• Tidak ada hasil yang ditemukan

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. Umum. a. Pendirian Perusahaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. Umum. a. Pendirian Perusahaan"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

a. Pendirian Perusahaan

PT. Pacific Strategic Financial, Tbk ("Perusahaan") d/h bernama PT. Pan Pacific International, Tbk didirikan di Jakarta pada tanggal 22 Februari 1989 berdasarkan akta No. 57 dari Notaris Arianny Lamoen Redjo. S, SH, dengan nama PT. Citramas Securindo. Akta ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-3432.HT.01.01.TH.1989 tanggal 19 April 1989 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia nomor 92, Tambahan Berita Negara nomor 3064 tanggal 17 November 1989. Kemudian Perusahaan merubah nama menjadi PT Artha Pacific Securities berdasarkan akta no. 3 tanggal 3 Juli 2000 dibuat dihadapan Sukawati Sumadi, SH Notaris di Jakarta dan mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan perundang-undangan RI berdasarkan Surat Keputusan no. C-18074 HT.01.04.TH.2000 tanggal 16 Agustus 2000. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir dengan akta Notaris P. Sutrisno A. Tampubolon,S.H.,M.Kn. nomor 47 tanggal 14 Juni 2004, mengenai pengeluaran saham baru dan perubahan anggaran dasar Perusahaan. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia nomor C-15242 HT.01.04.TH.2004 tanggal 18 Juni 2004.

Sesuai dengan maksud dan tujuan pada anggaran dasarnya, ruang lingkup Perusahaan adalah menjalankan usaha selaku Perusahaan Efek. Perusahaan telah mendapatkan ijin operasional dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam), yaitu sebagai Perantara Perdagangan Efek dengan surat Keputusannya No. KEP-180/PM/1992 tertanggal 10 April 1992 dan sebagai Penjamin Emisi Efek dengan surat Keputusannya No. KEP-04/PM/PEE/2001 tertanggal 7 Desember 2001.

Pada tanggal 25 Nopember 2002, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) No. S-2514/PM/2002 untuk melakukan Penawaran Umum Perdana. Penawaran Umum Perdana ini terdiri dari 80.000.000 (delapan puluh juta) Saham Biasa Atas Nama dengan nilai nominal Rp.200 (dua ratus rupiah) setiap saham dan harga penawaran Rp.210 (dua ratus sepuluh rupiah) per saham dan sejumlah 80.000.000 (delapan puluh juta) Waran Seri I yang diterbitkan menyertai saham biasa atas nama yang ditawarkan kepada publik. Waran Seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam daftar penjatahan Penawaran Umum yang dilakukan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek pada tanggal penjatahan. Setiap pemegang 1 (satu) saham memperoleh 1 (satu) Waran Seri I dimana setiap 1 (satu) Waran Seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 (satu) saham baru Perusahaan yang dikeluarkan dari portepel dengan nilai nominal Rp.200 (dua ratus rupiah), setiap sahamnya dengan harga pelaksanaan sebesar Rp. 210 (dua ratus sepuluh rupiah) setiap saham.

Kemudian dengan Akta Notaris Mardiah Said, SH nomor 10 tanggal 15 Oktober 2004 Perusahaan mengganti nama menjadi PT. Artha Pacific Internasional, Tbk dan mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-26169 HT.01.04.TH.2004 tanggal 20 Oktober 2004 serta pengesahan dari Ketua Bapepam .

Berdasarkan akta Notaris Mardiah Said, SH no. 9 tanggal 15 Oktober 2004 Perusahaan telah melakukan perubahan kegiatan usaha dari Perusahaan Efek menjadi Perusahaan Investasi, mengembalikan ijin usaha sebagai perantara pedagang efek dan penjamin emisi efek kepada Bapepam, melakukan transaksi material dengan mendirikan anak perusahaan baru yang melakukan kegiatan usaha sebagai perusahaan efek bernama PT Artha Pacific Sekuritas (sekarang PT Pacific Capital) bekerja sama dengan Richard Husseiy, dimana Perusahaan melakukan penyetoran modal sebesar Rp. 30.000.000.000,- atau 60% dan Richard Husseiy sebesar Rp. 20.000.000.000,- atau 40%. Perusahaan melakukan penyetoran tunai sebesar Rp. 29.488.000.000,- dan inbreng berupa saham PT Bursa Efek Jakarta sebesar Rp. 512.000.000,- sedangkan penyetoran modal Richard Husseiy dilakukan secara tunai.

Kemudian berdasarkan akta penegasan pemindahan hak-hak atas saham PT. Pacific Capital No. 25 tanggal 9 Juni 2009 dibuat dihadapan Yulia, SH Notaris di Jakarta, Richard Husseiy telah menjual saham-sahamnya kepada PT. Pan Pacific Investama.

Dengan akta no. 9 tanggal 29 Juni 2006 dibuat dihadapan Mardiah Said, SH Notaris di Jakarta dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan dengan Surat Keputusan no. C-19940 HT.01.04 TH.2006 tanggal 7 Juli 2006, perusahaan kembali mengalami perubahan nama menjadi PT Pan Pacific International, Tbk.

Perubahan terakhir berdasarkan akta No. 03 dan 04 tanggal 3 Nopember 2010 dibuat dihadapan Mahendra Adinegara, SH, M.Kn Notaris di Jakarta, perusahaan kembali mengalami perubahan anggaran dasar, merubah nama menjadi PT.Pacific Strategic Financial,Tbk. Perubahan tersebut telah mendapat persetujuan melalui Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-60990.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 31 Desember 2010.

Perusahaan berdomisili di Jakarta dan berkantor di Sona Topas Tower, Lt. 18 Jl. Jenderal Sudirman Kav. 26, Jakarta 12920 dan beroperasi secara komersil sejak tahun 1989.

(2)

b. Susunan pengurus

Komisaris

Komisaris utama : Wiyana

Komisaris independen : Haswanto Pramita Abadi Direksi

Direktur utama : Triadi Pramita Abadi

Direktur : Mardianto Tjahja

Komisaris

Komisaris utama : Wiyana

Komisaris independen : Emiyulia Direksi

Direktur utama : Thomas Hindarto

Direktur : Mardianto Tjahja

c. Anak Perusahaan

Nama Perusahaan :PT. Pacific Capital Investment

Bidang Usaha :Kegiatan Perusahaan Efek

Didirikan :6 Juni 2002

Pemilikan saham :99.90%

Jumlah aset per 31 Desember 2010 :32,625,363,525

Jumlah aset per 31 Desember 2009 :30,852,020,206

Nama Perusahaan :PT. Pacific Capital

Bidang Usaha :Kegiatan Perusahaan Efek

Didirikan :21 Oktober 2004

Pemilikan saham :60.00%

Jumlah aset per 31 Desember 2010 :116,790,452,633

Jumlah aset per 31 Desember 2009 :110,562,404,384

Nama Perusahaan :PT. Pacific Multi Finance

Bidang Usaha :Kegiatan Jasa Pengelolaan Keuangan dan lembaga Pembiayaan

Didirikan :17 Nopember 2009

Pemilikan saham :99.00%

Jumlah aset per 31 Desember 2010 :50,000,000

Berdasarkan Akta Notaris Eko Putranto,SH Nomor 6 tanggal 11 Juni 2010 di Jakarta, susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut :

PT. Pacific Capital Investment (Anak Perusahaan) didirikan berdasarkan akta notaris Fathiah Helmi S.H. No. 13 tanggal 06 Juni 2002. Anggaran dasar Perusahaan ini kemudian diubah dengan akta notaris Fathiah Helmi, S.H. No. 71 tanggal 25 Juni 2002 mengenai perubahan susunan pengurus Perusahaan. Akta ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-12853 HT.01.01.TH.2002 tanggal 12 Juli 2002.

PT. Pacific Capital (Anak Perusahaan) didirikan berdasarkan akta Notaris Mardiah Said S.H. No. 13 tanggal 21 Oktober 2004. Akta ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-27916 HT.01.01.TH.2004 tanggal 8 November 2004.

PT. Pacific Multi Finance (Anak Perusahaan) didirikan berdasarkan akta Notaris Humberg Lie,SH. No. 55 tanggal 17 Nopember 2010.

Berdasarkan Akta Notaris P.Sutrisno A.Tampubolon,SH Nomor 40 tanggal 19 Juni 2009 di Jakarta, susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut :

(3)

a. Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi

1) 2)

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan adalah mata uang Rupiah. b. Prinsip konsolidasi

c. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

d. Transaksi dengan Pihak - Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

1).

2). Perusahaan asosiasi (associated company). 3).

4).

5).

Pembukuan perusahaan diselenggarakan dalam Mata Uang Rupiah, transaksi-transaksi selama periode berjalan dalam mata uang asing dicatat dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian periode yang bersangkutan.

Sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan No. 7 yang dimaksud dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut :

Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (intermedieries), mengendalikan atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan perusahaan pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries).

Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut.

Perusahaan menetapkan kebijakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan dengan menggunakan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 42 tentang "Akuntansi Perusahaan Efek" yang berlaku efektif 1 Januari 1998, serta prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan keuangan disusun berdasarkan prinsip harga perolehan (historical cost), kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut dan mengikuti prinsip kesinambungan (going concern).

Laporan arus kas tersebut dikelompokan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan serta disajikan secara terpisah antara kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto, kecuali transaksi yang memenuhi kriteria seperti disebutkan dibawah ini disajikan menurut arus kas bersih :

Perusahaan dimana suatu kepentingan substantial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh orang yang diuraikan dalam 3) dan 4) atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas Perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari perusahaan pelapor dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor.

Seluruh transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat harga dan persyaratan normal sebagaimana dilakukan dengan pihak di luar hubungan istimewa, diungkapkan dalam laporan keuangan.

Penerimaan dan pengeluaran kas untuk pos-pos dengan perputaran cepat, dengan volume transaksi yang besar, dan dengan jangka waktu singkat (maturity short).

Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan dengan pemilikan lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung. Saldo dan transaksi termasuk keuntungan/ kerugian yang belum direalisasi atas transaksi antar Perusahaan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan sebagai satu kesatuan usaha.

Perorangan yang memiliki, baik langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan keluarga dekat adalah mereka yang diharapkan dapat mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor).

Penerimaan dan pengeluaran kas untuk kepentingan para pelanggan, arus kas lebih mencerminkan aktivitas pelanggan daripada aktivitas Perusahaan; dan

(4)

e. Aset dan Kewajiban Keuangan

Penentuan Nilai Wajar

Biaya transaksi adalah biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung pada perolehan atau penerbitan aset keuangan atau kewajiban keuangan, dimana biaya tersebut adalah biaya yang tidak akan terjadi apabila entitas tidak memperoleh atau menerbitkan instrumen keuangan. Biaya transaksi tersebut diamortisasi sepanjang umur instrumen menggunakan metode suku bunga efektif.

Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan, menggunakan suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa depan selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari instrumen keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Perusahaan dan anak perusahaan mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, tanpa mempertimbangkan kerugian kredit di masa depan, namun termasuk seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif.

Perusahaan telah menerapkan kebijakan akuntansi berikut berdasarkan PSAK 50 dan 55 yang berlaku efektif 1 Januari 2010 :

Perusahaan mengakui aset keuangan atau kewajiban keuangan pada neraca, jika dan hanya jika, Perusahaan menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontrak instrumen tersebut. Pembelian atau penjualan yang lazim atas instrumen keuangan diakui pada tanggal penyelesaian.

Instrumen keuangan pada pengakuan awal diukur pada nilai wajarnya, yang merupakan nilai wajar kas yang diserahkan (dalam hal aset keuangan) atau yang diterima (dalam hal kewajiban keuangan). Nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima ditentukan dengan mengacu pada harga transaksi atau harga pasar yang berlaku. Jika harga pasar tidak dapat ditentukan dengan andal, maka nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima dihitung berdasarkan estimasi jumlah seluruh pembayaran atau penerimaan kas masa depan, yang didiskontokan menggunakan suku bunga pasar yang berlaku untuk instrumen sejenis dengan jatuh tempo yang sama atau hampir sama. Pengukuran awal instrumen keuangan, kecuali untuk instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, termasuk biaya transaksi.

Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan adalah jumlah aset keuangan atau kewajiban keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penurunan untuk penurunan nilai atau nilai yang tidak dapat ditagih.

Pengklasifikasian instrumen keuangan dilakukan berdasarkan tujuan perolehan instrumen tersebut dan mempertimbangkan apakah instrumen tersebut memiliki kuotasi harga di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, Perusahaan mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam kategori berikut: aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual, kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan kewajiban lain-lain; dan melakukan evaluasi kembali atas kategori-kategori tersebut pada setiap tanggal pelaporan, apabila diperlukan dan tidak melanggar ketentuan yang disyaratkan.

Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif pada tanggal neraca adalah berdasarkan kuotasi harga pasar atau harga kuotasi penjual/dealer (bid price untuk posisi beli danask price untuk posisi jual), tanpa memperhitungkan biaya transaksi. Apabilabid price danask price yang terkini tidak tersedia, maka harga transaksi terakhir yang digunakan untuk mencerminkan bukti nilai wajar terkini, sepanjang tidak terdapat perubahan signifikan dalam perekonomian sejak terjadinya transaksi.

Untuk seluruh instrumen keuangan yang tidak terdaftar pada suatu pasar aktif, kecuali investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga, maka nilai wajar ditentukan menggunakan teknik penilaian.

Teknik penilaian meliputi teknik nilai kini (net present value), perbandingan terhadap instrumen sejenis yang memiliki harga pasar yang dapat diobservasi, model harga opsi (options pricing models), dan model penilaian lainnya. Dalam hal nilai wajar tidak dapat ditentukan dengan andal menggunakan teknik penilaian, maka investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga dinyatakan pada biaya perolehan setelah dikurangi penurunan nilai.

(5)

e. Aset dan Kewajiban Keuangan Aset Keuangan

1. Aset Keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi

a. b.

c.

2. Pinjaman yang diberikan dan Piutang

3. Investasi Dimiliki Hingga Jatuh Tempo

Investasi dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dan manajemen Perusahaan memiliki intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Apabila Perusahaan menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo, maka seluruh aset keuangan dalam kategori tersebut terkena aturan pembatasan (tainting rule) dan harus direklasifikasi ke kelompok tersedia untuk dijual.

Setelah pengukuran awal, investasi ini diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode bunga efektif, setelah dikurangi penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi. Keuntungan dan kerugian yang timbul diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada saat penghentian pengakuan dan penurunan nilai dan melalui proses amortisasi menggunakan metode bunga efektif.

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi meliputi aset keuangan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki untuk diperdagangkan apabila aset keuangan tersebut diperoleh terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat. Derivatif juga diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif.

Aset keuangan ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada saat pengakuan awal jika memenuhi kriteria sebagai berikut : Penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan ketidakkonsistenan pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul dari pengukuran aset atau pengakuan keuntungan dan kerugian karena penggunaan dasar-dasar yang berbeda; atau

Aset tersebut merupakan bagian dari kelompok aset keuangan, kewajiban keuangan, atau keduanya, yang dikelola dan kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan manajemen risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan; atau

Instrumen keuangan tersebut memiliki derivatif melekat, kecuali jika derivatif melekat tersebut tidak memodifikasi secara signifikan arus kas, atau terlihat jelas dengan sedikit atau tanpa analisis, bahwa pemisahan derivatif melekat tidak dapat dilakukan.

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dicatat pada neraca pada nilai wajarnya. Perubahan nilai wajar langsung diakui dalam laporan laba rugi. Bunga yang diperoleh dicatat sebagai pendapatan bunga, sedangkan pendapatan dividen dicatat sebagai bagian dari pendapatan lain-lain sesuai dengan persyaratan dalam kontrak, atau pada saat hak untuk memperoleh pembayaran atas dividen tersebut telah ditetapkan.

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut tidak dimaksudkan untuk dijual dalam waktu dekat dan tidak diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, investasi dimiliki hingga jatuh tempo atau aset tersedia untuk dijual.

Setelah pengukuran awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode bunga efektif, dikurangi penyisihan penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi. Kerugian yang timbul akibat penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi. Pinjaman yang diberikan dan piutang disajikan sebagai aset lancar jika akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah tanggal neraca, jika tidak, maka disajikan sebagai aset tidak lancar.

(6)

e. Aset dan Kewajiban Keuangan Aset Keuangan

4. Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual

Kewajiban Keuangan

1. Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi

Perubahan dalam nilai wajar langsung diakui dalam laporan laba rugi. 2. Kewajiban Keuangan Lain-Lain

Aset keuangan tersedia untuk dijual merupakan aset yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau tidak diklasifikasikan dalam kategori instrumen keuangan yang lain. Aset keuangan ini diperoleh dan dimiliki untuk jangka waktu yang tidak ditentukan dan dapat dijual sewaktu-waktu untuk memenuhi kebutuhan likuiditas atau karena perubahan kondisi ekonomi.

Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar. Komponen hasil (yield) efektif dari surat berharga hutang tersedia untuk dijual serta dampak penjabaran mata uang asing (untuk surat berharga hutang dalam mata uang asing) diakui dalam laporan laba rugi. Laba atau rugi yang belum direalisasi yang timbul dari penilaian pada nilai wajar atas aset keuangan tersedia untuk dijual tidak diakui dalam laporan laba rugi, melainkan dilaporkan sebagai laba atau rugi bersih yang belum direalisasi pada bagian ekuitas dalam neraca dan laporan perubahan ekuitas.

Aset keuangan tersedia untuk dijual disajikan sebagai aset lancar jika akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah tanggal neraca, jika tidak, maka disajikan sebagai aset tidak lancar.

Apabila aset keuangan dilepaskan, atau dihentikan pengakuannya, maka laba atau rugi kumulatif yang sebelumnya diakui dalam laporan laba rugi langsung diakui dalam laporan laba rugi. Jika Perusahaan memiliki lebih dari satu jenis surat berharga yang sama, maka diterapkan dasar masuk pertama keluar pertama (first-in, first out basis). Bunga yang diperoleh dari aset keuangan tersedia untuk dijual diakui sebagai pendapatan bunga yang dihitung berdasarkan suku bunga efektif. Kerugian yang timbul akibat penurunan nilai aset keuangan juga diakui dalam laporan laba rugi.

Kategori ini merupakan kewajiban keuangan yang tidak dimiliki untuk diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal tidak ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Instrumen keuangan yang diterbitkan atau komponen dari instrumen keuangan tersebut, yang tidak diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan lain-lain, jika subtansi perjanjian kontraktual mengharuskan Perusahaan untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada pemegang instrumen keuangan, atau jika kewajiban tersebut diselesaikan melalui penukaran kas atau aset keuangan lain atau saham sendiri yang jumlahnya tetap atau telah ditetapkan. Komponen instrumen keuangan yang diterbitkan yang terdiri dari komponen kewajiban dan komponen ekuitas harus dipisahkan, dimana komponen ekuitas merupakan bagian residual dari keseluruhan instrumen keuangan setelah dikurangi nilai wajar komponen kewajiban pada tanggal penerbitan. Setelah pengakuan awal, komponen kewajiban diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Dampak penjabaran atas kewajiban keuangan dalam mata uang asing diakui dalam laporan laba rugi.

Kewajiban keuangan diklasifikasikan dalam kategori ini apabila kewajiban tersebut merupakan hasil dari aktivitas perdagangan atau transaksi derivatif yang tidak dimaksudkan sebagai lindung nilai, atau jika Perusahaan memilih untuk menetapkan kewajiban keuangan tersebut dalam kategori ini.

Kewajiban keuangan lain-lain pada pengakuan awal diukur pada nilai wajar dan sesudah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi, dengan memperhitungkan dampak amortisasi (akresi) berdasarkan suku bunga bunga efektif atas premi, diskonto dan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

(7)

f. Instrumen Keuangan Derivatif a. b. c. g. 1. 2. 3.

h. Saling Hapus Instrumen Keuangan

i. Penurunan Nilai Aset Keuangan

Derivatif melekat dipisahkan dari kontrak utama dan dicatat sebagai derivatif jika seluruh kondisi berikut terpenuhi :

Karakteristik ekonomi dan risiko dari derivatif melekat tidak berkaitan erat dengan karakteristik ekonomi dan risiko dari kontrak utama.

terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali Perusahaan, tidak berulang dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Perusahaan.

Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya, dan pada keuntungan atau kerugian akumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi Perusahaan.

Pada setiap tanggal neraca, manajemen Perusahaan menelaah apakah suatu aset keuangan atau kelompok aset keuangan telah mengalami penurunan nilai.

Reklasifikasi Aset Keuangan

Derivatif yang berdiri sendiri dan derivatif melekat yang dipisahkan diklasifikasikan sebagai aset atau kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, kecuali derivatif tersebut ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Pada pengakuan awal, instrumen derivatif diukur pada nilai wajar pada tanggal transaksi derivatif terjadi atau dipisahkan, dan selanjutnya diukur pada nilai wajar.

Derivatif disajikan sebagai aset apabila nilai wajarnya positif, dan disajikan sebagai kewajiban apabila nilai wajarnya negatif. Laba atau rugi dari perubahan nilai wajar derivatif langsung diakui dalam laporan laba rugi.

Manajemen menelaah apakah derivatif melekat harus dipisahkan dari kontrak utamanya pada saat pertama kali Perusahaan menjadi salah satu pihak dari kontrak tersebut. Penelaahan kembali dilakukan apabila terdapat perubahan syarat-syarat kontrak yang mengakibatkan modifikasi arus kas secara signifikan.

Instrumen terpisah yang memiliki persyaratan yang sama dengan derivatif melekat memenuhi definisi sebagai derivatif; Instrumen campuran atau instrumen yang digabungkan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali dimana perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut;

terjadi setelah Perusahaan telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau Perusahaan telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau

Perusahaan tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan.

Perusahaan tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun dua tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan total nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut;

Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam neraca jika, dan hanya jika, Perusahaan saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara simultan. Dalam hal terdapat kesepakatan induk untuk menyelesaikan secara neto (master netting agreements), aset dan kewajiban yang terkait tidak dapat disajikan saling hapus dalam neraca.

(8)

i. Penurunan Nilai Aset Keuangan

1. Aset keuangan pada biaya perolehan diamortisasi

2. Aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan

3. Aset keuangan tersedia untuk dijual

j. Penghentian Pengakuan Aset dan Kewajiban Keuangan 1. Aset Keuangan

a. Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir. b.

c.

Dalam hal instrumen hutang dalam kelompok tersedia untuk dijual, penurunan nilai ditelaah berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Bunga tetap diakui berdasarkan suku bunga efektif asal yang diterapkan pada nilai tercatat aset yang telah diturunkan nilainya, dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi. Jika, pada tahun berikutnya, nilai wajar instrumen hutang meningkat dan peningkatan nilai wajar tersebut karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan melalui laporan laba rugi.

Aset keuangan (atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya jika sebagai berikut :

Jika, pada tahun berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka dilakukan penyesuaian atas penyisihan kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui. Pemulihan penurunan nilai selanjutnya diakui dalam laporan laba rugi, dengan ketentuan nilai tercatat aset setelah pemulihan penurunan nilai tidak melampaui biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan tersebut.

Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan tidak diukur pada nilai wajar karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, maka jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa.

Dalam hal instrumen ekuitas dalam kelompok tersedia untuk dijual, penelaahan penurunan nilai ditandai dengan penurunan nilai wajar dibawah biaya perolehannya yang signifikan dan berkelanjutan. Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, maka kerugian penurunan nilai kumulatif yang dihitung dari selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai yang sebelumnya telah diakui dalam laporan laba rugi, dikeluarkan dari ekuitas dan dan diakui dalam laporan laba rugi. Kerugian penurunan nilai yang diakui pada laporan laba rugi tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi (harus diakui melalui ekuitas). Kenaikan nilai wajar setelah terjadinya penurunan nilai diakui di ekuitas.

Manajemen pertama-tama menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika manajemen menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik aset keuangan tersebut signifikan atau tidak signifikan, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

Perusahaan telah mentransfer haknya untuk menerima arus kas dari aset keuangan dan (i) telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, atau (ii) secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, namun telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut.

Jika terdapat bukti obyektif bahwa penurunan nilai telah terjadi atas aset dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa depan yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut (yang merupakan suku bunga efektif yang dihitung pada saat pengakuan awal). Nilai tercatat aset tersebut langsung dikurangi dengan penurunan nilai yang terjadi atau menggunakan akun penyisihan dan jumlah kerugian yang terjadi diakui di laporan laba rugi.

Perusahaan tetap memiliki hak untuk menerima arus kas dari aset keuangan tersebut, namun juga menanggung kewajiban kontraktual untuk membayar kepada pihak ketiga atas arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa adanya penundaan yang signifikan berdasarkan suatu kesepakatan, atau;

(9)

j. Penghentian Pengakuan Aset dan Kewajiban Keuangan 1. Aset Keuangan

2. Kewajiban Keuangan

k. Kas dan Setara Kas

l. Penyisihan piutang ragu - ragu

m. Transaksi efek 1. 2. 3. 4. 5. n. Portofolio efek 1. 2.

Pada tanggal penyelesaian, kegagalan untuk menyelesaikan transaksi pembelian efek dicatat sebagai gagal terima dan disajikan di neraca sebagai kewajiban, sedangkan kegagalan untuk menyelesaikan transaksi penjualan efek dicatat sebagai gagal serah dan disajikan sebagai aset.

Penerimaan dana dari nasabah pemilik rekening dalam rangka pembelian efek, pembayaran dan penerimaan atas transaksi pembelian dan penjualan efek untuk nasabah pemilik rekening di catat sebagai rekening nasabah. Saldo dana pada rekening nasabah disajikan di neraca sebagai kewajiban, sedangkan kekurangan dana pada rekening nasabah disajikan sebagai aset.

Efek hutang dan ekuitas untuk diperdagangkan dinyatakan berdasarkan harga pasar. Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi akibat kenaikan (penurunan) harga pasar dilaporkan dalam laporan laba (rugi) konsolidasian tahun berjalan.

Efek hutang untuk dimiliki hingga jatuh tempo dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi (ditambahkan) dengan amortisasi premi (diskonto). Penurunan nilai secara permanen dibebankan dalam laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan.

Perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan hasil penelaahan terhadap akun piutang masing-masing nasabah pada akhir tahun.

Transaksi pembelian dan penjualan efek baik untuk nasabah maupun untuk sendiri diakui pada saat timbulnya perikatan atas transaksi efek.

Pembelian efek untuk nasabah di catat sebagai piutang nasabah dan hutang LKP, sedangkan penjualan efek dicatat sebagai piutang LKP dan hutang nasabah.

Portofolio efek yang dimiliki perusahaan terdiri dari portofolio efek hutang, ekuitas dan unit penyertaan reksadana.Investasi pada portofolio efek hutang dan ekuitas dinilai sesuai dengan klasifikasi efek yang bersangkutan sebagai berikut :

Pembelian efek untuk sendiri dicatat sebagai persediaan portofolio efek dan hutang, sedangkan penjualan efek dicatat sebagai piutang dan mengurangi jumlah tercatat portofolio efek serta mengakui keuntungan atau kerugian atas penjualan efek tersebut.

Ketika Perusahaan telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari suatu aset keuangan atau telah menjadi pihak dalam suatu kesepakatan, dan secara substansial tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan dan masih memiliki pengendalian atas aset tersebut, maka aset keuangan diakui sebesar keterlibatan berkelanjutan dengan aset keuangan tersebut. Keterlibatan berkelanjutan dalam bentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransfer diukur berdasarkan jumlah terendah antara nilai aset yang ditransfer dengan nilai maksimal dari pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar kembali oleh Perusahaan.

Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya jika kewajiban keuangan tersebut berakhir, dibatalkan atau telah kadaluarsa. Jika kewajiban keuangan tertentu digantikan dengan kewajiban keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama namun dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau terdapat modifikasi secara substansial atas ketentuan kewajiban keuangan yang ada saat ini, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dianggap sebagai penghentian pengakuan kewajiban keuangan awal. Pengakuan timbulnya kewajiban keuangan baru serta selisih antara nilai tercatat kewajiban keuangan awal dengan yang baru diakui dalam laporan laba rugi.

Kas dan setara kas meliputi kas, bank dan investasi jangka pendek yang sangat likuid, yang segera dapat dikonversikan ke sejumlah kas tertentu dan memiliki resiko perubahan nilai yang tidak signifikan.

(10)

o. Penyertaan Saham

p. Transaksi Jual Efek dengan Janji Beli Kembali / Beli Efek dengan Janji Jual Kembali

1.

2.

q. Aset tetap

Komputer dan telekomunikasi : 25% per tahun

Partisi : 25% per tahun

Peralatan kantor : 25% per tahun

Kendaraan : 20% per tahun

r. Sewa guna usaha

1)

2)

3)

Seluruh pembayaran berkala ditambah dengan nilai sisa mencakup pengembalian biaya perolehan aset yang disewa guna usahakan serta bunganya, sebagai keuntungan perusahaan sewa guna usaha (full payout lease).

Efek yang dijual dengan janji untuk dibeli kembali(repo) diakui sebagai kewajiban repo sebesar harga pembelian kembali dikurangi beban bunga yang belum direalisasi. Beban bunga yang belum direalisasi yang merupakan selisih antara harga jual dan harga pembelian kembali, diakui sebagai beban sesuai dengan jangka waktu sejak efek dijual hingga dibeli kembali.

Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan, dikurangi akumulasi penyusutannya. Penyusutan aset tetap dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method)I, berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut :

Masa sewa guna usaha minimum 2 (dua ) tahun.

Transaksi jual efek dengan janji beli kembali(repo)dan transaksi beli efek dengan janji jual kembali(reverse repo)merupakan transaksi pembelian (penjualan) efek dengan jaminan efek tersebut. Perlakuan akuntansi untuk transaksi ini adalah sebagai berikut :

Efek yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)diakui sebagai piutang reverse repo sebesar harga penjualan kembali dikurangi pendapatan bunga yang belum direalisas, yang merupakan selisih antara harga beli dan harga penjualan kembali, diakui sebagai pendapatan sesuai dengan jangka waktu sejak efek dibeli hingga dijual kembali.

Sebelum tanggal 1 Januari 2008, aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.

Efektif tanggal 1 Januari 2008, perusahaan menerapkan PSAK No.16 (Revisi 2007), "Aset Tetap" yang menggantikan PSAK No.16 (1994), Aset Tetap dan Lain-lain" dan PSAK No.17 (1994), "Akuntansi Penyusutan". Berdasarkan standar ini, suatu entitas harus memilih antara model biaya atau model revaluasi sebagai kebijakan akuntansi pengukuran atas aset tetap. Perusahaan telah memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya. Penerapan standar yang telah direvisi ini tidak memiliki pengaruh terhadap laporan keuangan konsolidasian perusahaan.

Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan dalam perhitungan laba-rugi pada saat terjadinya, pemugaran dan penambahan dalam jumlah besar yang meningkatkan produktivitas atau menambah masa manfaat ekonomis aset, akan dikapitalisasi. aset dalam penyelesaian akan dimasukkan kedalam kelompok aset tetap dan disusutkan setelah aset tersebut selesai, aset yang sudah tidak digunakan lagi atau dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dilaporkan dalam perhitungan laba rugi yang bersangkutan.

Penyertaan saham dengan kepemilikan kurang dari 20% yang nilai wajarnya tidak tersedia serta dimaksudkan untuk investasi jangka panjang dinyatakan sebesar biaya perolehan. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan.

Transaksi sewa guna usaha di golongkan sebagai sewa guna usaha dengan hak opsi ("capital lease") sesuai dengan pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 30 tentang "Akuntansi Sewa Guna Usaha" yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :

Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aset yang disewa guna usahakan pada akhir masa sewa guna usaha dengan harta yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa guna usaha.

(11)

r. Sewa guna usaha

s. Pengakuan pendapatan dan beban 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. t. Persediaan u. Perpajakan 1. 2.

v. Laba per saham

w. Transaksi dengan mata uang asing

Jasa penjaminan emisi efek diakui pada saat aktivitas penjaminan emisi secara substansi telah selesai dan jumlah pendapatan telah dapat ditentukan.

Pembukuan Perusahaan dan Anak Perusahaan, diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing yaitu Dolar Amerika Serikat dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal 30 Juni 2009 dan 2008, seluruh aset dan kewajiban moneter dalam mata uang Dolar Amerika Serikat dijabarkan ke dalam rupiah dengan menggunakan nilai kurs tengah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Selisih yang timbul akibat penjabaran tersebut dicatat sebagai laba atau rugi tahun berjalan.

Biaya yang terjadi sehubungan dengan kegiatan pengelolaan investasi dan penasehat investasi dibebankan pada saat terjadinya. Beban lainnya diakui sesuai dengan manfaatnya pada periode yang bersangkutan (accrual basis).

Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan persediaan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang. Biaya perolehan meliputi biaya-biaya yang terjadi untuk memperoleh persediaan tersebut serta membawanya ke lokasi dan kondisi sekarang. Perusahaan melakukan penyisihan persediaan usang dan rusak berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir periode.

Semua perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan kewajiban dengan dasar pengenaan pajaknya diakui sebagai pajak tangguhan dengan metode kewajiban (liability). Pajak tangguhan diukur dengan tarif pajak yang berlaku saat ini.

Saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi diakui sebagai aset pajak tangguhan apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi.

Laba usaha dan laba bersih per saham di hitung dengan membagi laba usaha dan laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang dari jumlah saham Perusahaan yang beredar pada periode yang bersangkutan.

Aset sewa guna usaha dengan hak opsi (disajikan sebagai bagian dari aset tetap) dinyatakan sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha selama masa sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi ) yang harus dibayar pada akhir masa sewa usaha. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus ("straight line method") berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset sewa guna usaha.

Pendapatan dari jasa pengelolaan investasi dan jasa penasehat investasi diakui pada saat jasa diberikan sesuai dengan ketentuan dalam kontrak. Keuntungan (kerugian) dari perdagangan efek meliputi keuntungan (kerugian) yang timbul dari penjualan efek dan keuntungan (kerugian) akibat kenaikan (penurunan) harga pasar portofolio efek.

Jika salah satu dari kriteria tersebut diatas tidak terpenuhi, maka transaksi sewa guna usaha dikelompokan sebagai transaksi sewa guna usaha biasa (operating lease).

Pendapatan komisi perantara pedagang efek dan jasa lainnya diakui berdasarkan tanggal transaksi. Pendapatan dividen dari portofolio efek diakui pada saat emiten mengumumkan pembayaran dividen.

Biaya yang timbul sehubungan proses penjaminan emisi diakumulasi dan dibebankan pada saat pendapatan penjaminan emisi diakui. Dalam hal kegiatan penjaminan emisi tidak diselesaikan dan emisi efek dibatalkan, maka biaya penjaminan emisi tersebut dibebankan pada periode berjalan.

(12)

x. Kesejahteraan Karyawan

3. Instrumen Keuangan

Klasifikasi instrumen Keuangan

Tidak memiliki Kuotasi Harga di

Pasar aktif dan

Ditetapkan Nilai wajarnya Pinjaman

Kelompok untuk Diukur tidak dapat diakui yang diberikan Jumlah

Diperdagangkan Pada Nilai Wajar dengan andal dan Piutang

Kas dan Setara Kas - - - 8,316,271,784 8,316,271,784 Deposito Berjangka yang dibatasi penggunaannya - - - 471,444,242 471,444,242 Portofolio efek 128,345,500,000 - - 128,345,500,000 Reverse Repo - - 11,100,000,000 11,100,000,000 Piutang LKP - - - 13,314,517,500 13,314,517,500 Piutang Nasabah - - - 11,697,257,357 11,697,257,357 Penyertaan Saham - - 587,000,000 - 587,000,000 Piutang lain-lain - - - 964,016,654 964,016,654 Aset Lain-lain - - - 448,767,757 448,767,757 Jumlah 128,345,500,000 - - 587,000,000 46,312,275,293 175,244,775,293

Biaya dan pajak dibayar di muka tidak diklasifikasi sebagai aset keuangan berdasarkan PSAK 55 (Revisi 2006).

Nilai Wajar

melalui Laporan Biaya Perolehan Jumlah

Laba Rugi yang diamortisasi

Hutang LKP - 12,358,068,000 12,358,068,000 Hutang Nasabah - 13,419,664,712 13,419,664,712 Biaya yang masih harus dibayar - 393,157,226 393,157,226 Hutang lain-lain - 1,114,973,548 1,114,973,548 Jumlah - 27,285,863,485 27,285,863,485 Pada tanggal 31 Desember 2010, nilai wajar aset keuangan tidak berbeda material dengan nilai tercatatnya,

Hutang pajak tidak diklasifikasi sebagai aset keuangan berdasarkan PSAK 55 (Revisi 2006). Pada Nilai Wajar melalui Laba Rugi

Pada tahun 2003, Pemerintah mengeluarkan Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan sebagaimana disebutkan dalam pasal 156 dimana dalam hal pemutusan hubungan kerja, pengusaha diwajibkan membayar uang pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja dan uang pengganti hak yang seharusnya diterima. Akrual atas kewajiban ini ditentukan berdasarkan estimasi dari pihak manajemen.

Pada tanggal 31 Desember 2010, nilai wajar kewajiban keuangan tidak berbeda material dengan nilai tercatatnya, Klasifikasi kewajiban keuangan pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut :

Rincian kebijakan akuntansi penting dan metode yang diterapkan (termasuk kriteria untuk pengakuan, dasar pengukuran, dan dasar pengakuan pendapatan dan beban) untuk setiap klasifikasi aset keuangan, kewajiban dan instrumen ekuitas diungkapkan dalam catatan 2.

(13)

a.

b. Resiko Harga Pasar

c. Resiko Suku Bunga

d. Resiko Kredit

e. Risiko Likuiditas

Penyisihan digunakan untuk mencatat kerugian atas penurunan nilai suatu akun kecuali, jika Perusahaan merasa yakin bahwa tidak ada pemulihan yang mungkin terjadi terhadap tagihan tersebut. Pada saat itu, aset keuangan dianggap tidak tertagih dan beban penyisihannya dihapuskan atas nilai tercatat dari aset keuangan.

Risiko likuiditas timbul jika Perusahaan mengalami kesulitan dalam mendapatkan sumber pendanaan. Manajemen Risiko likuiditas berarti menjaga kecukupan saldo kas dan bank. Perusahaan mengelola risiko likuiditas dengan pengawasan proyeksi dan arus kas aktual secara terus menerus serta pengawasan tanggal jatuh tempo aset dan kewajiban keuangan.

Perusahaan telah memenuhi persyaratan Modal Kerja Bersih Disesuaikan pada tanggal 30 Desember 2010, juga telah memenuhi persyaratan ketentuan modal disetor sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan No.153/PMK.010/2010 tentang kepemilikan saham dan permodalan perusahaan efek.

Resiko suku bunga arus kas adalah resiko arus kas di masa datang atas instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar. Nilai wajar resiko suku bunga adalah resiko nilai wajar instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar. Perusahaan dihadapkan pada berbagai resiko terkait dengan fluktuasi suku bunga pasar.

Aset dan kewajiban keuangan yang berpotensi terpengaruh resiko suku bunga terutama terdiri dari; deposito berjangka, piutang dan hutang marjin, perdagangan hutang jatuh tempo dan pinjaman dari lembaga keuangan. Perusahaan memonitor perubahan suku bunga pasar untuk memastikan suku bunga Perusahaan sesuai dengan pasar. Perusahaan belum melakukan lindung nilai yang efektif untuk pinjaman yang suku bunganya mengambang.

Perusahaan memiliki kebijakan kredit untuk menetapkan batas kredit nasabah dan memantau saldonya secara berkelanjutan. Kualitas kredit dinilai setelah mempertimbangkan posisi keuangan dan pengalaman masa lalu pelanggan.

Perusahaan telah mendokumentasikan kebijakan manajemen resiko keuangannya. Kebijakan yang ditetapkan merupakan strategi bisnis secara menyeluruh dan filosofi manajemen resiko. Keseluruhan strategi manajemen resiko Perusahaan ditujukan untuk meminimalkan pengaruh ketidakpastian yang dihadapi dalam pasar terhadap kinerja keuangan Perusahaan.

Perusahaan beroperasi di dalam negeri dan menghadapi berbagai resiko keuangan termasuk modal, harga pasar, suku bunga, kredit, dan likuiditas.

Perusahaan juga diwajibkan untuk memelihara persyaratan minimum modal kerja bersih, seperti yang disebutkan dalam peraturan Bapepam-LK No.V.D.5 dan peraturan Bapepam-LK No.X.E.1 yang antara lain, menentukan Modal Kerja Bersih Disesuaikan untuk perusahaan efek yang beroperasi sebagai perantara perdagangan efek, manajer investasi, dan penjamin emisi sebesar Rp. 25,2 Miliar, jika hal ini tidak dipantau atau disesuaikan, dapat mengakibatkan berbagai sanksi mulai dari denda sampai dengan penghentian sebagian atau seluruh kegiatan usaha.

Resiko Modal

Perusahaan akan membentuk suatu penyisihan yang merupakan estimasi kerugian yang terjadi dalam akun piutang premi.

Perusahaan mengelola modal ditujukan untuk memastikan kemampuan perusahaan melanjutkan usaha secara berkelanjutan dan memaksimumkan imbal hasil kepada pemegang saham melalui optimalisasi saldo hutang dan ekuitas. Untuk memelihara atau mencapai struktur modal yang optimal, perusahaan dapat menyesuaikan jumlah pembayaran deviden, pengurangan modal, penerbitan saham baru atau membeli kembali saham beredar, mendapatkan pinjaman baru atau menjual aset untuk mengurangi pinjaman.

Perusahaan tidak memiliki eksposur resiko konsentrasi yang signifikan untuk setiap investasi.

Eksposur perusahaan terhadap resiko harga pasar terutama muncul dari counterparty yang gagal memenuhi kewajibannya atau melalui kesalahan perdagangan dan kesalahan lainnya. Dalam transaksi perdagangan di bursa, Peusahaan bertindak sebagai prinsipal dan kemudian menovasi kontrak tersebut ke nasabah, kegagalan nasabah menerima perdagangan akan menyebabkan Perusahaan terkena resiko harga pasar.

(14)

Akun ini terdiri dari : 31 Desember 2010 31 Desember 2009

Kas 52,868,000 2,828,500

Bank : Rupiah

PT. Bank CIMB Niaga,Tbk 6,321,224,614 2,596,755,413

PT. Bank Central Asia,Tbk 1,419,384,966 996,071,071

PT. Bank Mandiri (Persero).Tbk 297,930,004 12,019,936

PT. Bank Capital 204,787,236 57,016,729

PT. Bank Victoria,Tbk 3,591,761 3,822,786

Dolar Amerika Serikat

PT. Bank Central Asia,Tbk 6,960,895 7,505,500 Citibank N.A. - - PT. Bank Mandiri (Persero),Tbk 9,524,308 - Deposito

PT. Bank Capital * 10,000,000,000

J u m l a h 8,316,271,784 13,676,019,935

6. Deposito Berjangka yang dibatasi penggunaannya

7. Portofolio efek

Akun ini terdiri dari : 31 Desember 2010 31 Desember 2009

Efek bersifat ekuitas -

Perusahaan

PT. Polaris Investama, Tbk 16,330,000,000

Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi 6,900,000,000

Anak Perusahaan PT. Pacific Capital PT. Bank Bukopin, Tbk 3,400,000,000 PT. Bumi Resources, Tbk 1,425,000,000 PT. Elnusa, Tbk 493,850,000 PT. Polaris Investama, Tbk 45,279,693,548

Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi (6,515,043,548)

PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk 4,464,517,500

PT. Bank Bumi Arta, Tbk 400,000,000

Jasa Marga (Persero) 1,820,000,000

PT. Pan Brothers, Tbk 294,730,000

PT. Polaris Investama, Tbk 43,352,500,000

PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia, Tbk 70,000,000

Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi (2,381,615,000)

J u m l a h - dipindahkan 67,313,500,000 48,020,132,500

Akun ini merupakan deposito berjangka pada PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia ('KPEI") Tbk, yang digunakan sebagai jaminan penyelesaian transaksi harian kepada PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia ('KPEI") Tbk, sehubungan dengan perdagangan efek melalui Bursa Efek Indonesia ("BEI").

(15)

Akun ini terdiri dari : 31 Desember 2010 31 Desember 2009

Jumlah - pindahan 67,313,500,000 48,020,132,500

Anak Perusahaan

PT. Pacific Capital Investment

PT. Evergreen Invesco, Tbk 25,000,000,000

PT. Polaris Investama, Tbk 2,328,737,589

Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi (296,737,589)

PT. Inti Agri Resourches, Tbk -

PT. Polaris Investama, Tbk 4,050,000,000

Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi (50,000,000)

Efek bersifat hutang -

Perusahaan

Obligasi Berlian Laju Tanker IV 2009 B 9,000,000,000

Obligasi Bakrie Telkom I Th.2007 2,500,000,000

Anak Perusahaan

Obligasi Berlian Laju Tanker IV 2009 B 15,000,000,000

Obligasi Bakrie Telkom I Th.2007 7,500,000,000

J u m l a h 128,345,500,000 52,020,132,500

8. Piutang lembaga kliring dan penjaminan

9. Piutang nasabah

31 Desember 2010 31 Desember 2009 Pihak ketiga:

Saldo masing-masing

lebih atau sama dengan 5% 10,782,126,916 10,455,663,505

kurang dari 5% 915,130,442 1,451,456,973

J u m l a h 11,697,257,357 11,907,120,478

10. Beli Efek Dengan Janji Jual Kembali (Reverse Repo)

Akun ini terdiri dari : 31 Desember 2010 31 Desember 2009

Efek untuk diperdagangkan :

11,100,000,000 18,028,000,000

J u m l a h 11,100,000,000 18,028,000,000

Beli Efek dengan Janji jual Kembali ( Reverse Repo )

Akun ini merupakan piutang yang timbul dari transaksi perdagangan efek dengan nasabah, dengan rincian sebagai berikut:

Perusahaan tidak membentuk penyisihan piutang ragu-ragu karena pihak manajemen berkeyakinan bahwa seluruh piutang nasabah tersebut dapat ditagih, dan mempunyai jaminan yang cukup untuk menutup kemungkinan tidak tertagihnya rekening nasabah.

Akun ini merupakan efek ekuitas yang dibeli perusahaan dengan perjanjian untuk menjual kembali kepada pemilik efek pada tanggal tertentu dengan harga jual yang telah disepakati.

(16)

Dengan Perincian sebagai berikut :

Anak Perusahaan

Jumlah Saham Perolehan Jual Kembali Harga

4,800,000 01-Dec-10 01-Jun-11 3,000,000,000 1,000,000 04-Dec-10 04-Jun-11 500,000,000 900,000 08-Dec-10 08-Jun-11 500,000,000 5,800,000 14-Dec-10 14-Jun-11 3,000,000,000 PT. Pacific Capital Investment

9,100,000 01-Jun-10 31-May-11 4,100,000,000

J u m l a h 11,100,000,000

Anak Perusahaan

Jumlah Saham Perolehan Jual Kembali Harga

4,500,000 28-May-09 28-May-10 2,000,000,000 11,400,000 28-May-09 28-May-10 5,000,000,000 2,200,000 01-Dec-09 10-Jun-10 1,000,000,000 4,800,000 28-May-09 28-May-10 3,000,000,000 1,000,000 04-Dec-09 04-Jun-10 500,000,000 900,000 08-Dec-09 08-Jun-10 500,000,000 5,000,000 14-Dec-09 14-Jun-10 3,000,000,000

PT. Pacific Capital Investment 9,100,000

01-Jun-09 31-May-10 3,028,000,000

J u m l a h 18,028,000,000

11. Piutang Lain -lain

Akun ini terdiri dari 31 Desember 2010 31 Desember 2009

Piutang karyawan - 94,029,040

Piutang Lain-lain 964,016,654 1,453,194,468

J u m l a h 964,016,654 1,547,223,508

12. Beban dibayar di muka

Akun ini terdiri dari 31 Desember 2010 31 Desember 2009

Sewa 233,095,800 211,071,000

Parkir 22,500,000 7,475,000

Asuransi dibayar di muka 12,103,979 10,762,711

Lain-lain 5,400,000 1,319,800,000 J u m l a h 273,099,779 1,549,108,711 PLAS Per 31 Desember 2009 Tanggal PLAS PLAS PT. Pacific Capital IIKP PLAS PLAS PLAS PLAS IIKP PT. Pacific Capital PLAS Per 31 Desember 2010 PLAS PLAS PLAS Tanggal

(17)

Akun ini terdiri dari 31 Desember 2010 31 Desember 2009 PPN Masukan 1,146,018,897 465,223,680 PPh Pasal 23 - 220,000 J u m l a h 1,146,018,897 465,443,680 14. Penyertaan saham 15. Promissory Note

Saldo promissory Note adalah sebagai berikut :

31 Desember 2010 31 Desember 2009

Saldo Promissory Note - 41,688,592,035

Jumlah - 41,688,592,035

16. Aset tetap

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir

Nilai perolehan Kepemilikan langsung Komputer dan telekomunikasi 3,275,598,610 1,561,593,935 2,438,677,500 2,398,515,045 Peralatan kantor 4,920,122,022 4,600,000 34,837,497 4,889,884,525 Kendaraan 10,689,402,500 208,000,000 4,097,944,986 6,799,457,514 Partisi 2,437,041,275 - - 2,437,041,275 - Jumlah 21,322,164,407 1,774,193,935 6,571,459,983 16,524,898,359

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir

Akumulasi penyusutan Kepemilikan langsung Komputer dan telekomunikasi 3,183,414,674 135,950,796 - 3,319,365,470 Peralatan kantor 1,005,534,137 1,141,254,065 40,083,132 2,106,705,070 Kendaraan 326,996,131 1,989,451,998 511,560,117 1,804,888,012 Partisi 1,388,676,519 314,203,754 - 1,702,880,273 Jumlah 5,904,621,461 3,580,860,613 - 8,933,838,825 Nilai buku 15,417,542,946 7,591,059,542

Penyertaan saham pada PT. Bursa Efek Jakarta merupakan salah satu persyaratan sebagai anggota bursa, dinyatakan sebesar biaya perolehan.

(18)

31 Desember 2009

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir

Nilai perolehan Kepemilikan langsung Komputer dan telekomunikasi 3,323,502,199 182,038,908 229,942,497 3,275,598,610 Peralatan kantor 2,923,515,122 1,996,606,900 - 4,920,122,022 Kendaraan 3,597,555,000 7,706,597,500 614,750,000 10,689,402,500 Partisi 1,962,041,275 475,000,000 - 2,437,041,275 Jumlah 11,806,613,596 10,360,243,308 - 21,322,164,407

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir

Akumulasi penyusutan Kepemilikan langsung Komputer dan telekomunikasi 3,046,895,749 136,518,926 - 3,183,414,674 Peralatan kantor 354,041,018 651,493,119 - 1,005,534,137 Kendaraan 1,149,716,664 610,696,129 1,433,416,662 326,996,131 Partisi 1,171,845,084 216,831,435 - 1,388,676,519 Jumlah 5,722,498,515 1,615,539,609 - 5,904,621,461 Nilai buku 6,084,115,081 15,417,542,947 17. Aset lain-lain

Akun ini terdiri dari : 31 Desember 2010 31 Desember 2009

Jaminan sewa gedung dan telepon 130,465,300

Lain-lain 318,302,457 124,038,500

J u m l a h 448,767,757 124,038,500

18. Hutang lembaga kliring dan penjaminan

19. Hutang nasabah

31 Desember 2010 31 Desember 2009 Pihak ketiga:

Saldo masing-masing

lebih atau sama dengan 5% 11,122,261,200 11,364,981,338

kurang dari 5% 2,297,403,512 1,458,253,815

Akun ini merupakan kewajiban yang timbul dari transaksi perdagangan efek yang dilakukan Perusahaan dengan nasabah, dengan rincian sebagai berikut: Merupakan kewajiban Perusahaan kepada pihak PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia akibat perhitungan penyelesaian (settlement) transaksi beli efek yang dilakukan oleh Perusahaan.

(19)

Akun ini terdiri dari : 31 Desember 2010 31 Desember 2009

Beban transaksi *} 385,390,029 109,983,920

Telepon 7,767,197 9,276,036

J u m l a h 393,157,226 119,259,956

*)

21. Kewajiban Imbalan Pasca Kerja **)

31 Desember 2010 31 Desember 2009

Kewajiban Imbalan Pasca Kerja 2,760,875,139 1,149,957,952

J u m l a h 2,760,875,139 1,149,957,952

22. Hutang Lain-lain

31 Desember 2010 31 Desember 2009

Hutang Lain - lain 1,114,973,548 1,151,317,409

J u m l a h 1,114,973,548 1,151,317,409

23. Perpajakan

31 Desember 2010 31 Desember 2009

Pajak Kini - (354,562,320)

Manfaat ( beban ) pajak tangguhan 855,287,546 28,632,377

Jumlah 855,287,546 (325,929,943) Pajak kini 31 Desember 2010 31 Desember 2009 10,725,783,932 6,924,364,604 (4,065,072,981) (6,889,770,563) 6,660,710,951 34,594,041 Laba ( rugi ) sebelum taksiran pajak penghasilan menurut laporan laba rugi

Rugi ( laba ) anak perusahaan sebelum taksiran pajak penghasilan bersih

Akun ini merupakan beban transaksi yang masih harus dibayar Perusahaan kepada Bursa Efek Jakarta atas transaksi efek yang dilakukan oleh nasabah dan Perusahaan.

Manfaat ( beban ) pajak penghasilan perusahaan untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut :

Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi dengan laba kena pajak tahun yang berakhir pada tanggal - tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut :

Laba ( rugi ) sebelum taksiran pajak penghasilan - Induk perusahaan

Pada tahun 2003, pemerintah mengeluarkan UU No.13 tentang ketenagakerjaan terutama pasal 156 mengenai "Penyelesaian Pemutusan Hubungan Kerja dan Penetapan Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja dan Ganti Kerugian di Perusahaan", yang mengharuskan Perusahaan untuk membayar uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan ganti kerugian kepada karyawan dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja pada kondisi seperti yang dinyatakan dalam surat keputusan tersebut.

(20)

31 Desember 2010 31 Desember 2009 Perbedaan Temporer

- kesejahteraan karyawan 92,274,590 4,313,309 - Unrealized Gain(loss) efek (6,900,000,000) -- Penyusutan aset tetap 390,638,331

-Jumlah perbedaan temporer (6,417,087,079) 4,313,309

Perbedaan Permanen

Penyusutan 269,196,875 -

Pendapatan bunga deposito dan jasa giro (756,134,032) (4,373,654)

Pendapatan fixed Income (241,500,000)

4,000,000

Laba - rugi realisasi 390,000,000

Laba - rugi penjualan aset 256,887,915 -

Beban PPh Ps 21 6,091,750 -

Pajak 3,000,000 8,398,750

Beban lain - lain 2,750,000 90,988,553

Jumlah Perbedaan Permanen (69,707,492) 99,013,649

Jumlah koreksi fiskal (6,486,794,571) 103,326,959

Laba kena pajak 173,916,380 137,921,000

Kompensasi kerugian - - Laba kena pajak setelah kompensasi 173,916,380 137,921,000

31 Desember 2010 31 Desember 2009 Taksiran Pajak Penghasilan Badan

X 5,000,000

X 7,500,000

X 20,705,700

Jumlah Taksiran Pajak Penghasilan Perusahaan 21,739,548 19,308,940 322,077,575 335,253,380 Jumlah Taksiran Pajak Penghasilan Bersih 343,817,123 354,562,320

Pajak dibayar di muka

PPh ps 25 Perusahaan - 17,930,000

PPh ps 25 anak Perusahaan 316,435,270 200,795,752

Jumlah pajak dibayar di muka 316,435,270 316,435,270

Taksiran PPh badan ( Lebih ) Kurang bayar Perusahaan 21,739,548 1,378,940 Taksiran PPh badan ( Lebih ) Kurang bayar anak Perusahaan 5,642,305 134,457,628

Taksiran PPh Badan 27,381,853 38,127,050

Pajak Kini

Jumlah taksiran panghasilan kena pajak untuk tahun 2010 sebagai estimasi pajak penghasilan badan tahun berjalan. Sedangkan pajak penghasilan periode 31 Desember 2009 telah sesuai dengan surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Badan ( SPT Badan ) yang disampaikan ke kantor pelayanan pajak.

10% 15% 30%

Jumlah taksiran pajak penghasilan anak perusahaan Sumbangan

(21)

d Pajak Tangguhan

31 Desember 2010 31 Desember 2009 Taksiran penghasilan ( beban ) pajak tangguhan

Induk Perusahaan

Penyusutan aset tetap 33,649,609 -

Kesejahteraan karyawan 11,534,324 603,863

Anak Perusahaan

Rugi ( laba ) fiskal - -

Penyusutan aset tetap 481,429,947 (30,838,085)

Kesejahteraan karyawan 328,673,666 58,866,599

855,287,546 28,632,377

Pengaruh pajak atas beda temporer yang signifikan antara pelaporan komersial dan pajak fiskal adalah sebagai berikut :

31 Desember 2010 31 Desember 2009 Aset ( kewajiban ) Pajak Tangguhan

Saldo Awal aset Pajak tangguhan 2,751,953,959 2,723,321,582 Pajak tangguhan tahun berjalan 855,287,546 28,632,377

3,607,241,505 2,751,953,959 31 Desember 2010 31 Desember 2009 Pajak masih harus dibayar

PPh pasal 21 29,409,095 12,672,413

PPh pasal 23 11,066,526 795,647

PPh pasal 4 ( 2 ) 21,964,525 27,168,526

PPh pasal 25 32,376,208 20,006,718

PPh transaksi penjualan saham 210,650,523 146,767,452

PPN Keluaran 906,011,672 313,611,740

Pajak pertambahan nilai

PPh Ps 29 anak perusahaan 18,622,223 134,457,628

PPh Ps 29 Induk Perusahaan 21,739,548 1,378,940

Pajak Levy 133,133,707 -

J u m l a h 1,384,974,027 656,859,063

Pajak tangguhan dihitung berdasarkan pengaruh dari perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Rincian dari aset dan kewajiban pajak tangguhan perusahaan per 31 Desember 2010, dan 2009 adalah :

Jumlah Taksiran Penghasilan ( Beban ) Pajak Tangguhan

(22)

Susunan pemegang saham pada Tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, adalah sebagai berikut : Susunan pemegang saham pada 31 Desember 2010, adalah sebagai berikut :

Jumlah %

Nama pemegang saham Saham Kepemilikan

PT. Pan Pacific Investama 69,000,000 49.28%

Aswin Wirawan 15,923,500 11.37%

Masyarakat 55,100,250 39.35%

J u m l a h 140,023,750 100%

Susunan pemegang saham pada 31 Desember 2009, adalah sebagai berikut :

Jumlah %

Nama pemegang saham Saham Kepemilikan

PT. Pan Pacific Investama 69,000,000 49.28%

Aswin Wirawan 20,820,000 14.87% Masyarakat 50,203,750 35.85% J u m l a h 140,023,750 100% 31 Desember 2010 31 Desember 2009 Agio saham *) 800,000,000 800,000,000 Biaya emisi **) (724,564,066) (724,564,066) Saldo 75,435,934 75,435,934 *) **)

25. Komisi perantara pedagang efek

26. Pendapatan atas Transaksi Pendapatan Tetap

27. Keuntungan (kerugian) perdagangan efek yang terealisasi

Akun ini merupakan realisasi keuntungan (kerugian) dari transaksi perdagangan efek bersifat ekuitas dan hutang.

Akun ini merupakan selisih kenaikan nilai saham Perusahaan atas Penawaran Umum Saham Perdana kepada masyarakat ( Initial Public Offering) dengan nilai nominal saham sebesar Rp. 200,- per lembar menjadi Rp. 210,- per lembar.

Penawaran Umum Perdana sejumlah 80.000.000 saham dengan harga Rp. 210,- Untuk nominal Rp.

200,-Akun ini merupakan biaya yang berkaitan dengan penerbitan efek ekuitas Perusahaan. Biaya ini mencakup jasa dan komisi yang dibayarkan kepada penjamin emisi, lembaga dan profesi penunjang pasar modal, biaya percetakan dokumen, pernyataan pendaftaran, biaya pencatatan efek ekuitas di bursa efek, dan biaya promosi. Sesuai dengan Keputusan Ketua Bapepam No. 06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000.

Akun ini merupakan komisi yang diperoleh dari aktivitas perantara pedagang efek ekuitas.

(23)

31 Desember 2010 31 Desember 2009

Efek ekuitas 3,548,196,452 (2,436,615,000)

J u m l a h 3,548,196,452 (2,436,615,000)

29. Bunga Pendanaan Nasabah

Akun ini merupakan pendapatan bunga perusahaan atas keterlambatan pembayaran nasabah. 30. Laba ( Rugi ) Error Trading

Akun ini merupakan pencatatan transaksi laba ( rugi ) atas kesalahan transaksi yang dilakukan oleh Perusahaan 31. Jasa penjaminan emisi

Akun ini merupakan pendapatan dari aktivitas Perusahaan sebagai penjaminan emisi efek. 32. Jasa penasehat keuangan

Akun ini merupakan pendapatan sehubungan dengan kegiatan Perusahaan sebagai penasehat keuangan. 33. Jasa atas agen penjualan

Akun ini merupakan untuk mencatat pendapatan atas jasa sebagai agen penjualan. 34. Beban Administrasi dan Umum

Akun ini terdiri dari

31 Desember 2010 31 Desember 2009

Kesejahteraan Karyawan 1,610,917,189 235,836,849

Informasi dan telekomunikasi 294,410,271 527,770,627

Listrik dan Air 30,546,400 28,876,800

Percetakan dan perlengkapan kantor 85,573,875 119,874,850 Transportasi dan perjalanan dinas 171,611,346 202,358,432

Pemeliharaan inventaris 59,397,835 49,196,709

Profesional Fee 702,902,971 275,255,102

Representasi dan sumbangan 25,749,800 11,855,900

Komisi 2,571,931,061 978,987,224 Administrasi 28,562,952 116,064,517 Perijinan 61,208,449 69,770,900 Bunga 184,243,066 59,257,756 Biaya Transaksi 283,739,754 46,946,967 Asuransi 16,233,107 16,744,155 Pengembangan SDM 100,000 4,632,750 Pajak 8,953,385 130,385,850

Iklan dan Promosi 44,943,525 53,326,000

Pengiriman dan Kurir 3,436,125 5,016,645

Jamuan 27,869,218 26,945,229

Lain-lain 12,151,354 1,850,651

Jumlah 6,224,481,682 2,960,953,912

Akun ini merupakan keuntungan (kerugian) perdagangan efek ekuitas dan hutang yang belum direalisasi, karena perbedaan antara harga perolehan dengan harga pasar yang terdiri dari :

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh komposisi fly ash dan suhu sintering terhadap densitas dan kekerasan Vickers keramik lantai dari fly ash yang

Dari hasil analisis data dengan menggunakan teknik uji-t yaitu paired sample t-test telah membuktikan bahwa prestasi belajar fisika pada kelompok yang diberikan perlakuan

dari kelompoknya dan bertamu kepada kelompok lain untuk menerima jamuan (berupa informasi) dari kelompok tersebut, sementara dua orang lainnya menjadi tuan

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pengaruh interaksi antara faktor pupuk NPK Pelangi dengan faktor pupuk daun Grow Team M berbeda nyata sampai berbeda sangat nyata

Hasil analisis diperoleh kesimpulan ada pengaruh yang signifikan variabel bebas yaitu likuiditas, profitabilitas dan pertumbuhan pen- jualan secara parsial maupun secara

Observasi adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk mengamati secara langsung pada objek penelitian (Moleong, 1989:19). Bertujuan untuk menggambarkan secara umum mengenai museum

Nursalam, M.Nurs (Hons), selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya, yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada kami untuk mengikuti

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui atribut kebutuhan pengguna Internet yang dapat direkomendasikan kepada regulator dalam menyusun standar kualitas layanan