
3. SARANA DAN PRASARANA
Guna menunjang proses belajar-mengajar perlu adanya sarana
prasarana dan sarana prasarana yang dimiliki oleh SMU N 1 Bringin sudah
cukup lengkap diantaranya:
Tabel I. Sarana Prasarana
- Ruang kepala sekolah - Lep komputer + Komputer
- Ruang guru (24 Unit)
- Ruang kelas - Lep olah raga + alat olah raga
- Ruang TU (lengkap)
- Musola - Lep IPA dan alatnya (lengkap)
- Meja / kursi siswa - Multimedia
- Meja / kursi guru - Perpustakaan
- Kamar mandi / WC - Ruang ketrampilan (tata busana, tata
boga, otomotif dan PHP).
Di samping tersebut di atas masih banyak sarana dan prasarana
masih banyak sarana pengajaran, perkantoran dan olahraga.
4. KEADAAN SISWA
Jumlah siswa SMU N 1 Bringin beijumlah 566 siswa, yang terdiri
dari 336 Putri dan 230 Putra untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut:
-Tabel II.
Sumber data : Hasil Interview dengan bagian kesiswaan.
5. KEADAAN GURU
Keadaan guru SMU N 1 Bringin beijumlah 34 Orang. Berikut ini
Tabel III.
2. Endang Hartini, Dra Guru ekonomi SI / A. IV
3. M. Z. Makarim, Drs Guru Pendidikan Agama Islam
SI / A. IV
4. Agus Warsito, S. Pd Guru Geografi, Antropologi SI / A. IV
5. Budihaijo, M. Pd Guru Penjaskes S2
6. Mumi, S. Pd Guru Bahasa Indonesia SI / A. IV
7. Kistiyani, S. Pd Guru Sosiologi SI / A. IV
8. Tri Indarwati, S. Pd Guru Bimbingan Konseling (BK)
S I/ A. IV
9. Rini Hartatik, S. Pd Guru Ekonomi SI / A. IV
10. Sumini, Dra Guru Bahasa Indonesia SI / A. IV
11. Endardiyono, S. Pd Guru Fisika S I/ A. IV
12. Adi Pramono, S. Pd Guru Kimia S I/ A. IV
13. Paryanto, S. Pd Guru Matematika SI / A. IV
14. Muslih, S. Pd Guru PPKn SI / A. IV
15. Sri Pujiastuti, S. Pd Guru Biologi, Ketrampilan PHP
S I/ A. IV
16. Riningsih, S. Pd Guru Bimbingan Konseling (B K )
SI / A. IV . .
17. Khofid, S. Pd Guru Matematika SI / A. IV
26. Yusnita Ariyansyah, S. Pd Guru Bahasa Inggris SI / A. IV 27. Dwi Lestariningsih, Dra Guru Tata Negara,
Ketrampilan
SI / A. IV
28. Moris Natangku Gum P. A. Kristen D ill
29. Titik Setiorini, S. Pd Gum Sejarah S I/ A. IV
30. Erwin Tri Septian, S. Pd GuruTIK SI / A. IV
31. Dwi Setya Asih Gum Penjaskes SI / A. IV
32. Sumamo, S. Pd Gum Geografi, Sosiologi S I/ A. IV 33. Anisa Fitriana, S. Pd Gum Bhs. Inggris S I/ A. IV
34. Slamet Ngationo Gum Bhs. Jawa D ill/A . Ill
Dokumen : SMU N 1 Bringin
Jumlah pengajamya sudah dapat dikatakan cukup banyak untuk
memajukan SMU N 1 Bringin karena pengajamya lulusan Pendidikan
Tinggi dan sebagian besar sudah menjadi pegawai Negeri Sipil.
6. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi dalam lembaga pendidikan mempunyai peran
yang sangat penting, dengan adanya struktur organisasi akan mengerti tugas
dan tanggung jawab dari masing-masing komponen tersebut tersusun atas
suatu kesatuan yang saling membantu dan saling menopang.
Waka Ur. Prasarana : Adi Pramono
Waka Ur. ; Mumi, S. Pd.
Wali Kelas X.l : Y. Bangun W.
X.2 : Budi Sutopo
X.3 : Endardiyono
X.4 : Sumini
X.5 : Emi. Y.
XIIPA1 : Murdiyono
X IIPA 2 : E. Anatasia
XI. IPS 1 : Listiyani
XI. IPS 2 : Budihajjo
XI IPS 3 : Dolah Joko W.
XIIIPA : WahyuH.
XII IPS 1 : Agus W.
XII IPS 2 : Dwi L.
XII IPS 3 : M. Z. Makarim
Koordinator BK : Tri I., S. Pd.
Guru-guru
Siswa-siswa
-40-7. KEGIATAN SISWA / EKSTRA KURIKULER
Kegiatan ini sebagai wahana untuk mengisi waktu luang para siswa
dimana kegiatan tersebut dilaksanakan pada waktu sore hari, sehabis pulang
sekolah. Kegiatan ini digolongkan menjadi dua golongan yaitu kegiatan
yang diwajibkan di sekolah dan tidak diantaranya yaitu .
Ekstra kurikuler yang diwajibkan : Pramuka
Tidak diwajibkan : Olah Raga ( Voli + Sepak Bola)
: Beladiri / Karate
: Paskibra
: Kesenian ( Tari dan Teater)
: BTA
Dengan adanya ekstra kurikuler tersebut diharapkan siswa dapat
mengisi waktu luang dengan hal-hal yang bermanfaat.
8. PENYAJIAN DATA
1. a. Keadaan umum responden
Untuk mengetahui objek penelitian secara jelas, perlu adanya
penjelasan yang berkenaan dengan responden secara langsung.
Sebelum penulis melaporkan hasil penelitian dan nama
responden, penulis mengumpulkan data ini menggunakan angket,
dengan cara menyebarkan langsung kepada responden.
Responden sebagai sample penelitian ini adalah kelas 3 SMU
3 kelas IPS yang mana mengambil IQ siswa mulai dari yang tertinggi
sampai yang terendah, yaitu :
Cerdas (115-129) : 40 siswa / i
Rata-rata (+) (100-114) : siswa / i
Rata-rata (-) ( 85- 99) : siswa / i
Sehingga jumlah keseluruhan responden sebanyak 40 siswa
masing-masing terdiri dari (satu) 1 item pertanyaan terdiri dari 3
altematif jawaban dengan kode A, B dan C dengan bobot 3, 2 dan 1.
Sedang uintuk mengetahui nilai kuantitatif diperoleh dengan
cara menjumlah skor jawaban dari masing-masing altematif.
B. DAFTAR TENTANG IQ DAN PRESTASIBELAJAR DISEKOLAH
TABELIV
DATA TINGKAT IQ SISWA KELAS III SMU N 1 BMNGIN TAHUN AJARAN 2005 / 2006
No. No.
Responden Nama Kelas IU Kategori
1. 1 Joko Tri Kuncoro 3 IPA 122 Cerdas
2. 2 Kamanto 3 IPA 122 Cerdas
3. 3 Khoirul Umami 3 IPA 126 Cerdas
4. 4 Yasir 3 IPA 122 Cerdas
5. 5 Sunaryati 3 IPA 122 Cerdas
6. 6 Ami Pambudi 3 IPA 122 Cerdas
7. 7 Danang W. S. 3 IPA 125 Cerdas
8. 8 Dian Hafid Candra S. 3 IPA 122 Cerdas
9. 9 ArifS. 3 IPA 122 Cerdas
10. 10 Dwi Ujianto Putro 3 IPA 120 Cerdas
11. 11 Heraningrum IPS 1 116 Cerdas
12. 12 Hamdan A. IPS 1 116 Cerdas
-13. 13 Yuliatik IPS 1 116 Cerdas
14. 14 Adhe C. 11. IPS 1 116 Cerdas
15. 15 Danang A. IPS 1 119 Cerdas
16. 16 Nita Utami IPS 1 119 Cerdas
17. 17 Jumanto IPS 1 119 Cerdas
18. 18 Vanny N. IPS 1 120 Cerdas
19. 19 Agus Irham IPS 1 120 Cerdas
20. 20 TriS. IPS 1 126 Cerdas
21. 21 Novian Tri S. IPS 2 115 Cerdas
22. 22 Ike Yuliana IPS 2 115 Cerdas
23. 23 St. Muawanah IPS 2 115 Cerdas
24. 24 Umi Sa’adah IPS 2 120 Cerdas
25. 25 Sriyono IPS 2 120 Cerdas
26. 26 Sidiq S. IPS 2 119 Cerdas
27. 27 Riyan Adhitiya IPS 2 119 Cerdas
28. 28 Eko Bagus IPS 2 119 Cerdas
29. 29 Yusri Sofar IPS 2 116 Cerdas
30. 30 Eko Darmanto IPS 2 116 Cerdas
31. 31 Nur Hidayah IPS 3 115 Cerdas
32. 32 Puput Puji Lestari IPS 3 115 Cerdas
33. 33 Elly P. IPS 3 116 Cerdas
34. 34 Sendhi P. W. IPS 3 116 Cerdas
35. 35 Duwi Sembodo IPS 3 116 Cerdas
36. 36 Kholid Abidin IPS 3 120 Cerdas
37. 37 Muijiyo IPS 3 122 Cerdas
38. 38 Ari Setiyanti IPS 3 120 Cerdas
39. 39 Rohani Ningsih IPS 3 120 Cerdas
40. 40 Tutik Sulasyani IPS 3 120 Cerdas
Data yang tersaji di atas, diambil berdasarkan hasil tes bimbingan belajar
yang diselenggarakan oleh Yayasan Jasa Bina Asih Yogya pada siswa / 1 kelas III
SMU N 1 Bringin. Kab Semarang pada tanggal 17 April 2005 dengan nomor :
2. a. Keadaan umum responden pada prestasi belajar
Di sini penulis memaparkan hasil penelitian melalui pengumpulan
data, menggunakan angket dengan cara menyebarkan secara langsung
kepada responden.
Sampel penelitian ini adalah responden pada siswa kelas 3 SMA N
I Bringin. Kabupaten Semarang yan terdiri dari 40 responden yang terdiri
dari 19 item soal yang terdiri dari 3 altematif jawaban dengan kode A, B
dan C dengan bobot 3,2, dan 1 yang terdiri dari 3 kategori:
9 1 -1 1 7 : tinggi
5 2 -7 8 : sedang
0 - 5 2 : kurang
TABEL V
DATA PRESTASI BELAJAR BERDASARKAN JUMLAH NILAI
RAPOR SEMESTER 2 PADA KELAS II TAHUN AJARAN 2004 / 2005
No. No.
Responden Nama
Jumlah Nilai Semester 11
1. 1 Joko Tri Kuncoro 94
2. 2 Kamanto 88
10. 10 Dwi Ujianto Putro 83
-11. 11 Heraningrum 96
32. 32 Puput Puji Lestari 81
Untuk mengetahui nominasi nilai semester 2 secara idealnya, tinggi
dan rendahnya pada prestasi belajar siswa dapat dilihat dari penentuan
range interval berikut:
/ = ( * /- x r ) + \
K
(
97
-78
) + !3
/ - 19 + 1
3
3
=
6,66
=7
Keterangan
I = interval ideal
I I = jumlah nilai tertinggi ideal
1 r = jumlah nilai terendah
TABEL VI
INTERVAL PRESTASI BELAJAR
No. Interval Frekuensi Nominasi Kategori
1. 94-101 3 A Tinggi
2. 8 6 -9 3 12 B Sedang
3. 78-85 25 C Rendah
-I
Dengan demikian dapat diketahui:
a. Untuk prestasi belajar yang termasuk kategori tinggi mendapat jumlah
nilai antara : 94 - 101 sebanyak 3 siswa.
b. Untuk prestasi belajar yang termasuk kategori sedang mendapat jumlah
nilai antara 86 - 93 sebanyak 12 siswa.
c. Untuk prestasi belajar yang termasuk kategori rendah mendapat jumlah
BAB IV
ANALISIS DATA
Dari hasil penelitian dan penyebaran angket yang terkumpul, langkah
selanjutnya adalah mengklasifikasikan data sesuai dengan tujuan penelitian yang
tercantum di bawah ini.
1. Untuk mengetahui tingkat IQ siswa.
2. Untuk mengetahui tingkat prestasi belajar siswa.
3. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat IQ terhadap prestasi belajar.
Dari ketiga tujuan penelitian di atas, penulis menganalisa tujuan pertama dan
kedua dengan rumus prosentase dan poduct moment sebagai berikut:
P = — x 100% N
Keterangan: P : Prosentase
F : Frekuensi
N : Jumlah responden
A. ANALISA PERTAMA
Pada analisa pertama penulis sajikan tabel untuk mengetahui prosentase
dari tujuan pertama, yaitu untuk mengetahui tingkat IQ siswa dengan volume
yang telah dipaparkan dalam bab III.
-TABEL VII
FREKUENSI PROSENTASE TENTANG IQ SISWA
No Kategori Interval Frekuensi Prosentase
1. Cerdas 115-129 40 100 %
2. Rata-rata ( + ) 100-114 0 0 %
3. Rata-rata 8 5 - 99 0 0 %
N=3 Jumlah 40 100 %
Adapun langkah dalam analisis ini adalah :
1. Mencari individu yang tergolong mempunyai tingkat dari tabel di atas
tentang IQ siswa yaitu :
a. Cerdas ( kategori A ) mencapai 40 orang
b. Rata-rata + ( kategori B ) mencapai 0 orang.
c. Rata-rata ( kategori C ) mencapai 0 orang.
2. Mencari prosentase masing-masing kategori
40
a. KategonA : — xl 00% : 100% 40
b. Kategori B : — xl00% : 0% 0
c. Kategori C : — xl00% : 0% 0
Jadi dapat diketahui bahwa variasi tingkat IQ siswa ada 3 kategori, yang
pertama kategori cerdas ada 100 %, yang kedua Rata-rata ( + ) ada 0 % dan
untuk ketegori yang ketiga yaitu Rata-rata, dengan prosentase 0 %. Jadi IQ siswa