i
PADAAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
CHINTARO BARIY PRASETYO
NIM 11513051
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
iii
PADAAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
CHINTARO BARIY PRASETYO
NIM 11513051
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
vii
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (Q.S An Nahl :78)
Alangkah indah apabila hidup itu bagaikan pesawat sederhaa, yang selalu berguna untuk menyederhanakan kegiatan manusia. (Penulis)
PERSEMBAHAN Kupersembahkan skripsi ini untuk :
1. Orang Tuaku tercinta (Bapak Supriyanto) dan (Ibu Bariyah) yang
senantiasa mendidik, menyayangi, mendo’akan dan memberikan
semangat serta dukungan kepada penulis. 2. Adikku tersayang Delima Indah Detatama. 3. Calon Istriku
4. Zera Febri Anoria, Surat Chulhuda, Eka Putri, Muthia Ulfa, Ikhda Malik, Arif Nuryadin, Fajar wahyu, Bagus Mustofa, Indah Agustien dan teman-teman yang lain yang tiada letih menemani dan memberi semangat dalam mengerjakan skripsi.
5. Teman-teman PGMI IAIN Salatiga angkatan 2013. 6. Crew Toko Kelontong Faresh
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, nikmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi ini, disusun untuk melengkapi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada jurusan PGMI Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis perlu menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu penulis, sehingga penulisan skripsi ini terlaksana dengan lancar, yakni kepada:
1. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., Rektor IAIN Salatiga yang telah memberikan kesempatan belajar pada penelitian.
2. Suwardi, M.Pd., Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah memberikan izin penelitian.
3. Peni Susapti, M.Si. Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah yang telah memberikan izin penyusunan penelitian.
ix
6. Umi Ivayatuz Zulva Nurmala, S.Pd Kepala MI Falahul Mukminin 02 Padaan yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
7. Seluruh guru, karyawan, dan siswa MI Falahul Mukminin 02 Padaan, yang telah membantu peneliti melaksanakan penelitian.
8. Keluarga penulis yang senantiasa memberikan do’a, semangat, dan dukungan kepada penulis hingga skripsi ini selesai disusun.
9. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, namun tak terlupakan bantuannya yang turut dalam penyelesaian penelitian.
Atas segala bantuan, bimbingan dan dukungan serta saran penulis ucapkan terima kasih.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan yang penulis miliki. Untuk itu, segala kritik dan saran yang membangun penulis harapkan dari pembaca. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Salatiga, Juni 2017
x ABSTRAK
Prasetyo Chintaro Bariy. 2017. Peningkatan aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana melalui media tiga dimensi
pada siswa kelas V MI Falahul Mukminin 02 Padaan Pabelan
Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017. Skripsi. Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Peni Susapti, M.Si.
Kata kunci : Media Tiga Dimensi, Aktivitas dan Hasil Belajar, dan IPA
Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui media tiga dimensi pada siswa kelas V MI Falahul Mukminin 02 Padaan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian yang digunakan obyek adalah semua siswa kelas V. Penelitian dilakukan pada semester dua pada tahun ajaran 2016/2017.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Adapun langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi yang dilakukan dalam dua siklus.
xi
LEMBAR BERLOGO ... ii
JUDUL ... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
ABSTRAK ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 7
F. Definisi Operasional... 8
1. Pengertian Aktivitas Belajar ... 8
xii
2. Subjek Penelitian ... 16
3. Langkah-langkah Penelitian ... 17
4. Instrumen Penelitian ... 20
5. Teknik Pengumpulan Data ... 20
6. Teknik Analisi Data ... 21
H. Sistematika Penulisan ... 24
BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Aktivitas Belajar ... 25
1. Pengertian Aktivitas Belajar... 25
2. Jenis-Jenis Aktivitas dalam Belajar ... 26
B.Hasil Belajar ... 27
1. Pengertian Hasil Belajar ... 27
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 29
3. Wujud Hasil Belajar ... 30
3. Prinsip Pemanfaatan Media Pembelajaran ... 38
4. Pengertian Media Tiga Dimensi ... 39
5. Keuntungan dan Kelemahan Menggunakan Media Tiga Dimensi .. 40
E. Tinjauan Tentang Materi Pesawat Sederhana ... 41
1. Tuas atau Pengungkit ... 41
2. Bidang Miring ... 42
3. Katrol ... 42
xiii
3. Keadaan Gedung MI Falahul Mukminin 02 ... 45
4. Visi dan Misi Madrasah ... 45
5. Tenaga Pendidik ... 46
6. Keadaan Siswa ... 46
7. Data Siswa Kelas V MI Falahul Mukminin 02 ... 47
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus ... 48
1. Deskripsi Kegiatan Siklus I ... 48
2. Deskripsi Kegiatan Siklus II ... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ... 58
1. Kondisi Awal ... 58
2. Hasil Kegiatan Siklus I ... 56
3. Hasil Kegiatan Siklus II ... 69
B. Pembahasan ... 80
BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ... 88
B. Saran ... 89
DAFTAR PUSTAKA ... 91
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Nama Guru ... 46
Tabel 3.2 Daftar Nama Siswa Kelas V MI Falahul Mukminin 02 ... 47
Tabel 4.1 Nilai Hasil Belajar IPA Pra Siklus ... 58
Tabel 4.2 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 60
Tabel 4.3 Perolehan Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I... 62
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Terhadap Guru Siklus I ... 65
Tabel 4.5 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 69
Tabel 4.6 Perolehan Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 71
Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Terhadap Guru Siklus II ... 74
Tabel 4.8 Rekapitulasi Ketuntasan Pra-Siklus ... 81
Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 82
Tabel 4.10 Rekapitulasi Ketuntasan Siklus I ... 82
Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 83
Tabel 4.12 Rekapitulasi Ketuntasan Siklus II ... 84
xv
Gambar 4.1 Peningkatan Aktivitas Guru Siklus I, II ... 79
Gambar 4.2 Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus I, II ... 79
Gambar 4.3 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I, II... 79
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Nama Siswa Kelas V ... 93
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 94
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 102
Lampiran 4 Lembar Pengamatan Guru Siklus I ... 108
Lampiran 5 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I ... 110
Lampiran 6 Lembar Pengamatan Guru Siklus II ... 111
Lampiran 7 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II ... 113
Lampiran 8 Nilai Pra Siklus ... 114
Lampiran 9 Nilai Hasil Siklus I ... 115
Lampiran 10 Nilai Hasil Siklus II ... 116
Lampiran 11 Soal Tes Siklus I ... 117
Lampiran 12 Soal Tes Siklus II... 119
Lampiran 13 Dokumentasi Kegiatan Siswa ... 121
Lampiran 14 Surat Penunjukan Pembimbing ... 124
xvii
Lampiran 18 Lembar Konsultasi... 130
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Pada dasarnya, pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, karena dengan pendidikan manusia dapat berdaya guna dan mengembangkan dirinya menjadi manusia seutuhnya. Di dalam pendidikan terdapat rangkaian proses pemberdayaan potensi dan kompetensi individu, sehingga individu dapat mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya.
Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Peningkatan kualitas SDM ini dimaksudkan untuk menyiapkan manusia berkualitas yang mampu bersaing di era globalisasi ini. Manusia di era globalisasi dituntut untuk mampu mengembangkan dirinya, sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang dibutuhkan dunia global. Peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif, dan efisien. Oleh karena itu, pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Hal ini membuat guru harus berbenah, dan berinovasi untuk memperbaiki kualitas pembelajarannya, sehingga materi yang disampaikan dapat dengan mudah diterima oleh siswa.
Guru dalam pembelajaran di kelas harus mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, sehingga dapat menarik minat dan perhatian siswa. Guru dalam pembelajaran harus dapat memotivasi siswa untuk semangat belajar. Suasana belajar yang menyenangkan, akan berdampak positif bagi kegiatan belajar. Siswa akan lebih berkonsentrasi dalam mengikuti pembelajaran, tetapi juga waktu pelajaran akan termanfaatkan secara optimal, dan prestasi belajar siswa juga akan tercapai secara optimal.
Pendidikan sangat penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), seperti yang sudah diterangkan Allah SWT dan telah dituangkan dalam QS Al-Alaq (1-5) sebagai berikut.
﴿ َقَلَيخِذَّلاَكِّبَرِْسْاِبْأَرْ قا
menciptakan (1), Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah(2) , Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah (3),Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam(4),Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
3
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di MI falahul Mukminin 02 Padaan Pabelan Kabupaten Semarang, diperoleh hasil bahwa selama pelaksanaan pembelajaran IPA di kelas V sebagian besar masih didominasi oleh guru. Guru dalam melakukan pembelajaran menggunakan metode ceramah, diskusi dan penugasan. Kegiatan diskusi hanya sebatas diskusi kelompok biasa, dan yang paling dominan digunakan masih ceramah tanpa dibarengi dengan penggunaan media pembelajaran. Siswa dalam melakukan aktivitas pembelajaran rendah untuk memahami materi pelajaran dan hasil belajar juga rendah karena metode yang digunakan guru belum sepenuhnya membangkitkan minat belajar siswa, serta belum digunakannya media pembelajaran yang menunjang pembelajaran.
Proses pembelajaran dapat dinyatakan berhasil apabila hasil evaluasi pada siswa dari ranah kognitifnya minimal telah mencapai 75 % dari jumlah siswa peserta KKM tersebut telah mampu menguasai materi sesuai KKM yang telah ditentukan oleh satuan pendidikan.
sekolah. Artinya, kurang dari 50% siswa masih belum dapat mencapai nilai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas V belum dapat memahami dan menguasai materi dalam pelajaran IPA.
Berdasarkan pemaparan hasil observasi dan analisis data dalam pelajaran IPA di atas, diperoleh simpulan bahwa masalah yang timbul adalah sebagai berikut:
1. Guru masih menggunakan metode yang konvensional dimana kegiatan masih didominasi oleh guru.
2. Belum digunakannya media pembelajaran yang menunjang kegiatan belajar di kelas.
3. Siswa kurang aktif merespon penjelasan guru.
4. Rendahnya pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
5
dengan hadirnya media di tengah-tengah siswa, akan mewakili penjelasan guru. Siswa akan dapat mengenal, mengamati dan menganalisis materi pelajaran dengan alat bantu yang dilihatnya secara wajar.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti membuat penelitian dengan judul “Peningkatan aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana melalui media tiga dimensi pada siswa kelas V MI Falahul Mukminin 02 Padaan Pabelan Kabupaten Semarang tahun
pelajaran 2016/2017.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah dengan penerapan media tiga dimensi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas V MI Falahul Mukminin 02 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017?
2. Apakah dengan penerapan media tiga dimensi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas V MI Falahul Mukminin 02 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk :
dimensi kelas V MI Falahul Mukminin 02 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017.
2. Meningkatkan hasil belajar IPA dengan penerapan media tiga dimensi kelas V MI Falahul Mukminin 02 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
Hipotesis berasal dari dua kata hypo yang berarti di bawah (lemah), tesis yang berarti kebenaran. Hipotesis penelitian adalah rangkuman atau kesimpulan-kesimpulan teoritis yang diperoleh dari pengkajian kepustakaan. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Hipotesis tindakan dipahami sebagai suatu dugaan tentang suatu hal yang akan terjadi jika suatu tindakan akan dilakukan (Basrowi, 2008:90). Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan media tiga dimensi materi pesawat sederhana dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada siswa kelas V MI Falahul Mukminin 02 Padaan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Adapun indikator yang dirumuskan adalah sebagai berikut: 1. Penelitian akan dinyatakan berhasil apabila sekurang-kurangnya 85%
secara klasikal, sedangkan secara individual siswa telah mencapai nilai lebih dari atau sama dengan 70.
7
Sederhana melalui penggunaan media tiga dimensi sesuai dengan aspek aktivitas belajar dalam kegiatan belajar mengajar yang diamati dan meningkatnya hasil belajar siswa di tiap akhir siklus.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat. Adapun manfaat yang berkaitan dengan penelitian ini, antara lain:
1. Bagi siswa
Siswa akan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran IPA yang akan berdampak pada meningkatnya aktivitas dan hasil belajar siswa.
2. Bagi guru
Digunakan untuk mengatasi kesulitan guru dalam mengajarkan mata pelajaran IPA khususnya topik bahasan pesawat sederhana yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa.
3. Bagi sekolah
Sebagai masukan dalam rangka memperbaiki aktivitas pembelajaran dan hasil belajar IPA di sekolah.
4. Bagi peneliti
F. Definisi Operasional
1. Pengertian Aktivitas Belajar
Pada prisipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar-mengajar.
Sardiman (2014:100) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus selalu terkait. Sebagai contoh seseorang yang sedang belajar membaca. Secara fisik kelihatan bahwa orang tadi membaca menghadapi suatu buku, tetapi mungkin fikiran dan sikap mentalnya tidak tertuju pada buku yang dibaca. Ini menunjukkan tidak ada keserasian antara aktivitas fisik dan aktivitas mental. Kalau sudah demikian, maka belajar itu tidak akan optimal. Begitu pula sebaliknya, kalau yang aktif hanya mentalnya juga kurang bermanfaat. Misalnya, ada seseorang yang berfikir tentang sesuatu atau renungan ide-ide yang perlu diketahui oleh masyarakat, tetapi kalau tidak disertai dengan perbuatan/aktivitas fisik misalnya dituangkan dalam tulisan atau disampaikan kepada orang lain, ide atau pemikiran tadi tidak ada gunanya.
9
sendiri. Berfikir pada taraf verbal baru akan timbul setelah anak itu berfikir pada taraf perbuatan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas itu dalam arti luas, baik yang bersifat fisik/jasmani maupun mental/rohani. Kaitan antara keduanya akan membuahkan aktivitas belajar yang optimal.
2. Pengertian Hasil Belajar
Ahmad Susanto (2013:5) mengungkapkan bahwa hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomoor sebagai hasil dari kegiatan belajar.
Menurut Rusman (2012:123) hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Susanto (2013:5) hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar.
a. Ranah Kognitif
b. Ranah Afektif
Ranah afektif ini meliputi tujuan-tujuan belajar yang menjelaskan perubahan sikap, minat, nilai-nilai, dan pengembangan apresiasi serta penyesuaian. Afektif meliputi jenjang kemampuan menerima, menjawa atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
c. Ranah Psikomotorik
Mencakup perubahan perilaku yang menunjukkan bahwa siswa telah mempelajari keterampilan manipulatif fisik tertentu. Psikomotor mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.
3. Pengertian IPA
11
Menurut Widi dan Sulistyowati (2014:24) IPA merupakan rumpun ilmu, memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual (factual), baik berupa kenyataan (reality) atau kejadian (events) dan hubungan sebab-akibatnya.
Sedangkan Nokes di dalam bukunya “Science in Educaton” (dalam Ahmadi dan Supatmo, 2000:1) menyatakan bahwa IPA adalah pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan metode khusus.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa IPA adalah sebagai suatu proses upaya manusia untuk memahami berbagai gejala-gejala alam dengan cara yang sistematik dan menghasilkan suatu produk yang telah diuji kebenarannya.
4. Pengertian Media Tiga Dimensi
Menurut Usman dan Asnawir (2002) media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Menurut Sukiman (2012:29) media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta kemauan peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif.
menciptakan kondisi yang memungkinkan pembelajar menerima pengetahuan, pengetahuan, dan sikap. Setiap media pembelajaran merupakan sarana untuk menuju suatu ke tujuan. Di dalamnya terkandung informasi yang dapat dikomunikasikan kepada orang lain.
Menurut Daryanto (2013:29) media tiga dimensi ialah sekelompok media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual tiga dimensional. Kelompok media ini dapat berwujud sebagai benda asli baik hidup maupun mati, dan dapat pula berwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya.
Benda asli ketika akan difungsikan sebagai media pembelajaran dapat dibawa langsung ke kelas, atau siswa sekelas dikerahkan langsung ke dunia sesungguhnya di mana benda asli itu berada. Apabila benda aslinya sulit untuk dibawa ke kelas atau kelas tidak mungkin dihadapkan langsung ket tempat di mana benda itu berada, maka benda tiruannya dapat pula berfungsi sebagai media pembelajaran yang efektif.
13
menunjukkan objek secara utuh baik kontruksi maupun cara kerjanya, dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas, dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas. Media tiga dimensi memiliki kelemahan antara lain: tidak bisa menjangkau sasaran dalam jumlah yang besar, penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan perawatannya rumit.
5. Hakekat Pesawat Sederhana
Menurut Ratna (2014:153) menyatakan Pesawat sederhana adalah alat-alat yang dapat memudahkan pekerjaan manusia. Gabungan pesawat sederhana dapat membentuk pesawat rumit, contohnya mesin cuci, sepeda, mesin mobil dan lain-lain. (Rima, 2014:153).
Jenis-jenis pesawat sederhana ada empat macam yaitu: a. Tuas atau Pengungkit.
1) Pengungkit Golongan Pertama 2) Pengungkit Golongan Kedua 3) Pengungkit Golongan Ketiga b. Bidang Miring
c. Katrol
d. Roda berporos
Pada penelitian ini peneliti memfokuskan pada materi pesawat sederhana. Adapun lingkup pembahasannya ialah pesawat sederhana jenis roda berporos, setiap alat yang berguna untuk memudahkan pekerjaan manusia disebut pesawat. Pesawat ada yang rumit dan ada yang sederhana. Tujuan menggunakan pesawat sederhana adalah untuk :
1) Melipatkan gaya atau kemampuan kita 2) Mengubah arah gaya yang kita lakukan
3) Menempuh jarak yang lebih jauh atau memperbesar kecepatan Pesawat sederhana diperlukan bukan hanya untuk menciptakan gaya atau menyimpan gaya. Pesawat sederhana digunakan untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan. Pada peneliian kali ini peneliti memfokuskan pada pesawat sederhana jenis roda berporos.
Menurut Ratna (2014:153) Roda berporos merupakan roda yang dibuat dengan diberi poros. Roda berporos bisa mengurangi gaya gesek sehingga membantu saat memindahkan benda-benda. Misalnya, kursi roda, dan roda sepeda.
Menurut Rini (2008:289) roda dan poros adalah pesawat
sederhana yang mengandung dua roda dengan ukuran berbeda yang
berputar bersamaan. Gaya kuasa biasanya dikerahkan kepada roda
yang besar, atau roda. Roda yang lebih kecil, yang disebut poros,
15
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan roda berporos merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang terdiri dari dua buah silinder dengan jari-jari yang berbeda dan bergabung di pusatnya. Silinder berjari-jari besar dinamakan roda dan silinder berjari-jari kecil dinamakan poros.
Roda berporos bekerja dengan cara mengubah besar dan arah gaya yang digunakan untuk memindahkan (dalam hal ini, memutar) sebuah benda. Contoh penerapan roda dan poros dalam kehidupan diantaranya pemutar keran air, pegangan pintu yang bulat, obeng, roda pada kendaraan, setir kendaraan, alat serutan pensil, bor tangan, dan sejenisnya.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengadakan penelitian tindakan
kelas (PTK) yang dilaksanakan secara bertahap dengan menggunakan
media tiga dimensi, sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar IPA siswa kelas V MI falahul Mukminin 02 Padaan
Pabelan Kabupaten Semarang. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua
siklus. Menurut Arikunto dalam (Suyadi 2010:45-50) secara umum,
terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Berikut adalah gambaran dari
2.
Gambar 1.1 Model Tahapan-Tahapan Penelitian Tindakan Kelas
(Suyadi:2010:50)
2. Subjek dan Obyek Penelitian a. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V semester genap tahun pelajaran 2016/2017 MI Falahul Mukminin 02, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang. Dengan jumlah siswa sebanyak 16 siswa. Dengan rincian siswa laki-laki 5 anak dan perempuan 11 anak.
Kolaborator adalah orang yang bekerjasama dalam pelaksanaan penelitian ini. Adapun kolaboratornya adalah guru pengampu mata pelajaran IPA Kelas V yaitu Ibu Ida Nur Kristianti. S.Pd.
Perencanaan
Refleksi Siklus 1 Pelaksanaan Pengamatan
Perencanaan
Refleksi Siklus 2 Pelaksanaan Pengamatan
17
b. Obyek Penelitian
Adapun yang menjadi obyek penelitian ini adalah :
1) Aktivitas belajar siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran IPA pada materi pesawat sederhana melalui penggunaan media tiga dimensi.
2) Aktivitas guru dalam mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran IPA pada materi pesawat sederhana melalui penggunaan media tiga dimensi.
3) Hasil belajar siswa setelah dilakukan kegiatan pembelajaran IPA materi pesawat sederhana melalui penggunaan media tiga
dimensi.
3. Langkah-langkah Penelitian
Penelitian tindakan kelas yang direncanakan dalam penelitian ini adalah penggunaan media tiga dimensi yang dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas 4 tahap yaitu : planning (rencana) action (tindakan), observation (pengamatan), reflection (refleksi). Langkah -langkah yang dilakukan untuk tiap siklus pembelajaran dalam prosedur penelitian tindakan kelas ini adalah :
a. Perencanaan
Pelaksanaan tahap perencanaan ini peneliti melakukan kegiatan
perencanaan antara lain sebagai berikut:
1) Guru dan peneliti memahami materi pembelajaran IPA kelas V
dengan menelaah SK dan KD serta indikator pencapaian mata
pelajaran.
2) Guru dan peneliti membangun kesepakatan tentang penerapan
pembelajaran.
3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai
indikator yang telah ditetapkan.
4) Menyiapkan alat-alat media pembelajaran yang digunakan dalam
penelitian.
5) Menyiapkan lembar observasi guru untuk melihat implementasi
pembelajaran keterampilan proses.
6) Menyiapkan lembar observasi siswa untuk mengetahui aktivitas
siswa selama pembelajaran.
7) Menyiapkan format catatan hasil refleksi untuk mendokumentasi
temuan hasil refleksi.
8) Menyiapkan alat evaluasi yang berupa tes tertulis. b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan ini dilakukan berdasarkan perencanaan
yang telah dibuat oleh guru dan peneliti, yaitu dengan menerapkan
media tiga dimensi pada pembelajaran IPA. Pelaksanaan penelitian ini
ditujukan untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran dan untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Pelaksanaan
pembelajaran di kelas, lebih mengarah pada substansi yang menjadi
19
siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan media tiga dimensi.
Peneliti merencanakan 2 siklus tindakan, yang masing-masing siklus
dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan. Siklus II akan dilaksanakan jika
dalam pelaksanaan siklus I, masih terdapat kekurangan dan perlu
diadakan perbaikan.
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran,
menggunakan lembar pengamatan/observasi yang telah dipersiapkan
dan mencatat kejadian-kejadian yang tidak terdapat di lembar
pengamatan dengan membuat catatan lapangan. Hal-hal yang diamati
selama proses pembelajaran adalah kegiatan pembelajaran, aktivitas
guru dan peserta didik dan interaksi pembelajaran. Pengamatan ini
dilakukan untuk mengetahui dan menilai hasil dan proses pembelajaran,
sehingga dapat menjadi masukan dalam melakukan kegiatan belajar
mengajar berikutnya.
d. Refleksi
Pada tahap refleksi ini, peneliti melakukan:
1) Peneliti melakukan evaluasi dari materi yang sudah dilaksanakan
dengan pembelajaran yang dipilih.
2) Peneliti melaksanakan refleksi dari proses tindakan yang telah
terlaksana sebagai bahan acuan atau penyusunan rencana untuk
siklus berikutnya.
indikator, maka peneliti melakukan perbaikan pada siklus
berikutnya, tetapi jika pada siklus 1 menunjukkan sebaliknya maka
penelitan tidak perlu dilanjutkan pada siklus 2.
4. Instrumen Penelitian
Bentuk instrumen yang dipakai untuk mendapatkan data adalah: a. Pedoman/lembar pengamatan (observasi) bagi guru dan siswa,
digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran IPA.
b. Butir soal tes/evaluasi teks/soal, digunakan sebagai materi kegiatan siswa untuk mengukur kemampuan belajar siswa.
c. Pedoman dokumentasi, digunakan untuk mendapatkan gambaran kegiatan dalam proses pembelajaran.
5. Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data sebagai berikut : a. Observasi
Observasi juga disebut pengamatan. Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung (Arikunto 2008:19). Jadi peneliti mengamati secara langsung proses pembelajaran matematika yang sedang berlangsung.
b. Tes / Evaluasi
21
kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor angka (Hamdani dan Hermana,2008:77). Hasil tes ini yang nantinya dijadikan sebagai acuan guru untuk penilaian.
c. Metode Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data dan gambaran tentang sekolah, guru dan karyawan, sarana dan prasarana, serta keadaan siswa secara umum.
6. Analisis Data
a. Data Hasil Pemahaman Tes
Data mengenai pemahaman tes yang berupa tes tertulis, yang
diberikan setiap akhir pertemuan, dianalisis dengan cara menghitung
rata-rata nilai ketuntasan belajar. Adapun rumus yang digunakan
adalah:
1) Menghitung nilai rata-rata:
𝑋̅ =𝛴𝑥𝑁
Keterangan
𝑋̅ = Nilai rata-rata kelas
Kriteria penafsiran penilaian
Skor Nilai Kriteria
>70 Nilai rata-rata kelas tinggi
60-70 Nilai rata-rata sedang
<60 Nilai rata-rata kurang
2) Menghitung Ketuntasan Belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan
secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar
kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas
belajar bila telah mencapai skor 70% atau nilai 70, dan kelas disebut
tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai
daya serap lebih dari atau sama dengan 70%. Untuk menghitung
presentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut
P = ∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 x 100%
b. Data Lembar Observasi Guru
Lembar observasi ini berupa kolom checklist.Analisis data dari
lembar observasi ini menggunakan teknik deskriptif melalui persentase
dengan perhitungan:
% = ∑𝑥𝑥 x 100% dengan
23
Dimana :
% = Presentase angket
X = Rata-rata
∑ x = Jumlah rata-rata
c. Data Aktivitas Siswa
Data ini diperoleh dari lembar observasi yang berupa kolom
checklist. Kriteria lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran,
yaitu:
Skor 1 : jika banyak siswa yang melakukan aktivitas <25%
Skor 2 : jika banyak siswa yang melakukan aktivitas 25%-50%
Skor 3 : jika banyak siswa yang melakukan aktivitas 50%-75%
Skor 4 : jika banyak siswa yang melakukan aktivitas ≥75%
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟
=𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑒𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑥100
Kriteria persentase aktivitas belajar
Persentase Kriteria
90-100 Sangat Baik
76-89 Baik
65-74 Cukup baik
H. Sistematika Penelitian
Untuk mempermudah pembahasan dalam skripsi ini, maka disusun sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Berisi pengertian belajar , aktivitas belajar, hasil belajar, mata pelajaran IPA, media tiga dimensi, dan materi pesawat sederhana. BAB III PELAKSANAAN DAN TINDAKAN
Berisi gambaran situasi umum MI Falahul Mukminin 02 Padaan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang, subyek penelitian dan karakteristik obyek penelitian, serta deskripsi per siklus.
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berisi deskripsi kondisi awal, hasil penelitian tiap siklus, analisis data, dan pembahasan.
BAB V PENUTUP
25
BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar
1. Pengertian Aktivitas Belajar
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Aktivitas belajar merupakan aktivitas yang bersifat jasmani maupun rohani. Aktivitas belajar tidak mungkin berjalan optimal apabila hanya bersifat jasmani atau sebaliknya. Karena kaitan antara keduanya akan membuahkan aktivitas belajar yang optimal.
2. Jenis-jenis Aktivitas dalam Belajar
Sekolah adalah salah satu pusat kegiatan belajar. Dengan demikian, di sekolah merupakan arena untuk mengembangkan aktivitas. Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah. Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengar dan mencatat (Sardiman 2014:101). Paul B, Diendrich membuat daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut: a. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya membaca,
memerhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. b. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.
c. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.
d. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.
27
f. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.
g. Mental aktivities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.
h. Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
Jadi, dengan klasifikasi aktivitas seperti diuraikan di atas, menunjukkan bahwa aktivitas di sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Jika berbagai macam kegiatan tersebut dapat diciptakan di sekolah, tentu sekolah-sekolah akan lebih dinamis, tidak membosankan dan benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal dan bahkan akan memperlancar peranannya sebagai pusat dan transformasi kebudayaan.
B. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
d. Ranah Kognitif
Ranah kognitif meliputi tujuan belajar yang berhubungan dengan pengetahuan dan pengembangan kemampuan intelektual. Seseorang yang memiliki pemahaman konsep akan mampu menjelaskan kembali materi yang diterima, menafsirkan konsep sesuai keadaan lingkungan sekitar, dan bahkan mampu menghubungkan pengetahuan atau konsep dengan keadaan saat ini dan masa yang akan datang. Dapat disimpulkan bahwa ranah kognitif adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menyerap, memahami pengetahuan yang dipelajarinya, untuk mengembangkan kemampuan intelektual
e. Ranah Afektif
Ranah afektif adalah perbuatan perilaku atau tindakan seseorang. Ranah afektif menyangkut emosional dalam diri seseorang. Ranah afektif ini meliputi tujuan-tujuan belajar yang menjelaskan perubahan sikap, minat, nilai-nilai, dan pengembangan apresiasi serta penyesuaian. Afektif meliputi jenjang kemampuan menerima, menjawa atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
f. Ranah Psikomotorik
29
manipulatif fisik tertentu. Psikomotor mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan-perubahan perilaku individu yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Perubahan perilaku tersebut diperoleh setelah siswa menyelesaikan program pembelajarannya melalui interaksi dengan berbagai sumber belajar dan lingkungan belajar.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Susanto (2013:12) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar terdapat dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Secara perinci, uraian mengenai faktor internal dan eksternal, sebagai berikut:
a. Faktor internal; faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.
sehari-hari berperilaku yang kurang baik dari orangtua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik.
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa berhasil tidaknya dalam belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari diri peserta didik itu sendiri,dan faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri peserta didik itu sendiri seperti faktor keluarga, lingkungan, dan lain-lain.
3. Wujud Hasil Belajar
Menurut Syah (dalam Lilik Sriyanti 2013:22-24), bahwa wujud hasil belajar dapat dilihat adanya sembilan wujud perubahan.
1. Kebiasaan
Salah satu hasil belajar adalah adanya perubahan kebiasaan dalam diri individu. Orang yang berhasil belajar akan mengurangi kebiasaan-kebiasaan yang tidak diperlukan. Keberhasilan belajar akan menjadikan seseorang berperilaku positif yang relatif menetap dan otomatis.
2. Keterampilan
31
3. Pengamatan
Pengamatan dapat diartikan proses menerima, menafsirkan dan mengartikan rangsangan yang masuk melalui pancaindra, terutama mata dan telinga. Seseorang yang belajar akan menghasilkan pengamatan yang objektif dan benar.
4. Berpikir asosiatif dan daya ingat
Berpikir asosiatif maksudnya berpikir untuk menghubungkan sesuatu dengan sesuatu lainnya. Orang yang belajar akan mudah melakukan berpikir asosiatif tersebut. Selain itu, orang belajar akan memiliki daya ingat yang lebih baik.
5. Berpikir rasional dan kritis
Proses belajar akan menjadikan seseorang dapat berpikir rasional dan kritis. Berpikir rasional berarti mampu menggunakan logika untuk menentukan sebab-akibat, menganalisis, menyimpulkan, bahkan meramalkan sesuatu.
6. Sikap
Sikap adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk mereaksi terhadap sesuatu hal. Hasil belajar akan ditandai dengan munculnya kecenderungan baru dalam diri seseorang dalam menghadapi suatu objek, tata nilai, peristiwa, dan sebagainya.
7. Inhibisi
mampu memilih atau melakukan tindakan lain yang lebih baik. Hasil belajar dapat dilihat adanya kesanggupan individu dalam melakukan sesuatu secara baik.
8. Apresiasi
Hasil belajar dapat dilihat adanya apresiasi dalam diri individu yang belajar. Orang belajar akan muncul kemampuan untuk menilai dan menghargai terhadap sesuatu objek tertentu.
9. Tingkah laku efektif
Orang belajar akan memiliki tingkah laku yang efektif. Tingkah laku efektif ini dapat dilihat sebagai wujud dari hasil belajar.
C. Mata Pelajaran IPA 1. Pengertian IPA
33
Fowler mengatakan bahwa IPA adalah ilmu yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi. Sedangkan Nokes di
dalam bukunya “Science in Educaton” (dalam Ahmadi dan Supatmo,
2000:1) menyatakan bahwa IPA adalah pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan metode khusus. Menurut Widi dan Sulistyowati (2014:24) IPA merupakan rumpun ilmu, memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual (factual), baik berupa kenyataan (reality) atau kejadian (events) dan hubungan sebab-akibatnya.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan ilmu yang membahas tentang gejala alam yang disusun secara sistematis yang berdasarkan pada hasil pengamatan dan percobaan yang dilakukan oleh manusia. IPA juga merupakan pengetahuan dasar untuk teknologi, terutama teknologi manufaktur dan teknologi modern.
2. Hakikat pembelajaran IPA
Tujuan utama pembelajaran IPA SD adalah membantu siswa memperoleh ide, pemahaman dan keterampilan (life skills) esensial sebagai warga negara. Life skill yang dimaksud adalah kemampuan anak dalam menggunakan alat tertentu, kemampuan mengamati benda dan lingkungan sekitarnya, kemampuan mendengarkan, kemampuan berkomunikasi secara efektif, menanggapi dan memecahkan masalah secara efektif (Amri, 2016:41-42).
Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi dijelaskan bahwa pembelajaran IPA di SD/MI sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
3. Fungsi dan Tujuan IPA a. Fungsi pembelajaran IPA
Fungsi dari mata pelajaran IPA di SD/MI adalah sebagai berikut: 1) Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan peranggai
lingkungan alam dan lingkungan buatan dalam kaitannya dengan pemanfaatannya bagi kehidupannya bagi kehidupan sehari-hari. 2) Mengembangkan keterampilan proses.
35
untuk meningkatkan kualitas hidup sehari-hari.
4) Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi dengan keadaan lingkungan dan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.
5) Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta keterampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-sehari maupun untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
b. Tujuan pembelajaran IPA
Mata pelajaran IPA bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1) Menanamkan pengetahuan dan konsep-konsep Pengetahuan Alam yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.
2) Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap Pengetahuan Alam dan teknologi.
3) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar memecahkan masalah dan memuat keputusan.
4) Ikut serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
Agama RI, 2004:206) 4. Ruang lingkup IPA
b. Makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya.
c. Materi, sifat-sifat, dan kegunaannya meliputi : udara, air, tanah, dan batuan.
d. Listrik dan magnet, energi dan panas, gaya, dan pesawat sederhana, cahaya dan bunyi, tata surya, bumi dan benda-benda lainnya.
e. Kesehatan, makanan, penyakit dan pencegahannya.
f. Sumber daya alam, kegunaan, pemeliharaan, dan pelestariannya (Departemen Agama RI, 2002:253-254).
D. Media Tiga Dimensi 1. Pengertian Media
Media menurut Heinich (dalam Daryanto 2013:4) merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima.
Menurut Sri Anitah (2008:1) media berasal dari bahasa latin, yang
merupakan bentuk jamak dari kata “ medium” yang berarti sesuatu
37
yang mengantarkan pesan pembelajaran, pesan dari pemberi pesan kepada penerima pesan.
Menurut Usman dan Asnawir (2002) media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Menurut Sukiman (2012:29) media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta kemauan peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pebelajar menerima pengetahuan, pengetahuan, dan sikap.Setiap media pembelajaran merupakan sarana untuk menuju suatu ke tujuan. Di dalamnya terkandung informasi yang dapat dikomunikasikan kepada orang lain. 2. Kriteria Pemilihan Media
Menurut Usman dan Asnawir (2002:15-16) media adalah satu sarana untuk meningkatkan proses belajar mengajar. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain :
b. Aspek materi sangat menjadi pertimbangan dalam memilih media. c. Kondisi audien (siswa) dari segi subjek belajar.
d. Ketersediaan media di sekolah.
e. Media yang dipilih harus bisa menjelaskan apa yang akan disampaikan dan penggunaanya tepat.
f. Biaya yang dikeluarkan harus seimbang dengan hasil yang akan dicapai.
3. Prinsip Pemanfaatan Media Pembelajaran
Menurut Usman dan Asnawir (2002:19) media pengajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu harus diperhatikan prinsip-prinsip penggunaannya yang antara lain:
a. Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian yang integral.
b. Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar.
c. Guru hendaknya benar-benar menguasai teknik-teknik dari suatu media pengajaran yang digunakan.
d. Guru hendaknya memperhitungkan untung ruginya pemanfaatan suatu media pengajaran.
39
4. Pengertian Media Tiga Dimensi
Menurut Daryanto (2013:29) media tiga dimensi ialah sekelompok media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual tiga dimensional. Kelompok media ini dapat berwujud sebagai benda asli baik hidup maupun mati, dan dapat pula berwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya. Benda asli ketika akan difungsikan sebagai media pembelajaran dapat dibawa langsung ke kelas, atau siswa sekelas dikerahkan langsung ke dunia sesungguhnya di mana benda asli itu berada. Apabila benda aslinya sulit untuk dibawa ke kelas atau kelas tidak mungkin dihadapkan langsung ke tempat di mana benda itu berada, maka benda tiruannya dapat pula berfungsi sebagai media pembelajaran yang efektif.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa media tiga dimensi adalah alat atau media pembelajaran yang berbentuk fisik dan dapat dilihat siswa, memiliki ukuran panjang, lebar, dan isi (tinggi). Memilih bentuk media merupakan tugas yang kompleks, mempertimbangkan banyaknya media yang tersedia, variasi pembelajaran, dan tujuan yang ditetapkan. Dengan hadirnya media tiga dimensi di tengah-tengah pembelajaran, siswa akan dapat melihat, mengamati suatu objek yang mewakili materi yang disampaikan, tidak hanya membayangkan dalam angan-angan saja. Karena pada dasarnya, kemampuan intelektual siswa MI/SD masih abstrak, jadi dengan hadirnya benda tiga dimensi ini, diharapkan akan membatu memotivasi dan mengurangi kejenuhan siswa.
5. Keuntungan dan Kelemahan Menggunakan Media Tiga Dimensi
Keuntungan dan kelemahan menggunakan media tiga dimensi adalah sebagai berikut:
a. Keuntungan media tiga dimensi:
1) Dapat memberikan kesempatan semaksimal mungkin pada siswa untuk mempelajari ataupun melaksanaakan tugas-tugas dalam situasi nyata.
2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami sendiri situasi yang sesungguhnya dan melatih keterampilan mereka dengan menggunakan sebanyak mungkin alat indera.
41
4) Pembelajaran lebih menarik.
5) Waktu pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. b. Kelemahan media tiga dimensi:
1) Media tiga dimensi tidak bisa menjangkau sasaran dalam jumlah yang besar.
2) Penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan perawatannya rumit.
E. Tinjauan Tentang Materi Pesawat Sederhana
Semua jenis alat yang digunakan untuk memudahkan pekerjaan manusia disebut pesawat. Kesederhanaan dalam penggunaannya menyebabkan alat-alat tersebut dikenal dengan pesawat sederhana. Dalam pelaksanaannya, penggunaan pesawat sederhana bertujuan untuk melipat gandakan gaya atau kemampuan kita, mengubah arah gaya serta memperbesar kecepatan. Gabungan pesawat sederhana dapat membentuk pesawat rumit, contohnya mesin cuci, sepeda, mesin mobil dan lain-lain. (Rima, 2014:153). Ratna (2014:153) juga berpendapat bahwa Pesawat sederhana adalah alat-alat yang dapat memudahkan pekerjaan manusia. Jadi pesawat sederhana adalah alat sederhana yang memudahkan aktivitas manusia. Jenis-jenis pesawat sederhana ada empat macam, yaitu tuas (pengungkit ), bidang miring, katrol, dan roda berporos.
a. Tuas atau Pengungkit.
beban, kuasa, dan titik tumpunya pengungkit (tuas) bisa dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1) Pengungkit Golongan Pertama
Pengungkit golongan pertama mempunyai posisi titik tumpu di antara beban dan kuasanya. Misalnya, palu pencabut paku, dan linggis
2) Pengungkit Golongan Kedua
Pengungkit golongan kedua mempunyai posisi beban di antara titik tumpu dan kuasa. Misalnya, pembuka kaleng, dan pemotong kertas
3) Pengungkit Golongan Ketiga
Pengungkit golongan ketiga mempunyai posisi kuasa di antara beban dan titik tumpu. Misalnya sapu, pinset, dan sekop.
b. Bidang Miring
Bidang miring merupakan permukaan datar yang memiliki suatu sudut, namun bukan sudut tegak lurus terhadap permukaan horisontal. Bidang miring berguna untuk membantu memindahkan benda-benda yang terlalu berat. Namun kerugian bidang miring adalah membuat jarak tempuh atau perjalanan semakin jauh.
c. Katrol
43
4) Katrol Tetap
Katrol tetap adalah katrol yang dipasang tetap pada suatu titik. Katrol tetap biasanya digunakan untuk mengubah arah gaya yang kita keluarkan. Misalnya, katrol yang dipasang pada timba sumur. 5) Katrol Bebas
Katrol bebas ialah katrol yang bebas bergerak (berpindah tempat). Katrol ini tidak mengubah gaya yang kita keluaran. Misalnya, alat pengangkut peti kemas di dermaga.
6) Katrol majemuk
Katrol majemuk adalah katrol yang susunannya lebih dari satu katrol. Misalnya, pada mobil derek dan peralatan tebing.
d. Roda berporos
Menurut Ratna (2014:153) Roda berporos merupakan roda yang dibuat dengan diberi poros. Roda berporos bisa mengurangi gaya gesek sehingga membantu saat memindahkan benda-benda. Misalnya, kursi roda, dan roda sepeda. Menurut Rini (2008:289) roda dan poros adalah pesawat sederhana yang mengandung dua roda dengan ukuran
berbeda yang berputar bersamaan. Gaya kuasa biasanya dikerahkan
kepada roda yang besar, atau roda. Roda yang lebih kecil, yang
44 BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Falahul Mukminin 02 Padaan Pabelan Kab. Semarang
1. Letak Geografis MI Falahul Mukminin 02
Madrasah Ibtidaiyah Falahul Mukminin 02 terletak di Dusun Cikalan, Desa Padaan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang. Adapun batas-batasnya adalah sebagai berikut:
a. Sebelah timur dengan batas pekarangan rumah warga b. Sebelah selatan dengan batas sungai
c. Sebelah barat dengan batas jalan dusun Padaan d. Sebelah utara dengan batas jalan kampung 2. Identitas MI Falahul Mukminin 02
Nama : MI Falahul Mukminin 02
N.S.S : 11233220061
Provinsi : Jawa Tengah
Kabupaten : Semarang
Kecamatan : Pabelan
Desa/Kelurahan : Padaan/Padaan
Jalan&Nomor : Jl. KH. Nurudin No. 2 Kode Pos : 50771
Daerah : Pedesaan
45
Kelompok Sekolah : Inti Tahun Berdiri : 1969 Waktu Pendidikan : Pagi
Bangunan Sekolah : Milik Sendiri 3. Keadaan Gedung MI Falahul Mukminin 02
Jumlah gedung MI Falahul Mukminin 02 sudah layak dan memadahi sebagai salah satu sarana pendidikan. MI Falahul Mukminin 02 telah memiliki gedung yang meliputi :
a. Enam lokal kelas untuk kelas I – VI dengan ukuran 7 x 6
b. Satu lokal ukuran 7 x 6 terbagi menjadi ruang kepala sekolah dan ruang guru, dan ruang komputer.
c. Halaman sekolah d. Tempat ibadah
e. Dua lokal kelas RA dengan ukuran 7 x 6
f. Dua lokal WC dan kamar mandi untuk siswa, dan 1 untuk guru dengan ukuran 4 x 3
4. Visi dan Misi Madrasah a. Visi Madrasah
Visi : Beriman, bertaqwa, berbudi luhur, berpengetahuan dan terampil
b. Misi Madrasah
2) Menciptakan kedisiplinan.
3) Mendidik siswa tentang kewajiban menuntut ilmu pengetahuan sebagai cermin anak didik islami.
4) Menciptakan suasana ilmiah dengan kewajiban membaca setiap hari.
5) Membekali siswa dengan ketrampilan yang berguna bagi masyarakat.
6) Mendidik siswa kreatif dalam merfikir dan bekerja untuk masa depan.
5. Tenaga Pendidik
Guru MI Falahul Mukminin 02 Padaan berjumlah 9 orang. Adapun nama dari sembilan guru tersebut adalah sebagai berikut. Tabel 3.1 Data Guru MI Falahul Mukminin 02 padaan Tahun Ajaran 2016/1017
No. Nama
1 Umi Ivayatuz Zulva Nurmala. S.Pd 2 Khoirul Muttaqin, S.Pd.I
3 Suhabib, A.Ma
4 Ida Nur kristianti, S.Pd
5 Umi Musta`ana, S.Pd.I
6 Pupon Khoiriyah, S.Pd.I 7 M. Zaeni Zulfa, A.Ma 8 Damaroh S.Pd.I
9 Mochammad Nur Latif S.Pd.I
6. Keadaan Siswa
47
7. Data Siswa Kelas V MI Falahul Mukminin 02 Padaan
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus
Pelaksanaan tindakan kelas ini dilaksanakan dengan masing-masing siklus satu kali pertemuan selama kurang lebih dua jam pelajaran (2x35menit). Siklus I dilaksanakan pada hari rabu tanggal 03 Mei 2017 dan siklus II dilaksanakan pada hari rabu 10 Mei 2017.
1. Deskripsi Kegiatan Siklus I
Siklus ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 03 Mei 2017 pada jam terakhir (10.30-12.00) dan diikuti oleh 16 siswa. Secara garis besar pelaksanaan penelitian siklus I dapat dideskripsikan sebagai berikut :
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan PTK dilaksanakan beberapa hal sebagai berikut :
1) Studi pendahuluan dan observasi terhadap proses pembelajaran di kelas serta hasil belajar siswa.
2) Membuat desain pembelajaran (RPP) dengan penerapan media pembelajaran dengan media tiga dimensi.
3) Menyusun soal-soal tes yang akan digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran.
4) Membuat kunci jawaban dari soal-soal evaluasi.
49
6) Membuat lembar pengamatan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA.
7) Melakukan dokumentasi. b. Pelaksanaan Tindakan
Pada siklus I membahas tentang jenis-jenis pesawat sederhana. Tiap pertemuan selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Proses pembelajaran siklus I peneliti memfokuskan agar siswa dapat mengetahui jenis-jenis pesawat sederhana yang diajarkan oleh peneliti dengan menggunakan bantuat media pembelajaran berupa media tiga dimensi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan tindakan sebagai berikut :
1) Kegiatan Awal
a) Guru mengucapkan salam sekaligus mengajak semua siswa berdoa, presensi, apersepsi untuk mengawali pelajaran. b) Guru memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan
pembelajaran. 2) Kegiatan Inti
Tahap Eksplorasi
Guru dalam kegiatan eksplorasi :
a) Menanyakan pada siswa pengetahuan awal tentang Pesawat Sederhana.
Tahap Elaborasi
Guru dalam kegiatan elaborasi :
a) Menyebutkan pesawat sederhana berdasarkan jenisnya. – Pengungkit atau tuas
Pengungkit golongan 1 Pengungkit golongan 2 Pengungkit golongan 3 – Bidang miring
– Katrol
– Roda berporos
b) Menjelaskan jenis-jenis pesawat sederhana dengan bantuan media tiga dimensi seperti gunting, pemotong kuku, palu, pisau, seluncuran, pinset, dll.
c) Meminta siswa untuk menyebutkan manfaat jenis-jenis pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
d) Memberi soal pada setiap siswa.
e) Siswa diberi beberapa menit waktu untuk mengerjakan lalu dengan memberi aba-aba guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil jawaban siswa.
Tahap Konfirmasi
Guru dalam kegiatan konfirmasi:
51
b) Menanyakan pada siswa tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
c) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. 3) Kegiatan Akhir
Guru dalam kegiatan akhir:
a) Bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman/simpulan pelajaran.
b) Melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.
c) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
d) Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik.
e) Salam dan doa penutup. c. Pengamatan
Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran berlangsung, antara lain:
2) Memperhatikan sikap dan perilaku peserta didik saat proses pembelajaran dengan penerapan media tiga dimensi berlangsung.
d. Refleksi
Setelah proses pembelajaran selesai peneliti dan pengamat melakukan refleksi. Peneliti dan pengamat mendiskusikan hasil pembelajaran siklus I dan mendiskusikan aspek-aspek yang perlu ditingkatkan pada pembelajaran siklus II. Adapun refleksinya sebagai berikut:
1) Guru dalam pendahuluan belum memotivasi siswa dengan baik.
2) Pembelajaran belum sesuai dengan alokasi waktu.
3) Sikap ingin tahu siswa terhadap pembelajaran masih kurang.
4) Kemampuan siswa memberikan Tanggapan atau saran terhadap penampilan hasil pekerjaan teman masih kurang. 5) Kemampuan siswa melakukan tanya jawab dengan guru dan
teman masih kurang.
6) Kemampuan siswa bekerja sama dengan temannya masih kurang
2. Deskripsi kegiatan Siklus II
53
garis besar pelaksanaan penelitian siklus II dapat dideskripsikan sebagai berikut :
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan PTK dilaksanakan beberapa hal sebagai berikut :
1) Studi pendahuluan dan observasi terhadap proses pembelajaran di kelas serta hasil belajar siswa.
2) Merencanakan pembelajaran dengan membuat silabus dan RPP. 3) Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran.
4) Membuat lembar kerja siswa dan alat evaluasi hasil belajar berupa tes tertulis.
5) Membuat kunci jawaban dari soal-soal evaluasi.
6) Membuat lembar pengamatan aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran IPA.
7) Membuat lembar pengamatan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
8) Melakukan dokumentasi. b. Pelaksanaan Tindakan
media pembelajaran berupa media tiga dimensi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan tindakan sebagai berikut : 1) Kegiatan Awal
a) Guru mengucapkan salam sekaligus mengajak semua siswa berdoa, presensi, apersepsi untuk mengawali pelajaran. b) Guru memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan
pembelajaran. 2) Kegiatan Inti
Tahap Eksplorasi
Guru dalam kegiatan eksplorasi:
a) Menanyakan pada siswa pengetahuan awal tentang pesawat sederhana khususnya pesawat sederhana jenis roda berporos.
b) Menjelaskan materi yang berkaitan dengan Pesawat Sederhana jenis roda berporos.
Tahap Elaborasi
Guru dalam kegiatan elaborasi:
a) Menjelaskan pesawat sederhana jenis roda berporos menggunakan media tiga dimensi yang sudah disediakan. b) Menyebutkan manfaat pesawat sederhana jenis roda
berporos.
55
d) Secara bergantian siswa, diajak untuk mengenal alat pesawat sederhana jenis roda berporos yang dapat mempermudah pekerjaan manusia melalui penggunaan media tiga dimensi. e) Siswa diminta mengamati cara kerja media tiga dimensi
pesawat sederhana jenis roda berporos dengan arahan dari guru.
f) Guru membiasakan siswa membaca dan menulis dalam melaksanakan tugas.
g) Guru memberi soal pada setiap siswa.
h) Siswa diberi beberapa menit waktu untuk mengerjakan lalu dengan memberi aba-aba guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil jawaban siswa.
Tahap Konfirmasi
Guru dalam kegiatan konfirmasi:
a) Melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari. b) Menanyakan pada siswa tentang hal-hal yang belum
diketahui siswa.
c) Bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. 3) Kegiatan Akhir
Guru dalam kegiatan akhir:
b) Melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.
c) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
d) Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik.
e) Salam dan doa penutup c. Pengamatan
Tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran berlangsung, antara lain:
1) Digunakan lembar observasi oleh peneliti untuk melihat aktivitas dan hasil belajar peserta didik pada saat kegiatan pembelajaran.
2) Memperhatikan sikap dan perilaku peserta didik saat proses pembelajaran dengan penerapan media tiga dimensi berlangsung.
d. Refleksi
57
IPA melalui media tiga dimensi. Berikut adalah kelebihan siklus II yang telah dilakukan:
1) Guru sudah memotivasi dan memberi semangat terhadap peserta didik untuk lebih percaca diri.
2) Guru lebih matang dalam menyiapkan pembelajaran. 3) Sikap ingin tahu siswa terhadap pembelajaran sudah tinggi. 4) Siswa sudah mampu memberikan tanggapan dan saran terhadap
penampilan hasil kerja teman.
5) Siswa sudah mampu melakukan tanya jawab dengan guru dan teman.
58 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
1. Kondisi Awal
Sebelum dilaksanakan tindakan penelitian, kondisi awal siswa dalam belajar IPA masih menunjukkan rendah terutama pada materi pesawat sederhana. Kondisi awal ini sebagai acuan dalam melakukan penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V MI Falahul Mukminin 02 Padaan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang.
Berdasarkan pengamatan singkat terhadap sikap siswa sebelum penelitian, menunjukkan bahwa kemampuan siswa masih rendah terhadap mata pelajaran IPA khususnya materi pesawat sederhana. Prestasi siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1 Nilai Hasil Belajar Siswa Pra-siklus
59
Jumlah 1060
Rata-rata Kelas 66
Presentase Ketuntasan 56%
Data di atas dapat disimpulkan siswa yang tuntas dalam KKM 70 sebanyak 9 siswa atau 56% dari keseluruhan siswa yang berjumlah 16 siswa. Siswa yang belum tuntas sebanyak 7 atau 44% dari jumlah siswa yang ada di kelas V MI Falahul Mukminin 02 Padaan. Nilai rata-rata kelasnya adalah 66. Menghitung presentase ketuntasan belajar siswa, digunakan rumus sebagai berikut:
Sedangkan untuk menghitung nilai rata-rata kelas digunakan rumus :
2. Hasil Kegiatan Siklus I