• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEBUTUHAN PELANGGAN LAYANAN INTERNET KABELDI KOTA TASIKMALAYA MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY DAN MODEL KANO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KEBUTUHAN PELANGGAN LAYANAN INTERNET KABELDI KOTA TASIKMALAYA MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY DAN MODEL KANO"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEBUTUHAN PELANGGAN LAYANAN INTERNET KABELDI KOTA TASIKMALAYA MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY DAN MODEL

KANO

Diko Ariyawika¹, Farda Hasun²

¹Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

Abstrak

Internet adalah salahsatu media yang sangat baik untuk berkomunikasi dengan berbagai orang di seluruh dunia. Tasikmalaya merupakan salah satu kota di Indonesia yang masyaratkanya

menggunakan Internet sebagai media untuk mengakses informasi yang ada di Indonesia ataupun mancanegara. Indonesia memilikikecepatan Internet yang sangat rendah jika dibandingkan negara-negara lainnya. Menurut Net Index Ookla (27/4/2014), Indonesia menduduki peringkat ke-146 dari 190 Negara yang terdaftar. Perlu dilakukan upaya oleh pemerintah, untuk

menetapkan standar kualitas yang tepat pada layanan Internet.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui atribut kebutuhan pengguna Internet yang dapat direkomendasikan kepada regulator dalam menyusun standar kualitas layanan Internet dengan menggunakan metode Service Quality dan model Kano. Penelitian ini dilakukan dengan mengukur kepuasan serta preferensi pelanggan terhadap 16 atribut kebutuhan yang telah ditentukan berdasarkan metode servqual, hasil penelitian terkait yang dilakukan Tiara Indriani Pratiwi, rekomendasi ITU-T G.1000 danETSI TR 102 276 V1.1.1 (2003-10).

Rekomendasi untuk regulasi terdiri dari 3 bagian. Terdapat 3 atribut must be yang harus dipertahankan kinerja layanannya karena telah melebihi harapan pelanggan. Standar kualitas untuk atribut ini dapat berpatokan pada kinerja yang dicapai saat ini. Terdapat 7 atribut must be yang harus ditingkatkan karena belummemenuhi harapan pelanggan saat ini. Terdapat 7

atributone dimensional yang harus ditingkatkan karena belum memenuhi harapan pelanggan. Kata Kunci : Tasikmalaya, Service Quality, Kano, True Costumer Needs

Abstract

The Internet is one very good media to communicate with peoples on the world. Tasikmalaya is a city in Indonesia which the people used the Internet as a medium for accessing information in Indonesia or abroad. Indonesia has a very low Internet speed compared to other countries. According to Ookla Net Index (27th, April 2014), Indonesia was ranked 146 out of 190 Countries listed. Goverment should establish the appropriate quality standards on Internet services. The purpose of this research was to determine the needs of Internet users attribute that can be recommended to the regulator in setting standards of quality Internet services by using Service Quality methods and Kano models. The methods of research are measuring customer satisfaction and preferences as 16 attributes that have been determined based on the Service Qualityl method, the results of related research conducted , ITU-T G.1000 and ETSI TR 102 276 V1.1.1 (2003-10). Recommendations for regulation consists of 3 parts. There are 3 attributes must be the

performance of its services should be maintained because it has exceeded customer expectations. Quality standards for these attributes can be based on the performance achieved at this time. There are 7 attributes that must be improved because it has not met the costumer expectations. There are 7 one-dimensional attributes should be improved because it has not met the costumer expectations.

Keywords : Tasikmalaya, Service Quality, Kano, True Customer Needs

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

(2)

Bab I

Pendahuluan

I.1 Latar Belakang

Dalam era perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang demikian cepat, masyarakat modern memerlukan adanya sarana komunikasi yang handal dan canggih. Sarana komunikasi yang dibutuhkan tersebut harus berorientasi untuk memenuhi kebutuhan layanan yang berlaku tidak saat ini saja, namun juga diorientasikan untuk memenuhi kebutuhan layanan dimasa mendatang. Akses Internet di Indonesia dinilai oleh banyak pihak masih tergolong lambat. Padahal dengan semakin luasnya layanan akses Internet yang dimanfaatkan oleh masyarakat dan semakin pentingnya akses Internet berkecepatan tinggi, kualitas layanan (Quality of Services/QoS) jasa akses Internet di Indonesia menjadi hal yang tidak bisa diabaikan. Kualitas layanan dapat dilihat dari sudut pandang pengguna berdasarkan kualitas layanan yang dirasakan maupun dari sudut pandang penyelenggara berdasarkan kualitas layanan yang disediakan.

Internet adalah media yang sangat baik untuk berkomunikasi dengan berbagai orang di seluruh dunia. Masyarakat menggunakannya sebagai media untuk berhubungan dengan orang lain, berbagi file, hiburan, informasi dan banyak kegiatan lainnya yang berguna dan bermanfaat dalam banyak hal. Hal ini memicu masyarakat Indonesia menggunakan Internet sebagai jendela dunia. Gambar I.1 adalah hasil data survey yang menunjukan peningkatan pengguna Internet di Indonesia pada tahun 2001 - 2013.

Gambar I.1 Statistik Pengguna Internet di Indonesia Tahun 2001-2013 (Sumber: www.markplusinsight.com, 2014)

(3)

2

Grafik tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2013, pengguna Internet di Indonesia telah mencapai 74,57 juta orang. Angka tersebut naik sekitar 22% dibandingkan pada tahun 2012. Sebuah survei yang diselenggarakan Asosiasi Penyelanggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengungkapkan bahwa pada tahun 2014 pengguna Internet di Indonesia diprediksi naik menjadi 107 juta pada 2014 dan terus tumbuh 139 juta atau 50 % total populasi pada 2015. Berdasarkan

survey tersebut, diketahui bahwa pengguna Internet di Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun dan hal ini juga mendukung pertumbuhan Internet di Indonesia, hal ini di dukung oleh tabel tersebut:

Tabel I.1 Penyedia Layanan Internet / ISP Indonesia (Sumber : Asosiasi Penyelanggara Jasa Internet Indonesia, 2014)

Tahun Akumulasi Jumlah ISP

2008 194 2009 205 2010 230 2011 252 2012 256 2013 276

Layanan Internet terbagi menjadi 2, yaitu wired dan wireless. Wired adalah media transmisi Internet melalui kabel penghubung, sedangkan wireless adalah media transmisi Internet melalui transmisi Internet tanpa kabel penghubung. Sekilas terlihat bahwa media wireless sangat mudah dipakai dan berkualitas baik namun pada kenyataannya jaringan wireless memiliki banyak kekurangan di mana medium yang digunakan memiliki hambatan yang banyak sehingga bandwith

yang diterima oleh user di bawah yang dipromosikan ISP. Ditambah lagi dengan kualitas layanan Internet kini dirasakan kurang oleh banyak pengguna Internet di Indonesia. Oleh karena itu, Internet kabel sangat baik digunakan untuk pengguna Internet yang menginginkan kecepatan Internet yang tinggi dan menghabiskan waktu penggunaan yang lama.

Indonesia memiliki kecepatan Internet yang sangat rendah jika dibandingkan negara-negara lainnya. Menurut Net Index Ookla (24/9/2014), Indonesia menduduki peringkat ke-146 dari 190 Negara yang terdaftar. Berikut Tabel 1.2 adalah hasil survey kecepatan download di dunia.

(4)

Tabel I.2 Kecepatan Internet Dunia (Sumber : Net Index Ookla, 2014)

Namun pada kenyataannya kecepatan yang diterima diperoleh dari tabel di atas tidak di terima secara merata di Indonesia. Hal ini mengakibatkan munculnya gap

antara pelanggan dan provider. Kecepatan Internet di Indonesia yang tergolong lambat, harga berlangganan yang mahal dan rendahnya kualitas dari layanan Internet, merupakan masalah-masalah yang sering dijumpai oleh kalangan pengguna Internet. Banyak provider yang menawarkan promo-promo seperti up to

3 Mbps, sedangkan kecepatan yang diterima oleh pengguna Internet kisaran 30-80 kbps. Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat dikatakan bahwa pelayanan Internet di Indonesia masih buruk.

Diperlukan peran pemerintah untuk meningkatkan kualitas standar layanan Internet yang harus di sediakan oleh provider di seluruh kota di Indonesia. Untuk mendapatkan sebuah regulasi yang baik maka pemerintah perlu memerhatikan aspek Costumer Requirements, dimana pelanggan yang telah merasakan pelayanan Internet selama ini mendapatkan parameter-parameter yang di inginkan namun di sesuaikan juga dengan kemampuan dari ISP yang bersangkutan.

Gambar I.2 Sudut Pandang Pelanggan dan Penyedia Layanan (Sumber: Rekomendasi ITU-T G.1000, 2000)

No. Negara Downstream Upstream

1 Hongkong 94.10 Mbps 88.93 Mbps

2 Singapore 78.33 Mbps 63.20 Mbps

25 United States 29.85 Mbps 9.21 Mbps

(5)

4

Internet telah menyebar baik di kota besar maupun kota yang lebih kecil, termasuk kota Tasikmalaya. Masyarakat di kota Tasikmalaya sudah mulai ramai menggunakan Internet sebagai media untuk mengakses informasi yang ada di Indonesia ataupun mancanegara. Hal ini ditandai dengan peran pemerintah mengadakan lomba-lomba yang berhubungan dengan ICT seperti web design.

Selain itu juga berdirinya Cyber Cafe (Warung Internet), Hot Spot, dan komunitas warung Internet turut mendukung berjalannya program tersebut (Pikiran rakyat, 2012). Berikut adalah kondisi keadaan layanan Internet di kota Tasikmalaya berdasarkan DISKOMINFO JABAR:

Tabel I.3 Infrastruktur TIK di kota Tasikmalaya (Sumber: DISKOMINFO JABAR, 2012)

No. Uraian Jumlah

1 Jumlah OPD yang memiliki Local Area Network 13 2 Jumlah OPD yang telah terhubung oleh Internet 16 3 Jumlah OPD yang terhubung dengan Website

Kab/Kota 24

4 Bandwith server OPD 1 Mbps

Meskipun pertumbuhan pengguna, sarana, dan provider di kota Tasikmalaya terus meningkat namun masih ada keluhan layanan yang dirasakan oleh pengguna Internet. Peneliti melakukan survey pendahuluan untuk mengetahui keadaan

existing Internet di kota Tasikmlaya dengan kriteria sebagai berikut:

1. Responden adalah pengguna Internet kabel yang masih berlangganan atau tidak.

2. Kisaran umur responden dimulai dari umur 15 – 50 tahun. 3. Responden bertempat tinggal di kota Tasikmalaya.

Berikut adalah tabel survei pendahuluan yang dilakukan terhadap 10 responden pengguna Internet kabel di kota Tasikmalaya mengenai keluhan yang mereka rasakan atas kualitas layanan Internet.

Tabel I.4 Survei Pendahuluan Pelanggan Internet kabel di Tasikmalaya

No. Jenis Keluhan

1 Kecepatan

2 Tarif

3 Kestabilan jaringan

(6)

4 Lambat respon keluhan

Untuk merancang kebijakan guna meningkatkan kualitas layanan Internet di Indonesia, perlu diketahui kebutuhan konsumen dan kualitas yang telah dicapai oleh penyedia layanan saat ini di beberapa wilayah yang dianggap dapat mewakili seluruh wilayah di Indonesia. Tasikmalaya diambil sebagai lokasi penelitian sebagai wakil dari wilayah kota yang bukan merupakan ibukota provinsi.

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan sebelumnya maka dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Apa saja atribut kebutuhan pelanggan terhadap penggunaan Internet kabel yang dirumuskan berdasar dimensi Service Quality rekomendasi ITU-T G.1000, ETSI TR 102 276 V1.1.1 (2003-10), serta hasil penelitian terkait? 2. Bagaimana tingkat kepuasan pelanggan terhadap penggunaan Internet kabel

untuk setiap atribut kebutuhan?

3. Bagaimana klasifikasi atribut kebutuhan pelanggan Internet kabel pada model Kano?

4. Atribut apa saja yang perlu dimasukkan ke dalam pengaturan standar kualitas layanan Internet kabel dan yang sebaiknya tidak perlu diatur dan dilepaskan untuk menjadi senjata kompetisi para kompetitor ISP?

5. Bagaimana sebaiknya tingkat standar kualitas layanan Internet kabel hasil yang diperoleh sebelumnya?

I.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan sebelumnya maka tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi atribut kebutuhan pelanggan terhadap penggunaan Internet kabel berdasarkan dimensi servqual yang dilengkapi dengan rekomendasi ITU-T G.1000 dan ETSI TR 102 276 V1.1.1 (2003-10), serta hasil penelitian terkait.

2. Mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap penggunaan Internet kabel menggunakan atribut kebutuhan.

(7)

6

3. Mengklasifikasikan atribut kebutuhan pelanggan terhadap penggunaan Internet kabel berdasarkan Model Kano.

4. Merumuskan rekomendasi atribut kebutuhan pelanggan untuk dimasukkan ke dalam pengaturan standar kualitas Internet kabel dan atribut yang akan dilepaskan kepada pasar untuk menjadi senjata kompetisi para kompetitor ISP. 5. Memberikan rekomendasi terhadap tingkat standar kualitas berdasarkan

kebutuhan pelanggan.

I.4 Batasan Penelitian

Penelitian ini menggunakan batasan-batasan agar permasalahan yang diteliti tidak terlalu luas dan sesuai dengan tujuan semula. Batasan masalah yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Periode pengambilan data untuk penelitian ini ini pada bulan Januari – Maret 2014.

2. Penelitian ini melibatkan pengguna layanan Internet kabel baik masih berlanggananataupun tidak berlanggananInternet.

3. Penelitian ini hanya sampai pada tahap penentuan True Customer Needs I.5 Manfaat Penelitian

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan sebelumnya maka manfaat penelitian adalah dapat memberikan bahan pertimbangan kepada regulator ISP Indonesia dalam menyusun regulasi mengenai standar kualitas layanan Internet kabel di Indonesia.

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

(8)

Bab VI

Kesimpulan dan Saran

VI.1 Kesimpulan

Dari pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan, maka untuk menjawab rumusan masalah berdasarkan tujuan penelitian dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Hasil identifikasi atribut kebutuhan layanan Internet dengan menggunakan berbagai referensi, menunjukkan bahwa terdapat 16 atribut kebutuhan pelanggan layanan Internet. Atribut tersebut digunakan pada kuesioner Service Quality dan Kano.

2. Berdasarkan analisis Service quality menunjukan kualitas pelayanan berdasarkan identifikasi kesenjangan (GAP) yang terjadi antara tingkat kinerja dan tingkat harapan dengan nilai minus (-) yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai berikut:

Atribut Kebutuhan : GAP

Kemudahan mendapatkan informasi Layanan : -1.593 Kejelasan informasi yang diberikan CS : -0.344

Kemudahan pasang baru layanan : -1.029

Jangakauan Internet luas : -1.959

Kemudahan mengubah paket berlangganan : -1.030

Frekuensi komplain pelanggan : -1.617

Kecepatan penanganan komplain pelanggan : -1.628

Kemudahan melaporkan keluhan : -1.137

Keramahan CS dalam memberikan pelayanan : -1.441 Kecepatan upstream sesuai dengan yang dijanjikan : -0.898 Kecepatan downstream sesuai dengan yang dijanjikan : -1.322 Frekuensi terjadinya gangguan jaringan : -0.791 Sistem pengamanan jaringan Internet : -0.033

(9)

50

3. Berdasarkan klasifikasi atribut kebutuhan pelanggan berdasarkan model Kano menunjukkan bahwa terdapat 7 atribut dengan kategori must be, 7 atribut dengan kategori one dimensional, dan 2 atribut dengan kategori attractive.

Kemudahan pasang baru layanan : Attractive Kecepatan penanganan komplain pelanggan : Attractive Kemudahan mendapatkan informasi Layanan : Must be Paket berlangganan yang bervariasi : Must be Kejelasan informasi yang diberikan CS : Must be Kemudahan mengubah paket berlangganan : Must be Frekuensi komplain pelanggan : Must be Kecepatan upstream sesuai dengan yang dijanjikan : Must be

Akurasi Billing : Must be

Jangakauan Internet luas : One Dimensional

Kemudahan melaporkan keluhan : One Dimensional Keramahan CS dalam memberikan pelayanan : One Dimensional Kemudahan pemberhentian layanan : One Dimensional Kecepatan downstream sesuai dengan yang dijanjikan : One Dimensional Frekuensi terjadinya gangguan jaringan : One Dimensional Sistem pengamanan jaringan Internet : One Dimensional 4. Hasil integrasi Servqual dan model kano antara lain 2 atribut yang harus

dipertahankan, 12 atribut yang harus ditingkatkan, dan 2 atribut yang dapat dibebaskan sebagai senjata kompetisi perusahaan.

5. Hasil analisis mengenai atribut yang perlu di atur menunjukkan 14 atribut yang dapat digunakan sebagai pertimbangan oleh regulator dalam menyusun draft awal standar kualitas layanan Internet, antara lain:

a. Kemudahan mendapatkan informasi Layanan b. Paket berlangganan yang bervariasi

c. Kejelasan informasi yang diberikan CS d. Jangakauan Internet luas

e. Kemudahan mengubah paket berlangganan f. Frekuensi komplain pelanggan

g. Kecepatan penanganan komplain pelanggan h. Keramahan CS dalam memberikan pelayanan i. Kemudahan pemberhentian layanan

j. Kecepatan upstream sesuai dengan yang dijanjikan k. Kecepatan downstream sesuai dengan yang dijanjikan

(10)

l. Frekuensi terjadinya gangguan jaringan m. Sistem pengamanan jaringan Internet n. Akurasi Billing

VI.2 Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah: 1. Fungsi utama layanan akan lebih baik jika dilakukan pemahaman yang lebih

mendalam untuk memperoleh lebih banyak atribut kebutuhan yang dapat mewakili inti layanan.

2. Penelitian selanjutnya akan lebih baik jika dilakukan analisa lebih lanjut tentang bentuk regulasi yang sesuai dengan layanan Internet.

3. Untuk membuat regulasi yang benar dan sesuai kondisi layanan, penelitian dapat dilakukan tidak hanya di kota besar saja tapi kota-kota kecil pun harus diperhatikan mengingat tidak semua kota kecil memiliki jumlah pelanggan yang sedikit.

(11)

52

DAFTAR PUSTAKA

APJII. 2013. Pengguna Internet di Indonesia Terus Meningkat. Tersedia di : <http://www.apjii.or.id/v2/read/article/apjii-at-media/223/apjii-penguna-Internet-di-indonesia-terus-meningka.html> (diakses pada tanggal 4 Maret 2014 19.45 WIB)

Baki, Birdogan., Basfirinci, C.S., Cilingir, Zuhal., dan AR Murat, Ilker, 2009. An Application of Integrating SERVQUAL and Kano’s Model into QFD for logistics services. Asia Pacific Journal of Marketing and Logistics, 21(1), pp.106-126.

Goestch, D.L. & Davis, S. (1994). Introduction to Total Quality : Quality, Serviceivity, Competitiveness. Englewood Cliffs, NJ : Prentice Hall International, Inc. p.4.

ITU, 2001. ITU-T G.1000 (11/2001) Recommendation. Transmission Systems

and Media, Digital Systems and Networks.

<diskominfo.jabarprov.go.id/.../BukuPemetaanPotensiTIK> (diakses pada tanggal 24 September 2014 pukul 17.35 WIB)

Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Salemba Empat. Jakarta.

Jakarta, Koran. 2013. Alasan Masyarakat Indonesia BerInternet. Tersedia di :

<http://www.koran-jakarta.com/?pg=berita_detail&berita_id=785&menu_id=36> (diakses pada tanggal 4 Maret 2014 pukul 19.18 WIB)

Jabarprov, DISKOMINFO. 2011. Pemetaan Potensi daerah / TIK. <diskominfo.jabarprov.go.id> (diakses pada tanggal 24 Maret 2014 pukul 16.30 WIB)

Malhotra, Naresh K., 2004. Marketing Research: An Applied Orientation., 3rd edn. Prentice-Hall Inc., Upper Saddle River, NJ.

Malhotra, Naresh K. Dan Birks, David F. 2007. Marketing Research. United States of America : Pearson Prentice Hall.

(12)

Markplus. 2013. Indonesian Netizen Survey 2013. [online] Tersedia pada : <http://www.markplusinsight.com/product/research_report/detail/44>

(diakses pada tanggal 27 April 2014 pukul 16.15 WIB).

NetIndex. 2014. Household Download Index All Country. [online] Tersedia pada: <http://www.netindex.com/download/allcountries/#>(diakses pada tanggal 24 September 2014 pukul 17.05 WIB).

Parasuraman, A., Zeithaml, V.A., dan Malhotra, A., 2002. Service Quality Delivery Through Web Sites: A Critical Review of Extant Knowledge.

Journal of the Academy of Marketing Science, 30(4), pp.358-371

Parasuraman, et al. A multiple-Item Scale for Measuring Consumer Perceptions of Service Quality. Journal Retailing vol. 36, No.1.

Pawitra, Theresia A., dan Tan, Kay C., 2001. Tourist Satisfaction in Singapore – Perspective from Indonesian Tourist. Integrating SERVQUAL and Kano’s

Model into QFD for service excellent development, Vol 11.

Pikiran Rakyat. 2012. Pemerintah Tasikmalaya Bangun Cyber City. [online] Tersedia pada: <http://www.pikiran-rakyat.com/node/169282 > (diakses pada tanggal 4 Maret 2014 pukul 19.35 WIB).

Pratiwi, Dina Ika., 2010. Analisis Pengaruh Harapan Pelanggan, Kualitas Produk, Kepuasaan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan Internet Flash Unlimited di Semarang. Tugas Akhir, Program Studi Strata-1 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang 2010.

Pratiwi, Tiara Indriani., 2013. Analisis Kebutuhan Pelanggan Layanan Internet di Kota Bandung Dengan Metode Servqual dan Model Kano.Tugas Akhir, Program Studi Strata-1 Fakultas Teknik Industri Institut Teknologi Telkom, Bandung 2013.

Purwadani, Renny. Perancangan Spesifikasi Teknis Speedy dengan Metode QFD. Tugas Akhir Mahasiswa IT Telkom

Roscoe dikutip dari Uma Sekaran. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta : Salemba Empat.

Sekaran, Uma, 2011. Research Methods for Business: A Skill Building Approach.

(13)

54

Sugiyono, 2009.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Edisi ke-6. Bandung: Alfabeta.

Walden, D., 1993. “A special issue on Kano’s methods for understanding customer defined quality”, The Center for Quality of Management Journal, vol. 2. no.4,pp.3-35

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Gambar

Gambar I.1 Statistik Pengguna Internet di Indonesia Tahun 2001-2013  (Sumber: www.markplusinsight.com, 2014)
Grafik  tersebut  menunjukkan  bahwa  pada  tahun  2013,  pengguna  Internet  di  Indonesia  telah  mencapai  74,57  juta  orang
Tabel I.2 Kecepatan Internet Dunia   (Sumber : Net Index Ookla, 2014)

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga untuk melakukan perbaikan kualitas layanan, manajemen Warung Ipang perlu mengetahui atribut yang menjadi kelemahan rumah makan, atribut yang merupakan

Atribut yang perlu ditingkatkan antara lain dari toko menawarkan program promosi yang menarik, karyawan memiliki pemahaman tentang macam-macam dari produk, ketersediaan stock

Penilaian kualitas produk dan layanan dimaksudkan untuk menentukan atribut kualitas produk dan layanan serta tingkat kepentingan pelanggan dan tingkat kepuasan

Sedangkan model Kano dilakukan untuk mengkategorikan atribut kebutuhan tersebut kedalam 6 dimensi Kano yaitu1. Must-Be, One Dimensional, Attractive, Indifferent,

Model Kano mengkategorikan atribut suatu produk atau jasa berdasarkan seberapa baik atribut tersebut dapat memenuhi kebutuhan dari pelanggan (Kano, dkk., 1984 ; dalam Tan

Perancangan kuesioner Model Kano bertujuan untuk mengetahui kecenderungan atribut apa saja yang dapat memberikan kepuasan terhadap website e-commerce Pinkmma

Berdasarkan hasil penggalian informasi yang dilakukan dengan depth interview Terdapat 24 atribut kebutuhan Layanan perpustakaan online Open Library Universitas

Berdasarkan pengolahan data menggunakan integrasi product quality dan model Kano, pemilihan atribut kebutuhan dengan mempertimbangkan data keluhan pelanggan,