• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGEMBANGAN HUTAN RAKYAT DI DESA BANDAR DALAM KECAMATAN SIDOMULYO KABUPATEN LAMPUNG SELATAN. ( Skripsi ) Oleh. Victor Butar Butar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI PENGEMBANGAN HUTAN RAKYAT DI DESA BANDAR DALAM KECAMATAN SIDOMULYO KABUPATEN LAMPUNG SELATAN. ( Skripsi ) Oleh. Victor Butar Butar"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN HUTAN RAKYAT DI DESA BANDAR DALAM KECAMATAN SIDOMULYO KABUPATEN LAMPUNG

SELATAN ( Skripsi ) Oleh FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

(2)

ABSTRAK

STRATEGI PENGEMBANGAN HUTAN RAKYAT DI DESA BANDAR DALAM KECAMATAN SIDOMULYO KABUPATEN LAMPUNG

SELATAN Oleh

Victor Butar Butar

Hutan rakyat merupakan salah satu alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan sumber daya hutan. Manfaat yang diperoleh masyarakat tergantung pada pengelolaan yang dilakukan oleh petani hutan rakyat. Penelitian ini bertujuan melihat dan menganalisis strategi pengembangan hutan apa yang cocok untuk hutan rakyat di Desa Bandar Dalam. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei 2015. Data yang dikumpulkan adalah data potensi kayu yang dianalisis secara kuantitatif. Data potensi kayu diambil secara purposive dengan menggunakan petak ukur persegi berukuran 10m x 10m dengan intensitas sampling sebesar 1%. Analisis SWOT dilakukan untuk menentukan pengembangan yang tepat di hutan rakyat Desa Bandar Dalam. Strategi pengembangan hutan rakyat yang diperoleh adalah pemeliharaan terhadap pohon, mengurangi kelemahan pengetahuan tentang hutan dengan meningkatkan pengetahuan mengenai manfaat hutan dan

mengurangi ancaman dengan menggunakan teknologi sederhana seperti penggunaan alat pertanian yang lengkap dan pemupukan.

(3)

ABSTRACT

THE STRATEGY OF PRIVATE FOREST DEVELOPMENT IN BANDAR DALAM VILLAGE SIDOMULYO DISTRICT SOUTH LAMPUNG

REGENCY By

Victor Butar Butar

The private forest is one of alternative solutions to the pressure of forest resources. The benefits has received by the public depends on the management carried out by private forest farmers. This study aimed to determine the potential of timber private forest analyze the development strategies in Bandar Dalam. The study was conducted in May 2015. The data was collected in the form of a

potential data timber from private forest analyzed quantitatively. The method used purposive sampling by square plots measuring 10m x 10m with sampling intensity of 1%. SWOT analysis was used the proper development of the forest of Bandar Dalam. The development strategy applied the power factor of the opportunities of regular maintenance, reducing weaknesses by improving knowledge of the forest, using the opportunity to improve the fertility of crops, and away from the threat of using simple technology.

(4)

STRATEGI PENGEMBANGAN HUTAN RAKYAT DI DESA BANDAR DALAM KECAMATAN SIDOMULYO KABUPATEN LAMPUNG

SELATAN

Oleh

VICTOR BUTAR BUTAR

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA KEHUTANAN

Pada

Jurusan Kehutanan

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2017

(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 4 September 1991. Anak pertama dari tiga bersaudara, pasangan Budiman Butar Butar dan Lerwi Selly Purba. Penulis menamatkan

pendidikan SDN 091384 Saribudolok pada tahun 1998, SMP Bunda Mulia pada tahun 2006 dan SMAN 1 Pematang Siantar pada tahun 2009. Penulis tercatat sebagai mahasiswa Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian, Universitas Lampung melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur tulis pada tahun 2010. Penulis aktif dalam organisasi kemahasiswaan. Organisasi yang pernah diikuti yaitu Himasylva (Himpunan Mahasiswa Kehutanan).

Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi Pendamping Petani selama 6 bulan pada program pemberdayaan pangan Pemerintah Lampung. Pada januari 2014 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik selama ± 40 hari di Pulau Pisang, Kabupaten Pesisir Barat. Pada juli 2013 penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) selama ± 1 bulan di Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Cekesik, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Cikesik, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banten.

(8)

Karya ini kupersembahkan untuk orang-orang yang aku sayang berharga dalam hidupku Ayahku B. Butar Butar,

Ibuku L Br. Purba, dan adikku serta keluarga besar yang selalu mendoakanku, memotivasiku dan memberikan segala

(9)

SANWACANA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas izin-Nya penulis dapat

menyelesai-kan penelitian dan penulisan karya ilmiah yang berjudul“ Strategi Pengembangan Hutan Rakyat di Desa Bandar Dalam Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan”. Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Penulis Menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan guna langkah penulis berikutnya yang lebih baik. Namun terlepas dari keterbatasan tersebut, penulis mengharapkan skripsi ini akan bermanfaat bagi pembaca.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dan kemurahan hati dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada ;

1. Bapak Duryat, S.Hut., M.Si. sebagai pembimbing utama dan Bapak Rudi Hilmanto,S.Hut.,M.Si.sebagai pembimbing kedua yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan petunjuk kepada penulis mulai dari awal penyusunan proposal penelitian sampai skripsi ini terselesaikan.

(10)

ii 2. Bapak Dr. Ir. Slamet Budi Yuwono, M.S. selaku dosen penguji atas saran dan

kritik yang telah diberikan hingga selesainya penulisan skripsi ini. 3. Ibu Dr. Asihing Kustanti, S.Hut, M.Si selaku dosen pembimbing utama

pertama saya atas saran dan bimbingannya selama penulisan skripsi ini. 4. Bapak Dr. Melya Riniarti,S.P.,M.S selaku Ketua Jurusan Kehutanan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung

5. Bapak Prof. Dr. Irwan Sukri Banua, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

6. Masyarakat Pemilik Hutan Rakyat di Desa Bandar Dalam yang bersedia menjadi responden penelitian.

7. Jajaran ketua kelompok Pemilik Hutan Rakyat di lokasi penelitian

8. Tim yang membantu pengumpulan data yaitu Abdian Roby Pratama, S.hut, Apri Hutapea, S.P, dan Bagus Nugraha, S.Hut.

9. Kedua orang tua yang selalu memberi semangat dan dorongan kepada penulis, B. Butar Butar dan L.S. Purba.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas segala kebaikan mereka semua yang telah diberikan kepada penulis. Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Terimakasih .

Bandar Lampung, 4 Agustus 2017

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

I. PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 3 C. Tujuan... 3 D. Manfaat Penelitian... 3 E. Kerangka Pemikiran ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Hutan Rakyat ... 6

B. Pengelolaan Hutan Rakyat ... 7

C. Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu ... 9

D. Analisis SWOT ... 10

III. METODE PENELITIAN ... 11

A. Lokasi dan Waktu Penelitian... 11

B. Alat dan Objek Penelitian ... 11

C. Bahan Penelitian ... 11

D. Jenis Data ... 12

1. Data Primer ... 12

2. Data Sekunder ... 13

E. Metode Penentuan Sampel ... 12

F. Metode analisis Data ... 13

G. Analisis data ... 14

IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN ... 23

A. Sejarah ... 23

B. Kondisi Fisik Wilayah ... 25

1. Letak dan Luas ... 25

2. Kondisi Tanah dan Iklim ... 25

C. Keadaan Sosial Ekonomi dan Masyarakat ... 25

D. Sarana dan Prasarana ... 27

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29

A. Karateristik Responden ... 29

B. Sistem Pengelolaan Hutan Rakyat ... 33

(12)

iv Halaman

D. Strategi Pengembangan Hutan ... 38

VI. SIMPULAN DAN SARAN ... 52

A. Simpulan... 52 B. Saran ... 52 DAFTAR PUSTAKA ... 53-54 LAMPIRAN ... 55 Tabel 20 – 25 ... 55-60 Gambar 5 – 7 ... 61-62

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kerangka Matrik Faktor Strategi Internal untuk Kekuatan ... 17

(Strengh) 2. Kerangka Matrik Faktor Strategi Internal untuk Kelemahan... 18

(Weakness) 3. Kerangka Matrik Faktor Strategi Eksternal untuk Peluang ... 20

(Opportunities) 4. Kerangka Matrik Faktor Strategi Eksternal untuk Ancaman ... 21

(Therats) 5. Daftar Nama Kepala Desa ... 24

6. Distribusi Jumlah Penduduk ... 26

7. Distribusi Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 27

8. Tabel distribusi umur responden ... 29

9. Distribusi pendidikan responden ... 30

10.Distribusi jumlah tanggungan keluarga ... 31

11.Distribusi responden yang memiliki pekerjaan sampingan ... 32

12.Luas lahan hutan rakyat yang dikelola oleh responden ... 33

13.Jenis-jenis pohon penghasil kayu di Desa Bandar Dalam ... 36

14.Volume pohon hutan rakyat ... 37

15.Hasil matrik faktor strategi internal untuk kekuatan (Strengh) ... 39

16.Hasil matrik faktor strategi internal untuk kelemahan (weakness) ... 41

17.Hasil matrik faktor strategi eksternal untuk peluang (oppurtunities) ... 43

(14)

v

Tabel Halaman

19. Pembobotan Diagram SWOT ... 46

20. Identitas responden ... 55

21.Hasil kegiatan pemeliharaan ... 57

22.Hasil kegiatan pemanenan ... 58

23.Hasil kegiatan pemasaran... 59

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan Alir Kerangka Pemikiran ... 5

2. Bentuk Matrik SWOT ... 22

3. Diagram SWOT Strategi Pengembangan Hutan ... 46

4. Matrik SWOT Analisi Strategi Pengembangan Hutan ... 48

5. Wawancara Kelompok Tani ... 60

6. Lokasi Hutan Rakyat Jati ... 61

(16)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan luas hutan tropis terbesar ketiga setelah Brazil dan Zaire yang berfungsi sebagai paru-paru dunia. Namun hutan di Indonesai menghadapi permasalahan serius yaitu degradasi hutan dan meluasnya lahan kritis. Pemerintah telah melakukan upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam mengelola hutan melalui pengembangan hutan rakyat. Salah satu pola rehabilitasi lahan kritis secara vegetatif adalah dengan membangun hutan rakyat (Suryaningsih dkk, 2012)

Hutan memiliki manfaat bagi kehidupan. Secara ekologis manfaat hutan dapat mencegah banjir dan erosi tanah serta manfaat ekonomis yang dapat dirasakan adalah hasil hutan kayu dan bukan kayunya seperti madu, getah, daun, resin dan sebagainya. Manfaat tersebut dapat dirasakan dalam jangka panjang atau terus menerus apabila pengelolaan hutan dilakukan secara lestari.. Sejalan dengan meningkatnya kebutuhan kayu seperti kayu pertukangan, kayu bakar, maupun untuk kepentingan industri yang didorong oleh pertumbuhan

penduduk yang semakin pesat maka perlu adanya peningkatan produksi hasil hutan kayu.

(17)

2 Keberadaan masyarakat dalam mengelola hutan rakyat memiliki pengaruh yang besar dalam pelestarian hutan. Kelestarian hutan dapat tercapai bila masyarakat pengelola hutan rakyat menjaga keberlanjutan produktivitas hasil hutannya. Penelitian ini penting untuk dilaksanakan karena petani hutan rakyat sebagian besar belum mengetahui secara pasti potensi hutan rakyat mereka.

Hutan rakyat di Desa Bandar Dalam Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan sudah lama menjadi bagian kehidupan masyarakat. Hutan rakyat tersebut memiliki pola tanam campuran dengan sistem agroforestry. Jenis tanaman penghasil kayu pertukangan yang ditanam oleh masyarakat adalah jati, medang, sengon, dan jabon. Sementara untukmulti purpose trees species (MPTS) adalah jenis durian, jengkol dan petai. Penelitian dengan tema strategi pengembangan hutan rakyat belum pernah dilakukan sebelumnya di Desa Bandar Dalam.

Penelitian sejenis telah banyak dilakukan di lokasi lain. Penelitian tentang strategi pengembangan hutan rakyat antara lain dilakukan oleh Sanudin (2009), Fauziah dan Diniyati (2011), dan Syahadat (2013). Penelitian yang mengkaji tentang kelompok tani hutan rakyat antara lain dilakukan oleh Prastawa dkk (2010) dan Annazili (2013). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi pengembangan hutan yang baik melalui potensi kayu dan bukan kayu dari hutan rakyat. Penelitian ini diharapkan agar para petani hutan rakyat dapat mengetahui seberapa besar potensi hutan rakyat yang dimiliki oleh petani dan mengetahui strategi pengembangan hutan rakyat yang baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.

(18)

3

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah belum diketahui potensi kayu di hutan rakyat serta belum adanya strategi pengembangan hutan rakyat di Desa Bandar Dalam.

C. Tujuan

Tujuan penelitian ini sebagai berikut.

1. Mengetahui faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap keberhasilan pengembangan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) di Desa Bandar Dalam Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan. 2. Menganalisis dan merumuskan strategi-strategi serta menentukan prioritas

pengembangan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) yang dapat

direkomendasikan dalam rangka pembangunan hutan rakyat Desa Bandar Dalam.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada petani dan dinas kehutanan, dalam menyusun tentang strategi untuk pembangunan hutan rakyat khususnya di Desa Bandar Dalam.

E. Kerangka Pemikiran

Hutan rakyat, khususnya potensi kayunya, merupakan hal penting yang harus diketahui dalam pembangunan hutan rakyat. Selain penyedia kayu yang

(19)

4 menjadi hasil akhir, hutan rakyat dengan sistem tanam campuran mampu memberikan pendapatan maupun pemenuhan kebutuhan sehari-hari (Kaskoyo, 2009).

Hutan rakyat memberikan manfaat ekonomi, ekologi, dan sosial. Manfaat ekonomi berupa peningkatan pendapatan masyarakat. Sementara untuk manfaat ekologi berupa perbaikan kondisi lingkungan dengan menciptakan iklim mikro yang baik, dan untuk manfaat sosial hutan rakyat berkontribusi dalam memberikan lapangan pekerjaan bagi angkatan kerja di Desa Bandar Dalam.

Hutan rakyat di Desa Bandar Dalam Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan memiliki luas 800 ha. Hutan rakyat memiliki potensi yang besar jika dikembangkan dan dimanfaatkan dengan baik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi hutan rakyat dengan menggunakan analisis deskriptif berupa volume pohon dan menggunakan analisis SWOT untuk melihat strategi pengembangan hutan rakyat di Desa Bandar Dalam. Analisis SWOT ini digunakan untuk melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki oleh hutan rakyat Desa Bandar Dalam, sehingga didapatkan cara terbaik untuk pengembangan dan pembangunan hutan rakyat tersebut. Secara ringkas, kerangka pemikiran penelitian ini disajikan pada Gambar 1.

(20)

5

Gambar 1. Bagan Alir Kerangka Penelitian. Hutan Rakyat Desa Bandar Dalam

Pengelolaan Hutan Rakyat Secara Tradisional atau Intensif

Hutan rakyat Murni

Hutan Rakyat Campuran

Hasil Hutan Rakyat Kayu dan Bukan Kayu

Analisis SWOT - Kekuatan (strong) - Kelemahan (weakness) - Peluang (opportunities) - Ancaman (threats)

Strategi Pengembangan Hutan Rakyat

(21)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Hutan Rakyat

Menurut UU No. 41 tahun 1999, hutan adalah satu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan.

Hutan yang tumbuh atau dibangun oleh rakyat di atas tanah milik rakyat dengan jenis tanaman hutan adalah hutan rakyat. Departemen Kehutanan dan Perkebunan (1999) memberikan batasan yang termasuk hutan rakyat yaitu hutan yang tumbuh di atas tanah milik dengan luas minimal 0,25 ha, penutupan tajuk didominasi tanaman perkayuaan, dan tanaman tahun pertama minimal 500 batang.

Hutan rakyat sebagai salah satu aktivitas dalam bertani mampu menciptakan peluang bagi pemiliknya untuk memenuhi kebutuhan akan kayu sendiri seperti untuk mencukupi kebutuhan bahan bangunan, kayu bakar, papan, dan sebagainya. Namun sebagian besar petani lebih memilih untuk menjual kayu dan hanya menggunakan kayu untuk digunakan sendiri kalau terpaksa (Sanudin, 2009).

(22)

7 B. Pengelolaan Hutan Rakyat

Hutan rakyat sebagai salah satu aktifitas dalam bertani mampu menciptakan peluang bagi pemiliknya untuk memenuhi kebutuhan akan kayu sendiri seperti untuk mencukupi kebutuhan bahan bangunan, kayu bakar, papan, dan sebagainya (Sanudin, 2009). Potensi kayu rakyat yang cukup besar harus mendapat perhatian pemerintah agar kayu rakyat yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan kayu dan setidaknya memenuhi kebutuhan penutupan hutan menurut UU 33 tahun 1967, setidaknya harus ada hutan sebanyak 33 % dari luas daerah.

Dalam hutan rakyat perlu adanya pengembangan pengelolaan hutan yang

dimaksudkan untuk memberikan arah kebijakan penentuan potensi hutan rakyat. Sedangkan tujuannya adalah meningkatkan fungsi hutan rakyat, sehingga memenuhi fungsi untuk:

1. Memenuhi kebutuhan akan kayu secara berkesinambungan baik untuk keperluan pertukangan, kayu bakar, maupun keperluan industri bila memungkinkan.

2. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestarian lingkungan hidup.

3. Mempertahankan ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS) atau Sub DAS.

Dalam arti melalui pengelolaan usaha tani hutan rakyat dapat memberikan nilai tambah dibandingkan dengan sebelumnya.

(23)

8 1. Pelaku

Pelaku dalam usaha hutan rakyat dapat dibedakan menjadi dua yaitu petani dan bukan petani hutan rakyat. Petani hutan rakyat adalah pelaku utama penghasil hutan rakyat dari lahan miliknya, sedangkan pelaku bukan petani adalah pihak-pihak lain yang terkait dalam usaha rakyat, yaitu para buruh, jasa angkut, dan industri pengolah hasil hutan rakyat.

2. Posisi petani dalam usaha hutan rakyat

Dalam sistem usaha hutan rakyat, pihak-pihak yang terlibat adalah petani dan tengkulak industri kecil maupun industri besar. Petani hutan rakyat memiliki jumlah yang cukup banyak dan bersifat individual sehingga kurang terorganisasi dan memiliki perencanaan yang tidak baik dalam mengelola hutan rakyatnya. Hal ini mengakibatkan posisi petani hutan rakyat masih lemah dalam posisi tawar dan menawar sehingga pendapatan petani kecil dan juga tidak berkembangnya

pengelolaan hutan rakyat oleh petani.

C. Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu

Hasil hutan bukan kayu didefinisikan sebagai segala sesuatu yang bersifat bukan kayu yang diambil dari hutan untuk dimanfaatkan bagi kegiatan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat (BPDAS Jeneberang-Walanae). Berdasarkan Permenhut No. 35 Tahun 2007, hasil hutan bukan kayu (HHBK) adalah hasil hutan hayati baik nabati maupun hewani dan turunnya yang berasal dari hutan kecuali kayu. Hasil hutan bukan kayu pada hutan rakyat memiliki potensi dalam membantu menambah pemenuhan kebutuhan dengan hasil hutan yang bernilai ekonomi.

(24)

9 Hasil hutan bukan kayu (HHBK) merupakan salah satu sumber daya hutan yang memiliki keunggulan komparatif dan bersinggungan langsung dengan masyarakat sekitar hutan (BPDAS Jeneberang, 2008). FAO mendefinisikan Hasil Hutan Bukan Kayu adalah produk biologi asli selain kayu yang diambil dari hutan, lahan perkayuan dan pohon-pohon yang berada di luar hutan (Baharuddin dan

Taskirawati, 2009).

Hasil hutan kayu yang dipungut dari alam bebas, atau dihasilkan dari hutan yang ditanami, skema agroforestry dan pohon-pohon yang berada diluar hutan. Contoh Hasil Hutan Bukan Kayu berupa makanan atau bahan makanan tambahan untuk makanan berupa biji-bijian yang dapat dimakan, jamur, buah-buahan, herba, bumbu dan rempah-rempah, tumbuhan aroma dan binatang buruan), serat (yang digunakan untuk kontruksi, furniture, pakaian atau perlengkapan), damar, karet, tumbuhan dan binatang yang digunakan untuk obat-obatan, kosmetika dan keperluan upacara adat (Baharuddin dan Taskirawati, 2009).

D. Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi beberapa faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti, 2006). Analisis ini berdasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengh) dan peluang (Opportunity), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan

ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengambilan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan (Rangkuti, 2006).

(25)

10 Oleh karena itu perencanaan strategis harus menganalisa faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang paling popular untuk analisis situasi adalah analisis SWOT (Rangkuti, 2006).

Analisis SWOT digunakan untuk mendapatkan serangkaian keputusan dan untuk manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang dengan jalan mengamati lingkungan eksternal untuk melihat kesempatan dan ancaman dan mengamati lingkungan internal untuk melihat kekuatan dan kelemahan (Rangkuti, 2006).

(26)

III. METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di hutan rakyat Desa Bandar Dalam Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan pada bulan Mei 2015.

B. Alat dan Objek Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: alat tulis, kalkulator, komputer, tally sheet, christen hypsometer, tali raffia, pita ukur, daftar pertanyaan berupa kuisioner, kamera digital, alat perekam dan alat penunjang lainnya. Sedangkan untuk objek penelitian adalah petani hutan rakyat di desa Bandar Dalam.

C. Batasan Penelitian

Responden adalah masyarakat Desa Bandar Dalam Kecamatan Sidomulyo yang mengusahakan hutan rakyat baik kayu maupun bukan kayu dengan jumlah 38 orang.

(27)

12 D. Jenis Data

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari lapangan. Pengambilan data dilakukan dengan cara pengamatan langsung di lapangan untuk mengetahui potensi hutan rakyat yaitu berupa hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu. Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain:

1) Data umum responden yang meliputi ; nama, umur, jenis kelamin, dan status kepemilikan lahan.

2) Data hasil hutan kayu berupa jenis kayu, volume kayu, tinggi kayu dan diameter kayu.

3) Data hasil hutan bukan kayu berupa jenis, hasil, dan harga pasar.

2. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari studi pustaka meliputi:

1) Keadaan umum lokasi penelitian, antara lain: letak, keadaan fisik lingkungan dan keadaan sosial ekonomi masyarakat yang bersumber dari data yang sudah ada di desa maupun pemerintah daerah setempat.

2) Studi literatur dari hasil penelitian dan laporan, buku-buku dan internet.

2. Metode Penentuan Sampel

Pengambilan sampel responden dilakukan dengan menggunakan metode simple random sampling. Jumlah anggota kelompok tani di Desa Bandar Dalam ada 308

(28)

13 orang. Jumlah sampel yang diambil mengikuti rumus atau formula Slovin

(Arikunto, 2011), maka didapatkan jumlah responden pada penelitian ini adalah:

( )

Keterangan : n: jumlah sampel N: jumlah pupulasi e: batas eror 15% 1: bilangan konstan

( )

n = 38 Orang

Jadi, jumlah petani yang diambil sebagai responden sebanyak 38 petani.

Data diperoleh dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan

pencatatan data sekunder. Wawancara dilakukan dengan mnggunakan kuisioner untuk mengetahui identitas responden, potensi ekonomi petani dan pendapatan rumah tangga petani baik dari sektor kehutanan maupun pendapatan lainnya.

3. Metode Analisis Data

Data yang dikumpulkan berupa data tentang pengelolaan hutan rakyat akan di analisis secara deskriptif. Metode analisis deskriptif ini akan berusaha

mendeskripsikan atau menggambarkan hubungan yang diteliti dengan sistematis, faktual dan akurat (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000).

(29)

14 Potensi hasil hutan kayu berupa pohon diduga menggunakan volume pohon

sample dengan menggunakan luasan hutan rakyat berdasarkan kepemilikan hutan rakyat. Menurut simon (1999) dalam siadari (2013) , volume pohon (V) dihitung dengan rumus ;

V = LBD x t x f dan LBD = 0,25 x π x Db

Keterangan: LBD = Luas bidang dasar t = tinggi pohon

f = faktor bentuk pohon 0,7 22/7

Dbh = diameter batang pohon pada ketinggian 1,3 m

Potensi bukan kayu diduga dengan menghitung jumlah produksi hasil hutan berupa buah per luas hutan rakyat. Hasil panen berupa buah dihitung pada tiap sampel plot di hutan rakyat, kemudian hasil hutan berupa buah tiap jenis dengan melihat kedalam harga pasar yaitu berupa nilai harga yang diperoleh dari

penjualan hasil hutan oleh petani hutan rakyat ke pedagang.

4. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan metode:

a. Analisa deskriptif kuantitatif dilakukan untuk menganalisa data yang

dilakukan melalui pengukuran langsung dilapangan yaitu berupa data tentang pengukuran hasil kayu yang akan dikumpulkan dalam bentuk tabel.

b. Analisis deskriptif kualitatif dilakukan untuk menganalisis pengembangan potensi yang dihasilkan hutan rakyat melalui aspek-aspek manajemen

(30)

15 meliputi penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan pemasaran hasil secara sederhana.

c. Analisis SWOT digunakan untuk menentukan faktor-faktor strategis internal dalam rangka Strength dan Weakness serta untuk merumuskan faktor-faktor strategis eksternal dalam kerangka Opportunities dan Threats dalam

menganalisa pengembangan hutan rakyat (Rangkuti, 2006).

Analisis SWOT adalah salah satu metode yang digunakan dengan tujuan untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk menentukan tujuan strategis suatu kegiatan. Proses penyusunan analisis SWOT dilakukan melalui 3 (tiga) tahapan yaitu tahap pengumpulan data meliputi data internal (kekuatan dan kelemahan) dan data eksternal (peluang dan ancaman), tahap analisis data serta tahap pengambilan keputusan. Pada penelitian ini, analisis SWOT digunakan untuk mengetahui dan menganalisis potensi hutan rakyat di Desa Bandar Dalam. Analisis ini digunakan untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki hutan rakyat untuk menarik keuntungan dari kawasan hutan rakyat tersebut (Rangkuti, 2006).

Untuk memperoleh strategi yang tepat perlu dua tahap analisis yaitu tahap pengumpulan data dan tahap analisis.

a. Pengumpulan Data

Tahap ini merupakan kegiatan pengumpulan, pengklasifikasian dan pra analisis data-data eksternal dan internal. Pengklasifikasian data ini dilakukan dengan sistem pendekatan partisipatif terhadap masyarakat yang mengelola hutan rakyat. Pendekatan partisipatif merupakan suatu metode pendekatan yang memungkinkan para petani hutan rakyat di Desa Bandar Dalam secara bersama-sama

(31)

16 menganalisis masalah yang ada di hutan rakyat Desa Bandar Dalam, serta

membuat rencana dan tindakan nyata dalam upaya pengembangannya pada masa yang akan datang. Model yang dipakai yaitu matrik faktor strategi eksternal dan faktor internal.

1. Matrik faktor internal

Cara menentukan faktor strategi internal (IFAS) (Rangkuti, 2006)

a) Menentukan komponen-komponen faktor dalam kolom 2 1) Hasil hutan kayu (Produksi Kayu)

Hasil hutan kayu yang dihasilkan berupa hasil hutan kayu yang berkualitas baik.

2) Pengelolaan hutan rakyat

Pengelolaan digunakan dengan teknik silvikultur yang sederhana. 3) Sumber daya manusia (SDM)

Sumber daya manusia mencakup bagaimana kualitas SDM pemilik hutan rakyat maupun pihak-pihak yang terkait dengan hutan rakyat.

4) Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang diperlukan dalam pengelolaan sedikit. 5) Pemasaran hasil kayu

Adanya pihak-pihak pengelola hasil kayu yang dekat dengan lokasi hutan rakyat, akan semakin mempermudah para petani untuk memasarkan hasil hutan kayu dan bukan kayu.

b) Memberi bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 100 (paling penting) sampai 0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh

(32)

komponen-17 komponen faktor tersebut posisi strategi pengembangan hutan rakyat (semua bobot tersebut harus berjumlah 100% yang akan menjadi bobot bagi masing-masing faktor).

c) Menghitung rating untuk masing masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 sampai dengan 1, berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi hutan rakyat yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai +1 sampai +4 sangat baik. Pemberian nilai rating kelemahan dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.

d) Mengalikan bobot pada kolom 3 dengan rating pada kolom 4 untuk memperoleh total skor dalam kolom 5.

Tabel 1. Kerangka matrik faktor strategi internal untuk kekuatan (Strengh) Komponen (1) Kekuatan (2) Bobot (3) Rating (4) Total (5) Rangking (6) Produksi Kayu yang

dihasilkan berkualitas Pengelolaan Pengelolaan secara efisien SDM Sebagian petani sudah berpengalaman Pemasaran Kemampuan memasarkan Keterangan pemberian rating:

4 =Kekuatan yang dimiliki hutan rakyat sangat kuat 3 =Kekuatan yang dimiliki hutan rakyat kuat 2 =Kekuatan yang dimiliki hutan rakyat rendah

(33)

18 Tabel 2. Kerangka matrik faktor strategi internal untuk kelemahan(weakness)

Komponen (1) Kelemahan (2) Bobot (3) Rating (4) Total (5) Rangking (6) Produksi Kurang optimalnya hasil hutan

Pengelolaan Keterbatasan alat dalam pengelolaan SDM Kurangnya pengetahuan dalam fungsi hutan

Tenaga kerja Pengetahuan tenaga kerja kurang berpengalaman Pemasaran Ketidakmampuan membangun jaringan pemasaran Keterangan pemberian rating:

4 =Kelemahan yang dimiliki hutan rakyat sangat kuat 3 =Kelemahan yang dimiliki hutan rakya kuat

2 =Kelemahan yang dimiliki hutan rakyat rendah 1= Kelemahan yang dimiliki hutan rakyat sangat rendah

2. Matrik Faktor Eksternal

Cara penentuan faktor strategi eksternal (EFAS) (Rangkuti, 2006)

a) Menentukan komponen-komponen faktor dalam kolom 2 1) Ekonomi, sosial, dan budaya

Adanya kenaikan harga kayu jenis, sehingga petani hutan rakyat perlu melakukan penyemaian terhadap kenaikan hargatersebut.Kondisi sosial

(34)

19 budaya disekitar Desa Bandar Dalam dapat mempengaruhi permintaan akan kayu.

2) Teknologi

Perkembangan teknologi yang sangat cepat memungkinkan para petani hutan rakyat untuk melakukan pemeliharaan terhadap tanaman kayu mereka.

3) Pemeliharaan tanaman

Dengan adanya pemeliharaan tanaman dapat mempercepat pertumbuhan tanaman.

4) Iklim dan cuaca

Musim kemarau dan penghujan yang tidak stabil menyebabkan pertumbuhan tanaman.

5) Tabungan di masa depan

Hutan rakyat dapat dijadikan sebagai tabungan masa depan oleh petani hutan rakyat karena dapat dijadikan uang saat dibutuhkan.

b) Memberi bobot masing-masing factor tersebut dengan skalamulai dari 100 (paling penting) sampai 0 (tidakpenting), berdasarkan pengaruh komponen-komponen faktor tersebut terhadap posisi strategi pengembangan hutan rakyat (semua bobot tersebut harus berjumlah 100% yang akan menjadi bobot bagi masing-masing faktor).

c) Menghitung rating (dalam kolom 4) untuk masing-masing factor dengan memberikan skala mulaidari 4 sampai dengan 1, berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi hutan rakyat yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variable yang masuk dalam kategori kekuatan) diberi

(35)

20 nilai mulai +1 sampai +4 sangat baik. Pemberian nilai rating kelemahan dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.

d) Mengalikan bobot pada kolom 3 dengan rating pada kolom 4 untuk memeroleh total skor dalam kolom 5.

Tabel 3. Kerangka matrik strategi eksternal untuk peluang (opportunities) Komponen (1) Peluang (2) Bobot (3) Rating (4) Total (5) Rangking (6) Ekonomi, sosial, Dan budaya Pertumbuhan dan kebutuhan kayu semakin meningkat Teknologi Kerjasama dalam pengadaan alat Pemeliharaan tanaman Peningkatan kesuburan tanaman Iklim dan cuaca Musim

penghujan mempercepat pertumbuhan tanaman Tabungan di Masa depan Dapat dijadikan uang saat dibutuhkan Keterangan pemberian rating:

4 =Peluang yang dimiliki hutan rakyat sangat kuat 3 =Peluang yang dimiliki hutan rakyat kuat

2 =Peluang yang dimiliki hutan rakyat rendah

(36)

21 Tabel 4. Kerangka matrik faktor strategi eksternal untuk ancaman (threats)

Komponen (1) Ancaman (2) Bobot (3) Rating (4) Total (5) Rangking (6) Ekonomi, sosial, Dan budaya Tingkat ekonomi dan ada atau tidaknya penerus Hutan rakyat tersebut Teknologi Perkembangan teknologi yang sulitdiikuti Pemeliharaan tanaman Serangan hama dan penyakit Iklim dan cuaca Musim

kemarau yang tidak teratur Tabungan di Masa depan Lamanya pertumbuhan tanaman Keterangan pemberian rating:

4 =Ancaman yang dimiliki hutan rakyat sangat kuat 3 =Ancaman yang dimiliki hutan rakyat kuat

2 =Ancaman yang dimiliki hutan rakyat rendah

1 = Ancaman yang dimiliki hutan rakyat sangat rendah

b. Tahap analisis SWOT (Rangkuti, 2006)

1. Faktor-faktor eksternal dan internal yang didapatkan dari identifikasi yaitu faktor kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang kemudian dimasukkan ke dalam matrik SWOT untuk dianalisis. Analisis SWOT ini menggambarkan secara jelas peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi oleh petani hutan rakyat dan lahan hutan rakyat yang kemudian disesuaikan dengan kekuatan

(37)

22 dan kelemahan yang dapat dilihat pada Gambar 2. Matrik ini akan

menghasilkan 4 set kemungkinan strategi antara lain strategi SO, strategi ST, strategi WO dan strategi WT.

2. Silangkan masing-masing faktor sehingga didapat strategi SO, ST, WO, dan strategi WT.

3. Pilihlah strategi yang sesuai dengan kuadran I, II, III, dan IV.

SWOT Strenghts (S) Tentukan 5-10 faktor yang menjadi kekuatan Weakness (W) Tentukan 5-10 faktor yang menjadi kelemahan Opportunities (O) Tentukan 5-10 faktor yang menjadi peluang

Strategi (SO) Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi (WO) Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Threats (T) Tentukan 5-10 faktor yang menjadi ancaman Strategi (ST) Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman Strategi (WT) Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman

(38)

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah

Desa Bandar Dalam adalah salah satu desa tua di Kecamatan Sidomulyo yang didirikan pada akhir abad ke – 18, berdasarkan hasil mufakat Tokoh Adat pada saat itu, dengan batas wilayah adalah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatas dengan Desa Tanjungan b. Sebelah Selatan berbatas dengan Desa Campang Tiga c. Sebelah Timur berbatas dengan Desa Tran Tanjungan

d. Sebelah Barat berbatas dengan Desa Sukabanjar/ Talang Baru/ Suak

Pada waktu itu penduduknya merupakan warga pindahan dari Campang Tiga yang dahulu bernama Desa Siring Salapan hanya berjumlah 30 jiwa dan 10 Kepala Keluarga.

Bandar Dalam berasal dari nama BANDAKH DALOM yang artinya adalah: Bandakh = Tempat, sedangkan Dalom = Tokoh Adat yang dituakan pada saat itu. Keadaan pada saat itu semua rumah warga didirikan dengan bentuk mengelilingi (memagari) rumah Dalom tokoh adat tersebut. Bandakh Dalom merupakan kampung atau desa yang dilindungi oleh tokoh adat (Lampung) dan sampai sekarang terbukti desa Bandar Dalam masih memiliki tokoh-tokoh adat yang diakui secara turun-temurun, dengan adanya dua kelompok besar:

(39)

24 Penyimbang Bumi dan Penyimbang Buway. Penyimbang Bumi terdiri dari 07 Pepadun (Tokoh/Kerajaan) sedangkan Penyimbang Buway terdapat 12

Kebuwayan (Tokoh).

Setelah lebih dari 1 (satu) abad Desa Bandar Dalam berkembang pesat. Pada saat ini Desa Bandar Dalam memiliki 7 (tujuh) dusun dan 19 (sembilan belas) RT dengan jumlah penduduk 3697 jiwa dan 1013 Kepala Keluarga. Adapun nama-nama Kepala Desa yang pernah memimpin Desa Bandar Dalam dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Daftar nama Kepala Desa yang pernah menjabat No. Nama Kepala Desa Tahun Pemerintahan 1 Peniyakan Ratu 1966 s/d 1976 2 Sinun 1976 s/d 1984 3 Jupri 1984 s/d 1992 4 Jupri 1992 s/d 1998 5 Suhendi Ateng 1998 s/d 2003 6 Arkadi 2003 s/d 2008 7 Arkadi 2008 s/d 2012 8 Budiman Hartono 2012 s/d 2014

9 Ahlan Bakri 2014 s/d Sekarang

Sumber: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Bandar Dalam (2013)

(40)

25 B. Kondisi Fisik Wilayah

1. Letak dan Luas

Desa Bandar Dalam adalah desa yang berada di Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan. Secara administratif dan geografis batas Desa Bandar Dalam adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Desa Tanjungan Sebelah Selatan : Desa Campang Tiga

Sebelah Barat : Desa Suka Banjar/ Talangbaru/ Suak Sebelah timur : Desa Trans Tanjungan

Desa Bandar Dalam memiliki luas sekitar 1075,75 ha yang terdiri dari 100 ha pemukiman, 100 ha persawahan, 570 ha ladang/tegalan, 300 ha hutan, 0,5 ha perkantoran, 0,25 ha sekolah, dan 5 ha jalan.

2. Kondisi Tanah dan Iklim

Kondisi tanah di Desa Bandar Dalam pada umumnya berbukit dan Datar. Jenis tanahnya berwarna merah, kuning, hitam, dan abu-abu dengan tekstur lempungan, pasir, dan debu. Jumlah bulan hujan di Desa Bandar Dalam sebanyak 5 bulan yaitu dari bulan Oktober – Februari.

C. Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat

Penduduk Desa Bandar Dalam berjumlah 3697 orang yang terbagi dalam 1013 KK, terdiri dari 1854 orang laki-laki dan 1843 orang perempuan. Sebagian besar penduduk Desa Bandar Dalam beragama Islam yaitu sebanyak 3665 orang dan 32

(41)

26 orang beragama Kristen. Distribusi jumlah penduduk Desa Bandar Dalam

berdasarkan jenis mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Distribusi jumlah penduduk berdasarkan jenis mata pencaharian No. Jenis mata pencaharian Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 Petani 598 41,38 2 Pedagang 40 2,77 3 PNS 10 0,69 4 Tukang 48 3,32 5 Guru 8 0,55 6 Supir/ Angkutan 40 2,77 7 Buruh 621 42,98 8 Swasta 80 5,54 Jumlah 1445 100

Sumber: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Bandar Dalam (2013)

Berdasarkan tingkat pendidikan, sebagian besar penduduk Desa Bandar Dalam hanya tamat Sekolah Dasar (SD), hanya sedikit yang mampu menyelesaikan pendidikan hingga perguruan tinggi. Distribusi jumlah penduduk Desa Bandar Dalam berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 7.

(42)

27 Tabel 7. Distribusi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 SD/ MI 638 58,75 2 SLTP/ MTs 230 21,18 3 SLTA/ MA 148 13,63 4 S1/ Diploma 20 1,84 5 Putus Sekolah 35 3,22 6 Buta Huruf 15 1,38 Jumlah 1086 100

Sumber: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Bandar Dalam (2013)

D. Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana yang terdapat di Desa Bandar Dalam berupa prasarana pendidikan yaitu Gedung TK/ PAUD berjumlah 3 (tiga) buah berlokasi di Dusun 3, Sekolah Dasar (SD)/ MI berjumlah 4 (empat) buah berlokasi di Dusun 1,4,5, dan 6, SLTP/ MTs berjumlah 1 (satu) buah yang berlokasi di Dusun 6. Prasarana peribadatan berupa masjid/ musholla berjumlah 16 buah. Prasarana komunikasi berupa Telpon dan Radio/TV. Prasarana air bersih berupa sumur galian. Prasarana pemerintahan berupa balai desa. Prasarana kesehatan berupa posyandu. Prasarana penerangan berupa listrik PLN. Prasarana transportasi berupa jalan setapak dan jalan lintas Sumatera, sarananya berupa kendaraan roda dua (motor) dan kendaraan roda empat (mobil, bus).

(43)

28 Jarak menuju ke ibukota kecamatan terdekat adalah 7 km dengan lama jarak tempuh 30 menit, dan jarak menuju ke ibukota kabupaten adalah 25 km dengan jarak tempuh 35 menit.

(44)

VI. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

1. Faktor internal yang berpengaruh dalam pengembangan hutan rakyat desa Bandar Dalam adalah rendahnya pengelolaan kayu setengah jadi dan

rendahnya pengelolaan hutan rakyat dengan menggunakan teknik silvikultur. Faktor eksternal yang berpengaruh dalam pengembangan hutan rakyat Desa Bandar Dalam adalah kurangnya perhatian pemerintah dalam pengembangan hutan rakyat di Desa Bandar Dalam.

2. Strategi pengembangan hutan rakyat yang harus diterapkan di Desa Bandar Dalam adalah meningkatkan peran pemerintah dalam pendidikan dan pelatihan kepada petani hutan rakyat Desa Bandar Dalam untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam mengelola hutan rakyat.

B. Saran

Perlu adanya bantuan pemerintah secara intensif dalam membangun hutan rakyat melalui pelatihan dan penyuluhan tentang Kehutanan di Desa Bandar Dalam Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan.

(45)
(46)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan.

http://www.arupa.or.id/paper/31.htm. Diakses pada tanggal 31 Agustus 2014.

Annazili, H. 2013. Pengelolaan Hutan Rakyat dan Dinamika Kelompok Tani Hutan ( Kasus Pada Kelompok Tani Hutan di Desa Sidamulih, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis). Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 85p

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). 2013. Menjadi Produktif di Usia Produktif. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Republik Indonesia. Jakarta.

Baharuddin,dan Taskirawati, I. 2009. Hasil Hutan Bukan Kayu. Buku. Fakultas Kehutanan. Universitas Hasanuddin. 295p.

Badan Pelestarian Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Janeberang. 2008. Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK).http://www.bpdas-janeberang.net. Diakses pada tanggal 7 oktober 2014..

Departemen Kehutanan dan Perkebunan. 1999. Undang-undang no 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan. Salinan Kepala Biro Hukum dan Organisasi. Dephutbun. Jakarta.

Fauziah, E, dan Diniyati, D. 2011. Identifikasi faktor utama pondok pesantren dalam pengembangan hutan rakyat. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan. 8(1): 4—21.

Hindra, B. 2006. Potensi dan kelembagaan hutan rakyat. Prosiding Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan Bogor. 14—23.

(47)

54

Kaskoyo, H. 2009. Potensi hutan rakyat dan kontribusinya terhadap pendapatan masyarakat di desa bumi arum kecamatan pringsewu kabupaten

pringsewu. Prosiding Penelitian Agroforestry di Indonesia tahun 2006-2009. UNILA-SEANAFE-INAFE. Bandar Lampung. 15—25.

Kusmayadi dan Sugiarto, E. 2000. Metodologi penelitian dalam bidang

kepariwisataan. http://www.bukabuku.com/browses/product/9789796558/ Metodologi-penelitian-dalam-bidang-pariwisata.html. Diakses pada tanggal 7 Agustus 2017.

Prastawa, H, Fanani, Z.R, dan Suliantoro, H. 2010.Pengembangan hutan pinus masyarakat berbasis kemitraan sebagai model pemberdayaan masyarakat sekitar hutan. Jurnal Teknik Industri. 11 (2) : 178—183.

Pratama, R, A. 2014. Analisis pengelolaan hutan rakyat oleh kelompok tani di desa bandar dalam kecamatan sidomulyo kabupaten lampung selatan. Jurnal Sylva Lestari. 3 (2) : 99-112.

Rangkuti, F. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Buku. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 246p.

Saihani, A. 2011. Analisis faktor sosial ekonomi terhadap pendapatan padi ciherang di desa sungai durait tengah kecamatan babirik kabupaten hulu sungai utara. Jurnal Sosial Ekonomi. 31 (3) : 219-225.

Sanudin, S. 2009. Strategi pengembangan hutan rakyat pinus di kabupaten humbang hasudutan. Jurnal Analisis Kebijakan Hutan . 3 (4): 131–148. Siadari, P, T. 2013. Potensi kayu rakyat dan strategi pengembangannya (studi

kasus) di hutan rakyat desa buana sakti kecamatan batanghari kabupaten lampung timur. Jurnal Sylva Lestari. 1 (1) : 75-84.

Suryaningsih, W. H, Purnaweni, H,dan Izzati, M. 2012. Persepsi masyarakat dalam pelestarian hutan rakyat di desa karangrejo kecamatan loano kabupaten purworejo. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan tanggal 11 September 2012. Semarang. 93–97.

Syahadat, E. 2013. Strategi pengembangan hutan tanaman di provinsi kalimantan timur. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan. 10 (1) : 33-47.

Gambar

Gambar 1. Bagan Alir Kerangka  Penelitian.Hutan Rakyat Desa Bandar Dalam
Tabel 1. Kerangka matrik faktor strategi internal untuk kekuatan (Strengh)  Komponen  (1)  Kekuatan (2)  Bobot (3)  Rating (4)  Total (5)  Rangking (6)  Produksi  Kayu yang
Tabel 3. Kerangka matrik strategi eksternal untuk peluang (opportunities)  Komponen  (1)  Peluang (2)  Bobot (3)  Rating (4)  Total (5)  Rangking (6)  Ekonomi, sosial,  Dan budaya  Pertumbuhan dan  kebutuhan  kayu  semakin  meningkat  Teknologi  Kerjasama
Gambar 2. Bentuk matrik SWOT.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Contoh Daun Berdasarkan Umur dan Kondisi Pada Masing – Masing Spesies yang Dijumpai di Lokasi Penelitian ... Dokumentasi Pengolahan Data Herbivori

Yaitu kondisi ketika individu mampu pulih kembali pada fungsi psikologis dan emosi secara wajar dan mampu beradaptasi dalam kondisi yang menekan, walaupun masih

Hasil dari penelitian ini yaitu menunjukkan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh terhadap Belanja Daerah begitupun dengan Dana Alokasi Umum (DAU) juga berpengaruh

Kajian ini dibuat bertujuan untuk mengesan kecenderungan keusahawanan di kalangan pesara tentera yang mengikuti program keusahawanan anjuran Jabatan Hal-Ehwal

mengurangkan masalah dalam hubungan manusia dan untuk memperbaiki kehidupan melalui interaksi manusia yang lebih baik.Selain itu,terdapat ramai pekerja dalam profesion bantuan

Dalam setiap pertemuan dengan pemimpi negara-negara barat, presiden SBY selalu menekankan bahwa dalam memerangi terorisme global, AS dan sekutu- sekutunya harus

Dari hasil analisis cooking properties mie kering dari campuran tepung mocaf-tepung gandum dapat diketahui bahwa cooking yield dan swelling indeks meningkat hingga

MENUMBUHKAN KOMPETENSI SOFT SKILLS ABAD 21 PADA MAHASISWA UPI Peneliti adalah mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang melakukan