• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan pendahuluan bab e - 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "laporan pendahuluan bab e - 1"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

1.1

Latar Belakang

Daya tarik kehidupan perkotaan dan tuntutan kehidupan yang semakin tinggi menyebabkan semakin banyak penduduk Indonesia yang beralih untuk tinggal dan beraktivitas di kawasan perkotaan. Sejumlah kajian memperkirakan jumlah penduduk perkotaan pada akhir 2025 akan mencapai sekitar 60% dari total jumlah penduduk Indonesia.

Peningkatan jumlah penduduk perkotaan akan memacu kebutuhan ruang dan infrastruktur pelayanan perkotaan, sehingga kota akan tumbuh dengan segala potensi dan tantangan yang dimilikinya. Keadaan tersebut harus dihadapi melalui penyiapan perencanaan tata ruang kota yang mempertimbangkan kondisi, potensi dan tantangan yang dimiliki oleh kota tersebut. Adapun strategi kebijakan dan program penataan ruang yang diharapkan tercantum dalam dokumen perencanaan tata ruang kota antara lain adalah strategi arahan kebijakan pemanfaatan ruang yang terintegrasi dan seimbang sesuai dengan daya dukung yang dimilikinya.

Keadaan yang terjadi saat ini adalah masih lemahnya sinergitas perencanaan tata ruang (spatial plan) dan perencanaan pembangunan (development plan), terutama pada pelaksanaan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang merupakan tuntutan dari pesatnya pertambahan penduduk perkotaan. Hal ini terjadi pada dasarnya disebabkan oleh beberapa faktor berikut :

 Tuntutan yang tinggi terhadap kebutuhan permukiman dan infrastruktur perkotaan seringkali belum didukung dengan suatu kebijakan dan strategi pembangunan yang memadai, matang, dan berskala kota.

 Kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan seringkali

bersifat sesaat (responsif), serta berorientasi pada ketersediaan program atau proyek pendukung.

 Belum tersedianya strategi khusus untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

yang terintegrasi dengan penataan ruang dan perencanaan pembangunan kota secara keseluruhan.

 Masih seringnya terjadi tumpang tindih kebijakan dan strategi penanganan

persoalan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan pada tingkat

operasional di daerah.

Gambar 1. 1 Kebutuhan Payung Kebijakan yang Dapat Menjembatani

Kebijakan Perencanaan Pembangunan dan Tata Ruang

Peningkatan jumlah penduduk dan intensitas aktivitas perkotaan di Kota Cimahi perlu disikapi dan diantisipasi lebih awal. Hal ini perlu dilakukan mengingat fenomena tersebut dapat membangkitkan banyak persoalan perkotaan terutama yang terkait dengan aspek penyediaan permukiman dan infrastruktur perkotaan.

Pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang kurang atau belum mengantisipasi dan mengakomodir fenomena perkembangan kawasan perkotaan yang ada, akan menimbulkan beberapa persoalan seperti :

(3)

1. Tidak meratanya penyediaan infrastruktur perkotaan,

2. Ketidaktersediaannya lingkungan permukiman yang layak,

3. Perkembangan permukiman yang tidak terkendali pada daerah-daerah Pembangunan

non-permukiman, dan

4. Munculnya permukiman kumuh.

Adapun berbagai persoalan permukiman dan infrastruktur perkotaan tersebut apabila berbenturan dengan persoalan pembangunan lainnya akan semakin mengaburkan arah pembangunan kota yang pada akhirnya memperburuk citra kota dan kawasan perkotaannya.

Berkenaan dengan kondisi tersebut, selama ini berbagai persoalan pembangunan termasuk di dalamnya pembangunan dan Pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan ditangani dalam dua bentuk perencanaan yang diakui oleh pemerintah, yaitu : (1) perencanaan pembangunan (development plan) yang memuat mengenai arahan, kebijakan, dan strategi pembangunan serta (2) penataan ruang (spatial plan) yang memuat mengenai arahan, kebijakan, dan strategi penataan ruang. Dalam prakteknya, kedua bentuk produk perencanaan ini tidak cukup untuk mengatasi persoalan pembangunan yang ada. Masih terdapat beberapa kebutuhan kota yang tidak terjawab hanya dengan kedua produk perencanaan tersebut.

Setidaknya terdapat lima kebutuhan mendasar dalam pembangunan kota dan kawasan perkotaan

yang belum terjawab :

1. Bahwa dalam pembangunan kota dan kawasan perkotaan memerlukan ada “payung” kebijakan

yang jelas yang menjembatani perencanaan pembangunan dan penataan ruang.

2. Bahwa dalam pembangunan kota dan kawasan perkotaan memerlukan arahan Pembangunan

kota dan sektoral yang didasarkan pada kebutuhan kota.

3. Bahwa dalam pembangunan kota dan kawasan perkotaan terdapat kebutuhan untuk

mendudukan strategi sektoral yang mendukung dan merupakan bagian yang terintegrasi dari strategi Pembangunan kota.

4. Kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang ada belum

komprehensif, berskala kota, dan belum mampu mewadai berbagai persoalan yang muncul akibat adanya tuntutan perkembangan kota dan kawasan perkotaan.

5. Adanya tumpang tindih kebijakan & strategi penanganan persoalan pembangunan permukiman

& infrastruktur perkotaan pada tingkat operasional.

Selain kelima poin di atas, persoalan pembangunan dan Pembangunan kota dan kawasan perkotaan terutamanya dalam hal pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan juga dihadapkan pada tiga fenomena lainnya yang lebih mendasar, yaitu :

1. FENOMENA 1, bahwa kelemahan pembangunan di Indonesia termasuk dalam menangani persoalan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang terjadi di kota dan kawasan perkotaannya terletak pada koordinasi antar kebijakan dan strategi yang ada. Oleh karena itu perlu adanya koordinasi dan kedudukan yang jelas antara SPPIP dengan berbagai kebijakan dan strategi pembangunan dan penanganan permukiman dan infrastruktur perkotaan.

2. FENOMENA 2, bahwa persoalan pembangunan di Indonesia juga berakar pada kegagalan implementasi kebijakan dan strategi karena keterbatasan kemampuan sumber daya pelaksana pada level aparatur pemerintahan

3. FENOMENA 3, bahwa perkembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan berikut persoalannya, tidak dapat hanya dilihat sebagai kasus tunggal. Persoalan permukiman dan infrastruktur di kota besar menyangkut keterkaitan sistem, baik terkait aktivitas (keterkaitan dengan perkembangan aktivitas lainnya) maupun ruang (keterkaitan dengan perkembangan kawasan disekitarnya)

Gambar 1. 2 Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan dalam Kerangka Pengembangan Wilayah

Berdasarkan hal tersebut, perlu disiapkan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan di Kota Cimahi yang terintegrasi antar sektor pembangunan. Strategi ini merupakan acuan bagi Pemerintah Kota Cimahi dalam menetapkan prioritas pembangunan di Kota Cimahi, yang diharapkan dapat membantu mengoptimalkan alokasi dana pembangunan secara akurat dan rasional. Untuk itu, diperlukan penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan (SPPIP) Kota Cimahi sebagai acuan bagi pemangku kepentingan dan pelaksanaan pembangunan kota, yang akan mengintegrasikan penyediaan infrastruktur permukiman perkotaan dengan program pembangunan lainnya yang terpadu. Secara skematis, latar belakang kebutuhan penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan (SPPIP) Kota Cimahi bisa dilhat pada gambar di halaman berikut ini.

(4)

Gambar 1. 3 Skematis Latar Belakang Kebutuhan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan (SPPIP) di Kota Cimahi

1.2

Maksud, Tujuan, dan Sasaran

Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastuktur Perkotaan (SPPIP) di Kota

Cimahi diselenggarakan dengan maksud memberikan bantuan teknis berupa pendampingan pada

pemangku kepentingan kota dalam melaksanakan penyusunan strategi Pembangunan permukiman dan infratruktur perkotaan (SPPIP).

Sejalan dengan maksud tersebut di atas, tujuan dari Kegiatan Penyusunan SPPIP di Kota Cimahi,

yaitu mendukung pemangku kepentingan di Kota Cimahi untuk dapat menghasilkan dan menyepakati

dokumen Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan yang terintegrasi dan berkesinambungan sebagai acuan pembangunan di Kota Cimahi, terutama sektor permukiman dan infrastruktur perkotaan.

Berdasarkan maksud dan tujuan, maka sasaran kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastuktur Perkotaan (SPPIP) di Kota Cimahi yaitu sebagai berikut :

1. Terwujudnya peran serta masyarakat dan stakeholder lainnya dalam proses penyusunan strategi

dan program pembangunan infrastruktur perkotaan.

2. Terjadinya penguatan peran pemerintah daerah dalam penyusunan program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan secara berkelanjutan.

3. Teridentifikasinya permasalahan kawasan permukiman dan infrastruktur perkotaan.

4. Teridentifikasinya kecenderungan perkembangan kawasan permukiman.

5. Tersusun kawasan permukiman prioritas untuk ditangani secara berkelanjutan.

6. Tersusun strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan sebagai acuan dalam

penyusunan RPIJM Infrastruktur perkotaan bidang keciptakaryaan.

7. Tersusunnya indikasi program penanganan infrastruktur perkotaan bidang keciptakaryaan

selama 5 tahun ke depan, yang dilengkapi dengan indikasi sumber pendanaan serta instansi penanggungjawabnya.

8. Tersosialisasikannya konsep penyelenggaraan pembangunan perkotaan dan strategi

pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan.

1.3

Ruang Lingkup

Dalam penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastuktur Perkotaan Kota Cimahi, ruang lingkup dalam pekerjaan ini dibagi menjadii tiga, yaitu : (1) Ruang lingkup proses; (2) Ruang lingkup kajian; dan (3) Ruang lingkup wilayah.

1.3.1

Ruang Lingkup Proses

Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan infrastruktur Perkotaan (SPPIP) di Kota Cimahi pada dasarnya merupakan suatu rangkaian kegiatan penyusunan yang didasarkan kepada suatu proses penyepakatan dari seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) di Kota Cimahi, sehingga didalam prosesnya diperlukan keterlibatan aktif dari seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) di Kota Cimahi bersama-sama dengan Konsultan Pendamping untuk menghasilkan suatu produk yang bermanfaat dan bisa operasional di Kota Cimahi.

(5)

Beberapa lingkup proses fasilitasi dalam kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan infrastruktur Perkotaan (SPPIP) di Kota Cimahi, yaitu :

1. Sosialisasi penyusunan SPPIP kepada pemerintah daerah dan pemangku kepentingan

(stakeholder) lainnya.

2. Melakukan Focus Group Discusion (FGD) untuk menjaring data potensi dan permasalahan kawasan dan infrastruktur dengan melibatkan stakeholder terkait pemerintah daerah, perguruan tinggi, LSM, tokoh masyarakat, dan pihak swasta. FGD Penyusunan VISI dan Misi permukiman tidak perlu dilakukan karena permukiman tidak terlepas dari perkotaan, dengan demikian cukup mengacu kepada visi dan misi pembangunan daerah,

3. Mengikuti Kolokium: pokjanis dan konsultan mengikuti kegiatan kolokium yang akan

dikoordinasikan oleh Direktorat Pembangunan Permukiman.

4. Konsultasi Publik (KP) untuk menjaring masukan terhadap konsep, program

pembangunaninfrastruktur perkotaan, dan membuat kesepakatan antar stakeholder. 5. Diseminasi hasil penyusunan SPPIP kepada dinas/instansi terkait.

1.3.2

Ruang Lingkup Kajian

Berdasarkan buku panduan penyusunan SPPIP dan Kerangka Acuan Kegiatan (KAK), lingkup kajian dalam kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan infrastruktur Perkotaan (SPPIP) di Kota Cimahi, setidaknya memuat kajian-kajian mengenai :

1. Melakukan Kajian terhadap RTRW Kota dan studi terkait lainnya terkait pembangunan

permukiman dan infrastruktur perkotaan.

2. Melakukan kajian terhadap kebijakan, strategi, dan program pembangunan daerah berdasarkan

dokumen pembangunan dan kebijakan yang tersedia.

3. Melakukan kajian terhadap isu-isu permukiman dan infrastruktur perkotaan bidang

keciptakaryaan.

4. Mengkaji potensi kawasan permukiman dan kecenderungan perkembangan kawasan,

permasalahan dan tantangan yang akan dihadapi dalam pembangunan infrastruktur perkotaan bidang keciptakaryaan.

5. Menganalisis kondisi dan kebutuhan infrastruktur perkotaan bidang kecipta-karyaan dengan memperhatikan kajian/studi sektor terkait seperti SSK (Strategi Sanitasi Kota), dll.

6. Melakukan kajian terhadap RPIJM Bidang keciptakaryaan dan RPJMD yang terkait dengan bidang

Kecipta Karyaan.

1.3.3

Ruang Lingkup Wilayah

Kegiatan penyusunan SPPIP ini mencakup keseluruhan wilayah administrasi Kota Cimahi. Pendetailan dilakukan pada kawasan-kawasan Pembangunan permukiman dan infrastruktur yang dilakukan dengan mempertimbangkan prioritas kota berdasarkan permasalahan atau kepentingan kota dalam skala provinsi yang disepakati oleh pemerintah provinsi. Wilayah yang menjadi kajian adalah kawasan permukiman di kota Cimahi yang telah diarahkan dalam rencana pola ruang kawasan budidaya di dalam RTRW.

1.4

Keluaran Produk SPPIP

Berdasarkan kepada maksud, tujuan, dan sasaran yang ingin dihasilkan, maka Keluaran yang dihasilkan dalam kegiatan Penyusunan SPPIP di Kota Cimahi, pada dasarnya mencakup dua hal, yaitu sebagai berikut :

A. Keluaran pada sisi substansi, meliputi :

1. Rumusan strategi pembangunan permukiman dan

infrastruktur perkotaan.

2. Indikasi kawasan permukiman prioritas untuk

ditindaklanjuti dengan penyusunan RPKPP pada tahun berikutnya.

3. Kebutuhan Program Infrastruktur Perkotaan selama 5 tahun ke depan bidang ke-cipta

karya-an. Kebutuhan Program pembangunan infrastruktur perkotaan ini sebagai masukan untuk perbaikan penyusunan rencana program investasi jangka menengah (RPIJM) bidang keciptakaryaan.

B. Keluaran produk Dokumen, meliputi :

1. Dokumen strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, yang memuat :

a. Indikasi arah Pembangunan kota serta pembangunan permukiman dan infrastruktur

permukiman perkotaan

b. Rumusan kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas

c. Profil hasil identifikasi Kawasan Permukiman prioritas untuk ditindaklanjuti dengan RPKPP tahun berikutnya

d. Rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman perkotaan

e. Rumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan

f. Analisis korelasi strategi pembangunan permukiman dan kebutuhan infrastruktur

permukiman perkotaan dalam skema manajemen pembangunan perkotaan

g. Analisis konsekuensi penerapan strategi terhadap penyusunan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.

h. Indikasi kawasan permukiman prioritas untuk ditindaklanjuti dengan penyusunan RPKPP

pada tahun berikutnya.

i. Indikasi Kebutuhan Program Strategis Infrastruktur Perkotaan per lima tahun selama 5 tahun ke depan yang disebut sebagai program jangka panjang.

j. Indikasi Kebutuhan Program Infrastruktur Perkotaan per tahun bidang ke-cipta karya-an

yangdiperinci. Indikasi kebutuhan Program pembangunan infrastruktur perkotaan ini sebagai arahan atau masukan penyusunan rencana program investasi jangka menengah (RPIJM) bidang ke-cipta karya-an. Analisis dampak penerapan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.

k. Dokumen spasial terkait dengan strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.

2. Dokumen hasil rangkaian penyelenggaraan kegiatan sebagai bahan untuk proses pemberian kekuatan hukum terhadap strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan.

(6)
(7)

1.5

Kedudukan SPPIP Dalam Kerangka Kebijakan Pembangunan

Dalam kerangka kebijakan di Indonesia suatu wilayah pada dasarnya memiliki keterkaitan antara rencana pembangunan dan perencanaan spasial. Perencanaan pembangunan yang memberikan arahan pencapaian tujuan pembangunan suatu wilayah secara umum perlu diterjemahkan secara spasial ke dalam bentuk perencanaan spasial atau yang biasa dikenal sebagai penataan ruang. Adapun kedua hal tersebut dalam upaya untuk mengarahkan pembangunan diwadahi ke dalam dua bentuk dokumen perencanaan, yaitu :

(1) Dokumen rencana pembangunan (development plan) yang memberikan payung konseptual bagi

pembangunan suatu wilayah.

(2) Dokumen penataan ruang (spatial plan) merupakan arahan pembangunan yang merujuk pada

kebutuhan ruang, dan berfungsi untuk memberikan arahan pembangunan yang berimplikasi pada keruangan.

Secara skematis, kedudukan SPPIP dalam kerangka kebijakan pembangunan, bisa dilihat pada gambar bagan di halaman berikut ini.

Gambar 1. 5 Kedudukan SPPIP Dalam Kerangka Kebijakan Pembangunan

Berdasarkan skema di atas maka Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastuktur Perkotaan merupakan bagian dari Strategi Pembangunan Kota bersama dengan Strategi Pembangunan Bidang Ekonomi dan Strategi Pembangunan Bidang Lainnya. SPPIP ini sendiri juga merupakan hasil sinkronisasi atau perpaduan antara Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM) dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

Dalam penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastuktur Perkotaan ini juga melihat Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM), Rencana Pembangunan dan Pembangunan Perumahan dan Permukiman di Daerah (RP4D), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dan lain lain. Jadi pada intinya SPPIP ini bukan merupakan kegiatan yang bisa berdiri sendiri, tetapi SPPIP ini membutuhkan keterpaduan, sinkronisasi, dan sinergisasi dengan dokumen-dokumen rencana yang telah ada sebelumnya.

Gambar 1. 6 Peran SPPIP dalam Sistem Kebijakan Perencanaan Pembangunan dan Kebijakan Tata Ruang

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)

KOTA CIMAHI

VISI & MISI KOTA CIMAHI

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORTIAS (RPKPP)

(8)

1.6

Sistematika Penyajian

Untuk memudahkan dalam memahami substansi yang ada di Dokumen Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastuktur Perkotaan (SPPIP) di Kota Cimahi, maka secara substansi, akan dijelaskan kedalam 7 (tujuh) bab pokok pembahasan, sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan mengenai penjelasan dasar-dasar pelaksanaan kegiatan penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) di Kota Cimahi, yang terdiri dari : (1) Latar belakang kegiatan; (2) Maksud, tujuan, dan sasaran kegiatan; (3) Ruang lingkup pekerjaan; (4) Keluaran produk SPPIP Kota Cimahi; (5) Kedudukan SPPIP dalam kerangka kebijakan pembangunan Kota Cimahi; dan (6) Sistematika Penyajian.

BAB II ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Pada bab ini akan dijelaskan tinjauan kebijakan perencanaan pembangunan (Development

Plan) dan perencanaan tata ruang (Spatial Plan), terutama yang terkait dengan penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastuktur Perkotaan Cimahi. Beberapa dokumen kebijakan pembangunan tata ruang yang akan berpengaruh terhadap pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan di Kota Cimahi, diantaranya : RTRW Provinsi Jawa Barat, RTR Metropolitan Bandung, RTRW Kota Cimahi, RDTR BWK RPJPD Kota Cimahi, RPJMD Kota Cimahi, RPIJM Kota Cimahi, RKPD Kota Cimahi, serta dokumen kebijakan Perencanaan Sektor Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan yang telah ada di Kota Cimahi.

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN KARAKTERISTIK PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR

PERKOTAAN DI KOTA CIMAHI

Pada bab ini akan dijelaskan gambaran umum perkembangan wilayah Kota Cimahi serta secara spesifik akan dibahas karakterisik permukiman dan infrastruktur perkotaan di Kota Cimahi. Secara substansi, bab ini terdiri dari pokok bahasan : (1) Gambaran umum perkembangan wilayah Kota Cimahi; (2) Karakteristik Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kota Cimahi; (3) Potensi dan Permasalahan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kota Cimahi; dan (4) Kebutuhan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan di Kota Cimahi.

BAB IV TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR

PERKOTAAN KOTA CIMAHI

Sejalan dengan visi dan misi pembangunan Kota Cimahi serta kebijakan pengembangan wilayah Kota Cimahi, kemudian dirumuskan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan di Kota Cimahi, yang merupakan hasil

kesepakatan bersama dengan pemangku kepentingan (Stakeholder) yang ada di Kota

Cimahi pada forum Foccus Group Discussion (FGD) tahap pertama.

BAB V KAWASAN PRIORITAS PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN

DI KOTA CIMAHI

Bab ini akan menjelaskan mengenai proses penetapan kawasan permukiman prioritas Kota Cimahi. Untuk memperoleh kesepakatan kawasan permukiman prioritas Kota Cimahi, terlebih dahulu diidentifikasi dan dianalisis tipologi kawasan permukiman yang ada di kota Cimahi, kemudian dirumuskan dan dinilai melalui kriteria dan indikator kawasan permukiman prioritas Kota Cimahi. Dari hasil kajian tersebut, dipilih dan disepakati bersama dengan pemangku kepentingan (Stakeholder) yang ada di Kota Cimahi pada forum Foccus Group Discussion (FGD) tahap kedua.

BAB VI STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN

KOTA CIMAHI

Pada bab ini akan dijelaskan secara rinci muatan-muatan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan di Kota Cimahi berdasarkan hasil kajian dan hasil

kesepakatan bersama dengan pemangku kepentingan (Stakeholder) yang ada di Kota

Cimahi pada forum Foccus Group Discussion (FGD) tahap ketiga. Strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dirumuskan pada skala kota dan skala kawasan. Selain itu dalam bab ini akan juga dijelaskan mengenai analisis implikasi/konsekuensi penerapan strategi dan analisis korelasi strategi dalam skema pembangunan permukiman dan inrastruktur permukiman perkotaan di Kota Cimahi.

BAB VII INDIKASI PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN KOTA CIMAHI

Sebagai penutup dari laporan akhir, akan dijelaskan secara rinci indikasi program dan kegiatan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan di Kota Cimahi sebagai penterjemahan dari strategi-strategi yang telah disusun dan menjadi hasil kesepakatan bersama dengan pemangku kepentingan (Stakeholder) yang ada di Kota Cimahi pada forum Foccus Group Discussion (FGD) tahap keempat. Indikasi program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dirumuskan pada skala kota dan skala kawasan. Selain itu dalam bab ini akan juga dijelaskan mengenai analisis dampak dari penerapan tiap program tersebut dalam penyelenggaraan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.

Gambar

Gambar 1. 2 Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan dalam Kerangka  Pengembangan Wilayah
Gambar 1. 3 Skematis Latar Belakang Kebutuhan Penyusunan Strategi Pembangunan  Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan (SPPIP) di Kota Cimahi
Gambar 1. 6  Peran SPPIP dalam Sistem Kebijakan Perencanaan Pembangunan dan Kebijakan RENCANA TATA RUANG

Referensi

Dokumen terkait

Parameter yang berpengaruh signifikan terhadap performa produksi dari hasil analisa sensitivitas dengan menggunakan metode modifikasi Boberg-Lantz adalah massa uap

Kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kota Serang ini diselenggarakan dengan maksud untuk memberikan pendampingan

Solusi yang peneliti usulkan berdasarkan permasalahan di atas adalah dengan mengembangkan sebuah aplikasi media pembelajaran untuk anak usia dini yang dikembangkan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi sudut kelengkungan sudu pada setiap kecepatan angin terhadap perubahan kecepatan putar kincir, untuk

Mengingat kebutuhan dana GOTA yang meningkat, mulai Minggu 6 Agustus 2017 Majelis Jemaat GKI KP memberi kesempatan kepada anggota jemaat/ simpatisan GKI KP

Dalam rangka finalisasi tahapan dan proses Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Batang Hari Tahun Anggaran 2012, Satuan

infrastruktur perkotaan. Merumuskan Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan dalam lingkup wilayah Kabupaten Polewali Mandar. Menyepakati Rumusan

Tujuan penyelenggaraan kegiatan FGD 3 dalam Penyusunan SPPIP Kabupaten Polewali Mandar ini adalah untuk memperoleh kesepakatan dari semua pihak terkait (stakeholders)