• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 3 GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI INFORMASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab 3 GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI INFORMASI"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

58

GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI INFORMASI

3.1 Profil Organisasi

3.1.1 Sejarah BPPT

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) adalah lembaga pemerintah non-kementrian yang berada dibawah koordinasi Kementerian Negara Riset dan Teknologi yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi.

Proses pembentukan BPPT bermula dari gagasan M antan Presiden Soeharto kepada Prof Dr. Ing. B.J. Habibie pada tanggal 28 Januari 1974.

Dengan surat keputusan no. 76/M /1974 tanggal 5-Januari-1974, Prof Dr. Ing. B.J. Habibie diangkat sebagai penasehat pemerintah dibidang advance teknologi dan teknologi penerbangan yang bertanggung jawab langsung pada presiden dengan membentuk Divisi Teknologi dan Teknologi Penerbangan (ATTP) Pertamina.

M elalui surat keputusan Dewan Komisaris Pemerintah Pertamina No.04/Kpts/DR/DU/1975 tanggal 1 April 1976, ATTP diubah menjadi Divisi Advance Teknologi Pertamina. Kemudian diubah menjadi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia No.25 tanggal 21 Agustus 1978. Diperbaharui dengan Surat Keputusan Presiden No.47 tahun 1991.

(2)

1. Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie (1974-1998) 2. Prof. Dr. Rahardi Ramelan (1998-1998) 3. Prof. Dr. Zuhal M SEE (1988-1999) 4. Dr. A.S. Hikam (1999-2001) 5. Ir. M . Hatta Rajasa (2001-2004)

6. Dr. Kusmayanto Kadiman ( 2004-2006)

7. Prof. Ir. Said Djauharsyah Jenei, Sc.D (2006-2008) 8. Dr. Ir. M arzan A. Iskandar (2008- sekarang)

3.1.2 Visi dan Misi

3.1.2.1 Visi

Visi BPPT adalah Pusat unggulan teknologi yang mengutamakan kemitraan melalui pemanfaatan hasil rekayasa teknologi secara maksimum.

3.1.2.2 Misi

M isi BPPT yaitu :

1. M emacu perekayasaan teknologi untuk meningkatkan daya saing produk industri.

2. M emacu perekayasaan teknologi untuk meningkatkan pelayanan publik instansi pemerintah.

(3)

3.1.3 S truktur Organisasi

Untuk mencapai visi dan misinya, BPPT mempunyai struktur organisasi sebagaimana tampak pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Struktur Organisasi BPPT Sumber: www.bppt.go.id 3.1.4 Tugas Pokok, fungsi dan Wewenang

3.1.4.1 Tugas Pokok

M elakukan tugas pemerintahan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang –undangan yang berlaku.

3.1.4.2 Fungsi

(4)

1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengkajian dan penerapan teknologi.

2. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPPT.

3. Pemantauan, pembinaan, dan pelayanan terhadap kegiatan instansi pemerintah dan swasta di bidang pengkajian dan penerapan teknologi dalam rangka inovasi, difusi, dan pengembangan kapasitas serta membina alih teknologi.

4. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi, dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian, perlengkapan dan rumah tangga.

3.1.4.3 Wewenang

1. Penyusunan rencana nasional secara makro dibidangnya.

2. Perumusan kebijakan di bidangnnya untuk mendukung pembangunan secara makro.

3. Penetapan sistem informasi di bidangnnya.

Kewenangan lain yang melekat dan telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu:

1. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang pengkajian dan penerapan teknologi.

2. Pemberian rekomendasi penerapan teknologi dan melaksanakan audit teknologi.

(5)

3.2 Pusat Data Informasi dan S tandarisasi

Pengelolaan infrastruktur teknologi informasi BPPT dikelola oleh Pusat Data Informasi dan Standarisasi (PDIS). PDIS merupakan unsur penunjang di bidang data, informasi, dan standardisasi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BPPT dan secara administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Utama.

3.2.1 Visi dan Misi PDIS 3.2.1.1 Visi

Visi PDIS tahun 2010-2014 yaitu :

"M ewujudkan PDIS sebagai Unit dinamis yang

mengutamakan peningkatan pelayanan prima dalam bidang sistem informasi dan

standardisasi untuk mendorong kemitraan dan pemanfaatan teknologi secara optimal dan akuntabel’.

3.2.1.2 Misi

M isi PDIS tahun 2010-2014 yaitu :

1. M elaksanakan pengumpulan/pengelolaan data, penyajian dan pengembangan informasi;

2. M elaksanakan penyusunan dan pengelolaan infrastruktur dan sistem jaringan informasi;

3. M elaksanakan perumusan rancangan standar nasional dan proses akreditasi;

(6)

3.2.2 S truktur Organisasi PDIS

Untuk mencapai visi dan misinya, PDIS mempunyai struktur organisasi sebagaimana tampak pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Struktur organisasi PDIS Sumber: www.pdis.bppt.go.id 3.2.3 Tugas dan Fungsi PDIS

3.2.3.1 Tugas

PDIS mempunyai tugas dalam hal:

1. Pengelolaan data dan informasi.

2. Pengelolaan sistem dan jaringan informasi

(7)

4. Pengelolaan perpustakaan

5. Pelaksanaan urusan tata usaha PDIS

3.2.3.2 Fungsi

3.2.3.2.1 Bidang Data dan Informasi

Bidang Data dan Informasi mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan data dan informasi. Dalam melaksanakan tugasnya. Bidang Data dan Informasi menyelenggarakan fungsi:

1. Penyiapan bahan kompilasi produk teknologi, evaluasi dan pemutakhiran data serta penyajian dan penyelenggraan administrasi basis data dan informasi.

2. Pengelolaan, pembaruan dan pengembangan data dan informasi kegiatan dan produk secara elektronik.

Bidang Data dan Informasi terdiri dari:

1. Subbidang Penyajian Data dan Informasi

M empunyai tugas melakukan penyiapan bahan kompilasi produk teknologi, evaluasi dan pemutakhiran data, penyajian dan penyelenggaraan administrasi basis data dan informasi

2. Subbidang Pengembangan data

M empunyai tugas melakukan urusan penyebaran, pembaruan dan pengembangan data dan informasi kegiatan secara elektronik.

(8)

3.2.3.2.2 Bidang S istem dan Jaringan

Bidang Sistem dan Jaringan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaa sistem dan jaringan informasi. Dalam melaksanakan tugasnya. Bidang Sistem dan Jaringan menyenggarakan fungsi, yaitu penyiapan dan pengembangan sistem informasi manajemen.

3.2.4 Tujuan dan Rencana S trategis

3.2.4.1Tujuan strategis PDIS pada tahun 2010-2014

1. M eningkatkan indeks kepuasan pelanggan di PDIS.

2. M eningkatkan pemasaran dan pemasyarakatan hasil kerekayasaan teknologi. 3.2.4.2S asaran S trategis PDIS Tahun 2010-2014

1. Peningkatan pelayanan penggunaan website untuk pertukaran informasi 2. Peningkatan kehandalan dan keamanan jaringan.

3. Peningkatan pelayanan survailen asesmen laboratorium terakreditasi. 4. Peningkatan keterpakaian bahan pustaka

5. Peningkatan aksesibilitas data dan informasi kerekayasaan 6. Peningkatan fasilitas layanan jaringan.

7. Peningkatan laboratorium unit kerja yang mendapat6kan akreditasi/sertifikasi dari pihak ketiga.

8. Peningkatan peran perpustakaan untuk diseminasi hasil kikerekayasaan teknologi.

3.3 Proses Bisnis yang Sedang Berjalan

Berdasarkan hasil wawancara dengan Taslim Rochmadi, Ir, Dipl.Ing., Dr., Sub Bidang Sistem Aplikasi PDIS, sebagai salah satu LPNK, BPPT

(9)

memiliki sekitar 3.000 orang pegawai yang terbagi menjadi beberapa unit kerja. Untuk menjalankan perannya, mereka didukung oleh teknologi informasi yang dikelola oleh PDIS. Salah satu dukungan teknologi informasi tersebut adalah sistem email dan akses ke Internet.

Setelah mendapatkan izin dari kepala unit masing-masing, setiap pegawai BPPT akan mendaftar ke PDIS untuk memperoleh izin akses internet. BPPT memiliki dua domain email, yaitu @ceo.bppt.go.id yang dikhususkan untuk jajaran pimpinan BPPT dan @webmail.bppt.go.id yang digunakan oleh pegawai BPPT selain pimpinan BPPT. Tahun 2011 ini BPPT membuat domain email baru untuk setiap karyawannya, yaitu @mail.bppt.go.id. Oleh karena itu, para pegawai BPPT memiliki lebih dari satu domain email. M ulai tahun 2012, BPPT menghapus domain email @ceo.bppt.go.id dan webmail.bppt.go.id.

BPPT juga menyediakan official website untuk publik yang bisa diakses oleh siapa saja yang berisi tentang seputar BPPT serta berbagai produk dan jasa teknologi yang dikeluarkan dan yang sedang dikerjakan oleh BPPT. Alamat website tersebut adalah www.bppt.go.id

Untuk penyampaian berita, pengumuman dan informasi secara elektronik yang bersifat tertutup, para pegawai BPPT menggunakan akun email karyawan seperti yang sudah dituliskan di atas untuk menyebarkannya kepada pihak yang dituju. M isalnya, bila suatu kepala subdivisi ingin mengadakan rapat, maka dikirimkan email kepada anggota rapat yang diundang.

(10)

3.4 Topologi Jaringan BPPT

BPPT memiliki 2 lokasi, yaitu di Jakarta (Jalan M .H. Thamrin) dan Serpong. Kedua lokasi tersebut dihubungkan dengan internet. Di kantor pusat, terdapat 2 gedung, yaitu gedung A dan gedung B. Gedung A memiliki 20 lantai, sedangkan Gedung B memiliki 21 lantai. Detail gedung di Serpong tidak menjadi objek studi ini.

Komputer-komputer di setiap lantai dalam gedung kantor pusat BPPT dihubungkan oleh kabel Unshielded Twisted Pair (UTP) ke sebuah hub, di mana hub tersebut terhubung oleh Access Switch. Access Switch merupakan switch yang bekerja pada access layer, yang menjamin paket-paket data diterima oleh komputer end user.

Access Switch kemudian terhubung pada Distribution Switch. Setiap Distribution Switch

terhubung pada core switch. Setiap gedung memiliki masing-masing core switch yang terhubung satu sama lain. Jika fiber optic utama mengalami gangguan koneksi, maka sambungan internet akan dialihkan ke fiber optic redundan.

Untuk mengakses internet, core switch akan mengirimkan paket-paket data melalui firewall. Firewall akan meneruskan paket data tersebut menuju DMZ (server farm) yang terhubung dengan proxy server, DNS Server, Mail Server, Accelerator, dan

Multi Router Traffic Grapher(M RTG). Proxy server bertugas untuk menyaring paket-paket data dari dan menuku ke internet dan membatasi hak akses user. DNS server

digunakan sebagai pelengkap dari web server, di mana server ini mempunyai fungsi untuk member nama domain dari setiap alamat web. Mail server berfungsi untuk mengatur arus email, termasuk di dalamnya menyimpan data ID user dandata mail box. Accelerator berfungsi layaknya proxy, namun dilihat dari sisi internet. Sedangkan

(11)

M RTG digunakan untuk monitoring traffic jaringan. Berikut adalah topologi jaringan yang ada di BPPT beserta dengan penempatan IP disetiap perangkat.

Gambar 3.3 Topologi Jaringan BPPT

3.5 Kebijakan Teknologi Informasi

Berdasarkan hasil wawancara dengan Taslim Rochmadi, Ir, Dipl.Ing., Dr., Sub Bidang Sistem Aplikasi, BPPT memiliki kebijakan keamanan terhadap TI. Adapun kebijakan-kebijakannya adalah:

1. Setiap User ID dan Password tidak untuk diberikan kepada orang lain. Setiap orang bertanggung jawab terhadap setiap transaksi yang dilakukan dengan menggunakan User ID-nya

(12)

2. Setiap password harus dibuat minimal 6 karakter dan tidak mudah ditebak.

3. Penggunaan fasilitas internet hanya pada kebutuhan perusahaan.

4. Dilarang untuk menggunakan fasilitas internet untuk mendownload file – file yang tidak berhubungan dengan pekerjaan.

5. Semua staff dilarang untuk menginstall games dan juga tidak diperkenankan untuk main game baik pada jam kerja maupun jam istirahat.

6. Setiap informasi, data, peralatan komputer harus dipastikan aman dan tidak untuk diinformasikan/dipublikasikan kepada pihak yang tidak berhak. Sehingga menjadi tanggung jawab seluruh staff untuk menjaga kerahasiaan data organisasi..

7. Seluruh pembelian peralatan komputer hanya dapat dilakukan dengan sepengetahuan dan atas persetujuan dari pimpinan organisasi.

8. Setiap data dan laporan dari sistem tidak boleh diberikan kepada pihak manapun kecuali telah mendapatkan persetujuan secara tertulis dari pimpinan organisasi.

9. Penyalahgunaan, pelanggaran, dan ketidaknormalan harus segera dilaporkan kepada pimpinan organisasi.

10.Semua staff yang menyalahgunakan peralatan komputer dan seluruh aset organisasi serta yang tidak mematuhi akan dikenakan sangsi indispliner

(13)

11.Tidak diperbolehkan menginstall software tambahan ke dalam komputer yang akan menyebabkan kinerja komputer menjadi lambat, apabila ditemukan adanya software tambahan di luar software yang ditetapkan maka akan dikenakan sangsi. Apabila diperlukan install software tambahan untuk kepentingan organisasi, maka harus mendapat ijin dari Sub Bidang Sistem Aplikasi.

12.Jika terjadi kerusakan fixed Asset yang dikarenakan unsur kesengajaan dari pemakai setelah dilakukan pemeriksaan maka hal tersebut menjadi tanggung jawab pemakai sepenuhnya. Jika kerusakan fixed asset yang dikarenakan adanya unsur kelalaian pemakai setelah dilakukan pemeriksaan maka hal tersebut menjadi tanggung jawab pemakai sebesar 80% dari nilai fixed asset, dan tanggung jawab atasan yang bersangkutan sebesar 20% dari nilai fixed asset.

13.Apabila flash disk yang disediakan untuk digunakan transfer data dari cabang ke kantor (Head Office) itu hanya boleh dipakai untuk menyimpan data program saja, dan flash disk tersebut tidak boleh dipakai dikomputer lain dan juga tidak boleh digunakan untuk menyimpan file-file diluar kerjaan kantor.

14.External Harddisk yang disediakan tidak boleh dibawa pulang karena harus disimpan dikantor pada tempat yang aman.

15.External Harddisk tidak boleh digunakan di komputer lain dan juga tidak boleh digunakan untuk menyimpan file file diluar kerjaan kantor seperti games.

(14)

3.6 Aset-Aset Teknologi Informasi

Tingkat ketergantungan TI sangat tinggi dalam segala aktivitas organisasi baik dalam bidang layanan, operasional serta untuk mengerjakan fungsi-fungsi yang ada pada organisasi. Aset-aset organsasi meliputi informasi, sistem, aplikasi dan sumber daya manusia. Aset-aset teknologi informasi yang dimiliki oleh BPPT untuk mendukung proses kerja organisasi meliputi:

1. Infrastruktur Server

Infrastruktur server yang dikelola di Data Center BPPT adalah:

a. Server Aplikasi dan Database

1. Squid 9.4

Squid 9.4 merupakan aplikasi dari proxy server yang di bangun dari komunitas internet. Konfigurasi-konfigurasi yang dilakukan di BPPT antara lain; http_port, cache_mgr, cache_effective_user dan cache_effective_group, visible_hostname, cahce_dir, acl namanetwork src ip/netmask, http access allow namanetwork, http access deny all.

2. Communigate

Communigate yang digunakan adalah SPAMfighter MailGateway

yang bisa menerima kurang lebih 200.000 emails perjam dan berguna untuk mengfilter semua email yang masuk kedalam

server sehingga melindungi pengguna dari tindak spam. 3. BIND

(15)

Versi BIND yang digunakan di BPPT adalah versi 9.8.1 yang merupakan versi terakhir. Ketika anda melakukan query (bisa berupa ping, ssh, dig, host, nslookup, email, dan lain sebagainya) ke sebuah host misalnya durmagati.ee.kurowo.edu maka name

server akan memeriksa terlebih dahulu apakah ada record host tersebut di cache name server lokal. Jika tidak ada, name

serverlokal akan melakukan query kepada root server dan mereferensikan name server untuk TLD .edu , name server lokal kembali melakukan query kepada name server .edu dengan jenis

query yang sama dan mereferens ikan kurowo.edu . Name server

lokal kembali melakukan query ke name server kurowo.edu dan mereferensikan query selanjutnya ke name server lokal yaitu ee.kurowo.edu . Kemudian name server lokal melakukan query

kepada name server lokal yaitu ee.kurowo.edu dan akhirnya mendapatkan jawaban address yang diminta.

b. Server S istem

1. ProxyServer 1, 2,

Proxy Server yang digunakan PDIS- BPPT adalah OS(Operation System): Red Hat Enterprise 5. Dengan spesifikasi perangkat keras yang digunakan adalah Intel Xeon 2.5 GHz, RAM 2 GB, HD 73 GB. Aplikasi yang digunakan Squid 9.4.

(16)

Proxy Server yang digunakan PDIS- BPPT adalah OS(Operation System): Red Hat Enterprise 5. Dengan spesifikasi perangkat keras yang digunakan adalah Intel Xeon 3 GHz, RAM 1 GB, HD 60 GB. Aplikasi yang digunakan Squid 9.4.

3. MailServer

M ail server yang digunakan PDIS –BPPT adalah OS (Operating System): Linux. Dengan spesifikasi perangkat keras yang digunakan adalah Intel Pentiun 4. 1.8 GHz, RAM 256 MB, HD 40 GB. Apikasi yang digunakan Communigate.

4. DNS Server

DNS server yang digunakan PDIS-BPPT adalah O S(

Operating System): FreeBSD7.2 32 bit. Dengan spesifikasi perangkat keras yang digunakan adalah Inter Xeon X3323 2.5 GHz, RAM 2 GB, HD 73 GB. Aplikasi yang digunakan BIND.

5. Accelerator I &II

Accelerator I&II yang digunakan di PDIS-BPPT adalah OS(Operating System) : Linux. Dengan spesifikasi perangkat keras yang digunakan adalah Intel Pentiun 4. 1.8 GHz, RAM 256 MB, HD 40 GB.

Apikasi yang digunakan Communigate.

6. Trafik MonitoringServer

Trafik Monitoring server yang digunakan di PDIS- BPPT adalah OS(Operating System) : Linux. Dengan spesifikasi perangkat keras yang

(17)

digunakan adalah Intel Pentiun 4. 1.8 GHz, RAM 256 MB, HD 40 GB.

Apikasi yang digunakan Communigate.

7. MonitoringServer

Monitoring Server yang digunakan PDIS-BPPT adalah OS(Operating System) : Linux. Dengan spesifikasi perangkat keras yang digunakan adalah Intel Pentiun 4. 1.8 GHz, RAM 256 MB, HD 40 GB. Apikasi yang digunakan Communigate.

2. Infrastruktur Client

Infrastruktur client yang dikelola oleh BPPT adalah:

a. PC (Personal Computer)

Untuk mendukung proses bisnis BPPT digunakan sebanyak 1000 unit yang terdiri dari PC dan Laptop. Dengan spesifikasi Processor pentium 4 2.4GHz memory 512MB, dan hard disk 40GB, M onitor Samsung, LG,

Viewsonic, Mouse dan keyboard Logitech, Printer dengan berbagai merek

b. Jaringan

Jaringan yang digunakan oleh PDIS-BPPT yaitu LAN (Local Area Network). LAN digunakanuntuk menghubungkan pemrosesan transaksi antar PC di dalam organisasi.

(18)

Printer merupakan sebuah perangkat keras yang dihubungkan pada komputer yang berfungsi untuk menghasilan cetakan baik berupa tulisan ataupun gambar dari komputer pada media kertas atau yang sejenisnya. Jenis printer ada tiga macam, yaitu jenis Printer Dot metrix, printer Ink jet, dan printer Laser jet. Printer yang digunakan oleh PDIS-BPPT salah satunya adalah Samsung SCX-4521F . Speed (M ono) Up to 20ppm in A4 (20 ppm in Letter) dan Resolution 600 x 600 dpi . Digunakan untuk mencetak slip gaji karyawan PDIS-BPPT, mencetak surat di PDIS-BPPT, dan sebagai pencetakan grafik dan photo sebagai pendukung data-data di PDIS-BPPT.

3. Infrastruktur Jaringan a. Router

Router yang digunakan PDIS- BPPT adalah CISCO 2821 yang memberikan nilai tambah yang lebih signifikan dibandingkan dengan generasi sebelumnya dalam hal peningkatan kinerja, peningkatan keamanan dan kinerja suara, serta lengkapnya layanan baru.

b. Firewall

Firewall yang digunakan PDIS –BPPT adalah Juniper 540. Dengan spesifikasi perangkat keras yang digunakan adalah Linux Red Hat 9.0. c. Bandwidth Internet

Bandwidth yang digunakan PDIS –BPPT adalah Blue Coat dan Berbasis web base ( Packet Shaper ).

(19)

Core switch yang digunakan PDIS –BPPT adalah CISCO 4500 series dan terletak pada Layer 3 .

e. Distribution Switch

Distribution Switch yang digunakan PDIS –BPPT adalah CISCO 4500 series dan terletak pada multilayer.

f. Access Switch

Access Switch yang digunakan PDIS –BPPT adalah CISCO 2900 series dan terletak pada Layer 2.

g. Node

Node yang digunakan PDIS-BPPT adalah Cisco Catalyst 3524, Host :M A-Cat3524.ITB.ac.id , dan Vlan-id : 16 (port 1,2,23,24), 17 (port 3,11, Gi0/2), 19 (port 4), 408 (port 5), 409 (port 6), 410 (port 7), 411 (port 8), 404 (port 13, 14, 21,22) .

3.7 Sumber Daya Manusia

Sumber Daya M anusia (SDM ) yang dikelola dalam BPPT adalah Pihak–pihak yang mempunyai keahlian dan kemampuan (vital) dalam organisasi yaitu Bidang Penyajian Data dan Informasi, Pengembang data dan Informasi, Bidang Sistem Aplikasi dan Bidang Jaringan. Dimana semua pihak(bidang) mempunyai keahlian secara menyeluruh dalam bidang IT, bidang jaringan mempunyai keahlian di bidang jaringan, Hardware Support (trouble shooting), dan Bidang Sistem Aplikasi menginstall; memiliki logika dalam membuat koding; Bidang Pengembangan Data dan informasi mempunyai keahlian dalam mengelola serta menjaga database jika terjadi kesalahan.

(20)

Gambar 3.4 Sumber Daya Manusia PDIS Sumber: www.pdis.bppt.go.id 3.8 Sistem Jaringan

Pada jaringan internal BPPT semua komputer yang ada didalam dua gedung akan terhubung ke main switch yang masing - masing ada didalam setiap gedung dan main

switch akan terhubung kedalam satu switch yang terhubung langsung ke firewall. Dari

firewall tersebut akan dikonfigurasi agar hak akses ke dalam user sesuai dengan batasan batasannya agar pihak PDIS BPPT dapat mengendalikan arus informasi yang masuk dan keluar di dalam area BPPT. Karena BPPT membuka hak akses server ke dunia luar maka akan ada dua jalur yang memungkinkan server diakses yaitu dari dalam BPPT sendiri (jaringan internal) dan dari jaringan internet.

(21)

1. Hak akses dari dalam BPPT (Jaringan Internal)

Didalam konfigurasi firewall yang ada para staff pada gedung I BPPT hanya akan bisa mengakses Proxy Server I yang ada pada segmen server. Begitu juga pada gedung II BPPT hanya akan bisa mengakses Proxy Server II saja. Berbeda halnya dengan hak akses pada Proxy Server CEO akan bisa di akses oleh para CEO yang ada didalam kedua gedung. Hal ini tentu perlu ada konfigurasi di firewall yang mengkhususkan IP dari para CEO agar dapat mengakses Proxy Server CEO. Selain itu CEO pun dapat mengakses Proxy Server I dan ProxyServer II jika mereka menginginkannya.

Sedangkan untuk server yang bisa di akses oleh semua computer yang terhubung kedalam jaringan adalah DNS Server, Webmail Server, LDAP, M ail Gateway. Untuk serverserver tersebut tidak dibutuhkan pembatasan hak akses karena sesuai dengan fungsi masing – masing server tersebut yang memang diperuntukan untuk kebutuhan semua staff yang bekerja di BPPT.

Untuk dapat menggunakan akses internet, komputer yang terhubung ke jaringan harus melakukan setting proxy dengan menggunakan

Proxy Server I, Proxy Server II atau Proxy Server CEO. Untuk kecepatan akses internetpun sudah dibatasi dengan menggunakan Bandwith M anager. Bandwith manager digunakan untuk membatasi kecepatan internet yang dapat digunakan oleh setiap komputer yang terhubung dengan Proxy Server. Khusus untuk Proxy Server CEO diberikan bandwith yang lebih besar dengan tujuan memenuhi kebutuhan internet para CEO BPPT.

(22)

2. Hak akses dari luar BPPT (Jaringan External)

Untuk akses dari luar BPPT, serverserver yang ada akan di taruh didalam zona DMZ dimana DMZ melakukan perpindahan semua layanan suatu jaringan ke jaringan lain yang berbeda. DMZ terdiri dari semua port terbuka, yang dapat dilihat oleh pihak luar. Sehingga jika hacker menyerang dan melakukan cracking pada server yang mempunyai DMZ, maka hacker tersebut hanya dapat mengakses host yang berada pada DMZ, tidak pada jaringan internal BPPT.

Karena semua server di taruh didalam zona DMZ maka semua server

yang ada akan dapat diakses oleh jaringan luar BPPT. Tetapi akses dari luar pun harus melalui firewall terlebih dahulu sehingga koneksi yang masuk dari dunia luar dapat dimonitoring dan disaring terlebih dahulu pada saat melalui firewall. Karena akses dari luar hanya ke dalam zona DMZ maka dari luar BPPT tidak akan dapat mengakses kedalam jaringan internal BPPT, hanya dapat mengakses sampai kedalam zona DMZ saja.

(23)

Gambar

Gambar 3.1 Struktur  Organisasi  BPPT  Sumber: www.bppt.go.id
Gambar 3.2 Struktur  organisasi  PDIS Sumber: www.pdis.bppt.go.id
Gambar 3.3 Topologi  Jaringan  BPPT
Gambar 3.4 Sumber Daya Manusia PDIS   Sumber: www.pdis.bppt.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Untuk melihat sejauh mana peran manager dalam meningkatkan motivasi pada perusahaan rokok Fajar Berlian Tulungagung,maka tujuan penelitian ini adalah untuk

Pelaksanaan dari peraturan perundang- undangan dalam administrasi kependudukan untuk mengatasi kepemilikan tanah absentee dalam praktik masih terdapat pelanggaran dengan

Untuk mekanisme yang beroperasi pada kecepatan tinggi, efek inersia dapat dikurangi dengan mengurangi massa, yaitu dengan memperkecil ukuran batang-batang mekanisme

Hasil penelitian ini diharapan dapat memaparkan konstruk-konstruk yang berpengaruh secara signifikan terhadap kompensasi, budaya organisasi dan pengembangan karir yang

Dari berbagai media sosialisasi yang telah kita pelajari bersama di atas, menurut kamu media manakah yang paling efektif dalam memengaruhi perilaku anggota masyarakat?

Radioisotop 198Au yang dihasilkan dikarakterisasi dengan mengukur aktivitas, waktu paruh, energi, yield, kemurnian radionuklida dan kemurnian radiokimia serta ukuran

agar tidak terjadi kesalahpahaman antar pelaksana kebijakan, implementasi kebijakan yang berhasil bisa jadi gagal ketika para pelaksana tidak sepenuhnya menyadari

Citraan pendengaran adalah cara penyair menggambarkan suara yang didengarnya menjadi bait indah dalam puisi agar pembaca mampu meresapi makna dan memahami situasi