• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode survey deskriptif, yaitu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode survey deskriptif, yaitu"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan metode survey deskriptif, yaitu metode yang diarahkan untuk memecahkan masalah dengan cara memaparkan atau menggambarkan apa adanya penelitian.

Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya (Hartoto, 2009). Dengan metode deskriptif, penelitian memungkinkan untuk melakukan hubungan antar variabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan mengembangkan teori yang memiliki validitas universal (Hartoto, 2009).

3.2. Jenis Penelitian

Pengumpulan data selanjutnya adalah pengukuran data awal untuk mengetahui gambaran tingkat stres dan strategi coping stress yang dimiliki oleh Asisten Apoteker di instalasi farmasi yang dihimpun melalui kuesioner gejala stres dan coping stress.

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan secara tertulis yang akan dijawab oleh responden penelitian, agar penulis memperoleh data lapangan/ empiris untuk memecahkan masalah penelitian yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yaitu model pertanyaan dimana pertanyaan tersebut telah tersedia jawaban, sehingga responden hanya

(2)

memilih dari alternatif jawaban yang sesuai dengan pendapat atau pilihannya. Pertanyaan tertutup tersebut menerangkan tanggapan responden terhadap variabel stres kerja dan coping stress karyawan.

3.3. Operasional Variabel

Definisi operasional variabel bertujuan untuk memberikan pedoman pada pelaksanaan pengukuran suatu variabel. Definisi ini didasarkan pada hal yang dapat diamati dan diukur. Menurut Y.W Best (dalam Oktaviandy, 2011) yang disebut variabel penelitian adalah kondisi – kondisi atau serenteristik - serenteristik yang oleh peneliti dimanupulasikan, dikontrol atau diobservasi dalam suatu penelitian.

Adapun stres dan coping stress dibatasi secara operasional sebagai skor yang didapat dari instrumen kuesioner tentang gambaran seseorang mengenai cara mengatasi/ mengontrol dirinya, yang dilihat dari kemampuan mengontrol perilaku, kemampuan mengontrol stimulus, kemampuan mengantisipasi suatu peristiwa atau kejadian, kemampuan menafsirkan peristiwa atau kejadian, dan kemampuan mengambil keputusan.

3.4. Populasi dan Sampel 3.4.1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi dalam

(3)

penelitian ini adalah Asisten Apoteker di instalasi Farmasi Siloam Hospitals Lippo Village.

3.4.2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari populasi atau bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi. Survey sampel sebagai prosedur untuk menentukan sebagian dari populasi, diambil dan dipergunakan untuk menentukan ciri dan sifat yang dikehendaki dari populasi agar ukuran sampel yang diambil representatif (Sugiyono, 2000). Menurut Arikunto (1998), untuk sampel yang apabila subyeknya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, untuk itu karena jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini subyeknya adalah Asisten Apoteker Farmasi yang jumlahnya kurang dari 100, maka penelitian ini dinamakan penelitian populasi.

Setelah kuesioner dibuat sesuai indikator setiap variabel, sample disebarkan ke 20 orang Asisten Apoteker untuk mengetahui valid dan reliabelnya kuesioner yang dibuat (dapat dilihat pada Tabel Gejala Stres dan Tabel Strategi Coping Stress, ada dalam lampiran).

Uji coba dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman responden terhadap pernyataan – pernyataan yang ada dalam kuesioner dan validitas pernyataan dari kuesioner yang telah dibuat. Dari hasil uji kuesioner maka dapat ditentukan beberapa pernyataan yang dikurangi atau disesuaikan. Menurut Sulistyo, (2012) untuk penelitian deskriptif hanya mengambil 10% dari populasi yang diambil.

(4)

Dari uji validitas diketahui bahwa terdapat 1 pernyataan yang gugur pada pertanyaan coping stress sehingga harus disesuaikan atau revisi kembali. Setelah valid dan reliabel, kuesioner kembali disebarkan kepada 30 orang Asisten Apoteker di instalasi Farmasi SHLV dengan jumlah pernyataan adalah 30 item.

3.5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik penelitian lapangan digunakan untuk pengambilan data primer dan data sekunder yang diperlukan. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dengan menyebar kuesioner. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh penulis tidak secara langsung, dari internal perusahaan yang berkaitan dengan pribadi pegawai dan profil perusahaan.

Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mendapatkan informasi berdasarkan pengetahuan, keyakinan pribadi responden. Bentuk kuesioner menggunakan kuesioner tertutup yang berisi sejumlah daftar pernyataan yang harus dipilih oleh responden disertai dengan alternatif jawaban yang telah disediakan oleh penulis.

Metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dipilih karena memiliki kelebihan, antara lain: menjamin kerahasiaan responden, memberikan peluang yang cukup kepada responden untuk berfikir, menjangkau banyak orang secara serempak, terdokumentasi dan dapat direfleksikan secara baik, mudah dianalisis dan dapat dilaksanakan dengan tatap muka. Untuk menghindari subyektifitas responden terhadap kuesioner, terlebih dahulu dijelaskan bahwa

(5)

pernyataan - pernyataan yang diberikan tidak akan mempengaruhi status/ kinerjanya sebagai karyawan.

Teknik ini dilakukan dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada responden untuk dijawab, kemudian dari jawaban setiap pertanyaan tersebut ditentukan skornya dengan menggunakan skala Likert, dengan skala Likert variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item - item instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif (Azwar, S., 1999).

Pernyataan item yang dimaksud memiliki skor sebagai berikut:

3.6. Kisi – kisi Pernyataan Kuesioner

Apapun format dan bentuk aitem yang kita pilih, terdapat beberapa kaidah penting yang seyogyanya diikuti dalam proses penulisan aitem (Azwar, S., 1999), diantaranya:

Alternatif Jawaban Kode Skor Item Favorable Skor Item Unfavorable a. Sangat Setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

SS S R TS STS 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5

(6)

1. Gunakan kata – kata dan kalimat yang sederhana, jelas dan mudah dimengerti oleh responden namun tetap harus mengikuti tata tulis dan bahasa Indonesia yang baku.

2. Tulis aitem dengan berhati – hati sehingga tidak menimbulkan penafsiran ganda terhadap istilah yang digunakan.

3. Selalu ingat bahwa penulisan aitem mengacu pada indicator perilaku atau pada komponen atribut, oleh karena itu jangan menulis aitem yang menanyakan atribut yang hendak diungkap.

4. Selalu perhatikan indicator perilaku yang hendak diungkap sehingga stimulus dan pilihan jawaban tetap relevan dengan tujuan pengukuran.

5. Cobalah menguji pilihan – pilihan jawaban yang telah ditulis. Adakah perbedaan arti atau makna antara dua pilihan yang berbeda sesuai dengan ciri atribut yang sedang diukur, apabila tidak maka aitem yang bersangkutan tidak akan memiliki daya beda (discriminating power).

6. Perhatikan bahwa isi aitem tidak boleh mengandung social desirability, yaitu aitem yang isinya sesuai dengan keinginan sosial pada umumnya atau dianggap baik oleh norma sosial. Aitem yang bermuatan social desirability cenderung akan disetujui atau didukung oleh semua orang semata-mata karena ornag berpikir normatif, bukan karena isi aitem itu sesuai dengan perasaan atau keadaan dirinya.

7. Untuk menghindari stereotipe jawaban, sebagian dari aitem perlu dibuat dalam arah favorabel dan sebagian lain dibuat dalam arah tidak favorabel.

(7)

Berikut adalah blue print atau kisi – kisi kuesioner dari Gejala Stres dan Strategi Coping Stress :

A. Gejala Stres

Tabel 3.1. Kisi-kisi Kuesioner (Gejala Stres)

No Komponen Favorable Unfavorable Bobot (%) 1 Psikologis : kecemasan,

ketegangan, bingung, sensitif, memendam perasaan,

komunikasi tidak efektif, merasa terasing dan mengasingkan diri, marah, kebosanan,

ketidakpuasan kerja,

menurunnya fungsi intelektual, kehilangan daya konsentrasi, kehilangan spontanitas & kreativitas, menurunnya harga diri & rasa percaya diri.

1, 3, 4, 6 2, 5 40

2 Fisiologis : gangguan gastrointestinal/ lambung, mudah lelah secara fisik, lebih sering berkeringat, gangguan pada kulit, kepala pusing, migraine, problem tidur (sulit tidur, terlalu banyak tidur), ketegangan otot.

7, 9, 10 8 27

3 Perilaku : Menunda ataupun menghindari pekerjaan/ tugas, perilaku makan yang tidak normal (kebanyakan/

kekurangan), penurunan prestasi & produktivitas, kehilangan nafsu makan, meningkatnya penggunaan minuman keras, meningkatnya frekuensi absensi, meningkatnya agresivitas, kecenderungan bunuh diri, penurunan kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan teman.

12, 13, 15 11, 14 33

(8)

B. Strategi Coping Stress

Tabel 3.2. Kisi-kisi kuesioner (Strategi Coping Stress)

No Komponen Favorable Unfavorable Bobot (%) 1 Strategi Instrumental: analisis

kognitif, pemecahan masalah terencana, pengaturan/ melibatkan orang lain.

16, 17, 19 18 27

2 Pengaturan emosi pasif : menghindar/ menyangkal/ lari, mengatur reaksi dengan menekan emosi, tergantung – pasif.

20, 21, 23, 24

22 33

3 Pengaturan emosi proaktif: mengatur reaksi melalui coping emosi konfrontatif, refleksi emosi, menerima tanggung jawab, mencari dukungan sosial.

25, 27, 28, 30

26, 29 40

JUMLAH 11 4 100

Seperti telah disajikan oleh tabel diatas, dilihat dari item gejala stress dan item strategi coping stress terdapat 30 item yang terdiri dari 21 item favorable dan 9 item unfavorabel. Favorable adalah item-item yang isinya mendukung, memihak atau menunjukkan ciri adanya atribut yang diukur. Sedangkan unfavorable adalah item - item yang isinya tidak mendukung atau tidak menggambarkan ciri atribut yang diukur.

3.7. Jadwal Penelitian

Pengambilan data dilakukan dengan cara menyebar kuesioner terhadap 30 orang Asisten Apoteker di instalasi farmasi yang memiliki masa kerja >1 tahun yang dilaksanakan oleh penulis pada bulan Juli - Agustus 2012 di Siloam

(9)

Hospitals Lippo Village – Tangerang. Karena memang lokasi ini adalah tempat dimana penulis bekerja sehingga dana dan waktu yang dibutuhkan akan lebih efisien.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis juga menggunakan metode penelitian studi pustaka, yaitu dengan membaca dan mempelajari buku - buku yang erat kaitannya dengan pembahasan masalah sehingga diperoleh berbagai teori dan referensi yang mendukung penganalisisan data.

Gambar

Tabel 3.1. Kisi-kisi Kuesioner (Gejala Stres)
Tabel 3.2. Kisi-kisi kuesioner (Strategi Coping Stress)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini yaitu ada hubungan yang positif dan signifikan antara: (1) kemampuan verbal dengan prestasi belajar ilmu kimia jika kemampuan penalaran peserta

membentuk kerangka (frameworks) dan pori yang bersifat permanen [2]. Karakteristik ini membentuk MOFs sebagai suatu material bepori dan memiliki struktur

Pada struktur batang statis tak tentu dengan tumpuan dan pembebanan seperti gambar 3.8, hitunglah gaya reaksi pada tumpuan rol dan besar lenturan yang terjadi pada ujung

Tema hasil jangka panjang program KKS-Pengabdian ini adalah keberdayaan masyarakat melalui sentuhan ilmu dan teknologi pada komoditas ikan untuk menggerakkan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesesuaian antara pelaksanaan program pembelajaran IPS SMP/MTs di Kota Bima dengan standar proses pendidikan adalah sebagai

jumlah sampel yang diuji, maka dapat dihitung tingkat cemaran Salmonella sp berdasarkan jumal sampel yang diuji adalah jumlah sampel positif dibandingkan total sampel adalah 20% yang

Public Relations harus mampu mengkomunikasikan berbagai hal yang bertujuan untuk menciptakan citra positif masyarakat terhadap perusahaan dan pada akhirnya

Pajak penghasilan bagi Wajib Pajak dihitung dengan cara mengalikan Penghasilan Kena Pajak dengan tarif pajak sesuai dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan Pasal 17