• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evolusi Nabi Adam. Mengungkap kesimpang-siuran kisah dalam misteri Nabi Adam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Evolusi Nabi Adam. Mengungkap kesimpang-siuran kisah dalam misteri Nabi Adam"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Evolusi Nabi Adam

Mengungkap kesimpang-siuran kisah

dalam misteri Nabi Adam

Thoriq Publishing Pamekasan 2014

(2)

PENCIPTAAN DARI BERBAGAI SUDUT PANDANG

Masalah penciptaan manusia pertama memang merupakan perdebatan yang tak pernah mencapai klimaks, karena kita bukan merupakan pelaku subjek atau objeknya. Penjelasan dari berbagai sumber wahyu dan sejarah sangat diperlukan dan yang tidak kalah penting adalah penggunaan keilmuan manusia dalam memikirkan- nya.

Membicarakan tentang kejadian Adam sebagai manusia (insan) pertama berarti membicarakan hal yang gaib, yang mana kita tidak pernah berjumpa langsung dengan para aktor. Hanya Allah lah yang menguasai tentang hal gaib sebagaimana dalam Al Quran “Apakah ada pada sisi mereka pengetahuan tentang yang gaib lalu mereka menuliskannya?” (At Thuur : 41). Namun kita harus berusaha untuk mengetahui-nya dengan berdasar pada wahyu.

Sumber pengetahuan ada dua macam, yakini wahyu dan filsafat (akal). Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya wahyu merupakan informasi dari Tuhan yang / penjelas saat kita menemukan kesulitan dalam mencapai filsafat, jadi sifat wahyu adalah mutlak. Namun kita sebagai manusia yang berakal harus mampu menterjemahkan apa hal yang disampaikan oleh wahyu tersebut, jadi tidak hanya menelan mentah-mentah info tersebut.

Pemahaman secara tekstual selama ini yang menjadikan sifat taqlid yang menutup pemikiran, menurut saya hal semacam itu harus dibuang jauh dari manusia,

(3)

agar akal yang di ciptakan oleh Allah ini dapat bekerja sebagaimana fungsinya.

Dalam masalah penciptaan ini saya akan bawakan beberapa sudut pandang, yang mana nantinya menghasilkan „irama‟ yang menjadi akar dari permasalahan. Baik dalam Bible maupun Al Quran serta pendapat ahli pada dasarnya sama-sama ingin menghasilkan tujuan yang satu yakni membenarkan bahwa peritiwa Adam ini betul-betul ada.

1. Informasi dalam Bible

Saat kita membahas informasi dari Bible maka kita harus ikuti alur darinya, begitu pula saat membahas Al Quran. Bible adalah kitab yang lebih dulu menerima kisah ini sebelum diturunkannya Al Quran, dan Al Quran ternyata membenarkan kisah ini. Beberapa dalam ayat-ayat Bible, mari kita simak ayat-ayat-ayat-ayat berikut.

Kejadian pasal 1 menyebutkan bahwa manusia diciptakan setelah penciptaan hewan. Dalam hal ini menurut sebagian pendapat akan bersifat kontradiksi dengan Bible kejadian pasal 2, yang menyatakan bahwa manusia (Adam) diciptakan sebelum hewan.

(B. Kejadian 1:24) “Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi mengeluar-kan segala jenis makhluk yang hidup, binatang ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar." Dan jadilah demikian”.

(B. Kejadian 1:25) “Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.

(B. Kejadian 1:26) “Berfirmanlah Allah: "Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."

(4)

(B. Kejadian 1:27) “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-diciptakan-Nya mereka”.

Kitab Kejadian pasal 2 menyebutkan manusia diciptakan sebelum hewan.

(B. Kejadian 2:18) “Tuhan Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manu-sia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."

(B. Kejadian 2:19) “Lalu Tuhan Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu”.

Menurut saya penjelasan kitab Kejadian pasal 1-2, tidak dapat dikatakan bertolak belakang. Bisa pula maksud ayat itu menceritakan bahwa memang ada kehidupan sekelompok hewan yang hidup Pra penciptaan Adam yang tertera pada pasal 1, sedangkan pasal 2 menceritakan kehidupan sekelompok hewan Pasca penciptaan Adam. Karena penjelasan satu ayat dapat di ketahui oleh ayat yang lain, sehingga terjadi kesinambungan ayat (munasabah). Penjelasan dalam Bible berfariatif bukan bersifat ambigu, jadi saat kita menerima sebuah penjelasan baik dari Bible maupun lainnya kita harus mencari penjelasan lainnya.

Coba lihat dalam Kejadian 1:25; “Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Dalam ayat ini menunjukkan bahwa yang diciptakan adalah hewan atau binatang liar, ternak, dan binatang melata. Hewan ini adalah hewan pemula atau hewan pra Adam, dimana Adam belum diciptakan.

(5)

Sedangkan dalam Kejadian 2:19 menyebutkan; “Lalu Tuhan Allah membentuk dari tanah segala binatang

hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah

semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu”. Inilah hewan yang diciptakan pasca Adam, yang mana agar Adam dapat mempelajarinya, dengan memberikan nama pada hewan tersebut.

Apa yang disebutkan dalam Kejadian pasal 1 dan pasal 2 sangatlah berbeda. Kelompok pertama adalah binatang liar, ternak, melata. Sedangkan kelompok kedua binatang hutan dan burung di udara. Jadi janganlah samakan antara binatang kelompok pertama dengan binatang kelompok kedua.

Sedangkan (B. Kejadian 1:26) “Berfirmanlah Allah: "Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi”. Memiliki arti bahwa kalimat ”manusia menurut gambar dan rupa kita (Tuhan)” merupakan kelebihan yang telah disifati Allah kepada manusia baik itu berupa sifat, akal, ilmu, dll. Bukan berarti wajah Allah sama dengan wajah manusi (Adam) sebagaimana dalam ilmu Al Quran dikenal dengan istilah mutasyabihat. Ayat ini di pertegas oleh ayat lainnya yang dijelaskan dalam:

(B. Keluaran 9:14) “Sebab sekali ini Aku akan melepaskan segala tulah-Ku terhadap engkau sendiri, terhadap pegawai-pegawaimu dan terhadap rakyatmu, dengan maksud supaya engkau mengetahui, bahwa tidak ada yang seperti Aku di seluruh bumi”.

(6)

(B. Yesaya 46:9) “Ingatlah hal-hal yang dahulu dari sejak purbakala, bahwasanya Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku”.

Lebih lanjut lagi Alkitab juga menginformasikan bahwa, manusia diciptakan dari tanah liat lalu kembali menjadi debu, yang dicurahkan laksana susu kemudian dikentalkan kembali seperti keju, sebagaimana yang tertera dalam (Ayub 10:8-12)

(B. Ayub 10:8). “Tangan-Mulah yang membentuk dan membuat aku, tetapi kemudian Engkau berpaling dan hendak membinasa-kan aku?”

(B. Ayub 10:9) “Ingatlah, bahwa Engkau yang membuat aku dari tanah liat, tetapi Engkau hendak menjadikan aku debu kembali?

(B. Ayub 10:10) “Bukankah Engkau yang mencurahkan aku seperti air susu, dan mengentalkan aku seperti keju?”

(B. Ayub 10:11) “Engkau mengenakan kulit dan daging kepadaku, serta menjalin aku dengan tulang dan urat”.

(B. Ayub 10:12) “Hidup dan kasih setia Kaukaruniakan kepadaku, dan pemeliharaan-Mu menjaga nyawaku”.

Pasal 10:9, Tuhan menciptakan manusia dari tanah, ya hanya disebutkan satu jenis bahan penyusun tubuh Adam, sedangkan dalam Al Quran penyebutan „tanah‟ dalam berbagai bentuk lebih dari 4 bentuk, namun info dari Alkitab terdapat kemiripan dalam hal ini.

Pasal 10:10, mencurahkan seperti susu dan mengentalkan seperti keju, pernyataan seperti ini seakan merupakan kalimat filosofis. Sementara dijelaskan pula metode embriologi seperti mencurahkan susu dan mengentalkan keju itu adalah teori tentang embriologi yang dianut oleh Gallen dan Hipocrates di abad ke 6 SM.

Pada pasal 10:11 menyatakan gambaran instan dari penciptaan manusia yaitu kulit, daging, dan dirajut oleh tulang dan urat. Ayat seperti ini yang menanamkan dalam pola pikir bahwa penciptaan Adam sangat simple,

(7)

tanpa proses yang panjang. Begitupun dalam Al Quran yang dijelaskan secara singkat tapi memiliki nilai padat.

Begitu pula yang di jelaskan dalam kitab Kejadian, (B. Kejadian 2:7) “Kemudian Tuhan Allah mengambil sedikit tanah, membentuknya menjadi seorang manusia, lalu menghembuskan nafas yang memberikan hidup ke dalam lobang hidungnya”.

Alkitab menyebutkan bahwa manusia pertama dan kedua yang diciptakan berjenis kelamin laki-laki dan perempuan,

(B. Markus 10:6) “Yesus berkata, “Sebab pada awal dunia, Tuhan menjadikan mereka laki-laki dan perempuan”

Manusia pertama yang diciptakan-Nya itu bernama Adam. Setelah menciptakan Adam, Tuhan memandang tidak baik jika Adam sendirian, maka diciptakan-Nya-lah seorang penolong yang sepadan dengan Adam. Ketika Adam tidur nyenyak. Tuhan mengambil salah satu dari rusuk Adam, kemudian menutup tempat itu dengan daging. Dari rusuk Adam itulah dibangun Allah seorang perempuan. Ia bernama Hawa. Sebagaimana yang di ceritakan dalam Kejadian 2:18-22; 3:20.

Alkitab meyebutkan bahwa manusia diciptakan Tuhan pada hari ke enam dari seluruh rangkaian penciptaan yang ada.

(B. Kejadian 1: 26-31) “Maka Tuhan menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Tuhan diciptakan-Nya dia; … itulah hari keenam.”

Informasi seperti ini juga banyak beredar di dalam tafsir sebagaimana dikisahkan oleh Abu Ja‟far Arrazi dengan membawakan sebuah Hadist Nabi, bahwa Allah menciptakan Malaikat pada hari Rabu, Jin pada hari Kamis, dan Adam pada hari Jumat. Sebagaimana kita tahu bahwa hari Jumat merupakan hari keenam dalam hitungan islam. Kemiripan seperti itulah yang kita terima

(8)

selama ini, yang mana akan menjadikan penjelas antara yang satu dengan yang lainnya.

2. Informasi dalam Al Quran

Dalam hal ini saya akan memaparkan beberapa ayat yang menyinggung penciptaan Adam, secara sederhana dan singkat. Karena pembahasan ini akan dilanjutkan dibagian bab lain dibelakang.

                                                   

(QS. Al Baqarah : 30) “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Awal informasi dari Allah kepada malaikat, bahwa Allah akan menciptakan khalifah dibumi, ini merupakan hak prerogatif Allah. Yang MalaikatIpun tidak berhak untuk menggagalkannya dengan memberikan semacam alasan bahwa mahluk itu adalah perusak. Walaupun malaikat memiliki keunggulan dapat melintasi dimensi waktu yang begitu cepat, namun pengetahuannya masih berada ditangan Allah.

Dalam ayat lain disebutkan bahwa misal penciptaan Isa adalah sama dengan penciptaan Adam. Sebagaimana dalam ayat berikut:

(9)

                           

(QS. Al Imran : 59) “Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia”

Menurut saya jika penciptaan Isa seperti penciptaan Adam maka, penciptaan Adam sama dengan penciptaan Isa. Jika I=A, maka A=I. Permasalahannya sekarang apakah hal tersebut sama dalam prosesnya atau sama dalam masalah keagungannya, atau dalam keunikannya?, karena ungkapan-ungkapan seperti ini tak dapat disepelekan begitu saja. Insyaallah akan dijelaskan dalam bab setelahnya.

                              

(QS. Al A‟raf : 11) “Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam", maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud”.

Penjelasan surat Al A‟raf :11, dalam teks aslinya mengguna-kan kalimat jamak yaitu “laqod kholaqnaakum summa showwarnakum...” penggunaan kata kum (bentuk jamak) dalam bahasa arab memiliki beberapa pengertian, dapat berupa pemberian hormat atau kemuliaan kepada seseorang, dapat pula menunjukkan makna banyak. Jadi penggunaan kata kum pada Adam apakah bertujuan untuk

(10)

menghormati Adam atau apakah karena jumlah mereka yang banyak pada saat itu?.

                                                               

(QS. Al Hijr : 26) “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk”.

(QS. Al Hijr : 28) “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk”.

(QS. Al Hijr : 29) “Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud”.

Perlu diketahui bahwa pengunaan bahan dasar tubuh Adam dalam Al Quran disubutkan dalam berbagai fariasi bentuk yang memiliki peran dan makna masing-masing, begitu pula jika dikaji dalam keilmuan (ilmu pengetahuan), yang menyatakan bahwa bahan dasar tubuh manusia sangatlah beraneka ragam. Kandungan-kandungan didalamnya yang menjadi bahan penyelidikan. Dan masih banyak lagi informasi tentang Adam dalam Al Quran, yang insyaallah akan di jelaskan dibagian belakang.

Dalam hal ini akan dibahas dari beberapa sisi, yaitu dari sisi bahan penyusun tubuh (tanah), dari sisi

(11)

persamaan antara Adam dan Isa, dari sisi penggunaan kata jamak bagi Allah dan Adam, dan dari sisi logika.

3. Cerita Para Ahli Tafsir

Cerita 1 (pra Adam)

Penghuni bumi sebelum adanya Nabi Adam terdapat 3 umat terdahulu, merekalah yang di namakan: Banul Jan, Banul Ban, dan Ijajil.

Tuhan telah membuat makhluk baru yang berada di sisiNya, yang bernama „Abu Jaan‟ atau bapak seluruh jin. Abu Jaan adalah awal mula dari Banul Jaan atau anak jin baik yang lalu sampai akhir zaman. Banul Jaan adalah Penghuni Kedua sebelum Bangsa Manusia lahir ke bumi. Iblis ketika itu belum lahir ke bumi, kelahiran Iblis generasi ke empat kenabian dari bangsa jin.

Abal Jan dan Banul Jan dari 2 kelompok tersebut ber-tempur terus tidak pernah berdamai, kemudian malaikat menanyakan kepada Allah apa akan membuat orang untuk menjadikan kholifah dibumi yang selalu yasfiquddima (pertumpahan darah), akhirnya Allah memerintah yang bernama „azajil yang memimpin para malaikat Jibril Mikail Izroil dan malaikat yang lainnya, untuk menaklukan Abal Jan dan janul jan dibumi ini.

Kemudian setelah ditaklukan akhirnya Allah mencip-takan nabi Adam, diantara „azajil, malaikat dan adam diberikan ilmu oleh Allah karena tujuannya untuk menjadikan kholifah dibumi, setelah diuji ternyata yang lulus dari ujian tersebut adalah nabi Adam akhirnya semuanya diperintah Allah untuk sujud penghormatan kepada Adam “fasajaduu illa Iblis”,akhirnya semuanya sujud kecuali „azajil (bangsa Iblis) mereka sombong dan membangkang.

Manusia tidak diciptakan dibumi, tapi manusia dijadikan khalifah di bumi, sebagai pengganti tentunya ada yang di ganti, alias Adam bukan makhluk pertama

(12)

manusia sebelumnya, tapi pengganti makhluk di bumi, yaitu Abal Jan dan Banul Jan, mereka itu adalah penghuni bumi sebelum manusia.

Komentar saya tentang penghuni bumi sebelum adam, yang selalu membuat kerusakan bukanlah dari golongan jin banul jan (bangsa jin), tapi termasuk golongan mahluk kasar, bukan mahluk halus.

Jin bukan dimensi tiga sedangkan bumi ini adalah tempatnya para mahluk yang berdimensi tiga seperti, manusia, hewan, tumbuhan, dan benda mati lainnya, kare-nanya sangat rancu menurut saya jika yang diartikan mahluk sebelum adam adalah jin, yang dalam informasinya mahluk tersebut membuat kerusakan, memang dalam Al Quran surat (Al Hijr : 27). Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. Disebutkan bahwa jin diciptakan terlebih dahulu dari Adam, namun apakah jin ditempatkan di dunia dimensi tiga?.

Referensi

Dokumen terkait

From the clustering using morpho- logical traits and AFLP analysis results, the aque- ous extract of itchgrass from three sites such as itchgrass from CH-LP area was

Analisis perbandingan sintaksis bahasa Perancis dan bahasa Inggris dalam situs berita internal dwibahasa http://frenglisnews.com. Universitas Pendidikan Indonesia |

Sedangkan untuk dilema kolaborasi, apabila dilema ini dapat dihilangkan, maka pihak-pihak yang terlibat akan mempunyai posisi bersama, namun mereka tetap mempunyai

Dalam proses kreativitas guru, ada beberapa tahapan yaitu: (1) tahap persiapan; (2) tahap inkubasi; (3) tahap iluminasi; dan (4) tahap verifikasi. 1) Tahap Persiapan

Keluaran Jumlah Kab/Kota yang dievaluasi kinerja penatalaksanaan penilaian Amdal atau pemeriksaan UKL-UPLnya;. Jumlah Kab/Kota yang dibina/diverifikasi terkait pengajuan lisensi

Arab, kiranya sah-sah saja bila skor TOAFL dijadikan salah satu unsur dalam mengukur kemampuan guru bahasa Arab, namun tidak untuk menentukan dalam kelulusan atau predikat yang

Pemerintah Jepang membidik negara-Asia Tenggara yang memiliki mayoritas agama muslim untuk diberikan pembebasan Visa di Tahun 2013 seperti Malaysia dan Thailand

yang dilakukan terhadap teknik SNOW tersebut selain untuk mengetahui cara kerja Steganography SNOW juga bertujuan untuk mengembangkan contoh program steganography SNOW yang