• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN MENENTUKAN FAKTA DAN OPINI DALAM TEKS TAJUK RENCANA KORAN KOMPAS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 7 KENDARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMAMPUAN MENENTUKAN FAKTA DAN OPINI DALAM TEKS TAJUK RENCANA KORAN KOMPAS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 7 KENDARI"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAMPUAN MENENTUKAN FAKTA DAN OPINI DALAM TEKS TAJUK RENCANA KORAN KOMPAS SISWA KELAS XI IPA

SMA NEGERI 7 KENDARI

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Kependidikan pada Jurusan/Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

OLEH WA FATIMA

A1D1 11 058

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI 2016

(2)
(3)
(4)

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah dengan kerendahan hati dan ketuntasan jiwa penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas petunjuk dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini dilakukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan/ Program Studi Bahasa Indonesia.

Ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada Ayahanda tercinta La Esa dan Ibunda tersayang Ilimi yang telah memberikan doa, motivasi dan dukungan kepada penulis baik materil maupun moral, dan adik-adikku tersayang Salima, Syarif, Fajar, dan Imran, terima kasih atas bantuannya selama ini dan berbagai bentuk dukungan lainnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi ini. Terimalah ucapan terima kasih dan doa dari lubuk hati penulis yang paling dalam.

Penyusunan karya tulis ini tidak terlepas dari bimbingan dan arahan Prof. Dr. H. Hilaluddin Hanafi, M.Pd, selaku pembimbing I dan Yunus, S.Pd., M.Pd, selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan saran dan perhatian dalam membimbing penulis untuk menyelesaikan karya tulis ini. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan, teriring doa semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat atas segalanya.

(5)

Penyampaian penghargaan dan ucapan terima kasih yang sama penulis sampaikan kepada :

1. Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S, selaku rektor Universitas Halu Oleo. 2. Dr. H. Jamiludin, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Halu Oleo.

3. Dra. Sri Suryana Dinar, M.Hum, selaku Ketua Jurusan/Program Studi

Pendidikan Bahasa Indonesia.

4. Yunus, S.Pd., M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan/Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia.

5. Bapak dan Ibu dosen serta staf karyawan Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo, khususnya Jurusan/Program studi Pendidikan Bahasa Indonesia.

6. Drs. H. Agusman Hanisi, M.Si, selaku kepala sekolah SMA Negeri 7 Kendari

dan Amrijannah, S. Pd, selaku guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah banyak membantu penulis saat melakukan penelitian. 7. Sahabat-sahabatku, Nurmina, Uru (Nurwijaya), dan Mimin (Surachmin. M)

yang selama ini setia menemani dan memberikan semangat dan motivasi baik dalam bentuk keadaan suka dan duka.

8. Teman-teman seperjuangan dan sealmamater pada Pendidikan Bahasa

Indonesia (angkatan ‘011), La Ode Rahim Aljatilah, Andi Irfan, Yusuf Munandar, Erni, Ronal Dakuku, Arfan, Wisrawati Wahyudin, Jumiati serta teman-teman lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan, motivasi dan kerja sama selama menempuh studi.

(6)

9. Keponakan tersayang yang selalu menghibur saat lelah Virah.

10.Terima kasih kepada Suamiku tercinta Mukmin Balan yang telah meluangkan

waktu dan memberikan motivasi dan dukungan, yang setia menemani penulis baik suka maupun duka, serta memberikan banyak ilmu tentang hidup, semoga langkah kita diridhoi Allah SWT.

Akhirnya hanya doa kepada Allah SWT penulis persembahkan semoga

dapat memberikan balasan yang sesuai dengan amal pengabdian masig-masing harapan semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi diri penulis.

Kendari, November 2016

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL... x ABSTRAK ... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1 1.1Rumusan Masalah ... 5 1.2Tujuan Penelitian ... 6 1.3Manfaat Penelitian ... 6 1.4Batasan Operasional ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Membaca ... 8

2.2 Tujuan Membaca ... 10

2.3 Jenis-Jenis Membaca ... 11

2.4 Aspek-aspek Membaca ... 11

2.5 Membaca Intensif ... 13

2.6 Pengertian Tajuk Rencana ... 14

2.6.1 Fungsi Tajuk Rencana ... 15

2.6.2 Karakteristik Tajuk Rencana ... 17

2.7 Konsep Fakta ... 18 2.7.1 Jenis-Jenis Fakta ... 19 2.7.2 Ciri-Ciri Fakta ... 20 2.8 Konsep Opini ... 21 2.7.1 Jenis-Jenis Opini ... 22 2.7.2 Ciri-Ciri Opini ... 23 vii

(8)

2.9 Pembelajaran Fakta dan Opini ... 25

2.10 Fakta dan Opini dalam Tajuk Rencana ... 26

2.11 Menentukan Fakta dan Opini dengan Membaca Intensif ... 30

2.12 Pembelajaran Fakta dan Opini di SMA Berdasarkan KTSP ... 34

2.13 Bahan Ajar Fakta dan Opini di SMA. ... 35

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 3.1 Metode dan jenis Penelitian ... 37

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 37

3.2.1 Populas ... 37

3.2.2 Sampel ... 38

3.3 Instrumen Penelitian ... 38

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 40

3.5 Teknik Penilaian ... 40

3.6 Teknik Pengolahan Data ... 42

3.7 Teknik Analisis Data ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ... 46

4.2 Deskripsi Kemampuan Menentukan Fakta dan Opini dalam Teks Tajuk Rencana Koran Kompas SMA Negeri 7 Kendari pada Setiap Permasalahan dan Aspek Penilaian ... 50

4.2.1 Deskripsi Kemampuan Menentukan Fakta dan Opini dalam Teks Tajuk Rencana Surat Kabar Koran Kompas ... 50

4.2.1.1 Deskripsi Kemampuan pada Aspek Menentukan Fakta 4.2.1.2 Deskripsi Kemampuan pada Aspek Menentukan Opini ... .. 57

4.2.2 Deskripsi Kemampuan Membedakan Fakta dan Opini dalam Teks Tajuk Rencana Koran Kompas . ... 61

4.2.2.1 Deskripsi Kemampuan pada Aspek Mengemukakan Ciri-ciri Fakta . ... 65

4.2.2.2 Deskripsi Kemampuan pada Aspek Mengemukakan Ciri-ciri Opini . ... 68

(9)

4.2.3 Deskripsi Kemampuan Menyimpulkan Isi Tajuk Rencana. ... 72 4.4 Sebaran Skor Kemampuan Siswa ... 75 4.5 Interpretasi Hasil Penelitian ... 77 BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan ... 80 5.2 saran ... 81 DAFTAR PUSTAKA ... 82 LAMPIRAN ix

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Perolehan Nilai Keseluruhan Kemampuan Siswa . ... 46

Tabel 4.2 Persentase Keseluruhan Kemampuan Siswa ... 49

Tabel 4.3 Skor Perolehan Kemampuan Menentukan Fakta dan Opini Siswa .. ... 50

Tabel 4.4 Persentase Kemampuan Menentukan Fakta dan Opini Siswa . ... 53

Tabel 4.5 Skor Perolehan Kemampuan pada Aspek Menentukan Fakta . ... 54

Tabel 4.6 Persentase Kemampuan pada Aspek Menentukan Fakta . ... 56

Tabel 4.7 Skor Perolehan Kemampuan pada Aspek Menentukan Opini. ... 57

Tabel 4.8 Persentase Kemampuan pada Aspek Menentukan Opini . ... 60

Tabel 4.9 Skor Perolehan Kemampuan Membedakan Fakta dan Opini Siswa . ... 61

Tabel 4.10 Persentase Kemampuan Membedakan Fakta dan Opini Siswa . ... 63

Tabel 4.11 Skor Perolehan Kemampuan pada Aspek Mengemukakan Ciri-ciri Fakta. ... 65

Tabel 4.12 Persentase Kemampuan pada Aspek Menengemukakan Ciri-ciri Fakta. ... 67

Tabel 4.13 Skor Perolehan Kemampuan pada Aspek Menengemukakan Ciri-ciri Opini. ... 68

Tabel 4.14 Persentase Kemampuan pada Aspek Menengemukakan Ciri-ciri Opini . ... 71

Tabel 4.15Skor Perolehan Kemampuan Menyimpulkan Isi Tajuk Rencana Siswa . ... 73

Tabel 4.16 Persentase Kemampuan Menyimpulkan isi Tajuk Rencana Siswa . 74 Tabel 4.17 Sebaran skor yang diperoleh siswa secara keseluruhan . ... 76

Tabel 4.18 Rangkuman Data . ... 77

(11)

ABSTRAK

Masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimanakah kemampuan menentukan fakta dan opini dalam teks tajuk rencana koran kompas siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Kendari?, 2) Bagaimanakah kemampuan membedakan fakta dan opini dalam teks tajuk rencana koran kompas siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Kendari?, dan 3) Bagaimanakah kemampuan mennyimpulkan isi tajuk rencana koran kompas siswa SMA Negeri 7 Kendari ?. Tujuan dalam Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan : 1) Kemampuan menentukan fakta dan opini dalam teks tajuk rencana di siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Kendari., 2) Kemampuan membedakan fakta dan opini dalam teks tajuk rencana koran kompas siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Kendari, dan 3) Kemampuan menyimpulkan isi tajuk rencana koran kompas siswa SMA Negeri 7 Kendari.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Jenis penelitian ini tergolong dalam penelitian lapangan. Adapun teknik pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling yaitu sebanyak 73 orang siswa yang terdiri dari empat kelas. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah esai tes. Untuk mengetahui kategori kemampuan menentukan fakta dan opini dalam teks tajuk rencana surat kabar koran kompas mengacu pada standar ketuntasan belajar individual dan klasikal yang digunakan di SMA Negeri 7 Kendari.

Hasil menunjukkan bahwa dari 73 orang siswa kelas yang menjadi sampel penelitian, terdapat 48 orang siswa (65,75%) mampu dalam menentukan fakta dan opini dalam teks tajuk rencana, dan 25 orang siswa (34,25%) tidak mampu dalam menentukan fakta dan opini dalam teks tajuk rencana. Hal ini dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Kendari dalam menentukan fakta dan opini dalam teks tajuk rencana yang secara individual mencapai kemampuan minimal 75% hanya sebesar 65,75% tidak mencapai kriteria ketuntasan klasikal yaitu 85%. Tingkat kemampuan siswa SMA Negeri 7 Kendari berbeda-beda pada setiap aspek permasalahan yaitu, 1) Kemampuan menentukan fakta dan opini memperoleh persentase sebesar 93,15% (mampu), 2) Kemampuan membedakan fakta dan opini memperoleh persentase sebesar 50,68% (tidak mampu), dan 3) kemampuan menyimpulkan isi tajuk rencana memperoleh persentase 54,79% (tidak mampu).

Kata Kunci : Tajuk Rencana, Fakta, Opini

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar berita atau informasi. Berita atau informasi yang kita dengar dapat bersumber dari radio, televisi, pembacaan teks oleh teman, percakapan sekelompok orang, mencari informasi melalui internet, dan lain-lain. Merebaknya media komunikasi masa, secara langsung maupun tidak langsung telah menuntut seseorang untuk menguasai informasi secara cepat dan tepat serta mampu memanfaatkannya untuk berbagai keperluan. Berita atau informasi yang didapat dari berbagai sumber, terkadang membingungkan bahkan biasa membuat kita salah dalam mengambil kesimpulan.

Agar dapat berkomunikasi dengan baik diperlukan keterampilan berbahasa, karena keterampilan berbahasa yang dimiliki seseorang dapat menyampaikan dan menerima informasi yang tepat. Keterampilan berbahasa dibagi atas empat keterampilan, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan tersebut yang akan dikemukakan adalah keterampilan membaca. Keterampilan membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang perlu dikembangkan, karena keterampilan membaca merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting bagi siswa. Menurut Wahyuni (2010: 31) keterampilan

(13)

membaca merupakan salah satu keterampilan dasar bagi siswa yang harus mereka kuasai, sebab dengan membaca siswa akan mengalami proses berpikir untuk memahami ide dan gagasannya secara luas. Oleh karena itu keterampilan membaca harus mendaptkan perhatian yang serius bagi tenaga pengajar atau guru. Berdasarkan observasi awal dan hasil wawancara langsung dengan guru bahasa Indonesia kelas XI SMAN 7 Kendari, Ibu Amrijannah S.Pd, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa ditemukan kurangnya kemampuan siswa memahami isi wacana yang dibacanya dan masih banyak siswa yang kurang mampu menentukan mana isi dari wacana tersebut yang merupakan fakta dan opini. Ketika disuruh membaca isi surat kabar dan menganalis wacana tersebut, masih banyak siswa yang kurang mampu membedakan mana dari isi wacana tersebut yang merupakan fakta dan opini.

Jika siswa kurang mampu memahami isi berita surat kabar maka dikhawatirkan berdampak terhadap kurangnya wawasan terhadap pengetahuan siswa tentang peristiwa yang sedang berkembang. Padahal Surat kabar merupakan media efektif untuk menyampaikan informasi kepada pembaca dan merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Surat kabar memiliki rubrik yang berbeda-beda. Salah satunya adalah tajuk rencana. Tajuk rencana merupakan salah satu rubrik yang sebenarnya sangat menarik untuk dibaca. Karena tajuk rencana dapat memberikan informasi-informasi yang khas sesuai dengan kebutuhan pembaca dalam hal ini siswa. Hal ini didukung oleh pendapat Tukan ( 2007: 140) yang mengungkapkan bahwa

(14)

tajuk rencana merupakan artikel yang berisi opini atau pendapat penulis yang disertai alasan, fakta, dan bukti-bukti tentang permasalahan yang sedang terjadi.

Semakin kompleksnya persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, khususnya dalam dunia kerja, sewajarnyalah jika setiap orang mempunyai keinginan untuk mengembangkan dirinya. Dalam proses pengembangan diri itu, setiap orang akan berupaya untuk memperoleh informasi atau menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang dimiliki melalui pemanfaatan berbagai media informasi.

Salah satu media yang paling sering dipakai dalam rangka memperoleh informasi adalah buku atau bahan bacaan. Pemilihan buku atau media cetak lainnya seperti surat kabar sebagai sumber informasi antara lain disebabkan karena buku (media cetak) merupakan media informasi yang tergolong murah dan mudah diperoleh. Hal ini menjadikan buku/bahan bacaan menjadi salah satu media informasi yang paling penting.

Dewasa ini pemanfaatan media elektronik seperti radio, televisi dan internet semakin berkembang, namun buku sebagai sumber informasi tidak akan berkurang. Hal ini dapat terlihat dari terus diterbitkannya buku-buku dan media massa lainnya seperti majalah dan surat kabar. Media elektronik tersebut belum dapat menggantikan penggunaan buku dalam dunia pendidikan, terutama pendidikan formal, oleh karena pembiayaan yang jauh lebih mahal dan teknologi pemanfaatannya yang lebih kompleks daripada kegiatan membaca buku.

Jelas bahwa kegiatan membaca merupakan suatu kegiatan yang sangat penting, antara lain dalam upaya untuk mengembangkan dan memperoleh ilmu

(15)

pengetahuan. Tujuan pokok membaca ialah menyerap informasi dan pengetahuan melalui bacaan. Oleh karena itu, pembaca haruslah memiliki keterampilan membaca yang baik. Usaha untuk memiliki keterampialn membaca ini harus dilakukan pula pada siswa Sekolah Menengah Atas agar siswa dapat menjadikan membaca sebagai sarana memperoleh ilmu pengetahuan.

Pada dasarnya pembinaan keterampilan membaca bertujuan agar siswa dapat memahami wacana yang dipelajari. Salah satu aspek kemampuan membaca yang perlu dikuasai adalah kemampuan menentukan fakta dan opini dalam tajuk rencana. Hal ini dipandang perlu diteliti karena kemampuan tersebut sangat dibutuhkan agar para siswa dapat memahami permasalahan yang sedang terjadi. Sehubungan dengan ini, maka kemampuan menentukan fakta dan opini dalam tajuk rencana merupakan hal yang perlu dikuasai siswa. Dengan kemampuan ini dapat mendukung efisiensi membaca untuk memperoleh informasi.

Hal ini didukung pula dengan penetapan indikator dalam pembelajaran membaca sebagaimana terdapat dalam silabus. Salah satu tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran membaca pada siswa Sekolah Menengah Atas kelas XI semester 2 adalah 1) siswa mampu menentukan fakta dan opini dalam teks tajuk rencana, 2) siswa mampu membedakan fakta dan opini dalam teks tajuk rencana, dan 3) siswa mampu mengungkapkan isi tajuk rencana.

Tujuan yang kedua yaitu membedakan fakta dan opini dalam teks tajuk rencana ini merujuk pada pengetahuan siswa tentang ciri-ciri fakta dan opini. untuk membedakan fakta dan opini siswa harus mengetahui seperti apa cirri-ciri fakta dan opini dalam tajuk rencana, dengan mengetahui ciri-ciri fakta dan opini

(16)

dapat terlihat perbedaan antara fakta da opini. Fakta tersebut merupakan kejadian nyata yang benar-benar terjadi, sedangkan opini merupakan sesuatu yang bersifat pendapat mengenai sesuatu dan belum tentu benar. Sehingga dengan memahami fakta dan opini tersebut kita dapat memahami maksud dan tujuan yang terkandung dalam suatu wacana. Selanjutnya dengan pemahaman yang utuh terhadap wacana, maka kita dapat menangkap pesan yang ingin disampaikan penulis. Dengan demikian kemampuan menentukan fakta dan opini ini merupakan suatu kemampuan dasar yang harus dimiliki siswa.

Oleh karena itu, kemampuan siswa dalam menentukan fakta dan opini dalam tajuk rencana perlu tersedianya data mengenai kemampuan siswa tersebut. Data tersebut dapat dijadikan salah satu bahan pertimbangan dalam melaksanakan pengajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Untuk mendapatkan gambaran mengenai hal ini, maka penulis merasa termotivasi untuk mengadakan penelitian tentang kemampuan menentukan fakta dan opini dalam tajuk rencana siswa kelas XI IPA SMA NEGERI 7 Kendari.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimanakah kemampuan menentukan fakta dan opini dalam teks tajuk rencana koran kompas siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Kendari?

2. Bagaimanakah kemampuan membedakan fakta dan opini dalam teks tajuk rencana koran kompas siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Kendari?

(17)

3. Bagaimanakah kemampuan menyimpulkan isi tajuk rencana koran kompas siswa SMA Negeri 7 Kendari ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan :

1. Kemampuan menentukan fakta dan opini dalam teks tajuk rencana siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Kendari.

2. Kemampuan membedakan fakta dan opini dalam teks tajuk rencana koran kompas siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Kendari.

3. Kemampuan menyimpulkan isi tajuk rencana koran kompas siswa SMA

Negeri 7 Kendari. 1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam memantapkan perencanaan pengajaran, khususnya kemampuan siswa menentukan fakta dan opini dalam tajuk rencana/editorial.

2. Sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan kurikulum pengajaran

Bahasa Indonesia.

3. Sebagai gambaran dan bahan informasi bagi sekolah untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam membedakan fakta dan opini pada tajuk rencana. 4. Sebagai bahan informasi awal bagi peneliti selanjutnya yang tertarik mengkaji

(18)

1.5 Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahan penafsiran tentang istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu batasan istilah sebagai berikut :

a. Kemampuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa berupa hasil yang diperoleh dalam menentukan fakta dan opini dalam tajuk rencana surat kabar koran kompas.

b. Fakta adalah hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan, sesuatu yang benar-benar terjadi dan dapat dibuktikan kebenarannya serta bersifat objektif.

c. Opini adalah pendapat seseorang tentang sesuatu yang belum tentu

kebenarannya. Informasi disebut opini karena informasi tersebut baru berupa pendapat, pikiran, pandangan, dan pendirian seseorang.

d. Tajuk rencana adalah tulisan khusus di surat kabar yang menjadi sasaran utama pembaca karena memuat pandangan atau pendapat redaksi tentang permasalahan aktual yang menjadi pusat perhatian masyarakat.

(19)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Hakikat Membaca

Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi. Untuk itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia baik secara lisan maupun tertulis. Ruang lingkup pembelajaran bahasa meliputi empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu: mendengarkan/menyimak dan membaca (disebut keterampilan reseptif); berbicara dan menulis (disebut dengan keterampilan aktif/ produktif).

Keterampilan membaca adalah salah satu keterampilan reseptif di samping keterampilan menyimak. Membaca merupakan keterampilan berbahasa yang berhubungan dengan keterampilan berbahasa yang lain. Membaca merupakan suatu proses aktif yang bertujuan dan memerlukan strategi.

Hudgson (dalam Supraptiningsih, 2005: 5) mengemukakan bahwa membaca ialah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui media bahasa tulis. Selanjutnya, Anderson (dalam Tarigan, 1990: 7) berpendapat bahwa membaca adalah suatu proses mencocokkan huruf atau melafalkan lambang-lambang bahasa tulis. Hal ini sesuai dengan membaca level rendah.

(20)

Membaca merupakan kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini didukung oleh pakar pendidikan membaca yaitu Farr (Harjasusjana dan Damianti,2003: 3) dalam sebuah kalimat yang berbunyi ‘Read is the heart of education’, membaca merupakan jantungnya pendidikan. Betapa tidak, dengan

membaca maka informasi-informasi dapat diserap pembaca secara leluasa. Kegiatan membaca merupakan kegiatan yang kompleks. Selain membutuhkan kemampuan visual untuk membaca lambang-lambang huruf menjadi bermakna, kemampuan kognitif untuk memahami bacaan pun diperlukan.

Kegiatan membaca merupakan kegiatan reseptif aktif. Reseptif artinya dengan membaca pembaca menerima berbagai informasi, ide, gagasan dan amanat yang ingin disampaikan penulis. Aktif artinya dalam kegiatan membaca pembaca melakukan kegiatan aktif menggunakan kemampuan visual dan kognitifnya untuk menafsiran lambang-lambang yang dilihatnya sekaligus menginterprestaikannya sehingga isi bacaannya menjadi bermakna dan dapat dipahami. Dalam kegiatan membaca terjadi interaksi antara pembaca dan penulis secara tidak langsung. Akan tetapi, walaupun tidak langsung tetap bersifat komunikasi.

Harjasujana dan Damianti (2003: 4) mengemukakan bahwa membaca merupakan proses ketika seseorang melakukan kegiatan membaca, ketika itu pula terjadi proses membaca. Membaca bukanlah proses yang tunggal melainkan sintesis dari berbagai proses yang kemudian berakumulasi pada suatu perbuatan tunggal. Membaca diartikan sebagai pengucapan kata-kata, mengidentifikasi kata dan mencari arti dari sebuah teks. Membaca bertujuan untuk mendapatkan arti atau struktur dalam yang terdapat dalam struktur luar bahasa.

(21)

Membaca berarti mengidentifikasi kata-kata dan mendapatkan makna dari kata-kata tersebut. Membaca diawali dari struktur luar bahasa yang terlihat oleh kemampuan visual untuk medapatkan makna yang terdapat dalam struktur dalam bahasa. Dengan kata lain, membaca berarti menggunakan struktur dalam untuk menginterprestaikan struktur luar yang terdiri dari kata-kata dalam sebuah teks.

Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan sebuah proses yang melibatkan kemampuan visual dan kemampuan koginitif. Kedua kemampuan ini diperlukan untuk memberikan lambang-lambang huruf agar dapat dipahami dan menjadi bermakna bagi pembaca.

2.2 Tujuan Membaca

Tarigan (1990: 9-10) menyebutkn tujuan membaca secara umum adalah: (1) mendapatkan informasi, (2) mencakup isi, dan (3) memperoleh pemahaman. Sebaliknya tujuan membaca secara khusus adalah: (1) mendapatkan informasi faktual. (2) memperoleh sesuatu yang khusus dan problematik, (3) memberi penilaian terhadap karya tulis seseorang, (4) memperoleh kenikmatan emosi, dan (5) mengisi waktu luang.

Selanjutnya dirumuskan yang penting dalam tujuan membaca adalah: (1) menemukan detail atau fakta, (2) menemukan gagasan utama, (3) menemukan urutan atau organisasi bacaan, (4) menyimpulkan, (5) mengklasifikasikan, (6) menilai, dan (7) membandingkan atau mempertentangkan.

Hubungan antara tujuan membaca dengan kemampuan membaca sangat signifikan. Pembaca mempunyai tujuan yang sama, dapat mencapai tujuan dengan cara pencapaian berbeda-beda. Tujuan membaca mempunyai kedudukan yang

(22)

sangat penting dalam membaca karena akan berpengaruh pada proses membaca dan pemahaman membaca.

2.3 Jenis-Jenis Membaca

Menurut Tarigan (dalam Supraptiningsih, 2005: 14) jenis-jenis membaca ada dua macam, yaitu: 1) membaca nyaring, dan 2) membaca dalam hati. Membaca dalam hati terdiri atas: (a) membaca ekstensif, yang dibagi lagi menjadi: membaca survey, membaca sekilas, dan membaca dangkal, dan (b) membaca intensif, yang terdiri dari: membaca telaah isi dan membaca telaah bahasa. Membaca telaah isi terdiri dari: membaca teliti, pemahaman, kritik , dan membaca ide-ide. Membaca telaah bahasa terdiri dari: membaca bahasa dan membaca sastra.

Jenis membaca menurut Nurhadi (dalam Supraptiningsih, 2005: 14) ada tiga macam, yakni membaca literal, membaca kritis, dan membaca kreatif. Pada materi ini jenis membaca yang akan dibahas adalah membaca nyaring, membaca ekstensif, dan membaca intensif.

2.4 Aspek-Aspek Membaca

Dalam kegiatan membaca terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan oleh guru. Tarigan (1990: 11) mengemukakan bahwa secara garis besar terdapat dua aspek penting dalam membaca, yaitu:

1. Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skill) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower order).

Aspek ini mencakup:

(23)

b. Pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem/grafem, kata, frase, pola klausa, kalimat)

c. Pengenalan hubungan/korespondensi pada ejaan dan bunyi (kemampuan menyuarakan bahan tertulis atau “ to back at print)

d. Kecepaatan membaca bertaraf lambat.

2. Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang dapat dianggap pada urutan yang lebih tinggi (higer order).

Aspek ini mencakup:

a. Memahami pengertian sederhana (leksikal,gramatikal, dan retorikal).

b. Memahami signifikansi atau makna (maksud dan tujuan pengarang,

relevansi/keadaan kebudayaan, reaksi pembaca). c. Evaluasi atau penilaian (isi, bentuk).

d. Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan.

Membaca ialah proses berpikir. Agar dapat memahami bacaan yang dipilih sebaik-baiknya, seseorang harus dapat membaca secara kritis dan kreatif untuk memahami bahasa kias, menentukan maksud pengarang, mengevaluasi ide yang dinyatakan dan menerapkan ide pada situasi yang sebenarnya. Membaca merupakan suatu kegiatan yang kompleks yang harus dipelajari. Membaca juga merupakan alat untuk belajar lebih lanjut. Belajar membaca bergantung pada motivasi, latihan, dan penguatan. Guru harus dapat menunjukkan kepada siswa bahwa membaca itu merupakan keuntungan dalam banyak hal.

(24)

Belajar membaca bergantung pada beberapa tipe asosiasi. Pada asosiasi siswa belajar menghubungkan objek dan ide dengan kata lisan. Kemudian mereka diminta untuk menghubungkan antara kata lisan dengan kata tertulis. Siswa harus memberikan respons secara aktif. Penguatan yang diberikan terhadap jawaban yang benar dan koreksi terhadap kesalahan dapat memperkuat asosiasi.

Minat, sikap, dan konsep diri, merupakan tiga aspek efektif dalam proses membaca. Ketiga aspek tersebut mempengaruhi kesungguhan siswa dalam menghadapi tugas membaca. Siswa-siswa yang tertarik minatnya terhadap materi bacaan yang disajikan akan menunjukkan usaha yang lebih dibandingkan dengan siswa yang tidak minat akan bahan bacaan yang berguna bagi mereka. Begitu pula siswa yang mepunyai sikap positif terhadap membaca akan membaca lebih banyak dari pada siswa yang kurang perhatiannya.

Memahami gagasan pokok setiap paragraf merupakan langkah selanjutnya dalam mengasah kemampuan membaca pemahaman siswa. Aspek ini didasarkan pada asumsi bahwa dalam setiap paragraf terdapat gagasan pokok yang disampaikan oleh penulis. Oleh karena itu, untuk memahami keseluruhan bacaan, tentu saja harus diawali dengan memahami gagasan pokok dalam stiap paragraf terlebih dahulu.

2.5 Membaca Intensif

Membaca intensif merupakan kegiatan membaca pemahaman untuk menemukan informasi yang tepat secara cermat dan penuh kehati-hatian. Artinya, membaca intensif adalah studi seksama, telaah, teliti, dan penangan terperinci

(25)

yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari , Tarigan (dalam Supraptiningsih, 2005: 21-22).

Yang termasuk ke dalam kelompok membaca intensif adalah: a. Membaca Telaah Isi

b. Membaca telaah isi terdiri atas c. Membaca teliti

d. Membaca pemahaman

e. Membaca kritis

f. Membaca ide

2.6 Pengertian Tajuk Rencana

Tajuk rencana adalah artikel yang berisi opini atau pendapat penulis yang disertai alasan, fakta, dan bukti-bukti yang meyakinkan guna memengaruhi pembaca agar menerima dan membenarkan pendapat penulis terhadap suatu masalah penting. (Tukan, 2007: 140)

Suryanto dan Haryanta ( 2007: 148) mengemukakan bahwa tajuk rencana merupakan sasaran utama pembaca ketika membaca surat kabar, sebab tajuk rencana memuat sebuah permasalahan yang paling aktual yang baru saja terjadi dan masih menjadi bahan pembicaraan di masyarakat. Selanjutnya dijelaskan oleh Winarti (2008, 27) bahwa tajuk rencana berisikan tanggapan media terhadap satu peristiwa aktual. Tanggapan tersebut bisa berupa dukungan, pujian, kritikan, bahkan cemoohan. Tajuk rencana banyak mengemukakan pendapat-pendapat atau opini. Pendapat-pendapat itu berdasarkan analisis terhadap peristiwa atau fakta yang terjadi, yang menjadi sorotan penting media.

(26)

Barung, dkk (1998:50) bahwa Setiap media massa mempunyai pilihan yang berbeda-beda atas masalah atau peristiwa sebagai bahan penulisan tajuk rencana. Hal ini berdasarkan pertimbangan atau latar belakang pemahaman yang berbeda-beda. Misalnya, redaksi suatu media massa memilih peristiwa tawuran antarsekolah sebagai bahan penulisan tajuk rencana, sedangkan redaksi media massa lain melihat pergelaran kelompok vocal Spice Girl lebih penting atau layak untuk menjadi bahan penulisan tajuk rencana.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa tajuk rencana adalah tulisan khusus di surat kabar yang menjadi sasaran utama pembaca karena memuat pandangan atau pendapat redaksi tentang permasalahan aktual yang menjadi pusat perhatian masyarakat.

2.6.1 Fungsi Tajuk Rencana

Tajuk rencana adalah pekerjaan, dan hasil dari pemikiran kolektif dari segenap awak media. Jadi proses sebelum penulisan tajuk rencana, terlebih dahulu diadakan rapat redaksi yang dihadiri oleh pemimpin redaksi, redaktur pelaksana serta segenap jajaran redaktur yang berkompeten, untuk menentukan sikap bersama terhadap suatu permasalahan krusial yang sedang berkembang di masyarakat atau dalam kebijakan pemerintahan.

Maka setelah tercapai pokok- pokok pikiran, dituangkanlah dalam sikap yang kemudian dirangkum oleh awak redaksi yang telah ditunjuk dalam rapat. Dalam Koran harian biasanya tajuk rencana ditulis secara bergantian, namun semangat isinya tetap mecerminkan suara bersama setiap jajaran redakturnya.

(27)

Dalam proses ini reporter amat jarang dilibatkan, karena dinilai dari segi pengalaman serta tanggung jawabnya yang terbatas.

Fungsi tajuk rencana biasanya menjelaskan berita, artinya, dan akibatnya pada masyarakat. Tajuk rencana juga mengisi latar belakang dari kaitan berita tersebut dengan kenyataan sosial dan faktor yang mempengaruhi dengan lebih menyeluruh. Dalam tajuk rencana terkadang juga ada ramalan atau analisis kondisi yang berfungsi untuk mempersiapkan masyarakat akan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi, serta meneruskan penilaian moral mengenai berita tersebut.

Adapun fungsi-fungsi tajuk rencana, yaitu:

a. Mendorong daya pikir pembaca dan mengajaknya berbincang-bincang tentang

sesuatu sebelum pendapat umum mengenai sesuatu itu terbentuk

(Arpan,1970:190). Jadi tajuk ditujukan untuk membimbing dan

mempengaruhi masyarakat agar mengambil sikap tertentu terhadap suatu atau beberapa masalah.

b. To inform, to illuminate, dan to educate (Babb, 1970: 20)

c. Menjelaskan berita, mengisi latar belakang, meramalkan masa depan, dan memberikan pertimbangan moral (Tukan, 2007: 140). 1) Menjelaskan berita (explaining the news), artinya tajuk rencana menerangkan bagaimana kejadian tersebut terjadi, serta faktor apa yang diperhitungkan untuk menghasilkan perubahan dalam kebijakan pemerintah; 2) menjelaskan latar, artinya Tajuk rencana dapat menggambarkan kejadian tersebut menghubungkannya dengan sesuatu yang telah terjadi sebelumnya, memuat suatu pandangan dan

(28)

menunjukkan kesamaan dengan sejarah, yaitu kesamaan yang bertujuan untuk mendidik masyarakat; 3) meramalkan masa depan, artinya tajuk rencana menyajikan analisis yang melewati batas berbagai peristiwa sekarang dengan tujuan meramalkan sesuatu yang akan terjadi pada masa mendatang; dan 4)

menyampaikan pertimbangan moral, artinya penulis diharapkan

mempertahankan isu-isu moral dan mempertahankan posisi mereka. Jadi, para penulis tajuk rencana akan berurusan dengan pertimbangan nilai.

2.6.2Karakteristik Tajuk Rencana A. Sifat Tajuk Rencana

Tajuk rencana mempunyai sifat sebagai berikut:

1. Krusial dan ditulis secara berkala, tergantung dari jenis terbitan medianya bisa harian (daily), atau mingguan (weekly), atau dua mingguan (biweekly)

dan bulanan (monthly).

2. Isinya menyikapi situasi yang berkembang di masyarakat luas baik itu aspek sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, hukum, pemerintahan, atau olah raga bahkan entertainmen, tergantung jenis liputan medianya.

3. Memiliki karakter atu konsistensi yang teratur, kepada para pembacanya terkait sikap dari media massa yang menulis tajuk rencana.

4. Terkait erat dengan policy media atau kebijakan media yang bersangkutan. Karena setiap media mempunyai perbedaan iklim tumbuh dan berkembang dalam kepentingan yang beragam, yang menaungi media tersebut.

(29)

B. Ciri-Ciri Pers

Karakter dan kepribadian pers terdapat sekaligus tercermin dalam tajuk rencana. Tajuk rencana juga mencerminkan dari golongan pers mana media tersebut berasal. Tajuk rencana pers papan atas (middle-high media) atau pers yang berkualitas misalnya memiliki ciri di antaranya :

a. Hati-hati (tidak menyebut nama orang yang sedang diberitakan). b. Normatif (menurut aturan yang berlaku).

c. Cenderung konservatif (bersikap sesuai keadaan, mempunyai ciri khas tertentu, tradisi).

d. Pertimbangan aspek politis lebih besar dari aspek sosiologi.

Namun tajuk rencana dari golongan pers papan tengah ke bawah (middle-low media) berlaku sebaliknya. Ciri tajuk rencana pers papan tengah ke bawah adalah: a. Lebih berani (langsung menyebut nama orang yang diberitakan).

b. Atraktif (mempunyai daya tarik untuk semua kalangan). c. Progresif (bersifat memberi perubahan/ kemajuan).

d. Lebih memilih pendekatan sosiologis daripada pendekatan politis.

2.7 Konsep Fakta

Fakta (bahasa latin:factus) ialah segala sesuatu yang tertangkap oleh indera manusia atau data keadaan nyata yang terbukti dan telah menjadi suatu kenyataan. Catatan atas pengumpulan fakta disebut data. Fakta seringkali diyakini oleh orang banyak (umum) sebagai hal yang sebenarnya, baik karena mereka telah mengalami kenyataan-kenyataan dari dekat maupun karena mereka dianggap telah melaporkan pengalaman orang lain yang sesungguhnya.

(30)

Secara fisik fakta dan opini bukanlah sebuah konsep berbentuk ataupun mencitrakan kebendaan. Fakta dan opini adalah sebuah pandangan yang bersifat abstrak yang dalam upayanya menentukan antara sesuatu itu betul-betul nyata atau sesuai itu hanyalah alasan. Pada tataran kalimat ataupun paragraf, fakta dan opini dalam upayanya menyikapi apakah kalimat ataupun paragraf itu berisi hal-hal yang faktual, ataukah kalimat dan paragraf tersebut berisi pandangan, prediksi, atau alasan atau pendapat (https://iguhprasetyo.wordpress.com).

Kamus bahasa Indonesia untuk pelajar (2011: 120 dan 374) didefinisikan bahwa fakta adalah (keadaan , peristiwa) yang merupakan kenyataan, sesuatu yang benar-benar ada dan pernah terjadi. Sedangkan opini adalah pendapat, pikiran, ataupun pendirian.

Nurhadi dalam Joko Santoso (2001:312 dan 800) didefinisikan bahwa fakta adalah hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan, sesuatu yang benar-benar akan terjadi. Sedangkan opini adalah tanggapan penulis terhadap hal, barang, perkara, kejadian, atau peristiwa faktual.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa fakta dalam konteks kalimat ataupun paragraf adalah segala informasi atau penyampaian yang benar-benar terjadi dan dapat dibuktikan kebenar-benarannya dan bersifat objektif. Sementara itu, opini dalam konteks kalimat atau paragraf adalah sesuatu yang belum dapat dibuktikan kebenarannya atau masih berupa pendapat atau pandangan.

2.7.1 Jenis-Jenis Fakta

Dalam konteks fakta juga terdapat jenis-jenis fakta, jenis fakta tersebut dapat dibedakan sebagai berikut:

(31)

a. Fakta umum adalah kebenaran yang berlaku sepanjang zaman dari dulu sampai sekarang.

b. Fakta khusus (spesifik), adalah kebenaran yang berlaku dalam suatu periode tertentu.

Fakta dalam beberapa kasus bisa menjadi subjektif. Fakta subjektif dapat disampaikan berdasarkan perasaan seseorang. Jika anda memberitahu seseorang bahwa anda sedih, yang menunjukkan fakta subjektif tentang keadaan emosi Anda (https://iguhprasetyo.wordpress.com).

Menurut Wahyudi (1991) fakta merupakan situasi dan kondisi seperti apa adanya, tidak ditambah dan tidak dikurangi, atau dengan kata lain fakta adalah peristiwa apa adanya. Selanjutnya (Winarti, 2008: 14) mengatakan bahwa fakta adalah pernyataan yang tak terbantah lagi kebenarannya, kalimat fakta merupakan kalimat yang ditulis berdasarkan kenyataan, peristiwa, suasana yang benar-benar terjadi dan bersifat objektif. sementara pendapat atau opini adalah yang kemungkinan kebenarannya relatif karena dipengaruhi unsur pribadi yang bersifat subjektif.

2.7.2 Ciri-Ciri Fakta

Sudirdja (2008: 5) menyebutkan ada lima ciri-ciri fakta yaitu: 1) dapat dibuktikan kebenarannya, 2) memiliki data yang akurat misalnya, tanggal, tempat, waktu kejadian, 3) memiliki narasumber yang dapat dipercaya, 4) bersifat objektif (apa adanya tanpa dibuat-buat), dan 5) Sudah dipastikan kebenarannya. Selanjutnya Wahyudi (1991) juga menyebutkan bahwa ciri sebuah pernyataan dikatakan fakta apabila : 1) pernyataan tersebut terbukti dan dapat diterima

(32)

sebagai pernyataan yang benar oleh semua orang, 2) sebuah pernyataan fakta tidak menggunakan kata berartribut (seperti) menggunakan kata modalitas: mungkin, sepertinya, dsb), 3) pernyataan tersebut berisi kebenaran dengan dilandasi data-data yang aktual, dan 4) pernyataan tersebut disampaikan dengan objektif.

Kalimat atau paragraf yang didalamnya terdapat pelaku, tempat keadian, waktu, jumlah, bagaimana kejadian/peristiwa tersebut terjadi, atau ada rincian yang jelas, serta tidak biaa dibantah kebenarannya, maka kalimat atau paragraf tersebut berupa fakta.

Contoh kalimat fakta:

1. Pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah hari kemerdekaan Indonesia.

2. Sebelum adanya uang sebagai transaksi pembayaran orang-orang melakukan barter.

2.8 Konsep Opini

Opini adalah serapan dari bahasa asing (opinion), merupakan tanggapan atau jawaban terbuka terhadap sesuatu persoalan yang dinyatakan berdasarkan kata-kata baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Opini juga dapat berupa perilaku, sikap tindak, pandangan dan tanggapan.

Opini merupakan suatu perkiraan, pikiran, atau tanggapan tentang suatu hal disertai alasan yang kuat (Sudirdja, dkk, 2008: 4). Opini adalah pendapat seseorang tentang sesuatu yang belum tentu kebenarannya. Informasi disebut opini karena informasi tersebut baru berupa pendapat, pikiran, pandangan, dan pendirian seseorang.

(33)

Opini merupakan persatuan pendapat-pendapat yang sedikit didukung orang baik setuju atau tidak setuju, ikatannya dalam bentuk perasaan/emosi, dapat berubah-ubah, dan timbul melalui diskusi social. Opini adalah pendapat, pikiran, pendirian, pandangan, dan tanggapan mengenai suatu kejadian, keadaan, dan desas-desus tentang suatu hal. (https://iguhprasetyo.wordpress.com)

Menurut Wahyudi (1991) opini merupakan pendapat pribadi seseorang (wartawan) yang tidak dilandasi fakta, tetapi lebih dilandasi selera pribadi si wartawan itu. Opini dalam tajuk rencana/ editorial merupakan pendapat dari pemimpin redaksi atau redaktor senior dalam menyikapi permasalahan yang terdapat dalam masyarakat dan pendapat tersebut harus mempunyai kedalaman analisa.

2.8.1 Jenis-Jenis Opini

Bila dalam suatu kehidupan masyarakat ada suatu masalah yang menyangkut kepentingan umum maka pada diri setiap orang muncul gejolak kejiwaan. Gejolak kejiwaan tersebut yang kemudisn diekspresikan lewat pergunjingan di lingkungannya. Opini yang dikemukakan manusia terdiri dari berbagai jenis, diantaranya adalah :

1. Opini perorangan, dimana oini yang dikemukakan oleh seseorang secara terbuka di muka orang lain yang sedang dalam kelompok baik formal/informal.

2. Opini Pribadi, yakni opini yang dikemukakan oleh seseorang kepada orang lain yang mempunyai hubungan yang dekat dengannya atau dipercayainya. Opini pribadi mengandung intimidasi.

(34)

3. Opini Publik, yaitu kesatuan pendapat yang timbul dari sekelompok orang yang berkumpul secara spontan dan membicarakan isu yang controversial. 4. Opini Umum, adaah opini yang dihasilkan oleh suatu lembaga pengumpulan

pendapat umum tentang sesuatu isu.

5. Opini Khalayak, pendapat yang sudah menetap/menegndap dalam masyarakat,

telah dipengaruhi oleh berbagai norma budaya dan bersifat statis (Sastropoetra, 1990:13)

2.8.2 Ciri-Ciri Opini

Sudirdja, dkk (2008: 5) menyebutkan dalam konteks kalimat, ciri-ciri opini adalah: 1) tidak dapat dibuktikan kebenarannya, 2) bersifat subjektif, 3) tidak terdapat narasumber/atas pemikiran sendiri, dan 4) tidak memiliki data yang akurat.

Sedangkan dalam konteks paragraf Wahyudi (1991) menyebutkan ciri-ciri yang menunjukkan bahwa sebuah pernyataan dikatakan opini apabila: 1) pernyataan tersebut merupakan kumpulan yang diyakini seseorang setelah melihat fakta-fakta yang ada dan pernyataan tersebut biasa benar dan bisa juga keliru, 2) pernyataan yang berupa opini menonjolkan kata modalitas seperti: mungkin, sepertinya, sangat,tidak mungkin, sebaiknya, dan lain-lain, 3) pernyataan tersebut disampaikan secara subjektif.

Selanjunya dalam (https://iguhprasetyo.wordpress.com) menyebutkan bahwa informasi tersebut dikatakan opini apabila:1) berisi tanggapan terhadap peristiwa yang terjadi. 2) berisi jawaban atas pertanyaan: mengapa, bagaimana, atau apa, 3) bersifat subjektif dangan dilengkapi tentang pendapat, saran, atau ramalan tentang

(35)

sebab dan akibat terjadinya perisiwa, dan 4) menunjukkan peristiwa yang belum atau akan terjadi pada masa yang akan datang (berupa pikiran). Sedangkan Sunarjo (1984: 24) menyebutkan opini (pendapat) mempunyai ciri-ciri: 1) selalu diketahui dari pernyataan-pernyataan, 2) merupakan sintesa atau kesatuan dari banyak pendapat, 2) mempunyai pendukung dalam jumlah yang besar.

Opini bertindak sebagai jawaban terbuka terhadap suatu persoalan/isu. Subjek dari opini biasanya adalah masalah yang baru. Opini berupa reaksi pertama di mana seseorang mempunyai keraguan terhadap suatu masalah yang lain dari kebiasaan, ketidakcocokan dan adanya perubahan penilaian, sehingga unsur-unsur tersebut mendorong untuk saling mempertahankannya. Dengan demikian, pengertian opini mempunyai dua unsur, yaitu:

a. Pernyataan.

b. Mengenai masalah yang bertentangan.

Pendapat atau opini itu tidak akan timbul bila tidak ada pertentangan dan pertentangan itu harus dinyatakan. Adapun pendapat-pendapat itu dapat dinyatakan dengan kata-kata atau ditunjukkan dengan tingkah laku atau dengan suatu tingkah laku yang lain.

Contoh kalimat opini:

1. Menurut saya sebentar malam akan turun hujan karena cuaca hari ini sangat panas.

2. Menurut H. Danny Setiawan, bangsa Indonesia termasuk didalamnya

masyarakat Jawa Barat akan tetap hidup dan berdiri tegak bila memiliki semangat nasionalisme.

(36)

2.9 Pembelajaran Fakta dan Opini

Dalam mendesain pembelajaran, kebanyakan guru tidak memiliki desainyang jelas menjadi penyebab paling utama siswa tidak dapat menetukan fakta dan opini dalam konteks paragraf. Pada umumnya guru ketika melakukan pembelajaran menentukan fakta dan opini, dengan alur pembelajaran deduktif. Guru menjelaskan konsep teoritis (pengertian) fakta dan opini dalam paragraf. Setelah itu guru mengidentifikasi siswa dengan nilai tuntas, jika identifikasi benar dan tidak tuntas, dan jika identifkasi salah. Namun, katika siswa menemukan soal dalam bentuk pilihan ganda (PG) siswa yang tuntas ataupun tidak tuntas sulit untuk menentukan mana fakta dan mana opini.

Idealnya, sebelum pembelajaran berlangsung guru telah mendesain model pembelajaran yang tepat dan menarik untuk penyajian materi fakta dan opini. Keuntungan dari desain adalah guru telah menemukan alur pembelajaran berorientasi pada pembelajaran kontekstual. Sebelum guru masuk di kelas terlebih dahulu menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pebelajaran yang biasa disingkat RPP (yang tentunya berdasarkan kompetensi dasar yag terdapat pada silabus yang telah dibuat sebelumnya). Dalam RPP tersebut termuat desain pembelajaran menentukan fakta dan opini.

Adapun alur pembelajaran sebaiknya guru menggunakan pola pembelajaran induktif. Yakni, dimulai dengan memberiakn tugas perorangan ataupun kelompok kepada siswa untuk mengindentifikasi fakta dan opini dalam konteks kalimat maupun paragraf. Selanjutnya pada penarikan kesimpulan sebaiknya guru mengantar siswa ke hal-hal yang konteks. Misalnya, mengapa kalimat itu bukan

(37)

fakta dan bukan opini ataupun sebaliknya. Mengapa paragraf itu tergolong paragraf pendapat dan bukan paragraf fakta ataupun sebaliknya. Barulah setelah itu guru membantu siswa menarik kesimpulan dengan memberikan kata-kata kunci. Pada proses pembelajaran penting pula guru memilih metode dan teknik yang tetap untuk pembelajaran menentukan fakta dan opini. Misalnya, metode dan tekik yang sesuai dengan pembelajaran tersebut dalah melalui pemberian tugas menentukan fakta dan opini dalam tajuk rencana di surat kabar.

2.10 Fakta dan Opini dalam Tajuk Rencana

Tajuk rencana adalah artikel pokok dalam surat kabar yang merupakan pandangan redaksi terhadap peristiwa yang sedang menjadi pembicaraan pada saat surat kabar itu diterbitkan. Dalam tajuk rencana diungkapkan adanya informasi atau masalah aktual, penegasan pentingnya masalah, opini redaksi tentang masalah tersebut, kritik dan saran atas permasalahan, dan harapan redaksi akan peran serta pembaca.

Pernyataan fakta dan opini dalam tajuk rencana diutarakan secara singkat, logis, menarik yang bertujuan untuk mempengaruhi pendapat/ menerjemahkan berita yang menonjol agar pembaca menyimak seberapa penting berita tersebut. Fungsi tajuk rencana menjelaskan berita, artinya, dan akibatnya pada masyarakat.

Tajuk rencana juga mengisi latar belakang dari kaitan berita tersebut dengan kenyataan sosial dan faktor yang mempengaruhi dengan lebih menyeluruh. Dalam tajuk rencana terkadang juga ada ramalan atau analisis kondisi yang berfungsi untuk mempersiapkan masyarakat akan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi, serta meneruskan penilaian moral mengenai berita tersebut.

(38)

Dalam tajuk rencana berita yang disampaikan sudah diberi ulasan. Oleh karena itu, tajuk rencana tidak diletakkan di halaman pertama, tetapi di halaman 2 atau 4. Setiap paragraf dalam sebuah tajuk rencana mengandung gagasan pokok dan gagasan penjelas. Bahkan, ada juga paragraf yang seluruh kalimatnya merupakan gagasan utama. Gagasan pokok atau gagasan utama adalah kalimat yang menjadi inti atau isi pokok sebuah paragraf. Gagasan penjelas atau kalimat penjelas adalah kalimat yang menjelaskan gagasan utama.

Contoh Tajuk Rencana :

Contoh Tajuk RencanContoh Tajuk Rencana : Eksekusi Mati Saddam Hussein

Saddam Hussein akhirnya dihukum mati. Inilah eksekusi mati yang harus dicatat sebagai lembaran hitam dalam sejarah. Lembaran hitam, sangat hitam, karena sesungguhnya tidak ada alasan untuk mengeksekusi mati Saddam Hussein. Kematian Saddam jelas lebih merupakan kehendak Presiden Amerika Serikat, George Walker Bush.

Justru George Bush-lah yang seharusnya diadili sebagai penjahat perang. Di bawah perintahnya, Amerika Serikat menyerang Irak dengan korban manusia yang tidak berdosa. Irak hancur dan hingga sekarang Amerika Serikat belum menyelesaikan kewajibannya merehabilitasi dan merekontruksi Irak.

Sejarah juga harus mencatat bahwa Amerika Serikat dibawah Kepemimpinan Bush menjadi Negara yang membabi buta. Atas nama antiterorisme, Bush membuat berbagai pembenaran menyerang Afghanistan dan Irak. Menjadi adikuasa, terlalu berkuasa, telah mematikan hati nurani Bush.

Sangat ironis, pesan damai natal dan semangat berkorban Idul Adha tidak berbekas baik disanubari Bush. Maupun penguasa Irak sekarang. Saddam Hussein telah dieksekusi mati. Kita turut berduka sedalam-dalamnya. Kiranya lembaran hitam seperti itu tidak terjadi lagi di masa depan.

(39)

Sumber : Buku Panduan Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA dan MA kelas XI

Pernyataan yang berupa fakta dari tajuk rencana tersebut adalah :

1. Saddam Hussein akhirnya dihukum mati.

2. Di bawah perintah Bush, Amerika Serikat menyerang Irak dengan korban

manusia yang terdosa.

3. Irak hancur dan hingga sekarang Amerika Serikat belum menyelesaikan

kewajibannya merehabilitasi dan merekontruksi Irak.

4. Bush menggulingkan pemerintah yang sah.

5. Saddam Hussein merupakan presiden sah yang ditumbangkan dengan

kekerasan perang.

6. Amerika Serikat tak pernah menemukan yang dicarinya, yang menjadi

alasan Amerika Serikat melakukan agresi militer.

7. Irak tidak terbukti menyimpan senjata pemusnah seperti yang dituduhkan.

8. Alasan untuk menjatuhkan Saddam Hussein tidak pernah ditemukan,

tetapi Saddam malah dieksekusi mati.

Pernyataan yang berupa opini dalam tajuk rencana tersebut adalah : .

Padahal, kekerasan akan menhasilkan kekerasan baru, ketidakadilan akan menghasilkan ketidakadilan baru. Ketika ketidakadilan kepada siapapun terjadi, termasuk terhadpa Saddam Hussein, hal itu hanya akan menghasilkan teroris-terosis baru di muka bumi ini. Kebijakan mengeksekusi Saddam itu jelas sangat kontraproduktif terhadap upaya memerangi terorisme untuk mewujudkan perdamaian dunia.

(40)

1. Inilah eksekusi mati yang harus dicatat sebagai lembaran hitam dalam sejarah. Lembaran hitam, sangat hitam, karena sesungguhnya tidak ada alasan untuk mengeksekusi mati Saddam Hussein.

2. Kematian Saddam jelas lebih merupakan kehendak Presiden Amerika

Serikat, George Walker Bush.

3. Justru George Bush-lah yang seharusnya diadili sebagai penjahat perang 4. Sebuah bukti tersendiri bahwa Amerika Serikat yang menyebut dirinya

sebagai kampiun demokrasi sebenarnya Negara yang menghalalkan segala cara untuk meraih tujuannya.

5. Padahal, hukuman mati bertentangan dengan prinsip hak asasi manusia. Bukankah Amerika Serikat menganggap dirinya selain kampiun demokrasi, juga kampiun HAM?

6. Semua itu bukti sangat kuat yang menunjukkan betapa hipokritnya Amerika Serikat. Hipokrit, serta mau menang sendiri.

7. Sejarah juga harus mencatat bahwa Amerika Serikat dibawah

Kepemimpinan Bush menjadi Negara yang membabi buta.

8. Atas nama antiterorisme, Bush membuat berbagai pembenaran

menyerang Afghanistan dan Irak.

9. Menjadi adikuasa, terlalu berkuasa, telah mematikan hati nurani Bush. 10.Padahal, kekerasan akan menhasilkan kekerasan baru, ketidakadilan akan

(41)

11. Ketika ketidakadilan kepada siapapun terjadi, termasuk terhadap Saddam Hussein, hal itu hanya akan menghasilkan teroris-terosis baru di muka bumi ini.

12.Kebijakan mengeksekusi Saddam itu jelas sangat kontraproduktif terhadap upaya memerangi terorisme untuk mewujudkan perdamaian dunia.

13.Sangat ironis, pesan damai natal dan semangat berkorban Idul Adha tidak berbekas baik disanubari Bush. Maupun penguasa Irak sekarang.

2.11 Menentukan Fakta dan Opini dengan Membaca Intensif

Membaca intensif merupakan kegiatan membaca bacaan secara teliti dengan seksama dengan tujuan memahaminya secara rinci. Membaca intensif merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan dan mengasah kemampuan membaca secara kritis khususnya dalam menentukan fakta dan opini dalam tajuk rencana.

Tarigan (dalam Supraptiningsih, 2005: 22) mengutip pendapat Brook menyatakan bahwa, membaca intensif merupakan studi seksama, telaah teliti, serta pemahaman terinci terhadap suatu bacaan pendek yang hanya kira-kira 2-4 halaman pada setiap harinya. Menurutnya, secara garis besar intensif reading terbagi dua, yakni membaca telaah isis (content study reading) dan membaca telaah bahasa (linguistic study reading).

Membaca telaah isi dibagi lagi menjadi membaca teliti (close reading),

membaca pemahaman (reding for understanding), membaca kritis (critical reading), dan membaca ide (reading for ideas). Membaca telaah bahasa dibagi menjadi mem baca bahasa asing (foreign language reading) dan membaca telaah sastra (literary reading).

(42)

Yang termasuk ke dalam kelompok membaca intensif ialah :

 Membaca Telaah Isi

Membaca jenis ini sama pentingnya dengan membaca sekilas, maka sering kali seseorang perlu membaca dengan teliti bahan-bahan yang disukai. Keterampilan yang dibutuhkan dalam membaca teliti, yakni :

a. Kemampuan survey yang cepat yaitu membaca secara seksama dan membaca

ulang paragraf untuk menemukan kalimat-kalimat judul dan terperincinya. b. Menemukan hubungan antara setiap paragraf yang memiliki satu pikiran

pokok. Paragraf dikembangkan dengan cara mengemukakan alasan, mengutarakan perincian-perincian, mengetengahkan satu contoh atau lebih, dan memperbandingkan atau mempertentangkan dua hal.

c. Membaca teks yang lebih panjang dikembangkan kemampuan

menghubungkan antara setiap paragraf, juga ketelitian menentukan paragraf yang memuat gagasan-gagasan utama atau hanya memerinci saja.

 Membaca Telaah Bahasa

Membaca telaah dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. Membaca Bahasa (foreign language reading) b. Membaca sastra (literary reading)

Perlu ditegaskan bahwa membaca itensif menyatakan keterampilan-keterampilan yang terlihat paling panjang diutamakan tau paling menarik perhatian kita, tetapi hail-hasilnya dalam hal itu suatu pengertian yang terperinci terhadap hitam atau aksara diatas kertas.

(43)

Membaca intensif pada hakikatnya memerlukan teks panjang yang tidak lebih dari 500 kata. Tujuan utama untuk memperoleh sukses dalam pemahaman penuh terhadap argument-argumen yang logis, urutan-urutan retoris atau pola-pola teks, pola-pola-pola-pola simbolnya; nada-nada tambahan yang bersifat emosional dan soial, pola-pola sikap dan tujuan sang pengarang, dan juga sarana-sarana linguistik yang dipergunakan untuk mendapatkan tujuan.

Yang termasuk membaca intensif ini adalah membaca pemahaman. Menurut Bloom ( dalam Wahyuni dan Ibrahim, 2012: 34-35) ada tiga jenis keterampilan membaca pemahaman, yaitu : 1) membaca literal, 2) membca kritis, dan 3) membaca kreatif. Masing-masing membaca tersebut mempunyai cirri-ciri tersendiri. Oleh karena itu, dalam hubungannya dengan pengajaran membaca, tiga keterampilan membaca pemahaman ini perlu diajarkan secara terus menerus. Adapun keterampilan membaca pemahaman tersebut yaitu :

a. Kemampuan membaca literal

Kemampuan membaca literal adalah kemampuan pembaca untuk mengenal dan menangkap isi bacaan yang tertera secara tersurat (eksplisit). Artinya, pembaca hanya menangkap informasi yang tercetak secara literal (tampak jelas) dalam bacaan. Informasi tersebut ada dalam baris-baris bacaan (reading the lines). Pembaca tidak menangkap lebih dalam lagi., yaitu makna dibalik baris-baris. Yang termasuk dalam membaca literal antara lain keterampilan: 1) mengenal kata, kalimat, dan paragraph; 2) mengenal unsure detail, unsure perbandingan, dan unsur utama; 3) mengenal unsur hubungan sebab

(44)

akibat; 4) menjawab pertanyaan (apa, siapa, kapan, dan di mana ); dan 5) menyatakan kembali unsur perbandingan, unsur urutan, dan unsure sebab akibat.

 Kemampuan membaca kritis

Kemampuan membaca kritis merupakan kemampuan membaca untuk mengolah bahan bacaan secara kritis dan menemukan keseluruhan makna bahan bacaan, baik makna tersurat, maupun makna tersirat. Mengolah bahan bacaan secara kritis artinya, dalam proses membaca seorang pembaca tidak hanya menangkap makna yang tersurat (makna baris-baris bacaan (reading the lines), tetapi juga menemukan makna antarbaris (reaig between the lines), dan makna di balik baris (reading beyond the lines). Yang perlu diajarkan dalam membaca kritis antara lain keterampilan : 1) menemukan informasi faktual (detail bacaan); 2) menemukan ide pokok yang tersirat; 3) menemukan unsur urutan, perbandingan, sebab akibat yang tersirat; 4) menemukan suasana (mood); 5) membuat kesimpulan; 6) menemukan tujuan pengarang; 7) memprediksi (menduga) dampak; 8) menemukan opini dan fakta; 9) menemukan realitas dam fantasi; 10) mengikuti petunjuk; 11) menunjukkan unsur propaganda; 12) menilai keutuhan dan keruntutan gagasan; 13) menilai kelengkapandan kesesuaian antargagasan; 14) menilai kesesuaian antar judul dan isi bacaan; 15) membuat kerangka bahan bacaan; dan 16) menemukan tema karya sastra.

 Kemampuan membaca kreatif

Kemampuan membaca kreatif merupakan tingkatan tertinggi dari kemampuan membaca seseorang, artinya, pembaca tidak hanya menangkap makna tersurat (reading the lines), makna antar baris (reading between the lines),

(45)

dan makna di balik baris (reading beyond the lines), tetapi juga mampu secara kreatif menerapkan hasil membacanya untuk kepentingan sehari-hari. Beberapa keterampilan membaca kreatif yang perlu dilatihkan antara lain keterampilan: 1) mengikuti petunjuk dalam bacaan kemudian menerapkannya; 2) membuat resensi buku; 3) memecahkan masalah sehari-hari melalui teori yang disajikan dalam buku; 4) mengubah buku cerita (cerpen atau novel) menjadi bentuk naskah drama dan sandiwara radio; 5) mengubah puisi menjadi prosa; 6)mementaskan naskah drama yang telah dibaca; 7) membuat kritik balikan dalam bentuk esai atau artikel populer.

2.12 Pembelajaran Fakta dan Opini di SMA Berdasarkan KTSP

Pembelajaran bahasa Indonesia di SMA lebih ditekankan pada aspek penguasan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa di sekolah meliputi empat aspek keterampilan yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan berbahasa tersebut termuat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Salah satu kemampuan berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa adalah keterampilan membaca.

Pembelajaran keterampilan berbahasa khususnya keterampilan membaca di SMA kelas XI berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memuat tentang standar kompetensi memahami ragam wacana tulis melalui kegiatan membaca itensif, dengan kompetensi dasar menentukan fakta dan opini dalam tajuk rencana/ editorial melalui kegiatan membaca intensif. Dengan indikator pencapaian kompetensi yaitu 1) siswa mampu menentukan fakta dan opini dalam tajuk rencana, 2) siswa mampu membedakan fakta dan opini dalam

(46)

tajuk rencana, dan 3) siswa mampu mengungkapkan isi tajuk rencana. Adapun tujuan pembelajaran ini yaitu 1) siswa mampu menentukan fakta dan opini dalam tajuk rencana, 2) siswa mampu membedakan fakta dan opini dalam tajuk rencana, dan 3) siswa mampu mengungkapkan isi tajuk rencana.

2.13 Bahan Ajar Fakta dan Opini di SMA

Pembelajaran fakta dan opini kelas XI di SMA Negeri 7 Kendari semester 2 berdasarkan KTSP memuat kompetensi dasar siswa mampu membedakan fakta dan opini dalam tajuk rencana/editorial di surat kabar atau majalah dengan indikator 1) siswa mampu menentukan fakta dan opini dalam tajuk rencana, 2) siswa mampu membedakan fakta dan opini dalam tajuk rencana, dan 3) siswa mampu mengungkapkan isi tajuk rencana.

Perbedaan fakta dan opini dalam teks tajuk rencana di SMA Negeri 7 Kendari ini merujuk pada pengetahuan siswa tentang ciri-ciri fakta dan opini. Untuk membedakan fakta dan opini siswa harus mengetahui seperti apa ciri-ciri fakta dan opini dalam tajuk rencana, dengan mengetahui ciri-ciri fakta dan opini dapat terlihat perbedaan antara fakta da opini. Dengan demikian kemampuan menentukan fakta dan opini ini merupakan suatu kemampuan dasar yang harus dimiliki siswa.

Tujuan pembelajaran fakta dan opini di SMA Negeri 7 Kendari adalah 1) siswa mampu menentukan fakta dan opini dalam tajuk rencana, 2) siswa mampu membedakan fakta dan opini dalam tajuk rencana, dan 3) siswa mampu mengungkapkan isi tajuk rencana. Materi pembelajarannya mengenai membaca intensif dalam teks tajuk rencana. Tajuk rencana adalah artikel pokok dalam surat

(47)

kabar yang merupakan pandangan redaksi terhadap peristiwa yang sedang menjadi pembicaraan pada saat surat kabar itu diterbitkan yang mengungkapkan adanya informasi atau masalah aktual, penegasan pentingnya masalah, opini redaksi tentang masalah tersebut, kritik dan saran atas permasalahan, dan harapan redaksi akan peran serta pembaca. Berdasarkan fungsinya, tajuk rencana berfungsi : 1) Menjelaskan berita, yaitu menjelaskan berita-berita penting kepada para pembaca ; 2) Menjelaskan latar, menggambarkan kejadian tersebut dengan latar belakang sejarah, yaitu menghubungkannya dengan sesuatu yang telah terjadi sebelumnya, atau kesamaan yang bertujuan untuk mendidik masyarakat; 3) Meramalkan masa depan, yaitu menyajikan analisis yang melewati batas berbagai peristiwa sekarang dengan tujuan meramalkan sesuatu yang akan terjadi pada masa mendatang; dan 4) Menyampaikan pertimbangan moral, yaitu mempertahankan kata hati masyarakat. Mereka diharapkan mempertahankan isu-isu moral, berkata pada para pembaca tentang sesuatu yang benar dan salah.

Sebelum menentukan fakta dan opini dari sebuah tajuk rencana, kita harus memahami perbedaan diantara keduanya. Fakta adalah hal (peristiwa, keadaan) yang merupakan kenyataan atau sesuatu yang benar ada atau terjadi. Adapun opini merupakan pendapat, pemikiran atau sikap terhadap fakta-fakta.

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode dan Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, yaitu menggambarkan secara objektif hasil yang diperoleh siswa dengan menggunakan angka-angka sesuai dengan prinsip-prinsip statistik yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun jenis penelitiannya adalah penelitian lapangan yakni dilakukan secara langsung di SMA Negeri 7 Kendari sebagai objek penelitian untuk mengumpulkan data sesuai dengan masalah penelitian.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1Populasi

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Kendari yang terdaftar tahun 2015/2016. Sesuai observasi yang dilaksanakan pada tanggal 23 Desember 2015, kelas XI IPA terbagi atas 4 kelas dengan jumlah siswa 73. Untuk lebih jelasnya jumlah populasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.

(49)

Tabel 3.2.1

Keadaan Populasi Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 7 Kendari Tahun Ajaran 2015/2016

No. Kelas Jumlah

1. XI.IPA-1 17 2. XI.IPA-2 18 3. XI.IPA-3 18 4. XI.IPA-4 20 Jumlah 73 3.2.2 Sampel

Jumlah sampel penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas XI.IPA SMA Negeri 7 Kendari yang berjumlah 73 orang. Hal ini sesuai pendapat Arikunto (2005: 917) mengatakan bahwa jika jumlah popuasi kurang dari 100 orang, maka yang menjadi sampel penelitian ini adalah keseluruhan dari populasi yang ada atau total sampling.

3.3 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes tertulis yaitu tes kemampuan menentukan fakta dan opini yang berbentuk teks tajuk rencana. Teks tajuk rencana ini diambil dari surat kabar koran kompas edisi Desember yang terbit pada hari jumat 4 Desember 2015. Koran kompas merupakan koran nasional yang terbit setiap harinya. Berita-berita yang terdapat sangat beragam, begitu juga tajuk rencananya. Penulis memilih tajuk rencana yang terdapat dalam koran kompas ini karena tajuk rencana dalam koran kompas memenuhi standar yang digunakan sebagai wacana dalam materi pembelajaran untuk dunia

(50)

pendidikan khususnya Sekolah Menengah Atas (SMA) pada kompetensi dasar membedakan fakta dan opini pada tajuk rencana/editorial dengan membaca itensif. Tajuk rencana ini sangat berbeda dari tajuk rencana yang terdapat dalam koran lainnya, tajuk rencana ini menggunakan bahasa yang menarik. Kalimatnya ringkas, lugas, dan tegas dan mudah dipahami maknanya, sehingga mempermudah siswa untuk menganalisisnya.

Agar memudahkan responden dalam menemukan fakta dan opini dalam teks tajuk rencana, respondan dapat mengemukakan fakta, mengemukakan opini yang terdapat dalam teks tajuk rencana. Untuk membedakan fakta dan opini siswa harus mengetahui seperti apa ciri-ciri fakta dan opini dalam tajuk rencana, dengan mengetahui ciri-ciri fakta dan opini dapat terlihat perbedaan antara fakta dan opini. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan fakta dan opini dapat diketahui melalui ciri-ciri fakta dan opini yang terdapat dalam teks tajuk rencana. Oleh karena itu, untuk membedakan fakta dan opini siswa dapat mengemukakan ciri-ciri fakta, mengemukakan ciri-ciri opini. sedangkan untuk mengungkapkan isi tajuk rencana, dapat dilakukan dengan membuat kesimpulan mengenai isi tajuk rencana. Dengan demikian dapat dirumuskan soal sebagai berikut.

1. Tuliskan identitas anda di sudut kanan pada lembar kerja anda ! 2. Kemukakan fakta yang terdapat dalam teks tajuk rencana 3. Kemukakan opini yang terdapat pada teks tajuk rencana !

4. Kemukakan ciri-ciri fakta yang terdapat dalam teks tajuk rencana ! 5.Kemukakan ciri-ciri opini yang terdapat dalam teks tajuk rencana !

(51)

6. Simpulkan isi tajuk rencana !

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data, teknik yang digunakan dalam penelitian ini observasi dan tes. Sebelum pengumpulan data dilakukan terlebih dahulu diadakan pendekatan terhadap tempat penelitian. Hal ini dimaksudnya agar pihak sekolah mengetahui maksud dan tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian.

Tes yang diberikan dalam penelitian ini berupa soal esai tes yaitu teks tajuk rencana yang diberikan secara langsung kepada siswa. Sebelum unjuk kerja dimulai, peneliti terlebih dahulu menjelaskan petunjuk cara mengerjakan soal kepada siswa sesuai dengan ketentuan yang termuat pada instrumen penelitian.

3.5Teknik Penilaian

Teknik penilaian yang digunakan untuk menilai hasil pekerjaan siswa adalah teknik analitik, yaitu penilaian diarahkan pada kemampuan siswa dalam menentukan fakta dan opini, mengemukakan ciri-ciri fakta dan opini dalam teks tajuk rencana, dan menyimpulkan isi tajuk rencana. Penilaian tersebut mengacu pada pedoman dan cara penskoran yang diterapkan oleh SMA Negeri 7 Kendari. Selanjutnya dimodifikasi sebagai berikut.

Referensi

Dokumen terkait

VIII.07/TAP/Pokja IX/ULP-MT/VI/2016 Tanggal 28 Juni 2016 dengan ini Pokja IX Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Maluku Tengah mengumumkan Pemenang Pengadaan Barang/Jasa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa:Penerapan Pasal 18 Undang-Undang Perlindungan Konsumen terhadap Perjanjian Transaksi Penyedia Jasa Layanan Titipan Kilat (TIKI),

 Pekerja (buruh) rendah dari etnis Jerman merasa marah terhadap imigran Turki yang mengisi pekerjaan “kerah biru”, dan mereka pada dasarnya menganggap telah

Penelitian khusus ( litsus ) yaitu menyangkut kesetiaan pada ideologi negara. Dalam perekrutan politik anggota kelompok yang direkrut adalah yang memiliki suatu kemampuan atau

Metode geolistrik resistivitas atau tahanan jenis merupakan salah satu dari jenis metode geolistrik yang digunakan untuk mempelajari keadaan bawah permukaan dengan

Hasil ini studi menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal, pertumbuhan penjualan memiliki efek positif tetapi

This international seminar on Language Maintenance and Shift V (LAMAS V for short) is a continuation of the previous LAMAS seminars conducted annually by the

Simpulan yang diperoleh adalah dengan adanya web ini diharapkan estimasi yang dihasilkan dapat menjadi acuan yang dapat digunakan untuk pengembangan proyek software untuk