• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sbook by vodo weblog http:vodozom.wordpress.com

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sbook by vodo weblog http:vodozom.wordpress.com"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

Sbook by vodo weblog http://vodozom.wordpress.com

Perpustakaan Nasional : "Catalog Oalam Terbitan DR. ABDURRAHMAN 'UMAIRAH

THE GREAT KNIGHT Kesatria Pilihan di Sekitar RasuluUah.-Jaka t Publishing, 2006 a: Embun

448 him. : 15 x 23.5 cm. ISBN : 979-26-4705-8

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Di larang mengutip, memperbanyak, dan meneq'emahkan sebagian atau sel buku ini tanpa izin tertulis penerbit urun lsi

Sanksi Pelanggaran Pasal 44:

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1987 tentang perubahan atas undang-undana 6 tahun 1982 tentang hak cipta 9 normor

Judul Asli :

FURSAN MIN MADRASATIN NUBUWWAH Penulis :

(2)

BADRUDDIN * MUHYIDDIN, LC Editor : ABDUL HAKIM, S.Hum.

Design, Ilustrasi & Perwajahan isi: Tim Embun

JL Benda Atas No. 37 B Cilandak Timur Jakarta Selatan Phone; 62-21 70762735. Fax. 62-21 78844983 . e-mail:embunpublishing@telkorn.net

embunpublishing@plasa.com.

ISBN: 979-26-4705-8 Cetakan pertama: April 2006 Dengan Noma Allah Yang Maha Pengasih

Lagi Maha Penyayang Segala puji Bagi Allah, Tuhan Semesta Alam Yang Maha

Pengasih Lagi Maha Penyayang Yang Menguasai Hari Kemudian Hanya Kepada-Mu Kami Beribadah Dan Hanya Kepada-Mu Kami Mohon Pertolongan Tunjukanlah Kepada Kami Jalan Yang lurus Yaitu Jalan Orang-Orang Yang Engkau Beri Nikmat, Bukan Jalan Orang Yang Dibenci Dan Tersesat.

PENDAHULUAN

Dalam Kitab Sua Al-Qur'an, Allah swt. bersumpah dengan suara

kuda dan rigkikannya, kuku-kuku kuda yang memercikkan api, dan kuda yang

dipersiapkan untuk berperang, karenakuda adalah alat untuk berperang, pelindung bagi kesatria dan kebanggaan bagi pemenang. Allah menegaskan dalam firman-Nya, "Dan siapkanlah kekuatan yang kamu miliki dan kuda-kuda perang untuk menghadapi musuh, satu kekuatan yang dapat menggentarkan

musuh Allah dan musuhmu." (al-Anfaal [8]: 60)

Umat yang mengetahui penggunaan besi sebagai peralatan perang, yaitu besi yang diisyaratkan Allah dalam firman-Nya,

"Dan Kami ciptakan besi yang memiliki kekuatan dahsyat." (al-Hadiid [57]: 25), tidak akan mengenal lari dari medan perang.

Umat yang dapat menerbangkan debu-debu di waktu sahur pasti dapat mengalahkan musuh-musuhnya. Ibnu Abbas mengomentari "strategi" peperangan yang dilakukan oleh para sahabat Nabi Muhammad saw., "Bila para sahabat Nabi akan berjihad, mereka melakukan gerilya di malam hari dan menyerang musuh sebelum terbit fajar tatkala musuh sedang lalai."

Allah swt. menggambarkan apa yang menimpa mereka, orang-orang yang malas, dalam firman-Nya,

"Bila azab Allah turun di halaman rumah mereka, amat buruklah pagi yang dialami bagi orang-orang yang telah diberi peringatan." (ash-Shaaffat[37]: 177)

Pagi menjadi pagi yang buruk bagi mereka karena mereka tidak berada di jalan para pejuang, tidak berakhlak dengan akhlak Al-Qur'an, dan bukan orang-orang yang dibimbing di madrasah

kenabian.

Sementara itu, salah seorang di antara para sahabat Nabi Muhammad saw. (Khalid bin al-Walid) berkata di akhir hayatnya, "Tidak ada malam yang lebih aku sukai, tatkala aku berbulan madu dengan istriku atau aku bercengkrama dengan anak-anakku, dibandingkan dengan gelapnya malam dalam sebuah kancah pertempuran bersama para Muhajirin yang menyerukan perang."

1 'Abqnrtyyatu Khalid, Prof. Abbas Mahmud al-'Aqqaad.

Allah swt. menyebutkan mereka dalam firman-Nya, "Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Di pengujung malam mereka memohon ampun kepada Allah swt." (adz-Dzaariyaat [51. 17-18)

Mereka selalu bermunajat kepada Allah. Tidak sedikit pun waktu yang terlewatkan dari mengingat Allah. Mereka tidak suka melalaikan perintah-Nya, dan senantiasa siap memenuhi panggilan-Nya untuk menghalau musuh-musuh agama Allah,

(3)

pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman." (ash-Shaff [61]: 10-13)

Mendengar seruan tersebut para sahabat Nabi menyambutnya dengan gegap gempita. Mereka yakin bahwa cara ini merupakan jalan menuju kemenangan. Sambutan seperti itu hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang memiliki keimanan yang mendalam dan jiwa berkorban untuk berjuang di jalan Allah. Berjuang dengan jiwa, raga, dan harta.

Keimanan yang mendalam tidak akan tertanam kecuali karena keyakinan yang dimiliki para sahabat Nabi Muhammad saw., hingga terbuka kehidupan dunia bagi mereka. Mereka tersebar keempat penjuru angin dan menjadikanbumi sebagai pijakannya. Sebagian ahli sejarah mengatakan, "Mereka itu adalah para pejuang umat Muhammad."

Para pengikut setia Nabi saw. yang telah dididik dan dibina langsung dengan Kitab Allah. Mereka menempati posisinya masing-masing, seolah-olah diciptakan untuk itu dan selalu menunggu perintah; bagaikan benda mati yang hidup karena hujan; seperti orang mati kemudian hidup dan menyebarluaskan ilmunya; juga seperti orang buta yang tidak dapat melihat kemudian menjadi panglima perang yang gagah berani. Allah berfirman,

"Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan

ditengah-tengah masyarakat manusia, serupa

dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekatt-kali tidak dapat keluar daripadanya." (al-An'aam [6]: 122)

Dari generasi pilihan ini terdptalah generasi pejuang yang gagah berani. Generasi yang diharapkan dapat memberantas Ateisme, kemusyrikan, kesia-siaan, kelompok gay, dan free sex (seks bebas). Umat ini mendidik generasi mudanya untuk selalu waspada dan selalu siap berjuang di jalan Allah dan tidak mau tunduk kepada tuhan yang lain, selain Tuhan yang Maha Esa.

ISLAM MEMBENTUK UMAT JIHAD

Dari generasi pilihan inilah Rasulullah saw. membentuk umat jihad, generasi yang gagah berani. Beliau membentuk mereka sebagai generasi yang siap berjuang dan mengajarkan kepada mereka tentang strategi berperang serta sebab-sebab

mendapatkan

kemenangan. Allah berfirman,

"Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang shalat besertamu) sujud (telah me-nyempurnakan seraka'at), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum bershalat, lalu bershalatlah mereka denganmu, dan

hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata. Orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus. Dan tidak ada dosa atasmu meletakkan senjata-senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan karena hujan atau karena karena kamu memang sakit; dan siap siagalah kamu. Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir itu." (an-Nisaa [4]: 102)

"Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang.." (al-Anfaal [8]: 60)

Beliau menyiapkan jiwa mereka sebagai pejuang. Allah berfirman,

"Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami.." (at-Taubah [9]: 51)

"Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya..." (Ali Imraan [3]: 145)

(4)

penggallah kepala-kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka." (al-Anfaal [8]: 12)

Kemenangan tidak tergantung pada kekuatan pedang atau senjata, ketangguhan prajurit, dan kekuatan benteng pertahanan. Semuanya itu hanya merupakan unsur yang harus dipenuhi dalam medan pertempuran dan tidak boleh diabaikan sedikit pun. Penyebab kemenangan dan tidak tercapainya kemenangan bukan hanya dengan ibadah, kekuatan spiritual, dan kekuatan perorangan meskipun seorang Rasul, terlebih bukan seorang Rasul. Sebab, kemenangan yang hakiki itu datangnya dari Allah swt.

Terkadang, kekuatan pasukan Islam lemah dan kurang siap untuk berperang, namun mereka mendapat kemenangan yang gemilang, sebagaimana firman Allah,

"Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertaqwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya." (Ali Imraan [3): 123)

Dan, bisa jadi jurnlah pasukan Islam banyak dan siap untuk berperang, namun mereka kalah dan lari tunggang-langgang, sebagaimana firman Allah,

"Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai orang-orang mukminin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu ketika kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlahmu,maka jurnlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dan bercerai-berai." (at-Taubah [9]: 25) Jika kemenangan hakiki datangnya dari Allah, mengapa jihad harus dihentikan? Padahal, negara Islam dijajah dan kita hidup dalam ketakutan. Mengapa kita takut, takut mati? Mengapa umat Islam mencintai kehidupan dunia padahal Al-Qur'an mengatakan,

"Barangsiapa yang berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh

kemenangan maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar." (an-Nisaa* [4]: 74)

Ayat tersebut mendahulukan kematian, karena umat Islam tidak suka hidup berlama-lama di dunia dan tidak terlalu cinta dengan kehidupan dunia. Mereka hanya menginginkan kejayaan agama Islam atau mati syahid karena membela agama. Bila mereka keluar untuk berjihad, maka yang terbayang di benak mereka ialah menang atau mati syahid karena mereka tidak suka berlama-lama di dunia.

Untuk itu, utusan Rasul yang datang ke kerajaan Persia menuturkan, "Kami datang menghadapmu dengan pasukan yang mencintai kematian seperti kamu mencintai

kehidupan."

Jika hakikat kemenangan datang dari Allah, maka kekalahan itu akibat kecerobohan manusia dan jauhnya mereka dari Allah, juga karena dosa umat Islam. Allah berfirman,

"Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan

oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)." (asy-Syuura [42]: 30)

Dengan pemahaman tersebut, muncullah generasi bangsa Arab yang siangnya bagaikan prajurit gagah berani dan malamnya

bagaikan para biarawan. Generasi yang menyebarkan rasa aman setelah ketakutan dan cahaya kebenaran Islam setelah gelapnya

kesesatan.

Mereka membawa Al-Qur' an untuk menyebarkan petunjuk dan

menyandang pedang untuk menghancurkan kebatilan, serta berusaha memasuki negeri Persia untuk mendapatkan kemenangan yang gilang-gemilang. Namun, mereka

(5)

Panglima Sa'ad memerintahkan pasukannya untuk menyeberangi Sungai Dajlah. Sebelum melakukan penyeberangan, panglima Sa'ad membagi pasukannya menjadi dua batalion untuk menjamin keamanan penyeberangan. Satu batalion pasukan di bawah pimpinan 'Ashim bin 'Amr yang diperintahkan untuk melakukan penyisiran dan satu batalion pasukan lagi dipimpin oleh al-Qa'qa bin 'Amr yang diperintahkan untuk mengawal batalion pertama sehingga penyeberangan dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. Kesuksesan strategi yang dilakukan Sa'ad ini dicatat oleh ahli sejarah.

Penyeberangan ini dilakukan dengan nama Allah dan berserah diri kepada-Nya. Bila peperangan dilakukan atas nama Allah, berperang untuk menghalau musuh, membasmi kejahatan dan untuk membela kaum tertindas, maka tidak ada perasaan takut dan gentar terhadap persenjataan yang kuat. Daya kekuatan missile atau F15, dan F16 tidak berguna, meski jumlahnya ribuan. Mereka juga tidak takut dengan

kecanggihan berbagai senjata, baik mutakhir maupun model lama. Allah berfirman, "Sesungguhnya Allah membela oarang-orang yang telah beriman." (al-Hajj [22]: 38) Peperangan yang dilakukan oleh orang-orang beriman dilakukan berdasarkan

isyarat, izin, dan ketentuan Allah swt. Allah berfirman,

"Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena

sesungguhnaya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu" (al-Hajj [22]: 39)

Adapun kekalahan yang kita alami pada peristiwa Perang 1967—perang antara pasukan Arab dengan pasukan Israel2— disebabkan adanya kapal laut Liberty. Sebuah kapal laut yang memiliki landasan untuk mengintai keberadaan kita, memata-matai strategi peperangan, membaca ide-ide kita bahkan dapat dikatakan selalu mengikuti kita. Kapal pengintai tersebut dapat melacak kedatangan dan kepergian kita. Itulah yang terjadi pada saat itu.

Sesungguhnya, peralatan perang seperti itu mungkin ada dan mungkin juga tidak ada. Salah atau benar, menang atau kalah, peralatan perang yang demikian

hanyalah satu penemuan ilmu pengetahuan, yang tidak akan terhenti sampai di sana serta tidak terbatas pada situasi perang. Sebab, dunia ilmu pengetahuan tidak mengenal kata berhenti. Sedangkan umat Islam memiliki senjata yang tidak pernah hilang, yaitu senjata iman dan ihsan. Keberanian orang beriman merupakan senjata paling ampuh dan benteng pertahanan yang paling kuat. Rasulullah saw. bersabda, "Takutlah kamu terhadap firasat orang beriman karena dia dapat melihat atas petunjuk cahaya Allah."3

Pada salah satu peperangan yang dahsyat, jauh dari Jazirah Arab, di daerah Nahawan, Umar bin Khaththab r.a. sebagai panglima pertama pasukan Islam melihat bahwa pasukan Islam telah dikepung musuh dan turun di medan pertempuran dalam situasi yang sangat sulit. Namun, dia dapat melihat dengan cahaya keimanan kepada Allah, satu strategi yang tidak mungkin salah karena strategi itu merupakan bimbingan dari Allah. Pasukan Islam mendengar perintah panglimanya untuk mengubah strategi perang di tengah-tengah berkecamuknya peperangan. 2 Sebagaimana dijelaskan oleh salah seorang ahli strategi perang.

3 Penulis kitab ad-Dur raenuturkan, "Hadits tersebut hadits riv/ayat Imam ath-Thabrani dan at-lfrmidzi dengan sanad dari Abu Umamah. Imam Tirmidzi juga mengeluarkan hadits tersebut dengan riv/ayat dari Abu

3d. Hadits riv/ayat ath-Thabrani, Abu Nu'aim, dan al-'Askari dengan sanad dari Tsauban. Dia menjadikan Jits tersebut sebagai hadits marfu' dengan lafal, "Takutlah kamu terhadap doa seorang muslim dan 'uang muslim, karena dia dapat melihat dengan cahaya Allah."

is tersebut diriwayatkan secara mauquf oleh al-'Askari dengan sanad dari Abu Darda dengan lafal, 'akutiah terhadap keberanian para ulama karena mereka melihat dengan cahaya Allah."

(6)

arah mata angin, dan dunia berada di genggaman mereka.

Hanya dalam waktu singkat, suara mu'adzin mengumandang-kan kalimat "Allahu Akbar," menggema di seluruh bangunan Nahawan. Suara kalimat Allah ber gema di Andalusia bahkan sampai ke daratan Eropa. Suara kalimat Allah menggema di negeri Cina sampai di perbatasan Sindi dan India. Suara kalimat Allah menggema di

Qairawan sampai ke Byzantium, daerah perbatasan Tunisia. Suara kalimat Allah juga menggema di pantai laut putih bagian tengah yang mencakup Cyprus,

Skotlandia. Daerah pantai ini menjadi daerah pelayaran Islam.

Kalimat Allah menggema di daerah pantai Rusia bahkan hampir memenuhi tiga per empat dunia, mencakup Bukhara, Caucasus, Tanzania, Serbia, Gibraltar, bahkan gema kalimat Allah tersebut mencapai tiga benua: Eropa, Asia, dan Afrika, meskipun masih dibatasi oleh kepentingan politik dan geografis.

Seorang muslim dapat melakukan perjalanan tanpa paspor, hanya atas nama Islam, dari Persia sampai ke Asia kecil. Dari negara-negara tersebut Islam terus merambah ke daerah-daerah perbatasan dan sekitarnya, bahkan masuk sampai ke Eropa dan tembok Vienna. Wakil Kaisar Tharsul Akbar mencatat di depan pintu utama bahwa kerajaan Utsmani telah menyeberangi lautan hitam, seperti rumah pribadinya hingga orang asing tidak diperkenankan masuk ke nya.

Mereka membangun armada laut yang sangat besar dan tiada duanya di Eropa

sehingga armada laut tersebut dapat menampung tentara Italia, Spanyol, Portugal, dan Malta pada tahun 945 dan 1547 M. Namun, armada laut tersebut tidak dapat menampung mereka lagi karena jumlah mereka yang sangat banyak sehingga mereka lari tunggang-langgang.

Bila Konstantinopel dapat ditaklukkan oleh Maslamah bin Abdul Malik dan telah direbut kembali oleh penguasa setempat, maka Muhammad al-Fatih dapat merebut kembali untuk yang kedua kalinya.

Baron Cardevo menyebutkan dalam kitab Mufakkirul Islaam juz 1, ketika

membicarakan tentang Muhammad al-Fatih, "Sesungguhnya penaklukan yang dilakukan oleh Muhammad al-Fa '

bukan karena nasib baik, juga bukan karena lemahnya pe-merintahan Byzantium, melainkan karena pasukan tersebut telah

menyiapkan kekuatan. Dengan menggunakan seluruh kekuatan

yang dimilikinya, tennasuk peralaran-peralatan canggih yang dirakit oleh para insinyur perakitan senjata sehingga tercipta bom

rakitan yang berat timbangannya mencapai 300 kilogram dan kemampuan jelajahnya lebih dari satu mil."

Dikatakan bahwa untuk membawa senjata tersebut diperlukan 700 orang dan

diperlukan waktu 2 jam untuk menggunakannya. Ketika Muhammad al-Fatih berusaha untuk menaklukkan Konstantinopel, dia membawa pasukan 300 ribu personel dengan persenjaraan yang cukup memadai, bahkan armada lautnya mengepung negara tersebut dengan 120 kapal perang, yaitu penaklukan armada laut di daerah perbukitan.4 Jika pasukan Arab menggunakan pedang dalam menaklukkan daerah-daerah

taklukkannya, mereka mengembangkan senjata tersebut pada penaklukan daerah Persia dengan menggunakan perahu dan kapal laut. Dibantu dengan persenjataan alami untuk menghancurkan negara Romawi, mereka mengepung musuh-musuh yang diposisikan antara pasukan muslim dan lautan. Itu merupakan strategi yang mempercepat kemenangan Islam.

Pada dekade terakhir, Muhammad Fatih telah mampu mengembangkan senjata sehingga bukan senjata primitif, bukan pedang dan tombak, bukan perisai dan rantai besi yang digunakan melainkan senapan, tank amphibi dan peralatan-peralatan modern yang dapat digunakan untuk menyeberangi lautan. Semua itu diperoleh dengan memanfaatkan kemampuan para tawanan dan ilmuwan asing. Hal tersebut beliau lakukan karena tidak ada larangan mengembangkan senjata.

Rasulullah saw. bersabda, "Hikmah merupakan mutiara orang beriman yang hilang. Di mana pun ditemukannya, maka orang beriman lebih berhak atas hikmah tersebut." Islam adalah agama dinamis, rasionalis, analisis, objektif, dan agama masa

(7)

menuju perdamaian, kemenangan, pengendalian alam dan pemberdayaan bumi dan isinya bagi kemaslahatan manusia.

Kemudian al-Fatih menaklukkan Konstantinopel, kota yang dikomentari oleh Napoleon, "Jika dunia ini menjadi satu negara, maka kota Konstantinopel merupakan kota yang paling layak

4 "Apa kerugian dunia atas kemunduran umat Islam." dijadikan ibu kota negara tersebut."

Andrea Maurois dalam bukunya Kekalahan Prancis pada Perang

Dunia Kedua mengatakan bahwa sebab utama kekalahan Prancis ialah rusaknya moralitas bangsa Prancis sebagai akibat tersebarnya

perbuatan amoral di tengah-tengah penduduk.

Negara Jepang merasakan pengaruh negatif kemajuan ilmu pengetahuan bagi para pemudanya. Mereka mulai bermalas-malasan, berf oya-f oya, dan melakukan seks bebas. Bagaimana usaha negara dalam mengatasi situasi seperti itu? Dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, Jepang tidak mengacu pada penyelesaian dunia Barat atau Timur. Jepang pun tidak mengacu pada ilmu jiwa karena teori ilmu tersebut saling bertentangan. Penyelesaian masalah para pecandu minuman keras, orang-orang stres, dan penyakit para kapitalis, mengacu pada ajaran agama.

Ajaran agama dijadikan unsur utama untuk memberikan bekal dan bimbingan, hingga ditetapkan Peraturan Pemerintah Jepang bahwa pemuda tidak diterima sebagai pegawai negeri sipil kecuaU orang yang rajin ke tempat ibadah dan telah lama membentengj jiwanya dengan ajaran agama, yaitu agama Budha.5 Kehancuran berbagai negara pada perang dunia kedua disebabkan pen-duduknya bermoral rendah dan gemar berpesta pora. Al-Qur'an menguatkan pendapat tersebut,

"Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (suatu mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku

terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya." (al-Israa" [17]: 16)

Di antara sebab utama kekalahan dunia masa lalu oleh Islam ialah merosotnya moral. Kemerosotan moral hampir menyebar ke seluruh komponen bangsa, karena kemerosotan moral bangsalah, negara Persia dan Romawi dapat ditaklukkan oleh para pejuang muslim yang dididik di madrasah Nabi, yaitu sekolah yang membentuk seorang kabilah Qudhaa'ah berani berbicara di depan Kaisar Romawi, "Umat Islam bagaikan singa di siang hari dan bagaikan rahib di malam hari. Jika putra raja mereka mencuri, maka mereka memotong tangannya, dan bila putra raja berzina, maka mereka merajamnya sebagai penegakan hukum had (potong tangan)."

Mendengar penuturan tersebut panglima perang Romawi berkomentar, "Jika yang dikatakan itu benar adanya, maka perut bumi lebih baik daripada bertemu dengan mereka di bumi ini."

5 Rijaalun Mujaahiduun, Prof. Taufiq Saba' dengan sedikit perubahan.

Sekarang ini, umat Islam berada dalam krisis moral. Kami perlu menyampaikan kepada generasi muda dan para pejuang muslim, agar mereka dapat mengambil pelajaran strategi yang digunakan nenek moyang mereka, yaitu meninggalkan negerinya, negeri

kegelapan, kebodohan, dan negeri yang dikuasai paham-paham akidah yang menyesatkan.

Mereka dapat membangun dunia, membersihkannya dan menanamkan kebenaran pada umat manusia. Apakah anak-cucu mereka dapat mengambil pelajaran dari strategi yang digunakan? Bila anak-cucu mereka melakukan hal yang sama dengan nenek moyangnya, niscaya negara dan tanah air mereka yang dirampas dapat direbut kembali, dan berbahagialah orang-orang beriman yang mendapat pertolongan Allah. Allah menolong siapa saja yang dikehendakL

Prof. Dr. Abdurrahman Umairah DAFTAR ISI

(8)

ISLAM MEMBENTUK UMAT JIHAD...

UTBAH BIN USAID ABU BASHIR R.A...

Bebas dari Cengkeraman Dua Utusan Quraisy... Pengorbanan Abad Kedua Puluh...

SATD BIN AMIR AL-JUMAHI R.A... Sa'id bin 'Amir dan Khalifah Umar bin Khaththab r.a... Umara dan

Ulama... AL-MUGHIRAH BIN SYU'BAH BIN ABU AMIR R.A..

Al-Mughirah Sebelum Memeluk Islam... Al-Mughirah dan Perjanjian Hudaibiyah... Al-Mughirah bin Syu'bah dan Penghancuran Tuhan-tuhan

Tsaqif... ...

Al-Mughirah bin Syu'bah di Atas Punggung Kuda... Tawanan Perang al-Mughirah bin Syu'bah

dan Terbunuhnya Umar bin Khaththab r.a... Nasihat al-Mughirah bin Syu'bah terhadap

Khalifah Ali bin Abu Thalib r.a... Sikap al-Mughirah dan Sebagian Sahabat terhadap Fitnah .. Al-Mughirah bin Syu'bah dalam Pandangan Orang Lain ..

Kematian al-Mughirah r.a... Hikmah dan Pelajaran: Mengapa Jihad Diwajibkan dalam

Islam?... ...

UMAIR BIN WAHB BIN KHALF R.A...

Umair bin Wahb dalam Perang Badar...

Umair Berunding untuk Membunuh Muhammad saw.... Umair Kembali ke Mekah Bersama Putranya

Umair Saat Penaklukan Kota Mekah... 54 Sofwan bin Umayyah Melarikan Diri... 55

Umair pada Perang Hunain... 56 Metode Al-Qur'an dalam Mendidik Generasi Masa Depan . 57

'UBBAD BIN BISYR BIN WAQSY R.A... 61 Sejarah Hidup

'Ubbad... 61

'Ubbad bin Bisyr Menuju Islam... 62 'Ubbad bin Bisyr Menyambut Rasulullah di Yatsrib... 63

'Ubbad bin Bisyr pada Peperangan Pertama dalam

Menghadapi Kelompok Pemberontak... 64 Yahudi dan

Fitnah... 64 'Ubbad bin Bisyr dalam Perang Uhud... 65 Pengintai 'Ubbad dan Saudaranya terhadap Abu Sufyan

atas Perintah Rasul —

... 66 Ubbad bin Bisyr dalam Memerangj Orang-orang Murtad .. 67

Apalagi yang Dapat Dilakukan Umat Islam?:

Sejarah Yahudi Dahulu dan Sekarang... 68 AL-MIQDAD BIN 'AMR BIN TSA'LABAH R.A... 71

Sejarah Kehidupan al-Miqdad... 71 Al-Miqdad di Kota

Rasul... 72

Pernikahan al-Miqdad bin 'Amr... 73 Mimpi Siti Atikah tentang Perang Badar... 73

Al-Miqdad bin 'Amr Menawan an-Nadhr bin al-Harits .... 75

(9)

SA'AD BIN ABI WAQQASH R.A... 79

Masa Pertumbuhan Sa'ad dan Keislamannya... 79

Orang-orang Quraisy Menetapkan Penan gkapan terhadap Umat Islam dan Peristiwa Hijrah... 80

Sa'ad Menjaga Rasulullah saw... 80

Sa'ad pada Perang Badar... 81

Sa'ad dan Berita Gembira sebagai Ahli Surga... 82

Sa'ad pada Perang Uhud... 83 Sa'ad di Tanah Persia... 83

Sa'ad dan Dakwah Rasul saw... 89

Pelajaran yang Dapat Diambil dari Metode Al-Qur'an dalam Mendidik Para Sahabat... Abdullah bin Sa'ad bin Abi as-Sarah r.a. Penakluk Zanbaqah as-Sauda'... 92

Bahaya Sebuah Kejahatan... 100 Hikmah yang Didapat dari Sejarah Mesir... 102

ABU MIHJAN ATS-TSAQAFI MALIK BIN HUBAIB RA. 107 Abu Mihjan ats-Tsaqafi Masuk Islam... 107

Penghancuran Patung... 109

Abu Mihjan dan Minuman Keras... 109

Abu Mihjan dan Perang Qadisiyah... 110

Penaklukan Hamadan, Jurjan dan az-Zarbeizan... 113

Pertemuan Dhargham bin Abu Mihjan dengan Mu'awiyah bin Abi Sufyan... .. 113

Pelajaran dan Hikmah dari Perang terhadap Minuman Keras... ... 114

HASYIM BIN 'UTBAH BIN ABI WAQQASH R.A... 123

Hasyim bin 'Utbah Pada Saat Perang Yarmuk...— 124

Hasyim bin 'Utbah pada Perang Qadisiyah... 128

Hasyim bin 'Utbah Sebagai Panglima Perang Jalulav... 129

Hikmah yang Dapat Diambil dari Sejarah Islam Masa Lalu dan Masa Kini... . 134 ABDULLAH BIN ABDULLAH BIN UBAY BIN SALUL RA. 137 Abdullah bin Abdullah Berdiri Menghalangi Ayahnya Masuk ke Madinah... 138 Rasul Mengafani Ayah Abdullah dengan Gamisnya dan Menshalatinya... . 14

(10)

Pelajaran dan Hikmah: Hakikat Kemenangan dalam Konsep

Islam______..____... 147 156

ABDULLAH BIN ZUBAIR BIN AWWAM R.A... 163

Lahirnya Abdullah bin Zubair bin Awwam r.a...«c«... 164

Keikutsertaan Abdullah Pada Perang Yarmuk... 166

Penaklukan Mesir...— ... 167

Abdullah bin Zubair di Atas Tanah Zanbiqah Sauda'... 171

Perang Itu Tipu Daya... 172

Sikap Ibnu Zubair terhadap Khalifah Mu'awiyah bin Sufyan r.a... ... 173

Syahidnya Ibnu Zubair r.a... 177 Pelajaran dan Hikmah__________..---... 180

ZAID BIN SAHAL ABU THALHAH AL-ANSHARI R.A. 189 Kisah Masuk Islamnya Zaid---... 189

Sifat Dermawan Abu Thalhah_____... 195

Puasa yang Dilakukan Abu Thalhah... 195

Abu Thalhah dalam Menyambut Seruan Perang... 196

Wafatnya Abu Thalhah... 196

Pelajaran dan Hikmah yang Dapat Kita Ambil: Jalan Menuju Kebangkitan Islam___... 199

ALA' BIN HADHRAMI R.A.___~... 205

Masa Pertumbuhannya dan Keluarganya... 206

Ala' bin Hadhrami Mendengar Seruan Rasulullah dan Kisah Masuk Islamnya...Lb»... 208

Ala' bin Hadhrami sebagai Utusan Rasulullah ke Bahrain Ala' bin Hadhrami Memimpin Pasukan untuk Memerangi Orang-orang Murtad Bahrain... 211

Pasukan Murtad Takluk di Bawah Pedang Pasukan 'Ala* . 213 Pengejaran 'Ala' kepada Pasukan Musuh yang Melarikan Diri... ... 214

Ala' bin Hadrami sebagai Gubernur di Bashrah... 217

Pelajaran dan Hikmah: Wali-wali Allah dan Terkabulnya Doa... ... 219

SARIAH BIN ZANIM BIN AMRU BIN ADI RA. ~... 223

Sariah dan Masyarakatnya dalam Majelis Rasulullah saw. 224 Kisah Sariah r.a. dengan Usaid bin Abi Unas... 225

Kaum Muslimin dan Perang Nahawand... 228

Sariah bin Zanim, Pemimpin Pasukan yang Diutus untuk Memerangi Wilayah yang Melanggar Perjanjian... 233

Wafatnya Sariah bin Zanim r.a... 236

Fenomena Tembus Pandang dan Pembicaraan Jarak Jauh. 237 MUHAMMAD BIN MASLAMAH RA... 241

Kisah Muhammad bin Maslamah Masuk Islam... 242 Muhammad bin Maslamah dan Kisah Terbunuhnya

Ka'ab bin

(11)

Muhammad bin Maslamah dan Peristiwa Perang Khaibar 249

Muhammad bin Maslamah dan Kedatangannya ke Kufah .. 250 Pandangan Muhammad bin Maslamah Seputar

Pengepungan Khalifah Utsman bin Affan... 251

Wafatnya Muhammad bin Maslamah... 253

Surat Kilat... ... 254

KHALID BIN SATD BIN AL-ASH... 261

Kisah Khalid bin Sa'id Masuk Islam...,„... 262

Hijrah ke Habasyah... 264 Khalid bin Sa'id dan Peristiwa Umrah al-Qadha'... 267

Khalid bin Sa'id dan Baiatnya kepada Abu Bakar ash-Shiddiq... ... 269

Khalid bin Sa'id dan Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. 272 Pernikahan Khalid bin Sa'id di Tengah Dentingan Tombak dan Pedang... ... 275

Pelajaran dan Hikmah yang Bisa Kita Ambil: Berkeluarga dalam Islam... ... MU'AWIYAH BIN SUFYAN BIN HARB....«Ui«... 281

Kisah Islamnya Mu'awiyah... 284 Mu'awiyah Sebagai Gubernur Syam... 287

Pertemuan Mu'awiyah dan Umar di Syam... 288

Terbunuhnya Utsman, dan Perang Shiffin: Antara Ali dan Mu'awiyah...••... ... 290

Perang Antara Pasukan Irak dan Pasukan Syam... 292

Peperangan Terhenti... 294

Tahkim Antara Ali dan Mu'awiyah... 295

Kisah Mu'awiyah r.a. Ketika Mengunjungi Madinah... 297

Kesabaran Mu'awiyah r.a... 301 Mu'awiyah Dan Kata-kata Bijaknya... 305

Pelajaran Dan Hikmah: Pengawasan Terhadap Kinerja Pemimpin... 307

Beberapa Gambaran Mengenai Praktik Pengawasan... 313

THUFAIL BIN AMRU AD-DUSI RA... 321

Kisah Masuk Islamnya Thufail... 321

Thufail bin Amru dan Andilnya Dalam Peperangan Yamamah... ... 328

SAID BIN ZAID BIN AMRU BIN NUFAIL R.A... 331

Said bin Zaid dan Kisah Masuk Islamnya Umar bin Khaththab...S... ... 334

(12)

Rasulullah

saw...»»... 338

Kisah Sa'id bin Zaid dengan Arwa binti Uwais... 340

Kisah Bai'at Zaid kepada Yazid... 341 Wafatnya S'aid bin Zaid... 342

Humanisme dan Masalah Tauhid... 342

ABU AL-ASH BIN AR-RABI'...M... 357

Amanah dalam Konsep Islam... 365

KHALID BIN WALID SAIFULLAH R.A... 371

Kisah Keislaman Khalid... 372

Khalid dan Perang Mu'tah... 374 Khalid dan Penaklukan Kota Mekah... 374

Pertempuran Kecil yang Terjadi saat Penaklukan Kota Mekah, dan Sikap Toleransi Kesatria Muslim... 375

Khalid dan Perang Melawan Orang-orang Murtad... 376

Peristiwa Terbunuhnya Musailamah al-Kadzdzab... 377

Peran Khalid dalam Peperangan di Luar Jazirah Arab... 379

Peristiwa Ambar... 381 Kisah Khalid bin Walid di Syam... 382

Ajarkan Aku Islam, Wahai Khalid!... 384

Sambutan Heraklius kepada Pasukannya yang Kalah... 385

Pemecatan Khalid bin Walid dari Jabatan Panglima Perang. 386 SYURAHBIL BIN HASANAH AL-KTNDI RA... 391

Syurahbil dan Perang Menghadapi Orang-orang Murtad . 393

Peran dan Kontribusi Syurahbil pada Perang di Irak... 395

Syurahbil dan Perang di Syam... 396 Syurahbil dan Perang di Jordania... 397 Pemecatan Syurahbil dari Jabatan Panglima Perang... 399

Syurahbil dan Wabah 'Amwas di Syam... 399

Wafatnya Syurahbil bin Hasanah al-Kindi... 401

Beberapa Akhlak yang Harus Dimiliki oleh Para Pegawai Pemerintahan... 401 HANZHALAH BIN ABI AMIR AR-RAHIB ALANSHARI 407

Peran Hanzhalah pada Perang Badar... 409

Kisah Hanzhalah dalam Perang Uhud... 414

Malaikat Memandikan Jenazah Hanzhalah... 416 Pelajaran dan Hikmah: Peperangan dalam Menegakkan

Islam... ...

DAFTAR PUSTAKA

'UTBAH BIN USAID ABU BASHIR R.A.

Rasulullah saw. bersabda, "Sungguh mulia seorang ibu yang memiliki putra yang gagah berani di medan laga dengan dikelilingi

rekan-rekannya."6

(13)

Ka'bah dan berdiri lama-lama di depannya untuk menyaksikan para delegasi yang datang ke tanah suci. Delegasi yang datang dari seluruh Jazirah Arab.

Dia sering menyaksikan cucuran air mata, puji-pujian, dan doa-doa yang diucapkan orang-orang yang meratap di depan Ka'bah. Doa dan pujian yang dilantunkan laki-laki dan wanita yang datang mengunjungi Baitul Haram. Dia sering mendengar ratapan dan rintihan yang didengar telinganya, tetapi tidak mengerti maksud ratapan tersebut.

Ketika kakinya merasa letih karena tiupan angin kencang dan telah kembali

kepangkuan ibunya, dia bertanya tentang arti ratapan yang didengarnya. Sang ibu menjawab pertanyaan anaknya dengan lemah-lembut hingga membuatnya tertidur pulas di pangkuannya. Lalu, sang ibu menyelimuti putranya dan berdoa, semoga Tuhan Ka'bah menjaga dan memeliharanya.

Pada suatu hari, dia kembali ke pangkuan ibunya dengan sedih dan menangis karena dia telah menyaksikan orang-orang menghancurkan dan merobohkan tembok Ka'bah. Dia bertanya kepada ibunya, "Bu, mengapa mereka melakukan hal itu?" Dengan

tenang ibunya menjawab, "Mereka merobohkan Ka'bah untuk direnovasi agar bangunan Ka'bah menjadi baru dan tangan-tangan pencuri tidak dapat melakukan pencurian intan permata yang terdapat dalam Ka'bah melalui temboknya."

Di hari-hari berikutnya Abu Bashir menyaksikan ketegangan dan pertengkaran kabilah-kabilah yang mengacung-acungkan pedang di depan Ka'bah. Mereka

menyerukan perang dan adu tanding untuk memperebutkan peletakan Hajar Aswad di tempat

6 Hadits tersebut dikeluarkan oleh Imam Bukhari dalam euv-Syuruuth, 15, Abu Daud dalam al-Jihad. 57,

Imam Ahmad bin Hambal dalam al- Musnad juz 4, him. 331.

ula. Sampai akhirnya mereka sepakat untuk menetapkan orang yang pertama kali masuk ke masjid, sebagai orang yang berhak untuk menentukan peletakan Hajar Aswad di tempatnya.

Ternyata orang yang pertama kali masuk ke masjid adalah Muhammad al-Amin yang memutuskan agar semua kabilah ikut serta meletakkan Hajar Aswad.7 Dia

membentangkan kainnya kemudian meletakkan Hajar Aswad di tengah-tengah kain tersebut. Dia meminta kepada setiap ketua kabilah untuk memegang ujung-ujung kain dan bersama-sama membawa batu mulia tersebut ke tempatnya. Akhirnya, mereka kembali untuk menyelesaikan pembangunan Ka'bah.

Sejak peristiwa itu, Abu Bashir sangat mencintai al-Amin. Dia sangat kagum dengan kepiawaian beliau dalam mengambil keputusan, menjadikannya sebagai panutan dalam hidup, dan selalu mengikuti setiap gerak langkah beliau, baik ketika beliau memberikan perintah maupun mengajarkan hadits.

Pada suatu hari, Abu Bashir keluar mengikuti Muhammad. Jika beliau duduk, maka dia pun duduk. Ia terus meniru setiap perbuatan Rasulullah sampai pada suatu hari dia pergi tidak seperti hari-hari sebelumnya. Dia mendatangi Muhammad al-Amin ketika matahari setinggi satu atau dua tombak, dengan berjalan agak cepat menuju arah Shafa. Tempat beliau menyerukan kata-kata, "Ya Shabaah, Ya Shabaah (Wahai suasana pagi yang segar dan cerah)."

Abu Bashir tidak dapat memejamkan matanya karena dia selalu mendengar suara al-Arnin terngiang-ngiang di gendang telinganya, seolah-olah memenuhi alam raya ini. Panggilan Muhammad yang diserukan dari bukit Shafa membuatnya tidak dapat memejamkan mata. Kemudian, dia segera keluar menuju tempat di mana orang-orang Quraisy telah berkumpul untuk mengetahui panggilan al-Amin di pagi hari itu. Mereka mengetahui al-Amin sebagai orang yang tidak pernah melakukan perbuatan kecuali kebaikan dan kata-katanya selalu benar.

(14)

aku beritakan kepada kalian bahwa ada seekor kuda yang turun dari bukit ini dan ingin menghancurkan kalian, apakah

7 Ketika kami melihat permasalahan yang semakin meruncing, tak ada jalan lain kecuali mengangkat senjata. Namun akhirnya kami terima dengan lapang dada orang yang pertama masuk ke masjid. Dialah orang yang datang dari Batha' tanpa

perjanjian. Kami terperanjat dengan keberadaan Muhammad al-Amin hingga kami mengatakan menerima keputusan Muhammad al-Amin. Baca kitab Sirah Ibnu Hisyam juz 1, him. 197.

kalian mempercayaiku?" Mereka menjawab, "Ya, karena kamu tidak pernah berbohong kepada kami." Beliau bersabda, "Sesungguhnya

aku adalah utusan Allah, khususnya bagi kalian dan umumnya bagi umat manusia" kemudian beliau membaca firman Allah,

"Maka janganlah kamu menyeru (menyembah) ilah yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang di'azab. Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat, dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang-orang-orang yang beriman." (asy-Syu'arav [26]: 213-215)

Mereka meninggalkan Muhammad. Ada yang membenarkan dan ada yang mendustakan ucapannya. Tidak ada sambutan sedikit pun terhadap ucapan beliau, kemudian beliau kembali ke rumah.

Abu Bashir mengulang-ulang kata-kata yang didengarnya sampai kata-kata itu menyentuh hatinya yang paling dalam, hingga dia bergegas menuju rumah Muhammad dan meletakkan kedua tangannya dan mengucapkan syahadat.

Umat Islam terus mengikuti dakwah Rasul saw., namun orang-orang kafir Quraisy merasa terganggu dengan kemajuan dakwah beliau, sehingga mereka berusaha menteror orang-orang lemah yang menjadi pengikut Nabi.

Sebagian pengikut Nabi yang lemah datang menghadap beliau, memohon agar beliau berdoa kepada Allah supaya Ia meringankan musibah yang mereka alami. Namun, beliau sedikit marah dan bersabda, "Demi Allah, umat-umat sebelum kamu telah mengalami siksa yang sangat kejam. Mereka ditangkap dan dibelah menjadi dua bagian, tapi hal tersebut tidak dapat memalingkan mereka dari agama yang benar. Atau, daging-daging mereka disayat hingga tulang mereka kelihatan. Meski

demikian, mereka tetap pada agama yang benar. Sementara kamu berharap agar Allah memberikan keringanan. Berharaplah akan kejadian ini hingga pengendara unta akan merasa aman bila mengadakan perjalanan dari Shan'a ke Hadramaut. Dia hanya takut kepada Allah atau kambingnya diterkam serigala. Namun, sayang kamu

tergesa-gesa."

Siksaan yang dialami umat Islam semakin berat. Seperti perbuatan Abu Jahal yang masuk ke rumah Sumayah (ibu' Ammar) Ia menendang, menyepak, dan menusuk dadanya dengan tombak

sampai meninggal dunia.

Derita umat Islam semakin berat. Mereka semakin putus as karena Rasulullah saw. belum mengizinkan mereka untu melawan atau berperang. Kemudian, apa yang dapat mere

lakukan? Mereka hanya melakukan perang dingin.

Pada akhirnya mereka berkumpul di rumah Rasulullah saw. untuk meminta petunjuk dalam menghadapi kekejaman orang-orang kafir. Rasulullah saw. bersabda, "Coba kalian pergi ke Habasyah (Ethiopia), karena penguasa di sana berlaku adil dan negaranya adalah negara aman, sampai Allah memberikan jalan keluar bagi kalian." "Jika demikian, kami boleh hijrah," jawab para sahabat. Demikianlah perintah Rasulullah saw. kepada mereka. Karena itu, umat Islam yang lemah segera keluar menuju negara yang menjamin keamanan mereka. Negara yang dipimpin oleh seorang raja yang dikenal bijak. Beliau memantau segala peristiwa yang teriadi di antara para pengikutnya dengan orang-orang Quraisy dan berupaya untuk membela agama umat Islam.

(15)

Rasulullah saw. kepadanya. Ketika dia keluar, aku ('Amr bin 'Ash) berkata kepada Raja Najasyi, 'Orang tersebut adalah musuh kami dan telah banyak membunuh

pemimpin kami. Serahkan saja dia kepada kami untuk dibunuh.' Raja Najasyi murka dan langsung mengangkat tangannya lalu memukul hidungku. Aku mengira pukulan itu memecahkan hidung ternyata hidungku hanya meneteskan darah yang mengenai baju. Aku merasa terhina dan malu atas peristiwa tersebut, kemudian aku bertanya, 'Wahai Tuan Raja, aku mengira Tuan murka dengan permintaanku kepada Tuan?'" Dia menuturkan bahwa mereka berdua sama-sama malu, kemudian Raja berkata, "Hai 'Amr, kamu meminta kepadaku untuk menyerahkan utusan orang yang telah

mendapatkan an-Namus al-Akbar, sama dengan apa yang telah diterima Nabi Musa dan Nabi Isa a.s. untuk membunuhnya?"

'Amr berkata, "Allah mengubah apa yang ada di dalam hatiku dan aku berkata pada diriku sendiri, 'Beliau, bangsa Arab dan non Arab telah mengetahui kebenaran ini, mengapa kamu tidak menerima kebenaran tersebut?' Lalu aku bertanya, 'Tuan Raja, apakah Tuan bersaksi atas agama ini?'"

Raja Najasyi menjawab, "Ya, aku bersaksi bahwa agama itu berasal dari Allah. Wahai 'Amr, patuhlah kepadaku dan ikutilah dia. Demi Allah, dia berada dalam kebenaran. Dia pasti dapat mengalahkan orang-orang yang berseberangan dengannya sebagaimana Nabi Musa dapat mengalahkan Raja Fir'aun dan pasukannya."

Aku bertanya, "Apakah Tuan mau membaiatku atas namanya

untuk masuk Islam?" Raja Najasyi menjawab, "Ya." Beliau mengulurkan tangannya dan membaiatku sebagai orang Islam.8

Namun, Abu Bashir belum bisa hijrah dan tidak dapat keluar dari kota Mekah karena dia tidak dapat berpisah dengan Rasulullah saw., bahkan orang-orang yang telah hijrah pun kembali ke kota Mekah.

Teror dan siksaan orang-orang Quraisy semakin berat. Bahkan, mereka ingin menyakiti Rasulullah saw. dan berencana untuk membunuh Muhammad saw.

Para pemuka Quraisy berkumpul di Damn Nadwah, mereka menetapkan agar setiap kabilah mengutus seorang pemuda yang gagah perkasa untuk membunuh Muhammad saw. agar darah Muhammad tersebar di antara kabilah-kabilah yang ada di kota Mekah, dan agar bani Hasyim tidak dapat menuntut balas atas kematian Muhammad karena akan berhadapan dengan kabilah-kabilah tersebut.

Allah swt. memberikan izin kepada Nabi Muhammad saw. untuk hijrah ke Yatsrib. Umat Islam mengikuti hijrah Rasul karena takut akan kekejaman orang-orang Quraisy. Namun, Abu Bashir belum hijrah ke Yatsrib karena dia mempunyai

keyakinan bahwa Rasul saw. akan kembali ke Mekah bersama orang-orang Anshar dan Muhajirin untuk memberikan pelajaran kepada orang-orang Quraisy dan

menghancurkan berhala-berhala yang ada di dalam Ka'bah.

Sampai akhirnya terjadi Perjanjian Hudaibiyah, yaitu perjanjian antara Rasulullah saw. dengan pihak Quraisy. Di antara isi perjanjian itu adalah "Muhammad harus mengembalikan orang Mekah yang hijrah ke Madinah kepada pihak Quraisy. Namun, pihak Quraisy tidak harus mengembalikan muslim yang murtad dan hijrah ke Mekah kepada Rasulullah saw."

Melihat isi perjanjian tersebut Abu Bashir mulaiberpikir untuk hijrah ke

Yatsrib. Di tengah-tengah kelengahan para pemimpin Quraisy, dia menaiki untanya menuju kota Yatsrib untuk bergabung dengan umat Islam yang telah berada di sana dan menjadi salah satu pasukan Allah yang membela agama-Nya.

Sebelum Abu Bashir sampai ke Yatsrib untuk bergabung dengan para sahabat

Rasulullah saw. dan menikmati rasa nyaman serta aman bersama mereka, orang-orang Quraisy telah mengutus dua orang utusan dan telah menghadap Rasulullah saw. untuk meminta pengembalian Abu Bashir sebagai pelaksanaan Perjanjian Hudaibiyah. 8 Ibnu Katsir, al-Bidayah won Nihayah, juz 4, him. 237.

Rasulullah saw. bersabda, "Wahai Abu Bashir, kami telah

(16)

Abu Bashir bertanya, "Ya Rasulullah, apakah engkau akan mengembalikanku kepada orang-orang musyrik agar mereka dapat memfitnahku dalam agama ini?"

Rasulullah saw. bersabda, "Ya Abu Bashir, pergilah sesungguhnya Allah pasti memberikan jalan yang terbaik bagimu dan orang-orang Islam lemah yang

bersamamu."

Abu Bashir menerima perintah Rasulullah saw. dan dia kembali menuju kota Mekah bersama dua orang utusan tersebut.

Dalam perjalanan, Abu Bashir meyakini dua hal. Pertama, orang-orang Quraisy adalah orang yang ahli makar atau suka menipu. Mereka mengambil syarat

perjanjian ini dari Rasulullah dengan cara memaksa. Kedua, orang-orang lemah yang beriman dengan dakwah Muhammad saw. wajib diselamatkan dari kebengisan orang-orang Quraisy.

Untuk itu, dia tidak akan kembali ke kota Mekah. Ia harus mengobarkan semangat jihad di jalan Allah dalam dirinya dan celakalah orang-orang Quraisy yang mengganggu orang-orang yang beriman, hingga hati dan jiwanya dipenuhi cahaya keimanan.

Bebas dari Cengkeraman Dua Utusan Quraisy

Ketika sampai di Dzul Hulaifah, Abu Bashir dan dua orang utusan Quraisy berhenti untuk beristirahat dan makan. Namun, ia turun dengan menyambar pedang salah satu utusan Quraisy tersebut dan berhasil membunuh salah satunya, sedang yang lain melarikan diri menuju Rasulullah saw., dan mengadu kepada beliau, "Demi Allah, temanku terbunuh dan aku pun akan dibunuhnya."

Abu Bashir pun datang menghadap beliau dan berkata, "Ya Rasulullah saw., demi Allah, engkau telah menepati isi perjanjian tersebut, yakni telah

mengembalikanku kepada orang-orang Quraisy, tetapi Allah telah menyelamatkanku dari cengkeraman mereka."

Setelah itu, dia keluar dan meninggalkan Rasulullah saw. menuju Mekah hingga sampai di al-'Aish, satu tempat yang terletak

di pinggiran pantai laut merah, yang menjadi jalur perdagangan orang-orang Quraisy menuju Syam.

Di Jalur perdagangan kafilah orang-orang Quraisy inilah (jalur perdagangan kafilah-kafilah ke Syam dan Mekah) pahlawan Islam nan gagah berani bermarkas. Dia bertekad untuk merampas setiap kafilah Quraisy yang melewati jalur tersebut. Memerangi jalur perdagangan dan melumpuhkan pengawalnya supaya jalur perdagangan Mekah lumpuh dan mereka hidup dengan seadanya. Ia melakukan hal itu agar orang-orang Quraisy tidak dapat melakukan bisnis dengan pihak luar.

Rasulullah saw. mengetahui rencana pahlawan Islam ini. Beliau bersabda,

"Beruntunglah ibu yang melahirkan putra sebagai pemicu api peperangan, bila dia bersama para pejuang yang lain.'"*

Kata-kata itu menggema di muka bumi Allah dan sampai kepada umat Islam yang ditahan oleh orang-orang Quraisy di daerah Mekah. Mereka mengerti maksud seruan pemimpin umum kelompok bersenjata tersebut. Seruan agar segera bergabung bersama Abu Bashir. Di bawah pimpinan Abu Jundul Suhail bin 'Amr, 70 umat Islam keluar dari Mekah untuk bergabung dengannya.

Mereka mulai melaksanakan tugas pengintaian terhadap kafilah-kafilah dagang Quraisy yang keluar dari Mekah menuju Syam atau kafilah yang kembali dari Syam ke Mekah. Mereka menjarah barang-barang yang dibawa kafilah-kafilah tersebut, termasuk emas dan perak yang disimpan di kantong-kantong para pedagang. Mereka menghabisi nyawa para petugas yang mengamankan perjalanan pedagang-pedagang Quraisy.

Orang-orang Quraisy mengetahui tindakan yang dilakukan oleh Abu Bashir dan orang-orangnya. Mereka takut untuk melakukan perjalanan dagang ke Syam sehingga barang-barang mereka tidak laku. Mereka sangat terpukul dengan situasi seperti itu hingga

(17)

Serombongan delegasi di bawah pimpinan Abu Sufyan bin Harb datang menghadap Raulullah saw. Ia meminta Rasul agar berkenan menerima Abu Bashir dan sahabat-sahabatnya karena dia ingin mengembalikan mereka ke Madinah.

Rasulullah saw. bertanya, "Ya Abu Sufyan, bagaimana dengan syarat-syarat perjanjian damai kita?" Abu Sufyan memohon dengan

9 Hadits ini dikeluaikan Imam Bukhari dalam asy-Syuruufh, him. 15. Abu Daud dalam af-Ji/iad, him. 15, dan Imam Ahmad dalam al-Mumad, juz 4, him. 331. sangat kepada beliau, "Ya Muhammad, kamu orang yang selalu

menyambung silaturahmi, menghormati tamu, dan senantiasa membantu orang-orang yang dalam kesulitan. Terimalah usul kami. Kasihanilah anak-anak kami. Mereka hidup kelaparan. Mohon tulislah surat kepada Abu Bashir bahwa dia dan

kelompoknya dikembalikan ke Madinah."

Abu Bashir memegang erat surat Rasulullah saw. Ia membaca isi surat tersebut dengan gemetar, berlinang air matanya, dan meletakkan surat tersebut ke dadanya hingga ia mengembuskan napasnya terakhir. Semoga Allah memberikan rahmat yang banyak kepadanya.

Sahabat dekat Abu Bashir menuturkan, "Setelah selesai memandikan dan menguburkan jenazahnya, kami segera menuju Allah untuk bergabung dengan tentara penaklukan Mekah. Bergabung dengan insan-insan dakwah yang ikhlas, yaitu orang-orang yang melupakan tuhan-tuhan palsu menuju Tuhan yang sangat mulia."

Pengorbanan Abad Kedua Puluh

Para pahlawan pertama dan utama telah menghancurkan kelicikan orang-orang Quraisy dan berperan serta dalam memberantas kemusyrikan menuju kalimat "Tiada tuhan selain Allah," di seluruh penjuru dunia hingga Allah menurunkan wahyu, "Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya.Sesungguh.nya Dia adalah Maha Penerima taubat." (an-Nashr [110]: 1-3)

Mereka masuk agama Allah secara berbondong-bondong, menuju Tuhan mereka sehingga di dunia tidak ditemukan kejahatan, kebohongan, kekufuran, dan kezaliman.

Seorang panglima perang yang gagah berani, 'Uqbah bin Nafi' ketika berdiri di pinggjr pantai samudra Hindia mengatakan, "Bila aku tahu bahwa di belakang lautan ini terdapat umat yang tidak beriman kepada Allah dan tidak membenarkan Muhammad, niscaya akan kuseberangj lautan ini dengan kuda."

Bila generasi awal telah melakukan sesuatu yang sangat besar manfaatnya, maka apa yang dapat dilakukan oleh generasi sekarang terhadap makar Yahudi?

Seharusnya umat Islam sekarang berbuat seperti apa yang telah diperbuat umat Islam pada masa lalu. Apabila

hal tersebut dilakukan, niscaya Yahudi akan tunduk dan patuh terhadap tuntutan bangsa Arab.

Orang yang mengikuti dan meneliti sejarah akan mengetahui bahwa orang-orang Quraisy telah mendapatkan semua persyaratan yang ditetapkan pada perjanjian damai (Perjanjian Hudaibiyah) ketika sekelompok umat Islam menguasai daerah pantai laut merah, daerah lintas perdagangan bangsa Quraisy ke negara Syam, sama dengan yang dilakukan Yahudi sekarang ini.

Bila generasi sekarang mengikuti strategi yang dilakukan generasi masa lalu, niscaya mereka dapat menguasai 70% bahan pangan dan bahan mentah yang diimpor oleh Israel melalui laut

merah dari benua Afrika dan sekitarnya.

Bila generasi sekarang mengikuti langkah-langkah yang ditempuh oleh generasi awal dengan melakukan serangan terus-menerus terhadap musuh di luar perbatasan, niscaya hal tersebut dapat menghancurkan produksi ringan dan berat yang di-selundupkan melalui salah satu negara Islam dengan data palsu, yang diproduksi di Turki, yakni barang yang menguasai daerah perdagangan bangsa Arab.

(18)

bantuan-bantuan yang datang kepadanya dan menghancurkan produksi-produksi Israel yang menguasai bangsa Arab. Cara ini merupakan cara terbaik untuk menghancurkan kekuatan dan membuat Israel keluar dari tanah Palestina.

Dengan demikian, bangsa Arab tidak perlu mengadakan perjanjian damai dengan Israel. Akan tetapi, bangsa Israel-lah yang akan meminta untuk diadakan perjanjian damai.

Wahai para pemimpin bangsa Arab, apakah kalian telah melakukan hal itu? Bila strategi tersebut dilaksanakan dengan baik, niscaya kemenangan akan kamu raih. Dengan izin Allah, kalian akan menjadi tentara Allah yang terhormat dan yang dapat merealisasikan janji Allah terhadap bani Israel, sebagaimana firman Allah, "Ingatlah, ketika Tuhanmu memberitahukan, sesungguhnya Dia akan mengirim kepada orang-orang Yahudi sampai hari Kiamat nanti, orang-orang yang akan menimpakan azab yang sangat buruk bagi mereka (orang-orang Yahudi)." (al- A'raf [7]: 167) Siapakah di antara pemimpin bangsa Arab yang berani mengatakan, "Aku dan rakyatku adalah tentara Allah?"

Siapakah pahlawan yang gagah berani, yang dapat me-realisasikan janji Allah dan memberikan azab yang pedih bagi bangsa Israel?

Sesungguhnya, orang yang melakukan hal tersebut akan mendapatkan kebahagiaan dengan ridha Allah di dunia dan surga-Nya di akhirat kelak. Tanda-tanda yang ditetapkan Allah untuk menghancurkan bangsa Israel ialah bersatunya umat Islam untuk membela Palestina meskipun hanya sejengkal, sebagaimana firman Allah swt., "Dan Kami berfirman sesudah itu kepada bani Israel, 'Diamlah di negeri ini, maka apabila datang masa berbangkit, niscaya Kami datangkan kamu dalam keadaan

bercampur baur (dengan musuhmu).'" (al-Israa* [17]: 104)

Sungguh sempurna kesatuan dan keberadaan umat di Masjid al-Aqsha', tempat isra' Nabi. Kemudian, apa yang terjadi? Apakah Allah swt. harus mengutus Malaikat Jibril untuk membumi-hanguskan tanah air mereka sebagaimana yang terjadi pada kaum Nabi Luth? Haruskah Allah swt. mengirim angin ribut yang memorakporandakan tempat tinggal mereka, sebagaimana yang terjadi pada kaum Nabi Saleh a.s.? Apakah Allah harus mengirim halilintar yang menghanguskan bangunan dan tubuh, bahkan merenggut nyawa mereka?

Janji Allah tidak mencakup semuanya. Allah hanya menyatakan bahwa yang akan menghancurkan keberadaan mereka adalah tangan orang-orang yang beriman, yang terdiri dari tangan umat Nabi Muhammad saw. Allah berfirman,

*'...dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami

datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk

membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai." (al-Israa* [17]: 7) Orang-orang beriman tersebut memaksa, membunuh, menyandera, dan menghinakan orang-orang yang selamat di medan perang. Mereka tidak dapat membela diri sendiri terlebih sanak saudara mereka. Lalu, orang-orang beriman menghancurkan seluruh kekayaan mereka, mengambil hasil kekayaan bumi, dan menjadikan mereka hidup hina dan tidak memiliki kehormatan.

Umat Nabi Muhammad yang manakah yang dapat mendapat kehormatan untuk

merealisasikan janji Allah tersebut? Janji menghancurkan umat yang berwatak seperti kera, anjing, dan para

___ 11

pengikut iblis sebagaimana yang disebutkan Nabi Isa a.s.

Siapakah di antara kamu, wahai umat Muhammad yang berhak mendapat kehormatan tersebut? Kesempatan untuk menghancurkan musuh-musuh Allah. Siapakah umat Nabi terakhir yang dapat melakukannya? Siapakah umat yang terbaik yang dapat

melakukan tugas tersebut?

Kami menanti kedatangannya, karena pada saat itu orang-orang beriman akan mendapat kesenangan dengan pertolongan Allah.

(19)

Umar bin Khaththab berkata kepada para sahabat yang lain, 'Tunjukkanlah kepadaku orang yang dapat diangkat sebagai gubernur Mereka bertanya, "Apa syarat-syarat yang engkau tentukan bagi calon gubernur?" Umar menjawab, "Aku meminta seorang lelaki yang jika menjabat sebagai gubernur, ia seperti rakyat biasa, bukan sebagai pejabat."

Sa'id bin 'Amir al-Jumahi adalah seorang pahlawan hasil didikan madrasah Nabi dan seorang bijak yang mengetahui keberadaannya di dunia ini.

Sa'id percaya dengan sabda Nabi saw., "Nilai dunia tidak dapat menyamai nilai sayap seekor nyamuk." Ia berpegang pada firman Allah,

"Katakanlah, 'Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertaqwa dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun.'" (an-Nisaa: [4]: 77)

Sebelum penaklukan Khaibar, Islam telah merasuk ke dalam hati Sa'id. Bahkan, sebelum mengucapkan dua kalimat syahadat, keimanan telah memenuhi hatinya dan Al-Qur'an telah menjadi manhaj kehidupannya.

Saat malam tiba, saat alam menjadi gelap dan manusia telah terlelap tidur, dia mulai bangun kemudian berwudhu, mem-bersihkan tempat tidur, dan membaca Qur'an sehingga hatinya menjadi tenang dan tenteram. Saat itu, tampak cahaya Al-Qur'an telah memenuhi alam ini.

Pada suatu hari, sebelum ia menyelesaikan shalat subuh, ia mendengar seruan Rasulullah yang mengajak umat untuk berjuang di jalan Allah menuju ke kota

Khaibar, suatu kota yang penduduknya banyak melakukan kemaksiatan dan kerusakan. Mereka membunuh para nabi, meminum darah, dan selalu memecah-belah umat.

Para sahabat Rasulullah saw. menyambut baik seruan Nabi tersebut. Mereka segera melaju ke Khaibar. Dalam perjalanan ke Khaibar, Rasulullah saw. dapat melihat kemampuan dua orang sahabat yang saling mencintai, yaitu Sa'id bin 'Amir dan 'Amir bin al-Akwa'. Mereka asyik melantunkan lagu-lagu yang

me-ngantarkan mereka menuju kekhusyuan menghadap Tuhan.

Ketika mereka sedang asyik, Rasulullah saw. memanggilnya, "Hai ibnul Akwd, perdengarkan kepada kami bait-bait syair yang kamu dendangkan!"10 Mereka menjawab, "Baiklah, ya Rasulullah."11

Ibnul Akwa' segera meletakkan senjata dan menyiapkan diri untuk mengungkapkan isi hatinya,

"Demi Allah, jika tidak karena Allah kami tidak mendapatkan petunjuk

Kami tidak sedekah dan tidak pula shalat Kami sedang menghadapi sebuah kaum yang melawan kami Jika mereka ingin membuat fitnah, maka kami pun melawannya Semoga Engkau turunkan ketenangan kepada kami Dan tetapkanlah kaki kami jika bertemu dengan mereka." Rasulullah saw. bersabda, "Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya kepada kalian."

Umar bin Khaththab menjawab, "Harus, demi Allah, ya Rasulullah." Dan, ibnu al-Akwa syahid dalam Perang Badar.12

Ketika para sahabat mendekati tembok perbatasan Khaibar, Rasulullah saw. memerintahkan kepada para sahabat untuk berhenti, kemudian berdoa,

"Ya Allah Tuhan seluruh langjt sehingga kami tidak kepanasan, ya Allah Tuhan seluruh bumi sehingga kami tidak berjumlah sedikit, dan Tuhan para setan sehingga kami tidak tersesat, dan Tuhan angin sehingga kami tidak tersungkur. Kami memohon kepada-Mu kebaikan daerah ini dan kebaikan penduduknya dan kebaikan apa yang ada di dalamnya. Dan kami meminta perlindungan dari-Mu dari

keburukannya, keburukan penduduk-nya dan keburukan apa yang ada di dalamnya. Berjalanlah dengan menyebut nama Allah. Dan semoga penduduk Khaibar ketika melihat pasukan kita lari pontang-panting meninggalkan bentengnya."

(20)

10 Makiudnya ialah berita tentang keberadaanmu. Kata tersebut merupakan bentuk plural dari kata hanat. Kata itu sebagai bahasa kiasan dan sesuatu yang belum diketahui dan Rasulullah saw. ingin mengetahui dari mereka berdua.

11 Ibnu Hisyam, Sirah, juz 2, him. 328-329. 12 Ibnu Hisyam.Sirah, juz 4, him. 328-329.

13 HR Imam Bukhari dalam kitab Shalat dan Anion, him. 6, al-Khauf, him. 6, dan Penulis ldtab Mmatthd, him. 48.

Benteng-benteng Khaibar dapat dihancurkan dan umat Islam mendapatkan kemenangan yang gilang-gemilang, hingga mereka berhasU mengumpulkan harta pampasan perang (pampasan) yang sangat banyak dan Rasulullah saw. mendapatkan tawanan perang. Di antara tawanan itu ialah Shafiyah binti Hayyi bin Akhthab. Rasulullah saw.

memilihnya sebagai pendamping hidup beliau.

Sebelumnya Shafiyah telah bermimpi bahwa rembulan jatuh di pangkuannya, padahal dia masih menjadi istri dari Kinanah bin al-Rabi'. Dia menuturkan mimpi tersebut kepada sang suami. Mendengar itu, suaminya marah dan berkata, "Kamu

meng-inginkan raja Hijaz (Muhammad)." Dia menjawab, "Aku mengmeng-inginkannya." Suaminya semakin marah lalu menampar mukanya hingga memar.

Ketika Rasulullah saw. telah menguasai penuh daerah Khaibar, beliau dan sebagian sahabatnya menuju perkemahan. Di antara

sahabat yang beristirahat dengan beliau adalah Sa'id bin 'Amir, Bisyr bin al-Barrav bin Ma'rur, dan sahabat yang lain.

Zainab binti al-Harits (istri Salam bin Misykam, seorang Yahudi) meminta izin kepada para sahabat dengan membawa kambing goreng setelah dia bertanya kepada sebagian sahabat mengenai daging yang pabng disukai oleh Rasulullah saw.

Diberitahukan kepadanya bahwa anggota yang paling disukai Rasulullah saw. adalah daging bagian paha. Maka, wanita Yahudi tersebut segera menambahkan kadar racun pada daging bagian paha sedangkan sisa racun dibalurkan pada bagian yang lain, kemudian dia menyajikannya kepada Rasulullah. Rasulullah saw. memanggil dua orang sahabatnya, yakni Bisyr bin al-Barra', Umar bin Khaththab, dan sahabat yang lain, tapi Sa'id bin Amir tidak dapat memenuhi panggilan beliau.

Rasulullah saw. segera mengambil potongan daging tersebut, tapi beliau tidak dapat menelannya lalu memuntahkannya. Potongan daging tersebut diambil oleh Bisyr untuk dimakan. Seketika itu Rasulullah saw. memerintahkan kepada Bisyr untuk tidak memakannya, seraya bersabda, "Daging itu memberitahukan kepadaku bahwa dia adalah daging beracun."^

Beliau memerintahkan kepada para sahabat untuk menangkap perempuan tersebut dan ketika diperiksa, dia mengakui perbuatan kejinya. Rasulullah saw. bertanya kepadanya, "Mengapa kamu melakukan perbuatan keji itu?"

14 HR Imam Ahmad dalam kitab il-Musnad, juz 3, him. 218, Halabi, ad-Daarimi. dalam al-Muqaddimah.

him. 11.

Dia menjawab, "Kaurnku memberitahukan kepadaku bahwa tidak akan terjadi apa-apa dengan dirimu. Jika kamu seorang raja, niscaya kami terbebas dari kekuasaanmu. Namun, jika kamu seorang Nabi, maka daging beracun akan memberitahukan

keberadaannya." Rasulullah saw. memaafkan tindakan wanita Yahudi tersebut. Beliau memaafkan kesalahan wanita Yahudi tersebut dan diceritakan bahwa dia mengumumkan keislamannya ketika Sa'id bin 'Amir dan Umar bin Khaththab r.a. akan memenggal kepalanya. Rasul saw. memerintahkan kepada mereka berdua, "Tahan, jangan kalian teruskan hukuman kepada wanita itu, karena dia telah mengungkapkan keislamannya dan Islam telah menghapus dosa-dosa masa lalunya." Setelah itu, beliau membacakan ayat,

"Dan sekiranya Ahli Kitab beriman dan bertaqwa, tentulah Kami tutup (hapus) kesalahan-kesalahan mereka dan tentulah Kami masukan mereka ke dalam surga-surga yang penuh kenikmatan." (al-Maa'idah [5]: 65)

Allah swt. telah memberikan kemenangan yang gilang-gemilang. Rasulullah saw. ingin berbulan madu dengan Shafiyah sebelum keluar dari Khaibar. Beliau

(21)

Sulaim, putri Milhan, ibu dari Anas bin Malik menyiapkan keperluan bulan madu beliau dan para sahabat menyiapkan kemah untuk berbulan madu baginya.

Ketika beliau sedang berbulan madu, Sa'id bin 'Amir dan Abu Ayub al-Anshari menjaga kemah bulan madu Rasul saw. dan selalu siap siaga dengan senjata. Rasulullah saw. telah bangun ketika Bilal mengumandangkan azan. Beliau keluar dan menyaksikan dua orang sahabatnya. Beliau bertanya, "Apa yang kamu lakukan?" Abu Ayub menjawab, "Ya Rasulullah, kami menjaga engkau dari tipu daya wanita Yahudi tersebut. Wanita yang telah kehilangan ayah, suami, dan kaumnya. Dia adalah seorang muallaf muslimah. Kami sangat mengkhawatirkan keselamatanmu, meskipun kami tahu Allah akan selalu menjagamu."

Rasulullah saw. berdoa, "Ya Allah, peliharalah Abu Ayub dan jagalah Sdid bin 'Amir."15

Para pahlawan hasil didikan madrasah Nabi bagaikan rahib di malam hari dan kuda di siang hari. Mereka keluar ketika kegelapan malam sudah pekat. Kebodohan menyelimuti umat. Akidah umat

15 Baca kembali kitab Asadul Ghaabah dan Siirah Ibnu Hisyam.

penuh kekufuran dan kebatilan. Maka, mereka menjadikan dun terang-benderang dan bersih dari kemusyrikan, bahkan kebenaran

meliputi lapisan masyarakat.

Allah swt. telah menjadikan manusia di muka bumi sebagai khalifah agar dapat memanfaatkan isi bumi ini. Di dunia ini, bukan hanya manusia yang memiliki aneka warna kulit dan ras. Hewan

ciptaan Allah pun demikian halnya.

Rasul saw. bersabda, "Ketika seorang laki-laki sedang dalam perjalanan, dia merasa sangat haus. Lalu, dia turun ke dalam sumur untuk mengambil air dan meminumnya. Ketika ia keluar dari sumur, ternyata ada seekor anjing yang menjulurkan lidahnya karena kehausan. Dia bergumam dalam hati, 'Anjing ini

kehausan seperti yang kualami! Lelaki itu turun kembali ke sumur, mengisi sepatu kulitnya dengan air, menggigitnya lalu keluar dari sumur tersebut untuk memberi minum anjing itu. Maka, Allah swt. bersyukur kepadanya dan Dia mengampuni dosa laki-laki itu."

Rasulullah saw. juga bersabda,

"Seorang wanita disiksa karena seekor kucing yang dikurungnya sampai meninggal. Dia masuk neraka karena menelantarkan kucing tersebut, tidak memberinya makanan dan minuman ketika me-ngurungnya dan tidak membiarkan kucing tersebut memakan makanan

binatang yang berada di atas bumi."16

Rasulullah saw. kembali ke Madinah dan di sana beliau banyak mengalami berbagai peristiwa hingga datang masa penaklukan kota

Mekah. Allah berfirman,

"Sesungguhnya Kami telah memberikan kepada kamu kemenangan yang nyata, supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosa yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus, dan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak)." (al-Fat-h [48]: 1-3)

Kemudian terjadilah peristiwa Haji Wada' dan wafatnya Rasulullah saw. Juga peristiwa pengangkatan Abu Bakar ash-Shiddiq sebagai Khalifah pengganti beliau, dan banyaknya orang yang murtad dari Islam. Abu Bakar memerangi orang-orang yang murtad tersebut sampai Jazirah Arab bersih dari kemusyrikan dan kemurtadan.

Setelah itu diikuti dengan pengiriman pasukan muslimin ke Persia dan Romawi yang bertugas untuk menyeru manusia hanya

16 HR Imam Bukhari dalam, al-Adzan, him. 90, al-Musaaqah, him. 9, aMnftfyoa", him. 54 dan Imam Muslim

dalam al-Barr. him. 133.

(22)

Di manakah posisi Sa'id bin Amir, sahabat yang mulia ini? Apakah peran yang dilakukannya pada masa pendelegasian pasukan itu? Apakah dia mencukupkan diri dengan hanya beribadah kepada Allah? Apakah dia terlibat peperangan yang berkecamuk di Jazirah Arab? Apakah Abu Bakar telah menjadikan dia sebagai rim penasihat baginya dalam masalah keamanan, pengiriman pasukan, dan mempersiapkan pasukan yang tangguh dan kuat? Apakah dia bergabung dengan pasukan Khalid bin Walid yang menuju Persia?

Sejarah tidak menyebutkan peran serta Sa'id bin Amir dalam peperangan tersebut, baik peperangan yang terjadi di Jazirah Arab atau di luar Jazirah Arab. Sampai akhirnya terjadi Perang Tabuk di daerah Syam. Umat Islam mendapat kemenangan yang gilang-gemilang atas penjajahan Roma dalam perang itu.

Kami melihat ibnu Abdul Barr17 telah menyebutkan bahwa khalifah Abu Bakar r.a. mengirim pasukan tambahan yang sangat besar di bawah pimpinan Sa'id bin 'Amir. Beliau melakukan itu ketika Abu Ubaidah Ibnul Jarrah, panglima yang gagah

berani, memintanya. Dalam waktu singkat Pasukan tambahan tersebut telah tiba di daerah pertempuran.

Pasukan tambahan tersebut menyerang pasukan Romawi dari belakang. Serangan itu mengejutkan mereka sehingga mereka lari tunggang-langgang menuju benteng

persembunyian untuk berlindung dari serangan pedang dan panah pasukan muslim. Namun, pasukan Sa'id bin 'Amir berhasil mengecoh mereka sehingga dapat menangkap dan membunuh mereka. Ketika malam tiba, kedua pasukan menghentikan peperangan. Keduanya beristirahat di perkemahan masing-masing.

Pada saat mereka beristirahat, tiba-tiba terdengar isu atau berita yang

mengejutkan tentang wafatnya Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq dan beliau berwasiat agar Umar bin Khaththab menggantikannya. Umar memilih para panglima yang gagah berani dan tepercaya untuk mengatur dan merapikan pemerintahan daerah-daerah yang telah ditaklukkan oleh Islam.

Pilihan Umar jatuh pada Sa'id bin 'Amir untuk menjadi gubernur di Himsh, setelah daerah Syam tersebut terlepas dari jajahan Romawi.

17 lihat kembali dalam buku al-Istii'aab fi Ma'rifatil Ash-haab, juz 2, him. 625.

Bertepatan dengan penetapan Sa'id bin 'Amir r.a. sebagai

gubernur, dia teringat dengan kata-kata Umar, "Aku tidak mengutusmu sebagai pemimpin yang diktator terhadap rakyat. Namun, aku menjadikanmu sebagai teladan rakyat. Jangan sekali-kali mempermalukan umat Islam sehingga mereka terhina. Jangan terlalu memuji mereka karena mereka bisa terlena. Jangan menghalangi mereka."

Kemudian Umar meminta kepada para sahabat yang lain, "Aku memohon kepada kalian agar membantuku dalam memilih para gubernur." Mereka bertanya, "Apa syarat yang engkau ajukan, ya Khalifah?"

Khalifah menjawab, "Aku menginginkan seorang gubernur yang menyatu dengan rakyatnya, tidak dapat terpisahkan dari mereka."

Bila beliau mengangkat seorang gubernur, beliau menulis dan membacakan surat keputusan tersebut kepada kaum Muhajirin dan Anshar. Surat keputusan itu berbunyi, "Seorang gubernur tidak boleh berlaku zalim terhadap jiwa dan harta rakyat. Tidak boleh memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan pribadi dan kroni-kroninya."

Surat tersebut sama artinya dengan sumpah jabatan yang wajib dilakukan oleh seorang hakim, dokter atau pejabat lain sebelum

melaksanakan tugas yang diemban.

Terhadap pejabat yang diangkat, Umar bin Khaththab berpesan, "Aku memilihmu sebagai pejabat bukan untuk mengalirkan darah umat Islam, melainkan untuk

menegakkan shalat, memberikan kesejahteraan rakyat, dan mendptakan keadilan bagi mereka."

Sa'id bin 'Amir melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Ia bertindak seperti orang tua yang sangat sayang kepada anaknya, saudara kandung yang sangat

(23)

rakyat yang tidak pernah lalai, tidak mudah terpancing dengan harta orang lain, diri maupun kehormatan mereka.

Pada suatu pagi, dia mengimami shalat subuh. Sebelum jamaah bubar dari shalat, dia berkeliling mengitari jemaahnya. Dia dikejutkan dengan keberadaan Umar bin Khaththab di tengah-tengah jamaah shalat subuhnya. Khalifah dan gubernurnya itu saling berpelukan. Kemudian Khalifah meminta agar jamaah tidak membubarkan diri. Beliau meminta mereka tetap di masjid untuk mengevaluasi kinerja gubernurnya. Sa'idBin 'Amir Dan Khalifah Umar Bin Khaththab R.a,

Khalid bin Ma'dan menuturkan bahwa Umar bin Khaththab mengangkat Sa'id bin 'Amir al-Jumahi sebagai gubernur kami di

Himsh. Ketika berkunjung ke Himsh beliau bertanya kepada para penduduk, "Hai orang-orang Himsh, bagaimana pendapat kalian dengan gubernur kalian ini?" Maka mereka pun mengadukan perihal gubernur mereka kepada Khalifah.

Daerah Himsh dikenal sebagai Kufah kecil, karena penduduk-nya sering mengeluhkan pejabat-pejabat yang diangkat di sana.

Mereka menjawab, "Kami mengadukan empat perkara kepadamu tentang dirinya. Dia tidak pernah keluar menemui kami kecuali siang hari."

Khalifah Umar bertanya, "Ada yang lebih besar dari per-masalahan itu?* Mereka menjawab, "Dia tidak pernah mengunjungi siapa pun di waktu malam." Khalifah Umar bertanya kembali, "Ada yang lebih besar lagi?" Mereka menjawab, "Dalam satu bulan ada satu hari penuh dia tidak keluar."

Khalifah Umar bertanya kembali, "Ada permasalahan yang lain?"

Mereka menjawab, "Pada hari tertentu dia mengalami pingsan dan tidak sadarkan diri."

Kemudian Khalifah Umar mempertemukan Sa'id bin 'Amir dengan rakyatnya, seraya berkata, "Pada hari ini, semoga Allah tidak mengecewakan pradugaku tentang Sa'id bin 'Amir."

Sidang dimulai dengan memberikan pertanyaan kepada rakyat Sa'id bin 'Arnir, "Apa yang kalian keluhkan tentang Sa'id?"

Mereka menjawab, "Beliau tidak pernah keluar menemui kami ecuali siang hari." Khalifah Umar bertanya kepada Sa'id, "Bagaimana jawabanmu?"

Sa'id menjawab, "Demi Allah, sebenarnya aku berat untuk mengatakannya.

Keluargaku tidak memiliki pembantu, maka aku membuat roti sendiri, dari mengaduk adonan hingga menjadi roti. Berwudhu, kemudian keluar menemui rakyatku."

Khalifah Umar bertanya kembali, "Apalagi yang kalian adukan tentang dirinya?" Mereka menjawab, "Pada malam hari, dia tidak pernah

menemui siapa pun."

Khalifah bertanya kepada gubernurnya, "Apa komentarmu?"

Gubernur menjawab, "Baiklah, meskipun aku berat mengatakannya. Aku menjadikan siang hari bagi rakyat dan malam

hari untuk Allah."

Khalifah bertanya kembali, "Apalagi yang ingin kalian adukan kepadaku tentangnya?"

Mereka menjawab, "Dalam sebulan terdapat satu hari penuh yang dia tidak keluar menemui kami."

Khalifah bertanya kepada gubernurnya, "Apa jawabanmu?"

Gubernur menjelaskan, "Aku tidak mempunyai pembantu yang mencuci bajuku dan aku juga tidak memiliki baju lain sebagai pengganti. Maka, aku mencuci bajuku dan menunggunya hingga kering. Setelah itu aku rapikan baru aku keluar kepada mereka di akhir siang."

Khalifah bertanya kembali, "Apalagi yang kalian adukan tentang dirinya?"

Mereka menjawab, "Pada hari tertentu dia mengalami kesedihan yang sangat mendalam."

Referensi

Dokumen terkait

Wasiat wajibah merupakan kata majemuk yang terdiri dari dari dua kata, yaitu wasiat dan wajibah. Wajibah berasal dari kata wajib yang telah mendapatkan imbuhan kata ta’nis. Menurut

PERAWATN KLINIK IV : Termasuk kewenangan klinis kategori I, II dan III Intervensi keperawatan untuk mengatasi diagnostik keperawatan atau masalah keperawatan pada kasus Kesehatan

Dalam upaya mendalami keadaan variabel tanggapan siswa terhadap pembinaan disiplin belajar anak di rumah (variabel independen), prosedur penarikan datanya ditempuh

Seperti yang dijelaskan oleh (Miftah, 2019:88-89) bahwa banyak metode mendidik yang diwariskan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salam yaitu diantaranya pendidikan

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 7 Tahun 2001 tentang Retribusi dan Sewa Pemakaian Kekayaan Daerah (Lembaran Daerah

Dalam kaitanya dengan penjelasan tersebut, kondisi dan fenomena keragaman bangsa Indonesia sebagai negara majemuk baik dalam segi agama, suku bangsa, golongan

(Al A'raaf : 7: 143) "Dan ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati." Allah berfirman: "Belum

bersabda: Barang siapa yang membaca: "Tidak ada Tuhan selain Allah semata, Yang tiada sekutu bagi-Nya, kepunyaan-Nyalah segenap kerajaan dan milik-Nyalah segala pujian serta